Anda di halaman 1dari 78

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat sebagai bukti telah menyelesaikan Praktik Kerja


Lapangan Jurusan Teknik Sipil. Program Studi D-IV Manajemen Rekayasa
Konstruksi, Politeknik Negeri Malang.

Nama Proyek :
PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH
Nama/Nim : 1. Agung Samudra (1741320036)

2. Anggara Mahatma W. (1741320012)

3. Nachda Nur Mahdiyah (1741320029)

4. Vincentia Asdhi Kania (1741320114)

Kelas : 4 MRK 7

Pembimbing Industri Pembimbing Jurusan

William Hauwing, ST M. Zenurianto, Dipl.Ing.HTL, M.Sc,

NIP.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Dr. Sumardi, ST., MT


NIP. 196608031990031002
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan Praktek
Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Adapun tujuan dari penulisan laporan kuliah praktek kerja ini adalah untuk
melengkapi program perkuliahan pada Program Studi D-4 Manajemen Rekayasa
Konstruksi di Politeknik Negeri Malang.
Kami berkesempatan melaksanakan kerja praktik pada Proyek
Pembangunan Ruko North West Park dan Proyek Pembangunan BCA KCU Bukit
Darmo Golf Surabaya atas ijin dari : PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH
selaku Main Kontraktor yang telah berkenan menerima kami melaksanakan kerja
praktik.
Penyusunan laporan kerja praktik ini tidak akan tercipta tanpa bimbingan,
nasehat serta petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis dalam
kesempatan ini menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi
tinginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Sumardi, ST., MT selaku Ketua jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Malang.
2. Bapak Wahiddin, ST., MT, selaku Ketua Program Studi D4-Manajemen
Rekayasa Konstruksi
3. Bapak M. Zenurianto, Dipl.Ing.HTL, M.Sc, selaku Dosen pembimbing
jurusan.
4. Bapak William Hauwing, ST, selaku pembimbing lapangan yang sudah
banyak sekali meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini
masih jauh dari sempurna meskipun demikian penyusun berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Menyadari banyaknya kekurangan di dalam laporan ini maka saran dan
kritik membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Akhir kata semoga
segala kebaikan dari berbagai pihak tersebut di atas.menjadi amal ibadah yang di
terima oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Malang, 20 November 2019

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat saat ini,
mahasiswa dituntut untuk tidak hanya memiliki nilai akademis yang tinggi, tetapi
juga harus memiliki wawasan luas dan kemampuan yang memadai, Salah satu cara
yang ditempuh yaitu dengan melakukan Praktik Kerja Lapangan. Program
Diploma IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Malang merupakan program studi dengan sistem pembelajaran teori dan
praktek dengan proporsi 40% untuk teori dan 60% praktikum. Program Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ialah salah satu kegiatan praktikum diluar kampus dimana
mahasiswa diharuskan menempati job position di suatu badan usaha yang sedang
menjalankan suatu proyek tertentu, dalam pelaksanaan PKL itu sendiri mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan teori yang sudah didapatkan saat perkuliahan dan
dapat mengamati permasalahan tertentu yang diharapkan dapat menemukan solusi
dari permasalahn tersebut.

Berdasarkan petunjuk juklak pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


2020/2021, pelaksanaan praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan di bidang
proyek kontruksi, developer, investor, konsultan supervisi, konsultan manajemen
kontruksi, atau industri kontruksi lainnya (precast industri, readymix, pabrik semen,
dll). Sedangkan bidang kajian yang dapat diambil meliputi bangunan Gedung, Air,
dan Transportasi. Pada kesempatan kali ini bidang kajian dalam Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang kami lakukan merupakan konstruksi bangunan gedung
fasilitas umum.

Bangunan gedung yang saat ini sedang banyak diminati dikawasan kota-
kota besar seperti Kota Surabaya merupakan bangunan gedung berfasilitas umum
bertingkat. Salah satu yang menjadi daya tarik pengembangan untuk pembangunan
fasilitas umum beringkat adalah pembangunan Bank Central Asia KCU di Bukit
Darmo Golf Surabaya.
Surabaya merupakan salah satu kota yang terkenal dalam Kawasan penataan
wilayahnya yang cukup bagus dengan fasilitas umum yang memadai dan akses
yang mudah sehingga banyak diminati oleh masyarakat. Sebagai Kawasan bisnis
dan komersial yang terus berkembang dan terus tumbuh, para pengembang bisnis/
property melirik peluang untuk membangun fasilitas umum yang dapat
meningkatkan perputaran komersial di Kawasan Surabaya. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulis untuk melaksanakan Program Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di salah satu proyek pembangunan fasilitas umum.

Proyek yang dijadikan sebagai objek Praktik Kerja Lapangan yaitu Proyek
BCA KCU BUKIT DARMO GOLF SURABAYA yang dikerjakan oleh PT.
TATAMULIA NUSANTARA INDAH.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari praktik kerja lapangan, antara lain:

1. Mengetahui dan memahami deskripsi proyek pembanguan BCA KCU


BUKIT DARMO GOLF SURABAYA.
2. Memahami metode/strategi pelaksanaan yang digunakan dalam Proyek
pembangunan BCA KCU BUKIT DARMO GOLF SURABAYA.
3. Mengetahui tugas dan tanggung jawab setiap job position yang diduduki
dalam Proyek pembangunan BCA KCU BUKIT DARMO GOLF
SURABAYA.
4. Mengetahui dan memahami masalah yang timbul dalam Proyek
pembangunan BCA KCU BUKIT DARMO GOLF SURABAYA dan
dapat mampu memberikan solusinya.
5. Memperluas hubungan atau relasi dengan pihak industri atau pelaksana
konstruksi sebagai jembatan untuk mencari lapangan pekerjaan setelah
lulus.
6. Membiasakan bekerja dalam tim dalam sebuah proyek.
1.3 Manfaat

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari program Praktek Kerja
Lapangan (PKL) pada proyek pembangunan BCA KCU BUKIT DARMO
GOLF SURABAYA ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh saat


diperkuliahan,

2. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan, keterampilan, dan kerja sama


tim,

3. Mahasiswa juga dapat membandingkan teori yang telah dipelajari dengan


realita di lapangan,

4. Menambah wawasan baru di dunia ketekniksipilan, serta menguji


kemampuan pribadi dalam bekerja sesuai kemampuan yang dimiliki,

5. Mahasiswa dapat menganalisis dan mengevaluasi permasalahan yang


muncul yang dapat menghambat kegiatan proyek.

1.3.2 Manfaat Bagi Industri

1. Mengetahui kualitas pendidikan yang ada di Politeknik Negeri Malang.

2. Mengetahui perkembangan ilmu dan teknologi terbaru dalam bidang


konstruksi yang telah diterapkan oleh Politeknik Negeri Malang

1.3.3 Manfaat Bagi Instansi Pendidikan

1. Meningkatkan hubungan baik antara Politeknik Negeri Malang dengan


perusahaan jasa konstruksi.
2. Dapat meningkatkan eksistensi Politeknik Negeri Malang, sebagai
instansi pencetak sumber daya yang kompeten.
1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan maksud dan tujuan diatas, laporan ini memiliki beberapa batasan agar
laporan ini lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas. Penulis membatasi laporan ini
dengan beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Job position yang dibahas adalah mengenai Quality Control dan


Quantity Surveyor.

2. Metode pelaksanaan meliputi pekerjaan pemasangan kolom, pelat,


balok dan dinding penahan pada bagian basement.
BAB II

DESKRIPSI OBJEK PKL

2.1. Deskripsi Proyek

BCA KCU Bukit Darmo merupakan kantor cabang utama yang terletak di
Jl. Mayjen Yono Suwoyo No.14, Kec. Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jawa Timur
60187. Dengan Main Kontraktor PT. Tatamulia Nusantara Indah. Terdapat 10 lantai
+ 2 basement.

2.1.1. Data Umum Proyek


Adapun data administrasi proyek pembangunan BCA KCU Bukit
Darmo adalah sebagai berikut :
Nama Proyek : BCA KCU Bukit Darmo
Lokasi Proyek : Jl. Mayjen Yono Suwoyo No.14, Kec.
Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jawa Timur 60187

Gambar 2.1 Lokasi Proyek BCA KCU Bukit Darmo


Sumber: maps.google.com

Luas Bangunan : ± 26.200 m2


Jumlah Lantai : 2 basement dan 10 lantai office
Jumlah Unit : 1 Unit
Luas Lahan : ± 7.130 m2
Jenis Pelelangan : Open tender
Jenis Kontrak : Lump sump fixed price
Durasi Pelaksanaan : 8 Juni 2020 s/d 26 Desember 2021 (18 bulan)
Durasi Pemeliharaan : 1 tahun
Mulai Pekerjaan : Juni 2020
Selesai Pekerjaan : November 2021
Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Struktur dan Arsitektur
Owner : PT. Bank Central Asia, Tbk.
MK : PT. Ciriajasa CM Gedung
Konsultan Struktur : PT. Arkonin
Konsultan Arsitektur : PT. Arkonin
Konsultan ME : PT. Arkonin
Konsultan QS : PT. Korra Antarbuana

Dalam proyek ini, material didapat dari beberapa supplier yang


diantaranya:
Supplier Besi : Hanil Jaya Steel
Supplier Bata Ringan : Grand Elephant
Supplier Ready Mix : Merak Jaya Beton
Anugrah Beton Indonesia

2.1.2. Spesifikasi Bangunan


Spesifikasi bangunan merupakan karakteristik bangunan pada
sebuah proyek konstruksi bangunan, seperti :
a. Jenis Bangunan : Office
b. Jenis Struktur : Beton Bertulang
c. Luas Lahan : ± 7.130 m2
d. Luas Bangunan : ± 26.200 m2
e. Tinggi Bangunan : ± 48.070 m
f. Luas Bangunan :
Luas bangunan dari apartemen ini berbeda-beda setiap lantainya.
Berikut detail luasan lantai pada masin-masing lantai:
• Elevasi Lantai Basement 2 : 4400 m2
• Elevasi Lantai Basement 1 : 4400 m2
• Elevasi Lantai 2 - 10 : 1300 m2

2.2. Struktur Organisasi Proyek


Organisasi proyek adalah sekumpulan orang terorganisir yang
memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas
pelaksanaan proyek dengan cara tertentu. Berikut struktur organisasi Proyek
BCA KCU Bukit Darmo.

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN PROYEK


SD/ODR-1/03

BCA KCU BUKIT DARMO GOLF


SURABAYA

BRANCH MANAGER
Ir. Aries Sujono

PROJECT COORDINATOR
HEAD OFFICE Eko Setiawan S.T.

PROJECT

PROJECT MANAGER
Abdul Azis, ST

H S E OFFICER QA ENGINEERING
Firman Febian Wahyu Dwi

PROJECT ACOUNTANT QC ENGINEERING


Neil Theodores Wahyu Dwi

PROJECT COMMERCIAL M & E MANAGER / MEP


CHIEF ENGINEERING SITE MANAGER CONTROL MANAGER / COORDINATOR
Giovanni L. S.T. Achmad Marofik ENGINEERING N/A
N/A

ASST. SITE MANAGER


N/A

STRUCTURE ARSITECTURE PROJECT


PLANNING & SURVEYOR CHIEF SUPERVISOR MECHANIC CONTRACT / QS DC COORDINATOR MEP ENGINEERING G A S OFFICER
ENGINEERING R/F/C ENGINEERING ADMINISTRATION
SCHEDULING Pungkas Yuli P Panadi Eko Ari P. Oland Benz Sitorus S.T. Giovanni L. S.T. N/A Firman Febian
Nurul Huda S.pd Nurul Huda OFFICER
N/A
William Hauwing
Astri Ragilia

ASS. SURVEYOR ASS. MECHANIC


SPV. STRUCTURE SPV. BBS Luqmanul Karim
DRAFTER STR DRAFTER ARS Diky Ardiansyah COST CONTROL DC SUPERVISOR DRAFTER M & E DRIVER
Mus mulyadi Sutopo
Suzekri M. Efendi M. Akbar Oland benz Sitorus S.T. - N/A Bobby Andika

ASS. MECHANIC
ASS. SURVEYOR
Sudarsono
Frederikus Longa ASS. SPV STRUCTURE ASS. SPV. FINISHING
Suyatno 1 person PROCUREMENT MEP SUPERVISOR OFFICE BOY
N/A Muhammad Udin

OPERATOR TC
ASS. SURVEYOR Santoso
Fendik Tri
ASS. STOREKEEPER ASS. MEP SUPERVISOR SECURITY
Dwi Sugiyanto N/A Armansyah (Danru)
Tri Wahyudi
OPERATOR TC Supardi
Edwin Setiawan M. Sahlan
Renaldi Raharjo

OPERATOR CP
Heri Kurniawan

Surabaya, 30 November 2020

Abdul Azis
Project Manager

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek


Sumber: Dokumen Proyek

Unsur-unsur pelaksanaan dalam pembangunan proyek meliputi:


1. Unsur perencanaan teknis dan keuangan, yang menjalankan fungsi spesifik.
Perencanaan rekayasa teknik (engineering) seperti jadwal pelaksanaan,
perencanaan bahan, alat dan sub-sub kontraktor, perencanaan metode
pelaksanaan, perencanaan mutu dan perencanaan K3. Perencanaan
administrasi dan keuangan, meliputi pembuatan cash flow, perencanaan
penagihan, sistem akuntansi dan administrasi pengelolaan sumber daya
2. Unsur pelaksanaan atau operasional, yang meliputi kegiatan pelaksanaan
konstruksi di lapangan untuk mewujudkan fisik bangunan sesuai
perencanaan teknis dan keuangan.
3. Unsur pengendalian atau kontrol, yang meliputi kegiatan membandingkan
realisasi pelaksanaan dengan perencanaan dan jika terdapat penyimpangan
akan dilakukan analisis penyebabnya dan cara penyelesaiannya.
2.2.1. Peran Konsultan Pengawas dalam Proyek
Konsultan pengawas adalah pihak yang diberi kuasa secara hukum
untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek (peraturan). Pelaksanaan pekerjaan dan
syarat-syarat teknik yang ada.
Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas
konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara
kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian proyek.
Hak dan Kewajiban Konsultan Pengawas antara lain :
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.

Kegiatan konsultan pengawas antara lain :


1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan
hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan
pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pelaksana konstruksi.
6. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang
diajukan oleh pelaksana konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(As-Built Drawings) sebelum serah terima.
8. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir
pekerjaan pengawasan.
9. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua
pelaksanaan konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran
angsuran pekerjaan konstruksi.
10. Bersama-sama penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
11. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.

Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas antara lain :


1. Menolak penilaian estetis hasil pekerjaan pelaksana.
2. Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena perimbangan
dalam dirinya akibat yang muncul diluar kekuasaan kedua belah pihak
dan juga dari pemberi tugas.
3. Menerima honorium atas jasa sesuai dengan kontrak.

2.2.2. Tugas dan Kewajiban Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Tugas dan Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana Proyek –
Kontraktor merupakan sebuah perusahaan atau perorangan yang profesional
dalam mengerjakan sebuah proyek
A. Team Leader
Seseorang yang mampu memberikan bimbingan, instruksi, arahan
dan kepemimpinan kepada tim dengan tujuan dapat mencapai hasil yang
baik dalam sebuah tim. Berikut ini tujuan dari seorang team leader :

1. Memimpin team dalam melaksanakan supervisi konstruksi


pembangunan gedung untuk disesuaikan dengan maksud dan tujuan.
2. Melakukan Inspeksi secara teratur dilokasi pekerjaan dan melakukan
monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar
pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
yang berlaku.
3. Memberikan pengertian dan pemahaman yang benar kepada kontraktor
tentang spesifikasi yang tercantum dalam dokumen kontrak.
4. Merinci dan menjelaskan pekerjaan secara teknis sehubungan dengan
kontrak Change Order/Addendum.
5. Membuat persyaratan penerimaan “Acceptance” atau penolakan
“Rejection” bahan, material, alat, dan produk pekerjaan.
6. Menandatangani semua dokumen yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya, seperti halnya MC kontraktor, gambar-gambar kerja dan
perhitungan-perhitungan konstruksi lainnya.
7. Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan kerja.
Bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan secara
keseluruhan.

B. Admin Proyek
Orang yang menyiapkan daftar biaya rencana dalam bentuk batasan
biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan.Berikut tugas dari
seorang admin proyek:
1. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-
lain.
2. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
3. Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern dan
melakukan tugas umum. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan,
asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan
dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan.
4. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
5. Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional
dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor
pusat serta menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian
keuangan pusat.
6. Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat
proyek dan sejenisnya.
7. Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek yang
dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang
dikerjakan.
8. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta
data-data proyek.

C. Struktur Engineer
Tugasnya adalah melakukan pengawasan dan pengkoreksian
terhadap keseluruhan konstruksi bangunan yang dikerjakan, apakah sudah
sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja.

D. Elektrikal Engineer
Tugasnya melakukan pengawasan dan koreksi terhadap pekerjaan
elektrikal bangunan yang dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan rencana
kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja.

E. Arsitek
Tugasnya melakukan pengawasan dan mengolah data – data
perkembangan progress pekerjaan arsitektural di lapangan secara kualitatif
maupun kuantitatif untuk disusun dalam bentuk laporan mingguan dan
bulanan.

F. Mekanikal Engineer
Tugasnya melakukan pengawasan dan koreksi terhadap pekerjaan
mekanikal bangunan yang dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan rencana
kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja
2.3. Strategi dan Metode

Strategi merupakan rangkaian kegiatan yang telah dirancang guna


mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sedangkan Metode adalah cara
yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

2.3.1. Pekerjaan Cor Beton Kolom

Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

• Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang
digunakan sesuai dengan gambar kerja yang telah ditentukan. Besi
tersebut dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

Gambar 2.3 Pembesian Kolom


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.4 Pabrikasi Kolom
Sumber: Dokumentasi Pribadi

• Pembersihan area
Pembersihan area dilakukan setelah pekerjaan pembesian sudah
selesai, tujuan dari pembersihan area yaitu supaya area yang akan di
cor bersih dari kotoran bekas kawat ikat tulangan/bendrat ataupun
bekas kotoran/sampah yang lainnya.

• Pemasangan spons
Tujuan dari pemasangan spons tersebut yaitu untuk meminimalisir air
beton keluar pada saat dilakukan pengecoran, sehingga mutu tetap
terjaga.

Gambar 2.5 Pemasangan Spons


Sumber: Dokumentasi Pribadi
• Pekerjaan Pemasangan bekisting
Pekerjaan bekisting dilakukan setelah objek yang akan di cor siap,
sebelum bekisting di pasang bekisting tersebut disemprot dengan
minyak/oil bekisting supaya pada saat pengecoran beton tidak lengket
pada bekisting dan bekisting bisa digunakan lagi.

Gambar 2.6 Pemasangan Bekisting Kolom


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.7 Verticality Kolom


Sumber: Dokumentasi Pribadi

• Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan.


Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi
bekisting (verticality), posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar
tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu),
ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada
saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck
diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang
tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan


konsultan pengawas (MK) untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan kontrol kualitas.

• Kegiatan pengecoran.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan Tower Crane (TC).

Gambar 2.8 Pengecoran kolom


Sumber: Dokumentasi Pribadi

• Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah setting time beton
memenuhi syarat.
Gambar 2.9 Pembongkaran bekisting kolom
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.10 Flow Chart pekerjaan kolom


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.3.2. Pekerjaan Balok


• Metode Pelaksanaan Bekisitng Balok
1. Persiapan dan pengukuran
a. Persiapan metode dan gambar Shop Drawing
b. Persiapan lokasi pekerjaan dan pengukuran lapangan
2. Pemasangan perancah PCH (Perth Construction Hire)
a. Pemasangan Jack Base pada titik yang telah di Marking oleh
Surveyor pada saat pekerjaan persiapan.

Gambar 2.11 Tahap 1 Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisitng Balok


Sumber:

b. Kemudian memasang Standart pada Jack Base yang sudah ditata


pada tempat Marking nya.

Gambar 2.12 Tahap 2 Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisitng Balok


Sumber:
c. Memasang U-Head pada lubang bagian atas dari Standart PCH

Gambar 2.13 Tahap 3 Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisitng Balok


Sumber:

d. Memasang Gelagar Hollow

Gambar 2.14 Tahap 4 Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisitng Balok


Sumber:
• Metode Pemasangan Bekisitng Balok
1. Pemasangan balok Suri dan Gelagar

Gambar 2.15 Pemasangan balok Suri dan Gelagar


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Pemasangan Bodeman Balok

Gambar 2.16 Pemasangan Bodeman Balok


Sumber: Dokumentasi Pribadi

3. Pemasangan Tembereng Balok


Gambar 2.17 Pemasangan Tembereng Balok
Sumber: Dokumentasi Pribadi

4. Hasil dari Pemasangan Bekisitng Balok

Gambar 2.18 Hasil dari Pemasangan Bekisitng Balok

Sumber:

• Metode Pembesian Balok


1. Tahap Pabrikasi :
a. Cek pada gambar kerja dan bar bending Schule
b. Proses pemotongan dan pembengkokan pada besi sesuai dengan
daftar bar bending schedule
Gambar 2.19 Tempat pabrikasi balok
Sumber: Dokumentasi Pribadi

c. Kemudian diangkat menggunakan Tower Crane untuk ditaruh


pada lokasi yang akan dilakukan proses pembesian.

Gambar 2.20 Pengangkatan hasil pabrikasi


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Tahap Pemasangan Pembesian Balok


a. Langkap pertama ambil besi sesuai dengan detail pada Shop
Drawing,termasuk besi begel dan tulangan utama. Perhatikan
kebutuhan Panjang dan jumlah tulangan utama sesuai dengan
gambar kerja daerah tumpuan dan lapangan.
Gambar 2.21 Detail Pembesian Balok
Sumber: Dokumen Proyek

b. Pasang pada tempat sesuai dengan gambar kerja


c. Kaitkan tulangan utama dengan begel menggunakan kawat
bendrat dan perhatikan jarak begel bagian lapangan dengan
tumpuannya
d. Kaitkan tulangan sepihak kepada tulangan utamanya yang
searah horizontal.
e. Rapatkan bendrat tersebut dengan menggunakan alat Tang Catut

Gambar 2.22 Pembesian Balok


Sumber: Dokumentasi Pribadi

• Metode Pengecoran Balok


1. Pemasangan Concreat Pam di lokasi area yang akan ditinjau untuk
pengecoran.
Gambar 2.23 Proses Pemasangan Concrete Pump dilokasi proyek
Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Setelah Concrete Pump telah terpasang kemudan dilakukan


pengecekan Slump, dimana SSDnya harus 10+2 cm.

Gambar 2.24 Proses pengisian concret pada Kerucut Abrab


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.25 Proses uji slump dengan hasil 10+2 cm


Sumber: Dokumentasi Pribadi

3. Setelah di uji Slump beton dimasukkan ke benda uji silinder


untuk dicek umur harinya
Gambar 2.26 Benda uji silinder
Sumber: Dokumentasi Pribadi

4. Kemudian penuangan beton dari Truck mixer ke alat


Pumpingnya.

Gambar 2.27 Penuangan Beton dari Truck Molen


Sumber: Dokumentasi Pribadi

5. Kemudian pada tahap selanjutnya proses pengecoran dimulai


dengan CP.
Gambar 2.28 Proses Pengecoran Balok
Sumber: Dokumentasi Pribadi

6. Setelah proses pengecoran kemudian dilakukan proses perataan


elevasi dengan cara ditaruh sebuah besi hollow diatas lapisan
beton yang telah dicor kemudian dibidik dengan Waterpas oleh
Surveyor.

Gambar 2.29 Besi Hollow untuk meratakan elevasi


Sumber: Dokumentasi Pribadi

• Metode Pembongkaran Balok


1. Pembongkaran balok dan plat dilakukan secara
bersamaan,dikarenakan balok dan plat merupakan pekerjaan
yang monolit. Pembongkaran dapat dilakukan saat beton telah
melewati tahap hidran dan memiliki kekuatan untuk menahan
beban yang bekerja (Umur usia yang matang). Pada proyek ini
pembongkaran bekesting dilakukan pada saat umur beton telah
28 hari dengan syarat balok dan plat lantai harus dipasangan
shoring/ penyangga ini dimaksudkan untuk mengurangi
lendutan akibat beban pelaksanaan pada lantai di atasnya.
2. Untuk pembongkaran bekisiting pada baloj dimulai dengan
membongkar acuan PCH dan dilanjutkan dengan pelepasan
bekisting (papan plywood), lalu pipe support dilepas setelah
umur 28 hari.

Gambar 2.30 Pelepasan Tembereng


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.31 Pemasangan Shoring / Penyangga
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.32 Kondisi Balok Setelah dilepas Bekisting


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.33 Flow chart Pekerjaan Balok


Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.3.3. Pekerjaan Plat Lantai

Sebuah prosedur yang dilakukan untuk lantai yang tidak terletak di


atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang
satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Plat Lantai merupakan sebuah
konstruksi bangunan yang digunakan untuk menerima beban yang akan
disalurkan ke struktur lainnya. Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata,
lurus dan waterpass (mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring),
pelat lantai dapat diberi sedikit kemiringan untuk kepentingan aliran air. Di
bawah ini ada beberapa metode pelaksanaan pekerjaan plat lantai dengan
metode konvensional :
• Pekerjaan perancah (Scaffolding) merupakan suatu struktur sementara
yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar
lainnya. Scaffolding disini berfungsi untuk membantu pekerjaan pada
bangunan tinggi juga menyangga pelat lantai saat pelaksanaan proyek.
Scaffolding terdiri dari beberapa bagian yaitu: Jack base, berfungsi
sebagai tumpuan perancah. Terletak di bagian bawah. U-head,
berfungsi sebagai tumpuan arah memanjang. Cross brase, berfungsi
sebagai pengaku yang diletakkan menyilang agar perancah tidak
bergoyang. Main frame, berfungsi menyalurkan beban dari u-head ke
jack base. Serta Join Pin, berfungsi sebagai pen (socket) penghubung
antara Main Frame dengan Main Frame yang lain yang disusun
diatasnya.
Gambar 2.34 Perancah (Scaffolding)
Sumber: Dokumentasi Proyek

• Pekerjaan bekisting proses pengerjaan struktur pelat lantai dengan cara


konvensional dilakukan ditempat dengan cetakan dari bahan multipleks
atau plywood. Bekisting plat lantai merupakan proses pekerjaan,
dimana awal proses pengerjaannya dilakukan dengan penulangan plat
lantai. Hal tersebut akan dapat berjalan dengan baik apabila dikerjakan
sesuai dengan perencanaan dari awal sampai akhir tahap pengecoran
dan pembongkaran bekisting. Bekisting adalah alat bantu dan bukan
material pokok dalam pembuatan konstruksi beton bertulang seperti
plat lantai. Berbeda dengan besi dan beton yang tertinggal, setelah
beton mengeras maka bekisting yang digunakan akan dibongkar dan
dipindahkan ke tempat lain. Bekisting merupakan cetakan sementara
yang terbuat dari multipleks dengan fungsi menahan beton selama
campuran cor beton dituang untuk dibentuk sesuai dengan perencanaan.
Cetakan tersebut akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang
dituang telah mencapai tingkat kekuatan yang cukup.
Gambar 2.35 Bekisting Plat Lantai
Sumber: Dokumentasi Proyek

• Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai Beton Bertulang


Pekerjaan pengecoran pelat lantai beton bertulang merupakan kegiatan
struktur bangunan bertingkat yang berfungsi sebagai pemisah atau
pembatas antar lantai serta didukung balok-balok yang menumpu pada
kolom bangunan bertingkat. Pekerjaan pengecoran pelat lantai beton
bertulang dilaksanakan langsung di tempat lokasi proyek. Pekerjaan
pelat lantai tidak kalah pentingnya dengan pekerjaan balok, kolom, dan
pondasi. Pelat lantai yang tidak dikerjakan dengan baik bisa
menyebabkan lendutan dan getaran saat ada beban yang bekerja pada
pelat tersebut. Pekerjaan pelat lantai harus dirancang rata, kaku dan
lurus dan ketebalan dari pelat lantai beton ditentukan oleh beban-beban
yang harus didukung dan besar lendutan yang di ijinkan sehingga pelat
lantai beton bertulang dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Pengecoran pada proyek BCA KCU Bukit Darmo ini menggunakan alat
bantu concrete pomp dan juga tower crane.
Gambar 2.36 Pengecoran Plat Lantai
Sumber: Dokumentasi Proyek

2.3.4. Pekerjaan Pile Cap

Proses pelaksanaan pekerjaan pile cap adalah sebagai berikut:

• Shop Drawing

Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan serta menjamin mutu proyek,


gambar kerja berupa shop drawing sangat diperlukan di dalam dunia
konstruksi, khususnya kontraktor. Termasuk untuk pekerjaan pile cap,
diperlukan gambar kerja yang menjelaskan secara detail mengenai lokasi
pile cap, dimensi, elevasi, jumlah tulangan, dimensi tulangan, sampai
panjang sambungan tulangan.

Gambar 2.37 Drawing shop pile cap


Sumber: Dokumentas proyek
• Pemasangan Lapisan Water Proofing

Karena pile cap merupakan struktur yang bersentuhan langsung dengan


tanah, dimana tentunya tanah memiliki kandungan air. Untuk mencegah
bersatunya air tanah dengan beton pile cap diperlukan suatu lapisan yang
membatasi keduanya, yaitu lapisan water proofing. Water proofing sendiri
memiliki berbagai macam jenis, ada yang berupa membrane, serbuk, dll.

Gambar 2.38 membran water proofing


Sumber: Dokumentas proyek

• Pekerjaan Pembesian

Besi terlebih dahulu dibentuk dan mungkin di susun di tempat fabrikasi.


Spesifikasi besi yang digunakan harus sesuai dengan shop drawing yang
telah ditentukan sebelumnya. Setelah fabrikasi, besi dipindahkan dari area
fabrikasi menuju lokasi penginstallan.
Gambar 2.39 Pembesian Pile Cap
Sumber: Dokumentasi pribadi

• Pekerjaan Pengecoran

Setelelah besi terpasang, tahap selanjutnya adalah pengecoran. Untuk


ttruktur basement dasar berupa pile cap, slab, dan tie beam memiliki
bekisting berupa galian tanah itu sendiri, dan beberapa diantaranya
menggunakan bekisting berupa pasangan batu. Untuk tahapan pengecoran
pile cap adalah sebagai berikut:

a. Pembersihan

Sebelum pengecoran benar-benar dilakukan, area pengecoran harus


memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu. Diantaranya adalah
area yang akan dicor harus bersih dari sisa-sisa bendrat maupun sampah-
sampah lain. Pembersihan ini dapat dilakukan menggunakan alat
blower.

Gambar 2.40 Mesin blower untuk pembersihan


Sumber: Dokumentasi pribadi

b. Pemasangan stop cor

Dalam kegiatan pengecoran daerah yang luas, umumnya akan dilakukan


pembagian/ zonasi. Untuk membatasi antara zona yang akan dicor
dengan zona yang belum akan dicor, diperlukan serangkaian material
yang membentuk stop cor. Diantara contoh stop cor dapat berupa
paduan baja ringan dan kawat seperti gambar berikut:
Gambar 2.41 Stop cor dapat berupa jaring kawat
Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 2.42 Baja hollow untuk perataan elevasi cor


Sumber: Dokumentasi pribadi

c. Dewatering

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa area dasar basement


merupakan area yang rawan dengan air. Salah satu kendalanya adalah
area pile cap yang terendam dengan air, sehingga air perlu terlebih
dahulu dilakukan sebelum kegiatan pengecoran agar rasio FAS beton
tetap terjaga. Salah satu metode yang bisa dilakukan untuk
mengeluarkan air dari luang pile cap adalah dengan memompa air
keluar,
Gambar 2.43 Pengeluaran air dari pile cap dengan pompa
Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 2.44 Pengeringan sisa air dengan blower


Sumber: Dokumentasi pribadi

d. Mengkondisikan Lokasi Pengecoran

Untuk menunjang kelancaran kegiatan pengecoran, ada beberapa hal


yang perlu dipasang terlebih dahulu. Yang pertama, adalah pipa
concrete pump yang akan menyalurkan beton dari wadah pompa ke area
pengecoran. yang kedua, adalah terop atau penutup untuk
mengantisipasi jika seandainya saat proses pengecoran terjadi hujan.
Gambar 2.45 Penginstalan pipa concrete pump ke elevasi bawah
Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 2.46 Terop sebagai antisipasi jika terjadi hujan


Sumber: Dokumentasi pribadi

e. Penuangan ready mix


Setelah truck mixer dating ke lokasi proyek, beberapa ready mix diambil
sampelnya untuk diuji slump, truck yang diambil sampelnya di proyek
ini umumnya adalah truck ke-1, 5, dan 10. Uji slump dinyatakan oke
apabila nilainya 10+2. Selain uji slump, sampel juga diambil untuk
keperluan uji tekan, sehingga akan diambil benda uji silinder dari situ.
Pengecoran pelat dilakukan dengan bantuan concrete pump yang berada
di elevasi ± 0 atau lantai 1, yang kemudian disalurkan melalui pipa besi.
Pipa diturunkan elevasinya secara berthap dari elevasi ± 0 menuju
elevasi cor basement. Setelah ready mix tertuang dari pipa, sesegera
pekerja melakukan perataan dengan menggunakan alat perata,
sementara pekerja yang lain memadatkan beton dengan vibrator.
Disamping itu, terdapat juga para surveyor yang memastikan elevasi
pengecoran sudah tepat.

Gambar 2.47 Mixer truck menunggu giliran tuang


Sumber: Dokumentasi pribadi
2.4. Jadwal Pelaksanaan
Proyek Pembangunan BCA KCU Bukit Darmo direncanakan oleh
pihak PT. Tatamulia Nusantara Indah yang pada pembangunannya
dijadwalkan dimulai pada 8 Juni 2020 sampai 11 November 2021.

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


No Uraian Pekerjaan Waktu Pelaksanaan
(Rencana)
1 Pekerjaan Persiapan 8 Juni 2020 – 30 Juli 2020
2 Pekerjaan Struktur Bawah Tower
Office
1. Pekerjaan Pile Cap & Tie 22 Juli 2020 – 4 September
Beam + Slab Lt. Bs. 2 2020
2. Pekerjaan Struktur Basement 28 Agustus 2020 – 12 Oktober
1 2020
3 Pekerjaan Struktur Tower Office
1. Pekerjaan Struktur Lantai 1 4 Oktober 2020 – 22 Oktober
2020
2. Pekerjaan Struktur Lantai 2 20 Oktober 2020 – 6
November 2020
3. Pekerjaan Struktur Lantai 3 4 November 2020 – 22
November 2020
4. Pekerjaan Struktur Lantai 4 20 November 2020 – 8
Desember 2020
5. Pekerjaan Struktur Lantai 5 6 Desember 2020 – 23
Desember 2020
6. Pekerjaan Struktur Lantai 6 22 Desember 2020 – 8 Januari
2021
7. Pekerjaan Struktur Lantai 7 6 Januari 2021 - 24 Januari
2021
8. Pekerjaan Struktur Lantai 8 22 Januari 2021 – 9 Februari
2021
9. Pekerjaan Struktur Lantai 9 6 Februari 2021 – 24 Februari
2021
10. Pekerjaan Struktur Lantai 10 22 Februari 2021 – 12 Maret
2021
11. Pekerjaan Struktur Lantai 10 Maret 2021 – 28 Maret
Roof 2021
4 Pekerjaan Strutting 14 September 2020 – 26
Januari 2021
5 Pekerjaan Finishing Tower Office
1. Pekerjaan Finishing Lantai 1 8 Desember 2020 – 8 Mei
2021
2. Pekerjaan Finishing Lantai 2 26 Desember 2020 – 21 Juni
2021
3. Pekerjaan Finishing Lantai 3 13 Januari 2021 – 9 Juli 2021
4. Pekerjaan Finishing Lantai 4 31 Januari 2021 – 27 Juli 2021
5. Pekerjaan Finishing Lantai 5 18 Februari 2021 – 13
Agustus 2021
6. Pekerjaan Finishing Lantai 6 8 Maret 2021 – 1 September
2021
7. Pekerjaan Finishing Lantai 7 25 Maret 2021 – 19 September
2021
8. Pekerjaan Finishing Lantai 8 13 April 2021 – 6 Oktober
2021
9. Pekerjaan Finishing Lantai 9 30 April 2021 – 25 Oktober
2021
10. Pekerjaan Finishing Lantai 10 30 Mei 2021 – 11 November
2021
11. Pekerjaan Finishing Lantai 27 Juni 2021 – 19 November
Roof 2021
6 Pekerjaan Fasade 3 Februari 2021 – 11
November 2021
7 Pekerjaan Area Parkir
1. Pekerjaan Tanah 24 Juni 2020 – 8 September
2020
2. Pekerjaan Pondasi 1 September 2020 – 24
November 2020
3. Area Strutting 29 September 2020 – 30
Agustus 2021
4. Pekerjaan Finishing Parkir 25 November 2020 - 30
Agustus 2021
8 Pekerjaan Elektrikal 8 Juni 2020 – 26 Oktober 2021
9 Pekerjaan Plumbing & Fire 8 Juni 2020 – 17 November
Fighting 2021
10 Pekerjaan VAC 8 Juni 2020 – 20 November
2021
11 Pekerjaan Elektronik (CCTV, 8 Juni 2020 – 8 Oktober 2021
Telephone, & Alarm)
12 Pekerjaan Lift 8 Juni 2020 – 24 November
2021
13 Pekerjaan Genset 8 Juni 2020 – 1 September
2021
14 External /Associated Landscape 19 Juni 2021 – 23 November
2021
15 Ceklist Handing Over 11 November 2021 – 8
Desember 2021

2.5. Rencana Mutu


Rencana mutu merupakan suatu hal yang sangat menentukan
keberhasilan suatu proyek. Setiap proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan
baik dan mencapai hasil sesuai perencanaan. Proyek-proyek yang merupakan
pesanan konsumen, tentunya pihak kontraktor ingin agar proyek mencapai hasil
sesuai harapan konsumen.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa hal tidak terduga yang
bisa saja terjadi dan proyek yang sedang dikerjakan tidak berjalan sesuai dengan
perencanaan. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pengendalian mutu proyek.
Rencana mutu pada proyek BCA KCU Bukit Darmo dikendalikan oleh
beberapa hal sebagai berikut:
a. QC (Quality Control)
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah
suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau
kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi.
Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian
kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan
bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau
melampaui persyaratan dari pelanggan maupun produsen sendiri. Sistem-sistem
ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya
dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional.
Dalam manajemen proyek, kontrol mutu membutuhkan seorang manajer
proyek dan tim proyek untuk memeriksa pekerjaan yang telah dicapai untuk
memastikan keselarasan antara pekerjaan yang telah terselesaikan dengan ruang
lingkup proyek. Dalam praktiknya, pekerjaan-pekerjaan proyek biasanya
memiliki tim khusus pada sistem pengendalian mutu yang berfokus pada daerah
ini.

b. Inspeksi Pekerjaan
Inspeksi pekerjaan merupakan upaya yang dilakukan untuk
melakukan pengendalian mutu.
1) I.P
Pekerjaan ini dilakukan oleh suatu tim pelaksana dengan mengecek
proses dan hasil dari suatu item pekerjaan. Hasil dari inspeksi di
lampirkan dalam sebuah form untuk membandingkan kesesuaian
antara hasil pekerjaan dengan kualitas mutu rencana.
c. Pengujian
Pengujian merupakan sebuah usaha akhir dalam pengendalian mutu
proyek. Pengujian dalam pengendalian mutu proyek BCA KCU Bukit Darmo
terdiri atas dua hal yakni P.M dan I.M.

d. Daftar Alat Ukur


Dalam melakukan pengendalian mutu diperlukan alat ukur untuk
mengetahui hasil mutu yang kemudian akan dibandingkan dengan mutu
rencana.

2.6. Rencana K3L


Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi terutama pada
pembangunan apartemen, dengan adanya hal tersebut maka PT. Tatamulia
Nusantara Indah merencanakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan dimana program ini diperlukan untuk menurunkan resiko insiden
dan penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat.

Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada


karyawan dan keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir
4:4.6 maka diperlukan suatu Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Proyek. Maka dari itu dibentuklah struktur organisasi untuk mengatur
program K3L, berikut beberapa struktur organisasi K3L yang ada di PT.
Tatamulia Nusantara Indah dalam pembangunan BCA KCU Bukit Darmo:

2.6.1. Struktur Organisasi Tanggap Darurat


Rencana Tanggap Darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seluruh masyarakat lingkungan kerja yang bertujuan untuk mengantisipasi
datangnya keadaan darurat sehingga semua orang pada saat itu mengetahui hal-
hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat, maka dari itu perlu dibentuk
struktur organisasi.

2.6.2. Struktur Organisasi 5R


Konsep 5R Dalam Sebuah Perusahaan – Kerapihan tempat kerja dan
kedisiplinan pekerja untuk menata area kerjanya menjadi faktor penting untuk
meningkatkan efisiensi kerja dan juga menjaga kualitas mutu dan lingkungan.
Karena tempat kerja yang tidak tertata dan penempatan peralatan atau perkakas
yang tidak rapi dapat menghambat kelancaran pekerjaan, dan akan membuat
waktu penyelasaian pekerjaan juga semakin lama. Oleh karena itu, penerapan
nilai-nilai 5R atau 5S sangat membantu menciptakan suasana kerja yang aman
dan nyaman, 5R atau 5S terdiri dari Ringkas (Seiri), Rapi (Seiton), Resik
(Seiso), Rawat (Seiketsu), Rajin (Shitsuke).

2.6.3. Struktur Organisasi P2K3

Pengertian P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


menurut Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 ialah badan pembantu di
tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja
untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan K3.

Tugas P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan, baik diminta


maupun tidak kepada kontraktor mengenai masalah K3.

2.6.4. Kebijakan Perusahaan


Dewan Direksi PT. Tatamulia Nusantara Indah telah berkomitmen
untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen K3 Proyek dapat berjalan dan
sesuai dengan jenis dan skala risiko melalui kebijakan perusahaan, Kebijakan
tersebut dikomunikasikan kepada semua staf, pekerja, tamu, owner, MK
melalui berbagai cara yaitu :

• Induksi (Pengenalan) Proyek Spesifik / Project Specific Safety Induction;


• SHE Morning Talk;
Morning Talk dilakukan setiap seminggu sekali pada hari Selasa, kegiatan
yang biasanya dilakukan antara lain, pemberian materi, senam pagi ( setiap
awal bulan ), dan pemberian reward.
• Kebijakan SHE PT. Tatamulia Nusantara Indah (SAFETY, HEALTH,
ENVIRONMENT)
Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Tatamulia Nusantara Indah
berkomitmen untuk mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan untuk tercapainya sasaran Zero Fatality, tanpa
penyakit akibat kerja serta tidak terjadi kerusakan lingkungan dengan :
1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan yang memenuhi peraturan perundang-undangan,
persyaratan serta standar nasional dan internasional yang berlaku;
2. Meningkatkan keahlian dan kompetensi seluruh karyawan serta
keterlibatan mitra kerja dalam implementasi SHE;
3. Meningkatkan efisiensi sumber daya melalui penerapan Konsep 3R (
Reduce, Reuse, Recycle ) PT. Tatamulia Nusantara Indah melakukan
peningkatan Sistem Manajemen SHE secara berkesinambungan
melalui pembelajaran dan praktik-praktik sistem manajemen SHE
terbaik di tingkat nasional maupun internasional serta mengikuti
perkembangan pengetahuan terkini di bidang SHE.

• Safety day dan QSHE Patrol;


Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Tatamulia Nusantara Indah
Proyek BCA KCU Bukit Darmo meyakini sepenuhnya bahwa pentingnya
dilakukan inspeksi mengenai Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan di tempat kerja, maka dari itu seluruh Tim Proyek BCA KCU
Bukit Darmo diwajibkan untuk melaksanakan:

1. Safety Day di hari Selasa (menggunakan seragam safety); serta


2. QSHE Patrol di hari Selasa.

Demi memperbaiki lingkungan kerja yang berbahaya sehingga


tercipta lingkungan kerja yang aman dan selamat.

• Kebijakan SWA ( Stop Work Action )


Pimpinan Proyek BCA KCU Bukit Darmo memberikan wewenang
penuh kepada setiap karyawan dan mitra kerja untuk mencegah
kecelakaan kerja dengan cara :

1. Menghentikan pekerjaan (SWA/Stop Work Action), jika


menemukan tindakan/kondisi yang berbahaya atau bekerja tidak
sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. Berbagi pengalaman SWA yang dilakukan atau diterimanya dalam
safety meeting.

Pimpinan menjamin inisiator SWA tidak akan dikenakan sanksi


walaupun tindakan penghentian berdampak terhadap tertundanya jadwal
penyelesaian pekerjaan. Sebaliknya, sanksi tegas akan diberikan kepada
setiap karyawan yang mengabaikan SWA yang diterimanya atau tidak
melakukan SWA saat melihat atau mengetahui tindakan/kondisi yang
berbahaya.

• Kebijakan Minuman Beralkohol dan Obat-Obat Terlarang

Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Tatamulia Nusantara Indah Proyek


BCA KCU Bukit Darmo meyakini sepenuhnya bahwa mengkonsumsi
minuman beralkohol dan/atau obat-obat terlarang di tempat kerja berpotensi :
1. Memberikan pengaruh negatif terhadap keefektifan budaya kerja aman dan
pelaksanaan program Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang
ada;
2. Mempengaruhi kesehatan seseorang secara serius dan kemampuannya
secara efektif; serta
3. Menyebabkan cidera atau kematian pada karyawan.
Perusahaan tidak akan mentoleransi karyawan dan mitra kerja yang
memiliki, menyimpan, mengkonsumsi dan/atau mengedarkan minuman
beralkohol dan/atau obat-obat terlarang di lingkungan Proyek BCA KCU
Bukit Darmo.

Untuk menjamin hal tersebut, perusahaan dapat melakukan pemeriksaan


secara acak. Pelanggaran terhadap hal ini akan dikenakan sanksi atau
Pemutusan Hubungan Kerja dan dilaporkan kepada pihak yang berwajib.

• Larangan Merokok Di Area Kerja

Dalam rangka mengimplementasikan peraturan perundangan


Kawasan Dilarang Merokok, diimbau kepada seluruh
karyawan/tamu/subkon/mandor/pekerja PT. Tatamulia Nusantara Indah
Proyek BCA KCU Bukit Darmo untuk tidak merokok di area kerja dan hanya
merokok di tempat merokok yang sudah di sediakan. Dengan dasar acuan
sebagai berikut :

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2010, tentang “Larangan


Merokok”,
1.1 Pasal 1 ayat 5 yaitu : Kawasan dilarang merokok adalah tempat umum,
tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat peayanan kesehatan,
arena kegiatan anak-anak, tempat ibadah, dan angkutan umum.
1.2 Ketentuan pidana : Perokok yang melakukan tindakan merokok di kawasan
dilarang merokok, sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

2.6.5. Peraturan Proyek


Pada pembangunan proyek BCA KCU Bukit Darmo terdapat peraturan
yang harus dipatuhi seluruh karyawan/tamu/subkon/pekerja PT. Tatamulia
Nusantara Indah.

Berikut peraturan - peraturan yang harus dipatuhi :


• Hanya bekerja dengan aman, tidak bekerja pada kondisi yang
membahayakan diri sendiri, sesama karyawan atau warga sekitar.
• Tujuan Rambu HSE Proyek. Hal tersebut berada untuk melindungi anda.
• Proteksi jatuh harus tersedia dan dipakai setiap saat bila diperlukan.
• APD harus dipakai setiap saat, helm (dengan tali dagu), pelindung mata,
sepatu boot dengan proteksi besi di ujungnya, rompi dengan reflektor.
• Dilarang bermain atau berlari di proyek.
• Mejaga area kerja rapih, bersih setelah ditinggalkan.
• Gunakan area istirahat dan fasilitas toilet. Jangan buang air kecil atau
buang air besar di proyek/sembarang tempat.
• Dilarang membawa narkoba atau minuman keras ke proyek.
• Merokok hanya dijinkan pada area yang ditentukan.
• Dilarang menggunakan Handphone ketika mengoperasikan Alat berat.
• Mematuhi peraturan sistem ijin kerja di proyek.
• Hanya personil yang terlatih dan memiliki ijin untuk mengoperasikan
Alat Berat.
• Gunakan akses/jalan kerja yang ditentukan untuk menuju ke area kerja.
• Laporkan semua kecelakaan segera kepada Supervisor / SP.
• Laporkan kegiatan atau kondisi tidak aman segera kepada Supervisor /SP.
• Semua Alat berat dilengkapi dengan lampu flash.
• Menggunakan air, listrik dan kertas seperlunya.

2.6.6. Reward and Punishment


Pemberian reward dan punishment sangat berpengaruh dalam kinerja
pekerja. Reward diberikan sebagai apresiasi atas pekerjaan yang telah dicapai
sehingga menjadi motivasi agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi
dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan proyek. Sedangkan punishment
diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan, adanya punishment
tersebut bertujuan untuk meminimalisasi pelanggaran dan memperbaiki kinerja
pegawai agar tercipta produktivitas yang semakin tinggi.

Dibawah ini merupakan reward dan punishment yang dibuat oleh PT.
Tatamulia Nusantara Indah pada proyek BCA KCU Bukit Darmo :

Tabel 2.2 Reward Proyek

KATEGORI
PESERTA PERIODE REWARD
PENILAIAN
Pekerja
Menjawab Pertanyaan Setiap SHE Bingkisan atau
Subkon
saat SHE Morning Talk. Morning Talk uang tunai
Staff WR
Kedisiplinan K3/5R atau Pekerja
Setiap SHE Bingkisan atau
Keahlian dalam bidang Subkon
Morning Talk uang tunai
K3/5R Staff WR
Pekerja
Keaktifan saat SHE Setiap SHE Bingkisan atau
Subkon
Morning Talk. Morning Talk uang tunai
Staff WR
Tabel 2.3 Denda Pelanggaran 5R

JENIS PELANGGARAN BESAR DENDA

Buang sampah tidak pada tempatnya. Rp. 25.000

Meletakkan material/alat/tempat alat di


Rp. 100.000
jalankerja/sembarang tempat.
Menyalahgunakan sarana dan rambu K3/5R
untuk kepentingan sendiri, misalnya sebagai
Rp. 100.000
alas kerja, pijakan atau alat bantu tanpa seijin
Petugas K3/5R

Merusak rambu dan sarana K3/5R Rp. 100.000

Melepas/ Mencopoti/ Memindahkan sarana K3


dan 5R tanpa izin petugas K3/5R PT. Rp. 100.000
Tatamulia Nusantara Indah
Menggunakan air kerja untuk mandi, cucui
Rp. 25.000
kaki, cuci muka dan cuci tangan
Kencing disembarang tempat, tidak di tempat
Rp. 100.000
kencing yang disediakan

Buang air besar di sembarang tempat Rp. 500.000

Mengotori lokasi pekerjaan/ tidak


membereskan sampah pekerjaannya sendiri ke Rp. 100.000
dalam karung pada waktu yang ditentukan.
Membuang sisa makan/minum di sembarang
Rp. 50.000
tempat

Meletakkan Pakaian di sembarang tempat. Rp. 25.000

Menyimpan APD di sembarang tempat/tidak


Rp. 25.000
dirawat.
Tabel 2.4 Denda Pelanggaran Berkaitan Dengan Peraturan Jaringan Listrik Kerja
Sementara

JENIS PELANGGARAN BESAR DENDA


Sambungan kabel tidak menggunakan
socket/ jack/ alat sambung, yang Rp. 50.000
semestinya
Pengambilan stroom dari panel tidak
Rp. 50.000
menggunakan stecker/ colokan/ stopkontak
Penggunaan aliran listrik/ penyambungan
ke panel PT. Tatamulia Nusantara Indah
Rp. 50.000
tanpa seijin petugas Storing PT. Tatamulia
Nusantara Indah
Kapasitas/ ukuran kabel tidak standar sesuai
Rp. 50.000
kuat arus yang melaluinya
Instalasi kabel listrik tidak boleh diletakkan
di atas lantai, tidak digantung sesuai Rp. 50.000
ketentuan

Kabel basah atau berada di genangan air Rp. 100.000

Merusak/ melepas penggantung kabel milik


Rp. 100.000
PT. Tatamulia Nusantara Indah

Tabel 2.5 Denda Pelanggaran K3L

JENIS PELANGGARAN BESAR DENDA


Tidak menggunakan helm selama di area
Rp. 25.000
proyek
Tidak mengenakan sepatu Rp. 25.000
Tidak menggunakan rompi Rp. 25.000
Tidak mengenakan full body harness di
lokasi yang mensyaratkan, misalnya pada Rp. 100.000
ketinggian lebih dari 2 (dua) meter
Merokok di area kerja (tidak di area merokok
Rp. 100.000
yang telah disediakan)
Tidak memakai baju dan menggunakan
Rp. 50.000
celana pendek

Tidak mengenakan kaca mata las selama


Rp. 50.000
pekerjaan pengelasan

Merusak rambu dan sarana K3/5R termasuk


melepaskan railing tanpa seijin petugas Rp. 100.000
K3/5R PT. Tatamulia Nusantara Indah
Instalasi perancah (scaffolding) yang tidak
Rp. 500.000
aman (tidak sesuai dengan ketentuan)
Duduk/istirahat di tempat berbahaya di atas
Rp. 50.000
ketinggian dll

JENIS PELANGGARAN BESAR DENDA

Tabung gas ditidurkan, tidak diberdirikan Rp. 100.000


Menumpahkan/membuang oli/ BBM/ Bahan Rp. 100.000
B3 di tanah/ saluran kota
Penyimpanan bahan mudah terbakar di Rp. 100.000
sembarang tempat
Penyimpanan oli/ BBM tidak diberi Rp. 100.000
tampungan/ Tanggulan tumpahan
Tim Subkon/Mandor tidak mengikuti SHE Rp. 500.000
Morning Talk kurang dari 75%.
Pimpinan/Wakil Subkon/Mandor tidak hadir Rp. 250.000
saat SHE Morning Talk tanpa alasan yang
jelas.
Alat kerja tidak memiliki SIA/kedaluwarsa. Rp. 500.000
Operator tidak memiliki SIO/kedaluwarsa. Rp. 500.000
Melakukan pekerjaan panas tanpa Rp. 100.000
menyediakan APAR.
Menaiki Bucket ketika pengecoran. Rp. 200.000
Tidak menggunakan APD (Helm, rompi,
sepatu safety) lengkap di Area Proyek
- Staff Rp. 50.000
- Kasie, Pelaksana Utama Rp. 100.000
- Deputy manajer, Manajer Rp. 200.000

Keterangan :

1. Akan dikenakan denda apabila melanggar di setiap kegiatan diadakan.


• Tim Subkon/Mandor tidak mengikuti SHE Morning Talk kurang dari
75%.
• Pimpinan/Wakil Subkon/Mandor tidak hadir saat SHE Morning Talk
tanpa alasan yang jelas.
2. Akan dikenakan denda apabila melanggar ketika sedang melakukan
pekerjaan.
• Alat kerja tidak memiliki SIA/kadaluwarsa.
• Operator tidak memiliki SIO/kadaluwarsa.
• Melakukan pekerjaan panas tanpa menyediakan APAR.
2.6.7. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri harus digunakan karena diperlukan untuk setiap
operasi pekerjaan, dimana terdapat kondisi berbahaya.

APD berikut ini wajib digunakan:

Gambar 2.48 Alat Pelindung Diri


Sumber : http://generasi21.blogspot.com/2016/11/k3-di-industri-konstruksi.html

Berikut APD Standard yang wajib untuk digunakan:


• Helm
• Sepatu
• Rompi
Sedangkan berikut APD Tambahan yang wajib digunakan pada
pekerjaan tertentu :
• Body Harness
• Kedok Las
• Sarung Tangan Las Karet
• Pelindung Telinga
• Masker
• Kacamata pelindung
BAB III

PELAKSANAAN MAGANG INDUSTRI

3.1 Jadwal Pelaksanaan PKL


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan pada Proyek Pembangunan Kompleks
Ruko NorthWest Boulevard dilaksanakan selama 2 minggu, dilanjutkan Proyek
Pembangunan Bank BCA KCU Bukit Dharmo selama 4 minggu. Kegiatan tersebut
berlangsung dari tanggal 19 Oktober 2020 s/d 29 November 2020.

3.2 Pelaksanaan Job Position Bidang QC


Quality Control atau disingkat QC merupakan pihak dalam struktur organisasi
proyek yang memiliki tugas untuk melakukan kontrol dan cek kelayakan dari setiap
pekerjaan dalam proyek berrdasarkan penilaian standar, dan berhak menyatakan layak
tidaknya pekerjaan tersebut.

3.2.1 Posisi Job Position Dalam Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Quality Control Dalam Struktur Organisasi

( Sumber : Dokumen Proyek )


Dari bagan tersebut dapat diketahui bahwa pada struktur organisasi Proyek
Pembangunan Bank BCA KCU Bukit Dharmo oleh PT.Tatamulia Indah Nusantara,
Quality Control diberi tugas dan tanggung jawab oleh Project Manager.

3.2.2 Tugas, Pokok, dan Fungsi


Quality Control (QC) memiliki tugas, pokok, dan fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan penjelasan kriteria penerimaan hasil kerja pada tahap awal


atau secara berkala.
b. Menyetujui atau menolak material yang digunakan berdasarkan
kriterianya.
c. Melakukan kaibrasi alat.
d. Melakukan inspeksi, menerima atau menolak terhadap hasil pekerjaan
sipil, arsitektur, mekanikal, elektrikal, plumbing sesuai kriteria yang
telah ditetapkan.
e. Menilai pemenuhan syarat mutu/ Q-pass produk maupun persyaratan
pelanggan berdasarkan checklist/ standar/ kriteria yang ditetapkan
perusahaan.
f. Menilai dan memastikan tindak lanjut Perbaikan, menentukan akar
masalah, dan pencegahan, yang diperlukan atas mutu proses dan
hasil-hasil yang ditermukan.
g. Menerima atau menolak kualitas hasil produksi secara keseluruhan/
out going.
h. Menyediakan data kualitas produk untuk evaluasi kontraktor pada
pihak yang terkait.

3.2.3 Kompetensi dan Unit Kompetensi


Spesifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menempati posisi Quality Control
di PT. Tatamulia Nusantara Indah adalah sebagai berikut :

• Pendidikan D3/S1 Teknik Sipil.


• Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 serta mengikuti
pekembangannya.
• Memahami dokumen kontrak, Rencana Anggaran Proyek, Rencana Mutu
Proyek.
• Memahami teknik konstruksi dan mengikuti pekembangannya.
• Memahami Manajemen Kontruksi.
• Ditamakan dapat mengetahui Bahasa Inggris lisan/ tulisan.
• Mahir mengoprasikan komputer.
• Bersedia ditempatkan di proyek Jawa (Jakarta, Surabaya, Bali) dan luar Jawa.

3.2.4 Pelaksanaan Job Position


Dalam pelaksanaan Job Position Quality Control selama Praktik Kerja
Lapangan di PT.Tatamulia Indah Nusantara. Terdapat beberapa pekerjaan yang
dilakukan, yaitu :

a. Pekerjaan checklist

Inspeksi pekerjaan adalah pemeriksaan yang dilakukan secara langsung dengan


seksama mengenai item-item pekerjaan yang ada di dalam proyek. Inspeksi yang
kami lakukan meliputi cek bekisting, pembesian, dan pengecoran pelat, balok,
kolom, dinding, pile cap, slab, tie beam, retaining wall, ramp dan tangga.

b. Pengecekan ketegakan/ verticality bekisting kolom, retaining wall, dan dinding.

Kegiatan pengecekan ketagakan/ verticality bekisting adalah kegiatan untuk


memastikan tegaknya bekisting untuk kegiatan pengecoran. Adapun verticality
yang kami lakukan adalah pada retaining wall dan dinding basement lantai 2,
dinding pada lantai1, serta kolom lantai 1 dan lantai 2.

c. Storing Pengecoran

Storing pengecoran adalah kegiatan mengikuti/ memantau aktifitas pengecoran.


Adapun kegiatan storing yang kami ikuti adalah pengecoran basement lantai 1,
lantai 1, dan lantai 2.
d. Menghitung Volume Pengecoran

Menghitung volume pengecoran adalah kegiatan menghitung kuantitas atau


volume untuk kegiatan pengecoran. Adapun volume pengecoran yang kami hitung
adalah pengecoran pelat, balok, dan kepala kolom lantai 1 dan lantai 2.

e. Merekap Data Rekaman Pelaksanaan Pengecoran Beton

Dalam melakukan pengecoran perlu dilakakan perekapan data rekaman


pelaksanaan pengecoran beton, hal ini dimaksudkan agar dapat melakukan
evaluasi, khususnya jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti jika terjadinya
setting time beton yang terlalu cepat atau volume beton mixer truck yang kurang.
Adapaun pengecoran yang kami rekap adalah pengecoran lantai 1 dan lantai 2.

Contoh :

Adapun macam-macam implementasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan dengan job


position sebagai Quality ControlI (QC) sebagai berikut :

1. Pelaksanaan job position Quality Control oleh mahasiswa 1

Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 1 adalah pekerjaan


checklist tulangan kolom, verticality, dan pengecoran kolom. Adapun Langkah-
langkahnya sebagai berikut :

A. Checklist tulangan kolom


a. Membaca dan mempelajari shop drawing

Kolom merupakan struktur penting untuk menopang bangunan. Ukuran


kolom harus disesuaikan dengan pembebanan yang diterima, maka dari itu
ukuran dan jumlah tulangan antar kolom bisa jadi berbeda. Sehingga, perlu
melihat tipe dan poisisi tulangan kolom dari shop drawing.
Gambar 3.2 Shop drawing kolom

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

b. Tinjauan langsung ke lapangan

Jumlah tulangan, diameter tulangan, dan jarak antar Sengkang perlu


melihat shop drawing. Dan untuk memastikan pelaksanaan dilapangan
sudah dilaksanakan dengan benar, maka perlu diadakan tinjauan langsung
ke lapangan. Dalam pengecekan juga perlu membawa meteran/ roll meter
untuk mengecek jarak antar Sengkang.

Gambar 3.3 Checklist Pembesian Kolom

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )


B. Verticality bekisting kolom
a. Menyiapkan meteran

Meteran diperlukan untuk megukur jarak dari pinjaman ke bekisting


kolom.

b. Pengukuran panjang dari garis pinjaman

Untuk memastikan bekisting kolom telah tegak dan sama setiap sisinya,
maka perlu dilakukan pengukuran jarak bekisting dengan garis marking
yang telah terlebih dahulu dibuat oleh surveyor. Jarak dari garis pinjaman
ke bekisting kolom adalah 53 cm. Sementara ukuran dari benang unting-
unting ke bekisting kolom adalah 7 cm.

Gambar 3.4 Verticality Kolom

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

c. Perbaikan posisi

Apabila ternyata posisi bekisting masih kurang tepat, maka perlu


dilakukan penyesuaian dengan cara mengencangkan atau megendorkan
angkur yang digunakan untuk verticality bekisting kolom.
C. Pengecoran kolom
a. Persiapan mixer truck dan uji slump

Pengecoran umumnya dilakukan di malam hari untuk mencegah setting


beton yang terlalu cepat akibat suhu panas. Maka, di di malam hari mixer
truck mulai berdatangan ke lokasi proyek. Kemudian, beberapa ready mix
diambil sampelnya untuk diuji slump, truck yang diambil sampelnya di
proyek ini umumnya adalah truck ke-1, 5, dan 10. Uji slump dinyatakan oke
apabila nilainya 10+2. Selain uji slump, sampel juga diambil untuk
keperluan uji tekan.

b. Penuangan ready mix

Penuangan readymix untuk kolom pada proyek ini tidak menggunakan


concrete pump, melainkan bucket yang diangkat menggunaka tower crene
yang kemudian dituangkan ke kolom.

c. Perataan dengan vibrator

Setelah beton dituangkan, untuk mencegah defect beton seperti


segregasi, maka beton yang telah dituang perlu diratakan dengan
memasukkan vibrator ke dalamnya.
Gambar 3.5 Pengecoran Kolom

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

2. Pelaksanaan job position Quality Control oleh mahasiswa 2

Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 2 adalah pekerjaan


checklist tulangan dan pengecoran balok. Adapun Langkah-langkahnya sebagai
berikut :

A. Checklist tulangan balok


a. Membaca dan mempelajari shop drawing

Balok merupakan salah satu bagian dari struktur bangunan dan


berfungsi untuk menyalurkan beban menuju kolom. Dimensi serta
spesifikasi tulangan pada balok sangat dipengaruhi oleh besar nominal
beban yang diterima. Karena beban yang variative disetiap lantai ataupun
ruangan, maka dimensi serta spesifikasi tulangan pada tiap balok bisa
berbeda, sehingga untuk melakukan kegiatan checking, diperlukan shop
drawing yang menjelaskan letak dan detail balok.

Gambar 3.6 Shop drawing Balok

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

b. Tinjauan langsung ke lapangan


Untuk melakukan pengecekan jumlah tulangan, diameter tulangan, dan
jarak antar Sengkang pada balok, perlu melihat shop drawing. Untuk
memastikan pembesian dilapangan sudah dilaksanakan dengan benar,
maka perlu diadakan tinjauan langsung ke lapangan. Dalam pengecekan
juga perlu membawa meteran/ roll meter untuk mengecek jarak antar
Sengkang.

Gambar 3.7 Checklist Pembesian Balok

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

B. Pengecoran balok
a. Persiapan mixer truck dan uji slump

Pengecoran umumnya dilakukan di malam hari untuk mencegah setting


beton yang terlalu cepat akibat suhu panas. Maka, di di malam hari mixer
truck mulai berdatangan ke lokasi proyek. Kemudian, beberapa ready mix
diambil sampelnya untuk diuji slump, truck yang diambil sampelnya di
proyek ini umumnya adalah truck ke-1, 5, dan 10. Uji slump dinyatakan oke
apabila nilainya 10+2. Selain uji slump, sampel juga diambil untuk
keperluan uji tekan.

b. Penuangan ready mix

Berbeda dengan pengecoran kolom yang dilakukan dengan tower crene,


pengecoran balok dilakukan dengan bantuan concrete pump yang berada di
elevasi ± 0 atau lantai 1, yang kemudian disalurkan melalui pipa besi.
Pengecoran dimulai dari daerah yang paling jauh, sehingga pipa besi yang
dipasang panjang, seiring proses pengecoran pipa besi tersebut akan dilepas
satu persatu sampai dengan daerah pengecoran yang paling dekat. Apabila
ternyata ada daerah pengecoran yang jauh namun belum dilakukan
pengecoran, maka pipa besi akan disambung kembali. Setelah pipa tertuang
dari pipa, sesegera pekerja melakukan perataan dengan menggunakan alat
perata, sementara pekerja yang lain memadatkan beton dengan vibrator.
Disamping itu, terdapat juga para surveyor yang memastikan elevasi
pengecoran sudah tepat.

Gambar 3.8 Pengecoran Balok

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

3. Pelaksanaan job position Quality Control oleh mahasiswa 3

Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 3 adalah pekerjaan


checklist tulangan pelat. Adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut :

A. Checklist tulangan pelat


a. Membaca dan mempelajari shop drawing
Pelat merupakan salah satu bagian dari struktur bangunan dan berfungsi
untuk menyalurkan beban menuju balok. Dimensi serta spesifikasi tulangan
pada balok sangat dipengaruhi oleh besar nominal beban yang diterima.
Karena beban yang variative disetiap lantai ataupun ruangan, maka dimensi
serta spesifikasi tulangan pada tiap pelat bisa berbeda, sehingga untuk
melakukan kegiatan checklist, diperlukan shop drawing yang menjelaskan
posisi dan spesifikasi pelat.

Gambar 3.9 Shop drawing Pelat

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

b. Melakukan tinjauan langsung ke lapangan

Untuk melakukan pengecekan jumlah tulangan, diameter tulangan, dan


jarak antar tulagan pada pelat, perlu melihat shop drawing. Untuk
memastikan pembesian dilapangan sudah dilaksanakan dengan benar, maka
perlu diadakan tinjauan langsung ke lapangan. Dalam pengecekan juga
perlu membawa meteran/ roll meter untuk mengecek jarak antar tulangan.
Gambar 3.10 Checklist Pembesian Pelat

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

B. Pengecoran pelat
a. Persiapan mixer truck dan uji slump

Pengecoran umumnya dilakukan di malam hari untuk mencegah setting


beton yang terlalu cepat akibat suhu panas. Maka, di di malam hari mixer
truck mulai berdatangan ke lokasi proyek. Kemudian, beberapa ready mix
diambil sampelnya untuk diuji slump, truck yang diambil sampelnya di
proyek ini umumnya adalah truck ke-1, 5, dan 10. Uji slump dinyatakan oke
apabila nilainya 10+2. Selain uji slump, sampel juga diambil untuk
keperluan uji tekan.

b. Penuangan ready mix

Pengecoran pelat dilakukan dengan bantuan concrete pump yang berada


di elevasi ± 0 atau lantai 1, yang kemudian disalurkan melalui pipa besi.
Pengecoran dimulai dari daerah yang paling jauh, sehingga pipa besi yang
dipasang panjang, seiring proses pengecoran pipa besi tersebut akan dilepas
satu persatu sampai dengan daerah pengecoran yang paling dekat. Apabila
ternyata ada daerah pengecoran yang jauh namun belum dilakukan
pengecoran, maka pipa besi akan disambung kembali. Setelah pipa tertuang
dari pipa, sesegera pekerja melakukan perataan dengan menggunakan alat
perata, sementara pekerja yang lain memadatkan beton dengan vibrator.
Disamping itu, terdapat juga para surveyor yang memastikan elevasi
pengecoran sudah tepat.
Gambar 3.11 Pengecoran Pelat

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

4. Pelaksanaan job position Quality Control oleh mahasiswa 4

Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 4 adalah pekerjaan


checklist tulangan pile cap. Adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Membaca dan mempelajari shop drawing

Basement merupakan struktur yang langsung bersentuhan dengan


tanah, sehingga terdapat struktur pile cap. Pada shop drawing terdapat
informasi yang menunjukkan posisi serta detail tulangan pile cap.
Gambar 3.12 Shop drawing Pile Cap

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

b. Tinjauan langsung ke lapangan

Pile Cap berlokasi di basement lantai 2, dihimpit oleh slab lantai serta tie
beam basement lantai 2. Sehingga penulangannya harus
mempertimbangkan pertemuan tulngannya. Adapun pile cap memiliki
spesifikasi tulangan berukuran D19 untuk tulangan longitudinal sementara
D13 untuk tulangan ikatnya.

Gambar 3.13 Checklist Pembesian Pile Cap

( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

3.2.5 Output Job Position


Output dari job position sebagai Quality Control yang telah dilakukan
diantaranya sebagai berikut :

1. Checklist pekerjaan struktur berupa pelat, balok, kolom, pile cap, slab,
tie beam, retaining wall, ramp dan tangga.
2. Pengecekan verticality bekisting kolom, retaining wall, dan dinding.
3. Storing pengecoran pelat lantai, balok, dan kolom.
4. Perhitungan volume cor pelat, balo, dan kepala kolom.
5. Perekapan data rekaman pengecoran beton pelat, balok, dan kolom.

3.2.6 Kendala yang dihadapi dan Solusinya


Kendala yang dihadapi dalam job position sebagai Quality Control yang kami
amati didalam Praktik Kerja Lapangan adalah :

Tabel 3.1 Kendala yang dihadapi dan solusinya

No Kendala Solusi
1. Mulai masuk musim penghujan Memberikan terpal di atas area yang
sehingga pengecoran rawan terkena akan dicor.
air hujan.
2. Pemasangan dimensi tulangan yang Melakukan konversi penambahan
salah pada pelat dan tie beam. tulangan yang mampu mencakupi
kekuatan rencana.
3. Tulangan Sengkang kolom bagian Karena tulangan yang bengkok
atas terlalu bengkok. berada di atas. Sehingga dapat
diangkat dengan tower crene yang
kemudian di-replace dengan tulangan
baru.
4. Tulangan longitudinal bagian bawah Tulangan ditekuk kedalam
kolom bengkok keluar. menggunakan alat pembengkok
tulangan manual, dan dilakukan oleh
beberapa pekerja dikarenakan
diameter tulangan yang besar.
5. Kurangnya tulangan ekstra pada Memanggil pekerja untuk
daerah tumpuan pelat. menambahkan tulangan dibagian
yang kurang.
3.3 Pelaksanaan Job Position Bidang Structure Engineering
Structure Engineer merupakan sebuah profesi yang mempunyai keahlian
dibidang perencanaan struktur. Memiliki kompetensi untuk merencanakan sebuah
struktur bangunan, menggambarnya, hingga mengaplikasikannya dalam lingkup
proyek. Kehadiran Structure Engineering sangat diperlukan dalam sebuah proyek,
terutama untuk memastikan keamanan dan kekuatan bangunan yang sedang dibangun.

3.3.1 Posisi Job Position Dalam Struktur Organisasi

Gambar 3.14 Structure Engineering dalam struktur organisasi

Sumber : Dokumen Proyek

Dari bagan tersebut dapat diketahui bahwa pada struktur organisasi Proyek
Pembangunan Bank BCA KCU Bukit Dharmo oleh PT.Tatamulia Indah Nusantara,
Structure Engineering diberi tugas dan tanggung jawab oleh Chief Engineering.

3.3.2 Tugas, Pokok, dan Fungsi


Structural Engineer dalam PT.Tatamulia Nusantara Indah memiliki tugas,
pokok, dan fungsi sebagai berikut :

c. Merencanakan kegiatan desain struktur sesuai dengan schedule yang telah


ditetapkan.
d. Berkoordinasi dengan Architectural Engineer agar hasil desain lebih
optimal.
e. Melakukan koordinasi dengan Estimate mengenai kelangkapan lampiran
dokumen gambar struktur.
f. Melakukan koordinasi dengan proyek mengenai gambar for construction
yang telah dibuat untuk keperluan acuan shop drawing di lapangan.
g. Melakukan koordinasi dengan sub-konsultan/ wakil owner terkait
mengenai proyek yang sedang berjalan.
h. Mengikuti rapat-rapat koordinasi internal dan eksternal untuk proyek yang
sedang berjalan.

3.3.3 Kompetensi dan Unit Kompetensi


Spesifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menempati posisi Structure
Engineer di PT. Tatamulia Nusantara Indah adalah sebagai berikut :

• Memiliki latar belakang Pendidikan S1 Teknik Sipil, S1 Arsitektur.


• Memiliki pengalaman minimal 2 tahun di perusahaan kontraktor sipil.
• Sanggup bekerja dengan jadwal yang padat.
• Memiliki kemampuan mengoprasikan program Autocad, Revit, dll.
• Mampu bekerja secara individu dan tim, serta bertanggung jawab.
• Memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik.
• Bersedia ditempatkan di Head Office maupun di semua proyek TATA

3.3.4 Pelaksanaan Job Position


Dalam pelaksanaan Job Position Structure Engineer selama Praktik Kerja
Lapangan di PT.Tatamulia Indah Nusantara. Terdapat beberapa pekerjaan yang
dilakukan, yaitu :

a. Menggambar denah pergola


b. Menghitung volume pergola
c. Menghitung volume pile cap
d. Menghitung volume keramik
e. Menghitung volume plint lantai
f. Menghitung volume ground water tank (GWT)
Contoh :

Adapun macam-macam implementasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan dengan job


position sebagai Structure Engineer sebagai berikut :

1. Pelaksanaan job position Structure Engineer oleh mahasiswa 1

Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 1 adalah pekerjaan


menggambar denah pergola. Adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Mempelajari shop drawing yang perlu direvisi, sehingga mengetahui letak


kesalahan dan hal-hal yang perlu direvisi.
b. Melakukan revisi gambar dengan Aplikasi Autocad. Bentuk denah pergola
yang awalnya berbentuk lurus, kemudian diubah salah satu ujungnya
menjadi bentuk “T”. Untuk melakukan perubahan bentuk, maka perlu
memperhatikan jarak antar kolom, pondasi yang digunakan,

Gambar 3.15 Revisi Gambar Pergola

( Sumber : Aplikasi Autocad)

2. Pelaksanaan job position Structure Engineer oleh mahasiswa 2

Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 2 adalah pekerjaan


perhitungan volume keramik. Adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Mempelajari shop drawing untuk mengetahui jenis keramik, ruang, dan
jumlah keramik.
b. Melakukan perhitungan keramik dengan melakukan mapping dari gambar
print-out yang telah disediakan pembimbing industri, atau dengan melihat
Aplikasi Autocad. Jenis keramik setiap lantai dan ruangan bisa jadi berbeda,
dimana jenis keramik akan mempengaruhi ukuran dan jumlah keramik.
Selain itu, perlu juga memperhatikan dengan seksama gambar setiap
ruangan untuk mengetahui adanya void atau tidak, sehingga jumlah
keramik dapat dikurangi dengan void.
c. Merekap data perhitungan ke dalam excel. Perekapan ini dimaksudkan agar
data yang terkumpul dapat disajikan dengan lebih baik. Format excel dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 3.16 Perhitungan Keramik dengan Excel

( Sumber : Aplikasi Excel)

3. Pelaksanaan job position Structure Engineer oleh mahasiswa 3


Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 3 adalah pekerjaan
perhitungan volume pergola. Adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Mempelajari shop drawing untuk mengetahui dimensi, material, dan detail


pergola.
b. Melakukan perhitungan volume pergola yaitu ; baut, pelat, UNP, dan WF,
dan angkur. Untuk dapat melakukan perhitungan perlu memperhatikan
shop drawing dengan seksama. Untuk menghitung kebutuhan UNP dan WF
perlu merujuk kepada gambar denah, sementara untuk menghitung baut,
pelat, dan angkur perlu merujuk pula kepada gambar detail. Untuk format
rekap data perhtitungan dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 3.17 Perhitungan Volume Pergola dengan Excel

( Sumber : Aplikasi Excel)

4. Pelaksanaan job position Structure Engineer oleh mahasiswa 4

Diantara pekerjaan yang dilakukan/amati oleh mahasiswa 4 adalah pekerjaan


perhitungan volume plint lantai. Adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Mempelajari shop drawing untuk mengetahui jenis finishing (keramik/
floor hardener) serta dimensi ruangan.
b. Melakukan perhitungan plint lantai dengan melakukan mapping dari
gambar print-out yang telah disediakan pembimbing industri, atau dengan
melihat Aplikasi Autocad. Jenis keramik setiap lantai dan ruangan bisa jadi
berbeda, dimana jenis keramik akan mempengaruhi ukuran dan jumlah plint
lantai. Selain itu, perlu juga memperhatikan dengan seksama gambar setiap
ruangan untuk mengetahui adanya void atau tidak, sehingga jumlah
keramik dapat dikurangi dengan void.
c. Merekap data perhitungan ke dalam excel. Perekapan ini dimaksudkan agar
data yang terkumpul dapat disajikan dengan lebih baik. Format excel dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 3.18 Perhitungan Plint Lantai dengan Excel

( Sumber : Aplikasi Excel)


3.3.5 Output Job Position
Output dari job position sebagai Structure Engineer yang telah dilakukan
diantaranya sebagai berikut :

1. Tergambarnya denah pergola


2. Terhitungnya volume pergola
3. Terhitungnya volume pile cap
4. Terhitungnya volume keramik
5. Terhitungnya volume plint lantai
6. Terhitungnya volume ground water tank (GWT)

3.3.6 Kendala yang dihadapi dan Solusinya


Kendala yang dihadapi dalam job position sebagai Structure Engineer yang
kami amati didalam Praktik Kerja Lapangan adalah :

Tabel 3.2 Kendala yang dihadapi dan solusinya

No Kendala Solusi
1. Bentang kolom ke kolom pergola Menambahkan kolom pada bentang
terlalu Panjang. kolom ke kolom yang terlalu Panjang.
2. Kesulitan menginterpretasikan Asistensi dan melihat detail sambungan
angka pada rumus excel yang tulangan.
diberikan pembimbing lapangan.
3. Kesulitan menghitung kebutuhan Asistensi dan mempelajari Kembali
tulangan pile cap berbentuk gambar dwg
segitiga.
4. Kesulitan menghitung pembesian Membedakan perhtitungan besi yang
dinding GWT dikarenakan mengandung void dan tidak, baik
terdapat void. tulangan longitudinal maupun hooknya.

Anda mungkin juga menyukai