UNIV E RS IT AS T E U KU UM AR
M E U L ABO H, AC E H BAR AT
T l p. (065 5) -7 110 53 5
L a m a n : w w w . u t u . a c . i d , E m a i l : i n f o @ u t u . a c . id K ode P os 236 15
U-2
III
I-AB I-AB
II
U-1
ISO
180
01:2
007
OHSAS
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN
Pasal 01
PERATURAN TEKNIS
1.2. Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelainan/
penyimpangan dari peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat (1.1) di
atas, maka rencana kerja dan syarat-syarat ini yang mengikat.
Pasal 02.
PEMAKAIAN UKURAN
2.1. Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan
yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut
tambahan dan perubahannya.
2.2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap
perbedaan yang ditemukannya di dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar
kerja maupun dalam persetujuan tertulis dari pengawas.
2.3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi, oleh karaena itu Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap
gambar-gambar dan dokumen yang ada.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 03
INFORMASI TAPAK
3.1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus benar-benar memahami
kondisi/ keadaan tapak (site) atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
3.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhatikan secara khusus mengenai peraturan
lokasi tempat kerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi
selama pekerjaan berlangsung.
3.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar,
RKS dan agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Pasal 04
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
4.1. Selama belangsungnya pembangunan, kebersihan halaman, kantor, gudang, los kerja
dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari
bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini dapat
menyebabkan pengawas memberi perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menanggung seluruh akibatnya.
4.2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di
halaman bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan
penelitian bahan-bahan oleh pengawas maupun pemberi tugas.
4.3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja pada tempat-
tempat tertentu yang disetujui oleh pengawas demi terjaminnya kebersihan dan
kesehatan dalam proyek.
Para pekerja Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan untuk :
a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin pengawas/pemberi tugas.
b. Memasak di tempat bekerja kecuali dengan ijin pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di
tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk lokasi pekerjaan dengan bebas.
Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh pengawas atau pemberi tugas
pada waktu pelaksanaan.
Pasal 05
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN / BARANG
5.1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang,
maka dalam hal ini dimaksud untuk menunjukan tingkat mutu bahan dan barang
yang digunakan.
5.2. Setiap penggatian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan baraang harus
disetujui oleh perencana/pemberi tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi yang harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas
atau pemberi tugas.
5.3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, setelah disetujui oleh pengawas atau
pemberi tugas, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
5.4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau pemberi tugas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
5.5. Dalam mengajukan harga penawaran, Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah
memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Tanpa mengingat jumlah tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab
pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas
perintah pengawas atau pemberi tugas.
Pasal 06
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN
6.1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas dan Penyedia
Jasa Konstruksi harus mentaati keputusan tersebut.
6.2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran
dengan skala dari gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari
pekerjaan yang telah selesai.
6.3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau dokumen, yang
berlainan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan
satu terhadap lainnya. Tetapi untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau yang
mempunyai bobot biaya yang tinggi.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 02
PAPAN NAMA PROYEK
2.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan Papan Nama Proyek yang
mencantumkan nama-nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor.
2.2. Ukuran papan nama proyek 200 x 100 cm dengan dilapisi seng, didirikan tegak lurus
dengan kayu 5/7.
2.3. Peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan Konsultan
Pengawas.
Pasal 03
DIREKSI KEET, GUDANG SEMEN DAN PERALATAN
3.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan kantor pengelola proyek dengan ukuran
luas 120 m2 lengkap dengan peralatan / perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek sebagai berikut :
- 3 (tiga) set meja kerja lengkap dengan kursinya
- Meja rapat untuk kapasitas 10 orang
- Calculator sebanyak 2 Buah (Minimal 12 digit)
- 1 (satu) lemari arsip metal terkunci
- 1 (satu) set Computer
- 1 (satu) Set Mesin Pencetak (Printer) ukuran A3.
- 1 (satu) Unit White Board.
- 1 (satu) Unit Soft Board.
- 1 (satu) Unit papan informasi.
3.2. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan alat-alat kerja pengelola proyek di
lapangan, sebagai berikut :
- 2 (Dua) buah roll meter tape ukuran 5 meter
3.3. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup
untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar
dari gangguan cuaca dan pencurian.
3.4. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan :
a. Menyimpan alat, bahan bangunan di luar pagar proyek, walaupun untuk
sementara.
b. Menyimpan barang-barang yang tidak memenuhi syarat.
Pasal 04
BARAK PEKERJA DAN KM/WC
4.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat barak pekerja dan bangunan tempat untuk
istirahat dan tempat shalat bagi pekerja Penyedia Jasa Konstruksi.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
4.2. Barak kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat istirahat
bagi tukang/pekerja Penyedia Jasa Konstruksi dan mempunyai kondisi yang cukup
baik, terlindung dari pengaruh cuaca.
4.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan fasilitas sanitair, yaitu kamar mandi
dan WC yang memadai dan mampu melayani seluruh pekerja.
Pasal 05
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
5.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam peraturan tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu PERMEN PU/No.05/PRT/M/2014..
5.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan
peleksanaan pekerjaan konstruksi / Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia
Jasa, unutk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK.
5.3. Di dalam lokasi harus taersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK).
5.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan
kerja, seperti :
- Sepatu Safety yang tahan terhadap paku dan benda tajam lainnya.
- Helm Pengaman.
- Jas hujan.
- Masker dan Sarung Tangan
- Police Line.
- Jaring Pengaman.
- Tali Pengaman (Safety Belt).
- Kaca Mata.
- Rompi.
5.5. Untuk jumlah kebutuhan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja disesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan.
Pasal 06
PEMBERSIHAN LOKASI DAN STRIPPING
6.1. Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan Gedung baru, Penyedia Jasa Konstruksi
wajib membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan serta
benda lainnya yang dianggap dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.
6.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin bahwa lapangan harus dijaga tetap kering,
bersih dan rata. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus
dibuang ke dalam sistem drainase permanen.
6.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan boring test sebanyak 2 titik sebelum
pekerjaan pembangunan fisik dimulai apabila diperlukan.
6.4. PCM, Opname di lapangan dan MC-0 harus selesai 1 minggu setelah PCM.
Pasal 07
JALAN SEMENTARA
7.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk
sementara dan/atau jembatan kerja sementara yang disetujui oleh pengawas.
7.2. Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan
semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
7.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk
yang ada dengan mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta
membatasi/membagi beban muatan.
7.4. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan harus segera diperbaiki.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 08
PEMBUATAN PAGAR PROYEK
Pasal 09
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
9.1. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah
ditera kebenarannya.
9.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
9.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
9.4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
9.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/
Konsultan Pengawas.
9.6. Segala pekerjaan pengukuran persiapantermasuk tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.
9.7. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7,
tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 m satu sama lain.
9.8. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20
cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
9.9. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Perencana/Pengawas.
Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.
9.10. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Perencana/Pengawas.
9.11. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 10
PENYEDIAAN LISTRIK KERJA
10.1. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek
pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh
dalam sehari.
10.2. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk
pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
Pasal 11
ADMINISTRASI, DOKUMENTASI, SHOP DRAWING & AS BUILT DRAWING
11.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempersiapkan segala hal yang menyangkut
administrasi proyek, seperti :
- Merealisasikan semua ijin-ijin, baik ijin lokal maupun dengan instansi terkait
seperti ijin peneringan, ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin
pengurugan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-
ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat .
- Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan dan
laporan progress yang ditempel di dinding.
11.2. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus mempersiapkan poto dokumentasi pekerjaan,
yang meliputi :
- Poto dokumentasi awal pelaksanaan pekerjaan (Eksisting).
- Poto dokumentasi sedang dalam pelaksanaan pekerjaan; dan
- Poto dokumentasi selesai pelaksanaan pekerjaan.
11.3. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan dalam gambar kerja, atau
diperlukan gambar tambahan/gambar detail atau untuk memungkinkan Penyedia
Jasa Konstruksi melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar tersebut dalam
rangkap 6 (enam) dan biaya atas pembuatan gambar tersebut menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Pekerjaan berdasarkan gambar tersebut baru dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pengawas.
11.4. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh pemberi
tugas, dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari perencana.
11.5. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh pemberi tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar kerja dan gambar perubahan rencana.
11.6. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.
11.7. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah pemberi tugas/pengawas, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan,
yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
11.8. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 6 (enam) berikut gambar asli yang
biaya pembuatan ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Pasal 12
PENGUJIAN LABORATORIUM
12.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengujian terhadap item pekerjaan
ataupun material yang memerlukan pengujian. Adapun pengujian yang diperlukan
antara lain :
Boring Test
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan boring test sebanyak 2 titik sebelum
pekerjaan pembangunan fisik dimulai.
Pasal 13
SARANA AIR KERJA
Pasal 14
KEAMANAN PROYEK
14.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-
barang milik Penyedia Jasa Konstruksi, pengawas atau pengelola proyek, serta
menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja
Penyedia Jasa Konstruksi ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 15
PEMADAM KEBAKARAN
15.1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat
pemadam kebakaran berupa tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan
untuk memadamkan api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.
15.2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan
dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain
yang memerlukan.
Pasal 16
IJIN-IJIN
16.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk
membuat ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
antara lain: ijin peneringan, ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin
pengurugan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-
ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
16.2. Biaya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik proyek,
dengan pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan pengawas serta
Penyedia Jasa Konstruksi.
16.3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (1) di
atas menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
Pasal 17
DOKUMENTASI
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB III
PEKERJAAN TANAH
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
1.1. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, Penyedia jasa konstruksi harus membersihkan
daerah yang akan dikerjakan dari sisa-sisa bongkaran, akar pohon maupun semak-
semak serta segala perintang yang ada dalam daerah kerja, kecuali ditentukan lain
oleh pengawas.
1.2. Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau
bangunan yang telah selesai dikerjakan dari segala macam kerusakan dan berhati-hati
untuk tidak mengganggu patok pengukuran atau tanda-tanda yang lainnya.
1.3. Perbaikan kerusakan pada barang/benda atau bangunan yang harus dijaga akibat
pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pemborong.
1.4. Pemborong harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu dan
melaporkannya kepada pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
1.5. Pemindahan material akibat pembongkaran puing-puing dan semua yang merintangi
pekerjaan harus dilakukan menurut peraturan.
Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian,
penimbunan kembali, dan pengisian/ pengurugan untuk peninggian lantai bangunan
sesuai dengan peil/elevasi yang telah ditentukan.
Pasal 03
PENGGALIAN TANAH
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 04
PENGGALIAN DI BAWAH MUKA AIR TANAH
4.1. Penggalian harus dilakukan dalam keadaan kering. Kontraktor bertanggung jawab
untuk merencanakan sistem pemompaan air tanah dan sudah memperhitungkan
biayanya.
4.2. Pemompaan dilakukan dengan memompa sumur-sumur bor atau cara lain yang
disetujui oleh pengawas dengan memenuhi persyaratan-persyarataan berikut:
a. Permukaan air tanah yang diturunkan harus dalam keadaan terkontrol penuh
setiap waktu untuk menghindari fluktuasi yang dapat mempengaruhi kestabilan
penggalian tanah.
b. sistem yang digunakan tidak boleh mengakibatkan penaikan/penurunan tanah
dasar galian secara berlebihan.
c. Harus menyediakan filter-filter secukupnya yang dipasang disekeliling sumur yang
dipompa untuk mencegah kehilangan butir-butir tanah akibat pemompaan.
d. Air yang dipompa harus dibuang sehingga tidak mengganggu penggalian atau
daerah sekitarnya.
e. Sistem pemompaan harus memperhitungkan rencana detail dalam menghadapi
bahaya longsor pada pekerjaan dan daerah sekitarnya pada saat hujan besar.
Pasal 05
PENGURUGAN DAN PEMADATAN
5.1. Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah
pasangan Lantai diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar
dan petunjuk Pengawas. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang
yang bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis
lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan.
5.2. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis “silty clay”
yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan
yang telah dipecahkan (pecahan batuan tersebut maksimal 15 cm).
5.3. Penyedia jasa wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan urugan yang
keras atau mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan pengawas.
5.4. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih
tebal dari 20 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti mesin
penggilas getar, atau alat tumbuk dimana standar kepadatannya dicapai pada
kepadatan dimana kadar airnya 95 % dari kadar air optimal, atau “dry density” nya
smencapai 95 % dari dry density optimal, sesuai dengan petunjuk pengawas.
5.5. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Pemborong harus mengadakan
“density test” di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian tersebut menjadi beban
Pemborong.
5.6. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai
dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya biaya tambahan.
5.7. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan adanya
genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan. Pemborong harus
mengatur pembuangan air sedemikian rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain
dapat berjalan lancar, baik selama ataupun sesudah pekerjaan selesai.
5.8. Pemborong bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan pemborong harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pemborong
atau akibat dari aliran air.
5.9. Pemborong menyampaikan hasil uji kelayakan tanah urugan
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 06
PEKERJAAN PENYELESAIAN
6.1. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah
dari yang betul-betul seragam dan bebas permukaan yang tidak merata.
6.2. Seluruh lapisan akhir, harus benar-benar memenuhi piel yang dinyatakan dalam
gambar. Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan meterial
yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas tersebut harus digaruk sebelum
material timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai
mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan.
6.3. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/urugan,
seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus segera disingkirkan dari
lokasi.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB IV
PEKERJAAN BETON / BETON BERTULANG DAN PONDASI MINI PILE
A. BETON BERTULANG
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Kecuali disebutkan lain, pelaksanaan pekerjaan beton struktural harus menggunakan
beton ready mix dengan alat bantu Concrete Pump (CP). Pelaksanaan pekerjaan beton
dengan menggunakan metode konvensional harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan owner dan konsultan pengawas.
2.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, upah dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan beton/beton
bertulang yang terdapat dalam gambar rencana.
2.3. Pengadaan, detail, pabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
2.4. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.
Pasal 03
PENGENDALIAN PEKERJAAN
3.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI – 1971), Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2013) dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 03-
1729-2015)
3.2. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 04
BAHAN-BAHAN
4.3. Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
b. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu-raguan mengenai
mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan
pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.
4.4. Pembesian/Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI, dengan tegangan leleh ( =
4000 kg / cm 2 ) atau BJTS 40. Untuk diameter ≥ 10 MM dan tegangan leleh (
= 4000 kg / cm 2 ) atau baja BJTP 24 untuk diameter < 10 MM.
b. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah.
Juga besi penulangan harus disimpan rata (Round Bars) harus sesuai dengan
persyaratan yang sudah tertera dalam SNI.
c. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila
terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus di bersihkan dengan
cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau
menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy off” produksi yang telah memenuhi
standart atau yang setara dan disetujui Pengawas.
d. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton cor di
tempat yang akan digunakan ; dan bahan yang diakui serta yang disetujui
Pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di atas
sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan perlu
penyambungan yang berbeda antara penulangan di lapangan dengan ketentuan
dari pabrik pembuat, maka harus atas persetujuan Pengawas.
4.5. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam standard kelayakan yang telah ditentukan.
4.6. Wiremesh
Ketentuan pemakaian wiremesh adalah sebagai berikut :
- Wiremesh untuk lantai dasar adalah wiremesh M6 dengan kuat tarik 490 Mpa.
Wiremesh yang dipakai adalah wiremesh M6 diameter 5.5 (berat 29,2 gr/mm),
serta wiremesh M6 diameter 5.7 (berat 31,37 gr/mm).
- Wiremesh untuk lantai 2,3, dan 4 adalah wiremesh M10 dengan kuat tarik 490
Mpa. Wiremesh yang dipakai adalah wiremesh M10 diameter 9.5 (berat 87,13
gr/mm), serta wiremesh M6 diameter 9.5 (berat 90,84 gr/mm).
Pasal 05
ADUKAN BETON
5.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, harus dilakukan terlebih dahulu “Mix Design”
untuk mengetahui perbandingan bahan adukan beton. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa dan disetujui pengawas. Semua biaya pengujian tersebut menjadi
beben Penyedia Jasa Konstruksi.
5.2. Adukan beton untuk pekerjaan struktur bangunan (pondasi, kolom, balok dan plat
lantai) menggunakan beton ready mix (siap pakai) dengan mutu beton K-300
menggunakan alat bantu Concrete Pump (CP).
5.3. Adukan beton untuk pekerjaan non structural (lantai kerja, pondasi batu kali)
menggunakan mutu beton K-175.
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 06
CETAKAN DAN ACUAN
6.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana
cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat
konstruksi cetakan atau acuan, sambungan-sambungan dan kedudukan serta sistem
rangkanya.
6.2. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI
dan penggunaan cetakan maksimal 2x dalam pekerjaan.
6.3. Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-
getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan
dan acuan antara tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan
tersebut.
6.4. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan
konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan SNI.
6.5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok 48 Jam
Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
Pelat beton 21 Hari
6.6. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang
tidak sesuai dengan gambar rencana, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan
perbaikan atau pembetulan kembali.
6.7. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan
papan tebal minimal 2,5 cm atau multiplek minimal 9 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan
dolken diameter 8-12 cm, dapat digunakan dari mutu kayu Klas II.
6.8. Khusus untuk pekerjaan plat lantai, menggunakan Floor Deck / Bondek dengan
ketebalan 1.00 mm, dengan memenuhi ketentuan bahan Hot Dip Galvanized (Zinc
Coated).
Pasal 07
PELAKSANAAN
7.1. Proporsi
Kecuali disebut lain, maka campuran dari beton harus sedemikian sehingga mencapai
kekuatan kubus 28 hari sebesar yang disyaratkan pada SNI yaitu untuk Beton
dengan mutu K-300 dan beton mutu K-175 (untuk beton structural) dan beton mutu
K-100 (untuk beton non structural).
7.2. Slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 10–14 cm
dan disesuaikan terhadap mutu beton yang disyaratkan. Slump yang terjadi diluar
batas tersebut harus mendapatkan persetujuan Pengawas. Nilai Slump diambil setiap
1 Truck Mixer.
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 08
TEBAL PENUTUP BETON MINIMAL
8.1. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5 cm.
8.2. Untuk beton yang bersentuhan langsung dengan tanah atau tertimbun tanah, tebal
penutup beton minimal 7 cm berupa pekerjaan sloof dan pondasi tapak.
8.3. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
8.4. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang
harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebar merata.
Pasal 09
PENGANGKUTAN ADUKAN DAN PENGECORAN
Pasal 10
PEMADATAN BETON
10.1. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan.
10.2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan Mechanical Vibrator dan
dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya
agar tidak terjadi Over Vibration dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
dengan maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan massa yang
utuh, bebas dari lubang-lubang segresi atau keropos.
10.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
beton yang baik. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
Pasal 11
BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON
11.1. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian
struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu
dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
11.2. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar/petunjuk
pengawas tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
11.3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah di
pasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
11.4. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya
dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan.
11.5. Penyedia Jasa Konstruksi utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
11.6. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak
terisi beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.
Pasal 12
PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON
12.1. Pengujian mutu beton mengacu kepada Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013).
12.2. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton
15 x 15 x 15 cm atau silinder sesuai standar SNI.
12.3. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam SNI.
12.4. Pengujian compresive strength untuk beton dilaksanakan sesuai ASTM dan SNI di
laboratorium yang disetujui Pengawas.
12.5. Mengenai pengambilan contoh/sampel/spesimen untuk benda uji untuk uji kekuatan
mutu beton yang dicor setiap hari harus diambil dari tidak kurang sekali sehari atau
tidak kurang dari sekali setiap 110 m3.
12.6. Hasil pengujian dikeluarkan pada :
- saat benda uji berumur 3 – 7 hari : 1 benda uji
- saat benda uji berumur 14 hari : 2 benda uji
- saat benda uji berumur 28 hari : 2 benda uji
- saat benda uji berumur 56 hari : 1 benda uji
- total benda uji adalah 6 buah
12.7. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap biaya pengujian
beton dan biaya yang ditimbulkan akibat tidak dapat diterimanya mutu beton
tersebut.
12.8. Pemeriksaan Lanjutan
12.9. Pengawas dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dengan
menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada. Biaya pekerjaan serupa ini
sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 13
PERAWATAN BETON
13.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam standarisasi bangunan gedung
13.2. Tata cara perawatan beton harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang
tercantum dalam SNI 2493 : 2011.
