PASAL 1
URAIAN UMUM KEGIATAN
PASAL 2
SYARAT-SYARAT UMUM
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaann Persiapan
2. Pekerjaan Galian Tanah, Urugan dan Pondasi
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Dinding
5. Pekerjaan Kusen
6. Pekerjaan Lantai
7. Pekerjaan Instalasi LIstrik
8. Pekerjaan Pengecatan
9. Pekerjaan Plafon
10. Pekerjaan Atap
11. Pekerjaan Sanitasi
12. Pekerjaan Lain - lain
PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pengangkutan alat berat dan peralatan ringan beserta dengan kelengkapan dan
pedukungnya. Seluruh bentuk alat yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan harus
disediakan oleh pelaksana dalam jumlah yang cukup dan kondisi baik. Pengangkutan
material dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan kebutuhan pada saat
pelaksanaan, jumlah material harus cukup dan dalam keadaan baik.
Seluruh Jenis Alat yang akan dipakai harus dilengkapi bukti kepemilikan atau sewa.
Seluruh Jenis Material yang masuk ke lokasi pekerjaan dan akan dipakai , harus diperiksa
terlebih dahulu oleh pengawas dan direksi lapangan untuk mendapat persetujuan
pemakaiannya. Dan dituangkan da;am daftar material siap pakai. Material dengan kondisi
cacat bentuk dan kwalitas serta tidak terdaftar dalam standar yang berlaku tidak diijinkan
untuk dipakai .
C. Metode Pelaksanaan
Mobilisasi alat dan bahan harus memperhatikan keselamatan keamanan dan ketertiban
serta mematuhi peraturan yang berlaku.
Dalam seluruh keadaan bentuk laporan dan dokumentasi dibuat dalam format formal ,
dengan tampilan dan bahasa yang lazim dan dimengerti oleh semua pihak. Sebagai
Bahan Arsip disiapkan pula Laporan dan Dokumentasi dalam arsip Digital ( Copy CD ).
berikutnya. Seluruh bentuk keputusan hasil rapat dituangkan dalam berita acara
dan disahkan bersama.
5. Insidentil Meeting, dilaksanakan apabila ada ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
gambar kerja dan spesifikasi serta kuantitas analisa biaya atau ada kejadian luar
biasa. Seluruh bentuk keputusan hasil rapat dituangkan dalam berita acara dan
disahkan bersama.
6. Dalam Seluruh Situasi , Pelaksana Lapangan dan Pengawas Lapangan harus
bersama sama mengikuti laju perkembangan pekerjaan , dan memeriksa tentang
kualitas dan kuantitas pekerjaan. Sehingga pekerjaan sesuai dengan buku kontrak.
Apabila terjadi kesalahan dan ketidaksesuaian, maka dibahas dalam rapat dan
diselesaikan dengan peraturan yang berlaku.
a.Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi
meliputi ukuran :
- As- As
- Luar - Luar
- Dalam - Dalam
b. Penjelasan Gambar
1. Bila gambar kerja tidak sesuai dengan RKS maka yang memikat adalah RKS, atau
ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
2. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.
3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja arsitektur dengan struktur maka yang
berlaku / mengikat adalah gambar kerja arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
konstruksi dan kekuatan struktur.
4. Bila ada perbedaan antara gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja elektrikal,
mekanikal, plumbing maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran
fungsional dalam gambar arsitektur.
5. Bila ada perbedaan antara gambar tanggal pengeluaran yang berbeda untuk satu
masalah, maka gambar dengan tanggal yang tercantum terbaru yang berlaku /
mengikat.
A. Tenaga Ahli
Kontraktor harus menempatkan Site Engineer yang handal yang ditempatkan dilapangan
dan memiliki sertifikasi kerja untuk bidang pekerjaannya.
Semua sub kontraktor yang digunakan harus memiliki standar kualifikasi yang ditetapkan
LPJK dan assosiasi Profesional sesuai dengan lingkup pekerjaan.
