Anda di halaman 1dari 22

METODE PALAKSANAAN

UMUM
Program : Pengelolaan Ruang Laut
Kegiatan : Rekonsiliasi Lahan Tambak
Lokasi : Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten
Pamekasan
Tahun Anggaran : 2017

Data-data yang perlu diketahui oleh Kontraktor Pelaksana


sebelum dilaksanakannya pekerjaan ini adalah :
1. Data Situasi Lapangan.
 Keadaan lokasi pekerjaan.
 Situasi dan Kondisi serta elevasi existing awal tanah.
 Peraturan-peraturan yang berlaku pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
2. Data Konstruksi.
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Risalah Aanwijzing).
 Gambar Kerja.

Data Situasi Lapangan.


 Keadaan lokasi pekerjaan, untuk mengetahui situasi dan
kondisi lapangan yang sesungguhnya baik berupa kontur
ketinggian (elevasi), super elevasi, kondisi tanah
(struktur tanah) dan lain-lain. Metode yang dilakukan
adalah dengan mengukur situasi lokasi dengan
menggunakan alat-alat pengukuran antara lain
Theodolite, bak ukur, meteran dan patok-patok kayu.
Untuk mengetahui lebih mendetail mengenai keadaan
lokasi pekerjaan metode yang digunakan adalah
konsultasi dengan Pemberi Tugas / Direksi Teknik
beserta staf-staf yang berwenang, Perencana, Pengawas
serta wawancara dengan masyarakat sekitar.
 Quarry material terdekat, material terdekat penting
untuk diketahui agar dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan Kontraktor mendapat dropping material yang
memadai sesuai dengan kendali mutu. Untuk itu sebelum
memutuskan dropping material dari quarry, diambil
semple terlebih dahulu untuk diteliti sehingga didapat
Kualitas material sesuai speksifikasi yang diinginkan.
 Peraturan-peraturan yang berlaku pada saat pelaksanaan
pekerjaan, yang dimaksud dengan peraturan-peraturan
disini adalah peraturan-peraturan yang harus ditaati
oleh Kontraktor, baik itu peraturan-peraturan dari
Pemerintah Republik Indonesia, Departemen Pekerjaan
Umum, Pemda setempat, serta peraturan-peraturan dari
instansi lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan.

Data Konstruksi.
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta berita
acara penjelasan pekerjaan (risalah aanwijzing), yang
dimaksud disini adalah untuk mengetahui kejelasan dari
pelaksanaan suatu proses pembangunan diperlukan rencana
kerja dan syarat-syarat dimana didalamnya terurai
posisi bagaimana jalannya suatu pelaksanaan pekerjaan.
Pada umumnya rencana kerja dan syarat-syarat dibagi
atas beberapa bab dan butir-butir yang memuat
permasalahan mengenai :
 Jenis / mutu bahan yang digunakan.
 Cara-cara pelaksanaan pekerjaan.
 Waktu pelaksanaan dan cara-cara pembayaran.
 Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh
Kontraktor.
Disamping rencana kerja dan syarat-syarat tersebut
diatas Kontraktor juga harus mengetahui berita acara
penjelasan pekerjaan (risalah aanwijzing) yang
didalamnya termuat perubahan-perubahan dari butir-butir
rencana kerja dan syarat-syarat.

Gambar Kerja.
 Kontraktor haruslah meneliti dan menguasai terlebih
dahulu Gambar Kerja dan mampu menyusun gambar kerja
(shop drawing) sebelum dimulainya pekerjaan.

PENDAHULUAN

Metode pelaksanaan ini kami sajikan untuk memberi gambaran


secara umum langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan
“Rekonsiliasi Lahan Tambak” serta pemecahan masalah-masalah
teknis yang mungkin timbul berkaitan dengan pelaksanaannya.
Dalam melaksanakan pembangunan suatu proyek, baik besar maupun
kecil, kami selalu menginginkan hasil dengan kualitas yang
baik yang memenuhi syarat spesifikasi, selesai tepat waktu,
aman dalam pelaksanaan dan dengan biaya yang serendah mungkin.
Untuk mencapai hasil tersebut diterapkan sistem pengawasan
yang disebut Total Quality Control (TQC). Dalam metode TQC
tersebut ada 4 (empat) unsur pokok, yaitu : Quality, Cost,
Delivery dan Safety. Keempat unsur pokok tersebut saling
berintegrasi sebagai berikut :

Safety

Quality

Cost Delivery

TOTAL QUALITY CONTROL (TQC)

Agar pelaksanaan proyek berjalan lancar, maka keempat unsur


tersebut harus berjalan seimbang. Jika salah satu unsur
tersebut timpang, maka akan menyebabkan kegagalan dalam
mencapai hasil yang diterapkan.
Untuk mengontrol keseimbangan unsur tersebut, diperlukan
Management Control (MC) yang prinsipnya adalah sebagai
berikut:

a. Kontrol terhadap pekerjaan saat ini (yang sedang


dilaksanakan)
b. Kontrol terhadap perbaikan cara kerja yang sudah ada.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk Management Control


adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)
2. Pelaksanaan (Doing)
3. Pemeriksaan hasil yang didapat (Checking)
4. Tindakan yang akan diambil (Action)

