Anda di halaman 1dari 12

Metoda Pelaksanaan

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan meliputi pekerjaan dari mulai tahap persiapan dan konstruksi
sebagai berikut:

1. Divisi Umum
a. Mobilisasi
b. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
c. Manajemen Mutu
d. Papan Proyek
e. Administrasi dan Pelaporan
2. Divisi Drainase
a. Pasangan Batu dengan Mortar
3. Divisi Pekerjaan Tanah
a. Galian Biasa
b. Timbunan Pilihan Sirtu
c. Penyiapan Badan Jalan
4. Divisi Perkerasan Berbutir
1. Perkerasan Beton Semen K-350

METODA PELAKSANAAN

Pekerjaan – Pekerjaan pada Paket ini meliputi :

I. UMUM

Pekerjaan ini mencakup pekerjaan mobilisasi, pengukuran, fasilitas kontraktor dan


laboratorium.
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan mendatangkan peralatan yang dibutuhkan hingga
lokasi pekerjaan dan mengembalikannya setelah seluruh pekerjaan selesai. Selain itu
juga mendatangkan personil sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan Direksi
Pekerjaan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana yang
telah disepakati. Mobilisasi peralatan terkadang juga dilakukan sebelum Direksi Keet
dan Gudang terbangun. Peralatan yang dimobilisasi disini hanyalah peralatan berat
yang disyaratkan pada dokumen pengadaan. Peralatan-peralatan lain yang
didatangkan ke proyek yang akan dipakai Kontraktor pada proyek ini diajukan pada
Konsultan MK / Pengawas termasuk surat uji peralatan dan perizinan serta kelaikan
Metoda Pelaksanaan

peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya. Semua alat ukur yang berkaitan dengan
testing pada sistim harus disertai surat uji kelaikan dari informasi berwenang. Untuk
alat berat operator yang didatangkan haruslah yang memiliki sertifikat atau SIO
(Surat Ijin Operasi). SIO dan Uji kelayakan berguna untuk memastikan bahwa
peralatan yang digunakan layak, telah tersertifikasi dan terkalibrasi. SIO guna
memastikan bahwa orang tersebut memang memiliki keahlian di bidang operator alat
tersebut.

2. Manajemen Pengaturan Lalu Lintas


Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang
waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada
di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas di lokasi pekerjaan dan
daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai
aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat jaminan agar tidak
menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak.
Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
dengan dengan berbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu – rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan
secara tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai
spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk
mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada.
Pekerjaan – pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction)
terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada dan
menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.
4. Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk
pekrjaan tertentu seperti overlay, akan dilakukan pada malam hari dengan
memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

3. Manajemen Mutu
Metoda Pelaksanaan

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang antara lain mengontrol,
 Seluruh material yang digunakan
 Pemilihan tenaga kerja
 Perawatan alat
 Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan
pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada
penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control
yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality Control dan
prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan .
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan
terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat
mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar
pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat
dijalankan dengan baik dengan adanya:
 Sasaran mutu yang jelas
 Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
 Organisasi proyek yang handal
 Sistem dan prosedur mutu yang baku
 Penerapan manajemen mutu yang konsisten

4. Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek dibuat dengan maksud dan tujuan agar masyarakat umum
mengetahui informasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Papan Nama proyek berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan
lain-lainnya disesuaikan dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum
dalam RKS serta gambar rencana.
Tempat pemasangan papan nama proyek dikoordinasikan dengan pengawas, serta
owner. Penempatan pemasangan biasa dipilih tempat yang mudah dilihat oleh
khalayak ramai. Pada pekerjaan ini juga akan dilakukan dokumentasi dan pelaporan
Metoda Pelaksanaan

