Dosen Pembimbing:
Ir. Muhammad Hafiizh Imaaduddin,S.T.,M.T.
NIP. 19860212 201504 1 001
Pembimbing Lapangan:
Bapak Satrio
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Dosen Pembimbing:
Ir. Muhammad Hafiizh Imaaduddin,S.T.,M.T.
NIP. 19860212 201504 1 001
Pembimbing Lapangan:
Bapak Satrio
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
i
LEMBAR PENILAIAN
ii
LEMBAR KETERANGAN SELESAI MAGANG
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah swt. atas berkat, rahmat, dah
hidayah-Nya, sehingga penyusun mampu menyelesaikan Laporan Kerja Praktik dengan judul
“Analisis Pengaruh Penggunaan Beton Fast-Track Terhadap Biaya dan Waktu pada
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Rusunawa Mahata Serpong” dengan baik dan tepat pada
waktunya. Laporan kerja praktik ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kurikulum bagi
mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan Pemeliharaan Bangunan Sipil
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
dalam menyelesaikan studi Sarjana Terapan. Laporan ini disusun berdasarkan pada proses hasil
belajar dan pengamatan langsung pada Proyek Pembangunan Rusunawa Mahata Serpong,
Rawabuntu, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk., selaku kontraktor pelaksana Proyek Pembangunan
Rusunawa Mahata Serpong yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk
melaksanakan kerja praktik dan juga membimbing penyusun selama pelaksanaan kerja
praktik.
2. Bapak Satrio, selaku pembimbing lapangan penyusun selama kerja praktik pada Proyek
Pembangunan Rusunawa Mahata Serpong.
3. Bapak Muhammad Hafiizh Imaaduddin,S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penyusun dalam melaksanakan kerja praktik serta penyusunan Laporan
Kerja Praktik ini.
4. Muhammad Mukzon Rofiqi, Muhammad Dzaky Hawari, dan Muchammad Fadlan yang
senantiasa membantu dan bekerja sama dengan baik selama pelaksanaan kerja praktik.
5. Zahira, Trisha, Zikry, Tama, Vano, Arfan, Irfan, dan Rangga, tim kerja praktik Proyek
Pembangunan Rusunawa Mahata Serpong, yang senantiasa membantu dan bekerja sama
dengan baik selama pelaksanaan kerja praktik.
6. Serta seluruh kerabat yang selalu memberikan dukungan kepada penyusun dalam
penyusunan laporan kerja praktik ini.
Laporan kerja praktik ini tidak sepenuhnya sempurna, maka penyusun berterima kasih atas
kritik dan saran yang disampaikan oleh pembaca. Dengan ini, penyusun berharap laporan kerja
praktik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
v
DAFTAR ISI
vi
2.6.3. Air.............................................................................................................................. 15
2.6.4. Admixture.................................................................................................................. 16
2.7. Manajemen Konstruksi .............................................................................................. 16
2.7.1. Schedulling ................................................................................................................ 16
2.7.2. Biaya Proyek ............................................................................................................. 17
2.7.3. Metode Pelaksanaan Konstruksi ............................................................................... 18
BAB III METODOLOGI ........................................................................................................... 19
3.1. Diagram Alir ................................................................................................................ 19
3.2. Tahapan Penyusunan .................................................................................................. 19
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................................ 21
4.1. Metode Pelaksanaan Jacking Tower Crane ............................................................. 21
4.2. Beton Fast-Track ......................................................................................................... 21
4.3. Waktu Pelaksanaan..................................................................................................... 21
4.4. Biaya Pelaksanaan....................................................................................................... 21
4.5. Analisis Perbandingan Waktu dan Biaya ................................................................. 21
BAB V BAB KHUSUS ................................................................................................................ 22
5.1. Pelaksanaan Kerja Praktik ........................................................................................ 22
5.2. Tugas Pembimbing Lapangan ................................................................................... 22
BAB VI PENUTUP ..................................................................................................................... 27
6.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 27
6.2. Saran ............................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 28
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Tujuan dari laporan kerja praktik ini dibagi menjadi dua tinjauan berbeda, yaitu tujuan
khusus dan tujuan umum. Tujuan umum merupakan tujuan dilaksanakannya kerja praktik
berdasarkan kurikulum, sedangkan tujuan khusus merupakaan tujuan dilaksanakannya kerja
praktik berdasarkan pada kebutuhan penelitian penyusun. Diantaranya:
1.5. Manfaat
Kerja praktik ini diharapkan dapat menjadi gambaran singkat mengenai sistem kerja
kontraktor pelaksana pada suatu proyek pembangunan konstruksi. Sedangkan hasil dari penelitian
yang menjadi topik pembahasan dalam laporan kerja praktik ini diharapkan dapat menjadi
referensi dalam menentukan alternatif yang tepat dalam mencapai pengoptimalan biaya dan waktu
pelaksanaan proyek konstruksi.
2
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Ketenagalistrikan pada tanggal 11 Maret 1960 yang
memutuskan untuk mendirikan perusahaan jasa konstruksi. Setahun kemudian, ADHI disahkan
sebagai perusahaan milik negara Adhi Karya dengan nomor PP. Pada tahun 1961, dilebur menjadi
tahun ke-65. Bekas perusahaan konstruksi milik Belanda digabung dan didirikan berdasarkan PP
No. 2 Februari 1960, yaitu "Naamloze Vennootschap", Asosiasi Insinyur Konstruksi dan Asosiasi
Selle en de Bruyn, Reyerse en deries NV ( Associatie NV) bergabung menjadi PN Adhi Karya.
Gambar 1.1. Lokasi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Dept. Gedung
Sumber: Google Earth
3
2. Mengembangkan bisnis konstruksi, rekayasa, properti, industri, dan investasi yang
bereputasi;
3. Mengembangkan inovasi produk dan proses untuk memberi solusi serta impact bagi
stakeholders;
4. Menjalankan organisasi dengan tata Kelola perusahaan yang baik;
5. Menjalankan sistem manajemen yang menjamin pencapaian sasaran, kualitas,
keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja; serta
6. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk pembuatan
keputusan dan pengelolaan risiko korporasi.
4
1.6.5. Struktur Organisasi
5
1.7. Gambaran Umum Proyek
1.7.1. Deskripsi Proyek
U
Gambar 1.3. Lokasi Proyek Apartemen Mahata Serpong
Sumber: Google Earth
6
Gambar 1.4. Struktur Organisasi Pelaksana Apartemen Mahata Serpong
7
Proyek Pembangunan Aapartemen Mahata Serpong ini merupakan pembangunan prioritas
Perum Perumnas guna mengimplementasikan Peraturan Menteri ATR/BPN RI No. 16 Tahun 2017
tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit. Tertulis pada Permen ATR/BP
RI No. 16 Tahun 2017 pengembangan sistem transportasi massal merupakan prasyarat utama
pengembangan kawasan TOD. Prasyarat transportasi massal dalam pengembangan kawasan TOD
minimal memiliki satu moda jarak jauh.
Dalam pengerjaan suatu proyek konstruksi, dilandaskan pada kontrak pekerjaan dan
rencana kerja dan syarat- syarat (RKS). RKS adalah dokumen yang berisikan nama proyek berikut
penjelasaannya berupa jenis, besar dan lokasinya, serta tata cara pelaksanaan, syarat-syarat
pekerjaan, syarat mutu pekerjaan dan keterangan-keterangan lain yang hanya dapat djelaskan
dalam bentuk tulisan. Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan RKS struktur Proyek
Pembangunan Apartemen Mahata Serpong antara lain:
1. Spesifikasi Beton
Mutu beton balok dan pelat lantai = f’c 30 MPa
Mutu beton kolom dan shear wall = f’c 50; 45; 40; 35 dan 30 MPa
2. Spesifikasi Besi Tulangan
Mutu besi tulangan = Fy 420 MPa s/d 480 MPa
3. Spesifikasi Baja
Mutu Profil Baja = Fy 240 MPa dan Fu 370 MPa
Kontrak pekerjaan yang disahkan pada suatu proyek konstruksi dibuat dengan melibatkan pemilik
proyek sebagai pihak pertama, dan kontraktor pelaksana sebagai pihak kedua.
Kontraktor adalah badan usaha yang menerima pekerjaan dan bertugas untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar, rencana kerja, dan syarat-syarat serta biaya yang
telah disepakati. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. sebagai kontraktor pelaksana, bertanggung jawab
penuh terhadap owner proyek tersebut atas jalannya konstruksi. Adapun tugas PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk. sebagai kontraktor pelaksana antara lain:
1. Melaksanakan pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, arsitektur, dan MEP pada
Proyek Pembangunan Apartemen Mahata Serpong.
2. Kontraktor pelaksana tidak diperkenankan untuk mengalihkan dan memberikan pekerjaan
tersebut, baik Sebagian maupun keseluruhan dari apa yang telah disepakati pada kontrak.
8
Gambar 1.5. Sertifikasi ISO 45001
Sumber: PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
9
Gambar 1.7. Sertifikasi ISO 9001
Sumber: PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Dalam pelaksanaan kerja QHSE, terdapat alir program kerja yang harus dipatuhi. Alir
program kerja pada Proyek Pembangunan Rusunawa Mahata Serpong dilampirkan pada Gambar
1.8.
Quality control merupakan bagian dari QHSE yang bertugas untuk mengontrol mutu
seluruh pekerjaan pada proyek konstruksi. Pada quality control dibagi menjadi 3 (tiga) tahap
pekerjaan, antara lain:
1. In-Coming Control
Pada tahap ini, dilakukan pengecekan maupun pengujian untuk material datang untuk
seluruh pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan di antaranya:
10
a. Uji Slump
b. Uji tarik besi tulangan
c. Trial mix design
d. Pengecekan material arsitektural dan MEP
2. On-Process Control
Pada tahap ini, dilakukan pengecekan kesesuaian pekerjaan struktural, arsitektural, dan
MEP pada saat pengerjaan.
3. In-Final Control
Pada tahap ini, dilakukan pengecekan untuk hasil akhir suatu pekerjaan. Apabila
ditemukan defect maka akan dilakukan perbaikan, seperti plester kembali, injection,
grouting, dan sebagainya.
1.7.3. Sub-Kon
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
terhadap durasi pelaksanaan
pelaksanaan proyek. konstruksi, dimana
saat terjadi
keterlambtaan, dapat
ditentukan alternatif
percepatan.
6. Pengaruh Presentase (Teknik et Melakukan penelitian Penambahan Sika
Penambahan Sika al., 2016) tentang pengaruh Viscocrete-10 dapat
Viscocrete-10 penambangan Sika meningkatkan
terhadap Kuat Tekan Viscocrete-10 terhadap workability beton,
Beton kuat tekan beton. dan kuat tekan yang
didapatkan nilai yang
lebih besar
disbanding beton
biasa.
7. Pengaruh Plastiment (Qomaruddin Melakukan penelitian Kondisi ideal
VZ terhadap Kuat & Umam, tentang kuat tekan mortar penambahan
Tekan Mortar 2018) akibat dari variasi plastiment VZ pada
Plasteran penambahan plastiment mortar dengan
VZ sebesar 0,1%, 0,2%, komposisi 0,2%,
03%, dan 0,4%. apabila lebih dari
nilai tersebut akan
lemah pada ikatan
semen.
2.2. Konstruksi
Konstruksi adalah kegiatan mendirikan sarana dan prasarana. Dalam bidang konstruksi
atau teknik sipil, sebuah bangunan disebut juga dengan gedung atau unit prasarana dalam satu area
atau beberapa area. Singkatnya, sebuah bangunan diartikan sebagai objek keseluruhan dari sebuah
bangunan yang tersusun dari bagian-bagian struktural. Misalnya konstruksi suatu struktur
bangunan adalah bentuk / konfigurasi seluruh struktur bangunan.
Konstruksi juga dapat diartikan sebagai tata letak (model, tata letak) bangunan (jembatan,
rumah, dll.). Meskipun kegiatan konstruksi disebut dengan pekerjaan, pada kenyataannya
konstruksi merupakan suatu unit kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan yang berbeda.
(Siagian, 2014)
13
1. Fungsi Hunian
Pembangunan gedung tempat tinggal bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
tempat berteduh / shelter. Oleh karena itu, dalam pembangunan gedung harus
memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan. Contoh bangunan tempat tinggal antara
lain rumah, perumahan, apartemen, apartemen, mess, persewaan rumah, kos, asrama.
2. Fungsi Usaha
Bangunan dengan fungsi komersial telah didirikan untuk mendukung kegiatan komersial
termasuk jual beli dan sewa guna usaha. Bangunan komersial ditujukan untuk tujuan
komersial, sehingga faktor lokasi yang strategis memegang peranan penting dalam
keberhasilan bangunan tersebut. Contoh bangunan komersial antara lain pasar,
supermarket, pusat perbelanjaan, ritel, pertokoan, perkantoran, dan kios.
3. Fungsi Sosial dan Budaya
Memiliki fungsi utama sebagai tempat kegiatan sosial budaya, meliputi pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium dan gedung pelayanan umum.
4. Fungsi Keagamaan
Masjid, gereja, kelenteng, pura, dan vihara ialah contoh-contoh dari bangunan fasilitas
peribadatan. Bangunan peribadatan biasanya digunakan sebagai tempat beribadah dan
upacara keagamaan.
5. Fungsi Khusus
Fungsi utamanya adalah melakukan kegiatan yang sangat rahasia di tingkat nasional, atau
melakukan kegiatan yang dapat membahayakan masyarakat sekitar dan atau berisiko
tinggi, termasuk reaktor nuklir, fasilitas pertahanan dan keamanan, dan kegiatan serupa
yang ditetapkan oleh menteri.
2.3.2. Apartemen
Beberapa definisi dari istilah "apartemen" adalah sebagai berikut:
1. Bangunan tempat tinggal bertingkat di lantai pertama, dengan ruang tamu, kamar tidur,
dapur, ruang makan, toilet dan kamar mandi.Bangunan bertingkat dibagi menjadi beberapa
lantai tempat tinggal. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2. Bangunan tempat tinggal dipisahkan secara horizontal dan vertikal untuk menyediakan
perumahan mandiri, termasuk bangunan bertingkat rendah atau bertingkat tinggi, dan
dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sesuai standar yang ditentukan. (Ernst Neufert,
1980)
3. Unit hunian yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, dan lounge
terletak di lantai satu bangunan vertikal yang terbagi menjadi beberapa unit hunian. (Joseph
De Chiara & John Hancock, 1968)
14
angkutan umum cukup tinggi, dan biasanya dilengkapi fasilitas parkir, terutama tempat parkir
sepeda.
Ada beberapa ciri tata ruang campuran yang bisa dicapai dengan mudah cukup berjalan
kaki atau bersepeda. Beberapa ciri penting yang akan terjadi dalam pengembangan TOD yaitu:
a. Penggunaan ruang campuran yang terdiri dari pemukiman, perkantoran, serta fasilitas
pendukung,
b. Kepadatan penduduk yang tinggi yang ditandai dengan bangunan apartemen,
c. Tersedia fasilitas perbelanjaan,
d. Fasilitas kesehatan,
e. Fasilitas pendidikan,
f. Fasilitas hiburan,
g. Fasilitas olahraga,
h. Fasilitas Perbankan.
Di kota-kota besar di Indonesia ketergantungan pada mobil pribadi cenderung meningkat,
dan pilihan moda pribadi meningkat menjadi 80% Jika melihat kembali keadaan tahun 1980-an,
angka di Jakarta masih berkisar 50-50. Ini akan berdampak negatif terhadap lingkungan.
Berdasarkan pemberlakuan TOD di beberapa kota besar menunjukkan tingkat ketergantungan
terhadap mobil pribadi semakin menurun, karena tempat tujuan dapat dicapai dengan cepat, murah
dan nyaman dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan umum.
2.6. Beton
Beton merupakan material komposit yang dibuat dengan mencampurkan beberapa material
penyusunnya. Bahan penyusunnya meliputi semen, agregat kasar, agregat halus, air, dan terkadang
aditif atau campuran digunakan. Umumnya beton tersusun dari sekitar 1% -2% pori, sekitar 25%
-40% pasta semen dan sekitar 60% -75% agregat. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik maka
perlu dipelajari karakteristik dan karakteristik masing-masing material penyusunnya. Selain itu,
perhatian penuh harus diberikan pada proporsi campuran, cara menerapkan dan menangani beton.
2.6.1. Agregat
Agregat sebagai bahan pengisi, namun perannya dalam menentukan kekuatan beton lebih
kecil dibandingkan dengan semen. Agregat dengan kekerasan, kepadatan dan daya tahan tinggi
memiliki sifat anti korosi yang baik, sehingga dapat dihasilkan beton berkualitas tinggi.
Pemeriksaan kinerja fisik agregat meliputi berat jenis, laju penyerapan, kerapatan curah, analisis
penyaringan agregat, modulus kehalusan, klasifikasi agregat, dan pemeriksaan kadar air agregat.