B. Pengujian Bahan .
Semua bahan – bahan yang diperlukan untuk bangunan / pekerjaan tersebut, kontraktor
terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh kepada pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan sebelum bahan tersebut didatangkan / dipakai.
PASAL 5
PERATURAN PERATURAN
PASAL 6
DIREKSIKEET DAN GUDANG
6.1 Gudang
Untuk pekerjaan gudang ini, kontraktor diwajibkan untuk membuat ukuran sesuai
spesifikasi yang tertera pada gambar kerja dan Analisa Biaya. Sedangkan kayu rangka
yang harus digunakan adalah jenis kayu Kelas II & penutup dinding menggunakan
tripleks 3 mm. Lantai pada gudang menggunakan spesifikasi teknik rabat, atap
menggunakan Seng Gelombang.
1. Pembuatan bangsal kerja (terbuka atau setengah terbuka), gudang bahan untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan yang harus terlindung dari cuaca, ruang tidur /
pemondokan pekerja untuk menjaga keamanan. Bangsal kerja ini menjadi
tanggungan Penyedia Jasa pemborongan selama pelaskanaan pekejaan.
2. Gudang, Los Kerja dan Los lainnya yang dibuat oleh kontraktor, setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan / pembangunan tersebut, harus segera dibongkar /
dibersihkan oleh pihak kontraktor dan bahan – bahan bekasnya menjadi milik
kontraktor.
PASAL 7
PENGUKURAN DAN BOWPLANK
PASAL 8
LISTRIK DAN AIR KERJA
Sebelum Pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyiapkan Sarana Air, baik untuk
kepentingan Pekerjaan maupun untuk fasilitas pekerja dan direksi. Dalam hal ini termasuk
pengadaan tenaga listrik untuk alat kantor dan alat alat lapangan serta penerangan lokasi
kegiatan apabila pekerjaan dilaksanakan pada malam hari ( Lembur ).
PASAL 9
PEMBUATAN PAPAN NAMA KEGIATAN
1. Papan Nama Proyek menggunakan rangka kayu Kelas II dilapis dengan tripleks 4
mm. Penulisan menggunakan cat kualitas baik dan tahan cuaca. Alternatif bahan
digital Printing water proof.
2. Papan Nama Proyek diwajibkan terpasang pada saat pelaksanaan pekerjaan
dimulai sampai dengan dengan Serah Terima Kedua selesai.
KEGIATAN : ………………………………………..
PEKERJAAN : ………………………………………..
NO KONTRAK : ………………………………………..
TGL KONTRAK : ………………………………………..
WAKTU PELAKSAAAN : ………………………………………..
SUMBER DANA / NILAI KONTRAK : ………………………………………..
KONTRAKTOR PELAKSANA : ………………………………………..
KONSULTAN PENGAWAS : ………………………………………..
PASAL 10
PEKERJAAN GALIAN TANAH & URUGAN
1. Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar dan instruksi pengawas lapangan
dan direksi.
2. Sebelum Pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan bentuk
konstruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
3. Tentukan level rencana dan level galian rencana.
4. Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
5. Permukaan tanah dibentuk dan diratakan
6. Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi, Tembok
Penahan tanah dan galian minor pada perataan tanah leveling untuk kavling gedung.
Dimensi dan bentuk mengacu pada gambar.
7. Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan timbunan dan
mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan rencana.
8. Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
9. Setelah pekerjaan selesai kontraktor harus melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.
1. Tanah Bekas Galian Konstruksi yang tidak tertutup kembali oleh konstruksi terpasang
harus diisi tanah, dengan material tanah sisa galian. Urugan tanah harus disiram air
dan dipadatkan dengan stamper .
sampah organik maupun non organik. Ukuran ketebalan pasir urug yang tercantum
pada gambar kerja adalah ukuran padat.
1. Pekerjaan yang dimaksud adalah perataan tanah pada kavling untuk bangunan dan
lokasi lokasi yang memerlukan perataan tanah.
2. Pekerjaan perataan tanah harus mengikuti leveling dan bentuk rencana kavling untuk
bangunan.
3. Pemadatan dengan Stamper dalam keadaan basah.
1. Pekerjaan yang dimaksud adalah pengurugan tanah pada kavling untuk bangunan
dan lokasi lokasi yang memerlukan pengurugan sesuai dengan gambar.
2. Pekerjaan pengurugan tanah harus mengikuti leveling dan bentuk rencana kavling
untuk bangunan.
3. Pemadatan dengan Stamper / babyroller dengan ketebalan maksimum 20 cm per
layer.
4. Material timbunan adalah tanah mendatangkan dari luar.
5. Pekerjaan ini meliputi pembentukan kavling untuk bangunan.
6. Kepadatan tanah hasil urugan harus padat dan tidak mengalami deformasi.
PASAL 11
PEKERJAAN BATU KALI
1. Pekerjaan meliputi Pondasi dan lain lain yang sibutkan digambar dengan adukan 1
Pc : 4 Ps. Bentuk dan ukuran pondasi, harus sesuai dengan yang tercantum pada
gambar kerja.
2. Batu kali / batu belah yang digunakan, harus berkualitas baik yaitu keras dan tidak
berpori. Batu kali dengan ukuran 15 cm, tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
3. Celah batu pada pasangan harus diisi adukan dengan kondisi padat , apabila masih
terdapat celah kosong setelah pasangan selesai , maka harus diisi dengan adukan
khusus ( 1pc : 2ps ) agar homogenitas pasangan batu terjaga.
4. Apabila pada saat pemeriksaan masih terdapat celah kosong pada pasangan batu kali
, maka kontraktor wajib mengganti / memperbaiki kondisi tersebut.
5. Dibawah pasangan pondasi batu kali, diberi lapisan pasir urug padat , aanstamping (
batu kosong ) dari bahan batu belah diisi pasir urug dipadatkan dengan tebal lapisan
sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
6. Batu kali/belah yang digunakan harus berkualitas baik yaitu keras dan tidak berpori
dengan ukuran >15 cm, sedangkan yang berukuran < 15 cm tidak diperkenankan
untuk dipergunakan.
PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN
Pemasangan dinding, untuk semua dinding ruangan dalam maupun semua dinding
pembatas serta pasangan bata lainnya yang tertera pada gambar dan daftar kuantitas .
Dinding dipasang dengan perkuatan kolom praktis sesuai persyaratan teknik yang umum
berlaku.
untuk keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai akan ditolak dan harus segera
disingkirkan dari lokasi kegiatan.
4. Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang
disetujui pengawas lapangan untuk menghindarkan dari seluruh hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.
12.3 PEMASANGAN
1. Pasangan dinding pengisi baik dengan batu bata atau bahan pengisi lainnya yang
disetujui harus dilaksanakan dengan rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot. Apabila tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap
lajur naik, bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Sebelum
dipasang batu bata harus dibasahi dalam air/direndam terlebih dahulu.
2. Pada proses pemasangan dinding pengisi agar sudah diperhitungkan adanya
fasilitas conduit/ sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka
penguat berupa sloof, kolom praktis dan ring balk dari beton dipasang untuk setiap
luas dinding maksimum 12 M2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batubata
atau yang disetujui pengawas lapangan dan direksi.
3. Batu bata pecah tidak diijinkan dipasang.
4. Penyusunan pasangan bata dipasang dengan siar bergigi , tidak mempunyai siar
tegak yang sama. Tebal siar 1.5 cm .
5. Siar tegak dan datar harus dikorek dengan kedalaman 1 cm, agar pasangan
plesteran dapat melekat dengan baik.
6. Adukan Pengisi pasangan 1 Pc : 2 Ps untuk Pasangan Trassram, Pasangan yang
tertanam pada tanah , pasangan 30 cm diatas sloof dan kamar mandi setinggi 1,5
m.
7. Adukan Pengisi pasangan 1 Pc : 5 Ps untuk Pasangan dinding pemisah ruangan
dan pasangan yang bukan tertanam tapi terlindung dari pengaruh cuaca.
8. Pembuatan adukan berdasarkan perbandingan takaran volume , Kualitas adukan
harus dijaga dan dengan karakteristik yang sama dan konstan.
9. Untuk pembuatan adukan masal hendaknya dibuat dengan mesin mixer ( Molen )
agar pekerjaan lebih efisien.
10. Apabila terjadi retak minor , baik pada batu bata maupun adukan pengisi , maka
harus diisi dengan adukan khusus. Jika Pasangan mengalami retak yang cukup
besar dan bisa mengalami perubahan bentuk dan posisi , maka pasangan harus
dibongkar dan diganti pasangan baru atas biaya kontraktor.
11. Seusai jam kerja, seluruh lajur pasangan dinding pengisi baik batubata atau bahan
pengisi lainnya yang belum selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen
/ pelastik pelindung, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh pengawas
lapangan. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus
disiram dengan air bersih secara periodik, atau sesuai dengan persyaratan.
1. Setiap pemasangan dinding batu bata atau bahan dinding pengisi lainnya yang
mempunyai luas lebih 12 m2, harus diperkuat dengan balok dan kolom beton
praktis dengan ukuran dan dimensi kolom beton 11 x 11 cm dengan perkuatan
tulangan besi 10 mm 4 buah dengan sengkang yang dipasang besi, 8 mm
setiap 20 cm atau sesuai gambar kerja. Perletakan kolom dianker pada lantai sloof
dengan stek yang cukup dan kokoh. Perletakan balok disambung ke kolom praktis /
kolom induk. Perkuatan anker dengan besi min 6 mm – 60 cm .
2. Bingkai beton dengan balok dan kolom diberikan kepada semua bukaan yang
disebabkan oleh pemasangan pintu atau pemasangan jendela atau bukaan lainnya.
Untuk lubang pintu dan lubang bagi kusen jendela agar diperhitungkan kusen
alluminium yang akan dipasang kemudian maupun penutupan celah setelah
pemasangan tersebut.
PASAL 13
PEKERJAAN PLESTERAN.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pelaksanaan
1. Semua perlengkapan sanitasi dipasang ke dinding atau lantai dengan cara yang
baik, sambungan-sambungannya kokoh dan tidak merusak fitting.
2. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran.
3. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih, tidak miring.
1. Penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan tebal lapisannya
tidak kurang dari 1,5 cm, kecuali ditentukan lain.
2. Instalasi Pipa Listrik dan pipa sanitasi serta lainnya yang tertanam pada pelesteran
harus diberi perkuatan tambahan.
3. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan yang rata,
plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan
kepinggir-pinggir dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata dan
halus.
4. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
5. Mulailah membasahi, secukupnya begitu plesteran telah mengeras untuk menghindari
kerusakan. Waktu kering dan panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi
penguapan terlalu banyak dan tidak rata.
1. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit tujuh hari setelah dipasang.
2. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar
bagian tersebut, kemudian dilakukan perbaikan dan dinyatakan baik jika sudah
disetujui pengawas lapangan. Biaya perbaikan menjadi beban Kontraktor.
3. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
4. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk ke dalam lobang sparing yang
disiapkan untuk pekerjaan instalasi listrik dan instalasi lainnya.
5. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, harus selalu dalam keadaan bersih.
PASAL 14
PEKERJAAN LANTAI
Lingkup Pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta Gambar rencana.
Pekerjaan Lantai yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan pasangan Keramik anti slip pada semua lantai toilet.
2. Pekerjaan Keramik border pada Teras
3. Pekerjaan Keramik Polos pada semua ruangan kecuali yang dipasang keramik corak.
4. Semua Type , Corak , Ukuran dan Bentuk sesuai dengan gambar rencana , kecuali
ditentukan lain oleh pengawas dan direksi.
5. Kontraktor diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang
khususnya diseleksi kualitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas lapangan.
Lantai keramik dipasang pada semua ruangan bagi penggunaan yang umum, toilet, dan
daerah basah lainnya seperti yang ditentukan didalam gambar. Keramik yang dipakai
harus memenuhi syarat uji keramik menurut SII ,
1. 30 X 30 lantai dan 30x60 cm untuk Dinding KM/WC, Setara Mulia
2. 60 X 60 cm. untuk lantai pada umumnya , Setara Mulia
3. Untuk Tangga 30 x 30 keramik tekstur, setara Mulia
4. Bahan dasar: Keramik
5. Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.
Pelaksanaan :
1. Adukan untuk alas/sambungan : 1 pc + 2 pasir.
2. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain, permukaan harus
water pas, kecuali dinyatakan lain pada gambar rencana.
3. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
4. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari
setengan ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dilakukan dengan
mesin potong keramik dengan kondisi baik.
5. Keramik hasil potongan harus di gerinda agar permukaan potongan rata dan halus.
Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya untuk penyelesai-
an pekerjaan pelapis dinding luar sesuai yang tercantum dalam gambar kerja.
Pekerjaan pasangan dinding Keramik pada semua dinding toilet, ruangan Pantry/Dapur.
Keramik adalah produksi Roman, Mulia atau setaraf, yang memenuhi syarat mutu SII
0583 - 81 dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Ukuran : 25 X 40 cm.atau yang ditentukan di RAB
2. Penampilan permukaan : tidak adanya keretakan rambut.
3. Warna keramik corak ,keramik setara MULIA
4. Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.
Pemasangan.
Keramik dipasang dengan adukan semen, pasir dan air dengan campuran 1pc + 2ps.
Penggunaan semen pasir dan air dalam seluruh hal harus memenuhi ketentuan.
1. Dinding beton yang akan ditempel keramik dipahat terlebih dahulu agar adukan
dapat mengikat dengan beton
2. Dalam keadaan setengah kering digores dengan sisir seng.
3. Sebaiknya pemasangan keramik dimulai setelah plesteran umurnya 7 hari sambil
disiram secara berkala.
4. Ketebalan adukan 2,5 cm dan dibuat naat maksimal 3 mm.
5. Pemasangan naat-naat keramik harus saling tegak lurus, dengan permukaan
keramik tidak bergelombang dan cacat lainnya.
6. Jika terjadi pemotongan harus dilaksanakan dengan alat potong khusus keramik,
hasil potongan harus rata, tidak bergerigi. Pemasangan keramik harus dilaksanakan
mengikuti petunjuk dari pabriknya.
Finishing
Setelah keramik terpasang selama 24 jam, naad diisi dengan bahan Coloured Tile Grout
dengan warna sesuai keramiknya.
PASAL 15
PEKERJAAN BETON
LINGKUP PEKERJAAN
15.1 Meliputi semua penyediaan tenaga kerja, bahan konstruksi beserta kelengkapan
untuk konstruksi beton yang memadai.
15.2 Semua pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan tersebut harus
benar-benar ahli dan tukang yang berpengalaman serta mengerti benar akan
pekerjaannya.
15.3 Untuk Pekerjaan Beton Konstruksi kontraktor harus mempersiapkan gambar kerja
(shop drawing) dan laporan hasil test uji lab jika adukan untuk adukan site mix
,berikut rencana pengecorannya minimal 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai,
serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
15.4 Pekerjaan beton meliputi :
A. Pekerjaan beton tidak bertulang meliputi :
1. Rabat Beton
2. Lantai kerja
3. Dan lain lain yang tercantum dalam Gambar dan RAB
b. Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, Lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan
yang tercantum didalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu
beton yang baik Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan
sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku .
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat
yang telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan ditempatyang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan
6. Hanya pasir beton yang dapat digunakan untuk pekerjaan beton.
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam kotoran
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Apabila diperlukan Direksi dapat meminta kepada Kontraktor untuk
memeriksakan air yang akan digunakan ke laboratorium pemeriksaan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai
dengan kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (Lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan sekualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi/baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan yang lazim dipakai untuk mengikat besi
beton/tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah
lepas,selama pelaksanaan pengecoran.
15.8 Bekisting
2. Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan 1 pc : 2 ps : 3 kr yang serasi
dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu
beton K-175 ( Site Mix ) non struktural.
b. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
c. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk
(molen beton) yang berkapasitas minimum 350 Ltr, pengadukan harus rata,
sehingga warna dan kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.
3. Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam
SNI 03-2847-2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
penggetaran berlangsung.
4. Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, Kontraktor wajib melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk pemeriksaan dan diminta persetujuannya untuk
memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton
bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (Sepuluh) hari sebelum pengecoran yang pertama
Kontraktor sudah membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites
pada laboratorium tes sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas lapangan
untuk usia 7 (Tujuh) hari. Untuk Ready mix maka Produsen yang
menyiapkan atas permintaan Kontraktor.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump
dengan kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20 cm, atas m = 10 cm dan
tinggi m = 30 cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang
sama tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m = 50 cm
sebanyak 10 kali untuk tiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu
karet. Setelah muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut
ditarik ke atas dan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula.
Untuk bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10 cm untuk non
struktur, sedangkan untuk stuktur penurunan maksimum 9 cm.
5. Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah :
1). Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2). Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3). Direksi / Pengawas Lapangan telah menerima laporan dari laboratorium
tentang karakteristik Campuran Beton untuk pengecoran.
PASAL 16
PEKERJAAN ALUMINIUM
Lingkup pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
Pekerjaan ini meliputi :
▪ Kusen Pintu dan jendela alumunium .
▪ Daun Pintu Double teakwood rangka Kayu Kelas 2 dan Jendela Rangka Alumunium.
Antara tembok/ kolom/ beton dan kusen alumunium harus diisi dengan “sealant” yang
elastis.
Bahan – Bahan
Kaca harus standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebutkan
dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik-bintik/noda-noda
lainnya.
1. Kaca untuk interior dan exterior yaitu :
a. Kaca Polos 5 mm untuk jendela rangka, jendela mati.
Pekerjaan Pelaksanaan
Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan langit- langit, lantai, penyelesaian dinding
selesai dikerjakan. Pemotongan kaca harus teliti dan sesuai dengan ukuran sehingga
dalam pemasangan tanpa ada paksaan. Seluruh pemasangan kaca digunakan silicone
sealant dari jenis yang terbaik.
1. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga pertemuan antara masing-
masing ujung rapat, tidak ada celah sama sekali.
2. Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke
dalam alur kaca pada kusen.
3. Kaca yang di dalam pemasangannya mengalami retak, tergores dan cacat lainnya
harus diganti atas biaya Kontraktor. Sealant yang digunakan sesuai dengan pasal
yang mengatur pekerjaan ini.
PASAL 17
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci &
alat penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercantum di dalam gambar.
Bahan-Bahan
1. Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
2. Pegangan (handle) dari bahan stainless steel dan solid nylon serta engsel-engsel
harus dari stainless steel dengan memakai ring nylon.
3. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu,
tiap engsel memikul beban maksimum 20 kg.
Pelaksanaan
1. Semua kunci, engsel dan door closer harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai
dicat.
PASAL 18
PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua peralatan, pekerja, bahan-bahan dan perlengkapan lainnya untuk
pekerjaan Plafond sesuai gambar-gambar dan RKS terpasang secara lengkap dan
sempurna.
Kontraktor harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang khususnya untuk
menentukan warna dan texture yang akan ditentukan kemudian.
Hasil pelaksanaan
1. Plafond harus terpasang dengan baik, permukaan harus rata, garis vertikal dan
horisontalnya harus saling tegak lurus sesuai disain.
2. Jika terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan lain, kontraktor harus
melaksanakan perbaikannya atas biaya kontraktor.
Pelaksanaan
1. Gypsum dan GRC Board dipasang pada rangka menggunakan baut.
2. Rangka Plafond menggunakan hollow 2 x 4 cm dan 4 x 4cm tebal 0,25mm. Modul
60 x 120 cm.
3. Rangka Plafond diberi penggantung ( Hanger ) dengan modul 240 x 240 m
4. Bidang permukaan bawah (dudukan penutup langit-langit) harus rata.
5. Penutup Plafond menggunakan bahan Gypsum dan GRC Board ( SII ) yang
dipasang dengan list tepi selebar 10 cm.
6. Ketinggian Plafond dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan
sebelum permukaan bawah rangka Plafond rata dan lurus, maka pemasangan
penutup Plafond tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh dipasang
setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas lapangan.
7. Hasil Pekerjaan yang tidak rata/bergelombang, harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas biaya pemborong.
PASAL 19
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Instalasi Listrik
1. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan luar bangunan sampai
menyala. Dengan test Running ( Menyala dengan baik ) selama 2 x 24 jam.
2. Pekerjaan instalasi tersebut harus di laksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.
Letak titik lampu , Stop kontak, dan Saklar disesuaikan gambar atau di
jelaskan dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c. Bola lampu :
Lampu SL + Hanger dan Armature , Lampu Downlight, Lampu RM dan penempatan type
lampu disesuaikan dengan gambar kerja.
Kualitas Bahan SII Dalam Negeri , Semua Barang dalam keadaan baru dan tidak cacat.
PASAL 20
PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan sesuai dengan RKS serta Gambar Kerja. Pekerjaan pengecatan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, hasil pekerjaan tidak menggelombang,
mengelupas, dan cacat lainnya.
Jika terjadi cacat seperti tersebut Kontraktor harus melakukan perbaikan (pengecatan
ulang). Biaya perbaikan, seluruhnya menjadi beban Kontraktor.
Bahan-Bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi ( SNI – SII ) Acrylic Emulsion.
Sifat umum :
1. Tidak berbau dan beracun.
2. Daya tutup tinggi.
3. Setara Vinilex.
Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan , tidak
pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau manajer konstruksi.
Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen/ distributor yang menyatakan bahwa
cat yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan
bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pengawas lapangan.
2. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti standard yang
ditetapkan untuk warna dan Konsultan Perencana menentukan warna pilihannya,
Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas
biaya Kontraktor. Pencampuran warna atau pemesanan dan pembuatan warna
khusus harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk
pembuatan dan pencampurannya.
Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai berikut :
1. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh pengawas lapangan
dan direksi.
2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan
lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
5. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
6. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari produsen cat tersebut.
7. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari kemungkinan terkena
dampak proses pekerjaan pengecatan.
4. Tunggu masa kering plamur sambil menunggu retak rambut susulan , jika terdapat
retak rambut susulan maka harus dilapis ulang . Setelah kering permukaan tersebut
diamplas lagi sampai rata dan halus.
5. Kemudian dicat dengan lapisan pertama 1 x .
6. Tunggu masa kering Cat, sambil diperiksa kondisi pasangan yang dicat. Perbaiki
jika ada retak rambut dan pengelupasan lapisan plamur.
7. Kemudian dicat dengan lapisan kedua 2 x .
8. Amplas ulang dan Prioritaskan Bagian-bagian yang masih kurang baik.
9. Pengecatan terakhir 3 x harus menutupi semua permukaan secara merata baik
warna maupun kualitas pengecatan.
PASAL 21
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI
PASAL 22
PEKERJAAN INSTALASI AIR
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pemipaan.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pimipaan , kontraktor harus membuat rencana
kerja.
2. Apabila ada pipa yang tertanam pada tanah , harus dilindungi pasangan ,dijaga dan
tidak boleh rusak / pecah .
3. Seluruh sambungan pipa PVC menggunakan lem dengan kualitas baik , dan
dibersihkan terlebih dahulu.
4. Pipa Yang tertanam didalam tembok harus diperkuat dengan klem , atau bisa
dilindungin /dibungkus ram kawat sebelum di isi plesteran / deicor.
5. Kontraktor harus membuat acuan jalur pipa dilapangan , dan memastikan tidak ada
pekerjaan lain yang terganggu oleh pasangan tersebut.
Bahan-Bahan
1. Semua Produk yang terpasang memiliki standarisasi ( SII – SNI )
2. Semua Jenis Pasangan sanitasi ( Closet , Washtafel , Urinoir , Dll ) dengan warna
dan tahun pembuatan yang sama.
3. Semua Produk Harus dalam kemasan yang baik dan bersegel pada saat diterima di
lokasi pekerjaan.
4. Tidak dalam keadaan cacat dan berbeda corak.
5. Pipa PVC AW Sekualitas Wavin ( ½ , ¾, 1, 2 , 3 , dan 4 “ ) dan Fitting Fitting.
6. Lem PVC Kualitas Baik.
Running Test
1. Pipa yang tertanam dalam tembok , tanah dan konstruksi lainnnya tidak diijinkan
ditutup sebelum melewati masa uji coba.
2. Setelah pekerjaan pemasangan pipa beserta sambungannya terpasang dengan
baik, seluruh instalasi diperkuat sementara.
3. Instalasi harus diuji coba / running baik pipa distribusi intake maupun out take test
dalam waktu yang cukup.
4. Apabila masih terjadi kebocoran pada sambungan pipa ada pipa yang mengalami
perubahan bentuk akibat daya hisap / daya dorong tekanan air , maka instalasi
harus di bongkar dan diganti.
5. Setelah running test dianggap baik oleh semua pihak dan instalasi bekerja dengan
baik , maka instalasi pipa boleh di perkuat permanen .
PASAL 23
PEKERJAAN RANGKA ATAP & ATAP
- Reng TS 40 (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik)
dengan spesifikasi tinggi profil 40 mm dan tebal 0,48 mm, berat 0,57
kg/m’, yang pada sisi kana kiri sepanjang profil dilipat kedalam
selebar 5mm.
b. Persyaratan Konstruksi
Komponen struktur konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga kerja
pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar
kerja dan dibuktikan dengan surat ijin memasang dari pabrik. Surat ijin
memasang atap baja ringan ini harus disertakan pada saat pemaparan
produk.
PASAL 24
PEKERJAAN INSTALASI AIR HUJAN
Saluran air hujan terbuka di atas tanah konstruksi grevel dan tertutup dibuat dari pipa
beton dipasang dengan pemasangan bata sesuai gambar kerja. Saluran yang melalui
bawah jalan atau tempat parkir dibuat dari beton dengan persyaratan struktur yang
diizinkan. Pembuatan saluran air hujan dan drainase harus diperhatikan kemiringan
saluran minimal 1 % (satu persen). Saluran air hujan ini harus disesuaikan dengan
saluaran yang ada saat ini.
1. Saluran Grevel sesuai gambar kerja dan RAB.
2. Kemiringan Jalur air harus diperhatikan sebaik mungkin, agar tidak terjadi genangan
pada pasangan.
3. Pada sudut pertemuan dipasang bak kontrol dengan ukuran seuai gambar.
4. Setiap sambungan gravel diisi adukan trassram ( 1pc : 2 ps )
PASAL 25
KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
PASAL 26
PEMBERSIHAN SISA MATERIAL DAN PERAPIHAN
PASAL 27
PENUTUP
Untuk mencapai hasil pekerjaan yang baik pada setiap pekerjaan kontraktor harus
memperhatikan :
1. Gambar Kerja
2. Rencana Anggaran Biaya
3. Rencana Kerja dan Syarat syarat
4. RAB , tentang Volume , kualitan dan Kuantitas Pekerjaan yang harus dikerjakan.
5. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak menjadi tanggung jawab
penuh Kontraktor.
6. Metode Pelaksanaan yang diusulkan Kontraktor dan peraturan pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh supplier bahan.
7. Kordinasi dengan pengawas lapangan dan direksi secara periodik pada setiap tahap
pelaksanaan pekerjaan untuk menghindari kesalahan yang fatal.
8. Penempatan Tenaga Ahli yang memenuhi persyaratan.
9. Pembelanjaan Material yang sesuai dengan Spesifikasi.
10. Menjaga Keamanan dan Ketertiban didalam lokasi kegiatan dan sekitarnya.