Anda di halaman 1dari 26

KERANGKA ACUAN KERJA

Untuk :

TENDER UMUM

Pengadaan Jasa Konstruksi :

PEMBANGUNAN GEDUNG
LABORATORIUM TERINTEGRASI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGADAAAN JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG


LABORATORIUM TERINTEGRASI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan


peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk
melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat
bagi mahasiswa dan dosen. Untuk meningkatkan peran dan fungsi
laboratorium Fakultas Teknik ke arah yang lebih efisien, strategis, terpadu, dan
kolaboratif, maka Fakultas Teknik merencanakan Pembangunan Labratorium
Terintegrasi.
Laboratorium Terintegrasi Fakultas Teknik ini dimasa yang akan datang akan
mampu meningkatkan skill dan kompetensi mahasiswa. Konsep Laboratorium
Terintegrasi Fakultas Teknik ini direncanakan dengan mengedepankan aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan ISO:45001 dan aspek
Green Matric Building yang merupakan perpaduan dari thermal control, eco
friendly, recycle, reduce, reuse, dan zero runoff. Laboratorium terintegrasi ini
dilengkapi dengan peralatan yang cukup memadai sehingga dapat
dimanfaatkan oleh berbagai macam departemen seperti Departemen Teknik
Mesin, Departemen Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Elektro,
Departemen Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Industri, Departemen
Teknik Komputer, Deperatemen Teknik Sipil, Departemen Teknik Kimia,
Departemen Arsitektur, Departemen Teknik Geodesi, Departemen
Perencanaan Wilayah Kota, dan Departemen Teknik Geologi.
Fasilitas Laboratorium Terintegrasi Fakultas Teknik ini diharapkan juga dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa dan masyarakat sebagai tempat untuk
mengembangkan kewirausahaan mahasiswa dan UMKM di Indonesia
terutama di Jawa Tengah.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun yang menjadi maksud dan tujuan usulan kegiatan ini adalah berupa
Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium Terintegrasi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

C. Lingkup Proyek.
1. Nama Paket Pekerjaan adalah : Pengadaan Jasa Konstruksi
Pembangunan Gedung Laboratorium Komputer Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
2. Secara umum pekerjaan terdiri dari pembangunan gedung beserta
penataan kawasan di sekitar gedung tersebut.

D. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan ini yaitu di Fakultas Teknik Universitas Dipoengoro,
tepatnya diantara Departemen Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin,
Departemen Teknik Elektro, dan Departemen Teknik Lingkungan.

Gambar Lokasi Pembangunan Gedung Laboratorium Terintegrasi Fakultas


Teknik
Sumber : Google Earth
Gambar di atas merupakan ilustrasi, Detailnya dapat dilihat pada gambar
site eksisting dalam dokumen gambar kerja.

II. KEGIATAN KONTRAKTOR


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, yang dapat
meliputi tugas-tugas konstruksi fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari
:
a. Persiapan seperti pekerjaan pembersihan lapangan-penebangan pohon-
striping pengukuran dan bouwplank, pembuatan bedeng dan gudang
bahan/alat, pagar pengaman, papan nama proyek, perlengkapan dan
peralatan (K3 dan L, alkes, pencegahan dan penanganan COVID),
mobilisasi dan demobilisasi.
b. Pekerjaan bangunan gedung (struktur dan atap, arsitektur, Mekanikal
elektrikal plumbing/MEP)
c. Pekerjaan bangunan pendukung (Power house terdiri dari struktur dan
atap, arsitektur, MEP, GWT hydrant dan air bersih + ruang pompa,
pekerjaan tiang bendera)
d. Pekerjaan bangunan pendukung (pekerjaan struktur dan atap, arsitektur,
MEP)
e. Infrastruktur (cut and fill, perkerasan, dinding penahan tanah atau DPT atau
talud, saluran, gutter, vegetasi
f. Pekerjaan signage
g. Pekerjaan sambung daya PLN
h. Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan
memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.
III. TANGGUNG JAWAB KONTAKTOR
A. Kontraktor bertanggung jawab secara profesional atas jasa pembangunan
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab kontraktor adalah minimal sebagai berikut
:
1. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen
pelelangan/pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan,
standar dan pedoman teknis yang berlaku.
2. Kinerja pembangunan telah memenuhi standar hasil kerja
pembangunan yang berlaku, baik kualitas dan kuantitas Tenaga Ahli
maupun laporan-laporan yang disyaratkan.
3. Hasil evaluasi pembangunan dan dampak yang ditimbulkan.
4. Penanggung jawab profesional pembangunan adalah tidak hanya
kontraktor sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli
profesionall kontraktor yang terlibat.
IV. B I A Y A.
A. Biaya Pekerjaan Fisik.
1. Total Pagu Anggaran yang disediakan untuk pengadaan ini adalah
sebesar Rp.48.000.000.000,00 (Empat puluh delapan milyar
rupiah)
2. HPS perencanaan pekerjaan ini adalah sebesar
Rp.47.987.143.000,00 (empat puluh tujuh milyar sembilan ratus
delapan puluh tujuh juta seratus empat puluh tiga ribu rupiah)

B. Sumber Dana.
Sumber dana seluruh pekerjaan jasa konstruksi ini dibebankan pada
Pendanaan RKAT Universitas Diponegoro Tahun 2023-2024.

V. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Kontraktor berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi
:
A. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya
dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir
bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan
dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan
pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
B. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :
1. Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pelaksanaan pekerjaan.
2. Melakukan control terhadap kondisi eksisting di lapangan;
3. Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
4. Membuat Laporan harian berisikan keterangan tentang :
 tenaga kerja.
 bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
 peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
 kegiatan per-kornponen pekerjaan yang diselenggarakan.
 waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
 kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
5. Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja),
6. Laporan Bulanan;
7. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran
termijn;
8. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah dan Kurang (jika ada tambahan atau perubahan
pekerjaan);
9. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
10. Membuat Berita Acara Pemyataan Selesainya Pekerjaan;
11. Membuat panduan perawatan gedung (maintenance)
12. Membuat laporan masa pemeliharaan
13. Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawing);
14. Membuat Time schedule / S curve dan network planning untuk
pelaksanaan pekerjaan.

VI. SISTEM PELAPORAN


Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen,
utnuk dibahas guna mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup
pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah :
A. LAPORAN HARIAN
Laporan Harian ini harus dibuatKontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung
setelah SPMK ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik) sebanyak 6
eksemplar dan berisi antara lain :
1. Buku Harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang
penting dari Konsultan Pengawas/Direksi, yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan,
kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
2. Laporan harian berisikan keterangan tentang :
- Tenaga kerja;
- Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak;
- Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
- Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan;
- Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;
- Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan;

B. LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja
oleh kontraktor (7 hari setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 6
eksemplar dan berisi antara lain :
1. Review terhadap rencana kerja kontraktor;
2. Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja)
selama seminggu tersebut;
3. Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek
4. Monitor masalah teknis di lapangan;
5. Permasalahan non teknis yang dihadapi;
6. Monitor Kendali Mutu;
7. Pemeriksaan Gambar Kerja;
8. Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secara bertahap sesuai
kemajuan pekerjaan;
9. Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya;

C. PRODUKSI DALAM NEGERI


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan
produksi dalam negeri. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan
selama produksi dalam negeri tidak dapat digunakan.

D. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Untuk pelaksanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Terintegrasi
Fakultas Teknik ini di dalam perhitungan volume berpedoman kepada
peraturan yang berlaku, antara lain : Regulasi-Regulasi Nasional maupun
Internasional yang mengatur tentang Gedung Olahraga Basket, peraturan-
peraturan FIBA, Standard Nasional Indonesia, PBI, PMI, PPBBI, ASTM dan
lain-lain yang disyaratkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang
berlaku.

E. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk
meyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil kegiatan / satuan kerja Kuasa Pengguna
Anggaran.

VII. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor pada Kerangka Acuan
Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
Setiap bagian dari pekerjaan pembangunan harus dilaksanakan secara
benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan
diterima dengan baik oleh Kepala Satuan Kerja.

B. PERSYARATAN OBYEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan teknis konstruksi yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan
kuantitas dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan
yang berlaku.

C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pembangunan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan
komitmen dan profesionalisme yang tinggi, sebagai kontraktor yang secara
fungsional dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.

D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA


Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan pembangunan berlaku pula
ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang
berlaku,antara lain :

1. Peraturan Rektor No. 38 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pengadaan


Barang/Jasa Yang Dibiayai dari Dana Selain Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan
yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan
beserta kelengkapannya, dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar
perjanjiannya
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara .
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 07/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
4. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
5. Standar dan Pedoman Teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraan
bangunan gedung.

VIII. PROSES PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK ATAU PEMBANGUNAN


A. UMUM
Kontraktor dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh Pengelola
teknis kegiatan agar fungsi dan tanggung jawab kontraktor dapat
terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang
diharapkan oleh Satuan Kerja.

B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONTRAKTOR


Kontraktor harus membuat uraian secara terinci yang sesuai dengan
setiap bagian pekerjaan pembangunan pelaksanaan yang dihadapi di
lapangan, yang secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan persiapan
- Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pembangunan.
- Membuat Time Schedule /Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana diserahkan ke konsultan
pengawas untuk selanjutnya diteruskan kepada Pengelola Satuan
Kerja untuk mendapatkan persetujuan
- Pembersihan Lapangan, penebangan pohon
- Pengukuran dan pemasangan bouwplank
- Direksi Keet / gudang kerja
- Pembuatan pagar pengaman lokasi proyek
2. Pekerjaan Teknis Pembangunan
- Melaksanakan tugas pembangunan secara umum, koordinasi
dan inspeksi pengelola teknis kegiatan agar pelaksanaan teknis
maupun administrasi teknis dapat terlaksana sampai dengan serah
terima kedua pekerjaan fisik.
- Melaksanakan kegiatan teknis pembangunan mulai dari pekerjaan
struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan perbaikan bangunan eksisting,
pekerjaan lain-lain (landsekap, septictank, dan lain-lain), pekerjaan
mekanikal elektrikal sesuai dengan spesifikasi teknis yang terdapat
dalam dokumen lelang.
3. Konsultansi
Melakukan konsultasi dengan pengawas untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
4. Gambar-gambar dokumen
- Dalam hal terjadi perbedaan dan/atau pertentangan dalam gambar-
gambar yang ada dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun
perbedaan yang terjadi akibat keadaan ditapak, Kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawas
secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak
setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu dengan
Perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan
oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
- Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/terpasang.
- Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang
tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada
keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum
dicantumkan dalam gambar Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikkan
pegangan setelah berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
- Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-
ukuran yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala
akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.
- Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing
dua salinan, segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, addenda,
berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disetujui ditempat pekerjaan.
- Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan
Direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah
terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan
oleh Pemberi Tugas.
5. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh
- Gambar-gambar pelaksana (shop drawing) adalah gambar-gambar,
diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor
atau Sub Kontraktor, Supplier atau Prosedur yang menjelaskan bahan-
bahan atau sebagian pekerjaan.
- Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk
menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai
oleh Konsultan Pengawas untuk menilai pekerjaan, setelah disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan Perencana.
- Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan
menyerahkan dengan segera semuaa gambar-gambar pelaksanaan
dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau
oleh Konsultan Pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal
demikian.
- Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan
atau contoh-contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan
menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen
Kontrak.
- Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak
atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh
dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam
Dokumen Kontrak dan syarat-syarat keindahan.
- Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta
Konsultan Pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.
- Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawabnya atas perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila
perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas.
- Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan
atau contoh-contoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas dan
Perencana, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan Perencana.
- Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan
kepada Konsultan Pengawas dalam dua salinan, Konsultan Pengawas
akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa
Tanpa Perubahan” atau “Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau
“Ditolak”. Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip,
sedangkan yang kedua dikembalikan kepada Kontraktor untuk
dibagikan atau diperlihatkan kepadaa Sub Kontraktor atau yang
bersangkutan lainnya.
- Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila
menurut Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam
katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu
diubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap
untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.
- Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus
dikirimkan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana.
- Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh,
katalog-katalog kepada Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

C. PROGRAM KERJA
1. Sebelum melaksanakan tugasnya, kontraktor harus segera
menyusun:
a. Program kerja, termasuk jadual kerja secara detail.
b. Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya).
c. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh kontraktor harus
mendapatkan persetujuan dari PPK.
d. Konsep penanganan pekerjaan pembangunan Satuan kerja.
2. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan
dari Kepala Satuan Kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan
oleh kontraktor dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola
Teknis Satuan Kerja.

IX. MASUKAN
A. I N F O R M A S I
1. Untuk melaksanakan tugasnya, kontraktor harus mencari sendiri
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh
PPK, PPTK, dan pengelola teknis kegiatan termasuk melalui
Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Kontraktor harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari PPK, PPTK,
dan pengelola teknis kegiatan maupun yang dicari sendiri, Kesalahan
pelaksanaan/kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor.
3. Informasi pembangunan/pelaksanaan fisik antara lain :
a. Dokumen pelaksanaan, yaitu :
- Gambar-gambar pelaksanaan,
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat,
- Berita Acara Aanwijzing sampai dengan penunjukan Pemborong,
- Dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborongan.
- Bar Chart dan S-Curve serta Net Work Planning dari pekerjaan yang
dibuat oleh Pemborong (setelah disetujui).
- Kerangka Acuan Kerja (KAK) konstruksi fisik.
- Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk
pekerjaan pelaksanaan fisik teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis
simak konstruksi fisik, mutu pekerjaan, dll.
- Informasi lainnya.
b. Program alih teknologi
c. Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai
wakilnya yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas,
pendamping dalam pelaksanaan

B. KUALIFIKASI PERUSAHAAN
 Kualifikasi perusahaan : Menengah
 Sub Kulaifikasi BG 007
 Sub klasifikasi : Jasa Pelaksana Bangunan Gedung Pendidikan

C. TENAGA
Untuk melaksanakan tujuannya, kontraktor harus menyediakan tenaga
yang memenuhi ketentuan proyek, baik ditinjau dari segi lingkup proyek
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam untuk masing-masing kegiatan
pembangunan ini sekurang-kurangnya terdiri dari :
Pengalaman Pendidikan
No Jabatan Jumlah Keahlian
(minimal) minimal

Project SKA/SKK Ahli Madya


1 1 8 tahun S1 Sipil
Manager Manajemen Konstruksi

2 Ahli Arsitek 1 5 tahun S1 Arsitektur SKA/SKK Ahli Madya Arsitektur

SKA/SKK Ahli Madya Teknik


3 TA Elektrikal 1 5 tahun S1 Elektro
Tenaga Listrik

4 Ahli K-3 1 5 tahun S1 Sipil SKA Ahli Madya K3 Konstruksi

SKT Juru Ukur Kuantitas


5 Surveyor 1 3 tahun STM
Bangunan Gedung
SKT Pelaksana Bangunan
6 Pelaksana 2 3 tahun D3 Sipil
Gedung/Pekerjaan Gedung
SKT Pelaksana Bangunan
7 Logistik 1 3 tahun D3 Sipil
Gedung/Pekerjaan Gedung
SKT Juru Gambar/Draftman-
8 Drafter 1 3 tahun STM
Arsitektur
9 Estimator 1 3 tahun D3 Sipil SKT Bangunan Gedung

Staf
10 1 3 tahun STM/SMA -
administrasi
Catatan :Untuk personil inti Tenaga Ahli (no. 1 s/d 4) dilampiri CV, foto copy
ijazah, SKA, NPWP, surat pernyataan kesanggupan dan Referensi
kerja
Untuk personil Tenaga Teknis/ Terampil dilampiri foto copy ijazah,
SKT
Keterangan :
1. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan
penyedia;
2. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
D. PERALATAN
Kontraktor wajib menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan
pekerjaan, minimal seperti pada tabel di bawah ini.
Type/kapasitas Jumlah
No Jenis Peralatan
minimal minimal
1 Scaffolding - 4000 set

2 Lift Barang 1 ton 2 unit

3 Crane 6,5 ton 1 unit

4 Dump Truck 6m3 3 unit

5 Pick Up - 3 unit

7 Genset 90 KVA 1 unit

8 Tangki air 6 m3 1 unit

9 Molen beton - 4 unit

Dan dilampiri dengan :


a. Bukti kepemilikan, baik milik sendiri maupun sewa. Jika sewa harus dilampiri
bukti sewa jangka panjang ( minimal sampai akhir pekerjaan )
b. Dilengkapi dokumen visual (foto – foto) seluruh peralatan tersebut di atas
Pencantuman merk, tipe, dan lokasi dalam daftar tidak menggugurkan,
namun untuk keperluan pembuktian lapangan.

X. PEKERJAAN SUBKONTRAK
A. Peserta menentukan sendiri bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.
B. Penawar menjamin bagian-bagian pekerjaan yang wajib disubkontrakkan
sesuai yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Daftar ini dilengkapi
dengan :
1. Surat dukungan dari principal/supplier/distributor/aplikator resmi
(untuk pekerjaan / barang yang memerlukan surat dukungan)
2. Brosur alat dan bahan yang dilengkapi dengan tanda tangan dari
principal/supplier/distributor/aplikator resmi
C. Penawar menjamin subkontraktor, principal/supplier/distributor/aplikator
resmi dibayar penuh saat pekerjaan pembangunan ini selesai 100%
(seratus persen).

