Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN PEKERJAAN KOLOM DAN PLAT LANTAI PADA PERUMAHAN


THE SULTAN REGENCY MALANG

Disusun Oleh :

FRANSISKUS XAVERIUS GOA DORA


2020520017

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN PEKERJAAN KOLOM DAN PLAT LANTAI PADA PERUMAHAN


THE SULTAN REGENCY MALANG

Disusun Oleh :
Fransiskus Xaverius Goa Dora (2020520017)

Menyetujui,

Asisten Manager Pembimbing Lapangan

Nasir Miding Budi Cahyono


Tanggal : Tanggal :
Mengetahui,
Engineer Shifting Manager

U M. Tang Kadir
Tanggal :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN PEKERJAAN KOLOM DAN PLAT LANTAI PADA PERUMAHAN


THE SULTAN REGENCY MALANG

Disusun Oleh :
Fransiskus Xaverius Goa Dora (2020520017)

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Suhudi, S.T,M.T H. Setya Wijaya,S.Pd.,MT


NIDN : 0704097201 NIDN.0709089201
Tanggal:................. Tanggal:.................

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Ir. HESTI POERWANTO, M.SC., PhD.


NIDN. 0720115708
Tanggal:......................
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini
dengan baik. Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk
menyampaikan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) di THE SULTAN REGENCY
MALANG dengan judul “Pengawasan Pekerjaan Kolom dan Plat Lantai Pada
Perumahan Lantai II Di The Sultan Regency Malang ” yang merupakan salah satu syarat
untuk mengerjakan skripsi dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini penyusun mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. HESTI POERWANTO, M.SC., PhD selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2. Bapak Handika Setya Wijaya, S.Pd.,MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil.
3. Bapak Suhudi, S.T,M.T Selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan
membimbing serta memberi saran dan arahan dalam penyusunan laporan praktek
kerja lapangan.
4. Bapak Budi Cahyono Selaku pembimbing lapangan yang sudah mendampingi
pelaksanaan praktek kerja lapangan di PT. Podorukun Group (The Sultan Regency)
Malang
5. Seluruh karyawan di PT. Podorukun Group (The Sultan Regency) Malang yang telah
membantu dalam praktek kerja lapangan.
6. Orang Tua dan seluruh Keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
dan semangat pada penulis mulai praktek kerja lapangan hingga mengerjakan laporan
ini.
7. Teman-teman Civil Engineering 2020 yang telah memberikan suport dan semangat
dalam proses penyusunan laporan praktek kerja lapangan.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan praktek
kerja lapangan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam menyusun laporan
praktek kerja lapangan ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat positif dan membangun diri para pembaca.
Akhir kata penyusun berharap laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi
rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang.

Malang, Februari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan perkembangan zaman dan teknologi yang begitu maju, mahasiswa sebagai
tonggak perubahan zaman dituntut untuk terus meningkatkan kualitasnya sebagai sumber
daya manusia yang kompetitif dan profesional. Tuntutan tersebut tidak lepas dari tanggung
jawab perguruan tinggi dan dunia kerja. Perguruan tinggi merupakan tempat menuntut ilmu
bagi para mahasiswa dan menjadi inisiasi untuk melangkah ke dunia kerja. Ilmu dan teori
yang diperoleh di perguruan tinggi tidak cukup untuk menjadi modal mahasiswa untuk terjun
ke dunia kerja. Seorang calon sarjana harus mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dalam
lingkungan dunia kerja nanti. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kesiapan
mahasiswa untuk menghadapi lapangan kerja dan beradaptasi di dunia kontruksi bangunani,
maka setiap mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
diharuskan untuk melakukan praktek kerja lapangan sebagai salah satu prasyarat dan
penilaian untuk memenuhi beban studi sesuai kurikulum yang berlaku.
Maksud diadakannya praktek kerja lapangan ini adalah memberikan gambaran nyata
tentang dunia kerja serta meningkatkan kesiapan dan keterampilan mahasiswa dalam dunia
kerja. Dalam kerja praktek ini diharapkan mahasiswa mempunyai wawasan tentang dunia
konstuksi bangunan gedung, waduk, jalan raya, jembatan dan bangunan sipil lainnya selama
praktek kerja lapangan berlangsung.
Pengawasan pekerjaan Kolom dan Plat Lantai pada perumahan lantai II di The Sultan
Regency Malang merupakan salah satu aplikasi teori yang dipelajari di Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Oleh karena itu, hal ini
menjadi salah satu alasan dan tujuan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.
1.2 Ruang Lingkup
1. Apa yang dimaksud dengan pekerjaan Kolom ?
2. Apa yang dimaksud dengan pekerjaan Plat Lantai ?
3. Bagaimana tahapan pengerjaan Kolom pada proyek pembangunan perumahan The
Sultan Regency?
4. Berapa volume pekerjaan kolom pada proyek pembangunan Perumahan The Sultan
Regency?
5. Bagaimana cara membuat penjadwalan proyek (time schedule) pada proyek
pembangunan Perumahan The Sultan Regency ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari Kolom dan Plat Lantai.
2. Untuk mengetahui tahapan pengerjaan Kolom dan Tulangan plat lantai pada proyek
pembangunan Perumahan The Sultan Regency
3. Untuk mengetahui perhitungan volume pekerjaan kolom dan plat lantai pada proyek
perumahan The Sultan Regency.
4. Untuk mengetahui cara membuat jadwal pelaksanaan (time schedule) pekerjaan balok
pada proyek pembangunan Perumahan The Sultan Regency.

1.4 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa untuk
mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Kegiatan ini juga mempunyai tujuan utama agar mahasiswa dapat langsung mengenal
melihat kegiatan dilapangan.
Mahasiswa mengamati langkah-langkah metode kerja dan situasi dilapangan yang
sebenarnya sehingga mahasiswa memperoleh ilmu yang praktis untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman.
Adapun tujuan diadakan pelaksanaan PKL antara lain :
1. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai kegiatan konstruksi beserta
berbagai aspeknya melalui pengamatan secara langsung dilapangan.
2. Mengasah ketrampilan dan kemampuan mahasiswa, terutama kerja sama, komunikasi
lisan dan tulisan melalui keterlibatan langsung dilapangan.
3. Mendapatkan pengalaman bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah yang
muncul dilapangan baik yang berkaitan dengan masalah teknis maupun non teknis.
4. Untuk membentuk sikap mental dan kemampuan berkomunikasi dengan cara pekerja
dilapangan.

1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


1. Bagi Universitas
Mempererat dan meningkatkan kerja sama antara Universitas sebagai lembaga
pendidikan dengan industri konstruksi serta untuk memperkenalkan pendidikan di
Universitas.
2. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah cakrawala pandang dalam dunia
industri konstruksi sipil secara nyata sebelum akhirnya terjun ke lapangan.
b. Menambah informasi mengenai dunia konstruksi dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan.

3. Bagi Jurusan
a. Menambah informasi mengenai dunia konstruksi dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan.
b. Menambah pembendaharaan keputusan yang berkaitan dengan materi perkuliahan
terutama PKL.
c. Mendapatkan lulusan yang terampil dibidang konstruksi
4. Bagi Pihak Perusahaan
Industri konstruksi akan mendapatkan masukan-masukan yang dapat diterima di
lapangan dan berguna untuk industri konstruksi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Proyek

Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka


sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki
agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa
tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan. (Nurhayati, 2010)

Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian
proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
bangunan infrastruktur. (Harry Dharma Putra, 2018)
Pengawasan dalam manajemen konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya
dan waktu. Pengawasan dalam manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara
lain :

 Sebagai pengawasan mutu (quality control) untuk menjaga kesesuaian antara


perencanaan dan pelaksanaan.
 Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi kendala–
kendala pada waktu pelaksanaan.
 Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan
dengan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
 Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap
masalah– masalah yang terjadi dilapangan. (Erlangga, 1998)
Sasaran manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen dan mengatur
pelaksanaan pekerjaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal
sesuai dengan persyaratan (spesification).
Hal–hal yang perlu diperhatikan antara lain :

 Mutu bangunan (Quality Control)


 Biaya yang digunakan(Cost Control) dan
 Waktu pelaksanaan pekerjaan(Time Control)

2.1 Lokasi Proyek


Lokasi proyek pembangunan Perumahan The Sultan Regency terletak di Jl. Depan,
Semanding, Sumbersekar, Dau. Kota Malang , Provinsi Jawa Timur. Letaknya sangat
strategis, dan mudah di jangkau dari segala arah. Pihak yang bertanggung jawab dalam
pengawasan pelaksanaan pembangunan proyek ini adalah Pimpinan PT. Podorukun
Group.

Lokasi
Proyek

Gambar 2.1 Lokasi Proyek


2.2 Struktur Organisasi Proyek
Setiap pembangunan suatu proyek biasanya melibatkan beberapa pihak dimana
pihak yang satu dengan yang lainnya sangat erat hubungannya dan harus dapat bekerja
sama, sehingga nantinya tujuan dan hasil yang hendak dicapai akan dapat terealisasi.
Struktur organisasi proyek menunjukkan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek
dengan wewenang dan tanggung jawab sesuai kontrak yang disetujui bersama. Pihak-
pihak yang terlibat dalam struktur organisasi yaitu :

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK.

DEWAN DIREKSI

A.TAUFIQ D IAZ DWI SOF YAN


MUL YA WAN YUSANTO M U L YA W A N

MA N EGER
PROYEK

MUH. NUR
H AS S AN

K OR DI NATO R K O RDINATO R
L O GIS TIK
ARSITEK PE L AK S AN A

MUH. NUR CHARIS DEDY


HAS SAN A LFR I DU S H ARYADI

ARSITEK A RS ITEK PE L A K S A N A PELAK SANA

FAI SH OL A HMA D N . NADA A. M. RISKY


ROSIQI F IKR Y NIRWANA SULTONI

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Proyek.


2.3 Tugas Dan Wewenang dari Masing-Masing Struktur
1. Dewan Direksi
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.

Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengurus Perseroan dengan kebijakan yang dipandang baik dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan yang diatur dalam Anggaran Dasar.
2. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.

Direksi juga dapat mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat


tanpa mengadakan Rapat Direksi, apabila semua anggota Direksi telah diberitahukan
secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut.

2. Manajer Proyek
Manajer Proyek (project Manager) adalah seseorang yang bertindak sebagai
pimpinan dalam suatu proyek. Manajer Proyek juga sangat berperan penting dalam
adanya suatu proyek, karena kegagalan dan keberhasilan dari proyek tersebut
ditentukan oleh Manajer Proyek itu sendiri.
Tanggung jawab Manajer Proyek mencakup koordinasi dan penyelesaian
proyek tepat waktu sesuai anggaran dan dalam ruang lingkup, mengawasi semua
aspek proyek, tetapkan tenggat waktu, tetapkan tanggung jawab dan pantau serta
rangkum kemajuan proyek, mempersiapkan laporan untuk manajemen atas
mengenai status proyek.

Tanggung jawab Manajer Proyek Meliputi :

1. Temukan dan koordinasikan dengan vendor eksternal.


2. Buat rencana dan proses untuk memantau dan melaporkan kemajuan proyek
3. Komunikasikan kemajuan dengan manajemen
4. Komunikasikan kemajuan dengan manajemen.
5. Berkomunikasi secara efektif dengan klien untuk memastikan mereka tetap
puas.
6. Buat dan kelola dokumentasi proyek
7. Pastikan proyek selesai tepat waktu dan sesuai anggaran.
8. Melakukan proses manajemen risiko untuk mengurangi risiko perusahan.
9. Mengelola sumber daya internal.
10. Mengelola beban kerja antar tim
11. Ukur kinerja proyek menggunakan alat dan teknik yang sesuai
12. Laporkan dan tingkatkan ke manajemen sesuai kebutuhan.
13. Kelola hubungan dengan klien dan semua pemangku kepentingan
14. Lakukan manajemen risiko untuk meminimalkan risiko proyek
15. Membangun dan memelihara hubungan dengan pihak ketiga/vendor
16. Membuat dan memelihara dokumentasi pryek yang komprehensif.

Siklus Proyek

Dalam mengelola sebuah proyek, Manajer Proyek harus memperhatikan siklus


hidup proyek. Siklus hidup proyek menyatakan rentang waktu yang terdiri dari
tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam sebuah proyek. Ada empat (4) Tahap
Siklus Hidup Proyek yang harus dilalui sebagai berikut :

1. Tahap Inisiasi Proyek


Tahap Inisiasi Proyek adalah menemukan tantangan dan masalah? Tujuan dari
tahap inisiasi adalah proses identifikasi terhadap segala hal yang harus
dilakukan, serta memahami lingkup proyek. Pada tahap ini, seseorang manajer
proyek akan dipilih dan diberi wewenang untuk membentuk tim yang akan
menjalankan proyek.

2. Tahap Perencana Proyek


Perencanaan proyek merupakan proses pengembangan detail atas perencanaan
suatu proyek, yang meliputi daftar semua tugas, pengalokasian sumber daya,
penjadwalan, perencana anggaran/budget, manajemen resiko dan lain-lain.
3. Tahap Pengontrolan Proyek
Pada tahap ini tugas-tugas mulai dilaksanakan. Secara teknis, project baseline
dijadikan sebagai pedoman /acuan tugas yang dilaksanakan. Seorang Manajer
Proyek harus memantau tugas agar proyek dapat berjalan tepat waktu, sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan dan berada pada budget yang telah
ditetapkan.
4. Tahap Penutupan Proyek
Tahap ini memiliki tiga subtahap penting, yaitu:
a) Pertanggungjawaban
Manajer Proyek mempertanggungjawabkan hasil proyek kepada Sponsor
(pemilik proyek) dan Reciplent (pihak yang akan menggunakan/menerima
hasil proyek). Pada umumnya, pihak sponsorlah yang akan memberikan
pernyataan resmi mengenai selesainya proyek.
b) Pembelajaran proyek
Hal umum yang bisa terjadi dalam dunia kerja adalah dinamika proyek
yang cukup aktif, munculnya proyek baru begitu sebuah proyek selesai
dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang Manajer proyek memiliki peran
aktif yang sangat penting untuk memastikan berhasilnya penyebaran
Proses Pembelajaran Proyek dalam tim yang dipimpinya.
c) Perayaan.
Tahap perayaan merupakan salah satu bentuk penghargaan atas usaha-
usaha yang telah dilakukan. Disamping itu, perayaan dapat mempererat
kebersamaan dalam sebuah tim hingga menjadi sebuah tim yang solid.

3. Kordinator Arsitek
Kordinator Arsitek memiliki Tugas dan Tanggung jawab Sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada Team Leader.
b. Bertanggung jawab sebagai teknis tertinggi pelaksana Pengendalian Rencana
Desain Arsitektur dan Landscape dalam konstruksi/pelaksanaan.
c. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Rencana Desain Arsitek
dan Landscape yang dihasilkan oleh Perencana Arsitek.
d. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar Shop Drawing
Arsitektur dan Landscape yang diajukan oleh Kontraktor.
e. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar AsBuilt Arsitektur
dan Landscape yang diajukan oleh Kontraktor.
f. Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam organisasi
tim konsultan MK.
g. Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas dan kuantita) hasil kemajuan
pekerjaan di lapangan untuk bidang Arsitektur Bangunan dan Landscape.

4. Arsitek
Istilah Arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang
bangunan, yakni orang yang terlibat dalam perencanaan, memancang, dan
mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang
memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi estetika, budaya, atau masalah
sosial.
Arsitek memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menata letak bangunan-bangunan yang memiliki keterikatan fungsi dalam
sebuah site dan mendesain site tersebut.
b. Mengolah tata ruang sebuah ruangan.
c. Menentukan konsep desain interior sebuah bangunan.
d. Mengolah bentuk luar dan tampak sebuah bangunan.
e. Menentukan jenis dan letak sistem struktur pada bangunan.
f. Menentukan jenis dan letak instalasi listrik pada bangunan.
g. Menentukan jenis dan letak instalasi pipa air dan jalur sirkulasi udara.
h. Menentukan jenis dan letak alat-alat transportasi dalam bangunan.
i. Menghitung biaya konstruksi sebuah bangunan.
j. Menentukan jenis dan material bangunan yang dibutuhkan.

5. Kordinator Pelaksana
Kordinator Pelaksana bertindak selaku pelaksana harian tugas-tugas ketua CV,
serta bertanggung jawab dalam pelaksanaan program-program kerja CV sesuai visi
misi CV.
Kordinator Pelaksana memiliki Tugas dan Tanggung jawab sebagai berikut :
1. Menyelengarakan rapat-rapat teknis pengurus CV.
2. Mengelola Crowd funding CV.
3. Membuat Laporan Crowd funding CV.
4. Membuat perencanaan program-program yang dikelolala CV.
5. Memastikan ketersediaan sumber daya CV untuk menjalankan program.
6. Melaksanakan program-program CV yang telah direncanakan sesuai dengan
ketentuan.
7. Membuat laporan kemajuan pelaksanaan program kegiatan dan kendala-
kendala dalam pelaksanaan.
8. Membuat laporan pelaksanaan program.
9. Menghadiri rapat-rapat dan mengikuti pelaksanaan kegiatan CV.

6. Pelaksana
Dalam sebuah pelaksanaan pembangunan konstruksi dibutuhkan Pelaksana
Proyek agar dapat selesai dengan baik.
Pelaksana memiliki Tugas dan Tanggung Jawab sebagai berikut :
1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan.
2. Bersama dengan bagian Enginering menyusun kembali metode pelaksanaan
konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
3. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
4. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan.
5. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksana pekerjaan
dilapanagan.
6. Membuat Program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan dilapanagan.
7. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita
acara kemajuan pekerjaan lapangan.
8. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode
kerja, gambar kerja dan s[esifikasi teknik.
9. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur
pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.
10. Mengupayakan efesiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat
dilapangan.
11. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan
dilapangan.
12. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapanagan.
13. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai
dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.

7. Logistik
Logistik Proyek Bangunan adalah suatu bagian profesi yang ada dalam
rangkaian struktur organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan
penyaluran materi atau alat proyek kebagian pelaksana lapangan.
Logistik memiliki Tugas dan Tanggung jawab sebagai berikut :
1. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa supplier atau took material bangunan sebagai data untuk memili
harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
2. Melakuakan pembelian barang atau alat ke supplier atau took bahan bangunan
dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa mendapatkan harga
material termurah pada supplier terpilih.
3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapid an terkontrol dengan
baik jumlah pendatangan dan pemakainya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari
kesalahan pengunaan akibat tertukar dengan barang lain.
5. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas
pendatangan dan ketesediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
6. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material
tersebut diperlakukan dengan biaya termurah serta memenuhi persyaratan
mutu spesifikasi bahan dalam kontrak konstruksi.
7. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah
menjadi standar perusahan Kontraktor.
8. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah
melalui control kualitas bahan oleh Quality Qontrol.
9. Menyusun macam-macam laporan Logistic yang diminta oleh Perusahan
10. Berkoordinasi dengan dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
mengenai jumlah dan Schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada
masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.

2.4 Sistem Kesejahteraan Tenaga Kerja (upah)


Koordinasi dalam pekerjaan proyek berhubungan dengan kualitas dan upah tenaga
kerja yang ditempatkan pada suatu pekerjaan fisik. Oleh karena itu, penggolongan
pengupahan tenaga kerja pun tidak sama karena tergantung dari ketrampilan dan
pengalaman kerja yang dimiliki di lapangan
Pembayaran upah pekerja dan tukang dibayarkan setiap hari sabtu oleh mandor
Sedangkan jam kerja yang berlaku pada proyek pembangunan rumah 2 lantai di
Tunggulwulung yaitu 8 jam/hari dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00
WIB. Sedangkan jam istrahatnya pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.
Pada pengawasan pembangunan Perumahan Azzahra Residance Akordion Utara
Malang menggunakan upah kerja Tahun 2020 Kota Malang. Untuk lebih jelas lihat pada
tabel berikut.
DAFTAR HARGA SATUAN UPAH
Tabel 2.1 Harga Satuan Upah.

NO URAIAN
1 Pekerja
2 Pekerja Terlatih
3 Tukang Gali
4 Tukang Cat
5 Tukang
6 Tukang Batu
7 Tukang Pipa
8 Tukang Besi
9 Tukang Kayu
10 Kepala Tukang
11 Tukang Las

(Sumber : Data Proyek PT. Podorukun Group, 2023)


DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN
Tabel 2.2 Daftar Harga Satuan bahan.

NO URAIAN

1 Kayu Kelas III


2 Paku 5 cm - 12 cm
3 Balok Kayu Kelas II
4 Triplek 9 mm
5 Besi Beton (Ulir/Polos)
6 Kawat
7 Semen

(Sumber : Data Proyek PT. Podorukun Group, 2023)

2.5 Sistem Pengendalian Proyek.


Adapun hal-hal yang termasuk dalm sistem pengendalian proyek pembangunan
Rumah tinggal 2 Lantai adalah :

a. Bahan
 Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi dan
kualitas yang diisyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat.
 Jika memenuhi syarat, bahan disimpan di dalam gudang dan dicatat dalam Bon
Penerimaan Gudang (BPG) oleh petugas gudang. Jika tidak sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan, maka barang ditolak.
 Petugas gudang mencatat penerimaan dan pengeluaran bahan pada kartu stock.
 Menyerahkan bahan yang dibutuhkan kepada pelaksana yang meminta.
b. Peralatan.
Peralatan yang digunakan bermacam-macam, mulai dari yang sederhana
hingga alat berat, Sumber peralatan diperoleh dengan membeli dan sewa dari
instansi
Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan didapatkan dari kebijakan investasi
yang ditetapkan setiap tahun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
Peralatan juga diperoleh dengan menyewa.
c. Tenaga Kerja.
Selama proyek berlangsung tenaga kerja memakai kendaraan pribadi dari
rumah masing-masing.
Proyek tersebut tidak menyediakan mes buat Tenaga kerja karna tempat
tinggal mereka berada di dalam daerah malang.
d. Kualitas pekerjaan
Kualitas pekerjaan akan dimonitoring oleh mandor, developer dan owner
selaku pemilik proyek. Ketiga pihak tersebut berhak menegur pekerja bilamana ada
pekerjaan yang tidak sesuai dengan metode pelaksana yang telah disepakati.
2.6 Aministrasi Proyek.
 Dokumen Kontrak.
Dokumen kontrak merupakan suatu uraian tentang pekerjaan yang memuat
keterangan sejelas-jelasnya untuk memberikan petunjuk atau perjanjian peraturan
serta pelaksanaan dan cara-cara pembayaran, agar tidak terjadi perselisihan antar
owner dan pihak kontraktor pelaksana. Kontrak ini bersifat mengikat secara hukum
antara owner dan kontraktor pelaksana. Termasuk di dalamnya adalah keseluruhan
rencana kerja yang termuat dalam dokumen kontrak.
 Laporan Harian.
Laporan harian ini berisi tentang laporan jumlah kemajuan fisik pekerjaan
bahan-bahan yang diterima dan digunakan di lokasi setiap harinya. Masalah atau
hambatan yang terjadi di dalam pekerjaan, nilai dan bobot tiap pekerjaan dalam 1
hari terhadap seluruh pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di lokasi
proyek. Laporan harian ini nantinya dijadikan acuan untuk pembuatan laporan
mingguan.
 Laporan Mingguan
Pada prinsipnya laporan mingguan sama dengan laporan harian, hanya saja
pada laporan mingguan yang memuat kemajuan fisik dalam satu minggu. Laporan
mingguan ini dijadikan acuan untuk menyusun laporan bulanan.
 Laporan Bulanan.
Dalam laporan bulanan ini dapat diketahui seberapa tingkat kemajuan
pekerjaan yang sudah dikerjakan sampai akhir bulan. Laporan bulanan ini memuat
uraian pekerjaan, nilai/bobot tiap pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan yang
direncanakan, dan nilai pekerjaan yang diselesaikan terhadap seluruh pekerjaan yang
ada.
 Time Schedule.
Time Schedule atau penjadwalan proyek pembangunan ini mencakup tentang
rencana pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan yang dilaksanakan. Pada setiap
pelaksanaan pekerjaan, proses atau kemajuan fisik bangunan harus dicatat dan
dibandingkan dengan time schedule rencana. Hal ini bertujuan untuk mengkaji
apakah pelaksanaan proyek yang telah dilakukan sehingga ada indikator apakah time
schedule rencana sama dengan time schedule realisasi.
 Evaluasi Proyek.
Evaluasi dilakukan setiap seminggu sekali dalam bentuk meeting atau rapat
antara owner, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana. Evaluasi tersebut
bertujuan untuk menyelesaikan masalah bilamana pada saat pelaksanaan pekerjaan
menemui suatu kendala, serta menge-check pekerjaan apakah sudah sesuai dengan
time schedule dan kontrak yang disepakati apa belum(bestek dan gambar bestek).

2.7 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan.

Proyek pembangunan perumahan The Sultan Regency disesuaikan dengan jangka


waktu yang telah ditetapkan agar memungkinkan terselesainya pekerjaan perumahan
tersebut. Jadwal yang telah ditetapkan diatur oleh kontraktor dan jam kerjanya
berlangsung dari 8.00 s/d 12.00 WIB, kemudian istirahat dan dilanjutkan kembali dari
jam 14.00 s/d 17.00 WIB. Begitu juga jadwal setiap kegiatan Pkl berlangsung sama
dengan jadwal para buruh yaitu 8.00 s/d 12.00 WB, kemudian istirahat dan melanjutkan
kembali 14.00 s/d 17.00. Sistem pembayaran upah kepada pekerja dilakukan dengan
sistem mingguan.
Dalam melaksanakan prakter kerja lapangan ini yang berdasarkan kepada surat
keputusan jurusan teknik sipil, yang ditujukan kepada PT. Podorukun Group . Proses
kegiatan Praktek kerja Lapangan terhitung sejak 06,Februari 2023 sampai 06 Maret
2023.

Gambar 2.3 Denah Lantai 1 & Denah lantai 2.


Gambar 2.5 Rencana struktur elv. + 3.40.

2.8 Pengertian Balok.

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang yang
memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.
Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila
terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan
posisinya semula.(Istimawan dipohusodo, 1994).
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
bangunan akan beban-beban.
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I – 2 hal. 91 sebagai berikut :
a. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang bersih.Tinggi
balok harus dipilih sedemikian rupa hingga dengan lebar badan yang dipilih.
b. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter\pengenal) batang tulangan
untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus
dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada
keadaan-keadaan khusus.
c. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari penampang.
d. Pada balook-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-bidang sampingnya
harus dipasang tulangan samping dengan luas minimum 10% dari luas tulangan tarik
pokok. Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8 mm
pada jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja keras.
e. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarang sengkang tidak boleh
diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-sengkang bekerja
sebagai tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari
2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6
mm pada jenis baja lunak dan 5 mm pada jenis baja keras.
2.10 Prinsip Desain Balok.
Pada sistem struktural yang ada di gedung, elemen balok adalah elemen yang paling
banyak digunakan dengan pola berulang. Umumnya pola ini menggunakan susunan
hirarki balok, dimana beban pada permukaan mula-mula dipikul oleh elemen permukaan
diteruskan ke elemen struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke kolektor dan
tumpuan. Semakin besar beban, yang disertai dengan bertambah panjang, pada umumnya
akan memperbesar ukuran atau tinggi elemen struktur.
Ukuran elemen struktur untuk setiap sistem dapat ditentukan berdasarkan analisis
bentang,beban dan material. Ada beberapa kriteria pokok yang harus dipenuhi, antara
lain : kemampuan layan, efisiensi, kemudahan.
Tegangan aktual yang timbul pada balok tergantung pada besar dan distribusi
material pada penampang melintang elemen struktur. Semakin besar balok maka
semakin kecil tegangannya. Luas penampang dan distribusi beban merupakan hal yang
penting. Semakin tinggi suatu elemen, semakin kuat kemampuannya untuk memikul
lentur. Variabel dasar yang penting dalam desaian adalah besar beban yang ada, jarak
antara beban-beban dan perilaku kondisi tumpuan balok. Kondisi tumpuan jepit lebih
kaku dari pada yang ujung-ujungnyav dapat berputar bebas. Balok dengan tumpuan jepit
dapat memikul beban berpusat di tengah bentang dua kali lebih besar dari pada balok
yang sama tidak dijepit ujungnya.
2.11 Jenis – jenis balok.
Beberapa jenis balok antara lain :
a. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari
semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung
bentuk penampang dan materialnya.
b. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung
hanya pada satu ujung tetap.
c. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi
dan rotasi.
d. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari
duah bentang dengan kontruksi sambungan pin pada momen nol.
e. Balok kontinu memanjang secara menerusmelewati lebih dari dua kolom tumpuan
untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari
serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

2.12 Macam- Macam Balok.


Macam-macam balok antara lain :
a. Balok kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok
induk, tiang, atau dinding penopang beban.
b. Balok baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh
balok induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.
c. Balok beton pelat beton yang dicor ditempat dikategorikan menurut bentangan dan
bentuk cetakannya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Deskripsi Balok.

Balok adalah salah satu elemen struktur yang berfungsi untuk menghubungkan kolom
satu dengan lainnya. Selain itu balok berfungsi sebagai tempat bertumpunya salah satu
elemen bangunan lainnya yaitu pelat beton. Pada prinsipnya dalam ilmu teknik sipil adalah
kolom strong column weak beam atau kuat balok lemah. Dari prinsip tersebut akan diperoleh
berapa nilai kuat tekan beton yang ada pada kolom harus lebih besar dari kuat beton yang ada
di balok. Balok beton terdiri dari bahan beton dan tulangan. Beton berfungsi untuk menahan
gaya tekan, sedangkan tulangan baja berfungsi untuk menahan gaya tarik yang timbul dari
berat sendiri balok tersebut dan berat konstruksi lain.

Balok merupakan penyangga beban struktural bangunan yang secara fisik terdistribusi
pada arah horizontal. Balok sendiri juga digunakan sebagai pengikat/pengaku struktur karena
letaknya pada ujung-ujung yang terhubung dengan kolom bangunan.

Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan mememikul
gaya dalam berupa momen lentur dan gaya geser. Analisis tegangan regangan beton memiliki
sifat rangka yang terjadi pada beton yang dibebani secara tetap dalam jangka waktu yang
lama. Oleh karena itu pada balok beton dikenal istilah short- term (immediate) deflection dan
longterm deflection yang membuat lendutan. Lendutan adalah fungsi dari kekakuan yaitu
perkalian antara modulus elastisitas beton Ec dengan inersia penampang I. lendutan itu harus
dibatasi, karena berkaitan dengan kenyamanan dan seni dalam arsitektur.

SNI beton 2013 dengan tegas menyebut dalam butir 9.5 terhadap Kontrol lendutan.
Balok beton bisa retak ketika menahan momen lentur. Sewaktu serat bawah tertarik (momen
positif), beton sebenarnya bisa menahan tegangan tarik tersebut, tetapi tegangan tarik sangat
kecil.

Perilaku keruntuhan yang dominan pada struktur balok pada umumnya adalah lentur,
tentu saja itu akan terjadi jika resio bentang (L) dan tinggi balok (h) cukup besar. Jika
rasionya kecil maka digolongkan sebagai balok tinggi (deep beam) keruntuhan geser
dominan.
3.2 Alat Dan Bahan Pelaksanaan Pekerjaan Balok
Alat-Alat Yang Di Gunakan Dalam Pembuatan Balok:
 Molen
 Gerobak dorong
 Meteran
 Gergaji Kayu
 Sendok semen
 Gunting besi (bolt cutter)
 Sekop
 Ember
 Pemukul atau palu
Material yang di gunakan Dalam Pembuatan Balok:
 Semen
 Pasir Cor
 Kerikil
 Air
 Balok Kayu 5/7
 Multiplek 9 mm
 Besi Tulangan
 Kawat Ikat
 Paku
 Besi Polos Ø10 dan Ø6

3.3 Langkah – Langkah Pekerjaan Balok.


Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk dan dimensi
pada suatu konstruksi beton. Tujuan pemasangan bekisting balok adalah untuk
mengetahui penting pembuatan cetakan yang baik, rata, kuat, siku dan lurus, karena
apabila bekisting tidak siku maka beton yang dihasilkan akan berubah bentuknya.

Syarat – syarat pembuatan bekisting :


 Bekesting harus dipasang dengan tepat dan kuat, kaku, awet dan diberi rangka
secukupnya untuk mencegah melengkungnya maupun terpelintirnya triplek akibat
pengaruh dari sinar matahari dan hujan.
 Bekesting dan penyokongnya atau rangka harus kuat menahan beban bekesting itu
sendiri, beban orang, peralatan dan bahan-bahan lain yang digunakan.
 Sambungan antara bagian yang membentuk bekesting harus cukup rapat agar
adukan tidak keluar dari bekesting yang dapat menyebabkan pemborosaan akibat
dari terbuangnya adukan beton dari bekesting yang mengalami kebocoran.
Kebocoran dapat menimbulkan cacat pada beton itu sendiri.
1. Proses Pembuatan Bekesting.
Pada pekerjaan bekesting balok dalam proyek ini menggunakan multiplex
tebal 0,9 cm dan penyangga rangka balok menggunakan kayu berukuran 5/7.
Adapun langkah-langkah pembuatan bekesting balok adalah sebagai berikut:

Menyiapkan alat dan bahan :

 Alat yang disiapkan antara lain palu, pensil, meteran dan gergaji. Sedangkan
bahannya adalah multiplex dengan tebal 0,9 cm, papan 2 cm, kayu balok atau
kasau, paku dan besi penahan bekesting.
 Memotong multiplex dan balok kayu serta besi sesauai dengan ukuran yang
ditentukan
 Merangkai bekesting balok yang sudah dipasang sebelumnya
 Multiplex disambung dengan cara dipaku atau di ikat padabalok-balok atau
besi dukung yang telah disiapkan sebelumnya
 Mengecek kembali kekuatan bekesting yang telah dipasang.

2. Pemasangan Bekisting.
Adapun syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan bekisting
antara lain :
1. Bekesting harus menghasilkan konstruksi akhir yang membentuk ukuran dan
batas-batas sesuai dengan gambar rencana.
2. Bekesting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat mencegah kebocoran
adukan.
3. Bekesting harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin
kedudukan dan bentuk yang tetap.
4. Bekesting dalam keadaan lembab atau harus dibasahkan terlebih dahulu
sebelum pengecoran dikerjakan agar air semen tidak meresap pada waktu
pengecoran.
5. Pemasangan bekesting harus rapi dan kaku, sehingga setelah dibongkar akan
memberikan bidang yang rata dan hanya sedikit memerlukan penghalusan
serta celah celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu
pengecoran tidak ada air pengecoran yang keluar.
6. Pembongkaran bekesting dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh
konstruksi tersebut. Apabila beban besar, sebaiknya dibuka setelah beton
mencapai umur 28 hari. Apabila pada saat pembongkaran terjadi cacat, maka
harus diperbaiki dengan melapisinya denga campuran beton yang sama dengan
yang telah ada.

Pemasangan bekisting balok akan dilaksanankan bersamaan dengan


pemasangan bekisting plat lantai, tapi dikerjakan sesuai fungsi masingmasing.
Pekerjaan pertama yang dilakukan untuk membuat bekisting balok adalah
pemasangan gelegar akan mengikuti benang yang telah diukur sesuai permukaan
balok.

Triplek 9 mm

Gambar 3.2 Pembuatan bekisting balok.

Pada gambar 3.2 merupakan proses pembuatan bekisting menggunakan triplek


9 mm dan lebar triplek bervariasi antara lain 16,8 cm untuk lebar dasar balok, 30 cm
dan 18 cm untuk dimensi balok 15/30, 25 cm dan 13 cm untuk dimensi balok 15/25,
20 cm dan 8 cm untuk dimensi balok.
3. Pekerjaan Pembesian.
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
 Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok
dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
 Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok
lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi
seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan
pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan
pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun
ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai
kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.

Beugel Ø6-15 Tulangan Pokok 7Ø10

Gambar 3.3 Pembesian Balok.

Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam,
dan kebersihannya.
Gambar 3.4 Pengecekan pembesian balok.

4. Pengecoran Balok
Adukan campuran pengecoran berpedoman pada data mix design. Adukan
campuran yang dipakai adalah campuran 1 semen, 2 pasir dan 3 kerikil. Sebelum
pengecoran dimulai, semua bagian – bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas
dari kotoran dan bagian beton yang lepas. Adukan semen dituangkan ke dalam
cetakan dengan menggunakan ember setelah menggunakan dipakai sebagai
penggetar semen agar merata. Sebelum melakuakan pekerjaan pengecoran kita harus
mempersiapkan tenaga kerja,alat,bahan dan pemeriksaan kondisi bekisting. Untuk
campuran diaduk langsung dilapangan kemudian diangkat ke lokasi pengecoran
dilantai dua dengan menggunakan katrol.

Alat – alat yang digunakan dalam pengecoran


1. Sekop
2. Sendok spasi
3. Ember
4. Molen
Bahan-bahan yang digunakan dalam pengecoran
1. Pasir
2. Air
3. Kerikil
4. Semen
Pemeriksaan bekisting :
1. Pemeriksaan pada setiap sudut bekisting
2. Pemeriksaan permukaan bekisting
3. Pemeriksaan penyokong bekisting
Proses pengecoran balok :.
a. Melakukan inspeksi sebelum pengecoran dilakukan.
b. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump,kemudian beton
readymix diratakan dengan penggaruk dan cangkul serta dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator secara merata.
c. Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran, kemudian diratakan
dengan kayu perata diatas relat agar tinggi peil merata.
d. Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan
menggunakan ruskam. Untuk perawatan beton lantai, tebarkan karunggoni
basah.

Molen Campuran beton

Gambar 3.4 Pengecoran balok.

Pada gambar 3.4 adalah proses pengecoran balok setelah dari tahap awal
sudah selesai, seperti perancangan besi, pemasangan besi, pembuatan bekisting,
pemasangan begesting dan setelah itu di lakukan pengecekan terlebih dahuluh agar
tidak terjadi kesalahan konstruksi setelah pengecoran.

Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 7 hari pengecoran


sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 14 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.
Balok beton bertulang

Peranca
bambu

Gambar 3.5 Pembongkaran bekisting balok.


BAB IV

VOLUME PEKERJAAN DAN TIME SCHEDULE

4.1 Gambar Pekerjaan Balok.

6,00
2,00 1,10 1,90 1,00
,
10
0

15/20 15/25
5
0
,0

0
25

9
5
1/

,
1
5
13
/0

15/25 15/25 15/25


60

30
2

5/
,

0
0

0
2
3

3
5

2
5

5
/

/
/

1
1

,
1

15/20
15/20 15/20 15/20
0

0
3

3
4

5
/

/
1

1
,
1
0

0
0

0
0

0
0

0
0

,
,

0
3

3
2
5

5
1

1
5
/

3
/
1

1
1

2
,
25

15/25 15/25 15/25


5
1/
,
15
7

5
2

5
5

15/25
2

8
5

2
/

5
1

5
/

0
1

15/20 15/20
5
5
5

1
2

5/
5

,
/

1
1
1

15/25
7
2
,5

,
10
6

2,00 1,10 1,90 1,00


6,00
DENAH BALOK LANTAI 2.
SKALA 1 : 100

Gambar 4.1 Denah Balok Lantai 2


3Ø10 2Ø10 2Ø10 3Ø10

2Ø10

26
30
2Ø10

11
Ø6-150
15 Ø6-150 15
15

140

Gambar 4.2 Detail Penulangan Balok 15/30.

2Ø10 2Ø10 Ø6-150

Ø6-150
21
25

4Ø10
11 4Ø10
15 15 15

110

Gambar 4.3 Detail Penulangan Balok 15/25.

2Ø10 Ø6-150 2Ø10


20
16

Ø6-150

15 15 2Ø10 11 2Ø10
15

100

Gambar 4.4 Detail Penulangan Balok 15/20.


4.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Balok Lantai 2.
1. Panjang Balok.
 Panjang Balok 15/30.
= (4 m x 2 ) + (3,5 m x 2)
= 15 m.
 Panjang Balok 15/25
= 0,5 m + 3 m + 1,9 m + (4 mx 2) + 1,75 m + 1,1 m + 2,9 m + ( 2m x 2)
= 23,15 m.
 Panjang Balok 15/20.
= (2 m x 2) + 6 m + 2,9 m + 4,35 m
= 17,25 m.
2. Pengecoran Balok.
 Volume Pengecoran Balok 15/30
= Dimensi balok 15/30 x Panjang Balok 15/30
= 0,15 m x 0,30 mm x 15 m
= 0,675 m3.
 Volume Pengecoran Balok 15/25
= Dimensi Balok 15/25 x Panjang Balok 15/25
= 0,15 m x 0,25 m x 23,15 m
= 0,868 m3.
 Volume Pengecoran Balok 15/20
= 0,15 m x 0,20 m x 17,25 m
= 0,518 m3.
 Total Volume Pengecoran Balok Lantai 2 adalah :
= Volume Balok 15/30 + Volume Balok 15/25 + Volume Balok 15/20
= 0,675 m3 + 0,868 m3 + 0,518 m3.
= 2,061 m3.
3. Pembesian Balok.
a). Pembesian balok 15/30.

3Ø10

2Ø10

0
6
3
2
2Ø10

Ø6-150
11
15

Gambar 4.5 Detail Penulangan Balok 15/30.


Tulangan Pokok 7Ø10.
o Panjang balok 15/30 = 15 m
o Terdapat 7 batang tulangan Ø10 mm.
o Panjang besi tulangan pokok
= Panjang balok 15/30 x 7 batang tulangan
= 15 m x 7
= 105 m.
o 1 Lonjor = 12 m, maka jumlah tulangan pokok yang dibutuhkan
= 105 m : 12 m
= 8,75 Lonjor ~ 9 Lonjor
o Berat besi Ø10 = 7,40 Kg/12 m’
o Volume besi 7Ø10 sepanjang 15 m adalah :
= 9 lonjor x 7,40 Kg/12 m’.
= 66,6 Kg.

Tulangan Beugel / Sengkang Ø6 – 150 mm.


o Panjang balok 15/30 = 15 m.
o Jarak antar tulangan = 150 mm = 0,15 m.
o Banyaknya besi beugel / sengkang yang di butuhkan
= Panjang balok : Jarak antar tulangan
= 15 m : 0,15 m
= 100 buah tulangan.
o Panjang 1 buah besi beugel / sengkang
= (0,11 m x 2) + (0,26 m x 2)
= 0,8 m.
o Panjang besi beugel / sengkang yang di butuhkan
= banyaknya besi beugel x panjang 1 buah besi beugel
= 100 x 0,8 m
= 80 m.
o 1 lonjor = 12 m, maka tulangan beugel yang di butuhkan sebnyak
= 80 m : 12 m
= 6,67 lonjor ~ 7 Lonjor
o Berat besi Ø6 = 2,66 Kg/12 m’.
o Volume besi beugel Ø6 – 150 adalah :
= 7 lonjor x 2,66 Kg/12 m’
= 18,62 Kg.
Volume Pembesian Balok 15/30
= 66,6 Kg + 18,62 Kg
= 85,22 Kg.

b). Pembesian Balok 15/25.

2Ø10

Ø6-150
1
5
2
2

4Ø10

11
15

Gambar 4.6 Detail Pembesian Balok 15/25.


Tulangan Pokok 6Ø10.
o Panjang balok 15/25 = 23,15 m
o Terdapat 6 batang tulangan Ø10 mm.

o Panjang besi tulangan pokok


= Panjang balok 15/25 x 6 batang tulangan
= 23,15 m x 6
= 138,9 m.
o 1 Lonjor = 12 m, maka jumlah tulangan pokok yang dibutuhkan
= 138,9 m : 12 m
= 11,56 Lonjor ~ 12 Lonjor
o Berat besi Ø10 = 7,40 Kg/12 m’
o Volume besi 6Ø10 sepanjang 23,15 m adalah :
= 12 lonjor x 7,40 Kg/12 m’
= 88,8 Kg.

Tulangan sengkang / beugel Ø6 – 150 mm.


o Panjang Balok 15/25 = 23,15 m.
o Jarak antar beugel / sengkang = 150 mm = 0,15 m.
o Banyaknya besi beugel / sengkang yang di butuhkan
= Panjang balok : Jarak antar tulangan
= 23,15 m : 0,15 m
= 154,33 buah tulangan ~ 154 buah tulangan.
o Panjang 1 buah besi beugel / sengkang
= (0,11 m x 2) + (0,21 m x 2)
= 0,7 m.
o Panjang besi beugel / sengkang yang di butuhkan
= banyaknya besi beugel x panjang 1 buah besi beugel
= 154 x 0,7 m
= 107,8 m.
o 1 lonjor = 12 m, maka tulangan beugel yang di butuhkan sebnyak
= 107,8 m : 12 m
= 8,98 lonjor ~ 9 Lonjor
o Berat besi Ø6 = 2,66 Kg/12 m’
o Volume besi beugel Ø6 – 150 adalah :
= 9 lonjor x 2,66 Kg/12 m’
= 23,94 Kg.
Volume Pembesian Balok 15/30
= 88,8 Kg + 23,94 Kg
= 112,74 Kg.

c. Pembesian Balok 15/20.

2Ø10

0
6
2
Ø6-150

1
11 2Ø10
15

Gambar 4.7 Detail Pembesian Balok 15/20.


Tulangan Pokok 4Ø10.
o Panjang balok 15/20 = 17,25 m.
o Terdapat 4 batang tulangan Ø10 mm.
o Panjang besi tulangan pokok
= Panjang balok 15/20 x 4 batang tulangan
= 17,25 m x 4
= 69 m.
o 1 Lonjor = 12 m, maka jumlah tulangan pokok yang dibutuhkan
= 69 m : 12 m
= 5,75 Lonjor ~ 6 Lonjor
o Berat besi Ø10 = 7,40 Kg/12 m’
o Volume besi 4Ø10 sepanjang 17,25 m adalah :
= 6 lonjor x 7,40 Kg/12 m’.
= 44,4 Kg.

Tulangan sengkang / beugel Ø6 – 150 mm.


o Panjang balok 15/20 = 17,25 m.
o Jarak antar beugel / sengkang = 150 mm = 0,15 m.
o Banyaknya besi beugel / sengkang yang di butuhkan
= Panjang balok : Jarak antar tulangan
= 17,25 m : 0,15 m
= 115 buah tulangan.
o Panjang 1 buah besi beugel / sengkang
= (0,11 m x 2) + (0,16 m x 2)
= 0,6 m.
o Panjang besi beugel / sengkang yang di butuhkan
= banyaknya besi beugel x panjang 1 buah besi beugel
= 115 x 0,6 m
= 69 m.
o 1 lonjor = 12 m, maka tulangan beugel yang di butuhkan sebnyak
= 69 m : 12 m
= 5,75 lonjor ~ 6 Lonjor
o Berat besi Ø6 = 2,66 Kg/12 m’
o Volume besi beugel Ø6 – 150 adalah :
= 6 lonjor x 2,66 Kg/12 m’
= 15,96 Kg.
Volume Pembesian Balok 15/30
= 44,4 Kg + 15,96 Kg
= 60,36 Kg.

Volume total pembesian balok lantai 2 :


= Volume pembesian balok 15/30 + Volume pembesian balok 15/25 + Volume
Pembesian Balok 15/25
= 85,22 Kg + 112,74 Kg + 60,36 Kg.
= 258,320 Kg.
4. Bekisting Balok Lantai 2.

0,9

0,9
0
3

8
1

15
16,8

A1

0,9 0,9

8
1

1
15
16,8
A2

Gambar 4.8 Potongan melintang bekisting balok 15/30.

0,9

0,9
5
2

0,9 0,9
1

15
3

3
1

16,8
15
B1 16,8

B2

Gambar 4.9 Potongan melintang bekisting balok 15/25.

0,9

0,9
0
2

15
16,8 0,9 0,9

C1
8

15
16,8

C2

Gambar 4.10 Potongan melintang bekisting balok 15/20


a). Bekisting balok 15/30 (9 mm).
Bekisting balok A1.
o Panjang bekisting balok A1 = 7,5 m.
o Luas sisi samping 1
= 7,5 m x 0,3
= 2,25 m2.
o Luas sisi samping 2
= 7,5 m x 0,18 m
= 1,35 m2.
o Luas sisi bawah
= 7,5 m x 0,168 m
= 1,26 m2.
o Volume bekisting A1
= Luas sisi samping 1 + Luas sisi samping 2 + Luas sisi bawah
= 2,25 m2 + 1,35 m2 + 1,26 m2
= 4,86 m2.
Bekisting balok A2.
o Panjang bekisting A2 = 7,5 m
o Luas sisi samping
= (7,5 m x 0,18 m) x 2
= 2,7 m2.
o Luas sisi bawah
= 7,5 m x 0,618 m
= 4,635 m2.
o Volume bekisting A2
= Luas sisi samping + Luas sisi bawah
= 2,7 m2 + 4,635 m2.
= 7,335 m2.
Volume bekisiting 15/30
= Volume bekisting balok A1 + Volume bekisting balok A2
= 4,86 m2 + 7,335 m2.
= 12,195 m2.
b). Bekisiting balok 15/25.
Bekisting balok B1
o Panjang bekisting B1 = 15,3 m.
o Luas sisi samping 1
= 15,3 m x 0,25 m
= 3,825 m2.
o Luas sisi samping 2
= 15,3 m x 0,13 m
= 1,989 m2.
o Luas sisi bawah
= 15,3 m x 0,168 m
= 2,5704 m2.
o Volume bekisting B1
= Luas sisi samping 1 + Luas sisi samping 2 + Luas sisi bawah
= 3,825 m2 + 1,989 m2 + 2,5704 m2
= 8,384 m2.
Bekisting balok B2.
o Panjang bekisting B2 = 7,85 m.
o Luas sisi samping
= (7,85 m x 0,13 m) x 2
= 2,041 m2.
o Luas sisi bawah
= 7,85 m x 0,618 m
= 1,3188 m2.
o Volume bekisting A2
= Luas sisi samping + Luas sisi bawah
= 2,041 m2 + 1,3188 m2.
= 3,360 m2.
Volume bekisiting 15/25
= Volume bekisting balok B1 + Volume bekisting balok B2
= 8,384 m2 + 3,360 m2.
= 11,744 m2.
c). Bekisting balok 15/20.
Bekisting balok C1
o Panjang bekisitng C1 = 4 m.
o Luas sisi samping 1
= 4 m x 0,20 m
= 0,80 m2.
o Luas sisi samping 2
= 4 m x 0,08 m
= 0,32 m2.
o Luas sisi bawah
= 4 m x 0,168 m
= 0,672 m2.
o Volume bekisting B1
= Luas sisi samping 1 + Luas sisi samping 2 + Luas sisi bawah
= 0,80 m2 + 0,32 m2 + 0,672 m2
= 1,792 m2.
Bekisting balok C2.
o Panjang bekisting C2 = 13,25 m
o Luas sisi samping
= (13,25 m x 0,08 m) x 2
= 2,12 m2.
o Luas sisi bawah
= 13,25 m x 0,618 m
= 2,226 m2.
o Volume bekisting A2
= Luas sisi samping + Luas sisi bawah
= 2,12 m2 + 2,226 m2.
= 4,346 m2.
Volume bekisiting 15/25
= Volume bekisting balok C1 + Volume bekisting balok C2
= 1,792 m2 + 4,346 m2.
= 6,138 m2.
Volume total bekisting balok lantai 2 adalah :
= Volume bekisting balok 15/30 + Volume bekisting balok 15/25 + Volume
bekisting balok 15/20
= 12,195 Kg + 11,744 Kg + 6,138 Kg.
= 30,077 Kg.
4.3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Balok.
Pekerja OH 1.650
Tukang batu OH 0.275
Kepala Tukang OH 0.028
Mandor OH 0.083

b. Bahan
Semen (PC) Kg 384.00
Pasir (PB) m3 0.494
Kerikil (KR) m3 0.770

c. Harga Satuan Pekerjaan (a + b

Tabel 4.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Balok.


(sumber : PERMEN. PU. 2016).
4.4 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan Balok.

NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN

Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan Balok.

4.5 Time Schedule pekerjaan Balok.

MINGGU I MINGGU II
NO URAIAN PEKERJAAN HARGA TOTAL BOBOT 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Pekerjaan bekisting 6,680,070.93 52.91 6.614 6.614 6.6141 6.614 6.614 6.614 6.614 6.614
7.559 7.559 7.559 7.559 7.559 7.559 7.559
2 Pekerjaan Pembesian 3,655,357.16 28.95 5.791 5.791 5.791 5.791 5.79081
5.791 5.791 5.791 5.791 5.791
3 Pekerjaan Pengecoran Balok 2,289,259.96 18.13 18.13
18.13
12,624,688.04 100.00
RENCANA PROGRES MINGGUAN (%) 6.614 6.614 6.6141 6.614 12.4 12.4 12.4 12.4 5.79 18.13
RENCANA PROGRES KOMULATIF (%) 6.6 13.2 19.8 26.5 38.9 51.3 63.7 76.1 81.9 100.0

Tabel 4.3 Time Schedule Pekerjaan Balok.


Progres realisasi pekerjaan balok yang saya awasi selama pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dapat dilaksanakan dalam tempo 1 minggu 3 hari, dimana pekerjaan
bekisting dilaksanakan selama 1 minggu 1 hari. Pekerjaan pembesian dilaksanakan
setelah 3 hari pekerjaan bekisting. Pekerjaan pembesian dilaksanakan selama 5 hari.
Setelah pekerjaan bekisting dan pekerjaan pembesian selesai dikerjaan, maka dilanjutkan
dengan pekerjaan pengecoran. Dari kurva rencana dan kurva realisasi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dalam pekerjaan balok dapat diselesaikan tepat waktu.

BAB V

PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada proyek pembangunan
Perumaha Azzahra Residence, Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Balok adalah salah satu elemen struktur horizontal yang berfungsi untuk
menghubungkan kolom satu dengan lainnya. Selain itu balok berfungsi sebagai
tempat bertumpunya salah satu elemen bangunan lainnya yaitu pelat beton. Balok
beton terdiri dari bahan beton dan tulangan. Beton berfungsi untuk menahan gaya
tekan, sedangkan tulangan baja berfungsi untuk menahan gaya tarik yang timbul dari
berat sendiri balok tersebut dan berat elemen struktur lainnya.
2. Pekerjaan balok secara garis besar sudah sesuai dengan rencana dan gambar kerja.
Pelaksanaan pekerjaan balok juga sesuai dengan tahapan pelaksanaan pada saat
dilapangan, meliputi: pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian dan pekerjaan
pengecoran balok.
3. Volume pekerjaan balok pada proyek pembangunan Perumahan Azzahra Recidence
adalah 2,061 m3 dengan total Rencana Anggaran biaya sebesar : Rp. 12.624.688,04.-
4. Sebelum membuat penjadwalan (time schedule) pekerjaan balok maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah menghitung volume setiap item pekerjaan pada
balok, setelah itu dibuatkan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) balok,
selanjutnya membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan balok dimana
Rencana Anggaran Biaya (RAB) diperoleh dari mengalikan volume setiap item
pekerjaan balok dengan total harga setiap item pekerjaan pada Analisa Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) balok. Setelah membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB), maka
dilanjutkan dengan membuat Penjadwalan (time schedule) pekerjaan balok. Langkah
untuk membuat time schedule antara lain : menentukan jumlah bobot (%) setiap item
pekerjaan, merencanakan waktu pelaksaan pekerjaan dari setiap item pekerjaan pada
balok, dilanjutkan dengan membuat kurva “S”.

5.2 SARAN
Setelah melihat keadaan di lapangan, dimana tempat dilaksanakannya Praktek Kerja
Lapangan (PKL), maka pada proyek pembangunan Perumahan Azzahra Residence juga
tidak terslepas dari berbagai kesulitan dan hambatan yang muncul selama pekerjaan
berlangsung. Untuk mengatasi kesulitan dan hambatan tersebut maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Ketelitian dalam melakukan suatu pekerjaan sangat dibutuhkan mengingat resiko
yang akan mempengaruhi suatu pekerjaan sangatlah besar.
2. Pengelolaan dan manajemen yang baik sangat mutlak bagi suatu proyek dalam
mengontrol dan mengendalikan situasi dan kondisi dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Buket Rata Lhokseumawe. Ida Suryani, 2014. Proyek Pembangunan Gedung DPRK
Kabupaten Aceh Utara, Politeknik Negeri Lhokseumawe,Buket Rata Lhokseumawe.

Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Dinding
Bertulang untuk Rumah dan Gedung ,Yayasan Penerbit PU Jakarta.

Ervianto Wulfram I, 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Yogyakarta.

Muhammad Taufik, 2014. Pembangunan Ruang Belajar Mengajar Sd Negeri 8 Muara Dua,
Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Anda mungkin juga menyukai