Salah satu kriteria dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat banyak atau
Multi Storey Building adalah kekuatan dan perilaku yang baik pada struktur akibat beberapa
tahapan pembebanan. Salah satu tahapan pembebanan yang kritis adalah pembebanan gempa.
Akibat gempa bumi yang terjadi, struktur akan berespon terhadap gaya yang bekerja padanya
sesuai dengan tingkat kekakuan struktur tersebut hingga mencapai keruntuhannya. Dalam
perencanaan bangunan tahan gempa, struktur diharapkan dapat berespon dengan baik
terhadap beban gempa yang bekerja pada struktur tersebut sehingga dapat menjamin
bangunan tersebut tidak rusak karena gempa-gempa kecil dan gempa sedang serta tidak
runtuh akibat gempa yang besar. Untuk struktur bangunan gedung tahan gempa, harus
dirancang dapat menahan beban gempa kecil, sedang, maupun besar. Oleh karena itu,
bangunan gedung harus didesain agar mampu berdeformasi daktail. Struktur daktail adalah
struktur yang mampu mengalami simpangan yang besar pasca fase elastis, sehingga struktur
mampu tetap bertahan walaupun sudah berada di ambang keruntuhan. Diagram beban-
simpangan suatu struktur gedung yang direncanakan diberi suatu daktilitas tertentu (struktur
daktail), berdasarkan konsep simpangan maksimum , dapat divisualisasikan seperti
ditunjukkan dalam gambar berikut
Pada tahun 2003 telah muncul peraturan baru yaitu SNI 03-2847-2002 tentang Tata
cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung. Peraturan ini berbeda dengan
peraturan yang lama terutama tentang desain beton bertulang tahan gempa. Pada peraturan ini
dikenalkan beberapa sistem perencanaan bangunan gedung tahan gempa.
Salah satu sistem struktur yang dipakai dalam perencanaan bangunan tahan gempa
adalah Special Moment Resisting Frame dimana dalam peraturan baru SNI 032847-2002
dikenal dengan nama Sistem Rangka Pemikul momen khusus. Di dalam perencanaan struktur
dengan Special Moment Resisting Frame, komponen komponen struktur dan join-joinnya
menahan gaya gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial.
1. Ruang Lingkup
Komponen struktur lentur pada SRPMK harus memenuhi syarat-syarat
dibawah ini:
1) Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen struktur tidak boleh melebihi
0,1Agfc.
2) Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali
tinggi efektifnya.
3) Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3.
4) Lebarnya tidak boleh:
a. Kurang dari 250 mm
b. Lebih lebar dari lebar komponen struktur pendukung (diukur pada
bidang tegak lurus terhadap sumbu longitudinal komponen struktur
lentur) ditambah jarak pada tiap sisi komponen struktur pendukung
yang tidak melebihi tiga perempat tinggi komponen struktur lentur.
2. Daktilitas Struktur
Daktilitas struktur gedung pada peraturan lama SNI T 15 dinyatakan dalam faktor
jenis struktur K, SNI 1726 sekarang memakai 2 parameter daktilitas struktur yaitu
faktor daktilitas simpangan dan faktor reduksi gempa R. menyatakan ratio
simpangan diambang keruntuhan m dan simpangan pada terjadinya pelelehan
pertama. R adalah ratio beban gempa rencana dan beban gempa nominal. R ini
merupakan indikator kemampuan daktilitas struktur gedung. Untuk struktur Spesial
moment Resisiting Frame R ditentukan sebesar 8,5 dengan sebesar 5,3 yang
berarti bahwa kinerja struktur gedung pada taraf daktail penuh.