Anda di halaman 1dari 57

PENGUJIAN ASPAL

• PENGAMBILAN CONTOH ASPAL DARI DRUM


Pengambilan Contoh Dari Drum
Jumlah Contoh Yang Dipilih Secara Acak

Dalam pengiriman Yang diambil

2 –8 2
9 – 27 3
28 – 64 4
65 – 125 5
126 – 216 6
217 – 343 7
344 – 512 8
513 – 729 9
730 – 1000 10
1001 - 1331 11
PENGUJIAN ASPAL
Metoda
No. Jenis Pengujian
Pengujian

1 Penetrasi, 25 ºC, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991

2 Titik Lembek; ºC SNI 06-2434-1991

3 Titik Nyala; ºC SNI 06-2433-1991

4 Daktilitas, 25 ºC; cm SNI 06-2432-1991

5 Berat jenis SNI 06-2441-1991

6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat SNI 06-2438-1991

7 Penurunan Berat (dengan TFOT); % berat SNI 06-2440-1991

8 Penetrasi setelah penurunan berat; % asli SNI 06-2456-1991

9 Daktilitas setelah penurunan berat; % asli SNI 06-2432-1991


PENGUJIAN PENETRASI

•Mengetahui tingkat Kekerasan Aspal


•makin keras aspal makin kecil angka
penetrasi atau sebaliknya.
•Hubungan nilai penetrasi dalam
pelaksanaan:
-lokasi penggunaan aspal
-jenis konstruksi yang dikerjakan
-kepadatan lalu lintas
•Perlu diperhatikan dalam pengujian
adalah suhu kamar
PENGUJIAN PENETRASI
PENGUJIAN TITIK LEMBEK

•Mengetahui Kelembekan/Kelelehan Aspal


• Titik lembek seharusnya lebih tinggi dari suhu
permukaan jalan
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengujian titik lembek:
- suhu pemanasan aspal max TLp + 50oC
- lamanya pemanasan aspal
- larutan gliserin dan talk
- kecepatan pemanasan 5oC/mnt
- apabila dalam pengujian dilakukan duplo,
perbedaan suhu melebihi 1oC , maka pengujian
diulangi
PENGUJIAN TITIK LEMBEK
PENGUJIAN TITIK NYALA
Untuk Memastikan Bahwa Aspal Cukup Aman Untuk Pelaksanaan
Sbg simulasi agar karakteristik aspal tidak rusak akibat dipanaskan
melebihi temperatur titik bakar
Titik nyala yang rendah menunjukkan indikasi adanya minyak ringan
dalam aspal
PENGUJIAN BERAT JENIS

•Perbandingan berat antara berat yang


diukur dengan berat benda tersebut di
dalam air

•Berat jenis merupakan salah satu


parameter yang digunakan dalam desain
perencanaan campuran aspal dan agregat.
PENGUJIAN BERAT JENIS
PENGUJIAN DAKTILITAS
•Mengetahui Elastisitas Aspal, yg dinyatakan
dgn panjang pemuluran aspal yg dpt tercapai
hingga sebelum putus.

•Mengetahui ketahanan aspal terhadap retak


dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan

•Hal yg perlu diperhatikan, jika sampel


menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada
permukaan air maka pengujian dianggap gagal.
PENGUJIAN DAKTILTAS

Mengetahui Elastisitas Aspal


PENGUJIAN KELARUTAN

•Mengetahui Kemurnian Aspal


•Mengetahui kandungan material non bitumen
yang ada pada sampel aspal
•Ketidaklarutan bitumen yang melebihi 0,5%
kontaminasi bitumen dengan mineral lain
Pemanasan yang berlebihan
PENGUJIAN KELARUTAN
PENGUJIAN PENURUNAN BERAT

•Kehilangan minyak pada aspal akibat


pemanasan berulang
•Mengukur perubahan kinerja aspal akibat
kehilangan berat
•Mengevaluasi durabilitas aspal adalah TFOT
- penetrasi
- daktilitas setelah kehilangan berat
- titik lembek
PENGUJIAN PENURUNAN BERAT
Mengetahui Konsistensi Aspal
Viskositas
• Menentukan tingkat kekentalan aspal
• Makin tinggi viskositas, aspal semakin
kental
• Faktor penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan campuran
• Viskositas absolut dan viskositas
kinematik
UJI AGREGAT
PENGAMBILAN CONTOH AGREGAT
Pengambilan contoh dari timbunan
PAPAN
PENGAMBILAN CONTOH UJI
AGREGAT
Ukuran Agregat Berat Agregat
nominal (kg)
No. 8 (2,36 mm) 10
No. 4 (4,75 mm) 10
3/8” (9,50 mm) 10
1/2” (12,5 mm) 15
3/4” (19,0 mm) 25
1” (25,0 mm) 50
1½” (37,5 mm) 75
2” (50,0 mm) 100
2½” (63,0 mm) 125
3” (75,0 mm) 150
PENYIAPAN BENDA UJI
™ Reduksi contoh dengan Metoda A: pemisah
mekanis
CORONG
PEMASOK

CORONG
PEMISAH
CORONG
PEMISAH
WADAH

WADAH
™ Reduksi contoh dengan Metoda B: perempatan
(quatering)
¾ Cara 1

a. PEMBENTUKAN b. PENGADUKAN c. PEREMPATAN


KERUCUT GUNDUKAN (QUARTERING)

d. CONTOH SETELAH e. DUA KUADRAN DIAMBIL


TERBAGI EMPAT DIBUANG, DUA KUADRAN
DIPERTAHANKAN
™ Reduksi contoh dengan Metoda B: perempatan
(quatering)
¾ Cara 2

a. PENGADUKAN DENGAN b. PEMBENTUKAN KONUS c. PEREMPATAN


MENGGULUNG KANVAS CONTOH (QUARTERING)

d. CONTOH SETELAH e. DUA KUADRANBAGIAN


TERBAGI EMPAT DIAMBIL, DUA KUADRAN
DIPERTAHANKAN
Sifat-sifat Agregat
a) Ukuran butir
b) Gradasi
c) Kebersihan
d) Kekerasan
e) Bentuk partikel
f) Tekstur permukaan
g) Penyerapan
h) Kelekatan terhadap aspal
Ukuran Butir
• Ukuran maksimum
• Ukuran nominal maksimum
• Agregat kasar
• Agregat halus
• Mineral pengisi
• Mineral abu
Gradasi Agregat

Gradasi Gradasi rapat Gradasi


seragam senjang
Gradasi Agregat
100
Persen Lolos (%)

80

60

40

20

0
0,01 0,1 1 10 100
Ukuran Saringan (mm)

Gradasi Rapat Gradasi Senjang Gradasi Seragam


GRADASI RAPAT

P = 100 (d/D) n

Dimana :
P = % agregat lolos masing-masing saringan.
D = ukuran maksimum agregat
d = ukuran saringan yang bersangkutan

n = 0,45 untuk campuran beraspal


n = 0,4 – 0,6 untuk lapis pondasi kelas A
ANALISA SARINGAN
Membuat suatu distribusi ukuran agregat dalam bentuk grafik
: gradasi

TUTUP
SARINGAN
TERKASAR

SARINGAN
ANTARA

SARINGAN
TERHALUS
ALAS (PAN)

Bahan hasil penyaringan

Saringan dan penggetar


Ketentuan Agregat Kasar
Pengujian Standar Nilai
Kekekalan bentuk agregat SNI 03-3407-1994 Maks.12 %
terhadap larutan natrium dan
magnesium sulfat
Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks. 40 %
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95 %
Angularitas SNI 03-6877-2002 95/90
Partikel Pipih dan Lonjong* RSNI T-21-2005 Maks. 10 %
Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1 %
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, Desember 2006

Catatan : (*) 95/90 menunjukkan 95 % agregat kasar mempunyai muka


bidang pecah satu atau lebih dan 90 % agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih
(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap
poros 1 : 5
Ketentuan Agregat Halus
Pengujian Standar Nilai
Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 50 %
Material Lolos Saringan No.
SNI 03-4428-1997 Maks. 8%
200
Angularitas (kedalaman dari SNI 03-6877-2002
Min 45
permukaan < 10 cm)

Persyaratan lain agregat :


• Penyerapan air maksimum 3 %.
• Berat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar dan
halus minimum 2,5 & perbedaannya < 0,2.
Sand Equivalent Test
– Pengujian setara pasir (Sand Equivalent Test)
adalah satu metoda lainnya yang biasanya
digunakan untuk mengetahui proporsi relatif
dari material lempung yang terdapat dalam
agregat yang lolos saringan No. 4,75 mm (No.
4).
– Kebersihan agregat
– Semakin besar nilai SE semakin bersih
agregat tersebut
ALAT
UJI
SETARA
PASIR
GUMPALAN LEMPUNG & BUTIRAN MUDAH PECAH
(SNI-03-4141-1996)

BERAT MINIMUM CONTOH

BERAT MINIMUM CONTOH


FRAKSI CONTOH
(gram)

04,75-09,50 mm (No. 4 - 3/8 in) 1000


09,50-19,00 mm (3/8 - ¾ in) 2000
19,00-37,50 mm (¾ - 1½ in) 3000
9,00->37,50 mm (>1½ in) 5000

Ukuran saringan untuk mencuci gumpalan lempung dan butiran mudah pecah
FRAKSI CONTOH UKURAN SARINGAN

000> 1,18 mm (>No. 16) 0,85 mm (No. 20)


04,75 -09,50 mm (No. 4 - 3/8 in) 2,36 mm (No. 08)
9,500 -19,0 mm (3/8 - ¾ in) 4,75 mm (No. 04)
19,00,- 37,50mm (¾ - 1½ in) 4,75 mm (No. 04)
9,00-> 37,50 mm (>1½ in) 4,75 mm (No. 04)
Kekerasan
Uji kekuatan agregat di laboratorium
dilakukan dengan:
• keausan agregat dg Los Angeles (Los
Angeles Abration Test)
• Kekuatan agregat thd tumbukan
(Impact Test)
• Kekuatan agregat thd tekanan
(Crushing Test) .
ALAT UJI KEKERASAN
Abrasi dengan mesin Los Angeles
Maks. 40 %

Impact Test (Hardness)


PENGUJIAN ABRASI
BENTUK BUTIR
Angularitas
(Prosentase pecah)
- Agregat kasar 95/90
- Agregat halus min
45 %

Kepipihan dan
kelonjongan
- Kepipihan (RSNI T
21-2005)
Bentuk butir

Agregat Lonjong Agregat pipih

Agregat pipih dan Lonjong Agregat kubikal


Alat Ukur Kepipihan &
Kelonjongan RSNI T-01-2005
Tekstur
Tekstur agregat utk keamanan (skid resistance)
Tekstur:
• Makro: Utk lalulintas lambat, Diuji dengan Sand patch
• Mikro: Untuk lalulintas cepat, Diuji dengan Pendulum
Test
Daya Serap Agregat
Keporusan agregat menentukan
banyaknya zat cair yang dapat
diserap agregat.

Syarat penyerapan terhadap air 3%


ABSORBSI DAN KELEKATAN
• ABSORBSI
Maks. 3 %, Berat Jenis > 2,5 ?

• KELEKATAN
Kelekatan min. 95 %,
Stabilitas rendaman min 75 %)
a) Hidrophobik (Mis. Karbonat)
b) Hidrophilik (Mis. Silika, kuarsa)
Kelekatan Terhadap Aspal
Kelekatan agregat terhadap aspal
adalah kecenderungan agregat untuk
menerima, menyerap dan menahan
film aspal
PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT HALUS

Corong

Contoh
Agregat Halus

Kerangka

Silinder dengan
volume yang telah

V − (W/Gsb)
x 100%
V
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai