Anda di halaman 1dari 10

Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

TEKNIK FORENSIK BANGUNAN GEDUNG


DALAM IDENTIFIKASI BENCANA

Oleh

Indra Yurmansyah, Lusyana

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang


Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK
Dari kejadian- kejadian fenomena alam seperti gempa mengakibatkan kerugian baik asset kepemilikan pribadi,
swasta ataupun pemerintah yang sangat besar sekali. Maka untuk menyelamatkan asset-aset tersebut diperlukan
seorang ahli teknik yang benar-benar independen untuk dapat membantu dan mengambil keputusan untuk
menghadapi bencana, dan yang benar-benar menguasai dalam bidangnya yang dikenal sebagai Forensic
Engineering. Forensic Engineering adalah seseorang atau team yang harus sesuai dengan bidangnya seperti
teknik struktur, teknik geoteknik, teknik hidro, teknik transportasi dan lain sebagainya yang mampu memberikan
saran-saran perbaikan

Kata Kunci : Teknik Forensik

PENDAHULUAN adalah benar-benar merupakan fenomena


Berbagai bencana tidak henti-hentinya alam.
mendera Negara Indonesia. Gempa, banjir,
tanah longsor, gelombang pasang, angin rebut, Wilayah Indonesia menurut teori
kebakaran, kecelakaan transportasi baik dilaut, pelat/lempeng tektonik (theory of plate tectonic)
darat maupun udara. Akibat bencana ini telah berada pada tiga lempeng besar yang saling
menimbulkan kerugian yang tidak ternilai, baik bergerak satu terhadap yang lain. Akibat dari
secara fisik meliputi sarana dan prasarana kondisi tersebut Indonesia sangat rawan
maupun non fisik, yang meliputi kondisi sosial, terhadap bahaya gempa, dimana setiap
psikologis trauma masyarakat bahkan dapat tahunnya terjadi ratusan peristiwa gempa dan
terjadinya penurunan perekonomian beberapa diantaranya merupakan gempa besar
masyarakat yang sangat drastis. yang merusak. Diketahui bahwa wilayah
Indonesia merupakan tempat pertemuan dua
Kejadian bencana yang terjadi dialam ini dapat buah jalur gempa dunia aktif yaitu jalur Circum
dikategorikan sebagai bencana alam ( murni Pasific dan Mediteranian Belt.
akibat perubahan yang terjadi pada alam
(natural disaster) dan bencana akibat ulah Memperhatikan kondisi tersebut maka perlu
tangan manusia atau artificial disaster misal perhitungan ketika merencanakan bangunan
yang jelas dan nyata, antara lain : illegal loging, yang memungkinkan pengaruh getaran gempa
penambangan liar yang dapat menimbulkan tersebut terhadap konstruksi. Karena bahaya
seperti banjir, tanah longsor dan sebagainya. gempa sukar untuk diketahui kapan terjadi dan
Sementara bencana alam seperti gempa bumi, berapa besar goncangannya, maka akibat
curah hujan yang sangat tinggi, badai/puting bencana yang diakibatkannya akan selalu
beliung, gelombang pasang bahkan tsunami mengancam manusia yang dapat
menghilangkan harta benda serta kehilangan

96
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

nyawa manusia. Seperti kejadian gempa besar Pada bulan september 2007 terjadi gempa
yang terjadi di Sumatera beberapa waktu yang cukup besar dengan kekuatan 6,7 MM dari
lalu pada bulan Desember 2006 didaerah Siberut dan esok harinya dari Bengkulu yang
Nangroe Aceh Darussalam. Gempa dengan berkekuatan hamper sama. Yang
kekuatan 9,3 MM yang diikuti dengan mengakibatkan kota Padang dan sekitarnya
gelombang tsunami akibat dari bencan alam terjadi kerusakan-kerusakan yang cukup berat
meluluhlantakan daerah tersebut dengan pada bangunan yang juga menghilangkan
menelan korban jiwa lebih dari dua ratus ribu nyawa manusia yang berjumlah 12 orang.
orang meninggal dunia. Kejadian yang sama berulang kembali
Pada bulan Maret 2005 terjadi di terjadi gempa yang cukup besar didaerah
Kepulauan Nias dengan kekuatan 8,2 MM, Pariaman dengan kekuatan 7,9 SR yang
yang mengakibatkan kehilangan harta benda meluluhlantakan kota dan kabupaten di
dan nyawa manusia. Kemudian diikuti dengan Sumatera Barat dengan kerusakan bangunan
gempa maret 2007 yaitu gempa vulkanik di dan manusia seperti Table 1 dan Tabel 2.
Singkarak Solok Sumatra Barat juga
berdampak kerusakan bangunan di beberapa
kota Solok, Bukittinggi, Payakumbuh, dan
menghilangkan nyawa manusia berjumlah 52
orang.

Tabel 1. Data Sebaran Kerusakan Sector Perumahan

Kehidupan Pra-Bencana
Lokasi Rusak Rusak Rusak
No Jumlah Jumlah KK
Kabupaten/Kota Berat Sedang Berat
Rumah
1 Kota Padang 150.421 178.970 33.597 35.816 37.615
2 Kota Pariaman 15.154 17.124 6.514 3.960 2.931
3 Kota Solok 11.234 12.805 2 2 6
4 Kota Padang 9.177 10.941 17 164 413
Panjang
5 Kota Tanah Datar 82.717 89.400 28 115 105
6 Kota Padang 91.069 86.690 57.788 16.430 13.694
Pariaman
7 Kota Kepulauan 16.191 17.188 3 - 136
Mentawai
8 Kab. Agam 97.907 112.029 11.796 3.797 4.353
9 Kab. Solok 80.211 89.863 145 243 357
10 Kab. Pasaman 53.925 59.454 197 13 931
11 Kab. Pasaman Barat 75.580 78.236 3.240 3.046 2.862
12 Kab. Pesisir Selatan 102.903 112.387 1.156 3.596 5.510
Total 786.489 865.087 114.483 67.182 68.913

97
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

Tabel 2. Data korban

Luka-luka
No Lokasi Kabupaten/Kota Meninggal Hilang Pengungsi
Berat Ringan
1 Kota Padang 313 431 771 2 -
2 Kota Pariaman 32 148 278 - -
3 Kota Solok 3 - - - -
4 Kota Padang Panjang - 6 14 - -
5 Kota Tanah Datar - - - - -
6 Kota Padang Pariaman 675 527 528 - -
7 Kota Kepulauan Mentawai - - - - -

8 Kab. Agam 80 90 47 - -
9 Kab. Solok - - 5 - -
10 Kab. Pasaman - - - - -
11 Kab. Pasaman Barat 5 5 25 - 410
12 Kab. Pesisir Selatan 9 7 20 - -
Total 1.117 1.214 1.688 2 410

Dari kejadian- kejadian fenomena alam dari Teknik Forensic dan repair pada bangunan dan
gempa diatas yang telah mengakibatkan konstruksi bangunan yang disebabkan oleh
kerugian baik asset kepemilikan pribadi, swasta kerusakan akibat bencan alam murni ( natural
ataupun pemerintah yang sangat besar sekali. disaster ) atau kerusakan diakibatkan oleh
Maka untuk menyelamatkan asset-aset tangan manusia (artificial disaster ).
tersebut diperlukan seorang ahli teknik yang
benar-benar independen untuk dapat
TUJUAN
membantu dan mengambil keputusan untuk
Tujuan bidang ilmu Forensic ini adalah untuk
menghadapi bencana ini, dan yang benar-
membuka wawasan pemerintah, masyarakat,
benar menguasai dalam bidangnya yang
praktisi dalam bidang asuransi, lembaga
dikenal sebagai Forensic Engineering.
pengambil keputusan dalam permasalahan
yang terjadi berdasarkan teknik Forensic.
Forensic Engineering adalah seseorang atau
team yang harus sesuai dengan bidangnya TINJAUAN PUSTAKA
seperti teknik struktur, teknik geoteknik, teknik
Faktor penyebab kerusakan bangunan
hidro, teknik transportasi dan lain sebagainya Bangunan sejak awal perencana,
yang mampu memberikan saran-saran pelaksana hingga masa pemakaiannya
perbaikan. berkemungkinan untuk mengalami kerusakan
Oleh karena itu agar dapat diperoleh dan akibat beberapa faktor :
diketahui penyebab suatu kerusakan bangunan
ataupun sturktur konstruksinya maka perlu Faktor Umur Bangunan
dikembangkan suatu bidang ilmu yang Dengan bertambahnya usia bangunan
tampaknya sangat diperlukan diamasa-masa terjadi penurunan kualitas dan kemampuan
mendatang yaitu untuk menahan beban, bila tidak dilakukan
pemeliharaan secara teratur, maka secara

98
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

singkat dapat dikatakan bahwa kerusakan getaran yang terjadi dapat menimbulkan
bangunan tergantung pada waktu (time kelelahan atau fatigue, pengaruh radiasi
dependent). matahari dan hujan silih berganti dapat
Penurunan kualitas dapat dipengaruhi oleh menimbulkan dekarbonisasi pada bahan
gaya yang bekerja dari luar atau dari dalam bangunan, pengaruh gaya gempa dapat
komponen itu sendiri. Pengaruh gaya dalam mengakibatkan kerusakan pada komponen non
bentuk jangka panjang dapat menimbulkan struktural dan struktural.
proses rangkak ( Creep ),

Garis Design

Garis Kenyataan
Kualitas Kontruksi

menurut
C2=a+t

Batas Bawah

Masa konstruksi

Gambar 1. Masa Pakai Perencanaan VS Kenyataan pada Struktur Beton

Faktor Kondisi Tanah dan Air Tanah penurunan yang terjadi dapat dihindari
Penempatan seluruh bangunan berdiri terutama sekali penurunan tidak seragam
diatas tanah, kecuali bangunan tradisional yang (differential settlement) yang menimbulkan
dikenal bangunan panggung atau rumah diatas tegangan ekstra pada komponen bangunan lain
air yang sering dengan pondasi tapak. Sifat
tanah berbeda antara satu lokasi dengan lokasi Air tanah juga dapat memberikan
lainnya walaupun dalam satu lokasi yang permasalahan pada bangunan. Ada beberapa
sekecil apapun prilaku tanahpun berbeda, pengaruh akibat air tanah yang tinggi antara
perbedaan tanah tersebut akibat mekanisme lain : pelumutan, perembesan pada komponen
pembentukannya. Bila hendak mendirikan bangunan dan dapat mengangkat akibatnya
bangunan harus dilakukan penelitian yang terjadi tekanan pada dinding atau lantai
intensif untuk mendapat sifat fisis dan basement terjadinya daya angkat ( up lift ) dan
mekanisnya. ketika terjadi perubahan kadar air tanah akibat
Semua ini tujuan untuk memilih pondasi perubahan musim. Tanah dengan kemampuan
yang tepat untuk bangunan tersebut sehingga mengambang ( swelling ) dan menyusut (
shrinkage ) sangt tinggi dapat menimbulkan

99
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

tegangan ekstra yang besar terhadap Peristiwa longsor dapat terjadi dimana saja bila
komponen struktur bawah ( Sub Structure keseimbangan daya dukung tanah terganggu
Component ). akibat hal-hal tersebut diatas.

Faktor Angin Faktor Petir


Angin sangat dibutuhkan manusia dalam Di beberapa daerah di Indonesia petir
kehidupan namun angin dapat juga merupakan merupakan jenis bencana alam yang sering
ancaman bagi manusia, angin kencang sering terjadi. Sembaran petir sering mengakibatkan
mengakibatkan kerusakan pada bangunan. korban jiwa dan kerusakan pada bangunan
Untuk itu pula perlu diketahui prilaku angin serta peralatan listrik dalam bangunan.
disuatu daerah dan diperhitungkan terhadap
bangunan dengan bentuk tertentu dan Faktor Kualitas Bangunan
bangunan dengan ketinggian tertentu, angin Suatu bangunan terbentuk dan tersusun
dapat menimbulkan daya isap ataupun daya dari berbagai macam dan jenis bahan, apakah
tekan dan juga pada bangunan asimetris dapat bahan alami atau bahan buatan, sehingga
mengakibatkan efek gaya punter / torsi kualiatas dari masing-masing bahan yang
(torsion). digunakan jelas. Pemilihan kualitas dari bahan
bangunan yang dipakai harus ditentukan dari
Faktor Gempa berdasarkan tujuan pengguna yaitu apakah
Gempa sebagaimana angin merupakan bangunan sementara atau bangunan permanen
fenomena alam yang akan terjadi pada tempat atau bangunan dengan spesifik tertentu seperti
dan waktu tertentudan dapat berulang pada tahan terhadap zat reaktif, tahan terhadap
lokasi yang sama dengan periode ulang kebakaran dan sebagainya.
tertentu. Pergerakan kulit bumi biasanya terjadi
secara mendadak yang diakibatkan terlepasnya Faktor Hama
energy yang ditahan oleh kulit bumi yang saling Rayap adalah fauna jenis serangga yang
bergesekan atau berbenturan. paling banyak mengakibatkan kerusakan pada
Energi yang dilepaskan dapat merambat bahan kayu, terutama sekali menyerang kayu
keseluruh penjuru dengan kecepatan rambat yang tidak diawetkan dengan membuat sarang
tergantung pada kedalaman dan jarak gempa didalam tanah dan berkumpul dalam koloni
serta kondisi tanah dimana bangunan didirikan. yang besar. Serangan pada bahan kayu sering
Selain hal tersebut kerusakan pada struktur tidak terlihat dan baru disadari bila bahan telah
tergantung pada jenis dan kualitas bangunan. mengalami kerusakan berat. Kemampuan
rayap untuk menghancurkan bahan kayu
Faktor Longsor sangat dahsyat, koloni rayap dengan 60.000
Tanah longsor dapat terjadi akibat anggota mampu menghabisi kayu pinus
beberapa dampak seperti : banjir, curah hujan berukuran 40 m x 2 x 4 cm selama 118 s.d 157
yang tinggi, erosi tanah, pembebanan hari. Sedangkan dengan berkoloni 1-2 juta ekor
bangunan, getaran kendaraan beban, gempa akan menghabiskan kayu 1 m3 diperlukan
dan lain-lain.

100
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

waktu 9.000 s.d 21.000 hari bila penyerang memahami teknologi yang harus digunakan
berasal dari 1 koloni saja. dalam pelaksanaan.

Faktor Kualitas Perencanaan Faktor Perubahan Fungsi


Daya tahan suatu bangunan sangat Sering dijumpai suatu bangunan berubah
ditentukan berbagai unsure yang mungkin fungsi dari fungsi awalnya seperti bangunan
mempengaruhi atau pemilihan bahan yang perumahan menjadi bangunan perkantoran
digunakan. Berdasarakan hal tersebut maka ataupun bangunan industry ataupun bangunan
dilakukan berbagai asumsi ataupun pendekatan yang direncanakan dua tingkat menjadi
yang diperlukan dalam proses penentuan bangunan tiga tingkat. Semua ini akan
beban-beban yang mungkin bekerja. mengubah asumsi dasar perencanaan semula.
Selanjutnya berdasarkan beban yang mungkin Perubahan ini semua akan mempengaruhi
bekerja dilakukan analisis kekuatan-kekuatan terhadap beban yang bekerja dan selanjutnya
dengan asumsi-asumsi mekanika struktur yang akan mempengaruhi stabilitas atau usia layan
dianggap sesuai. Tidak jarang ditemukan bangunan.
bangunan yang mengalami kerusakan akibat
kelalaian manusia yang kurang tepat dalam Faktor Kebakaran
mengambil asumsi atau pendekatan yang Kebakaran dapat terjadi kapan dan dimana
seharusnya diperhitungkan akan saja, sehingga peristiwa ini dapat terjadi pada
mempengaruhi bangunan. Untuk itu perlu semua jenis dan kualitas bangunan.
dipahami secara jelas oleh perencana bahwa Berdasarkan teori kebakaran dapat terjadi bila
karakteristik suatu wilayah, bahan bangunan terdapat 3 unsur yaitu :
yang akan dipakai dan philosopi mekanika - Benda/bahan bakar
struktur yang tepat perlu dipertimbangkan - Sumber panas dan
dengan matang sebelum menentukan - Oksigen
pilihannya dalam perencanaan. Kesalahan- Kebakaran terjadi bila ketiga unsur sumber
kesalahan dalam penentuan asumsi-asumsi penyebab api tersebut mencapai titik nyala.
akan mengakibatkan kerusakan bangunan. Kebakaran dapat terjadi akibat peristiwa alam
seperti sambaran petir atau dampak bencana
Faktor Kesalahan Perencana gempa. Tetapi berdasarkan penelitian pada
Berdasarkan hasil pengamatan dan umumnya kebakaran karena kesalahan
penelitian pada bangunan yang mengalami manusia.
kerusakan, banyak diantaranya yang kesalahan
dalam pelaksanaan. Kesalahan ini karena para Jenis Dan Type Kerusakan Bangunan
pelaku pembangunan seperti pengawas dan Jenis kerusakan yang terjadi pada
pelaksana tidak melaksanakan secara tepat bangunan sangat bervariasi, tergantung pada
sesuai aturan yang telah direncanakan dalam penyebab kerusakan yang mempengaruhi. Dari
spesifikasi oleh perencana, masalah lain setiap klasifikasi jenis kerusakan, masih dapat
ketidakmampuan pelaksana yang kurang dalam dibedakan atas berapa penyebab. Dari satu
penyebab kerusakan masih dapat

101
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

menghasilkan lebih dari satu tipe kerusakan, creep yang terjadinya dalam waktu cukup
maka secara kelompok besar dapat dibagi lama dan sulit untuk diteksi ( Greenspan
beberapa tipe kerusakan menurut Syafei Amri, dkk, 1989 ).
2006 :  Kerusakan yang terjadi berkaitan dengan
- Kerusakan komponen arsitektur membengkaknya biaya, biaya yang
- Kerusakan komponen atas (Upper dikeluarkan terlalu besar untuk kegiatan
Structure) dan struktur bawah (Sub pekerjaan tersebut, kegagalan
Structure ) menyelesaikan pekerjaan proyek tepat
- Kerusakan komponen mekanikal dan waktu. Tampak kegagalan struktur
elektrikal geoteknik dapat masuk kerusakan
Menurut Skempton dan Mc Donald 1956; fungsional dan struktural, namun tidak
Bromhead 1984; Boscardin & Cording 1989; menutup kemungkinan pada kerusakan
Fed & Carper 1997 type kerusakan adalah tersembunyi ( latent ) dan membengkaknya
sebagai berikut : biaya.
 Kerusakan arsitektural  Keperluan Ahli
Tipe kerusakan ini sangat berkaitan dengan Dari kondisi kerusakan yang terjadi perlu
retak-retak pada bangunan gedung, lantai dicari penyebab kerusakan, siapa yang
dan cat penutup. Retakan pada plester bertanggung jawab, apakah dapat diajukan
dinding > 0,5 mm lebar, retak pada dinding kepengadilan, ganti rugi yang menjadi
pasangan batu > 1 mm lebar, perlu korban. Oleh karena itu dibutuhkan seorang
dipertimbangkan sebagai nilai ambang Ahli sesuai dengan bidan keahliannya guna
untuk bangunan berpenghuni ( Burland dkk, memberikan jawaban tentang sebab
1997 ). terjadinya kerusakan akibat bencana, atau
 Kerusakan fungsional sebab-sebab lain, dan siapa yang
Berkaitan dengan penggunaan bangunan bertanggung jawab, serta memberikan
(pintu dan jendela macet, retakan dinding rekomendasi penanggulangan atau
luas dan plester berjatuhan, dinding atau perbaikannya. Ahli ini harus mempunyai
lantai miring). Gerakan tanah dapat sebagai pengalaman, keahlian dalam bidangnya
penyebab kerusakan ini. atau dikeanal sebagai Ahli Teknik Forensic
 Kerusakan struktural (Foren-sic Engineer). Seorang Forensic
merupakan kerusakan yang berkaitan Engineer mempunyai tugas :
dengan stabilitas bangunan ( runtuh dalam  Menyelidiki kerusakan, kekurangan
mendukung beban ), termasuk kerusakan atau keruntuhan suatu konstruksi,
total dari struktur.  Menentukan penyebab masalah
 Kerusakan tersembunyi, tersebut (kerusakan, keruntuhan dsb),
Berkaitan dengan tidak dapat dilihat secara  Dalam banyak kasus memberikan
visual. Misalnya penurunan mutu material rekomendasi tentang perbaikannya,
pekerjaan. Hal ini baru dapat diketahui  Menentukan siapa yang harus
kalau ada review design, uji standar bahan, bertanggung jawab akan kerusakan
dan lain-lain. Contoh pengaruh piping, atau kemunduran suatu konstruksi.

102
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

Sumber penyebab kerusakan 1a

.
Pedoman
pemeriksaan
Resiko darurat
Keruntuhan

Resiko Lainnya ? Pantas utk


difungsikan

Informasi (bahaya, hati-hati, aman),


Pembatasan (Dilarang masuk, masuk
terbatas, bebas masuk)

1b

Klasifikasi
kerusakan Pedoman
Penentuan Kriteria
Kerusakan

Kemungkinan untuk
digunakan
Perkuatan selanjutnya

Perbaikan Pemeriksaan intensif


2

Pedoman
Pemeriksaan intensif
Perlu diperbaiki ?

Perencanaan restorasi

A B C D E

103
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

A B C D E

Restorasi
3

Pedoman Restorasi

Rancangan restorasi

Pelaksanaan restorasi

Digunakan kembali Dibongkar

Gambar 2 Skema penentuan penanggulangan kerusakan bangunan

 Menurut ASCE (Greespan dkk, 1989) KESIMPULAN


kualifikasi seorang Forensic Engineer Menghadapi keadaan alam yang tidak bisa
adalah : dipastikan apa yang akan terjadi kedepan,
 Seorang expert dalam bidangnya, maka sebagai bahan persiapan atau
 Mempunyai pengetahuan yang seksama pencegahan awal sebelum terjadi kerusakan
pada subject yang diselidiki, yang dapat menghancurkan atau
 Pengetahuan sebagai expert dapat juga meluluhlantakan segala sector kehidupan
bagi ahli teknik yang berpengalaman di khususnya dibidang konstruksi, untk itu peran
bidangnya, Forensic Engineering sangat diperlukan.

 Bila subject yang diselidiki tidak sesuai Sebagai suatu badan ataupun pribadi yang
dengan bidangnya, pekerjaan tersebut dipercaya mampu memberikan saran ataupun
harus ditolak, solusi menghadapi kerusakan-kerusakan yang
 Dan perlu dihindari sebagai seorang
mungkin terjadi dikarenakan natural disaster
Forensic Engineer adalah konflik
kepentingan, prasangka, pembelaan atau artificial disaster
(Carper, 1989)
 Seorang Forensic Engineering (FE) harus
Daftar Pustaka
sampai pada final konklusi.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional


2009. Rencana Aksi Rehabilitas Dan
Rekonstruksi wilayah Pasca Bencana Gempa
Bumi di Prov. Sumatera Barat tahun 2009-
2011

104
Rekayasa Sipil Volume VI, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN : 1858-3695

Dicky.R.Munaf. 2003. Concrete Repair &


Maintenance. yayasan jhon Hi-tech
Idetama. Jakarta
Drajat Haedajamanto. 2010. Kerusakan dan
Keruntuhan Bangunan Sipil Akibat Gempa,
HAKI, Padang
Indrayurmansyah. 2010. System Perbaikan
Kerusakan struktur Beton. Mersycoorp. Padang
Kabul Basah Suryolelono. 2008. Teknik
Forensik Geoteknik Dalam Identifikasi
Bencana. Pertemuan Ilmiah Tahunan XII HATTI
Sjafei Amri. 2004. Teknologi Beton A-Z,
Penerbit UI Press dan JHT, Jakarta
Sjafei Amri. 2006. Teknologi Audit Forensik,
Repair dan Retrotif untuk rumah dan Bangunan
Gedung. Yayasan Jhon Hi Tech Idetama.
Jakarta.
Stevi Tummelar .2010. Praktek Konstruksi
yang Salah di jumpai pada berbagai Gedung
Pasca Gempa Sumatera Barat 30 sept 2009.
HAKI, Padang
Tim studi Teknis BP3. 2009. Laporan Studi
Teknis Arkeologis Masjid Raya Ganting Kota
Padang, Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala. Batusangkar

105

Anda mungkin juga menyukai