Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini membahas tentang analisis struktur dengan metode distribusi
momen. Metode ini melakukan distribusi (pembagian) momen dan induksi terhadap
momen primer sebanyak beberapa putaran guna mendapatkan keseimbangan di
setiap titik simpul.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari tujuan dari makalah ini adalah :
Agar dapat memahami dan mengerti tentang pembahasan modul metode
distribusi momen.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami konsep Metode Distribusi Momen
2. Memahami dan mengerti cara menghitung momen primer, faktor kekakuan, dan
faktor distribusi momen
3. Memahami dalam menganalisis tabel distribusi momen (cross)

BAB II
DASAR TEORI

1
2.1 Pengertian Umum
Analisis struktur dengan metode distribusi momen pertama kali diperkenalkan
oleh Harry Cross pada tahun 1933 dalam bukunya yang berjudul "Analysis of
Continous Frames by Distributing Fixed-End Moments", dan disebarluaskan oleh
ilmuan lainnya. Metode distribusi momen juga dikenal sebagai metode Cross.
Metode ini merupakan salah satu metode yang dipakai untuk analisis struktur balok
menerus dan portal statis tak tentu.

Metode distribusi momen didasarkan pada anggapan sebagai berikut:


1. Perubahan bentuk akibat gaya normal dan gaya geser diabaikan, sehingga
panjang batang-batangnya tidak berubah.
2. Semua titik simpul (buhul) dianggap kaku sempuma.

Dalam proses analisis, metode ini melakukan distribusi momen dan induksi
(carry over) terhadap momen primer (Fixed End Moment) sebanyak beberapa
putaran (iterasi) guna mendapatkan keseimbangan di setiap titik simpul. Hal ini
dilakukan karena momen-momen primer yang bekerja di setiap tumpuan maupun
simpul suatu struktur tidak sama besarnya, sehingga simpul tidak seimbang. Untuk
mendapatkan keseimbangan simpul melakukan perputaran, sehingga momen-
momen primer di tiap simpul melakukan distribusi (pembagian) sampai jumlah
momen primer di masing-masing simpul sama dengan nol. Proses distribusi dan
induksi secara manual dapat dilakukan sebanyak empat putaran (iterasi), dan
dianggap semua simpul sudah seimbang atau mendekati nol.

2.2 Konsep Dasar Metode Distribusi Momen


Apabila suatu balok menerus memikul beban-beban yang bekerja,
tanggapan deformasinya tidak akan mengandung rotasi sumbu batang yang tak

2
diketahui, sedangkan titik hubung pada suatu kerangka kaku dapat mempunyai
atau tak mempunyai kebebasan untuk menjalani translasi yang tak diketahui
besarnya. Tanggapan gaya dari suatu balok menerus atau kerangka kaku tanpa
translasi titik hubung yang tak diketahui telah secara lengkap didefinisikan oleh
rotasi-rotasi titik hubung yang tak diketahui, seperti rotasi B, C, dan D pada
Gambar 6.1a. Secara fisik dapatlah dipahami bahwa momenmomen pengunci
dapat dikerjakan di titik-titik hubung B, C, dan D untuk mempertahankan
kemiringan nol di B, C, dan D, sebagaimana ditunjukkan oleh kondisi-kondisi
terjepit pada Gambar 6.1b. Dalam kenyataannya, besar dan arah momen-momen
pengunci ini telah diketahui sebelumnya sebagai fungsi dari beban-beban yang
bekerja. Apabila momen pengunci di salah satu titik hubungnya dilepaskan, titik
hubung itu akan berotasi.
Rotasi ini akan menimbulkan perubahan-perubahan tidak hanya pada momen-
momen di ujung-ujung batang yang masuk ke titik hubung yang dibebaskan itu,
tetapi jugha pada momen-momen pengunci dikedua titik hubung yang
bersebelahan langsung dengan titik hubung yang dibebaskan tersebut. Jika tiap-
tiap titik hubung dibebaskan secara berturut-turut dan dikunci kembali, serta
proses ini diulangi, suatu saat akan tercapailah keadaan bahwa setriap titik
hubung telah mencapai nilai total yang diperlukannya pada tanggapan deformasi
akhir, maka momen-momen penguncinya akan disebarkan atau didistribusikan
ke seluruh struktur melalui penjumlahan berturut-turut rotasi-rotasi titik
hubungnya, dari sinilah nama distribusi momen berasal.

2.3 Faktor
Kekakuan, Faktor
Pemindah dan Faktor Distribusi

3
Apabila momen searah jarum jam MA dikerjakan di ujung bersendi suatu batang
lurus bermomen inersia tetap yang bersendi di salah satu ujungnya serta terjepit di
ujung lainnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6.2a, rotasi A di tumpuan
sendi dan momen MB di tumpuan jepitnya dapat dicari.

Pisahkan diagram momen lentur pada Gambar 6.2a menjadi diagram-diagram


momen lentur pada Gambar 6.2b dan Gambar 6.2c, terapkan teorema balok padanan
untuk mendapatkan B1 dan B2, kemuadian samakan B dengan nol.

4
Maka untuk bentangan AB yang bersendi di A dan terjepit di B, suatu rotasi
searah jarum jam dapat ditimbulkan dengan mengerjakan momen searah jarum jam
MA = (4EI/L) B di A, yang gilirannya akan menimbulkan momen searah jarum
jam, MB = MA di B. Ekspresi 4EI/L tersebut disebut faktor kekakuan, yang
didefinisikan sebagai momen di ujung dekat yang menyebabkan rotasi satuan di
ujung dekat tersebut apabila ujung jauhnya terjepit. Bilangan + adalah faktor
pemindah yang didefinikan sebagai angka pembanding dari momen di ujung jauh
terjepit terhadap momen di ujung dekat yang berotasi. Rotasi-rotasi searah jarum jam
di titik-titik hubung dan momen-momen searah jarum jam yang bekerja di

ujung-ujung batang dianggap bernilai positif di dalam metode distribusi momen


sama seperti di dalam metode defleksi kemiringan.

(a) Balok menerus

5
Suatu balok menerus ABC pada Gambar 6.3, faktor kekauan bentangan BA
adalah 4E(5I)/10 = 2EI, dan faktor kekakuan bentangan BC adalah 4E(4I)/12 =
1,33EI. Maka 2EI/(2EI + 1,33EI) = 0,6 bekerja pada BA, dan 1,33EI/(2EI + 1,33EI)
= 0,4 bekerja pada BC. Bilangan-bilangan 0,6 dan 0,4 tersebut disebut faktor
distribusi, yang didefinisikan sebagai angka pembanding yang mendistribusikan
ketidakseimbangan total di titik hubung yang bersangkutan ke ujung-ujung batang
yang bertemu di titik hubung tersebut, atau dengan kata lain perbandingan kekakuan
batang yang ditinjau terhadap jumlah kekakuan batang pada suatu titik hubung.

Kekakuan batang yang diselaraskan diperlihatkan pada Gambar 6.4. Untuk


tumpuan sendi kekakuan sama dengan 3EI/L, sedangkan untuk tumpuan jepit
kekakuan sama dengan 4EI/L. Jadi untuk sembarang ujung batang yang ujung
-ujungnya sendi, faktor kekakuan bernilai kali faktor kekakuan batang yang ujung-
ujung jauhnya jepit. Untuk empat batang AB, CB, DB, dan EB yang bertemu di titik
hubung kaku B, faktor distribusi batang adalah:

6
2.2 Beberapa Momen Didalam Metode Cross
Beberapa pengertian yang digunakan dalam metode distribusi momen, yaitu
momen primer, momen induksi, dan distribusi momen. Berikut ini akan diuraikan
satu persatu.

1. Momen Primer
Momen primer adalah momen yang terjadi pada ujung batang sebagai akibat
dari beban-beban yang bekerja di sepanjang batang. Besarnya momen primer
sama dengan momen jepit (momen reaksi) dengan tanda atau arah yang
berlawanan. Dengan kata lain, momen jepit atau momen reaksi merupakan
kebalikan dari momen primer.
Momen primer biasanya digambarkan melengkung ke luar pada bagian dalam
ujung batang dengan arah tertentu sesuai dengan pembebanan. Arah momen
primer ditentukan berdasarkan kecenderungan melenturnya batang, seolah-olah
batang akan patah akibat momen yang bekerja di ujung batang. Dilain pihak,
momen jepitan atau momen reaksi merupakan kebalikan dari momen primer,
disebut juga sebagai momen perlawanan (Gambar 1).

Gambar 1 Momen Primer dan Momen Reaksi


2. Faktor Distribusi Momen
Apabila struktur portal bekerja momen primer sebesar M' di simpul A (Gambar 2),
maka di masing-masing ujung batang simpul A akan terjadi distribusi momen sebesar
MAB, MAC, dan MAD dengan arah berlawanan dengan momen primer M'. Hal ini
terjadi karena simpul A kaku sempurna, sehingga batang-batang berputar menurut garis
elastisnya guna mendapatkan keseimbangan.
Berapa besar faktor distribusi momen dan momen distribusi yang terjadi di ujung A
untuk masing-masing batang? Untuk menyelidiki hal ini batang struktur dapat

7
diselidiki berdasarkan gambar portal berikut ini.

Gambar 2 Distribusi Momen

Jika diamati Gambar 2, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar
akibat pengaruh MAB, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar akibat
pengaruh MAC, dan pada batang AD terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar akibat
pengaruh MAD. Jadi, keseimbangan simpul A, yaitu:

M' = MAB + MAC + MAD.

Apabila kAB, kAC, dan kAD merupakan faktor kekakuan masing-masing batang
AB, AC, dan AD, maka:

MAB = kAB ;MAC = kAC ; MAD = kAD

Jadi:
M' = (kAB + kAC + kAD)

M = kA .

= M' / kA

Dengan demikian, diperoleh:

8
MAB = MAC = MAD=

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Faktor distribusi (FD) adalah perbandingan kekakuan batang (k) dengan kekakuan
batang total di titik simpul (k).
Jadi, faktor distribusi FD = k / k
2. Momen distribusi (MD) adalah hasil perkalian faktor distribusi dengan rnomen
primer (M').
Jadi, momen primer MD= M . FD
. 3 Faktor kekakuan batang dan momen induksi
Untuk mengetahui faktor kekakuan batang dan momen induksi pada portal
(Gambar 3), dapat diuraikan berdasarkan rumus slope deflection (sudut kemiringan
lendutan) pada masing-masing jenis batang.
Batang AC:

Gambar 3 Batang AC

Batang prismatis AC dengan tumpuan jepit-jepit, bekerja momen distribusi sebesar


MAC di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar . Sedangkan, ujung
B (tumpuan jepit) berhak menerima momen induksi sebesar MCA dengan arah yang
sama. Dengan demikian, diperoleh persamaan:
1- 1= dan 2- 1=0

Akibat pengaruh memen distribusi MAC saja akan menimbulkan sudut kemiringan

9
lendutan pada kedua ujung batang sebesar:

Selanjutnya, pengaruh momen induksi MCA saja akan menimbulkan rotasi dengan
sudut kemiringan lendutan pada kedua ujung batang sebesar:

Dengan demikian:

Apabila radian, maka:

Persamaan ini menunjukkan bahwa ujung A memberi induksi pada ujung C sebesar
setengah momen distribusi (1/2 M) dengan arah yang sama. Selanjutnya, nilai momen
MAC telah menyebabkan terjadinya rotasi hingga membentuk sudut kemiringan lendutan
di ujung A sebesar . Nilai momen ini disebut sebagai kekakuan batang AC yang diberi
notasi kAC. Dengan demikian, kekakuan batang AC (tumpuan jepit-jepit) dapat diketahui
dengan rumus: kAC = 4EI/LAC,
Batang AD:

10
Gambar 4 Batang AD

Batang prismatis AD dengan tumpuan jepit-sendi, bekerja momen distribusi sebesar


MAD di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar A. Sedangkan,
ujung D tidak berhak menerima momen induksi karena jenis tumpuan sendi (momen

induksi sama dengan nol). Dengan demikian, diperoleh persamaan; A1 - A1 = A

Akibat pengaruh memen distribusi MAD akan menimbulkan rotasi dengan sudut
kemiringan lendutan pada ujung batang A sebesar:

; dimana , maka:

Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai momen MAD merupakan nilai yang
dibutuhkan hingga menyebabkan terjadinya rotasi di ujung A (ujung D sendi), sehingga
membentuk sudut kemiringan lendutan di ujung A sebesar A. Nilai momen ini disebut
sebagai kekakuan batang AD yang diberi notasi kAD. Dengan demikian, kekakuan
batang AD (tumpuan jepit-sendi) dapat diketahui dengan rumus: kAD = 3EI/LAD.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-jepit : k = 4EI/L
2) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-sendi: k = 3EI/L

Contoh - contoh soal dan pembahasan

Contoh Soal 1:

11
Diketahui balok menerus statis tertentu dengan bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti
Gambar, hitunglah momen reaksi di titik tumpuan maupun simpul sepanjang balok
dengan metode Distribusi Momen (Cross).

Gambar Contoh Soal

Peyelesaian:
a. Momen primer masing-masing bagian balok:
MAB = -MBA = l/12.q .L2
= 1/12. 5. 52 = 10,416 kNm
MBC = -MCB = P.a.b2/L2
= 4.3.32/62 =11,25 kNm

b. Faktor kekakuan dan distribusi momen


Distribusi momen hanya terjadi di titik simpul. Oleh karena itu faktor kekakuan
batang dan distribusi momen masing-masing batang hanya ditinjau pada titik simpul
saja.
Simpul B:
Kekakuan batang :

Faktor distribusi :

12
c. Distribusi momen:
Untuk mendapatkan keseimbangan momen dilakukan distribusi momen pada
masing-masing simpul dengan bantuan tabel cross. Sedapat mungkin tabel cross
dirancang sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Tempatkan titik simpul dan batang
dengan posisi yang tepat pada tabel, sehingga memudahkan proses distribusi dan
induksi momen. Posisi batang yang sejenis sedapat mungkin diusahakan
berdampingan agar proses induksi tidak menyulitkan. Dalam hal ini proses distribusi
dan induksr momen cukup dilakukan hingga ernpat kali putarari (dianggap
mendakati nol).

TABEL DISTRIBUSI MOMEN (CROSS)


SIMPUL - BA

13
BATANG AB BA BC CB

FD - - 0,571 -0,429 -

MPRIME 10,416 - 10,416 11,25 - 11,25


R

MD1 -0,238 - 0,476 -0,358 - 0,179


MI1
MD2 - - - -
MI2
MD3 - - - -
MI3
MD4 - - - -

M TOTAL 10,178 - 10,892 10,892 - 11,429

MREAKSI -10,178 10,892 -10,892 11,429

Contoh soal 2:
Diketahui balok menerus statis tertentu dengan bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti
Gambar, hitunglah momen reaksi di titik tumpuan maupun simpul sepanjang balok
dengan metode Distribusi Momen (Cross).

14
Gambar Contoh Soal 2 masing-masing bagian balok:

Peyelesaian:
a. Momen primer

MAB = -MBA = l/12.q .L2 = 1/12. 4 . 62 = 12 kNm

MBC = -MCB = l/12.q .L2 + P.a.b2/L2 + P.a2.b/L2


= 1/12. 1 .122 + 4 .3 .92/122 + 4.9 .32/122 = 21 kNm
MCD = P.a (L2-a2) / 2L2
= 10 .6 (92 - 62) / 2 .92 = 13,333 kNm

b. Faktor kekakuan dan distribusi momen


Distribusi momen h anya terjadi di titik simpul. Oleh karena itu faktor kekakuan
batang dan distribusi momen masing-masing batang hanya ditinjau pada titik simpul
saja.
Simpul B:
Kekakuan batang :

Faktor distribusi :

Simpul C
Kekakuan batang :

15
Faktor distribusi :

c. Distribusi momen:
Untuk mendapatkan keseimbangan momen dilakukan distribusi momen pada
masing-masing simpul dengan bantuan tabel cross. Sedapat mungkin tabel cross
dirancang sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Tempatkan titik simpul dan batang
dengan posisi yang tepat pada tabel, sehingga memudahkan proses distribusi dan
induksi momen. Posisi batang yang sejenis sedapat mungkin diusahakan
berdampingan agar proses induksi tidak menyulitkan. Dalam hal ini proses distribusi
dan induksi momen cukup dilakukan hingga empat kali putaran (dianggap mendakati
nol).

TABEL DISTRIBUSI MOMEN (CROSS)


SIMPUL - B C
BATANG AB BA BC CB CD DC
FD - - 0,667 - 0,333 -0,5 -0,5 -
M 12 -12 21 -21 13,333 0
PRIMER
MD1 - - 6,000 -3,000 3,840 3,840 -

16
MI l 3,000 - 1,920 -1,500 - -

MD2 - -1,281 -0,640 0,750 0,750 -


MI2 -0,641 - 0,380 -0,320 - -
MD3 - -0,250 -0,130 0,160 0,160 -
MI3 -0,125 - 0,080 - 0,065 - -
MD4 -0,003 -0,005 -0,003 0,033 0,033 -
M TOTAL 8,231 - 19,536 19,607 - 18,102 18,116 0
MREAKSI 8,231 19,536 -19,607 18,102 -18,116 0

Contoh Soal 3:
Diketahui balok menerus statis tertentu dengari bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti
pada Gambar , hitunglah momen reaksi di titik tumpuan maupun simpul sepanjang balok
dengan metode Distribusi Momen (Cross).

17
Gambar 3.7 Contoh Soal 3
Peyelesaian:
a. Momen primer masing-masing bagian balok:
MAB = -MBA = l/12.q .L2 = 1/12. 2.82 = 10,667 kNm

MBC = q/L2 + Pab2/L2

= 2/102[(1/3.10 .103 1/4.104) - (1/3.10.63 1/4.64)] + 8.7.32 /102


=13,787 kNm
MCB = - [q/L2 + Pa2b/L2

= - [2/102 (1/3.10 .43 1/4. 44) + 8 .72.3 /102] = -14,747 kNm

MCD = Pab2/L2
= 7.3.52/82 = 8,203 kNm
MDC = - Pa2 b/L2
= -7.32.5/82 = -4,922 kNm

b. Faktor kekakuan dan distribusi momen


Distribusi momen hanya terjadi di titik simpul. Oleh karena itu faktor kekakuan
batang dan distribusi momen masing-masing batang hanya ditinjau pada titik simpul
saja.
Simpul A:
Kekakuan batang :

Catt: batang AE tidak memiliki kekakuan, karena ditumpu satu


tumpuan saja (balok kantilever)
Faktor distribusi :

Simpul B:

18
Kekakuan batang :

Faktor distribusi :

Simpul C:
Kekakuan batang :

Faktor distribusi :

c. Distribusi momen:
Untuk mendapatkan keseimbangan momen dilakukan distribusi momen pada
masing-masing simpul dengan bantuan tabel cross. Sedapat mungkin tabel cross
dirancang sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Tempatkan titik simpul dan batang
dengan posisi yang tepat pada tabel, sehingga memudahkan proses distribusi dan
induksi momen. Posisi batang yang sejenis sedapat mungkin diusahakan
berdampingan agar proses induksi tidak menyulitkan. Dalam hal ini proses distribusi

19
dan induksi momen cukup dilakukan hingga empat kali putaran (dianggap mendakati
nol).

TABEL DISTRIBUSI MOMEN (CROSS)


SIMPUL A B C
BATANG AE AB BA BC CB CD DC
FD 0 -1 -0,560 -0,440 -0,440 -0,560 -
M PRIMER -4 10,667 - 10,667 13,787 - 14,747 8,203 -4,922
MD1 - -6,667 -1,747 -1,373 2,879 3,664 -
MI l - -0,874 -3,333 1,440 -0,666 - 1,832
MD2 - 0,874 1,061 0,833 0,302 0,384 -
MI2 - 0,530 0,437 0,151 0,417 - 0,192
MD3 - -0,530 - 0,329 -0,259 -0,183 -0,233 -
M33 - -0,165 -0,265 -0,092 -0,129 - 0,117
MD4 - 0,165 0,200 0,157 0,057 0,072 0,036
M TOTAL -4 4 -14,644 14,644 - 12,091 12,091 -2,978
M REAKSI 4 -4 14,644 -14,644 12,091 -12,091 2,978

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode Distribusi Momen ini dilakukan dengan distribusi (pembagian) momen
dan induksi terhadap momen primer sebanyak beberapa putaran guna mendapatkan
keseimbangan di setiap titik simpul. Semua materi mengenai Metode Distribusi
Momen akan dapat dimengerti setelah kita mengetahui, mempelajari dan memahami
materi dan contoh-contoh yang diberikan.

20
21

Anda mungkin juga menyukai