Anda di halaman 1dari 8

Struktur Beton II - PELAT

BAB 2. PERENCANAAN PELAT BETON


MENURUT
PBI 1971
2.1

TINJAUAN UMUM PERENCANAAN

Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2 atau


lebih dikenal dengan PBI 1971, perencanaan beton bertulang
harus

memenuhi

beberapa

persyaratan,

baik

persyaratan

metoda perencanaan, analisis struktur, maupun persyaratan


pembatasan-pembatasan yang lainnya. Metoda utama yang
digunakan pada PBI 1971 adalah Metoda Tegangan Kerja
(Working Stress Method).
Metoda ini terpusat pada beban layan (service load), suatu unsur
struktur direncanakan sedemikian sehingga tegangan yang
diakibatkan oleh aksi dari beban layan dan yang dihitung secara
mekanika dari unsur-unsur elastis, tidak melampaui suatu harga
izin

yang

ditetapkan

lebih

dahulu

(Wang,

1985).

Metoda

tegangan kerja dapat dinyatakan sebagai berikut :


f tegangan diijinkan, fijin
dimana :
f

= tegangan yang dihitung secara elastis,


misalnya dengan menggunakan rumus lentur f

Mc
I

untuk balok.
fijin

= tegangan ijin atau tegangan batas,


sebagai suatu prosentase dari kekuatan tekan f c untuk

beton
dan kekuatan leleh fy untuk baja.

13

Struktur Beton II - PELAT


PBI 1971 Pasal 13.3 memuat mengenai pelat persegi dengan
tebal tetap menumpu pada keempat tepinya dengan tumpuan
terbagi merata. Ada 3 (tiga) macam tumpuan atau perletakan
pada tepi-tepi pelat, dapat terletak bebas, terjepit penuh atau
terjepit elastis. Jepitan penuh terjadi, apabila penampang pelat di
atas tumpuan itu tidak dapat berputar akibat pembebanan pada
pelat. Hal ini terjadi misalnya apabila di tepi itu, pelat merupakan
satu kesatuan monolit dengan balok yang relatif sangat kaku,
atau apaila penampang pelat di atas tumpuan itu merupakan
bidang simetri terhadap pembebanan dan terhadap ukuranukuran pelat. Jepitan elastis terjadi, apabila pelat pada tumpuan
itu merupakan satu kesatuan monolit dengan balok pemikulnya
yang relatif tidak terlalu kaku dan sesuai dengan kekakuannya
memungkinkan pelat untuk berputar pada tumpuan itu.
Untuk berbagai jenis keadaan tepi pelat yang masing-masing
tepinya dapat terletak bebas atau terjepit penuh, momenmomen yang terjadi pada pelat dapat dihitung dengan rumus
pada Tabel 2.1. Untuk nilai-nilai antara dari l y/lx dilakukan
interpolasi linier.
Tabel 2.2 memuat rumus untuk menghitung momen-momen
yang terjadi pada pelat, untuk pelat yang tepinya terletak bebas,
menerus atau terjepit elastis. Untuk nilai-nilai antara dari l y/lx
dilakukan interpolasi linier.
Pada tepi pelat yang dalam perhitungannya dianggap tepinya
terletak bebas, dianggap bekerja suatu momen tumpuan yang
besarnya 0,5 dari momen lapangan di arah yang sejajar dengan
tepi pelat tersebut, atau 0,3 dari momen lapangan di arah tegak
lurus dengan tepi pelat tersebut. Tepi-tepi pelat yang menumpu

14

Struktur Beton II - PELAT


pada atau tertanam di dalam tembok, harus dianggap sebagai
tepi yang terletak bebas.

Tabel 2.1 Momen pelat persegi yang menumpu pada


keempat tepinya akibat beban terbagi rata, tumpuan
terletak bebas dan terjepit penuh (Tabel 13.1.1 PBI 1971)

Tabel 2.2 Momen pelat persegi yang menumpu pada


keempat tepinya akibat beban terbagi rata, tumpuan
terletak bebas dan menerus atau terjepit elastis (Tabel
13.1.1 PBI 1971)

