Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT JALAN /


POLIKLINIK TAHAP V
RSUP Dr HASAN SADIKIN BANDUNG

A. UMUM
1. Setiap bangunan harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, agar mampu
memenuhi fungsinya secara optimal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungan.

2. Setiap bangunan. harus direncanakan/dirancang sebaik-baiknya, sehingga


dapat memenuhi kriteria teknis yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi.

3. Penyedia jasa perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu
menghasilkan pekerjaan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah,
norma, serta tata laku profesional.

4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk acuan pengadaan penyedia jasa konstruksi
dan pelaksanannya. pekerjaan pelaksanaan fisik perlu disiapkan secara matang,
mampu mendorong perwujudan hasil karya yang sesuai dengan kepentingan
kegiatan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi penyedia
Jasa Konstruksi dalam membuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam
pelaksanaan tugas Pembangunan gedung RSHS sesuai peraturan yang berlaku,
dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntabel, transparan, efektif, efisien, adil,
dan value for money.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK
ini.
C. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, pembangunan suatu wilayah
menuntut pembangunan yang berkelanjutan dalam semua bidang. Selain sektor fisik,
pengembangan sumber daya manusia sebagai aktor dalam pengembangan suatu
wilayah adalah sebuah keharusan. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia
tidak terlepas dari kelengkapan dan kualitas sistem pelayanan publik, terutama sektor
kesehatan. Oleh karena itu, dengan semangat kemandirian untuk mencapai
kesejahteraan, pemerintah daerah hendaknya segera membenahi dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di daerahnya sebagai syarat mutlak menuju mayarakat
yang sehat.
Untuk melaksanakan fungsi pelayanannya tersebut, dibutuhkan sarana dan
prasarana berupa bangunan-bangunan yang sesuai dengan standar rumah sakit kelas A
dengan perkiraan perkembangan kebutuhan beberapa tahun ke depan. Untuk itu,
diperlukan pengembangan yang terencana dengan baik untuk penyediaan sarana dan
prasarana pelayanan di RSHS.
RSHS mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan fasilitas operasional
pelayanan maupun administrasi, di mana rumah sakit bertanggung jawab untuk
menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman, nyaman, dan bagi pasien maupun
pegawai. Salah satu cara untuk mencapai kondisi tersebut adalah melalui pekerjaan
lanjutan pembangunan Gedung Rawat Jalan/ Poliklinik Tahap V RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung.
Kondisi saat ini gedung Rawat Jalan yang telah dibangun sampai dengan tahap IV
adalah: Lantai Basement, Lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai 5, dan lantai 6.
Berdasarkan hal diatas dipandang perlu untuk melakukan kelanjutan pembangunan
Gedung Rawat Jalan/ Poliklinik Tahap V. Agar pembangunan ini berjalan dengan baik
dalam memenuhi kekuatan (struktur), kenyamanan pengguna (user) dan nilai ekonomis,
maka dibutuhkan Penyedia Jasa Konstruksi.

D. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


Nama organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan pekerjaan konstruksi :
- Pokja ULP : Pokja V (Jasa, PNBP) ULP , RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
E. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, Jalan Pasteur No. 38, Bandung 40161.

F. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah Pekerjaan Pembangunan
Gedung Rawat Jalan / Poliklinik Tahap V - RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan
rincian secara garis besar sebagai berikut:

I Pekerjaan Lantai 7

1. Pekerjaan Arsitektur & Interior

 Pekerjaan Persiapan

 Pekerjaan Struktur & Dinding

 Pekerjaan Penutup Lantai & Dinding

 Pekerjaan Pintu, Kusen , Jendela & Partisi

 Pekerjaan Plafond & Kanopi

 Pekerjaan Sanitasi

 Pekerjaan Pengecatan

 Pekerjaan Aksesoris Bangunan

2. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal & Plumbing

 Pekerjaan Plumbing

 Pekerjaan Hydrant & Sprinkler

 Pekerjaan Instalasi Gas Medis

 Pekerjaan Tata Udara

 Pekerjaan Transportasi Dalam Gedung


 Pekerjaan Elektrikal

 Pekerjaan Instalasi Telepon

 Pekerjaan Instalasi Data ( Lan )

z  Pekerjaan Tata Suara

 Pekerjaan Fire Alarm

 Pekerjaan Instalasi Cctv

II Pekerjaan Lantai 8

 Pekerjaan Persiapan

 Pekerjaan Struktur & Dinding

 Pekerjaan Penutup Lantai & Dinding

 Pekerjaan Plafond & Kanopi

 Pekerjaan Pintu, Kusen & Jendela

 Pekerjaan Sanitasi

 Pekerjaan Pengecatan

 Pekerjaan Plumbing

 Pekerjaan Elektrikal

III Pekerjaan Renovasi

 Pekerjaan Renovasi Canopy Rooftop Lt.8

 Pekerjaan Renovasi Lantai Lainnya


 Pekerjaan Perbaikan Kebocoran Lantai 1 (Selasar antara

gedung Fresia dan Gedung Anggrek)


G. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender,
terhitung sejak ditandatangani kontrak oleh penyedia jasa konstruksi dan 180 hari
masa pemeliharaan setelah PHO dilaksanakan. (termasuk waktu yang diperlukan
untuk pemeliharaan pekerjaan konstruksi)

H. KELUARAN

Keluaran Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan Pekerjaan
Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan
ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai wujud bangunan dan
kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran
penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta
penyelesaian kelengkapan pembangunan.

b. Dokumen yang dihasilkan


Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan pekerjaan adalah :
1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan, alokasi tenaga kerja dan konsepsi
pelaksanaan pekerjaan.
2. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
3. Melakukan kontrol terhadap kondisi existing di lapangan.
4. Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
5. Membuat Time Schedule (kurva S) untuk pelaksanaan pekerjaan
6. Membuat Laporan Harian yang berisikan keterangan tentang :
- Tenaga kerja
- Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak
- Peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan
- Kegiatan per-komponen pekerjaan yang dilaksanakan
- Waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
- Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan pekerjaan.
7. Membuat Laporan Mingguan yang merupakan resume dari laporan harian
(kemajuan pekerjaan, tenaga kerja, dan hari kerja).
8. Membuat Laporan Bulanan yang merupakan resume dari laporan mingguan.
9. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termin.
10. Membuat Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan.
11. Membuat Berita Acara pernyataan selesainya pekerjaan.
12. Membuat gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing).

c. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan


Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
dibahas guna mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup pekerjaan maka
jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas. Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan
harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah
dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari setelah SPMK ditandatangani).

d. Produk Material
1. Peserta berkewajiban menyampaikan penawaran material sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis, gambar dan BoQ. dan tenaga kerja
Indonesia untuk Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia
2. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu
3. Pokja Pemilihan pada saat evaluasi teknis melakukan verifikasi lapangan
dan/atau klarifikasi, khususnya kepada pabrikan/produsen/agen/ distributor
material/alat untuk menjamin konsistensi jenis material/alat serta kemampuan
untuk menyediakan material/peralatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta
kebenaran penyewaan terhadap pelaksanaan pekerjaan
4. Penawaran material diluar yang disyaratkan didalam RKS, Boq dan Gambar
Kerja diianggap tidak memenuhi syarat teknis
5. Penawaran harga Material yang dibawah harga pasar dan dianggap tidak wajar,
harus dapat menjelaskan dan membuktikan dan menunjukkan pabrikan/
produsen/ agen/ distributor material yang menyediakan material dengan harga
penawaran dimaksud dan kemampuan menyediakan sesuai dengan kebutuhan

I. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


1. Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : PNBP tahun anggaran 2021
2. Total perkiraan biaya yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi adalah Rp.
14.652.420,085,41 ( Empat Belas Milyar Enam Ratus Lima Puluh Dua Juta Empat
Ratus Dua Puluh Ribu Delapan Puluh Lima Koma Empat Puluh Satu Rupiah).

J. METODE PENGADAAN
Metode Tender Pascakualiikasi Satu File Sistem harga Terendah Kontrak harga Satuan

K. PERSYARATAN PESERTA
a. Persyaratan Kualifikasi
1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi
(IUJK); Kualifikasi menengah dan masih berlaku.
2. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Menengah, dipilih sesuai dengan nilai pekerjaan serta disyaratkan dengan
detail sebagai berikut :
 Klasifikasi Bangunan Gedung ,Sub Bidang BG008 (Jasa Pelaksana
Konstruksi Bangunan Kesehatan )
 Klasifikasi Instalasi Mekanikal Dan Elektrikal, Sub Bidang EL010
(Jasa Pelaksana Konstruksi Instalasi Tenaga Listrik Gedung dan Pabrik)
3. Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Menengah dan
Besar, memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 x
NPt (Nilai pengalaman tertinggi dalam kurun waktu 15 tahun terakhir) dalam
Pekerjaan subklasifikasi SBU yang disyaratkan (melampirkan hasil scan
Kontrak, BAST-1 dan BAST-2)
Nilai KD paling kurang sama dengan HPS;

4. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen Lingkungan,


serta Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
[hanya disyaratkan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Besar]
5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan (SPT Tahunan)
tahun pajak 2019 atau tahun pajak 2020
6. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila
ada perubahan);
7. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil
Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
Negara;
8. Memiliki Pengalaman Pekerjaan:
- Pekerjaan di bidang Jasa Konstruksi paling kurang 1 pekerjaan dalam
kurun waktu 4 (Empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
- Pekerjaan yang sejenis berdasarkan jenis pekerjaan, kompleksitas
pekerjaan, metodologi, teknologi, atau karakteristik lainnya yang bisa
menggambarkan kesamaan, paling kurang 1 pekerjaan dalam kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta, termasuk pengalaman subkontrak; dan
- Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir paling kurang sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai total
HPS/ Pagu Anggaran (dibuktikan dengan copy Kontrak, BAST-1 dan
BAST-2)
9. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan perhitungan:
SKP = 5 – P, dimana P adalah Paket pekerjaan yang sedang dikerjakan
(hanya untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Kecil)
10. Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling kurang sama
dengan 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS, yang disertai dengan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik.
11. dalam hal peserta akan melakukan KSO:
a. wajib mempunyai perjanjian KSO yang memuat persentase KSO dan
perusahaan yang mewakili/ leadfirm KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1, 5, 6, 7, dan 8 dilakukan untuk setiap
perusahaan yang tergabung dalam KSO;
c. evaluasi pada angka 2 (apabila meminta lebih dari 1 jenis SBU umum atau
SBU spesialis), dan 4, dilakukan secara saling melengkapi oleh seluruh
anggota KSO;

b. Persyaratan Teknis
I. Tenaga Ahli
Tenaga ahli /terampil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
harus memenuhi persyaratan dibawah ini:

Jabatan dalam Tingkat Jumlah Pengalaman


No Sertifikat Kompetensi Kerja
pekerjaan Pendidikan Personil Kerja

1 Project Manager S1 1 Org 5-10 Tahun Ahli Madya Manajemen Konstruksi

2 Site Manajer S1 1 Org 5-10 Tahun Ahli Madya Sipil/ Arsitek,

3 Ahli Mekanikal S1 1 Org 5 Tahun Ahli Madya Mekanikal

4 Ahli Elektrikal S1 1 Org 5 Tahun Ahli Madya Elektrikal

II. Peralatan Utama


Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini adalah :

No Keterangan Kapasitas Jumlah

1 Lift Cargo / Barang Minimal 800 kg 1 set

2 Dump Truck 3-4 m3 1 Unit

3 Pick Up 1 m3 1 Unit

4 Mesin Potong Besi 1 Unit

5 Mesin Potong Keramik 1 Unit

6 Alat Las Listrik 1 Unit

Peralatan tersebut harus dibuktikan dengan Kepemilikan : milik sendiri, sewa beli,
dan/ atau milik pihak lain dengan perjanjian Sewa bersyarat.
III. Material

No Nama Material Keterangan

1 Granite Tile Surat dukungan dari principal / distributor resmi , sertifikat uji mutu

2 Cat Anti Bakteri Surat dukungan dari principal / distributor resmi , sertifikat uji mutu

3 Armature Lampu Surat dukungan dari principal / distributor resmi , Brosur

4 Kusen Alumunium Surat dukungan dari principal / distributor resmi , Brosur

5 Unit AC Surat dukungan dari principal / distributor resmi , Brosur

Untuk Material Lainnya yang tidak tercantum pada tabel diatas semua harus
dilengkapi dengan brosur namun tidak diperlukan Surat Dukungan, tetapi untuk :
-menjamin konsistensi jenis material/ alat serta kemampuan
-menjamin ketersediaan material/ peralatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
-menjamin kebenaran harga material dapat memenuhi kuantitas dan kualitas material
sesuai dengan yang tercantum dalam boq dan spesifikasi teknis
maka Pokja Pemilihan akan melakukan verifikasi lapangan dan/ atau klarifikasi,
khususnya kepada pabrikan /produsen/ agen/ distributor material – material yang
digunakan didalam pekerjaan . Apabila penawaran peserta tidak logis dan tidak dapat
dibuktikan kebenarannya, maka dapat dinyatakan tidak memenuhi syarat.

L. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan,
dengan ketentuan :
1. Dapat menyebutkan merk dan tipe
2. Semaksimal mungkin menggunakan standar nasional (SNI).
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan.
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan.
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi:
a. Pokja Pemilihan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai hasil
yang telah diidentifikasi oleh PPK.
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG,
bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan
limbahnya sesuai dengan prosedur dan/ atau peraturan perundangan yang
berlaku;
c. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik
pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten dan/ atau
berwenang.

11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


a. Pokja Pemilihan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai hasil
yang telah diidentifikasi oleh PPK.
b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
c. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/ pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

12. Spesifikasi Proses/ Kegiatan:


a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/ petugas K3 Konstruksi atau dengan
melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian
identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh
PPK;
b. Setiap proses/ kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan
yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan
analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan
pengendaliannya;
d. Setiap proses/ kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga
kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi
untuk melaksanakan jenis pekerjaan /tugasnya, termasuk kompetensi
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada
jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan / Metode Kerja


a. Analisis Keselamatan Pekerjaan /Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara,
yang sesuai dengan kondisi lokasi /tanah /cuaca, dan dapat dikerjakan oleh
pekerja dan operator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat
bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/ konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/ Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas
pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi
/tanah/ cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/
operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/ operator,
maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan
prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/
operator;
e. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung- jawabkan, baik dari
standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis
laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan
gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta
metode pelaksanaan/ konstruksi/ kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli
yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur,
struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan
maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko ( identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan
pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi
bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan
metode kerja/ konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar
K3 yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/ pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh
tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar
gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang
benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap
sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya
dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
e. Agar dijelaskan personil inti dan posisinya untuk penempatan secara penuh
sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan.
f. Personil pada posisi manajer proyek dan site manajer proyek sebagai
pengambil keputusan harus mempunyai kemampuan mengendalikan
pekerjaan perancangan dan pelaksanaan secara terkoordinasi.
g. Tenaga personil inti harus sesuai dengan persyaratan dalam tabel personil
inti, personil tenaga ahli yang diminta adalah yang mempunyai pengalaman
pada proyek konstruksi dengan kompleksitas tinggi (bangunan yang memiliki
tingkat kesulitan dari segi struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal secara
bersamaan).
h. Tingkat pendidikan, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah lulus dibuktikan dengan salinan ijazah, pembuktian
fisik diperlukan (verifikasi).
i. Sertifikat keahlian/ profesi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang,
sesuai dengan keahlian/ profesi yang disyaratkan. Sertifikasi ini berlaku bagi
tenaga ahli lokal dan asing dan masih berlaku (masa berlaku minimum 1
tahun). Pembuktian fisik diperlukan (verifikasi).
j. Posisi penugasan tenaga ahli harus sesuai dengan keahlian/profesinya.

15. Identifikasi Bahaya/ Resiko K3


Daftar identifikasi bahaya/resiko K3 dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi:

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya

Kecelakaan akibat mobilisasi material dan


1 Mobilisasi dan demobilisasi
peralatan
Bahaya terpeleset dan tertimpa material apabila
2 Pekerjaan Arsitektur penempatan material, pemasangan material yang
serampangan

Bahaya gangguan pernafasan dan penglihatan


Pekerjaan Mekanikal dan pada pemasangan perpipaan di tempat yang
3
plumbing sempit akibat tidak menggunalan masker dan
kacamata kerja

4 Pekerjaan Elektrikal Bahaya kesetrum tegangan listrik, di karenakan


pekerja tidak menggunakan alat keselamatan.

L. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kerja ini dibuat sebagai bahan pertimbangan dan acuan
dalam Kegiatan Pembangunan Gedung Rawat Jalan / Poliklinik Tahap V RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung , Tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai