PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
SDN 007 LUBUK RAMO
LOKASI :
SDN 007 LUBUK RAMO
Oleh :
CV. KINANTAN
Pariaman
2019
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SDN 007 LUBUK RAMO
Lokasi : SDN 007 LUBUK RAMO
Thn. Angg. : 2019
I. URAIAN SINGKAT
PENDAHULUAN
Setelah mempelajari dan memahami penjelasan yang ada pada Dokumen
Pengadaan untuk paket Pekerjaan PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SDN 007
LUBUK RAMO yang bertempat di SDN 007 LUBUK RAMO maka kami susun Metoda
Pelaksanaan Kerja ini untuk memenuhi salah satu syarat teknis dalam proses
Pekerjaan ini.
UMUM
Metoda pelaksanaan ini kami susun dan ajukan berdasarkan pada aturan-aturan
pelaksanaan yang berlaku dan disyaratkan dalam RKS, dengan Jangka Waktu
Pelaksanaannya selama 75 ( Tujuh puluh Lima ) Hari Kalender. Dalam metoda
pelaksanaan ini, kami menguraikan langkah-langkah kerja yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan kerja konstruksi fisik di lapangan, meliputi hal – hal yang berhubungan
dengan Tenaga Kerja, Peralatan dan Bahan / Material yang digunakan nantinya, maka
kami dari CV. KINANTAN mencoba membuat Metoda Pelaksanaan Kerja yang
merupakan salah satu Persyaratan Teknis untuk Penawaran Pekerjaan tersebut.
Pengendalian Waktu
Pengendalian atas Waktu direncanakan dalam bentuk rapat – rapat yang
diadakan secara berkala setiap Minggu. Untuk memonitoring pengendalian
waktu proyek dilakukan dengan membuat Jadwal Pelaksanaan ( Time Schedule )
yang didasarkan atas urutan Pelaksanaan Pekerjaan dan berfungsi agar
Pekerjaan dapat berjalan lancar
Pengendalian Biaya
Pengendalian Biaya sangat tergantung pada Pengendalian Waktu, kalau waktu
tidak dapat dijadwalkan dengan baik, maka akan mengakibatkan tingginya
pembiayaan proyek. Pengendalian biaya ini terkait dengan sistem pembayaran.
TAHAP PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah di keluarkan Surat Penunjukan
Pemenang serta kontrak disetujui serta Surat Perintah Mulai Kerja Berikut Surat
Penyerahan Lapangan telah di terima oleh Pihak Kami. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak yaitu
selama 75 ( Tujuh puluh Lima ) hari kalender. Dalam pelaksanaan proyek, kami
selaku kontraktor pelaksana akan tetap mengacu pada RKS baik untuk bahan
bangunan dan mutu bangunan.
Pemilihan alat kerja yang sesuai, teknis pelaksanaan yang tepat serta
pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan menunjang performa dan progress
pekerjaan dilapangan dengan baik.
Pembahasan pada bab ini meliputi beberapa bagian dari pelaksanaan
pekerjaan, mulai dari material, peralatan, Tenaga kerja dan item pekerjaan dalam RAB
sesuai dengan dokumen kontrak.
Perusahaan kami akan menyiapkan dan menyampaikan hal hal berikut :
1. gambar-gambar, dokumen-dokumen dan informasi yang diperlukan jika hal
tersebut tercantum dalam Dokumen Kontrak kepada PPK untuk dimintakan
persetujuannya :
2. Gambar konstruksi dan gambar kerja
3. Metode pelaksanaan konstruksi
4. Data-data produk material
Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran/perhitungan bersama,
pengecekan kesiapan Lahan, proses Approved Shop Drawing dan Asbuilt
Drawing, proses usulan/persetujuan material konstruksi, dokumentasi, Quality
Control Plan (QCP), test, inspection & cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan
dan pengadaan barang / bahan, peraturan dan perijinan yang berlaku.
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan:
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek
yang terdiri dari personal inti. Team manajemen proyek membuat rancangan
urutan pekerjaan mengacu pada denah pentahapan yang ada di dalam dokumen
kontrak. Untuk selanjutnya berdasar pada urutan pelaksanaan pekerjaan
tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan item pembayaran sesuai bill of
quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk mendapatkan suatu cara
pelaksanaan yang efektif dan efisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada
dengan tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan hingga selesai
pekerjaan
Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan, bahan dan tenaga
yang disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang akan
diterapkan.
Urutan pekerjaan
Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan di
lapangan dan sangat penting dan sebagai dasar untuk memobilisasi
/demobilisasi tenaga, alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat
dibutuhkan.
Metode kerja
Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara
rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan persyaratan lain yang
dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target
produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian
mutu dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitment kontrak.
Start
Dokumen Kontrak
Pemborongan
NO
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
OK
OK NO
OK
FLOW CHART PENYIAPAN GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)
Start
ENGINEERING
Proses pengajuan/persetujuan
Pekerjaan
Check Perubahan
Gambar Pelaksanaan /
Shop Drawing
Persetujuan Direksi
Pengawas
Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan
Check
OK
repair Final
Check Approved for
Construction
issued
FINISH
Start
Dokumen Kontrak
Pemborongan
Scope Pekerjaan
tdk
Cek
Ya
Serah terima Pekerjaan
Pemeriksaan Bersama Scope Kontrak (PHO)
tdk
Cek Pemeliharaan
Ya tdk
Pelaksanaan Scope Kontrak (sesuai
Perbaikan
bagan Alir Pek. & BQ )
Ya
Pembuatan Gambar Pelaksanaan / Rekayasa Enginer Serah Terima
Akhir (FHO)
tdk
Cek
Ya Finish
Gambar Pelaksanaan
Pelaksanaan Pekerjaan/Fisik
4.1. Uraian Cara Kerja dari Masing-Masing Kegiatan secara garis besar
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan Lapangan
a. Ruang Lingkup
Meliputi segala hal yang berhubungan dengan upaya penyiapan suatu
media tempat pelaksanaan pekerjaan
b. Alat
Sekop, Gerobak, Cangkul, Parang, Linggis, tembilang, sinsaw kecil dll
c. Tenaga
Pelaksana Teknis, mandor, pekerja
d. Metode pelaksanaan
- pekerjan dimulai dengan membersihkan areal SDN 007 Lubuk Ramo
- Dilakukan penebasan untuk semak belukar dengan menggunakan
parang atau dapat juga menggunakan mesin pemotong rumput atau
dapat menggunakan cangkul
- Rumput dilakukan penggalian sampai ke akarnya dengan
menggunakan cangkul begitu juga halnya dengan tumbuhan perdu
dengan ukuran batang yang agak besar dilakukan pemotongan batang
yang kemudian dilanjutkan dnegan pembongkaran urat dengan
menggali menggunakan cangkul
- Setelah urat dikeluarkan, maka bekas penggalian tanah ditimbun
kembali dan dipadat dengan menggunakan stamper
- Sisa hasil pembersihan ditumpuk ke penumpukan sementara untuk
kemudian dimuat ke Pick up dan selanjutnya dibuang ke disposal area,
apabila terdapat sampah yang harus dibakar berdsarkan intruksi
pengawas, maka dilakukan pemberitahuan dan permintaan
persetujuan dari masayarakat sekitar untuk dilakukan pembakaran
e. Waktu Pelaksanaan
Fokus utama untuk pekerjaan pembersihan ini kami lakukan di minggu
pertama pelaksanaan pekerjaan, kan tetapi sepanjang pelaksanaan
pekerjaan, kegiatan ini akan selalu kami lakukan berdsarkan kebutuhan
terhadap pelaksanaan pekerjaan
5. Pelaksanaan SMK3
Pelaksanaan SMK3 Kami lakukan sepanjang pelaksanan pekerjaan sesuai
dengan rencana K3 yang telah dibuat, akan tetapi kegiatan awal kami lakukan
peada minggu pertama yang meliputi pemenuhan kebutahan K3 seperti Alat
pelindung dir, Peralatan obat-obatan, ramu dan sebagainya
A. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di
tempat kerja yang berhubungan dengan :
1. Pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3
Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3
yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SPPK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum, UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan Lembaran Negara
No. 1918) dan peraturan terkait lainnya.
AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai
air minum
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi stkamir kesehatan yang
berlaku;
c. Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan
terlindungi dari kontaminasi dan panas; dikosongkan dan diisi air
minum setiap hari dari sumber yang memenuhi stkamir kesehatan.
PENERANGAN
Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di
ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan
dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
Penerangan darurat yang memadai.
PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas
yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara
nyaman oleh pekerja.
VENTILASI
Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat
pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat,
dan pada kondisi lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung
nafas seperti respirator dan pelindung mata.
Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Pihak Kami akan:
Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga;
Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
Tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, kami pastikan
tangga tersebut berada sekurang- kurangnya 1m di atas lantai kerja;
Perancah (scaffolding)
Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder. Seluruh perancah
diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat: sebelum digunakan,
sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk
atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah
tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama.
Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat
inspeksi. Catatan tersebut ditandatangai oleh orang yang melakukan
inspeksi.
Orang yang melakukan inspeksi memastikan bahwa:
Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan
dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara
lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat
sehingga dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar
ikatannya cukup kuat.
Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan,
maka ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus
dilakukan.
Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk
menjamin stabilitas.
Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan bersih dari
cacat dan telah tersusun dengan baik.
Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi
pergeseran.
Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu
orang dapat jatuh.
Perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material,
kami pastikan bebannya disebarkan secara merata.
Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang
menggunakan perancah yang tidak lengkap.
Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien
runtuhan tanah besar maka sisi galian miring .
Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkontraktor
harus menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan
pekerja yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang
membuang tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini
untuk menghindari longsoran dimana tanah galian masuk kembali ke dalam.
Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan
kembali ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar
rencana.
Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan
siap dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.
Penempatan Bekisting
1) Bekisting yang telah dirakit di tempatkan sedemikian rupa di atas urugan Pasir
dengan mempedomani benang AS Kolom Sebagai Acuan.
PENGGANJAL YANG
TERBUAT DARI BETON
Agar pelaksanaan pengadukan dan pengecoran adukan beton dapat dilaksanakan seperti
ketiga point di atas, diperlukan tukang-tukang bagunan yang baik dan mentaati perintah
pelaksana, serta pengawasannya harus benar-benar dilakukan dengan baik.
c. Membongkar Bekisting
Bekisitng untuk pondasi dapat di bongkar setelah 24 jam karena cor beton di sangga
oleh latai kerja dan untuk sementar beton tersebut tidak menupang momen tertentu.
Pembongkaran harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pengawas.
Bekisitng dibongkar sesuai dengan urutan pemasangannya dari akhir ke awal, dalam
hal ini kayu perkuatan terlebih dahulu dibongkar, kemudian bidang sisi bekisting di
bongkar satu persatu.
Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan persiapan
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mengerjakan pekerjaan Sloof Beton yaitu
persiapan alat, bahan dan tenaga kerja yang dapat dilihat sebagai berikut.
1) Alat tangan
- sendok tembok (bulat)
- water pas/ alat penyipat datar /slang Ø 1 cm
- martil besi 0.25 kg
- godam(bodem) 2 kg/5 kg
2) Alat Bantu
- Kotak adukan terbuat dari plat baja/kayu - Roda dorong
- Cangkul - Kotak aduk
- ember tempat air - Molen Beton
- singkup - Conrete Pump
- Gergaji
3) Bahan Adukan Pengikat Beton
- Pasir Beton
- Kerikil Maks 30 mm
- Semen
- Air secukupnya
- Beton SESUAI DENGAN RAB DAN GAMABR KERJA (Site mix)
4) Tata letak bahan-bahan dilapangan
Perletakan bahan adukan/spesi, batu belah dan peralatan kerja harus :
- mudah dijangkau
- tidak menggangu sewaktu bekerja
- harus dijaga keselamatan kerja peralatan
b. Pekerjaan pembersihan, pengukuran dan pemasangan bowplank
Pekerjaan berikutnya adalah pembersihan lahan, pembersihan lahan disini adalah
pembersihan lahan dari sisa-sisa pekerjaan plat setempat dan pekerjaan lainnya untuk
mempermudah pekerjaan selanjutnya. Setelah proses pembersihan selesai maka
dilakukan pekerjaan pengukuran as–as bangunan yang sesuai dengan gambar kerja yakni
dengan menarik benang dari paku tanda as bangunan pada bowplang yang selanjutnya
membuat marking area pada poer, Marking dibuat pada poer dengan membuat benang
pinjaman dari as yang mana benang pinjaman tersebut adalah dimensi sloof setelah
dilakukan pengecoran.
Start
Penyimpanan di stock
Material/Gudang Proyek
Pemeriksaan Material
-Test tarik
Hasil
Test
Pemotongan dan
Pembengkokkan
Perakitan di Lokasi
Fabrikasi
Pemeriksaan
- Diamater
- Jumlah Perbaikan
- Lokasi
Tidak
Hasil
Pemasangan di lapangan
3) Perakitan Tulangan
Cara perakitan tulangan :
Mengukur panjang masing‐masing type tulangan yang diketahui
dari ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Poer dan Kolom,
dengan memperhitungkan bentuk‐bentuk type tulangan sesuai
dengan Gambar Kerja;
Merakit satu persatu bentuk dan type tulangan poer dan kolom
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
sesuai bentuk dalam gambar kerja;
g. Pabrikasi Bekisting Sloof
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau
diatasnya.
Tahap‐tahap pekerjaan bekisting :
1) Bahan
Bekisting berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III.
Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin
kekokohan struktural selama proses pengecoran dan perawatan
beton.
Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5 x 7cm
diperkuat dengan plywood tebal 9 cm dan balok 5 x 10 cm yang
mengikuti bentuk struktur
2) Pelaksanaan
Dibentuk sesuai dengan bentuk pekerjaaan yang akan dikerjakan
Bekisting dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan
dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang
diperlukan kmai menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan
tentang bekisting dan harus membuat contoh-cotoh bekisting
untuk mendapat pengesahan Direksi.
Penyangga-penyangga diberi jarak antara yang dapat mencagah
defleksi bahan-bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-
sambungan rapat, sehingga dapat mencegah kebocoran-
kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang
permukaan sementra harus disediakan di dalam bekisting untuk
memudahkan pembersihan bekisting.
Bekisting dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan
ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam
gambar.
Pelaksanaan pengecoran
- Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat,
paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, compressor dan atau air
- Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran
sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari
genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah
diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan
- Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, Split serta air.
Bahan-bahan diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji
apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
- Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen
merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-
butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat
halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil.
- Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
o Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang sesuai dengan hasil Job Mix beton
yang didapat dari pengujian labor.
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, kerikil beton, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume sesuai mutu dari dari lantai kerja.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam beksiting dengan bantuan
alat sendok spesi centong/dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit
agar tidak ada ruangan yang kosong dan dipadatkan dengan menggunkan concrete
vibrator sampai getaran dalam beton mengindintifikasikan beton telah padat
Pekerjaan Beton di Lapangan
Persiapan cor
- Talang, Bucket, alat angkur
adukan/bucket, dll
- Tenaga kerja
PEKERJAAN
PEMERIKSAAN
Pengadukan Campuran Beton
BETON
Pemeliharaan
Bongkar Cetakan
Pemeriksaan Hasil
Keropos Bagus
Perbaikan
Baik
Tes Umur 28 hari
Pekerjaan diterima
- Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau
penutup (shutter) kecuali penutup dari beton
- Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi
dengan indera pendegaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang
dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan
konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai spesifikasi
teknis dalam dokumen lelang.
- Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis
Kondisi Khusus
- Pada saat dimana dibutuhkan percepatan perkerasan umur beton → agar tercapai
ketetapan pelaksanaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka perlu
ditambahkan bahan khusus (concrete admixture ) pada material beton readymix
- Penggunaan tersebut dengan persetujuan Ahli / Pengawas
Flowchart Pekerjaan Pemeriksaan Kubus
Ambil Kubus Beton
Test Umur 7 Hari atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis
Tidak
Hasil
Tidak
Evaluasi
Tidak Baik
Hasil
Evaluasi
Pekerjaan diterima
Bangunan Di Catatan :
Bongkar - Perbaikan campuran
- Perbaikan Cara Kerja
- dll
Pembangunan
Kembali
Membongkar Bekisting
Bekisitng untuk sloof dapat di bongkar setelah 24 jam atas izin atau persetujuan pengawas
karena cor beton di sangga oleh latai kerja dan untuk sementara beton tersebut tidak
menupang momen tertentu.
Pembongkaran harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pengawas.
Bekisting dibongkar sesuai dengan urutan pemasangannya dari akhir ke awal, dalam hal
ini kayu perkuatan terlebih dahulu dibongkar, kemudian bidang sisi bekisting di bongkar
satu persatu.
Setelah bekisting di bongkar maka dilakukan perawatan beton yakni dengan
menyiramnnya secara berkala
PEKERJAAN KOLOM
Pada pekerjaan kolom hal yang pertama dilakukan ialah menentukan titik kolom,
setelah itu tentukan stek tulangan kolom untuk lantai 1 dan marking kolom tersebut,
bersamaan pula dilakukan pekerjaan pabrikasi yang dilakukan dilos besi. Setelah di
pabrikasi angkut tulangan kolom tersebut ke area titik kolom dan pasang tulangan
kolom, kemudian pasang sepatu kolom setelah tulangan kolom selasai dipasang,
pemasangan bekisting dilakukan dengan bantuan alat berupa katrol kemudian cek
ketegakan kolom apabila kolom tersebut telah lurus kolom siap di cor dan setelah 7 jam,
bekisting kolom boleh dibongkar. Rangkaian pekerjaan kolom tertera dalam diagram alir
terlihat dibawah ini :
MULAI
FABRIKASI TULANGAN
FABRIKASI MARKING KOLOM
BEKISTING
PEMASANGAN BEKISTING
LOT/PERIKSA TEGAK
LURUS NYA
Tidak
ya PERBAIKI
FINISH COR
Pekerjaan kolom merupakan pekerjaan beton bertulang struktur kolom yang
merupakan batang vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom
adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Pekerjaan kolom yang ditinjau pada gedung ini ialah pekerjaan kolom struktur beton
bertulang. Beton yang digunakan menggunakan beton Site mix dengan mutu beton 1:2:3.
Dimensi kolom yang ditinjau berbeda-beda sesuai perencanaan.
Metode Pelaksanaan
a. Proses Marking
Marking merupakan titik-titik ataupun garis yang digunakan sebagai acuan letak as
kolom, bekisting,. Marking ini dibuat berdasarkan titik acuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Alat yang digunakan dalam proses marking antara lain:
1) Theodolite
2) Unting-unting dan benang
b. Pabrikasi Tulangan Kolom
Start
Penyimpanan di stock
Material/Gudang Proyek
Pemeriksaan Material
-Test tarik
Hasil
Test
Pemotongan dan
Pembengkokkan
Perakitan di Lokasi
Fabrikasi
Pemeriksaan
- Diamater
- Jumlah Perbaikan
- Lokasi
Tidak
Hasil
Pemasangan di lapangan
6) Perakitan Tulangan
Cara perakitan tulangan :
Mengukur panjang masing‐masing type tulangan yang diketahui
dari ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Kolom, dengan
memperhitungkan bentuk‐bentuk type tulangan sesuai dengan
Gambar Kerja;
Merakit satu persatu bentuk dan type tulangan poer dan kolom
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
sesuai bentuk dalam gambar kerja;
Gambar Pemasangan sepatu Kolom dengan melaskan besi siku pada tulangan
kolom (Bentuk dan susunan besi hanya ilustrasi, pelaksanaan mengacu pada gambar
kerja dan Spesifikasi teknis)
Gambar sepatu Kolom telah terpasang pada tulangan kolom
(Bentuk dan susunan besi hanya ilustrasi, pelaksanaan mengacu pada gambar kerja
dan Spesifikasi teknis)
Persiapan cor
- Talang, Bucket, alat angkur
adukan/bucket, dll
- Tenaga kerja
PEKERJAAN
PEMERIKSAAN
Pengadukan Campuran Beton
BETON
Pemeliharaan
Bongkar Cetakan
Pemeriksaan Hasil
Keropos Bagus
Perbaikan
Baik
Tes Umur 28 hari
Pekerjaan diterima
- Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau
penutup (shutter) kecuali penutup dari beton
- Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi
dengan indera pendegaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang
dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan
konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai spesifikasi
teknis dalam dokumen lelang.
- Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis
Kondisi Khusus
- Pada saat dimana dibutuhkan percepatan perkerasan umur beton → agar tercapai
ketetapan pelaksanaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka perlu
ditambahkan bahan khusus (concrete admixture ) pada material beton readymix
- Penggunaan tersebut dengan persetujuan Ahli / Pengawas
Flowchart Pekerjaan Pemeriksaan Kubus
Ambil Kubus Beton
Test Umur 7 Hari atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis
Tidak
Hasil
Tidak
Evaluasi
Tidak Baik
Hasil
Evaluasi
Pekerjaan diterima
Bangunan Di Catatan :
Bongkar - Perbaikan campuran
- Perbaikan Cara Kerja
- dll
Pembangunan
Kembali
Membongkar Bekisting
1) Persiapan Pembongkaran
a) Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas,
SiteManager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form terlampir).
b) Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan.
c) Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt.
d) Tenaga bongkar minimal 2 orang (1 orang tukang, 1 orang kenek)
2) Pelaksanaan Pembongkaran
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam atau
tergantung yang diijinkan oleh pengawas lapangan (biasanya paling lambat setelah umur
beton 24 jam).
a) Pembongkaran dimulai dari Clam Kolom terlebih dahulu sehingga tidak terjadi
goyang pada kolom yang masih muda.
o Mur dan plat waser dibuka, track stang ditarik dari klam kolom kemudian
diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas) dengan cara
1 orang diatas dan 1 orang dibawah untuk menerima hasil bongkaran.
o Plat waser dan murnya dimasukkan kembali ke dalam track stang, kemudian
track stang diikat dengan kawat bendrat masing-masing 4 buah dan ditumpuk
pada tempat yang telah disiapkan.
o Setelah track stang lepas dari klam kolom, kemudian klam kolom diturunkan
satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas). Ditumpuk rapi pada
tempat yang telah disiapkan.
o Cara penumpukan track stang dan klam kolom lihat gambar.
b) Setelah Clam Kolom lepas semua barulah pipe supportnya dilepaskan satu persatu
dengan hati-hati.
Kendorkan ring pada jack base/U-head, setelah kendor pipe support dilepas
satu persatu dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan
Cara Penumpukan Pipe support lihat gambar.
c) Selanjutnya baru dilepas panel kolomnya satu persatu.
Panel kolom yang akan dibuka diikat dengan tambang, kemudian dicongkel
secara perlahan sampai terbuka dan terlepas dari beton kolom.
Tambang dikendorkan secara perlahan sehingga panel kolom miring dan rebah
di lantai, kemudian angkat dan langsung ditumpuk rapi
Setelah satu panel lepas, lanjutkan untuk sisi berikutnya satu persatu dan
langsung ditumpuk rapi.
Sebelum Panel Kolom ditumpuk, harus dibersihkan dahulu dari sisa-sisa
pengecoran, setelah bersih langsung diminyaki dengan minyak bekisting, baru
ditumpuk.
d) Pembongkaran balok tatakan support
Lepas terlebih dahulu klos kayu ganjal atau paku, kemudian tarik balok
tatakan dan tumpuk rapi
Potong/bengkokkan stek besi tempat balok tatakan.
Pelaksanaan pembongkaran bekisting kolom harus dilakukan untuk 1 unit
kolom sampai tuntas dan hasil bongkaran ditumpuk rapi, baru kemudian
dilanjutkan untuk unit kolom selanjutnya.
a) Alat
1. Gergaji Kayu
2. Palu
3. Kak Tua
4. Kunci Besi
5. Sekop
6. Concrete Mixer
7. Kuas
b) Bahan
Portland Semen
Pasir Beton
Kerikil (maksimum 30 mm)
Air
Besi Beton (polos/ulir)
Kawat Beton
Kayu Klas IV
Paku Biasa 5 - 12 cm
Minyak Bekisting
Balok Kayu Klas III
Plywood tebal 9mm
Dolken Kayu Galam diameter 8 - 10 cm / 4
c) Metode Pelaksanaan
- Pada saat pemasangan bata mencapai ketinggian sesuai dengan gambar kerja, pada setiap
spesi bata dengan jarak 1 meter di letakan kayu 5/7 panjang 50 cm secara melintang
terhadap pasangan bata yang berfungsi untuk tempat kedudukan dari bekisting ring balok
- Dipersiapkan pembesian ring balok sesuai dengan gambar kerja
- Setelah pasangan bata selesai besi ring balok yang telah dirakit di tempatkan diatas
dinding bata dengan terlebih dahulu mengganjal bagian bawah besi dengan beton tahu
agar besi tersebut tidak langsung bersinggungan dengan pasangan bata
- Setelah besi ditempatkan diatas dinding maka pada bagian sisi depan dan belakang
pasangan dipasang bekisting ring balok yang terbuat dari papan dengan cara
menempatkannya di atas kayu 5/7 yang telah dipasangkan terlebih dahulu
- Pada bagian atas bekisting diberi perkuatan dengan kayu 2/3 yang dipakukan diatas
papan beksiting dengan jarak 50 cm sembari mengatur lebar bagian atas dari beksiting
disesuaikan dengan ukuran ring balok yang akan dibuat
- Setelah beksiting selesai maka dilakukan pengecekan terhadap bagian bawah dari
bekisiting yakni pertemuan bekisting dengan bata apakah ada yang bocor atau tidak, jika
terdapat lubang yang besar maka ditambal dengan memakai kertas semen yang
dibasahkan dengan air terlebih dahulu
- Setelah beksiting selesai dibuat dan diperiksa seta diperbaiki maka dilakukan pengecoran
beton sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan dalam RAB dan atau spesifikasi teknis
- Baian permukaan bata yang langsung bersentuhan dengan ring balok terlebih dahulu
disiram denan air agar bata jenuh terhadap air dan tidak mengurangi air untuk beton
sehingga mutu beton dapat dipertahankan dan bata dengan beton lebih bersenyawa
- Pengecoran dilakukan dengan Ember dan beton yang telah dituangkan dipadatkan
dengan menggunanakan besi dan atau memukul bekisiting secara perlahan-lahan dengan
menggunakan palu
- Bekisting dibongkar setelah beton dirasa cukup keras yakni berkisar 24 jam
- Bagian kayu yang dipasang sebagai penyangga beksiting juga di bongkar dengan cara
mendorongnya dengan cara memukul kearah luar secara perlahan-lahan agar nantinya
tidak menimbulkan kerusakan pada beton di atasnya
KOLOM PRAKTIS
Kolom Praktis adalah kolom untuk perkuatan pasangan bata sehingga dalam hal ini
pelaksanan pekerjaan kolom praktis beriringan dengan pelaksanaan pekerjaan pasangan bata,
adapun metodenya adalah sebagai berikut :
a) Alat
1. Gergaji Kayu
2. Palu
3. Kak Tua
4. Kunci Besi
5. Sekop
6. Concrete Mixer
7. Kuas
b) Bahan
Portland Semen
Pasir Beton
Kerikil (maksimum 30 mm)
Air
Kayu Klas IV
Paku Biasa 5-12 cm
Minyak Bekisting
Balok Kayu Klas III
Plywood tebal 9mm
Dolken Kayu Galam diameter 8 - 10 cm / 4
Besi Beton (polos/ulir)
Kawat Beton
c) Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Kolom Praktis 15x15 ini terdiri atas pekerjaan Besi, Bekisitng dan terakhir
adalah pengecoran dengan beton sesuai dengan mutu dalam RAB
Persiapan
1. Pekerjaan Kolom Praktis Dilakukan seiring dengan pekerjaan Pasangan Bata.
2. Bersihkan area dimana akan dilakukan bekisting dan pengecoran kolom praktis
3. Bekisting dibuat dari papan kayu plywood dengan ukuran yang sesuai yakni tebal 9
mm
4. Buat Pembesian sesuai dengan gambar kerja
Pelaksanaan Bekisting Dan Pengecoran Kolom Praktis
1. Bekisting 1 dipasang sesuai ketinggian pasangan bata dan bekisting 2 dipasang lebih
rendah dari pasangan bata. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5cm pada sisi kanan
dan kiri untuk menutupi pasangan bata
2. Tambahkan jendela dari papan kayu pada bekisting 2 dengan kemiringan yang
cukup, kemudianlah ikatlah antara kedua sisi bekisting dengan kawat bendrat pada
atas, tengah dan bawah bekisting. Pastikan kawat bendrat terikat dengan baik.
3. Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut dengan dilot.
4. Campurlah adonan beton sesuai spesifikasinya sampai adonannya rata dan homogen.
5. Pasanglah alas untuk menampung adonan yang jatuh, kemudian cor kolom praktis
dengan menuangkan adonan kedalam lubang bekisting, pada saat pengecoran ke dua
sisi bekisting dipukul-pukul dengan palu agar beton nantinya tidak keropos.
Gambar Contoh Penempatan Beksiting
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
-
-
Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu
Kontrol siku dan leveling ring balok
Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian
bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di
bawahnya.
Memberi tkami posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar
rencana atap.
Mengukur jarak antar kuda-kuda
Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan
pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-
plate, berdasarkan gambar kerja
Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan
kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-
kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja
disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kana
Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, ag posisi kuda-kuda tidak berubah.
Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,
sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
Memasang balok nok
Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng. Bila menggunakan aluminium foil,
lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter
Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda- kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah
Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak
antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah
kuda-kuda yang terdekat.
Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling
battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas
bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan
ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika
diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom
chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan
bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk
menahan plafond dan penggantungnya
Tiang
Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah
sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok
yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan
gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi
penyusutan, tidak timbul celah.
Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu,
berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang
kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.
Cara Pemasangan
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen.
Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu
pada kusen pintunya.
Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen. 1
Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.
Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela.
Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan
pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel,
berputar horizontal (ke kiri danke kanan) atau berputar ertikal (ke atas dan ke
bawah). Namun, ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati
engan tujuanuntuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup
melekat dengan sponing pada kusen jendela.
Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2. Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3. Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5. Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang daun
jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari bagian tepi
(untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun
jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran vertikal).
6. Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen.
8. Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun jendela
pada kusen jendelanya.
9. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan
pen.
11. Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.
Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka
tempel, papan belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan
kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca
untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat
digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk
penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu.
Cara memasang kaca pada daun pintu/ jendela adalah sebagai berikut:
1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun
pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
2. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
3. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain
untuk memegang kaca.
4. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
5. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
6. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang
lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan
martil.
5. Pekerjaan DInding
Kwalitas Material
1) bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual bata
yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat
rapuh. Permukaan tidak terlalu rapat karena akan
menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar
sehingga ikatan akan kurang baik.
2) Lakukan pemisahan pemasangan bata dengan ukuran yang
berbeda supaya pasangan bata kelihatan rapi .
3) Melakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga
tercapai jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan
supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran
adukan/ mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang
terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan tidak baik.
Ka s o 5 / 7
Kol om beton
Pek.
Batu ba tFinishing
a t = 5 ,5 0 c m
Spesi
Spe c i 1 : 5
Jarak
sekrap an
7 .0 0 c m
7 .0 0 c m
Tarik a n be na ng
Metode Pelaksanaan
KETERANGAN
1. Buat titik kepalan plesteran minimal pada dua titik ( misal titik A
dan B )
2. Buat titiki bantu kepalan antara A-B dengan jarak 1 m
3. Proyeksikan ketebalan titik kepalaan A dan B ke C dan D.
4. Buat titik – titik bantu kepalan antara AC dan B- D ( secara
vertikal )
5. Hubungkan titik – titik kepalan secara vertikal
6. Diamkan kepalan terdebut minimal 1 hari supaya mengering
7. Kamprotkan adukan spesi antara dua kepalan
8. Ratakan dengan jidar dan finish dengan roskam
PEKERJAAN ACIAN
Pekerjaan acian adalah pekerjaan penutupan bidang dinding setelah diplester
dengan adukan campuran air dan semen guna mendapatkan bidang yang halus dan
licin.
Persiapan
Material harus sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui
Permukaan bidang yang akan diaci harus bersih dari debu, minyak, dan
material-material lain yang mengganggu.
Permukaan yang diaci harus rata, tidak bergelombang, dan tidak ada retak. Jika
perlu dilakukan perbaikan
terlebih dahulu untuk mendapatkan kondisi permukaan yang ideal (sesuai
persyaratan).
Pelaksanaan
Pencampuran material harus sesuai dengan komposisi
Periksa semua perlengkapan ME telah terpasang (koordinasi dengan ME) dan
plesteran telah di perbaiki kembali.
Tunggu umur plesteran sampai cukup untuk diaci
Periksa kadar air (kelembaban) plesteran / permukaan yang akan di aci (tidak
terlalu basah & tidak terlalu kering)
Sebelum diaci harus dipastikan terlebih dahulu bahwa dinding plesteran bersih
dari debu dan minyak
Ketebalan acian maksimal 2-3 mm (tergantung kerataan permukaan)
Acian diratakan menggunakan jidar panjang dengan alur arah vertical
Untuk meratakan / finishing dilakukan penggosokan dengan kape agar
permukaan lebih halus
Untuk mendapatkan bidang yang datar dan licin, dalam
pengerjaannya dapat dibantu dengan pemakaian alat kuas dan kertas gosokan
serta papan mal yang lot dan waterpass.
Setelah proses pekerjaan acian selesai harus dipastikan bahwa permukaannya
rata, tidak bergelombang dan tidak retak
Untuk pengerjaan acian ini hendaknya dikerjakan oleh tenaga yang biasa untuk
pekerjaan halus ini, sehingga kita akan dapatkan hasil yang memuaskan
nantinya.
Untuk material dan sistem pengerjaan dilaksanakan sesuai dengan speks
teknis/gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi/pengawas.
PEKERJAAN AFWERKING
Afwerking dilakukan untuk pekerjaan dinding penahan tanah
a. Alat
- Sendok smen
- Kape
- Benang
- Papan yang sudah diketam halus dan sama rata untuk mal atau rol
kelurusan atau dapat digunakan rol dari bahan allumunium
- Ember
- Stager untuk melakukan pekerjaan di areal yang tinggi
b. Bahan
Untuk setiap M2 afwerking dibutuhkan bahan dengan perbandingan :
Kg Semen Pc (50 kg)
M3 Pasir pasang
Air secukupnya
c. Pelaksanaan
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk mendapatkan bidang beton yang rapi
dan bagus dan untuk dapat lebih memperindah kolom atau bidang beton yang
telah kita kerjakan atau yang telah kita laksanakan sebelumnya dengan
menggunakan adukan semen campur pasir
Material harus sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui dan Pencampuran
material harus sesuai dengan komposisi yang ditunjukan dalam RAB dan
spesifikasi teknis dalam hal ini adalah campuran 1 pasir : 1 Pc
Sebelum dilakukan afwerking dilakukan pembersihan terhadap Permukaan
bidang kolom terhadap Debu, minyak, dan material-material lain yang
mengganggu.
memeriksa kadar air (kelembaban) permukaan yang akan di afwerking (tidak
terlalu basah & tidak terlalu kering) apabila permukaan terlalu kering maka
dilakukan penyiraman dengan air dan apabaila terlalu basah maka permukaan
bidang tersebut dikeringkan terlebih dahulu
Dilakukan pengecekan vertikalitas atau tingkat kelotan dari bidang kolom dengan
menggunakan unting-unting
Setelah dilakukan pengecekean kelotan maka dibuat rol atau acuan dengan
menggunakan kayu dengan menempelkannya bagian sisi bidang kolom yang
belum akan dikerjakan, mal dapat berupa kayu atau almunium dengan permukaan
yang rata
Kemudian dilakukan pekerjaan afwerking pada bidang kolom dengan mengacu
kepada mal yang telah ada
selanjutnya juga dilakukan hal yang sama terhadap bidang yang lain sampai
keliling bidang kolom dilakukan afwerking
Ketebalan afwerking berkisar 1,5 mm atau sesuai dengan tingkat lot atau
vertikalitas bidang kolom yang akan di afwerking
afwerking diratakan menggunakan jidar panjang dengan alur arah vertical
Untuk meratakan/finishing dilakukan penggosokan dengan kape agar permukaan
lebih halus
Setelah proses pekerjaan afwerking selesai harus dipastikan bahwa permukaannya
rata, tidak bergelombang dan tidak retak
7. Pekerjaan Pelapis lantai
1) PEKERJAAN LANTAI
a. 1 M3 URUGAN PILIHAN PENINGGIAN MUKA LANTAI
Dilakukan pengukuran untuk menentukan ketinggian rencana urugan
Setelah ketinggian ditandai maka dilakukan perentangan benang
secara menyilang sebagai lat kontrol terhadap rencana timbunan
Tanah dibawa ke areal penimbunan dengan menggunkan gerobak
karena areal timbunan terdapat didalam ruangan
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah
dan sebagainya.
Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan 20 cm meterial lepas, dipadatkan sampai mencapai
kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan mencapai peil
permukaan yang direncanakan.
Tanah dipadatkan dengan metoda di atas sampai ketinggian timbunan
tanah yang diinginkan
Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan
dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi .
Bila permukaan tanah akhir akan dibuat miring, maka kemiringan
tanah diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta
oleh direksi.
Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan mesin stamper
b. 1 M3 URUGAN PASIR
Pasir urug yang digunakan adalah material yang dogolongkan dalam
klasifikasi A-1-b (Fragmen bantuan krikil dan pasir, AASHTO)
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan terlebih dahulu
dipastikan ketinggian, lebar dan tanah dasar sudah selesai dikerjakan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan
Pasir dihamparkan di atas tanah dasar yang telah terlebih dahulu
diratakan
Pasir urug diratakan pada tanah dasar dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan sampai
terbentuk lapisan pasir padat.
Gambar Memadatkan dan meratakan pasir dengan stemper gosok
Ratakan sembari dipadatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper
Gosok sampai kepadatan dan ketinggiannya di setujui direksi/pengawas
4) Pelaksanaan
- Sebelum dilakukan pengecoran dipastikan tanah timbunan atau lapisan
pasir sudah padat dan alat-alat untuk sanitasi seperti pipa drain floor
dan pipa closed jongkok sudah terpasang
- Setelah persiapan dilakukan maka dilakukan pekerjaan cor lantai
Beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
- Terlebih dahulu dilakuka leveling untuk ketinggian rencan permukaan
lantai yang akn dicor
- Setelah dilakukan pengukuran maka ditandai dengan paku yang
selanjutnya direntangkan benanh secara menyilang antar paku
tersebut
- Kemiringan lantai utnuk areal closed dibuat sdemikian rupamengarah
ke Drainfloor agar pada saat pemasangan keramik tidak susah untuk
mencapai kemiringan lantai
- Setelah lantai di ukur dan dibenang maka dilanjutkan dengan membuat
adukan Beton Mutu 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl ke dalam molen agar adukan bisa
lebih sempurna tercampur
- Pertama dibuat kotak takar didasarkan atas JMF dalam hal apabila
tidak dipersyaratkan dapa mempergunakan perbandngan pada analisa
RAB
- Kemudian bahan dimasukan dimulai dari air ke dalam molen,
selanjutnya semen pasir beton dan koral beton
- Setelah adukan tercampur sempurna maka adukan dituangkan ke
dalam gerobak untuk dapat di mobilisasi ke area pengecoran
- Tidak lupa sebelum pengecoran diambil kubis beton untuk nantinya
dilakukan pengujian terhadap mutu beton
- Dalam hal apabila lokasi pengecoran tidak dapat dilalui oleh gerobak
maka adukan dimobilisasi dengan menggunakan ember
- Tidak lupa areal mobilisasi bahan adukan terlebih dahulu dialas
dengen menggunakan kardus atau plastik hitam agar tidak mengenai
dan mengotori elemen bangunan lainnya
- Adukan dituangkan ke areal pengecoran dengan mempedomani benang
sebagai acuan ketinggian dan kemiringan lantai untuk lantai closed
- Pemadatan dilakukan dengan mengunakan sendok semen yang
ditusuk-tusukan ke hamparan adukan beton dan selanjutnya diratakan
dengan raskam
- Setelah selsai maka pada adukan tersebut dilakukan proses curing
dengan menyiramnya secara berkala untuk menjaga kelembabannya
- Cek kesikuan Keramik dengan besi siku dan kerataan Keramik dengan water
pas, dalam hal psossii lantai terdapat kemiringan yang mengarah kepada drain
floor, maka pemasangan mengikuti kemiringan benang yang ada, yang
diperhatikan adalah pertemuan bibir natara dua Keramik merata dan tidak
terdapat perbedaan tinggi
METODE PELAKSANAAN
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir
dinding, sealer, alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan Cat
Dinding
Pekerjaan pengecatan
o Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian
sudut menggunakan kuas.
o Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
o Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
o Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas,
sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak
rata).
o Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
o Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
o Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
o Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
o Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
o Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis
dengan menggunakan cat dinding emultion atau sesuai dengan spesifikasi teknis.
o Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Seperti halnya pada pemasangan box sekering, pemasangan box MCB juga tak jauh
berbeda. Hanya saja ukuran kotak dudukan box MCB sedikit lebih besar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
7. Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel NYM terlebih dahulu dan
perkuat dengan bantuan paku.
8. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat saluran utama instalasi dari kotak pengaman
ke titik percabangan pertama. Atur pipa instalasi sesuai jalur denah sampai titik
percabangan pertama. Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita
gunakan api dari korek gas / api lilin. Gunakan korek gas / api lilin tersebut untuk
membuat pola pada pipa sesuai jalur belokan tersebut. Usahakan jangan sampai pipa
tersebut robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan
isolasi untuk menutupnya. Untuk yang baru bisa dimaklumi, memang perlu
keterampilan tersendiri untuk membuatnya
9. Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuning loreng) kedalam pipa tersebut
dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm kemudian atur pipa sesuai jalur dan gunakan
klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kruis-doos) pada ujung
dimana titik cabang pertama diletakkan.
10. Kita sampai pada titik cabang petama dimana terdapat jalur cabang menuju saklar 1,
saklar 2 dan stop kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau titik cabang 2 karena lampu 2
berasal dari saklar 2 dimana saklar 2 tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang
1. Untuk lebih jelasanya, jalur kabel dari kedua titik cabang tersebut terlihat seperti
gambar dibawah ini.
Untuk jalur kabel dari titik cabang 1 menuju saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat
seperti bagan dibawah ini
Sedangkan pemasangan pipa maupun tempat dari saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1
terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar A menjelaskan pembuatan jalur hubungan antara tempat saklar 2 dengan tempat
saklar 1 didalam tembok dengan memodifikasi(melobangi) masing-masing tempat dari saklar
tersebut, sedangkan gambar B menjelaskan hubungan tempat saklar 1 dan tempat stop kontak
1 yang dipasang bersebelahan. Sebagai catatan : untuk In bow doos (tempat dari saklar
maupun stop kontak) dalam pemasangannya diusahakan agak dalam sehingga
nantinya ketika dipasang saklar maupun stop kontak akan rapi tertata alias rapat
dengan tembok.
11. Kita lanjutkan pengerjaan pada titik cabang 3 dengan melihat penjelasan gambar
dibawah ini.
12. Kemudian pada titik cabang 4 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
13. Untuk titik cabang 5 sebenarnya hanya buat berjaga-jaga bila suatu saat instalasi akan
diperluas. Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan, sedangkan
pemasangan stop kontak 2 tentu saja tergantung dari ada atau tidaknya titik cabang 5
(jika ada titik sambung 5 maka jalur penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik
sambung 5 tersebut, tetapi jika titik sambung 5 dihilangkan maka penyambungan stop
kontak 2 diambil dari titik sambung 4.
Untuk pemasangan In bow doos maupun pipa instalasi dari saklar 3&4 maupun stop
kontak 2 di dalam tembok cara sama seperti penjelasan sebelumnya
Pemasangan MCB
2. MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah salah satu komponen atau bahan utama
dalam suatu instalasi listrik.
MCB berfungsi sebagai pengaman instalasi listrik, jika terjadi hubungan singkat
(Korsleting) atau kelebihan beban, maka MCB akan secara otomatis memutuskan
rangkaian listrik dan listrik di rumah pun menjadi padam.
MCB dipasang pada kabel fase dari sumber listrik, sumber listrik (kabel Fase) harus
melewati MCB terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju instalasi listrik di rumah.
Kabel fasa dari sumber listrik utama dipasang pada baut terminal MCB (bagian Atas),
dan terminal MCB bagian bawah dipasang menuju instalasi listrik di dalam rumah,
sedangkan kabel netral dari sumber langsung dialirkan langsung tanpa melewati
MCB.
Pastikan Kabel yang terpasang pada MCB adalah Kabel Fase dari sumber, agar saat
MCB dimatikan tidak ada lagi tegangan listrik yang mengalir pada Instalasi listrik.
an pasanglah MCB dengan menggunakan Box MCB agar lebih terlindung, aman dan
rapi.
3. Sekring (Fuse)
Sekring adalah suatu alat pengaman listrik yang terbuat dari bahan penghantar yang
memiliki batasan kemampuan arus, jika arus lebih maka sekring akan putus.
Penggunaan sekring dalam instalasi listrik sudah mulai tergantikan dengan
menggunakan MCB yang lebih praktis.
ELCB
4. Stop kontak
5. Saklar
Memasang Saklar
Saklar berfungsi sebagai alat penghubung dan pemutus rangkaian sumber listrik
menuju peralatan listrik, dan umumnya dipasang untuk menyalakan atau
memadamkan Lampu. Terdapat berbagai jenis saklar, namun yang paling sering
digunakan untuk instalasi listrik dirumah adalah saklar tunggal dan saklar ganda.
Saklar tunggal digunakan untuk satu buah lampu, sedangkan saklar tunggal
digunakan untuk dua buah lampu. Saklar tunggal memiliki dua baut terminal,
satu terminal untuk tempat kabel fase langsung dari sumber, dan satu terminal
lagi untuk tempat kabel yang menuju ke lampu.
Pastikan kabel yang terpasang ke saklar adalah kabel fase, agar saat saklar
terputus, tidak ada tegangan listrik yang masuk ke lampu.
Cara Memasang Saklar
Saklar mempunyai banyak jenis dan tipe yang mempunyai berbagai fungsi. Akan
tetapi pada pembahasan disini kita hanya membahas tentang saklar yang
merupakan komponen pada instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung
dan/atau memutuskan aliran arus listrik kebeban (dalam hal ini lampu
penerangan). Berikut gambar penjelasan mengenai saklar tersebut dan cara
pemasangannya.
Ket: pengunci (penjepit) kabel yang terpasang pada konektor kabel biasanya
berupa baut pengunci atau dapat juga berupa penjepit tekan-tarik. Hal tersebut
tergantung dari pabrik pembuatnya.
Cara pemasangan saklar tunggal atau ada juga yang menyebut saklar engkel
terlihat pada gambar dibawah ini.
6. Kotak sambungan
Kotak sambungan disebut juga dengan Junction Box, atau biasa disebut dengan
Tedus.Kotak sambungan (Tedus) ini berfungsi tempat kita menyambung kabel-kabel
listrik, yang bertujuan agar setiap sambungan kabel dapat terlindung dengan baik dan
aman. setiap sambungan kabel ditempatkan didalam kotak sambungan (Tedus
7. Wire Nut.
Wire Nut adalah alat untuk menyambung kabel listrik yang baik dan aman, setelah
kabel disambung dengan cara dipuntir, kemudian kita tutup dengan Wire Nut agar
sambungan terlindungi dan tidak mudah longgar.Wire nut juga berfungsi pengganti
isolasi (Selasiban) yang biasa kita gunakan untuk menyambung kabel listrik.
PENUTUP
Ttd