(Teknik et al., 2016)
2.6.2. Semen
Semen adalah campuran yang aktif secara kimiawi setelah kontak dengan air. Agregat
tidak berperan penting dalam reaksi kimia ini, tetapi berperan sebagai pengisi mineral, yang dapat
mencegah perubahan volume beton setelah pencampuran dan meningkatkan keawetan beton yang
dihasilkan (Mulyono, 2004). Jenis semen ada dua yaitu semen non hidrolik dan semen hidrolik.
Semen non hidrolik adalah semen yang dapat mengeras tetapi tidak stabil di dalam air. Semen
hidrolik adalah sejenis semen yang mengeras jika bereaksi dengan air, tahan air, dan stabil dalam
air setelah pengerasan. Semen hidrolik yang biasa digunakan dalam konstruksi adalah semen
portland.
2.6.3. Air
Air merupakan material yang sangat penting dalam campuran beton, karena air bereaksi
dengan semen kemudian menghasilkan pasta seperti pasta yang mengikat material lain (agregat
kasar dan halus). Pasta adalah hasil reaksi kimia dalam campuran air dan semen.
15
Kualitas air sangat mempengaruhi kekuatan beton. Kualitas air sangat erat kaitannya
dengan zat yang terkandung di dalam air. Tujuannya bukan untuk membuat rongga pada beton,
bukan untuk meretakkan beton, atau untuk menimbulkan korosi pada batang baja yang
menyebabkan beton menjadi rapuh. Dijelaskan sebagai berikut:
1. Lumpur yang terdapat pada air tidak melebihi 2 gr / liter, karena dapat mengurangi daya
rekat.
2. Air tidak mengandung garam lebih dari 15 gram karena resiko terhadap korosi semakin
besar.
3. Air tidak mengandung klorida lebih dari 0,5 gram/liter karena bisa menyebabkan korosi
pada tulangan.
4. Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter karena dapat menurunkan
mutu beton sehingga akan rapuh dan lemah.
5. Air tidak mengandung minyak lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi
kuat tekan beton sebesar 20 %.
6. Air tidak mengandung gula lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi kuat
tekan beton pada umur 28 hari.
7. Air tidak mengandung bahan organik seperti rumput/lumut yang terkadang terbawa air
Karena akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat dan menimbulkan rongga pada
beton.
2.6.4. Admixture
Admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke campuran beton selama atau selama
pencampuran. Fungsi material ini adalah untuk merubah sifat-sifat beton agar lebih sesuai untuk
pekerjaan tertentu. (Teknik et al., 2016)
Menurut Mulyono (2004), menambahkan superplasticizer ke beton memiliki efek
meningkatkan kemampuan kerja beton ke tingkat yang lebih besar. Material ini tergolong alat
penghasil beton flowable tanpa efek separasi yang dibutuhkan, biasanya diproduksi pada beton
dengan kadar air yang besar karena dapat menurunkan kadar air untuk menjaga workability
(workability) yang sama.
2.7.1. Schedulling
Schedulling atau penjadwalan adalah diagram urutan dari setiap item pekerjaan, yang menentukan
kapan kegiatan dimulai, ditunda, dan diakhiri sehingga penggunaan sumber daya dapat
disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan yang dijadwalkan (Soeharto, 1999). Fungsi perencanaan
merupakan sarana perencanaan dan pengendalian proyek. Menurut penelitian Husen (2009)
penjadwalan memiliki banyak manfaat, antara lain:
1. Memberikan pedoman terhadap suatu unit pekerjaan mengenai batas-batas waktu mulai
dan selesai dari masing-masing pekerjaan.
2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam
penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
3. Memberikan sarana untuk menilai progress pekerjaan.
4. Menghindari penggunaan sumber daya berlebih.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Memberikan sarana untuk pengendalian proyek.
16
Adapun dalam penjadwalan terdapat teknik penjadwalan yang biasa digunakan untuk
proyek konstruksi, yaitu:
1. Bar Chart
Bargraph schedule atau di Indonesia disebut Diagram Balok (Bar Chart)
ditemukan oleh H.L. Gantt pada tahun 1917. Oleh karena itu sering disebut Gantt Chart.
Bar Chart dimaksudkan untuk mengidentifikasi unsur waktu dari tiap-tiap kegiatan secara
berurutan dari awal sampai akhir kegiatan dari suatu proyek. Hingga saat ini diagram balok
masih dipakai karena mudah dibuat serta mudah dipahami oleh setiap level manajemen.
Masing-masing garis menunjukkan awal sampai akhir waktu penyelesaian suatu pekerjaan
dan serangkaian pekerjaan yang ada di suatu proyek.
Karena pembuatan dan penampilan informasinya sederhana dan hanya
menyampaikan dimensi waktu dari masing-masing kegiatan, maka bar chart lebih tepat
menjadi alat komunikasi untuk melukiskan kemajuan pelaksanaan proyek. Bar chart tidak
menginformasikan ketergantungan antar kegiatan dan tidak mengindikasi kegiatan mana
saja yang berada dalam lintasan kritisnya.
Pada umumnya, bar chart digambarkan sekaligus dengan kurva “S”. Kurva “S”
dibuat untuk mengetahui rencana prestasi pekerjaan per satuan waktu dan saat dimulainya
pekerjaan sampai selesai, yang digambarkan dengan persen (%) kumulatif biaya terhadap
satuan waktu pekerjaan. Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misalnya
hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat
diketahui. Karena urutan kegiatan kurang terperinci, maka bila terjadi keterlambatan
proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sulit untuk dilakukan.
2. Network Planning
Menurut penelitian Fahmi (2014), network planning merupakan kondisi dan situasi
yang dihadapi manajer dengan mengambil analisis waktu (time) dan biaya (cost) sebagai
latar belakang (background) pengambilan keputusan (terutama keputusan terkait jaringan).
Sedangkan menurut Muhardi (2011), network planning merupakan proyek perencanaan
dan pengendalian yang menggambarkan ketergantungan antara setiap pekerjaan yang
digambarkan dalam diagram jaringan. Dengan cara ini, network planning dapat
menggambarkan hubungan antara pekerjaan, dan waktu serta biaya harus dipertimbangkan
dalam perencanaan.
A C D
17
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah semua biaya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
di lokasi. Biaya langsung dapat diperoleh dengan mengalikan kuantitas atau kuantitas
pekerjaan dengan biaya unit pekerjaan. Harga satuan kerja termasuk harga upah, upah
tenaga kerja dan biaya peralatan.
Jumlah biaya langsung dan tidak langsung ini adalah total biaya yang digunakan selama
pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sebenarnya tergantung dari lamanya waktu penyelesaian
proyek. Keduanya akan berubah seiring berjalannya proyek. Walaupun tidak ada formula khusus,
umumnya semakin lama proyek berjalan, semakin tinggi akumulasi tidak langsung yang
dibutuhkan (Soeharto, 1999).
18
BAB III
METODOLOGI
19
3. Identifikasi Penyelesaian
Berisi tentang penjelasan topik bahasan secara garis besar yang digunakan sebagai
penyelesaian pada permasalahan yang ditemukan pada proyek tinjauan.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang diperoleh dari kontraktor untuk dilakukan analisa, yaitu
berupa Shop Drawing, Bill of Quantity (BOQ), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
hasil uji laboratorium dari beton fast-track, dan jadwal pekerjaan sebelum penyelesaian
masalah diterapkan.
5. Analisis Data
Melakukan penjadwalan ulang terhadap metode yang diterapkan, dan perhitungan
anggaran biaya terhadap metode yang diterapkan. Kemudian dilakukan analisis
perbandingan biaya dan waktu antara sebelum metode penyelesaian diterapkan dan
sesudah metode penyelesaian diterapkan.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
21
BAB V
BAB KHUSUS
22
5.2.2. Perhitungan Volume Dinding
Pada tugas ini, mahasiswa diminta untuk menghitung kebutuhan volume arsitektur dinding
Lantai 3 (tigas) Tower B1 Apartemen Mahata Serpong dengan rincian pekerjaan dinding antara
lain:
1. Pasangan dinding dalam, bata ringan tebal 7,5 cm
23
Adapun additional yang dimaksud yaitu balok dan pelat lantai, balok praktis, kolom
praktis, dan opening atau kusen.
P1
Adapun additional yang dimaksud yaitu balok dan pelat lantai, dan opening atau kusen.
24
Gambar 5.3. Sketch Perhitungan Plester dan Aci
Maka, perhitungan untuk plester dan aci dijelaskan sebagai berikut:
P1
25
5.2.4. Perhitungan Bar Bending Schedule Plat dan Raft
26
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28