Anda di halaman 1dari 12

BAB III

HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN

3. 1 Kegiatan Khusus
Selama kegiatan praktek kerja lapangan berlangsung saya mengawasi
pekerjaan kolom dan balok antara lain kolom utama dan kolom praktis, balok dan
prinsip kerjanya. Mengamati proses pengerjaan perisapan kedua struktur tersebut (
kolom dan balok), pekerjaan pembesian kolom dan balok, bekisting serta
pengedoran, dan serta perawatan kolom dan balok. Saya mengawasi pembangunan
perumahan 2 lantai dengan luas 112,2 m2 di tiap lantainya, tipe 55.
Pada proses pengerjaan, lama waktu pengerjaan sekitar 24 hari, hal tersebut di
karenakan berbagai kendala yang dihadapi seperti hujan, kehadiran tenaga kerja,
material yang kadang lambat tersedia di lokasi, serta kerusakan alat saat pekerjaan.
Adapun tahapan pekerjaan dari judul yang saya ambil sebagai berikut:

A. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan utama
di kerjakan. Pekerjaan persiapan diantaranya adalah penyediaan bahan atau
material yang antara lain yaitu besi beton, pasir, agregat halus dan kasar, semen air
PDAM, dan kayu bekisting. Setelah pekerjaan persiapan masuklah pada pekerjaan
kolom terlebih dahulu baru setelah pekerjaan kolom selesai baru di lanjutkan
pekerjaan balok (setelah pemasangan dinding bata baru proses pengecoran balok
dilakukan). Adapun proses dalam pembuatan kolom dan balok yaitu:

B. Pekerjaan Pengukuran
a. Pekerjaan pengukuran kolom
Setelah pekerjaan persiapan, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
pengukuran. Pekerjaan pengukuran ini mencakup pengukuran dimensi kolom.
Kemudian pengukuran terhadap luasan kolom. Pengukuran ini bertujuan untuk
mengetahui panjang dan lebar kolom untuk kebutuhan pengerjaan bekisting kolom.
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan juga bertujuan untuk tulangan bagian
lapangan, tulangan bagian tumpuan, begel dan sengkang. Ukuran kolom yang
digunakan pada rumah 2 lantai ini yaitu 15x30, dengan ukuran besi yang digunakan
yaitu besi 10 D dan besi 12 D untuk pengikat cincin. Sedangkan untuk
begel/sengkang digunakan besi 8 D.
b. Pekerjaan Pengukuran Balok
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/memastikan kerataan ketinggian
balok dan pelat, agar bangunan simetris dan kuat.
C. Pekerjaan Pembesian
a. pekerjaan pembesian kolom
kolom diawali dengan pemotongan dan pembengkokan besi. Untuk pekerjaan
kolom pada perumahan Bumi Permata Natura Kota Batu ini perakitan tulangan di
lakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat
langsung dipasang dan proses pembuatan kolom berjalan lebih cepat.

Gambar 3.1 Pekerjaan pembesian kolom


Sumber : “lokasi proyek”
b. Pekerjaan pembesian balok
Tahap pembesian pada balok sebagai berikut:
1) untuk pembesian balok pada awalnya dilakukan pabriksasi di los besi
kemudian diangkat mengunakan alat pengangkat dan manual ke lokasi yang
akan di pasang.
2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakan diatas bekisting balok
dan ujung besi balok dimasukan kekolom
3) Pasang beton decking untuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok
lalu diikat.

Gambar 3.2 Pekerjaan pembesian Balok


Sumber : “lokasi proyek”
D. Pekerjaan Pembesiaan
a. Pekerjaan Bekisting Kolom
Pada pekerjaan bekisting kolom dalam proyek ini menggunakan papan randu
tebal 2 cm dan peyangga rangka kolom mengunakan bambu. Adapun
langkahlangkah pembuatan bekisting kolom sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan
Alat yang disiapkan antara lain palu, pensil, meteran, dan gergaji.Sedangkan
bahannya adalah papan randu dan balok berukuran 10 cm dan paku sebagai perekat.
2) Memotong/gergaji papan randu dan balok kayu sesuai ukuran yang ditentukan.
3) Merangkai bekisting kolom yang sudah dipasang sebelumnya
4) Papan randu disambung dengan cara dipaku atau diikat dengan kawat pada
balok-balok yag telah disiapkan sebelumnya.
5) Mengecek kembali kekuatan bekisting yang telah dipasang
Papan tebal
2 cm

Gambar 3.3 Pekerjaan bekisting kolom


Sumber : “lokasi proyek”
b. Pekerjaan Bekisting Balok
Adapun syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan bekisting
antara lain:
1) Bekesting harus menghasilkan konstruksi akhir yang membentuk ukuran dan
batas-batas sesuai dengan gambar rencana.
2) Bekesting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat mencegah kebocoran
adukan.
3) Bekesting harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin
kedudukan dan bentuk yang tetap.
4) Bekesting dalam keadaan lembab atau harus dibasahkan terlebih dahulu
sebelum pengecoran dikerjakan agar air semen tidak meresap pada waktu
pengecoran.
5) Pemasangan bekesting harus rapi dan kaku, sehingga setelah dibongkar akan
memberikan bidang yang rata dan hanya sedikit memerlukan penghalusan serta
celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran
tidak ada air pengecoran yang keluar.
6) Pembongkaran bekesting dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh
konstruksi tersebut. Apabila beban besar, sebaiknya dibuka setelah beton
mencapai umur 28 hari. Apabila pada saat pembongkaran terjadi cacat, maka
harus diperbaiki dengan melapisinya dengan campuran beton yang sama
dengan yang telah ada.
Pemasangan bekisting balok akan dilaksanakan bersamaan dengan
pemasangan bekisting plat lantai, tapi dikerjakan sesuai fungsi masing-masing.
Pekerjaan pertama yang dilakukan untuk membuat bekisting balok adalah
pemasangan gelegar akan mengikuti benang yang telah diukur sesuai permukaan
balok. Pada pekerjaan bekisting, ada beberapa balok yang tidak memerlukan
penopang atau tiang perancah, yaitu pada bagian yang dibawanya pasangan dinding
bata merah, karena penepatan tersebut lansung dinding bata yang menopangnya dan
hanya menggunakan papan setebal 2 cm untuk mengukur sesuai dimensi balok dan
kasu usuk 5/7 untuk mengikat pada setiap ujung balok sehingga kuat dan tidak
goyah atau bergeser pada saat pengecoran.

Gambar 3.4 Pekerjaan bekisting balok


Sumber : “lokasi proyek”
E. Pekerjaan Pengecoran
a. Pekerjaan Pengecoran Kolom

Gambar 3.5 Denah perletakan kolom


Sumber : “lokasi proyek”
Volume kolom = panjang x lebar x tinggi
Volume untuk tiap 1 kolom utama dengan ukuran 15x30 dengan tinggi 6,15 meter.
Adalah sebagai berikut:
1) Kolom utama
Volume kolom utama = panjang x lebar x tinggi
= 0,15 m x 0,30 m x 6,15 m
= 0,27675 m3
Jadi volume untuk tiap satuan kolom = 0,27675 m3
Dalam bangunan rumah tersebut ada 9 buah kolom utama. Jadi, volume untuk 8
buah kolom adalah:
Volume beton kolom utama = volume dalam 1 kolom (m3) x jumlah kolom
= 0,27675 x 8 buah
= 2,214 m3
Jadi total volume beton kolom Utama = 2,214 m3
2) Volume kolom praktis/pembantu 15 x 15 cm
Volume kolom = panjang x lebar x tinggi
= 0,15 x 0,15 x 3,00
= 0,0675 m3
Dalam pembangunan rumah tersebut terdapat 8 kolom pendukung. Jadi volume
beton untuk 8 buah kolom pendukung adalah:
Volume beton kolom Praktis = volume dalam 1 kolom x jumlah kolom pendukung
= 0,0675 x 22 buah
= 1,485 m3
Jadi total volume beton kolom = volume kolom utama + volume kolom pendukung/
praktis
= 2,214 m3 + 1,485 m3
= 3,699 m3

Gambar 3.6 Pekerjaan pengecoran kolom


Sumber : “lokasi proyek”
Pengecoran kolom dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan
tenaga manusia dan bantuan perlatan seperti gerobak sebagai alat pengangkutan
campuran beton dari molen ketempat pengecoran dan ember untuk menuangkan
adukan beton kedalam cetakan beton yang telah disiapkan.
Pemadatan dan pengeteran pada saat pengecoran tidak mengunakan alat
pengeteran seperti vibrator tetapi dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan tenaga manusia. Mutu beton yang digunakan adalah k 250 dengan
perbandingan campuran 1:2:3 yaitu 1 semen, 2 pasir dan 3 kerikil/koral.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengecoran kolom ini
yaitu:
1) Pembersihan lokasi yang akan di cor dari kotoran seperti kawat pengikat
potongan kayu sehingga hal tersebut tidak mengganggu kondisi beton setelah
cor
2) Pemeriksaan bekisting untuk mengetahui bocor atau tidaknya bekisting
tersebut agar menghasilkan beton sesuai dengan ukurannya.
3) Proses penuangan adukan beton dilakukan bersamaan dengan proses
pemadatan. Proses pemadatan beton dalam proyek ini adalah secara manual
dengan menggunakan tongkat besi untuk pemadatan campuran dalam bekisting
Dalam pengecoran kolom terdapat juga proses pengadukan campuran beton
antara lain yaitu 1 semen, 2 pasir, 3 kerikil dan air dalam perbandingan yang telah
ditentukan sehingga siap untuk dicetak. Pengadukan dapat mempengaruhi kualitas
beton yang campurannya direncanakan dengan baik. Meskipun perbandingan
bahan dasar campuran beton sudah tepat tetapi kalau pengadukan kurang tepat
hasilnya tidak akan baik seperti yang diharapkan. Kualitas beton sangat dipengaruhi
oleh ketepatan komposisi campurannya. Beton yang digunakan dilapangan
berbeda-beda tergantung dari fungsinya. Pada proyek pembagunan rumah tinggal
mutu beton untuk kolom yaitu K250.
SKSNI T-15-1991-03 pasal 3.11.16 ayat 4 menyatakan bahwa campuran
diadukan dalam alat yang mampu untuk mengaduk secara mekanis dan beragitasi
dengan menerus yang akan mendistribusikan semua bahan secara merata.
b. Pekerjaan Pengecoran Balok

Gambar 3.7 Denah perletakan balok


Sumber : “lokasi proyek”
Dimensi Balok pada pekerjaan struktur pekerjaan perumahan ini adalah balok
ukuran 15/25 cm.
Panjang balok Keseluruhan: 62,64 m
Volume Balok = panjang balok x lebal balok x tinggi balok
= 62,64 m x 0,15 m x 0,25 m
= 2,349 m3
Jadi total volume balok beton adalah 2,349 m3
Pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat. Peralatan
pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu: molen, vibrator,
bucket dan papan perata. Dalam pengecoran pada perumahan Bumi Permata
Naatura ini dilakukan secara manual dengan kata lain menggunakan tenaga
manusia, hanya campurannya saja yang di mol menggunakan molen/truk mixer.
Adapun langkah-langkah dalam pengecoran balok sebagai berikut:
1) Memasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat, pengecoran
dihentikan pada ¼ bentang dari tumpuan.
2) Lahan dibersihkan dari sampah-sampah kemudian disemprot dengan mesin
compressor untuk menghilangkan debu.
3) Melakukan inspeksi sebelum pengecoran dilakukan.
4) Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump, kemudian beton
ready mix diratakan dengan penggaruk dan cangkul serta dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator secara merata
5) Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran, kemudian diratakan
dengan kayu perata diatas relat agar tinggi peil merata.
6) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan
menggunakan ruskam.
7) Untuk perawatan beton lantai, tebarkan karung goni basah dan disiram air
selama 7 hari berturut-turut atau dengan cara spraying menggunakan curing
compound.
8) Mutu beton yang digunakan adalah K-350

Gambar 3.8 Pekerjaan pengecoran balok


Sumber : “lokasi proyek”
Pekerjaan pengecoran pada proyek pembangunan perumahan bumi permata
natura ini memakai pengadukan dengan cara manual dan mesin molen. Sehingga
kualitas adukan sangat berbeda.
3. 2 Perawatan Beton
Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk
menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan
menjaga kelembaban dan suhu beton, segera setelah proses finishing beton selesai
dan waktu total setting tercapai. Tujuan pelaksanaan curing/perawatan beton
adalah: memastikan reaksi hidrasi senyawa semen termasuk bahan tambahan atau
pengganti supaya dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang
diharapkan dapat tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan
pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam,
sehingga dapat menyebabkan retak.
1. Metode dan lama pelaksanaan curing tergantung dari :
a) jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan tambahan
atau pengganti yang dipakai
b) jenis/tipe dan luasan elemen struktur yang dilaksanakan
c) kondisi cuaca, suhu dan kelembaban di area atau lokasi pekerjaan
d) penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan karakteristik beton
(28 hari atau selain 28 hari, tergantung dari spesifikasi yang ditentukan oleh
Konsultan Perencana/Desain)
2. Kualitas dan durasi/lama pelaksanaan curing/perawatan beton berpengaruh
pada :
a) mutu/kekuatan beton (strength)
b) keawetan struktur beton (durability)
c) kekedapan air beton (water-tightness)
d) ketahanan permukaan beton, misal terhadap keausan (wear resistance)
e) kestabilan volume, yang berhubungan dengan susut atau pengembangan
(volume stability : shrinkage and expansion)
Curing pada proyek pembangunan perumahan bumi permata natura masih
memliki beberapa kekurangan mulai dari bahan pembuat bekisting dan cara
pemasangannya yang kurang baik, sehingga menyebabkan banyak rongga pada
beton struktur.
3. 3 Kendala Atau Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek
Adapun hambatan atau kendala yang di temui selama proses pembangunan
perumahan Bumi Permata Natura tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Kekurangan pekerja pada saat pekerjaan pembesian dan pengecoran kolom
2) Kurangnya pemahaman terkait Pekerjaan yang akan dilaksanakan
3) Keterlambatan material proyek
4) Keterlambatan penyediaan listrik serta air PDAM
5) Cuaca kota Batu yang kurang bersahabat (hujan)
3. 4 Solusi Dan Alternatif
Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk kelancaran proyek tersebut sebagai
berikut:
1) Sebelum memulai proses pembangunan, harus menyediakan pekerja yang
cukup atau memadai berdasarkan tingkat kesulitan masing – masing item
pekerjaan
2) Material proyek harus di kirimkan tepat waktu, atau pembelian satu kali semua
meterialnya, hanya di simpan di gudang kerja, jadi saat habis bisa langsung
digunakan.
3) Listirk dan air merupakan peranan yag sangat penting dalam proses
pembangunan. Diusahakan mengadakan/ menyediakan sebelum proses
penggalian dan pemasangan bowplank
4) Mengenai cuaca, tidak begitu bisa di minimalisir, karena berkaitan dengan
alam yang tidak bisa ditentang oleh manusia.
5) Untuk kondisi tanah ada baiknya di diamkan dulu atau di lakukan pengalian
lebih awal sebelum pembangunan, agar tidak kesulitan saat proses
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai