Halaman
LEMBARAN KEGIATAN KONSULTASI RANCANGAN
JEMBATAN BAJA .................................................
KATA PENGANTAR .................................................
DAFTAR ISI .................................................
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
Halaman
........................................
........................................
........................................
KATA PENGANTAR
puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberi kekuatan dan hidayah-nya
shingga penulis dapat menyelesaikan laporan prancangan jembatan rangka baja ini. Dan tak lupa pula
shlawat berangkaikan salam kita panjatkan kepangkuanNnabi besa Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti kita rasakan pada saat ini
penyelesaian laporan perancangan jembatan rangka baja ini selesai bantuan, bimbingan , dan
masukan-masukan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya
kepada
Karena terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang kami miliki, kami sangat menyadari atas
kekurangan dalam penyusunan perancanagan ini dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca untuk menjadikan laporan ini jauh lebih sempurna di masa yang ak
datang.
Penulis
a Allah SWT, yang telah memberi kekuatan dan hidayah-nya
an prancangan jembatan rangka baja ini. Dan tak lupa pula
kepangkuanNnabi besa Muhammad SAW yang telah membawa
Pembangunan dan pengembangan perekonomian suatu daerah sangat tergantung kepada sarana
dan prasarana yang ada pada suatu wilayah tersebut. Terhambatnya pembangunan dan
prekonomian suatu wilaya bisa saja akibat kurangnya prasarana seperti jembatan,wilayah
tersebut dibatasi oleh lautan, sungai, jurang dan bentuk geografis alam dan lain sebagainya
Keberadaan jembatan sangat dibutuhkan untuk kelancaran distribusi barang dan jasa serta lalu
lintas.
untuk pembangunan suatu jembatan perlu diperhitungkan penggunaan bahan yang ekonmis
tetapi kontruksi jembatan tersebut masih dalam keadaan stabil saat dipergunakan sesuai dengan
pung sinya
Menurut Anonymous, 1987 , berdasarkan lebar lantai kenderaan Direktorat Jenderal Bina
Marga mengklasifikasikan jembatan dalam beberapa kelas, yaitu :
1. Jembatan Klas A , lebar lantai jembatan 7 m dan trotoar 2 x 1 m, dengan beban 100%
loading system Bina Marga .
2. Jembatan Klas B , lebar lantai jembatan 6 m dan trotoar 2 x 0.5 m, dengan beban 70%
loading system Bina Marga .
3. Jembatan Klas C, lebar lantai jembatan 4.5 m dan trotoar 2 x 0.25 m, dengan beban 50%
loading system Bina Marga .
4. Perencanaan Pembebanan Jembatan (SNI 1725:2016);
5. Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan (RSNI-T-03-2005);
6. Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan (SNI 6880:2016);
7. Standar perencanaan gempa untuk jembatan (SNI 2883:2008);
6
8. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI – 1984);
9 Daftar Profil Baja
1.3 PEMBEBANAN
Menurut Anonymous, 1987, beban - beban yang bekerja pada sebuah konstruksi jembatan
adalah :
1. Beban Primer
2. Beban Skunder
3. Beban Khusus
Beban Primer adalah beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan
jembatan, baik jembatan rangka maupun jembatan konvensional . Beban - beban tersebut
meliputi :
a. Beban mati
b. Beban hidup
c. Beban kejut
a. Beban mati
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan
yang ditinjau serta bagian - bagian lain yang merupakan suatu kesatun tetap dengan jembatan
tersebut . Berat sendiri gelagar, berat plat lantai dan berat lapisan aspal juga termasuk beban
mati. Menurut Struyk dan Veen (1990), berat sendiri gelagar ditentukan dengan memakai
Rumus Empiris :
Q = ( 20 + 3 x L ) ....................... ( 1.1 )
dimana :
7
Q = Berat sendiri gelagar utama (kg/m)
L = Penjang bentang jembatan (m)
b. Beban hidup
Menurut Anonymous, 1987, beban bergerak adalah semua beban yang berasal dari berat ken -
deraan yang bergerak atau lalu lintas dan pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan .
Beban hidup untuk menghitung kekuatan gelagar disebut juga beban " D " yang terdiri dari
beban terbagi rata ( q ) dan beban garis ( P ) . Beban terbagi rata ( q ) untuk jembatan yang
mempunyai bentang 30 m sampai dengan 60 m, dan dapat dihitung dengan Rumus :
1.1
q = 2.2 t/m - x ( L - 30 ) t/m ...... ( 1.2 )
60
q ( t/m )
q' = ............................... ( 1.3 )
2.75
P ( ton )
p = ............................... ( 1.4 )
2.75
dimana :
c. Beban kejut
Untuk menghitung pengaruh - pengaruh getaran dan pengaruh dinamis lainnya , beban - beban
yang timbul akibat beban garis " P " harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan membe
rikan hasil maksimum.Sedangkan beban terbagi rata " q " tidak dikalikan dengan koefisien kejut .
Menurut Anonymous, 1987, koefisien kejut dapat ditentukan dengan memakai rumus :
20
K = 1+ ............................... ( 1.5 )
( 50 + L )
8
dimana :
K = Koefisien kejut
L = Panjang bentang jembatan ( m )
Beban skunder adalah beban sementara yang dipengaruhi oleh beban angin, pengaruh suhu
dan rem, beban ini meliputi :
a. Beban angin
Menurut Anonymous, 1987, beban angin diperhitungkan sebesar 150 kg/m 2 yang bekerja
secara horisontal dan tegak lurus sepanjang jembatan . Untuk perencanaan jembatan, tekanan
angin diperhitungkan bekerja pada 3 (tiga) tempat, yaitu :
Wbr
Wm
m
hbr
hm
Wr hr
b
RA RB
Gambar 1.1 : Diagram angin yang bekerja pada konstruksi jembatan rangka tertutup
9
Besarnya reaksi tumpuan (R A atau R B) yang bekerja dapat dihitung dengan memakai
persamaan statis momen, yaitu :
( Wbr x hbr ) + ( Wm x hm ) + ( Wr x hr )
R = . . . . . . . . ( 1.6 )
b
Dimana :
R = Reaksi tumpuan (kg)
Wbr = Tekanan angin yang bekerja pada konstruksi jembatan (kg)
Wm = Tekanan angin yang bekerja pada jembatan (kg)
Wr = Tekanan angin yang bekerja pada lantai kenderaan (kg)
hbr = Tinggi titik berat jembatan (m)
hm = Tinggi titik berat kenderaan (m)
hr = Tinggi titik berat lantai kenderaan (m)
b = Lebar jembatan (m)
Besarnya gaya batang akibat tekanan angin didapat dengan mengalikan gaya batang akibat
berat sendiri dengan suatu faktor pembagi ( f ). Faktor pembagi ( f ) tersebut adalah :
Menurut Anonymous, 1987, besarnya tegangan akibat pengaruh suhu harus ditinjau apabila
terjadi perbedaan suhu antara bagian - bagian konstruksi jembatan sebesar 15 O C .
c. Gaya rem
Menurut Anonymous, 1987, gaya rem dianggap bekerja horisontal dalam arah sumbu jembatan
dengan titik tangkap 1.80 m, di atas permukaan lantai kenderaan. Besarnya gaya ini diperhitung
kan 5% dari beban " D " tanpa koefisien kejut .
10
1.3.3 Beban Khusus
Beban khusus adalah beban yang tidak langsung membebani jembatan tetapi hanya mempenga -
ruhi bagian - bagian tertentu pada konstruksi jembatan. Beban khusus ini terdiri dari gaya tum -
bukan, gaya sentrifugal dan gaya - gaya lain. Dalam perhitungan ini beban khusus tidak ditinjau
karena perencanaannya hanya dibatasi pada bagian rangka utama jembatan .
Tujuan dari kombinasi pembebanan adalah untuk memperoleh tegangan yang maksimum se-
bagai standar pendimensian .
1 M + (H + K) + Ta + Tu 100%
2 M + (Ta + Ah + Gg + A + SR + TM) 125%
3 Kombinasi ( I ) + Rm + Gg + A + SR + TM + S 140%
4 M + Gh + Tag + Gg + Ahg + Tu 150%
5 M + PI 130%
6 M + (H+K) + Ta + S + Tb 150%
Dimana :
A = Beban angin
Ahg = Gaya akibat beban dan hanyutan
Ahg = Gaya aliran dan hanyutan pada waktu gempa
Gg = Gaya gesekan pada tumpuan bergerak
Gh = Gaya horisontal ekivalen akibat gempa bumi
H+K = Beban hidup dan kejut
M = Beban mati
PI = Gaya - gaya pada waktu pelaksanaan
Rm = Gaya rem
11
S = Gaya sentrifugal
Sr = Gaya akibat susut dan rangkak
Tm = Gaya akibat perubahan suhu
Ta = Gaya tekanan tanah
Tag = Gaya tekanan tanah akibat gempa bumi
Tb = Gaya tumbuk
Tu = Gaya akibat angkat
Untuk merencanakan rangka baja suatu jembatan, diperlukan beberapa persamaan yang men-
dukung dalam perencanaan .
1.5.1 Sandaran
Menurut Potma dan Vries (1984) , sandaran akan menimbulkan momen akibat berat sendiri
dan beban hidup, kemudian diperhitungkan terhadap tegangan lentur . Besarnya tegangan lentur
dapat dihitung dengan persamaan :
M maks
s ytb =
W
< sd ..................... .. ( 1.8 )
dimana :
12
Untuk menghitung gaya - gaya batang pada rangka baja digunakan metode Cremona dan
Metode Garis Pengaruh .
a. Metode Cremona
Metode Cremona adalah metode polygon tertutup yang digunakan untuk menentukan gaya
batang yang terjadi dengan cara grafis, yaitu dengan menghubungkan garis - garis gaya batang
sehingga satu sama lain saling menutupi. Prinsip perhitungan gaya batang dengan metode ini
adalah dengan menentukan beberapa aturan, misalnya pemindahan batang selalu searah jarum
jam, gaya batang yang menuju titik simpul dinyatakan dengan batang tekan ( - ) dan gaya ba -
tang yang meninggalkan titik simpul dinyatakan sebagai batang tarik ( + ) .
Perhitungan gaya - gaya akibat beban hidup dengan Metode Garis Pengaruh yaitu dengan meng
gunakan bidang garis pengaruh yang didapat dengan meletakkan beban ( P ) pada pusat momen
yang akan dicari, kemudian dengan metode ini didapat ordinat Garis Pengaruh ( Y ) dari batang
tersebut .
Besarnya ordinat ( Y ) menurut Frick, 1984, dapat dihitung dengan memakai persamaan :
Batang horisontal :
Xx(L-X)
Y = ................. ...... ( 1.9 )
LxH
Batang diagonal
Ra - P
Yda = ................. ...... ( 1.10 )
Sin a
Ra
Ydb = ................. ...... ( 1.11 )
Sin a
dimana :
13
L = Panjang jembatan ( m )
H = Tinggi jembatan ( m )
Ra = Reaksi tumpuan ( ton )
P = Beban terpusat ( ton )
Sin a = sudut
Pada jembatan juga bekerja muatan terbagi rata ( q ), yang dianggap sebagai muatan titik yang
bersambungan, dengan kata lain menghitung luas bidang garis pengaruh beban terbagi rata ( q ),
sehingga diperlukan hitungan luas diagram ( F ) garis pengaruh tersebut .
Besarnya gaya dapat dihitung dengan persamaan :
dimana :
GB = Gaya batang ( ton )
P = Beban terpusat ( ton )
Y = Ordinat garis pengaruh
q = Beban terbagi rata ( ton/m )
F = Luas diagram garis pengaruh ( m )
Gaya yang bekerja paga gelagar utama jembatan rangka baja adalah gaya tekan dan gaya tarik.
1. Batang tekan
Batang - batang yang mengalami gaya tekan, panjang batang dan tumpuan ujung - ujung
sangat mempengaruhi tekuk ( LK ). Menurut Anonymous, 1984, panjang tekuk suatu ba-
tang disesuaikan dengan tumpuan kedua batang tersebut .
14
LK = L LK = 2L LK = 0.7 L LK = 1/2 L
Gambar 1.2 : Diagram Gaya Tekan yang bekerja pada jembatan rangka
Untuk pendimensian batang tekan, menurut Potma dan Vries,1984,terlebih dahulu harus di
hitung besarnya momen kelembaban batang tersebut dengan memakai rumus Euler,yaitu :
Lk
a = ................. ...... ( 1.14 )
I min
2. Batang tarik
Batang - batang yg menerima gaya tarik diperhitungkan terhadap perlemahan profil akibat
sambungan diperkirakan sebesar 20 % dari luas tampang profil brutto, maka tegangan
yang timbuk adalah :
P maks
s ytb =
Fn
< sd
Fn = 0.8 x F Brutto
dimana :
15
P maks = Gaya tarik maksimum ( kg )
sd = Tegangan dasar izin baja ( kg/cm2 )
Perhitungan dimensi ikatan angin didasarkan terhadap gaya - gaya angin yang diterima oleh
ikatan angin tersebut .
( Wbr x hbr ) + ( Wm x hm ) + ( Wr x hr )
Fn = . . . . . . . . ( 1.15 )
H
dimana :
Menurut Frick, 1984, perhitungan alat sambung baut didasarkan pada dua ketentuan yaitu tam -
pang satu dan tampang dua .
16
Kekuatan baut ditinjau terhadap geser dan tumpuan
- Kekuatan baut ditinjau terhadap geser
dimana :
Menurut Anonymous, 1984, besarnya tegangan geser izin ( t ) dan tegangan tumpuan izin
( s tp ) adalah :
t geser = 0.6 x s
17
s tumpu = 1.5 x s d untuk t1 > 2 d
s tumpu = 1.2 x s d untuk 1.5d < t < 2d
dimana :
P
n = ....................... ( 1.23 )
N baut
dimana :
Menurut Potma dan Vries, 1984, pada sambungan gelagar melintang dengan gelagar utama
diperlihatkan pada gambar berikut :
N1
e1
e2
RxWxe
N1 = ....................... ( 1.24 )
Se2
18
R
V = ....................... ( 1.25 )
n
1/2 x N 1
st = ....................... ( 1.26 )
1/4 x p x d 2
V
t = ....................... ( 1.27 )
1/4 x p x d 2
sd = ( s t ) 2 + 1.56 x t 2
RxW
H = ....................... ( 1.28 )
t
D
s tp = ....................... ( 1.30 )
dxs
dimana
N1 = Besarnya gaya yang diterima baut
V = Gaya geser baut
R = Gaya lintang (kg)
N = Jumlah baut
st = Tegangan tarik baut (kg/cm2)
s gs = Tegangan geser baut (kg/cm2)
d = Diameter baut (cm)
W = Jarak gaya lintang ke tumpuan (cm)
19
H = Gaya tarik horizontal (kg)
t = Jarak antara dua baut (cm)
D = Resultan gaya (kg)
S = Tebal plat penyambungan (cm)
e = Titik tangkap momen pada plat buhul
t = Tegangan geser (kg/cm2)
s id = Tegangan ideal (kg/cm2)
s tp = Tegangan tumpuan (kg/cm2)
Menurut Struyk dan Vries, 1990, gaya - gaya yang bekerja pada plat buhul terdiri dari Tegang
an geser dan tegangan tarik .
Gaya - gaya yang bekerja pada plat buhul dapat dihitung dengan rumus
1. Tegangan Geser
V
t = < t ....................... ( 1.34 )
F
2. Tegangan Tarik
P + M
st = < t ....................... ( 1.35 )
F + W
dimana :
20
s = Tegangan izin dasar (kg/cm 2)
t = Tegangan geser izin (kg/cm 2)
R = Gaya batang bawah (kg)
D = Gaya batang diagonal (kg)
h. Perhitungan lendutan
Menurut Struyk dan Vries, 1990, besarnya lendutan yang timbul dikontrol dengan rumus
P x L
DL = ....................... ( 1.37 )
E x F
L
Z = ....................... ( 1.38 )
1000
dimana
i. Perhitungan perletakan
Perletakan direncanakan dari jenis elastomeric bearing pads dimana panjangnya disesuaikan
dengan lebar bagian bawah dari gelagar utama. Untuk pendimensian perletakan ini didasarkan
pada shape faktor dengan persamaan
1. Panjang perletakan
v
L = ....................... ( 1.39 )
21
L = ....................... ( 1.39 )
w x fe
2. Tebal plat
....................... ( 1.40 )
L x w
SF =
2t(L + w)
dimana
22
BAB
DUA ABCD E F G H I J K LMN O PQ RST
PERENCANAAN PEMBEBANAN ABCDEFGHIJKLMNOPQRST
abcdefghIjklmnopqrstuvw
2.1 PEMBEBANAN PADA LANTAI KENDERAAN
Untuk perencanaan ini diambil data jembatan klas I = 10.000 ton = 10,000.000 kg
Beban hidup ini dipengaruhi bidang sentuh antara roda dengan lantai kemudian diteruskan ke
lantai kenderaan dengan bidang kontak 50 x 20 cm yang menyebar dengan sudut 45O ke
tengah lantai (PMUJJR No. 12 / 1987) .
