METODE PELAKSANAAN
PENDAHULUAN
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas seperti yang dinginkan pemberi tugas seperti apa yang telah
dijelaskan Dokumen Lelang, Kontraktor telah menyiapkan metodologi yang akan memberikan pelaksanaan
terbaik dan tetap sesuai dengan kebutuhan untuk pekerjaan “PEMBUATAN PAGAR DI SPU/PPP UKUI PT.
Pertamina Asset I Lirik”.
Secara umum, strategi yang akan digunakan kontraktor dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Pelaksana PEMBUATAN PAGAR DI SPU/PPP UKUI PT. Pertamina Asset I Lirik adalah meliputi:
pengenalan dan pemahaman terhadap pekerjaan, yang diikuti dengan penguraian rencana kerja
secara mendetail, kemudian pelaksanaan pekerjaan dan diakhiri dengan penyelesaian pekerjaan. Hal
tersebut digambarkan dalam Bagan Alir 0.1 berikut:
PEDEFINISIAN PEKERJAAN
PENYUSUNAN
RENCANA KERJA
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PENYELESAIAN
DAN PENYERAHAN PEKERJAAN
Aktivitas utama yang dijalankan pada tahap pendefinisian pekerjaan akan berupa:
• Menetapkan/menentukan tujuan pekerjaan
• Mendapatkan gambaran umum terhadap pekerjaan
• Menentukan dan menyusun tim yang tepat untuk pekerjaan
• Mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul
2.2.1 Umum
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Kontraktor dalam Pekerjaan " PEMBUATAN PAGAR DI
SPU/PPP UKUI PT. Pertamina Asset I Lirik ” mempunyai lingkup pelayanan jasa kontraktor
yang meliputi Tugas Pelaksanaan pekerjaan dan Tugas Pelaporan. Karena itu perlu disusun
suatu sistem manajemen pengendalian dan pelaksanaan pekerjaan sehingga tugas-tugas yang
dibebankan tersebut dapat terpenuhi dan pada akhirya kegiatan dapat diselesaikan dengan
tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
TAHAP MOBILISASI
TAHAP KONSTRUKSI
Mempersiapkan apa yang diperlukan untuk aktivitas konstruksi sehingga pada saat
dimulainya aktivitas konstruksi tidak terdapat permasalahan yang dapat
menghambat aktivitas tersebut.
Untuk kepentingan ini, pihak kontraktor akan menugaskan staf ahli yang tepat
untuk melakukan review terhadap data yang ada. Dan review ini diharapkan
akan dapat dibuat jadwal kerja dan sistem monitoring yang tepat.
Kontraktor akan membuat data mengenai peralatan konstruksi yang akan dibawa
ke lapangan. Data ini harus berisi tanggal kedatangan, tipe, ukuran, kapasitas,
kekuatan dan jumlahnya. lnformnasi ini akan dinilai apakah seluruh peralatan
tersebut cocok untuk jenis pekerjaan yang dilakukan dan sesuai dengan yang
diperlukan dalam pelaksanaan.
Contoh material yang akan digunakan diajukan agar diteliti terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa material tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan.
Personil kontraktor yang bertugas di proyek akan diajukan dan dinilai oleh
Pimpinan/ Bagian Kegiatan dan Konsultan meliputi nama, posisi yang diusulkan,
umur dan informasi lainnya.
Hal lain yang perlu dilakukan pada tahap mobilisasi akan ditentukan kemudian.
Tahap Konstruksi
Tujuan utama dari kegiatan pelaksanaan adalah memastikan agar maksud dari
gambar rencana dapat dilaksanakan secara baik dan mengantisipasi penyesuaian
dilapangan secara awal untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pada tahap konstruksi ini, kontraktor akan melakukan pekerjaan, yang meliputi :
Kontraktor akan memonitor secara terus menerus pekerjaan, untuk menjaga agar
pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui.
4. Rapat Rutin
Pada akhir masa pemeliharaan akan mengajukan sertifikat Final Hand Over (FHO)
setelah melalul inspeksi yang dibantu oleh konsultan.
(3). Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai yang disyaratkan (Pengendalian Mutu)
Secara umum kegiatan pengendalian mutu pada pekerjan ini dapat dilihat pada
Bagan Alir 03. Pada bagan alir tersebut digambarkan bagaimana langkah-
langkah yang akan dilakukan kontraktor dalam pengendalian mutu, baik mutu
material yang dipakai maupun mutu pekerjaan yang dihasilkan.
Pemeriksaan
Mutu Bahan, Sesuai Spesifikasi ?
(Hasil Test)
YA
Pengujian Mutu
Selama Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeriksaan
Mutu Pekerjaan, Sesuai Spesifikasi ? TIDAK Perbaikan
Pada dasarnya untuk uji kendali mutu dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut:
Uji kendali mutu di lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut akan diadakan
pengujian/tes lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan
pengujian
Apabila hasil pekerjaan atau material ataupun komponen yang terkait dengan
proyek menyimpang dari yang dipersyaratkan, kontraktor akan memperbaiki
hasil perkerjaan yang tidak sesuai tersebut tanpa adanya penundaan.
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang
ditandatangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka
keselamatan kerja dari semua tenaga kerja yang terkait menjadi faktor utama
dari kelancaran progres yang hendak dicapai.
Perambuan darurat
Laporan akan kami kerjakan secara periodik. As built drawing dibuat pada kertas
ukuran A3, dan rekamannya dibuat sebanyak yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
5 . Kegiatan pelaporan
Pada bagian yang dilaporkan mengenal kegiatan kontraktor akan kemajuan fisik.
Laporan Bulanan
Laporan ini dibuat setiap akhir bulan dengan menggunakan bentuk standard
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja menunjukkan kemajuan fisik.
Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat setiap akhir minggu.
Laporan ini dibuat berisi ringkasan kemajuan pekerjaan.
As Built Drawing
Pada saat berakhirnya masa kontrak, kontraktor akan menyerahkan As Built
drawing.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan “PEMBUATAN PAGAR DI SPU/PPP UKUI PT. Pertamina Asset I Lirik”
yang kami rencanakan adalah 120 (seratus dua puluh) hari dan kami uraikan pada Lampiran Jadwal
pelaksanaan Pekerjaan.
b. Pembersihan dan pembongkaran serta bobok bangunan yang lama ; Pembongkaran pagar yang
lama, membuangan sampah dan hal-hal yang tidak diperlukan untuk pekerjaan.
d. Penyediaan air; dilakukan untuk menyediakan air yang dibutuhkan untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan.
e. Penyediaan listrik; dilakukan untuk menyediakan listrik yang dibutuhkan untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan.
Dimana pelaksanaan pekerjaan pagar Preast dan Pagar Harmonika dailksanakan secara bersamaan
denagn kelompok pekerja yang berbeda.
A. KENDALA
Munculnya kendala dalam pelaksanaan pekerjaan adalah sebuah keniscayaan. Baik dari factor alam
maupun human error (manusia).
Memungkinan kendala dan permaslahan yang akan muncul antara lain :
1. Cuaca (Hujan), sehingga akan menyulitkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Tenaga Kerja, Kendala yang ditimbulkan dari tenaga kerja juga sangat mungkin terjadi. Sebagai
mahluk sosial tentu ada hal-hal yang menyebabkan tenaga kerja terkadang tidak seperti yanng
diharapkan dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Material Pabrikan (Work Shop), Panel Pagar Precast biasanya di buat berdasarkan orderan dan
jarang sekali ready stock. Sehingga proses pembuatan juga terkadang menjadi kendala apalagi
dalam jumlah yang lumayan banyak.
B. SOLUSI
Kendala yang timbul bukan berarti tdak bisa diatasi, guna mengatasi kendala-kendala yang mungkin
timbul Kontraktor Pelaksana menggunakan stategi penanganan sebagai Berikut :
1. Memaksimalkan Tenaga Kerja baik dari segi jumlah maupun keterampilan.
2. Menyediakan peralatan kerja (Concreate Mixer/Molen, Generator Set, Water Pump, Kereta
Sorong, Triport pengangkat) yang cukup dan sesuai sehingga dapat menunjang kelancaran
pekerjaan.
3. Monitoring secara terus menerus material Pabrikan (Work Shop) dan bila perlu melakukakan
pemesanan material pabrikan dari bebberapa Work Shop atau Suplyer.
4. Selalu menjaga ketersediaan Material On Site, sehingga para pekerja dapat bekerja secara
maksimal.
c. Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi
areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar
galian tetap kering, oleh karenanya Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap
dengan perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.
2.Penimbunan
a. Penimbunan Kembali
Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan harus sesuai dengan
gambar rencana. Material untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
Bila tidak dicantumkan di dalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan
pondasi beton, dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug 5 cm (setelah disirami,
diratakan, dan dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan
b. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun sampai
ketinggian yang ditentukan, tanah timbun harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput,
akar-akar dan lainnya).
B. PEKERJAAN PONDASI
1.Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu gunung/batu belah, seperti yang
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2.Persyaratan Bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang diuraikan
dalam pasal pekerjaan pasangan batu belah/batu gunung.
3.Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran untuk as-as pondasi sesuai
dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan
gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurnag jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu gunung didasari dengan pasangan batu kosong
(Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
d. Pemilihan dan penempatan
Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lainnya
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum pasangan batu
dipasang.
Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun dan dasarnya
harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen diletakkan.
Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan ruang
diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus disusun pararel
dengan muka dinding dimana batu disusun.
e. Dasar dan hubungannya
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan
masuk ke dalam mixer.
Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat ijin tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran
Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yang terpasang pada daerah yang
akan dicor.
Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai
struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr yang
dicetak dan dicor berdasarkan ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari beton
rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari yang diperhitungkan,
acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama keadaan tersebut
terus berlangsung.
Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya telah
dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik hasil pengecorannya.
3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < Ø12 mm
digunakan U 24 dan besi dengan ukuran Ø14 mm digunakan U 32.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan
atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka :
Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengirangi pembesian yang
tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi
untuk informasi.
Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
perencanaan konstruksi.
Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dilakukan dengan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi.
Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang
berdekatan dengan catatan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah
overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian pengetar.
Toleransi besi :
Diameter, ukuran sisi
Variasi dalam berat
(jarak antara dua diameter Toleransi
yang diperbolehkan
permukaan yang berlawanan)
4. Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi terus
menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang
beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan
karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan
merendam atau (menggenanginya) dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yang akan diberi lapisan waterproofing pambasahan terus menerus
juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi
kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.
Tidak diperkenankan untuk menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat
penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1
(satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya
dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yang dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai
pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-
proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan di atas dan sesuai dengan Gambar Kerja yang diberikan. Kehadiran Direksi/Konsultan
Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau Konsultan Perencana yang sejauh mungkin
melihat/mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.
Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen
(cement mortar) setelah permukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan akan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti
dengan pembetonan kembali atas biaya Pemborong.
8. Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portland yan digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8
tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali
mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam
keadaan :
Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setara dengan
mutu semen yang telah dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar semen
tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen yang baru masuk harus dipisahkan dari semen yang telah
ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Agregat
Semua agregat yang akan dipakai harus bersih, keras dan awet, serta memiliki karakteristik
seperti yang disyaratkan di bawah ini. Agregat dapat berasal dari galian, sungai atau
sumber-sumber lainnya, harus diperiksan dalam pengujian material di lab beton. Penentuan
jumlah agregat dalam beton (kg/m3) berdasarkan pada kadar air bebas dan berat jenis
relative dari kombinasi agregat, dimana ini berkaitan dengan ukuran maksimum agregat dan
ruang workabilitasnya.
Agregat halus
Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau campuran keduanya yang
memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ayat 3.2. SII. 0052-80. Agregat halus yang
dipakai harus memiliki butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur serta
bahan-bahan organis. Ukuran dari agregat harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa diatas ayakan 4 MM harus minimum 2 % berat
Sisa diatas ayakan 2 MM harus minimum 10 % berat
Sisa diatas ayakan 0,25 MM harus minimum 80 % - 90 % berat
Agregat kasar
Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras, padat, awet, dan bebas
dari lumpur, tanah liat, pasir halus atau bahan organis, serta harus memenuhi ketentuan
yang tercantum pada ayat 3.2. SII.0052-80, butir-butirnya harus kasar, bersih dan tidak
berpori dengan jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari 20%. Agragat kasar yang dipakai
harus bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif alkali.
Ukuran dari agregat kasar yang diapaki harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa ayakan 31,5 MM harus 0 % berat
Sisa ayakan 4 MM harus 90 % - 98 % berat
Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah 10 %.
c. Air
d.Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan lelah
karakteristik minimum 24 Kg/cm2 untuk ukuran < 14 mm dan baja sedang dengan mutu U-
32 (tegangan lelah karakteristik minimum 32 Kg/cm2 untuk ukuran 14 mm. Daya lekat
baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi
beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus
dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka
dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan
yang diakibatkan penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
12. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk
dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi.
Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus
dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan.
Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi
dari 1,5 m.
2. Pesyaratan Bahan
Untuk kusen pintu menggunakan kayu kelas I (damar, merbau).
Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
Kayu yang digunakan harus benar-benar kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Kusen Kayu
Ukuran kayu untuk kusen kayu adalah 5/15 cm (ukuran setelah jadi dibuat).
Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan pen kayu keras sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri
dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
Setiap kusen pintu harus dilengkapi anker minimal 3 buah untuk kiri dan kanan kusen
yang melekat pada tembok, dan dilengkapi dork yang dianker ke dalam neut beton.
Semua bidang kusen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat alur-alur kapur,
kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat meni 2 (dua) kali, daun pintu dibuat
dengan kayu kelas II sesuai dengan detail.
Daun Pintu
Daun pintu dibuat dengan kayu kelas I dan kontraktor memesan langsung pada tempat
khusus pembuat pintu atau pada toko. Tidak membuat sendiri di lapangan kerja.
2.Dinding Bata
Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,
Persyaratan Adukan
a. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
b. Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam
pasal beton betulang.
Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
o Pasangan kedap air (1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas sloof antara
35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150
cm dari permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(toilet, kamar mandi dan WC).
o Pasangan dinding penahan tanah emperan keliling bangunan.
o Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada di atas pasangan kedap air tersebut.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
f. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup
yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah pemasangan.
g. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
Dinding dibasahi dengan air.
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
Pelaksanaan
Pelaksanaan rangka atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Pedoman pelaksanaan
a. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku ulir
(paku khusus untuk atap).
b. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
c. Alur seng harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan
akan rapi.
d. Bubungan ditutup dengan rabung genteng metal tebal 0.30, tindisan antara satu
lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan
persyaratan pabrik minimal 10 cm.
e. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran.
G. PEKERJAAN PLAFOND
1.Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit, peralatan dan konstruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan plafondnya, sesuai RKS dan gambar kerja.
2.Pesyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk penutup plafond bagian dalam ruangan dan selasar
digunakan plafond PVC dengan ketebalan 6mm.
b. Rangka plafond induk menggunakan furing almanium kualitas baik dan untuk rangka
pembagi digunakan bahan yang sama.
c. Untuk memasang rangka plafond menggunakan jenis self embebed head dan self tapping
dengan diberi anti karat jenis electro-plating.
d. Untuk bagian plafond yang bersinggungan dengan bidang dinding ditutup dengan
menggunakan profil dari jenis bahan yang sama dengan penutup plafond
3.Persyaratan Pelaksanaan
Persiapan dan Pemasangan
Tempat penggantungan rangka plafond (biasanya terdiri dari plat beton, balok atau struktur
lainnya) harus dapat mendukung beban minimum 38 kg/m2. urutan pemasangan umumnya
adalah :
Buat garis (marking line) ketinggian plafond pada sekeliling dinding.
Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dikaitkan pada kaki
kuda-kuda baja ringan. Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari furing kualitas
terbaik ke kaki kuda-kuda. Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan dengan
pemasangan rangka pembagi dari bahan yang sama.
Pembagian modul jarak anatara rangka induk ke rangka induk dan rangka pembagi ke
pembagi adalah 1 x 1 m.
Atur ketinggian main-runner pada level yang dikehendaki dengan patokan garis marking
dan memebentuk bidang datar yang sempurna.
Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
Penutup Plafond dari bahan asbes PVC dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan
Srew khusus yang sesuai. Hasil akhir harus waterpass, apabila ada penutup plafond
yang cacat, pecah harus diganti dengan yang baru.
Sambungan antar lembar plafong arah memanjang meggunankan profil sambungan dari
bahan dan kualitas yang sama dengan penutup plafong.
Terakhir pada tepi bidang dipasang profil plafond, sesuai dengan jenisnya yang tertera
pada RAB.
3.Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu
yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw)
dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan
jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel di atas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa
PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai
dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus
disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direksi, pemborong boleh menunjuk pihak
ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur
yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN) Pemborong tetap bertanggung jawab
penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya
pengujian dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam
secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini manjadi tanggung
jawab kontraktor.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus
melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar instalasi
yang bersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian dari P.L.N.
2. Pesyaratan Bahan
Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari Stainlees ukuran 4” dan 3” kualitas baik.
Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) yang berkualitas baik. Grendel dan hak angin
berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah dibagian atas, bawah dan tengah setiap lembaran daun
pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk aluminium dan dilakukan dengan alat khusus untuk
kusen aluminium.
b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh
terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan,
maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang
disyaratkan atas biaya Kontraktor.
d. Grendel 1 (satu) buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
e. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke
daun jendela harus menggunakan mur (atau sejenis) seperti tersebut pada ayat pasal ini.
J. PEKERJAAN CAT
1.Lingkup Pekerjaan
a. Cat minyak untuk bahagian kayu yang nampak.
b. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
2.Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Cat kayu Avian atau setara.
b. Cat tembok Paragon atau setara.
3.Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut :
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digososk dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
K. PEKERJAAN FINISHING
Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan pembersihan akhir lokasi pekerjaan dari sampah dah
material sisa pekerjaan sehingga pada saat serah terima pekerjaan lapangan pekerjaan sudah bersih
dari sampah dan sisa material yang dapat mengganggu.
EFENDI
Direktur