Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Beton Kolom dan Pondasi
Disusun Oleh :
Fajar Yusup (1403010063)
Khoerul Fuadi (1403010065)
Rifqi Prasmaditya (1403010067)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Struktur Beton dan
Pondasi, dan sebagai penunjang keberhasilan mahasiswa dalam
mengikuti mata kuliah tersebut.
KELOMPOK : 10
ANGGOTA :
1. Fajar Yusup (1403010063)
2. Khoerul Fuadi (1403010065)
3. Rifqi Prasmaditya (1403010067)
.........................................................................................
Disetujui Dosen
ii
Soal
iii
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan hidayah-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Praktikum Struktur Beton Kolom dan
Pondasi. Penulis berharap mudah-mudahan dengan selesainya penyusunan tugas ini akan dapat
membawa banyak manfaat, baik untuk penulis dan lebih-lebih untuk para pembaca civitas
akademika Universitas Muhammadiyah Purwokerto ataupun pembaca lainnya yang berkaitan
dengan perancangan struktur beton kolom dan pondasi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini jauh dari sempurna. Untuk itu akan lebih
baik seandainya ada kritik ataupun saran-saran dari para pembaca, karena hal itu sangat perlu
bagi penulis guna penambahan wawasan serta guna memperbaiki atau kesempurnaan tugas-tugas
yang akan datang.
Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua
pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Wa’alaikumsallam Wr. Wb.
Penulis
iv
DARTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR ASISTENSI .......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... ii
SOAL TUGAS ....................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... v
v
BAB V ANALISIS STRUKTUR DAN PEMBEBANAN
LAMPIRAN
vi
BAB I
KETENTUAN UMUM
A. KETENTUAN SOAL
1. Nama Proyek : Pembangunan Rumah Tinggal
2. Penggunaan Bangunan : Rumah Tinggal
3. Luas Bangunan : 239 m2
4. Jumlah lapis bangunan : 2 lapis
5. Tinggi total bangunan : 11,021 m
6. Tinggi lantai 1 : 4 meter
7. Tinggi lantai 2 : 4 meter
8. Tinggi atap : 3,021 meter
9. Jenis penutup atap : Asbes
10. Konstruksi atas baja : Profil 2L
a. Denah Bangunan
3.60 3.60 3.50 3.50 2.40
7.20
1
b. Denah Atap
1.566
1.044
3.047 3.021
1.044
2.167
2.014
1.563
1.343
1.044
1.044
40.00°
0.671
2
1. Beban Mati (qD)
Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk
segala unsur tambahan, penyelesaian–penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung, beban
mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah :
a) Bahan Bangunan :
1) Beton Bertulang 2400 kg/m3
2) Pasir 1800 kg/m3
3) Beton biasa 2200 kg/m3
b) Komponen Gedung :
1) Langit – langit dan dinding (termasuk rusuk – rusuknya,
tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari :
- semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm 11 kg/m2
- kaca dengan tebal 3 – 4 mm. 10 kg/m2
2) Penggantung langit- langit (dari kayu), dengan bentang
maksimum 5 m dan jarak s.k.s. minimum 0,80 m 7 kg/m2
3) Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal 24 kg/m2
4) Adukan semen per cm tebal 21 kg/m2
5) Penutup atap genteng dengan reng dan usuk 50 kg/m2
6) Dinding pasangan batu merah setengah bata 1700 kg/m2
2. Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu
gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga
mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap,
beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 1989).Beban
hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan
tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari :
3
Beban atap 100 kg/m2
Beban tangga dan bordes 300 kg/m2
Beban lantai 250 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan
semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah
sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban
dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi
yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan
pada tabel :
Tabel 1.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup
Koefisien Reduksi Beban Hidup Untuk
Penggunaan Gedung
Perencanaan Balok Induk dan Portal
PERUMAHAN/HUNIAN :
Rumah tinggal 0,75
PENDIDIKAN :
Sekolah dan Perkuliahan 0,90
PENYIMPANAN :
Gudang,perpustakaan dan ruang 0,90
arsip
TANGGA : 0,75
4
yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat
pengawasan.
Tabel 1.2 Faktor Pembebanan U
No. Kominasi Beban Faktor U
1 D 1,4 D
2 D, L 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
Keterangan :
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
A = Beban Atap
R = R Beban Air Hujan
Tabel 1.3 Faktor Reduksi Kekuatan Ø
No. Kominasi Beban Ø
1 Lentur tanpa beban aksial 0,80
2 Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80
3 Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur 0,65 – 0,80
4 Geser dan torsi 0,60
5 Tumpuan Beton 0,70
Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar
berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar
campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material
sehingga timbul rongga – rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan
kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut
beton minimum :
Beberapa persyaratan utama pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
adalah sebagai berikut :
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db atau 25 mm,
dimana db adalah diameter tulangan
5
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan
atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh
kurang dari 25 mm
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a. Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b. Untuk balok dan kolom = 40 mm
c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm
1.4 Perencanaan Atap
1. Pada perencanaan atap ini,beban yang bekerja adalah :
Beban mati
Beban hidup
2. Asumsi perletakan
Tumpuan sebelah kiri adalah sendi.
Tumpuan sebelah kana adalah rol.
3. Analisa tampang menggunakan peratutan SNI 03-1729-2002
4. Perencanaan tampang menggunakan PPBBI 1984
5. Perhitungan desain profil kuda-kuda
1.5 Perencanaan Tangga
Untuk perhitungan penulangan tangga dipakai kombinasi pembebanan akibat beban mati
dan beban hidup yang disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG 1989) dan SNI 03-2847-2002 dan analisa struktur mengunakan perhitungan SAP
2000. sedangkan untuk tumpuan diasumsikan sebagai berikut :
Tumpuan bawah adalah Jepit.
Tumpuan tengah adalah Jepit.
Tumpuan atas adalah Jepit.
Perhitungan untuk penulangan tangga :
𝑀𝑢
𝑀𝑛 = 𝜙
Dimana Ø = 0,8
𝑓𝑦
𝑚 = 0,85 . 𝑓𝑐′
𝑀𝑛
𝑅𝑛 = 𝑏 . 𝑑2
6
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 xB[ ]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
𝜌 max = 0,75 . 𝜌 b
𝜌 min < 𝜌 𝑎𝑑𝑎 < 𝜌 max
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑎𝑑𝑎 . 𝑏 . 𝑑
1.6 Perencanaan Plat Lantai
1. Pada perencanaan atap ini,beban yang bekerja adalah :
Beban mati
Beban hidup = 250 Kg/m2
2. Asumsi perletakan : jepit penuh
3. Analisa struktur menggunakan PPIUG 1989
4. Analisa tampang menggunakan SNI 03-2847-2002
Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut :
1. Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm
2. Jarak maksimum tulangan sengkang 2h
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
𝑀𝑢
𝑀𝑛 = 𝜙
Dimana Ø = 0,8
𝑓𝑦
𝑚 = 0,85 . 𝑓𝑐′
𝑀𝑛
𝑅𝑛 = 𝑏 . 𝑑2
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 xB[ ]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
𝜌 max = 0,75 . 𝜌 b
𝜌 min < 𝜌 𝑎𝑑𝑎 < 𝜌 max
7
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑎𝑑𝑎 . 𝑏 . 𝑑
1.7 Perencanaan Portal
1. Pada perencanaan atap ini,beban yang bekerja adalah :
Beban mati
Beban hidup = 250 Kg/m2
2. Asumsi perletakan :
Jepit pada kaki portal
Bebas pada titik lainnya
3. Analisa struktur pada perencanaan portal menggunakan SAP 2000
4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
𝑀𝑢
𝑀𝑛 = 𝜙
Dimana Ø = 0,8
𝑓𝑦
𝑚 = 0,85 . 𝑓𝑐′
𝑀𝑛
𝑅𝑛 = 𝑏 . 𝑑2
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 xB[ ]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
𝜌 max = 0,75 . 𝜌 b
𝜌 min < 𝜌 𝑎𝑑𝑎 < 𝜌 max
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑎𝑑𝑎 . 𝑏 . 𝑑
Perhitungan tulangan geser :
Ø = 0,6
1
Vc = 6 . b. d√𝑓′𝑐
8
(Av.fy.d)
Vs ada = s
Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser minimum, kecuali
untuk :
1. Pelat dan fondasi telapak.
2. Kontruksi pelat perusuk.
3. Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar diantara 250 mm, 2,5 kali
tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan.
1.8 Perencanaan Kolom
1. Pada perencanaan atap ini,beban yang bekerja adalah :
Beban mati
Beban hidup = 250 Kg/m2
5. Asumsi perletakan : Jepit -Jepit
6. Analisa struktur pada perencanaan portal menggunakan SAP 2000
7. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-20002
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
d = h–s–ø sengkang–½ ø tulangan
d’ = h–d
𝑀𝑢
𝑒=
𝑃𝑢
𝑒𝑚𝑖𝑛 = 0,1 ℎ
600 𝑥 𝑑
𝐶𝑏 =
600 + 𝑓𝑦
𝑎𝑏 = 𝛽1 . 𝐶𝑏
𝜌𝑛𝑏 = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 . 𝑎𝑏
𝑃𝑛𝑏
𝜌𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 =
0,65
9
𝑒
𝐾1 = + 0,5
𝑑 − 𝑑′
3𝑥ℎ𝑥𝑒
𝐾2 = + 1,18
𝑑2
𝑦 = 𝑏 𝑥 ℎ 𝑥 𝑓′𝑐
1 𝐾1
𝐴𝑠 ′ = (𝐾1 𝑥 𝑃𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 − 𝑥 𝑦)
𝑓𝑦 𝐾2
Perhitungan tulangan geser :
𝑃𝑢 1
𝑉𝑐 = ( 1 + ) , 6 √𝑓𝑐 ′ . 𝑏 . 𝑑
14 .𝐴𝑔
1
𝑀𝑢 = 𝑄 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑥 𝑋 2
2
𝑀𝑢
𝑀𝑛 = 𝜙
Dimana Ø = 0,8
𝑓𝑦
𝑚 = 0,85 . 𝑓𝑐′
𝑀𝑛
𝑅𝑛 = 𝑏 . 𝑑2
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 xB[ ]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
10
𝜌 max = 0,75 . 𝜌 b
𝜌 min < 𝜌 𝑎𝑑𝑎 < 𝜌 max
𝐴𝑠 = 𝜌 𝑎𝑑𝑎 . 𝑏 . 𝑑
11
BAB II
PERHITUNGAN PANJANG BATANG
A. KETENTUAN UMUM
12
B. PERHITUNGAN PANJANG BATANG
1. Batang A1, V1, dan D1
A1 V1
40 º
B1 = 0,800 m
𝐵1
Cos 40º = 𝐴1
0,8 V1 = √𝐴12 − 𝐵12
= 1,16
0,80
=√1,042 − (0,800)2
A1 = cos 40
=√1,0816 − 0,64
= 1,04 m
=√0,4416
=0,67 m
V1 D1
40 º
B2
13
2. Batang A2,V2 dan D2
A1+A2
V2
40 º
B1 + B2
Gambar 1.4 Batang A2 dan V2
𝐵1+𝐵2
Cos 40º = 𝐴1+𝐴2
𝑉2