50 cm 20 cm
5 cm
20 cm
80 cm 50 cm
40
b. Luas bidang kontak setelah penyebaran adalah
- Tekanan arah melebar
d1 = d + 2 ( 1/2 tebal plat + tebal aspal)
= 50.000 + 2.000 ( 1/2 x 20.000 cm ) + 5.000 cm
= 80.000 cm
d1 = 0.800 m
P
PA =
S1 x d1
10,000.000
=
50.000 x 80.000
= 2.500 kg/cm2
PA = 25.000 t/m2
a. Sesuai PMUJJR No.12 / 1987 , besarnya beban sementara akibat beban angin pada jembatan
- Untuk jembatan kelas I = 150.000 kg/m2
- Untuk jembatan kelas II = 100.000 kg/m2
- Untuk jembatan kelas III = 100.000 kg/m2
Akibat beban angin akan terjadi reaksi pada roda kenderaan terhadap lantai kenderaan .
1.000 m
1.750
Gambar 2.1 : Diagram Angin yang Bekerja
Luas x w x ( 1/2 h )
R =
Lebar kenderaan
R = 857.143 kg
c. Besar beban total yang disebar pada plat lantai kenderaan adalah :
10,000.000 + R
P =
( d1 x S1 )
40
10,000.000 kg + 857.143 kg
P =
0.800 m x 0.500 m
P = 27,142.857 kg / m
Menurut Bittner, besarnya Momen yang terjadi pada plat plat lantai kenderaan ditinjau ber -
dasarkan letak roda yang dihitung berdasarkan beban hidup dan beban mati .
a. Pada saat 1 (satu) roda berada di tengah - tengah plat lantai, Momen dihitung dengan :
- Bidang penyebaran = 50.000 cm x 80.000 cm
- Lx = 500.000 cm
- Ly = ~
50 Lx = 500
80
Ly= ~
- ty = 50.000 cm
- tx = 80.000 cm
- Lx = 500.000 cm
Untuk :
tx 80.000
= = 0.160
Lx 500.000
ty 50.000
= = 0.100
Lx 500.000
didapat :
f xm = 0.243
f ym = 0.181
- Mym = f ym . P . B . L
= 0.181 x 25,000.000 kg/m2 x 0.800 cm x 0.500 cm
= 1,811.800 kg m
Mym = 1.812 t m
40
= 1,600.000 kg m + 2,427.800 kg m
Mx1 = 4,027.800 kg m
b. Pada waktu 2 (dua) roda berdekatan pada jarak as ke as 1.75 m di atas plat yang sama luas
bidang kontak dapat dihitung antara 2 (dua) bagian , seperti gambar berikut :
175
50 Lx = 500
80 20 80
Ly = 5
Bagian - 1
50 Lx = 500
80
Ly = ~
Bagian - 2
50 Lx = 500
20
Ly = ~
Bagian - 1 :
dari tabel Bittner dengan :
- ty = 80.000 cm
- tx = 50.000 cm
- Lx = 500.000 cm
Untuk :
tx 50.000
= = 0.100
Lx 500.000
ty 80.000
= = 0.160
Lx 500.000
didapat :
f xm = 0.228
f ym = 0.104
- Mym1 = f ym . P . B . L
= 0.104 x 25,000.000 kg/m2 x 0.500 cm x 0.800 cm
= 1,040.000 kg m
Mym1 = 1.040 t m
Bagian - 2 :
dari tabel Bittner dengan :
- ty = 20.000 cm
- tx = 50.000 cm
- Lx = 500.000 cm
Untuk :
tx 50.000
= = 0.100
Lx 500.000
ty 20.000
= = 0.040
Lx 500.000
didapat :
f xm = 0.273
f ym = 0.229
- Mxm2 = f xm . P . B . L
= 0.273 x 25,000.000 kg/m2 x 0.500 cm x 0.200 cm
= 683.250 kg m
Mxm2 = 0.683 t m
- Mym2 = f ym . P . B . L
= 0.229 x 25,000.000 kg/m2 x 0.500 cm x 0.200 cm
= 572.500 kg m
Mym2 = 0.573 t m
Selanjutnya Momen yang bekerja menjadi (bagian 1 dikurangi bagian 2), yaitu :
- Mxm = Mxm1 - Mxm2
= 2,278.000 - 683.250
Mxm = 1,594.750 kg m
a. Momen pada saat 1 (satu) roda berada di tengah - tengah plat lantai kenderaan adalah :
40
- Mxm1 = f xm . P . B . L
= 0.243 x 27,142.857 kg/m2 x 0.800 cm x 0.500 cm
Mxm1 = 2,635.897 kg m
- Mym1 = f ym . P . B . L
= 0.181 x 27,142.857 kg/m2 x 0.800 cm x 0.500 cm
Mym1 = 1,967.097 kg m
b. Momen pada saat 1 (satu) roda berada pada jarak as ke as 1.750 m adalah :
Bagian - 1 :
dari tabel Bittner dengan :
- ty = 80.000 cm
- tx = 50.000 cm
- Lx = 500.000 cm
Untuk :
tx 50.000
= = 0.100
Lx 500.000
ty 80.000
= = 0.160
Lx 500.000
didapat :
f xm = 0.228
f ym = 0.104
Mxm1 = f xm . P . B . L
= 0.228 x 27,142.857 kg/m2 x 0.500 cm x 0.800 cm
Mxm1 = 2,473.257 kg m
- Mym1 = f ym . P . B . L
= 0.104 x 27,142.857 kg/m2 x 0.500 cm x 0.800 cm
Mym1 = 1,129.143 kg m
Bagian - 2 :
dari tabel Bittner dengan :
- ty = 20.000 cm
- tx = 50.000 cm
- Lx = 500.000 cm
Untuk :
tx 50.000
= = 0.100
Lx 500.000
ty 20.000
= = 0.040
Lx 500.000
didapat :
f xm = 0.273
f ym = 0.229
40
Besarnya Momen yang timbul adalah :
- Mxm2 = f xm . P . B . L
= 0.273 x 27,142.857 kg/m2 x 0.500 cm x 0.200 cm
= 741.814 kg m
Mxm2 = 0.742 t m
- Mym2 = f ym . P . B . L
= 0.229 x 27,142.857 kg/m2 x 0.500 cm x 0.200 cm
= 621.571 kg m
Mym2 = 0.622 t m
Selanjutnya Momen yang bekerja menjadi (bagian 1 dikurangi bagian 2), yaitu :
Maka didapat :
- Mx = Mx4 = 3,331.443 kg m
- My = My4 = 1,040.905 kg m
Y
3
17
40
- Mutu baja U-24 ( ta = 1,400.00 kg/m2 )
- Mutu beton K-350 ( t bk = 350.00 kg/cm2 )
Diketahui :
- Mx = 3,331.443 kg m
- ht = 20.000 cm
- d = 3.000 cm
- h = 17.000 cm
- b = 100.000 cm
tbk 350.000
- n = = = 18.708 ~ 19.000
t bk 350.000
h 17.000
- Ca = = = 1.820
n x Mx 19.000 x 3,331.443
b x Ta 100.000 x 1,400.000
Dengan Ca = 1 1.820 dan dari tabel perhitungan lentur cara " N " didapat :
- O' = 1.103
- O = 0.800
- z = 0.837
- nw = 0.361
nw 0.361
- w = = = 0.019
n 19.000
- A = w.b.h
= 0.019 x 100 x 17.000
A = 32.300 cm2
- A1 = 1/4 x p x d2
= 0.250 x 3.140 x 2.500 x 2.500
A1 = 4.906 cm2
A 32.300
- n = = = 6.583 ~ 8.000
A1 4.906
b 100.000
- z = = = 11.111 ~ 11.000
n+1 9.000
- A' = 40.000% x A
= 40.000% x 32.300
A' = 12.920 cm2
- A1' = 1/4 x p x d2
= 0.250 x 3.140 x 2.000 x 2.000
40
A' = 3.140 cm2
A' 12.920
- n = = = 4.115 ~ 6.000
A1' 3.140
b 100.000
- I' = = = 14.286 ~ 14.000
n+1 7.000
Mx 333,144.286
- ta ytb =
A. z . h
=
8.000 x 4.906 x 0.837 x 17.000
ta ytb 596.511
- ta' =
O'
=
1.103
ta 1,400.000
- tbytb =
n.O
=
19.000 x 0.800
Dari semua hasil kontrol tulangan di atas, ternyata penampanga dengan menggunakan tulangan
seperti hitungan di atas adalah aman terhadap lenturan. Maka dipakai untuk :
- Tulangan tarik ( A ) = 8 O 25 mm
- Tulangan tekan ( A') = 6 O 20 mm
3 17
Y
Diketahui :
- My = 1,040.905 kg m
- ht = 20.000 cm
- d = 3.000 cm
- h = 17.000 cm
- b = 100.000 cm
t bk 350.000
- n = = = 18.708 ~ 19.000
t bk 350.000
40
h 17.000
- Ca = = = 2.945
n x Mx 19.000 x 1,040.905
b x Ta 100.000 x 1,400.000
Dengan Ca = 1 2.945 dan dari tabel perhitungan lentur cara " N " didapat :
- O' = 2.168
- O = 1.603
- z = 0.874
- nw = 0.132
nw 0.132
- w = = = 0.007
n 19.000
- A = w.b.h
= 0.007 x 100 x 17.000
A = 11.793 cm2
- A1 = 1/4 x p x d2
= 0.250 x 3.140 x 1.600 x 1.600
A1 = 2.010 cm2
A 11.793
- n = = = 5.868 ~ 6.000
A1 2.010
selanjutnya diambil 6 O 16 mm
b 100.000
- I' = = = 14.286 ~ 15.000
n+1 7.000
- A' = 40.000% x A
= 40.000% x 11.793
A' = 4.717 cm2
- A1' = 1/4 x p x d2
= 0.250 x 3.140 x 1.000 x 1.000
A' = 0.785 cm2
A' 4.717
- n = = = 6.009 ~ 8.000
A1' 0.785
b 100.00
- z = = = 11.11 ~ 15.00
n+1 9.00
40
Kontrol Tegangan yang timbul :
Mx 1,040.905
- ta ytb =
A. z . h
=
6.000 x 2.010 x 0.874 x 17.000
ta ytb 5.810
- ta' =
O'
=
2.168
ta 1,400.000
- tbytb =
n.O
=
19.000 x 1.603
Dari semua hasil kontrol tulangan di atas, ternyata penampanga dengan menggunakan tulangan
seperti hitungan di atas adalah aman terhadap lenturan. Maka dipakai untuk :
Kerb pengaman direncanakan seperti gambar berikut . Kerb ini dapat digunakan sebagai trotoar dan
sekaligus sebagai balok. Maka muatan yang bekerja pada kerb selain beban hidup untuk kerb juga
merupakan penyebaran muatan dari plat lantai .
25
20
100
Karena momen lantai kenderaan sangat kecil dibandingkan dengan lantai kenderaan, maka diameter
penulangan lantai kenderaan :
340
110
40
Trotoar
Plat Lantai
a. Sandaran Railling
Sandaran direncanakan memakai pipa baja standar dengan mutu ST 52
- Diameter luar = 14.130 cm
Dari tabel PPPJJR-1987) didapat
- Diameter dalam = 12.820 cm
- Berat = 6.780 kg/m
- Tegangan ijin = 2,400.000 kg/cm2
Pembebanan :
- Berat sendiri = 6.780 kg/m
- Berat vertikal = 100.000 kg/m
q = 106.780 kg/m
D4 - d4 14.130 4 - 12.820 4
- w = =
32 D 32.000 x 14.130
- w = 28.422 cm
M 27,028.688 kg cm
- taytb =
w
=
28.422 cm
b. Tiang Sandaran
Tiang sandaran direncanakan dari pipa baja standar dengan ukuran yang sama dengan railling
40
- Beban hidup vertikal = 100.00 kg/m
- Berat sandaran railling = 21.76 kg/m
q = 128.54 kg/m
D4 - d4 14.130 4 - 12.820 4
- w = =
32 D 32.000 x 14.130
- w = 28.422 cm
M 32,536.69 kg m
- taytb =
w
=
28.42 cm
D4 - d4 14.130 4 - 12.820 4
- w = =
32 D 32.000 x 14.130
- w = 28.422 cm
M 37,400.000 kg cm
- taytb =
w
=
28.422 cm
Pada pendimensian gelagar jembatan ada 2 (dua) bagian yang harus dihitung ,
a. Gelagar melintang
b. Gelagar memanjang
Gelagar Melintang
a. Diketahui :
- Panjang gelagar melintang = 6.000 m
40
- Tumpuan kiri kanan dianggap jepit - jepit
- Dicoba pakai profil DIN 70
G = 245.000 kg/m
w = 12,000.000 cm3
b. Analisis Muatan
Beban mati
- Berat sendiri gelagar = 245.000 kg/m = 0.245 t/m
- Berat plat lt.kenderaan = 5.000 x 0.200 m x 2.400 t/m3 = 2.400 t/m
- Berat lapisan aspal = 5.000 x 0.050 m x 2.200 t/m3 = 0.550 t/m
- Berat air hujan = 5.000 x 0.050 m x 1.000 t/m3 = 0.250 t/m
Berat beban mati ( q ) = 3.445 t/m
Beban hidup
Beban hidup yang bekerja adalah muatan "D", yaitu muatan jalur lalu lintas yg terdiri dari muatan
terbagi rata (q) sebesar ( P ) t/m dan muatan garis P = 12.000 ton, melintang jalur lalu -
lintas. Bagian dari muatan 'D" dapat dilihat pada bagian di bawah ini .
1.100
- q = 2.200 - ( L - 30.000 )
60.000
1.100
= 2.200 - ( 34.00 - 30.000 )
60.000
q = 2.127 t /m
Faktor kejut
40
20.000
- k = 1.000 +
L + 50.000
20.000
= 1.000 +
34.000 + 50.000
k = 1.238
q
- Q1 = x l x k
L/2
2.127
= x 5.000 x 1.238
2.500
Q1 = 5.266 t / m
Muatan garis
Muatan garis P = 12 ton untuk jembatan kelas I diambil 100%, maka besarnya
beban P yang diterima gelagar adalah ,
P
- P = x k
L/2
12.000
= x 1.238
2.500
P = 5.943 ton
Muatan Kerb
- Q2 = 60% x 500.000 kg/m2 x l
= 60% x 500.000 kg/m2 x 5.000
= 1,500.000 t / m
Q2 = 1.500 t / m
- RB = 17.956 ton
40
Lm Q2 (L/2 + a) - Q1 ( L - b ) - Q1 (L/2 -a)
- Mmax = RA x -
2 2
(L/2 - a) / 2
Mmax = 45.468 t m
Reaksi tumpuan
P x L + 50% x P x 2 x b
- RA =
2.00
RA = 19.31 ton
- RB = 19.31 ton
Lm 50% x P L+b L L
- Mmax = RA - - P
2 2 2 2 2
Mmax = 9.286 t m
Sehingga :
- Mh = 45.468 + 9.286
Mh = 54.753 t m
Muatan Angin
Muatan angin yang ditinjau 2 m dari atas lantai kenderaan dan besarnya muatan angin tersebut
150.00 kg/m2 . (PMUJJR No. 12 / 1987)
40
Reaksi yang terjadi
D max = 1/2 x R
= 1/2 x 1.50
D max = 0.75 kg
Mmax = 1/4 x R x Lm
= 1/4 x 1.50 x 7.00
Mmax = 2.63 t m
Muatan Rem adalah 5% dari muatan D . Muatan rem tersebut bekerja tegak lurus gelagar
dengan ketinggian 1.80 m dari lantai kenderaan menurut RSNI T-02-2005 halaman 18
- R = 5.000% ( q1 + P + q2 )
= 5.000% ( 5.266 + 5.943 + 1.500 )
R = 0.635 t / m
- Rr = R x l
= 0.635 x 5.000
Rr = 3.177 t
Rr
- P =
L/2
3.177
=
6.000 / 2.000
P = 1.059 ton
- Dmax = 1/2 x P
= 0.500 x 1.059
Dmax = 0.530 ton
- Mmax = 1/4 x P x L
= 0.250 x 1.059 x 7.000
Mmax = 1.853 t m
c. Analisis Tegangan
Kombinasi Momen
Dimana :
M = Momen akibat muatan mati
40
H = Momen akibat muatan hidup
A = Momen akibat muatan angin
R = Momen akibat gaya rem / traksi
M+H
tytb =
w
x 100%
7,025,591.27 kgcm
= x 100%
12,000.00 cm 3
M +A
tytb =
w
x 125%
1,812,750.000 kgcm
= x 125%
12,000.000 cm 3
- Untuk kombinasi
M + H +A+ R = 7,605,813.49 kg cm
M + H +A+ R
- tytb =
w
x 140%
7,605,813.492 kgcm
= x 140%
12,000.000 cm 3
Tegangan yang paling menentukan adalah kombinasi ketiga yaitu sebesar 887.345 kg/cm2
maka profil DIN 70 aman digunakan untuk konstruksi ini .
Gelagar Memanjang
Dalam perencanaan, gelagar memanjang hanya sebagai pengaku terhadap gelagar melintang, jadi
beban yang diterima oleh gelagar memanjang adalah hasil pendistribusian dari gelagar melintang.
a. Diketahui :
- Jarak gelagar memanjang ( S ) = 1.400 m
- Panjang l = 5.000 m
- Dicoba pakai profil INP 30 ST 52
G = 54.200 kg/m
wx = 653.000 cm3
Ta = 2,400.000 kg/cm2
b. Analisis Muatan
Muatan terbagi rata menurut SNI 1725:2016
- Panjang bentang 40.000 m < 60.000 m
Rumus :
40
- q = 9.100 ( 0.500 + 15.000 / L )
= 9.100 ( 0.500 + 15.000 / 40.000 )
= 7.963 t / m
Faktor kejut
20.000
- k = 1.000 +
L + 50.000
20.000
= 1.000 +
40.000 + 50.000
k = 1.222
Faktor distribusi :
S 1.400
- F = = = 0.117
P 12.000
q
- q ' = x k x f
2.750
7.963
= x 1.222 x 0.117
2.750
q' = 0.413 t / m
P
- P' = x k x f
2.750
12.000
= x 1.222 x 0.117
2.750
P' = 0.622 t / m
b. Analisis Momen
Momen akibat muatan terbagi rata
Tumpuan kiri kanan dianggap jepit - jepit dan besarnya beban bekerja terbagi rata. Sehingga
Momen yang timbul adalah :
- Mh1 = 1/12 x q x l 2
Mh1 = 16.589 t / m
Tumpuan kiri kanan dianggap jepit - jepit dan muatan yang bekerja ( P ), sehingga momen yang
timbul adalah :
c. Kontrol Tegangan
Untuk menganalisa tegangan yang timbul, terlebih dahulu dapat dijumlahkan momen - momen yang
bekerja pada gelagar memanjang sebagai berikut :
40
- MH = Mh1 + Mh2
= 16.589 + 0.389
= 16.977 t m
MH = 1,697,743.056 kg cm
MH
- w =
1.000 x tb
1,697,743.056
=
1.000 x 2,400.000
w = 707.3929398 kg cm
MH
- tytb =
w x 140%
1,697,743.056
=
707.3929398 x 140%
Besarnya gaya lintang horizontal pada permukaan antara baja dan beton adalah sebagai berikut :
0.45 x f c' x b x t
Vh =
2.00
dimana :
- f c' = tbk = 350.000 kg / cm2
- b = 1/4 L
= 1/4 x panjang gelagar melintang
= 1/4 x 700.000 cm
= 175.000 cm
- t = Tebal plat lantai
Maka :
0.450 x 350.00 x 175.000 x 20.000
Vh =
2.000
Vh = 275,625.000 kg
Vh
- n =
q
275,625.000 kg
=
5,920.000 kg
n = 46.558 ~ 54.000 bh
- Sp = 4.000 x d
= 4.000 x 2.000
Sp = 8.000 cm
40
c. Jarak dalam arah melintang
4 cm
8 cm
40
ABCD E F G H I J K LMN O PQ RSTUVWXYZ
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz
40
ABCD E F G H I J K LMN O PQ RSTUVWXYZ
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz
40
T
PERHITUNGAN BEBAN RANGKA JEMB
Q = 20 + 3 L
dimana :
L = Bentang jembatan = 7l = 40.00 m
Q = 20 + 3 x 40.00 m
Q = 140.000 kg/m
RA = RB = 1/2 x P x 7.00 m
= 1/2 x 13,475.00 x 7.00 m
= 47,162.500 kg
Besarnya gaya batang pada rangka utama akibat berat sendiri dihitung dengan menggunakan
Metode Cremona seperti gambar berikut :
63
Berat Lantai Kenderaan dan Perlengkapannya :
- Berat lantai kenderaan : 0.20 m x 6.00 m x 40.00 m x 2.40 t/m3 =
- Berat lapisan aspal : 0.05 m x 6.00 m x 40.00 m x 2.20 t/m3 =
- Berat air hujan : 0.02 m x 6.00 m x 40.00 m x 1.00 t/m3 =
- Berat lantai trotoar : 0.45 m x 2.00 m x 40.00 m x 2.40 t/m3 =
- Brt air hujan di atas trotoar : 0.05 m x 2.00 m x 40.00 m x 1.00 t/m3 =
- Berat gelagar melintang : 7.00 m x 9.00 bh x 0.245 t/m =
- Berat tiang sandaran : 0.90 m x 24.00 bh x 2.00 bh x 0.068 t/m =
- Berat sandaran : 40.00 m x 2.00 bh x 2.00 sisi x 0.068 t/m =
Total =
Beban hidup terdiri dari beban terbagi rata (q) dan beban garis (P)
a. Muatan terbagi rata
Untuk bentang 34 < L < 60 m , digunakan Rumus :
1.1
Q' = 2.20 - x L - 30
60
1.1
= 2.20 - x 40.00 - 30.00
60
Q' = 2.017 t / m
63
Untuk jembatan kelas - I , beban terbagi rata sebesar 100% dengan menggunakan Rumus :
1. Beban terbagi rata di dalam jalur adalah
2.02
q1 = x 5.50 x 100% = 4.033 t/
2.75
20.00
= 1 +
40.00 + 50.00
k = 1.22
P2 = 4.000 ton
Gaya batang akibat beban hidup dihitung dengan menggunakan Metode Garis Pengaruh
a. Perhitungan garis pengaruh untuk batang atas A (Statis momen terhadap tumpuan A )
= 0.691 m
= 1.217 m
= 1.579 m
63
b. Perhitungan garis pengaruh untuk batang bawah A (Statis momen terhadap tumpuan A )
= 0.691 m
= 1.217 m
= 1.579 m
= 1.777 m
H
q = Arc tg
0.5 x l
5.500
= Arc tg
0.5 x 5.000
q = 65.55 O
63
Sin a = 65.55 O
= 0.91
R - P
YDa =
Sin a
1.00 - 1.00
=
0.91
YDa = 0.00
RA = P x 35.00
Ra
Y Db =
Sin a
0.875
=
0.910
Y Db = 0.962
R - P
YDa =
Sin a
0.875 - 1.000
=
0.910
YDa = -0.137 m
63
RA = 0.750 ton
Ra
Y Db =
Sin a
0.750
=
0.910
Y Db = 0.824 m
R - P
YDa =
Sin a
0.750 - 1.000
=
0.910
YDa = -0.275 m
Ra
Y Db =
Sin a
0.625
=
0.910
Y Db = 0.687 m
R - P
YDa =
Sin a
63
0.625 - 1.000
=
0.910
YDa = -0.412 m
Ra
Y Db =
Sin a
0.500
=
0.910
Y Db = 0.549 m
1. Garis pengaruh V1 = V7
P = 1.000 ton diletakkan di titik I
8.000
RA = = 1.000 ton
8.000
SV = 0.000
RA = -1.000 + Y V1 Sin a = 0.000
V1 = 0.000
SV = 0.000
RA = Y D1 Sin q = 0.000
Y V1 = 0.875 m
2. Garis pengaruh V2 = V6
P = 1.000 ton diletakkan di titik II
63
7.000
RA = = 0.875 ton
8.000
SV = 0.000
RA = -1.000 + Y V2 Sin q = 0.000
YV 1 = 1.000 - 0.875
YV 1 = 0.125
SV = 0.000
RA - Y V2 = 0.000
Y V2 = YV 1 - RA
= 0.125 - 0.750
Y V2 = -0.625 m
SV = 0.000
RA - 1.000 + Y V3 Sin q = 0.000
YV 1 = 1.000 - 0.750
YV 1 = 0.250
SV = 0.000
RA - Y V3 = 0.000
Y V3 = RA - YV 1
= 0.625 - 0.250
Y V3 = 0.375 m
63
4. Garis pengaruh V4
P = 1.000 ton diletakkan di titik IV
5.000
RA = = 0.625 ton
8.000
SV = 0.000
RA - 1.000 + Y V4 Sin q = 0.000
Y V4 = 1.000 - 0.625
Y V4 = 0.375
SV = 0.000
RA - Y V4 = 0.000
Y V4 = RA - Y V4
= 0.500 - 0.375
Y V2 = 0.125 m
F = 1/2 x Y x L
dimana :
F = Luas diagram pengaruh ( m2 )
Y = Ordinat garis pengaruh (m)
L = Panjang batang garis pengaruh (m)
1. F A1 = F A6
= 1/2 x 0.620 x 40.000
= 12.400 m2
2. F A2 = F A5
= 1/2 x 1.060 x 40.000
= 21.200 m2
63
3. F A3 = F A4
= 1/2 x 1.330 x 40.000
= 26.600 m2
1. F B1 = F B8
= 1/2 x 0.310 x 40.000
= 6.200 m2
2. F B2 = F B7
= 1/2 x 1.363 x 35.000
= 23.853 m2
3. F B3 = F B6
= 1/2 x 1.704 x 30.000
= 25.560 m2
4. F B4 = F B5
= 1/2 x 1.818 x 25.000
= 22.725 m2
1. D 1 = D8
= 1/2 x 0.961 x 40.000
= 19.220 m
2. D 2 = D7
= 1/2 x 0.824 x 30.000
= 12.360 m
3. D 3 = D6
= 1/2 x 0.702 x 25.000
= 8.775 m
63
4. D 4 = D5
= 1/2 x 0.540 x 20.000
= 5.400 m
1. V 1 = V7
= 1/2 x 0.875 x 40.000
= 17.500 m
2. V 2 = V6
= 1/2 x 0.625 x 30.000
= 9.375 m
3. V 3 = V5
= 1/2 x 0.375 x 25.000
= 4.688 m
4. V 4 =
= 1/2 x 0.125 x 20.000
= 1.250 m
Menurut PPJJR SKBI 1.3.28. 1987 besar muatan angin untuk jembatan kelas I di 150.000
adalah sebagai berikut :
63
= 30.000 m2
Reaksi tumpuan yang timbul akibat tekanan angin pada gelagar utama adalah
= wbr x hbr + wm x hm + wr x hr
k
8.000
k = 4,795.313 kg
RA = 1/2 x k
= 1/2 x 4,795.313
RA = 2,397.656 kg
Faktur pembanding reaksi tumpuan akibat tekanan angin dengan reaksi tumpuan akibat berat sendiri
gelagar utama
63
BAB
TIGA ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
ITUNGAN BEBAN RANGKA JEMBATAN ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz
kg
63
115.200 t
26.400 t
4.800 t
86.400 t
4.000 t
15.435 t
2.929 t
10.848 t
266.012 t
133,005.980 kg
66,502.990 kg
1.234
63
dengan menggunakan Rumus :
63
16,666.667 kg
= 1.818
63
momen terhadap tumpuan A )
63
diletakkan pada titik I
63
diletakkan pada titik III
63
kg/m2
63
00
00
0.044
63
3.3 PENDIMENSIAN BATANG
l < 100
Kontrol Tegangan
P = sk x F
= 2,239.76 x 82.06
P = 183,794.83 kg > 54,500.393 kg . . . . . . ( ok )
88
Lk = L = 5.00 m
l < 100
Kontrol Tegangan
P = sk x F
= 1,646.84 x 107.70
P = 177,364.55 kg > 93,438.941 kg . . . . . . ( ok )
88
Direncanakan memakai profil WF 300 x 300
Ix = 16,900.00 cm 4 iy = 7.16 cm
Iy = 5,520.00 cm 4 F = 107.70 cm 2
ix = 12.50 cm q = 84.50 kg/m
l < 100
Kontrol Tegangan
P = sk x F
= 2,318.77 x 107.70
P = 249,731.63 kg > 116,815.851 kg . . . . . . ( ok )
88
Lk
l =
iy
500.00
=
7.51
l = 66.578 a = 0.700
l < 100
sk dihitung dengan persamaan :
sk = 2,890.00 - 8.18 x l
= 2,890.00 - 8.18 x 66.578
sk = 2,345.39 kg/cm 2
Kontrol Tegangan
P = sk x F
= 2,345.39 x 110.80
P = 259,869.52 kg > 0.000 kg . . . . . . ( ok )
Perlemahan profil akibat sambungan diambil 20% dari luas tampang profil, sehingga
Fbr = 0.80 x Fn Luas tampang yang diperlukan
P
Fbr =
0.80 x s
54,428.48
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 28.348 cm 2
88
P
sytb =
F x a
54,428.48
=
30.31 x 0.80
P
Fbr =
0.80 x s
93,397.87
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 48.645 cm 2
P
Fbr =
0.80 x s
88
116,784.99
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 60.826 cm 2
Ix = 4,720.00 cm 4 iy = 5.02
Iy = 1,600.00 cm 4 F = 65.53
ix = 8.62 cm q = 49.90
116,784.99
=
65.53 x 0.80
P
Fbr =
0.80 x s
124,620.72
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 64.907 cm 2
Perlemahan profil akibat sambungan diambil 20% dari luas tampang profil, sehingga
Fbr = 0.80 x Fn Luas tampang yang diperlukan
P
Fbr =
0.80 x s
64,900.81
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 33.803 cm 2
64,900.81
=
37.66 x 0.80
88
Lk = L = 5.00 2 + 5.50 2 = 7.433 m
P
Fbr =
0.80 x s
57,423.01
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 29.908 cm 2
P
Fbr =
0.80 x s
48,107.49
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 25.056 cm 2
88
Untuk mengontrol tegangan digunakan persamaan :
P
sytb =
F x a
48,107.49
=
26.84 x 0.80
P
Fbr =
0.80 x s
35,120.84
=
0.80 x 2,400.00
Fbr = 18.292 cm 2
35,120.84
=
21.90 x 0.80
88
a. Batang Bawah (V 1 = V 7) menerima gaya sebesar :
P = 58,819.930 kg = 58.820
Lk = L = 5.50 m
l < 100
sk dihitung dengan persamaan
sk = 2,890.00 - 8.18 x l
= 2,890.00 - 8.18 x 87.44
sk = 2,174.74 kg/cm 2
Kontrol tegangan :
P = sk x F > P
= 2,174.74 x 84.70
P = 184,200.281 kg > 58,819.930 kg
88
I min = 0.483 x n x p x Lk 2
= 0.483 x 3.500 x 42.847 x 5.50 2
I min = 2,191.077 cm 4
550.00
=
5.98
l = 91.973 a = 0.497
l < 100
Kontrol tegangan :
P = sk x F > P
= 2,137.66 x 82.60
P = 176,570.622 kg > 42,846.669 kg
88
Direncanakan memakai profil WF 200 x 200
Ix = 4,720.00 cm 4 iy = 5.02
Iy = 1,600.00 cm 4 F = 65.53
ix = 8.62 cm q = 49.90
l > 100
p2 x 2.1 x 10 6
=
109.562 2
sk = 1,724.887 kg/cm 2
Kontrol tegangan :
P
sy + b =
F x a
25,708.09
=
65.53 x 0.36
88
d Batang Bawah (V 4) menerima gaya sebesar :
P = 0.000 kg = 0.000
Lk = L = 5.50 m
88
Direncanakan memakai profil WF 100 x 50
Ix = 187.00 cm 4 iy = 1.12
Iy = 14.80 cm 4 F = 11.85
ix = 3.98 cm q = 9.30
88
dicoba tebal sayap ( t ) = 0.50 cm
F = 2 t x b + d x h - 2 x t
= 2 0.50 x 30.20 + 1.20 x 29.40 - 2 x 0.50
F = 64.28 cm 2
Kontrol Tegangan
P = sk x F
= 2,239.76 x 64.28
P = 143,971.8709 kg > 54,500.393 kg
b. Batang A2= A7
Tidak perlu diseragamkan karena sudah sesuai
c. Batang A3= A6
Tidak perlu diseragamkan karena sudah sesuai
d. Batang A4 = A5
Profil WF 300 x 300 x 87.00
h = 29.80 cm
b = 29.90 cm
d = 0.90 cm
Kontrol Tegangan
P = sk x F
= 2,345.39 x 64.28
P = 150,761.8498 kg > 0.000 kg
88
a. Batang B1 = B8
Profil WF 125 x 125 x 23.80
h = 12.50 cm
b = 12.50 cm
d = 0.65 cm
Kontrol Tegangan
P
sy + b = x 140%
F x a
54,428.48
= x 140%
64.28 x 0.80
b. Batang B2 = B7
Profil WF 250 x 175 x 44.10
h = 24.40 cm
b = 17.50 cm
d = 0.70 cm
88
Kontrol Tegangan
P
sytb = x 140%
F x a
93,397.87
= x 140%
75.88 x 0.80
c. Batang B3 = B6
Profil WF 49.90
h = 20.00 cm
b = 20.00 cm
d = 0.80 cm
Kontrol Tegangan
P
sytb = x 140%
F x a
116,784.99
= x 140%
87.48 x 0.80
d. Batang B4 = B5
Profil WF 200 x 200 x 49.90
h = 20.00 cm
b = 20.00 cm
88
d = 0.80 cm
F = 2 t x b + d x h - 2 x t
= 2 1.00 x 30.20 + 1.20 x 29.40 - 2 x 1.00
F = 93.28 cm 2
Kontrol Tegangan
P
sytb x 140%
F x a
124,620.72
= x 140%
93.28 x 0.80
F = 2 t x b + d x h - 2 x t
= 2 0.50 x 30.20 + 1.20 x 29.40 - 2 x 0.50
F = 64.28 cm 2
88
Kontrol Tegangan
P
sytb x 140%
F x a
64,900.81
= x 140%
64.28 x 0.80
b. Batang D2 = D7
Profil WF 125 x 125 x 23.80
h = 12.50 cm
b = 12.50 cm
d = 0.65 cm
F = 2 t x b + d x h - 2 x t
= 2 0.50 x 30.20 + 1.20 x 29.40 - 2 x 0.50
F = 64.28 cm 2
Kontrol Tegangan
P
sytb x 140%
F x a
57,423.01
= x 140%
64.28 x 0.80
c. Batang D3 = D6
Profil WF 150 x 100 x 21.10
h = 14.80 cm
88
b = 10.00 cm
d = 0.60 cm
F = 2 t x b + d x h - 2 x t
= 2 0.50 x 30.20 + 1.20 x 29.40 - 2 x 0.50
F = 64.28 cm 2
Kontrol Tegangan
P
sytb x 140%
F x a
48,107.49
= x 140%
64.28 x 0.80
d. Batang D4 = D5
Profil WF 100 x 100 x 17.20
h = 10.00 cm
b = 10.00 cm
d = 0.60 cm
Kontrol Tegangan
88
P
sytb x 140%
F x a
35,120.84
= x 140%
64.28 x 0.80
Kontrol Tegangan
P = sk x F > P
= 2,174.74 x 64.28
P = 139,792.14 kg > 58,819.930 kg
b. Batang V2 = V8
Profil WF 250 x 250 x 64.40
h = 24.40 cm
b = 25.20 cm
d = 1.10 cm
88
ke Profil WF 300 x 300 x 84.5
h = 29.40 cm
b = 30.20 cm
d = 1.20 cm
Kontrol Tegangan
P = sk x F > P
= 2,137.66 x 64.28
P = 137,408.71 kg > 42,846.669 kg
c. Batang V3 = V7
Profil WF 200 x 200 x 49.90
h = 20.00 cm
b = 20.00 cm
d = 0.80 cm
Kontrol Tegangan
P
sytb = x 140%
F x a
25,708.09
= x 140%
64.28 x 0.356
88
sytb = 1,572.794 kg/cm 2 < 2,400.00 kg/cm 2
d. Batang V4 = V6
Profil WF 150 x 150 x 0.00
h = 15.00 cm
b = 15.00 cm
d = 0.70 cm
Kontrol Tegangan
P
sytb x 140%
F x a
0.00
= x 140%
64.28 x 0.197
d. Batang V5
Profil WF 100 x 50 x 9.30
h = 10.00 cm
b = 5.00 cm
d = 0.50 cm
88
F = 2 t x b + d x h - 2 x t
= 2 0.50 x 30.20 + 1.20 x 29.40 - 2 x 0.50
F = 64.28 cm 2
Kontrol Tegangan
P
sytb x 140%
F x a
0.00
= x 140%
64.28 x 0.197
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
cm
cm 2
kg/m
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
Tabel 3.4 : Gaya Batang Akibat Beban Lantai dan Perlengkapannya dengan
Faktor Pengali 6.841
Batang Atas
Batang Bawah
Batang Diagonal
Batang Vertikal
Tabel 4.2 : Perhitungan Lendutan (Zetting)
Batang Atas
Batang Bawah
Batang Diagonal
Batang Vertikal
100
BA
EMPA
PERHITUNGAN SAM BUNGA
st = 1,610.00 kg/cm2
s izin = 0.80 x s t
= 0.80 x 1,610.00 kg/cm2
s izin = 1,288.00 kg/cm2
ss = 1.60 x s izin
= 1.60 x 1,288.00 kg/cm2
ss = 2,060.80 kg/cm2
Karena Ngs < Ntp , maka kekuatan jumlah paku dipengaruhi oleh Ngs (Gaya Pertahanan Ala
Sambung terlemah). Untuk mencari jumlah alat sambung dipakai rumus persamaan
P btg
n =
Ngs
107
107
4.2. PERHITUNGAN IKATAN ANGIN
Pembebanan :
- Tekanan Angin pada Lantai (Wr) = 1,323.12 kg
- Tekanan Angin pada Kenderaan (Wm) = 369.34 kg
- Tekanan Angin pada Vak Werk (Wbr) = 616.25 kg
- Gaya Angin pada Lantai (Hr) = 0.575 m
- Gaya Angin pada Kenderaan (Hm) = 2.000 m
- Gaya Angin pada Vak Werk (Hbr) = 3.000 m
KA = 418.528 kg
Batang vertikal dan batang diagonal yang mengalami gaya yang terbesar adalah
8.00
- Tg a = = 1.60 a = 58 0
5.00
107
- P = 59.790 kg
- 1/2 P = 29.895 kg
- RA = 209.264 kg
- V1 = RA - 1/2 P = 179.369 kg
- D1 = D2
V
=
Cos a
179.369
=
Cos 57.99 0
179.369
=
0.530
D1 = 338.432 kg (-)
- D2 = 338.432 kg (+)
Gelagar melintang atas mengalami gaya tekan. Kedua ujung batang tersebut dianggap sendi - se
( Lk = L ) dengan panjang batang 8 m .
Gelagar melintang atas menerima gaya sebesar :
I min = 36.616 cm
107
Angka kelangsingan didapat
Lk 800.000
- l = = = 221.607 a =
iy 3.610
Kontrol tegangan
P
- sytb =
F x a
338.43
=
39.01 x 0.097
I min = 50.908 cm
Kontrol tegangan
P
sytb = x 140.00%
0.80 x F
338.43
= x 140.00%
0.80 x 41.47
107
Batang Diagonal D (Tarik)
- P = 338.432 kg
- Lk = L = 9.433 m
Perlemahan profil akibat sambungan diambil 20% dari luas tampang profil sehingga
- Fbr = 0.80 x Fn luas tampang yang dibutuhkan
P
Fbr =
s x 0.80
338.43
=
2,400.00 x 0.80
Fbr = 0.18 cm 2
Kontrol tegangan
P
sytb = x 140.00%
0.80 x F
338.43
= x 140.00%
0.80 x 0.18
Ix = 12.60 cm 4 iy = 1.50 cm
Iy = 12.60 cm 4 F = 5.64 cm 2
ix = 1.50 cm q = 4.43 kg/m
Kontrol tegangan
107
P
sytb = x 140.00%
0.80 x F
338.43
= x 140.00%
0.80 x 5.64
Batang vertikal dan batang diagonal yang mengalami gaya yang terbesar adalah
4.00
- Tg a = = 1.60 a = 68.19 0
2.50
- V1 = RA - 1/2 P = 810.078 kg
- D1 = D2
V
=
Cos a
810.078
=
Cos 68.19 0
810.078
=
0.371
D1 = 2,183.499 kg (-)
- D2 = 2,183.499 kg (+)
107
Lk = L = 4 2
+ 2.5 2
= 4.715 m
P
F perlu =
s x 0.80
2,183.50
=
2,400.00 x 0.80
F perlu = 1.14 cm 2
Kontrol tegangan
P
sytb = x 140.00%
0.80 x F
2,183.50
= x 140.00%
0.80 x 16.56
I min = 82.060 cm
107
F = 41.740 cm2 q = 33.600
Lk 471.500
- l = = = 103.399 a =
iy 4.560
p x E
s kr =
l2
3.14 x 2.1 x 10 6
=
103.399 2
s kr = 616.759 kg
Kontrol tegangan
P
sytb = x 140.00%
0.80 x F
2,183.50
= x 140.00%
0.80 x 41.74
4.3 SAMBUNGAN
107
Jadi geser yang menentukan, maka jumlah paku yang diperlukan
a. Untuk sambungan atas
R 209.264
n = = = ### 3 dia 1.10
Ngs 1,223.41
Pada jembatan, lendutan maksimal terjadi pada tengah - tengah bentang. Lendutan dihitung berd
sarkan berat sendiri dan beban hidup terbagi rata . Gaya - gaya batang akibat beban dihitung berda
sarkan gaya - gaya akibat berat sendiri .
Berdasarkan lendutan yang terjadi pada kedua kerangka gelagar utama dihitung dengan mengali
antara perubahan panjang tiap batang ( L ) , dengan koefisien gaya batang ( a ) .
Koefisien ( a ) diperoleh dengan asumsi, beban P = 1 ton terletak di tengah - tengah bentang jembata
F = L x a
S x L
L =
E x F
Dimana :
Penurunan yang diijinkan untuk konstruksi jembatan akibat muatan total adalah :
107
1
F = x L
1,000
1
= x 4,000.00
1,000
F = 4.00 cm
107
4.5 PERHITUNGAN SAMBUNGAN GELAGAR UTAMA DENGAN GELAGAR
MELINTANG
Pada sambungan gelagar utama dengan gelagar melintang digunakan baut mutu baja 8.8 jenis sambun
tampang satu
- Tegangan dasar izin : 4,267.000 kg/cm 2
- Diameter : 2.549 cm
107
- t = 0.6 x sd = 2,560.200 kg/cm 2
- s tp = 1.2 x sd = 5,120.400 kg/cm 2
maka S1 > S2
Baut yang digunakan adalah dari baja mutu 8.8 dengan jenis sambungan tampang satu
- Tegangan dasar izin : 4,267.000 kg/cm 2
- Diameter : 2.549 cm
107
Ngs = 0.25 x p x d2 x s izin 0.60 x 2.00
= 0.25 x p x 2.55 x 2
4,267.00 0.60 x 2.00
Ngs = 26,116.39 kg
e2 = 1,383.19 cm 2
N 1 = 8,723.57
1/2 x 8,723.57
=
0.25 p 2.55 2
86,188.00 / 8.00
=
0.25 p 2.55 2
e2 = 7.47 2 + 5.00 2
= 80.80
R x W x e1
N1 =
e2
N 1 = 107,922.736 kg
107
1/2 x 10,773.50
=
0.25 p 2.55 2
V
t geser =
1/4 p d 2
10,773.50
=
0.25 p 2.55 2
Gaya horizontal
R x W
H =
t
84,197.00 x 5.00
=
2.00 x 10.16
H = 20,717.766 kg
107
Resultan Gaya didapat :
D = 21,049.25 2
+ 20,717.77 2
D = 29,534.670 kg/cm2
Perhitungan plat buhul ditinjau pada titik tengah bentang jembatan atau batang yang mengalami g
maksimum, yaitu pada titik buhul tengah jembatan. Gaya yang bekerja pada titik buhul diperlihat
pada gambar berikut
- P = R + D cos a
= 137,491.858 + 39,062.382 cos 0 o
P = 176,554.239 kg
- M = E x P
= 15.00 x 176,554.239
M = 2,648,313.585 kg cm
137,491.858 2,648,313.585
= +
107
= +
0.80 x ( 4 x 60 ) 2,400.000
Perletakan (landasan) untuk jembatan ini direncanakan dari karet elastomerik bearing pads dengan m
bahan yang digunakan adalah ST.52 duro meter hardness dengan Modulus Elastisitas Geser adal
110 PSI = 7.733 kg/cm
Kombinasi pembebanan
Vt = Vm + Vh
= 53.900 + 2.592
= 56.492 ton
a. Lebar perletakan
Gelagar melintang terletak di atas elastomerik sehingga lebar dari elastomerik diambil sama den
bagian bawah gelagar melintang. Gelagar melintang DIN 70 dengan lebar bawah 30 cm , den
demikian lebar elastomerik ( w ) = 30 cm
b. Panjang Perletakan
107
Akibat beban mati
Vm 53,900.00
L = = = 51.114 ~ 11.00
w x f c' 30.00 x 35.15
c. Tebal Perletakan
Tebal perletakan berdasarkan safe factor ( sf ) dan untuk memperoleh compresive starih yang re
dah diambil SF = 3 , maka tebal perletakan dapat dicari yaitu :
L x w
SF =
2t x (L+w)
11.000 x 30.000
3 =
2t x 11.000 + 30.000
11.000 x 30.000
2t =
3.000 11.000 + 30.000
t = 1.341 cm
107
P
F perlu =
s x 0.80
338.43
=
### x 0.80
F perlu = ### cm 2
107
BAB
EMPAT ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
RHITUNGAN SAM BUNGAN ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz
107
g tersebut dianggap sendi - sendi
cm
cm
kg/m
107
0.097
cm
cm
kg/m
107
cm
cm
107
kg/m
0.395
107
ntang. Lendutan dihitung berda-
ng akibat beban dihitung berda-
107
baut mutu baja 8.8 jenis sambungan
107
tan baut ditinjau terhadap geser )
107
atau batang yang mengalami gaya
erja pada titik buhul diperlihatkan
30
107
omerik bearing pads dengan mutu
Modulus Elastisitas Geser adalah
107
cm
107
BAB
LIMA
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menyelesaikan perhitungan perencanaan jembatan baja ini dapat diambil beberapa kesim -
pulan yang terkait dengan perhitungan perencanaan dan penggunaan bahan
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan cara mendimensi batang dgn memakai gaya maksimum didapat berat rangka
20.847 ton, sedangkan dengan mendimensi menurut gaya masing - masing didapat berat batang
18.590 ton, maka didapat penghematan berdasarkan pendimensian 10.826%
- W1 = Berat total batang dihitung berdasarkan gaya batang terbesar 20.847 ton
- W2 = Berat total batang dihitung berdasarkan gaya masing - masing
batang 18.590 ton
- W3 = Berat total dimensi batang dihitung berdasarkan gaya penye-
ragaman batang 23.000 ton
1 raling sandaran direncanakan dari fropil pipa baja dengan mutu ST 52 sebagai berikut
- 1'Diameter luar = 14.130 cm
- dari tabel PPPJJR-1987) didapat
- diameter dalam =12.87 cm
- berat = 6.780 cm
- tegangan ijin 2400.000 kg/cm2
2 tiang sandaran rencanakan dari pipa baja standar dengan ukuran yang sama dengan ralling
- diameter luar = 14.130 cm
dari tabel papov didapat 1984 didapat
- diameter dalam = 12.820 cm
- berat = 6.780 kg/m
- tegangan ijin = 2400.000kg/cm2
3 beban hidup yang bekerja adalah muatan ''D'' yaitu muatan jalur lalu lintasyang terdiri dari muatan
terbagi rata (q) sebesar (p) t/m dan muatan garis p = 12000 ton, melintang jalur lalu lintas. Bagian dari m
111
111
111
5.2 SARAN
- dalam perencanaan jembatan rangka baja di indonesia sebaik digunakan proful yang yang datanya
terdapat pada tabel mutu baja standar indoesia yang mudah di dapat walaupn terdapat terdapat perbedaan
- Untuk mendimensi suatu jembatan baja perlu diperhatikan panjang jarak titik buhul, sebab panjang ini
sangat menentukan faktor tekuk dan sangat mempengaruhi besarnya momen inersia maksimum suatu
batang yang dibutuhkan .
- Untuk merencanakan jembatan baja harus diperhatikan biaya dan cara mendimensi tiap - tiap profil
dengan gaya yang bekerja pada profil tersebut .
- pada saat perencangan , sebaiknya direncanakan dengan profil yang sergam. Tujanna adalah untuk
memudahkan pemasangan dilpangan.
111
BAB
LIMA ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
IMPULAN DAN SARAN ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz
111
proful yang yang datanya
aupn terdapat terdapat perbedaan
111