PROGRAM
PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN JEMBATAN
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN JEMBATAN PASA LALANG
LOKASI
KEC.KURANJI
TAHUN ANGGARAN
2017
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Dokumentasi
Untuk pekerjaan dokumentasi kami lakukan di setiap tahap pekerjaan yang meliputi 0%,
50% dan 100%, dengan posisi yang sama pada setiap titik pengambilan dokumentasinya,
hasil dokumentasi kami cetak dan di serahkan pada pihak direksi pekerjaan.
2. Pelaporan dan Asbuilt drawing
Untuk pelaporan kami membuat laporan harian, mingguan, dan pada akhir pekerjaan
kami akan menyiapkan gambar asbuildrawing, hasilnya kami serahkan pada pihak
direksi.
3. Pembersihan akhir
Pada saat selesainya Pekerjaan lapangan, daerah proyek akan tetap dijaga kebersihan dan
siap dipakai oleh Pemilik dan memulihkan daerah yang tidak merupakan bagian
pekerjaan untuk perbaikan.
Pada saat pembersihan akhir, seluruh pekerjaan, telah diperiksa kembali karena
kemungkinan ada kerusakan-kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan
akhir.
1. MANAJEMEN MUTU
2. K E B IJ A K A N D A N S A SA R A N
SASARAN MUTU .
2 Sasaran Mutu, melaksanakan Proyek secara tepat waktu dengan mutu produksi sesuai
spesifikasi teknis.
3. O RG AN I SA S I P R O Y E K
| PENUTUP 2
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk mencapai target Managemen Mutu, Perusahaan sebagai pelaksana dilapangan akan
mengikuti prosedur dan instruksi standar berdasarkan Struktur Organisasi Proyek yang
sudah ditetapkan. Petugas pengawasan yang bertanggungjawab yang ditunjuk Pemimpin
Proyek / Kepala Satuan Kerja atau yang sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
Pelaksanaan proyek Perusahaan akan menyiapkan team yang dituang dalam struktur
organisasi, dan merupakan penanggungjawab pekerjaan sedang dilaksanakan sesuai dengan
tugas serta tanggung jawabnya. Pemilihan key personil proyek mengacu pada prosedur baku
untuk memastikan kompetensi di bidang masing masing.
Site Manager sebagai penanggung jawab langsung dalam pelaksanaan Pekerjaan yang
menyangkut finishing dan struktur bangunan pekerjaan. Mengendalikan dan menganalisa
masalah masalah teknis kebutuhan proyek, baik material, tenaga kerja, peralatan serta biaya
yang dibutuhkan. Membuat Rencana Mutu Kontrak, yaitu Master schedule, dan Metode
Kerja Pelaksanaan.
Pelaksana, Tenaga ahli yang bertanggung jawab membuat perhitungan/ estimate anggaran proyek
dan membuat laporan pelaksanaan sesuai dengan pekerjaan yang sudah ditentukan. Membuat
laporan harian, mingguan dan bulan pada masing-masing bangunan, serta rencana kerja setiap
harinya yang akan dikerjakan. Mengontrol dan mengatur pemakaian material, alat dan tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan. Serta Tenaga ahli yang bertanggung jawab mengontrol kegiatan lapangan,
memberikan analisa rencana mutu kontrak. Membuat justifikasi yang menyangkut pekerjaan di
proyek serta mengaplikasi analisa semua pehitungan/estimasi anggaran proyek. Team yang akan
membantu dalam menyiapkan Rencana Mutu Kontrak dan tenaga ahli yang menyusun mengawasi
pelaksanaan yang berhubungan dengan keselamatan kerja.
Juru Ukur, Membuat pengukuran pekerjaan baik pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun
pekerjaan yang sudah dikerjakan dan membuat gambar pekerjaan baik pekerjaan yang akan
dilaksanakan maupun pekerjaan yang sudah dikerjakan..
logistik, Tenaga operasional yang bertanggung jawab tehadap kepada manajer proyek dalam
pengadaan bahan dan alat serta pengelolanya dan bertanggung jawab atas operasi alat-alat serta
mendukung operasi dari pelaksaanan d lapangan..
4. P E NG E N D A L I A N M U T U P R O YE K
| PENUTUP 3
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Seluruh personil yang terlibat di proyek adalah Gugus tugas pengendalian mutu, sehingga
secara otomatis prosedur kendali mutu yang ditetapkan perusahaan menjadi tanggung
jawabnya.
Proyek star up meting sudah harus dilakukan selambatnya 3 minggu sebelum dimulainya
proyek. Hal yang dibahas adalah :
Hasil akhir dari startup meeting adalah detail RENCANA PELAKSANAAN PROYEK,
yang mencakup :
5. K O NT R O L M A T E R I A L
I NSPE K SI P E N E R I M A A N DI L APANGA N
Inspeksi Penerimaan di Lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan oleh
Material Controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku agar bisa
menjamin bahwa item-item yang diterima telah sesuai dengan persyaratan dari perintah
pembelian (PO) untuk point-point berikut :
| PENUTUP 4
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kerusakan yang ditemukan pada saat inspeksi penerimaan di lapangan harus dilaporkan
oleh Material Controller kepada Koordinator Kendali Mutu Lapangan. Koordinator Kendali
Mutu Lapangan harus mengkonfirmasikan kondisi kerusakan tersebut dan melaporkannya
ke Enjinir lapangan serta mengambil langkah langkah lanjutan seperlunya.
P E NYI M PA N A N D A N P E R A W AT AN P ER AL AT AN D AN M AT E R I AL D I L APANG A N
Peralatan dan Material yang sudah lolos pemeriksaan harus disimpan sesuai dengan
spesifikasi dan/ atau instruksi yang berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan .Tempat
penyimpanan harus diklasifikasikan menjadi gudang dan tempat terbuka berdasarkan
kategori, tipe dan ukuran.Peralatan dan material yang diterima harus dicatat pada lembaran
pengontrolan material. Status dari tempat penyimpanan harus di cek oleh Warehouseman
dengan cara pengecekan fisik secara periodik, stocktaking, dll.
P E NGE L U A R A N P E R A L A T A N DAN M AT E R I AL
6. K O NT R O L P A D A P R O SE S K O NT RUK SI
Pengendalian mutu di lapangan merupakan langkah langkah yang dilakukan untuk menjaga
mutu dan kualitas proyek.
PR OSE D U R K E R J A
Detil prosedur kerja untuk setiap kategori pekerjaan utama dan/ atau item pekerjaan harus
mengacu pada standar baku perusahaan. Prosedur standard yang digunakan adalah sesuai
dengan standar
Jadwal inspeksi dan Tes sudah di definisikan dalam rencana detil pelaksanaan proyek.
Dimana tercamtum jenis material , metoda pengujian, dan kapan dilakukan. Pengujian
metoda langsung dilapangan harus di saksian oleh konsultan pengawas.
P E NGU J I A N ST A N D A R L A B O T AR I UM
| PENUTUP 5
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengujian mutu untuk produk/material yang memerlukan pengujian oleh pihak ke – 3 untuk
memastikan telah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan standard baku yang berlaku. Pihak
ke 3 yang melakukan pengujian adalah yang ditunjuk atau disetujui oleh pemilik
pekerjaan. Pembuktian dari pengujian adalah sertifkat yang sah sesuai ketentuan yang
berlaku.
7. K O NT R O L D O K U M E N
Dokumen proyek merupakan instrumen kontrol dan menjadi alat pembuktian progres
proyek ke pemilik pekerjaan. Seluruh dokumen pengujian dan persetujuan menjadi bagian
dari dokumentasi proyek, yang pada saat tertentu harus diserahkan pada pemilik proyek.
Kebijakan Perusahan Kami dalam menetapkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
rangka menciptakan dorongan serta acuan yang kuat bagi terwujudnya LK3 yang
diharapkan adalah bertujuan :
| PENUTUP 6
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
9. P RO G R A M KE SE L A M A T A N
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya
kecelakaan adalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami
mengenai bahaya yang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain
disebabkan oleh hal-hal berikut :
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang mengarahkan
kepada tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan. Hal yang perlu dilakukan guna mengatasinya adalah mengendalikan
perilaku pekerja. Berikut ini adalah tiga langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan
tindakan aman yang diperlukan bagi pencegahan kecelakaan. :
B E R SI K A P W A SP A D A D A N ME L IH A T J A UH K E DE P A N
LAKUKAN T I N D A K A N D E N GA N B E RH A T I - H A T I
Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan yang
direncanakan untuk diterapkan dalam proyek ini.
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari bahaya kerja.
Untuk keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri (PPE) bagi seluruh tenaga
kerja yang terlibat dalam pekerjaan. PPE yang disediakan harus memenuhi standar kualitas
yang diperlukan. PERUSAHAAN akan menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi
atau tempat yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
P E R L I N D U N G A N T E R H A D A P K E B AKAR AN
| PENUTUP 7
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
P E MI L I H A N S U M B E R D A Y A
Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang baik
merupakan bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang pada akhirnya
akan menghasilkan produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan sumber daya harus
dilaksanakan secara seksama. Tiga sumber daya yang harus dipertimbangkan, yaitu tenaga
kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja yang baik harus memenuhi persyaratan
pekerjaan baik ketrampilan, pengetahuan, fisik maupun mental. Peralatan dan material juga
harus memenuhi persyaratan keselamatan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini akan
melakukan pemilihan sumberdaya secara bersungguh-sungguh sebagai upaya mencapai
penyelesaian proyek sesuai dengan sasaran.
M ATE R I A L
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus memiliki
Material Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang mudah
ditemukan dan dibuatkan salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam filing
tersendiri.
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:
Identifikasi bahaya
Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk menilai probabilitas
kejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian dan atas dasar
probabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem pengendalian bahaya yang diperlukan.
Penerapan sistem pengendalian bahaya
Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan operasi,
perkakas kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan dan pemotongan,
| PENUTUP 8
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
pekerjaan listrik, bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain diharapkan dapat teridentifikasi,
dianalisa dan dikendalikan.
M ANAJ E M E N I N SI D E N
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan yang
diperlukan untuk mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap insiden harus
didokumentasikan secara lengkap termasuk dengan dengan hasil investigasi, besar kerugian
dan tindakan perbaikan (corrective action). Hal ini dilakukan untuk digunakan sebagai dasar
menganalisa kecenderungan serta peningkatan program keselamatan.
T ANGG A P K E A D A A N D A R U R AT
Menindaklanjuti kebijakan ini maka sasaran tanggap darurat adalah mempersiapkan sistem
yang terdiri dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan fasilitas pendukung agar dapat
menanggapi keadaan darurat dengan baik.
11. P ROG R A M K E SE H A T A N
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit pada
pekerja. Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang menderita
penyakit akibat kerja. Berikut adalah program-program yang direncanakan untuk
dilaksanakan guna mencegah akibat dari adanya bahaya-bahayan kesehatan dalam
pekerjaan.
P E ME R I K SA A N K E SE H A T A N A W AL
| PENUTUP 9
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
tersebut meliputi test fisik dan tes darah. Hasil pemeriksaan tersebut akan diperiksa kembali
oleh ahli medis PERUSAHAAN untuk memastikan kebenarannya. Hasil pemeriksaan ini
kemudian didokumentasikan dan disimpan di Klinik P3K sebagai acuan untuk melihat
sejarah kesehatan pekerja.
P E L AY A N A N K E SE H A T A N
Pelayanan kesehatan di lapangan meliputi, pertolongan kepada korban terluka atau penderita
penyakit di lokasi, mengirimkannya ke pelayanan tingkat lanjut bila diperlukan termasuk
medical evacuation, menyediakan pelayanan tingkat P3K, melakukan pemeriksaan berkala
sesuai peraturan yang berlaku.
Berikut ini adalah fasilitas kesehatan yang disediakan di lapangan dan dijalankan di bawah
penanganan langsung oleh proyek di lapangan :
Kotak P3K
12. P ROG R A M L I N G K U N G A N
P E NGE N D A L I A N P ER I L A K U P E KE R JA
Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja agar mereka mengerti kebijakan serta sasaran
perlindungan lingkungan dan termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai pengertian yang
didapatkannya tersebut.
M E NJA G A L I N G K U N G A N D A L AM K E SE I MB ANGAN
| PENUTUP 10
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengendalian debu
Pengaturan kembali tanah setelah selesai konstruksi
P E NGA T U R A N L I M B A H
Penerapan sistem pengaturan limbah yang baik diperlukan untuk mencegah terjadinya
polusi terhadap lingkungan sebagai akibat dari adanya kegiatan konstruksi.
Perusahaan akan menyiapakan tempat pembuangan limbah sesuai aturan yang berlaku.
| PENUTUP 11
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
13. PENUTUP
Demikianlah metoda pelaksanaan ini kami buat, semoga dapat menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan, terima kasih.Kami juga melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan
waktu pemeliharaan. Metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen
pendukung RMK yang diharapkan dapat menunjukan pemahaman dan kemampuan personel
sebagai pelaksana pekerjaan dimaksud di atas.
14. P E N G E SA H A N
Padang, 09 Mei 2017
Penawar,
PT.BIMA ARJUNA PRAKASA
TTD
HASANAH
Direktur
| PENUTUP 12