Anda di halaman 1dari 9

SAMBUNGAN DALAM KONSTRUKSI BETON

Dewasa ini struktur beton bertulang adalah salah satu jenis struktur yang banyak digunakan
pada bidang industri konstruksi. Sebagian besar komponen utamanya bangunan terbuat dari
beton. Sambungan merupakan bagian struktur yang paling penting dalam mentransfer gaya
dan berperilaku sebagai penghubung disipasi energi antara komponen-komponen yang
disambung (Castro, 1992). Terutama pada saat terdapat sambungan beton lama dan beton
baru. Penempatan dan kekuatan sambungan perlu direncanakan dengan baik sehingga
kehadirannya tidak menyebabkan keruntuhan prematur pada struktur (Nurjaman, 2000).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh letak sambungan cor beton
terhadap kuat lentur dan pola runtuh pada balok beton bertulang. Letak sambungan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 1/2 ℓ, 1/4 ℓ, 1/5 ℓ, 1/6 ℓ dan 1 ℓ tanpa sambungan cor
dengan mutu beton f’c 20 MPa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan metode eksperimen terhadap balok beton bertulang dengan letak pengecoran
yang berbeda, pengujian dilakukan di laboratorium beton dan bahan teknik sipil UNESA.

Hasil dari penelitian ini di dapat pengaruh letak sambungan cor terhadap kuat lentur pada
balok beton bertulang yang ditunjukan oleh momen maksimum tidak memberikan pengaruh
yang signifikan. Karenakan momen runtuh ( Mu ) tidak terdapat perbedaan yang signifikan,
hanya berkisar antara 0,31% - 0,78% dari model sambungan cor terhadap balok tanpa
sambungan cor beton. Pengaruh letak sambungan cor terhadap pola runtuh pada balok beton
bertulang ditinjau dari keruntuhan benda uji tidak berpengaruh pada letak sambungan
tersebut, karena mempunyai pola runtuh hampir sama yaitu pada sekitar 1/4 ℓ dimana pada
titik tersebut adalah titik inflection point yaitu momen sama dengan nol. Ditinjau dari
kekuatan geser tidak berpengaruh karena nilai relatif sama dan letak runtuh geser juga hampir
sama, yaitu tepatnya pada daerah sekitar titik inflection point.

Dalam merencana sambungan antara beton lama yang telah mengeras atau dalam proses
mengeras, dengan acuan beton baru yang mana sambungan ini tak akan menyatu maka di-
usahakan suatu sambungan yang oleh peren-cana dipandang cukup dapat mengatasi terjadinya
retakan Sambungan beton dapat dikelompokkan dalan dua tipe.

1. Tidak mengijinkan adanya gerakan beton pada sisi lainnya.

2. Mengijinkan adanya gerakan beton pada sisi lainnya. Tipe sambungan beton (joint) yang
disebut terdahulu bertujuan menyatukan beton baru terhadap beton lama yang telah
mengalami proses mengeras, sehingga keseragaman penampakan beton menjadi kelihatan
menyatu dan seragam sepanjang sambungan. Pada prakteknya hal ini sangat sukar
mendapatkan penyatuan 100%. Dengan hasil : selalu ada perlemahan yang merata pada
konstruksi sambungan. Maka dari itu, perlemahan ini sedapat mungkin harus dihindari. Peng-
hentian pengecoran beton dilaksanakan pada tempat-tempat yang sesuai untuk membuat suatu
konstruksi atau tipe joint, supaya dapat dikehen-daki suatu perlemahan yang merata. Beberapa
macam tipeBeberapa macam tipe dari sambungan beton :

KONSTRUKSI SAMBUNGAN

Konstruksi sambungan adalah suatu cara untuk menghubungkan permukaan beton lama
dengan permukaan belon baru sehingga dapat melekat dengan baik dan dapat menahan
gerakan yang berkaitan dengan adanya gaya melin-tang pada konstruksi sambungan. Suatu
perhentian yang tak terencana pada saat pengecoran acuan beton membutuhkan konstruksi
sambungan (construction joint). Beberapa perhentian pada saat pengecoran beton yang
menerus dapat dilihat lebih dulu sewaktu perencanaan atau diutamakan segera sewaktu
permulaan pelaksanaan pengecoran, sehinggamemungkinkan penempatan beberapa sistim
sambungan yang mana dapat direncanakan lebih dulu. Perencanaan yang baik akan
menghasilkan perhentian pembetonan pada tempat-tempat yang tepat untuk mengatasi
menyusutnya beton dan kemungkinan mengadakan pemilihan penggunaan tipe sambungan
yang lain, sehingga dapat menghindari pembuatan konstruksi sambungan yang sukar.
Bilamana tipe sambungan ini sukar dilaksanakan, maka konstruksi sambungan hams
direncanakan untuk posisi pada struktur dimana keberadaan perlemahan dapat merata yang
mana akan memberikar efek struk-tural yang kecil. Kesalahan pembuatan sambungan akan
memperlemah struktur dan mengakibatkan perkolasi air yang akan memperburuk beton
dengan penampakan berlumut yang dise-babkan karena lembab.

Lokasi Sambungan Konstruksi sambungan yang dibuat pada struktur harus diletakkan pada
posisi dimana gaya geser adalah minimum. Sambungan harus mempunyai sudut yang baik
terhadap sumbu sehingga gaya tekan aksial yang bekerja tegak lurus sambungan tidak
cenderung menyebabkan pergeseran (sliding) sepanjang bidang yang lemah. Penyambungan
beton untuk kolom harus diletakkan menerus dengan balok langsung diatas permukaan beton
yang masih lunak atau sedang dalam proses pengerasan. Pada permukaan yang akan
disambung, setelah dua jam pengecoran harus diberi suatu takikan sekeliling kolom (lihat
gambar 1) sehingga ada sambungan kolom beton yang sempurna.

SAMBUNGAN KONTRAKSI (CONTRACTION JOINT)

Adalah sambungan antara beton dengan beton dengan tujuan memberi kebebasan untuk
menyusut pada permukaannya tetapi pergeseran relatif pada permukaan masih dilindungi.
Sambungan kontraksi dibuat pada struktur beton untuk mermgankan gaya regangan yang
dihasilkan iika teriadi oenvusutan beton. Bilamana hal ini tak dikerjakan, maka terjadi retakan
pada saat pengeringan dan penyusutan beton. Regangan beton dapat diperbaiki dengan
tulangan beton. Tulangan beton dapat menahan gerakan penyusutan dan menahan terjadinya
retakan yang cukup besar. Sambungan kontraksi juga dipakai untuk menahan kontraksi yang
terjadi, karena penurunan temperatur pada saat pengecoran.

SAMBUNGAN PENGONTROL (CONTROL JOINT)

Sambungan pengontrol (dummy contraction joint) adalah plat datar yang lunak yang dibuat
untuk struktur yang berarti suatu celah. Sambungan ini berfungsi sebagai sambungan
kontraksi, yang melayani untuk memu-satkan tekanan penyusutan pada suatu bagian yang
lemah, dan akan melokalisir retakan di bawah celah. Pengisian secara mekanik pada retakan
yang tak teratur menyediakan pemmdahan muatan melintang joint dan melindungi gerak
relatif pada permukaan

SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT)


Sambungan ekspasi menciptakan suatu celah antara dua bagian permukaan yang saling
bertemu. Celah biasanya diisi dengan bahan pengisi yang dipadatkan. Dengan demikian maka
semua gerakan pada permukaan joint dapat dieliminir. Pada pembuatan sambungan ekspansi
memungkinkan dibutuhkan biaya mahal, maka seorang desainner harus berhati-hati dalam
me-nentukan suatu struktur tentang digunakannya atau tidak penyambungan dengan sistem
expansion joint, juga tentang jarak penyambungan. Sebagian besar tanda terjadinya pemuai-
an selama bulan-bulan panas, yaitu jika suhu bertambah di atas tempertatur beton saat
pengecoran. Suatu retakan yang terjadi pada Sambungan ekspansi selalu disebabkan oleh
pertam-bahan suhu. Retakan ini harus dilindungi dengan memakai sil pengisi yang baik dari
masuknya serpihan krikil atau pecahan beton supaya dapat menutup celah tersebut. Seperti
pada sambungan kontraksi, penulangan harus dihentikan pada di dekat sambungan ekspansi.

SAMBUNGAN ISOLASI

Sambungan isolasi menyebabkan pemi-sahan antara permukaan beton yang sal ing
berhubungan sedemikian rupa sehingga masing-masing permukaan bebas penuh dalam
pergerak-annya. Pemisah biasanya diisi dengan pengisi yang liat. 7.1. Perletakan Sambungan
Sambungan isolasi dibuat untuk struktur-struktur bangunan sehingga meng-iso-lasi struktur
yang satu dengan yang lainnya. Plat beton dapat dipisahkan dari kolom, kaki atau dinding.
Bekerjanya isolator ini dapat mengisolir sekehling plat lantai, sebagian rangka bangunan
dapat diisolir dari rangka yang lainnya. Sambungan isolasi ini mengijinkan tidak hanya
gerakan kembang dan susut, tetapi gerakan vertikal yang hasilkan dari perbedaan gerakan
vertikal (setlement) dan gerakan karena gun-cangan yang disebabkan oleh gaya lateral.
Struktur harus dikaji untuk melihat dimana perbedaan settlement diinginkan dan di-butuhkan
penahanan, dan dimana dapat terjadi adanya retakan.

Construction Joint
(Siar Pelaksanaan/Sambungan Pengecoran)

Pada pelaksanaan pengecoran diperlukan siar pelaksanaan atau sambungan pengecoran atau
construction joint, karena pelaksanaan struktur beton pada dasarnya tidak dapat dilaksanakan
dalam satu kali pengecoran menerus untuk seluruh konstruksi bangunan yang dibuat.

Struktur beton dalam hal ini termasuk elemen struktur :

 vertikal (pondasi tiang pancang, pondasi tiang bor, kolom, shear wall, retaining wall,
dsb)
 horisontal (sloof/tie beam, balok termasuk transfer beam, plat lantai termasuk
diafragma, dsb)

Pada bagian ini dijelaskan secara ringkas untuk siar pelaksanaan pada struktur atas yaitu pada
balok, kolom dan plat lantai.

Posisi Siar Pelaksanaan (Sambungan Pengecoran)

Karena kondisi dan kompleksitas struktur yang ada, maka terkadang sulit untuk menetapkan
dan menempatkan posisi gaya geser minimum pada suatu elemen struktur, oleh karena itu
diberikan beberapa acuan praktis untuk penempatan siar pelaksanaan dengan tetap meminta
pertimbangan Konsultan Desain atau Pengawas dalam pelaksanaannya

Perlakuan Penyambungan Pengecoran

Penyambungan pengecoran harus diperlakukan dengan baik, untuk menjamin lekatan dan
friksi/tahanan gesekan yang memadai sehingga struktur secara umum dapat dinyatakan
sebagai struktur yang menyatu

Permukaan yang akan disambung dibersihkan dengan semprotan air bertekanan cukup untuk
menyingkirkan debu dan partikel lepas.
CARA MENYAMBUNG BETON LAMA DAN BETON BARU

Bagaimana cara menyambung beton lama dan beton baru? Beton banyak digunakan sebagai
bahan baku utama pembuatan konstruksi bangunan. Pada dasarnya, beton terbuat dari
campuran antara bahan perekat dan bahan agregat yang ditambah air secukupnya. Beton
mempunyai kekuatan yang sangat baik terhadap beban tekan yang mengenainya. Inilah alasan
utama mengapa kebanyakan orang memanfaatkan beton untuk dipakai menjadi material
utama dalam mendirikan bangunan.

Kadang-kadang kita tidak bisa membuat beton sekaligus karena terkendala suatu masalah.
Setelah beberapa hari kemudian, kita tidak bisa langsung meneruskan proses pekerjaan
pembuatan beton tersebut. Bidang pertemuan antara beton lama dan beton baru ini sangat
rawan mengalami keretakan. Anda tentu sudah memahami bahaya apa yang bakal terjadi jika
beton menjadi retak. Untuk mengantisipasi risiko tersebut, Anda bisa memanfaatkan lem
beton yang berfungsi untuk memperkuat sambungan beton baru ke beton lama.
Di sini Anda bisa memanfaatkan bahan bangunan khusus yang disebut lem beton. Sesuai
namanya, lem ini berguna untuk merekatkan sambungan beton lama dengan beton baru
sehingga dapat menempel dengan kuat. Tidak ada celah-celah kecil yang terbentuk di antara
sambungan tersebut. Jadi risiko sambungan beton mengalami rembes pun dapat dihilangkan.
Ada banyak sekali produk lem beton yang bisa Anda beli di toko bangunan terdekat. Calbond
adalah salah satu merek lem beton yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Berikut ini langkah-langkah panduan menggunakan lem beton untuk


menyambung beton yang lama dengan beton baru.
1. Permukaan beton yang akan diolesi lem beton harus dibersihkan terlebih dahulu sampai
kondisinya benar-benar bersih. Setelah itu, Anda dapat menyiramkan air bersih
secukupnya ke permukaan tersebut.
2. Siapkan bahan perekat yang nantinya akan digunakan untuk menyatukan beton. Bahan
ini dibuat dari campuran lem beton, semen, dan air dengan perbandingan 1:3:1. Aduk
supaya bahan-bahan ini tercampur rata.
3. Adukan lem beton yang sudah jadi lantas diaplikasikan ke permukaan beton. Oleskan
adukan tadi secara merata menggunakan kuas atau alat bantu lainnya. Lalu tunggu
sekitar 3-5 menit agar adukan ini menjadi lengket.
4. Setelah dipastikan bahwa kondisi adukan sudah cukup lengket, Anda bisa melakukan
pengecoran beton baru persis di sebelahnya. Cor beton baru ini harus menempel
sempurna dengan beton lama supaya menyatu.
5. Beton yang baru selesai dibangun ini harus mendapatkan perawatan yang benar agar
bisa mengering dengan sempurna. Beton tersebut harus dirawat sesuai petunjuk yang
sudah pernah kami bagikan sebelumnya.

Rata-rata tingkat kebutuhan lem beton adalah 90 gram/m2. Jadi ketika Anda ingin
menambal beton seluas 100 m2, maka Anda membutuhkan lem beton sebanyak 9 kg.
Di samping berfungsi untuk menyambung beton lama dan beton baru, lem beton juga
mempunyai fungsi lain sebagai bahan aditif dan bahan penambal permukaan beton yang
berlubang atau keropos. Lem beton akan meningkatkan kekuatan tarik dan puntir struktur
beton jika ditambahkan ke dalam adukan beton. Selain itu, lem beton ini juga mampu
menutup celah-celah yang ukurannya sangat kecil dengan mencampurkannya bersama semen,
pasir, dan air.
Dalam melakukan perencanaan, tidak jarang bangunan tidak dibuat langsung. Hal ini
dikarenakan permasalahan perencanaan keuangan (dana). Sehingga proses pembuatan rumah
dilakukan secara bertahap. Tidak jarang permasalahan yang terjadi adalah menyambung dak
lama dengan dak yang baru.

Jika permasalahan penyambungan dak tidak menggunakan cara yang tepat, dak akan menjadi
bocor. Oleh karena itu MU menghadirkan solusi profesional yang dapat dikerjakan secara
sederhana untuk permasalahan tersebut. MU-L500 digunakan untuk menyambung beton dan
komponen untuk perbaikan beton.
Caranya aplikasi MU L500 untuk menyambung dak Beton:

1. Bila permukaan dak yang disambung terlalu halus, dapat di buat menjadi lebih kasar
terlebih dahulu
2. Bersihkan permukaan dak yang akan di sambung dengan kuas.
3. Kuaskan air pada dak yang akan disambung, sehingga permukaan menjadi lembab
(tidak menggenang air)
4. Kuaskan MU-L500 pada permukaan beton yang akan disambung
5. Aplikasi mortar lanjutan bisa dilakukan segera setelah MU-L500 dikuas sampai waktu
maksimal 24 jam

Anda mungkin juga menyukai