terhadap setiap tahapan pekerjaan sebagai control/pengendalian terhadap progress


pekerjaan

5. Administrasi, Pelaporan dan dokumentasi


- Administrasi dan Pelaporan
1. Administrasi proyek disini pembuatan laporan-laporan harian, mingguan,
bulanan, dan kemajuan pekerjaan dilapangan.
2. Pembuatan As Build Drawing
As Built Drawing merupakan pembuatan gambar teknik setelah konstruksi
telah selesai dibangun/dibuat di lapangan yang berfungsi sebagai acuan untuk
pemeliharaan atau control.
- Dokumentasi
Dokumentasi terdiri dari foto-foto selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dan
sampai selesainya proyek tersebut. Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan
pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik
perhatian sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat
sedikitnya tiga kali, yakni :
1. Sebelum memulai Pelaksanaan pekerjaan. (foto 0%)
2. Selama berlangsungnya pekerjaan. (foto 50%)
3. Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode Pemeliharaan. (foto
100%)
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga pengulangan serta pada posisi
yang sama untuk masing-masing kejadian.

6. Fasilitas Kontraktor
Merupakan pembuatan bangunan – bangunan yang bersifat sementara selama
pekerjaan proyek berlangsung. Bangunan-bangunan itu antara lain kantor proyek
(direksi keet), base camp pekerja, gudang material dan peralatan, genset, bengkel,
fabrikasi, dll.
Kantor proyek terdiri dari kantor untuk kontraktor, konsultan,dan ruang rapat.
Kantor berfungsi sebagai Site Office untuk mengurusi hal-hal yang langsung
berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Pembuatan bedeng pekerja ditujukan untuk
tempat penampungan dan peristrahatan pekerja yang dilengkapi dengan sarana toilet
dan tempat ibadah. Bangunan gudang terdiri dari gudang peralatan dan penyimpanan
material yang tidak bisa disimpan di udara terbuka. Bangunan genset ditujukan untuk
Metoda Pelaksanaan

tempat generator yang berfungsi sebagai sumber listrik selama pelaksanaan proyek.
Sedangkan untuk menampung berbagai kegiatan perbengkelan dan fabrikasi dibuat
bengkel yang letaknya tidak jauh dengan gudang dan tempat penyimpanan material.
Penempatan/perletakan Posisi bangunan direksi keet, gudang, barak pekerja dan
penempatan genset harus disetting agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan
pekerjaan nantinya. Penempatan/perletakan posisi semua tersebut diatas harus selalu
dikoordinasikan dengan pihak pengawas maupun owner.

7. Fasilitas Laboratorium

Fasilitas laboratorium disini merupakan penyediaan pelayanan pengujian dan/atau


fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan
pengendalian mutu pekerjaan yaitu uji CBR test dan Sandcone Test.

8. Pembuatan Jalan Darurat


Pembuatan jalan darurat akan dilaksanakan dengan tujuan kontraktor tetap
menyediakan jalan darurat sebagai sarana untuk penduduk melewati akses jalan yang
sedang diperbaki agar mobilitas kegiatan penduduk tetap dapat berjalan seperti
biasanya.

9. Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk dapat digambarkan potongan memanjang dan potongan
melintang jalan yang akan dibangun, pemasangan patok – patok acuan, menentukan
Metoda Pelaksanaan

lokasi pekerjaan baik pekerjaan utama berupa perkerasan jalan maupun pekerjaan
struktur.
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh team pengukuran yang telah ditentukan dan
berpengalaman serta siap sedia selama masa pelaksanaan.

II. Pekerjaan Drainase

Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar pada daerah yang
sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan Direksi Pekerjaan sesuai
spesifikasi dan gambar rencana.
 Pekerjaan ini di lakukan secara mekanik
 Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
Concrete Mixer
 Batu di bersihkan dan dicuci pada permukaan nya sebelum dipasang
 Setelah batu terpasang baru di lakukan perapian
Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan spesifikasi teknik.

III. Pekerjaan Tanah

1. Galian Biasa
Galian biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas daerah milik
jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pemuatan, pengangkutan, penimbunan dan
penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed), kecuali galian struktur dan
galian batu, sesuai dengan spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan
penampang melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan
pengawas.
Pelaksanaan pekerjaan
Penggalian harus dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang di
tentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh konsultan pengawas dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang di jumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama,
yang tidak di gunakan untuk pekerjaan permanen
Penggunaan material galian
Metoda Pelaksanaan

Material yang memenuhi persyaratan dan berasal dari galian menurut pasal ini
harus di pergunakan sejauh mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan permanen, atau
material di anggap sebagai material buangan waste bila konsultan pengawas
menentukan demikian.
Beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
 Galian atau pemotongan tanah ini akan dilakukan apabila ketinggian dan
kedataran tanah tidak sama pada sisi jalan
 Sebelum melakukan penggalian tanah, akan dilakukan pengukuran terlebih
dahulu
 Saetelah itu barulah dilakukan penggalian tanah dengan ukuran dan kedalam
yang telah di tentukan
 Lebar dan kedalaman galian harus disesuaikan dengan tebal dan kedalaman
beton yang akan dibuat.
 Trase penggalian harus sesuai dengan trase jalan yang akan dikerjakan
 Galian pada tanah yang jelek/lembek yang mudah terjadi longsor dilakukan
konstruksi penguat (turap kayu bulat atau lainnya) yang kemudian diurug
kembali menggunakan tanah yang lebih baik.
 Tanah bekas galian di buang tidak jauh dari lokasi pekerjaan dengan
menggunakan alat yang telah ditentukan dan tanah bekas galian ini nanti nya
bisa dipergunakan kembali sebagai tanah timbunan.

2. Timbunan Pilihan Sirtu


Timbunan pilihan Sirtu adalah timbunan yang terdiri dari bahan pasir atau pasir
berbatu berbatu yang memenuhi semua ketentuan timbunan biasa dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya.
a) Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, memadatkan tanah atau bahan berbutir
yang disetujui untuk pengurugan parit -parit atau galian atau struktur serta
pengurugan sampai kepada garis batas kemiringan dan ketinggian penampang
melintang ditentukan atau disetujui.
b) Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua pekerjaan
pemotong dan pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan
pembongkaran akar-akar harus diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan
semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknilk.
Metoda Pelaksanaan

c) Bilamana tingginya timbunan adatah satu meter atau kurang, tempat pondasi
timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termaksuk membuat lepaslepas,
mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah
setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan
yang ditempatkan.
d) Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukti atau dipasang di atas
timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk
membuat permukaan dudukan yang cukup tebal memikul peratatan pemadatan.
e) Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan
dalam tapisan-tapisan yang rata.
f) Segera setelah penempatan dan penebaran urugan masing-masing lapisan harus
dipadatkan menyeluruh dengan peratatan pemadatan yang cocok dan memadai
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
g) Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut
berada dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum akan sampai 1% lebih
dari kadar air optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air
dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah-tanah tersebut
dipadatkan.
h) Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk
ke tengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.
i) Jika bahan urugan harus ditempatkan di atas kedua sisi saluran beton atau
struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk
sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.
j) Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus
ditempatkan dalam lapisan-lapisan horizontal dengan bahan-bahan lepas
ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluru mengunakan mesin
pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin
tercapainya pemadatan yang memuaskan, untuk mencegah terjadinya rongga-
rongga.

3. Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan
pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama. Pekerjaan ini
Metoda Pelaksanaan

dilakukan dengan menggunakan motor grader dengan meratakan permukaan


kemudian dipadatkan vibratory roller.
Dalam penyiapan badan jalan ini pemborong harus membersihakan badan jalan
dari sisa-sisa potongan kayu dan kotoran lainnya
- Pemasangan patok pada As jalan sebagai acuan.
- Setelah itu di lakukan pemasangan benang sepanjang patok yang telah diset
- Membuat setting level jalan dan kemiringan jalan yang akan dibangun dengan
menggunakan patok dan benang yang di pasang pada as jalan dengan ukuran
yang telah ditentuntukan oleh direksi
- Pemeriksaan Dimensi : kerataan, elevasi, dan kemiringan.