13.3. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
13.4. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya
tidak melebihi 30° C.
13.5. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa
perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan
dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan
karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Pengawas.
13.6. Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan
dulu dari Pengawas.
Pasal 14
CACAT-CACAT PEKERJAAN
14.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan
setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan
sebagai cacat pekerjaan.
14.2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Pengawas. Seluruh pembongkaran dan pemulihan
pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal
itu. Seluruhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
2.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI – 1971), Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2013) dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 03-
1729-2015)
2.2. Secara umum referensi desain adalah ACI 543R-00
2.3. Secara umum pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada Spesifikasi Umum Bina Marga
tahun 2010 Revisi 3
Pasal 03
BAHAN
Minipile yang digunanakan untuk pekerjaan ini memiliki kriteria sebagai berikut:
Pondasi Mini Pile tipe persegi dengan ukuran 25cm x 25cm
Beban axial maksimum ijin minimal 81,4 ton
Mutu beton uji kubus 28 hari minimal setara K-450
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Pemancangan mini pile dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan
4.2. Sebelum dilakukan pemancangan, penyedia jasa konstruksi harus melakukan
pengukuran untuk memverifikasi kesesuaian lokasi pemancangan dengan gambar
kerja.
4.3. Kecuali ditentukan lain, pemancangan minipile menggunakan Peralatan Hidraulic
Static Pile Driver dengan kapasitas maksimum 90 ton.
4.4. Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih
melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 per 50).
4.5. Minipile harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian sehingga beton
yang tertinggal akan masuk ke dalam pur (pile cap) sedalam 50 mm sampai 100 mm
atau sebagaimana ditunjukkan di dalam Gambar.
Pasal 05
PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON
5.1. Apabila diperlukan, direksi pekerjaan dapat memerintahkan pelaksanaan tiang uji
untuk mengetahui dengan pasti kedalaman dan daya dukung dari pondasi.
5.2. Percobaan pembebanan statis harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyerahkan detail gambar peralatan
pembebanan yang akan digunakannya kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan. Peralatan tersebut harus dibuat sedemikian hingga
memungkinkan penambahan beban tanpa menyebabkan getaran terhadap tiang uji.
Pelaksanaan pengujian Static Loading Test mengacu pada Standar ASTM (D 1143 - 81
(Reapproved 1994) Standard Test Method for Piles Under Static Axial Compressive
Load)
5.3. Untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer
(PDA), alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada
tiang dan pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan
tanah di sekitarnya akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini
mengacu pada ASTM D 4945-00 Standard Test Method forHigh-Strain Dynamic
Testing of Piles.
________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 8
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB V
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Bagian ini meliputi Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
2.2. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang
konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.
Pasal 03
STANDAR
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
3.4. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus
disertai sertifikat dari pabrik.
3.5. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
Pasal 04
BAHAN-BAHAN DAN PABRIKASI
4.1. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan “Hot Rolled Structural Steel” dan memenuhi mutu baja ST 37 (SNI 1979 :
2015) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS.G3192-2008).
4.2. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Pengawas.
4.3. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada
tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi
dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
4.4. Seluruh pekerjaan baja setelah selesai dipabrikasi harus dibersihkan dari karat
dengan mechanical wire brush, kecualai untuk bagian-bagian/tempat-tempat yang
sulit dapat digunkanan sikat baja, kemudian dicat zincromate 2 (dua) kali
4.5. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,
diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
4.6. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi
Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum fy = 2.400 kg/cm2.
4.7. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digerinda dahulu
sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan
dilakukan. Sisa-sisa atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus
dibersihkan.
4.8. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi diperlukan dalam
penyelesaian/penggantian pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dan harus disetujui
Pengawas.
4.9. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan/balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah. Dalam penumpukan
material, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keutuhan material dari
kerusakan yang mungkin terjadi.
4.10. Pengawas berhak menolak material-material baja yang tidak memenuhi syarat
tersebut di atas dan tidak diperkenan untuk difabrikasi.
Pasal 05
PENGUJIAN MATERIAL
5.1. Apabila dianggap perlu, maka pengawas dapat memerintahkan Penyedia Jasa
Konstruksi untuk menyediakan contoh material baja guna diadakan pengujian
material. Semua biaya yang timbul untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
5.2. Pengawas akan melakukan pengujian pada hasil pengelasan. Type dan jumlah
pengujian untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan serta dilakukan atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
5.3. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan seperti pasal 03
di atas, maka pengawas berhak untuk menolak penggunaan material tersebut.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 06
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis
(maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
api sama sekali tidak diperkenankan.
c. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
yang digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
e. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
f. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momentorsi yang sesuai dengan buku
petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.
g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya
baut yang tidak dapat dikencangkan.
6.5. Pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan
dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus
dihilangkan dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik.
b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah
harus dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
c. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan
cat.
d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan.
6.6. Pemasangan Akhir atau Final Erection
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang
atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi
atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus
segera dilaporkan kepada MK disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara
perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK. Biaya tambahan
yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan
Kontraktor. Meluruskan pelat dan siku atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan
cara yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong
air pada konstruksi yang tidak terlindungi dari cuaca harus diisi dengan bahan
“Waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan
oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman
yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).
b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara
harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan
izin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-
sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi
untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama
pembangunan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan
tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
e. Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah
pelat harus diberi adukan lembab atau kering yang tidak susut dan disetujui
Konsultan pengawas.
f. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih
dari 1/1500 dari tinggi vertical kolom.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan penutup atap, rabung, talang
dan listplank sesuai gambar rencana dan petunjuk pengawas.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
Bahan atap yang digunakan untuk gedung ini adalah bahan penutup atap uPVC dan
rabung setara merek Alderon dengan standar spesifikasi :
a. Bahan dasar utama dari uPVC dengan ketebalan 10 mm.
b. Bahannya harus kuat dan kokoh.
c. Harus mampu menahan panas dan meredam suara yang masuk hingga 27%.
d. Harus mampu melindungi dari sinar ultra violet dan cuaca yang tidak menentu.
e. Harus tahan terhadap karat dan tidak mudah rapuh.
f. Harus tahan terhadap pengaruh bahan kimia dan polusi industri lainnya, seperti zat
asam, alkali, dll.
g. Warna akan ditentukan kemudian.
Pasal 04
PENGIKAT-PENGIKAT
Pengikat berupa sekrup ulir setara merk Alderon Weather Seal, dilengkapi dengan karet
yang melekat pada kepala sekrup.
Pasal 05
PELAKSANAAN
Penyedia jasa konstruksi harus memastikan pemasangan atap dilakukan dengan baik dan
benar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Untuk menghindari kesalahan pemasangan, harus diperhatikan bagian mana yang
menajdi bagian atas dan bagian bawah.
b. Untuk menghindari kebocoran, gunakan baut/paku berkepala yang dilengkapi dengan
karet pelindung. Diameter lubang baut/paku harus lebih besar kira-kira 3mm dari
diameter baut/paku untuk menyediakan ruang pemuaian karena adanya perbedaan
suhu di siang dan malam hari. Pemasangan baut harus dalam satu gunungan yang
sama dan baut harus sejajar dalam satu barisan ke belakang.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
c. Panjang jarak sambungan sisi panjang (length overlap) yang disarankan adalah 200
mm untuk atap yang landai dan 150 mm untuk atap yang lebih curam.
d. Agar air hujan mengalir ke bawah dengan baik, sudut kemiringan atap yang
dianjurkan adalah 10˚ minimum.
e. Jarak maximum gording (purlin) yang dianjurkan adalah 1.200mm.
f. Penyedia jasa harus menyerahkan garansi resmi dari vendor uPVC untuk umur
pemakaian 10 tahun.
C. PEKERJAAN WATERPROOFING
Pasal 01
PELAKSANAAN
1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan material waterproofing
pada bagian struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah dan yang
terekspos lingkungan luar, seperti pada dak atap beton. Yang termasuk lingkup
pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dan memenuhi uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
1.2. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan waterproofing atap berupa Bitumen
Membrane Sheet 3 atau 4 mm setara merek ISOTOF, SIKA, FOSROC, atau BASF.
1.3. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengadaan dan
pemasangan yang benar dari sistem waterproofing dari merk yang ditentukan atau
yang ekivalen untuk membuat struktur beton yang dimasud benar-benar kedap
air.semua material untuk sistem waterproofing ini harus baru memenuhi persyaratan
material yang ditentukan.
1.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan sertifikat tes atau melakukan tes untuk
menjamin material untuk waterproofing sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan
proyek ini.
1.5. Penyedia Jasa Konstruksi harus menunjuk waterproofing spesialist yang berkualitas
sebagai sub-Penyedia Jasa Konstruksi untuk mengadakan, memasang dan
melindungi sistem waterproofing, sesuai dengan rekomendasi pabrik.
1.6. Penunjukan spesialist waterproofing harus mendapat persetujuan direksi teknis dan
harus dipilih berdasarkan catatan prestasi, keandalan teknis, kemampuan dan
kesiapan untuk memberikan bantuan teknis.
1.7. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan garansi resmi dari vendor
waterproofing selama waktu yang ditentukan owner.
1.8. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak supplier) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan”
sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
1.9. Permukaan beton dimana produk waterproofing akan dipasang harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Halus, rata terbebas dari tonjolan tajam, rongga maksimum diameter 1 cm.
b. Bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan minyak.
c. Water proofing lama dan beton screed pelindung lama harus dibongkar dan
dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran permukaan harus rata dan kering.
1.10. Produk waterproofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5°C.
1.11. Pekerjaan primer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Alat yang digunakan untuk primer ialah menggunakan spray atau roller.
b. Pemasangan produk waterproofing harus menunggu sampai primer kering,
minimal 1 (satu) jam setelah pemasangan.
c. Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi waterproofing pada
hari yang sama.
d. Lantai yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh membrane
bitumen, untuk menghindari debu/kotoran yang terbawa oleh angin, dll.
e. Lantai yang sudah terprimer tetapi belum dilapisi dengan membrane bitumen
dalam waktu 24 jam, harus diprimer ulang.
1.12. Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan, dibersihkan
dari semua lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer ulang.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
1.13. “Corner Detail” pada setiap sambungan bidang horisontal dan vertikal harus diberi
“filler” cement mortar, dan detail overlap sesuai dengan standard drawing dari
pabrikan.
1.14. Joint pada seluruh “construction joint” dan “expansion joint” harus diberi
Waterstop.
1.15. Pemasangan pada bidang horisontal harus dipasang sesuai dengan kemiringan
bidang permukaan, dari “low point” ke “high point” dengan overlap minimum 6.5 cm.
Untuk bidang vertikal Bituthene dipasang vertikal memanjang dengan panjang
maksimum 2.5 m (misal, jika tinggi dinding basement 3 m, maka tinggi membrane
yang boleh sekaligus dipasang adalah max. 2.5 m dan kemudian di overlap 0.5 m).
Pada setiap sambungan overlap, baik pada bidang horisontal maupun vertikal harus
diberi penguat mastic.
1.16. Flood test, harus dilaksanakan dengan minimum ketinggian air 5 cm dan
minimum selama 24 jam.
1.17. “Protection”, Waterproofing harus secepat mungkin dilindungi dengan
menggunakan Servipack Protection Board, atau Screed dengan tebal minium 25
mm, atau dengan pasangan dinding bata.
1.18. Pekerjaan screed atau pemasangan bata sebaiknya dilaksanakan oleh
applicator waterproofing itu sendiri apabila pihak Main Contractor
ingin melaksanakan pekerjaan tersebut pada saat pelaksanaan harus diawasi oleh
Supervisor dari applicator tersebut untuk meyakinkan tidak ada benda tajam yang
dapat merusak membrane bitumen.
1.19. Proteksi terhadap bitumen harus dilaksanakan pada hari yang sama pada waktu
membrane dipasang atau maksimal 24 jam setelah flood test.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB VI
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata ringan pada
dinding-dinding bangunan pada ruang-ruang dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas..
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
Pasal 03
PELAKSANAAN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
3.10. Pasangan bata ringan untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 13-15 cm (nilai optimal pasangan bata ringan MU) dan untuk
dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
3.11. Pemasangan bata 1 : 2 (trasraam) pada dinding dilakukan sampai ketinggian 40 cm
dari muka lantai, sedangkan untuk dinding kamar mandi dilakukan sampai
ketinggian 1,8 m dari muka lantai.
3.12. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan..
Pasal 04
PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
4.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan
teknis dari pabrik/ produser atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian
disediakan oleh Pemborong.
4.2. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka
Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian dimana biaya pengujian dan
pengulangan pengujian tersebut adalah tanggung jawab Pemborong.
B. PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh dinding bata (termasuk
dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standard
acuan produk :
SNI 2837 : 2008
DIN 18550
DIN 18555
DIN 1053
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
Pasal 04
PELAKSANAAN
A. Persiapan Plesteran
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
1. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu sebelum
pengadukan berikutnya dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 6 – 6,5 liter / 40 kg
kemudian masukan adukan kering BRU 889 ke dalam bak adukan.
2. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang sesuai
untuk pelaksanaan plesteran.
3. Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
4. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
yang dianjurkan adalah 10 mm.
5. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester selanjutnya
dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga didapatkan ketebalan
yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester dengan menggunakan jidar
alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat dilakukan penghalusan
permukaan.
1. Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup keras dan kasar untuk
menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan
barang- barang/materi yang lepas, demikian juga harus dibasahkan dengan air
segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
2. Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru akan dipasangkan
harus dilukai (hacked)/dibuat kasar untuk memperoleh penempelan yang sempurna,
dibersihkan secara sempurna, dan dibasahi secepatnya, sebelum pelaksanaan
memplester dimulai, dengan memakai bonding-agent yang sudah disetujui.
3. Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 2 cm harus diaplikasikan lapis demi
lapis, dengan jangka waktu pemasangan setiap lapis tidak boleh melebihi dari 24
jam. Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
4. Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama rata/tidak melengkung.
Kontraktor harus memakai mistar/penggaris dari metal (metal straight edge) dengan
kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan kerataan/sama rata, dan
penggaris dari metal tersebut harus diadakan supaya Arsitek bisa memakainya untuk
memeriksa hasil pekerjaan pekerjaan.
5. Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh pemasang plester secara
bertahap/interval harus diatur dan ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang
tidak diinginkan ataupun perubagan-perubahan tekstur pada permukaan, tidak
terlihat.
6. Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing, pipa-pipa, plugs dan
lain-lain berada dalam posisinya yang tepat sebelum memulai pekerjaan plester
supaya pemahatan/pembobokan plester tidak akan terjadi sesudahnya.
7. Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan harus dilaksanakan
secara rapih untuk mendapatkan sudut-sudut yang rapih/terbentuk dengan baik,
lurus, benar dan tegak lurus.
8. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari plester yang
masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada
lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan
timbulnya noda/kotor. Sisa-sisa plester harus dibuang segera sebelum terjadinya
pengerasan dan noda yang permanen.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
C. PEKERJAAN ACIAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada plesteran dinding bata dan atau
dinding beton , baik internal maupun ekternal (termasuk dinding dalam shaft), dan
lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standard
acuan produk :
SNI 2837 : 2008
DIN 18550
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
Pasal 04
PELAKSANAAN
A. Persiapan Plesteran
1. Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 9-10 liter untuk tiap kantong BRU 887 (40
kg).
2. Masukan adukan kering BRU 887 kedalam bak adukan. Aduk campuran di atas
hingga rata.
3. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.
4. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian
diratakan dengan jidar panjang..
5. Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar
permukaannya
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
1. Semua permukaan yang akan menerima acian harus cukup keras untuk menjamin
adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-
barang/materi yang lepas. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari acian yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-
pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu- pintu, jendela-jendela, plafond-
plafond yang bisa mengakibatkan timbulnya noda/kotor..
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB VII
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan lantai rabat beton sesuai
dengan detail yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk Pengawas.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Untuk pemasangan langsung di atas tanah, yang akan dipasang rabat harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh
daya dukung tanah yang maksimum.
3.2. Pasir urung bawah lantai yang disyaratkan merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug minimum 5 cm atau sesuai dengan gambar,
disiram dengan air sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
3.3. Lantai beton rabat dicor 7 cm minimum atau sesuai dengan gambar dengan adukan 1
PC : 3 Ps : 5 Kr.
3.4. Lantai beton rabat permukaannya harus rata, dengan memperhatikan kemiringan
daerah basah dan teras.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan lantai dan dinding Granit sesuai
dengan detail yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk Pengawas.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 03
PERSYARATAN BAHAN
Produksi : Indogress, Imperial atau setara (Granit tile), IKAD atau setara
(keramik)
Warna dan corak : akan ditentukan kemudian
Material Dinding : dinding bata ringan dan dinding partisi Calsiboard.
Plint Dinding : untuk dinding partisi calsiboard menggunakan plint kayu
ketam ukuran lebar 10 cm dengan ketebalan 1,3 cm dengan
finsing dan cat minyak, sedangkan untuk dinding bata ringan
menggunakan plint granit Uk. 10 x 60 cm
Pasal 04
CONTOH-CONTOH
Pasal 05
PELAKSANAAN
5.1. Keramik atau granit yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
5.2. Lebar celah lantai dan dinding keramik maksimal 1 mm untuk granit homogenus,
atau 4 mm untuk keramik glazur. Pengisi celah/naad/siar diberi warna dengan
warna sesuai keramik yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Pengawas.
5.3. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar detail atau sesuai petunjuk
Pengawas.
5.4. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus, sesuai petunjuk
produsen pembuat.
5.5. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda-noda yang
melekat sehingga benar-benar bersih (warna keramik tidak kusam/buram).
5.6. Adukan pengikat untuk pemasangan keramik pada lantai menggunakan campuran 1
PC : 4 PS, sedangkan untuk daerah basah (toilet) adukan pengikat dengan campuran
1 PC : 2 PS.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
5.7. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimal 4 mm membentuk garis
lurus atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi
bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan warna lantai.
5.8. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh.
5.9. Keramik yang telah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 2 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
5.10. Hasil pemasangan keramik lantai harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah
dan teras.
5.11. Keramik plint harus terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-
siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB VIII
PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
A. PEKERJAAN KOSEN uPVC, PINTU DAN JENDELA
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat, bahan-bahan, pengadaan dan
pemasangan kosen, pintu dan jendela uPVC beserta perlengkapannya yang tertera dalam
gambar.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standard
pengerjaan yang disetujui Pengawas.
4.2. Untuk profil panjang seperti kusen, lisplank dan sebagainya digunakan mesin-mesin.
Rangka-rangka harus dibuat sesuai dengan gambar atau menurut kebiasaan yang
baik dan disetujui Pengawas.
4.3. Semua lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-
sambungan dan lain-lain harus ditutup dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.
4.4. Pada kusen pintu harus ada rangka penguat atau kolom praktis dan balok latai
sebagai penguat kusen.
4.5. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan serta ketentuan teknis yang harus dipenuhi menurut brosur
produksi yang nantinya terpilih atau petunjuk Pengawas.
3.2. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas.
3.3. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
3.4. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari goresan/gompel (Chipping),
diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus, dan harus digosok
tepinya dengan “sander” pada tingkat 120 mesh atau lebih.
3.5. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang
disebutkan dalam gambar seperti partisi, pintu, jendela dll.
3.6. Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai dengan petunjuk gambar
uraian dan syarat pekerjaan tertulis serta petunjuk Pengawas dan Konsultan
Perencana.
3.7. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka upvc sesuai dengan persyaratan dari
pabrik.
3.8. Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang dipakai untuk pemasangan ini
apakah telah sesuai dengan petunjuk gambar dan spesifikasi bahan kusen/kerangka
yang terpasang.
3.9. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium yang
berhubungan dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai dengan
persyaratan dari pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm yang tampak dari
kaca dan kerangka.
3.10. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
3.11. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik (polysulfids).
3.12. Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat insulasi panas yang tinggi, seperti
neoprene, foam dan polyethylene.
3.13. Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene dengan kekerasan 90 derajat atau
lebih pada sisi bawah kaca dengan ukuran :
Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max 50 mm
Lebar : Tebal kaca + 5 mm
Tebal : 5 mm s/d 12 mm
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB IX
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE DAN KUNCI
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan- bahan, untuk perlengkapan daun
pintu dan jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Pemasangan alat penggantung
dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu dan jendela.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Tabel Spesifikasi Material. Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware”
akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Untuk keseragamanan semua “hardware” dalam pekerjaan ini harus dari satu produk
misalnya, untuk engsel, kunci atau sejenisnya dan memiliki surat garansi
minimum 3 tahun dari main distirbusinya.
Pasal 03
PELAKSANAAN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk perlengkapan handle
daun pintu dan jendela, kunci, aksesoris dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
Pasal 04
PELAKSANAAN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
3.15. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di
dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, harus sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik.
3.16. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pengawas.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB X
PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan plafond gypsumboard dan calsium silicate board sesuai
dengan yang tertera pada gambar.
Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Pasal 03
BAHAN-BAHAN
3.1. Rangka Plafond
Untuk rangka plafond digunakan bahan zincalume/galvalume hollow ukuran 40 x 40
cm ketebalan plat 0,4 mm atau furring dengan ketebalan plat 0,3 mm. Rangka di
ramset pada beton atau diberi penggantung pada rangka kuda-kuda.
3.2. Penutup Plafond
Gypsum board 9 mm untuk plafond ruangan produksi Jayaboard atau setara
Calsium Silicate Board 4 mm untuk plafond kamar mandi produksi Kalsi atau
setara
Lokasi dan ukuran : sesuai gambar.
Pasal 04
CONTOH-CONTOH
4.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
4.2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan digunakan sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh Pemborong
ke lapangan.
Pasal 05
PELAKSAAAN
5.1. Pemasangan rangka plafon dipasang dengan jarak ukuran maksimal 60 x 60 cm.
Plafon gypsumboard/calsium silicate board discrew pada tiap jarak 20 cm pada bagian
tepi atau 30 cm pada bagian tengah. Ukuran screw adalah 1” dengan bahan mutu
terbaik dan tidak karat.
5.2. Pada pekerjaan plafond ini diperlukan adanya pekerjaan lain yang mempunyai
hubungan erat dalam pelaksanaannya. Sebelum pemasangan plafond dilaksanakan,
pekerjaan lain yang terletak di atas plafond harus sudah terpasang.
5.3. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana plafond harus diteliti
dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk
pemasangan harus konsultasi Perencana.
5.4. Bahan-bahan penggantung disesuaikan dengan kebutuhan dan gambar.
5.5. Pada pertemuan bidang planfond dengan dinding harus diperhatikan dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan gambar.
5.6. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 06
PENGUJIAN MUTU BAHAN
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan dinding partisi seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
Pasal 03
CONTOH-CONTOH
Pasal 05
PELAKSANAAN
5.1. Pekerjaan dinding partisi harus diselesaikan setelah pekerjaan penutup lantai dan
plafon selesai.
5.2. Partisi dipasang 2 (dua) lapis luar dan dalam.
5.3. Rangka dinding terdiri dari track yang dipasang horizontal pada lantai dan plafond dan
stud yang dipasang jarak ukuran maksimal 60 x 120 cm. Bahan dinding discrew
dengan jarak 30 cm pada dinding tepi dan 40 cm pada dinding tengah dengan screw
ukuran 1”
5.4. Pemasangan dinding partisi harus benar-benar tegak tanpa miring.
5.5. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka pemborong tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XI
PEKERJAAN PENGECATAN
A. KETENTUAN UMUM
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat, peralatan, dan perlengkapan lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan pengecatan pada seluruh detail yang disebutkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang
bersangkutan.
2.2. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal
yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
segel kaleng
test laboratorium
hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Pemborong.
2.3. merek cat yang digunakan Cat Jotun, Nippon atau Dulux atau setara dengan kualitas
nomor 1.
Pasal 03
CONTOH-CONTOH
Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih
dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x
40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus
disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Pemborong.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca
lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas
pengecatan. Bilamana waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan dalam
keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk
pengecatan, sesuai persyaratan pabrik dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai
persyaratan pabrik cat dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat
harus benar-benar kering, bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang
melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib
melakukan percobaan untuk disetujui Pengawas.
f. Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka
Pemborong harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
h. Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Pemborong, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
4.2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali spesifikasi
lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan
penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan, semprotan dan roller.
b. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas, penyemprotan hanya diijinkan
dilakukan bila disetujui Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana
ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang
dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain
kering.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang
tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Pemborong.
Pasal 05
PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
Pasal 06
PENGAMANAN PEKERJAAN
6.1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun
kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya
sampai cat tersebut kering.
6.2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan
pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan sebagainya dengan cara
menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
6.3. Pemborong bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat
pekerjaan pengecatan tersebut.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding (bagian dalam dan luar), plafond atau seperti
yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Pengawas.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. Bahan cat yang digunakan untuk bagian dalam (interior) adalah merek Dulux dari ICI,
Jotun atau setara. Warna ditentukan kemudian.
2.2. Pemakaian cat untuk dinding bagian luar (eksterior) menggunakan cat dengan merek
Dulux dari ICI, Jotun atau setara. Warna ditentukan kemudian.
2.3. Untuk dempul tembok mengunakan dempul merek RJ London atau setara.
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus
diperhatikan permukaan plesterannya dari :
Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan halus.
Seluruh bidang pengecatan sudah diberi dempul tembok dan diampelas serta
bersih segala noda noda atau kotoran/debu.
3.2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Pemborong harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda,
seperti yang disyaratkan.
3.3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan dasar sebanyak 1
(satu) kali menggunakan cat dasar (Sealer).
3.4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan rol cat
3.5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
3.6. Pengecatan harus dilakukan 3 lapis setelah pengecatan dasar dilakukan.
3.7. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengecatan kayu plint untuk partisi (interior) seperti yang
dinyatakan dalam gambar atau petunjuk pengawas.
Pasal 02
BAHAN-BAHAN
2.1. Bahan cat minyak yang digunakan adalah Bee Brand produksi Nippon Paint atau
setara.
2.2. Dempul kayu merek RJ London atau setara.
2.3. Bahan pengencer seperti yang disyaratkan pabrik.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 03
PELAKSANAAN
3.1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan kayu yang dicat telah diberi dempul
(wood filler) dan diamplas secara merata.
3.2. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat dilakukan pengecatan sesuai petunjuk
dari pabrik cat.
3.3. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas minimal 2”
3.4. Setiap lapisan cat dilakukan setelah minimal kering selama 3 (tiga) jam.
3.5. Setelah pengecatan lapisan terakhir, permukaan cat harus dijaga dari sentuhan
minimal 1 hari (24 jam).
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XII
PEKERJAAN STAINLESS STEEL DAN PANEL ALUMINIUM (ACP)
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai mutu pekerjaan yang baik.
1.2. Meliputi seluruh pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
Pasal 02
PERSYARATAN BAHAN
2.1. Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan stainless
steel dengan ketebalan minimum 2,5 mm type hairline.
2.2. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36.
Stainless steel harus anti karat (jenis ST 304) atau setara.
2.3. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk maksud tersebut.
2.4. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar-gambar atau Persyaratan Teknis, harus diadakan.
Pasal 03
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik yang sudah dikenal
disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga Pengujian Bahan yang disetujui Pengawas.
3.2. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan kepada
Pengawas atau Konsultan MK berupa contoh untuk disetujui.
3.3. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Pengawas harus diserahkan secepat
mungkin sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui. Contoh tersebut
harus memperlihatkan kualitas penyambungan dan penghalusan untuk standard
dalam pekerjaan tersebut.
3.4. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau
standar bagi Pengawas untuk memeriksa atau menerima bahan-bahan yang dikirim
oleh Kontraktor ke lapangan.
Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Pengerjaan
Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak kelihatan
bergelombang.
Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan
tidak memerlukan pengisi.
4.2. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang
telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar,
maka toleransi akan diberikan oleh Pengawas. Pemasangan baja dengan
toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
4.3. Pemotongan dan penyambungan.
a. Pengelasan
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai mutu pekerjaan yang baik.
1.2. Meliputi seluruh pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
Pasal 02
PERSYARATAN BAHAN
2.1. Komponen :
- Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 mm x 400 mm.
- Full frame with stiffener aluminium 1,2 mm.
- Sealant dan gasket.
2.2. Bahan :
- Aluminium Composite setara SEVEN.
- Ketebalan 4 mm
- Berat 5,6 kg/m2
- Bending strength : 45-60 kg/4mm
- Head Deformation : 200 ˚C.
- Sound insulation 24-39 dB.
- Finished : Flourocarbond Factory Finished.
- Aluminium Skin Thickness : 0,5 mm.
- Aluminium Alloy : 5005.
- Coating Type : PVDF.
- Bahan Composite tidak mengandung racun / non toxic.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 03
PELAKSANAAN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
BAB XII
PEKERJAAN SANITAIR
Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya
sehubungan dengan pemasangan perlengkapan kamar mandi/WC, urinal, pipa air bersih
dan pipa pembuangan air kotor.
Pasal 02
KETENTUAN BAHAN
2.1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapat dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini, kecuali ditentukan lain.
Pasal 03
CONTOH-CONTOH
Pasal 04
SYARAT PEMASANGAN
4.1. Pemborong harus meminta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan letak
pemasangan perlengkapan kamar mandi dan lain-lain. Pemasangan harus kuat, rapi
dan bersih.
4.2. Penyambungan pipa harus dilakukan menurut instruksi dari pabrik dan disetujui oleh
pengawas.
4.3. Pemborong harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan menggunakan alat
pemotong pipa.
4.4. Perlengkapan pipa seperti valve dan lainnya harus ditempatkan sesuai dengan gambar
atau petunjuk pengawas.
Pasal 05
PEKERJAAN WASTAFEL
5.1. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO, American Standart/setara lengkap
dengan segala accecoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang
dipakai sesuai yang tercantum pada gambar.
5.2. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak terdapat, gompal retak dan cacat lainnya.
5.3. Ketinggian pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta gambar serta sesuai
dangan petunjuk dari produsen yang tertera dalam brosur. Pemasangan harus baik,
rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbing tidak boleh ada kebocoran.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 06
PEKERJAAN URINAL
6.1. Urinal beserta kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO, Amrican
Stnadart/setara, type dan fitting yang dipakai sesuai yang tercantum pada gambar.
6.2. Urinal yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat, gompal,
retal dan cacat lainnya.
6.3. Pemasangan urinal tembok menggunakan baut Ficher atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg per baut.
6.4. Ketinggian pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta sesuai dengan
petunjuk dari produsen tertera dalam brosur. Semua celah-celah yang mungkin ada
antara dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal.
Penyambungan instalasi plumbing tidak boleh ada kebocoran.
Pasal 07
PEKERJAAN CLOSET
7.1. Kloset jongkok dan closet duduk berikut segala kelengkapannya adalah merk TOTO,
Amercan Standart/setara. Tipe yang digunakan untuk kloset jongkok dan kloset
duduk sesuai yang tercantum pada gambar.
7.2. Kloset yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat, gompal,
retak dan cacat lainnya.
7.3. Kloset harus terpasang kokoh dan ketinggian sesuai dengan gambar, waterpass.
Semua noda-noda, harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran.
Pasal 08
PERLENGKAPAN KRAN
8.1. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk TOTO, American
Standart / setara, dengan cromed finish. Ukuran disesuaikan dengan gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher
panjang dan memepunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding
dengan type sesuai yang tercantum pada gambar.
8.2. Stop kran yang dipakai adalah merk TOTO/ setara, bahan kuningan dengan putaran
warna merah/hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar.
8.3. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku penempatan harus
sesuai dengan gambar.
Pasal 09
FLOOR DRAIN DAN CLEAN OUT
9.1. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah merk TOTO, American Standart
/setara, metal verchroom, lubang 2 inci dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel untuk foor drain dan dopverchroom dengan drat untuk clean out.
9.2. Floor drain dipasang adalah sesuai dengan gambar.
9.3. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tidak ada cacat dan disetujui
oleh pengawas.
9.4. Pada tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan
rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran
floor drain.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Pasal 10
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN KOTOR
10.1. Untuk instalasi air bersih menggunakan pipa PVC-Insar kelas AW dengan minimum
tekanan 8 Kg/Cm2 dengan pipa Ǿ 0,5 – 1,25 inchi sesuai dengan gambar kerja.
10.2. Untuk instalasi air kotor dipakai pipa PVC-Insar kelas AW dengan minimum tekanan
8 Kg/Cm2 dengan pipa Ǿ2 – 5 inchi sesuai dengan gambar kerja.
10.3. Reservoar bawah (ground reservoir) dibuat dari bahan beton bertulang dengan ukuran
dan spesifikasi seprti dalam gambar. Sedangkan reservoir atas (roof tank)
menggunakan bahan fiber glass ukuran 2 M3 lengkap dengan rangka penyangga yang
terbuat dari besi siku dan dilengkapi dengan water level control.
10.4. Septic tank terbuat dari bahan beton bertulang dengan ukuran dan spesifikasi yang
tertera pada gambar, termasuk pipa Ǿ 1” berbentuk huruf T dengan tinggi 0,5 M dari
permukaan tanah.
Pasal 11
PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
11.1. Bila dianggap perlu, Pemborong wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas, baik mengenai komposisi,
kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu Pemborong harus
menunjukkan syarat rekomendasi memulai pekerjaan.
11.2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan di uji baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan
Pemborong tanpa biaya tambahan.
11.3. Pengujian pipa dilakukan bagian demi bagian dengan cara memompakan air ke
dalam pipa yang akan di uji sehingga mencapai tekanan 8 atm dan dibiarkan selama
1 jam.
11.4. Apabila ditemui kerusakan, pekerjaan pengetesan harus diulang setelah perbaikan
dilaksanakan. Biaya perbaikan dan pengetesan menjadi tanggungan kontraktor.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
PASAL 1
UMUM
Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Administratif.
Dalam hal ini Rencana Kerja dan Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan
Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal / Elektrikal.
PASAL 2
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan Undang-
undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Kementrian Tenaga Kerja. Cara dan teknik
pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai
peraturan pemasangan instalasi ini oleh badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada
petunjuk dari Konsultan / Pengawas.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari per- syaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2.2. KONTRAKTOR
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan / Pengawas serta
pihak yang berwenang, maka keselu- ruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana
kenyataannya, dapat ditolak dan diganti. Dalam hal ini Pemberi Tugas dapat menunjuk Pihak
Ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung-
jawab Kontraktor.
1. Shop Drawing
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop
drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja
telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan / Pengawas.
2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan / Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh
harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor
memperoleh SPK.
3. Kontraktor harus membuat jadual / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga
kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang terrinci untuk
setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan / Pengawas atau pihak lain
yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Skedul dan network planing
harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah menerima SPK.
4. Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak
Konsultan / Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa
tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai
dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan
kemudian, berdasarkan pada jadual perincian waktu yang diserahkan oleh
Kontraktor.
6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal dan
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan / Pengawas, Konsultan, Ahli atau
pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Konsultan / Pengawas. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan dari
Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan
sudah diterapkan. Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan / Pengawas atau Ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Konsultan / Pengawas
untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.
1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang
digunakan.
2. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.
3. Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan
dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 6 bulan sesudah
tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan / Pengawas secara baik (setelah masa
pemeliharaan).
1. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau
sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik
atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari
setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal / Elektrikal dan mendatangkan 1
(satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan
penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
4. Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistem
Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
setelah proyek ini diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun
kalender setelah serah terima kedua.
2.9. IZIN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang Site
Manager yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan
kontrak untuk mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung-jawab
sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada proyek ini dan harus selalu berada
di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara
tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor
pada saat penawaran dilakukan.
3. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Konsultan / Pengawas, Konsultan
Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang cakap
menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan orang lain.
4. Selama Site Manager belum ditunjuk, Penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai Site Manager.
2.13. BAHAN
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-
bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi,
tenaga kerja, pembuatan alat-alat, pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air
untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam
gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah
sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknik) :
1. Sistem Mekanikal
a. Instalasi Plumbing Air Bersih, Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan dan
STP/BIO SEPTIC.
b. Instalasi Air Conditioning (AC)
c. Instalasi Pemadam Kebakaran
2. Sistem Elektrikal
a. Instalasi sistem Listrik lengkap berikut panel-panel daya
b. Instalasi Penangkal Petir dan Grounding.
3. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal
sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan / Pengawas atau
pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Mekanikal/Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal / butir-butir yang ditulis
/ disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mempertegas spesifikasinya.
9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal /
Elektrikal segala biaya pengujian di pabrik pembuatnya dan memberikan izin
untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Sistem
pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima
SPK.
PASAL 4
PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI
5.1. UMUM
5.2.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
1. Instalasi Air Bersih
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi tekniknya.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara
parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan
sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
1. Pengecatan
a. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan
persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing- masing.
b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium.
c. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir
dengan cat besi merek ICI atau setara dengan merek sebagai berikut :
pipa air bersih : biru (ICI R 404-41001)
pipa drain / waste : hitam (ICI R 404-40009)
gantungan / support : hitam (ICI R 404-40009)
panah pengarah : putih (ICI R 404-101)
d. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi
bagi peralatannya dengan cat.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 8
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
2. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat -
tempat rendah tertutup. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting
untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang
penting. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris. Kontraktor harus menyediakan dan memasang
tanda panah pada pipa di tempat - tempat tertentu untuk menunjukan arah
aliran dengan cat. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release
valve beserta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya
pengumpulan udara.
3. Ukuran (dimensi)
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan,
dan bila terdapat perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan
dengan Konsultan/Pengawas. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan
pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
1. Pipa
Pipa dengan diameter 1 s/d 3, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang
menuju fixtures menggunakan Pipa Propilene PPR-PN 10 yang memenuhi standar. Pipa
ex Wavin, TORO atau setara.
2. Fitting
Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3 diperkenankan menggunakan sambungan ulir
(screwed). Valve pada fixture terbuat dari brass metal atau bahan yang tidak
berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua
valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya. Semua valve dari
merek KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan
brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150
psi).
5. Pemasangan Pipa
a. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji
harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan
kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-
bekas dari bobokan.
b. Pipa Mendatar
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak antara pipa
dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 9
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
6. Penyambungan Pipa
a. Sambungan ulir
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan
diameter sampai 40 mm (1 1/2 ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan
sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan
zinkwite dengan campuran mi- nyak. Semua pemotongan pipa menggunakan
pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan
dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas
bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk
sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press
khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diizinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan
las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las/elektrode yang
sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mendapatkan izin tertulis dari Konsultan / Pengawas. Setiap bekas
sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves.
Sleeve untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding
dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus
dilengkapi dengan sayap / flens / water stop. Untuk pipa-pipa yang menembus
konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus
dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap
air dengan rubber seal atau caulk.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 10
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
3. Penyambungan Pipa
a. Pipa PVC dengan diameter 3 ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai
dasar harus disambung dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih
dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 11
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
5. Pengujian
a. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung keperalatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan
tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2.
b. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup
rapat.
c. Untuk pemipaan air kotor, air bekas, dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi
pemipaan dengan air.
d. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi
pengurangan volume air.
e. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh Kontraktor.
f. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
g. Konsultan / Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini
dianggap perlu.
h. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk
tanggung jawab Kontraktor.
i. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Konsultan / Pengawas.
PASAL 5
PEKERJAAN SISTEM TATA-UDARA (AC) DAN PENGHAWAAN/VENTILASI
5.1. UMUM
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait,
petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan
Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas
pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
1. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat pekerjaan
instalasi tata udara ini.
2. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
3. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
berserta addendumnya.
4. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 13
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Umum
1. Spesifikasi teknis/RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-
ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya
berhubungan dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
1. SMACNA – 85
2. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
3. NFPA – 90A
4. ASTM, ASME
5. AMCA
6. CTI
7. PUIL 2000
8. Pedoman Plumbing Indonesia
9. Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
10. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
11. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
Kondisi Perancangan
1. Kondisi udara luar bangunan :
Temperatur rata-rata : 35° C
Relative Humidity : 70 – 75 %
Kecepatan angin rata-rata : 7 – 10 mile/jam
Perlindungan Kebakaran
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api yang disebabkan adanya
celah-celah antara pipa dengan dinding atau lantai harus menggunakan material
yang sesuai untuk tujuan tersebut.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 14
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
beban yang ada. Setelah di Set temperatur ruangan misalkan dengan suhu udara
22 derajat , maka Compressor bekerja secara automatic . Apabila beban penuh
atau pada suatu ruangan penuh dengan pengunjung, suhu ruangan 22 derajat.
Dan apabila dalam ruangan pengunjung berkurang 50% suhu ruangan tetap 22
derajat .
Khusus untuk pengoperasian unit bisa dilakukan dari jarak jauh sehingga
memudahkan pengguna gedung untuk mematikan dan menyalakan mesin outdoor
nya.Jarak antara Unit Indoor dan oudoor, max 150 meter.
Compressor : Jenis Welded Shell type, scroll compressor. Multi
compressor, satu unit (satu modul) minimal terdiri dari
4 kompressor.
Condenser : terbuat dari pipa seamless copper dengan fan
berjumlah sedikit-dikitnya empat fan per unit.
Evaporator : Brazed Plate Heat Exchanger.
Control : Menggunakan sequence controller dimana antar
unit/modul bisa berkomunikasi secara langsung,
mikroprosesor controller sekurang–kurangnya sudah
touch screen keypad membrane atau technology yang
terkini, dilengkapi dengan standar proteksi pengaman,
data pencatat alarm, compressor protection device,
HP/LP pressure switch, 3 phase thermal overload relay
dan bisa dipasang terpisah dari unit chiller. Pada
masing-masing slave modul dilengkapi dengan control
tersendiri sehingga memungkinkan masing-masing
slave modul bekerja sendiri pada saat main control.
Casing
Kabinet terbuat dari bahan galvanized steel plate 1,6 mm dengan rangka
penguat dari bahan baja/besi dengan sambungan las (proses hot dip
galvanized 50 micron), dilengkapi isolasi fiber glass diantara kedua panel
dengan density 3 lb/cu.ft untuk mencegah condensasi.
Bak pengembunan harus diberi isolasi dari fibre glass tahan api tebal 25 mm (1
inchi) dan permukaannya dilapisi oleh alluminium foil satu sisi untuk mencegah
timbulnya pengembunan air.
Jumlah row dan fin harus diseleksi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan beban
(sensible & total heat) yang ada.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 15
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Fan Section
Fan FCU harus memenuhi test uji dan bersertifikasi dari Badan yang melakukan
uji performance dari FCU (misal : Badan Penguji dilakukan oleh Euro Fan
Certified).
Blower harus jenis centrifugal forward/backward curve draw thru digerakkan
oleh motor dengan HP yang cukup
Bearing blower harus mempunyai pipa pemberi pelumas dan dipilih yang
mempunyai daya tahan sampai 200.000 jam operasi.
Motor penggerak fan mempunyai putaran ± 1450 rpm.
Casing motor harus terbuat dari bahan aluminium alloy dan winding insulation
harus dari klas F (IP-54).
Kapasitas
Kapasitas air handling unit harus sesuai dengan yang tercantum dalam
equipment schedule dan dipilih dengan max. Face velocity 550 FPM (2,8 mps).
Filter
Filter harus menjamin kebersihan udara balik dan udara segar dan dapat
menyaring dengan sempurna debu dan kotoran-kotoran udara.
Filter harus dapat dan mudah dilepas dan dibuka kearah sisi samping.
Jenis filter yang digunakan adalah "Disposable panel filter progresive density
media coated with visosine adhesive".
Komposisi bahan filter harus memenuhi, antara lain :
- Average arrestance 80-85 %
- Material resistance 0,08-0,25" Wg
- Final resistance 0,5" Wg
- Face felocity 550 fpm
- Frame terbuat dari baja di Galvanized (lokal)
Return Plenum Box (apabila ada)
Setiap AHU harus dilengkapi dengan return plenum box dengan ukuran sesuai
dengan gambar perancangan.
Bahan plenum harus dari jenis BJLS dengan ketebalan 1,2 mm (BJLS-120) dan
dilengkapi dengan pintu access untuk memudahkan pengecekan dan
pemeliharaan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 16
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Teknis Peralatan
Type : Centrifugal End Suction
Head : 17 m
Kapasitas : 93.6 GPM
Putaran : +/- 1.450 RPM
Seal Type : Mechanical Seal
Working Press. : min. 10 bar, max 13,7 bar
Bahan
Volute Casing : Cast Iron
Impeller : Bronze
Shaft : Stainless steel
Shaft Sleeve : Stainless Steel
Wear Ring : Cast Iron
Motor
Tipe : Totally enclose, fan cooled squirrel-cage
Enclose Class : IP-54
Insulation Class : Class F
Voltage : 380 V/3 Ph/50 Hz
Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan
condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut.
Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.
Umum
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(perfomance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang
bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan
teliti untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan
masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit
tersendiri.
Condensing Unit (OU)
Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish
memakai baked enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube dengan
alumunium fin. Tipe Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan
langsung dan dilengkapi dengan pelindung/pengaman.
Indoor Unit (IU)
- Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi
dengan bahan fibre glass atau mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor
fin dari type centrifugal, double inlet atau single inlet forward curved, multi
blade dengan pergerakan langsung atau tidak langsung memakai belt.
- Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal
alumunium fin, refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture
indicator dan sight glass, refrigerant filter drier, dan liquid line solenoid valve.
Suatu drain yang cukup dapat menampung air condensasi pada keadaan
minimum.
-
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 17
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
5.5. VENTILASI
Umum
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe,
kemampuan (performance) peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat
pada lembar “Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210–74 di Amerika.
Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re–10E12 w pada octave
band mid. frek. 60–4000 Hz.
Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya dan dalam batas-batas yang normal.
Spesifikasi Teknis
Axial Fan
Impeller fan dari type Airfoil blade, Adjustable pitch.
Material fan :
Casing : Hot Dipped Galvanized Steel
Impeller : Almunium diecast
Shaft : Carbon steel
Pelumasan : Grease ball bearing
Fan lengkap dengan counter flange untuk penyambungan ke ducting.
Fan lengkap dengan accessories bell mount (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar
Peralatan).
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 18
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Instalasi
Seluruh unit fan tipe axial harus digantung pada kontruksi bangunan (plat
beton).
Setiap penggantung harus dilengkapi dengan peredam getaran/vibrasi jenis
Spring agar untuk mengurangi perambatan getaran pada struktur bangunan.
Hubungan antara unit Fan dengan Ducting harus diberi flexible dari kain terpal
minimal dua lapis.
Kemiringan fan blade harus diatur sedemikian agar dicapai debit aliran udara
dan static pressure sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan.
Baik ditunjukkan pada gambar atau tidak, seluruh unit fan yang berada dilantai
atap harus diberi pelindung hujan dan panas berupa rumah fan.
Instalasi
Belokan
Belokan harus dari jenis "Long radius elbow" kecuali bila ruang tidak
memungkinkan, belokan harus mempunyai jari-jari minimal 5 kali garis tengah
pipa.
Kecuali yang dinyatakan lain didalam gambar, seluruh sistem sambungan pipa
menggunakan sistem flange dan las.
Sambungan
Untuk seluruh sambungan pipa yang menggunakan sistem ulir (Screw) harus
dilengkapi sealing tape (pita perekat) atau "joint compound" untuk mencegah
kebocoran.
Jarak Instalasi
Pipa harus dipasang sejauh minimal 50 mm dari tepi dinding, atap, lantai dan
lain-lain agar memudahkan pemeliharaan (service maintenance).
Dudukan pipa untuk menjaga jarak tersebut dibuat dari bahan yang umum
digunakan.
Graded
Ujung diameter pipa graded sedemikian untuk menjamin kelancaran aliran dan
mencegah noise dan "water hammer".
Di mana perlu harus dipasang "relief vent" dan pipa dipasang dengan kemiringan
(pitch) secukupnya.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 19
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Test Prosedure
Setelah selesai pengelasan untuk setiap tahapan instalasi Kontraktor harus
melakukan pressure test :
4 Jam dengan tekanan (Woking Pressure) 4-5 kg/cm²
4 Jam dengan tekanan “Standard Class Pressure” 15 kg/cm²
4 Jam dengan tekanan “Test Pressure” 125% x Standard Class
- Untuk dia. 65 mm keatas, isolasi getaran harus "wire & fabric reinforced
moulded" dan "vulcanized high pressure rubber connector"
Riser vertical menembus lantai, dengan lantai yang ditembus pipa harus
disangga/disupport oleh jenis "collar" atau "clamp" di mana pipa tersebut
dijepitkan pada suatu "angle" dengan kokoh. Di sekeliling pipa riser yang masih
ada celah/lubang harus ditutup rapat dengan rubber seal. Tidak dibenarkan
penutupan celah tersebut menggunakan cor beton.
- Bilamana pipa dan clamp berbeda bahannya, suatu gasket harus dipasang
antara pipa dan clamp tersebut.
- Seluruh pipa yang ditumpu/digantung/disangga adalah sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan adanya tekanan pada isolasi pompa.
- Pelat metal pelindung setidaknya minimal dari BjLS 100 dengan panjang 150
mm (6") pada kedua sisi clamp saddle atau roller.
Lapisan Pelindung
Seluruh pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain hendaknya
diberi lapisan pelindung dari penyekat/karet bahan stainless steel sheet sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.
Selubung dalam daerah-daerah lantai yang basah dibuat dari tembaga dan
menyelubungi sampai 2,5 cm di atas lantai.
Seluruh pemipaan yang berada diluar bangunan (site) harus diberi lapisan
pelindung pipa expose dan proteksi (metal jacketing) dari bahan BJLS di cat atau
Alluminium sheet dengan ketebalan minimal 0.8 mm.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 21
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
ketegangan yang berbahaya pada pipa-pipa cabang tersebut dan alat-alat yang
terpasang pada cabang tersebut.
Pengumpul Kotoran
Pada ujung bawah dari "riser" pada titik-titik terendah dari suatu aliran dan pada
tempat-tempat di mana kotoran dan "scale" bisa menumpuk harus dipasang
pengumpul kotoran yang ditutup (capped dirt pockets).
Untuk memungkinkan expansi/kontraksi dan mencegah tegangan-tegangan yang
terlampau besar, di mana mungkin dipasang "double swing" pada setiap
perpindahan dari pipa utama horizontal ke riser.
Kontraktor harus memasang pengumpul kotoran yang ditutup (cappeddirt
pockets) pada tempat-tempat terendah. Kontraktor harus menyediakan dan
memasang "relief vent" pada tempat-tempat yang diperlukan.
Pipa Pengembunan
Lubang Pengetesan
Kontraktor harus membuat lubang pengetesan (test Connection) pada setiap cerobong
utama serta pada tempat-tempat lain yang sekiranya perlu sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
Air Extractor
Kontraktor harus memasang "adjustable air extractor" pada semua percabangan ke
diffuser udara keluar yang dapat diatur dan dikunci sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib membuat contoh
cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi sebelum dilaksanakan.
5.6. PENGECATAN
Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga, semua
unit-unit yang dirakit dilapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan
lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai dengan persyaratan pengecatan
yang sesuai untuk bahan masing-masing dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, Perencana atau Pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
- Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dari dalam spesifikasinya. Tetapi bila cacat akibat instalasi
Kontraktor wajib mencat kembali khusus ditempat yang cacat tadi dengan warna
yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Perencana.
- Untuk peralatan-peralatan yang tampak maka bahan-bahan tersebut harus dicat
akhir (spray) dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi,
Perencana.
- Pengecatan harus dilakukan sebelum peralatan-peralatan tersebut dipasang.
- Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi bagi
peralatannya. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-
tanda yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.
PASAL 6
INSTALASI LISTRIK
6.1. UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam
maupun di luar bangunan Gedung Kantor PLNE. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis
Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Khusus
Teknik ini.
6.4. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta
spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan
harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur, struktur,
mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan
peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Konsultan /
Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
box empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak
lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di
tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk
menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan,
tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
b. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
tempat-tempat yang kena matahari.
tempat-tempat yang kena hujan.
tempat-tempat yang kena minyak.
tempat-tempat yang kena udara lembab.
tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
c. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.
d. Saklar dan Stop Kontak.
Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel
dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk
peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan
kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating
minimum 10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap
permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika
tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar
tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai. Sambungan
hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak
harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan / Pengawas. Saklar dan stop
kontak ex LEGRAND dan BERKER atau setara.
Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran
pentanahan.
Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
e. Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.
Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 25
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 26
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 27
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
g. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi
dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
h. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit-langit.
2. Sistem Race Way
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL
dan lain-lain. Diameter minimum konduit adalah 3/4 menurut ukuran
pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
uPVC high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS 4607 dan
BS 6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dari jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I dan II class 4.
c. Pemasangan
Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi
dilakukan dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya,
sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding
sesuai dengan kondisi semula. Selama dilakukannya pengerjaan
plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus ditutup untuk
mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang
sejajar atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau
pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit,
harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup
dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup /
dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-
fitting, klem dan lain-lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan
karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus
dicat satu jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang,
dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan / Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus
dicat dengan warna sebagai berikut :
- Pipa penerangan dan daya - orange
- Pipa Elektronik / telepon dll - hijau
Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 28
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
penunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium
yang memenuhi standar SII.
Race way Melintas / Menembus Dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit
dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.
Konduit Logam Flexibel Tahan Air.
Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di
mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam
atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam
hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC)
harus menon- jol pada inti baja yang flexibel. Sambungan antara
konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya dengan konduit
fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis insulated throat type yang
dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan cairan
tersebut. Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way /
konduit ini.
Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet
dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing
insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau fibre minded yang
dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak
mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis
yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan
sistem penguncian interlock compressed.
3. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-
bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk
pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop
kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan dengan
konduktor kontinyu untuk pentanahan. Penggunaan konduit metal sebagai
satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini, harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat
dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi. Luas penampang minimum
konduktor pentanahan adalah 6 mm2 dan dimasukkan ke dalam konduit.
Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung
mekanis yang disetujui oleh Konsultan / Pengawas. Tahanan pentanahan yang
disyaratkan adalah maksimum 2 Ohm.
Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat
dari plat baja (metal clad) dengan ketebalan minimum 1,7 mm.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal
akibat hubung- singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik). Panel
harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya.
Bagian bawah dan atas panel dilengkapi dengan pelat penutup yang
bisa dilepas.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel
tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel /
kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya
dan lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup
yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi
untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan
arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC
untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian belakang
harus mempunyai lubang sekrup untuk pemasangan secara
kokoh menempel ke dinding.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pelat baja minimum
1,7 mm.
Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti
ditunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi). Tempat struktur bus-bar dan
hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk
dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi
tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur
untuk menjamin daerah kontak yang baik.
c. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada
bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).
d. Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya
dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang
tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam
gambar kerja. Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu,
lengkap dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk
komponen tersebut.
e. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan -
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudian hari. Kemungkinan penyambungan
di kemudian hari dapat berupa peralatan baru, misalnya saklar, pemutus
daya, kontaktor dan lain-lain.
f. Bus-Bar / Rel Daya
Bus-Bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar
dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi. Jarak antar
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 30
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam PUIL
1987. Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis hard drawn high
conductivity yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran bus-bar disesuaikan
dengan peraturan PUIL 1987 (daftar no. 630 - D1 -D4 / PUIL 1987). Semua
bus - bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat
dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselin
atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya
mekanis yang terjadi akibat arus hubung-singkat. Rel daya dicat dengan
warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL. Cat tersebut
harus tahan terhadap temperatur sampai 70 oC. Setiap panel harus
mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full neutral) yang
diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang,
diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar
dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang
tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang lebih kecil,
diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA). Kontraktor
diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran-
ukuran dari bus-bar dan susunannya. Ukuran dari bus-bar harus
merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara-cara untuk
penyambungan di kemudian hari.
Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu teminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih
dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar. Bila terjadi
hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang tembaga
tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal
yang berlainan.
g. Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar rencana. Bila digunakan amperemeter
selector switch (ASS / saklar pindah), pada saat pemindahan pengukuran
arus, saklar pindah untuk amper- meter harus berada pada posisi off, dan
pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan terhubung-singkat.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 mm x
144 mm. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.
Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban penuh. Amperemeter harus mampu
untuk menahan pergerakan yang timbul akibat arus start motor dan
mempunyai skala overload yang rapat (compressed) untuk keperluan
pembacaan arus start tersebut. Pada amperemeter harus terdapat
mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar di bagian depan.
Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di sisi
daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus
nominal 3 A. Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukan nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian
depan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 31
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
h. Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai
dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran. Pemasangan
harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis
yang timbul pada waktu terjadinya hubung-singkat 3 fasa simetris. Trafo
arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan kWh-
meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya (kapasitas burden
mencukupi). Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus
khusus (terpisah).
i. Kabel-Kabel Kontrol.
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap
kerusakan mekanis. Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis
NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan
sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat
penekan (press-tang / kerf tang) secara baik, sehingga dapat dicegah
terjadinya hubung longgar (loose contact). Setiap pemasangan ujung kawat
kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang dan
kokoh.
j. Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik.
Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
k. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus antara 80 A sampai
dengan 800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part
1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi
40 oC (fully tropicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660
VAC dengan rating 1.000 VAC.
- MCCB harus dapat dioperasikan secara reverse feed baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
- Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat
dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk
menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu
(wiping action).
- Mekanisme operasi harus dari jenis quick make dan quick
break secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu
opening, closing maupun trip. Mekanisme ini harus trip-free untuk
mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
- Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir
pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka
secara bersamaan.
- MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing - masing
kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih
(overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal,
pengatur arus hubung-singkat (overcurent - instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).
Miniature Circuit Breaker (MCB).
- MCB digunakan untuk arus kurang dari 80 A, harus memenuhi
persyaratan B.S. 4752 /Part 1 1977 atau IEC157.1 (fully tropicalized),
mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000
VAC.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 32
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
PASAL 7
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
Didalam item ini termasuk juga pipa pelindung dan klem untuk dudukan
dan pemasangan hantaran turun.
3. Elektroda Pembumian,
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 34
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instansi lain yang berwenang.
Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis
radioaktif. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan gambar
pelaksanaan. Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri
arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan. Elektroda penangkal petir
harus dihubungkan dengan hantaran turun
Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian
atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai semi basement harus
dapat terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 35
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
PASAL 8
SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN (GROUNDING SYSTEM)
7.8. KONSTRUKSI
a. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
c. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan
grounding rod terbuat dari bare copper conductor atau kabel berisolasi
sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
d. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang
terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt.
7.9. PEMASANGAN
1. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding
rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 m dan masing-
masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
2. Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak
control harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
3. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan
tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol
harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
4. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
5. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan
peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
6. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus meng
gunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini
dilakukan di dalam bak kontrol. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai
dengan yang tercantum didalam Gambar Pelaksanaan.
7. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
a. Pembumian jaringan tegangan tinggi,
b. Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
c. Pembumian sistem tegangan rendah,
8. Tata letak sistem pembumian harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 36
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
I PEKERJAAN MEKANIKAL
PLUMBING
A AIR BERSIH
1. Transfer Pump Centrifugal End Suction Type Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon
2. Booster Pump Booster pump Package (3 Unit Pump) Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon
3. Deep Well Pump Submersible Pump Cap : 200 l/m Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon
5. Pipa Air Bersih (PPR-PN 16) PP - R PN. 10 Wavin, Kelen, Lesso, Westpex
6. Pipa Air panas (PPR-PN 20) PP - R PN. 20 Wavin, Kelen, Lesso, Westpex
11. FRP Tank FRP Panel Tank Type Induro, Oriental, BioTech
B AIR KOTOR
C PEMADAM KEBAKARAN
1. Fire Extingueser Dry Powder 6 kg, CO2 23 kg Apron, Yamato, Hooseki, Viking, ZID Fire
2. Black Steel Pipe (Sch 40) BS Sch 40, and Medium Class PPI, Spindo , Bakrie
D TATA UDARA
6 Cable Power & Control Kabel Metal, Kabelindo, Supreme, Tranka, Jembo, Voksel
7 Ducting
9 Grille