0,8+0,8 Sin 40º = 𝐴1+𝐴2
=1,04+𝐴2
1,60 V2 = Sin 40º x (1,04 + 1,04)
A1 + A2 = 0,766
= 1,337 m
= 2,08 m
A2 = 2,08 – 1,04
= 1,04
D2
V2
B3
Gambar 1.5 Batang D2
D2 = √𝑉2² + 𝐵3²
= √1,337² + 0,8²
= √1,79 + 0,64
= √2,43
= 1,56 m
14
3. Batang A3,V3 dan D3
A1 + A2+A3
V3
40 º
B1 + B2+B3
Gambar 1.6 Batang A3 dan V3
𝐵1+𝐵2+𝐵3 𝑉3
Cos 40º = 𝐴1+𝐴2+𝐴3 Sin 40º = 𝐴1+𝐴2+𝐴3
0,8+0,8+0,8 V3 = Sin 40º x (A1 + A2 + A3)
A1 + A2 + A3 = 𝐶𝑜𝑠 40
= 2,01 m
= 3,133 m
A3 = 3,133 – A1 – A2
= 3,133 – 1,04 – 1,04
= 1,04 m
D3
V3
B4
Gambar 1.7 Batang D3
15
4. Batang A4,V dan D4
A1 + A2+A3 +A4
V
40 º
B1 + B2+B3 +B4
= 4,70 m
A4 = 4,70 – A1 – A2 – A3
= 4,70 – 1,04 – 1,04 – 1,04
= 1,58 m
𝑉
Sin 40º = 𝐴1+𝐴2+𝐴3+𝐴4
1
D4 = √𝑉² + 2 𝐵5²
1
= √3,02² + 0,8²
2
= √9,12 + 0,32
= √9,44
= 3,072 m
16
D4 V
½ B5
Gambar 1.9 Batang D4
Panjang batang A4 = A5 = 1,58 m
Panjang batang V = 3,02 m
Panjang batang D4 = D5 = 3,072 m
17
BAB III
PERENCANAAN DIMENSI GORDING
18
dipakai Profil Single Channel Steel 160 x 65 x 7,5 x 10,5
h = 160 mm
b = 65 mm
tb = 7,5 mm
ts = 10,5 mm
19
Px = P x sinα
= 100 kg x sin 40°
= 64,27 kg
c. Pembebanan arah y-y
1. Beban terbagi merata
Qy = Qt x cos α
= 32,204 x cos 40°
= 24,67 kg/m
2. Beban hidup terpusat
Dari PBI tahun 1983 :
Beban hdup terpusat (P) = 100 kg
Py = P x cos α
= 100 kg x cos 40°
= 76,60 kg
20
= 84,541 kg.m
= 8454,1 kg.cm
σ ≤ σ
𝑀𝑋 𝑀𝑌
+ ≤ 2400 kg/cm2
𝑍𝑥 𝑍𝑌
9137,7 𝑘𝑔.𝑐𝑚 10890,5 𝑘𝑔.𝑐𝑚
+ ≤ 2400 kg/cm2
115,63 𝑐𝑚3 18,30 𝑐𝑚3
21
B. Kontrol Lendutan
Dari SNI
Batas lendutan maksimum (Hal 15 dari 183)
Komponen struktur dengan beban tidak terfaktor Beban tetap
1. Balok pemikul dinding atau finishing yang getas 1⁄
360
2. Balok biasa 1⁄
240
Dengan beban tetap adalah beban mati dan beban hidup
= 0,0311 cm
22
5 0,2467 ×3604 1 76,60 ×3603
= +
384 3,6 .106 ×85,30 48 3,6 .106 𝑥 85,30
= 0.418 cm
untuk asumsi :
a. Balok pemikul dinding atau finishing yang getas
𝐿
δ = √δx² + δy² ≤
360
36
= √0,0311² + 0,418² ≤
360
= 0,419 ≤1 OK!
b. Balok biasa
𝐿
δ = √δx² + δy² ≤
240
360
= √0,0178² + 0,352² ≤
240
= 0,419 ≤ 1,5 OK!
23
Penampang tidak akan mengalami perubahan bentuk
𝑡𝑏
σ kip <0,0402 x C1 x C2 ( )3 x σ
ℎ
dimana :
𝐿𝑥ℎ 3600 𝑥 160
c1 = = = 843,96
𝑏 𝑥 𝑡𝑠 65 𝑥 10,5
24
BAB IV
P5
P4 P6
A4 A5 P7
P3
P2 A3 A6
P8
D4 D5
P1 A2 A7
P9
V3 D6 V5
D7
V2 D3
A1 D2 V6 D8 A8
40.00°
V1 D1 V7
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B6 B7 B8
0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800
7.200
= 454,19 kg/m
L = 3,6 m = 3600 mm
25
Distribusi pembebanan:
P1 = P9
P1 = 0,5 x I1 x P
P2=P3=P7=P8
P4=P6
b. Beban langit-langit
Beban penggantung langit-langit =7 kg/m2
Q = 18m
L = 3,6 m
Distribusi pembebanan :
P1 = P9
P1 =0,5 x I2 x q
26
P2=P3=P7=P8
P4=P6
c. Beban gording
Profil kanal 160 x 65 x 7,5 x 10,5
Qs = 18,84 kg/m.
L = 3,6 m.
Distribusi pembebanan :
P1= P2 = P3 = P4 = P6 = P7 = P8 = P9 = P = 74,61 kg
P1 = P9 = ½ x 100 = 50 kg
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = 100 kg
27
C. Beban total
Beban mati
a. P1 = P9 = B.atap + B.langit – langit + B.gording
= 20,59 + 33,37 + 74,61
= 128,9 kg.
P2 = P3 = P7 = P8
= 183,18 kg.
= 211,38 kg.
b. Beban hidup
P1 = P9 = 50 kg
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = 100 kg
Mutu baja Bj 37
̅ = 2400 kg/m2 = 240 mpa
28
Tanpa memperhitungkan berat kuda – kuda, sehingga rumusnya menjadi
P = B.atap + B.langit-langit + B.gording
P1 = P9 = 20,59 + 33,70 + 74,61 = 128,91 kg.
P2 = P3 = P7 = P8 = 41,18 + 67,39 + 74,61 = 183,18 kg
P4 = P6 = 51,88 + 84,89 + 74,61 = 211,38 kg,
P5 = 62,57 + 102,38 + 149,22 = 314,11 kg.
P2 183,18 100
P3 183,18 100
P4 211,38 100
P5 314,11 100
P6 211,38 100
P7 183,18 100
P8 183,18 100
P9 128,91 50
29
BAB V
7.20
30
Gambar 6.1 Denah Rumah Tinggal 2 Lantai
7.20
3.60
1) Momen Lapangan :
Mix = 0.001. Wu . Ix 2 . X
= (0,001) .7,8. (3,6)2 . 28
= 2.82 KN. m
MIy = 0.001. Wu . Ix 2
= (0,001) . 7,73. (3,6)2 . 25
31
= 2,52 KN. m
2) Momen tumpuan :
Mtx = -0.001 . Wu . Ix 2 . X
= -6,04 KN.m
Mty = -0.001. Wu . Ix 2 . X
= -0,001. 7,8. (3,6)2.54
= -5,43 KN.m
b. Pelat tipe II
𝐼𝑦 3,6
Momen per meter lebar, dimana, X = 𝐼𝑥 + 3,5 = 1,0286 ≤ 2,0 ( Pelat 2 Arah )
1) Momen tumpuan :
Mtx = -0.001 . Wu . Ix 2 . X
= -5,73 KN.m
Mty = -0.001. Wu . Ix 2 . X
= -0,001. 7,8. (3,5)2.54,03
= -5,14 KN.m
32
c. Pelat tipe III
𝐼𝑦 3,6
Momen per meter lebar, dimana, X = 𝐼𝑥 + 2,4 = 1,5 ≤ 2,0 ( Pelat 2 Arah )
2) Momen tumpuan :
Mtx = -0.001 . Wu . Ix 2 . X
= -3,49 KN.m
Mty = -0.001. Wu . Ix 2 . X
= -0,001. 7,8. (2,4)2.78
= -2,44 KN.m
33
B. Perhitungan gaya Dalam Tangga
2.4
3.0 0.6
0.33
0.22
0.60
4.00
2.00
34°
3.00 0.60
34
Perhitungan tangga
2
1. Diambil tg α = 3
= 0,667
= 33,690
2. Panjang Optride dan Aptride
Optride = 22 cm
Aptride = 33 cm
Jumlah Optride (O) =200/22
= 9 buah
Jumlah Aptride ( A ) =9–1
= 8 buah
Panjang mendatar tangga =9xA
= 9 x 33,33
= 300 cm
Bentang pelat bordes = 360 – 300
= 60 cm
3. Tebal pelat tangga
Berdasarkan table 3.2.5 (a) SK SNI 03-2847-2002, tebal pelat minimum
pelat solid 1 arah non pratekan bila lenturan tidak dihitung untuk
perletakan 2 tumpuan :
1
L = √panjang medatart tangga2 + h2
2
1
= √30002 + ( ) . 40002
2
= 4.123,11 mm
𝐿 𝑓𝑦
h min = 20 x [ 0,4 + 700 ]
4123,11 360
= x [ 0,4 + 700 ]
20
35
4. Tebal Pelat Bordes
Berdasarkan tabel 3.2.5 (a) SK SNI 03-2847-2002, tebal pelat minimum pelat solid 1
arah non praktekan bila lenturan tidak dihitung untuk perletakan jepit.
𝐿 𝑓𝑦
h min = 20 x [ 0,4 + 700 ]
600 360
= x [ 0,4 + 700 ]
10
36
Gambar 6.6 Pembebanan pada pelat tangga dan pelat bordes
37
BAB VI
PERHITUNGAN TULANGAN
6.1 Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana balok portal adalah
sebagai berikut :
a. Model perhitungan = SAP 2000 (3D)
b. Perencanaan dimensi rangka =
Dimensi Kolom = 350 mm x 350 mm
Dimensi Sloof = 250 mm x 350 mm
Dimensi Balok = 300 mm x 350 mm
Dimensi Ring Balok = 250 mm x 350 mm
Kedalaman Pondasi = 2,5 m
Mutu Beton = 25 Mpa
Mutu Baja = 360 Mpa
Koefisien reduksi beban hidup (PPIUG 1989) = 0,75
6.2 Data Perencanaan Pembebanan
Secara umum data pembebanan portal adalah sebagai berikut :
Berat sendiri balok = 0,3 x (0,35-0,12) x 2400 = 165,6 Kg/m
Berat ring balok
Beban sendiri ring balok (qD ring balok) = 0,25 x 0,350 x 2400 = 210 Kg/m
Atap
Reaksi kuda-kuda qD atap = 1727,3 Kg
Beban Sloof
Beban sendiri = 0,25 x 0,35 x 2400 = 210 Kg/m
Beban dinding = 0,15 x (4 – 0,35) x 1700 = 930,75 Kg/m +
qD Sloof = 1140,75 Kg/m
38
6.3 Pembebanan Balok Portal
Perhitungan Pembebanan Balok Portal
Pembebanan balok As A,B,C bentang 1-6
Beban Mati (qD balok)
Berat sendiri balok = 0,3 x (0,35-0,12) x 2400 = 165,6 Kg/m
Berat Pelat Lantai = 374,5 Kg/m
Berat Dinding = 930,75 Kg/m +
qD balok = 1470,85 Kg/m
Beban Hidup (qL)
qL = 250 x 0,75 (PPIUG 1989) = 187,5 Kg/m
6.4 Perhitungan Tulangan Ring Balok
1. Perhitungan Tulangan Ring Balk Melintang
Data Perencanaan
h = 350 mm
b = 250 mm
p = 40 mm
Fy = 360 Mpa
F’c = 25 Mpa
Ø tulangan = 12 mm
Ø sengkang = 8 mm
d = h – p - Ø sengkang – ½ Ø tulangan
= 350 – 40 – 8 – 6 = 296 mm
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = . 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.25 600
= . 𝛽 (600+360)
360
= 0,031
ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,031
= 0,024
39
ρ min = ¼ x fy
= ¼ x 360 = 0,0039
= 1,91 Mpa
40
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2𝑥16,94𝑥1,91
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0056
ρ min < ρ perlu < ρ max
0,0039 < 0,0056 < 0,024
Dipakai ρ perlu = 0,0056
As Perlu = ρ perlu x b x d
= 0,0056 x 250 x 296
= 412,75 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
412,75
Jumlah Tulangan = = 3,65 buah = 4 buah
113,04
41
Mn ada > Mn
4,57 x 107 > 4,19.107 OK !!!
= 1,29 Mpa
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2𝑥16,94𝑥1,29
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,00371
ρ perlu < ρ min < ρ max
0,000371< 0,0039 < 0,28
Dipakai ρ min = 0,0039
As Perlu = ρ min x b x d
= 0,0039 x 250 x 296
= 287,78 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
287,78
Jumlah Tulangan = 113,04 = 2,545 buah = 4 buah
42
As 4 Ø 12 = 4 x 113,04 = 452,16 mm2
As 4 Ø 12 > As perlu
452,16 mm2 > 287,78 mm2 OK!! Jadi Dipakai 4 Ø 12mm
43
C. Perhitungan Tulangan Geser Melintang
44
VS perlu = ØVS / 0,6
= 26312,63
Av = 2 x A sengkang
= 2 x 0,25 x 3,14 x 100 = 157 mm2
Av.fy.d
S = Vs Perlu
157.360.296
= = 635,8 mm
26312,63
296
Smax = = 148 mm = 150 mm
2
45
a) Penulangan Daerah Tumpuan
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = (1 − √ )
𝑚 𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 1,57
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0045
ρ min < ρ perlu < ρ max
0,0039 < 0,0045 < 0,024
Dipakai ρ perlu = 0,0045
As Perlu = ρ perlu x b x d
= 0,0045 x 250 x 296
= 336,47 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
336,47
Jumlah Tulangan = 113,04 = 2,98 = 4 buah
46
As 4 Ø 12 > As perlu
452,16 mm2 > 336,47 mm2 OK!!
Jadi Dipakai 4 Ø 12 mm
= 0,70 Mpa
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 0,70
= 16,94 (1 − √ )
360
47
= 0,00197
ρ perlu < ρ min < ρ max
0,00197 < 0,0039 < 0,024
Dipakai ρ min = 0,0039
As Perlu = ρ min x b x d
= 0,0039 x 250 x 296
= 287,78 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
287,78
Jumlah Tulangan = 113,04 = 2,54 = 4 buah
𝑎
Mn ada = As ada. fy . (d - 2)
30,64
= 452,16. 360 . (296 - )
2
48
c) Perhitungan Tulangan Geser Memanjang
49
Av = 2 x A sengkang
= 2 x 0,25 x 3,14 x 100 = 157 mm2
Av.fy.d
S = Vs Perlu
157.360.296
= = 991,85 mm
16867,47
296
Smax = = 148 mm = 150 mm
2
= 0,031
ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,031
50
= 0,024
ρ min = ¼ x fy
= ¼ x 360 = 0,0039
51
= 1,36 Mpa
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2𝑥16,94𝑥 1,36
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,00391
ρ min < ρ perlu < ρ max
0,00389<0,00391<0,028
Dipakai ρ perlu = 0,00391
As Perlu = ρ perlu x b x d
= 0,00391 x 300 x 296
= 347,13 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
347,13
Jumlah Tulangan = = 3,07 buah = 4 buah
113,04
52
As ada .fy
a = 0,85 .fc . b
452,16 .360
= = 25,53 mm
0,85 .25 .300
𝑎
Mn ada = As ada. fy . (d - 2)
25,53
= 452,16 . 360 . (296 - )
2
= 0,88 Mpa
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2𝑥16,94𝑥0,88
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,00251
ρ perlu < ρ min < ρ max
0,00251<0,0039<0,028
Dipakai ρ min = 0,0039
As Perlu = ρ min x b x d
53
= 0,0039 x 300 x 296
= 345,33 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
345,33
Jumlah Tulangan = = 3,05 buah = 4 buah
113,04
𝑎
Mn ada = As ada. fy . (d - 2)
25,52
= 452,16. 360 . (296 - )
2
54
C. Perhitungan Tulangan Geser
55
3. Perhitungan Tulangan Balok Memanjang
56
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 1,10
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0031
ρ perlu < ρ min < ρ max
0,0031 < 0,0039 < 0,024
Dipakai ρ min = 0,0039
As Perlu = ρ min x b x d
= 0,0039 x 300 x 296
= 345,33 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
345,33
Jumlah Tulangan = 113,04 = 3,05 = 4 buah
57
b) Penulangan Daerah Lapangan
= 0,62 Mpa
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 0,70
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,00175
ρ perlu < ρ min < ρ max
0,00175 < 0,0039 < 0,024
Dipakai ρ min = 0,0039
As Perlu = ρ min x b x d
= 0,0039 x 300 x 296
= 345,33 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
345,33
Jumlah Tulangan = 113,04 = 3,05 = 4 buah
58
Cek kapasitas lentur :
As ada .fy
a = 0,85 .fc . b
452,16 .360
= = 25,53 mm
0,85 .25 .300
𝑎
Mn ada = As ada. fy . (d - 2)
25,53
= 452,16. 360 . (296 - )
2
59
Vu = 3861,44 Kg = 38614,4 N
Vc = 1/6 x b x d √𝑓′𝑐
= 1/6 x 300 x 296 √25
= 81062,9 N
ØVc = 0,6 x Vc
= 0,6 x 81062,9 = 48637,8 N
3 ØVc = 3 x 48637,8 N
= 145913 N
Vu < ØVc < 3 ØVc
38614,4 < 48637,8 < 145913 (Tidak diperlukan tulangan geser)
Maka diasumsikan memakai tulangan geser minimum Ø8 – 150 mm
60
Gambar 6.6 Bidang Momen Kolom
Untuk contoh pehitungan tulangan lentur kolom diambil momen terbesar dari
perhitungan dengan SAP 2000, yaitu
Data perencanaan:
b = 350 mm
h = 350 mm
f’c = 25 MPa
fy = 360 MPa
Ø tul = 12 mm
Ø sk = 8 mm
s (tebal selimut) = 40 mm
61
d' = h–d
= 350 – 296
= 54 mm
𝑀𝑢 13,06x 106
𝑒= = = 55,64 𝑚𝑚
𝑃𝑢 234656,9
𝑒𝑚𝑖𝑛 = 0,1 𝑥 ℎ = 0,1 𝑥 350 = 35 𝑚𝑚
600 𝑥 𝑑 600 𝑥 296
𝐶𝑏 = = = 185 𝑚𝑚
600 + 𝑓𝑦 600 + 360
𝑎𝑏 = 𝛽1 . 𝐶𝑏 = 0,85 . 185 = 157,25 𝑚𝑚
𝜌𝑛𝑏 = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 . 𝑎𝑏
𝜌𝑛𝑏 = 0,85 𝑥 25 . 350 . 157,25
𝜌𝑛𝑏 = 11,70 𝐾𝑁
𝑃𝑛𝑏 11,70
𝜌𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = = = 17,99 𝑥 105 𝑁
0,65 0,65
𝑃𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝑃𝑛𝑏 → 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛
17,99x105 > 11,70x105
𝑒
𝐾1 = + 0,5
𝑑 − 𝑑′
55,64
𝐾1 = + 0,5 = 0,730
296 − 54
3𝑥ℎ𝑥𝑒
𝐾2 = + 1,18
𝑑2
3 𝑥 350 𝑥 55,64
𝐾1 = + 1,18
2962
= 1,847
𝑦 = 𝑏 𝑥 ℎ 𝑥 𝑓′𝑐
𝑦 = 350 𝑥 350 𝑥 25
𝑦 = 3,063 𝑥 106 𝑁
1 𝐾1
𝐴𝑠 ′ = (𝐾1 𝑥 𝑃𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 − 𝑥 𝑦)
𝑓𝑦 𝐾2
62
1 5 0,730
𝑦 = (0,730 𝑥 17,99. 10 − 𝑥 3,063. 106 )
360 1,847
𝑦 = 285,83 𝑚𝑚2
63
𝑉𝑢 = 3861,44 𝑘𝑔 = 3,86 𝑥 103 𝑁
𝑃𝑢 = 234656,9 𝑁
𝑃𝑢 1
𝑉𝑐 = ( 1 + ) , 6 √𝑓𝑐 ′ . 𝑏 . 𝑑
14 .𝐴𝑔
234656,9 25
𝑉𝑐 = ( 1 + ) √ . 350 . 296𝑉𝑐
14 . 122500 6
𝑉𝑐 = 98145,99 𝑁
Ø Vc = 0,6 × Vc
= 0,6 x 98145,99
= 58887,6 N
0,5 Ø Vc = 0,5 x 58887,6 = 29443,8 N
Vu < 0,5 Ø Vc (SNI 03-2847-2002)=> tanpa diperlukan tulangan geser.
Asumsikan dipakai sengkang praktis untuk penghubung tulangan memanjang : Ø8-250
mm.
64
6.7 Perhitungan Tulangan Lentur sloof
1. Perhitungan tulangan sloof melintang
Data perencanaan :
b = 250 mm
h = 350 mm
p = 40 mm
fy = 360 Mpa
f’c = 25 MPa
Ǿt = 12 mm
Ǿs = 8 mm
d = h - p - Øs - ½.Øt
= 350 – 40 – 8 - ½.12
65
= 296 mm
𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 xB[ ]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 x 0,85 [ ] = 0,031
360 600 + 360
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 𝜌𝑏 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0039
𝑓𝑦 360
𝑓𝑦 360
𝑚= = = 16,94
0,85 . 𝑓𝑐′ 0,85 . 25
a. Daerah Tumpuan
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
1 2. 16,94 .1,36
𝜌= [1 − √1 − ]
14,12 360
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,00391
𝜌 𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥
0,0039 < 0,00391 < 0,028
Dipakai ρ perlu = 0,00391
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,00391 . 250 . 296
66
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 289,24 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan Ǿ 12 mm (As) = ¼ . π . 12 2 = 113,04 mm2
289,24
Jumlah Tulangan = 113,04 = 2,56 Buah ≈ 4 Buah
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
1 2. 14,12 . 0,68
𝜌 = [1 − √1 − ]
16,94 360
𝜌 = 0,0016
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌 min < 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠
67
0,0016 < 0,0039 < 0,028
Dipakai ρ min = 0,0039
𝐴𝑠 = 𝜌 .𝑏 .𝑑
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0039 . 250 . 296
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 287,78 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan Ǿ 12 mm (As) = ¼ . π . (12)2 = 113,04 mm2
287,78
Jumlah Tulangan = = 2,54 Buah ≈ 4 Buah
113,04
68
c. Perhitungan Tulangan Geser
Vu = 3614,03 = 36140,3 N
1
Vc = . b. d√𝑓′𝑐
6
1
Vc = . 250 .296√25
6
Vc = 61666,7 N
ǾVc = 0,6 . Vc
= 0,6 . 61666,7 N
= 37000 N
3ǾVc = 3 x ǾVc
69
= 3 x. 37000
= 111000 N
Vu < ØVc < 3 ØVc (tidak perlu tulangan geser) SNI 03-2847-2002.
Asumsikan dipakai tulangan geser minimum Ø8 – 250 mm
Data perencanaan :
b = 250 mm
h = 350 mm
p = 40 mm
fy = 360 Mpa
f’c = 25 MPa
Ǿt = 12 mm
70
Ǿs = 8 mm
d = h - p - Øs - ½.Øt
= 350 – 40 – 8 - ½.12
= 296 mm
𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 xB[ ]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 x 0,85 [ ] = 0,031
360 600 + 360
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 𝜌𝑏 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0039
𝑓𝑦 360
𝑓𝑦 360
𝑚= = = 16,94
0,85 . 𝑓𝑐′ 0,85 . 25
c. Daerah Tumpuan
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
1 2. 16,94 .1,06
𝜌= [1 − √1 − ]
14,12 360
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0030
𝜌 𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥
0,0039 < 0,00391 < 0,028
71
Dipakai ρ min = 0,0039
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0039 . 250 . 296
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 287,78 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan Ǿ 12 mm (As) = ¼ . π . 12 2 = 113,04 mm2
287,78
Jumlah Tulangan = 113,04 = 2,55 Buah ≈ 4 Buah
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
72
1 2. 16,94 . 0,42
𝜌 = [1 − √1 − ]
16,94 360
𝜌 = 0,0012
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌 min < 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠
0,0012 < 0,0039 < 0,028
Dipakai ρ min = 0,0039
𝐴𝑠 = 𝜌 .𝑏 .𝑑
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0039 . 250 . 296
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 287,78 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan Ǿ 12 mm (As) = ¼ . π . (12)2 = 113,04 mm2
287,78
Jumlah Tulangan = = 2,54 Buah ≈ 4 Buah
113,04
73
c. Perhitungan Tulangan Geser
Vu = 3129,78 = 31297,8 N
1
Vc = . b. d√𝑓′𝑐
6
1
Vc = . 250 .296√25
6
Vc = 61666,7 N
ǾVc = 0,6 . Vc
= 0,6 . 61666,7 N
= 37000 N
3ǾVc = 3 x ǾVc
= 3 x. 37000
= 111000 N
Vu < ØVc < 3 ØVc (tidak perlu tulangan geser) SNI 03-2847-2002.
Asumsikan dipakai tulangan geser minimum Ø8 – 250 mm
74
6.8 Data Perencanaan Pondasi
Pu = 32085,27 kg
Dimensi Pondasi
𝑃𝑢
𝜎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = 𝐴
𝑃𝑢 32085,27
𝐴 = 𝜎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = = 2,005 𝑚2
16000
75
Pu
2.50
1.50
0,35
0.45
76
Pembebanan pondasi
Berat telapak pondasi = 1.5 × 1,5 × 0,3 × 2400 = 1620 kg
Berat kolom pondasi = 0,35 × 0,35 × 2,2 × 2400 = 646,8 kg
Berat tanah = 2,2 ((1,5x1,5)-(0,35x0,35)× 1500 = 7020,8 kg
Pu = 32085,3 kg
ΣP =41372,82 kg
𝐴 = 1.5 𝑥 1.5 = 2.25 𝑚2
𝑃𝑢 32085,3
𝑄 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = = = 14260 𝑘𝑔/𝑚2
𝐴𝑠 2,25
1500 − 350
𝑋= = 575 𝑚𝑚 = 0,575 𝑚
2
1
𝑀𝑢 = 𝑄 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑥 𝑋 2 = 14260 𝑥 1,5 𝑥 0,5 𝑥 0,5752 = 3536,1 𝑘𝑔
2
∑ 𝑀𝑢 3536,1
𝑒= =
∑𝑃 41373
1
𝑒 = 0,085 𝐾𝑔 < . 150 = 0,25
6
∑𝑃 𝑀𝑢
𝜎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = +
𝐴 1 2
6.𝑏 .𝐿
41373 3536,1
𝜎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = ±
2.25 1 2
6 . 1,5 . 1.5
77
𝑓𝑦 360
𝑚= = = 16,94
0,85 . 𝑓𝑐′ 0,85 . 25
0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = 0,85 𝑥 =[ ] = 0,031
360 600 + 360
𝜌𝑚𝑎𝑘 = 0,75 𝑥𝜌𝑏 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0039
𝑓𝑦 360
𝑀𝑛 4,42 x 107
𝑅𝑛 = = = 0,18 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑2 1500 . 4042
1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌 = [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
1 2. 16,94 .0,18
𝜌= [1 − √1 − ]
16,94 360
𝜌 perlu = 0,0005
𝜌 perlu < 𝜌 min < 𝜌 𝑚𝑎𝑘𝑠
0,0005 < 0,0039 < 0,028
Dipakai ρ min = 0,0039
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌𝑚𝑖𝑛 . 𝑏 . 𝑑
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0039 . 1500 . 402
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 2345,00 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan D 16 mm (As) = ¼ . π . (16)2 = 200,96 mm2
2345
Jumlah Tulangan = 200,96 = 11,67 Buah = 12 Buah
1500
Jarak Tulangan = = 125 mm
12
78
6.9 Perhitungan Penulangan Pelat Lantai
Dari perhitungan momen, diambil momen yang terbesar yaitu :
Iy = 3600
Ix = 3600
In = 3600
Fy = 360
β = 1
Fy = 360 Mpa
79
b = 1000 mm
p = 20 mm
= 20 + 6 = 26 mm
= 100 – 26 = 74 mm
dx = h – p – ½ Ø tulangan
= 100 – 20 – ½.12 = 74 mm
dy = h – d’ – Ø - ½ Ø tulangan
= 100 – 26 – 12 – 6 = 71 mm
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = . 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.25 600
= . 𝛽 (600+360)
360
= 0,0314
ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,0314
= 0,024
ρ min = ¼ x fy
= ¼ x 360 = 0,0039
A. Penulangan Tumpuan Arah x
80
Ø 0.8
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑2
7,70.106
= 1000.742
= 1,41 Mpa
m = Fy
0.85 x Fc
= 360
0.85 x 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 1,41
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0040
ρ min < ρ perlu < ρ max
Dipakai ρ perlu = 0,0040
As = ρ perlu x b x d
= 0,0040 x 1000 x 94
= 287,78 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
As . b
S = As perlu
113,04 . 1000
= = 392,80 mm
287,78
81
As 5 Ø 12 = n. ¼ . π Ø2
= 5. ¼ . π 122
= 565,20 mm2 > 287,78 mm2 OK!
Dipakai Ø 12 – 200 mm
Cek kapasitas lentur :
As ada .fy
a = 0,85 .fc . b
565,20 .360
= = 9,58 mm
0,85 .25 .1000
𝑎
Mn ada = As ada. fy . (d - 2)
9,58
= 565,20 . 360 . (74 - )
2
= 1,26 Mpa
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 1,26
= 16,94 (1 − √ )
360
82
= 0,0036
ρ perlu < ρ min < ρ max
Dipakai ρ min = 0,0039
As = ρ min x b x d
= 0,0039 x 1000 x 71
= 276,11 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
As . b
S = As perlu
113,04. 1000
= = 409,40 mm
276,11
As 5 Ø 12 = n. ¼ . π Ø2
= 5. ¼ . π 122
= 565,20 mm2 > 276,11 mm2 OK!
Dipakai Ø 12 – 200 mm
= 0,66 Mpa
m = Fy
0.85 x Fc
= 360
0.85 x 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 0,66
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0019
ρ perlu < ρ min < ρ max
Dipakai ρ min = 0,0039
As = ρ min x b x d
= 0,0039 x 1000 x 74
= 287,78 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
As . b
S = As perlu
113,04 . 1000
= = 392,80 mm
287,78
84
b 1000
n = Jarak Maksimal = = 5 buah
200
As 5 Ø 12 = n. ¼ . π Ø2
= 5. ¼ . π 122
= 565,20 mm2 > 287,78 mm2 OK!
Dipakai Ø 12 – 200 mm
Cek kapasitas lentur :
As ada .fy
a = 0,85 .fc . b
565,20 .360
= = 9,58 mm
0,85 .25 .1000
𝑎
Mn ada = As ada. fy . (d - 2)
9,58
= 565,20 . 360 . (74 - )
2
= 0,91 Mpa
m = Fy
0.85 X Fc
= 360
0.85 X 25
= 16,94
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ perlu = 𝑚 (1 − √ 𝑓𝑦
)
85
1 2.16,94𝑥 0,91
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0026
ρ perlu < ρ min < ρ max
Dipakai ρ min = 0,0039
As = ρ min x b x d
= 0,0039 x 1000 x 71
= 276,11 mm2
Dipakai Ø 12 mm
As Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
As . b
S = As perlu
113,04. 1000
= = 409,40 mm
276,11
As 5 Ø 12 = n. ¼ . π Ø2
= 5. ¼ . π 122
= 565,20 mm2 > 276,11 mm2 OK!
Dipakai Ø 12 – 200 mm
Cek kapasitas lentur :
As ada .fy
a = 0,85 .fc . b
565,20 .360
= = 9,58 mm
0,85 .25 .1000
𝑎
Mn ada = As ada. fy . (d - 2)
9,58
= 565,20 . 360 . (74 - )
2
86
E. Rekapitulasi Tulangan
Dari perhitungan di atas diperoleh :
Tulangan Tumpuan Arah x Ø12 – 200 mm
Tulangan Tumpuan Arah y Ø12 – 200 mm
Tulangan Lapangan Arah x Ø12 – 200 mm
Tulangan Lapangan Arah y Ø12 – 200 mm
87
Mu = 1925,74 kgm = 1,93.107 Nmm
Mn = Mu = 1,93.107 = 2,41.107 Nmm
Ø 0.8
m = Fy
0.85 x Fc `
= 360
0.85 x 25
= 16,94
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = . 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.25 600
= . 𝛽 (600+360)
360
= 0,0314
ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,031
= 0,024
ρ min = ¼ x fy
= ¼ x 360 = 0,0039
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑2
2,41.107
= 1200.1742
= 0,66 N/mm
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ ada = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 0,66
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0019
ρ ada < ρ min < ρ max
Dipakai ρ ada = 0,0039
As = ρ ada x b x d
= 0,0067 x 1200 x 174
88
= 812 mm2
Dipakai Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
812
Jumlah tulangan = 113,04 = 7,18 = 8 buah
1200
Jarak tulangan = = 150 mm
8
m = Fy
0.85 x Fc `
= 360
0.85 x 25
= 16,94
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = . 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.25 600
= . 𝛽 (600+360)
360
= 0,0314
ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,031
= 0,024
89
ρ min = ¼ x fy
= ¼ x 360 = 0,0039
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑2
1,15.107
= 1200.1742
= 0,317 N/mm
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ ada = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥0,317
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0009
ρ ada < ρ min < ρ max
Dipakai ρ min = 0,0039
As = ρ min x b x d
= 0,0039 x 1200 x 174
= 812 mm2
Dipakai Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
812
Jumlah tulangan = 113,04 = 7,18 = 8 buah
1200
Jarak tulangan = = 150 mm
8
90
m = Fy
0.85 x Fc `
= 360
0.85 x 25
= 16,94
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = . 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.25 600
= . 𝛽 (600+360)
360
= 0,0136
ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,031
= 0,0235
ρ min = ¼ x fy
= ¼ x 360 = 0,0039
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑2
2,44.107
= 240.1462
= 4,77 N/mm
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ ada = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.16,94 𝑥 4,77
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0152
ρ min < ρ ada < ρ max
Dipakai ρ ada = 0,0152
As = ρ min x b x d
= 0,0152 x 200 x 146
= 444,59 mm2
Dipakai Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
444,59
Jumlah tulangan = = 3,93 = 4 buah
113,04
91
As 4 Ø 12 ` = 4 x ¼. π . d2
= 4 x ¼. 3,14 . 122
= 452,12 > 444,59 OK!!
Kontrol spasi :
𝑏−2𝑠−𝑛Ø tulangan−2Ø sengkang
S = 𝑛−1
200−2.40−4.12−2.8
= = 34 > 25 𝑚𝑚 … … . 𝑂𝐾.
4−1
Dipakai Tulangan 4Ø 12 mm
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = . 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.25 600
= . 𝛽 (600+360)
360
= 0,0314
ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,0314
= 0,024
ρ min = ¼ x fy
= ¼ x 360 = 0,0039
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑2
11,5.106
= 200.1462
92
= 2,71 N/mm
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ ada = 𝑚 (1 − √ )
𝑓𝑦
1 2.146,94 𝑥 2,71
= 16,94 (1 − √ )
360
= 0,0081
ρ min < ρ ada < ρ max
Dipakai ρ min = 0,0081
As = ρ min x b x d
= 0,0081 x 200 x 246
= 224,84 mm2
Dipakai Ø 12 mm = ¼. π . 122
= 113,04 mm2
224,84
Jumlah tulangan = = 1,98= 2 buah
113,04
As 2 Ø 12 ` = 2 x ¼. π . d2
= 2 x ¼. 3,14 . 122
= 226,08 > 224,84 OK!!
Kontrol spasi :
𝑏−2𝑠−𝑛Ø tulangan−2Ø sengkang
S = 2−1
200−2.40−2.12−2.8
= = 80 > 25 𝑚𝑚 … … . 𝑂𝐾.
3−1
Dipakai Tulangan 2 Ø 12 mm
D. Perhitungan Tulangan Geser
Vu = 2784,44 kg = 27844,4 N
Vc = 1/6.b.d√𝑓 ′ 𝑐
= 1/6.200.146√𝑓 ′ 𝑐
= 24333,3 N
ØVc = 0,6.Vc
93
= 0,6.24333,3 N
= 14600 N
ØVs = Vu- ØVc
= 27844,4-14600 = 1884,4 N
1884,4
Vs perlu = = 1606 𝑁
0,8
Av x fy x d 100,5 x 360 x 146
S ada = = = 327,9 𝑚𝑚
𝑉𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1606
d 146
Smax =2= = 123 𝑚𝑚 = 120 𝑚𝑚
2
94
BAB VII
KESIMPULAN
7.1 Rekapitulasi Perhitungan Profil Rangka Atap
Tabel 7.1 Rekapitulasi Profil Gording
A1 1,04 2L
A2 1,04 2L
A3 1,04 2L
A4 1,04 2L
A5 1,04 2L
A6 1,04 2L
A7 1,04 2L
A8 1,04 2L
B1 0,800 2L
B2 0,800 2L
B3 0,800 2L
B4 0,800 2L
B5 0,800 2L
B6 0,800 2L
95
B7 0,800 2L
B8 0,800 2L
B9 0,800 2L
V1 0,67 2L
V2 1,337 2L
V3 2,01 2L
V4 2,01 2L
V5 1,337 2L
V6 0,67 2L
D1 1,04 2L
D2 1,56 2L
D3 2,16 2L
D4 3,072 2L
D5 3,072 2L
D6 2,16 2L
D7 1,56 2L
D8 1,04 2L
96
7.3 Rekapitulasi Perhitungan Penulangan Pelat lantai
Tabel 7.4 Rekapitulasi Perhitungan Penulangan Pelat Lantai
97
DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-1729-2002_ Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung.
SNI 03-2847-2002_ Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung.
Wahyuni, Tri.2011. Perencanaan Struktur Gedung Sekolah Dua Lantai. Tugas Akhir.Universitas
Sebelas Maret. Jurusan Teknik Sipil. Surakarta
98
LAMPIRAN
GAMBAR RENCANA STRUKTUR
99