XI. JANGKA WAKTU.


A. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan selama 300 (tiga
ratus) hari kalender, terhitung sejak terbit SPMK.
B. Masa pemeliharaan konstruksi ditetapkan selama 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender, terhitung sejak serah terima pertama.

XII. RENCANA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI


(RK3K)
Kontraktor menyatakan pakta komitmen dan penjelasan manajemen resiko
serta penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi
bahaya di bawah ini untuk selanjutkan dilengkapi sesuai dengan tabel 2.1
lampiran 2 peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Tabel Identifikasi Bahaya

No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya


1. Pekerjaan Persiapan
a. Pagar dan jaring  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
pengaman secara umum
 cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai
standar
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 Terluka / cedera akibat jatuh dari
ketinggian
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah
 Kecelakaan akibat metode pemasangan
yang kurang tepat
b. Pembuatan bedeng dan  Bahaya akibat polusi yang dihasilkan oleh
gudang bahan/alat kegiatan pelaksanaan,
 Bahaya akibat bangunan kantor dan
fasilitasnya lainnya roboh,
 Bahaya akibat terjadi genangan air dan
pencurian pada bangunan kantor dan
fasilitas penunjang,
 Bahaya akibat kebakaran di kantor atau di
bangunan gudang dan lainnya.
c. Pengukuran dan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
bouwlank secara umum,
 Terluka akibat kondisi dan penggunaan
meteran dan metode kerja yang salah,
 Kecelakaan akibat pengaturan lalu lintas
kerja kurang baik,
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan,
 Kecelakaan akibat metode pemasangan
patok kurang tepat
d. Papan nama proyek  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
secara umum dan cuaca ekstrem
 Cedera / luka (Tangan lecet-lecet, Kaki
tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
benda, Kulit kaki mengelupas, Jatuh dari
ketinggian)
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai
standard
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah
 Kecelakaan akibat metode kerja yang
kurang tepat
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat
/mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja
 Kecelakaan tertimpa material / alat kerja
 Terluka / cedera jatuh dari ketinggian
2. Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan Galian Tanah  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
secara umum
 Cedera / luka (Tangan lecet-lecet, Kaki
tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
benda, Kulit kaki mengelupas, Tertimbun
longsoran tanah)
b. Pekerjaan cetakan dan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
perancah secara umum
 Cedera / luka (Tangan lecet-lecet, Kaki
tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
benda, Kulit kaki mengelupas, Jatuh dari
ketinggian)
 cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai
standard
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 Kecelakaan akibat metode kerja
pemasangan cetakan dan perancah yang
kurang tepat
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat
/mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja
c. Pekerjaan pembesian  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
secara umum
 Cedera / luka (Tangan lecet-lecet, Kaki
tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
benda, Kulit kaki mengelupas, Jatuh dari
ketinggian)
 cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai
standard
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah
 Kecelakaan akibat metode kerja yang
kurang tepat
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat
/mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja
d. Pekerjaan beton  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
secara umum
 Cedera / luka (Tangan lecet-lecet, Kaki
tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
benda, Kulit kaki mengelupas, Jatuh dari
ketinggian)
 Tertimbun dalam adukan beton
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja
standard
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah
 Kecelakaan akibat metode kerja yang
kurang tepat
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat/
mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja

2. Pekerjaan Arsitektur
a. Pekerjaan pasangan dan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
plesteran secara umum
b. Pekerjaan pelapis lantai  Cedera / luka (Menginjak benda-benda
dan dinding tajam, Tersandung dan jatuh, Terpeleset,
c. Pekerjaan langit- Tertimpa material/alat kerja, Kulit
langit/plafond mengelupas akibat terkena material/alat
d. Pekerjaan sanitair kerja, Jatuh dari ketinggian, Kepala
e. Pekerjaan silicone sealant terkena benda tumpul / tajam, Kaki luka
f. Lapisan kedap terkena benda,Tangan lecet-lecet, Kaki
air/waterproofing tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
g. Pekerjaan railing benda)
 cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai
standard
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan/alat kerja salah
 Kecelakaan ketika menggunakan alat
kerja (terkena grenda/mesin potong)
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 Kecelakaan akibat metode kerja yang
kurang tepat
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat
/mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja
 Kecelakaan tertimpa material / alat kerja
 Terluka / cedera jatuh dari ketinggian
karena media untuk berpijak kurang kuat
h. Pekerjaan Pengecatan  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
secara umum
 Cedera / luka (Menginjak benda-benda
tajam, Tersandung dan jatuh, Terpeleset,
Tertimpa material/alat kerja, Kulit
mengelupas akibat terkena material/alat
kerja, Jatuh dari ketinggian, Kepala
terkena benda tumpul / tajam, Kaki luka
terkena benda,Tangan lecet-lecet, Kaki
tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
benda)
 Cedera atau terluka akibat terkena
material cat (mata/bagian tubuh lain
terkena tumpahan/cipratan cat, debu, dan
lain-lain)
 cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai
standard
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah
 Kecelakaan akibat metode kerja yang
kurang tepat
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat
/mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja
 Kecelakaan akibat material yang tumpah
atau tercecer
 Kecelakaan tertimpa material / alat kerja
 Terluka / cedera jatuh dari ketinggian
karena media untuk berpijak kurang kuat
i. Pekerjaan kusen, pintu,  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
jendela, bouvenlicht, secara umum
dinding partisi  Cedera / luka (Menginjak benda-benda
tajam,tersandung dan jatuh, Terpeleset,
Tertimpa material/alat kerja, Kulit
mengelupas akibat terkena material/alat
kerja, Jatuh dari ketinggian, Kepala
terkena benda tumpul / tajam, Kaki luka
terkena benda,Tangan lecet-lecet, Kaki
tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan
benda)
 Cedera akibat pekerja tidak memakai
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai
standard
 Kecelakaan akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah
 Kecelakaan akibat metode kerja yang
kurang tepat
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat
/mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja
 Kecelakaan tertimpa material / alat kerja
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 Terluka / cedera jatuh dari ketinggian
karena media untuk berpijak kurang kuat
 Cedera / terluka akibat terkena cipratan
las, panas las, grenda/mesin potong, dan
alat kerja lainnya

3. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Plumbing


a. Pekerjaan sambung daya  Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
b. Pekerjaan panel secara umum
c. Pekerjaan kabel  Cedera / luka (Menginjak benda-benda
d. Pekerjaan penerangan tajam, Tersandung dan jatuh, Terpeleset,
e. Pekerjaan Stopkontak Tertimpa material/alat kerja, Kulit
f. Pekerjaan instalasi AC mengelupas akibat terkena material/alat
g. Pekerjaan plumbing (air kerja, Jatuh dari ketinggian, Kepala
bersih, air bekas, air terkena benda tumpul / tajam, Kaki luka
kotor) terkena benda,Tangan lecet-lecet, Kaki

h. Pekerjaan air panas tertusuk material/alat, Kepala kejatuhan

i. Pekerjaan deep well benda, , Terjatuh dari scaffolding / tangga,

j. Pekerjaan kabel tray Tersetrum aliran listrik-petir

k. Pekerjaan data  cedera akibat pekerja tidak memakai

l. Pekerjaan penyalur petir peralatan dan perlengkapan kerja sesuai

m. Pekerjaan talang air hujan standard


 Kecelakaan akibat jenis dan cara
n. Pekerjaan hydrant
penggunaan peralatan salah
o.
 Kecelakaan akibat metode kerja yang
kurang tepat
 Kecelakaan akibat penempatan stok
material/alat kerja yang tidak tepat
/mengganggu sirkulasi lalu lintas kerja
 Kecelakaan tertimpa material / alat kerja
No Jenis / Tipe pekerjaan Identifikasi bahaya
 Terluka / cedera jatuh dari ketinggian
karena media untuk berpijak kurang kuat
 Cedera / terluka akibat terkena cipratan
las, panas las, grenda/mesin potong, dan
alat kerja lainnya

XIII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka kontraktor
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari
bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut kontraktor agar segera menyusun
program kerja untuk dibahas dengan Pemberi Tugas.

XIV. KEBERLANJUTAN
Pemeliharaan dan peningkatan Gedung Laboratorium Terintegrasi Fakultas Teknik
akan terus dilaksanakan melalui pendanaan dari RKAT Fakultas Teknik.
Pemeliharaan dan peningkatan meliputi gedung/bangunan maupun peralatan
laboratorium.

Pejabat Pembuat Komitmen


Konstruksi dan Konsultansi
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai