Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS BINA MARGA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SATKER/SKPD : DINAS BINA MARGA PROVINSI DKI JAKARTA


NAMA PPK : Bernhard F.M. Gultom

Program : Penyelenggaraan Jalan

Kegiatan : Pembangunan Jembatan

Rincian Kegiatan : Pembangunan Jembatan (JPO)

Kode Rekening : 5.2.04.01.02.0010

Klasifikasi : Jasa Konstruksi

Tahun Anggaran : 2021

BIDANG PRASARANA DAN SARANA UTILITAS KOTA


I. LATAR BELAKANG
Pejalan kaki memiliki hak yang sama dengan pengguna jalan lainnya,
sehingga harus diimbangi dengan fasilitas prasarana umum yang nyaman.
Prasarana tersebut merupakan prasarana umum yang wajib dikelola oleh
Pemerintah, sesuai dengan UU No.32 Tahun 2004 Pasal 13 ayat 1 tentang
Pemerintah Daerah. Untuk mendukung kemudahan aksesibilitas, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta berupaya memperbaiki fasilitas bagi pengguna angkutan
umum, dalam hal ini pejalan kaki. Salah satu fasilitas pejalan kaki yang perlu
dibangun adalah Jembatan Penyeberangan Orang.
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) merupakan sarana pejalan kaki
yang menjadi kebutuhan setiap orang yang ingin melintasi maupun menyeberang
pada jalur lalu lintas. Resiko kecelakaan tidak bisa dihindarkan dari para
penyeberang jalan. Hal ini disebabkan arus penyeberang jalan dan pengendara
kendaraan masih menjadi satu serta tidak terpisah secara fisik.
JPO juga harus dapat menjaga keselamatan dan kenyamanan
penggunanya secara struktur dan arsitektur agar pejalan kaki dapat terfasilitasi
aksesibilitas dan mobilitasnya. Untuk mendukung hal tersebut, Dinas Bina Marga
Provinsi DKI Jakarta akan melaksanakan pembangunan JPO di beberapa lokasi
di wilayah Jakarta. Salah satu lokasinya adalah JPO yang berada di Jl. Kolonel
Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA Kalijodo, Jl. Tubagus Angke, Jakarta Barat.
Harapannya dengan adanya JPO tersebut, maka akses pejalan kaki untuk
menyeberang di lokasi tersebut akan semakin aman dan nyaman, serta
perjalanan kendaraan yang melintas tidak terhambat.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud dari kegiatan ini adalah membangun JPO yang terletak di Jl. Kolonel
Sugiono, Jakarta Timur dan RPTRA Kalijodo, Jl. Tubagus Angke, Jakarta
Barat, sehingga memudahkan pejalan kaki yang akan menyeberang jalan.
2. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya pembangunan JPO untuk
menjamin bahwa pekerjaan konstruksi tersebut telah sesuai dengan rencana
teknis dan dokumen-dokumen kontrak yang bersangkutan baik kuantitas,
kualitas, biaya maupun waktu.
III. DASAR HUKUM
Pembangunan JPO ini mengacu pada peraturan dan ketentuan sebagai
berikut:
1. Undang - Undang RI Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan.
2. Undang - Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
3. Undang - Undang RI Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
4. Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2006 tentang Jalan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Presiden RI nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan
Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
nomor 12 tahun 2021.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.9 Tahun 2008 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana telah diubang dengan Peraturan
Mentri Pekerjaan Umum No 21/PRT/M/2019 Tahun 2019.
8. Permen PU No. 19 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan.
9. Permen PU No. 3 tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan,
dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di kawasan
Perkotaan.
10. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan
Bangunan Gedung.
11. Permen PUPR No.14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
12. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 161 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur nomor 142 Tahun 2013 tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.
13. Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2020 tanggal 30 Januari 2020 tentang
Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) Tahun 2020.
IV. LOKASI KEGIATAN

1. Lokasi kegiatan berada di Jl. Kolonel Sugiono, Pondok Bambu, Jakarta Timur
untuk JPO Sugiono (Masjid Al-Abidin) Jakarta Timur.

Gambar Lokasi Rencana JPO Sugiono (Masjid Al-Abidin)

Desain JPO Sugiono


2. Lokasi kegiatan berada di RPTRA Kalijodo, Jl. Pangeran Tubagus Angke,
Jakarta Barat.

Gambar Lokasi Rencana JPO RPTRA Kalijodo

Desain JPO Kalijodo


V. IDENTITAS PAKET KEGIATAN
Pembangunan Jembatan (JPO) ini menggunakan APBD Provinsi DKI
Jakarta melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Bina Marga
Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2021, dengan uraian sebagai berikut :
Urusan : Pekerjaan Umum
Organisasi : Dinas Bina Marga
Program : Penyelenggaraan Jalan
Kegiatan : Pembangunan Jembatan
Rincian Kegiatan : Pembangunan Jembatan (JPO)
Kode Rekening : 5.2.3.22.03
Tahun Anggaran : 2021
Pagu Anggaran : Rp. 19.999.998.074 termasuk PPN
Kode RUP : 27734521

VI. ORGANISASI PENGADAAN BARANG DAN JASA

Pembangunan Jembatan (JPO) ini diselenggarakan oleh Pemerintah


Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga
Provinsi DKI Jakarta yang dalam hal ini diwakili oleh:
1. Pengguna Anggaran
Nama : Dr. Ir. Hari Nugroho, MM
NIP : 196705161998031003
Jabatan : Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta
Alamat : Jl. Taman Jatibaru No. 1, Jakarta Pusat
sesuai Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 1859
tahun 2017 tentang Penetapan Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah Selaku Pengguna Anggaran
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan merangkap sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)
Nama : Bernhard F.M. Gultom
NIP : 197302151998031006
Jabatan : Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Utilitas Kota Dinas
Bina Marga Provinsi DKI Jakarta
sesuai Keputusan Kepala Dinas Bina Marga No. 9 tahun
2020 tentang Pendelegasian Wewenang kepada KPA dan
PPK Dinas Bina Marga
Alamat : Jl. Taman Jatibaru No. 1, Jakarta Pusat
3. Pokja G Unit Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Balai Kota dan Jakarta
Pusat
Alamat : Jl. Kebon Sirih No. 18 A, Blok H Lantai 19

VII. SUMBER PENDANAAN

Pembangunan Jembatan (JPO) di Provinsi DKI Jakarta sesuai Dokumen


Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Tahun
Anggaran 2020 No. 085/DPA/2021 tanggal 4 Januari 2021.

VIII. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup Kegiatan Kajian Pembangunan JPO adalah sebagai berikut:

1. Uraian Umum Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi antara lain :

a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur Bawah JPO
c. Pekerjaan Struktur Tangga / Ramp
d. Pekerjaan Struktur Atas JPO
e. Pekerjaan Lobby Lift dan Lift
f. Pekerjaan Arsitektur Tangga / Ramp
g. Pekerjaan Arsitektur JPO
h. Pekerjaan Pencahayaan
i. Pekerjaan Trotoar, Perlengkapan Jalan dan Utilitas
j. Pekerjaan Perapihan dan Pengembalian Kondisi
k. Pekerjaan Penyambungan Listrik
l. Pekerjaan Jalan dan Saluran (bila ada)

2. Uraian Pekerjaan yang harus dilakukan oleh Penyedia Jasa


Penyedia Jasa bertugas untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan
JPO yang meliputi :

a. Mempelajari Gambar Perencanaan Detail (DED) yang telah ada sebagai


dasar untuk membangun JPO dan mereview (bila diperlukan).

b. Membuat jadwal rencana kerja pelaksanaan pelaksanaan pembangunan


JPO.

c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait mengenai pelaksanaan


pekerjaan di lapangan.

d. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau


dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan

e. Melaksanakan identifikasi jaringan utilitas eksisting dengan menggunakan


alat georadar.

f. Mengajukan usulan persetujuan material yang digunakan kepada


Konsultan Pengawas dan PPK.

g. Mengajukan contoh material/barang yang akan digunakan berikut shop


drawing (sketsa, data teknis, brosur, metode pelaksanaan) guna
persetujuan pemakaian/pelaksanaannya.

h. Mengajukan shop drawing (gambar kerja) sebelum melaksanakan


pekerjaan.

i. Melaksanakan pembangunan JPO dengan memperhatikan kualitas dan


laju pencapaian volume sesuai dengan waktu yang ditentukan.

j. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan


penuh tanggung jawab sesuai dengan dokumen pengadaan: gambar,
spesifikasi teknis, daftar kuantitas, dan dokumen lainnya.

