Anda di halaman 1dari 17

a.

Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Kolom Lantai 2


Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian kolom lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Ikatan sambungan rangka tulangan kolom dengan stek besi kolom struktur
lantai 1 yang kurang kuat sehingga menyebabkan sambungan besi kolom
lengkung yang dapat dilihat pada gambar 2.67 berikut ini.

Gambar 2.67 Sambungan Besi Kolom Lengkung

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Kolom Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian kolom lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Bagian atas kolom yang lengkung diikat dengan tali lalu ditarik ke arah
yang berlawanan dengan lengkungnya kolom dan juga sambungan besi
kolom digerak-gerakkan ke arah yang berlawanan dengan lengkungnya
kolom sehingga menghasilkan rangka tulangan kolom tegak.
a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Kolom Lantai 2
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting kolom lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Ada beberapa kolom dengan tinggi yang sama yaitu 4.08 m seharusnya
dipasang 5 klem bekisting tetapi hanya dipasang 4 klem bekisting sehingga
jarak klem tidak memenuhi syarat pelaksanaan yang dapat dilihat pada
gambar 2.72 berikut ini.

Gambar 2.72 Jarak Klem Bekisting Tidak Memenuhi Syarat

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Kolom Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting kolom lantai 2 selama
penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Melakukan pekerjaan ulang dalam pemasangan klem bekisting sehingga
memenuhi syarat pelaksanaan.
a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Kolom Lantai 2
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran kolom lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Pada saat pengecoran, concrete elephant trunk mengalami kebocoran karena
concrete elephant trunk tersangkut pada besi kolom lalu sobek yang
mengakibatkan beton tumpah berserakan.
2. Ada beberapa beton pada kolom mengalami keropos yang diakibatkan oleh
pemadatan beton pada saat pengecoran kolom kurang merata yang dapat
dilihat pada gambar 2.77 berikut ini.

Gambar 2.77 Beton pada Kolom Mengalami Keropos

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Kolom Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran kolom lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Mengganti concrete elephant trunk yang sobek dengan yang baru.
2. Melakukan perbaikan terhadap beton yang keropos dengan cara menambal
menggunakan semen yang kental.
a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Balok Lantai 2
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting balok lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Pada balok dengan posisi yang miring dan tembereng balok, dipasang balok
kayu yang sudah usang atau bagian luarnya sudah terlihat keropos yang
nantinya dapat berdampak pada lemahnya kekuatan bekisting dalam
menahan tekanan beton saat pengecoran yang membuat multiplek bekisting
melengkung dan tidak siku.

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Balok Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting balok lantai 2 selama
penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Balok kayu yang sudah usang dapat diganti dengan balok kayu yang lebih
layak digunakan untuk menumpu bekisting balok.
a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Balok Lantai 2
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian balok lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Terdapat beberapa tulangan pokok balok pada bagian atas tengah tidak
terpasang sehingga tidak sesuai dengan gambar kerja.
2. Tidak semua tulangan sengkang balok terikat kawat bendrat pada setiap
sudutnya sehingga ikatan sengkang tidak kuat yang akan berdampak pada
bergesernya tulangan sengkang.

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Balok Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian balok lantai 2
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Melakukan pemasangan terhadap tulangan pokok yang belum dipasang
sehingga sesuai dengan gambar kerja.
2. Melakukan pengikatan pada tiap sudut tulangan sengkang menggunakan
kawat bendrat agar tulangan sengkang kuat dan tidak bergeser sehingga
sesuai dengan jarak sengkang yang tertera pada gambar kerja.

a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Bondek Lantai 2


Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan pelat bondek lantai 2 selama
penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Terdapat kesalahan dalam pemotongan pelat bondek yang dilakukan oleh
pekerja

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Bondek Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan pelat bondek lantai 2 selama
penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Potongan pelat bondek yang salah digunakan untuk sambungan dalam
pemasangan pelat bondek yang kurang di lapangan sehingga dapat
meminimalisir bondek yang terbuang percuma.
a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Wiremesh Pelat Lantai 2
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian wiremesh pelat
lantai 2 selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Terdapat kesalahan dalam pemotongan besi wiremesh yang dilakukan oleh
pekerja
2. Jarak antara besi wiremesh dan lekukan gelombang bondek terlalu jauh
sehingga akan mengambang jika dipasang beton decking dan tidak ada yang
menumpu besi wiremesh jika terjadi tekanan pada bagian tersebut.

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Wiremesh Pelat Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian wiremesh pelat
lantai 2 selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Potongan besi wiremesh yang salah digunakan untuk sambungan dalam
pemasangan besi wiremesh yang kurang di lapangan sehingga dapat
meminimalisir besi wiremesh yang terbuang percuma.
2. Beton decking diganti menggunakan besi Ø10 untuk jarak antara besi
wiremesh dan lekukan gelombang bondek yang terlalu jauh, dapat dilihat
pada gambar 2.93 berikut ini.

Gambar 2.93 Pemasangan Besi Ø10 untuk Selimut Beton Besi Wiremesh
a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat Lantai 2
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran balok dan pelat
lantai 2 selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Pada saat pengecoran, mesin vibrator mati akibat kabel untuk penyaluran
listrik ke mesin vibrator mengalami masalah.
2. Ada beberapa beton pada balok mengalami keropos yang diakibatkan oleh
pemadatan beton pada saat pengecoran balok kurang merata yang dapat
dilihat pada gambar 2.97 berikut ini.

Gambar 2.97 Beton pada Balok Mengalami Keropos

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat Lantai 2


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran balok dan pelat
lantai 2 selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Pihak yang menjalankan tugas bagian MEP melakukan pengecekan
terhadap kabel untuk penyaluran listrik ke mesin vibrator dan mengganti
kabel dengan yang baru sehingga untuk sementara waktu beton dirojok
menggunakan kayu agar merata dan tidak cepat kering.
2. Melakukan perbaikan terhadap beton yang keropos dengan cara menambal
menggunakan semen yang kental.
a. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Atap
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan rangka atap selama penulis
melakukan magang industri, yaitu:
1. Terdapat kesalahan dalam pemotongan baja ringan yang dilakukan oleh
pekerja.
2. Penopang sementara kuda-kuda baja ringan dilepas saat pemasangan reng
yang mengakibatkan kuda-kuda baja ringan agak bergoyang.

b. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Atap


Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan rangka atap selama penulis
melakukan magang industri, yaitu:
1. Dalam pelaksanaannya dilakukan pemotongan baja ringan untuk kuda-kuda
terlebih dahulu sehingga jika terjadi kesalahan, pemotongan baja ringan
dapat digunakan kembali pada pekerjaan penanda posisi baja ringan atau
pekerjaan overstek baja ringan.
2. Dilakukan pemasangan penopang baja ringan pada bagian tengah kuda-kuda
baja ringan sehingga menambah kekuatannya yang dapat dilihat pada
gambar 2.110 berikut ini.

Gambar 2.110 Penopang Bagian Tengah Kuda-Kuda Baja Ringan


2.7.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan Lantai 2
Bata ringan merupakan material bangunan yang fungsinya sama dengan
batu bata merah yakni membuat dinding, dimana material bahan baku bata ringan
menyerupai beton pada umumnya tetapi bobotnya lebih ringan, permukaannya
halus dan bentuknya pun seragam dari segi ukuran dan ketebalannya karena bata
ringan dicetak menggunakan cetakan press beton. Pada proyek pembangunan
gedung SMA N 2 Abiansemal, batu bata ringan yang digunakan memiliki ukuran
60 cm x 20 cm x 12,5 cm setara Citicon dan bahan perekat bata ringan yang
digunakan yaitu MU-382, dimana ketebalan bahan perekat bata ringan 3 mm.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan pasangan dinding bata
ringan yaitu pastikan bata ringan terpasang tegak lurus sesuai dengan posisi
marking yang telah dibuat oleh surveyor sebelumnya dan setiap luas pasangan
dinding bata ringan yang mencapai  12 m2 harus dipasang beton praktis, baik itu
kolom praktis dan balok praktis.
Dalam pekerjaan pasangan dinding bata ringan lantai 2 dikerjakan pada
minggu ke 22 dan 23, dimana pekerjaan pasangan dinding bata ringan memiliki
volume pekerjaan sebesar 824.44 m2.
c. Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan
Lantai 2
Adapun metode kerja dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata
ringan selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
1. Menyiapkan gambar kerja yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Gambar denah lantai 2 Ruang Kelas Baru Tipe II dapat dilihat
pada gambar 2.111, gambar potongan A-A Ruang Kelas Baru Tipe II dapat
dilihat pada gambar 2.112, gambar potongan B-B Ruang Kelas Baru Tipe II
dapat dilihat pada gambar 2.113, dan gambar potongan C-C Ruang Kelas
Baru Tipe II dapat dilihat pada gambar 2.114 berikut ini.
Gambar 2.111 Denah Lantai 2 Ruang Kelas Baru Tipe II

Gambar 2.112 Potongan A-A Ruang Kelas Baru Tipe II


Gambar 2.113 Potongan B-B Ruang Kelas Baru Tipe II

Gambar 2.114 Potongan C-C Ruang Kelas Baru Tipe II

2. Menyiapkan alat, bahan, dan tenaga kerja yang digunakan dalam


pelaksanaan pekerjaan. Alat, bahan, dan tenaga kerja pada pekerjaan
pasangan dinding bata ringan lantai 2 dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut
ini.
Tabel 2.10 Alat, Bahan, dan Tenaga Kerja pada Pekerjaan Pasangan
Dinding Bata Ringan Lantai 2

Alat Bahan Tenaga Kerja


Cetok : 3 unit Bata Ringan Pelaksana : 1 OH
Perekat Bata Ringan
Gerinda : 2 unit Mandor : 1 OH
MU-382
Meteran : 3 unit Benang Pekerja : 6 OH

Palu : 3 unit Kolom Praktis

Ember : 6 unit Balok Praktis

Cangkul : 1 unit

Sekop : 1 unit

Waterpass : 3 unit

3. Pasang benang pada setiap ujung pemasangan bata ringan, dimana


pemasangan bata ringan dilakukan antara kolom, maka pemasangan benang
dilakukan dengan menarik benang dari ujung ke ujung kolom sebagai
patokan kerataan pasangan dinding. Lalu cek pada benang yang dipasang
sebagai patokan pemasangan bata ringan agar sesuai dengan garis marking
pada kolom yang dibuat oleh surveyor sebelumnya.
4. Setiap luas pasangan dinding bata ringan mencapai  12 m2 harus dipasang
kolom praktis dan balok praktis yang bertujuan sebagai perkuatan dari
pasangan bata ringan. Kolom praktis memiliki ukuran 11 x 11 cm dan balok
praktis memiliki ukuran 10 x 15 cm.
5. Pemasangan kolom praktis dapat dilihat pada gambar 2.115 berikut ini.

Gambar 2.115 Pemasangan Kolom Praktis

6. Bata dipasang dengan tegak lurus sesuai garis marking menggunakan


perekat MU-382 dengan ketebalan 3 mm dan pastikan selalu memeriksa
kerataan pasangannya menggunakan waterpass. Kemudian pada saat
pemasangan, bagian atas bata ringan dipukul perlahan menggunakan palu
sampai mencapai elevasi yang diinginkan.
7. Lanjutkan pemasangan bata ringan sampai dengan tinggi maksimum 1
meter, kemudian periksa lagi kelurusan dan ketegakan pasangan bata ringan.
Setelah itu dilakukan pemasangan bekisting kolom praktis dan balok
praktis, lalu dilanjutkan dengan pengecoran kolom praktis sampai dengan
elevasi sesuai gambar kerja. Pemasangan bekisting kolom praktis dan balok
praktis dapat dilihat pada gambar 2.116 berikut ini.
Bekisting balok praktis

Bekisting kolom praktis

Gambar 2.116 Pemasangan Bekisting Kolom Praktis dan Balok Praktis

8. Hasil pemasangan pekerjaan dinding bata ringan dapat dilihat pada gambar
2.117 berikut ini.

Gambar 2.117 Hasil Pemasangan Pekerjaan Dinding Bata Ringan

d. Masalah Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan


Lantai 2
Adapun masalah dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata ringan
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
3. Terdapat kerusakan pada pemasangan bata ringan yang dapat dilihat pada
gambar 2.118 berikut ini.
Gambar 2.118 Kerusakan pada Pemasangan Bata Ringan

4. Terjadi kesalahan dalam pemotongan bata ringan yang dapat dilihat pada
gambar 2.119 berikut ini.

Gambar 2.119 Kesalahan dalam Pemotongan Bata Ringan


e. Solusi Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan Lantai 2
Adapun solusi dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata ringan
selama penulis melakukan magang industri, yaitu:
3. Melakukan perbaikan terhadap bata ringan yang rusak dengan cara
menambal menggunakan semen yang dapat dilihat pada gambar 2.120
berikut ini.

Gambar 2.120 Perbaikan Bata Ringan yang Rusak

4. Potongan bata ringan yang salah digunakan untuk pekerjaan pengresek


dengan memasukkan potongan bata ringan sehingga dapat meminimalisir
bata ringan terbuang percuma yang dapat dilihat pada gambar 2.121 berikut
ini.

Memasukkan potongan
bata ringan pada
pekerjaan pengresek

Gambar 2.121 Potongan Bata Ringan pada Pekerjaan Pengresek

Anda mungkin juga menyukai