Anda di halaman 1dari 23

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

( K.A.K )
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMELIHARAAN RENOVASI GEDUNG VOKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Vokasi adalah program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan
untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan ketrampilan di
bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.
Secara umum pendidikan vokasi bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan tenaga ahli profesional dalam menerapkan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
Dalam menjalankan program, Universitas Padjadjaran dilandasi oleh tujuan untuk turut
mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan menyediakan pendidikan tinggi jalur profesional
secara berdampingan dengan pendidikan tinggi pada jalur sarjana dan pascasarjana.
Secara umum Program Diploma sangat diperlukan oleh masyarakat, hal ini terlihat dari
tingginya animo terhadap program-program yang ditawarkan maupun permintaan terhadap
para lulusan.

1.2. DATA UMUM PROYEK


Nama Paket Pekerjaan : Renovasi Gedung Vokasi Universitas
Padjadjaran Kampus Jatinangor
Lokasi Pekerjaan : Jln.Raya Bandung – Sumedang Km 21 Jatinangor
Luas Lahan Perencanaan : ± 4.000 M2
Luas Bangunan : 2.638 M2
Pagu Biaya Konstruksi : Rp. 5.603.464.000,00
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) : Rp. 5.511.691.000,00 (+PPN)
Kuasa Pengguna Anggaran : Rektor Universitas Padjadjaran
Pejabat Pembuat Komitmen : Zaldy Adrianto, SE., M.ProfAcc., CRP
NIP. 198102182005011001

A. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas adalah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Universitas Padjadjaran, dalam pelaksanaan sehari-hari dilimpahkan kepada Satuan
Tugas (Kelompok Kerja danTim Teknis) di lingkungan Universitas Padjadjaran

B. Perencana
Perencana adalah sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak, yang dalam hal ini adalah
bagian dari konsultan perencana PT. PADURAKSA Konsultan

C. Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawasan


Konsultan Manajemen Konstruksi adalah seseorang / team yang diberi limpahan wewenang
secara tertulis dan mempunyai uraian pekerjaan (job description) dan ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.

1
D. Penyedia Jasa Konstruksi
Penyedia Jasa Konstruksi adalah badan hukum atau perusahaan yang telah memenangkan
pelelangan dan penawarannya telah diterima oleh Pemberi Tugas, dan telah
menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak). Pekerjaan ini harus
dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam
Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis

1.3. Nama dan Lokasi Pekerjaan


Gedung Vokasi Universitas Padjadjaran yang berada di lingkungan Kampus Jatinango
Jalan Ir. Soekarno KM.21 Jatinangor, Sumedang 45363, dengan luas Bangunan 2.638 m2
yang terletak pada area tapak lahan seluas ± 4.000 m2.

1.4. Site Plan Pekerjaan

Sumber: Google Earth

1.5. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Renovasi Gedung Vokasi Universitas
Padjadjaran Kampus Jatinangor dilaksanakan dalam kurun waktu 150 (Seratus Lima
Puluh) hari kalender sejak diterbitkannya SPMK.

1.6. Lingkup Pekerjaan


Adapun lingkup Pemeliharaan Renovasi Gedung Vokasi Universitas Padjadjaran
Kampus Jatinangor, meliputi :

2
1. Pekerjaan Umum dan Persiapan
2. Penerapan Sistem Keselamatan Konstruksi
3. Pekerjaan Utama, meliputi:
a. Pekerjaan Persiapan dan K3,
b. Pekerjaan Bongkaran,
c. Pekerjaan Struktur dan Tanah,
d. Pekerjaaan Finishing Arsitektur,
e. Pekerjaaan Mekanikal Elektrikal, dan
f. Pekerjaan Luar (site Development).

1.7. Tahap Persiapan


Pada tahap persiapan Pemeliharaan Renovasi Gedung Vokasi Universitas
Padjadjaran Kampus Jatinangor, tahap persiapan sangat penting dilaksanakan guna
mendukung pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan maksimal.

Tahapan Pekerjaan Persiapan Meliputi :


1. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
2. Kebersihan dan Kerapihan Lingkungan Kerja.
3. Pekerjaan pengadaan Kelengkapan K3
4. Pengadaan Listrik untuk kerja
5. Mobilisasi Peralatan, Material dan Tenaga kerja.
6. Pembuatan schedule pelaksanaan, penyedian bahan, penyedian material &
tenaga kerja.
7. Pembuatan Shop Drawing
8. Dokumentasi Pekerjaan
9. Pengukuran Ulang Site.

3
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
STANDAR YANG BERLAKU
Semua pekerjaan dalam syarat – syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan – persyaratan teknik yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan Standar
Industri Indonesia (SII) dan peraturan – peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis –
jenis pekerjaaan yang bersangkutan antara lain :
1. Perpres No. 54/2010 beserta perubahan-perubahannya, terakhir Perubahan Ke 5,
Perpres No. 16 Tahun 2018 berganti Perpres 12 tahun 2021.
2. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
3. Permen PUPR nomor: 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
4. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2019
5. Persyaratan perencangan geoteknik SNI 8460: 2017
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum
7. Spesifikasi Beton Struktural SNI 6880-2016
8. Spesifikasi Disain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013
9. Peraturan Semen Portland SNI 15-2049-2015.
10. Peraturan Bata merah pejal untuk pasangan dinding SNI15-2094-2000.
11. Beban minimum dan kriteria terkait untuk bangunan Gedung dan struktur SNI 1727: 2020.
12. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729:2020.
13. Baja Tulangan SNI 2052: 2017
14. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-2002,
15. Tatacara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung SNI 03-2407-2008, dan Peraturan
Pengecatan lainnya yang sesui dengan SNI terbaru.
16. Peraturan tentang Agregat halus dan kasar, Metode pengujian analisis saringan SNI 03-
6877-2002.
17. Tatacara pembuatan dan perawatan spesiment uji beton di lapangan (ASTM C31-10
IDT) SNI 4810: 2013.
18. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat,
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
19. PerMen PU No. 21 tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau
pengganti PerMen PU No. 2 PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau.
20. Surat Edaran Dirjen Cipta Karya nomor: 86/SE/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau
21. Permenaker No. 12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
di Tempat Kerja.
22. Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL 2020 ), SNI 0225-2011 dan Amandemennya.
23. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 1 tahun 2014. Tentang
persyaratan teknis Perangkat Telekomunikasi.
24. SNI 03-3985-2000, tata cara perencanaan, pemasangan dan alarm kebakaran untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada gedung.
25. PerMen PU 26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
26. UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang Telekomunikasi
Indonesia.
27. National Fire Protection Association (NFPA), High-Rise Building Fires and Safety,

4
Tahun 2013.
28. SNI 8153:2015, Tentang sistem plambing pada bangunan gedung
29. SNI 03–6373–2000, tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Vent pada Sistem
Plambing.
30. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 68 tahun 2016 tentang baku
mutu Air Limbah Domestik.
31. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif.
32. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
33. SNI-03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan sistem pipa tegak dan slang untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
34. SNI-03-3989-2000, tentang tata cara perencanaan sistem sprinkler otomatik untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
35. SNI-03-1746-2000, tentang tata cara perencanaan sistem proteksi pasif untuk
pencegah bahaya kebakaran.
36. SNI-03-6570-2001, tentang instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
37. KepMen PU 26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
38. Kepmeneg PU No. 20/PRT/M/2009 tentang manajemen penanggulangan kebakaran
diperkotaan.
39. SNI 03-6572-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara
Pada Bangunan Gedung.
40. SNI 03-6571-2001 : Sistem Pengendalian Asap Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
Pembangunan Gedung Student Center PT. Hebsa Indonesia
41. Pasal 5 : Sistem Pengendali Asap dan Penerapannya.
42. Pasal 5.3 : Sistem Pressurisasi Tangga Kebakaran.
43. SNI-03-6390-2011 : Konservasi Energi Sistem Tata Udara
44. SNI-03-6389-2011 : Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung
45. SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bangunan Gedung.
46. SNI 05-7052-2004, syarat-syarat umum kontruski lift penumpang yang dijalankan
dengan motor traksi tanpa kamar mesin.
47. SNI-03-6248-2000 Konstruksi Eskalator.
48. Intruksi Menteri PUPR nomor: 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran COVID-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
49. Syarat Dokumen SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
Kontraktor/ Penyedia Jasa Konstruksi bersama Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
mempersiapkan dan memeriksa dokumen SLF sesuai yang dipersyaratkan dalam
Peraturan Menteri PUPR No. 25 / PRT / M/ 2018 yang mana dokumen SLF ersebut
diserahkan kepada Pemberi Tugas sebanyak minimal 3 (tiga) set dan turut
bertanggungjawab mengawal proses perijinan SLF sampai dengan sertifikat SLF
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah.

Untuk pekerjaan – pekerjaan yang belum termasuk dalam standar – standar yang tersebut diatas,
maupun standar – standar Nasional lainnya, maka di berlakukan standar – standar Internasional
yang berlaku atas pekerjaan – perkerjaan tersebut atau setidak – tidaknya berlaku standar –
standar persyaratan Teknis dari Negara – negara asal bahan / pekerjaan yang bersangkutan.

5
PASAL 2
MEREK – MEREK DAGANG
1. Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang
disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan
terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya.
2. Kontraktor boleh mengusulkan merek-merek dagang lainnya yang setaraf dalam mutu,
model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
3. Bilamana Kontraktor mengusulkan bahan dengan merek lain, maka diusulkan. adalah setaraf
atau lebih baik, melalui data teknis bahan, pengujian bahan dari Lembaga Pengujian Bahan
yang disetujui Direksi Lapangan, referensi dan lain-lain yang dapat meyakinkan Direksi
Lapangan dan Pemberi Tugas.
4. Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan
yang sama, maka Kontraktor diharuskan untuk dapat menyediakan salah satu dari padanya
sesuai dengan persetujuan Direksi Lapangan.
5. Pada material-material tertentu atas persetujuan Pemberi Tugas dapat disebutkan 1 (satu)
merk dagang, karena kualitas dan mutunya dipastikan baik, Kontraktor dapat mengusulkan
6. langsung kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.

PASAL 3
DATA UMUM LAPANGAN KERJA
(1) Lingkup Pekerjaan

Objek pekerjaan Pemeliharaan Renovasi Gedung D4 Vokasi Universitas Padjadjaran


Kampus Jatinangor, meliputi:
A. Pekerjaan meliputi semua pekerjaan sebagaimana yang tercantum dalam :
a. Gambar-gambar rencana pelaksanaan,
b. Rencana Anggaran Biaya plaksanaan (RAB),
c. Rencana kerja & syarat-syarat (RKS),
d. Surat perjanjian pemborong,
e. Berita acara penjelasan serta addenda-addenda.

B. Pekerjaan Persiapan dan SMK3


1. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat dan Pekerja
2. Pembersihan dan perataan Lahan
3. Pembuatan Direksikeet dan Los Pekerja
4. Pekerjaan system Manajemen K3
5. Pekerjaan Bongkaran

C. Pekerjaan Struktur dan Tanah


1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Struktur Lantai Satu
4. Pekerjaan Struktur Lantai Dua

6
D. Pekerjaan Arsitektur
1. Pekerjaan Arsitektur Lantai Satu
2. Pekerjaan Arsitektur Lantai Dua
3. Pekerjaan Arsitektur Lantai Tiga

E. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


1. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Lantai Satu
2. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Lantai Dua

F. PEKERJAAN SITE DEPELOVMENT


1. Pekerjaan Dinding Penahan Tanah
2. Pekerjaan Saluran
3. Pekerjaan Penataan Tanaman.

G. Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


1. Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
3. Menyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya seperti mesin molen, mesin las,
alat-alat bor, compactor, vibrator, pompa air, scaffolding, alat-alat pengangkat.
4. pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama
masa pelaksanaan berlangsung, sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna
sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan
pekerjaan yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat
dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan, dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas / Direksi.

(2) Persyaratan Pelaksana


1. Kontraktor pelaksana (Spesifikasi Perusahaan)
a. Kontraktor pelaksana mempunyai pengalaman minimal 1 (satu) tahun di bidang
renovasi bangunan Gedung Pendidikan atau renovasi bangunan gedung yang
sejenis (Gedung lainnya),
b. Kontraktor pelaksana memiliki saldo rekening Perusahaan minimal 10% dari nilai
HPS yang dibuktikan oleh rekening koran 3 bulan terakhir (Januari, Febuari, Maret
2023),
c. Kontraktor Pelaksana memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang masih berlaku,
d. Kontraktor pelaksana mempunyai tim Tenaga Ahli yang memiliki Sertifikat keahlian
(SKA) dan Keterampilan (SKT) – dengan klasifikasi dan kualifikasi Tenaga Ahli yang
sesuai disyaratkan dalam dokumen kontrak,
e. Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi yaitu Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan

7
Pendidikan atau pelaksana Renovasi gedung Lainnya,
f. Memiliki NPWP dan Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (terbaru)
2. Waktu Pengerjaan
a. Penyedia jasa diwajibkan mengurus Asuransi & K3L untuk seluruh pekerja yang
dilibatkan dalam proyek.
b. Jangka waktu pengerjaan adalah selama 150 (Seratus lim a puluh) hari kalender.
c. Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat jadwal waktu pelaksaan pekerjaan secara
rinci dan harus menggambarkan tahapan – tahapan pekerjaan yang akan
dikerjakan.
d. Jadwal dan rencana kerja yang di buat oleh penyedia jasa mengacu pada alokasi
waktu yang ditetapkan oleh kelompok kerja (POKJA) dan jadwal waktu pelaksanan
pekerjaan yang telah dibuat pada saat pemasukan dokumen penawaran.
e. Rencana kerja yang dibuat harus dilengkapi dengan tabel / matriks / diagram / grafik
sehingga memudahkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau konsultan pengawas
dalam mengevaluasi capaian pekerjaan yang akan dikerjakan.
f. Rencana kerja yang dibuat harus diketahui oleh konsultan pengawas dan disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
g. Sebelum dan sesudah aktivitas pekerjaan dimulai lahan / lokasi pekerjaan harus
sudah siap, bersih dan rapi.
h. Pada saat pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin tidak mengganggu aktivitas
pimpinan maupun pegawai di lingkungan Kampus Universitad Padjadjaran.

(3) Syarat Administratif


1. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik Teknis maupun
Adminstratif.
Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya. Konsultan MK juga harus
membuat
Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin. Laporan-laporan tersebut di atas,
harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

2. PENJELASAN RKS & GAMBAR


a. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang
tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan MK/ Pengawas dan disahkan secara tertulis.
b. Konsultan MK akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
c. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan MK/ Pengawas.

8
3. UKURAN
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
 As-as
 Luar-luar
 Dalam-dalam
 Luar-dalam
b. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
c. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan MK dan Konsultan Perencana yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
d. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan MK.
e. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan
oleh Konsultan MK dan disahkan secara tertulis.
f. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan MK, dan segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

4. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran Konsultan MK selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di
atas.
3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan
4. pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya
Kontraktor sendiri.
5. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Konsultan MK.
6. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang
timbul.
7. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
8. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tangung-jawab Kontraktor.
9. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan MK dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
10. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
11. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Apabila pekerjaan telah selesai,
Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan
yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.

9
12. Kontraktor wajib menjaga jalan-jalan umum. Saluran-saluran, pipa-pipa (PDAM+ GAS),
Kabel (PLN,Telkom, Jaringan Internet) dan sebagainya terhadap gangguan-gangguan
yang diakibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan
13. Kontraktor wajib membongkar, memindahkan dan memperbaiki kembali saluran-saluran
air bersih, air kotor, saluran telpon, listrik dan sebagainya yang mungkin akan terkena /
mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan
14. Kontraktor wajib memelihara kelancaran lalu lintas dan kondisi lingkungan selama
pekerjaan berlangsung Kontraktor wajib memelihara / menjaga bangunan, rumah/
permukiman warga yang ada disekitarnya terhadap adanya gangguan yang diakibatkan
pelasanaan pekerjaan (termasuk menyediakan jaring pengaman)
15. Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 4
RENCANA K3 KONSTRUKSI
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat berat,
mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim, melakukan penggalian dan
lain - lain. Dengan adanya hal tersebut maka dipergunakan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang penerapannya meliputi Kantor, Projeck Site serta area pendukung
lainnya yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.

NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

(1) (2) (3)


A PEK. PERSIAPAN
1. Menginjak benda – benda tajam,
2. Tersandung dan Terjatuh,
3. Terpeleset,
1 Mobilisasi dan Demobilisasi 4. Tangan tergores benda-benda tajam kejatuhan benda,
5. Terlindas Kendaraan,
6. Kerusakan Pada Prasarana umum.

1. Tertusuk paku,
2. Terpukul alat pemukul,
2 Pagar Pengaman Proyek
3. Tertimpa material.

3 Pengukuran dan pemasangan 1. Tertusuk paku,


bowplank 2. Terpukul alat pemukul,
3. Tersandung,
4. Tertimpa material,

4 Sosialisai dan 1. masuknya Penyeberan Virus Covid-19


Penanganan Covid-19 2. Terpapar Virus Covid-19

5 Pekerjaan Bongkaran 1. Menginjak benda – benda tajam,


2. Tersandung dan Terjatuh,
3. Terpeleset,
4. Tangan tergores benda-benda tajam kejatuhan benda,

10
NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

(1) (2) (3)


5. Terlindas Kendaraan,
6. Terpukul alat pemukul,

B PEK. UTAMA GEDUNG


1 Pekerjaan Pematangan Lahan 1. Galian Tanah dengan Alat Berat
- Longsoran galian tanah akibat sudut penggalian,
- Tertimpa material,
- Terjatuh/ terpeleset kedalam area galian
- Terlindas Kendaraan Berat,
- Kecelakaan Alat,
- Tersandung,

2. Galian Tanah Manual


- Longsoran galian tanah akibat sudut penggalian,
- Tertimpa material,
- Terjatuh/ terpeleset kedalam area galian
- Terpukul cangkul/ alat pertukangan galian manual
- Tersandung,

2 Pekerjaan Pondasi 1. Pekerja dapat terperosok


2. Tangan pekerja tertusuk besi pada saat perakitan
3. Tangan terluka pada waktu pembengkokan dengan Bar bender
4. Tangan terluka pada waktu pemotongan dengan Bar cutter
5. Besi beton dapat ambruk dan mengenai pekerja maupun
material di dekatnya
6. Pipa tremi dapat ambruk dan mengenai pekerja maupun
material di dekatnya
7. Pekerja dapat terpeleset dan terjatuh di area lubang galian

3 Pengangkatan Material 1. Lepas, jatuh menimpa pekerja,


Bangunan, Pengangkutan Besi, 2. Tersandung dan Terjatuh,
Pengangkutan Bata, 3. Terpeleset,
4. Tangan/ kaki kejatuhan material
Pengangkutan Kayu, dan
5. Luka / Cacat
Pengankutan Semen 6. Alat rusak saat pengoperasian

4 Pekerjaan Struktur Atas


4.1. Pekerjaan Begisting 1. Wirerope sling / alat angkut putus karena kelebihan beban
angkat atau kondisi wirerope sudah tidak layak (rantas dll)
2. Pekerja terjepit/terbentur/tertimpa oleh material.
3. Pekerja tersengat arus listrik / terluka akibat penggunaan
peralatan yang tidak benar
4. Pekerja terjepit/ terbentur panel yang bergoyang pada waktu
diangkat oleh Tower Crane.
5. Pekerja tertusuk paku/benda tajam
6. Pekerja tertusuk/terluka oleh pin support yang terbuat dari besi
beton.
7. Kejatuhan support/ frame yang tidak stabil/ goyah.

11
NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

(1) (2) (3)


8. Jatuh/ terpeleset karena menginjak timber beam yang goyah.
9. Kecelakaan pekerja saat mempergunakan alat-alat perkakas
kayu pada proses pengerjaan bekisting.
10. Terjepit/ tertimpa material kayu pada proses pengangkutan dan
pembuatan.
11. Perancah roboh pada saat sedang / setelan dipasang
12. Bekisting jebol (bocor, patah atau lepas) pada saat sedang
dilakukan pengecoran.
13. Pekerja mengalami dehidrasi, heat stress, pingsan
14. Pekerja terhempas angin kencang
15. Pekerja terpeleset lantai yang licin karena air hujan
16. Sambaran petir
17. Pekerja tersandung, terperosok, terbentur, hilang keseimbangan
18. Tertusuk, tergores, terjepit saat proses penganyaman struktur
pembesian diatas bekisting
19. Debu terhirup pekerja

4.2. Pekerjaan Pembesian 1. Tangan/ anggota tubuh lainya terjepit, tertusuk material besi
akibat proses pembengkokan dengan Bar Bender.
2. Jari tangan terjepit/terpotong besi akibat proses pembengkokan
dengan Bar Bender.
3. Anggota tubuh tertusuk, tersayat, terjepit material besi
4. Anggota tubuh terbentur, terjepit, tertimpa material besi yang
diangkat
5. Wirerope alat angkut putus karena kelebihan beban atau kondisi
wirerope rantas
6. Tertusuk stek besi pada daerah sambungan atau area pekerjaan
yang ditunda.
7. Pekerja pembesian jatuh dari area tepi bangunan
8. Pekerja terjepit pada saat mengambil besi beton
9. Pekerja tersengat arus listrik

4.3. Pekerjaan Pengecoran 1. Orang kejatuhan adukan beton yang tercecer dari bucket.
Beton 2. Truk Mixer (bermuatan) tergelincir/selip di jalan akses pada
waktu hujan karena licin dan tidak stabil.
3. Tabrakan antara truk mixer di site akibat sempitnya lahan.
4. pipa penyalur dari concrete pump beton lepas atau pecah
sehingga mencelakai pekerja dan sarana lainnya.
5. Pengecoran menggunakan bucket dan Tower Crane :
pekerja terjatuh dari platform yang ada pada bucket.
6. Struktur lantai bekisting ambruk karena beban beton terlalu berat
7. Tertusuk paku dan kesandung kayu
8. Terjatuh pada waktu pengecoran di areal tepi bangunan
9. Terluka karena ikatan kawat bendrat yang tajam.
10. Mata terkena percikan air semen pada saat penuangan atau
pemadatan dengan vibrator
11. Tangan terbakar akibat selang vibrator yang terlalu panas.

12
NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

(1) (2) (3)


12. Tersandung kabel listrik atau tersengat kabel listrik pada
pengecoran malam hari.

4.4. Pekerjaan Pembongkaran 1. Orang kejatuhan support atau papan bekisting (pekerja yang
Bekisting melintas area pembongkaran)
2. Bekisting dibuka pada beton yang belum cukup umur sehingga
mengakibatkan ambruk (collapse)
3. Orang terperosok kedalam lubang sparing
4. Pekerja jatuh dari tepian bangunan
5. Material bongkaran / alat kerja jatuh

5 Penggunaan Scafolding / 1. Pekerja terjatuh dari perancah


Perancah 2. Perancah Jatuh / Ambruk pada saat dipakai / dinaiki pekerja

6 Pekerjaan façade (pemasangan Proses pemasangan bata keliling bangunan


dinding luar, plester aci, cat, - Jatuh dari ketinggian dapat menyebabkan luka dan kematian
curtain wall dan ACP) - Kejatuhan material bata dari ketinggian dapat menyebabkan
luka dan kematian

Proses pekerjaan plesteran dan acian keliling bangunan


- Jatuh dari ketinggian dapat menyebabkan luka dan kematian

Proses pekerjaan pemasangan curtain wall dan ACP


- Jatuh dari ketinggian dapay menyebabkan luka dan kematian
- Kejatuhan material bata dari ketinggian dapat menyebabkan
luka / cacat

7 Pek. Pasangan Bata dan plester 1. Gangguan pernafasan akibat debu pasir/semen.
aci 2. Gangguan pernafasan akibat debu pada dinding
3. Tertimpa reruntuhan dinding
4. Tertimpa material

8 Pek. Pasang kusen dan pintu 1. Terjepit pintu atau kusen


2. Tersengat listrik
3. Terkena mesin bor
4. Tertimpa pintu kayu
5. Gangguan pernafasan pada waktu pemotongan kusen alumunium

9 Pek. Pengecatan 1. Menghirup cat


2. Kejatuhan material
3. Pekerja jatuh
4. Perancah runtuh

10 Pek. Rangka Baja 1. Tertimpa material baja


2. Sling crane putus Terkena mesin gerinda
3. Gangguan pernafasan

13
NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

(1) (2) (3)


4. Tersengat listrik
5. Jatuh saat pemasangan baja
6. Terkena percikan api las
7. Tabung las kebakar

11 Instalasi plumbing 1. Pekerja terjatuh dari ketinggian


2. Pekerja tertimpa peralatan plumbing
3. Terluka ketika bekerja dengan pipa
4. Kebocoran berakibat banjir

12 Instalasi listrik 1. Terdapat percikan api dan menimbulkan kebakaran


2. Terkena sengatan listrik
3. Pekerja terjatuh dari ketinggian

13 Jaringan Hydrant 1. Tersengat Listrik,


2. Terjatuh ke lubang bak control,
3. Tertimpa Material.

14 Instalasi Penangkal Petir 1. Terdapat percikan api dan menimbulkan kebakaran


2. Terkena sengatan listrik
3. Pekerja terjatuh dari ketinggian

PASAL 5
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama dengan
penyedia barang/jasa, perencana, pengawas teknis, dan instansi terkait lainnya terlebih
dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat
perjanjian/kontrak;
b. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK;
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
adalah:
1) Organisasi kerja
2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan
4) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
6) Sosialisasi kepada pegawai mengenai rencana kerja
7) Penyusunan program mutu proyek

14
8) Jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak dengan jangka waktu 360 hari
setelah BAST
(2) Pengguna Program Mutu
a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan
disepakati pengguna barang/jasa pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat
direvisi sesuai dengan kondisi di lapangan;
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi:
1) Informasi pengadaan barang/jasa
2) Organisasi proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa
3) Jadwal pelaksanaan
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan
5) Prosedur instruksi kerja
6) Pelaksanaan kerja
c. Pemeriksaan Bersama
1) Tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-
sama dengan penyedia barang/jasa melakukan pemeriksaan bersama;
2) Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia
peneliti pelaksanaan kontrak.

PASAL 6
ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN

(1) Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat


perjanjian/kontrak, penyedia barang/jasa harus membuat organisasi pelaksanaan lapangan,
dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-
masing;
(2) Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya
masing-masing sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan golongan, bidang, dan
kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan;
(3) Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek penyedia barang/jasa menunjuk penanggungjawab
lapangan (Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmenn/Tim Teknis;
(4) Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun
para penanggungjawab lapangan, diluar pekerjaan/proyek yang bersangkutan;
(5) Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggungjawab lapangan harus
berada di lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan penyedia barang/jasa harus
menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan;
Jika ternyata penanggungjawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan, maka Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis berhak memerintahkan penyedia
barang/jasa supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.

15
PASAL 7
TENAGA KERJA LAPANGAN

(1) Penyedia barang/jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman, sesuai keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan
kompleksitas pelaksanaan pekerjaan;
(2) Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai;
(3) Penyedia tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk tenaga
kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja, penyedia
barang/jasa wajib menyediakan seragam/rompi untuk semua tenaga kerja yang
ditempatkan di lokasi proyek guna memudahkan identifikasi oleh security;

Daftar Personil Lapangan


Tenaga ahli/personil inti lapangan yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan,
terdiri dari:

No. Jabatan Kualifikasi Keterangan

Pendidikan minimal
1 Pelaksana Lapangan
SMA/Sederajat bersertifikat Dengan pengalaman
Pekerjaan Arsitek Interior
(SKT) Pelaksana Pekerjaan minimal 5 (lima) tahun
(sebanyak 1 orang)
Renovasi Bangunan
Pendidikan / Renovasi
Gedung Lainnya

Pendidikan minimal
2 Pelaksana Lapangan
SMA/Sederajat bersertifikat Dengan pengalaman
Pekerjaan Mekanikal,
(SKT) Pelaksana Pekerjaan minimal 3 (tiga) tahun
Elektrikal, dan Plumbing
Bangunan Pendidikan
(sebanyak 1 orang)

Petugas Pendidikan minimal Dengan pengalaman


3 Keselamatan SMA/Sederajat minimal 3 (tiga) tahun
Konstruksi bersertifikat K3 Konstruksi
(sebanyak 1 orang)

16
PASAL 8
BAHAN DAN PERALATAN
(1) Bahan peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dalam surat perjanjian/kontrak, adalah disediakan oleh penyedia barang/jasa;
(2) Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, RKS,
gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan
c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan
peralatan tersebut untuk mendapat persetujuan dari pengguna barang/jasa
d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan
peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.
e. Surat Dukungan Distributor Resmi untuk bahan / material Granit Tile dan Pengecatan
Interior dan Exterior (sesuai spesifikasi Teknis yang dipersyaratkan),
(3) Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari
lokasi/lapangan proyek dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan;
(4) Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan atau dipasang/sebelum atau telah
mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban
biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi;
(5) Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi di pasaran, maka
penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
(6) Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan
alasan keterlambatan pekerjaan;
(7) Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan proyek adalah menjadi
tanggung jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib
dan tidak mengganggu mobilisasi kerja di lapangan.

Daftar Peralatan Lapangan


Daftar peralatan Utama lapangan (minimal) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
terdiri dari:
No Nama Alat Jumlah
1 Scafolding 150 Set
2 Dump Truck Kap. 3 Kubik 1 Unit
3 Mesin Molen 1 Unit
4 Gergaji Mesin 3 Unit
5 Mesin Potong / Gerinda Tangan 2 Unit

17
6 Mesin Potong Keramik 2 Unit
7 Stamper Kuda 1 Unit
8 Mesin Las Listrik 1 Unit

PASAL 9
SUPPLIER & SUBKONTRAKTOR
Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor) didalam hal
pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih dahulu
kepada KonsultanMK/ Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan.

Supplier/Distributor/Aplikator wajib hadir mendampingi Konsultan MK di Lapangan untuk pekerjaan


khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi/standard pabrik.

Pekerjaan yang dapat ditunjuk sub kontraktor / supplier yang dimaksud, antara lain :
1. Pekerjaan Struktur :
a. Tiang Pancang / Tiang Borepile
b. ReadyMix
c. Konstruksi Baja

2. Pekerjaan Arsitektur
a. Material Cubicle Partition
b. Pekerjaan Waterproofing Coating &Waterproofing Membran
c. Pekerjaan Fasade Panel, GRC Cetak, Precast, Rooster
d. Built in Interior & Signage

3. Pekerjaan MEP
a. HVAC (Fan / VAC)
b. Panel Maker
c. Pompa-pompa
d. Genset
e. Lift
f. ICT/elektronika

PASAL 10
MOBILISASI
(1) Mobilisasi meliputi:
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, gudang, dan sebagainya
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan

18
(2) Mobilisasi peralatan dalam volume besar dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan,
(3) Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 10 (sepuluh
puluh) hari kalender sejak diterbitkan SPMK.

PASAL 11
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Penyedia barang/jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci yang
terdiri dari:
a. Time Schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan
bobot untuk setiap minggunya
b. Pada Time Schedule dilengkapi pula dengan kurva “S” dan harus ditandatangani oleh
pihak yang terkait
(2) Jangka waktu pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat perjanjian/kontrak
(3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan
realisasi
(4) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk diperiksa/disetujui oleh
pengawas teknis dan disahkan oleh pengguna barang/jasa
(5) Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek meleibihi 10% dari
rencana awal maka akan dilaksanakan Penanganan Kontrak Kritis.
(6) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruang rapat proyek.

PASAL 12
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

a. Izin memasuki tempat kerja


Direksi Proyek dan Konsultan MK atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu
dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan
sedang dikerjakan/ dipersiapkan atau dimana bahan/ barang dibuat.

b. Pemeriksaan pekerjaan
1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Konsultan MK/Pembri Tugas harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biayanKontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan MK/ Pemberi Tugas.
2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan
persetujuan MK dan Kontraktor harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada
Konsultan MK untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak
terlihat.

19
3. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan MK kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa.
4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/ hari Raya) tidak
dipenuhi/ ditanggapi oleh Konsultan MK/ Pemberi Tugas, maka Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
oleh Konsultan MK/ Pemberi Tugas
5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan MK/Pemberi Tugas berhak menginstruksikan
pembongkaran bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor,
tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan
waktu pelaksanaan.

c. Kemajuan pekerjaan
Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor
demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa,
sehingga diterima oleh Konsultan MK.
Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian
Konsultan MK telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan
atau pada waktu yang diperpanjang maka Konsultan MK harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

d. Perintah untuk pelaksanaan (foreman)


Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana Konsultan MK
bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus
dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh
Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.

e. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi
yang diberikan dalam Spesifikasi Teknis, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian
lainnya.

PASAL 13
LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN
(1) Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktivitas kegiatan pekerjaan di lapangan dicatat didalam Buku Harian Lapangan (BHL)
sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian;
b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi:
1) Kualitas dan macam bahan yang berada di lapangan
2) Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya
3) Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan
4) Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan
5) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir, dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan
6) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

20
c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan di isi oleh penyedia barang/jasa, dan
diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan petunjuk
pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna barang/jasa;
d. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan yang selaku pelaksana proyek,
terhadap intsruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan pengawas teknis dalam Buku
Harian Lapangan (BHL);
e. Jika penyedia barang/jasa tidak dapat menerima/menyetujui pendapat/perintah
pengawas harus mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu
2x24 jam;
f. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan
yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan
inisiatif sendiri atau yang diperintah oleh pengawas teknis maupun Pejabat Pembuat
Komitmen/Tim Teknis.
(2) Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal yang penting
yang perlu dilaporkan;
(3) Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal yang penting
yang perlu dilaporkan.

PASAL 14
FOTO DOKUMENTASI
(1) Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, pelaksana lapangan membuat foto
dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan;
(2) Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk pengawas teknis.

PASAL 15
PERLINDUNGAN HASIL PEKERJAAN

Kontraktor wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan pada hasil pekerjaan yang sedang dan
sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan

Tanggung Jawab Masa Pemeliharaan


1. Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memelihara
pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut ada
pekerjaanpekerjaan yang rusak tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk
Konsultan MK/ Pemberi Tugas maka Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut
secepatnya
2. Apabila dalam masa pemeliharaankan ini Kontraktor tidak melaksanakan perbaikan-
perbaikan seperti yang diminta Konsultan MK/Pemberi Tugas, maka retensi pembayaran
sebesar 5% tidak dibayarkan atau jaminan pemeliharaan dicairkan oleh Pengguna Jasa

21
dengan nilai pekerjaan yang belum diperbaiki tersebut dan Penyerahan Kedua (BAST-2)
tidak dapat dilaksanakan.

PASAL 16
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

1. Pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang telah ditentukan, Kontraktor wajib
menyelesaikan seluruh pekerjaaannya sebagaimana disyaratkan dalam spesifikasi ini,
dimana Konsultan MK/Pemberi Tugas pada saat tersebut telah selesai dilaksanakannya dan
siap dipakai serta telah sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
2. Serah Terima pekerjaan dilakukan dengan Berita Acara Penyerahan, disertai lampiran
gambar gambar as built drawing, instruksi-instruksi, Surat Garansi, Buku Manual
Pemeliharaan dan lainlain sebagaimana disyaratkan. Softfile dan dokumentasi diserahkan
dalam bentuk hardisk dengan kapasitas yang cukup untuk menyimpan semua dokuman
dalam jumlah yang ditentukan.
3. Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
a. Pekerjaan telah diselenggarakan dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan gambar,
harus dilakukan dengan Berita Acara Pemeriksaan
b. Telah memenuhi syarat penyerahan gambar pelaksanaan akhir
c. Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak

22

Anda mungkin juga menyukai