Anda di halaman 1dari 104

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
SDN 007 LUBUK RAMO

LOKASI :
SDN 007 LUBUK RAMO

Oleh :
CV. KINANTAN

Pariaman
2019
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SDN 007 LUBUK RAMO
Lokasi : SDN 007 LUBUK RAMO
Thn. Angg. : 2019

I. URAIAN SINGKAT

PENDAHULUAN
Setelah mempelajari dan memahami penjelasan yang ada pada Dokumen
Pengadaan untuk paket Pekerjaan PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SDN 007
LUBUK RAMO yang bertempat di SDN 007 LUBUK RAMO maka kami susun Metoda
Pelaksanaan Kerja ini untuk memenuhi salah satu syarat teknis dalam proses
Pekerjaan ini.

UMUM
Metoda pelaksanaan ini kami susun dan ajukan berdasarkan pada aturan-aturan
pelaksanaan yang berlaku dan disyaratkan dalam RKS, dengan Jangka Waktu
Pelaksanaannya selama 75 ( Tujuh puluh Lima ) Hari Kalender. Dalam metoda
pelaksanaan ini, kami menguraikan langkah-langkah kerja yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan kerja konstruksi fisik di lapangan, meliputi hal – hal yang berhubungan
dengan Tenaga Kerja, Peralatan dan Bahan / Material yang digunakan nantinya, maka
kami dari CV. KINANTAN mencoba membuat Metoda Pelaksanaan Kerja yang
merupakan salah satu Persyaratan Teknis untuk Penawaran Pekerjaan tersebut.

Apabila Perusahaan kami ditetapkan sebagai Pemenang dalam pengadaan


melalui Metode e-Lelang Umum yang dilakukan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi
ini, maka kami akan melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya berdasarkan penawaran
yang kami ajukan dalam mengikuti proses pelelangan untuk pekerjaan ini.

TUJUAN DAN SASARAN


Metode / rencana kerja mempunyai kegunaan untuk mencapai hasil fisik yang
dapat dipertanggung jawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dengan
demikian urutan kerja, penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja harus
disusun secara sistimatis. Dalam melaksanakan pekerjaan, pada dasarnya selalu
menginginkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan kualitas dan spesifikasi
yang disyaratkan dan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Untuk
mencapai sasaran tersebut diperlukan adanya koordinasi dan kerja sama masing-
masing pihak yang terlibat dalam proyek tersebut.
Sasaran Proyek yang dimaksud adalah menyelesaikan proyek sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan, tepat pada waktu yang ditentukan dan Biaya Proyek tidak
melampaui Dana Anggaran, maka perlu dibuat suatu metoda pelaksanaan yang
merupakan strategi untuk dapat mencapai sasaran tersebut. Adapun kontrol yang
dibutuhkan untuk mencapai sasaran diatas adalah :

Pengendalian Mutu / Kualitas Bahan dan Pekerjaan


Untuk pengendalian mutu, maka dilapangan akan ditugaskan seorang Quality
Control yang akan mengawasi mutu bahan / material dipalangan secara berkala
dengan melakukan checklist dilapangan. Pengawasan mutu bahan akan
dilakukan pada saat bahan / material datang kelapangan, apakah sesuai dengan
yang disyaratkan dalam RKS.

Pengendalian Waktu
Pengendalian atas Waktu direncanakan dalam bentuk rapat – rapat yang
diadakan secara berkala setiap Minggu. Untuk memonitoring pengendalian
waktu proyek dilakukan dengan membuat Jadwal Pelaksanaan ( Time Schedule )
yang didasarkan atas urutan Pelaksanaan Pekerjaan dan berfungsi agar
Pekerjaan dapat berjalan lancar

Pengendalian Biaya
Pengendalian Biaya sangat tergantung pada Pengendalian Waktu, kalau waktu
tidak dapat dijadwalkan dengan baik, maka akan mengakibatkan tingginya
pembiayaan proyek. Pengendalian biaya ini terkait dengan sistem pembayaran.

TAHAP PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah di keluarkan Surat Penunjukan
Pemenang serta kontrak disetujui serta Surat Perintah Mulai Kerja Berikut Surat
Penyerahan Lapangan telah di terima oleh Pihak Kami. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak yaitu
selama 75 ( Tujuh puluh Lima ) hari kalender. Dalam pelaksanaan proyek, kami
selaku kontraktor pelaksana akan tetap mengacu pada RKS baik untuk bahan
bangunan dan mutu bangunan.

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, penentuan methode kerja


sangatlah penting. Hal ini dikarenakan methode kerja yang tepat sesuai dengan
pekerjaan dan kondisi proyek akan menentukan hasil penyelesian proyek tersebut,
sehingga methode kerja ini harus di rencanakan dan dievaluasi secara cermat
sebelum pekerjaan berlangsung.

Pemilihan alat kerja yang sesuai, teknis pelaksanaan yang tepat serta
pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan menunjang performa dan progress
pekerjaan dilapangan dengan baik.
Pembahasan pada bab ini meliputi beberapa bagian dari pelaksanaan
pekerjaan, mulai dari material, peralatan, Tenaga kerja dan item pekerjaan dalam RAB
sesuai dengan dokumen kontrak.
Perusahaan kami akan menyiapkan dan menyampaikan hal hal berikut :
1. gambar-gambar, dokumen-dokumen dan informasi yang diperlukan jika hal
tersebut tercantum dalam Dokumen Kontrak kepada PPK untuk dimintakan
persetujuannya :
2. Gambar konstruksi dan gambar kerja
3. Metode pelaksanaan konstruksi
4. Data-data produk material

Bilamana dokumen-dokumen tersebut diatas disyahkan oleh PPK, maka


akan merupakan bagian dari pada Spesifikasi Teknis dari Kontrak. Seluruh jenis
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan elevasi, dimensi dan detail yang ditampakkan
pada Gambar Konstruksi yang sudah disyahkan. Apabila diperlukan oleh PPK untuk
melaksanakan suatu item pekerjaan tertentu, maka kami juga akan menyampaikan
uraian-uraian material yang diperlukan, peralatan yang dibutuhkan, denah konstruksi,
stkamird dan tata laksana kerja yang berhubungan dengan gambar-gambar konstruksi
tersebut untuk disyahkan oleh PPK.

PENGENDALIAN TEKNIS / PENGUASAAN TEKNIS LAPANGAN


Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk
menjamin suatu hasil pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratakan di dalam
dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil pekerjaan untuk selanjutnya diwujudkan
dalam bentuk diterbitkan Sertifikat Serah Terima Pertama (PHO) dan Serah Terima
Terakhir (FHO).

Dalam Melaksanaan Pengendalian Teknis, Sebelum–Selama–Sesudah Pelaksanaan


Pekerjaan, mengacu pada :
Dokumen Kontrak Pekerjaan, terdiri atas :
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill of Quantity, Gambar kontrak,
Spesifikasi Teknis, Tata cara pembayaran dan pengukuran, Addendum Kontrak
(jika ada). Dan rujukannya yaitu Peraturan Teknis Kontruksi dan pengadaan
barang konstruksi dan laian-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
lingkungan pemerintah pemberi kerja,

Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran/perhitungan bersama,
pengecekan kesiapan Lahan, proses Approved Shop Drawing dan Asbuilt
Drawing, proses usulan/persetujuan material konstruksi, dokumentasi, Quality
Control Plan (QCP), test, inspection & cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan
dan pengadaan barang / bahan, peraturan dan perijinan yang berlaku.
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan:
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek
yang terdiri dari personal inti. Team manajemen proyek membuat rancangan
urutan pekerjaan mengacu pada denah pentahapan yang ada di dalam dokumen
kontrak. Untuk selanjutnya berdasar pada urutan pelaksanaan pekerjaan
tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan item pembayaran sesuai bill of
quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk mendapatkan suatu cara
pelaksanaan yang efektif dan efisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada
dengan tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan hingga selesai
pekerjaan

Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan, bahan dan tenaga
yang disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang akan
diterapkan.

Urutan pekerjaan
Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan di
lapangan dan sangat penting dan sebagai dasar untuk memobilisasi
/demobilisasi tenaga, alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat
dibutuhkan.

Metode kerja
Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara
rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan persyaratan lain yang
dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target
produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian
mutu dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitment kontrak.

Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)


Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan
maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu pekerjaan yaitu Rencana Kendali
Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan shop
drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan proses pemilihan
tenaga pelaksana trampil.

Keselamatan Kesehatan Kerja (K-3)


Keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja proyek maupun pihak lain
harus dijamin yaitu dengan mengadakan team K-3 proyek
Pengendalian Waktu
Berdasar metode kerja yang telah dipilih maka baik keterurutan, produktivitas
dan keperluan alat, bahan dan tenaga dapat dikendalikan sehingga waktu yang
yang telah dirancang juga secara otomatis dapat dikendalikan dengan benar.

Pemeliharaan pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan(PHO/FHO)


Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen kontrak
maka pekerjaan dapat diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai dengan
persyaratan teknisnya. Tahapan serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima
Pertama (disebut PHO) kemudian diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan
minor pekerjaan untuk selanjutnya sesuai dengan batas waktu masa
pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan baik oleh pemilik
proyek maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (disebut FHO). Dengan telah
diterbitkannya Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan
kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala
macam tuntutan

Sosialisasi dan Koordinasi


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor bersama-sama direksi
pengawas dan pemilik pekerjaan beserta instansi terkait melakukan sosialisasi
kepada masyarakat setempat agar masyarakat bisa memahami kegiatan yang
akan dilaksanakan sehingga dapat meminimalisir timbulnya konflik atau
persepsi-persepsi negatif dari masyarakat. Sosialisasi dan koordinasi tetap
dilakukan selama jalannya proyek sehingga dapat memperoleh informasi dan
masukan dari masyarakat serta pemecahan masalah yang timbul selama
pelaksanaan proyek

METODE SOSIALISASI DAN KOORDINASI


MASYARAKAT DI SEKITAR LOKASI PEKERJAAN
1.1. Sosialisasi dilakukan melalui tatap muka langsung di lokasi proyek dengan
melibatkan tokoh masyarakat setempat, perangkat desa dan kecamatan.
1.2. Hari pertemuan dipilih pada hari dimana masyarakat kurang melakukan
aktivitas sehari-hari dan diinformasilkan 7 (tujuh) hari sebelum acara
sosialisasi dimulai, tempatnya di balai pertemuan di tingkat Kecamatan
atau di Balai Desa/Nagari, dengan kata lain tempat acara sosialisasi harus
mudah dicapai tanpa menggunakan kendaraan, sehingga masyarakat dapat
hadir untuk mendengarkan penjelasan.
1.3. Sosialisasi mengenai pengadaan Material Pekerjaan, Alat Kerja dan Lokasi
Pekerjaan
1.4. Dukungan masyarakat akan diminta secara tertulis pada saat itu juga, yang
ditanda tangani oleh Kepala Desa/Wali Nagari atas nama masyarakat.
1.5. Masyarakat akan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan
pendapat atau pandangannya pada acara sosialisasi tersebut.
1.6. Apabila terjadi pertentangan/perbedaan pendapat akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat dengan melibatkan berbagai unsur terkait,
termasuk tokoh masyarakat.

PADA SAAT PELAKSANAAN/PENGATURAN LALU LINTAS/MANAJEMENT


LALU LINTAS
Secara umum, pekerjaan dilaksanakan pada lokasi dimana aktivitas lalu
lintas masih berjalan→keluar masuk jalan akses ke lokasi pekerjaan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan, lalu lintas existing tidak terganggu, untuk itu
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.7. Pengaturan lalu lintas.
1.7.1.Koordinasi dengan pihak yang berwenang
Pengaturan lalu lintas dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan
pihak DLLAJR dan kepolisian sektor setempat, sehingga diharapkan
kelancaran lalu lintas tetap terjaga, demikian pula halnya pada saat
mobilisasi / demobilisasi peralatan.
1.7.2.Petugas Bendera
Petugas bendera ditempatkan di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang
menggangu arus lalu lintas, terutama pada keluar masuk jalan akses kerja .
1.7.3.Rambu-rambu lalu lintas
Rambu lalu lintas dengan material, Bentuk dan dimensi mengacu pada
spesifikasi teknis dan gambar kerja dibuat dengan jumlah dan jenis sesuai
dokumen pelelangan dan kebutuhan dilapangan.

Dalam pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat


pendukung lainnya seperti palu, gergaji, dll. Rambu-rambu lalu lintas ini
dipasang pada lokasi pekerjaan yang bersinggungan dengan lokasi
existing/kepentingan publik/pengguna jalan.
Flow Chart Pengendalian Teknis / Penguasaan Teknis Pelaksanaan

Start

Dokumen Kontrak
Pemborongan

Koordinasi / rundingan Pemahaman Ketentuan Perijinan dg Pihak Terkait


dengan Direksi Dokumen Kontrak
pengawas

Survey Bersama & Pengukuran

Engineering & Addendum Request Item Pekerjaan


Kontrak Berikutnya

NO
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
OK

Request For Inspection/work Request Item Pekerjaan


Berikutnya dan seterusnya

Pelaksanaan Item Pekerjaan


pelaksanaan Item Pekerjaan
NO Berikutnya dan seterusnya

OK NO

Request Item Pekerjaan


OK
Berikutnya
FINISH
NO

OK
FLOW CHART PENYIAPAN GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)

Start

Selesai Survey dan Pengukuran →disetujui


 Stake Out, Pengukuran
 dsb

ENGINEERING
Proses pengajuan/persetujuan
Pekerjaan

Proposal / pengajuan Desain Compare dan checking terhadap


Konstruksi baru untuk beberapa tender drawing (dokumen tender)
item pekerjaan atau seluruh item
pekerjaan

Check Perubahan

Gambar Pelaksanaan /
Shop Drawing

Persetujuan Direksi
Pengawas
Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan

Check
OK
repair Final
Check Approved for
Construction
issued

FINISH

Reference to next Construction


(same work)
BAGAN ALIR PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Start

Dokumen Kontrak
Pemborongan

Koordinasi dg Pihak Pemahaman Syarat Perijinan dg Pihak Terkait


Owner & Direksi Kontrak
Pengawas
tdk
Cek
Ya

Scope Pekerjaan

Masukan dari Pihak


Owner & Pengawas Sosialisasi Pra Konstruksi

tdk
Cek
Ya
Serah terima Pekerjaan
Pemeriksaan Bersama Scope Kontrak (PHO)
tdk
Cek Pemeliharaan
Ya tdk
Pelaksanaan Scope Kontrak (sesuai
Perbaikan
bagan Alir Pek. & BQ )
Ya
Pembuatan Gambar Pelaksanaan / Rekayasa Enginer Serah Terima
Akhir (FHO)
tdk
Cek
Ya Finish
Gambar Pelaksanaan

Pelaksanaan Pekerjaan/Fisik

As Build Drawing Cek

Cek Pekerjaan Selesai


II. IDENTIFIKASI DAN PENGUASAAN LAPANGAN
1.1. Identifikasi Lapangan
Lokasi Proyek adalah di SDN 007 LUBUK RAMO KABUPATEN KUANTAN
SINGINGI PROVINSI RIAU
1.2. Penguasaan Lapangan
1.2.1. Umum
Pekerjaan secara umum akan duraikan pada Bagar Alir Pekerjaan
Secara Garis Besar (pada lembar berikutnya)
 Adalah memungkinkan selama tahapan pelaksanaan terjadi
perubahan terhadap hal - hal sebagai berikut :
 Metode pelaksanaan yang akan diterapkan
 Sumber daya
 Urutan kegiatan pekerjaan
 Estimasi waktu pelaksanaan sampai selesai

 Faktor yang dapat mengubah jadwal pelaksanaan konstruksi antara


lain :
 Tambahan detail metode pelaksanaan yang dilakukan setelah
design final selesai seluruhnya.
 Kerangka waktu pelaksanaan yang diharapkan
 Umpan balik dari pemberi kerja/pengawas
 Kondisi aktual lapangan
 Cuaca

PENYIAPAN, PEMELIHARAAN DAN PENGETESAN BAHAN BAHAN


DILAPANGAN DAN DILABORATORIUM
 Seluruh material dan tata laksana kerja harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan standar SNI (standar Nasional Indonesia) dan
standar lain yang umum berlaku, misal : ACI (American Concrete
Institute), American Society of Testing and Materials (ASTM), AWS
(American Welding Society), JIS (Japan International Stkamird).
 Apabila bahan-bahan dan tata laksana kerja dipersyaratkan pada
Dokumen Kontrak ini mengikuti peraturan dan standar yang tercantum
maka menjadi tanggung jawab Pihak Kami akan untuk menyiapkan
bahan-bahan dan tata laksana kerja yang sesuai dengan standar yang
sudah ditentukan dalam Kontrak.
 Juga menjadi tanggung jawab Pihak Kami akan apabila
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak ataupun permintaan tertulis
dari PPK untuk menyampaikan seluruh bukti-bukti yang dipersyaratkan
bahwa bahan-bahan ataupun tata laksana kerja sesuai dengan atau
melebihi persyaratan dari stkamird yang tercantum. Bukti tersebut
harus dalam bentuk formulir dan diajukan secara tertulis kepada PPK
dan diperlukan juga salinan laporan sertifikasi pengetesan.

BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN


 Bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan harus diperiksa,
diuji dan dites sebagaimana yang tercantum dalam kontrak. Untuk
mempersingkat waktu pemeriksaan, pengujian dan pengetesan maka
Pihak Kami akan mengajukan kepada PPK dua salinan seluruh
pemesanan bahan termasuk gambar-gambar dan informasi lainnya
yang mencakup bahan dan alat yang akan digunakan atau mengajukan
bukti lainnya melalui surat, email atau facsimile. Pemeriksaan, pengujian
dan pengetesan bahanbahan dan alat tersebut tidak serta merta
membebaskan tanggung jawab kontraktor untuk menyediakan material
dan alat yang memenuhi persyaratan sesuai kontrak.
 Seluruh pengujian dan pengetesan harus dilaksanakan oleh Pihak Kami
akan dan disaksikan oleh PPK, sesuai dengan standari s a s i dan
persyaratan. Pengujian dan pengetesan dilaksanakan dilapangan
dimana diperlukan. Pengujian dan pengetesan yang dilaksanakan di
luar lokasi pekerjaan dilakukan dilaboratorium yang disetujui oleh PPK.
 PPK mempunyai hak untuk menolak setiap bahan atau alat yang tidak
sesuai dengan persyaratan yang ada di kontrak. Pihak Kami akan tidak
berhak untuk memperoleh tambahan pembayaran atau perpanjangan
waktu untuk penyelesaian pekerjaan berkenaan dengan penolakan
bahan atau alat yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ada
dikontrak atau karena tertundanya waktu karena pelaksanaan ulang
pengujian dan pengetesan.
 Pihak Kami akan menyiapkan bahan-bahan yang akan di test dan
bersedia membantu dan bekerjasama guna memberikan izin
pelaksanaan pengetesan ditempat kerja dilapangan termasuk juga
menghentikan pekerjaan untuk keperluan pengetesan.
 Pihak Kami akan menyerahkan satu (1) asli dan satu (1) salinan untuk
setiap hasil laporan pengetesan dan catatancatatan lainnya untuk
pekerjaan Sipil, arsitektur dan M&E dengan format yan g disetujui oleh
PPK dalam waktu 7 hari setelah selesainya pengetesan

PENGETESAN DI LABORATORIUM DAN LAPANGAN


 Pihak Kami akan melaksanakan pengetesan lapangan untuk seluruh
pekerjaan Sipil, Arsitektur dan M&E sesuai dengan yang disyaratkan
dalam kontrak .
 Untuk pengetesan-pengetesan tersebut Pihak Kami akan boleh
menyiapkan alat-alat laboratorium sendiri ataupun dari laboratorium
dan alat pihak ketiga yang sudah disetujui oleh PPK.
 Pihak Kami akan mengajukan kepada PPK bukti bahwa alat alat
pengetesan yang digunakan sudah dikalibrasi dengan benar sebelum
dilakukannya pengetesan baik itu dilaboratorium sendiri atau
laboratorium pihak ketiga yang sudah disetujui PPK. Selama
pelaksanaan konstruksi Pihak Kami akan tetap harus mempertahankan
alat instrument tersebut terkalibrasi dari badan sertifikasi resmi.
Informasi kalibrasi tersebut harus dimasukkan oleh Pihak Kami akan
dalam Sistem QA&QC
 Pihak Kami akan menyiapkan skedul pengetesan lapangan dan
laboratorium dengan mempertimbangkan dan mengkorelasikan juga
Skedul Pelaksanaan dan Kemajuan pekerjaan dan mengajukannya
kepada PPK untuk dikaji.
 Dalam pengetesan Pihak Kami akan mengikuti prosedur QA&QC yang
sudah disetujui guna meyakinkan bahwa bahan-bahan dan alat sudah
sesuai dengan persyaratan persyaratan PPK dan hal-hal lain yang
tercantum dalam Kontrak.
 PPK berhak menyaksikan pengetesan yang dilakukan oleh Pihak Kami
akan guna keperluan pengendalian mutu pekerjaan dan sebagai bagian
dari audit system QA&QC Pihak Kami akan. Alat pengetesan
laboratorium atau lapangan harus setiap saat disiapkan dan dapat
diakses oleh PPK. Setiap kesaksian pengetesan dari PPK bukan berarti
Pihak Kami akan lepas dari kewajiban yang tercantum dalam Kontrak.
 Pihak Kami akan menunjukkan lokasi-lokasi pengetesan termasuk juga
pengetesan yang diarahkan oleh PPK dan memasukkan hal tersebut
dalam laporan pengetesan.
 Satu asli dan satu salinan dari masing-masing laporan pengetesan dan
catatan-catatan lainnya sesuai dengan yang ada dalam Dokumen
Kontrak sesuai format yang disetujui oleh PPK akan diajukan ke PPK
sesegera mungkin dalam waktu maksimum 3 hari.

4.1. Uraian Cara Kerja dari Masing-Masing Kegiatan secara garis besar
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan Lapangan
a. Ruang Lingkup
Meliputi segala hal yang berhubungan dengan upaya penyiapan suatu
media tempat pelaksanaan pekerjaan
b. Alat
Sekop, Gerobak, Cangkul, Parang, Linggis, tembilang, sinsaw kecil dll
c. Tenaga
Pelaksana Teknis, mandor, pekerja
d. Metode pelaksanaan
- pekerjan dimulai dengan membersihkan areal SDN 007 Lubuk Ramo
- Dilakukan penebasan untuk semak belukar dengan menggunakan
parang atau dapat juga menggunakan mesin pemotong rumput atau
dapat menggunakan cangkul
- Rumput dilakukan penggalian sampai ke akarnya dengan
menggunakan cangkul begitu juga halnya dengan tumbuhan perdu
dengan ukuran batang yang agak besar dilakukan pemotongan batang
yang kemudian dilanjutkan dnegan pembongkaran urat dengan
menggali menggunakan cangkul
- Setelah urat dikeluarkan, maka bekas penggalian tanah ditimbun
kembali dan dipadat dengan menggunakan stamper
- Sisa hasil pembersihan ditumpuk ke penumpukan sementara untuk
kemudian dimuat ke Pick up dan selanjutnya dibuang ke disposal area,
apabila terdapat sampah yang harus dibakar berdsarkan intruksi
pengawas, maka dilakukan pemberitahuan dan permintaan
persetujuan dari masayarakat sekitar untuk dilakukan pembakaran
e. Waktu Pelaksanaan
Fokus utama untuk pekerjaan pembersihan ini kami lakukan di minggu
pertama pelaksanaan pekerjaan, kan tetapi sepanjang pelaksanaan
pekerjaan, kegiatan ini akan selalu kami lakukan berdsarkan kebutuhan
terhadap pelaksanaan pekerjaan

2. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bowplank


a. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan Pengukuran Meliputi setiap kegiatan awal pekerjaan yang
terdapat pada bangunan SDN 007 Lubuk Ramo
b. Bahan dan Alat :
‐ Kayu Balok 5/7 ‐ Palu
‐ Paku 2”‐3” ‐ Benang
‐ Kayu Papan 3/25 ‐ Meteran

c. Prosedur pemasangan Bowplank


a. Kedudukan kuat dan tidak mudah goyah
b. Berjarak cukup dari rencana pembuatan kolom atau objek bangunan,
diusahakan bowplank tidak goyah akibat pelaksanaan galian.
c. Terdapat titik atau dibuat tanda
d. Sisi atas bowplank harus terletak sebidang (horizontal) dengan papan
bowplank lainnya
e. Letak kedudukan bowplank harus seragam menghadap kedalam bangunan
f. Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) dari pada objek yang
akan dikerjakan atau dibangun
Gambar Metode pembuatan Bowplank dan peletakan benang acuan
(Pola,bentuk dan jarak serta panjang disesuaikan dengan obejek yana akan dibangun)

3. Pemasangan papan nama proyek


- Papan Nama proyek dibuat dengan menggunkan bahan yang tahan lama
selama pelaksanaan pekerjaan yang memuat informasi pelaksanaan
pekerjaan, pelaku pekerja, pengawas, biaya dan lama waktu pelaksanaan
serta informasi mengenai nomor kontrak
- Papan nama dipasang ditempat strategis yang terbuka sehingga bias di
akses dan diketahui oleh semua pihak dengan izin pengawas
4. sewa direksi keet / kantor sementara & gudang alat dan bahan
- dalam hal ini kami mengadakan barak direksi keet serta gudang dengan
cara membautnya dekat dengan areal pelaksanaan pekerjaan, di tempat
yang bisa memantau semua pelaksnaan pekerjaan, dengan dimensi esuai
dipersyaratkan dengan kontrak dan standarisasi sesuai dengan
persyaratan K3 terutama untuk barak pekerjaa
- dibuat dengan mgnggunakan rangka kayu semi perrmanen yang tidak
menghambat pelaksanaan pekerjaan , penutup atap menggunkan seng dan
didnding terbuat dari papan
- direksi kitt deilengkapai dengan peralatan perkantoran seperti meja, kursi
serta rak perletakan dokumen serta media tempat menempelkan gamabr
kerja dengan konsep ruang lepas sehingga sewaktu-waktu juga dapat
digunakan sebagai tempat pertemuan jika terdapat pelaksanaan rapat
lapangan

5. Pelaksanaan SMK3
Pelaksanaan SMK3 Kami lakukan sepanjang pelaksanan pekerjaan sesuai
dengan rencana K3 yang telah dibuat, akan tetapi kegiatan awal kami lakukan
peada minggu pertama yang meliputi pemenuhan kebutahan K3 seperti Alat
pelindung dir, Peralatan obat-obatan, ramu dan sebagainya
A. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di
tempat kerja yang berhubungan dengan :
1. Pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3
Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3
yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SPPK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum, UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan Lembaran Negara
No. 1918) dan peraturan terkait lainnya.

B. SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah
disetujui oleh PPK. Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada
paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3
Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan
oleh Pengguna Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila: jumlah
pekerja paling sedikit 100 orang,
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung
KANTOR LAPANGAN K3 DAN FASILITASNYA
FASILITAS PENCUCIAN
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas
pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi
berikut ini:
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan
air dingin;
c. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau
bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para
pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Pihak Kami akan
menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai dengan
jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Pihak Kami akan menyediakan pancuran air untuk
mandi dengan jumlah sekurang- kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

TOILET FASILITAS SANITASI


a. Pihak Kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria
maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar
tempat kerja.
b. Jika jumlah pekerja lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka:
i. Kami menyediakan 1 urinal peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang,
ditambah apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan
tambahan 30 orang maka kami akan tambah satu urinal peturasan
untuk setiap 30 orang tambahan;
ii. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah
pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka
kami menambah satu kloset ditambah beberapa kloset untuk setiap 30
orang tambahan.
c . Toilet pria dan wanita akan dipisahkan dengan dinding tertutup penuh.
Toilet mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup,
dan terlindung dari cuaca. Toilet dibuat dan ditempatkan sedemikian
rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan
terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.

AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai
air minum
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi stkamir kesehatan yang
berlaku;
c. Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan
terlindungi dari kontaminasi dan panas; dikosongkan dan diisi air
minum setiap hari dari sumber yang memenuhi stkamir kesehatan.

FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN(P3K)


 Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di
tempat kerja.
 Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

AKOMODASI UNTUK MAKAN DAN BAJU


 Akomodasi yang memadai bagi pekerja, tempat untuk makan, istirahat,
dan perlindungan dari cuaca.
 Akomodasi mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi,
serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat
makan dan perlindungan dari cuaca.
 Penyediaan tempat sampah, dikosongkan dan dibersihkan secara
periodik.
 Penyediaan tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan
baju pakaian yang tidak digunakan selama bekerja.

PENERANGAN
 Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di
ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan
dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
 Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
 Penerangan darurat yang memadai.

PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas
yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara
nyaman oleh pekerja.

VENTILASI
 Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
 Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat
pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat,
dan pada kondisi lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung
nafas seperti respirator dan pelindung mata.

KETENTUAN BEKERJA PADA TEMPAT TINGGI PEKERJA YANG


BERPENGALAMAN
Bekerja di tempat kerja yang tinggi dilakukan oleh pekerja yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
Pelindung
Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu
atau beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring
pengaman, sistem penangkap jatuh.

Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja


 Membuat terali pengaman lokasi kerja sepanjang tepi lantai kerja atau
tempat kerja yang terbuka.
 Menggunakan Jaring Pengaman, Jika pelataran kerja atau tempat kerja
berada di atas jalan umum dan untuk mencegah jika ada bahaya material
atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, dan pengamanan daerah di
bawah pelataran kerja atau tempat kerja bebas dari akses orang.

Terali pengaman lokasi kerja


Terali pengaman memenuhi syarat, Jika terali pengaman lokasi kerja
digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau lubang lift :
 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
 Mempunyai batang tengah (mid-rail);
 Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja
atau material dari atap/tempat kerja.
Jaring pengaman
 Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya
jatuh. Digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat
memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut
tidak tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan
tali pengaman (safety harness) atau menggunakan perancah (scaffolding).
 Jaring pengaman dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
 Jaring pengaman dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan
lantai/tanah sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan
terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.

Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)


 Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk
sistem reel inersia (inertia reel system), safety harness dan tali statik.
Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini akan dilatih terlebih dahulu.
 Jenis sabuk pinggang tidak akan digunakan untuk pekerjaan atap.
 Pekerja yang menggunakan safety harness tidak akan diperbolehkan
bekerja sendiri. Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness
harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak terjatuh.
 Perhatian penuh diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel
inersia, dan/atau jaring pengaman.

Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Pihak Kami akan:
 Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
 Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
 Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga;
 Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
 Tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, kami pastikan
tangga tersebut berada sekurang- kurangnya 1m di atas lantai kerja;
Perancah (scaffolding)
 Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder. Seluruh perancah
diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat: sebelum digunakan,
sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk
atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah
tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama.
 Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat
inspeksi. Catatan tersebut ditandatangai oleh orang yang melakukan
inspeksi.
 Orang yang melakukan inspeksi memastikan bahwa:
 Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
 Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan
dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara
lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
 Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat
sehingga dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar
ikatannya cukup kuat.
 Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan,
maka ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus
dilakukan.
 Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk
menjamin stabilitas.
 Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
 Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan bersih dari
cacat dan telah tersusun dengan baik.
 Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi
pergeseran.
 Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu
orang dapat jatuh.
 Perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material,
kami pastikan bebannya disebarkan secara merata.
 Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang
menggunakan perancah yang tidak lengkap.

ELEKTRIKAL PASOKAN LISTRIK


Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat
yang memenuhi syarat:
 Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar
konduktor tidak lebih dari 230 volt.
 Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada
alat akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth.
 Alat mempunyai insulasi
 Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian
rupa sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC; atau
 Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).
Supply Switchboard Sementara Perhatian Utama Dan Harus:
 Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca.
 Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan
ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur
yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari
kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tkami: HARAP SELALU DITUTUP.
 Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
 Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus
untuk ini.
MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA ALAT PELINDUNG DIRI
Pihak Kami bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi
pekerjanya dengan ketentuan:
 Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara
penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan
penggunaannya.
 Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada
resiko terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm
pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus
menggunakannya.
 Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan
kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari serpihan material seperti
potongan gergaji kayu, atau potongan beton.
 Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan
sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki.
 Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi
 Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
 Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos
pada bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.
Bahaya Pada Kulit
 Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama
di tangan akibat penggunaan bahan berbahaya.
 Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan
semen. Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin.
Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.
 Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan.
Pakaian ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu
pelindung.
 Pihak Kami Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan
mengganti pakaian.
 Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman
beton dimana debu mulai terbentuk.
Penggunaan bahan kimia
 Pihak Kami akan mempunyai prosedur yang mengatur tata cara
menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara
penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
 Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu
tempat yang aman dan berventilasi baik.
 Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat
berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi
masalah.
PENGAMANAN
 Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan
pelaksanaan konstruksi dan harus menyediakan anggota Satuan
Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat-
syarat ini. Tugas dari Satpam Penyedia adalah menjaga ketertiban
dan keamanan di lokasi proyek, melakukan pengawalan, mengatur lalu
lintas dilokasi proyek, mencatat dan memeriksa kendaraan setiap tamu
yang keluar-masuk, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk
perlindungan pelaksanaan konstruksi didalam lokasi proyek termasuk
perlindungan dan penjagaan peralatan, material Penyedia, PPK dan
orang-orang yang bekerja serta berhubungan dengan proyek ini secara
terus menerus pada jam kerja maupun bukan jam kerja siang dan malam
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya seluruh
pekerjaan dan telah diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan
telah didemobilisasi dari lapangan yang dianggap terakhir dari kedua hal
tersebut
 Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia,
perwakilan penyedia atau Subpenyedia memakai kartu tanda pengenal
yang disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitas
penyedia, subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu dipakai
dilokasi proyek.
 Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang
digunakan oleh Penyedia dan subpenyedia termasuk peralatan penyedia
harus diberi label nama dari penyedia atau subpenyedia.
 pihak kami akan meyakinkan semua pihak yang tekait dengan pekerjaan
dan/atau yang sedang berada dalam lokasi pekerjaan untuk
memperhatikan dan menggunakan perangkat keamanan, diantaranya :
II.2 STRUKTUR BAWAH
Pekerjaan struktur bawah lainnya terdiri atas pekerjaan pondasi plat setempat setempat, dan
pekerjaan sloof berikut kami jelaskan metode untuk beberapa pakerjaan tersebut :
1. Pekerjaan Pondasi plat setempatSetempat
- Pekerjaan Plat Setempat dimulai dengan pekerjaan Galian tanah secara manual
dengan kedalaman sesuai dengan gambar kerja guna menempatkan lapisan pasir
urug dan lantai kerja
- Tanah digali secara manual dengan kedalaman sesuai dengan ketebalan rencana
pasi urug dan lantai kerja Beton 1:3:5
- Setelah kedalaman tanah tercapai, pekerjaan dilanjutkan dengan urugan pasir
sembari dipadatkan dengan menggunakan air dan di stamper secara manual dengan
menggunkan balok yang diberi tangkai
- Pelaksanaan stamper secara manual dilakukan mengingat sempitnya areal pekerjaan
- Setelah pasir padat, maka diatas pasir tersebut dilakukan pengecoran dengan
menggunakan beton Beton 1:3:5 sebagai lantai kerja
- Dilakukan dengan cara membuat adoanan betons esuai dengan JMF yang telah
dibuat sebelumnya pada laboratorium beton
- Bahan campuran beton, air, semen, pasir dan kerikil dimasukan secara berurutan
dengan mempedomani perbandingan jumlah bahan yang ada pada JMF
- Setelah adukan tercampur sempurna, atau lebih kurang 5 menit, maka beton
dituangkan ke atas pasir urug dan diratakan dengan menggunkan raskam
- Proses pemadatan beton dilakkan dengan cara menusuk-nusukan sendok semen ke
adonan beton agar padat
- Setelah beton padat dan mengering, maka dilanjutkan dengan pemasangan
bekisting, kemudian dilanjutkan dengan pembesian pondasi plat setempatdan
selanjutnya dilakukan pengecoran beton sesuai dengan gamabr kerja dan RAB
pembesian diatas lantai kerja

Pekerjaan Galian Pondasi


Berikut hal hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan pekerjaan galian pondasi
:
 Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian
pada saat pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk
agar setiap orang berhati-hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang
berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian pondasi.
 Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing
agar pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan
secara manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga
harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop, tambang,
ember/ karung pembuang tanah.
 Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas
tanah pemilik. Jika tanah berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu
dilakukan pembicaraan apakah galian tanah dapat dibuang sementara ke lokasi
tanahnya, jika tidak bisa dilakukan maka harus dilakukan pengaturan posisi
pembuangan supaya dapat dihindari terjadinya longsoran tanah.
 Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya
tetap tersedia lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan
pelaksana memeriksa sistim penumpukan tanah galian pondasi dan memastikan
sistem penumpukan tersebut tidak menghambat proses pengecoran.
 Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi
dan elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar). Pelaksana harus
membuat papan bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas
tanah yang akan digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan
kembali supaya tidak menganggu pekerjaan galian.
 Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah.
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi .

 Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
 Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien
runtuhan tanah besar maka sisi galian miring .

 Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah


cukup besar. Karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar
dari ukuran dimensi tapak. Lakukan penambahan cerucuk sebagai turap. Tujuannya
supaya tekanan lumpur akan berkurang ke bekisting.
 Untuk galian pondasi kedalaman lebih dari 1 m dimana jenis tanah adalah tanah
runtuhan, pengawas memerintahkan pelaksana segera melakukan pemasangan
struktur penahan tanah (turap).

 Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkontraktor
harus menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
 Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan
pekerja yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang
membuang tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini
untuk menghindari longsoran dimana tanah galian masuk kembali ke dalam.
 Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan
kembali ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar
rencana.
 Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan
siap dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.

Pekerjaan Pasir Urug


 Pada bagian bawah pondasi diatas permukaan tanah keras diberi urugan pasir padat
sesuai dengan gambar kerja
 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan
dari pasir tersebut
 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata

Pekerjaan Lantai kerja Beton 1:3:5


Lantai kerja disini adalah lantai kerja untuk kedudukan pondasi plat setempat agar
nantinya pada saat pemasangan pembesian, besi tidak bersentuhan langsung dengan
tanah dan agar mutu beton untuk pondasi plat setempat terjamin karena air semen
nantinya tidak meresap ke tanah
1) Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, kerikil serta
air. Bahan-bahan diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan
maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
2) Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti
semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat
adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil.
3) Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan
juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
o Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari
kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang sesuai dengan
hasil Job Mix beton yang didapat dari pengujian labor.
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:
semen, pasir, kerikil beton, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume sesuai mutu dari dari lantai kerja.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga krikil dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10
menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah
bantuan alat sendok spesi centong/dan dilakukan/dikerjakan bertahap
sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong

Gambar Menuangkan dan meratakan Beton untuk lantai kerja


 Setelah melakukan pengecoran, maka lantai kerja tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering dilakukan penempatan Besi tulangan
yang telah di pabrikasi

Penempatan Bekisting
1) Bekisting yang telah dirakit di tempatkan sedemikian rupa di atas urugan Pasir
dengan mempedomani benang AS Kolom Sebagai Acuan.

BENANG AS KOLOM BEKISITING


Gambar penempatan bekisting pondasi plat
(Pelaksanaan Lapangan disesuaikan dengan Gambar Kerja dan Spesifiksi Teknis)

2) Setelah bekisting diposisikan maka selanjutnya diberi perkuatan terhadap dinding-


dinding bekisiting dengan menggunakan kayu 5/7 agar nantinya pada saat
pengecoran tidak terjadi transformasi bentuk.
Gambar Metode Perkuatan Bekisting agar
Tidak ada transformasi bentuk saat pengecoran

b. Pemasangan Tulangan Pabrikasi


Setelah merakit tulangan poer maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan
cara manual karena tulangan untuk pondasi plat setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal‐hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan lantai kerja,
jarak antara tulangan dengan lantai kerja adalah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari beton ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.

PENGGANJAL YANG
TERBUAT DARI BETON

Gambar penempatan pengganjal dan bekisting untuk pondasi plat/pilecap


Gambar Penempatan Besi ke dalam bekisting
(Bentuk dan susuanan besi hanya ilustrasi, pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan
Spesifikasi teknis)
Setelah besi untuk ondasi di tempatkan dalam bekisting, kemudian dilanjutkan
dengan menempatkan pembesian untuk kolom pedestal sebgaimana gambar di
bawah ini

Gambar Penempatan Besi Kolom Pada Pondasi plat


(Bentuk dan susuanan besi hanya ilustrasi, pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan
Spesifikasi teknis)

 Agar besi kolom dapat dipastikan kedudukannya akibat kemungkinan


pergesaran saat memasukan adukan beton maka di pasang kayu melintang di
kedua sisinya
Gambar Penempatan kayu agar Besi Kolom tidak bergeser saat Pengecoran
(Bentuk dan susuanan besi hanya ilustrasi, pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan
Spesifikasi teknis)
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar‐benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

Pekerjaan pengecoran Pondasi plat setempat dengan beton mutu 1:2:3


1) Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, kerikilbeton
serta air. Bahan-bahan diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan
maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
2) Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti
semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat
adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil.
3) Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan
juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
o Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari
kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang sesuai dengan
hasil Job Mix beton yang didapat dari pengujian labor.
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:
semen, pasir, kerikil beton, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume sesuai mutu dari dari lantai kerja.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga krikil dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10
menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam beksiting dengan
bantuan alat sendok spesi centong/dan dilakukan/dikerjakan bertahap
sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan dipadatkan
dengan menggunkan concrete vibrator sampai getaran dalam beton
mengindintifikasikan beton telah padat

Memadatkan cor beton


Ketika mengecor beton harus dilakukan pemadatan yang baik, yaitu dengan cara ditusuk-
tusuk menggunkan kayu atau besi agar beton yang dihasilkan padat tidak ada rongga alau
lubang-lubang pada beton, atau menggunakan mesin khusus jika pekerjaan pengecoran cukup
besar. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami menggunakan concrete vibrator utuk
memadatkan beton ke dalam bekisting supaya tidak terjadi rongga yang nantinya
mempengaruhi kualitas beton.

Gambar memadatkan Beton cor dipadatkan dengan menggunakan


concrete vibrator

Agar pelaksanaan pengadukan dan pengecoran adukan beton dapat dilaksanakan seperti
ketiga point di atas, diperlukan tukang-tukang bagunan yang baik dan mentaati perintah
pelaksana, serta pengawasannya harus benar-benar dilakukan dengan baik.

Gambar pondasi plat setempat setelah di cor

c. Membongkar Bekisting
 Bekisitng untuk pondasi dapat di bongkar setelah 24 jam karena cor beton di sangga
oleh latai kerja dan untuk sementar beton tersebut tidak menupang momen tertentu.
 Pembongkaran harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pengawas.
 Bekisitng dibongkar sesuai dengan urutan pemasangannya dari akhir ke awal, dalam
hal ini kayu perkuatan terlebih dahulu dibongkar, kemudian bidang sisi bekisting di
bongkar satu persatu.

Pondasi plat setempat setelah bekisting dilepas


 Setelah bekisting di bongkar maka dilakukan perawatan beton yakni dengan
menyiramnnya secara berkala

 Setelah melakukan pengecoran, maka beton dibiarkan mengering selama 24 jam


dan dilakukan pembongkaran bekisting untuk selanjutnya dilakukan proses
curing yakni dengan menyiram beton untuk mejaga kelembababannya

PAEKERJAAAN URUGAN TANAH


 Dilakukan pengukuran untuk menentukan ketinggian rencana urugan
 Setelah ketinggian ditandai maka dilakukan perentangan benang secara menyilang
sebagai alat kontrol terhadap rencana timbunan
 Tanah dibawa ke areal penimbunan dengan menggunkan gerobak
 Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.
 Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm
meterial lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat
dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.
 Tanah dipadatkan dengan metoda di atas sampai ketinggian timbunan tanah yang
diinginkan
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh direksi .
 Bila permukaan tanah akhir akan dibuat miring, maka kemiringan tanah diselesaikan
secara rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh direksi.
 Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan mesin stamper
2. Pekerjaan Sloof

Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan persiapan
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mengerjakan pekerjaan Sloof Beton yaitu
persiapan alat, bahan dan tenaga kerja yang dapat dilihat sebagai berikut.
1) Alat tangan
- sendok tembok (bulat)
- water pas/ alat penyipat datar /slang Ø 1 cm
- martil besi 0.25 kg
- godam(bodem) 2 kg/5 kg
2) Alat Bantu
- Kotak adukan terbuat dari plat baja/kayu - Roda dorong
- Cangkul - Kotak aduk
- ember tempat air - Molen Beton
- singkup - Conrete Pump
- Gergaji
3) Bahan Adukan Pengikat Beton
- Pasir Beton
- Kerikil Maks 30 mm
- Semen
- Air secukupnya
- Beton SESUAI DENGAN RAB DAN GAMABR KERJA (Site mix)
4) Tata letak bahan-bahan dilapangan
Perletakan bahan adukan/spesi, batu belah dan peralatan kerja harus :
- mudah dijangkau
- tidak menggangu sewaktu bekerja
- harus dijaga keselamatan kerja peralatan
b. Pekerjaan pembersihan, pengukuran dan pemasangan bowplank
Pekerjaan berikutnya adalah pembersihan lahan, pembersihan lahan disini adalah
pembersihan lahan dari sisa-sisa pekerjaan plat setempat dan pekerjaan lainnya untuk
mempermudah pekerjaan selanjutnya. Setelah proses pembersihan selesai maka
dilakukan pekerjaan pengukuran as–as bangunan yang sesuai dengan gambar kerja yakni
dengan menarik benang dari paku tanda as bangunan pada bowplang yang selanjutnya
membuat marking area pada poer, Marking dibuat pada poer dengan membuat benang
pinjaman dari as yang mana benang pinjaman tersebut adalah dimensi sloof setelah
dilakukan pengecoran.

c. Pekerjaan Galian Tanah


- Dilakukan pekerjaan galaian tanah untuk kedudukan sloof sesuai dengan gamabr kerja
yakni dengan menggali tanah selebar slof yang dilebihkan seukuran ketebalan
beksiting sloof
- Penggalian dilakukan secara manual dengan tenaga manusuia
- Dalam penggalian selalu dilakukan pengukuran kedalam galiaan dengana mengukur
jarak rencana galaian dari benang yang direntang dari papan bowplank ke papan
bowplank lainnya agar galian tanah tidak dalam dan mempengaruhi struktur tanah
- Apabila terdapat kedalam galaian tnaah yang agak dalam, maka dilakukan perbaikan
kondsi tanah dengan melakukan pengurugan kembali dan dipadat sampai tanah
terebut betul-betul pada
-
d. Pasir Urug Untuk SLoof
Setelah kedalaman galain sesuai dengan rencana penempatan sloof + ketebalan lantai
kerja dan pasir maka dilakukan pekerjaan urugasn pasi yangj uga nantinya dipadat
dengan distemper menggunkan stamper manual dan disiram dengan air

e. Pekerjaan lantai kerja Beton 1:3:5


- Pekerjaan lantai kerja dilakukan seteleah pekerjaan pasir urug, yakni dengan membuat
adukan beton sesuai mutu pada RAB dan gamabr kerja, kemudian menuangkannya ke
atas pasir yang telah dipadatkan sepanjang jalur sloof dan diratakan dengan
menggunakan raskam
- Ketinggian lantai kerja selalu di check agar rata sepanjang aliran sloof
- Tujuan pemberian lantai kerja dbawah sloof agar didapatkan selimut beton sesuai
dengan rencana dan besi tidak bersentuhan dengan tanah sebelum pelaksanaan
pengecoran
f. Pabrikasi Tulangan Sloof

Start

Daftar Pembengkokan Tulangan Pengangkutan Material Besi dari Suplier


(Bar Bending) & Transportasi ke Lokasi Pekerjaan

Penyimpanan di stock
Material/Gudang Proyek

Pemeriksaan Material
-Test tarik

Hasil
Test

Penimbangan Cari Material Baru


Material

Pemotongan dan
Pembengkokkan

Perakitan di Lokasi
Fabrikasi

Pemeriksaan
- Diamater
- Jumlah Perbaikan
- Lokasi

Tidak
Hasil

Pemasangan di lapangan

Selesai Siap di Cor Beton


1) Bahan
Bahan yang digunakan adalah Tulangan (khusus untuk beton
bertulang)
1) Tulangan baja untuk beton batang baja lunak yang bulat dan
polos serta ulir, digilas panas, sesuai dengan stadar SK SNI T-15
1991 seperti ditunjukkan dalam gambar Kerja.
2) Sebelum dilakukan pabrikasi tulangan terlebih dahulu di setujui
oeh direksi/pengawas.
3) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang
memenuhi persyaratan, sehingga bebas dari kontaminasi
langsung dengan udara/tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan
gemuk.
4) Untuk pengikat tulangan beton digunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
2) Peralatan
Peralatan yang digunakan saat fabrikasi yaitu :
 Mesin Pemotong Besi (Bar Cutter)
 Mesin Pembengkok Besi (Bar Bender)

3) Perakitan Tulangan
Cara perakitan tulangan :
 Mengukur panjang masing‐masing type tulangan yang diketahui
dari ukuran pondasi setempat.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Poer dan Kolom,
dengan memperhitungkan bentuk‐bentuk type tulangan sesuai
dengan Gambar Kerja;
 Merakit satu persatu bentuk dan type tulangan poer dan kolom
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
sesuai bentuk dalam gambar kerja;
g. Pabrikasi Bekisting Sloof
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau
diatasnya.
Tahap‐tahap pekerjaan bekisting :
1) Bahan
 Bekisting berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III.
 Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin
kekokohan struktural selama proses pengecoran dan perawatan
beton.
 Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5 x 7cm
diperkuat dengan plywood tebal 9 cm dan balok 5 x 10 cm yang
mengikuti bentuk struktur
2) Pelaksanaan
 Dibentuk sesuai dengan bentuk pekerjaaan yang akan dikerjakan
 Bekisting dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan
dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang
diperlukan kmai menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan
tentang bekisting dan harus membuat contoh-cotoh bekisting
untuk mendapat pengesahan Direksi.
 Penyangga-penyangga diberi jarak antara yang dapat mencagah
defleksi bahan-bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-
sambungan rapat, sehingga dapat mencegah kebocoran-
kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang
permukaan sementra harus disediakan di dalam bekisting untuk
memudahkan pembersihan bekisting.
 Bekisting dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan
ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam
gambar.

Contoh Perkuatan pada dinding Bekisitng


 Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa meghasilkan permukaan beton yang
padat.
 Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi susah memeriksa
dan memberi persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun.
 Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, kami membuat rencana bekisting
dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk
dimulai perawatan sesegera mungkin.
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
 Papan‐papan disambung dengan klem / penguat / penjepit.
 Paku diantara papan secara berselang‐seling dan tidak segaris agar tidak terjadi
retak.

Pelaksanaan pengecoran
- Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat,
paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, compressor dan atau air
- Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran
sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari
genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah
diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan
- Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, Split serta air.
Bahan-bahan diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji
apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
- Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen
merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-
butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat
halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil.
- Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
o Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang sesuai dengan hasil Job Mix beton
yang didapat dari pengujian labor.
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, kerikil beton, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume sesuai mutu dari dari lantai kerja.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam beksiting dengan bantuan
alat sendok spesi centong/dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit
agar tidak ada ruangan yang kosong dan dipadatkan dengan menggunkan concrete
vibrator sampai getaran dalam beton mengindintifikasikan beton telah padat
Pekerjaan Beton di Lapangan

Persiapan Bangunan Persiapan Alat & Bahan


- Peeriksaan Ukuran, Elevasi - Persiapan material (Jumlah &
- Pemeriksaan Cetakan Beton kualitas)
- Pemeriksaan Tulangan (Jumlah - Persiapan alat (Vibrator)
Ukuran, bentuk) - Persiapan alat bantu (Lampu,
- Pemeriksaan Material yang akan tenda, dll)
tertanam (kalau ada)

Persiapan cor
- Talang, Bucket, alat angkur
adukan/bucket, dll
- Tenaga kerja

PEKERJAAN
PEMERIKSAAN
Pengadukan Campuran Beton
BETON

Ambil Kubus Beton Pengecoran & Pemadatan

Pemeliharaan

Bongkar Cetakan

Pemeriksaan Hasil
Keropos Bagus

Perbaikan

Baik
Tes Umur 28 hari

Pekerjaan diterima
- Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau
penutup (shutter) kecuali penutup dari beton
- Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi
dengan indera pendegaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang
dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan
konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai spesifikasi
teknis dalam dokumen lelang.
- Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis
Kondisi Khusus
- Pada saat dimana dibutuhkan percepatan perkerasan umur beton → agar tercapai
ketetapan pelaksanaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka perlu
ditambahkan bahan khusus (concrete admixture ) pada material beton readymix
- Penggunaan tersebut dengan persetujuan Ahli / Pengawas
Flowchart Pekerjaan Pemeriksaan Kubus
Ambil Kubus Beton

Test Umur 7 Hari atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis

Tidak
Hasil

Tidak
Evaluasi

Campuran Test Umur 28 Hari Pekerjaan Diteruskan


Perbaikan

Tidak Baik
Hasil

Evaluasi

Pekerjaan diterima

Bangunan Di Catatan :
Bongkar - Perbaikan campuran
- Perbaikan Cara Kerja
- dll

Pembangunan
Kembali
Membongkar Bekisting
 Bekisitng untuk sloof dapat di bongkar setelah 24 jam atas izin atau persetujuan pengawas
karena cor beton di sangga oleh latai kerja dan untuk sementara beton tersebut tidak
menupang momen tertentu.
 Pembongkaran harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pengawas.
 Bekisting dibongkar sesuai dengan urutan pemasangannya dari akhir ke awal, dalam hal
ini kayu perkuatan terlebih dahulu dibongkar, kemudian bidang sisi bekisting di bongkar
satu persatu.
 Setelah bekisting di bongkar maka dilakukan perawatan beton yakni dengan
menyiramnnya secara berkala

PEKERJAAN KOLOM
Pada pekerjaan kolom hal yang pertama dilakukan ialah menentukan titik kolom,
setelah itu tentukan stek tulangan kolom untuk lantai 1 dan marking kolom tersebut,
bersamaan pula dilakukan pekerjaan pabrikasi yang dilakukan dilos besi. Setelah di
pabrikasi angkut tulangan kolom tersebut ke area titik kolom dan pasang tulangan
kolom, kemudian pasang sepatu kolom setelah tulangan kolom selasai dipasang,
pemasangan bekisting dilakukan dengan bantuan alat berupa katrol kemudian cek
ketegakan kolom apabila kolom tersebut telah lurus kolom siap di cor dan setelah 7 jam,
bekisting kolom boleh dibongkar. Rangkaian pekerjaan kolom tertera dalam diagram alir
terlihat dibawah ini :

Gambar Flowchart Pekerjaan Kolom

MULAI

TENTUKAN TITIK KOLOM

FABRIKASI TULANGAN
FABRIKASI MARKING KOLOM
BEKISTING

PEMASANGAN SEPATU PEMASANGAN


KOLOM TULANGAN KOLOM +
BETON DECKING

PEMASANGAN BEKISTING

LOT/PERIKSA TEGAK
LURUS NYA
Tidak
ya PERBAIKI

FINISH COR
Pekerjaan kolom merupakan pekerjaan beton bertulang struktur kolom yang
merupakan batang vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom
adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Pekerjaan kolom yang ditinjau pada gedung ini ialah pekerjaan kolom struktur beton
bertulang. Beton yang digunakan menggunakan beton Site mix dengan mutu beton 1:2:3.
Dimensi kolom yang ditinjau berbeda-beda sesuai perencanaan.

Metode Pelaksanaan

a. Proses Marking
Marking merupakan titik-titik ataupun garis yang digunakan sebagai acuan letak as
kolom, bekisting,. Marking ini dibuat berdasarkan titik acuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Alat yang digunakan dalam proses marking antara lain:
1) Theodolite
2) Unting-unting dan benang
b. Pabrikasi Tulangan Kolom
Start

Daftar Pembengkokan Tulangan Pengangkutan Material Besi dari Suplier


(Bar Bending) & Transportasi ke Lokasi Pekerjaan

Penyimpanan di stock
Material/Gudang Proyek

Pemeriksaan Material
-Test tarik

Hasil
Test

Penimbangan Cari Material Baru


Material

Pemotongan dan
Pembengkokkan

Perakitan di Lokasi
Fabrikasi

Pemeriksaan
- Diamater
- Jumlah Perbaikan
- Lokasi

Tidak
Hasil

Pemasangan di lapangan

Selesai Siap di Cor Beton


4) Bahan
Bahan yang digunakan adalah Tulangan (khusus untuk beton
bertulang)
a) Tulangan baja untuk beton batang baja lunak yang bulat dan
polos serta ulir, digilas panas, sesuai dengan stadar SK SNI T-15
1991 seperti ditunjukkan dalam gambar Kerja.
b) Sebelum dilakukan pabrikasi tulangan terlebih dahulu di setujui
oeh direksi/pengawas.
c) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang
memenuhi persyaratan, sehingga bebas dari kontaminasi
langsung dengan udara/tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan
gemuk.
d) Untuk pengikat tulangan beton digunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
5) Peralatan
Peralatan yang digunakan saat fabrikasi yaitu :
 Mesin Pemotong Besi (Bar Cutter)
 Mesin Pembengkok Besi (Bar Bender)

6) Perakitan Tulangan
Cara perakitan tulangan :
 Mengukur panjang masing‐masing type tulangan yang diketahui
dari ukuran pondasi setempat.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Kolom, dengan
memperhitungkan bentuk‐bentuk type tulangan sesuai dengan
Gambar Kerja;
 Merakit satu persatu bentuk dan type tulangan poer dan kolom
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
sesuai bentuk dalam gambar kerja;

Gambar metode pembengkokkan dan pengikatan besi


c. Pabrikasi Bekisting Kolom
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau
diatasnya.
Tahap‐tahap pekerjaan bekisting :
1) Bahan
 Bekisting berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III.
 Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin
kekokohan struktural selama proses pengecoran dan perawatan
beton.
 Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5 x 7cm
diperkuat dengan plywood tebal 9 cm dan balok 5 x 10 cm yang
mengikuti bentuk struktur
2) Pelaksanaan
 Dibentuk sesuai dengan bentuk pekerjaaan yang akan dikerjakan
 Bekisting dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan
dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang
diperlukan kami menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan
tentang bekisting dan harus membuat contoh-cotoh bekisting
untuk mendapat pengesahan Direksi.
 Penyangga-penyangga diberi jarak antara yang dapat mencegah
defleksi bahan-bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-
sambungan rapat, sehingga dapat mencegah kebocoran-
kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang
permukaan sementra harus disediakan di dalam bekisting untuk
memudahkan pembersihan bekisting.
d. Pemasangan Tulangan dan Beton Decking
Tulangan pada pekerjaan kolom telah terpasang pada pekerjaan
seebelumnya yakni pada pekerjaan sloof. Sehingga pada tahapan ini,
pekerjaan sehubungan dengan tulangan kolom adalah memasangkan beton
decking (beton tahu) pada tulangan koom yakni dengan mengikatkan
beton tahun tersebut pada tulangan utama dengan kawat baja

Gambar Beton Decking


e. Pemasangan Sepatu Kolom

Gambar Pemasangan sepatu Kolom dengan melaskan besi siku pada tulangan
kolom (Bentuk dan susunan besi hanya ilustrasi, pelaksanaan mengacu pada gambar
kerja dan Spesifikasi teknis)
Gambar sepatu Kolom telah terpasang pada tulangan kolom
(Bentuk dan susunan besi hanya ilustrasi, pelaksanaan mengacu pada gambar kerja
dan Spesifikasi teknis)

f. Memasang Beksiting Kolom


Seperti pada gambar di atas bahwa sebelum pemasangan bekisting
dilanjutkan, dipastikan terlebih dahulu pembesian kolom sudah selesai.
Berikut langkah-langkah dalam memasang bekisting pada kolom struktur
1) Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada
pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu
kolom biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
2) Memasang bekisting kolom seperti pada gambar. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton sudah di dalamnya. Tujuan beton decking ini
untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
3) Memasang sabuk balok pada bekisting kolom untuk memperkuat.
Ukuran balok yang digunakan biasanya 6/12 atau 8/12 kayu kruing.
Untuk mengunci balok tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod
menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi
tebal 3-5 mm. Jarak balok sangat tergantung dari tinggi kolom.
Apabila tinggi kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4
dengan jarak dibagi rata. Namun jika tinggi kolom lebih dari 4 m
maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak sabuk
semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
4) Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk
mendapatkan kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan
pipa support dinilai sangat penting.
Gambar metode pemasangan bekisting kolom
(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)
g. Pekerjaan beton mutu sesuai dengan RAB
- Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat,
paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, compressor dan atau air
- Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran
sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari
genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah
diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan
- Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, Split serta air.
Bahan-bahan diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji
apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
- Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen
merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-
butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat
halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil.
- Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
o Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang sesuai dengan hasil Job Mix beton
yang didapat dari pengujian labor.
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, kerikil beton, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume sesuai mutu dari dari lantai kerja.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam beksiting dengan bantuan
alat sendok spesi centong/dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit
agar tidak ada ruangan yang kosong dan dipadatkan dengan menggunkan concrete
vibrator sampai getaran dalam beton mengindintifikasikan beton telah padat
Pekerjaan Beton di Lapangan

Persiapan Bangunan Persiapan Alat & Bahan


- Peeriksaan Ukuran, Elevasi - Persiapan material (Jumlah &
- Pemeriksaan Cetakan Beton kualitas)
- Pemeriksaan Tulangan (Jumlah - Persiapan alat (Vibrator)
Ukuran, bentuk) - Persiapan alat bantu (Lampu,
- Pemeriksaan Material yang akan tenda, dll)
tertanam (kalau ada)

Persiapan cor
- Talang, Bucket, alat angkur
adukan/bucket, dll
- Tenaga kerja

PEKERJAAN
PEMERIKSAAN
Pengadukan Campuran Beton
BETON

Ambil Kubus Beton Pengecoran & Pemadatan

Pemeliharaan

Bongkar Cetakan

Pemeriksaan Hasil
Keropos Bagus

Perbaikan

Baik
Tes Umur 28 hari

Pekerjaan diterima
- Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau
penutup (shutter) kecuali penutup dari beton
- Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi
dengan indera pendegaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang
dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan
konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai spesifikasi
teknis dalam dokumen lelang.
- Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis
Kondisi Khusus
- Pada saat dimana dibutuhkan percepatan perkerasan umur beton → agar tercapai
ketetapan pelaksanaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka perlu
ditambahkan bahan khusus (concrete admixture ) pada material beton readymix
- Penggunaan tersebut dengan persetujuan Ahli / Pengawas
Flowchart Pekerjaan Pemeriksaan Kubus
Ambil Kubus Beton

Test Umur 7 Hari atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis

Tidak
Hasil

Tidak
Evaluasi

Campuran Test Umur 28 Hari Pekerjaan Diteruskan


Perbaikan

Tidak Baik
Hasil

Evaluasi

Pekerjaan diterima

Bangunan Di Catatan :
Bongkar - Perbaikan campuran
- Perbaikan Cara Kerja
- dll

Pembangunan
Kembali
Membongkar Bekisting
1) Persiapan Pembongkaran
a) Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas,
SiteManager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form terlampir).
b) Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan.
c) Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt.
d) Tenaga bongkar minimal 2 orang (1 orang tukang, 1 orang kenek)

2) Pelaksanaan Pembongkaran
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam atau
tergantung yang diijinkan oleh pengawas lapangan (biasanya paling lambat setelah umur
beton 24 jam).
a) Pembongkaran dimulai dari Clam Kolom terlebih dahulu sehingga tidak terjadi
goyang pada kolom yang masih muda.
o Mur dan plat waser dibuka, track stang ditarik dari klam kolom kemudian
diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas) dengan cara
1 orang diatas dan 1 orang dibawah untuk menerima hasil bongkaran.
o Plat waser dan murnya dimasukkan kembali ke dalam track stang, kemudian
track stang diikat dengan kawat bendrat masing-masing 4 buah dan ditumpuk
pada tempat yang telah disiapkan.
o Setelah track stang lepas dari klam kolom, kemudian klam kolom diturunkan
satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas). Ditumpuk rapi pada
tempat yang telah disiapkan.
o Cara penumpukan track stang dan klam kolom lihat gambar.
b) Setelah Clam Kolom lepas semua barulah pipe supportnya dilepaskan satu persatu
dengan hati-hati.
 Kendorkan ring pada jack base/U-head, setelah kendor pipe support dilepas
satu persatu dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan
 Cara Penumpukan Pipe support lihat gambar.
c) Selanjutnya baru dilepas panel kolomnya satu persatu.
 Panel kolom yang akan dibuka diikat dengan tambang, kemudian dicongkel
secara perlahan sampai terbuka dan terlepas dari beton kolom.
 Tambang dikendorkan secara perlahan sehingga panel kolom miring dan rebah
di lantai, kemudian angkat dan langsung ditumpuk rapi
 Setelah satu panel lepas, lanjutkan untuk sisi berikutnya satu persatu dan
langsung ditumpuk rapi.
 Sebelum Panel Kolom ditumpuk, harus dibersihkan dahulu dari sisa-sisa
pengecoran, setelah bersih langsung diminyaki dengan minyak bekisting, baru
ditumpuk.
d) Pembongkaran balok tatakan support
 Lepas terlebih dahulu klos kayu ganjal atau paku, kemudian tarik balok
tatakan dan tumpuk rapi
 Potong/bengkokkan stek besi tempat balok tatakan.
Pelaksanaan pembongkaran bekisting kolom harus dilakukan untuk 1 unit
kolom sampai tuntas dan hasil bongkaran ditumpuk rapi, baru kemudian
dilanjutkan untuk unit kolom selanjutnya.

Gambar Contoh Bekesting kolom


(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)

Gambar Metode Pelepasan trackstang dan klam kolom


(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)

Pelepasan klam kolom


(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)
Pelepasan Pipa Support (a.)
(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)

Pelepasan Pipa Support (a.)


(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)

Pelepasan Panel kolom dilakukan satu persatu sisi (a.)


(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)

Pelepasan Panel kolom dilakukan satu persatu sisi (b.)


(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)

Pelepasan Balok tatakan support


(Bentuk dan ukuran pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan Spesifikasi teknis)

e) Penumpukan hasil bongkaran


1) Penumpukan Klam Kolom
 Klam kolom ditumpuk pada tempat yang mudah di
jangkau TC atau diletakkan di jembatan terminal alat,
untuk memudahkan pengangkutan untuk pemasangan
berikutnya.
 Dibagian bawah tumpukan dipasang balok.

2) Penumpukan Pipa Support


 Karena pipa support ini bentuk penampangnya bulat
maka penumpukannya harus hati-hati.
 Pasang balok tatakan di bagian bawah tumpukan untuk
mempermudah pengikatan untuk diangkat TC nantinya.

3) Penumpukan Panel Kolom


 Sebelum panel kolom ditumpuk, harus dibersihkan
terlebih dahulu dari sisa pengecoran
 Setelah bersih langsung diminyaki dengan minyak
bekisting
Tumpuk panel dengan cara permukaan plywood ketemu permukaan plywood
panel yang lain.
4) Penumpukan Jack Base & U Head
 Jack base & U Head ditumpuk rapi sedemikian sehingga mudah untuk
diangkut untuk dipindahkan.

5) Track Stank & Wing Nut


 Untuk alat yang satu ini karena merupakan bagian yang kecil dari alat-alat
yang lain, harus disediakan tempat khusus agar tidak tercecer/hilang.
 Tempat khususnya adalah berupa kotak kayu ukuran 60 x 60 x 120, bagian
bawah kotak dipasang roda, untuk memudahkan pemindahan.

Kotak uk. 60x60x120


h. Perawatan Beton
 Perawatan dilakukan dengan cara menyirami permukaan beton dengan air sesering
mungkin untuk menjaga kelembaban beton.
 Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada suhu di atas 100C dan
dalam kondisi lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran
BALOK PRAKTIS (RING BALOK)

a) Alat
1. Gergaji Kayu
2. Palu
3. Kak Tua
4. Kunci Besi
5. Sekop
6. Concrete Mixer
7. Kuas
b) Bahan
Portland Semen
Pasir Beton
Kerikil (maksimum 30 mm)
Air
Besi Beton (polos/ulir)
Kawat Beton
Kayu Klas IV
Paku Biasa 5 - 12 cm
Minyak Bekisting
Balok Kayu Klas III
Plywood tebal 9mm
Dolken Kayu Galam diameter 8 - 10 cm / 4

c) Metode Pelaksanaan
- Pada saat pemasangan bata mencapai ketinggian sesuai dengan gambar kerja, pada setiap
spesi bata dengan jarak 1 meter di letakan kayu 5/7 panjang 50 cm secara melintang
terhadap pasangan bata yang berfungsi untuk tempat kedudukan dari bekisting ring balok
- Dipersiapkan pembesian ring balok sesuai dengan gambar kerja
- Setelah pasangan bata selesai besi ring balok yang telah dirakit di tempatkan diatas
dinding bata dengan terlebih dahulu mengganjal bagian bawah besi dengan beton tahu
agar besi tersebut tidak langsung bersinggungan dengan pasangan bata
- Setelah besi ditempatkan diatas dinding maka pada bagian sisi depan dan belakang
pasangan dipasang bekisting ring balok yang terbuat dari papan dengan cara
menempatkannya di atas kayu 5/7 yang telah dipasangkan terlebih dahulu
- Pada bagian atas bekisting diberi perkuatan dengan kayu 2/3 yang dipakukan diatas
papan beksiting dengan jarak 50 cm sembari mengatur lebar bagian atas dari beksiting
disesuaikan dengan ukuran ring balok yang akan dibuat
- Setelah beksiting selesai maka dilakukan pengecekan terhadap bagian bawah dari
bekisiting yakni pertemuan bekisting dengan bata apakah ada yang bocor atau tidak, jika
terdapat lubang yang besar maka ditambal dengan memakai kertas semen yang
dibasahkan dengan air terlebih dahulu
- Setelah beksiting selesai dibuat dan diperiksa seta diperbaiki maka dilakukan pengecoran
beton sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan dalam RAB dan atau spesifikasi teknis
- Baian permukaan bata yang langsung bersentuhan dengan ring balok terlebih dahulu
disiram denan air agar bata jenuh terhadap air dan tidak mengurangi air untuk beton
sehingga mutu beton dapat dipertahankan dan bata dengan beton lebih bersenyawa
- Pengecoran dilakukan dengan Ember dan beton yang telah dituangkan dipadatkan
dengan menggunanakan besi dan atau memukul bekisiting secara perlahan-lahan dengan
menggunakan palu
- Bekisting dibongkar setelah beton dirasa cukup keras yakni berkisar 24 jam
- Bagian kayu yang dipasang sebagai penyangga beksiting juga di bongkar dengan cara
mendorongnya dengan cara memukul kearah luar secara perlahan-lahan agar nantinya
tidak menimbulkan kerusakan pada beton di atasnya

KOLOM PRAKTIS

Kolom Praktis adalah kolom untuk perkuatan pasangan bata sehingga dalam hal ini
pelaksanan pekerjaan kolom praktis beriringan dengan pelaksanaan pekerjaan pasangan bata,
adapun metodenya adalah sebagai berikut :
a) Alat
1. Gergaji Kayu
2. Palu
3. Kak Tua
4. Kunci Besi
5. Sekop
6. Concrete Mixer
7. Kuas
b) Bahan
Portland Semen
Pasir Beton
Kerikil (maksimum 30 mm)
Air
Kayu Klas IV
Paku Biasa 5-12 cm
Minyak Bekisting
Balok Kayu Klas III
Plywood tebal 9mm
Dolken Kayu Galam diameter 8 - 10 cm / 4
Besi Beton (polos/ulir)
Kawat Beton

c) Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Kolom Praktis 15x15 ini terdiri atas pekerjaan Besi, Bekisitng dan terakhir
adalah pengecoran dengan beton sesuai dengan mutu dalam RAB
Persiapan
1. Pekerjaan Kolom Praktis Dilakukan seiring dengan pekerjaan Pasangan Bata.
2. Bersihkan area dimana akan dilakukan bekisting dan pengecoran kolom praktis
3. Bekisting dibuat dari papan kayu plywood dengan ukuran yang sesuai yakni tebal 9
mm
4. Buat Pembesian sesuai dengan gambar kerja
Pelaksanaan Bekisting Dan Pengecoran Kolom Praktis
1. Bekisting 1 dipasang sesuai ketinggian pasangan bata dan bekisting 2 dipasang lebih
rendah dari pasangan bata. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5cm pada sisi kanan
dan kiri untuk menutupi pasangan bata
2. Tambahkan jendela dari papan kayu pada bekisting 2 dengan kemiringan yang
cukup, kemudianlah ikatlah antara kedua sisi bekisting dengan kawat bendrat pada
atas, tengah dan bawah bekisting. Pastikan kawat bendrat terikat dengan baik.

3. Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut dengan dilot.
4. Campurlah adonan beton sesuai spesifikasinya sampai adonannya rata dan homogen.
5. Pasanglah alas untuk menampung adonan yang jatuh, kemudian cor kolom praktis
dengan menuangkan adonan kedalam lubang bekisting, pada saat pengecoran ke dua
sisi bekisting dipukul-pukul dengan palu agar beton nantinya tidak keropos.
Gambar Contoh Penempatan Beksiting

6. Bekisting kolom praktis dapat dibuka setelah 8 jam.


7. Lanjutkan kembali pemasangan batu bata dengan ketinggian max. 1,5 m kemudian
bekisting kolom praktis (langkah 1 sampai 5) dan ulangi kembali pengecoran
(langkah 6) sampai kolom praktis selesai.

3. PEKERJAAN ATAP TALANG DAN LISPLANK


PEKERJAAN ATAP

PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA BAJA RINGAN


Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau
ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan
terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di
antaranya adalah:
1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt)
pada kedua tumpuannya
2. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
3. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
4. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
5. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
6. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan
pelaksanaan pekerjaan

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.

b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari,


karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling)
ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman
dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.Selain itu, juga terdapat
ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda
menjadi kurang stabil.

Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

-
-

Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 ,


diikat dengan grip segitiga
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:
Persiapan kerja
Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan

Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan


kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas
ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).

Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor


dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong,
gergaji besi, palu, dan sebagainya.

Leveling dan marking

 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu
Kontrol siku dan leveling ring balok


Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian
bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di
bawahnya.
Memberi tkami posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar
rencana atap.
 Mengukur jarak antar kuda-kuda
Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan
pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-
plate, berdasarkan gambar kerja
Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan
kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-
kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja
disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kana
Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, ag posisi kuda-kuda tidak berubah.
Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,
sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
 Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
 Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
 Memasang balok nok

Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng. Bila menggunakan aluminium foil,
lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter
 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda- kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah
 Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak
antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah
kuda-kuda yang terdekat.
 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling
battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas
bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan
ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika
diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom
chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan
bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk
menahan plafond dan penggantungnya

4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


Persyaratan Teknis Pekerjaan :
 Kayu yang dipakai adalah kayu kering Kelas Kuat I atau sesuai dengan
spesifikasi teknis dan RAB dengan semua ukuran terpasang sesuai gambar,
digunakan untuk seluruh pekerjaan yang disebutkan diatas, terkecuali
dinyatakan lain dalam syarat-syarat teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.
 Harus benar-benar kayu bermutu terbaik dari jenisnya masing-masing
 Dapat dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu, basah dan lapuk. Syarat-syarat kelernbaban kayu yang
dipakai harus memenuhi syarat PPKI.
 Semua kayu yang digunakan adalah yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan
Pengawas.
 Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan Konsultan Pengawas
 Semua pengikat berupa paku, baut, dan lainnya harus digalvanisasi sesuai
dengan NI dan tidak diperkenankan pekerjaan ditempat pemasangan.
 Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan
untuk mendapatkan ketetapan pemasangan dilapangan.
 Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0,5 cm untuk setiap 2 m2.

Kusen terdiri atas :

 Tiang
 Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah
sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
 Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
 Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok
yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
 Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan
gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi
penyusutan, tidak timbul celah.
 Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
 Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu,
berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang
kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.

Pemasangan Kusen Pintu dan jendela

Cara pemasangan kusen pintu dan Jendela adalah sebagai berikut;


 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank
untuk menentukan kedudukan kusen.
 Cek kedua sudut kusen menggunakan penggaris siku, jika sudutnya 90°, maka
kondisi kusen adalah baik, jika tidak 90° maka perbaiki dahulu sampai kedua
sudut kusen 90°.
 Tegakkan pada setiap lokasi yang akan dipasang kusen. Posisikan sisi luar kusen
dengan benang. Pasang lot untuk mengecek kusen agar tegak lurus. Lakukan
pengecekan ini pada kedua kaki kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya.
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari
tinggi bouwplank.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan
unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi
kokoh.
 Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
 Bersihkan tempat sekelilingnya.
2 PEK. JALUSI PINTU DAN JENDELA
- Papan Untuk Ventilasi jalusi dipasangkan pada sponeng yang telah disediakan
pada bagian kusen sesuai dengan gambar kerja
- Kayu/papan jalusi dimasukan dengan cara menyorongkannya ke dalam lubang
sponeng jalusi dengan cara di ketuk dengan palu secara perlahan agar papan
jalusi tidak lecet
- Setelah papan jalusi di temptkan pada posisinya sesui dengan gambar kerja
maka dipaku dengan paku paku ½ inci dengan posisi menyamping dan pada
saat dilakukan pemakuan paku dipastikan terbenam secara maksimal agar
tidak nampak dan dapat dilakukan penutupan lubang dengan cara medempul

5 PAS. DAUN PINTU KAYU


 Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau
mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan
menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau
ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan
bergeser di depan kusennya. Pintu tersebut dinamakan dengan pintu geser.
Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen
pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas
lantai.

 Cara Pemasangan
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen.
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu
pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen. 1
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.

6 PAS. KUNCI TANAM NYLON PINTU


- Tentukan posisi di mana kunci akan dipasang pada pintu. Sesuai postur tubuh orang
kebanyakan, kunci pintu biasanya dipasang di ketinggian sekitar 90-100 cm. Jangan
lupa pastikan posisi ini juga memungkinkan bagian pengait kunci dapat menjangkau
lubang kunci yang terdapat di kusen.
- Setelah itu, tandai posisi tersebut memakai pensil dengan jelas. Usahakan tanda yang
dibuat mengikuti bentuk lingkar kunci sehingga Anda bisa lebih mudah membobol
pintu nantinya. Buat tanda juga pada kusen sebagai tempat pembuatan lubang pengait
kunci dengan posisi sejajar terhadap letak pintu yang akan dipasang.
- Untuk melubangi pintu sebagai tempat pemasangan kunci, menggunakan pahat kayu
yang berukuran 1 dan 2 inci. Congkel lapisan kayu persis di tanda yang sudah dibuat
sebelumnya secara perlahan-lahan. Setelah lubang pemasangan kunci selesai dibuat,
selanjutnya buat pula lubang untuk kaitan kunci pada kusen sesuai dengan posisi yang
telah ditentukan.
- Saatnya memasang kunci pada pintu. Cobalah beberapa kali untuk memastikan kunci
bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Periksa juga apakah kunci tersebut sudah
benar-benar dapat mengait ke lubang di kusen dengan sangat rapat atau belum.
- Bila semuanya dirasakan sudah beres dan kunci pintu dapat berfungsi maksimal, Anda
bisa mulai memasang sekrup penahannya. Gunakan bor listrik supaya pemasangan
sekrup-sekrup ini bisa dilakukan dengan gampang. Dianjurkan pula untuk
memberikan pelapis berupa lem pada bagian atas seluruh sekrup tadi agar sukar
dilepaskan oleh siapa pun

7 PAS. ENGSEL PINTU


8 PAS. ENGSEL JENDELA
Pas. Engsel Pintu dan jendela
- persiapkan peralatan pertukangan seperti : meteran ,pahat, mesin bor, siku,
pensil,obeng men dan ples, dan mesin serut serta engsel yang akan di pasang
- Sesuaikan pintu tersebut hingga benar-benar pas dan tepat pada posisinya, bila kurang
pas bisa di serut dengan menggunakan mesin serut. dengan posisinya yang masih
terletak pada tempatnya anda tinggal menempatkan engsel tersebut pada pintu dan
bingkai. Ini bertujuan supaya pintu dan bingkai pas dan tepat seperti yang di inginkan.
dan ini di sebut mengemal engsel pada bingkai lalu ambil untuk proses selanjutnya
- Selanjutnya ambil pintu tersebut untuk proses selanjutnya, pahat pintu tersebut pada
bagian untuk engsel dengan kedalaman lebih dalam 1mm dengan tebal engsel
tersebut. Namun bila yang di pahat sebelah saja maka kedalamannya tinggal di
tambahkan jadi satu.
- letakkan engsel tersebut untuk membuat tanda lubang pada engsel tersebut supaya pas
dan tepat, bila sudah tepat lalu di bor yang sudah di tandai, dan lakukan juga pada
bingkai pintu. Untuk mata bornya bisa menggunakan paku yang di sesuikan besar
kecilny sesui dengan mata sekrup dengan ukurannya di kecilkan sedikit supaya tidak
longgar.
- Pasang engsel pada pintu tersebut setelah itu baru di pasang pada bingkai pintu, tanpa
harus melepas pen pada engsel tersebut.
- Coba untuk membuka dan menutup pintu tersebut berulang-ulang untuk mengetahui
baik apa belum pintu tersebut.
- Bila ada yang masih seret ( gesek ) anda tinggal melonggarkannya dengan mesin
serut.

8 PAS. DAUN JENDELA KACA TEB.5MM

Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela.
Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan
pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel,
berputar horizontal (ke kiri danke kanan) atau berputar ertikal (ke atas dan ke
bawah). Namun, ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati
engan tujuanuntuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup
melekat dengan sponing pada kusen jendela.

Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2. Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3. Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5. Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang daun
jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari bagian tepi
(untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun
jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran vertikal).
6. Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen.
8. Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun jendela
pada kusen jendelanya.
9. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan
pen.
11. Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.

10 PAS. GRENDEL JENDELA


11 PAS. GRENDEL PINTU
Pas. Grendel Pintu dan jendela
 Dipasang pada lokasi yang mudah untuk di jangkau, artinya tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah karena akan menakibatkan orang yang menggunakannya sulit
untuk memakainya (sesuai dengan arahan direksi atau gambar kerja.
 Pada saat memasang grendel selalu usahakan untuk menggunakan waterpass, karena
dengan menggukan waterpass itu sangat penting untuk pemasangan grendel menjadi
lurus dan kemungkinan besar hasinya akan sangat memuaskan.
 Pemasangan grendel pintu atau grendel tanam mengggunakan skrup dan baut yang
positip, sebab itu akan mempermudah pekerjaan dan tidak membuang waktu banyak
dalam bekerja.

12 PAS. TANGAN-TANGAN JENDELA


- Hand vaten dipasangan pada bagian jendela dengan menggunakan sekrup
dengan terlebih dahulu menandai lokasi penempatan hand vattend dan
selanjutnya di tempelkan dengan menggunakan sekrup pada lobang yang telah
tersedia pada hand vattend
-
13 PAS. KAIT ANGIN JENDELA
1. Langkah pertama adalah menentukan letak kait dan tempat sangkutan kait. Untuk
kaitnya bisa ditempatkan dikusen jendela sedangkan untuk rumah kait, bisa
ditempatkan dibagian dalam jendela sisi bawah. Letaknya pun harus saling lurus tidak
boleh ada pergeseran dari keduanya sehingga saat dipasangkan akan menyebabkan
tidak lurusnya kait angin ini.
2. Jika posisi sudah ditentukan, mulailah memasang kait terlebih dahulu pada bagian
kusen jendela. Caranya tinggal menyekrup kait dengan kusen menggunakan sekrup
atau baut.
3. Setelah kait terpasang dikusen, langkah selanjutnya adalah memasang rumah kait
pada jendela dengan cara yang sama hingga benar – benar kuat.
4. Langkah terakhir adalah mencoba kait angin ini apakah berfungsi dan tidak
melenceng atau ternyata ada kesalahan yang bisa membuatnya kurang berfungsi
dengan baik. Jika memang demikian maka kait angin harus dibongkar dan dipasang
kembali dengan benar.

14 PAS. KACA MATI JENDELA 5 MM


Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati
dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada
saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan kaca pada daun
pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari
ukuran kayu, material rangka daun intu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca.

Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka
tempel, papan belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan
kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca
untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat
digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk
penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu.

Cara memasang kaca pada daun pintu/ jendela adalah sebagai berikut:
1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun
pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
2. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
3. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain
untuk memegang kaca.
4. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
5. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
6. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang
lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan
martil.

5. Pekerjaan DInding

PAS. BATA TEBAL 1/2 BATA

 Kwalitas Material
1) bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual bata
yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat
rapuh. Permukaan tidak terlalu rapat karena akan
menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar
sehingga ikatan akan kurang baik.
2) Lakukan pemisahan pemasangan bata dengan ukuran yang
berbeda supaya pasangan bata kelihatan rapi .
3) Melakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga
tercapai jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan
supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran
adukan/ mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang
terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan tidak baik.

4) Penumpukan material batu bata dekat area dinding yang


dipasangkan. Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya
memudahkan pengambilan oleh tukang pasang. Untuk
pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang
melakukan pemotongan
5) Aduk mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi
yang bagus. Pasir tidak banyak mengadung butiran batu dan
juga tidak banyak mengandung lumpur. pengadukan
dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang
sesuai dengan yang diisyartakan.
 Kelengkapan Peralatan
1) Pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar
material
2) Benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk
pembuatan garis pandu dan pengecekan kelurusan dan
ketegakan pasangan bata.
3) Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah
tinggi, harus scafolding ataupun perancah kayu dipasang
dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan
dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang
bersingggungan langsung dengan dinding yang baru dipasang
karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh /
jatuh.
 Pelaksanaan Pemasangan

Ka s o 5 / 7
Kol om beton

Pek.
Batu ba tFinishing
a t = 5 ,5 0 c m

Spesi
Spe c i 1 : 5
Jarak
sekrap an
7 .0 0 c m
7 .0 0 c m
Tarik a n be na ng

Contoh pemasangan bata


1) Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan
chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah
kondisi baik.
2) Kondisi pondasi/sloof atau bidang yang berada dibawah
pasangan bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof
atau bidang yang berada dibawahnya ke pasangan bata. Jika
terdapat kotoran atau lumpur harus dibersihkan supaya
pengikatan dinding dengan bidang yang telah ada dibawahnya
terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom
dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding
(biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan
ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang
antara 15 – 20 cm).
3) Jika kondisi bidang yang berada dibawah rencana pasangan
bata sudah baik, kemudian dilakukan pembuatan garis benang
pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus
secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu
sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan
penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk
ketegakan dibuat garis tegak lurus secara
vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat,
pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada
ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang
akan dipasangkan .
4) Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah
terpasang. kemudain mulai memasang bata pada kedua ujung
bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan
mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung
keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang
sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya
dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi
panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus
dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga
pengisian mortar antar bata harus sama.
5) Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata,
maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan
memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata,
pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih
dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka
mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
6) Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian,
kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh
hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi
adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan
sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan biarkan
sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui
kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
7) Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang
sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung
bagian didnding ayng dipasangkan, anda kemudian harus
menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical
yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding.
Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm .
Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai
denga benang yang dipasangkan sehingga didapatkan
ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi
sampai posisi atas.
 Pemeliharaan
1) Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang
diinginkan, pasangan dipelihara dari benturan atau
pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
2) Jika ada bekas adukan/mortar dibawah pasangan yang
menumpuk segera dibersihkan, jangan sampai mengering
karena bisa menajdi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan
pemasangan lantai.
3) membuat pengaman atau tanda supaya pasangan tersebut tidak
disentuh atau di bentur oleh orang yang lewat.
6. Pekerjaan Pelapis dinding
PLESTERAN

Flowchart Pekerjaan plesteran

Metode Pelaksanaan
KETERANGAN
1. Buat titik kepalan plesteran minimal pada dua titik ( misal titik A
dan B )
2. Buat titiki bantu kepalan antara A-B dengan jarak 1 m
3. Proyeksikan ketebalan titik kepalaan A dan B ke C dan D.
4. Buat titik – titik bantu kepalan antara AC dan B- D ( secara
vertikal )
5. Hubungkan titik – titik kepalan secara vertikal
6. Diamkan kepalan terdebut minimal 1 hari supaya mengering
7. Kamprotkan adukan spesi antara dua kepalan
8. Ratakan dengan jidar dan finish dengan roskam

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Sebelum plesteran di mulai dinding pasangan bata disiram dahulu
menggunakan air agar dinding bata menjadi jenuh
2. Pengamprotan spesi plesteran berjalan dari bawah ke atas
3. Jarak antara kepalan maksimal 1 m
4. Jidar yang dipakai harus rata, lurus dan tidak boleh melengkung
dan lebih panjang dari jarak antar kepalaan
5. Pasir yang digunakan harus diayak agar memperoleh gradasi
material yang seragam
6. Air tidak boleh mengandung zat kimia atau asam / garam
ALAT YANG DIPERGUNAKAN
 Saringan
 Ember
 Selang Air
 Cangkul
 Jidar
 Benang Lot + Lotan
 Sendok Adukan
 Meteran
 Roskam

PEKERJAAN ACIAN
Pekerjaan acian adalah pekerjaan penutupan bidang dinding setelah diplester
dengan adukan campuran air dan semen guna mendapatkan bidang yang halus dan
licin.
Persiapan
 Material harus sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui
 Permukaan bidang yang akan diaci harus bersih dari debu, minyak, dan
material-material lain yang mengganggu.
 Permukaan yang diaci harus rata, tidak bergelombang, dan tidak ada retak. Jika
perlu dilakukan perbaikan
 terlebih dahulu untuk mendapatkan kondisi permukaan yang ideal (sesuai
persyaratan).
Pelaksanaan
 Pencampuran material harus sesuai dengan komposisi
 Periksa semua perlengkapan ME telah terpasang (koordinasi dengan ME) dan
plesteran telah di perbaiki kembali.
 Tunggu umur plesteran sampai cukup untuk diaci
 Periksa kadar air (kelembaban) plesteran / permukaan yang akan di aci (tidak
terlalu basah & tidak terlalu kering)
 Sebelum diaci harus dipastikan terlebih dahulu bahwa dinding plesteran bersih
dari debu dan minyak
 Ketebalan acian maksimal 2-3 mm (tergantung kerataan permukaan)
 Acian diratakan menggunakan jidar panjang dengan alur arah vertical
 Untuk meratakan / finishing dilakukan penggosokan dengan kape agar
permukaan lebih halus
 Untuk mendapatkan bidang yang datar dan licin, dalam
pengerjaannya dapat dibantu dengan pemakaian alat kuas dan kertas gosokan
serta papan mal yang lot dan waterpass.
 Setelah proses pekerjaan acian selesai harus dipastikan bahwa permukaannya
rata, tidak bergelombang dan tidak retak

Untuk pengerjaan acian ini hendaknya dikerjakan oleh tenaga yang biasa untuk
pekerjaan halus ini, sehingga kita akan dapatkan hasil yang memuaskan
nantinya.
Untuk material dan sistem pengerjaan dilaksanakan sesuai dengan speks
teknis/gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi/pengawas.

Ilustrasi Untuk Pasangan Bata, Plesteran dan Acian seperti berikut :

PEKERJAAN AFWERKING
Afwerking dilakukan untuk pekerjaan dinding penahan tanah
a. Alat
- Sendok smen
- Kape
- Benang
- Papan yang sudah diketam halus dan sama rata untuk mal atau rol
kelurusan atau dapat digunakan rol dari bahan allumunium
- Ember
- Stager untuk melakukan pekerjaan di areal yang tinggi
b. Bahan
Untuk setiap M2 afwerking dibutuhkan bahan dengan perbandingan :
Kg Semen Pc (50 kg)
M3 Pasir pasang
Air secukupnya
c. Pelaksanaan
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk mendapatkan bidang beton yang rapi
dan bagus dan untuk dapat lebih memperindah kolom atau bidang beton yang
telah kita kerjakan atau yang telah kita laksanakan sebelumnya dengan
menggunakan adukan semen campur pasir
 Material harus sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui dan Pencampuran
material harus sesuai dengan komposisi yang ditunjukan dalam RAB dan
spesifikasi teknis dalam hal ini adalah campuran 1 pasir : 1 Pc
 Sebelum dilakukan afwerking dilakukan pembersihan terhadap Permukaan
bidang kolom terhadap Debu, minyak, dan material-material lain yang
mengganggu.
 memeriksa kadar air (kelembaban) permukaan yang akan di afwerking (tidak
terlalu basah & tidak terlalu kering) apabila permukaan terlalu kering maka
dilakukan penyiraman dengan air dan apabaila terlalu basah maka permukaan
bidang tersebut dikeringkan terlebih dahulu
 Dilakukan pengecekan vertikalitas atau tingkat kelotan dari bidang kolom dengan
menggunakan unting-unting
 Setelah dilakukan pengecekean kelotan maka dibuat rol atau acuan dengan
menggunakan kayu dengan menempelkannya bagian sisi bidang kolom yang
belum akan dikerjakan, mal dapat berupa kayu atau almunium dengan permukaan
yang rata
 Kemudian dilakukan pekerjaan afwerking pada bidang kolom dengan mengacu
kepada mal yang telah ada
 selanjutnya juga dilakukan hal yang sama terhadap bidang yang lain sampai
keliling bidang kolom dilakukan afwerking
 Ketebalan afwerking berkisar 1,5 mm atau sesuai dengan tingkat lot atau
vertikalitas bidang kolom yang akan di afwerking
 afwerking diratakan menggunakan jidar panjang dengan alur arah vertical
 Untuk meratakan/finishing dilakukan penggosokan dengan kape agar permukaan
lebih halus
 Setelah proses pekerjaan afwerking selesai harus dipastikan bahwa permukaannya
rata, tidak bergelombang dan tidak retak
7. Pekerjaan Pelapis lantai
1) PEKERJAAN LANTAI
a. 1 M3 URUGAN PILIHAN PENINGGIAN MUKA LANTAI
 Dilakukan pengukuran untuk menentukan ketinggian rencana urugan
 Setelah ketinggian ditandai maka dilakukan perentangan benang
secara menyilang sebagai lat kontrol terhadap rencana timbunan
 Tanah dibawa ke areal penimbunan dengan menggunkan gerobak
karena areal timbunan terdapat didalam ruangan
 Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah
dan sebagainya.
 Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan 20 cm meterial lepas, dipadatkan sampai mencapai
kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan mencapai peil
permukaan yang direncanakan.
 Tanah dipadatkan dengan metoda di atas sampai ketinggian timbunan
tanah yang diinginkan
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan
dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi .
 Bila permukaan tanah akhir akan dibuat miring, maka kemiringan
tanah diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta
oleh direksi.
 Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan mesin stamper

b. 1 M3 URUGAN PASIR
Pasir urug yang digunakan adalah material yang dogolongkan dalam
klasifikasi A-1-b (Fragmen bantuan krikil dan pasir, AASHTO)
 Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan terlebih dahulu
dipastikan ketinggian, lebar dan tanah dasar sudah selesai dikerjakan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan
 Pasir dihamparkan di atas tanah dasar yang telah terlebih dahulu
diratakan
 Pasir urug diratakan pada tanah dasar dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan sampai
terbentuk lapisan pasir padat.
Gambar Memadatkan dan meratakan pasir dengan stemper gosok

 Ratakan sembari dipadatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper
Gosok sampai kepadatan dan ketinggiannya di setujui direksi/pengawas

c. Pek. Cor Lantai Beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl


1) Ruang lingkup
Meliputi pekerjaan pembuatan lantai dasar untuk selanjutnya dilakukan
pemasangan lanti granit sebgai finishingnya
2) Alat
Concrete mixer
Sekop
Cangkul
Gerobak
Raskam dan sendok semen
3) Bahan
Untuk setiap M3 Cor Beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl digunakan adukan dengan
perbandingan
kg PC
kg PB
kg KR (Maksimum 30 mm)
Liter Air

4) Pelaksanaan
- Sebelum dilakukan pengecoran dipastikan tanah timbunan atau lapisan
pasir sudah padat dan alat-alat untuk sanitasi seperti pipa drain floor
dan pipa closed jongkok sudah terpasang
- Setelah persiapan dilakukan maka dilakukan pekerjaan cor lantai
Beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
- Terlebih dahulu dilakuka leveling untuk ketinggian rencan permukaan
lantai yang akn dicor
- Setelah dilakukan pengukuran maka ditandai dengan paku yang
selanjutnya direntangkan benanh secara menyilang antar paku
tersebut
- Kemiringan lantai utnuk areal closed dibuat sdemikian rupamengarah
ke Drainfloor agar pada saat pemasangan keramik tidak susah untuk
mencapai kemiringan lantai
- Setelah lantai di ukur dan dibenang maka dilanjutkan dengan membuat
adukan Beton Mutu 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl ke dalam molen agar adukan bisa
lebih sempurna tercampur
- Pertama dibuat kotak takar didasarkan atas JMF dalam hal apabila
tidak dipersyaratkan dapa mempergunakan perbandngan pada analisa
RAB
- Kemudian bahan dimasukan dimulai dari air ke dalam molen,
selanjutnya semen pasir beton dan koral beton
- Setelah adukan tercampur sempurna maka adukan dituangkan ke
dalam gerobak untuk dapat di mobilisasi ke area pengecoran
- Tidak lupa sebelum pengecoran diambil kubis beton untuk nantinya
dilakukan pengujian terhadap mutu beton
- Dalam hal apabila lokasi pengecoran tidak dapat dilalui oleh gerobak
maka adukan dimobilisasi dengan menggunakan ember
- Tidak lupa areal mobilisasi bahan adukan terlebih dahulu dialas
dengen menggunakan kardus atau plastik hitam agar tidak mengenai
dan mengotori elemen bangunan lainnya
- Adukan dituangkan ke areal pengecoran dengan mempedomani benang
sebagai acuan ketinggian dan kemiringan lantai untuk lantai closed
- Pemadatan dilakukan dengan mengunakan sendok semen yang
ditusuk-tusukan ke hamparan adukan beton dan selanjutnya diratakan
dengan raskam
- Setelah selsai maka pada adukan tersebut dilakukan proses curing
dengan menyiramnya secara berkala untuk menjaga kelembabannya

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


1) Ruang lingkup
Meliputi areal pemasangan sebagaimana pada gambar kerja sesuai dengan
rencana lantai.
2) Bahan
Keramik lantai
Semen Pc (50 kg)
Pasir pasang
Semen warna
3) Alat
- Sendok semen
- Cangkul dan sekop untuk membut adukan
- Benang
- Palu karet
- Alat Pemotong Keramik dan lat pemotong keramik
- Ember
- Jidar allumunium
- Sekop
- Busa
- Kain Lap
4) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Perencanaan
- Menentukan sisa potongan Keramik atau keramik harus besar dari
½
- Mentukan nad Keramik lantai dan dinding bertemu dan seragam
- Menentukan suapya perempatan Keramik bertemu
- Menentukan titik awal pemasangan Keramik
b) Pelaksanaan
- Dipersiapkan segala peralatan dan bahan-bahan yang akan
digunakan
- Dilakukan perendaman terhadap Keramik selama 1 jam ke dalam
air

- Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat


dudukan/tatakn Keramik setelah proses perendaman

- Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai


- Pesang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai
elevasi pada shop drawing
- Kedudukan benang harus datar dan siku
- Pasang Keramik sebagi pasang kepalaan sepanjang garis dasar yang
telah terpasang

- Cek kesikuan Keramik dengan besi siku dan kerataan Keramik dengan water
pas, dalam hal psossii lantai terdapat kemiringan yang mengarah kepada drain
floor, maka pemasangan mengikuti kemiringan benang yang ada, yang
diperhatikan adalah pertemuan bibir natara dua Keramik merata dan tidak
terdapat perbedaan tinggi

- Isi permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/spesi


- Setelah itu pasang Keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai
- Kemudian Keramik dipukul dengan palu karet sampai rata dengan Keramik
disampingnya atau bersebelahan dengannya
- Bersihkan permukaan Keramik yang telah terpasang dengan kain lap
- Setelah pasangan Keramik selesai dilanjutkan dengan mengisi sela-sela nat
menggunakan semen warna
- Isikan semen warna ke sela nat dengan menggunkan kape
- Setelah itu biarkan kering dan selanjutnya dilap dengan menggunakan kain
sampai bersih

Metode Kerja pemasangan keramik dinding


 Setelah dinding bata selsai diplester, maka dilanjutkan dengan pemasangan Kermaik
Dinding
 Sebelum keramik dipasang, plesteran terlebih dahulu dipasting sudah keras dan sudah
bisa di beri perlakuan lain diatas permukaannya
 Berikut Metode pemasangan keramik yang mana gambar pada metode yang kami
sajikan ini adalah contoh pengaplikasian dari pemasangan keramik dinding dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi lapangan atau objek yang akan
dipasangkan.
Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan Dinding keramik

METODE PELAKSANAAN

- Cari CL (center line) dari dinding a1 =d1=d2


- Buat titik A dan B dimana elevasi titikA=elevasi titik B setinggi
ukuran keramik yang akan dipasang
- Hubungkan titik A-B dengan benang nylon

- Pasang keramik dengan posisi as keramik sama dengan CL


- Buat kepalaan dari keramik secara horizontal dan vertikal
- Selanjutnya pelaksanaan pemasangan keramik mengikuti alur
kepalaan
- Pemasangan lapis berikutnya selalu dimulai dari tengah dinding
kearah kiri dan kekanan
- Diharapkan pada posisi-posisi sudut tembok merupakan daerah
buangan keramik yang simetris
- Lebar sisa buangan A = lebar buangan B

1) Pemasangan kepalaan mulai dari sisi tepi bidang.


2) Pemasangan selanjutnya mengikuti arah ke sisi lain bidang (ke arah
kanan)
3) Didapat sisa buangan yang cukup besar (lebih dari ¼ lebar keramik).
4) Untuk lebih pasti shop drawing harus terlebih dahulu disetujui oleh
direksi/pengawas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Sebelum dipasang keramik harus direndam dalam air sampai jenuh
- Pemasangan keramik harus urut mengikuti kepalaan vertical yang
sudah dibuat sebelumnya.
- Pastikan tidak ada celah / rongga pada spasi antara keramik dan
tembok dengan cara memukul-mukul keramik sampai dengan Bunyi
yang seragam dan padat pada semua bagian
- Pasir yang digunakan harus diayak dahulu untuk mendapatkan gradasi
material yang seragam
- Gunakan water pass / jidar untuk mengontrol kerataan permukaan
keramik yang terpasang
- Air yang digunakan tidak boleh mengandung asam (bebas dari
pengaruh asam).
8. Pengecatan
PEKERJAAN CAT DINDING BARU

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir
dinding, sealer, alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan Cat
Dinding

Pekerjaan pengecatan
o Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian
sudut menggunakan kuas.
o Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
o Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
o Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas,
sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak
rata).
o Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
o Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
o Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
o Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
o Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
o Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis
dengan menggunakan cat dinding emultion atau sesuai dengan spesifikasi teknis.
o Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

3 Pek. Mencat Kozen pintu dan jendela (Cat Minyak)


Metode Pelaksanaan
 Persiapan permukaan
 Mata kayu
 Cat dasar
 Pendempulan
 Pengulangan
 Finishing
1. Persiapan Permukaan Kayu
Permukaan harus dibersihkan dengan baik tanpa debu, bintik-bintik, materi
yang mengandung minyak, dll. Paku yang digunakan dalam pekerjaan kayu
harus dipukul sampai 3mm di bawah permukaan. Kayu pada bidang pekerjaan
sebaiknya menggunakan kayu yang sudah tua dan tidak mengandung lebih dari
15% kadar air. Permukaannya harus kering.
2. Mata kayu
Mata kayu yang ada di kayu bisa mengeluarkan resin dari kayu. Jadi, untuk
mengatasinya bisa dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
 Dalam metode pertama ini, dua lapisan larutan diterapkan pada
permukaan. Lapisan pertama terdiri 15g timbal merah, 2 liter air dan 225
gram lem. Setelah menambahkan ketiganya, campuran dipanaskan dan
dioleskan dan dibiarkan selama 10 menit. Setelah itu lapisan kedua
diaplikasikan yang terdiri dari timbal merah di panaskan dalam linseed oil
hingga mendidih dan diencerkan dengan minyak terpentin.
 Dalam metode ini, lapisan kapur panas diaplikasikan di permukaan dan
dibiarkan selama 24 jam. Setelah itu lapisan tersebut dilepas dari
permukaan.
3. Cat dasar Permukaan Kayu
Cat dasar tidak lain adalah dengan menerapkan lapisan utama atau pertama
pada sebuah permukaan. Dalam kasus ini, permukaannya dihaluskan dengan
kertas amplas dan kemudian lapisan cat pertama diterapkan untuk mengisi
semua pori – pori pada permukaan kayu. Bahan yang digunakan dalam lapisan
utama ini sama dengan lapisan berikutnya namun perbandingan jumlah atau
komposisinya bisa bervariasi.
4. Pendempulan / stopping
Setelah mengisi semua pori-pori permukaan kayu pada pengcatan dasar,
saatnya mengisi lubang paku, bagian yang penyok, retak, dll. Dempul digunakan
sebagai bahan pengisi. Saat dempul dikeringkan, maka seluruh permukaannya
digosok dengan kertas amplas atau batu apung. Proses penggosokan pada
permukaan kayu ini disebut stopping.
5. Di bawah Lapisan Permukaan Kayu Baru
Secara umum, untuk kualitas hasil yang baik, 4 lapisan cat diaplikasikan (cat
dasar + pengulangan + finishing). Untuk kualitas biasa dilakukan dengan 2
sampai 3 lapisan . Jadi, di bawah pelapis tidak lain adalah lapisan kedua dan
ketiga untuk hasil berkualitas, baik yang memberikan tampilan atau bayangan
yang sama seperti pelapis akhir. Untuk hasil yang lebih baik, cukup waktu yang
diperlukan untuk masing-masing lapisan.
6. Finishing Permukaan Kayu Baru
Finishing adalah pelapis terakhir yang diaplikasikan pada permukaan yang
umumnya diaplikasikan pada lapisan bawah. Ini harus diterapkan dengan cara
yang halus dan seragam. baik.

PLAFON PVC DAN LIST PLAFOND PVC


 Menyiapkan alat yang diperlukan untuk memudahkan pemasangan shunda plafon.
Peralatan yang diperlukan cukup sederhana antara lain cutter, impact drill(bor) bolak
balik ukuran 10 mm, mata bor untuk sekrup, angel grinder, siku, meteran ukur, palu,
kabel daya dan stop kontak,selang air (waterpas).
 Menyiapkan bahan. Secara umum bahan yang diperlukan antara lain rangka plafon (saya
rekomendasi kan menggunakan besi hollow galvalum), shunda plafon, paku beton untuk
memaku rangka hollow pada dinding, sekrup ukuran 6 x 1” untuk bahan plafon dan list
ke rangka hollow dan lainnya.
 Ukur rencana tinggi plafon. Sebaiknya tidak melebihi ring balok. Gunakan selang air
untuk mengatur ketinggian agar sama tinggi (waterpas).
 Pasang rangka hollow, sesuaikan dengan ukuran ruangan. Dan sesuaikan rentang rangka
di kisaran 60-70 cm semakin rapat rangka semakin baik. Namun umum nya kami
standart nya di kisaran 60cm rentang rangka nya.
 Pasang list plafon telebih dahulu pada salah satu dinding. Gunakan gerinda atau gergaji
pipa paralon untuk memotong bagian sudut list. Umum nya jika pemasangan plafon
gypsum list profile nya di pasang terakhir, kalau shunda plafon list profil di pasang lebih
dahulu karena list ini fungsi nya untuk mengunci bahan plafon pvc nya agar tidak
terlepas. Pasang lis menggunakan sekrup dan bor, dengan jarak 50 cm.
 Pasang plafon mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong, gunakan cutter untuk
memotongnya dan jika membutuhkan potongan siku sebaiknya menggunaka penggaris
siku sehingga potongan nya sesuai.
 Tempelkan plafon menggunakan sekrup pada bagian pinggir Interlocking nya pastikan
penggunaan sekrup sesuai rentang nya semakin jarang di baut kemungkinan bahan
plafon terlepas bisa terjadi dan tutup kembali bagian baut dengan bahan plafon
selanjutnya.
 Finishing, yaitu melakukan pemeriksaan pada setiap bagian plafon yang masih terlihat
belum rapi masih belum rapat Tahap selanjutnya adalah pemasangan lis terakhir
sebagai penutup pada bagian ini bisa di sekrup atau tidak
Pemasangan Instalasi Penerangan
Pengertian dan fungsi :
Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi
tegangan. Material penghantar listrik adalah kabel (NYM, NYY, NYF, NYA) serta pipa
baik PVC atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam. Merek dapat dikenali pada
pembungkus (isolasi) sepanjang kabel beserta jenis dan jumlah kawat atau diameter kawat
tembaganya.
• Peralatan dan bahan listrik :Panel dan kotak pembagi
• Saklar dan zekering‐zekering
• Alat‐alat ukur (voltmeter & Ampre meter)
• MCB
• Stop kontak / stop kontak daya
• Lampu penerangan
• Grounding atau pentanahan

Tata Laksana Lapangan


1) Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam)
a) Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan
sparing‐sparing listrik yang melintas diplat, balok, kolom beton harus dipasang
terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan
dengan pemasangan sparing.
b) Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
c) Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
d) Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
e) Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata
(untuk memudahkan penarikan kabel).
f) Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
g) tidak boleh ada sambungan
h) dihubungkan dengan elektroda pentanahan
i) ditanam sampai minimal mencapai air tanah
2) Pada hantaran di atas langit‐langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit‐langit.
a) Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft
harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit
(banyak).

3) Stop kontak dan saklar.


a) Pemasangan stop kontak sesuai dengan gambar kerja

Pas. Instalasi Listrik


Instalasi listrik dipasang sesuai dengan gambar kerja dengan acuan teknis pemasangan
sebagai berikut
1. Pasang batang arde ke dalam tanah. Sebaiknya dalam pemasangan (menanam) batang
ground/arde dilakukan sedemikian rupa hanya menggunakan bantuan tangan saja
alias jangan dipalu.. Jika dalam penanaman batang arde tersebut tertambat bebatuan
sebaiknya penanaman digeser ketempat lain dengan tetap memperhatikan panjang
kabel BC terhadap letak kotak pengaman. Dari sebab inilah mengapa pada penanaman
batang arde jangan dipalu, karena dikawatirkan batang ground/arde menjadi bengkok
bahkan lebih parah lagi jika sampai lapisan tembaga pada batang tersebut mengelupas.
Perlu diingat bahwa batang ground/arde yang umum dijual biasanya terbuat dari
besi/baja yang digalvanis alias dilapisi tembaga dan lapisan tembaga inilah yang
sedikit banyak mempengaruhi tingkat konduktifitas dari batang arde tersebut. Agar
lebih mudah gunakan bantuan air untuk melunakkan lapisan tanah yang ditanami
batang ground/arde tersebut. Disamping itu, anda bisa campur air yang digunakan
untuk penanaman grounding tersebut dengan serbuk arang ataupun abu gosok.
Campuran air dengan serbuk arang/abu gosok terbilang efektif untuk memperbaiki
hambatan dalam tanah. Ingat, dalam pemberian campuran air tersebut tentu saja
digunakan pada saat penanaman grounding alias air campuran tersebut harus ikut
meresap didalam lobang tempat batang ground/arde. Jika anda hanya menyiramkan di
atas permukaan tanah tentu saja percuma karena serbuk arang/abu gosok tidak akan
ada fungsinya.
2. Sisakan penanaman batang ground/arde kurang lebih 20 cm diatas permukaan tanah
untuk penyambungan dari kabel BC.
3. Ikatkan Kabel BC pada batang ground. Mengingat kabel BC sangat alot, anda bisa
bantu memperkuat pengikatan dengan cincin penjepit yang biasanya disertakan ketika
anda membeli batang ground/arde. Pastikan pengikatan kabel BC ke batang
ground/arde terikat kuat sehingga koneksi antara kedua bahan tersebut benar-benar
baik. Jika dirasa masih belum cukup kuat, anda bisa bantu lagi perkuat pengikatan
dengan menggunakan kabel NYA dengan terlebih dahulu mengupas isolasi dari kabel
NYA tersebut.
4. Setelah selesai menghubungkan antara batang ground/arde dengan kabel BC,
masukkan sisa batang ground/arde sampai tertanam seluruhnya kedalam tanah.
Rapikan tanah diatas tempat batang ground/arde tersebut atau anda juga bisa
menggunakan adukan semen jika akan dibuat permanen.
5. Rapikan sisa kabel BC yang akan dihubungkan pada kotak pengaman. Anda bisa
menggunakan peralon jika kabel BC tersebut diletakkan diluar tembok atau anda bisa
tanam langsung didalam tembok kemudian ditutup dengan adukan semen. Jangan lupa
sisakan sedikit pada ujungnya(sekitar 20cm) buat penyambungan ke kotak pengaman.
6. Untuk pemasangan kotak pengaman berupa Pemasangan box sekering. ada baiknya
kita pasang secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak
pada tembok sedikit lebih besar dari box sekering tersebut. Anda bisa menggunakan
kardus pembungkusnya sebagai ukuran. Kemudian gunakan palu dan betel untuk
membuat dudukan dari box sekering tersebut. Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4
maupun jalur pipa saluran utama. Setelah selesai maka akan terlihat seperti gambar A
(tampak depan) dibawah ini.
Dari gambar diatas, gambar B menunjukkan letak pemasangan terlihat dari samping,
begitu juga gambar C dimana dibuat lobang tembus tembok untuk jalur kabel NYM
3x4. Perlu diingat, nantinya apabila tembok dirapikan maka pipa maupun kabel NYM
3x4-nya tidak akan terlihat sehingga buatlah kedalaman jalur tersebut sedemikian rupa
agar tercapai maksud diatas.

Seperti halnya pada pemasangan box sekering, pemasangan box MCB juga tak jauh
berbeda. Hanya saja ukuran kotak dudukan box MCB sedikit lebih besar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

7. Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel NYM terlebih dahulu dan
perkuat dengan bantuan paku.
8. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat saluran utama instalasi dari kotak pengaman
ke titik percabangan pertama. Atur pipa instalasi sesuai jalur denah sampai titik
percabangan pertama. Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita
gunakan api dari korek gas / api lilin. Gunakan korek gas / api lilin tersebut untuk
membuat pola pada pipa sesuai jalur belokan tersebut. Usahakan jangan sampai pipa
tersebut robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan
isolasi untuk menutupnya. Untuk yang baru bisa dimaklumi, memang perlu
keterampilan tersendiri untuk membuatnya
9. Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuning loreng) kedalam pipa tersebut
dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm kemudian atur pipa sesuai jalur dan gunakan
klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kruis-doos) pada ujung
dimana titik cabang pertama diletakkan.
10. Kita sampai pada titik cabang petama dimana terdapat jalur cabang menuju saklar 1,
saklar 2 dan stop kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau titik cabang 2 karena lampu 2
berasal dari saklar 2 dimana saklar 2 tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang
1. Untuk lebih jelasanya, jalur kabel dari kedua titik cabang tersebut terlihat seperti
gambar dibawah ini.

Untuk jalur kabel dari titik cabang 1 menuju saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat
seperti bagan dibawah ini

Sedangkan pemasangan pipa maupun tempat dari saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1
terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar A menjelaskan pembuatan jalur hubungan antara tempat saklar 2 dengan tempat
saklar 1 didalam tembok dengan memodifikasi(melobangi) masing-masing tempat dari saklar
tersebut, sedangkan gambar B menjelaskan hubungan tempat saklar 1 dan tempat stop kontak
1 yang dipasang bersebelahan. Sebagai catatan : untuk In bow doos (tempat dari saklar
maupun stop kontak) dalam pemasangannya diusahakan agak dalam sehingga
nantinya ketika dipasang saklar maupun stop kontak akan rapi tertata alias rapat
dengan tembok.

11. Kita lanjutkan pengerjaan pada titik cabang 3 dengan melihat penjelasan gambar
dibawah ini.

12. Kemudian pada titik cabang 4 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
13. Untuk titik cabang 5 sebenarnya hanya buat berjaga-jaga bila suatu saat instalasi akan
diperluas. Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan, sedangkan
pemasangan stop kontak 2 tentu saja tergantung dari ada atau tidaknya titik cabang 5
(jika ada titik sambung 5 maka jalur penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik
sambung 5 tersebut, tetapi jika titik sambung 5 dihilangkan maka penyambungan stop
kontak 2 diambil dari titik sambung 4.
Untuk pemasangan In bow doos maupun pipa instalasi dari saklar 3&4 maupun stop
kontak 2 di dalam tembok cara sama seperti penjelasan sebelumnya

Instalasi titik cahaya/penerangan


Dalam pelaksanaan instalasi titik cahaya yang perlu diperhatikan adalah
dihindarkannya sambungan yang terlalu banyak, oleh sebab itu perlu diukur secara
cermat sebelum kabel dipotong. Pemasangan jalur instalasi harus benarbenar rapih
sehingga mudah dalam pemeriksaan pada saat pemeliharaan/pengecekan.

Pembengkokan pipa sparing tidak boleh dengan cara pembakaran/pemanasan


tetapi harus menggunakan alat khusus, hal ini menghindarkan terjadinya
pengerasan dalam pipa yang dapat menyebabkan kabel akan sobek jika dimasukan
dalam pipa tersebut.

Pekerjaan pemasangan fixture dan armature


Untuk pemasangan fixture dan armature perlu dipelajari terlebih dahulu gambar
teknis dari alat‐alat tersebut sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya,
apakah dari segi dudukannya maupun dari segi ukurannya, khususnya untuk
armature yang dalam pelaksanaannya sangat berhubungan dengan pembuatan
lubang pada plafond. Untuk armature ini akan ditest penerangan selama 2 x 24 jam,
yakni bersamaan dengan rencana pengetesan instalasi titik cahaya.

Berbagai Bahan Instalasi Listrik dan cara pemasangan


1. Kabel
Kabel adalah salah satu bahan utama untuk pemasangan Instalasi listrik.
Kabel berfungsi sebagai penghantar listrik, untuk mengalirkan listrik dari sumber
listrik menuju berbagai peralatan listrik lainnya yang ada di dalam suatu instalasi
listrik.
Kabel yang harus dipasang ada 3 macam, yakni Kabel untuk jalur Fasa (Merah),
Kabel untuk jalur Netral (Hitam) dan Kabel jalur Arde atau pentanahan (Kuning).

Pemasangan MCB
2. MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah salah satu komponen atau bahan utama
dalam suatu instalasi listrik.
MCB berfungsi sebagai pengaman instalasi listrik, jika terjadi hubungan singkat
(Korsleting) atau kelebihan beban, maka MCB akan secara otomatis memutuskan
rangkaian listrik dan listrik di rumah pun menjadi padam.
MCB dipasang pada kabel fase dari sumber listrik, sumber listrik (kabel Fase) harus
melewati MCB terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju instalasi listrik di rumah.

Kabel fasa dari sumber listrik utama dipasang pada baut terminal MCB (bagian Atas),
dan terminal MCB bagian bawah dipasang menuju instalasi listrik di dalam rumah,
sedangkan kabel netral dari sumber langsung dialirkan langsung tanpa melewati
MCB.
Pastikan Kabel yang terpasang pada MCB adalah Kabel Fase dari sumber, agar saat
MCB dimatikan tidak ada lagi tegangan listrik yang mengalir pada Instalasi listrik.
an pasanglah MCB dengan menggunakan Box MCB agar lebih terlindung, aman dan
rapi.

3. Sekring (Fuse)
Sekring adalah suatu alat pengaman listrik yang terbuat dari bahan penghantar yang
memiliki batasan kemampuan arus, jika arus lebih maka sekring akan putus.
Penggunaan sekring dalam instalasi listrik sudah mulai tergantikan dengan
menggunakan MCB yang lebih praktis.
ELCB

4. Stop kontak

Pemasangan Stop kontak


Stop kontak biasa juga disebut dengan colokan, tempat kita mencolokkan steker dari
berbagai peralatan listrik seperti televisi, kulkas, kipas angin, mesin cuci, dan lainnya.
Stop kontak (Colokan) berfungsi sebagai tempat sumber listrik, dan digunakan untuk
tempat menyalakan berbagai peralatan listrik.
Stop kontak memiliki 3 terminal kabel di dalamnya, terminal tersebut berfungsi untuk
pemasangan kabel fase , netral dan arde dari sumber listrik.
instalasil listrik dilengkapi dengan kabel arde, dan terpasang dengan baik dan benar.

5. Saklar

Memasang Saklar
Saklar berfungsi sebagai alat penghubung dan pemutus rangkaian sumber listrik
menuju peralatan listrik, dan umumnya dipasang untuk menyalakan atau
memadamkan Lampu. Terdapat berbagai jenis saklar, namun yang paling sering
digunakan untuk instalasi listrik dirumah adalah saklar tunggal dan saklar ganda.

Saklar tunggal digunakan untuk satu buah lampu, sedangkan saklar tunggal
digunakan untuk dua buah lampu. Saklar tunggal memiliki dua baut terminal,
satu terminal untuk tempat kabel fase langsung dari sumber, dan satu terminal
lagi untuk tempat kabel yang menuju ke lampu.
Pastikan kabel yang terpasang ke saklar adalah kabel fase, agar saat saklar
terputus, tidak ada tegangan listrik yang masuk ke lampu.
Cara Memasang Saklar
Saklar mempunyai banyak jenis dan tipe yang mempunyai berbagai fungsi. Akan
tetapi pada pembahasan disini kita hanya membahas tentang saklar yang
merupakan komponen pada instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung
dan/atau memutuskan aliran arus listrik kebeban (dalam hal ini lampu
penerangan). Berikut gambar penjelasan mengenai saklar tersebut dan cara
pemasangannya.

Gambar penjelasan bagian-bagian dari saklar

Ket: pengunci (penjepit) kabel yang terpasang pada konektor kabel biasanya
berupa baut pengunci atau dapat juga berupa penjepit tekan-tarik. Hal tersebut
tergantung dari pabrik pembuatnya.

 Cara pemasangan saklar tunggal atau ada juga yang menyebut saklar engkel
terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar cara memasang saklar tunggal.


 Cara pemasangan saklar double atau ada juga yang menyebut saklar seri terlihat
seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar cara memasang saklar double/seri.

6. Kotak sambungan
Kotak sambungan disebut juga dengan Junction Box, atau biasa disebut dengan
Tedus.Kotak sambungan (Tedus) ini berfungsi tempat kita menyambung kabel-kabel
listrik, yang bertujuan agar setiap sambungan kabel dapat terlindung dengan baik dan
aman. setiap sambungan kabel ditempatkan didalam kotak sambungan (Tedus
7. Wire Nut.
Wire Nut adalah alat untuk menyambung kabel listrik yang baik dan aman, setelah
kabel disambung dengan cara dipuntir, kemudian kita tutup dengan Wire Nut agar
sambungan terlindungi dan tidak mudah longgar.Wire nut juga berfungsi pengganti
isolasi (Selasiban) yang biasa kita gunakan untuk menyambung kabel listrik.

Sambungan Kabel yang benar dan aman

8. Isolasi (Insulation Tape)


Isolasi berfungsi sebagai isolator (Bahan yang tidak bisa menghantar listrik), untuk
melindungi kabel-kabel listrik yang terkelupas atau terbuka.
Untuk sambungan kabel jika memungkinkan sebaiknya menggunakan Wire Nut.

Pekerjaan pemasangan fixture dan armature (lampu)


Untuk pemasangan fixture dan armature perlu dipelajari terlebih dahulu gambar
teknis dari alat‐alat tersebut sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya,
apakah dari segi dudukannya maupun dari segi ukurannya, khususnya untuk
armature yang dalam pelaksanaannya sangat berhubungan dengan pembuatan
lubang pada plafond. Untuk armature ini akan ditest penerangan selama 2 x 24 jam,
yakni bersamaan dengan rencana pengetesan instalasi titik cahaya.

PENUTUP

Meskipun di dalam Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini telah dicoba


untuk melakukan pendekatan masalah terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan
seakurat mungkin, namun kami yakin bahwasanya pada aplikasi di lapangan nantinya
mungkin saja terjadi pergeseran maupun perubahan dikarenakan faktor-faktor tak
terduga yang kerap kali muncul, baik mengenai jadwal pelaksanaan maupun akibat
faktor alami seperti situasi kondisi cuaca yang sangat menentukan.
Seluruh pekerjaan ini akan tetap mempedomani Gambar, Tenaga dan
Bahan yang dipakai serta akan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Semua
Pekerjaan yang akan dilaksanakan akan dikoordinasikan dengan Pengawas Lapangan
dan apabila telah diberi izin, barulah pekerjaan dilaksanakan.
Kami akan tetap mengacu kepada ketentuan - ketentuan dan Spesifikasi
Teknis yang telah ditetapkan dan selalu berpedoman kepada Dokumen Kontrak yang
telah disepakati dan di tandatangani. Kami juga akan memberikan mutu serta
kwalitas yang baik untuk setiap item pekerjaan agar hasil pekerjaan ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat
Setelah semua Pekerjaan selesai dikerjakan, maka dapat dilakukan
Pengecekan Ulang pekerjaan. Setiap pekerjaan yang sudah diperiksa akan
dilaksanakan Serah Terima I ( Provisional Hand Over / PHO ), untuk itu kami
akan mengajukan Surat Permohonan Pemeriksaan agar dapat di Serah Terimakan
untuk yang pertama kalinya. Setelah semua pekerjaan siap dan bersih, maka Surat
Permohonan Serah Terima I telah kami ajukan dan kami akan menunggu pemeriksaan
Team PHO. Untuk Pekerjaan yang masih belum sempurna, akan disempurnakan pada
masa pemeliharaan, karena seluruh pekerjaan masih dalam tanggung jawab kami,
hingga pada akhir masa pemeliharaan.
Apabila masa pemeliharaan telah berakhir, maka akan dapat diajukan
Surat Permohonan Pemeriksaan untuk proses Serah Terima II / Serah Terima
Terakhir ( Final Hand Over / FHO ). Setelah selesai Serah Terima II, maka seluruh
pekerjaan akan diserahkan kepada Direksi.
Demikianlah Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat untuk dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam mengevaluasi Penawaran kami. Akhir kata kami
mengucapkan Terimakasih.
Pariaman , 07 Oktober 2019
Penawar :
CV. KINANTAN

Ttd

ARIF WAHYUDI, S.AK


Direktur

Anda mungkin juga menyukai