Anda di halaman 1dari 5

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

AN
IN
2010
L
SA

SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM


SEKSI 6.8

PEKERJAAN ASPHALT SEALCOAT DENGAN


BAHAN ASBUTON MASTIK EMULSI
(SKh-1.6.8)
SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM – 1
SEKSI 6.8

PEKERJAAN ASPHALT SEALCOAT DENGAN BAHAN ASBUTON MASTIK EMULSI

SKh-1.6.8.1 UMUM

1) Uraian

Asphalt sealcoat umumnya digunakan untuk pemeliharaan preventif/pencegahan,


terutama untuk memperbaiki kerusakan ringan pada permukaan jalan dengan kondisi
mantap, mencegah kerusakan lebih lanjut, serta melindungi permukaan perkerasan dari

AN
pengaruh cuaca.

Pekerjaan ini mencakup perancangan, pengujian, dan pengendalian mutu yang


diperlukan untuk memproduksi bahan Asphalt sealcoat dan bahan lainnya, peralatan,
dan prosedur kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Asphalt sealcoat di
atas permukaan perkerasan yang ada sesuai dengan yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana, serta sesuai dengan semua ketentuan pada spesifikasi ini atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.

Asphalt sealcoat yang ditentukan pada spesifikasi ini harus diproduksi dengan
mencampur secara merata asbuton mastik, aspal emulsi, agregat, air, dan aditif (bila
IN
diperlukan) pada suatu mesin pencampur.

Spesifikasi Khusus Interim ini mengacu pada Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal
Bina Marga edisi November 2010.

2) Pekerjaan Seksi Lain pada Spesifikasi Umum yang Berkaitan dengan Spesifikasi ini

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8


L
b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d) Aspek Lingkungan Hidup : Seksi 1.17
e) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
SA

f) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1


g) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase, : Seksi 10.1
Perlengkapan Jalan dan Jembatan

3) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Agregat


Halus dan Kasar
SNI 03-2432-1991 : Metode Pengujian Daktilitas Bahan – bahan Aspal
SNI 06-2434-1991 : Metode Pengujian Titik Lembek dan Ter
SNI 06-2456-1991 : Metode Pengujian Penetrasi Bahan – Bahan Bitumen
SNI 03-3640-1994 : Metode Pengujian Kadar Aspal dalam Campuran
Beraspal dengan Cara Ekstraksi Menggunakan Alat
Soklet
SNI 03-3642-1994 : Metode Pengujian Kadar Residu Aspal Emulsi dengan
Penyulingan

SKh-1.6.8-2
SNI 03-4428-1997 : Metode Pengujian Agregat Halus atau Pasir yang
Mengandung Bahan Plastis dengan Cara Setara Pasir
SNI 03-4798-1998 : Spesifikasi Aspal Emulasi Kationik
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam
Beton
SNI 03-6721-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Aspal Cair dengan Alat
Saybolt
SNI 03-6723-2002 : Spesifikasi Bahan Pengisi untuk Campuran Beraspal
SNI 2417-2008 : Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los
Angeles
SNI 3407-2008 : Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat dengan Cara
Perendaman Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau
Magnesium Sulfat

AN
RSNI M 04-2004 : Cara Uji Kelarutan Aspal

AASHTO :

AASHTO M140 - 88 : Emulsified Asphalt.


AASHTO T279 : Accelerated Polishing of Aggregates Using the British
Wheel
ASTM:
ASTM D 3910-90 : Design, Testing, and Construction of Slurry Seal
ASTM D 244 - 04 : Standard Test Methods and Practices for Emulsified
IN
Asphalts
ASTM D 217-10 : Standard Test Methods for Cone Penetration of
Lubricating Grease

ASMA (Asphalt Sealcoat Manufacturers Association):

ASMA : Standard Specifications


L
4) Kondisi yang Diijinkan untuk Bekerja

Pekerjaan Asphalt Sealcoat harus dilaksanakan hanya pada permukaan yang kering dan
bersih, dan tidak boleh dilaksanakan diwaktu hujan atau akan turun hujan. Pekerjaan
tidak boleh dilakukan setelah jam 16.00 waktu setempat.
SA

Asphalt sealcoat tidak boleh dikerjakan di atas lapis permukaan aspal beton baru yang
masih dalam perioda curing minimum 30 hari atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.

5) Ketentuan Lalu Lintas

Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung
dengan memperhatikan Seksi 1.8 dari Spesifikasi Umum dan selanjutnya sampai waktu
yang ditentukan dimana Direksi Pekerjaan menyetujui permukaan akhir dapat dibuka
untuk lalu lintas.

SKh-1.6.8.2 BAHAN

Bahan harus terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan tambahan (aditif), air, asbuton
mastik, dan Aspal Emulsi.

SKh-1.6.8-3
1) Agregat

Agregat yang digunakan harus berupa bahan alam maupun hasil olahan, harus bersih,
keras, dan awet, bebas dari bahan organik. Jenis batuan agregat tersebut harus bersifat
basa atau bermuatan ion negatif atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Agregat digunakan adalah 100% agregat yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm) sesuai
dengan SNI 03-1968-1990.

Agregat yang digunakan harus memenuhi ketentuan dalam Tabel SKh-1.6.8.(1).

Tabel SKh-1.6.8.(1). Ketentuan Agregat


Pengujian Standar Nilai

AN
Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 45
Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 2417 : 2008 Maks. 35%
Kekekalan bentuk agregat terhadap SNI 3407 : 2008 Maks. 15%
larutan natrium dan magnesium
sulfat
Percepatan kelicinan tekstur AASHTO T 279 Maks. 31
agregat

2) Bahan Pengisi

Untuk Bahan Pengisi (Filler) dapat menggunakan semen PC, hydrated lime, atau
IN
aluminium sulfate sesuai dengan spesifikasi dalam SNI 03-6723-2002.

3) Aspal

Ketentuan Pasal 6.6.2.3 dari Spesifikasi Umum harus berlaku.

Aspal yang digunakan haruslah aspal emulsi jenis CQS 1P memenuhi persyaratan SNI
03-4798-1998 yang dimodifikasi dengan latex dan memenuhi persyaratan Aspal Emulsi
L
dalam Tabel SKh-1.6.8.(2). Setiap aspal emulsi yang dicampur dengan latex modifier
harus diaduk sebelum proses emulsifikasi.

Aspal emulsi harus homogen dan menunjukkan tidak adanya pemisahan setelah
SA

dicampur.

Tabel SKh-1.6.8.(2) Persyaratan Mutu Aspal Emulsi yang Dimodifikasi Latex


Pengujian Metode Persyaratan
Viskositas Aspal, Saybolt Seconds Furol SNI 03-6721-2002 15- 100
(SSF) (detik)
Sisa (residu) Minimum Destilasi (%) SNI 03-3642-1994 Min 60
Pengujian dari hasil pengujian destilasi:
- Penetrasi SNI 06-2456-1991 40- 80
- Titik Lembek (oC) SNI 06-2434-1991 Min 50
- Daktilitas (cm) SNI 06-2432-1991 Min 50

Asbuton Mastik yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam Tabel SKh-
1.6.8.(3).

SKh-1.6.8-4
Tabel SKh-1.6.8.(3). Ketentuan Asbuton Mastik
Pengujian Standar Nilai
Kadar Aspal SNI 03-3640-1994 20 – 25%
Penetrasi Residu SNI 06-2456-1991 30 – 50
Titik Lembek Residu SNI 06-2434-1991 >51°C
Ukuran Butir SNI 03-1968-1990 100% lolos Saringan No.16
SNI 03-1968-1990 >40% lolos Saringan No.200

4) Air

Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung kotoran organik, garam-garam
berbahaya, debu, atau lanau. Air harus diuji sesuai dan memenuhi persyaratan SNI

AN
03-6817-2002. Prosentase air dalam perencanaan campuran yang diperlukan seperti
yang diperlukan untuk dapat menghasilkan kekentalan campuran yang memadai.

5) Latex Modifier

Kadar latex adalah 1% - 3% berdasarkan berat bitumen di dalam aspal emulsi yang
disertifikasi oleh pemasok emulsi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dan harus diaduk
ke dalam aspal emulsi. Kadar penambahan latex adalah sampai tercapai persyaratan
sifat material sealcoat dalam Tabel SKh-1.6.8.(4),

SKh-1.6.8.3 PROPORSI CAMPURAN


IN
Sekurang-kurangnya 7 hari kerja sebelum pekerjaan asphalt sealcoat dimulai,
Kontraktor harus menyerahkan laporan hasil pengujian laboratorium kepada Direksi
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan, serta sertifikat dari pabrik untuk bahan-
bahan tertentu yang akan digunakan.

Rekomendasi komposisi dan proporsi campuran Asbuton Mastik Emulsi adalah sebagai
berikut:
L
 Asbuton Mastik 27.5 – 35%
 Air 12 - 20%
 Bahan Tambah 0,50%
 Agregat 30 – 45%
SA

 Bahan Pengisi (Semen) 2%


 Aspal Emulsi 11 – 15%

Material asphalt sealcoat, produk sebelum dicampur, harus memenuhi persyaratan pada
Tabel SKh-1.6.8.(4) di bawah ini:

Tabel SKh-1.6.8.(4) Persyaratan Material Asphalt Sealcoat

Pengujian Standar Nilai


Min Max
Penetrasi Konus (mm) ASTM D217-10 340 700
% non-volatile ASMA A-1 50
Kelarutan aspal RSNI M-04-2004 10 35
Abrasi jalur basah (gram loss) ASTM D3910-90 35
Dried Film Color Hitam

SKh-1.6.8-5

Anda mungkin juga menyukai