15

Struktur Beton II - PELAT

Kedua tabel di atas menunjukkan momen lentur yang bekerja


pada satu jalur selebar 1 meter, masing-masing pada arah-x dan
arah-y.
Mlx

adalah momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x

Mly

adalah momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y

Mtx

adalah momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x

Mty

adalah momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y

Mlix

adalah momen jepit tak terduga (insidentil) per meter lebar di

arah-x
Mtiy

adalah momen jepit tak terduga (insidentil) per meter lebar di

arah-y

Pemakaian tabel di atas dibatasi beberapa syarat sebagai berikut


:
1) Beban terbagi rata;
2) Perbedaan

yang

terbatas

antara

besarnya

beban

maksimum dan minimum pada panel (lekukan) di pelat;


wumin 0,4 wumaks

3) Perbedaan yang terbatas antara beban maksimal pada


panel yang berbeda-beda;
wu min terkecil 0,8 wu maks terbesar

4) Perbedaan yang terbatas pada panjang bentang yaitu


bentang pendek 0,8 bentang terpanjang.
Bila syarat-syarat batas ini terpenuhi, Tabel 2.1 dan Tabel 2.2
akan memberikan nilai yang aman terhadap momen lentur
maksimum. Dalam nilai-nilai ini juga diperhitungkan pengaruh
16

Struktur Beton II - PELAT


panel yang dibebani dan panel yang tak terbebani. Momen jepit
tak terduga di sini dianggap sama dengan setengah momen
lapangan di panel yang berbatasan.
Maka pada arah-x, Mtix = Mlx , pada arah-y, Mtiy = Mly

Bila syarat-syarat tumpuan sepanjang empat tepi sama, yaitu


keempat-empatnya tertumpu bebas atau terjepit, maka pola
penyaluran beban-beban ditunjukkan pada Gambar 2.1. Pola
penyaluran beban untuk pelat persegi dinyatakan dalam bentuk
amplop, dengan menggambarkan gars-garis pada sudut 45
pada empat sudut, sehingga metode ini sering disebut dengan
METODE AMPLOP.
Reaksi pada perletakan berbentuk trapesium pada bagian tepi
yang panjang dengan nilai maksimum

1
wu .l y (Gambar 2.1a)
2 lantai

dan bentuk segitiga pada tepi yang pendek dengan nilai


maksimum

1
wu .l x (Gambar 2.1b).
2 lantai

Bila syarat-syarat tumpuan pada semua tepi tidak sama, maka


reaksi tumpuan terdapat pada tempat-tempat dengan momen
jepit yang terbesar. Pengaruhnya adalah telah diperhitungkan
dengan faktor peningkatan praktis sebesar 1,25. Maka untuk
tepi yang ditumpu bebas berlaku reaksi tumpuan pada Gambar
2.1 sesuai dengan kasus III pada Tabel 2.1. Untuk pelat yang
menerus teina, nilai-nilai pada Gambar 2.1 dikalikan dengan

17

Struktur Beton II - PELAT


faktor 1,25. Karena itu terdapat faktor 1,25 x

1
5
wulantai .l x wulantai .l x
2
8

(lihat Tabel 2.1)

Gambar 2.1 Penyaluran beban ke tumpuan untuk pelat


dua arah dengan syarat-syarat yang sama untuk keempat
tepi
Pada pelat-pelat dengan ly/lx > 2,5 harus diperhitungkan adanya
momen lapangan positif di arah bentang yang panjang sebesar
Mly = + 0,2 Mlx. Kecuali itu, pada tepi yang pendek harus
diperhitungkan adanya momen tumpuan negatif sebesar M ty = 0,6 Mlx apabila pada tumpuan tersebut pelat terjepit elastis atau
menerus, dan sebesar Mty = - 0,3 Mlx apabila pada tumpuan
tersebut pelat terletak bebas. Pada pelat terletak bebas, pada
tepi yang pendek tersebut juga harus diperhitungkan adanya
momen tumpuan positif sebesar Mty = + 0,3 Mlx. Tulangan untuk
memikul momen tumpuan negatif tersebut harus diteruskan
sepanjang minimum 1/5 lx, sedangkan tulangan untuk memikul
tumpuan positif tersebut harus diteruskan sepanjang minimum
lx. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

18

Struktur Beton II - PELAT

Gambar 2.2 Momen-momen di dalam pelat dengan ly/lx >


2,5

Beban-beban yang bekerja pada balok-balok pemikul dari pelat,


untuk semua keadaan tumpuan pelat, dapat dianggap sebagai
beban segitiga pada tepi pendek dan beban trapesium pada tepi
yang panjang dengan intensitas maksimum sebesar

1
q.l x per
2

satuan panjang, seperti terlihat pada Gambar 2.3.

19

Struktur Beton II - PELAT


Gambar 2.3 Beban pelat pada balok-balok pemikul
Dengan q adalah beban mati ditambah dengan beban hidup
terbagi merata per satuan luas pelat.

20

Anda mungkin juga menyukai