Anda di halaman 1dari 91

KE M E NT E RIAN RI S E T , T E KNO L O G I DA N P E ND I DIK AN T I N G G I

UNIV E RS IT AS T E U KU UM AR
M E U L ABO H, AC E H BAR AT
T l p. (065 5) -7 110 53 5
L a m a n : w w w . u t u . a c . i d , E m a i l : i n f o @ u t u . a c . id K ode P os 236 15

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

U-2

III
I-AB I-AB
II

U-1

REVIEW DESIGN GEDUNG U2 (SEGMEN 1-3)

ISO
180
01:2
007

OHSAS
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN

Pasal 01
PERATURAN TEKNIS

1.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-ketentuan dan


peraturan seperti tercantum di bawah ini :
a. Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008 Tentang Persyaratn Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
e. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2013)
f. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung (SNI 1729 : 2015):
g. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729 : 2015)
h. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung (SNI 1726 : 2012)
i. Peraturan Mutu Kayu Bangunan (SNI 3527-1994)
j. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 – Amandemen 4 (SNI 0225 : 2011/Amd :
2015)
k. Peraturan Umum Instalasi Air Leding (A.V.W.I)
l. Peraturan Plumbing untuk Bangunan Gedung (SNI 8135 : 2015)
m. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh PLN
n. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh PDAM
o. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
p. Persyaratan Umum Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (PDTPI - 1980)
q. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum
r. Peraturan Pembebanan (SNI 1727 : 2013)
s. Peraturan Bahan Bangunan:
 Semen Portland (SNI 2049 : 2015)
 Baja Tulangan Beton (SNI 2052 : 2017)
t. Perda Qanun Kabupaten Aceh Barat.

1.2. Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelainan/
penyimpangan dari peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat (1.1) di
atas, maka rencana kerja dan syarat-syarat ini yang mengikat.

Pasal 02.
PEMAKAIAN UKURAN

2.1. Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan
yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut
tambahan dan perubahannya.
2.2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap
perbedaan yang ditemukannya di dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar
kerja maupun dalam persetujuan tertulis dari pengawas.
2.3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi, oleh karaena itu Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap
gambar-gambar dan dokumen yang ada.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 03
INFORMASI TAPAK

3.1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus benar-benar memahami
kondisi/ keadaan tapak (site) atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
3.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhatikan secara khusus mengenai peraturan
lokasi tempat kerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi
selama pekerjaan berlangsung.
3.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar,
RKS dan agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Pasal 04
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

4.1. Selama belangsungnya pembangunan, kebersihan halaman, kantor, gudang, los kerja
dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari
bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini dapat
menyebabkan pengawas memberi perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menanggung seluruh akibatnya.
4.2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di
halaman bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan
penelitian bahan-bahan oleh pengawas maupun pemberi tugas.
4.3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja pada tempat-
tempat tertentu yang disetujui oleh pengawas demi terjaminnya kebersihan dan
kesehatan dalam proyek.
Para pekerja Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan untuk :
a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin pengawas/pemberi tugas.
b. Memasak di tempat bekerja kecuali dengan ijin pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di
tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk lokasi pekerjaan dengan bebas.
Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh pengawas atau pemberi tugas
pada waktu pelaksanaan.

Pasal 05
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN / BARANG

5.1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang,
maka dalam hal ini dimaksud untuk menunjukan tingkat mutu bahan dan barang
yang digunakan.
5.2. Setiap penggatian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan baraang harus
disetujui oleh perencana/pemberi tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi yang harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas
atau pemberi tugas.
5.3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, setelah disetujui oleh pengawas atau
pemberi tugas, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
5.4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau pemberi tugas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
5.5. Dalam mengajukan harga penawaran, Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah
memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Tanpa mengingat jumlah tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab
pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas
perintah pengawas atau pemberi tugas.

Pasal 06
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN

6.1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas dan Penyedia
Jasa Konstruksi harus mentaati keputusan tersebut.
6.2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran
dengan skala dari gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari
pekerjaan yang telah selesai.
6.3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau dokumen, yang
berlainan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan
satu terhadap lainnya. Tetapi untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau yang
mempunyai bobot biaya yang tinggi.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pembangunan pada proyek ini.
1.2. Bagian ini meliputi mobilisasi dan demobilisasi, Pembuatan Papan Nama Proyek,
Direksi Keet, Gudang Semen dan Peralatan, Barak Pekerja dan KM/WC, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), Pembersihan Lokasi dan stripping, Jalan sementara,
Pembuatan Pagar Proyek dari seng gelombang tingggi 2 meter, Pengukuran dan
pemasangan bouwplank, Listrik Kerja, Administrasi, dokumentasi, shop drawing &
asbuilt drawing, Pengujian Laboratorium, Air Bersih, Sewa Scaffolding, Sewa Crane,
dan Pembersihan Akhir.

Pasal 02
PAPAN NAMA PROYEK
2.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan Papan Nama Proyek yang
mencantumkan nama-nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor.
2.2. Ukuran papan nama proyek 200 x 100 cm dengan dilapisi seng, didirikan tegak lurus
dengan kayu 5/7.
2.3. Peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan Konsultan
Pengawas.

Pasal 03
DIREKSI KEET, GUDANG SEMEN DAN PERALATAN

3.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan kantor pengelola proyek dengan ukuran
luas 120 m2 lengkap dengan peralatan / perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek sebagai berikut :
- 3 (tiga) set meja kerja lengkap dengan kursinya
- Meja rapat untuk kapasitas 10 orang
- Calculator sebanyak 2 Buah (Minimal 12 digit)
- 1 (satu) lemari arsip metal terkunci
- 1 (satu) set Computer
- 1 (satu) Set Mesin Pencetak (Printer) ukuran A3.
- 1 (satu) Unit White Board.
- 1 (satu) Unit Soft Board.
- 1 (satu) Unit papan informasi.
3.2. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan alat-alat kerja pengelola proyek di
lapangan, sebagai berikut :
- 2 (Dua) buah roll meter tape ukuran 5 meter
3.3. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup
untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar
dari gangguan cuaca dan pencurian.
3.4. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan :
a. Menyimpan alat, bahan bangunan di luar pagar proyek, walaupun untuk
sementara.
b. Menyimpan barang-barang yang tidak memenuhi syarat.

Pasal 04
BARAK PEKERJA DAN KM/WC

4.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat barak pekerja dan bangunan tempat untuk
istirahat dan tempat shalat bagi pekerja Penyedia Jasa Konstruksi.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

4.2. Barak kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat istirahat
bagi tukang/pekerja Penyedia Jasa Konstruksi dan mempunyai kondisi yang cukup
baik, terlindung dari pengaruh cuaca.
4.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan fasilitas sanitair, yaitu kamar mandi
dan WC yang memadai dan mampu melayani seluruh pekerja.

Pasal 05
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

5.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam peraturan tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu PERMEN PU/No.05/PRT/M/2014..
5.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan
peleksanaan pekerjaan konstruksi / Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia
Jasa, unutk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK.
5.3. Di dalam lokasi harus taersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK).
5.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan
kerja, seperti :
- Sepatu Safety yang tahan terhadap paku dan benda tajam lainnya.
- Helm Pengaman.
- Jas hujan.
- Masker dan Sarung Tangan
- Police Line.
- Jaring Pengaman.
- Tali Pengaman (Safety Belt).
- Kaca Mata.
- Rompi.
5.5. Untuk jumlah kebutuhan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja disesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan.

Pasal 06
PEMBERSIHAN LOKASI DAN STRIPPING

6.1. Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan Gedung baru, Penyedia Jasa Konstruksi
wajib membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan serta
benda lainnya yang dianggap dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.
6.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin bahwa lapangan harus dijaga tetap kering,
bersih dan rata. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus
dibuang ke dalam sistem drainase permanen.
6.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan boring test sebanyak 2 titik sebelum
pekerjaan pembangunan fisik dimulai apabila diperlukan.
6.4. PCM, Opname di lapangan dan MC-0 harus selesai 1 minggu setelah PCM.

Pasal 07
JALAN SEMENTARA

7.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk
sementara dan/atau jembatan kerja sementara yang disetujui oleh pengawas.
7.2. Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan
semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
7.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk
yang ada dengan mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta
membatasi/membagi beban muatan.
7.4. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan harus segera diperbaiki.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 08
PEMBUATAN PAGAR PROYEK

8.1. Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi mulai melaksanakan pekerjaannya, maka


terlebih dahulu memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan
dilakukan.
8.2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengamankan
tempat penimbunan bahan-bahan.
8.3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan atau kuat sampai pekerjaan
selesai.
8.4. Syarat Pagar Pengaman :
- Pagar dari seng gelombang BJLS 20, tinggi 200 cm, bagian yang masuk pondasi
minimum 40 cm.
- Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi
pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50 cm
dari permukaan tanah setempat. Perbandingan beton dengan adukan adalah 1
: 3 : 5.
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

Pasal 09
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

9.1. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah
ditera kebenarannya.
9.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
9.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
9.4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
9.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/
Konsultan Pengawas.
9.6. Segala pekerjaan pengukuran persiapantermasuk tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.
9.7. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7,
tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 m satu sama lain.
9.8. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20
cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
9.9. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Perencana/Pengawas.
Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.
9.10. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Perencana/Pengawas.
9.11. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 10
PENYEDIAAN LISTRIK KERJA

10.1. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek
pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh
dalam sehari.
10.2. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk
pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.

Pasal 11
ADMINISTRASI, DOKUMENTASI, SHOP DRAWING & AS BUILT DRAWING

11.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempersiapkan segala hal yang menyangkut
administrasi proyek, seperti :
- Merealisasikan semua ijin-ijin, baik ijin lokal maupun dengan instansi terkait
seperti ijin peneringan, ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin
pengurugan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-
ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat .
- Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan dan
laporan progress yang ditempel di dinding.
11.2. Penyedia Jasa Konstruksi juga harus mempersiapkan poto dokumentasi pekerjaan,
yang meliputi :
- Poto dokumentasi awal pelaksanaan pekerjaan (Eksisting).
- Poto dokumentasi sedang dalam pelaksanaan pekerjaan; dan
- Poto dokumentasi selesai pelaksanaan pekerjaan.
11.3. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan dalam gambar kerja, atau
diperlukan gambar tambahan/gambar detail atau untuk memungkinkan Penyedia
Jasa Konstruksi melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar tersebut dalam
rangkap 6 (enam) dan biaya atas pembuatan gambar tersebut menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Pekerjaan berdasarkan gambar tersebut baru dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pengawas.
11.4. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh pemberi
tugas, dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari perencana.
11.5. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh pemberi tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar kerja dan gambar perubahan rencana.
11.6. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.
11.7. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah pemberi tugas/pengawas, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan,
yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
11.8. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 6 (enam) berikut gambar asli yang
biaya pembuatan ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 12
PENGUJIAN LABORATORIUM

12.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengujian terhadap item pekerjaan
ataupun material yang memerlukan pengujian. Adapun pengujian yang diperlukan
antara lain :
 Boring Test

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan boring test sebanyak 2 titik sebelum
pekerjaan pembangunan fisik dimulai.

 Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton.


- Pengujian beton harus memenuhi persyaratan yang terkandung dalam SNI
2847 : 2013 mencakup pengujian slump dan kompersi. Jika beton tidak dapat
memenuhi syarat percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh
dipakai dan harus disingkirkan dari lapangan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan prosedur perbaikan
sebagaimana diuraikan dalam SNI 2847 : 2013.
- Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Konsultan
Pengawas, dari 3 sekurang kurangnya 1 kubus untuk tiap 110 m³ minimal 3
kubus tiap hari. Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang
sama dengan kondisi yang sebenarnya dan harus diuji setelah 19 - 28 hari
harus menurut keputusan Konsultan Pengawas. Biaya percobaan ini akan
dibebankan pada Penyedia Jasa konstruksi.
- Penyedia Jasa konstruksi bertanggungjawab sepenuhnya untuk menghasilkan
beton yang seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana
ditetapkan. Untuk itu Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan dengan
biaya sendiri serta menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem
volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk
mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.
- Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai
standar yang ditetapkan, maka Konsultan Pengawas berwenang untuk menolak
seluruh pekerjaan beton dari mana kubus-kubus tersebut diambil. Konsultan
Pengawas juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau
yang permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal Kontraktor harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
instruksi dari Konsultan Pengawas sehingga hasilnya menurut penilaian
Konsultan Pengawas sudah memuaskan.

 Pengujian Besi Tulangan


- Penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengujian kuat tarik terhadap besi
tulangan yang digunakan.
- Hasil pengujian kuat tarik besi baja tulangan harus memenuhi ketentuan SNI
2052 : 2014, dimana untuk besi tulangan polos memenuhi ketentuan BJTP 24
dan untuk besi tulangan Ulir dapat memenuhi ketentuan kuat tarik BJTS 40.

Pasal 13
SARANA AIR KERJA

13.1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Penyedia


Jasa Konstruksi harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan
air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
13.1. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor Penyedia Jasa Konstruksi, kamar
mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

Pasal 14
KEAMANAN PROYEK

14.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-
barang milik Penyedia Jasa Konstruksi, pengawas atau pengelola proyek, serta
menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja
Penyedia Jasa Konstruksi ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

14.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24


jam penuh setiap hari, yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu mengadakan
pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan.
14.3. Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap pekerja
Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan mengenakan tanda pengenal khusus yang
harus dipakai pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan.

Pasal 15
PEMADAM KEBAKARAN

15.1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat
pemadam kebakaran berupa tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan
untuk memadamkan api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.
15.2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan
dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain
yang memerlukan.

Pasal 16
IJIN-IJIN

16.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk
membuat ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
antara lain: ijin peneringan, ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin
pengurugan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-
ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
16.2. Biaya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik proyek,
dengan pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan pengawas serta
Penyedia Jasa Konstruksi.
16.3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (1) di
atas menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 17
DOKUMENTASI

17.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi


serta pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
17.2. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah :
17.3. Foto-foto proyek, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan
bulanan yang dibuat oleh konsultan pengawas, dan 3(tiga) set album yang harus
diserahkan pada serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB III
PEKERJAAN TANAH

Pasal 01
KETENTUAN UMUM

1.1. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, Penyedia jasa konstruksi harus membersihkan
daerah yang akan dikerjakan dari sisa-sisa bongkaran, akar pohon maupun semak-
semak serta segala perintang yang ada dalam daerah kerja, kecuali ditentukan lain
oleh pengawas.
1.2. Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau
bangunan yang telah selesai dikerjakan dari segala macam kerusakan dan berhati-hati
untuk tidak mengganggu patok pengukuran atau tanda-tanda yang lainnya.
1.3. Perbaikan kerusakan pada barang/benda atau bangunan yang harus dijaga akibat
pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pemborong.
1.4. Pemborong harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu dan
melaporkannya kepada pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
1.5. Pemindahan material akibat pembongkaran puing-puing dan semua yang merintangi
pekerjaan harus dilakukan menurut peraturan.

Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian,
penimbunan kembali, dan pengisian/ pengurugan untuk peninggian lantai bangunan
sesuai dengan peil/elevasi yang telah ditentukan.

Pasal 03
PENGGALIAN TANAH

3.1. Semua sampah-sampah, tumbuh-tumbuhan dan bekas urugan harus dibuang.


Penggalian harus dilaksanakan sampai kedalaman sebagaimana ditentukan dalam
gambar-gambar. Sebelum pekerjaan selanjutnya dilanjutkan, maka semua pekerjaan
penggalian harus disetujui pengawas.
3.2. Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian untuk pondasi harus
mempunyai lebar yang cukup (minimum 10 cm lebih lebar dari dasar pondasi) untuk
dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, serta
pembersihan.
3.3. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman yang melebihi
apa yang tertera dalam gambar tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka kelebihan
di atas harus diisi kembali dengan adukan beton 1: 3 : 5 tanpa biaya tambahan.
3.4. Penyedia jasa konstruksi harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari
longsoran. Untuk itu pemborong harus membuat penyangga/penahan tanah yang
diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas selama penggalian merupakan
tanggung jawab pemborong.
3.5. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih
berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat. Apabila
hal tersebut dijumpai, maka pemborong harus segera memberitahukan kepada
pengawas dan mengganti semua kerusakan-kerusakan tersebut atas biaya sendiri.
3.6. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan selanjutnya, pemborong
harus mendapat persetujuan/ijin tertulis pengawas.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 04
PENGGALIAN DI BAWAH MUKA AIR TANAH

4.1. Penggalian harus dilakukan dalam keadaan kering. Kontraktor bertanggung jawab
untuk merencanakan sistem pemompaan air tanah dan sudah memperhitungkan
biayanya.
4.2. Pemompaan dilakukan dengan memompa sumur-sumur bor atau cara lain yang
disetujui oleh pengawas dengan memenuhi persyaratan-persyarataan berikut:
a. Permukaan air tanah yang diturunkan harus dalam keadaan terkontrol penuh
setiap waktu untuk menghindari fluktuasi yang dapat mempengaruhi kestabilan
penggalian tanah.
b. sistem yang digunakan tidak boleh mengakibatkan penaikan/penurunan tanah
dasar galian secara berlebihan.
c. Harus menyediakan filter-filter secukupnya yang dipasang disekeliling sumur yang
dipompa untuk mencegah kehilangan butir-butir tanah akibat pemompaan.
d. Air yang dipompa harus dibuang sehingga tidak mengganggu penggalian atau
daerah sekitarnya.
e. Sistem pemompaan harus memperhitungkan rencana detail dalam menghadapi
bahaya longsor pada pekerjaan dan daerah sekitarnya pada saat hujan besar.

Pasal 05
PENGURUGAN DAN PEMADATAN

5.1. Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah
pasangan Lantai diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar
dan petunjuk Pengawas. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang
yang bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis
lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan.
5.2. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis “silty clay”
yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan
yang telah dipecahkan (pecahan batuan tersebut maksimal 15 cm).
5.3. Penyedia jasa wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan urugan yang
keras atau mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan pengawas.
5.4. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih
tebal dari 20 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti mesin
penggilas getar, atau alat tumbuk dimana standar kepadatannya dicapai pada
kepadatan dimana kadar airnya 95 % dari kadar air optimal, atau “dry density” nya
smencapai 95 % dari dry density optimal, sesuai dengan petunjuk pengawas.
5.5. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Pemborong harus mengadakan
“density test” di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian tersebut menjadi beban
Pemborong.
5.6. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai
dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya biaya tambahan.
5.7. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan adanya
genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan. Pemborong harus
mengatur pembuangan air sedemikian rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain
dapat berjalan lancar, baik selama ataupun sesudah pekerjaan selesai.
5.8. Pemborong bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan pemborong harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pemborong
atau akibat dari aliran air.
5.9. Pemborong menyampaikan hasil uji kelayakan tanah urugan

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 06
PEKERJAAN PENYELESAIAN

6.1. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah
dari yang betul-betul seragam dan bebas permukaan yang tidak merata.
6.2. Seluruh lapisan akhir, harus benar-benar memenuhi piel yang dinyatakan dalam
gambar. Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan meterial
yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas tersebut harus digaruk sebelum
material timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai
mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan.
6.3. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/urugan,
seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus segera disingkirkan dari
lokasi.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB IV
PEKERJAAN BETON / BETON BERTULANG DAN PONDASI MINI PILE

A. BETON BERTULANG

Pasal 01
KETENTUAN UMUM

1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat pelaksanaan


beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini.
Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan
beton harus sesuai dengan standar di bawah ini :
- Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2013)
- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung (SNI 1726 : 2012)
- Baja Tulangan Beton (SNI 2052 : 2014)
- SNI 1727 : 2013 Tentang Pembebanan
- Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729 : 2015)
1.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-
instruksi yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar dan diganti atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.
1.3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan persyaratan
dan disetujui oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta diadakan pengujian
bahan-bahan tersebut dan Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala
biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh pengawas harus segera
dikeluarkan dari lokasi proyek.

Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Kecuali disebutkan lain, pelaksanaan pekerjaan beton struktural harus menggunakan
beton ready mix dengan alat bantu Concrete Pump (CP). Pelaksanaan pekerjaan beton
dengan menggunakan metode konvensional harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan owner dan konsultan pengawas.
2.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, upah dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan beton/beton
bertulang yang terdapat dalam gambar rencana.
2.3. Pengadaan, detail, pabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
2.4. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.

Pasal 03
PENGENDALIAN PEKERJAAN

3.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI – 1971), Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2013) dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 03-
1729-2015)
3.2. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pengawas untuk mendapatkan ukuran


sesungguhnya.
3.3. Jika karena keadaan pasaran penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2013) dan Baja Tulangan Beton (SNI
2052-2014) dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas.
3.4. Pemakaian besi tulangan adalah besi tulangan SNI setara Growth Sumatera (GS), Deli
Steel,

Pasal 04
BAHAN-BAHAN

4.1. Semen Portland


a. Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standard International atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan
tekan aduk dan susunan kImia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh
digunakan jika atas petunjuk Pengawas. Semen yang digunakan untuk seluruh
pekerjaan pondasi dan beton harus dari satu merk saja yang disetujui Pengawas.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirim surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan.
c. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga
agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras atau tercampur
bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik dari pengaruh cuaca,
dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman.

4.2. Agregat Halus (Pasir) dan Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah)


a. Agregat Halus (Pasir)
- Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
dan Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002) , Bab 3.
- Mutu Pasir
Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur dan bahan-
bahan organis.
- Ukuran
Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat ; Sisa di atas ayakan 2 mm
harus minimal 10 % berat ; Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara
80% -90% berat.

b. Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah)


- Mutu
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih maksimal
20% berat ; tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat-zat reaktif
alkali.
- Ukuran
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat ; Sisa di atas ayakan 4 mm,
harus berkisar antara 90 % - 98 % berat, selisir antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan minimal 10 %
berat.
- Penyimpanan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga
terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

4.3. Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
b. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu-raguan mengenai
mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan
pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.
4.4. Pembesian/Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI, dengan tegangan leleh ( =
4000 kg / cm 2 ) atau BJTS 40. Untuk diameter ≥ 10 MM dan tegangan leleh (
= 4000 kg / cm 2 ) atau baja BJTP 24 untuk diameter < 10 MM.
b. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah.
Juga besi penulangan harus disimpan rata (Round Bars) harus sesuai dengan
persyaratan yang sudah tertera dalam SNI.
c. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila
terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus di bersihkan dengan
cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau
menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy off” produksi yang telah memenuhi
standart atau yang setara dan disetujui Pengawas.
d. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton cor di
tempat yang akan digunakan ; dan bahan yang diakui serta yang disetujui
Pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di atas
sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan perlu
penyambungan yang berbeda antara penulangan di lapangan dengan ketentuan
dari pabrik pembuat, maka harus atas persetujuan Pengawas.
4.5. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam standard kelayakan yang telah ditentukan.
4.6. Wiremesh
Ketentuan pemakaian wiremesh adalah sebagai berikut :
- Wiremesh untuk lantai dasar adalah wiremesh M6 dengan kuat tarik 490 Mpa.
Wiremesh yang dipakai adalah wiremesh M6 diameter 5.5 (berat 29,2 gr/mm),
serta wiremesh M6 diameter 5.7 (berat 31,37 gr/mm).
- Wiremesh untuk lantai 2,3, dan 4 adalah wiremesh M10 dengan kuat tarik 490
Mpa. Wiremesh yang dipakai adalah wiremesh M10 diameter 9.5 (berat 87,13
gr/mm), serta wiremesh M6 diameter 9.5 (berat 90,84 gr/mm).

4.7. Bahan Additive


a. Penggunaan Additive tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari pengawas.
b. Untuk mempercepat pengerasan beton atau bila slump yang disyaratkan tinggi,
beton dapat digunakan bahan additive yang disetujui Pengawas. Bahan additive
yang digunakan produksi SIKA (Viscone N-10) atau SIKAMENT atau yang setara.
Semua perubahan design mix atau penambahan bahan additive, sepenuhnya
menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 05
ADUKAN BETON

5.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, harus dilakukan terlebih dahulu “Mix Design”
untuk mengetahui perbandingan bahan adukan beton. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa dan disetujui pengawas. Semua biaya pengujian tersebut menjadi
beben Penyedia Jasa Konstruksi.
5.2. Adukan beton untuk pekerjaan struktur bangunan (pondasi, kolom, balok dan plat
lantai) menggunakan beton ready mix (siap pakai) dengan mutu beton K-300
menggunakan alat bantu Concrete Pump (CP).
5.3. Adukan beton untuk pekerjaan non structural (lantai kerja, pondasi batu kali)
menggunakan mutu beton K-175.

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 06
CETAKAN DAN ACUAN

6.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana
cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat
konstruksi cetakan atau acuan, sambungan-sambungan dan kedudukan serta sistem
rangkanya.
6.2. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI
dan penggunaan cetakan maksimal 2x dalam pekerjaan.
6.3. Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-
getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan
dan acuan antara tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan
tersebut.
6.4. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan
konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan SNI.
6.5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
 Bagian sisi balok 48 Jam
 Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
 Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
 Pelat beton 21 Hari
6.6. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang
tidak sesuai dengan gambar rencana, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan
perbaikan atau pembetulan kembali.
6.7. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan
papan tebal minimal 2,5 cm atau multiplek minimal 9 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan
dolken diameter 8-12 cm, dapat digunakan dari mutu kayu Klas II.
6.8. Khusus untuk pekerjaan plat lantai, menggunakan Floor Deck / Bondek dengan
ketebalan 1.00 mm, dengan memenuhi ketentuan bahan Hot Dip Galvanized (Zinc
Coated).

Pasal 07
PELAKSANAAN

7.1. Proporsi
Kecuali disebut lain, maka campuran dari beton harus sedemikian sehingga mencapai
kekuatan kubus 28 hari sebesar yang disyaratkan pada SNI yaitu untuk Beton
dengan mutu K-300 dan beton mutu K-175 (untuk beton structural) dan beton mutu
K-100 (untuk beton non structural).
7.2. Slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 10–14 cm
dan disesuaikan terhadap mutu beton yang disyaratkan. Slump yang terjadi diluar
batas tersebut harus mendapatkan persetujuan Pengawas. Nilai Slump diambil setiap
1 Truck Mixer.

7.3. Penyambungan Beton dan Grouting


Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, maka
permukaanya harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu. Cetakan harus
dikencangkan kembali dan permukaan sambungan disiram dengan bahan “Bonding
Agent” untuk maksud tersebut dengan persetujuan Pengawas.

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 08
TEBAL PENUTUP BETON MINIMAL

8.1. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5 cm.
8.2. Untuk beton yang bersentuhan langsung dengan tanah atau tertimbun tanah, tebal
penutup beton minimal 7 cm berupa pekerjaan sloof dan pondasi tapak.
8.3. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
8.4. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang
harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebar merata.

Pasal 09
PENGANGKUTAN ADUKAN DAN PENGECORAN

9.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 1


(Satu) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan
baja tulangan serta bukti bahwa Penyedia Jasa Konstruksi akan dapat melaksanakan
pengecoran tanpa gangguan.
9.2. Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam Struktur Bangunan Gedung. Bila
tidak disebutkan lain atau persetujuan Pengawas, tinggi jatuh dari beton yang dicor
jangan melebihi 1,5 m.
9.3. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan
bebas dari kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan ditanam
dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, Plumbing dan
perlengkapan lainnya).
9.4. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus sudah
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
9.5. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan
pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor dan akan dicor.
9.6. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang telah
ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (Retarder)
dengan persetujuan pengawas.
9.7. Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat
telah melampaui 1,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas menganggap
perlu berdasarkan kondisi tertentu.
9.8. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (Segresi) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan
alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat
persetujuan pengawas dan alat-alat tersebut harus bersih dan bebas dari sisa-sisa
beton yang mengeras.
9.9. Semua pekerjaan pengecoran beton bertulang dilakukan dengan menggunakan alat
bantu Concrete MIxer.

Pasal 10
PEMADATAN BETON

10.1. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan.
10.2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan Mechanical Vibrator dan
dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya
agar tidak terjadi Over Vibration dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

dengan maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan massa yang
utuh, bebas dari lubang-lubang segresi atau keropos.
10.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
beton yang baik. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

Pasal 11
BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

11.1. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian
struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu
dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
11.2. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar/petunjuk
pengawas tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
11.3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah di
pasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
11.4. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya
dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan.
11.5. Penyedia Jasa Konstruksi utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
11.6. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak
terisi beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.

Pasal 12
PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON

12.1. Pengujian mutu beton mengacu kepada Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013).
12.2. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton
15 x 15 x 15 cm atau silinder sesuai standar SNI.
12.3. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam SNI.
12.4. Pengujian compresive strength untuk beton dilaksanakan sesuai ASTM dan SNI di
laboratorium yang disetujui Pengawas.
12.5. Mengenai pengambilan contoh/sampel/spesimen untuk benda uji untuk uji kekuatan
mutu beton yang dicor setiap hari harus diambil dari tidak kurang sekali sehari atau
tidak kurang dari sekali setiap 110 m3.
12.6. Hasil pengujian dikeluarkan pada :
- saat benda uji berumur 3 – 7 hari : 1 benda uji
- saat benda uji berumur 14 hari : 2 benda uji
- saat benda uji berumur 28 hari : 2 benda uji
- saat benda uji berumur 56 hari : 1 benda uji
- total benda uji adalah 6 buah
12.7. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap biaya pengujian
beton dan biaya yang ditimbulkan akibat tidak dapat diterimanya mutu beton
tersebut.
12.8. Pemeriksaan Lanjutan
12.9. Pengawas dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dengan
menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada. Biaya pekerjaan serupa ini
sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 13
PERAWATAN BETON

13.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam standarisasi bangunan gedung
13.2. Tata cara perawatan beton harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang
tercantum dalam SNI 2493 : 2011.
13.3. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
13.4. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya
tidak melebihi 30° C.
13.5. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa
perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan
dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan
karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Pengawas.
13.6. Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan
dulu dari Pengawas.

Pasal 14
CACAT-CACAT PEKERJAAN

14.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan
setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan
sebagai cacat pekerjaan.
14.2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Pengawas. Seluruh pembongkaran dan pemulihan
pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal
itu. Seluruhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

B. PONDASI MINI PILE


Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, upah dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan pemasangan
minipile yang terdapat dalam gambar rencana.
1.2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan pekerjaan minipile.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN
2.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI – 1971), Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2013) dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 03-
1729-2015)
2.2. Secara umum referensi desain adalah ACI 543R-00
2.3. Secara umum pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada Spesifikasi Umum Bina Marga
tahun 2010 Revisi 3

Pasal 03
BAHAN
Minipile yang digunanakan untuk pekerjaan ini memiliki kriteria sebagai berikut:
 Pondasi Mini Pile tipe persegi dengan ukuran 25cm x 25cm
 Beban axial maksimum ijin minimal 81,4 ton
 Mutu beton uji kubus 28 hari minimal setara K-450

Pasal 04
PELAKSANAAN
4.1. Pemancangan mini pile dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan
4.2. Sebelum dilakukan pemancangan, penyedia jasa konstruksi harus melakukan
pengukuran untuk memverifikasi kesesuaian lokasi pemancangan dengan gambar
kerja.
4.3. Kecuali ditentukan lain, pemancangan minipile menggunakan Peralatan Hidraulic
Static Pile Driver dengan kapasitas maksimum 90 ton.
4.4. Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih
melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 per 50).
4.5. Minipile harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian sehingga beton
yang tertinggal akan masuk ke dalam pur (pile cap) sedalam 50 mm sampai 100 mm
atau sebagaimana ditunjukkan di dalam Gambar.

Pasal 05
PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON
5.1. Apabila diperlukan, direksi pekerjaan dapat memerintahkan pelaksanaan tiang uji
untuk mengetahui dengan pasti kedalaman dan daya dukung dari pondasi.
5.2. Percobaan pembebanan statis harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyerahkan detail gambar peralatan
pembebanan yang akan digunakannya kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan. Peralatan tersebut harus dibuat sedemikian hingga
memungkinkan penambahan beban tanpa menyebabkan getaran terhadap tiang uji.
Pelaksanaan pengujian Static Loading Test mengacu pada Standar ASTM (D 1143 - 81
(Reapproved 1994) Standard Test Method for Piles Under Static Axial Compressive
Load)
5.3. Untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer
(PDA), alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada
tiang dan pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan
tanah di sekitarnya akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini
mengacu pada ASTM D 4945-00 Standard Test Method forHigh-Strain Dynamic
Testing of Piles.

________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 8
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB V
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

A. PEKERJAAN RANGKA ATAP

Pasal 01
KETENTUAN UMUM

1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi rangka atap dan istilah-istilah teknik secara


umum menjadi satu-kesatuan dalam bagian dalam buku persyaratan teknis ini.
Kecuali ditentukan lain dalam buku teknis ini, maka semua pekerjaan rangka atap
harus mengacu pada Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
(SNI 1729-2002):
1.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-
instruksi yang diberikan pengawas.
1.3. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik sesuai dengan
persyaratan dan diketahui oleh pengawas. Pengawas berhak untuk meminta diadakan
pengujian atas bahan-bahan tersebut dan Penyedia Jasa Konstruksi harus
bertanggung jawab atas segala biaya untuk keperluan tersebut.
1.4. Semua pengukuran harus menggunakan pita baja yang disetujui oleh pengawas.

Pasal 02
LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Bagian ini meliputi Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
2.2. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang
konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.

Pasal 03
STANDAR

3.1. Bahan Struktur atau Konstruksi


 Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk
tujuan semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
 Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las
harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
 Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
“American Institute of Steel Construction (AISC)” dan SNI 1724 : 2015.
3.2. Pengikat-pengikat : baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring-ring harus
sebagai berikut :
 Untuk sambungan bukan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvanis.
 Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325
dan atau ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.
 Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus
baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya
dari baja tahan korosi.
 Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
3.3. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American
Welding Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
 Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan
ASTM A36 atau A325.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
 Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
3.4. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus
disertai sertifikat dari pabrik.
3.5. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

Pasal 04
BAHAN-BAHAN DAN PABRIKASI

4.1. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan “Hot Rolled Structural Steel” dan memenuhi mutu baja ST 37 (SNI 1979 :
2015) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS.G3192-2008).
4.2. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Pengawas.
4.3. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada
tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi
dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
4.4. Seluruh pekerjaan baja setelah selesai dipabrikasi harus dibersihkan dari karat
dengan mechanical wire brush, kecualai untuk bagian-bagian/tempat-tempat yang
sulit dapat digunkanan sikat baja, kemudian dicat zincromate 2 (dua) kali
4.5. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,
diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
4.6. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi
Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum fy = 2.400 kg/cm2.
4.7. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digerinda dahulu
sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan
dilakukan. Sisa-sisa atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus
dibersihkan.
4.8. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi diperlukan dalam
penyelesaian/penggantian pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dan harus disetujui
Pengawas.
4.9. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan/balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah. Dalam penumpukan
material, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keutuhan material dari
kerusakan yang mungkin terjadi.
4.10. Pengawas berhak menolak material-material baja yang tidak memenuhi syarat
tersebut di atas dan tidak diperkenan untuk difabrikasi.

Pasal 05
PENGUJIAN MATERIAL

5.1. Apabila dianggap perlu, maka pengawas dapat memerintahkan Penyedia Jasa
Konstruksi untuk menyediakan contoh material baja guna diadakan pengujian
material. Semua biaya yang timbul untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
5.2. Pengawas akan melakukan pengujian pada hasil pengelasan. Type dan jumlah
pengujian untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan serta dilakukan atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
5.3. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan seperti pasal 03
di atas, maka pengawas berhak untuk menolak penggunaan material tersebut.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 06
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

6.1. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Sebelum fabrifikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar-
gambar kerja yang diperlukan dan mengirim 4 set copy gambar kerja untuk
disetujui oleh pengawas. Bila mana disetujui, 2 set gambar kerja akan
dikembalikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi untuk dapat dimulai pekerjaan
fabrikasinya.
b. Pemeriksaan dan persetujuan pengawas atas gambar kerja tersebut hanyalah
menyangkut segi kekuatan struktur baja seperti:ukuran-ukuran/dimensi profil,
ketebalan plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal pengelasan.
c. Ketepatan ukuran-ukuran, panjang lebar, tinggi dari elemen konstruksi yang
berhubungan dengan erection menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas,
tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari
tanggung jawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen
konstruksi baja.
d. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
6.2. Fabrikasi
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Manual Prosedur Fabrikasi
termasuk prosedur quality control kepada pengawas.
b. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam
konstruksi baja.
c. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi, dan
pemotongan besi harus dilakukan dengan blender dan bagian tepi di gerinda
hingga halus dan bebas dari bekas-bekas kotoran. Pemotongan dengan mesin
las sama sekali tidak diperbolehkan.
6.3. Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.
b. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
c. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada beban bajanya.
d. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap
menjamin komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
e. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
f. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu
dan kualtias dari las yang dikerjakan.
g. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih
dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas
potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus
dibersihkan dan disikat.
h. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah
0°F. Pada temperatur 0°F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh
7.5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
i. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak
akan berputar atau berbengkok.
j. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu
kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus
dibersihkan dari kerak-kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang
ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama
sekali.
6.4. Sambungan
a. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa
seijin pengawas.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis
(maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
api sama sekali tidak diperkenankan.
c. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
yang digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
e. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
f. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momentorsi yang sesuai dengan buku
petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.
g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya
baut yang tidak dapat dikencangkan.
6.5. Pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan
dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus
dihilangkan dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik.
b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah
harus dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
c. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan
cat.
d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan.
6.6. Pemasangan Akhir atau Final Erection
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang
atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi
atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus
segera dilaporkan kepada MK disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara
perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK. Biaya tambahan
yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan
Kontraktor. Meluruskan pelat dan siku atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan
cara yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong
air pada konstruksi yang tidak terlindungi dari cuaca harus diisi dengan bahan
“Waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan
oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman
yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).
b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara
harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan
izin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-
sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi
untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama
pembangunan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan
tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
e. Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah
pelat harus diberi adukan lembab atau kering yang tidak susut dan disetujui
Konsultan pengawas.
f. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih
dari 1/1500 dari tinggi vertical kolom.

B. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan penutup atap, rabung, talang
dan listplank sesuai gambar rencana dan petunjuk pengawas.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan penutup atap harus mengikuti persyaratan-persyaratan Menteri


Perindustrian tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib.

Pasal 03
BAHAN-BAHAN

Bahan atap yang digunakan untuk gedung ini adalah bahan penutup atap uPVC dan
rabung setara merek Alderon dengan standar spesifikasi :
a. Bahan dasar utama dari uPVC dengan ketebalan 10 mm.
b. Bahannya harus kuat dan kokoh.
c. Harus mampu menahan panas dan meredam suara yang masuk hingga 27%.
d. Harus mampu melindungi dari sinar ultra violet dan cuaca yang tidak menentu.
e. Harus tahan terhadap karat dan tidak mudah rapuh.
f. Harus tahan terhadap pengaruh bahan kimia dan polusi industri lainnya, seperti zat
asam, alkali, dll.
g. Warna akan ditentukan kemudian.

Pasal 04
PENGIKAT-PENGIKAT

Pengikat berupa sekrup ulir setara merk Alderon Weather Seal, dilengkapi dengan karet
yang melekat pada kepala sekrup.

Pasal 05
PELAKSANAAN

Penyedia jasa konstruksi harus memastikan pemasangan atap dilakukan dengan baik dan
benar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Untuk menghindari kesalahan pemasangan, harus diperhatikan bagian mana yang
menajdi bagian atas dan bagian bawah.
b. Untuk menghindari kebocoran, gunakan baut/paku berkepala yang dilengkapi dengan
karet pelindung. Diameter lubang baut/paku harus lebih besar kira-kira 3mm dari
diameter baut/paku untuk menyediakan ruang pemuaian karena adanya perbedaan
suhu di siang dan malam hari. Pemasangan baut harus dalam satu gunungan yang
sama dan baut harus sejajar dalam satu barisan ke belakang.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

c. Panjang jarak sambungan sisi panjang (length overlap) yang disarankan adalah 200
mm untuk atap yang landai dan 150 mm untuk atap yang lebih curam.
d. Agar air hujan mengalir ke bawah dengan baik, sudut kemiringan atap yang
dianjurkan adalah 10˚ minimum.
e. Jarak maximum gording (purlin) yang dianjurkan adalah 1.200mm.
f. Penyedia jasa harus menyerahkan garansi resmi dari vendor uPVC untuk umur
pemakaian 10 tahun.

C. PEKERJAAN WATERPROOFING

Pasal 01
PELAKSANAAN

1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan material waterproofing
pada bagian struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah dan yang
terekspos lingkungan luar, seperti pada dak atap beton. Yang termasuk lingkup
pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dan memenuhi uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
1.2. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan waterproofing atap berupa Bitumen
Membrane Sheet 3 atau 4 mm setara merek ISOTOF, SIKA, FOSROC, atau BASF.
1.3. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengadaan dan
pemasangan yang benar dari sistem waterproofing dari merk yang ditentukan atau
yang ekivalen untuk membuat struktur beton yang dimasud benar-benar kedap
air.semua material untuk sistem waterproofing ini harus baru memenuhi persyaratan
material yang ditentukan.
1.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan sertifikat tes atau melakukan tes untuk
menjamin material untuk waterproofing sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan
proyek ini.
1.5. Penyedia Jasa Konstruksi harus menunjuk waterproofing spesialist yang berkualitas
sebagai sub-Penyedia Jasa Konstruksi untuk mengadakan, memasang dan
melindungi sistem waterproofing, sesuai dengan rekomendasi pabrik.
1.6. Penunjukan spesialist waterproofing harus mendapat persetujuan direksi teknis dan
harus dipilih berdasarkan catatan prestasi, keandalan teknis, kemampuan dan
kesiapan untuk memberikan bantuan teknis.
1.7. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan garansi resmi dari vendor
waterproofing selama waktu yang ditentukan owner.
1.8. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak supplier) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan”
sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
1.9. Permukaan beton dimana produk waterproofing akan dipasang harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Halus, rata terbebas dari tonjolan tajam, rongga maksimum diameter 1 cm.
b. Bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan minyak.
c. Water proofing lama dan beton screed pelindung lama harus dibongkar dan
dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran permukaan harus rata dan kering.
1.10. Produk waterproofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5°C.
1.11. Pekerjaan primer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Alat yang digunakan untuk primer ialah menggunakan spray atau roller.
b. Pemasangan produk waterproofing harus menunggu sampai primer kering,
minimal 1 (satu) jam setelah pemasangan.
c. Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi waterproofing pada
hari yang sama.
d. Lantai yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh membrane
bitumen, untuk menghindari debu/kotoran yang terbawa oleh angin, dll.
e. Lantai yang sudah terprimer tetapi belum dilapisi dengan membrane bitumen
dalam waktu 24 jam, harus diprimer ulang.
1.12. Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan, dibersihkan
dari semua lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer ulang.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

1.13. “Corner Detail” pada setiap sambungan bidang horisontal dan vertikal harus diberi
“filler” cement mortar, dan detail overlap sesuai dengan standard drawing dari
pabrikan.
1.14. Joint pada seluruh “construction joint” dan “expansion joint” harus diberi
Waterstop.
1.15. Pemasangan pada bidang horisontal harus dipasang sesuai dengan kemiringan
bidang permukaan, dari “low point” ke “high point” dengan overlap minimum 6.5 cm.
Untuk bidang vertikal Bituthene dipasang vertikal memanjang dengan panjang
maksimum 2.5 m (misal, jika tinggi dinding basement 3 m, maka tinggi membrane
yang boleh sekaligus dipasang adalah max. 2.5 m dan kemudian di overlap 0.5 m).
Pada setiap sambungan overlap, baik pada bidang horisontal maupun vertikal harus
diberi penguat mastic.
1.16. Flood test, harus dilaksanakan dengan minimum ketinggian air 5 cm dan
minimum selama 24 jam.
1.17. “Protection”, Waterproofing harus secepat mungkin dilindungi dengan
menggunakan Servipack Protection Board, atau Screed dengan tebal minium 25
mm, atau dengan pasangan dinding bata.
1.18. Pekerjaan screed atau pemasangan bata sebaiknya dilaksanakan oleh
applicator waterproofing itu sendiri apabila pihak Main Contractor
ingin melaksanakan pekerjaan tersebut pada saat pelaksanaan harus diawasi oleh
Supervisor dari applicator tersebut untuk meyakinkan tidak ada benda tajam yang
dapat merusak membrane bitumen.
1.19. Proteksi terhadap bitumen harus dilaksanakan pada hari yang sama pada waktu
membrane dipasang atau maksimal 24 jam setelah flood test.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB VI
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

A. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata ringan pada
dinding-dinding bangunan pada ruang-ruang dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas..

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :


 Bata ringan harus memenuhi standar SNI 03-0349-1989/ SNI 3402 : 2008
 Produk bata ringan yang digunakan adalah ex. Cap Badak/ Setara berukuran
60x20x10 cm.
 Spesi untuk perekatan bata ringan harus memenuhi standar SNI atau sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat bata ringan. Dalam hal ini spesi menggunakan semen
instan setara Merk Cap Badak BRU 888.
 Air harus memenuhi SNI 6897-2008

Pasal 03
PELAKSANAAN

3.1. Pastikan lokasi pemasangan bata ringan sudah sesuai shopdrawing/gambar


rencana yang telah disetujui.
3.2. Bersihkan dasar permukaan lokasi pemasangan bata ringan dari debu, kotoran,
minyak, setelah itu beri air pada lokasi tersebut
3.3. Masukkan adukan kering BRU 888 kedalam tempat adukan kemudian campur
dengan air 8-9 liter/40 kg BRU 888. Kemudian aduk rata campuran MU-380 dengan
air tersebut.
3.4. Sebelum pemasangan, bersihkan terlebih dahulu permukaan bata ringan yang akan
dipasang.
3.5. Tuangkan adonan BRU 888 pada tiap lapisan bata ringan setebal 3 mm dengan
roskam bergigi 6 mm yang telah dipersiapkan.
3.6. Pemasangan bata ringan tersebut harus lurus dan rata, tahap pertama setinggi 7
lapis dengan spesi dasar 3 cm dan diikuti dengan cor kolom praktis. Setelah tahap
pertama selesai biarkan pasangan bata ringan tersebut mengering lebih kurang 3
jam. Setelah itu baru dilanjutkan hingga tinggi yang ditentukan. Beri ring balk/balok
gantung bila tinggi bata ringan tersebut mencapai 2,4 – 2,5 meter. Pemberian angkur
untuk pasangan bata ringan ini umumnya dilakukan setiap 3-5 baris terpasang.
3.7. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom dan balok praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm,
dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak 20 cm,
jarak antara kolom maksimal 3,50 m.
3.8. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
3.9. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
Pada pertemuan dengan kolom utama digunakan adukan BRU 888 (Perbaikan
Permukaan Beton) dengan pemakaian air sama jumlahnya dengan produk BRU 888.
sedangkan pada pertemuan dengan balok atau slab beton diberi media penghantar

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

3.10. Pasangan bata ringan untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 13-15 cm (nilai optimal pasangan bata ringan MU) dan untuk
dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
3.11. Pemasangan bata 1 : 2 (trasraam) pada dinding dilakukan sampai ketinggian 40 cm
dari muka lantai, sedangkan untuk dinding kamar mandi dilakukan sampai
ketinggian 1,8 m dari muka lantai.
3.12. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan..

Pasal 04
PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

4.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan
teknis dari pabrik/ produser atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian
disediakan oleh Pemborong.
4.2. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka
Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian dimana biaya pengujian dan
pengulangan pengujian tersebut adalah tanggung jawab Pemborong.

B. PEKERJAAN PLESTERAN

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh dinding bata (termasuk
dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standard
acuan produk :
 SNI 2837 : 2008
 DIN 18550
 DIN 18555
 DIN 1053
Pasal 03
BAHAN-BAHAN

3.1. Semen Instan


Bahan yang digunakan adalah setara merk Semen instan cap Badak BRU 889, untuk
plesteran dinding bata ini merupakan campuran semen, pasir silika, filler dan
aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-
murnian/kotoran supaya menghasilkan plester dengan kekuatan yang dibutuhkan,
mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh
bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai.
Semen instan cap Badak BRU 889 untuk plesteran dinding ini siap digunakan dengan
menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama
seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.

Pasal 04
PELAKSANAAN

A. Persiapan Plesteran

1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.


3. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemlesteran.
4. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
5. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester air.
6. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
7. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.

B. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

1. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu sebelum
pengadukan berikutnya dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 6 – 6,5 liter / 40 kg
kemudian masukan adukan kering BRU 889 ke dalam bak adukan.
2. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang sesuai
untuk pelaksanaan plesteran.
3. Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
4. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
yang dianjurkan adalah 10 mm.
5. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester selanjutnya
dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga didapatkan ketebalan
yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester dengan menggunakan jidar
alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat dilakukan penghalusan
permukaan.

C. Kecakapan – Kerja (Workmanship)

1. Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup keras dan kasar untuk
menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan
barang- barang/materi yang lepas, demikian juga harus dibasahkan dengan air
segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
2. Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru akan dipasangkan
harus dilukai (hacked)/dibuat kasar untuk memperoleh penempelan yang sempurna,
dibersihkan secara sempurna, dan dibasahi secepatnya, sebelum pelaksanaan
memplester dimulai, dengan memakai bonding-agent yang sudah disetujui.
3. Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 2 cm harus diaplikasikan lapis demi
lapis, dengan jangka waktu pemasangan setiap lapis tidak boleh melebihi dari 24
jam. Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
4. Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama rata/tidak melengkung.
Kontraktor harus memakai mistar/penggaris dari metal (metal straight edge) dengan
kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan kerataan/sama rata, dan
penggaris dari metal tersebut harus diadakan supaya Arsitek bisa memakainya untuk
memeriksa hasil pekerjaan pekerjaan.
5. Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh pemasang plester secara
bertahap/interval harus diatur dan ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang
tidak diinginkan ataupun perubagan-perubahan tekstur pada permukaan, tidak
terlihat.
6. Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing, pipa-pipa, plugs dan
lain-lain berada dalam posisinya yang tepat sebelum memulai pekerjaan plester
supaya pemahatan/pembobokan plester tidak akan terjadi sesudahnya.
7. Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan harus dilaksanakan
secara rapih untuk mendapatkan sudut-sudut yang rapih/terbentuk dengan baik,
lurus, benar dan tegak lurus.
8. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari plester yang
masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada
lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan
timbulnya noda/kotor. Sisa-sisa plester harus dibuang segera sebelum terjadinya
pengerasan dan noda yang permanen.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

C. PEKERJAAN ACIAN

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada plesteran dinding bata dan atau
dinding beton , baik internal maupun ekternal (termasuk dinding dalam shaft), dan
lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standard
acuan produk :
 SNI 2837 : 2008
 DIN 18550
Pasal 03
BAHAN-BAHAN

3.2. Semen Instan


Bahan yang digunakan adalah setara merk Semen instan cap Badak BRU 887, Semen
instan cap Badak BRU 887 ini merupakan campuran semen, pasir silika, filler dan
aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-
murnian/kotoran supaya menghasilkan acian dengan kekuatan yang dibutuhkan,
daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus
diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Semen instan
cap Badak BRU 887 siap digunakan dengan menambahkan air. Air harus bersih dan
memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai untuk
pekerjaan beton.

Pasal 04
PELAKSANAAN

A. Persiapan Plesteran

1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diaci.


2. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
3. Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran & minyak
yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
4. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester air.
5. Pekerjaan acian harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
6. Jika acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak
lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.

B. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

1. Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 9-10 liter untuk tiap kantong BRU 887 (40
kg).
2. Masukan adukan kering BRU 887 kedalam bak adukan. Aduk campuran di atas
hingga rata.
3. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.
4. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian
diratakan dengan jidar panjang..
5. Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar
permukaannya

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

C. Kecakapan – Kerja (Workmanship)

1. Semua permukaan yang akan menerima acian harus cukup keras untuk menjamin
adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-
barang/materi yang lepas. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari acian yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-
pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu- pintu, jendela-jendela, plafond-
plafond yang bisa mengakibatkan timbulnya noda/kotor..

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB VII
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

A. PEKERJAAN LANTAI RABAT BETON

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan lantai rabat beton sesuai
dengan detail yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk Pengawas.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan akan disesuaikan menurut standard


 SNI 7394-2008
 SNI 7395-2008
 ASTM
 PUBBI 1982

Pasal 03
PELAKSANAAN

3.1. Untuk pemasangan langsung di atas tanah, yang akan dipasang rabat harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh
daya dukung tanah yang maksimum.
3.2. Pasir urung bawah lantai yang disyaratkan merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug minimum 5 cm atau sesuai dengan gambar,
disiram dengan air sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
3.3. Lantai beton rabat dicor 7 cm minimum atau sesuai dengan gambar dengan adukan 1
PC : 3 Ps : 5 Kr.
3.4. Lantai beton rabat permukaannya harus rata, dengan memperhatikan kemiringan
daerah basah dan teras.

B. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING GRANIT

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan lantai dan dinding Granit sesuai
dengan detail yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk Pengawas.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan akan disesuaikan menurut standard :


 SNI 7395-2008
 SII-0243-1979
 ASTM
 PUBBI 1982

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 03
PERSYARATAN BAHAN

Spesifikasi Bahan Granit dan Keramik yang digunakan adalah:


 Type : Granit Tile (Granit Tile) dan Keramik
 Jenis dan Ukuran : - Granit Tile Polished (permukaan kilat) ukuran 60 x 60 cm
untuk lantai ruangan dalam dan tangga.
- Granit Tile Polished (permukaan kilat) ukuran 120 x 60 cm
untuk lantai koridor.
- Granit Tile polished (permukaan kilat) ukuran 30 x 60 cm
untuk dinding kamar mandi.
- Granit Tile polished (permukaan kilat) ukuran 10 x 60 cm
untuk plint granit tangga.
- Granit Tile polished (permukaan kilat) ukuran 10 x 60 cm
untuk plint granit dalam ruangan.
- Keramik unpolished (permukaan kasar) uk. 40 x 40 cm
untuk lantai teras depan.
- Keramik polished (permukaan kilat) uk. 40 x 40 cm untuk
lantai mushalla.
- Keramik unpolished (permukaan kasar) uk. 30 x 30 untuk
lantai toilet/kamar mandi.

 Produksi : Indogress, Imperial atau setara (Granit tile), IKAD atau setara
(keramik)
 Warna dan corak : akan ditentukan kemudian
 Material Dinding : dinding bata ringan dan dinding partisi Calsiboard.
 Plint Dinding : untuk dinding partisi calsiboard menggunakan plint kayu
ketam ukuran lebar 10 cm dengan ketebalan 1,3 cm dengan
finsing dan cat minyak, sedangkan untuk dinding bata ringan
menggunakan plint granit Uk. 10 x 60 cm

Pasal 04
CONTOH-CONTOH

4.1. Sebelum diadakan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh bahan-bahan


yang akan digunakan untuk disetujui Konsultan Perencana dan Pengawas.
4.2. Contoh bahan yang telah disetujui akan digunakan sebagai pedoman/standard bagi
Pengawas untuk menerima atau memeriksa bahan yang dikirim oleh Pemborong ke
lapangan.

Pasal 05
PELAKSANAAN

5.1. Keramik atau granit yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
5.2. Lebar celah lantai dan dinding keramik maksimal 1 mm untuk granit homogenus,
atau 4 mm untuk keramik glazur. Pengisi celah/naad/siar diberi warna dengan
warna sesuai keramik yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Pengawas.
5.3. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar detail atau sesuai petunjuk
Pengawas.
5.4. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus, sesuai petunjuk
produsen pembuat.
5.5. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda-noda yang
melekat sehingga benar-benar bersih (warna keramik tidak kusam/buram).
5.6. Adukan pengikat untuk pemasangan keramik pada lantai menggunakan campuran 1
PC : 4 PS, sedangkan untuk daerah basah (toilet) adukan pengikat dengan campuran
1 PC : 2 PS.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

5.7. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimal 4 mm membentuk garis
lurus atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi
bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan warna lantai.
5.8. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh.
5.9. Keramik yang telah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 2 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
5.10. Hasil pemasangan keramik lantai harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah
dan teras.
5.11. Keramik plint harus terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-
siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB VIII
PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
A. PEKERJAAN KOSEN uPVC, PINTU DAN JENDELA

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat, bahan-bahan, pengadaan dan
pemasangan kosen, pintu dan jendela uPVC beserta perlengkapannya yang tertera dalam
gambar.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan kayu harus sesuai dengan:


 America Architectural Manufacturers Association(AAMA).
 American Society for Testing and Materials (ASTM)
 Japanese Industrial Standard (JIS)
 Singapore Standard (SS)
 Standard Nasional Indonesia (SNI)

Pasal 03
BAHAN-BAHAN

Bahah-bahan yang digunakan


3.1. Kusen yang digunakan menggunakan material alumunium dengan spesifikasi:
 Bahan : Dari bahan Unplasticized Poly Vinyl Chloride (uPVC) setara
Conch.
 Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan
Pengawas.
 Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
 Pewarnaan : Sesuai standart produksi pabrik.
 Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.
3.2. Daun Pintu yang digunakan menggunakan bahan Unplasticized Poly Vinyl Chloride
(uPVC) setara CONCH.
3.3. Daun Jendela yang digunakan menggunakan bahan Unplasticized Poly Vinyl Chloride
(uPVC) setara CONCH.
3.4. Seluruh aksesoris pada pintu dan jendela merupakan elemen yang mengikat terhadap
bahan daun pintu dan jendela setara merk CHUGN, dengan metode pemasangan
disesuaikan terhadap gambar kerja.

Pasal 04
PELAKSANAAN

4.1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standard
pengerjaan yang disetujui Pengawas.
4.2. Untuk profil panjang seperti kusen, lisplank dan sebagainya digunakan mesin-mesin.
Rangka-rangka harus dibuat sesuai dengan gambar atau menurut kebiasaan yang
baik dan disetujui Pengawas.
4.3. Semua lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-
sambungan dan lain-lain harus ditutup dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.
4.4. Pada kusen pintu harus ada rangka penguat atau kolom praktis dan balok latai
sebagai penguat kusen.
4.5. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

B. PEKERJAAN DAUN PINTU KACA, FRAMELESS DAN JENDELA KACA MATI

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan termasuk pengangkutan serta


pemasangan material, angkur, bobokan dan perapihan kembali terhadap bagian-bagian
dengan lantai dan langit-langit yang berkaitan dengan pekerjaan daun pintu kaca.
Pekerjaan Jendela Kaca Mati meliputi seluruh jendela kaca sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

Bahah-bahan yang digunakan


2.1. Kaca yang digunakan untuk daun pintu ini adalah jenis Tempered produksi
Asahimas atau setara dengan ketebalan 12 mm sesuai gambar.
2.2. Kaca yang digunakan untuk jendela kaca mati menggunakan kaca polos produksi
Asahimas atau setara, dengan ketebalan 5 mm sesuai gambar.
2.3. Kaca untuk eksterior menggunakan produksi Asahimas atau setara menggunakan
tipe Clear Gelap, sedangkan untuk interior menggunakan tipe Clear Bening dengan
ketebalan 5 mm sesuai gambar.

Pasal 03
PELAKSANAAN

3.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan serta ketentuan teknis yang harus dipenuhi menurut brosur
produksi yang nantinya terpilih atau petunjuk Pengawas.
3.2. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas.
3.3. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
3.4. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari goresan/gompel (Chipping),
diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus, dan harus digosok
tepinya dengan “sander” pada tingkat 120 mesh atau lebih.
3.5. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang
disebutkan dalam gambar seperti partisi, pintu, jendela dll.
3.6. Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai dengan petunjuk gambar
uraian dan syarat pekerjaan tertulis serta petunjuk Pengawas dan Konsultan
Perencana.
3.7. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka upvc sesuai dengan persyaratan dari
pabrik.
3.8. Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang dipakai untuk pemasangan ini
apakah telah sesuai dengan petunjuk gambar dan spesifikasi bahan kusen/kerangka
yang terpasang.
3.9. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium yang
berhubungan dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai dengan
persyaratan dari pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm yang tampak dari
kaca dan kerangka.
3.10. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
3.11. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik (polysulfids).
3.12. Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat insulasi panas yang tinggi, seperti
neoprene, foam dan polyethylene.
3.13. Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene dengan kekerasan 90 derajat atau
lebih pada sisi bawah kaca dengan ukuran :
 Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max 50 mm
 Lebar : Tebal kaca + 5 mm
 Tebal : 5 mm s/d 12 mm

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB IX
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE DAN KUNCI

A. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan- bahan, untuk perlengkapan daun
pintu dan jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Pemasangan alat penggantung
dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu dan jendela.

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

2.1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Tabel Spesifikasi Material. Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware”
akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Untuk keseragamanan semua “hardware” dalam pekerjaan ini harus dari satu produk
misalnya, untuk engsel, kunci atau sejenisnya dan memiliki surat garansi
minimum 3 tahun dari main distirbusinya.

Pasal 03
PELAKSANAAN

3.1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh untuk


mendapatkan persetujuan Pengawas.
3.2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dicapai sebagai standar/pedoman bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
lapangan.
3.3. Engsel Kupu-kupu (butt hinge) digunakan untuk semua pintu selain pintu frameless.
Engsel dilengkapi dengan nylon ring dari bahan stainless steel setara merk Dorma
untuk Pintu Kaca dan setara merk Chugn untuk Pintu, Jendela dan Ventilasi uPVC
sesuai gambar.
Engsel Friksi (Friction Casement Stay) digunakan untuk semua daun jendela hidup
dan bouvenlicth setara merk chugn. Casement Stay menggunakan merk chugn atau
setara sesuai gambar. Ukuran disesuaikan dengan gambar detail.
3.4. Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar
3.5. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dan 2
sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun jendela, menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
3.6. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
tengah dipasang tidak lebih dari 60 cm (as) dari engsel atas ke bawah. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
3.7. Penarik pintu (Door Pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
3.8. Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan kontraktor untuk disetujui
Pengawas.
3.9. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

B. PEKERJAAN HANDLE, KUNCI DAN AKSESORIESNYA

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk perlengkapan handle
daun pintu dan jendela, kunci, aksesoris dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

2.3. Pintu Kaca


 Handle dan Back Plate yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DORMA atau setara sesuai gambar. Tipe handle yang digunakan adalah tipe Lever
Handle, Pull Handle dan Pull Ring.
 Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel merk DORMA atau setara
sesuai gambar. Tipe kunci yang digunakan adalah tipe Cylinder dan Double
Cylinder. Seluruh kunci yang digunakan harus mempunyai Master Key.
 Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel merk DORMA atau sesuai
gambar.
 Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan stainless steel merk DORMA
atau setara sesuai gambar. Kunci tanam ini digunakan untuk pintu double daun.
 Door Closer yang digunakan dari bahan stainless steel merk DORMA atau setara
sesuai gambar. Tipe yang digunakan adalah tipe Hold Open Arm dan Normal Open
Arm.
 Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci dan akesoris di
atas sesuai dengan gambar detail.
2.4. Pintu uPVC
 Kunci-kunci yang digunakan dari bahan plastic steel merk CHUGN atau setara
sesuai gambar. Tipe kunci yang digunakan adalah tipe Cylinder dan Double
Cylinder. Seluruh kunci yang digunakan harus mempunyai Master Key.
 Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel merk CHUGN atau setra
sesuai gambar.
 Engsel Pintu yang digunakan dari bahan stainless steel merk CHUGN atau setara
sesuai gambar
 Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci dan akesoris di
atas sesuai dengan gambar detail.
2.5. Jendela uPVC
 Rambuncis yang digunakan dari bahan plastic steel merk CHUGN atau setara
sesuai gambar dengan warna yang sama dengan rangka daun jendela.
 Untuk daun jendela geser (sliding), rambuncis yang digunakan harus sesuai
dengan peruntukannya.

Pasal 04
PELAKSANAAN

3.10. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh untuk


mendapatkan persetujuan Pengawas.
3.11. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini. Bila terjadi kerusakan karena kelalaiannya, maka kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan. Handle pintu dipasang 100 cm (as)
dari permukaan lantai.
3.12. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas. Apabila hal
tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
3.13. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
3.14. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

3.15. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di
dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, harus sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik.
3.16. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pengawas.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB X
PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

A. PLAFOND RANGKA METAL

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan plafond gypsumboard dan calsium silicate board sesuai
dengan yang tertera pada gambar.

Pasal 02
PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan dalam:


- ASTM
- SNI 2839-2008 tentang tata cara perhitungan satuan pekerjaan langit-langit untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
- PKKI

Pasal 03
BAHAN-BAHAN
3.1. Rangka Plafond
Untuk rangka plafond digunakan bahan zincalume/galvalume hollow ukuran 40 x 40
cm ketebalan plat 0,4 mm atau furring dengan ketebalan plat 0,3 mm. Rangka di
ramset pada beton atau diberi penggantung pada rangka kuda-kuda.
3.2. Penutup Plafond
 Gypsum board 9 mm untuk plafond ruangan produksi Jayaboard atau setara
 Calsium Silicate Board 4 mm untuk plafond kamar mandi produksi Kalsi atau
setara
 Lokasi dan ukuran : sesuai gambar.

Pasal 04
CONTOH-CONTOH
4.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
4.2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan digunakan sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh Pemborong
ke lapangan.

Pasal 05
PELAKSAAAN

5.1. Pemasangan rangka plafon dipasang dengan jarak ukuran maksimal 60 x 60 cm.
Plafon gypsumboard/calsium silicate board discrew pada tiap jarak 20 cm pada bagian
tepi atau 30 cm pada bagian tengah. Ukuran screw adalah 1” dengan bahan mutu
terbaik dan tidak karat.
5.2. Pada pekerjaan plafond ini diperlukan adanya pekerjaan lain yang mempunyai
hubungan erat dalam pelaksanaannya. Sebelum pemasangan plafond dilaksanakan,
pekerjaan lain yang terletak di atas plafond harus sudah terpasang.
5.3. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana plafond harus diteliti
dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk
pemasangan harus konsultasi Perencana.
5.4. Bahan-bahan penggantung disesuaikan dengan kebutuhan dan gambar.
5.5. Pada pertemuan bidang planfond dengan dinding harus diperhatikan dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan gambar.
5.6. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 06
PENGUJIAN MUTU BAHAN

6.1. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Pemborong wajib memberikan Pengawas


“Certificate Test” bahan-bahan plafond dari produsen.
6.2. Bila tidak ada sertifikat tersebut, Pemborong harus melakukan pengujian atas bahan-
bahan di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
6.3. Hasil pengujian dari laboratorium deserahkan kepada Pengawas.
6.4. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi tanggung
jawab Pemborong.

B. DINDING PARTISI RANGKA HOLLOW

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan dinding partisi seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

2.1. Spesifikasi Bahan


Untuk rangka plafond digunakan bahan zincalume/galvalume hollow ukuran 40 x 40
cm dengan ketebalan plat 0,4 mm (ketebalan furing 0,3 mm).
Penutup dinding : Calsium Silicate Board (kalsiboard) produksi Kalsi atau setara
dengan ketebalan 8 mm.
2.2. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan dalam
penyelesaian / penggantian pekerjaan, harus disetujui pengawas.

Pasal 03
CONTOH-CONTOH

3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan


untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
3.2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan digunakan sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh Pemborong
ke lapangan.

Pasal 05
PELAKSANAAN

5.1. Pekerjaan dinding partisi harus diselesaikan setelah pekerjaan penutup lantai dan
plafon selesai.
5.2. Partisi dipasang 2 (dua) lapis luar dan dalam.
5.3. Rangka dinding terdiri dari track yang dipasang horizontal pada lantai dan plafond dan
stud yang dipasang jarak ukuran maksimal 60 x 120 cm. Bahan dinding discrew
dengan jarak 30 cm pada dinding tepi dan 40 cm pada dinding tengah dengan screw
ukuran 1”
5.4. Pemasangan dinding partisi harus benar-benar tegak tanpa miring.
5.5. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka pemborong tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB XI
PEKERJAAN PENGECATAN

A. KETENTUAN UMUM

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat, peralatan, dan perlengkapan lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan pengecatan pada seluruh detail yang disebutkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

2.1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang
bersangkutan.
2.2. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal
yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
 segel kaleng
 test laboratorium
 hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Pemborong.
2.3. merek cat yang digunakan Cat Jotun, Nippon atau Dulux atau setara dengan kualitas
nomor 1.

Pasal 03
CONTOH-CONTOH

Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih
dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x
40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

Pasal 04
PELAKSANAAN

4.1. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus
disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Pemborong.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca
lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas
pengecatan. Bilamana waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan dalam
keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk
pengecatan, sesuai persyaratan pabrik dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai
persyaratan pabrik cat dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat
harus benar-benar kering, bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang
melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib
melakukan percobaan untuk disetujui Pengawas.
f. Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka
Pemborong harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
h. Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Pemborong, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

4.2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali spesifikasi
lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan
penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan, semprotan dan roller.
b. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas, penyemprotan hanya diijinkan
dilakukan bila disetujui Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana
ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang
dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain
kering.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang
tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Pemborong.

Pasal 05
PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

5.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong wajib melakukan percobaan atas


semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak
disetujui Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya Pemborong.
5.2. Pada waktu penyerahan, pabrik dengan Pemborong harus memberi jaminan selama
minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat
karena cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.
5.3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan
baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk pengujian
disediakan oleh Pemborong.
5.4. Pengawas berhak minta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
5.5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan,
maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab
Pemborong.

Pasal 06
PENGAMANAN PEKERJAAN

6.1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun
kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya
sampai cat tersebut kering.
6.2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan
pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan sebagainya dengan cara
menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
6.3. Pemborong bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat
pekerjaan pengecatan tersebut.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

B. PEKERJAAN CAT TEMBOK (ACRYLIC EMULSION PAINT)

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding (bagian dalam dan luar), plafond atau seperti
yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Pengawas.

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

2.1. Bahan cat yang digunakan untuk bagian dalam (interior) adalah merek Dulux dari ICI,
Jotun atau setara. Warna ditentukan kemudian.
2.2. Pemakaian cat untuk dinding bagian luar (eksterior) menggunakan cat dengan merek
Dulux dari ICI, Jotun atau setara. Warna ditentukan kemudian.
2.3. Untuk dempul tembok mengunakan dempul merek RJ London atau setara.

Pasal 03
PELAKSANAAN

3.1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus
diperhatikan permukaan plesterannya dari :
 Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
 Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan halus.
 Seluruh bidang pengecatan sudah diberi dempul tembok dan diampelas serta
bersih segala noda noda atau kotoran/debu.
3.2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Pemborong harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda,
seperti yang disyaratkan.
3.3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan dasar sebanyak 1
(satu) kali menggunakan cat dasar (Sealer).
3.4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan rol cat
3.5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
3.6. Pengecatan harus dilakukan 3 lapis setelah pengecatan dasar dilakukan.
3.7. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.

C. PEKERJAAN CAT MINYAK (SYNTHETIC ENAMEL)

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengecatan kayu plint untuk partisi (interior) seperti yang
dinyatakan dalam gambar atau petunjuk pengawas.

Pasal 02
BAHAN-BAHAN

2.1. Bahan cat minyak yang digunakan adalah Bee Brand produksi Nippon Paint atau
setara.
2.2. Dempul kayu merek RJ London atau setara.
2.3. Bahan pengencer seperti yang disyaratkan pabrik.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 03
PELAKSANAAN

3.1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan kayu yang dicat telah diberi dempul
(wood filler) dan diamplas secara merata.
3.2. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat dilakukan pengecatan sesuai petunjuk
dari pabrik cat.
3.3. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas minimal 2”
3.4. Setiap lapisan cat dilakukan setelah minimal kering selama 3 (tiga) jam.
3.5. Setelah pengecatan lapisan terakhir, permukaan cat harus dijaga dari sentuhan
minimal 1 hari (24 jam).

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB XII
PEKERJAAN STAINLESS STEEL DAN PANEL ALUMINIUM (ACP)

A. PEKERJAAN STAINLESS STEEL

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai mutu pekerjaan yang baik.
1.2. Meliputi seluruh pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

Pasal 02
PERSYARATAN BAHAN

2.1. Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan stainless
steel dengan ketebalan minimum 2,5 mm type hairline.
2.2. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36.
Stainless steel harus anti karat (jenis ST 304) atau setara.
2.3. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk maksud tersebut.
2.4. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar-gambar atau Persyaratan Teknis, harus diadakan.

Pasal 03
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

3.1. Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik yang sudah dikenal
disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga Pengujian Bahan yang disetujui Pengawas.
3.2. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan kepada
Pengawas atau Konsultan MK berupa contoh untuk disetujui.
3.3. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Pengawas harus diserahkan secepat
mungkin sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui. Contoh tersebut
harus memperlihatkan kualitas penyambungan dan penghalusan untuk standard
dalam pekerjaan tersebut.
3.4. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau
standar bagi Pengawas untuk memeriksa atau menerima bahan-bahan yang dikirim
oleh Kontraktor ke lapangan.

Pasal 04
PELAKSANAAN

4.1. Pengerjaan
 Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak kelihatan
bergelombang.
 Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
 Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan
tidak memerlukan pengisi.
4.2. Toleransi
 Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang
telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar,
maka toleransi akan diberikan oleh Pengawas. Pemasangan baja dengan
toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
4.3. Pemotongan dan penyambungan.
a. Pengelasan
 Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS.


Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las”
yang dikeluarkan oleh Lembaga- Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui.
Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di
bengkel (workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin
Pengawas atau Konsultan MK.
 Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat
lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish” dan
“warna” dengan bahan yang diikatnya.
b. Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya, termasuk perlengkapan- perlengkapannya. Baut yang
digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon
steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
c. Tambahan dan Angker
Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian- bagian di tempatnya,
termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan Pengawas atau
Konsultan MK harus disediakan. Kontraktor harus menyerahkan contoh timbal
(tebal 30 cm) yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.
4.4. Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk pekerjaan stainless
steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot dip coated) atau terdiri dari bahan
bebas karat yang disetujui Pengawas.
4.5. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

B. PEKERJAAN PANEL ALUMINIUM

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai mutu pekerjaan yang baik.
1.2. Meliputi seluruh pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

Pasal 02
PERSYARATAN BAHAN

2.1. Komponen :
- Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 mm x 400 mm.
- Full frame with stiffener aluminium 1,2 mm.
- Sealant dan gasket.
2.2. Bahan :
- Aluminium Composite setara SEVEN.
- Ketebalan 4 mm
- Berat 5,6 kg/m2
- Bending strength : 45-60 kg/4mm
- Head Deformation : 200 ˚C.
- Sound insulation 24-39 dB.
- Finished : Flourocarbond Factory Finished.
- Aluminium Skin Thickness : 0,5 mm.
- Aluminium Alloy : 5005.
- Coating Type : PVDF.
- Bahan Composite tidak mengandung racun / non toxic.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

- Bahan Composite harus rata.


- Bahan yang digunakan 0,5 Alloy 5005.

Pasal 03
PELAKSANAAN

3.1. Pemasangan Rangka Dudukan ACP


 Buat posisi lubang untuk dynabolt bracket dengan menggunakan Mal bracket itu
sendiri. Lubangi dinding menggunakan bor beton untuk memasang dynabolt.
Pasang dynabolt pada lubang yang disediakan dan kencangkan dengan kunci ring.
 Pasang bracket pada masing-masing dynabolt. Posisi pemasangan bracket adalah
di kanan dan kiri setiap rangka hollow.
 Potong rangka hollow sesuai ukuran pada shop drawing. Gunakan kacamata
pelindung atau google pada waktu pemotongan, karena serpihan hollow sangat
tajam dan dapat melukai mata. Pastikan mesin potong dilengkapi dengan tutup
atau cover pelindung.
 Pasang hollow vertikal dengan meletakkannya diantara 2 bracket yang
mengapitnya. Lubangi sisi hollow untuk menghubungkan dengan bracket.
Hubungkan bracket dengan Holow menggunakan mur dan baut. Pastikan
mengencangkan mur dan baut tersebut dengan menggunakan kunci ring sampai
cukup kuat. Jangan lupa untuk mengecek kerataan antar hollow vertikal dengan
waterpass.
3.2. Fabrikasi Aluminium Composite Panel
 Pertama-tama ukur panel acp sesuai modul yang direncanakan.
 kemudian lakukan pembuatan alur tekukan atau grouping menggunakan alat
router. tekuk panel pada alur yang sudah dibuat.
 Pasang sifner pada panel acp menggunakan paku rivet. Stifner dipasang sekeliling
lekukan atau kupingan panel acp. lakukan cara yang sama hingga seluruh modul
ACP terpatri kasih sesuai desain.
3.3. Pemasangan Modul Aluminium Composite Panel
 Marking posisi horizontal panel acp sesuai ukuran modul yang akan di fabrikasi
pada rangka hollow vertikal yang sudah dipasang.
 pasang modul panelacp pada rangka hollow dengan menggunakan sekrup atau
paku sekrup.
 Buatlah lubang dengan bor pada flank atau kuping stiffener
 pasang sekrup atau paku sekrup pada lubang tadi untuk menghubungkan panel
dengan rangka hollow.
 pasang modul acp lainnya dengan cara yang sama atur jarak antar modul atau
Nad dengan menggunakan potongan panel ATP untuk mendapatkan ketebalan
yang ditentukan.
3.4. Pemberian sealant pada sela modul ACP dan pembersihan.
 Tahap terakhir adalah pekerjaan Sealant yang dilakukan setelah seluruh modul
acp terpasang. Diawali dengan pemasangan Backrod pada jalur Nat antarmodul
ACP.
 Lakukan penarikan Sealant (Silikon) satu tarikan nafas dan usahakan satu kali
tarikan dapat berhenti pada pertemuan 4 titik sudut panel acp atau persilangan.
 Rapikan atau tuling permukaan silent menggunakan spons atau busa atau kape
atau dapat pula menggunakan Kape lengkung yang khusus diperuntukkan pada
pekerjaan silent.
 permukaan film yang benar adalah lurus licin dan halus atau tidak keriput serta
mengisi seluruh jalur yang di silent dan tidak meluber sebagian yang lainnya
 lapisan proteksi atau cover pelindung panel acp jangan dilepas sampai dengan
pekerjaan silent selesai.
 setelah pekerjaan silang selesai seluruhnya barulah lapisan proteksi panel acp
dapat dilepas.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

BAB XII
PEKERJAAN SANITAIR

Pasal 01
LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya
sehubungan dengan pemasangan perlengkapan kamar mandi/WC, urinal, pipa air bersih
dan pipa pembuangan air kotor.

Pasal 02
KETENTUAN BAHAN

2.1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapat dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini, kecuali ditentukan lain.

Pasal 03
CONTOH-CONTOH

Pemborong diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh bahan yang akan dipakai


kepada Pengawas untuk disetujui. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai
sebagai pedoman/standard bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang
dikirim ke lapangan oleh Pemborong.

Pasal 04
SYARAT PEMASANGAN

4.1. Pemborong harus meminta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan letak
pemasangan perlengkapan kamar mandi dan lain-lain. Pemasangan harus kuat, rapi
dan bersih.
4.2. Penyambungan pipa harus dilakukan menurut instruksi dari pabrik dan disetujui oleh
pengawas.
4.3. Pemborong harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan menggunakan alat
pemotong pipa.
4.4. Perlengkapan pipa seperti valve dan lainnya harus ditempatkan sesuai dengan gambar
atau petunjuk pengawas.

Pasal 05
PEKERJAAN WASTAFEL

5.1. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO, American Standart/setara lengkap
dengan segala accecoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang
dipakai sesuai yang tercantum pada gambar.
5.2. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak terdapat, gompal retak dan cacat lainnya.
5.3. Ketinggian pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta gambar serta sesuai
dangan petunjuk dari produsen yang tertera dalam brosur. Pemasangan harus baik,
rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbing tidak boleh ada kebocoran.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 06
PEKERJAAN URINAL

6.1. Urinal beserta kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO, Amrican
Stnadart/setara, type dan fitting yang dipakai sesuai yang tercantum pada gambar.
6.2. Urinal yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat, gompal,
retal dan cacat lainnya.
6.3. Pemasangan urinal tembok menggunakan baut Ficher atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg per baut.
6.4. Ketinggian pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta sesuai dengan
petunjuk dari produsen tertera dalam brosur. Semua celah-celah yang mungkin ada
antara dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal.
Penyambungan instalasi plumbing tidak boleh ada kebocoran.

Pasal 07
PEKERJAAN CLOSET

7.1. Kloset jongkok dan closet duduk berikut segala kelengkapannya adalah merk TOTO,
Amercan Standart/setara. Tipe yang digunakan untuk kloset jongkok dan kloset
duduk sesuai yang tercantum pada gambar.
7.2. Kloset yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat, gompal,
retak dan cacat lainnya.
7.3. Kloset harus terpasang kokoh dan ketinggian sesuai dengan gambar, waterpass.
Semua noda-noda, harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran.

Pasal 08
PERLENGKAPAN KRAN

8.1. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk TOTO, American
Standart / setara, dengan cromed finish. Ukuran disesuaikan dengan gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher
panjang dan memepunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding
dengan type sesuai yang tercantum pada gambar.
8.2. Stop kran yang dipakai adalah merk TOTO/ setara, bahan kuningan dengan putaran
warna merah/hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar.
8.3. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku penempatan harus
sesuai dengan gambar.

Pasal 09
FLOOR DRAIN DAN CLEAN OUT

9.1. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah merk TOTO, American Standart
/setara, metal verchroom, lubang 2 inci dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel untuk foor drain dan dopverchroom dengan drat untuk clean out.
9.2. Floor drain dipasang adalah sesuai dengan gambar.
9.3. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tidak ada cacat dan disetujui
oleh pengawas.
9.4. Pada tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan
rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran
floor drain.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pasal 10
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN KOTOR

10.1. Untuk instalasi air bersih menggunakan pipa PVC-Insar kelas AW dengan minimum
tekanan 8 Kg/Cm2 dengan pipa Ǿ 0,5 – 1,25 inchi sesuai dengan gambar kerja.
10.2. Untuk instalasi air kotor dipakai pipa PVC-Insar kelas AW dengan minimum tekanan
8 Kg/Cm2 dengan pipa Ǿ2 – 5 inchi sesuai dengan gambar kerja.
10.3. Reservoar bawah (ground reservoir) dibuat dari bahan beton bertulang dengan ukuran
dan spesifikasi seprti dalam gambar. Sedangkan reservoir atas (roof tank)
menggunakan bahan fiber glass ukuran 2 M3 lengkap dengan rangka penyangga yang
terbuat dari besi siku dan dilengkapi dengan water level control.
10.4. Septic tank terbuat dari bahan beton bertulang dengan ukuran dan spesifikasi yang
tertera pada gambar, termasuk pipa Ǿ 1” berbentuk huruf T dengan tinggi 0,5 M dari
permukaan tanah.

Pasal 11
PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

11.1. Bila dianggap perlu, Pemborong wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas, baik mengenai komposisi,
kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu Pemborong harus
menunjukkan syarat rekomendasi memulai pekerjaan.
11.2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan di uji baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan
Pemborong tanpa biaya tambahan.
11.3. Pengujian pipa dilakukan bagian demi bagian dengan cara memompakan air ke
dalam pipa yang akan di uji sehingga mencapai tekanan 8 atm dan dibiarkan selama
1 jam.
11.4. Apabila ditemui kerusakan, pekerjaan pengetesan harus diulang setelah perbaikan
dilaksanakan. Biaya perbaikan dan pengetesan menjadi tanggungan kontraktor.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3)| 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL

PASAL 1
UMUM

Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Administratif.
Dalam hal ini Rencana Kerja dan Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan
Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal / Elektrikal.

PASAL 2
PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.1. PERSYARATAN UMUM

Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan Undang-
undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Kementrian Tenaga Kerja. Cara dan teknik
pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai
peraturan pemasangan instalasi ini oleh badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada
petunjuk dari Konsultan / Pengawas.

Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi


Mekanikal/Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan. Tenaga ahli harus ditempatkan
di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Konsultan / Pengawas pada
waktu pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di
bawah persyaratan operasionil.

Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan / Pengawas. Penggantian material yang


kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung-jawab Kontraktor dan Kontraktor
harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas. Semua biaya dan pengurusan
perizinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab Kontraktor. Semua syarat-syarat
penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-
lain, untuk sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-
standar sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL) SNI 0225:2011
2. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
3. Tata Cara Pelaksanaan Sistem Plumbung SNI 0225:2011
4. Konservasi energi pada sistem pencahayaan SNI 03-6197-2000
5. Peraturan Menteri PU No. 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi
Kebakaran di Perkotaan
6. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat
dalam gambar-gambar.
7. Qanun Aceh Barat

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari per- syaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

Pekerjaan dianggap selesai apabila :


1. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan / Pengawas.
2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Ppemberi Tugas telah dipenuhi,
sehingga Konsultan dapat membenarkannya.
3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan Konsultan / Pengawas
dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2.2. KONTRAKTOR

1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.


2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang
telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi
Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai.
3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PLN Kelas B untuk pekerjaan
instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing dan kebakaran
(pemipaan) sebagai penanggung-jawab di bidangnya masing - masing. Kontraktor
bertanggung-jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal dalam proyek ini
dan menempatkan paling tidak seorang tenaga akhli yang setiap saat dapat berdiskusi
dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
4. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang ditentukan
oleh Konsultan / Pengawas.
5. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-
peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan standar
internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen
pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan / Pengawas atau pihak lain
yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan,
gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
7. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan
dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan
pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
8. Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran
perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung-
jawab atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

2.3. KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN

1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi /


penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya
atas petunjuk akhli sebelum pengerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan.
2. Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
3. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung -
jawab Kontraktor.
4. Kontraktor wajib bekerja-sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor sipil maupun
arsitektur.
5. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat
mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk
seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.
6. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi
sistem ini, Kontraktor bertanggung-jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.
7. Kontraktor harus mengizinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada
Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan
sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lainnya
pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar sistem Mekanikal / Elektrikal
keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Kontraktor masih tetap
bertanggung-jawab penuh atas peralatan - peralatannya tersebut.

2.4. PENOLAKAN PEKERJAAN SISTEM MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan / Pengawas serta
pihak yang berwenang, maka keselu- ruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana
kenyataannya, dapat ditolak dan diganti. Dalam hal ini Pemberi Tugas dapat menunjuk Pihak
Ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung-
jawab Kontraktor.

2.5. PENGAWASAN INSTALASI

1. Shop Drawing
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop
drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja
telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan / Pengawas.
2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan / Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh
harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor
memperoleh SPK.
3. Kontraktor harus membuat jadual / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga
kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang terrinci untuk
setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan / Pengawas atau pihak lain
yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Skedul dan network planing
harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah menerima SPK.
4. Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak
Konsultan / Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa
tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai
dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan
kemudian, berdasarkan pada jadual perincian waktu yang diserahkan oleh
Kontraktor.
6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal dan
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan / Pengawas, Konsultan, Ahli atau
pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Konsultan / Pengawas. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan dari
Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan
sudah diterapkan. Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan / Pengawas atau Ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Konsultan / Pengawas
untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.

2.6. PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang
digunakan.
2. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.
3. Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan
dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

4. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan


Portable Fire Extinguisher class A/B/C (6 kg) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai
dengan peraturan yang berlaku atas biaya Kontraktor.

2.7. PETUNJUK OPERASI, PEMELIHARAAN, DAN PENDIDIKAN

1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :


a. Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk soft copy sebanyak 1 (satu) set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini juga
dalam bahasa Indonesia.
e. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Konsultan / Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut
belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan
100 %.
2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai
operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh
Konsultan / Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya,
minimal 3 orang selama 3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan
sesudah penyerahan pertama proyek ini dilakukan. Kontraktor harus
mengajukan rencana sistem pendidikan ini terlebih dahulu kepada Konsultan /
Pengawas. Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan / Pengawas dan
sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan
pada dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Konsultan /
Pengawas.

2.8. SERVICE DAN GARANSI

Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 6 bulan sesudah
tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan / Pengawas secara baik (setelah masa
pemeliharaan).
1. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau
sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik
atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari
setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal / Elektrikal dan mendatangkan 1
(satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan
penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
4. Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistem
Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
setelah proyek ini diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun
kalender setelah serah terima kedua.

2.9. IZIN

1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk


melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan
biaya Kontraktor.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang


mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh
Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Konsultan / Pengawas dengan semua
biaya atas beban Kontraktor.
3. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan
serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal
tersebut di atas.
4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya
mengenai instalasi proyek ini kepada Konsultan / Pengawas atau pihak yang
ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan / Pengawas setiap
akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan.
7. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin
tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang
diperlukan untuk pengurusan IMB.

2.10. KORELASI PEKERJAAN

1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi


Mekanikal/Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.
2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada
dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh
Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.
3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-
peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor listrik sesuai dengan gambar
dokumen tender. Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel
tersebut apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala
akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada Konsultan / Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan / Pengawas.
6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan
perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
7. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan /
Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
8. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup
kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi
bekas-bekas pembobokan.
9. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus
menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang
akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut
pengamanannya.
Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka segala akibatnya menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2.11. SUB KONTRAKTOR

1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga akhli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana


yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-
lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan /
Pengawas.
2. Kontraktor masih harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala lingkup
pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan yang
diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-subkontrak-kan).

2.12. SITE MANAGER

1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang Site
Manager yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan
kontrak untuk mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung-jawab
sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada proyek ini dan harus selalu berada
di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara
tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor
pada saat penawaran dilakukan.
3. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Konsultan / Pengawas, Konsultan
Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang cakap
menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan orang lain.
4. Selama Site Manager belum ditunjuk, Penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai Site Manager.

2.13. BAHAN

1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli


peralatan utama Mekanikal / Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit,
katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang
ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
2. Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan
di dalam gambar-gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi penawaran
Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai
dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan
biaya Kontraktor.
4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus
menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam
instalasi ini sebelum dipasang.
5. Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan lama, bekas
dipergunakan, bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-
bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar,
atas biaya tanggungan Kontraktor.
6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site sebelum contoh
atau brosurnya disetujui oleh Konsultan / Pengawas. Semua bahan yang telah
masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun
brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari
site dalam waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan /
pengawas. Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan
dimusnahkan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-
bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi,
tenaga kerja, pembuatan alat-alat, pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air
untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam
gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah
sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknik) :
1. Sistem Mekanikal
a. Instalasi Plumbing Air Bersih, Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan dan
STP/BIO SEPTIC.
b. Instalasi Air Conditioning (AC)
c. Instalasi Pemadam Kebakaran
2. Sistem Elektrikal
a. Instalasi sistem Listrik lengkap berikut panel-panel daya
b. Instalasi Penangkal Petir dan Grounding.
3. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal
sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan / Pengawas atau
pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Mekanikal/Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal / butir-butir yang ditulis
/ disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mempertegas spesifikasinya.
9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal /
Elektrikal segala biaya pengujian di pabrik pembuatnya dan memberikan izin
untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Sistem
pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima
SPK.

PASAL 4
PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI

5.1. UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah


persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan plumbing / sanitasi. Sumber air bersih ini
berasal dari jaringan distribusi air bersih yang disuplay dari PAM BATAM (bila jalur
tersedia) dan dari sumur dalam (Deep Well) langsung disalurkan ke Ground Tank
dan kemudian dipompa ke tangki atas bangunan (Roof Tank) untuk bangunan Kantor &
Asrama & dari ruang pompa menggunakan Booster Pump untuk bangunan- bangunan
Utility, Pos Security, Pos Jaga, Mushala, dan Kafetaria sesuai dengan gambar rencana.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

5.2.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

5.3. LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas, air hujan dan penyediaan air bersih) di dalam dan di
luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan
ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material,
serah terima dan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /


syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan
yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah : pengadaan dan pengangkutan ke lokasi
proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing /
sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen.

Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
1. Instalasi Air Bersih
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi tekniknya.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara
parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan
sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.

2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan


a. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel,
floor drain, clean out dan lain sebagainya.
b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan
menuju saluran drainasi dan BIO SEPTIK TANK/ Sewage Treatment Plant (STP).
c. Pembuatan BIO SEPTIK TANK lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
d. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
d. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
e. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.

5.4. TEKNIS PELAKSANAAN

1. Pengecatan
a. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan
persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing- masing.
b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium.
c. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir
dengan cat besi merek ICI atau setara dengan merek sebagai berikut :
pipa air bersih : biru (ICI R 404-41001)
pipa drain / waste : hitam (ICI R 404-40009)
gantungan / support : hitam (ICI R 404-40009)
panah pengarah : putih (ICI R 404-101)
d. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi
bagi peralatannya dengan cat.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 8
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

e. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang


hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Konsultan / Pengawas.

2. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat -
tempat rendah tertutup. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting
untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang
penting. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris. Kontraktor harus menyediakan dan memasang
tanda panah pada pipa di tempat - tempat tertentu untuk menunjukan arah
aliran dengan cat. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release
valve beserta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya
pengumpulan udara.

3. Ukuran (dimensi)
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan,
dan bila terdapat perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan
dengan Konsultan/Pengawas. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan
pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

5.5. INSTALASI AIR BERSIH

1. Pipa
Pipa dengan diameter 1 s/d 3, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang
menuju fixtures menggunakan Pipa Propilene PPR-PN 10 yang memenuhi standar. Pipa
ex Wavin, TORO atau setara.

2. Fitting
Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.

3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3 diperkenankan menggunakan sambungan ulir
(screwed). Valve pada fixture terbuat dari brass metal atau bahan yang tidak
berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua
valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya. Semua valve dari
merek KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan
brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150
psi).

4. Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve


Bak kontrol untuk pipa penyambungan dari jaringan utama sistem distribusi air
bersih, dibuat dari beton tulangan besi yang dilengkapi dengan tutup beton yang dapat
dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.

5. Pemasangan Pipa
a. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji
harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan
kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-
bekas dari bobokan.
b. Pipa Mendatar
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak antara pipa
dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 9
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

6. Penyambungan Pipa
a. Sambungan ulir
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan
diameter sampai 40 mm (1 1/2 ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan
sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan
zinkwite dengan campuran mi- nyak. Semua pemotongan pipa menggunakan
pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan
dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas
bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk
sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press
khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diizinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan
las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las/elektrode yang
sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mendapatkan izin tertulis dari Konsultan / Pengawas. Setiap bekas
sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves.
Sleeve untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding
dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus
dilengkapi dengan sayap / flens / water stop. Untuk pipa-pipa yang menembus
konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus
dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap
air dengan rubber seal atau caulk.

7. Penanaman Pipa di Dalam Tanah


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm
untuk penempatan sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm
dihitung dari atas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting
tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.

8. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran


a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan
hidrolis sebesar 15 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan
tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan / Pengawas.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan
baik.
e. Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.

9. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)


Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa
distribusi, Kon- traktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja
(trial run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan / Pengawas
sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 10
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

10. Pekerjaan Lain-lain


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan
lain-lainnya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

5.6. INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN


1. Material
a. Pipa di Dalam Bangunan
 Pipa dengan ukuran 1.1/2-6 baik pipa utama maupun pipa cabang
menggunakan PVC class AW.
 Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
b. Pipa di Luar Bangunan
 Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC class AW.
 Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
c. Accessories
 Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan
cara injection moulding.
 Floor drain dan clean out dari bahan stainless- steel.
 Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber
glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai
sediment bowl.

2. Cara Pemasangan Pipa


a. Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).
Pipa mendatar dipasang dengan kemiringan (slope) 1 - 2 %. Perletakan pipa harus
diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok
maupun pada ruang yang berada di bawah lantai. Setiap pencabangan atau
penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan sudut
450 (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal /
tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan
tanah/lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu
dengan pasir padat setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di
sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat.
Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
c. Penanaman pipa
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan
sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi
landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan. Dalamnya
perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 - 2 % dari titik mula di dalam
gedung sampai ke saluran drainasi.
d. Pipa Saluran Luapan STP
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan kemiringan
1 - 2 % dari titik permulaan STP ke drainasi kota. Untuk perletakan pipa yang
melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 80 cm, pada bagian
atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton
tersebut tidak tertumpu pada pipa.

3. Penyambungan Pipa
a. Pipa PVC dengan diameter 3 ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai
dasar harus disambung dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih
dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 11
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari


pipa yang akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu
kelancaran air di dalam pipa.

4. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out


Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan
membentuk sudut 45 o dengan pipa utamanya.

5. Pengujian
a. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung keperalatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan
tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2.
b. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup
rapat.
c. Untuk pemipaan air kotor, air bekas, dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi
pemipaan dengan air.
d. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi
pengurangan volume air.
e. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh Kontraktor.
f. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
g. Konsultan / Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini
dianggap perlu.
h. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk
tanggung jawab Kontraktor.
i. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Konsultan / Pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN SISTEM TATA-UDARA (AC) DAN PENGHAWAAN/VENTILASI

5.1. UMUM
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait,
petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan
Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas
pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

5.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak
pemilik bangunan.

Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada:

1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC system Split


lengkap dengan kontrolnya. Unit AC terdiri dari Indoor Unit (IU) dan Outdoor
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 12
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Unit (OU), dimana Indoor Unit ditempatkan di dalam ruangan sedangkan


Outdoor Unit ditempatkan di luar ruangan.
2. Pengadaan dan Pemasagan unit Chiller dan FCU Khusus untuk Ruang OK
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant lengkap dengan
isolasi thermis, vapour barrier dan bahan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi ducting distribusi
udara lengkap dengan damper, gantungan penguat dan sebagainya.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi Exhaust
Fan dan Intake Fan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
6. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian seluruh instalasi air pengembunan
(drainage) sampai ke saluran air terdekat.
7. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock system instalasi
tata udara dan ventilasi dengan system fire alarm yang ada.
8. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel, pressure sensor dan semua perlengkapan penunjang
lainnya.
9. Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua instalasi
yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan
kriteria design.
10. Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan
dari peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang. Program
training harus mencakup segi teori/prinsip dasar serta aplikasinya.
11. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
12. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
13. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya yang terpasang
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).
14. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
15. Membuat As-built drawing.

Lingkup Pekerjaan Terminasi


1. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang
mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan
terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
2. Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan oleh Kontraktor
listrik.

3. Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran terdekat.


4. Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin
bahwa instalasi tersebut sudah benar, aman dan memenuhi persyaratan.

Lingkup Pekerjaan yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil
atau finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi
ini yang harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain di dalam bill of
quantity bahwa akan dikerjakan oleh Kontraktor lain/tidak termasuk skope
pekerjaan.

1. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat pekerjaan
instalasi tata udara ini.
2. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
3. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
berserta addendumnya.
4. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 13
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

5.3. PERSYARATAN TEKNIS UMUM

Umum
1. Spesifikasi teknis/RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-
ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya
berhubungan dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.

Publikasi, Code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman
untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di
Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional
yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :

1. SMACNA – 85
2. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
3. NFPA – 90A
4. ASTM, ASME
5. AMCA
6. CTI
7. PUIL 2000
8. Pedoman Plumbing Indonesia
9. Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
10. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
11. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan

Kondisi Perancangan
1. Kondisi udara luar bangunan :
 Temperatur rata-rata : 35° C
 Relative Humidity : 70 – 75 %
 Kecepatan angin rata-rata : 7 – 10 mile/jam

2. Kondisi udara dalam bangunan :


 Temperatur : 24° ± 2° C
 Relative Humidity : 55% ± 5 %
 Ventilasi : 15 – 20 cfm/orang

3. Khusus untuk Ruang OK:


 Temperatur : 20º ± 2º C
 Relative Humidity : 55% ± 5 %

Kriteria Kebisingan/Noise Criteria (NC)


Batas–batas yang diijinkan untuk perkantoran : 40 ~ 50 dB

Perlindungan Kebakaran
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api yang disebabkan adanya
celah-celah antara pipa dengan dinding atau lantai harus menggunakan material
yang sesuai untuk tujuan tersebut.

5.4. PERALATAN UTAMA


 Unit bisa bekerja dari mulai beban puncak 100% sampai dengan beban partial
10% dari unit. Dan bekerja nya secara automatic tergantung banyaknya jumlah

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 14
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

beban yang ada. Setelah di Set temperatur ruangan misalkan dengan suhu udara
22 derajat , maka Compressor bekerja secara automatic . Apabila beban penuh
atau pada suatu ruangan penuh dengan pengunjung, suhu ruangan 22 derajat.
Dan apabila dalam ruangan pengunjung berkurang 50% suhu ruangan tetap 22
derajat .
 Khusus untuk pengoperasian unit bisa dilakukan dari jarak jauh sehingga
memudahkan pengguna gedung untuk mematikan dan menyalakan mesin outdoor
nya.Jarak antara Unit Indoor dan oudoor, max 150 meter.
Compressor : Jenis Welded Shell type, scroll compressor. Multi
compressor, satu unit (satu modul) minimal terdiri dari
4 kompressor.
Condenser : terbuat dari pipa seamless copper dengan fan
berjumlah sedikit-dikitnya empat fan per unit.
Evaporator : Brazed Plate Heat Exchanger.
Control : Menggunakan sequence controller dimana antar
unit/modul bisa berkomunikasi secara langsung,
mikroprosesor controller sekurang–kurangnya sudah
touch screen keypad membrane atau technology yang
terkini, dilengkapi dengan standar proteksi pengaman,
data pencatat alarm, compressor protection device,
HP/LP pressure switch, 3 phase thermal overload relay
dan bisa dipasang terpisah dari unit chiller. Pada
masing-masing slave modul dilengkapi dengan control
tersendiri sehingga memungkinkan masing-masing
slave modul bekerja sendiri pada saat main control.

Unit Tata Udara (Air Handling Unit/Fan Coil Unit)


Kontraktor harus memasang mesin tata udara Fan Coil Unit-FCU) dengan jenis
ukuran, kapasitas dan instalasi secara lengkap sesuai persyaratan spesifikasi teknis
ini dan gambar kerja.

Perlengkapan Unit terdiri dari :


 Fan Section
 Coil Section
 Filter Section
 Mixing box Section
 Peralatan lainnya yang dipersyaratkan pabrik pembuat untuk kesempurnaan
sistem.

Casing
 Kabinet terbuat dari bahan galvanized steel plate 1,6 mm dengan rangka
penguat dari bahan baja/besi dengan sambungan las (proses hot dip
galvanized 50 micron), dilengkapi isolasi fiber glass diantara kedua panel
dengan density 3 lb/cu.ft untuk mencegah condensasi.
 Bak pengembunan harus diberi isolasi dari fibre glass tahan api tebal 25 mm (1
inchi) dan permukaannya dilapisi oleh alluminium foil satu sisi untuk mencegah
timbulnya pengembunan air.
 Jumlah row dan fin harus diseleksi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan beban
(sensible & total heat) yang ada.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 15
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Fan Section
 Fan FCU harus memenuhi test uji dan bersertifikasi dari Badan yang melakukan
uji performance dari FCU (misal : Badan Penguji dilakukan oleh Euro Fan
Certified).
 Blower harus jenis centrifugal forward/backward curve draw thru digerakkan
oleh motor dengan HP yang cukup
 Bearing blower harus mempunyai pipa pemberi pelumas dan dipilih yang
mempunyai daya tahan sampai 200.000 jam operasi.
 Motor penggerak fan mempunyai putaran ± 1450 rpm.
 Casing motor harus terbuat dari bahan aluminium alloy dan winding insulation
harus dari klas F (IP-54).

Seleksi Motor Fan


 Kontraktor harus melakukan perhitungan ulang terhadap Total Static Pressure
Ducting berdasarkan gambar shop drawing dan merk FCU yang dipilih serta
mengadakan seleksi besar motor dan diameter pulley untuk menghasilkan debit
udara yang dispesifikasikan yang sesuai dengan shop drawing dari lay-out
Ducting.
 Besarnya motor fan dari tiap-tiap FCU harus diinformasikan ke Sub-Kontraktor
Listrik untuk digunakan dalam perhitungan beban listrik & panel.

Getaran & Noise


 Dalam keadaan bekerja fan tidak boleh menimbulkan getaran dan noise yang
berlebihan melebihi NC.40 dB pada ruangan yang dikondisikan.
 Fan harus balance secara statis maupun dinamis dan harus didudukkan pada
rangka yang dilengkapi dengan spring isolator.

Kapasitas
 Kapasitas air handling unit harus sesuai dengan yang tercantum dalam
equipment schedule dan dipilih dengan max. Face velocity 550 FPM (2,8 mps).

Filter
 Filter harus menjamin kebersihan udara balik dan udara segar dan dapat
menyaring dengan sempurna debu dan kotoran-kotoran udara.
 Filter harus dapat dan mudah dilepas dan dibuka kearah sisi samping.
 Jenis filter yang digunakan adalah "Disposable panel filter progresive density
media coated with visosine adhesive".
 Komposisi bahan filter harus memenuhi, antara lain :
- Average arrestance 80-85 %
- Material resistance 0,08-0,25" Wg
- Final resistance 0,5" Wg
- Face felocity 550 fpm
- Frame terbuat dari baja di Galvanized (lokal)
Return Plenum Box (apabila ada)
 Setiap AHU harus dilengkapi dengan return plenum box dengan ukuran sesuai
dengan gambar perancangan.
 Bahan plenum harus dari jenis BJLS dengan ketebalan 1,2 mm (BJLS-120) dan
dilengkapi dengan pintu access untuk memudahkan pengecekan dan
pemeliharaan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 16
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Teknis Peralatan
 Type : Centrifugal End Suction
 Head : 17 m
 Kapasitas : 93.6 GPM
 Putaran : +/- 1.450 RPM
 Seal Type : Mechanical Seal
 Working Press. : min. 10 bar, max 13,7 bar
 Bahan
Volute Casing : Cast Iron
Impeller : Bronze
Shaft : Stainless steel
Shaft Sleeve : Stainless Steel
Wear Ring : Cast Iron
 Motor
Tipe : Totally enclose, fan cooled squirrel-cage
Enclose Class : IP-54
Insulation Class : Class F
Voltage : 380 V/3 Ph/50 Hz

Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan
condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut.
Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.
Umum
 Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(perfomance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
 Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang
bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan
teliti untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
 Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan
masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit
tersendiri.
 Condensing Unit (OU)
Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish
memakai baked enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube dengan
alumunium fin. Tipe Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan
langsung dan dilengkapi dengan pelindung/pengaman.
 Indoor Unit (IU)
- Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi
dengan bahan fibre glass atau mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor
fin dari type centrifugal, double inlet atau single inlet forward curved, multi
blade dengan pergerakan langsung atau tidak langsung memakai belt.
- Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal
alumunium fin, refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture
indicator dan sight glass, refrigerant filter drier, dan liquid line solenoid valve.
Suatu drain yang cukup dapat menampung air condensasi pada keadaan
minimum.
-
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 17
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 Filter dan Control


Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal 25
mm. Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch off, fan speed
(low, med, high), cool dan room temperatur setting akan memfungsikan unit
beroperasi.

5.5. VENTILASI

Umum
 Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe,
kemampuan (performance) peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat
pada lembar “Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
 Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210–74 di Amerika.
 Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re–10E12 w pada octave
band mid. frek. 60–4000 Hz.
 Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya dan dalam batas-batas yang normal.

Spesifikasi Teknis
 Axial Fan
Impeller fan dari type Airfoil blade, Adjustable pitch.
Material fan :
Casing : Hot Dipped Galvanized Steel
Impeller : Almunium diecast
Shaft : Carbon steel
Pelumasan : Grease ball bearing
Fan lengkap dengan counter flange untuk penyambungan ke ducting.
Fan lengkap dengan accessories bell mount (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar
Peralatan).

 Propeller Fan (wall mounted fan)


Fan dari type propeller untuk dinding seperti ditunjukkan dalam gambar atau
daftar peralatan.
Untuk fan dinding lengkap dengan automatic shutter dari jenis alluminium (bila
ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar Peralatan).
Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari
alluminium diecast.
Rangka untuk dudukan fan digantung pada lantai dari besi plat dan besi siku
dan gantungan dari besi penggantung (steel rod) yang dilengkapi peredam
getaran (vibration isolator).
Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati, dengan baut-baut yang
tahan karat.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 18
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 In-Line Axial Fan


Blade fan harus dirancang aerodinamis, bacward curve dari plate allumunium
dan digerakan langsung.
Casing terbuat dari heavy gauge (1,4 mm minimum) mild steel lengkap dengan
flange di kedua sisinya untuk menyambung ke ducting dan dicat akhir dengan
epoxy powder.
Fan harus statis dan dinamis balance dari pabriknya.
Motor harus tahan beroperasi sampai temperatur 400C dan 95 % RH.
Fan harus dilengkapi dengan speed kontrol.
Noise levelnya rendah.

Instalasi
 Seluruh unit fan tipe axial harus digantung pada kontruksi bangunan (plat
beton).
 Setiap penggantung harus dilengkapi dengan peredam getaran/vibrasi jenis
Spring agar untuk mengurangi perambatan getaran pada struktur bangunan.

 Hubungan antara unit Fan dengan Ducting harus diberi flexible dari kain terpal
minimal dua lapis.
 Kemiringan fan blade harus diatur sedemikian agar dicapai debit aliran udara
dan static pressure sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan.
 Baik ditunjukkan pada gambar atau tidak, seluruh unit fan yang berada dilantai
atap harus diberi pelindung hujan dan panas berupa rumah fan.

Instalasi

Belokan
 Belokan harus dari jenis "Long radius elbow" kecuali bila ruang tidak
memungkinkan, belokan harus mempunyai jari-jari minimal 5 kali garis tengah
pipa.
 Kecuali yang dinyatakan lain didalam gambar, seluruh sistem sambungan pipa
menggunakan sistem flange dan las.

Sambungan
Untuk seluruh sambungan pipa yang menggunakan sistem ulir (Screw) harus
dilengkapi sealing tape (pita perekat) atau "joint compound" untuk mencegah
kebocoran.

Jarak Instalasi
 Pipa harus dipasang sejauh minimal 50 mm dari tepi dinding, atap, lantai dan
lain-lain agar memudahkan pemeliharaan (service maintenance).
 Dudukan pipa untuk menjaga jarak tersebut dibuat dari bahan yang umum
digunakan.

Graded
 Ujung diameter pipa graded sedemikian untuk menjamin kelancaran aliran dan
mencegah noise dan "water hammer".
 Di mana perlu harus dipasang "relief vent" dan pipa dipasang dengan kemiringan
(pitch) secukupnya.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 19
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Test Prosedure
Setelah selesai pengelasan untuk setiap tahapan instalasi Kontraktor harus
melakukan pressure test :
 4 Jam dengan tekanan (Woking Pressure) 4-5 kg/cm²
 4 Jam dengan tekanan “Standard Class Pressure” 15 kg/cm²
 4 Jam dengan tekanan “Test Pressure” 125% x Standard Class

Isolasi Getaran (Vibration Isolation)


 Seluruh sambungan ke pompa, chiller, AHU serta pipa yang berhubungan
dengan lantai, dinding beton dan lain-lain unit peralatan AC harus dilengkapi
dengan fitting-fitting yang menyerap getaran (vibration absorbing fittings/flexible
joint).
 Fitting getaran untuk pelayanan air :

- Untuk dia. 65 mm keatas, isolasi getaran harus "wire & fabric reinforced
moulded" dan "vulcanized high pressure rubber connector"

- Untuk diameter pipa sampai dengan 50 mm dapat disambung dengan "wire


reinforced high pressure vulcanized rubber hose" direkatkan dengan "high
pressure hose elip" dan disekat (sealed) oleh "rubber mastic".

Penggantung dan Penyangga/Penumpu Pipa


 Seluruh pipa berisolasi harus ditumpu/digantung dan diberi bantalan sesuai
besar pipa pada konstruksi bangunan.
 Konstruksi penggantung atau penumpu harus sedemikian hingga
memungkinkan expansi/konstruksi thermis pipa tetap dan mengurangi transmisi
vibrasi sedikit mungkin.
 Penggantung dan penyangga pipa harus diberi peredam getaran tipe Spring dan
Neopreme, seperti tercantum pada gambar/detail.
 Penggantung dan penyangga disediakan dan dipasang oleh Kontraktor sesuai
persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis ini.
 Pipa horizontal harus digantung (ditumpu) dengan baik, penggantung tersebut
harus dipasang pada konstruksi bangunan. Secara umum untuk pipa 100 mm
atau lebih harus ditumpu setiap 2,5 meter (maksimum) dan untuk pipa 80 mm
atau kurang harus ditumpu setiap 2,40 meter (maksimum).
 Jarak penggantung/penumpu yang terperinci lihat schedule ukuran pipa dan
jarak support yang diijinkan.
 Kontraktor menyediakan semua kelengkapan yang perlu untuk penggantung
tersebut, harus dikoordinir dengan Konsultan Manajemen Konstruksi.
 Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (pipa klem) yang bertumpu pada
konstruksi bangunan. Paralel dengan dinding dan garis kolom, lurus serta rapih.
Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantungkan pada pipa yang lain.
Semua penggantung/penumpu untuk pipa-pipa yang terisolasi tidak boleh
menembus bahan isolasi. Semua pipa-pipa dalam ruangan masih harus ditumpu
dengan penumpu yang mencegah penerusan getaran (vibration eleminating,
hangers, rubber in shear).
 Seluruh penggantung/penyangga pipa (pipe supports) bahannya harus baja
(steel), dapat diatur untuk ketinggian (adjustable), dicat mula dengan cat anti
karat serta difinish dengan warna hitam.
 Jarak antara support tidak boleh melebihi ukuran di bawah ini tanpa
persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 20
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Ukuran Pipa(mm) Jarak Support Maksimum


(Meter)
20 – 25 2,00
32 – 150 2,40
150 keatas 2,50

 Riser vertical menembus lantai, dengan lantai yang ditembus pipa harus
disangga/disupport oleh jenis "collar" atau "clamp" di mana pipa tersebut
dijepitkan pada suatu "angle" dengan kokoh. Di sekeliling pipa riser yang masih
ada celah/lubang harus ditutup rapat dengan rubber seal. Tidak dibenarkan
penutupan celah tersebut menggunakan cor beton.

- Bilamana pipa dan clamp berbeda bahannya, suatu gasket harus dipasang
antara pipa dan clamp tersebut.
- Seluruh pipa yang ditumpu/digantung/disangga adalah sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan adanya tekanan pada isolasi pompa.
- Pelat metal pelindung setidaknya minimal dari BjLS 100 dengan panjang 150
mm (6") pada kedua sisi clamp saddle atau roller.

Lapisan Pelindung
 Seluruh pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain hendaknya
diberi lapisan pelindung dari penyekat/karet bahan stainless steel sheet sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.
 Selubung dalam daerah-daerah lantai yang basah dibuat dari tembaga dan
menyelubungi sampai 2,5 cm di atas lantai.
 Seluruh pemipaan yang berada diluar bangunan (site) harus diberi lapisan
pelindung pipa expose dan proteksi (metal jacketing) dari bahan BJLS di cat atau
Alluminium sheet dengan ketebalan minimal 0.8 mm.

Sambungan Ekspansi (Expansion Joints)


Baik ditunjukkan pada gambar atau tidak, pada jarak-jarak dan jalur tertentu
pemipaan horizontal yang melewati deletasi maupun yang didalam trench pipa harus
dipasang Expansion Joint dengan ketentuan sebagai berikut :
 Untuk pipa-pipa lurus lebih dari 30 m dan pada tempat-tempat yang ditentukan,
harus diperlengkapi dengan sambungan expansi yaitu "expansion joint".
 Kontraktor diwajibkan untuk memperhitungkan jumlah "expansion joint" yang
akan dipasang sesuai keadaan perencanaan yang dimasukkan di dalam
penawaran.
 Apabila dalam pelaksanaan terdapat kekurangan maka untuk melengkapinya
merupakan tanggung jawab dan atas biaya Kontraktor, termasuk untuk
sambungan ekspansi.
 Sambungan expansi dari jenis stainless steel dengan flange bahan mild steel atau
ekivalen jenis mechanical grooved coupling dengan bahan pada body terbuat dari
ductile iron yang dilengkapi EPDM grooved rubber gasket dimana kedua-duanya
fleksibilitas/ kemampuan menahan gerakan yang sama dan yang disetujui.
 Untuk memungkinkan expansi/kontraksi dan mencegah tegangan-tegangan yang
terlampau besar, di mana mungkin dipasang "double swing" pada setiap
perpindahan dari pipa utama horizontal ke riser.
 Cabang-cabang dari riser harus dibuat sedemikian sehingga memungkinkan
gerakan riser karena expansi/kontraksi, tanpa menimbulkan ketegangan-

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 21
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

ketegangan yang berbahaya pada pipa-pipa cabang tersebut dan alat-alat yang
terpasang pada cabang tersebut.

Pengumpul Kotoran
 Pada ujung bawah dari "riser" pada titik-titik terendah dari suatu aliran dan pada
tempat-tempat di mana kotoran dan "scale" bisa menumpuk harus dipasang
pengumpul kotoran yang ditutup (capped dirt pockets).
 Untuk memungkinkan expansi/kontraksi dan mencegah tegangan-tegangan yang
terlampau besar, di mana mungkin dipasang "double swing" pada setiap
perpindahan dari pipa utama horizontal ke riser.
 Kontraktor harus memasang pengumpul kotoran yang ditutup (cappeddirt
pockets) pada tempat-tempat terendah. Kontraktor harus menyediakan dan
memasang "relief vent" pada tempat-tempat yang diperlukan.

Instalasi Alat Ukur


 Kontraktor harus menyediakan dan memasang "pipe fittings" untuk
penempatan alat-alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-
tempat penting.
 Semua peralatan ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi.
 Seluruh thermometer harus dipasang dalam suatu "immersion well" dari
pabrik yang disetujui, di mana "well" tersebut diisi dengan media "heat

Pipa Pengembunan

Pekerjaan Pipa Pengembun, meliputi :


Kontraktor harus memasang pipa pengembunan (drain) dari unit-unit AHU/FCU
sampai ketempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang tersembunyi atau
tidak mengganggu yang keseluruhannya harus diisolasi. Kontraktor harus
berkoordinasi, memberikan data, ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan
kepada pihak lain, terutama dengan Kontraktor Sipil.

Lubang Pengetesan
Kontraktor harus membuat lubang pengetesan (test Connection) pada setiap cerobong
utama serta pada tempat-tempat lain yang sekiranya perlu sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.

Air Extractor
Kontraktor harus memasang "adjustable air extractor" pada semua percabangan ke
diffuser udara keluar yang dapat diatur dan dikunci sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.

Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib membuat contoh
cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi sebelum dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis Isolasi


Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan peralatan yang
ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya yang menunjang bagi keperluan
isolasi tersebut.

Isolasi pipa refrigerant : Elastomeric rubber density 50 -


dan pipa drain 120kg /m3. thermal conductivity
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 22
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

0,038 w/mºK (max) atau Polyethylene


Sheet lengkap dengan aluminium foil
self adhesive.
Isolasi Ducting : Ducting memakai 1st duct tidak perlu
memakai oisolasi.
Adhesive Tape : Adhesive aluminium foil, fire
retardant

 Di bawah lantai/konstruksi atap harus diisolasi thermis dengan urutan


antara lain alluminium foil, rock wool, alluminium foil dan galvanized
wiremesh, dipasang sedemikian rupa (lihat detail gambar perencanaan).

alluminium sheet jacketing ketebalan 0,5 mm dengan sistem sambungan yang


sedemikian rupa sehingga air hujan tidak bisa merembes/bocor ke dalam isolasi
tersebut.
Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan metal jacketing
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya,
apabila ada perbaikan.
Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa memakai metal jacketing, antara
clamp gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS 80
selebar 150 mm dan setengah lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan yang sisi-
sisinya dilipat agar tidak tajam.

5.6. PENGECATAN
Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga, semua
unit-unit yang dirakit dilapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan
lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai dengan persyaratan pengecatan
yang sesuai untuk bahan masing-masing dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, Perencana atau Pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
- Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dari dalam spesifikasinya. Tetapi bila cacat akibat instalasi
Kontraktor wajib mencat kembali khusus ditempat yang cacat tadi dengan warna
yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Perencana.
- Untuk peralatan-peralatan yang tampak maka bahan-bahan tersebut harus dicat
akhir (spray) dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi,
Perencana.
- Pengecatan harus dilakukan sebelum peralatan-peralatan tersebut dipasang.
- Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi bagi
peralatannya. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-
tanda yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.

PASAL 6
INSTALASI LISTRIK

6.1. UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam
maupun di luar bangunan Gedung Kantor PLNE. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis
Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Khusus
Teknik ini.

6.2. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik utama bagi Gedung U2 (Segmen 1-3) ini diperoleh dari jaringan
tegangan Menengah 20 KV PLN dari GARDU PLN, diterima oleh Medium Voltage
Panel (MVP) yang diletakkan di Ruang Panel (Utility Room). Daya dari Ruang
Panel Tegangan Menengah (Panel TM) tersebut disalurkan ke Trafo dan
disalurkan ke Panel LVMDP kemudian dibagi ke panel-panel daya /
penerangan gedung secara radial dengan system distribusi tegangan rendah tiga
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 23
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

fasa - empat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral


Pengaman).

6.3. LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap
seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN,
LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima dan
pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat
Khusus Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel TM, LVMDP (PUTR),
SDP (Sub Distribution Panel) dan panel - panel tegangan rendah lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan.Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
c. Pengadaan dan pemasangan kabel TM dan kabel-kabel daya jenis
NYY untuk penghubung antarpanel daya / penerangan dan kabel-kabel daya
menuju pompa air bersih dan AC.
d. Pengadaan dan pemasangan rak kabel (Cable Tray) untuk penghubung
antarpanel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju pompa air bersih
dan AC.
e. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan dalam bangunan maupun penerangan luar
bangunan.

6.4. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta
spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan
harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur, struktur,
mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan
peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Konsultan /
Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

6.5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-
kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box), kabinet / panel daya, kabel, alat-
alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah
220/380 V dan penerangan.
a. Kotak-kotak (doos) Outlet.
 Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/ multi gang
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 24
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

box empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak
lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
 Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di
tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk
menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan,
tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
b. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari.
 tempat-tempat yang kena hujan.
 tempat-tempat yang kena minyak.
 tempat-tempat yang kena udara lembab.
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
c. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.
d. Saklar dan Stop Kontak.
 Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel
dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk
peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan
kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
 Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating
minimum 10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap
permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika
tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar
tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai. Sambungan
hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
 Stop kontak
harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan / Pengawas. Saklar dan stop
kontak ex LEGRAND dan BERKER atau setara.
 Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran
pentanahan.
 Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
e. Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.
 Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 25
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas


harus berurat banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5
mm 2 kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control
yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus
dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis
NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam
konduit atau dipasang di atas rangka plafon atau menempel pada
pelat lantai di atas ruang sesuai dengan kebutuhannya. Semua
konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di
dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor
pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40 %.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).
 Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm 2 ke atas harus
berurat banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan
kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct
burrial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara
persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel
tegangan menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan
kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung
khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin - cold pour
system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus
dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan
metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit
yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal,
tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel merek SUPREME
atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM atau setara.
 Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari
sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang
digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-
impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2,
kecuali tercatat lain. Home run untuk rangkaian instalasi
bertegangan 220 volt yang panjangnya lebih dari 40 meter dari panel
daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang
minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).
 Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan - sambungan di dalam pipa konduit. Sambungan atau
pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop
kontak. Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 26
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

harus kuat secara elektris dengan solderless connector jenis tekan,


jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus
dihubungkan pada konduktor - konduktor dengan baik sedemikian
rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
 Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin,
splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu
dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran
Konsultan / Pengawas atau pabrik pembuatnya.
f. Pemasangan Kabel
 Pemasangan di Permukaan
- Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy
gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut harus di cat
dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan
tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali
diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL atau setara.
- Kabel Daya Penghubung Antarpanel.
Kabel-kabel daya diletakkan di atas cable tray, di klem pada cable
tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan cable
tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan
digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung /
penyangga besi yang diklem ke pelat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan
sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horizontal maupun vertikal. Peralatan penunjang tersebut harus
sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.
 Pemasangan di Dalam Dinding
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam
dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy
gauge dengan ukuran minimum 3/4. Penarikan kabel menuju titik
saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai
ditanam.
 Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.
 Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan
fasa, netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh
PUIL 1987, yaitu :
o Sistem tegangan 220 V, 1 fasa
Hitam : fasa
Biru : netral
kuning/hijau : pentanahan
o Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa
Merah : fasa R
Kuning : fasa S
Hitam : fasa T
Biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 27
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

g. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi
dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
h. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit-langit.
2. Sistem Race Way
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL
dan lain-lain. Diameter minimum konduit adalah 3/4 menurut ukuran
pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
uPVC high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS 4607 dan
BS 6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dari jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I dan II class 4.
c. Pemasangan
 Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi
dilakukan dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya,
sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding
sesuai dengan kondisi semula. Selama dilakukannya pengerjaan
plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus ditutup untuk
mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
 Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang
sejajar atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau
pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit,
harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup
dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup /
dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-
fitting, klem dan lain-lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan
karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus
dicat satu jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang,
dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan / Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus
dicat dengan warna sebagai berikut :
- Pipa penerangan dan daya - orange
- Pipa Elektronik / telepon dll - hijau
 Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 28
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

penunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium
yang memenuhi standar SII.
 Race way Melintas / Menembus Dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit
dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.
 Konduit Logam Flexibel Tahan Air.
Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di
mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam
atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam
hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC)
harus menon- jol pada inti baja yang flexibel. Sambungan antara
konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya dengan konduit
fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis insulated throat type yang
dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan cairan
tersebut. Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way /
konduit ini.
 Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet
dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing
insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau fibre minded yang
dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak
mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis
yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan
sistem penguncian interlock compressed.
3. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-
bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk
pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop
kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan dengan
konduktor kontinyu untuk pentanahan. Penggunaan konduit metal sebagai
satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini, harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat
dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi. Luas penampang minimum
konduktor pentanahan adalah 6 mm2 dan dimasukkan ke dalam konduit.
Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung
mekanis yang disetujui oleh Konsultan / Pengawas. Tahanan pentanahan yang
disyaratkan adalah maksimum 2 Ohm.

4. Panel Tegangan Rendah dan Perlengkapannya


a. Umum.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic contactor, accessories, peralatan-peralatan dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang
sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya. Kontraktor
harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di
bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tegangan rendah dan
dapat memberikan keterangan bahwa panel-panel tersebut telah beroperasi
dengan baik selama paling sedikit 3 tahun. Penawaran harus meliputi
reference list seba- gai suatu bukti.
b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain. Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat
pelindung harus direncanakan, di- buat, dicoba dan bila perlu diperbaiki
sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan/atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 29
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat
dari plat baja (metal clad) dengan ketebalan minimum 1,7 mm.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal
akibat hubung- singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik). Panel
harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya.
Bagian bawah dan atas panel dilengkapi dengan pelat penutup yang
bisa dilepas.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel
tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel /
kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya
dan lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup
yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi
untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan
arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC
untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian belakang
harus mempunyai lubang sekrup untuk pemasangan secara
kokoh menempel ke dinding.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pelat baja minimum
1,7 mm.
 Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti
ditunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi). Tempat struktur bus-bar dan
hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk
dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi
tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur
untuk menjamin daerah kontak yang baik.
c. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada
bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).
d. Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya
dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang
tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam
gambar kerja. Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu,
lengkap dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk
komponen tersebut.
e. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan -
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudian hari. Kemungkinan penyambungan
di kemudian hari dapat berupa peralatan baru, misalnya saklar, pemutus
daya, kontaktor dan lain-lain.
f. Bus-Bar / Rel Daya
Bus-Bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar
dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi. Jarak antar

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 30
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam PUIL
1987. Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis hard drawn high
conductivity yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran bus-bar disesuaikan
dengan peraturan PUIL 1987 (daftar no. 630 - D1 -D4 / PUIL 1987). Semua
bus - bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat
dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselin
atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya
mekanis yang terjadi akibat arus hubung-singkat. Rel daya dicat dengan
warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL. Cat tersebut
harus tahan terhadap temperatur sampai 70 oC. Setiap panel harus
mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full neutral) yang
diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang,
diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar
dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang
tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang lebih kecil,
diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA). Kontraktor
diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran-
ukuran dari bus-bar dan susunannya. Ukuran dari bus-bar harus
merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara-cara untuk
penyambungan di kemudian hari.
Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu teminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih
dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar. Bila terjadi
hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang tembaga
tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal
yang berlainan.
g. Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar rencana. Bila digunakan amperemeter
selector switch (ASS / saklar pindah), pada saat pemindahan pengukuran
arus, saklar pindah untuk amper- meter harus berada pada posisi off, dan
pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan terhubung-singkat.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 mm x
144 mm. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.
 Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban penuh. Amperemeter harus mampu
untuk menahan pergerakan yang timbul akibat arus start motor dan
mempunyai skala overload yang rapat (compressed) untuk keperluan
pembacaan arus start tersebut. Pada amperemeter harus terdapat
mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar di bagian depan.
 Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di sisi
daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus
nominal 3 A. Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukan nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian
depan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 31
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

h. Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai
dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran. Pemasangan
harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis
yang timbul pada waktu terjadinya hubung-singkat 3 fasa simetris. Trafo
arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan kWh-
meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya (kapasitas burden
mencukupi). Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus
khusus (terpisah).
i. Kabel-Kabel Kontrol.
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap
kerusakan mekanis. Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis
NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan
sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat
penekan (press-tang / kerf tang) secara baik, sehingga dapat dicegah
terjadinya hubung longgar (loose contact). Setiap pemasangan ujung kawat
kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang dan
kokoh.
j. Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik.
Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
k. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus antara 80 A sampai
dengan 800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part
1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi
40 oC (fully tropicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660
VAC dengan rating 1.000 VAC.
- MCCB harus dapat dioperasikan secara reverse feed baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
- Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat
dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk
menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu
(wiping action).
- Mekanisme operasi harus dari jenis quick make dan quick
break secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu
opening, closing maupun trip. Mekanisme ini harus trip-free untuk
mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
- Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir
pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka
secara bersamaan.
- MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing - masing
kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih
(overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal,
pengatur arus hubung-singkat (overcurent - instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).
 Miniature Circuit Breaker (MCB).
- MCB digunakan untuk arus kurang dari 80 A, harus memenuhi
persyaratan B.S. 4752 /Part 1 1977 atau IEC157.1 (fully tropicalized),
mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000
VAC.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 32
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

- MCB harus dapat dioperasikan secara reverse feed, baik pada


posisi horisontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
- Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari
bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
- Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah
kontak utama menutup kembali tanpa sengaja. - Handle togel MCB
tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara
bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu
kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
- MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih
(overload-inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan
arus hubung-singkat (overcurent-instantaneous) secara mekanis
dengan solenoid (magnetis). Arus nominal dari MCCB dan MCB harus
sesuai dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
l. Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan
beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus
juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan. Terminal pembantu
tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan terminal utama
dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai dengan
ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap mur-baut yang digunakan
harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan
hubungan-longgar (loose contact).

6.6. PERALATAN PENERANGAN


1. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, aksesoris, peralatan
serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna
dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan
ditunjuk pada gambar-gambar.
2. Kualitas dan Pengerjaan
Semua material dan aksesoris, baik yang disebut secara umum maupun
khusus harus dari kualitas terbaik. Pengerjaan harus kelas satu dan
menghasilkan armature setara dengan standar komersil yang utama. Armatur
harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Armatur ex PHILIPS/ARTOLITE atau setara.
3. Jenis Armatur
a. Lampu Plate Uk. 60x60 cm
Lampu plate harus dengan warna standar white deluxe. Untuk twin lamp
atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek
stroboskopis. Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk
perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast
harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti starter, ballast,
pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
b. Lampu Downlight (DL)
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor
kerja sehingga mencapai minimum 0,96, ballast harus dari tipe low losses.
4. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang
yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan /
Pengawas. Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan lain yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Baris
armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul
lurus. Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)
tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan
permukaan-permukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus
ditanahkan (grounded).
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 33
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan


tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan. Pada waktu
pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara
lengkap.

6.7. PENGUJIAN, PENYETELAN PERALATAN DARI SISTEM


1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.
2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan
kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan
oleh Kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang
berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan
commisioning.
3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan / Pengawas antara lain :
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor.
d. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya. e.
Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
b. Load testing.
c. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelan yang dilakukan.
d. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari
PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan / Pengawas.
4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

PASAL 7
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

7.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga


kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan
pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi sistem penangkal petir
seperti dipersyaratkan di dalam buku Persyaratan Teknis ini dan seperti
ditunjukkan pada Gambar Pelaksanaan. Pekerjaan ini harus termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak
mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku Persyaratan Teknis ini, tetapi
dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi
instalasi sistem penangkal petir. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1. Elektroda penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir (air
termination), dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penangkal petir.
2. Hantaran Turun,

Didalam item ini termasuk juga pipa pelindung dan klem untuk dudukan
dan pemasangan hantaran turun.
3. Elektroda Pembumian,

Item ini meliputi batang pembumian, terminal penyambungan, bak control


dan material - material bantu lainnya.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 34
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi


Penangkal Petir atau peraturan peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia,
serta harus mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.

7.2. ELEKTRODA PENANGKAL PETIR / AIR TERMINATION


Elektroda penangkal petir ini terdiri dari :
1. Air Termination dari jenis Electro Static lightning terminal.
2. Dudukan air termination yang terbuat dari fiber glass dengan diameter 70
mm dan ketinggian minimum 2,5 meter.
3. Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.

Air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instansi lain yang berwenang.
Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis
radioaktif. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan gambar
pelaksanaan. Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri
arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan. Elektroda penangkal petir
harus dihubungkan dengan hantaran turun
Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian
atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai semi basement harus
dapat terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.

7.3. HANTARAN TURUN


Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang diterima /
ditangkap oleh elektroda penangkal petir ke konduktor pembumian. Oleh karena
itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda
penangkal petir maupun elektroda pembumian. Hantaran turun terbuat dari
konduktor yang dirancang khusus untuk hantaran turun sistem penangkal
petir.Hantaran turun yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik
pembuatnya yang menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk
sistem penangkal petir. Hantaran turun yang digunakan mempunyai ukuran sesuai
dengan standar produk yang dipilih. Hantaran turun harus dipasang dengan
baik, lurus dan mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan
gangguan mekanis.

7.4. ELEKTRODA PEMBUMIAN


Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/4 dan plat tembaga
serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar
Pelaksanaan. Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah
dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 12 m, telah mencapai
lapisan air dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar 1 Ohm. Terminal
penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian dengan hantaran
turun harus dilakukan di test box. Penyambungan tersebut harus menggunakan
mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Sistem pembumian untuk
penangkal petir ini harus terpisah dari sistem pembumian untuk sistem elektrikal
lainnya.

7.5. BAK KONTROL / TERMINAL PENYAMBUNGAN


Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai
tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian. Dimensi konstruksi
bak kontrol sesuai dengan Gambar Pelaksanaan. Dinding dan tutup bak kontrol
terbuat dari konstruksi beton. Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi
dengan handle. Tutup bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.

__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 35
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

7.6. PENYANGGA DAN KLEM


Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir. Penyangga
terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat. Dimensi dan
konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.

PASAL 8
SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN (GROUNDING SYSTEM)

7.7. KETENTUAN UMUM

a. Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah


pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar
instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-
benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti
hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut
menjadi bertegangan.
b. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan / keselamatan manusia
dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
c. Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat
konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
d. Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standar-standar
lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.

7.8. KONSTRUKSI
a. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
c. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan
grounding rod terbuat dari bare copper conductor atau kabel berisolasi
sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
d. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang
terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt.

7.9. PEMASANGAN
1. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding
rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 m dan masing-
masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
2. Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak
control harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
3. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan
tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol
harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
4. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
5. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan
peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
6. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus meng
gunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini
dilakukan di dalam bak kontrol. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai
dengan yang tercantum didalam Gambar Pelaksanaan.
7. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
a. Pembumian jaringan tegangan tinggi,
b. Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
c. Pembumian sistem tegangan rendah,
8. Tata letak sistem pembumian harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
__________________________________________________________________________________________
Pembangunan Gedung U2 (Segmen 1-3) | 36
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG U2 (SEGMEN 1-3)


LOKASI : KAMPUS UNIVERSITAS TEUKU UMAR - MEULABOH
TAHUN ANGGARAN : 2020

NO MATERIAL Technical Specification BRAND / MANUFACTURE

I PEKERJAAN MEKANIKAL

PLUMBING
A AIR BERSIH

1. Transfer Pump Centrifugal End Suction Type Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon

2. Booster Pump Booster pump Package (3 Unit Pump) Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon

3. Deep Well Pump Submersible Pump Cap : 200 l/m Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon

4. Pipa Air Bersih (Steel Pipe-Galvanis-medium) PP - R PN. 10 PPI, Spindo , Bakrie

5. Pipa Air Bersih (PPR-PN 16) PP - R PN. 10 Wavin, Kelen, Lesso, Westpex

6. Pipa Air panas (PPR-PN 20) PP - R PN. 20 Wavin, Kelen, Lesso, Westpex

7. Fitting Pipe Fitting PP - R FKK / TSP / HE / TG

8. Valve (Class 10 K) PN 10 Kitz, Toyo

9. Pressure Reducing Valve PN 16 Yoshitake, Socla, Viking

10. Float Valve KKK, Yuta, Setara

11. FRP Tank FRP Panel Tank Type Induro, Oriental, BioTech

12. Water Meter B & R, Fuzhou, Nankai

13. Pressure gauge Nagano, VPG, Wika, Aldo

14. Air Vent Yoshitake, Socla

15. Foot Valve Mizzu, Ebara

16. Elektrode Water Level Omron, Honeywell

17. Flexible joint Flangs ANSI Tozen, Proco, Power Merchant

B AIR KOTOR

1. Sumpit Pump Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon

2. Sewage Pump Ebara, Groudfos, CNP, Torishima, Maxon

3. PVC Pipe Class AW (10 kg/mm2) PVC Class AW Wavin, Rucika

4. Floor Drain, Clean out Toto, San-ei, Wesser

5. Valve (Class 10 K) Kitz, Toyo

6. STP Biofilter Bestindo Aquateq, Biotech, Oriental


NO MATERIAL Technical Specification BRAND / MANUFACTURE

C PEMADAM KEBAKARAN

1. Fire Extingueser Dry Powder 6 kg, CO2 23 kg Apron, Yamato, Hooseki, Viking, ZID Fire

2. Black Steel Pipe (Sch 40) BS Sch 40, and Medium Class PPI, Spindo , Bakrie

3. Fitting - fitting FKK / TSP / HE / TG

4. Valve (Class 20 K) Kitz, Toyo

5. Main Control Valve & Branch Control Valve Samyang, Viking

6. Alarm Gong Samyang, Viking

7. Pressure Switch Honeywell, Nagano

8. Flow Switch Honeywell, Nagano, Saginomya

9. Sprinkler Head Viking, Tyco

10. Box Hydrant Model B Appron, Hooseki, Viking

11. Pillar Hydrant Two outlets Appron, Hooseki, Viking

12. Seamese Connection Fire Brigade Inlets Appron, Hooseki, Viking

13. Fire Fighting Pump American Marsh Pump, Reddy Buffaloes

D TATA UDARA

1. Air Conditioning Water Cooled Centrifugal Chiller Daikin, Mitsubishi, Samsung,

2. Exhaust Fan KDK,CKE, Mitsubishi, Panasonic

3. Refrigerant Pipe Denji, Crane Enfield, Kembla

4. Drain Pipe PVC Class AW (10 kg/mm2) Wavin, Rucika

5 Isolasi Refrigerant Pipe Armaflex, Insuflex Thermaflex

6 Cable Power & Control Kabel Metal, Kabelindo, Supreme, Tranka, Jembo, Voksel

7 Ducting

- Ducting (Prefabricated) First Duct

- Glass Wool Class 32Kg/cm2 AB Wool

- Alumunium Foil AB Foil, Setara

- Alumunium Tape AB Tape, Setara

8 Filter Kowa, Camfil

9 Grille

- Round Diffuser Module, Comfort Aire

- Linier Slot Diffuser Module, Comfort Aire

- Return Air Grille Module, Comfort Aire

- Supply Air Grille Module, Comfort Aire

- Volume Damper Module, Comfort Aire

- Flexible Round Duct Safe-Flex/Polar

E LIFT Tamiang, Sigma, Hyunday, Mitsubishi

Anda mungkin juga menyukai