Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PENGAWASAN PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK PADA
PERUMAHAN RUMAH DUA LANTAI PURI ASTHAGINA BY
PRIMALAND
DI JL. RAYA KETANGI TEGALGONDO, NO. 16, KETANGI,
TEGALGONDO, KEC. KARANG PLOSO, KABUPATEN MALANG,
JAWA TIMUR.

DISUSUN OLEH :
MARTINUS SOKE SAIRO
2020520057

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Laporan praktek kerja lapangan yang di susun oleh

Martinus Soke Sairo Nim 2020520057 telah

Dipertahankan didepan penguji pada tanggal...................2023

Dosen pembimbing Pembimbing Lapangan

Pamela Dinar Rahma, ST, MT Ahmad Muajja Asrori,ST.

NIDN : 0721108503

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil

Dr. Ir Hesty Poerwanto, M.S Handika Setya Wijaya.,S.Pd,MT

NIDN : 0720115703 NIDN: 0709089201

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas Segala Limpah
Rahmatnya Sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Dengan Judul
“Pengawasan Pekerjaan Kolom dan Balok Pada Perumahan Rumah Dua Lantai
Puri Asthagina di Jl.Raya Ketangi tegalgondo no 16. Ketangi tegalgondo, Kec.
Karang Ploso, Kota Malang, Jawa Timur” Dapat Terselesaikan.

Penyusun menyadari bahwa keberhasilan pembuatan laporan ini tidak


lepas dari peran serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan
terselesainya laporan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Hesty Poerwanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2. Bapak Galih Damar Pandulu, ST., MT. selaku Wakil Dekan Fakultas
Teknik Univeritas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
3. Bapak Handika Setya Wijaya, S.Pd., MT. selaku Ketua Program Studi
Teknik Sipil Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
4. Ibu Pamela Dinar Rahma, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing.
5. PT. PRIMALAND ID selaku kontraktor pelaksana.
6. Kedua orang tua, bapak ibu tercinta yang selalu mendukung, memotivasi
dan doa, serta saudra saudari saya
7. Teman teman teknik sipil angkatan 2020
Penyusunan menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat diharapkan untuk penyempurnaan Laporan Kerja Praktek ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Teknik Sipil khususnya dan semua masyarakat pada umumnya.

Malang,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dunia kerja pada masa sekarang ini memerlukan tenaga kerja yang
terampil dibidangnya. Kerja praktek adalah salah satu usaha untuk
membandingkan ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan yang ada dilapangan.
Kerja praktek ini merupakan langkah awal untuk memasuki dunia kerja yang
sebenarnya. Dengan bimbingan dari staf pengajar dan bimbingan dari pekerja
pekerja dilapangan yang berpengalaman mahasiswa dapat menambah
pengetahuan, kemampuan serta pengetahuan langsung bekerja dilapangan dengan
mengadakan studi pengamatan dan pengumpulan data.
Konstruksi beton suatu bangunan adalah salah satu dari berbagai masalah
yang dipelajari dalam pendidikan sarjana teknik sipil, karena mengingat
konstruksi beton adalah alternatife yang dapat dipergunakan pada suatu bangunan
yang dapat ditinjau dari struktur mekanika rekayasa. Kerja praktek ini meliputi
survey langsung kelapangan, wawancara langsung dengan pelaksana proyek atau
pengawas dilapangan setra pihak-pihak yang terkait didalam proyek
pembangunan serta mengumpulkan data-data teknis dan non-teknis yang akhirnya
direalisasikan dalam bentuk laporan, sehingga dapat memperluas wawasan
berfikir mahasiswa untuk dapat mampu menganalisa dan memecahkan masalah
yang timbul dilapangan serta berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan
dihadapi nantinya.
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu program yang wajib diikuti
oleh seluruh mahasiswa di Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang. Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan
(PKL) adalah untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana proyek
pembangunan gedung bertingkat. Dengan adanya pembangunan perumahan dua
lantai Puri Asthagina By Priamaland ini merupakan peluang bagi kami mahasiswa
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (UNITRI) untuk melakukan
pengamatan dengan kata lain Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di programkan

1
2

oleh jurusan kami. Program ini merupakan salah satu pembelajaran bagi
mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, khususnya Teknik sipil.
Penepatan mahasiswa pada suatu proyek kontruksi tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan praktis lapangan yang
lebih luas. Praktek kerja lapangan yang biasa disebut dengan PKL ini adalah salah
satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkronis antara program
pendidikan disekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara lansung di dunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. Pada praktek kerja lapangan (PKL) kami sebagai mahasiswa
teknik sipil di tuntut memahami dan mengetahui proses pelaksanaan pengerjaan
yang sesungguhnya sebagai pengaplikasian ilmu yang kami peroleh ketika berada
kampus,sehingga ilmu yang kami dapatkan dapat berguna setelah lulusnya kami
dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Dalam laporan ini penulis membahas tentang “Pengawasan Pekerjaan
Kolom dan Balok Pada Perumahan Puri Asthagina di Jl. Raya Ketangi
Tegalgondo, No. 16, Ketangi, Tegalgondo, Kec. Karang Ploso, Kabupaten
Malang, Jawa Timur”. Alasan penulis memilih judul ini adalah karena penulis
ingin memahami tentang pemasangan bekisting dalam konstruksi bangunan
proyek, serta dapat memahami sistem kerja yang baik di bidang pelaksanaan
pekerjaan kolom dan balok.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan diangkat dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan dan proses kegiatan pekerjaan kolom dan balok pada
perumahan Puri Asthagina?
2. Apa saja kendala dan permasalahannya ?

1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk memperoleh
pengalaman kerja yang nyata sehingga segala aspek teoritis dapat dipraktekkan
3

selama proses pendidikan formal yang dapat direalisasikan dalam dunia pekerjaan
yang sebernanya.
Tujuan kerja praktek ini antara lain :
1. Membekali dirinya dengan pengalaman bekerja yang sebernanya di
perusahaan/ industri.
2. Menekan teori dan keterampilan yang telah dipelajari di perguruan
tinggi.
3. Memantapkan disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
4. Memperluas wawasan sebagai calon tenaga kerja perusahaan/ industri.
5. Mengenali tipe dari organisasi, manajemen dan operasi yang ada di
dalam proyek serta proses kerjanya.
6. Memperoleh umpan balik dari perusahaan untuk pemantapan dan
pengembangan pendidikan.

1.4. Manfaat Kerja Praktek


Praktek bangunan mempunyai peran yang sangat penting khususnya bagi
mahasiswa berupa pengaplikasian dan penerapan sistem pelaksanaan praktik yang
ada di lapangan sesuai dengan mata kuliah dan metode yang ada di perkuliahan.
1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan.
3. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia Teknik Sipil
4. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang
praktek.
5. Mahasiswa memahami konstruksi bangunan dan setiap komponen
didalam pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok
6. Mahasiswa mampu memahami tentang pemasangan bekisting dalam
konstruksi bangunan proyek, serta dapat memahami system kerja yang
baik di bidang pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok.
1.4.2. Manfaat Bagi Universitas
4

2. Mempererat dan meningkatkan kerja sama antara Universitas sebagai


lembaga pendidikan dengan industri konstruksi serta untuk
memperkenalkan pendidikan di Universitas.
3. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman Praktek Kerja Lapangan.
4. Universitas yang akan dikenal di dunia industry
1.4.3. Manfaat Bagi Jurusan
1. Dapat dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan ilmu dibidang
Teknik Sipil.
2. Menambah perbendaharaan kepustakaan yang berkaitan dengan materi
perkuliahan terutama PKL.
3. Mendapatkan lulusan yang terampil di bidang konstruksi.
1.4.4. Manfaat Bagi Pihak Perusahaan
Adanya Praktek Kerja Lapangan, industri konstruksi akan mendapatkan
masukan-masukan yang dapat diterima di lapangan dan berguna untuk industri
konstruksi.

1.5. Metode pelaksanaan


Metode atau sumber data yang digunakan penulis dalam menyusun
laporan kerja lapangan ini antara lain:
a. Melakukan tanya jawab (interview) secara langsung kepada pengawas
lapangan, pelaksana dan mandor.
b. Secara langsung penulis mengamati (observasi) proses pembuatan atau
pengecoran kolom.
c. Dengan mengambil data dari dokumen proyek, gambar rencana serta buku
literature yang berkaitan dengan penulisan laporan praktek kerja lapangan
ini.
d. Pengarahan atau penjelasan dari dosen pembimbing praktek kerja lapangan.