1. Perencanaan (Planning)
Sebelum memulai pekerjaan perlu kita rencanakan terlebih
dahulu secara matang agar dicapai hasil yang maksimal.
Dalam kegiatan ini termasuk dalam kegiatan persiapan,
diantaranya penyusunan rencana kerja, penyusunan personil
dan persiapan peralatan. Jadwal kegiatan (Time Schedule)
akan kita persiapkan secermat mungkin, termasuk plotting
personil dan peralatan.
2. Pelaksanaan (Doing)
Setelah kita menyusun suatu rencana kerja, selanjutnya kita
lakukan pelaksanaan sebagai penjabaran dari hasil
perencanaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kita sesuaikan
dengan rencana yang kita susun. Jika terpaksa suatu ketika
kita harus mengerjakan suatu kegiatan yang di luar rencana,
maka kita segera melakukan kontrol terhadap rencana semula.
Apabila kegiatan tersebut tidak menganggu dengan rencana
semula maka pelaksanaan dapat kita lanjutkan. Tetapi jika
kegiatan tersebut mengganggu rencana semula maka perlu kita
lakukan redesign (perubahan rencana)

3. Pemeriksaan hasil yang didapat (Checking)


Setiap selesai melakukan kegiatan selalu kita lakukan
pemeriksaan terhadap apa yang telah kita kerjakan. Baik itu
kegiatan harian, mingguan maupun bulanan. Dengan adanya
pemeriksaan rutin kita harapkan pelaksanaan pekerjaan bisa
tercapai dengan maksimal. Seperti telah dijelaskan diatas
bahwa penyelesaian pekerjaan yang on time sesuai schedule
belum merupakan kegiatan yang terbaik, sebab suatu saat
dalam satu periode, pelaksanaan tidak mencapai rencana /
under time schedule. Dengan demikian harus ada cadangan
prestasi pekerjaan.

4. Tindakan yang akan diambil (Action)


Dari hasil pemeriksaan / Checking akan kita simpulkan dan
kita diskusikan langkah-langkah apa yang akan kita lakukan
selanjutnya. Bila hasil pelaksanaan dari periode tersebut
telah mencapai rencana, maka akan kita cari celah-celah
mana yang bisa diterobos untuk meningkatkan hasil kerja
berikutnya. Tetapi jika hasil pelaksanaan pada periode
tersebut gagal mencapai rencana, kita koreksi apa penyebab
kegagalan tersebut dan bagaimana penyelesaiannya. Dengan
demikian pelaksanaan periode berikutnya akan kita
tingkatkan. Kalau perlu kita tambah sarana / prasarana
penunjang yang diperlukan untuk mencapai rencana tersebut.
Keputusan yang diterapkan dalam suatu proyek akan berbeda
untuk proyek yang lainnya. Hal ini tergantung dari
permasalahan yang ada dari suatu proyek yang berbeda-beda.
Jadi sebelum mengerjakan suatu proyek, akan kita pelajari
dahulu karakteristik permasalahannya, baik permasalahan
teknis maupun non teknis.
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari metode pelaksanaan ini adalah memberikan suatu


gambaran tentang pemahaman terhadap situasi pekerjaan,
ketepatan dalam menganalisa langkah pelaksanaan, dan pemahaman
terhadap prosedur pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan agar
didapatkan hasil pekerjaan yang tepat mutu, tepat waktu dan
tepat guna sesuai gambar rencana, berdasarkan suatu kajian
yang terperinci dari hasil inventarisasi selama mengadakan
survey lapangan.

PEKERJAAN PERSIAPAN PRASARANA DAN PENUNJANG

Lingkup dari pada pekerjaan persiapan prasarana dan penunjang


antara lain :
a. Manajemen proyek dan administrasi
b. Pembuatan Direksi Keet dan gudang sementara
c. Keamanan proyek
d. Papan nama proyek
e. Pengadaan tenaga listrik penerangan
f. Peralatan dan perlengkapan kerja
g. Pelaksanaan Mutual Check
h. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Uraian penjelasan untuk langkah langkah atau tahapan pekerjaan


persiapan tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Persiapan manajemen dan administrasi


Pada tahap persiapan manajemen dan administrasi, kami
akan mengadakan pengelolaan manAjemen pelaksanaan
pekerjaan, dengan mengurus segala hal yang berhubungan
dengan tanggung jawab kami terhadap kontrak ini, termasuk
semua pengurusan dan perijinan administrasi yang menjadi
tugas dari kami selaku penyedia jasa yang antara lain
adalah :
a. Penyediaan dokumen lengkap dengan gambar gambar
b. Gambar pelaksanaan / Shop drawing
c. Gambar terlaksana / As built drawing
d. Pemeriksaan dan pengujian bahan
e. Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan

2. Pembuatan Direksi Keet dan gudang sementara


Kami akan membuat kantor direksi (Direksi Keet) serta
ruang rapat berikut fasilitas kerja untuk pemberi tugas
dan Konsultan Pengawas di lokasi proyek. Kami juga akan
menyediakan suatu ruangan atau bangunan khusus yang
nantinya akan digunakan sebagai tempat untuk :

a. Menyimpan barang dan material dengan tujuan untuk


menjaga material dari segi keamanan serta dalam segi
mutu dan kualitas material tersebut.
b. Sebagai tempat kerja bagi pelaksana serta untuk
mengatur manajemen pelaksanaan proyek.

3. Keamanan proyek dan perlindungan pekerjaan


Kami akan menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan,
antara lain dengan jalan pengadaan penerangan, system
manajemen dan perlindungan terhadap pekerjaan baik
sebelum dan sesudah dikerjakan.

4. Papan nama proyek


Pada bagian depan akan kami pasang papan nama proyek yang
berfungsi sebagai pemberitahuan mengenai nama proyek,
jangka waktu pelaksanaan, dll.

5. Pengadaan tenaga listrik (penerangan kerja, daya listrik


dll)
Kami akan mengusahakan pengadaan listrik yang akan
digunakan sebagai alat penerangan dalam bekerja terutama
untuk pekerjaan yang dilakukan pada malam hari serta
untuk alat alat kerja yang menggunakan tenaga listrik.

6. Peralatan dan perlengkapan kerja.


Kami akan segera memobilisasi peralatan kerja, tenaga dan
material yang dibutuhkan guna mendukung kelancaran
pelaksanaan pekerjaan setelah SPMK diputuskan.

7. Pelaksanaan Mutual Check


Pelaksanaan Mutual Check 0 % dilaksanakan berpedoman pada
gambar kontrak. Pelaksanaannya terdiri dari Penyedia Jasa
bersama-sama dengan Tim Mutual Check yang dibentuk oleh
PPK. Kegiatan Mutual Check adaalh sebagai berikut :
a. Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan
dengan mencocokkan kembali pada titik Bench Mark di
lapangan,
b. Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali
(Uitzet) profil memanjang dan melintang dengan
mengikuti standar Penggambaran Gambar Kontrak,
c. Membuat perhitungan volume dan RAB perubahan tambahan
atau pengurangan,
d. Setelah hasil Mutual Check diperiksa bersama dan
mendapatkan persetujuan Direksi, maka pekerjaan dapat
segera dilaksanakan.

8. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Dalam suatu proyek baik besar ataupun kecil tetap
memiliki resiko. Sebagai pengendalian resiko Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, maka kami akan menempatkan personil
petugas K3 yang bertanggung jawab dalam hal Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Tujuan kami adalah tidak ada
kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal
Accident). Identifikasi bahaya yang mungkin timbul
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian
resikonya akan dijelaskan pada Pra Rencana Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Kontrak (Pra-RK3K).

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang dilakukan pada “Rekonsiliasi Lahan Tambak” akan


dilaksanakan dalam jangka waktu pelaksanaan 90 (Sembilan
Puluh) hari kalender. Secara garis besar pekerjaan-pekerjaan
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Lahan
Pekerjaan Pengukuran merupakan pekerjaan awal yang akan
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan, pengukuran ini
menggunakan alat ukur Waterpass atau Theodolith. Lokasi
yang telah diukur dipasang patok-patok untuk menentukan
elevasi. Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai
pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibuatkan
kedalam Mutual Chek Nol (MC-0). Pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja (Sub Drawing)dan
petunjuk dari Direksi pekerjaan. Pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakanakan diukur kembali untuk mencek
hasil pekerjaan, dimana hasil pengukuran ini nantinya
dipakai sebagai Asbuilt Drawing (MC-100).

2. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah
semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi
peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket
pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan
untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti
bila pekerjaan telah selesai ke tempat semula.

Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
- Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan
personil sesuai dengan kebutuhan seperti yang
termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan.
- Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa
harus segera melaporkan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu,
direksi dapat meminta tambahan peralatan maupun
personil atas tanggungan penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
- Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi
peralatan dan personil yang dilengkapi dengan
keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang
akan didatangkan.
- Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis
kepada direksi perihal kedatangan maupun
pengangkutan kembali peralatan dan personil.
- Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi
atas setiap perubahan jadwal peralatan dan
penyediaan personil.
- Semua peralatan yang telah berada di lokasi
pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat
dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin
direksi.

3. Barak Kerja
Tahap Kedua adalah Pembuatan Barak Kerja/Gudang. Barak
Kerja/Gudang ini adalah bangunan sementara dari kayu yang
dibangun sebagai tempat penyimpanan bahan/material yang
akan digunakan, tempat rapat/koordinasi lapangan antara
pelaksana, konsultan perencana, konsultan pengawas dan
instansi terkait baik rutin ataupun koordinasi yang
sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan para
pekerja.

4. Papan Nama Pekerjaaan


1. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan
informasi mengenai proyek.
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas
persetujuan Direksi pekerjaan
3. Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
4. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi
pekerjaan.
5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

B. PEKERJAAN SALURAN

1.Pekerjaan Stripping

Stripping dilaksanakan pada permukaan tanah yang akan


dibuat tanggul/timbunan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar atau diperintahkan oleh Direksi
Metode Kerja Pekerjaan Stripping :
- Pemasangan profil yang menjadi batas pekerjaan
- Pelaksanaan pengupasan tanah menggunakan excavator,
agar lebih efektif
- Tanah hasil stripping dikumpulkan ditempat yang
ditunjukkan oleh Direksi dan dirapikan

2. Pekerjaan Galian Alur Saluran


- Galian alur saluran dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
- Galian alur saluran bagian tebing
- Galian alur saluran bagian dasar saluran
- Pelaksanaan pekerjaan dengan alat berat dalam
bentuk penggalian / pengerukan tanah / lumpur
hingga mencapai peil rencana maupun membentuk
penampang galian sesuai gambar kerja dan pengarahan
direksi.
- Penggalian dengan menggunakan metode kerja yang
menjamin stabilitas kemiringan lereng samping dan
tidak Membahayakan.

Metode Kerja Pekerjaan Galian Alur Saluran :


a. Galian akan dilakukan dari dua sisi saluran.
b. Galian menggunakan Excavator
- Untuk galian sisi sebelah kanan aliran saluran
akan dilakukan oleh excavator 1, excavator
ditempatkan diatas timbunan tanah sementara bekas
galian tebing saluran bagian kiri, hal ini
disebabkan excavator tidak dapat menggunakan
ponton (saluran sempit dan dangkal).
- Hasil galian akan ditempatkan disisi kiri aliran
saluran dan selanjutnya akan digali/diambil oleh
excavator2 untuk ditempatkan dilokasi disposal
sementara.
- Untuk galian sisi kiri aliran saluran dilakukan
oleh excavator 2 dan hasil galian ditempatkan
disisi kiri, kemudian hasil galian akan
dipindahkan oleh excavator 1 ke lokasi disposal
area sementara.
- Hasil galian didisposal area dirapikan dan
diratakan.

3. Pekerjaan Buangan Tanah ke Disposal Area

- Pengadaan lokasi buangan oleh Kontraktor dengan


mendapatkan persetujuan dari Direksi
- Metode pengangkutan diatur sedemikian rupa agar
material tanah tidak tercecer dijalan.
- Material hasil buangan ditempat pembuangan (disposal
area) dirapihkan agar tidak mengganggu lingkungan
sekitarnya

Metode Kerja Pekerjaan Buangan Tanah ke Disposal Area :

- Tanah basah/lumpur kering dipindah menggunakan


excavator
- Pindahan hasil galian ketempat pembuangan tetap yang
telah disetujui oleh Direksi
- Pindahan hasil galian tanah basah/lumpur dibuang dan
diratakan
- Tanah buangan ditimbun dengan teratur sehingga
memudahkan dalam pengukuran hasil buangan

4. Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat yang Memenuhi Syarat,


Dipadatkan

- Bahan timbunan dari hasil galian dipilih yang baik


dan disetujui Direksi
- Timbunan dilaksanakan sesuai profil yang telah
dipasang sebelumnya
- Permukaan yang akan ditimbun sudah distripping,
dibasahi atau dikeringkan sesuai kebutuhan dan
dipadatkan secara merata sampai kepadatan yang
ditetapkan
- Bilamana suatu tanggul yang sudah ada akan diperlebar
atau dinaikkan, atau keduanya atau tanggul
ditempatkan pada lereng, permukaan lereng dibuat
bertangga seperti ditunjukkan dalam gambar kerja atau
diperintahkan oleh Direksi
- Timbunan dibuat lapis per lapis dengan ketebalan yang
ditetapkan dibuat dengan kemiringan penampang sesuai
dengan perencanaan kearah luar sebagai pembuangan air
- Pemadatan dilaksanakan menggunakan peralatan yang
sesuai dan mendapatkan persetujuan Direksi, dengan
kepadatan yang diperoleh kepadatan kering maksimum
atau sesuai petunjuk Direksi

Metode Kerja Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat yang


Memenuhi Syarat, Dipadatkan :
- Material timbunan tanah sebelum dipakai harus
disetujui oleh Direksi
- Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi
tersebut kering maka perlu dilakukan penyiraman
terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah
asli dengan material timbunan
- Proses pemadatan menggunakan vibrator roller dan
apabila diperlukan dapat dilakukan penyiraman sesuai
kebutuhan
- Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes
kepadatan sebelum melanjutkan ke layer
berikutnya, apabila hasil tes telah sesuai dengan
ketentuan maka dilanjutkan dengan layer berikutnya
- Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai
dengan yang direncanakan maka dilakukan
proses perapihan/trimming pada lereng timbunan

C. PEKERJAAN BOZEM DAN PEMINIAN


1. Pekerjaan Galian
Galian tanah dilakukan dengan mempergunakan alat
Excavator adapun tujuan dari penggalian ini adalah untuk
merehabilitasi tanggul sehingga tidak terjadi
penyumbatan pada parit-parit asal, penggalian tanah baru
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Direksi Tenik, dan kontraktor pelaksana tidak boleh
merubah galian dari rencana awal baik dimensi parit
maupun kedalaman parit tersebut, seandainya terjadi
perubahan dilapangan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Teknik. Hasil material galian yang layak dipakai
setelah disetujui dapat dipergunakan untuk timbunan pada
sayap pintu air maupun pada oprit jembatan. Sedang
bahan-bahan organis, plastik dan lain-lain yang sifatnya
dapat membahayakan harus disingkirkan dari saluran
drainase untuk menghindari hanyut terbawa air hujan.
Hasil galian harus diratakan sebagai jalan tanggul atau
menurut petunjuk Direksi Teknik. Pada saat penggalian
dilaksanakan harus memperhatikan suplai air ke seluruh
saluran yang menyuplai kesawah-sawah sehingga tidak
terjadi kekeringan maupun kebanjiran pada daerah-daerah
tertentu, kontraktor dapat membuat coperdam untuk
mengantisipasi hal-hal tersebut diatas. Tempat tertentu
yang tidak dapat digali dengan alat harus digali dengan
tenaga manusia (manual), teruma untuk tebing dengan
kemiringan disamakan dengan galian alat.
- Pelaksanaan pekerjaan dengan alat berat dalam
bentuk penggalian / pengerukan tanah / lumpur
hingga mencapai peil rencana maupun membentuk
penampang galian sesuai gambar kerja dan pengarahan
direksi.
- Penggalian dengan menggunakan metode kerja yang
menjamin stabilitas dan tidak Membahayakan.

Metode Kerja Pekerjaan Galian:


a. Galian menggunakan Excavator
- Untuk galian sisi sebelah kanan akan dilakukan
oleh excavator 1, excavator ditempatkan diatas
timbunan tanah sementara bekas galian bagian kiri.
- Hasil galian akan ditempatkan disisi kiri dan
selanjutnya akan digali/diambil oleh excavator2
untuk ditempatkan dilokasi disposal sementara.
- Untuk galian sisi kiri dilakukan oleh excavator 2
dan hasil galian ditempatkan disisi kiri, kemudian
hasil galian akan dipindahkan oleh excavator 1 ke
lokasi disposal area sementara.
- Hasil galian didisposal area dirapikan dan
diratakan.

2. Pekerjaan Buangan Tanah ke Disposal Area

- Pengadaan lokasi buangan oleh Kontraktor dengan


mendapatkan persetujuan dari Direksi
- Metode pengangkutan galian diatur sedemikian rupa
agar material tanah tidak tercecer.
- Material hasil buangan ditempat pembuangan (disposal
area) dirapihkan agar tidak mengganggu lingkungan
sekitarnya

Metode Kerja Pekerjaan Buangan Tanah ke Disposal Area :

- Tanah basah/lumpur kering dipindah menggunakan


excavator
- Pindahan hasil galian ketempat pembuangan tetap yang
telah disetujui oleh Direksi
- Pindahan hasil galian tanah basah/lumpur dibuang dan
diratakan
- Tanah buangan ditimbun dengan teratur sehingga
memudahkan dalam pengukuran hasil buangan
3. Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat yang Memenuhi Syarat,
Dipadatkan.
Timbunah tanah adalah tanah urug setempat yang telah
disetujui oleh Direksi (Pemilik Proyek). Timbunan harus
dilakukan sampai elevasi tertentu sesuai Petunjuk
Direksi dilapangan, agar jika terjadi penurunan tidak
akan lebih rendah dari muka tanah yang
ada. Material yang dipilih sebagai bahan timbunan harus
bersih dari bahan organik.
Tanah hasil galian dapat juga dipergunakan jika
disetujui oleh Direksi sebagai material timbunan pada
sayap-sayap pintu air, hasil galian berupa akar-akar
pohon, bahan organis dan bahan-bahan yang dapat
mengganggu kesuburan tanah harus dibuang dan dikeluarkan
dari lokasi proyek.
Metode Palaksanaan ini di buat berdasarkan peraturan-
peraturan maupun spesifikasi teknik yang berlaku di
lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Depatemen
Perhubungan, Pemerintah Kota / Kabupaten dan Instansi
terkait serta peraturan pendukung lainnya.
- Bahan timbunan dari hasil galian dipilih yang baik
dan disetujui Direksi
- Timbunan dilaksanakan sesuai profil yang telah
dipasang sebelumnya
- Permukaan yang akan ditimbun sudah distripping,
dibasahi atau dikeringkan sesuai kebutuhan dan
dipadatkan secara merata sampai kepadatan yang
ditetapkan
- Bilamana suatu tanggul yang sudah ada akan diperlebar
atau dinaikkan, atau keduanya atau tanggul
ditempatkan pada lereng, permukaan lereng dibuat
bertangga seperti ditunjukkan dalam gambar kerja atau
diperintahkan oleh Direksi
- Timbunan dibuat lapis per lapis dengan ketebalan yang
ditetapkan dibuat dengan kemiringan penampang sesuai
dengan perencanaan kearah luar sebagai pembuangan air
- Pemadatan dilaksanakan menggunakan peralatan yang
sesuai dan mendapatkan persetujuan Direksi, dengan
kepadatan yang diperoleh kepadatan kering maksimum
atau sesuai petunjuk Direksi

Metode Kerja Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat yang


Memenuhi Syarat, Dipadatkan :
- Material timbunan tanah sebelum dipakai harus
disetujui oleh Direksi
- Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi
tersebut kering maka perlu dilakukan penyiraman
terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah
asli dengan material timbunan
- Proses pemadatan menggunakan vibrator roller dan
apabila diperlukan dapat dilakukan penyiraman sesuai
kebutuhan
- Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes
kepadatan sebelum melanjutkan ke layer
berikutnya, apabila hasil tes telah sesuai dengan
ketentuan maka dilanjutkan dengan layer berikutnya
- Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai
dengan yang direncanakan maka dilakukan
proses perapihan/trimming pada lereng timbunan

Pekerjaan Lubang Rembesan (Weep Holes)

1. Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk lubang rembesan terdiri
dari paralon (PVC), ijuk dan kerikil.
b. Pipa paralon harus ukuran 1.5 – 2 inch dengan
kualitas baik, tidak mudah pecah, cukup keras dan
tebalnya sesuai dengan gambar, atau yang telah
ditentukan oleh proyek.
c. Kerikil harus keras dan bersih
d. Ijuk harus kualitas baik, serat cukup panjang
berbentuk lempengan dan berwarna hitam merata. Ijuk
yang lapuk tidak boleh digunakan.

2. Pelaksanaan
a. Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan.
b. Salah satu ujung pipa paralon harus dipasang ijuk dan
diisi kerikil, diikat dengan tali ijuk atau kawat
sehingga tidak mudah lepas.
c. Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis ijuk harus
dipasang pada sisi dalam, sedangkan bagian yang
kosong dipasang pada sisi luar.
d. Banyaknya lubang rembesan harus sesuai dengan
petunjuk gambar.

D. PEKERJAAN WADUK DAN MEJA KRISTAL


1. Pekerjaan Galian
Galian tanah dilakukan dengan mempergunakan alat
Excavator adapun tujuan dari penggalian ini adalah untuk
merehabilitasi tanggul sehingga tidak terjadi
penyumbatan pada parit-parit asal, penggalian tanah baru
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Direksi Tenik, dan kontraktor pelaksana tidak boleh
merubah galian dari rencana awal baik dimensi parit
maupun kedalaman parit tersebut, seandainya terjadi
perubahan dilapangan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Teknik. Hasil material galian yang layak dipakai
setelah disetujui dapat dipergunakan untuk timbunan pada
sayap pintu air maupun pada oprit jembatan. Sedang
bahan-bahan organis, plastik dan lain-lain yang sifatnya
dapat membahayakan harus disingkirkan dari saluran
drainase untuk menghindari hanyut terbawa air hujan.
Hasil galian harus diratakan sebagai jalan tanggul atau
menurut petunjuk Direksi Teknik. Pada saat penggalian
dilaksanakan harus memperhatikan suplai air ke seluruh
saluran yang menyuplai kesawah-sawah sehingga tidak
terjadi kekeringan maupun kebanjiran pada daerah-daerah
tertentu, kontraktor dapat membuat coperdam untuk
mengantisipasi hal-hal tersebut diatas. Tempat tertentu
yang tidak dapat digali dengan alat harus digali dengan
tenaga manusia (manual), teruma untuk tebing dengan
kemiringan disamakan dengan galian alat.
- Pelaksanaan pekerjaan dengan alat berat dalam
bentuk penggalian / pengerukan tanah / lumpur
hingga mencapai peil rencana maupun membentuk
penampang galian sesuai gambar kerja dan pengarahan
direksi.
- Penggalian dengan menggunakan metode kerja yang
menjamin stabilitas dan tidak Membahayakan.

Metode Kerja Pekerjaan Galian:


a. Galian menggunakan Excavator
- Untuk galian sisi sebelah kanan akan dilakukan
oleh excavator 1, excavator ditempatkan diatas
timbunan tanah sementara bekas galian bagian kiri.
- Hasil galian akan ditempatkan disisi kiri dan
selanjutnya akan digali/diambil oleh excavator2
untuk ditempatkan dilokasi disposal sementara.
- Untuk galian sisi kiri dilakukan oleh excavator 2
dan hasil galian ditempatkan disisi kiri, kemudian
hasil galian akan dipindahkan oleh excavator 1 ke
lokasi disposal area sementara.
- Hasil galian didisposal area dirapikan dan
diratakan.
2. Pekerjaan Buangan Tanah ke Disposal Area

- Pengadaan lokasi buangan oleh Kontraktor dengan


mendapatkan persetujuan dari Direksi
- Metode pengangkutan galian diatur sedemikian rupa
agar material tanah tidak tercecer.
- Material hasil buangan ditempat pembuangan (disposal
area) dirapihkan agar tidak mengganggu lingkungan
sekitarnya

Metode Kerja Pekerjaan Buangan Tanah ke Disposal Area :

- Tanah basah/lumpur kering dipindah menggunakan


excavator
- Pindahan hasil galian ketempat pembuangan tetap yang
telah disetujui oleh Direksi
- Pindahan hasil galian tanah basah/lumpur dibuang dan
diratakan
- Tanah buangan ditimbun dengan teratur sehingga
memudahkan dalam pengukuran hasil buangan

2. Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat yang Memenuhi Syarat,


Dipadatkan.
Timbunah tanah adalah tanah urug setempat yang telah
disetujui oleh Direksi (Pemilik Proyek). Timbunan harus
dilakukan sampai elevasi tertentu sesuai Petunjuk
Direksi dilapangan, agar jika terjadi penurunan tidak
akan lebih rendah dari muka tanah yang
ada. Material yang dipilih sebagai bahan timbunan harus
bersih dari bahan organik.
Tanah hasil galian dapat juga dipergunakan jika
disetujui oleh Direksi sebagai material timbunan pada
sayap-sayap pintu air, hasil galian berupa akar-akar
pohon, bahan organis dan bahan-bahan yang dapat
mengganggu kesuburan tanah harus dibuang dan dikeluarkan
dari lokasi proyek.
Metode Palaksanaan ini di buat berdasarkan peraturan-
peraturan maupun spesifikasi teknik yang berlaku di
lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Depatemen
Perhubungan, Pemerintah Kota / Kabupaten dan Instansi
terkait serta peraturan pendukung lainnya.
- Bahan timbunan dari hasil galian dipilih yang baik
dan disetujui Direksi
- Timbunan dilaksanakan sesuai profil yang telah
dipasang sebelumnya
- Permukaan yang akan ditimbun sudah distripping,
dibasahi atau dikeringkan sesuai kebutuhan dan
dipadatkan secara merata sampai kepadatan yang
ditetapkan
- Bilamana suatu tanggul yang sudah ada akan diperlebar
atau dinaikkan, atau keduanya atau tanggul
ditempatkan pada lereng, permukaan lereng dibuat
bertangga seperti ditunjukkan dalam gambar kerja atau
diperintahkan oleh Direksi
- Timbunan dibuat lapis per lapis dengan ketebalan yang
ditetapkan dibuat dengan kemiringan penampang sesuai
dengan perencanaan kearah luar sebagai pembuangan air
- Pemadatan dilaksanakan menggunakan peralatan yang
sesuai dan mendapatkan persetujuan Direksi, dengan
kepadatan yang diperoleh kepadatan kering maksimum
atau sesuai petunjuk Direksi

Metode Kerja Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat yang


Memenuhi Syarat, Dipadatkan :
- Material timbunan tanah sebelum dipakai harus
disetujui oleh Direksi
- Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi
tersebut kering maka perlu dilakukan penyiraman
terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah
asli dengan material timbunan
- Proses pemadatan menggunakan vibrator roller dan
apabila diperlukan dapat dilakukan penyiraman sesuai
kebutuhan
- Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes
kepadatan sebelum melanjutkan ke layer
berikutnya, apabila hasil tes telah sesuai dengan
ketentuan maka dilanjutkan dengan layer berikutnya
- Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai
dengan yang direncanakan maka dilakukan
proses perapihan/trimming pada lereng timbunan

Pekerjaan Lubang Rembesan (Weep Holes)

1. Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk lubang rembesan terdiri
dari paralon (PVC), ijuk dan kerikil.
b. Pipa paralon harus ukuran 1.5 – 2 inch dengan
kualitas baik, tidak mudah pecah, cukup keras dan
tebalnya sesuai dengan gambar, atau yang telah
ditentukan oleh proyek.
c. Kerikil harus keras dan bersih
d. Ijuk harus kualitas baik, serat cukup panjang
berbentuk lempengan dan berwarna hitam merata. Ijuk
yang lapuk tidak boleh digunakan.

2. Pelaksanaan
a. Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan.
b. Salah satu ujung pipa paralon harus dipasang ijuk dan
diisi kerikil, diikat dengan tali ijuk atau kawat
sehingga tidak mudah lepas.
c. Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis ijuk harus
dipasang pada sisi dalam, sedangkan bagian yang
kosong dipasang pada sisi luar.
d. Banyaknya lubang rembesan harus sesuai dengan
petunjuk gambar.

E. PEKERJAAN PENJEMURAN, JALAN DAN PLENGSENGAN


a. Pasang Batu Gunung 1Pc : 5Ps

Batu yang digunakan berkualitas terbaik dan merupakan


bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan
kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
Semua pasangan batu gunung dilaksanakan dengan adukan
1Pc : 5Ps.

Pada saat pelaksanaan pasangan batu gunung harus


dilakukan pengukuran dilapangan dan dilaksanakan sesuai
dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada
gambar kerja.

Dalam pekerjaan Pasangan batu gunung harus diperhatikan


hal-hal seperti di bawah ini :

1. Batu gunung jangan blondos, tetapi harus pecah,


sehingga lebih stabil. Karena permukaan sentuh antar
batu gunung menjadi luas, dan lekatan antara spesi
dengan permukaan batu gunung menjadi kuat.
2. Batu gunung harus bebas dari kotoran tanah, dan jangan
batu yang porous atau secara visual kelihatan
berongga.
3. Pemasangan profil batu gunung harus sesuai dengan
ukuran /dimensi dan harus stabil. Bahan profil memakai
kayu 4/6 atau 5/7.
4. Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa
agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan
bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan
yang baik dan terlindung.
5. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi
konsrtruksi yang akan dibangun. Pasir dan semen
disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari
tanah sekitarnya).
6. Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang
memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan
adukan ke lokasi bangunan.
7. Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak –
kotak takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan
pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember
disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang
akan dibangun.

Pelaksanaan Pemasangan Batu Gunung 1 : 5


1. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan
batu, pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan
peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung
adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang
batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana
pengangkutan adukan.
2. Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai
gambar design bangunan. Dalam kotak dan hamparkan
serta ratakan pasir setebal 5-10 cm sebagai lantai
kerja.
3. Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur
(oleh juru ukur) dan minta persetujuan Direksi bila
telah selesai gambar kontrak.
4. Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur
atau tanah yang melekat serta basahi dengan air agar
ikatan dengan adukan menjadi kuat.
5. Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan
menghamparkan adukan setebal 3-5 cm, kemudian menyusun
batu diatas hamparan dengan jarak 2-3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut
agar terikat kuat dengan adukan.
6. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.
7. Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai
design/kontrak (pada dinding penahan, sayap bendung
dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang
dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang
bersamaan dengan pasangan batu.
8. Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah
horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar
kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya)
dipasang berselang-seling arah vertikal.
9. Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup
plastik agar pasangan yang masih baru tersebut tidak
rusak karena air hujan.

b. Pekerjaan Plesteran 1 : 5
a. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah
ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen,
dengan campuran 1Pc : 4Ps.
b. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan
plesteran yang sudah selesai karena susut pengerasan,
maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.

c. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah (LPB)

1. Pekerjaan dimulai dengen pemasangan batu tepi dengan


batu pecah 20/25. Batu tepi dipasang masuk ke tanah
asli dengan dalam galian 5 cm dipasang berdiri tegak
kokoh, jika perlu diberi bantalan/ganjalan kerikil agar
tidak goyang
2. Dilanjutkan dengan penghamparan konstruksi lapis
perkerasan dengan menggunakan batu pecah 15/20, setelah
batu 15/20 terpasang tegak disusun berdiri dihampar,
maka dipasang batu 5/7 sebagai batu pengunci yaitu
menutup rongga-rongga /sela-sela antar batu 10/15
sehingga tersusun badan jalan yang kompak dari batu
pecah. Batu pecah yang lebih kecil mengisi rongga
diatasnya sehingga rata dan dipadatkan dengan mesin
gilas baja.
3. Setelah semua salesai lalu diberi sirtu dan dipadatkan
kembali dengan alat berat
4. Pemadatan dilakukan sedemikian rupa sehingga batu tidak
bergerak/goyang, pemadatan dilakukan 6 (enam) kali
lintasan.

D. Pelaporan

Semua laporan yang antara lain : Laporan Harian, laporan


mingguan, dan laporan bulanan adalah merupakan tanggung
jawab daripada penyedia jasa dimana laporan tersebut harus
diketahui oleh pengawas lapangan dan direksi akan
memberikan laporan
tersebut. Apabila dinyatakan sudah benar, maka direksi
akan menandatangani laporan tersebut. Volume yang dihitung
adalah volume yang dilaksanakan sedangkan yang tidak
dilaksanakan atau bahan yang terbuang tidak boleh
dihitung.
1. Laporan harian
Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) copy laporan
harian kepada pemberi kerja (direksi) untuk mendapatkan
persetujuan. Laporan harian antara lain mencakup
tentang kondisi cuaca, staf dan pekerja yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan. droping
bahan, pekerjaan yang dipersiapkan. kecelakaan, situasi
pelaksanaan pekerjaan.
2. Laporan Mingguan
Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) copy laporan
mingguan kepada pemberi kerja (direksi) untuk
mendapatkan persetujuan. Laporan mingguan antara lain
nnencakup tentang progress prosentase tiap item
pekerjaan.
3. Laporan Bulanan
Paling lambat pada setiap akhir bulan. penyedia jasa
harus menyerahkan 3 (tiga) laporan bulanan untuk
mendaptkan persetujuan dari pemberi kerja/direksi.
Setiap akhir bulan laporan harus sudah masuk ke Dinas
Pengairan Kabupaten Pemekasan. Laporan tersebut
haruslah merekam dan menunjukkan hari-hari pelaksanaan
pekerjaan staf, pekerjaan yang dipergunakan serta
progress pembayaran dll.
Progress pekerjaan harus ditampilkan dalam bentuk
prosentase terhadap bobot total akhir pekerjaan.
Laporan harus ditampiri foto-foto berwarna dan gambar-
gambar maupun grafik yang penting dan relevan untuk
memberikan informasi dari progress pekerjaan.
Penyedia jasa harus melaporkan dengan tepat secara
tertulis kepada pemberi kerja/direksi tentang
kemunculan dari beberapa kejadian atau kondisi yang
mungkin menghambat atau menghalangi penyelesaian
pekerjaan berkaitan dengan schedule yang telah
disetujui serta langkah-langkah yang dilakukan untuk
menanggulangi hal tersebut.

E. Pembersihan lokasi Proyek


1. Setelah pekerjaan selesai 100% dan akan dilaksanakan
Penyerahan pertama (PHO), maka diwajibkan kepada
Rekanan untuk pembersihan lokasi proyek dari segala
sisa-sisa material atau bahan bongkaran serta alat-
alat bantu lainnya.
2. Barang bongkaran yang menjadi aset Pemerintah Daerah
maupun Pusat agar disetorkan Kepada Pemerintah
Kabupaten Pamekasan.
3. Hasil pembongkaran Direksi Keet sementara, menjadi
milik Rekanan dengan ketentuan.

F. Penutup

Hal- hal yang belum tercantum pada Rencana Kerja dan


syarat-Syarat (RKS) ini akan diatur atau ditentukan di
kemudian hari oleh Direksi pekerjaan. Apabila dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian
dan bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebut
perkataan atau kalimat "diselenggarakan oleh pemborong"
maka hal ini harus dianggap seperti yang disebutkan.

Pamekasan, 05 Mei 2017

Penawar,
CV. Yanaputra Mandiri

(SURYAWAN, ST.)

Anda mungkin juga menyukai