k. Membuat dan melaporkan program mutu, organisasi kerja, staf, tenaga


kerja, lapangan, peralatan, material dan pemasoknya, tata cara
pengaturan pelaksanaan pekerjaan, jadwal pengadaan bahan/material,
jadwal mobilisasi peralatan dan personil, kebersihan area kerja,
pengaturan lalu lintas dan penyusunan rencana dan pelaksanaan
pemeriksaan lokasi pekerjaan serta membuat rekomendasi untuk disetujui
PPK.

l. Menyampaikan usulan perubahan pekerjaan (perubahan pekerjaan


tambah/kurang) di lapangan apabila diperlukan, dan melaporkan kepada
Konsultan Pengawas dan PPK.

m. Menyimpan catatan lapangan dan Berita Harian Lapangan.

n. Menyiapkan laporan kemajuan fisik termasuk berbagai permasalahan


yang timbul di lapangan secara periodik (mingguan dan bulanan).

o. Membuat analisa perhitungan volume pekerjaan (back up quantity) dan


gambar kerja yang diajukan apabila terjadi perubahan/modifikasi di
lapangan.

p. Mengendalikan dan mengawasi perubahan-perubahan yang terjadi di


lapangan.

q. Membuat Laporan Berita Acara Bobot Kemajuan Pekerjaan yang diajukan


oleh Penyedia Barang/Jasa untuk pembayaran untuk penagihan termin.

r. Melakukan perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan sehingga


terpenuhinya ketentuan/persyaratan yang tercantum dalam kontrak.

s. Membuat As built drawing terhadap semua pekerjaan yang dilakukan oleh


Penyedia Barang/Jasa di lapangan.

t. Melakukan Serah Terima Tahap Pertama dengan Pejabat Pembuat


Komitmen (PPK) setelah pekerjaan selesai 100% dan dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, berikut proses pengecekan
administrasi dan teknis.

u. Melakukan pemeliharaan terhadap pekerjaan selama masa pemeliharaan.


v. Melakukan Serah Terima Tahap Kedua Pekerjaan setelah masa
pemeliharaan berakhir sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak.

VIII. KELUARAN (OUT PUT) YANG DIINGINKAN

1. Terbangunnya 2 Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) pada lokasi yang


Jl. Kolonel Sugiono, Duren Sawit dan RPTRA Kalijodo yang aman dan
nyaman sesuai dengan Gambar Perencanaan Detail yang ada.
2. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, penyeberang
jalan dan pengguna jalan di lokasi tersebut.

IX. JANGKA WAKTU


Jangka waktu pelaksanaan Pembangunan Jembatan (JPO) ini harus dapat
diselesaikan dalam waktu 180 (serratus delapan puluh) hari kalender, terhitung
sejak Kontrak ditandatangani dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan
dan masa pemeliharaan selama 2 (dua) tahun.

Timeline Rencana Pembangunan JPO


X. JENIS KONTRAK
Jenis kontrak kegiatan Jasa Konstruksi Pembangunan Jembatan (JPO)
adalah Gabungan Harga Satuan dan Harga Lumsum.

XI. PERSYARATAN PENYEDIA JASA

Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa wajib


memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka jumlah anggota
KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (tiga) perusahaan
dalam 1 (satu) kerjasama operasi.
2. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi
(IUJK).
3. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Menengah,
serta disyaratkan sub bidang Klasifikasi Jasa Konstruksi Jembatan Jalan
Layang, dan Subway (SI004) dan Klasifikasi Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Pemasangan Lift dan
Tangga Berjalan (MK005).
4. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama degan 3 × Npt (Nilai
Pengalaman Tertinggi dalam 15 Tahun terakhir) untuk kualifikasi Usaha
Menengah, dengan pengalaman pekerjaan sesuai sub bidang
Klasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan.
5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban pelaporan perpajakan (SPT
Tahunan) Tahun Pajak 2019.
6. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan.
7. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertengangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil
Negara, Kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
Negara.
8. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang
baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
9. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan perhitungan:
SKP = 5 – P, dimana P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang
dikerjakan. [untuk pekerjaan Kualifikasi Usaha Kecil]
10. Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling kurang sama
dengan 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
Laporan Keuangan Tahun 2019 disampaikan melalui fasilitas pengunggahan
kualifikasi lain pada SPSE dengan ketentuan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dengan opini wajar tanpa pengecualian
atau wajar dengan pengecualian.
11. Dalam hal peserta melakukan KSO:
a. Evaluasi persyaratan pada angka 2, 5, 6, 7, dan 8 dilakukan untuk setiap
perusahaan yang tergabung dalam KSO;
b. Evaluasi pada angka 3, dilakukan secara saling melengkapi oleh anggota
KSO dan setiap anggota KSO harus memiliki salah satu SBU yang
disyaratkan;
c. Evaluasi pada angka 10, dilakukan dengan menjumlahkan SKN seluruh
anggota KSO dan setiap anggota KSO harus menyampaikan laporan
keuangan dan daftar pekerjaan yang sedang dilaksanakan;
d. Evaluasi pada angka 4 hanya dilakukan kepada leadfirm KSO; dan
e. Dalam hal KSO dilakukan antara usaha kualifikasi menengah dengan
usaha kualifikasi kecil, maka evaluasi Sisa Kemampuan Paket (SKP)
pada point nomor 9 tetap dilakukan terhadap usaha kecil tersebut.

XII. PERSYARATAN TEKNIS

1. Peralatan yang dibutuhkan

Peralatan dan material untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini


disiapkan oleh Penyedia Jasa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
lapangan. Adapun kebutuhan peralatan dan material minimum untuk
pembangunan JPO tercantum dalam tabel di bawah ini.
Nama Alat/ Jumlah Status
No. Kapasitas
Material Minimum Kepemilikan
Minimal Milik Sendiri/ Sewa
1 Crane 2 Unit
20 ton Beli/Perjanjian Sewa
Theodolit Type T.S Milik Sendiri/ Sewa
2 1 Unit
(Total Station) Beli/Perjanjian Sewa
Milik Sendiri/ Sewa
3 Compresor 2 Unit
Beli/Perjanjian Sewa
Nama Alat/ Jumlah Status
No. Kapasitas
Material Minimum Kepemilikan
Minimal Milik Sendiri/ Sewa
4 Mesin Las Listrik 3 Unit
2500 watt Beli/Perjanjian Sewa
Milik Sendiri/ Sewa
5 Cutting Machine 2 Unit
Beli/Perjanjian Sewa
Milik Sendiri/ Sewa
6 Alat Boring 1 Unit
Beli/Perjanjian Sewa

2. Personil yang dibutuhkan

Untuk melaksanakan tugasnya, Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli


antara lain :

Tenaga Ahli, terdiri dari:


NO PERSONIL / PENDIDIKAN SERTIFIKASI TAHUN JUMLAH
JABATAN (MINIMAL) KEAHLIAN PENGALAMAN PERSONIL
(MINIMAL)
1. Manager S1 Teknik Ahli Teknik 9 tahun 1 Orang
Pelaksanaan Sipil Jembatan
/Proyek (203) -Madya
2. Manager S1 Teknik Ahli Teknik 4 tahun 1 Orang
Teknik/Ahli Sipil Jembatan
Struktur (203) - Muda
3. Ahli K3 S1 Teknik Ahli K3 3 tahun 1 Orang
Sipil Konstruksi
(603) -Muda
4. Manager S1 Ekonomi 4 tahun 1 Orang
Keuangan Akuntansi

3. Rencana Keselamatan Konstruksi


Penyedia Jasa Konstruksi menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan
managemen risiko serta penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan
dan identifikasi bahayanya dibawah ini:
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
I. Pekerjaan Persiapan
1 Papan nama proyek • Tertimpa papan nama
• Terpukul palu
2 Pembuatan kantor direksi keet • Bangunan roboh
• Genangan air
• Kebakaran
3 Pembuatan gudang/bedeng • Bangunan roboh
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
pekerja • Genangan air
• Kebakaran
4 Pagar sementara dari seng • Tertimpa pagar sementara
gelombang tinggi 2m • Terpukul Palu
5 Mobilisasi/demobilisasi alat • Kecelakaan saat perjalanan
berat • Alat berat terguling dari tronton
6 Pekerjaan dan Penanganan • Terjatuh ke aliran air eksisting
Aliran Air yang Sudah Ada
7 Penyelidikan tanah (boring) • Surveyor terperosok
• Surveyor tertimpa alat boring
• Surveyor tertabrak kendaraan
8 Pemotongan pohon • Pohon menimpa bangunan
warga
• Terjatuh dan tertimpa pohon
II. Pekerjaan Tanah dan Bongkaran
1 Galian tanah • Kecelakaan terkena alat gali, baik
alat gali manual (pacul, blencong
dll) atau mekanis (excavator)
• Lereng galian longsor
2 Timbunan/ urug tanah bekas • Tertimbun material timbunan
galian
3 Pekerjaan bongkaran pasangan • Terjadi luka/lecet pada tangan
batu struktur Beton • Bahaya terkena alat pembongkar
(cangkul/ belincong/ alat sejenis
lainnya)
• Bahaya karena pekerja lainnya
• Terjadi kecelakaan akibat robohnya
bongkaran batu/ beton bertulang
4 Pekerjaan bongkaran • Bahaya terkena alat pembongkar
kelengkapan jalan seperti (cangkul/ belincong/ alat sejenis
trotoar, rambu lalu lintas dan lainnya)
guardrail • Terjadi luka/lecet pada tangan
• Terjadi kecelakaan akibat robohnya
bongkaran kelengkapan jalan
seperti trotoar, rambu lalu lintas dan
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
guardrail
5 Pembongkaran Rumah • Bahaya terkena alat pembongkar
(cangkul/ belincong/ alat sejenis
lainnya)
• Terjadi kecelakaan akibat robohnya
bongkaran rumah
6 Pekerjaan angkutan tanah • Kecelakaan akibat tumpukan
keluar lokasi bahan galian yang akan digunakan
untuk timbunan.
• Kecelakaan lalu lintas
III Pekerjaan Drainase
1 Pemasangan U-Ditch • Terluka akibat material
• Terluka akibat alat operasional
• Kecelakaan akibat penempatan
stok material terutama batu yang
tidak tepat.
2 Pemasangan Batu dan Mortar • Bahaya akibat lereng galian longsor
• Luka terkena pecahan batu
IV. Pekerjaan Struktur Beton dan Perkerasan
1 Potong, bengkok dan pasang • Bahaya dari besi tulangan yang
besi beton menjorok ke luar
• Terluka akibat pabrikasi tulangan
dan kawat tulangan tidak dilakukan
oleh pekerja terampil dan
berpengalaman.
2 Cor beton readymix K-350 • Terjadi gangguan fisik akibat
pekerja tidak memakai pakaian dan
peralatan yang sesuai dengan
standar
• Terjadi iritasi pada kulit dan mata
akibat percikan adukan yang
mengandung semen
• Terluka atau kecelakaan akibat
papan acuan pengecoran tidak
kuat atau rusak
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
• Terluka akibat terkena percikan
beton pada saat penuangan beton
dari bak muatan
• Kecelakaan oleh ambruknya beton
yang sedang mengeras akibat
getaran, bahan kimia atau
pembebanan
3 Pemasangan Gelagar Baja • Terjadi gangguan fisik akibat
pekerja tidak memakai pakaian dan
peralatan yang sesuai dengan
standar
• Terluka akibat operasional
crane/alat berat
• Kecelakaan oleh ambruknya
gelagar PCI dari dudukan struktur
4 Pekerjaan perkerasan material • Terluka akibat material (aspal
berbutir dan aspal panas, api pembakaran aspal)
• Terluka akibat alat berat dan alat
manual
V Pekerjaan Arsitek
1 Potong, bengkok dan pasang • Bahaya dari besi tulangan yang
besi beton menjorok ke luar.
• Terluka akibat pabrikasi tulangan
dan kawat tulangan tidak dilakukan
oleh pekerja terampil dan
berpengalaman
2 Pekerjaan Erection • Kecelakaan akibat kabel Seling
putus
• Kecelakaan alat berat crane
terbalik
• Terluka akibat terbentur balok
3 Pekerjaan Alumunium • Kecelakaan akibat pengeboran
Composit Panel alumunium composit panel
• Kecelakaan akibat material
alumunium composit panel
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
VI Pekerjaan Lain - lain
1 Marka Jalan • Kecelakaan akibat alat pengecatan
marka
• Kecelakaan akibat penggunaan
alat
2 Pemasangan Trotoar • Kecelakaan akibat tertimpa
material trotoar
• Kecelakaan akibat alat manual

XIII. RAPAT DAN KOORDINASI


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdapat beberapa rapat dan koordinasi
yang perlu dilakukan dimana Penyedia harus terlibat aktif serta merekam
keseluruhan dokumentasinya sebagai bahan pengambilan keputusan/tindakan
lainnnya oleh pemberi tugas. Rapat dan koordinasi yang harus dilakukan antara
lain meliputi dan tidak terbatas pada :
1. Rapat review DED
2. Rapat koordinasi awal pelaksanaan
3. Rapat mingguan pelaksanaan
4. Rapat bulanan pelaksanaan

XIV. KETENTUAN TAMBAHAN

1. Masa jaminan pemeliharaan JPO adalah 2 tahun.


2. Untuk spesifikasi teknis lampu, kabel listrik, panel dan tiang PJU agar
mengikuti ketentuan spesifikasi teknis yang digunakan oleh Dinas Bina Marga
Provinsi DKI Jakarta.
3. Untuk urusan trotoar dan utilitas, agar berkoordinasi dengan Sudin Bina
Marga Kota Administrasi terkait dan Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta.
4. Semua kegiatan relokasi utilitas maupun manajemen lalu lintas harus
berkoordinasi dengan instansi terkait. Biaya koordinasi ditanggung Penyedia
Jasa pekerjaan konstruksi, sedangkan biaya relokasi utilitas ditanggung
pemilik utilitas.
5. Apabila ada dampak yang ditimbulkan akibat pelaksanaan pekerjaan di
lapangan terhadap lingkungan sekitar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi. Penyedia Jasa wajib mengembalikan
kondisi lingkungan seperti semula.
6. Jaminan konstruksi kegiatan ini adalah 10 tahun. Oleh sebab itu apabila
terjadi kerusakan konstruksi beserta komponen-komponen tertentu dalam
masa jaminan tersebut, maka Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi wajib
memperbaikinya.
7. Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi wajib menjalankan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Penyedia Jasa mengurus perizinan Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan (SPPL) di Kantor PTSP Kecamatan terkait.
9. Setelah penetapan pemenang Penyedia harus melakukan sosialisasi kepada
masyarakat khususnya tentang metoda pelaksanaan.
10. Apabila ada dampak yang ditimbulkan akibat pelaksanaan pekerjaan di
lapangan terhadap lingkungan sekitar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia dan wajib mengembalikan kondisi lingkungan seperti semula.
11. Kendala yang berhubungan dengan tuntutan warga yang merasa terganggu
selama masa pelaksanaan kegiatan, akan dimediasi oleh Direksi dengan
bantuan Walikota/Camat/Lurah setempat dengan biaya yang diperlukan
menjadi tanggung jawab Penyedia.
12. Penyedia harus menjaga jalan umum agar bersih dari peralatan proyek,
bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas,
baik kendaraan maupun pejalan kaki selama masa pelaksanaan.
13. Penyedia bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang
ada, utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan.
14. Surat pernyataan untuk tidak menuntut apabila anggaran/kegiatan tidak
terealisasi atau dibatalkan.

XV. JENIS LAPORAN DAN PENYAMPAIAN HASIL PEKERJAAN


Setiap jenis laporan pelaksanaan kegiatan ini harus disampaikan ke
Konsultan Pengawas dan PPK. Sesuai dengan ruang lingkup kegiatan yang
sudah disampaikan, jenis dan materi laporan yang harus diserahkan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Laporan Kemajuan Hasil Pekerjaan.
Laporan secara rutin mengenai segala hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan baik teknis maupun administratif
yang di dalamnya mencakup :
a. Laporan Harian Pekerjaan, yang merupakan rencana dan realisasi
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dengan dicatat
dalam buku harian, untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan. Laporan harian berisi :
Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan.
− Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
− Jenis, jumlah dan kondisi peralatan.
− Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
− Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
− Catatan - catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
b. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
c. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.

2. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi, memuat :


b. Gambar - gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings)
c. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik.
d. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan
beserta segala perubahan / addendumnya.
e. Berita acara pemeriksaan pekerjaan, serah terima pekerjaan pertama,
serah terima pekerjaan kedua dan berita acara lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
f. Foto - foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.

Anda mungkin juga menyukai