1.6. Ruang Lingkup Kegiatan


5

Mengingat ruang lingkup kegiatan yang begitu banyak, sedangkan waktu


pelaksanaan kerja praktik yang hanya 1(satu) bulan serta pekerjaan dan ruang
lingkup/permasalahan sangat kompleks dan tidak mungkin penulis mengambil
ruang lingkup/permasalahan secara utuh, untuk itu penulis merasa perlu
membatasi ruang lingkup serta pembahasan. Dalam laporan ini penulis akan
membahas mengenai “Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Kolom dan Balok
pada perumahan Puri Asthagina”.Dalam pekerjaan struktur yang dibahas didalam
pembangunan Perumahan Puri Asthagina adalah pekerjaan struktur kolom dan
balok, adapun lingkup pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Kolom
 Pembuatan bekisting
 Pembesian
 Pengecoran
3. Pekerjaan Balok
 Pembuatan bekisting
 Pembesian
 pengecoran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kegiatan Umum


Adapun kegiatan umum praktek kerja lapangan (PKL) memaparkan
mengenai hal-hal yang bersifat umum dari proyek yang dikerjakan meliputi
definisi proyek yaitu nama proyek tempat praktek, dan lokasi proyek yaitu alamat
lengkap dari proyek tersebut
2.1.1. Definisi Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak
rutin, memiliki keterbatasan waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki
spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya
keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah
organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki
agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa
tercapai. Adapun nama proyek yang diambil sebagai tempat praktek kerja
lapangan adalah Proyek Pembangunan Perumahan untuk hunian pribadi Jl
Ketangi Tegalgondo, No.16 Ketangi Tegalgondo, Puri Asthagina, Kecamatan
Karang Ploso, Kota Malang, oleh PT. Primaland Id. Pelaksanaan pembangunan
perumahan ini, bertujuan untuk menambah sarana dan prasarana serta untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Malang. Dalam hal ini,
mempermudah pelayanan dalam bidang social maupun ekonomi, yang
memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mengurangi biaya dan waktu.
2.1.2. Lokasi dan Waktu
Proyek ini terletak di Jl Raya Ketangi Tegalgondo, No. 16, Ketanigi,
Tegalgondo, Kecamatan Karang Ploso, Kota Malang, Jawa Timur. Pihak yang
bertanggung jawab dalam pengawasan pelaksanaan proyek ini adalah Pimpinan
Proyek Pembangunan Perumahan Puri Asthagina, Kecamatan Karang Ploso, Kota
Malang, Jawa Timur.
Lokasi pelaksanaan praktek kerja lapangan dapat dilihat pada gambar berikut:

6
7

Gambar 2. 1 Lokasi Proyek Kerja Lapangan


Sumber : Google Earth

2.2. Administrasi Proyek


Administrasi proyek adalah suatu bagian manajemen proyek yang
dipergunakan untuk menunjang kelancaran pekerjaan dalam bidang surat
menyurat, pembuka atau tata usaha suatu proyek. Hal ini dibentuk juga dengan
maksud dan tujuan agar dapat meyelesaikan suatu proyek sesuai dengan rencana
dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Administrasi Proyek berisi tentang laporan
keuangan yang dibuat oleh bagian administrasi proyek, dan yang dituangkan
dalam laporan.
Administrasi proyek mempunyai tugas utama untuk menyelenggarakan
tata usaha proyek yang meliputi :
1. Menyelenggarakan tata usaha yang mencakup surat menyurat, arsip dan
pembukaan
2. Menyelenggarakan pengumpulan data-data, dokumentasi serta statika yang
berhubungan dengan pelaksanaan program dan anggaran biaya serta laporan-
laporan mengenai keadaan proyek.
3. Meyelenggarakan operatif tata usaha dalam kerja sama dengan konsultan atau
dengan kontraktor serta berhubungan dengan plaksanaan proyek.
8

Rangkaian kegiatan yang harus diperhatikan untuk membentuk suatu


administrasi yang baik, dimana unsur-unsur yang berpengaruh antara lain:
1. Pengorganisasian
2. Kepeminpinan
3. Komunikasi
4. Keuangan
5. Tata usaha
6. Hubungan masyaraka
Penggunaan unsur-unsur diatas merupakan ketentuan yang paling
mengikat dan tidak dapat dipisahkan karena ada keterikatan.

2.3. Struktur Organisasi


Struktur organisasi yaitu organisasi proyek menunjukkan pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proyek dengan wewenang dan tanggung jawab sesuai kontrak
yang disetujui bersama pihak-pihak yang terlibat dalam struktur organisasi yaitu:
PROJECT
MANAGER

SITE QUATITY CHIEF


ENGINEERING ENGINEERING INSPECTOR

STRUCTURE QUALITY STAFF


SUPERVISOR
ENGINEERING CONTROL AKUNTANSI

ARCHITECR ADMINISTRAS
DRAFTER SURVEYOR
ENGINEERING I UMUM

GENERAL
AFFAIR

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Proyek


Sumber : PT Primaland ID
A. Projek Manager
Project manager adalah seseorang yang bertugas dalam menentukan
kebijakan dan aturan lainnya dalam manajemen proyek konstruksi.
Tidak hanya itu, project manager juga bertugas dalam memimpin proyek serta
melaporkan progres kerja ke konsultan pengawas.
Selain itu, project manager juga memiliki tugas dalam membuat time
schedule yang diperlukan selama proyek berlangsung.
9

B. Site Engineering
Site engineer mempunyai tugas, seperti membantu wewenang dan
tugas dari seorang project manager.
Sebagai contoh, site engineer juga bertugas dalam menjelaskan petunjuk
teknis proyek kepada seluruh pekerja proyek.
Selain itu, site engineer juga bertugas dalam memberi jaminan bahwa isi
kerangka acuan kerja dalam sebuah proyek sudah memenuhi standar.
Site engineer juga bertugas dalam mengatur tim yang ada di lapangan proyek.

C. Structure Engineering
Structure engineering adalah orang yang bertugas dalam
melaksanakan tugas dari site engineer.
Selain bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dari site engineer, site
engineer juga bertugas dalam menganalisa struktur serta menghitung susunan
kerja dalam sebuah proyek.

D. Architect Engineering
Architect engineering merupakan jabatan dalam sebuah proyek yang
bertugas dalam melakukan analisa gambar proyek yang sudah digambar oleh
drafter.
Tidak hanya itu, architect engineering juga bertugas dalam membuat shop
drawing.
Namun, architect engineering juga bertugas dalam memperbaiki hasil gambar
yang dibuat oleh drafter.

E. Quality Control
Tugas dari quality control yaitu bertanggung jawab dalam memeriksa
hasil dari pekerjaan yang dilaporkan di laporan bulanan.
Seperti namanya, jabatan quality control harus memeriksa kualitas dari
pekerjaan tersebut.
Selain itu, quality control juga bertugas dalam mengikuti perintah dan
petunjuk dari seorang site manager.
Tidak hanya itu, seorang QC juga bertanggung jawab dalam menguji material
yang sudah digunakan dalam proyek tersebut.

F. Drafter
Tugas dari seorang drafter adalah bertanggung jawab dalam hal
penggambaran.
10

Sebagai contoh, drafter bertugas dalam menggambar shop drawing atau


gambar pelaksanaan.
Selain itu, tugas lainnya adalah melakukan penyesuaian gambar yang dibuat
dengan melihat kondisi di lapangan.
Tugas drafter selanjutnya adalah memberikan informasi atau menjelaskan
gambar yang dibuat kepada surveyor serta membuat gambar akhir pekerjaan.

G. Quantity Engineer
QE atau quantity engineer adalah jabatan dalam sebuah proyek
konstruksi yang bertanggung jawab dalam mengawas semua pekerja
kontraktor.
Quantity engineer juga harus menyeleksi proyek yang tidak sesuai dengan
RAB yang sudah ditentukan di awal.
Tugas quantity engineer selanjutnya yaitu membuat laporan tertulis tentang
pengendalian kualitas dan bertugas dalam membantu sejumlah tugas
pelaksanaan kegiatan.

H. Staff Akuntansi
Staff akuntansi bertugas dalam hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan yang ada.
Sebagai contoh, staff akuntansi bertugas dalam mengelola keuangan dengan
aplikasi akuntansi yang dipilih untuk menyusun buku kas, membuat laporan
keuangan secara berkala, bertanggung jawab terhadap kas proyek, dan masih
banyak lainnya.
Pembuatan laporan keuangan dengan aplikasi laporan keuangan harus dibuat
dan dilaporkan secara berkala kepada project manager agar dapat mengambil
keputusan selanjutnya dengan lebih cepat dan tepat.

I. Administrasi Umum
Orang yang menjabat sebagai administrasi umum bertugas dalam
membantu mempersiapkan serta menyediakan segala macam kebutuhan alat
kantor dan administrasi yang berkaitan dengan kelancaran proyek.
Namun, tugas dari seorang admin umum tidak hanya itu saja. Seorang admin
umum juga bertugas membantu kepala pelaksana dalam melakukan
koordinasi dengan tata pelaksana.

J. General Affair
Seorang GA bertugas dalam menghadapi pekerjaan yang berkaitan
langsung dengan pemilik dari proyek yang dikerjakan, konsultan, dan MK.
11

GA memiliki tugas dalam melengkapi dokumen proyek serta pekerjaan yang


berhubungan dengan hal-hal tersebut.

K. Chief Inspector
Chief inspector memiliki tugas dalam mengawas setiap pekerjaan
yang pekerjanya lakukan terhadap lapangan proyek konstruksi.
Tidak hanya itu, seorang chief inspector juga bertugas dalam menyampaikan
sekaligus membuat laporan harian terhadap progres proyek.
Pengarsipan dokumen proyek juga salah satu tugas dari seorang chief
inspector.

L. Supervesor
Supervisor adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pekerja
atau pegawai yang ada di bawahnya.
Selain itu, seorang supervisor juga bertugas dalam menjalankan job desk yang
sudah ditentukan dengan baik.
Tugas selanjutnya dari seorang supervisor yaitu harus memberikan arahan
serta harus bisa mengatur dan mengawasi para pegawai yang ada di
bawahnya.

M.Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang bertugas dalam melakukan survei
terhadap pengukuran lahan proyek.
Selain itu, surveyor juga bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan di lapangan.
Contohnya, surveyor bertugas dalam melakukan penentuan titik elevasi
kedalaman galian dan lain lain

2.4. Kegiatan Khusus


Kegiatan khusus dari praktek kerja lapangan menjelaskan mengenai
kegiatan yang langsung berhubungan dengan pekerjaan proyek. Adapun pekerjaan
kolom dan balok meliputi pekerjaan pembesian kolom,pembesian balok,
pekerjaan bekisting dan pengecoran kolom dan balok.
2.4.1. Pekerjaan kolom
A. Material
Dalam suatu konstruksi atau untuk membangun suatu bangunan
terlebih dahulu perlu pengadaan bahan konstruksi berupa material yang
mana material tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan
12

antara pembuatan kolom dan balok . Material bahan bangunan berupa


pasir,batu pecah/kerikil, semen, besi beton,air, kayu (begesting) yang mana
telah memenuhi standar yang di tetapkan.

B. Kolom
kolom merupakan struktur utama pada bangunan gedung karena
kolom adalah struktur yang akan menahan beban dari bangunan mau beban
hidup atau beban mati. Dalam mendesain suatu ukuran kolom pada
bangunan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung beban
yang harus ditahan oleh kolom itu sendiri yang berasal dari kombinasi
beban yang terjadi. Momen yang terjadi pada plat lantai atau atap dapat
didistribusikan dengan kolom di bawah dan diatas plat lantai berdasarkan
kekuatan relative kolom. Secara garis besar, hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis-jenis terhadap kolom ialah:
1. Ketersediaan material.
2. Besarnya beban yang diterima.
3. Panjang bentang Kolom.
4. Waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek
Kolom berfungsi sebagai struktur utama yang akan menahan beban
sebanyak berat gedung dan akan meneruskan langsung beban yang ditahan
ke pondasi, banyaknya jumlah kolom dan dimensi kolom akan berpengaruh
penting pada pembanguna gedung dikarenakan kapasitas kolom tertentu
untuk menahan beban tertentu pada kondisi tertentu. Dalam buku struktur
beton bertulang ada tiga jenis Kolom Beton Bertulang yang dapat diketahui
yaitu :
1. Kolom dengan menggunakan pengikat laterak pada sengkang Pada
kolom ini terdapat tulangan yang diikat pada tulangan pokok secara
memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom dengan menggunakan spiral pada pengikat nya Sama dengan
kolom yang pertama hanya saja ada perbedaan yaitu pada pengikat yang
memanjang berbentuk heliks menerus sepanjang kolom tersebut.
13

Struktur pada kolom kompossit adalah badan struktur tekan yang di


perkuat pada bagian arah yang memanjang dengan gelagar pada baja profil
ataupun pipa, dengan bagian atas yang tidak diberi tulangan pokok yang

memanjang. Bila berdasarkan kegunaan kolom pada bangunan sederhana


bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.
1. Kolom utama/ induk, Kolom induk adalah kolom utama yang berfungsi
untuk menyanggah atau menahan beban utama yang berada pada
gedung, kolom utama dapat didesign dengan dimensi yang besar
mengikuti seberapa besar beban yang akan ditahan diatas nya. Biasanya
untuk kolom utama khususnya pada bangunan gedung, rumah tinggal,
dan bangunan lainnya memiliki peraturan tersendiri yang sudah
ditetapkan.
2. Kolom praktis.
Kolom praktis merupakan kolom yang berfungsi sebagai struktur kolom
pembantu, pada hal ini sebenarnya kolom praktis termasuk dalam
pekerjaan arsitek bukan lah termasuk pada bagian pekerjaan struktur,
akan tetapi mengingat kondisi nya sebagai kolom menahan beban dapat
dimasukkan juga dalam pekerjaan struktur, biasanya pekerjaan kolom
praktis dapat dilakukan pada antara kolom-kolom utama dan biasanya
tulangan kolom praktis dapat di stek pada beton plat atau balok yang
sudah di cor dengan cara coring atau dengan cara di bor untuk
memasukkan besi tulangan atau stek besi .

C. Beton
Pekerjaan beton merupakan pekerjaan yang sangat penting karena
akan menentukan mutu konstruksi yang diinginkan sesuai dengan yang
direncanakan. Oleh karena itu dalam pekerjaan pembetonan diperlukan
ketelitian dan keahlian.
14

Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrolik


yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan
tambahan yang membentuk masa padat. Seiring dengan penambahan umur,
beton akan semakim mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c)
pada usia 28 hari.(SNI 2847: 2013). Kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertical
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi
lateral kecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan
pondasi (SNI 2847: 2013).
Dikarenakan beton hanya kuat terhadap gaya tekan dan lemah
terhadap gaya tarik yang bisa menyebabkan keretakan-keretakan, maka
diperlukan pemasangan tulangan baja pada daerah yang menerima gaya
tarik. Beton yang baik adalah beton yang dapat menahan beban yang
diberikan kepadanya baik itu beton bertulang atau beton tumbuk. Dikatakan
beton yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:
a. Kedap air artinya bahwa beton tersebut tidak bisa dimasuki oleh air.
b. Awet (durable) artinya bahwa beton tersebut harus tahan terhadap
pengaruh lingkungan.
c. Tidak banyak mengalami penyusutan artinya beton tersebut tetap pada
kondisi awal meskipun mengalami perubahan sedikit sekali.
d. Tidak retak-retak artinya beton tersebut selalu dalam kondisi yang baik.
e. Tidak timbul karang-karang beton (boney combing), artinya beton
tersebut harus memiliki permukaan yang mulus.
f. Tidak menjadi lapuk (eflorescence), artinya beton tersebut selalu
memiliki struktur tetap.
Menurut Mulyono (2006) secara umum beton dibedakan kedalam 2
kelompok, yaitu :
1. Beton berdasarkan kelas dan mutu beton
Kelas dan mutu beton ini, dibedakan menjadi 3 kelas yaitu :
a. Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non
struktural. Pelaksanaanya tidak diperlukan keahlian khusus.
15

Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap


mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I dinyatakan dengan B0.
b. Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan structural
secara umum. Pelaksanaanya memerlukan keahlian yang cukup dan
harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas
II dibagi dalam mutu-mutu standar BI, K 125, K 175, dan K 225.
Pada mutu BI, pengawas mutu hanya dibatasi pada pengawasan
terhadap mutu bahan-bahan sedangkan terhadap kekuatan tekan
tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K 125 dan k 175
dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara
kontinu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji.
c. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan structural
yang lebih tinggi dari K 225. Pelaksanaannya memerlukan keahlian
khusus dan harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
Disyaratkan adanya laboratorium beton dengan peralatan yang
lengkap serta dilayani oleh tenaga-tenaga ahli.
2. Berdasarkan jenisnya
Beton dibagi menjadi 6 jenis, yaitu :
a. Beton ringan
Beton ringan merupakan beton yang dibuat dengan bobot yang
lebih ringan dibandigkan dengan bobot beton normal. Berat jenis
agregat sekitar 1900 kg/m3 atau berdasarkan kepentingan
penggunaan strukturnya berkisar antara 1440 – 1850 kg/m3,
dengan kekuatan tekan umur 28 hari lebih besar dari 17,2 Mpa.
b. Beton normal
Beton normal adalah beton yang menggunakan agregat pasir
sebagai agregat halus dan batu pecah sebagai agregat kasar
sehingga mempunyai berat jenis beton antara 2200kg/m3 –
2400kg/m3 dengan kuat tekan sekitar 15-40 Mpa.
c. Beton berat
16

Beton berat adalah beton yang dihasilkan dari agregat yang


memiliki berat isi lebih besar dari beton normal atau lebih dari
2400kg/m3.
d. Beton masa (mass concrete)
Dinamakan beton masa karena digunakan untuk pekerjaan beton
yang besar dan massif, misalnya untuk bendungan, kanal, pondasi,
dan jembatan.
Adapun kekurangan dan kelebihan dari beton, yaitu sebagai berikut :
1. Kelebihan beton
a. Mempunyai daya dukung yang besar, melebihi bahan-bahan kayu,
batu bata dan sebagainya. Karena kuat tekan sangat tinggi dari
betonnya dan kuat tarik yang sangat besar dari bajanya.
b. Mempunyai daya tahan terhadap temperatur yang tinggi dan dapat
tahan lama asalkan dipelihara dengan baik.
c. Cukup tahan terhadap kejutan serta getaran, misalnya akibat gempa
bumi, mesin yang bergetar dan lain-lain
2. Kekurangan beton
a. Biaya mahal dan pembongkarannya sulit sehingga tidak sesuai
untuk bangunan yang sifatnya sementara.
b. Berat sendiri yang relatif besar.
c. Sisa pembongkaran konstruksi beton tidak dapat digunakan lagi
(sulit untuk dibongkar pasang).
d. Mutu beton tergantung pada pelaksanaannya.
e. Sifat keteguhan beton dicapai pada saat pelaksanaannya, sehingga
untuk mengetahui kekuatan beton harus mengadakan pengujian
beton dan slump test.
2.4.2. Pekerjaan balok
A. Balok
Balok (Beam) adalah batang dengan empat persegi panjang yang
dipasang secara horizontal. Hal–hal yang perlu diketahui dari balok adalah
beban yang bekerja pada balok adalah beban horizontal, balok menangkap
17

beban dari plat lantai, dan jika ukuran penampang dan spesifikasi material
balok tidak sesuai dengan jumlah beban yang disalurkan, maka balok akan
melendut. Berdasarkan pada tugas yang dimban nya, balok terbagi menjadi
2 jenis yaitu balok induk dan balok anak. Fungsi balok induk adalah
menghubungkan antara dua kolom struktur dan menyalurkan beban dari plat
lantai menuju kolom struktur. Berat dan beban yang harus disalurkan oleh
balok akan mempengaruhi ukuran penampang balok induk.
Sedangkan balok anak berukuran lebih kecil dibanding dengan balok
induk, fungsi balok anak adalah untuk menghubungkan antara dua balok
induk dan membantu kerja plat lantai untuk menyalurkan beban ke balok
induk. Adapun urutan pekerjaan yang terdapat dalam pekerjaan ini yang
penulis amati meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Penulangan
3. Pekerjaan Bekisting
4. Pekerjaan Pengecoran
5. Pembongkaran Bekisting
Terdapat beberapa jenis balok dalam konstruksi yang telah
berkembang, di antaranya:
1. Balok Sederhana.
Balok sederhana itu sendiri pada kolom diujung-ujungnya
bertumpu. Di mana, dengan mengguakan satu ujung bebas berotasi dan
tidak memiliki momen tahan. Balok jenis ini hampir sama seperti
struktur statis lainnya. Nilai dari semua reaksi serta pergeseran dan juga
momen untuk balok sederhana itu sendiri tidak tergantung bentuk
penampang dan materialnya.
2. Kantilever
Kantilever merupakan salah satu jenis balok yang diproyeksikan
atau struktur kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap.
Dalam arti lain, balok yang satu ini berguna untuk menanggung beban
di ujung yang tidak memiliki penyangga.
18

3. Balok Teritiasan
Balok teritisan merupakan salah satu ragam balok sederhana yang
memilik bentuk memanjang. Balok yang satu ini melewati salah satu
kolom tumpuannya.
4. Balok dengan Ujung Tetap
Jenis balok yang satu ini disebut balok dengan ujung tetap karena
dikaitkan kuat. Selain itu, balok tersebut juga dibuat untuk menahan
translasi dan rotasi. Pada umumnya, ujung-ujung dari balok ini dikunci
sedemikian kuat sehingga tidak bergerak ataupun bertotasi karena
momen.
5. Bentangan Tersuspensi
Bentanga tersuspensi merupakan salah satu jenis balok sederhana
yang ditopang oleh teristisan dari dua bentang dengan konstruksi
sambungan pin pada momen nol.
6. Balok Kontinu atau Balok Menerus
Balok kontinu atau balok menerus ini memiliki bentuk yang
memanjang secara menerus serta melewati lebih dari dua kolom
tumpuan. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih
besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus
dengan panjang dan beban yang sama pada bangunan.
7. Balok Kayu dalam pemilihan balok kayu, faktor berikut harus
dipertimbangkan : jenis kayu, kualitas structural, modulud elastisitas,
nilai tegangan tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan dan defleksi
minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu. Sebagai tambahan ,
perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang
digunakan.
 Balok kayu laminasi lem.
Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu kualitas
tegang ( stress grade ) dengan bahan adhesive di bawah kondisi
yang terkontrol, biasanya parallel terhadap urat kayu semua
lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem dibandingkan kayu utuh
19

secara umum yaitu batas tegangan yang lebih besar, penampilan


yang lebih menarik dan ketersediaan bentuk penampang yang
beragam.
 Balok kayu berserat parallel.
Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber
(PSL) adalah kayu struktural yang dibuat dengan mengikat serat-
serat panjang kayu bersama dibawah panas dan tekanan dengan
menggunakan adhesive kedap air. PSL adalah produk hak milik di
bawah merek dagang Parallam, digunakan sebagai balok dan
kolom pada konstruksi kolom-balok dan balok, header, serta lintel
pada konstruksi rangka ringan.
 Balok kayu veneer berlaminasi.
Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer Lumber
( LVL ) adalah produk kayu yang dibuat dengan mengikat lapisan
tripleks secara bersama dibawah panas dan tekanan menggunakan
bahan adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah
longitudinal yang seragam menghasilkan produk yang kuat ketika
ujungnya dibebani sebagai balok atau permukaannya dibebani
sebagai papan.LVL digunakan sebagai header dan balok .
8. Balok Baja, balok induk, balok, kolom baja struktural digunakan untuk
membangun rangka bermacam-macam struktur mencakup bangunan
satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja structural sulit
dikerjakan lokasi (on-site) maka biasanya dipotong, dibentuk, dan
dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain. Hasilnya berupa
konstruksi rangka structural yang relative cepat dan akurat. Baja
structural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang
tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara
drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi
kualifikasi sebagai konstruksi tahan api. Balok baja berbentuk wide-
flange (W) yang lebih efisien secara structural telah menggantikan
20

bentuk klasik I-beam (S). Balok juga dapat berbentuk channel (C), tube
structural

2.5. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Dan Balok.


2.5.1. Pekerjaan Bekisting
A. Pengertian Bekisting
Menurut Stephens (1985), bekisting atau formwork adalah cetakan
sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan
dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bekisting dapat dibuat dari
kayu, waterproof-plywood, baja atau material lain sesuai dengan kebutuhan,
kemudahan pekerjaan dan efisiensi biaya. Bekisting sebagai cetakan beton,
harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul tekanan dan getaran
yang timbul pada saat pengecoran sehingga masih dapat memenuhi toleransi
yang disyaratkan selain itu bekisting juga harus kedap untuk mencegah

hilang atau lolosnya adukan beton. Proyek ini menggunakan jenis bekisting

konvensional yaitu bekisting yang menggunakan kayu. Dalam proses


pengerjaannya, kayu kayu dipasang dan dibongkar pada bagian struktur
yang dikerjakan. Namun ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam
pemakaian bekisting konvensional diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan pemakaian bekisting konvensional
a. Material papan/kayu tidak awet.
b. Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama
disbanding bekisting knock down.
c. Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku.
d. Bentuknya tidak presisi
2. Kelebihan pemakaian bekisting konvensional
a. Papan/kayu dapat dipakai berulang kali (maksimal 5 kali) sehingga
dapat menghemat biaya.
21

b. Tidak memerlukan mesin untuk memasang bekisting dikarenakan


bekisting konvensional relatif ringan tidak seperti bekisting knock
down.
c. Harganya lebih murah dari pada bekisting knock down
Menurut SNI 03-2847 tentang cetakan dan acuan, cetakan harus
menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan dimensi
komponen struktur seperti yang disyaratkan pada gambar rencana. Cetakan
harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar. Cetakan
juga harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi
dan bentuknya. Cetakan harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah
meresap air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dilepaskan
dari beto n tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

B. Syarat-Syarat Pembuatan Bekisting


Pembuatan bekisting harus memenuhi beberapa persyaratan agar
konstruksinya sesuai yang diharapkan. Persyaratan pembuatan begesting
menurut Arief Sabaruddin dalam bukunya membangun rumah sederhana
tahan gempa antara lain:
1. Konstruksinya Kuat.
Bekisting yang baik memiliki kekuatan setara dengan beban yang bakal
ditopangnya. Kekuatan yang dimaksud mampu menjaga tingkat
kestabilanselama proses pengecoran maupun setelahnya. Dengan
demikian pembangunan konstruksi pun dapat berjalan lancar sesuai
rencana dan mempunyai risiko yang rendah.
2. Ketetapan Bentuk.
Bentuk bekisting dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan konstruksi
beton yang diinginkan. Perhatikan pula kerataan dan ketegakan
bekisting tersebut. Bekisting yang baik selalu memiliki tingkat kerataan
yang kokoh.
3. Tidak Bocor.
22

Persyaratan ketiga yaitu bekisting wajib dipastikan tidak bocor.


Strukturnya harus dibuat serapat mungkin sehingga air yang terkandung
di adukan semen tidak keluar. Tujuannya supaya dimensi bekisting
yang tercetak memiliki ukuran yang benar-benar akurat.
4. Bersifat Kedap Air
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bekisting seyogyanya
dipilih yang bersifat kedap air. Hal ini dimaksudkan supaya material
tersebut tidak menyerap air semen yan g terdapat di dalam adukan
beton. Fungsi lainnya yakni agar beton mudah dilepaskan dari bekisting
sehingga hasilnya permukaan beton tersebut tetap mulus.
5. Gampang Dibongkar.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, struktur bekisting dipakai untuk
sementara waktu. Artinya struktur ini perlu direncanakan agar kaku,
kuat, dan stabil. Di samping itu, bekisting pun sebaiknya juga gampang
dipasang serta dibongkar kembali.

C. Proses Pembuatan Bekisting Kolom Dan Balok


Pembuatan bekesting harus mempertimbangkan segi ekonomis biaya
yang diperlukan. Selain itu, permukaan beton yang dihasilkan maupun
kecepatan pengeringannya juga harus dipertimbangkan
Adapun langkah – langkah pembuatan bekisting balok dan kolom sebagai
berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan
a. Alat
 Palu
 Pensil
 Meteran
 Gergaji
 Palu /pemukul
 Paku dan baut
b. Bahan
23

 Kayu yang digunakan berupa papan dari kayu dolken, kayu


meranti, kayu keruing dan sejenisnya; mutu kayu kelas II, III,
IV. Tebal berkisar 2,5-5 cm lebar maksimal 9 cm
 Multiplex dengan tebal 0,9 cm
c. Proses pembuatan bekisting
Pada pekerjaan bekesting kolom dan balok dalam proyek ini
menggunakan multiplex tebal 0,9 cm dan penyangga rangka kolom
menggunakan scaffolding bambu. Adapun langkah-langkah pembuatan
bekesting kolom dan balok adalah sebagai berikut:
 Menyiapkan bahan dan alat Alat yang disiapkan antara lain palu,
pensil, meteran dan gergaji. Sedangkan bahannya adalah
multiplex dengan tebal 0,9 cm, kayu balok atau kasau paku dan
bambu penahan bekisting serta baut pengikat.
 Memotong multiplex dan balok kayu serta besi sesuai dengan
ukuran yang ditentukan.
 Memotong multiplex dan balok kayu serta besi sesuai dengan
ukuran yang ditentukan.
 Merangkai bekisting kolom dan balok yang sudah dipasang
sebelumnya.
 Multiplex disambung dengan cara dipaku atau di ikat pada
balok-balok atau besi dukung yang telah disiapkan sebelumnya.
 Mengecek kembali kekuatan bekisting yang telah dipasang

D. Pemasangan Bekisting Kolom dan Balok


Adapun syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan
bekisting antara lain:
a. Bekisting harus menghasilkan kontruksi akhir yang membentuk ukuran
dan batas-batas sesuai dengan gambar rencana.
b. Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat mencegah
kebocoran adukan.
24

c. Bekisting harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapt terjamin


kedudukan dan bentuk yang tetap.
d. Bekisting dalam keadaan lembab atau harus dibasahkan terlebih dahulu
sebelum pengecoran dikerjakan agar air semen tidak meresap pada
waktu pengecoran.
e. Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku, sehingga setelah dibongkar
akan memberikan bidang yang rata dan hanya sedikit memerlukan
penghalusan serta celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air pengecoran yang keluar.
2.6. Pekerjaan Pembesian Kolom
2.6.1. Perakitan Tulangan Kolom
Pekerjaan struktur kolom meliputi pekerjaan perakitan tulangan, pada
perakitan penulangan langkah-langkah pengerjaannya sbb:
a. Membuat daftar pembengkokan.
b. Meluruskan dan membersihkan kotoran dari bagian-bagian karat yang lepas.
c. Memotong menurut panjang yang telah ditentukan pada daftar
pembengkokan.
d. Memasang (menyetel) menurut gambar konstruksi yang telah di tentukan
Pemotongan tulangan harus sesuai dengan panjang tulangan yang telah
tercantum dalam gambar dan harus diketahui luas penampang sebenarnya sebelum
dipotong.
Ada beberapa cara pemotongan tulangan:
1. Pemotongan dengan gunting tangan untuk baja diameter kecil.
2. Pemotongan dengan mesin gunting yang digerakan tangan untuk baja
berdiameter yang lebih besar.
3. Pemotongan dengan gergaji.
Pemotongan dengan gergaji dilakukan dengan memberikan tada pada besi
beton sesuai panjangnya. Tulangan dipotog dengan menggergaji secara baik,
penggergajian hanya dilakukan untuk ¾ Ø, sisanya bisa dipatahkan.
25

Pemotongan dengan gunting paralel dilakukan jika Ø antara 5mm sampai


12mm, dan pelaksanaannya dengan gergaji atau gunting potong besi tidak dapat
dilakukan.
Setiap besi yang akan dipotong harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Besi harus bersih dari karatan.
2. Besi harus dalam keadaan lurus agar diproleh ketepatan ukuran.
3. Pemisahan besi menurut diameter sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pemotongan.

Gambar 2. 3 Perakitan Tulangan Kolom


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek (2023)

2.6.2. Pembengkokan Tulagan kolom


Pekerjaan tulangan ujung tulangan harus dibuat kait. Pada peralihan
momen positif ke momen negatif pada umumnya sebagian tulangan pokok
dibengkokan dari daerah positif ke daerah negatif.
Syarat-syarat pembengkokan tulangan sbb:
1. Batang tulangan tidak boleh bengkok atau di luruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan tersebut.
26

2. Batang tulangan yang di profilkan, setelah bengkok dan diluruskan kembali


tidak boleh bengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokan atau di luruskan di lapangan, kecuali apabila di tentukan dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkokan dan meluruskan batang tulangan harus di lakukan dalam
keadan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak dapat
dipanaskan sampai kelihatan berwarna merah padam, tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850ºC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100ºC yang bukan
pada waktu dilas, maka dalam perhitungan sebagian kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan dan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
8. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter batang dari setiap bagian bengkokan

Gambar 2. 4 Pembengkokan Tulangan Kolom


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek (2023)

2.6.3. Perangkain Baja Tulangan


27

Baja tulangan yang sudah dibengkokan diikat dengan kawat baja diameter
1 mm yang telah dibakar (bindrad). Perangkaian tulangan dilakukan setelah
disusun terlebih dahulu, meliputi pemasukan begel kedalam tulangan dan
mengikatnya dengan kuat.Cara mengikat harus kuat, dilakukan secara bersilang
dan sebaiknya kelihatan sejajar dengan tarikan yang kokoh. setelah diikat bendrat
diputus disisakan sedikit dan tidak boleh terlalu berimpit. Bila sulit diatur dapat
digunakan besi penolong untuk memberi jalan agar beton tidak menumpuk
menjadi satu. Untuk menghindari berhimpitnya sengkang, maka diletakan
ditengah-tengah agar jarak penulangan bawah dan atas sesuai dengan
kedudukannya dalam gambar toleransi ukuran diluar sengkang, lilitan dan ikatan
diperbolehkan sebesar ± 6 mm.Menurut R. Soemadi (Soemadi, 1972) dalam
bukunya Pelaksanaan Pekerjaan Beton adalah setelah bekesting seluruhnya
maupun sebagian selesai, tulangan disetel atau dipasang oleh pekerja, batang-
batang saling ikat pada sisi persilangan dengan kawat pengikat.

Gambar 2. 5 Perangkaian Baja Tulangan Kolom


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek (2023)

2.6.4. Pemasangan Baja Tulangan


Pemasangan baja tulangan harus diletakan pada tempatnya dengan benar
sesuai dengan gambar agar tidak bergeser atau berpindah tempat, ini
membutuhkan ketelitian dan ketepatan. Harus dipertimbangkan adanya
penyangga, cetakan dan selimut beton.
28

Jarak antara tulangan harus memadai sehingga campuran dapat masuk. Minimal
besar tulangannya adalah 75 mm. acuan dan tulangan tidak boleh menempel,
harus ada jarak minimal yang harus ditaati dengan membuat pengganjal sebagai
penjaga jarak.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan
antara lain sebagai berikut:
1. Pemasangan baja tulangan harus kokoh dan antara letakan diberi penjaga
jarak agar tidak bergeser, melengkung atau berpindah tempat saat memasukan
adukan.
2. Menghindari pemasangan baja tulangan yang berkarat, terkena tanah dan
lain-lain untuk menjaga lepasnya baja tulangan dari adukan beton.
3. Penanaman instalasi listrik seperti pipa-pipa didalam konstruksi beton
ditanam dengan memperhatikan bahwa baja tidak akan merusak kekuatan
beton.
4. Pemasangan pipa-pipa yang berbahaya (penyambung gas, zat kimia)
diperlukan syarat-syarat penutup dalam pasangan.

Gambar 2. 6 Pemasangan Pembesian Tulangan Kolom


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

2.6.5. Pelaksanaan Pengecoran Kolom


29

Pekerjaan pengecoran kolom dilaksanakan setelah pembesian dan


pemasangan bekisting. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu diperiksa
pembesian dan bekistung untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengecoran. Bekisting harus kokoh dan benar.
Adukan campuran pengecoran berpedoman pada data mix design. Adukan
campuran yang dipakai adalah campuran 1 semen, 4 pasir dan 6 kerikil dengan
mutu beton (K-275). Sebelum melakukan pengecoran harus dipastikan bahwa
bagian-bagian yang akan dicor harus dibersihkan dan bebas dari kotoran. Bagian -
bagian yang akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang ( pipa – pipa untuk
instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan lainnya).
Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan secara serentak dalam waktu 1
(satu) hari sampai selesai semua pengecoran pada tiap – tiap tiang kolom tersebut.
ketika pengecoran kolom sudah selesai, ditunggu beberapa hari sampai beton
benar – benar kering baru dilakukan pembongkaran bekisting. Sebelum
melakukan pekerjaan pengecoran kita harus mempersiapkan tenaga kerja, alat,
bahan, dan pemeriksaan kondisi bekisting. Untuk campuran diaduk langsung
dilapangan kemudian diangkat dan dibawah ke lokasi pengecoran.

Gambar 2. 7 Pengecoran Kolom


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek (2023)

2.6.6. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


30

Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap


mengeras. pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 12 jam dari
pengecoran terakhir dengan tenaga manusia. Jika pembongkaran dilakukan
sebelum waktu pengikatan beton menjadi sempurna maka akan terjadi
kerusakan/cacat pada beton tersebut. karena beton kolom yang digunakan tidak
langsung menerima beban besar maka pembongkaran bekistingnya lebih cepat
dibandingkan pembongkaran bekisting pada balok dan plat lantai. Berikut ini
adalah metode kerja pembongkaran bekisting kolom :
1. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan menggunakan alat palu dan linggis.
2. Bongkar plywood secara hati – hati untuk bagian pinggir area yang betonnya
telah cukup umur.
3. Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagian tengah secara hati – hati.
4. Langkah selanjutnya melepaskan u-head dan plywood yang secara bersamaan
bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya dari permukaan beton.
5. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan di pindahkan ke tempat yang
disediakan.
31

Gambar 2. 8 Pembongkaran Bekisting Kolom

Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek (2023)

2.7. Pekerjaan pembesian Balok


2.7.1. Perakitan Tulangan Balok
Untuk pekerjaan balok pada proyek Pembangunan Perumahan Puri
Asthagina By Primaland Malang perakitan tulangan di lakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses pembuatan balok dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui
dari ukuran balok.
2. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan balok, dengan memperhitungkan
bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada balok tersebut.
3. Merakit satu per satu bentuk dari tulangan balok dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak mudah lepas.
Menurut PBI 1971, pada balok harus dipasang sengkang. Jarak sengkang
tidak boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan di bagian-bagian balok dimana
sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan geser, jarak sengkang tersebut tidak
boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang minimal
32

6 mm pada jenis baja lunak dan baja sedang, dan berdiameter minimal 5mm untuk
jenis baja keras

Gambar 2. 9 Perakitan Tulangan Balok


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

2.7.2. Pemasangan Tulangan Balok


Setelah merakit tulangan balok maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk balok tersebut tidak terlalu
berat dan ketinggian dari atas permukaan tanah tidak terlalu tinggi.
Pada penulagan balok dilakukan secara bersamaan dengan penulangan
plat, karena pada pekerjaan penulangan balok satu kesatuan dengan pekerjaan
penulangan plat lantai. Hal–hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan yaitu :
1. Hasil rakitan tulangan dipasang diatas pasangan dinding bata merah dan pada
bekisting yang telah disediakan secara horizontal dari permukaan tanah.
2. Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan papan
bekisting, jarak antara tulangan dengan papan bekisting 20 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang dibuat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi
tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dengan beton (selimut beton)
dan tulangan tidak kelihatan dan tidak menjadi karat.
3. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar – benar stabil, maka dapat
dilangsungkan pengecoran.
33

Gambar 2. 10 Pemasangan Tulangan Balok dan Plat Lantai


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

2.7.3. Pelaksanaan Pengecoran Balok Dan Plat Lantai


Pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai dilaksanakan setelah
pembesian dan pemasangan bekisting. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih
dahulu diperiksa pembesian dan bekistung untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengecoran. Bekisting harus kokoh dan benar. Adukan campuran
pengecoran berpedoman pada data mix design. Adukan campuran yang dipakai
adalah campuran 1 semen, 4 pasir dan 6 kerikil dengan mutu beton (K-275).
Berikut langkah – langkah pengecoran balok dan plat lantai :
1. Menyiapkan alat – alat pendukung dilapangan seperti persiapan tangga darurat
untuk mengangkat beton secara manual,dan gerobak sorong penyalur beton.
2. Menyiapkan molen untuk adukan karena pada pekerjaan pengecoran tersebt
dilakukan secara manual dan tidak melakukan truk mixepanjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan kaki ayam yang harus sesuai dengan
gambar rencana.
3. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah di periksa.
34

4. Menentukan volume area cor. Untuk pekerjaan balok dan plat, penentuan batas
stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting dilapangan. Jika
bekisting sudah siap pada jarak bentang tertentu, maka volume cor yang
diambil adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting yang telah mampu
menahan berat beton segar (diambil pada perhitungan mekanika rekayasa, jarak
yang diambil merupakan jarak dimana besarnya momen sama dengan nol).
5. Pembersihan area yang akan di cor.
6. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting balok dan plat lantai dengan
gerobak sorong dan ember dengan dibantu tenaga pengecor dalam pemadatan
beton dengan penumbukan melalui besi secara manual.
7. Setelah beton segar dituagkan dan dipadatkan dilakukan pekerjaan perataan
permukaan beton sesuai dengan ketebalan yang telah direncanakan. Perataan
dilakukan dengan sistem manual memakai ruskam kayu, perataan dilakukan
dengan tujuan permukaan plat rata dan memastikan tidak ada udara yang
terjebak didalam campuran beton.
8. Selanjutnya dilakukan pengukuran ketebalan plat sekaligus pengecekan.
9. Untuk perawatannya, basahi permukaan plat dan dengan air setiap 2 kali sehari
selama satu minggu.
10. Bekisting balok dan plat lantai dapat dilepas setelah umur beton mencapai
21 hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan berhati – hati untuk
menghindari terjadinya patah pada balok.
35

Gambar 2. 11 Pelaksanaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek (2023)

2.7.4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Pekerjaan pembongkaran bekisting balok dan plat dilakukan apabila beton
telah cukup umur yakni selama 21 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang
dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar
dibersihkan dari sisa – sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang
terlindungi uttuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya.
Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting pada balok dan plat lantai
yaitu sebagai berikut :
1. Siapkan peralatan yang digunakan untuk pembongkaran.
2. Bongkar plywood secara hati – hati untuk bagian pinggir area yang betonnya
telah cukup umur.
3. Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagiam tegah secara hati – hati.
4. Buka balok suri – suri kemudian hallow dan bongkar scafollding.
5. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan hasil
cor. Jika ditemukan hasil cor yang kurang bagus, maka selanjutnya dilakukan
perbaikan sesuai dengan instruksi yang diberikan.
36
BAB III

HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN

3.1. Tahap Kegiatan


Tahapan kegiatan merupakan urutan pekerjaan yang berkaitan dengan
pekerjaan kolom dan balok yaitu mulai dari pengenalan proyek ,pekerjaan
pembersihan, pekerjaan persiapam, pembesian kolom, pembesian balok,
pemasangan bekisting, pengecoran kolom dan balok dan pelepasan bekisting.

3.1.1. Pengenalan Proyek


Hari pertama kami melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan,
Lokasinya di Jl Raya Ketangi Tegalgondo, No. 16, Ketanigi, Tegalgondo,
Kecamatan Karang Ploso, Kota Malang, Jawa Timur. Proyek ini merupakan
proyek pembangunan perumahan 2 (dua) lantai Puri Asthagina dilaksanakan oleh
PT. PRIMALAND ID. Pada hari pertama dimana perkenalan diri, aturan–aturan
yang berlaku saat kegiatan Praktek Kerja Lapangan berjalan, pengenalan singkat
mengenai judul yang diambil dari tiap mahasiswa.
Dalam pekerjaan struktur yang dibahas didalam pembangunan perumahan
bertingkat Puri Asthagin adalah pekerjaan struktur kolom dan balok, adapun
lingkup pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan kolom dan balok
 Pembuatan bekisting
 Pembesian
 Pengecoran

3.1.2. Pekerjaan Pembersihan


Sebelum melakukan pekerjaan pembersihan lokasi, tahapan yang pertama
yang perlu dilakukan adalah survei lokasi dan pengukuran untuk menentukan
batas – batas yang akan dibersihkan menggunkan peralatan pembersihan lokasi.

37
38

Luas pekerjaan pembersihan lokasi yang dibersihkan dengan luas 78 m 2 dari luas
keseluruhan bangunan.
3.1.3. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan diantaranya adalah menyediakan bahan atau material
yang antara lain bahan pembuatan bekisting diantaranya multiplex setebal 9cm,
kayu pengikat bekisting berukuran 5/7, dan menyediakan besi tulangan serta
kawat pengikat besi sesuai dengan kebutuhan bangunan tersebut. Besi yang
digunakan sebagai tulangan adalah dengan menggunakan besi polos dan ulir dan
juga menyediakan kawat bendrat sebagai pengikat tulangan antara tulangan pada
elemen bangunan.

3.1.4. Pekerjaan Pembesian Kolom Dan Balok


Pekerjaan pembesian merupakan pembuatan tulangan besi/baja yang
menggunakan batang besi/baja sebagai material utamanya. Dalam prosesnya, besi
beton baik besi polos atau besi ulir, yang memiliki panjang standar 12 meter harus
dipotong menjadi ukuran tertentu, dibengkokkan, dan dirangkai sedemikian rupa.
Pekerjaan ini memerlukan berbagai peralatan, baik alat sederhana yang
dioperasikan secara manual atau peralatan modern bertenaga listrik. Namun pada
proyek ini dalam merangkai kolom dan balaok menggunakan tenaga manual, yang
dipotong menggunakan bar bander cutter, kunci pembengkok baja beton dan
bantalan pembengkok baja yang terbuat dari kayu.

A. Pekerjaan pembesian kolom


Pekerjaan pembesian kolom diawali dengan pemotongan dan
pembengkokan besi yang dilakukan di lokasi proyek di lapangan terbuka.
Tulangan dan sengkang akan dipakai terlebih dahulu diukur lalu dipotong
dan dibentuk sesuai panjang yang diinginkan. Tulangan dan sengkang yang
telah dibentuk dibawah ke lokasi pekerjaan untuk dipasang ataupun
dirangkai.
39

Gambar 3. 1 Pembesian Kolom Utama dan Kolom Praktis


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

B. Pembesian Balok dan Plat Lantai


Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara
serentak setelah pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pekerjaan
pembesian balok dan plat lantai diawali dengan pemotongan dan
pembengkokan besi yang dilakukan di lokasi proyek di lapangan terbuka.
Tulangan dan sengkang akan dipakai terlebih dahulu diukur lalu dipotong
dan dibentuk sesuai panjang yang diinginkan. Tulangan dan sengkang yang
telah dibentuk dibawah ke lokasi pekerjaan untuk dipasang ataupun
dirangkai.
40

Gambar 3. 2 Pembesian Balok dan Plat Lantai


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

3.1.5. Pemasangan Kolom dan Balok


A. Pemasangan Kolom
pemasangan kolom pada proyek ini dibagi atas 2 (dua) bagian yaitu
kolom utama dan kolom praktis.

1. Kolom utama
Kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang
berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama 3,5
m, agar dimensi balok untuk menopang lantai tidak begitu besar.
Dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal ini dipakai ukuran
15/30, dengan tulangan pokok 6d10 mm, dan begel d8-15 cm (6d10
maksudnya jumlah besi beton diameter 10 mm 6 buah, 8 – 15 cm
maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 15 cm), dengan mutu beton K
– 275.
41

Gambar 3. 3 Pemasangan Kolom Utama


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

2. Kolom Praktis
Kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter
atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut – sudut). Dimensi kolom
praktis yang di pakai dalam pembangunan rumah ini yaitu 15/15 dengan
tulangan beton 4 d10, begel d8 – 20, dengan mutu beton K – 275.
42

Gambar 3. 4 Pemasangan Kolom Praktis

Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

B. Pemasangan Balok Dan Plat Lantai


Balok merupakan elemen struktur yang berfungsi mentransmisikan
beban dari pelat menuju kolom, sedangkan Pelat lantai adalah lantai yang
tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas
antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. pemasangan
tulangan dilakukan dengan cara manual. Dimensi balok untuk bangunan
rumah tinggal ini dipakai ukuran 15/25, dengan tulangan pokok 6d10 mm,
dan begel d8-15 cm (6d10 maksudnya jumlah besi beton diameter 10 mm 6
buah, 8 – 15 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 15 cm), dengan
mutu beton K – 275.
43

Gambar 3. 5 Pemasangan Tulangan Balok dan Plat Lantai


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

3.1.6. Pemasangan bekisting Kolom dan Balok


A. Pemasangan bekisting kolom
Bekisting kolom sangat penting dalam proses pembuatan kolom
struktur karena berpengaruh terhadap bentuk kolom. Semakin kuat dan
presisi suatu bekisting maka hasil akhir dari kolom tersebut juga akan baik.
Pekerjaan bekisting kolom dilakukan ketika seluruh pembesian pada kolom
sudah selesai semuanya dirangkai, Pekerjaan bekisting dilaksanakan dalam
tempo satu hari sampai selesai, ketika semuanya sudah selesai pembuatan
bekisting pada kolom maka dilakukan pemasangan bekisting disetiap kolom
yang dimensinya sudah dibuat dari setiap bekisting
44

Gambar 3. 6 Pemasangan Bekisting Kolom Utama dan Kolom Praktis


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

B. Pemasangan Bekisting Balok dan Plat Lantai


Pekerjaan pemasangan bekisting balok dan plat lantai.Pekerjaan ini
merupakan lanjutan setelah pekerjaan penulangan balok selesai. pertama
yang harus di lakukan adalah mempersiapkan papan bekisting sesuai dengan
ukuran balok.Pada bekisting plat lantai, pemasangan plywood disatukan
dengan rangkaian balok sesuai dengan ukuran yang di
butuhkan.Pemasangan bekisting balok akan dilaksanakan bersamaan dengan
pemasangan bekisting plat lantai, tapi dikerjakan sesuai fungsi masing-
masing.
45

Gambar 3. 7 Pemasangan Bekisting Balok dab Plat Lantai


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

3.1.7. Pengecoran Kolom dan Balok


A. Pengecoran Kolom
Pekerjaan pengecoran kolom dilaksanakan setelah pembesian dan
pemasangan papan triplek atau bekisting. Sebelum dilakukan pengecoran
terlebih dahulu diperiksa pembesian dan bekisting untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam pengecoran. Papan triplek harus kokoh dan
benar Adukan campuran pengecoran berpedoman pada data mix design.
Adukan campuran yang dipakai adalah campuran 1 semen, 4 kerikil, 6 pasir
dengan mutu beton (K-250).
Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor
harus bersih dan bebas dari kotoran. Bagian-bagian yang akan ditanam
dalam beton harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan
perlengkapan lainnya).
Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan secara serentak dalam waktu
satu hari sampai selesai semua pengecoran pada tiap-tiap tiang tersebut,
46

ketika pengecoran kolom suda selesai, ditunggu dalam waktu beberapa hari
sampai beton benar-benar kering baru dilakukan pembongkaran pada
bekisting. Sebelum melakukan pekerjaan pengecoran kita harus
mempersiapkan tenaga kerja,alat,bahan dan pemeriksaan kondisi bekisting.
Untuk campuran diaduk langsung dilapangan kemudian diangkat ke lokasi
pengecoran dilantai dua dengan menggunakan katrol.

Gambar 3. 8 Pengecoran Kolom


Sumber: Dokumentasi kerja prakr (2023)

B. Pengecoran Balok dan Plat Lantai


pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai. Setelah memastikan
pekerjaan bekisting selesai, dilanjutkan dengan pembersian bagian-bagian
yang akan di cor dan setelah pembersian dilanjutak dengan pengecoran.
1. Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti kaleng, persiapan
tangga darurat untuk mengangkat beton secara manual, gerobak sorong
penyalur beton.
2. Menyiapkan molen untuk adukan beton karena pada pekerjaan
pengecoran tersebut dilakukan secara manual dan tidak melakukan truk
47

mixepanjang penjangkaran,diameter tulangan, beton decking dan kaki


ayam yang harus sesuai dengan gambae rencana.
3. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek
4. Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok,
penentuan batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting
dilapangan. Jika bekisting sudah siap pada jarak bentang tertentu, maka
volume cor yang diambil adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting
yang telah mampu menahan berat beton segar (diambil pada
perhitungan mekanika rekayasa, jarak yang diambil merupakan jarak
dimanabesarnya momen sama dengan nol.
5. Pembersihan area yang akan dicor.
6. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting balok dan plat dengan
grobak sorong dan kaleng atau ember dengan dibantu tenaga
pengecoran dalam pemadatan beton dengan penumbukan melalui besi
secara manual. Adukan campuran beton untuk pengecoran yaiitu 1
semen, 4 pasir dan 6 kerikil.
7. Pada saat pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan
dilakukan pekerjaan perataan permukaan beton sesuai dengan ketebalan
yang telah direncanakan. Perataan ini masih menggunakan sistem
manual memakai ruskam kayu. Perataan ini bertujuan agar permukaan
plat rata dan memastikan tidak ada udara yang terjebak didalam
campuran beton.
8. Selanjutnya dilakukan pengukuran ketebalan plat sekaligus
pengecekannya menggunakan pesawat waterpass dan batang kayu yang
telah diberi tanda
9. Untuk perawatannya, basahi permukaan plat dan dengan air setiap 2
kali sehari selama satu minggu
10. Bekisting balok dan plat dapat dilepas setelah umur beton telah
mencapai 21 hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan berhati-
hati untuk menghindari terjadi patah padabalok.
48

Gamb
ar 3. 9 Pengecoran Balok dan Plat Lantai
Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

3.1.8. Pembongkaran bekisting Kolom dan Balok


Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap
mengeras. pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 12 jam dari
pengecoran terakhir dengan tenaga manusia. Jika pembongkaran dilakukan
sebelum waktu pengikatan beton menjadi sempurna maka akan terjadi
kerusakan/cacat pada beton tersebut.
Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan apabila beton
telah cukup umur yakni selama 21 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang
dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar.
49

Gambar 3. 10 Pembongkaran Bekisting Kolom dan Balok


Sumber: Dokumentasi kerja praktek (2023)

3.2. Kendala pada proses pekerjaan


Dalam sebuah proyek ada sebuah goal yang dapat dicapai sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan dengan batasan waktu dan biaya. Ada beberapa
kendala yang di hadapi pada eksekus proyek. Kendala yang di hadapi antara lain :
3.2.1. Cuaca (Hujan)
Faktor cuaca akan sangat menentukan penyelesaian sebuah proyek,
misalnya saat akan di kerjakan pada saat hujan. Hujan adalah kendala non teknis
yang sering menjadi kendala saat proses pengecoran sehngga menyebabkan
keterlambatan proses pengecoran dan berpengaruh pada hasil pengerjaan.
3.2.2. Solusi
Sebaiknya siapkan terpal atau karung untuk mengantisipasi saat hujan
turun karena tetesan air hujan dapat mempengaruhi permukaan beton cor dan juga
mencegah campuran beton bercampur dengan air sehinggah mengubah komposisi
agregat
DAFTAR PUSTAKA

Asroni, Ali. 2010. Balok dan pelat Beton Bertulang. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Departemen Pekerjaan Umum.SK SNI, T.-1.-1.-0.1990. Pembuatan campuran
beton normal. Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan Depertemen
Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang
dan Dinding Bertulang untukRumah dan Gedung ,Yayasan Penerbit PU
: Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum.1971.peraturan beton bertulang indonesia (PBI).
Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan Depertemen Pekerjaan
Umum.
Nency, S.D., (2014), Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Balok Pelat Pembangunan
Navana Residence Jimbaran Kab.Badung Bali PT.Nusa Raya Cipta
Tbk,Politeknik Negeri Banyuwangi, Banyuwangi.

50

Anda mungkin juga menyukai