IV. Perkerasan Berbutir


Perkerasan Beton Semen (K-350)
Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu
lintas adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya
berpengaruh kecil terhadap kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku. Lapis pondasi
bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai lantai kerja, dan
untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping".
Pekerjaan Beton untuk perkerjaan Jalan dilaksanakan dengan cara kerja : Material
untuk Beton diangkut dengan dump truk ke lokasi pekerjaan selanjutnya dilakukan
pencampuran tersebut di dalam concrete mixer kemudian bahan beton yang telah tercampur
dihamparkan di lokasi yang telah ditentukan. Waktu pelaksanaan pekerjaan untuk mulai dan
berakhirnya sesuai dengan yang terdapat pada jadwal waktu pelaksanaan. Kebutuhan
peralatan dan tenaga sesuai degan rencana pelaksnaan pekerjaan dan pelaksanaan
pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas petunjuk
direksi pekerjaan.
Beton harus mempunyai kekuatan lentur karakteristik sebesar 45 kg/cm2 pada umur
28 hari bila diuji sesuai dengan ASSHTO T 97. Bila pengujian dilakukan pada kubus 15 cm,
kekuatan tekan karakteristik harus sebesar 250 kg/cm2 pada umur 28 hari. Kekuatan beton
7 hari harus sebesar 0,7 x kekuatan lentur karakteristik.
Sebelum memulai pekerjaan ini semborong menugaskan pekerja mangukur dan set
ketebalan badan jalan dengan ukuran yang telah di tentukan mengunakan patok-patok, dan
patok-patok ini harus di tempatkan pada As jalan, dan di peinggir jalan dengan jarak yang
telah ditentukan, beri tanda ketinggian pada benang dan pasang benang
Metoda Pelaksanaan

 Set garis pinggir jalan pada kedua sisi dengan menggunkan patok dan benang
yang telah di sebutkan tadi
 Lalu dilakukan penghamparan material di badan jalan dengan tempat dan
lokasi yang telah disiapkan
 Material terpasang ( terhampar ) pada posisi yang telah ditentukan,lalu
dilakukan penggilasan ( pemadatan ) dengan menggunkan peralatan yang
telah ditentukan
Sesuai gambar dalam dokumen pengadaan, maka volume pekerjaan beton K-250
akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil
field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Campuran beton yang digunakan
dipesan dari supplier dengan kekuatan tekan 250/Cm2 (K-250) yang telas lulus Tes Kubus
Laboratorium. Kemudian campuran beton diangkut dengan truxk mixer (agitator) ke lokasi
pekerjaan den dihampar sedemikian rupa dengan ketebalan 15 cm. Setelah dihamparkan
campuran beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator. Pengecoran untuk setiap meter
maju jalan dilakukan secara bertahap dengan membagi lebar jalan menjadi 2 (dua) bagian.
Hal ini dilakukan agar arus lalu lintas masih bisa melalui jalan yang akan dikerjakan.
Setelah Pengecoran selesai dilanjutkan pekerjaan penyelesaian lainya dan perapihan
serta perawatan beton. Pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan Beton ini harus sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan dan sesuai spesifikasi teknik.
Metoda Pelaksanaan

METODA PENGENDALIAN PROYEK


Metoda pengendalian di proyek dapat dijelaskan pada skema di bawah ini:
PROYEK
Rencana Mutu terdiri dari: PERUSAHAAN EKSTERNAL
Metoda Konstruksi -Manual/prosedur Standard Peraturan
Instruksi Kerja Administrasi Keppres, Kepmen, Perda,
Jadwal Waktu Pelaksanaan Prosedur dll
Prosedur Kerja dll Organisasi
Personal
Keuangan

SUPERVISI

INPUT
Bahan OUPUT
CONSTRUCTION Produk akhir BMW (Biaya,
Alat PROCESS
Tenaga Kerja Mutu, Waktu)

INSPECTION& TEST
EVALUASI

KRITERIA KEBERTERIMAAN
Gambar PELAPORAN +
Spesifikasi MONITORING
Mock Up
Metoda Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai