Anda di halaman 1dari 672

PT.

GUMILANG SAJATI

METODA
PELAKSANAAN
PERENCANAAN SMART BUILDING
DPKP3 KOTA BANDUNG
TAHUN 2018
Umum

Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi (mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek
sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (trailer / truck besar) atau alat angkut
lainnya.
Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan - peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, gudang dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang / jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh ) hari kalender sejak diterbitkan SPMK.
Mobilisasi ini mencakup mobilisasi seluruh personil yang berkaitan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Pekerjaan Pengukuran
1. Menyipakan lokasi pekerjaan yang akan segera dilaksanakan pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Menentukan titik-titik pengukuran yang berfungsi sebagai titik nol dan telah berkoordinasi dengan Pengawas Lapangan dan mendapat
persetujuan.
3. Memberi tanda-tanda pada setiap titik sebagai acuan pemasangan dan sebagainya.
4. Menyiapakan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan ini seperti alat ukur, meteran, benang, waterpass cat
minyak dan sebagainya.
Pekerjaan ini harus selalu berkoordinasi dengan Pengawas Lapangan dan sebelum dilaksanakan pekerjaan ini harus benar-benar
sesuai gambar kerja dan mendapat persetujuan dari pihak pengawas lapangan.
Air
Airdan
danListrik
Listrik Kerja
Air :

Mempersiapan Air kerja yang sesuai Standar untuk konstruksi dengan kriteria bersih yang tidak mengandung unsur-unsur bahan kimia
atau yang dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan.
Air kerja akan dilakukan koordinasi dengan pihak Pengawas Lapangan.

Listrik :

Menyiapan Listrik kerja guna untuk penerangan pekerjaan dan untuk membantu peralatan yang berkaitan dengan energi listrik dengan
berkoordinasi dengan pihak Pengawas Lapangan.
Gambar Kerja

Buku Harian Lapangan (BHL)


Menyediakan dan mengisi Buku harian lapangan yang berisi laporan tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan
pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan cuaca, peralatan yang dipakai serta lain-lain hal yang dianggap perlu atas petunjuk
dan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

Buku harian lapangan harus disediakan oleh Perusahaan Pelaksana sesuai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan harus
selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh Perusahaan pemborong dan diketahui Direksi/Konsultan pengawas.

Buku harian lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.

Kebersihan dan Ketertiban Selama Pelaksanaan


Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, akan memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun
lingkungannya terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek, Direksi keet, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan
yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.

Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun dihalaman luar gudang harus diatur sedemikian rupa agar
mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk memudahakan pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas serta pembersihan pada saat penyerahan pekerjaan pertama, situasi bangunan serta
halamannya harus bersih dari sisa-sisa kotoran kerja.
Photo Proyek 3 Phase

Penutup Lokasi Kerja


Membuat Penutup kerja pada titik-titik lokasi yang sedang dilaksanakan guna untuk menjaga lingkungan kerja dan menjaga
lingkungan umum dimana pekerjaan ini mencakup pekerjaan renovasi dengan lokasi yang tetap masih digunakan.
Penutup kerja menggunakan multiplek sesuai kebutuhan dan menggunakan rangka kaso.
Pekerjaan ini akan berkoordinasi sebelumnya dengan pihak Pengawas Lapangan.

Bongkaran
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan apabila semua lokasi pekerjaan sudah mendapat persetujuan dari pihak Pengawas
Lapangan dan lokasi sudah tertutup dengan penutup kerja.
Pekerjaan bongkaran meliputi pekrejaan bongkaran keramik existing dan pembongkaran wallpaper sesuai spesifikasi teknis
dalam dokumen dan mendapat pengawasan dan koordinasi dari pihak Pengawas Lapangan.

Pembersihan Pembuangan Bekas Bongkaran


Setelah pekerjaan bongkaran sudah dilaksanakan sesuai spesifikasi, maka selanjutnya dilakukan pembersihan lokasi yang
akan segera dilaksanakan pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan pembersihan akan dilaksanakan dengan berhati-hati yang tidak menimbulkan kerusakan akibat pekerjaan
pembongkaran dan pembersihan ini.
Kecelakaan dan Kebakaran

Menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap
dengan seorang pertugas yang mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.

Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (untuk segala jenis api), pasir dalam bak, galah-galah dan alat
penyelamat kebakaran yang lain.

Penyediaan Bahan / Material


Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Waktu penyimpanan contoh bahan harus sedemikian rupa sehingga Direksi/Konsultan Pengawas dapat
menilainya.

Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan, setelah disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas maka
bahan/material tersebut akan ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.

Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan, setelah disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas maka
bahan/material tersebut akan ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
Jalan Sementara/Jembatan/Akses
Membuat jalan sementara menuju lokasi pekerjaan, termasuk jembatan sementara apabila diperlukan untuk
mengangkut bahan dan peralatan serta tenaga pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Jalan Sementara tersebut harus bebas dari segala hambatan yang mungkin dapat mengganggu kelancaran pekerjaan
dan harus tetap terpeliharan dengan baik selama proses pelaksanaan pekerjaan masih berlangsung dan selesai.
Menjaga dan Memperbaiki apabila ada kerusakan yang terjadi pada jalan sementara.
Jalan sementara akan diusahakan memilih lokasi/jarak terpendek dari jalan umum/utama yang menuju lokasi
pekerjaan.
Meminta arahan kepada Pihak Pengawas Lapangan untuk memberikan petunjuk posisi jalan sementara yang akan di
gunakan.

Pengaturan Lalu Lintas (Traffic Management)


Pertimbangan Keselamatan
Dalam rangka menerapkan perambuan sementara di lokasi pekerjaan jalan, maka pada prinsipnya mengacu kepada aspek
keselamatan, baik untuk pengguna jalan (termasuk pejalan kaki) maupun pekerja. Pertimbangan pengaturan lalu lintas
melalui penempatan perambuan berdasar pada:
1) kecepatan rencana, dan
2) kapasitas jalan

Alat Pengatur dan Pengaman Lalu Lintas


Alat pengatur dan pengaman lalu lintas yang digunakan untuk perambuan dalam pengaturan lalu lintas pada lokasi
pekerjaan jalan antara lain:
1) rambu tidak tetap,
2) papan tambahan,
3) kerucut lalu lintas,
4) brikade,
5) lampu kedip dan lampu penerangan sementara, dan
6) bendera.
PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLANNING )

Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang
lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya : kantor kontraktor, gudang, stok material dan
lain-lain.

Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur
sedemikian rupa sehingga :

 Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan sekitar.


 Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas.
 Tidak menyumbat saluran air.
 Keamanan terjamin.
 Memudahkan pengambilan dan pelaksanaan .
 Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
 Terjamin kebersihannya.

Untuk penerangan lokasi kerja bisa menggunakan sambungan listrik PLN sementara dan genset.

Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi dengan menggunakan pagar seng sehingga
tertutup kemungkinan terhadap gangguan keamanan maupun terhadap aktivitas di lingkungan sekitar.
MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil Kontraktor yang sudah
berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar
terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini haruslah merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktivitasnya dalam
pelaksanaan proyek-proyek serupa.

Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh beberapa tenaga staf dan
tenaga Pelaksana Lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta pembantu¬-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya harus nnemadai agar tugas-
tugas pelaksanaan dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil.

Koordinasi
Kepala proyek memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain-lain.
 Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya. Urusan
keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.

Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada Pemilik Pekerjaan. Dengan sistim organisasi
seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek diharapkan akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat
tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan.
METODE PENCAPAIAN SASARAN

Untuk dapat mencapai sasaran yang diinginkan, Kontraktor harus memiliki Sistem Pengendalian dan Sistim Manajemen yang
harus dijalankan secara konsisten. Sistem tersebut dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana¬sarana lain, berupa
perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa peralatan-peralatan sebagai
sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan..

Sistem Pengendalian
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimuiai, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam
bentuk daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa
barchart.
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat
program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar
pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan
pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan.

Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi lapangan harus
menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu.
Pemilihan Bahan
Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini akan disediakan dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik

Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas;
1. Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
2. Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan operator.
3. Pekerja (labour).

Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek dan pekerjaan-pekerjaan yang
sejenis.

Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, Kontraktor akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang
bertugas dalam hal:
 Pengawasan terhadap para pekerja
 Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
 Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para pekerja membuat api untuk keperluan
apapun, dan menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, balk ditempat pekerjaan maupun dikantor
lapangan.
 Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman/helm, sabuk pengaman,
sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
 Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya
mengganggu pekerjaan.
 Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
 Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari pihak luar, serta mencegah kemungkinan
terjadinya perkelahian di dalam lingkungan proyek.
 Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.

Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, balk oleh para petugas keamanan, para
pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan.

Sistem Manajemen K3LM (Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu)
Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang balk dan memuaskan, Kontraktor akan menerapkan Sistem
Manajemen K3LM yang merupakan integrasi dari Sistem Manajemen K3, Lingkungan dan Mutu. Proses yang dilakukan dalam
melaksanakan SM K3LM dengan PDCA (Plan¬Do-Check-Action) adalah:

1. Membuat Rencana K3LM : Quality Plan, Safety Plan, & Environment Plan
2. Membuat Organisasi Unit K3LM di Proyek
3. Membuat Tugas dan wewenang para Key Personil dari organisasi Proyek
4. Mengadakan Komunikasi dan Konsultasi
5. Mengendalikan Dokumen dan Dokumentasi
6. Mengendalikan Proses Produksi
7. Mengantisipasi Kondisi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
8. Melakukan Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
9. Melakukan tindakan pencegahan dan Tindakan Perbaikan bila ada Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian
10. Mengendalian Rekaman
11. Melakukan Audit secara teratur
12. Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen atau Rapat Koordinasi secara periodik.

Beberapa contoh kegiatan dalam penerapan SM-K3LM :


1. Pemasang
2. an rambu-rambu Larangan, Peringatan, Himbauan dan Petunjuk di tempat-tempat yang tepat.
3. Sosialisasi ke Lingkungan mengenai akan adanya kegiatan di proyek.
4. Pengukuran Fisika dan kimia di area kerja maupun di luar area kerja.
5. Pengendalian limbah dan tumpahan
6. Pengadaan Klinik Kesehatan dengan tenaga paramedisnya yang akan bekerja sama dengan Puskesmas dan Rumah
Sakit terdekat
7. Pemakaian lnstruksi Kerja untuk setiap pekejaan yang beresiko tinggi
8. Pemakaian ID Card untuk setiap pekerja, pegawai, tamu
9. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
10. Penerapan "Safety Morning Briefing" setiap hari
SAFETY PLAN

1. Pembuatan Safety Plan


 Membentuk Organisasi K3 Proyek
 Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
 Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
 Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
 Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahanya
 Site plan K3
 Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)

2. Menyiapkan peralatan, Sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri


 Alat pemadam kebakaran
 Rambu-rambu K3
 Instruksi-instruksi keselamatan kerja
 Sarana penunjang : MCK, Urinuir sementara, Pompa air
 Helm, Safety belt, Sepatu kerja, Masker, Kotak P3K

13. Kerjasama dengan Rumah sakit, Puskesmas terdekat serta mengasuransikan Tenaga kerja ke Jamsostek
FLOW KOORDINASI
FLOW KOORDINASI
FLOW KOORDINASI
PAPAN NAMA PROYEK

1. Pemasangan papan nama kegiatan sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan di
lokasi proyek pada tempat yang mudah dilihat umum.

2. Pemasangan papan nama kegiatan dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan


pekerjaan dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna Anggaran.

CONTOH
3. Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur dan diarahkan
kemudian dari pihak pengawas lapangan.

4. Bentuk dan ukuran papan nama kegiatan fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek dibuat multiplek tbl.4 mm dengan ukuran lbr.240 cm dan tg.175
cm.
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan
kondisi lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.

5. Bahan-bahan yang digunakan :


1. Kayu borneo 10. Tukang Cat/Lukis/Tulis
2. Tripleks 4 mm
3. Paku 5-7 cm
4. Cat Minyak
5. Amplas
6. Kuas Gambar
7. Batu Bata
8. Pasir Pasang
9. Semen PC
Dokumentasi kegiatan ( Foto Visual 3 Phase Colour )

DOKUMENTASI
Mengadakan Dokumentasi Proyek guna untuk memonitor tahap progres pekerjaan yang sudah dilaksanakan dalam pekerjaan ini yang merupakan data-data informasi
selama tahapan berjalannya proyek ini.

RENCANA DOKUMENTASI :
Rencana dokumentasi akan dilakukan dalam 3 (tiga) Phase yaitu :
1. Phase I (satu), dibuat pada saat pelaksanaan pekerjaan mencapai tahap/bobot 0% yang meliputi kondisi awal Pekerjaan.
2. Phase II (dua), dibuat pada saat pelaksanaan pekerjaan mencapai tahap/bobot 50% yang meliputi pekerjaan pelaksanaan struktural.
3. Phase III (tiga), dibuat pada saat pelaksanaan pekerjaan mencapai tahap/bobot 100% yang meliputi pekerjaan pelaksanaan finishing, pengujian / percobaan
dan serah terima pekerjaan.
Pengambilan sudut pandang dokumentasi sedemikian rupa sehingga pengambilan gambar tetap dalam setiap tahapan masing-masing pekerjaan.
Setiap Phase dibuat dalam 4 (empat) set sehingga total dibuat untuk 3 Phase = 12 (dua belas) set , dilampirkan bersama laporan progres harian, mungguan dan
bulanan sesuai pencapaian progres pekerjaan.
Dokumentasi proyek akan disusun rapi dan disusun pada sebuah map / album sehingga tertata rapi dan terkontrol dalam manajemen administrasi pelaksanaan ini
dengan keterangan singkat sesuai data masing-masing pekerjaan.
PEKERJAAN DIREKSI KEET DAN GUDANG MATERIAL

Akan mengadakan atau pembuatan Direksi keet sedemikian rupa untuk dapat
melakukan aktifitas sehari-hari dalam proyek secara baik.

Direksi keet terdiri dari ruangan untuk Konsultan Pengawas, Engineer, Staff, koordinasi
dan Penyimpanan Bahan dan Peralatan berikut perlengkapan sarana dan
prasaranannya.

Gudang adalah guna untuk penimpanan Bahan dan Peralatan kerja agar supaya terjaga
dan terlindungi oleh segala resiko dalam lapangan kerja dan untuk menjaga bahan-
bahan agar selalu terjaga dengan baik dan tidak rusak yang diakibatkan oleh cuaca
dilapangan.

Los kerja yang berguna untuk tempat singgah para tenaga kerja fisik dan melakukan
aktifitas dalam kebutuhannya dalam los kerja tersebut dengan dilengkapi kebutuhan
K3 dan perlengkapan obat lainnya.

Bahan - bahan yang di gunakan :


1. Kayu Kaso 5/7/400 cm 11. Sepatu lapangan, helm proyek dan jas hujan
2. Kayu Kaso 4/6/400 cm minimal 4 set.
3. Semen PC 12. Theodolite dan Waterpass (pelaksana harus
4. Pasir pasang menyediakan di lapangan).
5. Multiplek 13. Roll meter (tangkai beroda) minimal ukuran 50
6. Paku meter .
7. Seng gelombang
8. Furniture standard
9. White board
10. Kotak K3
Shop Drawing adalah detail gambar konstruksi dan harus dipersiapkan sebelum pekerjaan yang
bersangkutan dilaksanakan. Shop Drawing digunakan sebagai acuan bagi pelaksana di lapangan.

Mulai

Pemeriksaan
Shop Drawing
Kontraktor

1 day
Evaluasi & Koreksi
Shop Drawing
Pengawas

Revisi Shop Drawing 2 days


Revisi ?
Kontraktor
Tidak Ya
Persetujuan SD
Dikirim kembali
Pengawas 1 days

Selesai
Start

Persetujuan A
Material
Kontraktor

Pemesanan ke Vendor
Evaluasi
Kontraktor
Material
Pengawas

Produksi
Tidak Vendor
Disetujui ?
Tidak
Repair / Reject
Ok Check ?
Vendor
Material yang disetujui Ok
Dikembalikan
Pengawas Dikirim ke lokasi
Vendor

Memeriksa Daftar
Vendor terseleksi Standar Penyimpanan
Kontraktor Contractor

A Finish
MULAI

ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN:


1. THEODOLITH 3. STATIF
2. WATERPASS 4. ROLL METER

UKUR JARAK ATAU LEVEL YANG DIMINTA OLEH SHOP DRAWING


YANG TELAH DISETUJUI

BERI TANDA PADA HASIL PENGUKURAN


(CAT PERMANEN) No

PERIKSA HASIL PENGUKURAN

OK

SELESAI
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
PEKERJAAN PEMASANGAN BOUWPLANK

Bowplank
1. Ketepatan letak bangunan diukur di bawah pengamatan Pengawas dengan piket/patok
yang dipancang kuat-kuat, dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan ketebalan
minimum 2 ½ cm, diketam rata pada sisi atasnya.

2. Pengukuran dilakukan dengan koordinat seperti ditentukan dalam gambar rencana.

3. Menyediakan sedikitnya 4 (empat) orang pembantu yang ahli dalam cara-cara


pengukuran dengan alat-alat penyipar datar (theodolit, waterpass dan sebagainya),
prisma silang dan lain-lain peralatan yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi
dan kondisi tanah bangunan.

4. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan)
membuat shop drawing dahulu sesuai dengan keadaan lapangan.

5. Papan bangunan disusun pada patok kayu semutu Meranti Merah ukuran 5/7 cm, yang
tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 1,5 m satu sama lain.
6. Papan bangunan/ bouwplank dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran minimal 2 ½ cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut pada sisi sebelah atasnya.
7. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama satu dengan lainya (waterpasss), kecuali
dikehendaki lain, dan atas ijin Pengawas. Papan bangunan dipasang sejauh 100 cm dari
sisi luar galian tanah pondasi lajur atau sloof.

8. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) akan dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-
as atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena
air/hujan.
PEKERJAAN GALIAN TANAH

Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk pekerjaan galian stuktur dan urugan kembali sesuai
dengan gambar rencana.

Persyaratan.
1. Akan benar-benar mempelajari gambar, dimana letak titik-titik pondasi, jarak dan dimensinya, dari mana
pengukuran dimulai dan hal-hal hal yang menyangkut ketetapan letak galian stuktur.
2. Setelah titik-titik ditentukan dan diberi tanda, sekali lagi dilakukan pengecekan bersama pengawas lapangan,
apakah rencana galian sudah benar.
3. Kesalahan menentukan titik-titk sehingga galian harus diulang menjadi tanggung jawab pemborong.
4. Dasar dari semua galian akan waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman
atau bagian-bagian yang gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan
pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas, kecuali ditentukan lain
dalam gambar stuktur.

Bahan
1. Tanah urugan yang dipakai harus bersih dari humus dan dapat diambil dari tanah bekas galian dari jenis yang
baik dan disetujui Ahli/Pengawas.
2. Tanah urug yang berasal dari luar site/lokasi harus lebih berbutir, tidak expensive, bebas sampah, batu yang
lebih besar dari 10 cm, akar-akaran dan bahan organik lainnya. Pasir sebagai urugan dapat diterima.

Cara Pengerjaan
1. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan di bawah tanah, seperti rollaag atau sloof,
pondasi atau semua saluran-saluran, harus dilakukan sesuai dengan gambar.

Pengujian
1. Pengukuran ketinggian/kedalaman muka tanah dan pencetakan tanah harus dilakukan oleh juru ukur ahli yang
disetujui oleh Pemberi Tugas.
2. Pemerikasaan tanah dan control kepadatan di laboratorium harus atas persetujuan Pemberi Tugas. Biaya-
biaya pengujian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Perusahaan.
PEKERJAAN TANAH

KETENTUAN UMUM
Sebelum melakukan pekerjaan tanah, akan membersihkan daerah yang akan dikerjakan akar pohon
maupun semak-semak serta segala perintang yang ada dalam daerah kerja, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas.

Menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bangunan yang sudah selesai dikerjakan dari segala
macam kerusakan dan berhati-hati untuk tidak mengganggu patok pengukur atau tanda-tanda yang lain.

Perbaikan kerusakan pada barang/benda atau bangunan yang harus dijaga akibat pelaksanaan
pekerjaan.
Minta ijin pada Instansi terkait apabila dalam penggalian harus melakukan pemutusan kabel yang
tertanam di dalam tanah, pipa-pipa distribusi atau menemukan barang-barang purbakala di lokasi
pekerjaan.

LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan tanah sesuai dengan gambar
rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan persiapan, pengupasan, penggalian pondasi , penggalian dan
penimbunan (cut and fill) serta pemadatan untuk peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil/elevasi
yang telah ditentukan.

PEKERJAAN PENGUPASAN
Pada daerah yang akan diurug, permukaan tanah teratas (top soil) akan dikupas terlebih dahulu,
sehingga diperoleh permukaan tanah yang bebas dari kotoran, humus-humus, akar-akar dan sisa
material organik lainnya. Penilaian atas tanah yang akan dikupas akan ditentukan Konsultan Pengawas
dikemudian.

Tanah hasil pengupasan tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai material urugan kecuali untuk
menimbun areal yang akan dihijaukan atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Sisa tanah hasil
pengupasan yang tidak digunakan akan segera dikeluarkan dari lokasi.

Setelah tanah dikupas sesuai dengan persyaratan, maka permukaan tanah hasil pengupasan tersebut
akan dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat yang sesuai, untuk galian/bidang sempit dengan
stamper dan untuk bidang yang luas dengan mesin gilas 4-8 ton.

CERUCUK
Pada Bagian Dek bawah sebelum dilakukan pengkondisian maka akan dipasangi cerucuk terlebih dahulu
guna untuk pentahanan perataan tanah.

Peralatan : Tenaga Kerja :


1. Buldozer 1. Pekerja
2. Excavator 2. Operator Alat Berat
3. Dump Truck 3. Driver
4. Mesin Gilas 4-8 Ton 4. Mandor
5. Stamper
6. Alat Bantu
* Pelaksanaan Pekerjaan ini dimulai sejak minggu ke 2 (dua) setelah pekerjaan di atas/sebelumnya telah dilaksanakan.
PEKERJAAN PENGGALIAN
Semua galian mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar rencana,
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas sehubungan dengan keadaan
lapangan dan peil tanah.
Lebar dasar galian untuk pondasi mempunyai lebar minimum 20 cm lebih
besar dari dasar pondasi dengan tebing galian yang cukup landai sehingga
tidak mudah longsor. Sedangkan untuk galian saluran kedalaman dan
kemiringan dasar saluran harus dibuat sesuai dengan EDS (Elevasi Dasar
Saluran).
Merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran. Untuk itu
Kontraktor harus membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama
masa penggalian, karena stabilitas permukaan tanah selama penggalian.

Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau tembok/pondasi, pipa-pipa
yang tidak terpakai atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada saat penggalian akan dikeluarkan
dan dibuang.
Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi harus
diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat.
Peralatan dan tenaga yang digunakan :
1. Excavator
2. Cangkul
3. Sekop
4. Pekerja
5. Tukang Batu
6. Operator Alat Berat
7. Mandor

Pelaksanaan Pekerjaan ini dilaksnakan setelah progres Cut and Fill sudah matang.

PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN


Mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Penghamparan dan pemadatan dilaksanakan secara lapis per lapis dengan
tebal hamparan maksimal 20 cm dan kemudian dipadatkan.
Penghamparan lapisan selanjutnya baru dapat dilaksanakan setelah
pemadatan lapisan bawah memenuhi persyaratan.
Sedangkan untuk pengurugan kembali galian pondasi, tebal hamparan
maksimal 20 cm, dan baru dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari
Konsultan Pengawas, dan pondasi telah benar-benar kering.
Seluruh lapisan akhir (finish grade) benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar. Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan
memerlukan tambahan material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian
atas timbunan tersebut akan digaruk sebelum material timbunan
dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi dan
sesuai dengan persyaratan teknis lainnya.
Peralatan dan Tenaga yang digunakan :
1. Mesin Gilas 5. Pekerja
2. Stamper 6. Tukang Batu
3. Pedestrian Roller 7. Operator Alat Berat
4. Excavator 8. Mandor
5. Cangkul 9. Bahan Bakar
Mandor
Merupakan memberikan Harahan dan merintah pekerja sehinga sesuai dengan gambar bestek. Mandor dapat diminta
(requested) yang diajukan maupun diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Dalam kedua hal tersebut, pekerjaan tidak
boleh dimulai sebelum diterbitkan suatu Perintah Pekerjaan Harian oleh Direksi Pekerjaan, dan jika perlu, setelah suatu
Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) yang ditandatangani.

Pekerja Biasa
Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang semula tidak diperkirakan (atau
disediakan dalam Daftar Kuantitas dari Divisi 1 sampai 8) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
penyelesaian Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut Pekerjaan Harian dapat
terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan dapat
mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, pemasangan pipa, Pembersian setelah galian dilakukan dengan alat
excavator, pengujian, pengembalian (restitution) perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau
pekerjaan lainnya

Tukang Kayu, Tukang Batu, dsb


Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang semula tidak diperkirakan (atau
disediakan dalam Daftar Kuantitas dari Divisi 1 sampai 8) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
penyelesaian Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut Pekerjaan Harian dapat
terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan dapat
mencakup pekerjaan pembongkaran bekisting dan membersikan saluran dari bekas kayu bekisting sehinga tidak
menghambat aliran saluran nantinya.
 Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu harus dibuat pagar pengaman pada
lokasi proyek.

 Lokasi pembuatan pagar pengaman harus sesuai dengan petunjuk dan mendapat persetujuan
pengawas.

 Pekerjaan pembuatan pagar dan perlengkapannya termasuk pintu keluar/masuk kendaraan


menjadi tanggung jawab kontraktor.

 Warna penutup seng akan ditentukan kemudian


PENGAMANAN (SECURITY)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan
kebutuhan. Yang bertugas dalam hal ini:
 Pengawas terhadap para pekerja
 Pengawas terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian
 Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek dengan melarang para pekerja membuat api untuk
keperluan apapun dan menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat
pekerjaan maupun dikantor lapangan.
 Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja seperti topi pengaman, sabuk
pengaman, sepatu, sarung tangan, dan lain sebagainya.
 Melakukan pengawasan dan penyiapan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang berbahaya maupun
yang sifatnya mengganggu terhadap protokoler
 Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
 Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan /ancaman dari pihak luar, serta mencegah
kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam lingkungan proyek
 Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.

Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek, akan
dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan diawasi oleh tenaga inspector
K3 di samping tenaga satpam. Dalam menaggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan
bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit maupun instansi-instansi terkait terdekat dengan lokasi
proyek.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) ,baik oleh para petugas keamanan, para
pelaksanan (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan
KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA

KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA
DEKLARASI K3 DI PROYEK

Komitmen Karyawan dan Pekerja

1. Mengutamakan Keselamatan
Kerja dalam setiap tahap
pekerjaan
2. Tidak ada Toleransi Bagio
Pelanggar Keselamatan Kerja
3. Mentaati Semua Peraturan
Keselamatan
4. Sanksi bagi Setiap Pelanggaran

TARGET BERSAMA :
• ANGKA KECELAKAAN NOL
• PEMAKAIAN HELM DAN ALAT KESELAMATAN DIRI
• KONDISI GUDANG MATERIAL RAPI
• AREA PROYEK RAPI, BERSIH DAN SEHAT
STRUKTUR ORGANISASI K3 DI PROYEK

Project Manager

SHE O

Safety & Enviro Spv

Site/Lapangan Kantor

Gedung&Lingkungan Fasilitas Kantor

Workshop
Peralatan Dalam & Luar Kantor
-
-

Gudang
PROSEDUR PELAKSANAAN

- Dikerjakan oleh Construction Manager ( Engineering )


Subkontraktor
- Pelatihan Standar Pelaksanaan, dilaksanakan oleh SEM.
Terseleksi
Diadakan untuk Subkontraktor dan Pengawas Lapangan
dan
- CM membuat Surat Ijin Bekerja
Pengawas Lapangan

- Setiap Sub kontraktor/Mandor harus mengajukan ijin


pekerjaan
Surat Ijin Pelaksanaan - Surat ijin pekerjaan harus dibuat maksimal 3 hari sebelum
Pekerjaan pelaksanaan
- Surat ijin pekerjaan harus diserahkan kepada Safety Health
Officer (SHO)
- SHO menjelaskan peraturan keselamatan kerja yang harus
dilaksanakan Subkontraktor/mandor

- SHO memeriksa peralatan yang digunakan


Subkontraktor/mandor disesuaikan dengan Surat Ijin
Pekerjaan yang telah dibuat
Inspeksi Keselamatan - Setelah seluruh perlengkapan keselamatan terpenuhi dan
Kerja Surat Ijin Pekerjaan telah ditanda tangani SHO, SHO
meneruskan Surat Ijin Pekerjaan tersebut ke pada
Construction Manager
- SHO mengadakan Pengenalan Keselamatan Kerja kepada
pekerja
- CM tidak boleh mengijinkan Subkontraktor/mandor
memulai pekerjaan sebelum SHO menanda tangai Surat Ijin
Sasaran Pekerjaan

- Angka Kecelakaan Nol


- Kondisi Proyek bersih, rapi, sehat dan nyaman
PROGRAM KESELAMATAN KERJA

PROGRAM KESELAMATAN KERJA

RENCANA SAFETY
SAFETY SAFETY HOUSE SAFETY
KESELAMATAN SASARAN SAFETY TALK INSPECTION & TRAINING K3
INDUCTION MEETING KEEPING AUDIT
KERJA SAFETY PATROL
SAFETY PLAN TARGET : - PEKERJA BARU SETIAP -SAFETY PATROL SETIAP RABU - DASAR-DASAR SAFETY- LINGKUNGAN YANG SETIAP
ANGKA - PERUSAHAAN JUMAT HARIAN - PPPK BERSIH, RAPI DAN 3 BULAN
KECELAKAAN - SUBKONTRAKTOR -SAFETY INSPECTION - PEMADAM KEBAKARAN SEHAT
NOL - MANDOR ( MINGGUAN ) - TANGGAP DARURAT -PROGRAM JUMAT
BERSIH

SAFETY PATROL : ROUTINE DAILY PATROL AT 09.00 – 10.00


O’CLOCK (ALL PARTICIPANTS)
SAFETY PLAN : SAFETY PLAN DILAKSANAKAN DI LOKASI PROYEK
WHICH AIMED TO MONITOR WORKER ACTIVITIES
ON SITE.
TARGET : TARGET ANGKA KECELAKAAN NOL
SAFETY MEETING : INTERNAL MEETING ON WEDNESDAY AT 10.00
SAFETY INDUCTION : PENGENALAN KESELAMATAN KERJA KEPADA
TO DISCUSS PROBLEMS THAT MIGHT HAPPEN &
PEKERJA BARU SEBELUM MELAKSANAKAN
PREVENTIF ACTION ALSO REPORT THE ACCIDENT
PEKERJAAN YANG BERESIKO TINGGI
THAT HAPPENED AND IT’S CORRECTIVE ACTION
SAFETY TALK : PENJELASAN SINGKAT MENGENAI KESELAMATAN
SAFETY TRAINING :SAFETY TRAINING FOR EMPLOYEES, SITE SPV,
KERJA DAN KONDISI PROYEK KEPADA SELURUH
SUB CONTRACTOR ABOUT SAFETY PRINCIPALS,
PEKERJA.DILAKSANAKAN SETIAP JUMAT JAM 08.00
FIRST AID, HOW TO EXTIGUISH FIRE AND
EMERGENCY PROACTIVE (TANGGAP DARURAT)
K3 INSPECTION : INSPECTION IS DONE TO MONITOR SAFETY
IMPLEMENTATION AND TO KEEP IT RUNNING
ENVIRONMENTAL : CLEAN, NEAT, AND HEALTHY WORKING
CONSISTENTLY
ENVIROMENT .
SAFETY INSPECTION HELD EVERY FRIDAY
( BIWEEKLY )
SAFETY AUDIT : AUDIT TO CHECK THE IMPLEMENTATION OF
SAFETY BY OTHER PROJECT
PENANGANAN KECELAKAAN RINGAN

KECELAKAAN
RINGAN

MELAPOR
KE SOM

Ya DIBAWA Tidak
KE RUMAH
SAKIT ?

DILAKSANAKAN
DIBAWA PENGOBATAN
KE RUMAH SAKIT DI PROYEK

SELESAI
PENANGANAN KECELAKAAN BERAT

KECELAKAAN BERAT

LAPORKAN KE SOM

PENANGANAN ADMINISTRASI
KECELAKAAN OLEH SAM

LAPORAN KE ASTEK KORBAN DIBAWA


(MENGISI FORM) KE RUMAH SAKIT

MONITORING PENYAKIT
KLAIM KE ASTEK DAN PERAWATANNYA

PEMBERIAN PEMBERIAN
ASURANSI JAMSOSTEK ASURANSI JAMSOSTEK

SELESAI
PENANGANAN KORBAN MENINGGAL

ADANYA KECELAKAAN
DENGAN KORBAN MENINGGAL

JENAZAH DIBAWA
LAPORKAN KE SOM KE RUMAH SAKIT
UNTUK MENDAPAT
VISUM

MELAPOR MELAPOR KE SEM MELAPOR KE KCB


KE POLISI PENGUBURAN
JENAZAH
PENYELESAIAN
MELAPOR KE PM KLAIM ASURANSI
JAMSOSTEK

SELESAI
PROSEDUR PELAKSANAAN K3

PEMERIKSAAN TERHADAP :
RAMBU-RAMBU K-3 , TABUNG PEMADAM, PAGAR, JARING PENGAMAN. APD, P3K

PROSEDUR K 3
INPUT

Pengawas Mutu

DIPERBAKI
NO
Pelaksana / Ass. Pel.
PEMASANGAN : Pengawas K3
- RAMBU-RAMBU K 3 PERIKSA :
- LOKASI YES PENGAWASAN
TASK - PEMADAM KEBAKARAN DISETUJUI ? RUTIN
- PAGAR PENGAMAN - KEKUATAN
- JARING PENGAMAN - KEAMANAN
Pengawas K3 Pengawas K3

Pelaksana / Ass. Pelaksana

OUTPUT
LAPORAN HARIAN

Pengawas K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3

K 3 TERHADAP SISTIM SANITASI / TOILET

PROSEDUR K 3
INPUT SISTIM SANITASI

Pengawas Mutu

DIPERBAKI
NO

RENCANA GAMBAR SISTIM


SANITASI, A.L : PEMASANGAN SISTIM
SANITASI SESUAI DIPERIKSA YES PERAWATAN
TASK PENEMPATAN TOILET
GAMBAR RENCANA BERSAMA RUTIN
SEMENTARA & INSTALASI
AIR KOTOR, AIR BERSIH
Mekanik Pengawas K3 Mekanik
Mekanik
Mekanik

- SISTIM SANITASI YANG


OUTPUT
BAIK
- LAPORAN HARIAN
Pengawas K3 Mekanik
PROSEDUR PELAKSANAAN K3

K 3 DI LOKASI KERJA BAHAYA (MISAL : DI GROUND TANK)

PROSEDUR K 3
INPUT

Pengawas K3

DILENGKAPI ALAT
PENGAMAN :
RENCANA KERJA DI PENJELASAN
- LAMPU PENERANGAN PELAKSANAAN
GROUND TANK PROSEDUR K 3
- EXHAUST FAN PEKERJAAN
TASK WATER PROOFING UNTUK PEKERJA
- TANGGA DARURAT
- MASKER HIDUNG
Pelaksana Pelaksana Pelaksana
- DLL
Pelaksana PENGAWASAN
RUTIN
Pelaksana

OUTPUT
LAPORAN HARIAN

Pengawas K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3

K 3 TERHADAP INTALASI LISTRIK SEMENTARA

PROSEDUR INSTALASI
LISTRIK SEMENTARA
INPUT

Pengawas K3

DIPERBAKI
NO

RENCANA GAMBAR PEMASANGAN


INSTALSI SESUAI YES PENGAWASAN
INSTALASI LISTRIK
TASK GAMBAR RENCANA DISETUJUI ? RUTIN
SEMENTARA

Mekanik Mekanik Mekanik


Mekanik
Pengawas K3 / Staf

INSTALASI YANG AMAN


OUTPUT
LAPORAN HARIAN

Mekanik
Pengawas K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3
PENJELASAN K 3 KEPADA MANDOR

PROGRAM K 3 PROYEK
INPUT

Pengawas K3

PENJELASAN PROGRAM K 3 YES


PENGAWASAN
& HAL-HAL TEKNIS K 3
RUTIN DISETUJUI ?
KEPADA MANDOR / BURUH
Pengawas K3
Project Manager
TASK NO

NO TEGURAN SAMPAI
DISETUJUI ? DENGAN 3 KALI

Pelaksana / Ass. Pelaksana


YES

OUTPUT PHK LAPORAN HARIAN

Pelaksana / Ass. Pelaksana


PROSEDUR PELAKSANAAN K3
PENGADAAN TIM KESEHATAN UNTUK
PEMERIKSAAN PEKERJA ( MISAL : 2 MINGGU SEKALI )

PROGRAM K 3 PROYEK
INPUT

Pengawas K3

NO
SURAT / PROPOSAL
USULAN PEMERIKSAAN
RUTIN (MISAL 2 MINGGU
YES KIRIM KE INSTASI
SEKALI) UNTUK STAFF / PROPOSAL
PEKERJA KEPADA DIPERIKSA ? TERKAIT
TASK MP
- PUSKESMAS SETEMPAT
Adm. Keuangan
- SUDIN KESEHATAN

Adm. Keuangan PEMERIKSAAN YES NO


Pengawas K3 RUTIN DISETUJUI ?

Instasi

OUTPUT LAPORAN HARIAN

Adm. Keuangan
KECELAKAAN BERAKIBAT MENINGGAL
PROSEDUR PELAKSANAAN K3

TERJADI KECELAKAAN
BERAKIBAT MENINGGAL
INPUT

KE RUMAH SAKIT PROSES ADMINISTRASI ANTAR KE PIHAK SERAH TERIMA &


PENANGANAN DI R.S. RUMAH SAKIT SURAT KELUARGA GANTI KERUGIAN
PROSES OUTOPSI, DLL KETERANGAN
KECELAKAAN DARI Kepala Pelaksana Kepala Pelaksana
Adm. Keuangan RUMAH SAKIT Adm. Keuangan Adm. Keuangan
LAPORAN KE PIHAK
TASK KEAMANAN / DEPNAKER SURAT KETERANGAN
/ WARTAWAN / OWNER PROSES CLAIM
KECELAKAAN DARI
KEPOLISIAN ASTEK
Adm. Keuangan
Adm. Keuangan
LAPORAN KE KADIV

PM

BERKAS CLAIM LAPORAN


ASTEK KECELAKAAN
OUTPUT

Adm. Keuangan PM
PROSEDUR PELAKSANAAN K3

FLOW ACTIVITY : LAPORAN HARIAN / LAPORAN INSPEKSI BULANAN K 3

KEBIJAKAN K 3
PROSEDUR K 3
INPUT

Pengawas Mutu

MEMBUAT PROGRAM PELATIHAN PROSEDUR PROSES PENGAWASAN &


K 3 DI PROYEK K 3 & PENJELASAN PELAKSANAAN K 3 DI
TASK PROGRAM K 3 LAPANGAN

Pengawas K3 Pengawas K3 Pengawas Mutu


Kepala Pelaksana
Pelaksana
Asisten Pelaksana

- LAPORAN HARIAN K 3
- LAPORAN INSPEKSI
OUTPUT BULANAN K 3

Pengawas K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3
FLOW ACTIVITY : LAPORAN KECELAKAAN

KEBIJAKAN K 3
PROSEDUR K 3
INPUT

Pengawas K3

TIDAK

MEMBUAT PROGRAM PELATIHAN PROSEDUR PROSES PENGAWASAN &


K 3 DI PROYEK K 3 & PENJELASAN ADA
PELAKSANAAN K 3 DI
TASK PROGRAM K 3 KECELAKAAN
LAPANGAN

Pengawas K3 Pengawas K3 Pengawas Mutu


Kepala Pelaksana YA
Pelaksana
Asisten Pelaksana

- LAPORAN KECELAKAAN
OUTPUT

Pengawas K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3
PEMERIKSAAN HASIL PEMASANGAN SCAFFOLDING

PROSEDUR PEMASANGAN
SCAFFOLDING
INPUT

Pengawas Mutu

INSTRUKSI UNTUK
DIPERBAKI
NO

PEMASANGAN : PERIKSA BERSAMA :


- KEAMANAN YES PENGAWASAN
- SCAFFOLDING AMAN ?
TASK - KEKUATAN RUTIN
SESUAI KRITERIA
Pelaksana YANG DITENTUKAN Pengawas K3 Pelaksana

Pelaksana / Ass. Pelaksana Pelaksana

OUTPUT
LAPORAN HARIAN

Pengawas K3
KECELAKAAN BERAT / CACAT PERMANEN
PROSEDUR PELAKSANAAN K3

TERJADI KECELAKAAN
BERAKIBAT LUKA
INPUT

P3K

YES KE R.S. UNTUK ADMINISTRASI :


BERAT GANTI KERUGIAN
TASK PENANGANAN LEBIH - RUMAH SAKIT
UNTUK PEKERJA
LANJUT - CLAIM ASTEK
Kepala Pelaksana Kepala Pelaksana
Pelaksana Administrasi Keuangan

NO

LUKA RINGAN BERKAS :


DITANGANI DI LAPORAN HARIAN - BUKTI CLAIM ASTEK
OUTPUT LAPANGAN - LAP. KECELAKAAN
Administrasi Keuangan
Pelaksana Pengawas K3
Pengawas K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3
PENANGANAN KECELAKAAN BERAT / RINGAN
YANG TERJADI PADA STAF / PEKERJA

TERJADI KECELAKAAN
BERAKIBAT LUKA
INPUT

P3K

YES KE R.S. UNTUK ADMINISTRASI :


BERAT GANTI KERUGIAN
TASK PENANGANAN LEBIH - RUMAH SAKIT
UNTUK PEKERJA
LANJUT - CLAIM ASTEK
Kepala Pelaksana Kepala Pelaksana
Pelaksana Administrasi Keuangan

NO

LUKA RINGAN BERKAS :


DITANGANI DI LAPORAN HARIAN - BUKTI CLAIM ASTEK
OUTPUT LAPANGAN - LAP. KECELAKAAN

Pelaksana Pengawas K3 Administrasi Keuangan


Pengawas K3
SAFETY TALK DAN SAFETY MEETING

SAFETY TALK BULANAN : SAFETY MEETING MINGGUAN :

SAFETY TALK BULANAN dihadiri oleh seluruh


SAFETY MEETING MINGGUAN, Membahas dan
karyawan dan pekerja. Dilakukan juga pemberian
mendiskusikan seluruh masalah yang
hadiah kepada karyawan dan pekerja yang paling
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan
disiplin
kerja yang ditemukan selama masa pelaksanaan
konstruksi.
SITE SAFETY MEETING :

SITE SAFETY MEETING :


Mendiskusikan tentang :
• Bagaimana memperbaiki cara kerja yang tidak sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja
 Bagaimana memperbaiki cara kerja agar
penyimpangan tidak terjadi lagi
SAFETY PATROL DAN SAFETY INDUCTION

SAFETY PATROL : SUB CONT SAFETY INDUCTION :

Sebelum memulai pekerjaan, Surat ijin memulai


SUB CONT SAFETY subkontraktor diberikan pengarahan Pekerjaan
INDUCTION : safety ( safety induction ) oleh SHO ( SIMP )
( Safety & Health Officer )

Penanda tanganan surat Komitmen


komitmen pelaksanaan safety Safety Induction
Oleh subkontraktor dan
mandor
SAFETY INDUCTION DAN PELATIHAN

SAFETY INDUCTION PEKERJA:

SAFETY INDUCTION
PROYEK OK !!!!

Stiker safety induction


dipasangkan pada helm
pekerja sebagai tanda telah
PELATIHAN SAFETY : mendapatkan safety
induction
ALAT PENGAMAN DIRI (APD)

Helm Kaca mata


Proyek pelindung

Masker
Tutup
telinga

Tali
helm
Sarung tangan

Sepatu Sabuk
safety pengaman
STANDAR HELM PROYEK

1 2 3
HELM
KARYAWAN HELM HELM TAMU
( PUTIH BERGARIS ) MANDOR ( PUTIH POLOS )

WARNA BIRU
= UNTUK PM MANDOR PEK.PENGECORAN
CONTOH
HELM PROYEK

WARNA HIJAU 1.HELM


= UNTUK SOM & SEM MANDOR PEKERJAAN TANAH

= UNTUK GSP
WARNA KUNING
MANDOR PEK.BEKISTING

= UNTUK SHO 1.HELM PEKERJA

= UNTUK SO WARNA MERAH


MANDOR PEK.PEMBESIAN

= UNTUK SP & STAFF


TRAINING K3
TRAINING K3

Training K3 Teknisi Operator Passenger Hoist untuk memperoleh Sertifikat dan SIO PH
PEMAKAIAN APD

Kaos Tangan dan Masker Kacamata Las, Kaos Kaos Tangan, Helm, Masker dan Kacamata
Tangan

Sepatu Lapangan Kaos tangan Sabuk Sabuk Keselamatan


dan masker Keselamatan
KESELAMATAN DI AREA PROYEK

Safety Net Railing pada tangga

Railing sementara disekitar void Railing sementara disekitar void


STANDAR ENVIRONMENTAL LOKASI PROYEK

FASILITAS SEMENTARA

Pagar Keliling Area Proyek Pos Jaga di Setiap Pintu Masuk

Kondisi Kantor Lapangan Kondisi Interior Kantor Lapangan


STANDAR ENVIRONMENTAL LOKASI PROYEK

KONDISI WORKSHOP

Suplai Listrik di lokasi kerja Workshop bersih dan


rapi

Lokasi bersih Stok diklasifikasikan


berdasarkan ukuran
STANDAR ENVIRONMENTAL LOKASI PROYEK

KEBERSIHAN DAN KERAPIAN LOKASI PROYEK

Lokasi proyek bersih Sekeliling kantor bersih

Jalan akses bersih Area proyek bersih


STANDAR ENVIRONMENTAL LOKASI PROYEK

PENERANGAN

Panel listrik tegangan tinggi Perencanaan titik lampu

Panel dipilah berdasarkan Perencanaan lokasi panel


kapasitas
STANDAR ENVIRONMENTAL LOKASI PROYEK

FASILITAS KEBERSIHAN UNTUK PEKERJA

Tempat Sampah Toilet untuk Pekerja

Tempat Merokok Tempat Pakaian Pekerja


HELM PROYEK
SEBELUM BEKERJA
• Selalu gunakan Helm selama
 Pekerja harus tahu bagaimana berada di area kerja, karena
cara bekerja yang aman kecelakaan dapat terjadi
sewaktu-waktu.
 Pekerja harus bertanya kepada
atasan, jika tidak jelas SARUNG TANGAN
bagaimana cara menjalankan
pekerjaan • Sarung tangan dapat melindungi
tangan dari luka dan penyakit
kulit
 Gunakan selalu alat pelindung • Gunakan sarung tangan yang
diri yang tepat untuk melindungi
tepat untuk pekerjaan anda.
diri dari potrensi kecelakaan

SEPATU SAFETY
 Pekerja harus mengikuti dan
mentaati prosedur kerja yang • Lindungi kaki dan gunakan
aman setiap waktu sepatu safrty saat bekerja
• Menggunakan sepatu safety
dapat menolong dari luka karena
menginjak paku, menendang
benda keras, tertimpa benda, dll.

PELINDUNG TELINGA
ALAT BERAT
• Gunakan pelindung telinga untuk
melindungi pendengaran anda • Periksa kondisi Alat Berat seperti
dari suara bisin yang terus- Excavator sebelum digunakan
menerus
• Suara bisisng yang melampaui • Dilarang mengoperasikan alat
batas dapat menyebabkan berat selain operator
telinga menjadi tuli
• Operator alat berat harus memiliki
MASKER Surat Ijin Operator (SIO)
• Gunakan masker saat bekerka,
sayangi paru-paru anda dari • Semua alat berat harus mempunyai
debu, limbah dan bahan kimia Surat Ijin Kelayakan Alat

• Siapkan tabung APAR pada semua


alat berat.
BAHAYA DI TEMPAT GALIAN
• Bagian bergerak dari suatu mesin • Hati-hati, pekerjaan penggalian
dapat berbahaya bagi kita saat adalah pekerjaan yang bahayanya
digunakan cukup tinggi
• Pekerja dapat terlindas, terjepit • Lubang galian harus dipasang
proteksi dan rambu peringatan
bahkan terperangkap dan terluka
untuk menghindari pekerja
oleh bagian mesin yang bergerak
terperosok di dalam lubang.
• Jangan menggeser dan • Jangan melompat atau
memperbaiki mesin saat mesin menyeberangi lubang hanya dengan
sedang bekerja menggunakan papan kayu
• Laporkan keatasan anda • Gunakan jembatan atau tempat
sesegera mungkin saat anda berjalan yang semestinya saat anda
mendapatkan peralatan atau perlu menyeberangi lubang
mesin yang rusak • Sebelum bekerja di dalam lubang
• Jangan memperbaiki sendiri galian pastikan bahwa sisi lubang
kalau tidak terlatih untuk telah terpasang penopang
memperbaiki mesin yang rusak • Setiap kali ada pergeseran
• Gunakan sarung tangan yang penopang, segera laporkan ke
sesuai saat menggunakan atasan anda.
peralatan anda • Tanpa penopang di sisi lubang
galian dapat mengakibatkan tanah
jadi runtuh

KEBAKARAN
PEKERJAAN TANAH • Kebakaran terjadi apabila ketiga unsur
penyebab kebakaran yaitu: Benda/bahan
• Jangan menumpuk tanah di bakar, udara dan panas berada dalam satu
pinggir lubang galian tempat dan waktu yang bersamaan.
• Gunakan tangga untuk keluar • Peralatan pemadam kebakaran harus
masuk ke dalam lubang selalu tersedia
• Jangan bekerja atau • Letakkan alat pemadam kebakaran di
beristirahat di dalam lubang tempat yang mudah dijangkau
galian saat turun hujan • Setiap pekerja harus mengetahui
• Jauhi alat atau kendaraan penempatan alat pemadam api di daerah
selama penggalian untuk kerjanya masing-masing.
mencegah terjadinya • Tabung kebakaran harus selalu diperiksa
kecelakaan. secara rutin dan yang telah kosong harus
segera diisi
• Jangan melakukan penggalian
di dekat scaffolding yang • Jangan gunakan tabung pemadam
terpasang karena dapat kebakaran untuk jadi bahan mainan
menyebabkan scaffolding • Jagan letakkan tabung pemadam
runtuh kebakaran di atas lantai dan di daerah
yang lembab karena tabung pemadam
• Mintalah Surat Ijin Bekerja ke kebakaran dapat tidak berfungsi
petugas K3 sebelum memulai
pekerjaan penggalian
KEBAKARAN
• Seluruh pekerja harus tahu cara
menggunakan alat pemadam kebakaran
dan cara memadamkan api HOUSE KEEPING:
• Bila terjadi kebakaran kecil, api segera • Jagalah selalu kebersihan dan
dipadamkan kerapian tempat kerja anda.
• Cara menyelamatkan diri waktu terjadi
• Lingkungan kerja yang tidak
kebakaran di saat anda berada di dalam
ruangan: bersih dapat mempengaruhi
– Pada waktu anda melewati pintu kesehatan anda
ruangan, anda harus menutup • Jangan membuang sampah
setiap pintu di belakan anda. sembarangan, buanglah sampah
– Pintu yang tertutup akan pada tempatnya.
melindungi anda dari panas dan
asap.
– Guanakan jendela jika jalan keluar • Jangan membiarkan puing-
melalui pintu tidak aman puing dan sisa material
– Bila banyak asap, merangkaklah berserakan di lantai
dengan kedua belah tangan dan • Cabut atau bengkokkan paku
lutut, dan cari jalan keluar.
yang ada di potongan kayu
– Jangan merangkak dengan perut
menempel di lantai sebelum dibuang.
– HATI-HATI! Asan kebakaran
merupakan pembunuh yang
hebat.

KESEHATAN

HOUSE KEEPING
• Segera lapor ke atasan anda
• Susun dan rapikan jika anda menderita luka saat
barang/material yang belum bekerja
digunakan maupun yang sudah
digunakan
• Jangan memaksakan diri
untuk bekerja jika anda
• Bersihkan alat dan area kerja mengalami luka yang cukup
anda setelah pekerjaan selesai serius

• Bersihkan dan rawat diri anda • Periksakan kesehatan diri


selalu agar tidak sakit anda secara teratur

• Jangan minum minuman yang


• Laporkan segera ke atasan anda
beralkohol
bilamana anda menderita sakit

• Jangan tidur terlalu larut


malam

• Selesai bekerja istirahatlah


yang cukup
SHE PLAN – SECURITY PLAN
I. Prosedur Masuk Dan Keluar Barang
A. Barang Masuk
a. Catat di buku harian untuk tanggal dan jam masuk, jenis kendaraan, jenis barang,
dan volumenya.
b. Cek kebenaran barang tersebut dan cocokan dengan surat jalan.
c. Catat jam keluar kendaraan.
d. Dicek kondisi kendaraan, apakah barang sudah turun semua (tidak membawa
keluar barang proyek).
B. Barang Keluar
a. Catat dibuku harian untuk tanggal dan jam keluar, jenis kendaraan, jenis barang,
dan volumenya.
b. Cek kebenaran barang tersebut dan cocokan dengan surat jalan.
c. Laporkan ke Penanggung jawab lapangan dan minta persetujuannya.
d. Bila sudah ada persetujuan baru diperbolehkan keluar.
II. Prosedur Penerimaan Tamu :
a. Setiap orang yang masuk kelokasi dan tidak dikenal wajib ditanya.
b. Catat di buku harian tamu ; - tanggal, jam kedatangan, identitas tamu dan
keperluannya.
c. Tamu dipersilakan Menunggu.
d. Beritahu kepada yang dituju tentang kedatangan tamu dan keperluannya.
III. Prosedur Pelaksanaan Lapangan :
b. Melakukan monitoring kegiatan pekerjaan (Safety Patrol).
IV. Prosedur Penanganan Kecelakaan.
a. Mengamankan lokasi terjadinya kecelakaan
b. Menghubungi Subkon / Mandor dari korban.
FLOW CHART PEMERIKSAAN BESI BALOK LAPANGAN

MULAI

CHECK BESI BALOK

TIDAK SESUAI
JUMLAH BESI

OK
TAMBAH BESI

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER
BESI

GANTI SESUAI SHOP DRAWING OK

CHECK JARAK TIDAK SESUAI


JARAK ANTAR BESI

OK DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI CHECK POSISI


TULANGAN

DI PERBAIKI OK

SELESAI
FLOW CHART PENGECHECKAN BESI KOLOM

MULAI

CHECK BESI KOLOM

TIDAK SESUAI
CHECK JUMLAH

SESUAI DITAMBAH

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER

SESUAI
DIGANTI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
POSISI

DI PERBAIKI
SESUAI

SELESAI
FLOW CHART CHECK PEMBESIAN BESI PLAT

MULAI

CHECK BESI PLAT

TIDAK SESUAI
CHECK JARAK

SESUAI DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER

SESUAI
DIGANTI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
OVERLAP

DI PERBAIKI

SELESAI
FLOW CHART PEMERIKSAAN BEKISTING

MULAI

BEKISTING BALOK,KOLOM,
PLAT

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
POSISI

SESUAI DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK DIMENSI

SESUAI
PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
ELEVASI

DI PERBAIKI
SESUAI

SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BESI

MULAI

BESI SAMPAI
DI SITE

TIDAK MASUK
CHECK MILL SHEET

MASUK

GUDANG

TIDAK MASUK
TEST BESI TOLAK

MASUK
TOLAK DIKEMBALIKAN
DIPRODUKSI
KE PABRIK

SELESAI
FLOW CHART PEMELIHARAAN BETON

MULAI MULAI

BETON KOLOM BETON PLAT


HASIL COR HASIL COR

BUNGKUS KOLOM BUAT TANGGUL


DENGAN KARUNG KELILING TEPI PLAT

SIRAM KOLOM DENGAN RENDAM DENGAN


AIR MIN 3X SEHARI AIR PBI. 14 HARI

SELESAI SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BETON

MULAI

BETON READY MIX


DI SITE

TIDAK MASUK
CHECK SLUMP BETON

MASUK

BENDA UJI

TOLAK

RENDAM COR BETON

TEST SESUAI
UMUR
SELESAI
FLOW CHART UNTUK MEMPERBAIKI GAGAL BETON

MULAI

IDENTIFIKASI
KERUSAKAN BETON

BERAT RINGAN

LODING MASUK DIPERBAIKI


TEST DENGAN SIKA

TIDAK MASUK

BOPNGKAR SELESAI
FLOW UNTUK MENCEGAH BOBOK BONGKAR BETON

MULAI

BUAT SHOP DRAWINGS


STRUKTUR,ARSITEK DAN
ME

TIDAK

DIMINTAKAN
PERSETUJUAN
DIREKSI

OK

DILAKSANAKAN
DILAPANGAN

CHECK LIST BY
PELAKSANA
ME,STR,ARS

SESUAI

TTD CHECK LIST


BERSAMA

SELESAI
FLOW CHART UNTUK MENGETAHUI KEADAAN AIR TANAH
MULAI

Buat Sumur Dengan kedalaman


10 m di bawah Basement

Check Tanah Hasil Bor Untuk


memperoleh koef. Permeabilitas
Tanah

Hitung Permeabilitas Tanah Untuk Buat Beberapa Sumur Dewatering


Mengetahui Debit Air Tanah

Pompa Air Dalam Sumur Ke Saluran /


Sungai terdekat

SELESAI
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu (Quality Control)

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu

dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, baik

terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan

pekerjaan sendiri

Alat-alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan

yang lain setiap selesai digunakan dibersihkan dan bagian-bagian yang perlu secara berkala dilumasi. Setiap

bagian diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu atau sudah waktunya diganti agar peralatan tersebut

dapat beroperasi dengan baik selama digunakan dan tidak mengalami kerusakan secara tiba-tiba ditengah-

tengah pelaksanaan pekerjaan.

Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggung jawabnya langsung, kiranya perlu

ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian teknik.
DIAGRAM FUNGSIONAL STRUKTUR ORGANISASI SMM & K3

DU Kantor Pusat

Management
Representative
DO
QASHM

KDVO Divisi Operasi

STPMK3

KCB Cabang

SCPMK3

Project Proyek
Manager

QC Safety Health
Officer

SOM SEM SAM

KETERANGAN Garis Fungsional


SISTEM MANAJEMEN MUTU

Planning
• PembentukanTim Juklak Procurement
 Spesialis
• Seleksi Vendor
 Manajer Profesional
• Seleksi Subkontraktor
 Tim proyek
• Seleksi Mandor
• Pembuatan Juklak
 Standard Format
 Bank Data Engineering
 Quality Target
• Presentasi dan Persetujuan Juklak
 Di depan Direksi Project Execution
 Early Warning System • Training
Juklak
Quality Target
Safety
QIP
INPUTAN

• Quality Control
Assessment Board
Procedures/WI

Handing Over • Monitoring


 Head Office
• Defect Form
 Branch and DVO
• Continuous Improvement
• Customer Satisfaction
MODEL SISTEM MANAJEMEN MUTU BERDASARKAN PROSES

Perbaikan berkelanjutan dari SMM

Tanggung Jawab
Manajemen

Pengukuran
Manajemen
Analisis dan
Sumber Daya
Perbaikan

input Realisasi
Produk Produk/
output Service

ALIRAN
ALIRAN INFORMASI
AKTIVITAS BERNILAI TAMBAH
El. -1000

a
El.- 3.600

Batas galian

Tanah digali open cut kemudian dibuat kemiringan 1 : 1 lalu


digali lagi sesuai elevasi top pondasi
METODE PENGGALIAN
PENGGALIAN DILAKUKAN HINGGA KEDALAMAN M DARI ELEVASI TANAH EXISTING
POSISI ALAT BERAT & DUMP TRUCK UNTUK MENGHASILKAN PRODUKSI GALIAN
YANG OPTIMAL

Sebelum proses penggalian dilaksanakan


hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Kedalaman galian
~ Cek stabilitas lereng, apakah dapat
digali secara open cut dengan
membentuk slope (cek tinggi kritis &
kemiringan slope)
- Untuk lahan yang sempit apakah
diperlukan dinding penahan tanah ~
Temporary (sheet pile, sheet
pile+Anchor, dll) ~
Permanent (soldier pile, diafragma
wall, dll)
2. Pengaturan arah manuver alat berat
dan dump truck yang baik dengan
memperhatikan site installation yang
ada.
3. Pemilihan, jumlah dan komposisi alat
gali yang digunakan berdasarkan
waktu pelaksanaan dan lokasi proyek.
4. Jalan kerja yang memenuhi syarat.
5. Pemeliharaan lingkungan sekitar
proyek (debu, lumpur bekas material
galian, dll)
Flow Chart Pembuangan Tanah Management Transportasi

Start

Mobil Masuk Bak Cuci

Semprot dgn Air bertekanan

Keringkan Dengan Kompressor

Bersih / Tidak Kembal


i

Inspek
si 1. Dibuat area khusus untuk Mencuci Ban truck (cleaning pit).
2. Dibuat juga saluran sementara untuk mengalirkan air Waktu
Selesai pembersihan truck.
3. Disediakan Pompa air tekanan tinggi untuk menyemprot kotoran
yang melekat pada mobil.
4. Dump truck boleh keluar
Management Pembuangan Management Transportasi
Hasil Galian

Tutup dengan Terpal Plastik, utuk


meghindari jatuhnya tanah pada
jalan yang dilalui.

To Disposal

• Dibuat Rambu2 Peringatan.


• Disediakan tenaga pengatur lalu lintas
Semprot meggunakan air bertekanan keluar masuknya mobil dengan
tinggi dan keringkan dengan angin menggunakan rompi, senter dan
bertekanan tinggi bendera.
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan
menggunakan excavator dengan kedalaman
yang telah ditentukan dan waktu pengadaan
alat yang telah terjadwal.
Pekerjaan galian tanah yang dilakukan oleh
tenaga manusia dengan menggunakan alat
gali manual (sekop dan cangkul).
Pekerjaan pembuangan tanah dilakukan pada
saat sebelum fondasi di kerjakan. Dengan
begini proses kerja akan menjadi lebih cepat
dan efisien. pembuangan tanah dilakukan
menggunakan excavator dan selanjutnya
dimuat dengan dump truck, kemudian tanah
sisa di buang ke tempat yang sudah di
tentukan.
Untuk menghindari tercampurnya adukan dengan tanah liat
maka sebelum pondasi dikerjakan terlebih dahulu
disepanjang galian pondasi ditaburi pasir urug minimal
setebal 5cm. Fungsi utama dilakukannya urugan pasir adalah
untuk membuat permukaan tanah menjadi rata dan sebagai
alas suatu bidang agar beton atau adukan yang akan
diletakkan di atasnya tidak tercampur dengan tanah.
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah (Pondasi Setempat dan Sloof) dan Urugan Tanah Kembali

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
2. Persiapan lahan kerja.
3. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul, belincong, pengki,
benang, selang air, dll.

Pengukuran
1. Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan pengukuran
terhadap titik dan elevasi galian tanah.
2. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
1. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong, apabila kondisi lahan
memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat bantu excavator.
2. Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
3. Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
4. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
5. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
6. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan alat ukur
manual atau dengan theodolith.
7. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya air dapat
segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
8. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan sampah,
banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya benda-benda
tersebut diangkat.
9. Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton pondasi
telah mencapai umurnya.
10. Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
11. Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
12. Urugan tanah diratakan dan dipadatkan.
URUGAN PASIR
URUGAN PASIR DI BAWAH PONDASI
Pengurugan untuk bekas galian pondasi, atau yang lainnya yang akan ditimbun tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa
disetujui
Direksi pekerjaan.Semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus diapaki tanah yang bersih, bebas dari segala
kotoran
yang akan merugikan konstruksi. Ketebalan urugan sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja.
Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang
berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah
sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :
a. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 10 cm padat.
b. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
c. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
d. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi
Konstruksi dewatering, unwatering, atau pengendalian air adalah istilah umum yang digunakan untuk

menggambarkan kemampuan untuk memberhentikan atau mengeringkan air tanah atau air permukaan

dari sebuah situs, konstruksi dasar sungai, caisson, atau corong, dengan memompa atau

penguapan. Pada lokasi konstruksi, dewatering ini dapat dilaksanakan untuk menurunkan muka air.
DEWATERING
Sebelum pekerjaan galian dimulai, sudah harus pasti lebih dahulu , sistem dewatering yang akan diterapkan.

Pada dasarnya ada 3 ( tiga ) macam sistem dewatering, yaitu :


1. Open Pumping ( debit rembesan kecil )
Pomp
a

Galian

Open
Pumping

2. Pre Drainage (debit rembesan besar dan tersedia saluran drainase)

Pompa

Galian
Pre
Drainage

( Well
Point
System )

3. Cut Off ( tidak diinginkan ada penurunan muka air tanah , dan tidak tersedia saluran drainage )

Dinding Cut
Off

Galian Cut
Off
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan dewatering ialah menggunakan metode pengurasan dengan

pemompaan yang dilakukan dengan sumur titik (well point system).

Pekerjaan persiapan

1. Tentukan letak titik dan kedalaman rencana pengeboran.

2. Menyiapkan casing pipa pvc dengan urutan sebagai berikut :

 Lubangi pipa casing pada bagian ujung yg akan terendam air dengan diameter lubang sesuai shop drawing, dengan

menggunakan alat bor.

 Bungkus lubang-lubang pipa tersebut dengan kawat ayam/plastik filter.

3. Buat bak penampung air sirkulasi pengeboran berupa galian tanah yang dilapisi semen.

4. Laksanakan pengeboran tanah dengan mesin bor, jumlah lubang dan diameter serta kedalaman galian hams sesuai dengan

rencana.

5. Masukkan pipa pvc yang telah dilubangi kedalam lubang bor secara bertahap.

6. Isi rongga antara lubang pengeboran dan casing pvc dengan koral gundu.
Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah

Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :

1. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.

2. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai rencana.

3. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.

4. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.

5. Hamparkan pasir urug dan ratakan.

6. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.

7. Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.

8. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata

mengisi rongga-rongga antar batu kali.

9. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah dan berongga

besar.

10.Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.

11.Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
KEBUTUHAN TENAGA KERJA, ALAT DAN BAHAN BAHAN :
TENAGA KERJA : 1. Batu Kali
1. Pekerja 2. Pasir Pasang
2. Tukang Batu 3. Semen PC
3. Kepala Tukang 4. Air Aduk
4. Mandor

PERALATAN :
1. Beton Molen
2. Cangkul
3. Sekop
4. Ember Aduk
5. Pengki
6. Sendok Semen
7. Waterpass
8. Meteran
9. Gergaji
10. Palu
11. Troli Angkut
12. Benang
13. Kaso
Sebelum pekerjaan lapisan waterproofing dilakukan, harus mengajukan contoh bahan dan brosur. Lantai atau dinding
yang akan diberi lapisan waterproofing tidak akan dibobok akibat adanya pekerjaan lain terutama pekerjaan M & E.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan, penyediaan alat-alat bantu dan
pembersihan. Waterproofing dipasang pada :
• Lantai KM/WC lantai tingkat
• Plat dan atap beton dan bak bunga
• Atap konsol/kantilever
• Balkon (jika ada)
• Roof garden (jika ada)
• Ground reservoir/ground watertank (jika diijinkan oleh Direksi Pekerjaan)
• Dan daerah basah lainnya

Bahan
Bahan untuk lantai KM/WC lantai tingkat.
Untuk balkon, plat dak atap memakai jenis membrane ex Bithutene tebal 1,5 mm.

Pelaksanaan
1. Permukaan beton yang akan dilapis waterproofing dibersihkan dari kotoran puing-puing dan sampah lainnya.
2. Pekerjaan waterproofing dilakukan oleh pekerja yang ditunjuk oleh pabrik pembuatnya.
3. Sparing-sparing pipa air kotor, roof drain/floor drain di grouting memakai bahan yang sama.
4. Pertemuan dengan dinding dinaikkan setinggi 20 cm dan lantai untuk di KM/WC dan plat dak atap dinaikkan setinggi
40 cm.
5. Setelah waterproofing dikerjakan, lalu diadakan pengetesan dimana permukaan plat beton yang telah dilapis
waterproofing direndam air selama 14 hari setinggi 5 – 10 cm.
6. Bila ternyata hasil test rendam menunjukkan tidak ada kebocoran, maka membuat Berita Acara Pemeriksaan dengan
Manajemen Konstruksi , bahwa pemasangan waterproofing tersebut telah di test dan telah
7. dilaksanakan dengan baik tanpa ada kebocoran.
8. Melakukan proteksi/perlindungan dengan lapisan plesteran (discreed) memakai adukan 1pc:3pasir + lapisan kawat
ayam dan dihaluskan, kecuali untuk lantai KM/WC, balkon, selesai diplester kasar. Kemiringan screed dibuat kearah
roof drain/floor drain.
9. Pihak Kami melakukan perlindungan terhadap pekerjaan waterproofing yang telah dikerjakan terhadap kerusakan-
kerusakan yang ditimbulkan oleh pekerjaan yang dilakukan oleh lainnya.
PEKERJAAN WATERPROFING TIPE BITHUTENE
a. Alat yang digunakan :
1.Sikat.
START
2.Sapu.
A

3.Cape.
Pembersihan Lokasi dari
b. Bahan yang digunakan :
debu & Kotoran lain Pasang WaterProfing

1.Waterproofing membrane.
2.Bahan primer coating.
3.Screed. Test
No No
Cek Perendaman
4.Acian halus. Kebersiha
n 1X24 jam
5.Kawat ayam.
c. Pelaksanaan : Yes Yes

1. Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari koto-ran dan debu


Labur Permukaan Dengan
Primer Coating
Tutup Screed Lantai
serta sisa adukan mengguna-kan sikat, sapu dan cape.
2. Labur permukaan / bidang yang akan dipasang deng an
primer coating secara merata, juga bidang dinding naik ± 20 A
FINISH
cm dari finishing lantai.
3. Cek laburan primer coating.
4. Pasang waterproofing secara merata mulai dari dinding terjauh dengan overlap ±10 cm.
5. Cek pemasangan waterproofing mem-brane
6. Test penggenangan selama 1 x 24 jam (1 hari).
7. Screed penutup waterproofing :
a) Untuk toilet, langsung ditutup screed dengan tebal 2-5 cm.
b) Untuk gutter, sebelum penutupan screed dipa-sang kawat ayam mengikuti alur pemasangan, ketebalan screed 2-
3cm dan difinish acian halus.
WATER PROFING MEMBRANE
Alat yang digunakan :
1. Sapu.
2. Pisau.
3. Meteran.
4. Kuas.
5. Kuas rol, kegel.
6. Sipatan/tali pemberi tanda.
Bahan yang digunakan :
1. Primer dicampur dengan bensin (sampai dapat dikuaskan)
2. Masting (bitumastic).
3. Lapisan waterproofing (bituthene), dengan spesifikasi sebagai berikut :
4. Lebar (l) = 1 m
5. Panjang (p) = 20 m, 25 m atau 30 m
6. Tebal (t) = 1,50 mm
Pelaksanaan :
1. Pembersihan
Syarat bersih dari kotoran bebas debu lokasi dalam keadaan kering dan halus
metode kerja :
 Rapikan semua permukaan lantai dan dinding yang akan dipasang waterproofing.
 Permukaan harus rata, bebas dari lubang dan tonjolan, kemudian bersihkan dari debu, minyak dan kotoran
lainnya.
 Hindarkan sudut siku dengan membuat segitiga pengisi 2 -3 cm.
2. Pelaburan primer
metode kerja:
 Oleskan primer dengan kuas atau rol tipis-tipis pada bidang yang akan dipasang waterproofing.
 Pemakaian 1 liter primer dapat menghasilkan ± 7m2 bidang kerja.
 Primer dibiarkan hingga mengering (±1jam bila keadaan cuaca cerah).
Pemasangan waterproofing
metode kerja :
a. Pasang terlebih dahulu lapis waterproofing pada bagian sudut ruang untuk memudahkan pemasangan bagian datar.
b. Pemasangan dimulai dari titik terendah (drain)
c. Lapis waterproofing ditempel dengan cara melepas lapisan kertas silicon.
d. Tempelkan pada bidang yang sudah diprimer.
e. Pada penyambungan waterproofing berikutnya, diharuskan memberi overlap 10 cm (tepat garis putih yang terdapat di
kanan dan kiri waterproofing membrane).
f. Untuk mendapatkan hasil yang merata kertas silicon dibuka sedikit demi sedikit dan ditempelkan sambil ditekan serta
digosok dengan kain pel atau handroller, terutama pada bagian sudut dan lekukan-lekukan serta sambungan.
g. Pemasangan bitu mastic (mastic) pada tempat yang kritis
h. Untuk pengamanan sambungan di tempat yang kritis (titik pertemuan, drain dan lain-lain), maka perlu dilapis dengan
bahan semacam lem (mastic) secukupnya.
metode kerja :
 Sambungan yang digunakan biasanya terputus-putus agar dapat mengikuti bentuk permukaan yang akan dilapis
Waterproofing dan dapat menyatu dengan primer yang dikuaskan.
 Oleskan mastic pada sambungan hingga rata dengan lebar± 3-4 cm. biarkan hingga mastic dalam keadaan kering (+
2 jam).
i. Setelah selesai sebagian atau seluruh pekerjaan pemasangan waterproofing, diadakan tes rendam (flood test) selama 24
jam/ 1 hari dengan air setinggi 5cm.
j. Karena waterproofing membrane tidak tahan terhadap sinar ultra violet (panas matahari), maka setelah pemasangan
jangan dibiarkan terbuka selama lebih dari 24 jam.
k. Setelah dipastikan pemasangan tidak bocor, maka ditutup kembali dengan plesteran pelindung dengan campuran 1pc :
3ps tebal 1,5-2,5 cm.
l. Jika dikehendaki untuk bak air, kolam atau atap dapat di pasang dengan keramik.
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Waterproofing Membrane

Tatacara atau metode pelaksanaan pekerjaan waterproofing membrane adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan lokasi, pasang camper / pinggulan pada tiap – tiap pertemuan lantai dan dinding
2. Primer dengan alat kuas / roll cat sampai merata.
3. Biarkan primer mengering ± 3 – 4 jam.
4. Aplikasilkan waterproofing membrane Proofex Torchseal 3 PV yang dipanasi dengan alat Torching dan Elpiji. Pada lahan
yang telah disiapkan tekan – tekan hingga rata.
5. Pasang screed proteksi pada lokasi waterproofing, untuk menjaga kerusakan pada waterproofing membrane.
6. Dalam pelaksanaan pekerjaan berikutnya diusahakan waterproofing tidak dipaku atau kena benda tajam lain.
Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Pemasangan Waterproofing
Pada Kamar Mandi :
• Pasangan keramik pada dinding agar dipasang terlebih dahulu, dimana disisakan setinggi + 25 cm dari lantai
kemudian dibagian tersebut diplester tipis.
• Lantai beton kamar mandi dibuat 3cm lebih rendah dari lantai luar.
Pada basement :
• Permukaan air harus dijaga / dikontrol dengan cara dewatering apabila muka air tanah lebih tinggi dari lantai
basement pekerjaan dewatering harus mulai dari saat galian, lantai kerja sampai selesaipada dinding.
• Pekerjaan pelindungnya memakai pasangan bata atau plesteran.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Waterproofing Integral Menggunakan ConplastX

Pelaksanaan Pekerjaan Waterproofing Integral Menggunakan waterproofing ConplastX 421 M adalah sebagai berikut :

1. Waktu pelaksanaan diupayakan agar dikerjakan pada saat arus lalu lintas lancar sehingga pengecoran tidak terputus,
apabila batching plant berada di luar proyek.
2. Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik disarankan setiap pengecoran harus menggunakan pompa beton.
3. Penggunaan Conplast X 421 M maksimum 4 liter / m3.
4. Tidak boleh adanya penambahan air ke dalam beton oleh pihak manapun sejak truck mixer keluar dari batching plant
sampai tiba di lokasi.
5. Apabila ada penurunan slump dapat ditambahkan kembali Conplast X 421 M dengan maksimum pemakaian 4 liter /
m3
6. Selama pengecoran integral waterproofing belum berakhir, seluruh system dewatering harus terus menerus
berlangsung.
7. Pelaksanaan pengecoran secara baik termasuk mechanical vibrator, bekisting yang tidak bocor, tebal selimut beton
yang cukup & masa pemeliharaan (curingbeton).
8. Pada saat truck mixer sampai di lokasi diadakan pengambilan slump beton dimana slump yang disyaratkan 6 – 10
cm, apabila memenuhi persyaratan dapat ditambahkan Conplast X 421 M ke dalam truck mixer, diaduk ± 5 menit
hingga merata dan homogen dengan campuran beton yang ada. Lalu dicorkan pada area yang akan dikerjakan.
Apabila slump tidak memenuhi syarat, truck mixer ditolak.
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating dilaksanakan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water proofing coating.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : water proofing coating dan kain kassa.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat beton, kape scrabe, kuas, roll, ember, air, dll.

Pelaksanaan pekerjaan water proofing coating


1. Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum permukaannya difinish.
2. Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari lumpur dan tanah serta bebas
dari minyak atau oli.
3. Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
4. Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat beton atau kape scrabe.
5. Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan sikat kawat dan air bersih.
6. Aplikasi waterproofing membrant dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan dinding dengan menggunakan
kuas atau roll.
7. Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali dengan water proofing
coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding diperkuat dengan serat fiberglass.
8. Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal 20 cm (atau sesuai dengan gambar
kerja) dari permukaan lantai.
9. Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu baru dilakukan tes rendam
dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.
10.Setelah pekerjaan waterproofing membrant selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan dengan pekerjaan finishing
bagian permukaannya dengan screeding.
Waterproofing untuk Atap

1. Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang berfungsi sebagai atap.

2. Lapisan waterproofing terbuat dari acrylic Polimer gel yang diperkuat dengan jaringan serat kaca (fibre glass mat)
merk Traffigard, product Hitchins Group New Zealand.

3. Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk Traffigard dan diberi satu lapis fibre glass mat.

4. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa kemiringan plat beton sudah cukup untuk
mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %)

5. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah pemasangan harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen.

6. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana, dari pilihan warna yang tersedia.
Waterproofing untuk reservoir, toilet, pantry ruang mesin serta bagian-bagian yang tidak terexposed langsung pada
matahari.

Bahan terbuat dari campuran semen kwarsa halus dan bahan kimia aktif, merk bahan yang berkualitas baik atau sesuai
yang dipersyaratkan dalam dokumen teknis.

a. Pemakaian lapisan waterproofing, dengan komposisi yang direkomendasikan oleh pabrikan.

b. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara pelapisan, ketebalan pelapisan
sampai dengan perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik/produsen.

c. Pelaksanaan :

 Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan menggunakan air bertekanan tinggi,
termasuk juga bagian yang keropos harus dipahat dan dicuci.

 Contractor joint harus dipahat dan diberikan special treatment sesuai dengan ketentuan dari Vandex.

 Penyemprotan/pengkuasan dilakukan setelah tenggang waktu 15 - 30 menit sehingga tercapai ketentuan


pemakaian bahan per meter persegi.

 Vandex Premix disemprotkan/dikuas diatas lapisan Vandex Super. Permukaan bidang harus dilindungi
terhadap hujan, matahari dan angin dengan penutup plastik.

 Kelembaban harus tetap dipertahankan selama 6 hari dan jangka waktu tersebut permukaan dinding harus
disiram air.

 Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan Vandex Premix.


Waterproofing pada sparing pipa pembuangan air.
Bahan terbuat dari dua komponen epoxy mortar A dan B, merk bahan dengan kualitas baik sesuai yang dipersyaratkan
dalam dokumen teknis. Pada waktu pelaksanaan komponen A dan B diaduk menjadi satu bagian dan kemudian
dipasang pada setiap sparing pipa pembuangan air terutama areal toilet/kamar mandi, roof drain.
Pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.

PELAKSANAAN

Persiapan.
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Management Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.

2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan
yang dapat disetujui oleh Konsultan Management Konstruksi. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.

3. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas
persetujuan Konsultan Management Konstruksi.

4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Konsultan Management Konstruksi sebelum pekerjaan dimulai.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan ditempat itu,
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
FLOORHARDENER

1. Persiapan Permukaan; Tebal pelat beton minimal 15 cm, Ratakan beton yang baru dituang dengan mengunakan batang penggetar. Untuk mempermudah
proses pengecoran & menjaga mutu beton tambahkan additive plasticizer (BetonMix) dengan mengurangi pemakaian air.

2. Perataan Permukaan; Beton diratakan dengan jidar (batang besi lurus) sesuai level yang diinginkan, setelah plastisitasnya cukup, haluskan permukaannya
beton dengan mengunakan trowel kayu dan trowel finish mesin.

3. Penaburan; Plat beton siap untuk ditaburi bubuk floor hardener apabila permukaanya ditekan dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3-5
mm saja, Taburkan bubuk floor hardener secara merata dengan tangan atau alat yang sesuai.

4. Pemadatan; Tunggu sampai bubuk floor hardener telah dilembabkan oleh kandungan air semen pada permukaan beton, gunakan mesin trowel finish dengan
putaran rendah dan dasar yang benar- benar rata ( Flat ).

5. Penghalusan Awal; Segera setelah beton mulai mengeras ( Initial setting ) lakukan penghalusan dengan mesin trowel finish dengan putaran baling baling
logam yang lebih halus dengan posisi sudut rendah.

6. Penghalusan Akhir; Proses penghalusan akhir yang diperlukan dapat dilakukan kemudian dengan mesin trowel dengan putaran yang tinggi. Selanjutnya untuk
melindungi permukaan beton dari penguapan air yg terlalu cepat & retakan, semprotkan dengan bahan curing transparant.
PEKERJAAN PEMBESIAN
PEKERJAAN PEMBESIAN
Pekerjaan Pembesian Pondasi dan Kolom

Tualnagn untuk pondasi dan kolom terleboh dahulu dilakukan di stockyard, sebelum pekerjaan pengeboran`pondasi dimulai.. Sehingga ketika

pengeboran selesai, tulangan hanya tinggal ditempatkan / erection pada galian pondasi, dengan kata lain, pekerjaan pembesian untuk pondasi dan

kolom dikerjakanoverlapping dari pengeboran pondasi. Hal ini membuat pekerjaan lebih efisien. Hanya saja akan dibutuhkan perlakuan khusus

dalam penyimpanan tulangan sebelum dipasang/ditempatkan, hal ini untuk mencegah rusaknya tulangan akibat korosi. Pekerjaan pembesian yang

meliputi perhitungan diameter tulangan, jarak antar tulangan dan sebagainya harus memenuhi syarat–syarat dari pembesian sebagai berikut :

A. Persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971 seperti panjang kait, panjang penyaluran, panjang stek dan jarak antar tulangan.

B. Pengikatan tulangan harus kuat, supaya dalam pengecoran tidak mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan

kawat baja dan las listrik.

1. Untuk menjaga tercapainya selimut beton yang diinginkan maka pada tulangan diberi spacer di empat sisi, sepanjang tulangan, dengan jarak

2000 mm.

2. Pengelasan harus memenuhi ketentuan perencana, yaitu harus sesuai denganStructural Welding Code Reinforced Steel. Menggunakan

electrode E90xx, dan saat pengelasan, tidak boleh merusak batang tulangan utama.

3. Pengerjaan tulangan spiral harus diperhatikan secara seksama, sesuai dengan gambar rencana, dan disambungkan dengan erat pada tulangan

utama.

4. Pemasangan tulangan harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana serta daftar pembesian yang dibuat oleh kepala pelaksana yang

sudah disetujui oleh konsultan pengawas, kecuali ditentukan lain ataupun ada revisian desain.
PEKERJAAN PEMBESIAN
Pekerjaan pembesian meliputi antara lain :

a) Membuat bestart (daftar memotong besi)

Tahap ini merencanakan daftar pemotongan besi sesuai dengan gambar rencana dan besi di lapangan.

b) Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan

Memotong tulangan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai bestart dan diupayakan supaya tidak terjadi kesalahan juga diupayakan agar sisa

potongan seminim mungkin. Harga besi tulangan sangatlah mahal, dan apabila terjadi kesalahan saat pemotongan akan membuat potongan tidak

dapat digunakan lagi. Sedangkan besi sisa potongan harganya jatuh di pasaran, sehingga hal ini akan membuat kerugian.

c) Membentuk kait dan sengkang, dan tulangan spiral

Meliputi pembentukan kait, sengkamg, dan tulangan spiral. Pekerjaan ini membutuhkan alat pembentuk seperti bar bender, ataupun pembengkok

tulangan tradisional yang dibuat sendiri. Batang-batang tulangan dipotong sesuai dengan kebutuhan, kemudian dibentuk dengan bar bender

sesuai dengan bentuk di gambar.

d) Menyusun tulangan pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana

Setelah komponen-komponen tulangan telah dibuat, kemudian disusun sesuai dengan gambar. Terlebih dahulu tulangan-tulangan memanjang

dipasangkan dengan tulangan melingkar di kedua ujungnya, kemudian tulangan-tulangan spiral dipasangkan pada bentangan tulangan

memanjang. Tulangan-tulangan spiral tersebut diletakkan sesuai gambar, perlu diperhatikan rapat – renggang tulangan spiral agar sesuai dengan

gambar rencana. Selesai tulangan-tulangan ditempatkan tepat pada posisinya, sesuai dengan gambar, maka tulangan tersebut diikat dengan las.
PEKERJAAN PEMBESIAN
e) Mengikat tulangan yang berhubungan satu sama lain dengan dilas.

Pengawas terlebihn mengecek tulangan pondasi maupun kolom yang telah dirakit dan kemudian bila telah disetujui, maka kemudian tulangan

tersebut dilas pada beberapa titik sehingga tidak terlepas dari posisinya.

Memulai pekerjaan pembesian, sebelumnya kepala pelaksana harus membuat daftar rencana pembesian yang mendetail berdasarkan gambar

rencana konstruksi yang lengkap, seperti diameter tulangan, panjang tulangan, banyak tulangan yang dibutuhkan, panjang bengkokan, jarak antar

tulangan, tempat penghentian dan penyambungan tulangan.

Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di stockyard. Pekerjaan ini memerlukan gambar konstruksi dan daftar rencana

pembesian karena kebutuhan tulangan yang bervariasi.

Mempertimbangkan tingginya harga besi tulangan, maka pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan harus diusahakan se-efisien

mungkin dengan mengusahakan agar sisa potongan tulangan sesedikit mungkin. Oleh karena itu pekerja dituntut mengusahakan pemanfaatan

sepenuhnya dari batang besi tulangan, dan meminimalisir potongan sisa tulangan
PEKERJAAN PEMBESIAN

Metode Pelaksanaan Pembesian Sloof Balok.

Pembesian Sloof Balok. Pembesian Balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi batu kali dan sebelum

pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.

Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak pada bagian atas dan tulangan tekan berata

pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan

pada pada bagian atas.

Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan stut sebelumnya.
PEKERJAAN PEMBESIAN

Metode Pelaksanan Pekerjaan Pembesian Kolom

Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan bagian atas dihubungkan dengan

balok yang menekan pelat lantai sehingga merupakan satu kesatuan struktur portal yang kaku. Penulangan kolom

dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk menyambung tulangan kolom lantai berikutnya.

Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan bawah tulangan foot plate.

Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain

dan menyambungnya dengan tulangan yang sudah ada


PEKERJAAN PEMBESIAN

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Poer beton

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi

sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum baja tulangan tersebut terpasang

Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser

Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan dengan kawat beton

Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan lewatan dan panjang penjangkaran sesuai

yang direncanakan

Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan sesuai tebal tebal selimut beton yang

akan di cor

Pembesian kolom dalam pemasangan ini harus diikutsertakan dalam pengecoran karena merupakan satu kesatuan

dengan pembesian kolom


PEKERJAAN PEMBESIAN
Metode Kerja Pembesian untuk balok dan pelat beton bangunan bertingkat

Berikut ini dijelaskan metode kerja pembesian untuk balok dan pelat, yang disertai contoh perhitungan bahan, tenaga
kerja dan alat-alat kerja yang dibutuhkan

Pembesian Balok
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah pemasangan bekisting balok dan pelat
lantai. Pemasangan tulangan balok dilakukan sebagai berikut :
1. Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan
kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan
sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan penempatan
sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.
2. Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak
tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton.
3. Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan sengkang dibagian atas
kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang
penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai
tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.

Metode Kerja Pembesian balok dan plat beton


Pembesian Pelat lantai
1. Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
2. Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm. Tulangan ini dipasang melewati
tulangan atas balok.
3. Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1 kemudian persilangan tulangan
diikat dengan kawat beton.
4. Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang tulangan kaki ayam yaitu potongan
besi yang dipotong sedemikian rupa sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah
pelat.
5. Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan diletakkan dibagian atas tulangan atas balok.
Tulangan atas lapis 2 dipasang tegak lurus dengan tulangan atas lapis1.
6. Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.
FLOW CHART PEMERIKSAAN BESI BALOK LAPANGAN

MULAI

CHECK BESI BALOK

TIDAK SESUAI
JUMLAH BESI

OK
TAMBAH BESI

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER
BESI

GANTI SESUAI SHOP DRAWING OK

TIDAK SESUAI
CHECK JARAK
JARAK ANTAR BESI

OK DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI CHECK POSISI


TULANGAN

DI PERBAIKI OK

SELESAI
FLOW CHART PENGECHECKAN BESI KOLOM

MULAI

CHECK BESI KOLOM

TIDAK SESUAI
CHECK JUMLAH

SESUAI DITAMBAH

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER

SESUAI
DIGANTI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
POSISI

DI PERBAIKI
SESUAI

SELESAI
FLOW CHART CHECK PEMBESIAN BESI PLAT

MULAI

CHECK BESI PLAT

TIDAK SESUAI
CHECK JARAK

SESUAI DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER

SESUAI
DIGANTI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
OVERLAP

DI PERBAIKI

SELESAI
FLOW CHART PEMERIKSAAN BEKISTING
MULAI

BEKISTING BALOK,KOLOM,
PLAT

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
POSISI

SESUAI DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK DIMENSI

SESUAI
PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
ELEVASI

DI PERBAIKI
SESUAI

SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BESI

MULAI

BESI SAMPAI
DI SITE

TIDAK MASUK
CHECK MILL SHEET

MASUK

GUDANG

TIDAK MASUK
TEST BESI TOLAK

MASUK
TOLAK DIKEMBALIKAN
DIPRODUKSI
KE PABRIK

SELESAI
FLOW CHART PEMELIHARAAN BETON

MULAI MULAI

BETON KOLOM BETON PLAT


HASIL COR HASIL COR

BUNGKUS KOLOM BUAT TANGGUL


DENGAN KARUNG KELILING TEPI PLAT

SIRAM KOLOM DENGAN RENDAM DENGAN


AIR MIN 3X SEHARI AIR PBI. 14 HARI

SELESAI SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BETON

MULAI

BETON READY MIX


DI SITE

TIDAK MASUK
CHECK SLUMP BETON

MASUK

BENDA UJI

TOLAK

RENDAM COR BETON

TEST SESUAI
UMUR
SELESAI
FLOW CHART UNTUK MEMPERBAIKI GAGAL BETON

MULAI

IDENTIFIKASI
KERUSAKAN BETON

BERAT RINGAN

LODING
TEST TIDAK MASUK MASUK DIPERBAIKI
DENGAN SIKA

BOPNGKAR SELESAI
FLOW UNTUK MENCEGAH BOBOK BONGKAR BETON

MULAI

BUAT SHOP DRAWINGS


STRUKTUR,ARSITEK DAN
ME

TIDAK
DIMINTAKAN
PERSETUJUAN
DIREKSI

OK
DILAKSANAKAN
DILAPANGAN

CHECK LIST BY
PELAKSANA
ME,STR,ARS
SESUAI

TTD CHECK LIST


BERSAMA

SELESAI
PANEL PERTAMA

.... BESI KOLOM


Dipasang setelah ....
..
..
BESI KOLOM
Dipabrikasi dilapangan

..
..
.... Dipasang dibantu oleh
TC atau pabrikasi
BESI KOLOM ditempat
.... - Pabrikasi bekisting kolom
- Memasang setengah panel
dibantu dgn TC
- Ditempatkan pada garis
marking
- Perkuat panel dgn
BESI KOLOM adj.Bracerss
Dipasang setelah
Dipabrikasi dilapangan dan adj.Kicker av
Dipasang dibantu oleh
TC atau pabrikasi - Menegakkan panel dgn
ditempat
menyetel adj.Brace
dan adj.Kicker

Garis Marking
PANEL PERTAMA

-Memasang setengah panel ke-2 dibantu dengan TC


-Perkuat panel dgn adj.Brace rss .... PANEL KE-2

..
..
dan adj.Kicker av
-Menegakkan panel dgn menyetel adj.Brace
Dan adj.Kicker
....

PERI GIRDER GT
ADJ. BRACE RSS.1
WEDGE HEAD PIECE
ADJ. KICKER AV.1
BASE PLATE
....

..
.
.
.... LANGKAH 3

-MEMERIKSA KETEGAKKAN DGN MENGGUNAKAN


UNTING-UNTING
-DGN MENYETEL ADJ.BRACE & ADJ.KICKER
-CEK TERAKHIR BEKISTING & KETEGAKKAN
BEKISTING
-SIAP UNTUK DI COR DAN DIBANTU DGN ALAT
VIBRATOR

Backet

TIMBER 5/10

TIMBER 5/20

SCAFFOLD JACK GB.80

UNTING-UNTING Vibrator
METHODE BEKISTING KOLOM

RENCANA BEKISTING KOLOM A. BEKISTING BAJA

Pekerjaan Pemasangan kolom


Ketentuan Umum :
1. Konstruksi bekisting untuk kolom harus kokoh dan kuat dari pengaruh tinggi
Pengecoran dan kecepatan pengecoran BEKISTING BAJA
2. Konstruksi bekisting sesuai dengan shop drawing dan sudah memperhitungkan
TIE ROD
kekuatannya, juga sudah disetujui oleh Pengawas
3. Vertikalitas pemasangan pembesian harus terjamin, pemsangan beton
decking sesuai dengan gambar kerja
4. Segera sebelum pemasangan panel dinding bekisting sebaiknya dilakukan
pelaburan dengan menggunakan minyak bekisting
5. Sambungan bekisting harus rapat, untuk menghindari kebocoran air semen
saat pengecoran sehingga menyebabkan beton keropos

`
``

SUPPORT
BRACE RSS1

BALOK
PERKUATAN
SUPPORT
METHODE BEKISTING KOLOM

B. BEKISTING KONSVENTIONAL

PIPE SUPPORT
WING NUT
5 / 10
PLYWOOD612
/ 12
MM

6 / 12
TIA ROD

PLYWOOD 12 MM
6 / 12
WING NUT

SUPPORT PIPE

U-HEAD JACK

PIPE SUPPORT
SECTION A SEPARATOR
6 / 12

5 / 10
5 / 10

PLAYWOOD 12 MM

U-HEAD JACK

ELEVATION
PEKERJAAN KOLOM

1 2

Pemasangan steck besi kolom dengan panjang Penyambungan besi stek dengan
penjangkaran minimum 40D. tulangan kolom yang telah dipabrikasi.

3 4

Foot of
column

Untuk menjamin ketepatan kolom Pemasangan bekisting kolom. Harus


pada as-nya, dibuat sepatu kolom. diperiksa kelurusan dan vertikalitasnya.
DETAIL PEKERJAAN KOLOM

Bekisting kepala kolom dipasang


Sabuk bekisting dari besi bersamaan dengan bekisting kolom

Bekisting kepala kolom setelah


Support untuk sepatu kolom bekisting kolom dibongkar
BEKISTING KOLOM KONVENSIONAL
VISUALISASI KOLOM DAN BEKISTING
Metode Pemasangan Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat.

Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat. Sebelum pemasangan perancak dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk
menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel (penurunan) akibat pengecoran pelat lantai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :
1. Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam pembigestingan pelat lantai dan balok.
2. Elevasi dasar atas begisting pelat lantai adalah = El. LT II - (tebal spesi + keramik) - tebal pelet beton
3. Elevasi dasar atas begisting Balok lantai adalah = El. Dasar atas begisting pelat - (tinggi balok - tebal pelat)
4. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
5. Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
6. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
7. Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor
8. Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan
9. Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada pelat beton
10. Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
11. Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
12. Lakukan pemasangan pembesian pelat
13. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar
14. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-
beban lainnya
15. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
16. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan
biaya yang efisien.
17. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
18. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting
Bekisting untuk Sloof Balok, Tatacara Pelaksanaan

Bekisting untuk Sloof Balok. Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang diinginkan sesuai gambar,
bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan
ketentuan sebegai berikut
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-
beban lainnya
3. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya
yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
6. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton
7. Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal
Bekisting untuk Kolom beton, Metode Pelaksanaan

Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini
menggunakan multiplek tebal 12 mm dan diberi tembiring usuk siku 50.50.5 & stut menggunakan pipa support sebagai penyangga
bekisting dan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-
beban lainnya
3. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya
yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
6. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton
7. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol kelurusan antar kolom dan kelurusan vertikal dengan 2 sisi yang berbeda
menggunakan lot grafitasi atau pesawat theodolit
Metode Pelaksanan Pekerjaan Bekisting untuk Poer beton

Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini
menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut :

Metode Pelaksanan Pekerjaan Poer Beton

1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-
beban lainnya
3. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya
yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
6. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton
7. Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal
DESAIN BEKISTING BALOK

H Beam dimensi < 70 cm, menggunakan kowel/penjepit bagian bawah

b = 30-40 cm
Kayu Balok 5/7

Kayu Balok 5/7


Setiap jarak 60 cm
H < 70 cm
Bekisting Bawah
Plywood Plywood 12 mm

Siku setiap 60 cm
1/2b 1/2b kayu 6/12 setiap
90 cm
Kayu 6/12
Kayu Balok 5/7 Kowel 16 mm

variable
Jarak 60 cm
U head

Scaffolding
T Frame
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT

1 2 3

Pipe support
Scaffolding

Detail pemasangan bekisting dan perancah


Pemasangan besi tulangan dan bekisting
Pemasangan bekisting multipleks untuk
balok
plat lantai

4 5 6

Pengecoran balok dan plat lantai


Install besi tulangan untuk plat lantai menggunakan Concrete Pump. Beton Finishing pengecoran plat lantai
dipadatkan dengan vibrator menggunakan Trowel.
PEKERJAAN BEKISTING BALOK DAN PLAT
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT
Besi Manual Besi prefab

Besi Manual

Besi prefab

1. Pemasangan besi balok dengan cara di prefabrikasi pada sebagian balok induknya.
2. Besi tulangan utama balok dirangkai di bawah lengkap dengan sengkangnya dibuat parsial pada as kolom
tulangan extra di pasang belakangan.
3. Besi balok di rangkai di angkat dimiringkan kemudian di masukkan ke sengkang kolom sesuai posisinya .
METHODE BEKISTING PLAT LANTAI

KONVENSIONAL

KONVENSIONAL
METHODE BEKISTING PLAT LANTAI

A-A

U – HEAD JACK

SCAFFOLDING 170 cm
JARAK 90 cm

BASE JACK

CATATAN :
UNTUK PERMUKAAN TANAH DASAR
YANG TIDAK RATA (BERGELOMBANG)
FUNGSI BASE JACK DIGANTI DENGAN
U-HEAD JACK YANG DIPASANG TERBALIK
DAN MENCENGKAM BALOK KAYU YANG
DIPASANG MEMANJANG
METHODE BEKISTING BALOK

A-A

U – HEAD JACK

SCAFFOLDING 170 cm
JARAK 90 cm

BASE JACK

CATATAN :
UNTUK PERMUKAAN TANAH DASAR
YANG TIDAK RATA (BERGELOMBANG)
FUNGSI BASE JACK DIGANTI DENGAN
U-HEAD JACK YANG DIPASANG TERBALIK
DAN MENCENGKAM BALOK KAYU YANG
DIPASANG MEMANJANG
LANGKAH 1

- MELETAKKAN LANGKAH 3
LANGKAH 4
BASE JACK - PASANG JOIN PIN
- PASANG LADDER - PASANG CROSS
-FRAME
PERKUAT DENGAN - PASANG
HEAD PERI GIRDER
JACK
CROSS BRACE GT. 24
LANGKAH 2

- PASANG MAIN
-FRAME
PERKUAT DENGAN
CROSS BRACE
LANGKAH 5 LANGKAH 7
- PASANG TIMBER - PASANG
SIDE FORM
LANGKAH 8

LANGKAH 6 - PASANG BEAM


- PASANG BOTTOM -CLAMP
STRONGER BE
FORM
GAMBAR MACAM/JENIS SPARING M/E
SHAFT PADA BALOK SHAFT PADA PLAT

SHAFT PADA BALOK SPARING PADA DINDING BETON


PERHITUNGAN WAKTU PEMBONGKARAN BEKISTING

Berdasarkan pengalaman, kami merencanakan untuk membongkar bekisting baik untuk lantai dan balok pada umur beton 21 hari dengan dasar

perhitungan seperti dibawah ini :

A. DATA TEKNIK

1. Tebal Plat Beton : 12 cm

2. Berat Jenis Beton : 2400 kg / m³

3. Berdasarkan pada PBI 1971 hal 34 tentang perbandingan kekuatan beton pada beberapa umur beton setelah pengecoran

Umur Beton 3 7 14 21 28

% Kekuatan Beton 0,4 0,65 0,88 0,95 1,00


`

B. LATAR BELAKANG PERHITUNGAN.

1. Struktur Beton telah didesain berdasarkan beban rencana dan mutu betonnya ( sudah kuat )

2. Jumlah luasan besi didalam penampang beton tergantung pada rencana mutu beton,

3. Jika mutu beton naik , semakin tinggi pula kekuatan tariknya ( sehinnga mengurangi kebutuhan tarik dari besi )

4. Ada hubungan yang hampir linier antara umur beton dengan kekuatan beton sebelum umur 28 hari ( lihat tabel diatas )

5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembongkaran bekisting tidak ditentukan oleh kandungan besinya tetapi ditentukan oleh perbandingan

beban kerja dan beban rencana dari umur beton


PENYELESAIAN MASALAH

1. Beban rencana tanpa faktor keamanan ( kondisi terburuk )


Berat dari beton plat ( 1 x 1 x 0,12 x 2400 ) : 288 kg/m’
Berat dari pasang keramik : 100 kg/m ²

Total beban Mati : 388 kg/m ²


Total beban hidup bentuk RS : 250 kg/m ²

Total beban Rencana : 638 kg/m ²

2. Beban Kerja.

Beban ini muncul karena berat dari tenaga kerja yang berada diatas plat beton yang bekerja untuk lantai berikutnya .
Bila diasumsikan berat dari Pekerja tersebut rata – rata 150 kg/m ² maka jumlah dari beban kerja dan berat plat beton tersebut
menjadi :
Berat dari beton plat ( 1 x 1 x 0,12 x 2400 ) : 288 kg/m’
Berat dari tenaga kerja rata – rata : 150 kg/m ²

Total beban Kerja : 438 kg/m ²

3. Perbandingan antara beban kerja dan beban rencana sebagaimana diperoleh dari perhitungan diatas

% perbandingan : ( 438 / 638 ) x 100 % = 68,7 %

4. Jika pembongkaran bekisting dilaksanakan pada umur beton 14 hari dan 21 hari, maka kita mendapatkan kekuatan beton sekitar
88% terhadap beban rencana terhadap beban rencana untuk umur beton 14 hari dan 95 % untuk umur beton 21 hari sehingga

Safety Faktor menjadi : - untuk umur ( 14 hari ) : 88 % = 1,28


68,7 %

- untuk umur ( 21 hari ) 95 % = 1,38


68,7 %
5. Walaupun demikian untuk menjaga keretakan beton akibat beban mendadak , beton plat dan balok perlu disupport sampai umur 28
hari
SUMUR RESAPAN

Pembuatan sumur resapan


- Galian Tanah
- Pasang Buis Beton
- Cover Beton
- Lapisan pasir, koral, split, batu belah, dan Ijuk pada sumur resapan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton (Pondasi Setempat, Sloof Beton, Kolom Beton, Balok Beton, Plat Lantai dan Tangga
Beton) adalah sebagai berikut :

1. Persiapan
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja, antara lain : readymix, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek, paku, minyak
bekesting, balok, kaso, dll.
e. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well, theodolith, waterpass, meteran,
gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2. Pengukuran
a. Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan,
ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.
b. Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan
dikerjakan.
3. Fabrikasi besi tulangan
a. Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan
membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
b. Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
c. Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
d. Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
e. Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang
waktu untuk saat akan dipasang.
f. Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.
g. Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru setelah itu dilanjutan dengan pembesian
tulangan.
4. Fabrikasi bekesting
a. Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena
angkutan bekesting menjadi dekat.
b. Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat menggunakan multiplek atau
pasangan batako :
c. Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi.
d. Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat baik.
e. Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.
f. Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan
bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :
g. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
h. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
i. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
j. Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak
lurus dan siku.
k. Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
l. Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
m. Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
5. Pengecoran beton
a. Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi
campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah
dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur menggunakan beton readymix dan setmix.
b. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
c. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan
oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
d. Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
e. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
f. Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan
vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
g. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

6. Curring Beton
a. Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
b. Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound
construction joint dicure dengan air.
c. Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
d. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
Pekerjaan Sloof
a. Besi sloof yang telah dipotong dan dirakit selanjutnya dipasang di atas pondasi.
b. Buat stek besi untuk sambungan besi kolom di sloof.
c. Bekisting sloof dipasang dengan skor kayu bekisting tiap 30 cm.
d. Sebelum pengecoran sloof, semua jarak dan ukuran dicek kembali oleh pengawas. Baik itu jumlah dan jarak tulangan maupun
ukuran sloof lantai.
e. Sloof lantai dicor dengan campuran semen pasir dan kerikil. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat concrete mixer.
Terlebih dahulu pasir dengan kualitas baik yang rendah kadar lumpurnya dicampur dengan kerikil. Setelah itu ditambahkan
semen dan dicampur rata lalu terakhir ditambahkan air.
f. Bila campuran telah rata lalu dituang ke bak pencampuran dan diisi ke ember campuran untuk diangkut dan dituang ke
bekisting sloof lantai.
g. Rencana pengecoran sloof lantai hinga bekistingnya dilepas adalah selama 2 minggu
Pekerjaan Kolom Beton
a. Diawali dengan pekerjaan pembesian kolom. Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk
(jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule). Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk)
besi harus menggunakan piringan tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika
menggunakan metode sangkar). Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan.
b. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan gambar kerja.
c. Setelah itu besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan menyambung tulangan stek yang terdapat pada sloof. Buat
garis sipatan batas beton kolom pada lantai beton tempat bekisting kolom akan didirikan. Pastikan semua pembesian berada di
dalam garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang
memadai. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting/mould oil sebelum didirikan.
Jangan lupa dilakukan pengecekan kembali terhadap instalasi yang masuk dalam struktur kolom. Baik itu instalasi pembuangan
ataupun instalasi elektrikal. Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, Form Tie, Steel
wale dan Adjustad support dipasang. Kelurusan bidang bekisting dinding/kolom dicek dengan bantuan unting-unting, waterpas
dan alat ukur. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas
bekisting dinding/kolom.
d. Setelah bekisting kolom dan tulangannya telah siap, dilanjutkan dengan pencampuran beton sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
e. Pencampuran beton dengan menggunakan concrete mixer. Terlebih dahulu pasir dengan kualitas baik yang rendah kadar
lumpurnya dicampur dengan kerikil.
f. Setelah itu ditambahkan semen dan dicampur rata lalu terakhir ditambahkan air. Bila campuran telah rata lalu dituang ke bak
pencampuran dan diisi ke ember campuran untuk diangkut dan dituang ke dalam bekisting kolom.
g. Dibutuhkan waktu paling kurang 2 minggu sebelum beton mengering dan bekisting kolom bisa dilepas.
Pekerjaan Ring Balok
a. Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian
kolom.
b. Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi
sesuai BBS (Bar Bending Schedule). Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan tekuk/ roller
sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).
c. Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai
jumlah dan ukurannnya dengan gambar kerja.
d. Besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan menyambung tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan
semua pembesian berada di dalam
e. garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah
f. terpasang “beton decking” yang memadai.
g. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting/mould oil sebelum didirikan.
h. Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad support
dipasang.
i. Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting-unting, waterpas dan alat ukur.
j. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting
dinding/kolom.
Pekerjaan Plat Beton
a. Menyiapkan shop drawing sebelum memulai pekerjaan
b. Material panel-panel bekisting yang telah difabrikasi diperiksa dan dipasang sesuai dengan kode-kode yang ada di dalam shop
drawing.
c. Material dari bekisting balok/pelat harus dilapisi oli bekas (non-expose) atau mold-oil & form-oil (expose). Untuk bekisting
bekas harus telah di treatment (dirawat) secara memadai hingga layak dipakai kembali.
d. Jarak scaffolding, jarak horibeam, stood-stood harus sesuai dengan shop drawing.
e. Mengecek jarak formties dan bracing pada balok yang cukup tinggi (tergantung dimensi).
f. Periksa posisi sparing kebutuhan M&E sesuai dengan shop drawing.
g. Memastikan ukuran dimensi bekisting balok dengan meteran.
h. Mengecek elevasi pelat lantai dan balok dengan alat ukur, apakah telah sesuai dengan gambar kerja dan apakah ada perbedaan
elevasi antara pelat satu dengan lainnya.
i. Mengecek ketegakan sisinya dengan siku logam/unting-unting.
j. Mengecek kelurusan bekisting dengan tarikan benang pada balok, terutama pada balok tepi, sisi bekisting harus sejajar tarikan
benang.
k. Pada balok dan pelat, periksa kerapatan sambungan/pertemuan ditutup dengan sealtape/busa atau sejenisnya.
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Praktis dan Balok Latei

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Praktis dan Balok Latei

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan balok latei.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji,
unting-unting, benang, selang air, dll.

Pengukuran
1. Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom beton
praktis dan balok latei.
Fabrikasi besi tulangan
1. Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar kerja yang telah disetujui.
2. Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
3. Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan pada saat akan
dipasang.
4. Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi stek existing, terlebih dahulu
dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
Fabrikasi bekesting
1. Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan dengan
menggunakan kaso.
2. Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
3. Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan dimensi dibuat sesuai ukuran
gambar kerja.
4. Pasang perkuatan/support pada bekesting.
5. Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk pengecekan.
6. Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengecoran beton
1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah
sesuai rencana.
2. Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.
3. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran, adukan beton diratakan dan
dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.
CURING / PERAWATAN BETON

Setelah bekisting kolom dibuka curing dapat dilakukan


Kondisi kolom agak mengering
Curring dilakukan dengan melakukan penyemprotan
curing compound
Curing juga dapat dilakukan dengan menutupi
permukaan kolom dengan terpal/ kain karung basah
SLUMP TEST
1. Pengisian kerucut Abrams dilakukan 3 tahap
dimana tiap tahap untuk mengisi sepertiga tinggi
kerucut.
2. Pemampatan dengan merojok adukan beton
sebanyak ± 25 kali menggunakan besi untuk tiap
tahap pengisian kerucut.
3. Ratakan permukaan kerucut

4. Bersihkan bagian alas bawah kerucut


5. Tekan pegangan kemudian angkat kerucut
6. Ukur tinggi penurunan yang terjadi pada adukan
beton
GENERATOR SET

I. Pembuatan rumah genset


- Pasang dinding batu bata
- Plesteran dinding + acian
- Lantai screed finish acian
- Rangka atap baja ringan
- Genteng metal
- Pintu menggunakan plat baja
PEKERJAAN GENTENG METAL
Umum
1. Dalam hal penggunaan kaso dan reng pemasangan genteng metal tidak berbeda dari pemasangan genteng lainnya.
2. Perbedaan prinsip adalah pemasangan genteng di mulai dari atas ke arah bawah.
3. Perakitan antara genteng yang satu dengan lainnya menggunakan paku anti karat.
4. Mengikuti bentuk atap dengan mudah karena terbuat dari galvanil campuran aluminium yang fleksibel.
5. Walaupun terbuat dari metal tetapi sangat ringan yaitu 1/6 berat genteng beton ± 7kg/m2, sehingga dapat
dipasang dengan sudut 12° sampai dengan 90°.

Perhitungan jarak reng :


1. Jika atap diakhiri listplank kayu, maka perhitungan reng dimulai dari bawah dengan overlap yang diinginkan
(disarankan 7cm) sehingga jarak reng pertama dari listplank adalah 36,5 - 7 = 29,5 cm.
2. Jika akhir atap diakhiri dengan talang datar, maka perhitungan reng dimulai dari atas.

Pelaksanaan
1. Pemasangan genteng dimulai dari atas agar jarak genteng tetap pada posisinya.
2. Pemakuan genteng pertama pada lekukan atas. Untuk yang kedua dan selanjutnya pada pertemuan atau
sambungan 4 buah genteng.
3. Lakukan pemasangan wall flashing.
4. Kemudian lakukan pemasangan nok atas persegi.
Metode ini menjelaskan pekerjaan-pekerjaan perbaikan untuk beberapa tipe cacat beton yang terjadi dalam
proses kontruksi.
1. Jenis –jenis cacat beton.
Cacat beton yang paling sering terjadi antara lain sebagai berikut:
1. Honeycomb
2. Retak lantai
3. Beton keropos dengan atau tanpa besi tulangan yang terekspose
4. Beton tidak rata atau menggelembung/bunting pada permukaan beton

2. Metode Repair
Perbaikan akan dilakukan oleh tim khusus. Metode perbaikan yang akan dilakukan akan tergantung dari
jenis cacatnya, yaitu sebagai berikut:
Honeycomb ( Pada ketebalan selimut beton )
Untuk honeycomb pada kolom/Core wall/Shearwall diajukan perbaikan dengan menggunakan
Material Khusus dan bahan injeksi polyurethene

Metode perbaikannya adalah sbb:


1. Bersihan daerah yang terjadi honeycomb, chipping apakah terlihat besi atau tidak, jika terlihat besi
ikuti cara perbaikan pada item 2.3, jika tidak terlihat besinya ikuti langkah – langkah dibawah ini :
2. Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan permukaan yang
padat.
3. Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan bahan khusus.
4. Tambal area yang terbuka bahan khusus.
5. Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.
2.2. Retak pada plat
2.2.1. Patching or Sealing (Metode penambalan)
Untuk retak-retak ringan ( lebar retak < 0.3 mm ) pada lantai beton diajukan perbaikan dengan
penambalan menggunakan Sikagrout 215 .
Metode perbaikannya adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan debu dan kotoran-kotoran pada daerah retak dan siram permukaan lantai dengan
air
2. Tambal retak pada lantai dengan menggunakan Sikagrout 215
3. Bahan Grout dapat dicampur hingga dapat mengalir (volume air sebanyak 4.25 lt unutk 1 sak
@25 kg) atau cukup agar bisa digunakan trowel (volume air sebanyak 2,75 liter untuk 1 sak
@25 kg)
4. Lakukan Curing dengan menggunakan Curing Coumpoun

2.2.2. Pressure Grouting/Injection (Suntikan)

Untuk retak dengan lebar > 0.3 mm, diajukan untuk dilakukan suntikan dengan menggunakan
Polyurethane untuk daerah kering, untuk daerah basah menggunakan Sika Intraplast Z.

Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:


1. Bersihkan daerah retak
2. Lakukan pengeboran dan pemasangan selang suntikan sepanjang retakan dengan jarak
specing 200mm.
3. Tambal retakan, terutama area –area sekeliling selang dengan Bahan tertentu.
4. Setelah 1 hari curing, dilakukan suntikan melalui selang yang terpasang.
5. Grouting menggunakan bahan SIKADUR-752 untuk daerah kering, untuk daerah basah
grouting menggunakan Sika Intraplast Z. Suntikan dilakukan dengan tekanan yang stabil.
Tekanan maksimum akan diberikan sekitar 1- 3 bar dan ditahan selama 1 menit.
6. Setelah selesai dilakukan suntikan, lepaskan selang injeksi, bersihkan permukaan.
2.3. Beton keropos dengan atau tanpa besi tulangan yang terekspose
2.3.1. Patching or Sealing (Metode penambalan)
Untuk beton keropos tanpa tulangan yang terekspose, diajukan metode patching(tambalan)
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan permukaan
yang padat.
2. Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan Sika Bond NV,
tunggu ± 30 menit.
3. Tambal area yang terbuka dengan Sika monotop 613
4. Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.

2.3.2. Pressure Grouting /Injection (Suntikan)

Untuk beton keropos dengan tulangan yang terekspose, diajukan metode Pressure Grouting
/Injection (suntikan) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan permukaan yang
padat.
Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan Sikabond NV.
Untuk area yang cukup besar :
1. Pasang bekisting dan cor kembali dengan Sikagrout 215 atau beton dengan mutu yang sama.
2. Untuk area yang kecil, sempit dan rapat dengan tulangan, diajukan metode sebagai berikut :
3. Sediakan agregat 20mm dengan kawat ayam dipasang sekililing area yang akan diperbaiki.
4. Tutup dengan bekisting, sediakan selang grouting ( inlet dan outlet ).
5. Tambal celah-celah pada bekisting dengan Plug bersetting cepat.
6. Lakukan curing selama 1 hari.
7. Lakukan suntikan dengan Sikagrout 215.
8. Berikan tekanan 1-3 bar dan tahan selama beberapa menit.
9. Selang grout dapat dipotong dan dilepaskan pada hari berikutnya.
2.4. Beton tidak rata atau
gelembung/bunting pada permukaan
beton ( Kolom, Slab, Beam, Shearwall
dan Corewall )

Untuk cacat ini, dilakukan metode


Trimming and Patching sebagai
berikut :
1. Area yang cacat ditandai.
2. Lakukakan hacking pada
permukaan beton yang tidak rata.
3. Ratakan dengan melakukan
penambalan menggunakan Sioka
Monotop 613.
4. Lakukan curing pada permukaan
yang diperbaiki.

Summary Metode Repair Beton dan


Material yang digunakan :
Pemasangan Carbon Wraping
Struktur beton yang diperkuat adalah struktur balokan yang menjadi tumpuan tiang kolom struktur
diatasnya dan balokan ini tidak dapat menopang beban struktur di atasnya, dalam kasus ini terdapat
kelemahan lentur dan geser secara bersamaan sehingga mengakibatkan lendutan dan pergeseran (balokan
melintir).

Dalam perhitungan hasil test uji konsultan struktur independen (yang ditunjuk pemilik gedung) disimpulkan
bahwa proyek ini telah mengalami kegagalan struktur pada banyak bagian, (hasil uji dan perhitungan "off
the record") namun merujuk pada anggaran dan permasalahan konflik antara kontraktor dengan pemilik
gedung maka pekerjaan dilaksanakan bertahap dan diutamakan untuk dilaksanakan perkuatan pada area
balokan pada as tertentu Kondisi balokan.
Maka diperlukan perbaikan dengan langkah sebagai berikut :

Injeksi beton ini dengan menggunakan material low viscosity epoxy resin grout tujuannya adalah sebagai
perbaikan beton yang mengalami retak untuk diikat kembali, dan beton yang remuk akibat terjadinya
momen geser maka beton yang terpisah dilepas dari struktur dan selanjutnya dilakukan proses grouting,
dalam hal ini menggunakan material epoxy grouting untuk mencapai beton mutu tinggi atau high ultimate
strength.
Dan proses selanjutnya adalah pembersihan permukaan beton untuk dilakukan pekerjaan perkuatan
menggunakan serat karbon atau carbon fibre dan banyak yang menggunakan istilah kevlar untuk pekerjaan
perkuatan ini
Proses selanjutnya setelah persiapan permukaan beton dan pembersihan adalah

1. Priming atau proses aplikasi material primer sebagai media awal yang memiliki peran kekuatan rekat
sebuah material epoxy.
2. Aplikasi Encapsulation Resin
3. Pasang serat karbon atau carbon fibre atau kevlar pada permukaan beton
4. Aplikasi kedua Encapsulation Resin
PASANG PINTU PAGAR

Tahapan/Proses Pembuatan Pintu Pagar :

Pemilihan Desain
Pemilihan desain pintu pagar di sesuaikan dengan type rumah anda ,apakah rumah konsep minimalis atau klasik. Rumah minimalis biasanya mengunakan pintu
pagarmodel vertikal atau horizontal,sedangkan type klasik menggunakan model motif besi tempa. Rumah mewah dan indah saja tidak cukup, untuk lebih nyaman
dan aman maka dibuatlah pintu pagar.
Besi hollow Galvanize
Keunggulannya: tahan terhadap karat/korosi,bisa dicat
Kekurangan: harus memakai cat dasar khusus karena bahan galvanized dalam waktu lama cat mudah terkelupas
Proses pemotongan bahan
Proses pemotongan bahan disesuaikan dengan bentuk pintu pagar yang dipilih
Proses pengelasan
Proses pengelasan harus las full dan menggunakan las listrik sehingga lebih kuat dan kokoh
Penghalusan pintu pagar
Proses penghalusan menggunakan grinda dan ampelas, dibuat agar permukaan halus dan sesudah itu di dempul
Proses pengecatan
Pengecatan dasar menggunakan cat anti karat sincromate,tahap kedua pengecatan dengan cat warna dulux weathershield gloss sehingga hasil warna dan kilau
indah sempurna,terlindung dari cuaca tropis indonesia,cat tidak mudah terkelupas. Pengenceran 5-10% dengan thiner dan masa pengeringan 1 jam sebelum
lapisan berikutnya,selanjutnya warna clear gloss.
Pemasangan
Apabila pintu beban nya berat penggunaan roda menggunakan roda double bearing dan rell yang digunakan tidak hanya besi siku tetapi ditambah besi as sehingga
jalannya roda lebih mudah,
Metode Pelaksanaan Pemasangan U-DITH / Box Culvert pabrikasi dibagi dalam beberapa tahap :

Tahap I : Pengangkutan Produk

1. Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangan nya hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari

kerusakan akibat penanganan yang tidak benar.

2. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan Produk U-Dith atau Box Culvert dengan menggunakan Truck Crane ,maka diperlukan

tali sling, yang manadiikatkan pada lifting hole yang terdapat pada sisi U-Dith atau Box Culvert.

3. Penumpukan / PemuatanPenumpukan Posisi Produk U-Dith atau Box Culvert antara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar

Agar posisinya rata dan untuk menghindari kerusakan, antara lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi balok kayu.

4. Pemuatan di truck Produk Box Culvert diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck
Tahap II : Pemasangan U-DITH Box Culvert

1. Produk U-Dith atau Box Culvert diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana dengan menggunakan Truck

Crane.

2. Box Culvert diletakkan secara perlahan di dasar galian yang telah diberi urugan pasir setebal 10 cm dan lantai kerja setebal 5 cm.

3. Semua U-Dith atau box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika box culvert

berada diatas galian, jika terjadi kerusakan U-Dith atau box culvert segera diganti.

4. Untuk U-Dith atau box culvert dengan kemiringan antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak terjadi pergeseran U-Dith atau box culvert ,

maka pada sambungan harus

diberi angkur dari betonyang ditanam pada kedalaman minimal 50cm dibawah sambungan.

5. Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada U-Dith atau box culvert

dan lapisan jungnya harus dibuat halus.


METHODE KERJA GRILL BETON ( PRA CETAK ) PENUTUP SALURAN

DI BAUT

MINYAK BESI
1. BUAT CETAK DARI BAHAN BAJA
SAMBUNGAN KEEMPAT SISI MENGGUNAKAN 2. FABRIKASI PEMBESIAN
3. SEBELUM BESI DIMASUKAN CETAKAN BAJA
BAUT / MUR DIPOLES DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK
SUPAYA PEMBONGKARAN LEBIH MUDAH

5. PENGECORAN BETON 6. PENUTUP SALURAN BETON SUDAH TERCETAK

4. BESI DIPASANG

7. TERPASANGAN DIATAS SALURAN


 Menggali tanah biasa dengan ukuran 1,10 x 1,10 m, dengan ketinggian 0,98 m di titik rencana pembangunan pilar 35 x 35 cm (lihat gambar
kerja);
 Pemasangan cerucuk dolken diameter 8-10 cm sedalam 1,00 m dengan terdapat 16 buah cerucuk per pondasi (4 baris kali 4 kolom),
cerucuk tersebut saling dihubungkan dan diikat dengan ijuk;
 Setelah cerucuk dan ijuk terpasang, diurug kembali dengan tanah sampai pada kedalaman pondasi 0,85 m;
 Pasir urug darat ditebar dengan tebal 5 cm sebagai alas / lantai kerja untuk pembuatan pondasi pada pilar rencana 35 x 35 cm (lihat gambar
kerja);
 Bekisting yang digunakan adalah triplek uk. 4 ft x 8 ft x 9 mm dan reng uk. 3 x 4 x 400 cm (KRC basah);
 Tulangan pembesian yang digunakan adalah besi polos Ø 8 mm untuk sengkang tulangan dengan jarak 20 cm dan besi polos Ø 10 mm untuk
tulangan pokok sebanyak 8 (delapan) buah (lihat gambar kerja). Besi yang digunakan adalah besi standart SNI;
 Cor beton untuk pembuatan pondasi adalah cor beton dengan spesifikasi beton mutu f'c = 19,3 MPa (K225), slump (12±2), w/c = 0,58
sebelum sebelum pengecoran dimulai tulangan pembesian dengan bekisting diberi beton deking agar saat pengecoran, tulangan pembesian
tidak menempel pada bekisting cetak dan pembukaan/pembongkaran bekisting cetak sesuai dengan ketentuan pembongkaran bekisting cor
beton yang berlaku;
 Setelah pondasi terpasang, dilakukan urugan kembali galian kedalam ruang kosong didalam pondasi;
 Tanah yang tersisa dilakukan pengurugan bekas galian kelokasi dalam RTH yang membutuhkan tanah urugan;
 Untuk bekisting cetak cor beton yang digunakan adalah triplek uk. 4 ft x 8 ft x 12 mm dan reng uk. 3 x 4 x 400

cm (KRC basah) yang dibuat sesuai dengan ukuran kolom (untuk panjang, lebar dan tinggi, lihat gambar kerja);

 Tulangan pembesian yang digunakan adalah besi polos Ø 8 mm untuk sengkang tulangan dengan jarak 20 cm dan

besi polos Ø 10 mm untuk tulangan pokok sebanyak 4 (empat) buah Besi yang digunakan adalah besi standart SNI.

 Cor beton untuk pembuatan kolom adalah cor beton dengan spesifikasi beton mutu f'c = 19,3 MPa (K225), slump

(12±2), w/c = 0,58 sebelum sebelum pengecoran dimulai tulangan pembesian dengan bekisting diberi beton

deking agar saat pengecoran, tulangan pembesian tidak menempel pada bekisting cetak dan pembukaan /

pembongkaran bekisting cetak sesuai dengan ketentuan pembongkaran bekisting cor beton yang berlaku;
 Pasangan batu bata dengan tebal 1/2 bata campuran spesi 1 PC : 2 PP, untuk teknis selimut kolom 16 x 16 cm untuk

pilar 35 x 35 cm pemasangannya harus dibantu dengan benang sebagai alat bantu kerja agar pemasangan batu

bata dapat tegak lurus sesuai dengan gambar kerja;

 Setelah dipasang batu bata, permukaan pasangan batu bata diplester dengan t. 15 mm ad. 1PC : 3 PP dan

finishing penutup pasangan plester dengan acian dan dicat sebanyak 3 lapis tanpa plamir untuk toping pilar 35x35

dan bagian pilar yang tidak dilapis andesit;

 Untuk permukaan yang berlekuk, diplester dengan plesteran skoning ad. 1 PC : 2 PP pada toping pilar 30x30;

 Pada bagian pilar yang akan dilapisi batu alur andesit, sebelumnya diberi spesi plesteran 1 PC : 3 PP setebal 15 mm,

kemudian dilapisi batu alur andesit ukuran 10 x 10 cm;

 Setelah terpasang, batu alur andesit tersebut dicoating.


 Pemasangan pagar precast beton ini terdapat di DPP 02 - DPP 01 RTH yang berbatasan dengan rumah-rumah

warga (lihat gambar kerja).

TENAGA
 Pekerja
 Tukang Batu
 Kepala Tukang Batu
 Mandor / Pengawas

BAHAN
 Kayu KRC Basah, Kaso uk. 5x7x400 cm (3 Batang)

PERALATAN
 Trackel
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. RENCANA POSISI PASANGAN BATA 2. BUAT TIANG KAYU / PROFILAN PADA


SESUAI SHOP DRAWINGS KOLOM-KOLOM STRUKTUR DENGAN
POSISI SEPERTI GAMBAR DI BAWAH INI

• PROFIL KAYU HARUS


LURUS DAN DISERUT
PADA KEEMPAT SISI
• CHECK POSISI
KETEGANGAN KAYU
BATU BATA
BATU BATA
DENGAN WATER PASS
• BUAT SKALA PADA
PROFIL YANG
TERPASANG TERSEBUT
• KETINGGIAN / SKALA
ANTARA PROFIL HARUS
SAMA BAIK ELEVASI
MAUPUN JARAK ANTARA
SKALA
• PROPIL KAYU HARUS
KUAT / TIDAK BOLEH
BERGERAK / BERGESER
SELAMA PEK. PAS. BATA
BERLANGSUNG

AS BANGUNAN AS
3. HUBUNGAN SKALA PADA PROFIL
TERSEBUT YANG SAMA ELEVASINYA
DIUSAHAKAN JARAK ANTARA SKALA
POTONGAN A - A
SETIAP KELIPATAN 3 LAPIS BATA

KOLOM
PROFIL KAYU
POSISI BENANG
PROFIL KAYU
.
KOLOM

A
BENANG NILON

TAMPAK

As

Tiang kayu Benang nylon


DENAH As bangunan
4. BILA BENTANG ANTAR KOLOM > 4 M HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
DIUSAHAKAN DITENGAH – TENGAH
BENTANG TERSEBUT DI PASANG 1. SEBELUM DI PASANG BATA HARUS DIRENDAM
KOLOM PRAKTIS SAMPAI JENUH AIR
5. PENGECORAN KOLOM PRAKTIS 2. PASIR YANG DIGUNAKAN DI AYAK DAHULU
DILAKSANAKAN SETIAP KETINGGIAN UNTUK MENDAPATKAN GRADASI MATERIAL
1 – 1.5 M YANG SERAGAM
6. PASANGAN BATA HANYA BISA DILAKSANAKAN 3. AIR YANG DIGUNAKAN HARUS BEBAS DARI
SETELAH KOLOM PRAKTIS SELESAI DI COR PENGARUH ASAM
4. POSISI PASANGAN BATA ANTAR LAPISAN
HARUS ZIG – ZAG

ALAT YANG DIGUNAKAN :

1. SARINGAN PASIR
BESI 2. SENDOK ADUKAN
DI COR 3. CANGKUL
BEKISTING 4. BENANG NYLON
5. PROFIL KAYU
6. EMBER
1m
KAPASITAS PRODUKSI :
17.5 M2/HARI
1. 2 TUKANG
2. 1 KENEK

Lo > 4 m
PELAKSANAAN
1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 5 pasir pasang.
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada
gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1pc : 2 pasir pasang.
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
4. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian
disiram air.
5. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta
dibersihkan.
6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor
kolom praktis.
7. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
8. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
9. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
10. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh
digunakan.
11. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu
finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
FLOW CHART PASANGAN BATU BATA

START

PEKERJAAN PENGUKURAN
DAN
PEMASANGAN PROFIL

HUBUNG ELEVASI YANG SAMA PADA


PROFIL DENGAN BENANG

CATATAN.
SEBELUM DIPASANG BATA HARUS
PASANG BATA DICELUP ATAU DIRENDAM DALAM
AIR

PASANG ANGKUR SETIAP 3 LAPIS


BATU

LO > 4
PASANG KOLOM PRAKTIS
BENTANG
ILO

LO < 4

FINISH
PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACI

1
1M
PAKU BESAR

KEPALAN
PAKU BESAR TITIK KEPALAN A B

METERAN

A
BENANG LOT

C D
LOTAN

BENANG LOT
GAMBAR 1 GAMBAR 3
DINDING TEMBOK

1M
BIDANG PLESTERAN

A B
1 JIDAR PENGGESEK
A=C

C METERAN

D
LOTAN C

GAMBAR 4
POTONGAN 1-1 GAMBAR 2
BIDANG PLESTERAN
1 4 Jidar kayu jati
Roskam kayu

Basahai pasangan bata yang suadah jadi dengan air


Ratakan plester dengan jidar kayu

2 5

Lakukan pekerjaan plester , sesuai dengan kepalaan plester Lakukan pekerjaan acian
yang telah disiapkan

6
3

Ratakan plesteran dengan jidar aluminium


Ratakan permukaan acian dengan kertas semen
KETERANGAN HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Buat titik kepalan plesteran minimal pada 1. Sebelum plesteran di mulai dinding pasangan
dua titik bata disiram dahulu menggunakan air agar
( misal titik A dan B ) dinding bata menjadi jenuh
2. Buat titiki bantu kepalan antara A-B dengan 2. Pengamprotan spesi plesteran berjalan dari
jarak 1 m bawah ke atas
3. Proyeksikan ketebalan titik kepalaan A dan B 3. Jarak antara kepalan maksimal 1 m
ke C 4. Jidar yang dipakai harus rata, lurus dan tidak
dan D. boleh melengkung dan lebih panjang dari jarak
antar kepalaan
4. Buat titik – titik bantu kepalan antara A-C
dan B- D 5. Pasir yang digunakan harus diayak agar
memperoleh gradasi material yang seragam
( secara vertikal )
6. Air tidak boleh mengandung zat kimia atau
5. Hubungkan titik – titik kepalan secara asam / garam
vertikal
6. Diamkan kepalan terdebut minimal 1 hari
supaya mengering
7. Kamprotkan adukan spesi antara dua kepalan ALAT YANG DIPERGUNAKAN
8. Ratakan dengan jidar dan finish dengan
roskam
KAPASITAS PRODUKSI 1. Saringan 5. Ember 9. Selang
Air
20 m² / hari 2. Cangkul 6. Jidar
1. 2 Tukang
3. Benang Lot + Lotan 7. Sendok Adukan
2. 1 Kenek
4. Meteran 8. Roskam
FLOW CHART PLESTERAN DAN ACIAN

START
A

BUAT TITIK BANTU


KEPALAAN MINIMAL 2 TITIK
BIARKAN JAUR KEPALAAN TSB
BERBEDA
MENGERAS

HUBUNGKAN 2 TITIK
KEPALAAN TERSEBUT DENGAN KAMPROTKAN ADUKAN SPESI
BENANG LOT PADA DINDING ANTARA DUA
KEPALAAN

ANTARA 2 TTK KEPALAN TSB


BUAT TTK –TTK KEPALAN LAIN RATAKAN DENGAN JIDAR DAN
DNG JARAK 1M ROSKAM

DENGAN CARA YANG SAMA


BUAT TTK –TTK BANTU
KEPALAN DR TTK KEPALAAN
TSB SECARA VERTIKAL
FINISH

HUBUNGKAN TTK – TTK


KEPALAN SECARA VERTIKAL
TSB DENGAN SPESI PLESTERAN
SEHINGGA MUNCUL GRS-GRS
VERTIKAL SPESI PADA DINDING
BATA

A
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

A. PLANNING

I. SHOP DRAWING :
a. MENENTUKAN SISA POTONGAN KERAMIK HARUS >½
BADAN KERAMIK.
b. MENENTUKAN NAD KERAMIK DINDING & LANTAI AGAR
BERTEMU & NAD KERAMIK SERAGAM.

c. MENENTUKAN SUPAYA PEREMPATAN KERAMIK BERTEMU.


d. MENENTUKAN TATA LETAK SANITAIR & FIXTURE :
HARUS DIPEREMPATAN / TENGAH BADAN KERAMIK.
e. MENENTUKAN TITIK AWAL PEMASANGAN KERAMIK.
f. MENENTUKAN EXPANTION JOINT MINIMAL SETIAP LUAS -
AN 12 M² - 16 M².
II. PERHITUNGAN RESOURCES ( SUMBER DAYA ) :

a. BAHAN YANG DIGUNAKAN :

- KERAMIK.
- SEMEN PC.
- AIR.
- ADDITIVE.

b. ALAT YANG DIGUNAKAN :

1. JIDAR ALUMINIUM.
2. BAK AIR ( EMBER ).

3. TEMPAT DUDUKAN / TATAKAN KERAMIK.


4. BENANG ATAU SENAR.
5. PALU KARET.
6. SENDOK SPESI.
7. WATERPASS.
8. SEKOP.
9. BUSA / SPON
10. KAIN / LAP BASAH.

c. TENAGA KERJA :

MENENTUKAN TENAGA KERJA YANG DIBUTUHKAN


SESUAI SKEJUL DAN VOLUME PEKERJAAN.
B. PELAKSANAAN :
1. SIAPKAN PERALATAN DAN BAHAN - BAHAN YANG
AKAN DIGUNAKAN.
2. PAHAMI GAMBAR KERJA, POLA PEMASANGAN DAN
LAIN - LAIN.
3. SORTIR KERAMIK AGAR MENGHASILKAN KESERAGAMAN : :
- UKURAN / DIMENSI.
- PRESISI.
- WARNA.
Jidar Aluminium

OK

OK
4. RENDAM KERAMIK YANG AKAN DIPASANG KEDALAM BAK
AIR ( EMBER ) SELAMA 1 JAM.

IN

OUT

CONTOH : BAK AIR


5. KERAMIK DIANGINKAN DENGAN CARA DILETAKAN PADA
TEMPAT DUDUKAN / TATAKAN KERAMIK, SETELAH PRO -
SES PERENDAMAN.

TEMPAT DUDUKAN / TATAKAN KERAMIK


6. TENTUKAN GARIS DASAR PASANGAN SERTA PEIL
DARI LANTAI.
PENENTUAN PEIL INI UNTUK SELURUH KESATUAN.

7. PASANG BENANG ARAH HORIZONTAL DAN VERTIKAL


PADA LANTAI SESUAI ELEVASI PADA SHOP DRAWING.

BENANG HORIZONTAL

BENANG
VERTIKAL

KEDUDUKAN BENANG HARUS DATAR DAN SIKU ,


APABILA DINDING YANG ADA ADALAH DINDING
KERAMIK, MAKA KEDUDUKAN NAD LANTAI HARUS
DISESUAIKAN DENGAN YANG ADA PADA DINDING.
8. PASANG KERAMIK SEBAGAI PASANGAN KEPALAAN ,
SEPANJANG GARIS DASAR YANG TELAH TERPASANG.

BENANG HORIZONTAL

BENANG
VERTIKAL

9. CEK KESIKUAN KERAMIK DENGAN BESI SIKU DAN


KERATAAN ELEVASI KERAMIK DENGAN WATERPASS.
BENANG HORIZONTAL

WATERPASS

BENANG
VERTIKAL

10. ISI BAGIAN / DAERAH PERMUKAAN LANTAI YANG LAIN -


NYA DENGAN ADUKAN / SPESI.

11. SETELAH ITU PASANG KERAMIK BERIKUTNYA SESUAI


POSISINYA SAMPAI SELESAI, USAHAKAN SUPAYA TIDAK
ADA LAS - LASAN.
12. JIKA KERAMIK SUDAH TERPASANG SEMUA, KETUK PER -
MUKAAN KERAMIK DENGAN PALU KARET UNTUK MENDA -
TARKAN / MERATAKAN PERMUKAAN KERAMIK SUPAYA
TIDAK RUSAK / CACAT.

13. SETELAH ITU CEK KERATAAN ELEVASI KERAMIK DENGAN


WATERPASS.

14. BERSIHKAN PERMUKAAN PASANGAN KERAMIK YANG


TELAH TERPASANG DENGAN KAIN / LAP BASAH SAM -
PAI BERSIH.

KAIN / LAP
BASAH

PASANGAN
KERAMIK
15. UNTUK MENGHINDARI NAIKNYA LANTAI ( MENGGELEM -
BUNGNYA LANTAI ) MAKA BUATLAH DELATASI.

DELATASI PER

3600
AS KOLOM

7200
PAS. KERAMIK LANTAI
30 X 30 CM
A A

3600
DELATASI PER
AS KOLOM
3600 3600
7200
POTONGAN A - A
NAD SEALANT
( 0,5MM )
KERAMIK 30 x 30 CM

DELATASI STEREFORM
( 10 MM )

SCREED

PLAT BETON

16. KEMUDIAN SIAPKAN ISIAN / BAHAN COR NAD PADA BAK


AIR ( EMBER ) DAN ADUKLAH HINGGA RATA.
17. SETELAH ADUKAN RATA , ISI SELA - SELA NAD DENGAN
BAHAN COR NAD DENGAN MENGGUNAKAN SENDOK
SPESI ( SEKOP ).

PENGISIAN NAD DILAKUKAN APABILA KEDUDUKAN


KERAMIK TELAH KUAT ATAU SPESI TELAH KERING.

18. KEMUDIAN RAPIKAN NAD TERSEBUT DENGAN CAPE.

CAPE

PASANGAN
KERAMIK

NAD KERAMIK
19. DIAMKAN DAN TUNGGU SAMPAI NAD TERSEBUT BENAR -
BENAR KERING.

20. SETELAH KERING, BERSIHKAN PERMUKAAN PASANGAN


KERAMIK YANG SUDAH DIPASANG NAD DARI SISA - SISA
BAHAN COR NAD DENGAN MENGGUNAKAN KAIN / LAP
BASAH SAMPAI BERSIH.

KAIN / LAP
BASAH

PASANGAN KERAMIK
Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plint Keramik

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plint Keramik adalah sebagai


berikut :

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint keramik.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : keramik plint 10x40 cm, semen PC,
pasir, semen grouting nat, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, gerinda, meteran, palu
karet, benang, dll.

Pengukuran
1. Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) pada dinding
yang akan dipasang plint keramik.

Pekerjaan pasang plint keramik dinding


1. Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bagian bawah jangan
diplester + aci dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.
2. Rendam plint keramik dalam air.
3. Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat
menggunakan acian.
4. Pada saat pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan keramik yang rata.
5. Cek kerataan pasangan plint keramik dengan waterpass.
6. Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.
METHODE KERJA
PASANGAN DINDING KERAMIK
METODE KERJA
PASANGAN DINDING KERAMIK
1. CARI CENTER LINE DARI DINDING a1 = a2 = d1 = d2 4. PASANG KERAMIK DENGAN POSISI SEPERTI GAMBAR
2. BUAT TITIK A DAN B DIMANA ELEVASI DIBAWAH INI, DIMANA C1 = C2
TITIK A = ELEVASI TITIK B SETINGGI UKURAN 5. BUAT KEPALAAN DARI KERAMIK SECARA HORIZONTAL
KERAMIK YANG AKAN DIPASANG DAN VERTIKAL
3. HUBUNGKAN TITIK A DAN TITIK B DENGAN 6. SELANJUTNYA PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK
BENANG NYLON MENGIKUTI ALUR KEPALAAN

D D'

d1 d2

A B A B
b1 b2
C1 C2

a1

CL
a2 .
CL
METHODE KERJA
PASANGAN DINDING KERAMIK
HAL –HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
D D' 1. SEBELUM DIPASANG KERAMIK HARUS DIRENDAM
DALAM AIR SAMPAI JENUH
2. PEMASANGAN KERAMIK HARUS URUT MENGIKUTI
KEPALAAN VERTIKAL YANG SUDAH DIBUAT
SISI BUANGAN SEBELUMNYA
SISI BUANGAN
A B
3. PASTIKAN TIDAK ADA CELAH / RONGGA PADA
A B SPASI ANTARA KERAMIK DAN TEMBOK DENGAN
C1 C2
CARA MEMUKUL-MUKUL KERAMIK SAMPAI DENGAN
BUNYI YANG SERAGAM DAN PADAT PADA SEMUA
BAGIAN
CL
4. PEMASANGAN DINDING KERAMIK DAPAT JUGA
DILAKSANAKAN DENGAN MENGGUNAKAN LEM
KERAMIK (TERGANTUNG PERMINTAAN SPEK)
5. PASIR YANG DIGUNAKAN HARUS DIAYAK DAHULU
7. PEMASANGAN LAPIS BERIKUTNYA SELALU DIMULAI UNTUK MENDAPATKAN GRADASI MATERIAL YANG
DARI TENGAH DINDING KE ARAH KIRI DAN KE ARAH SERAGAM
KANAN 6. GUNAKAN WATER PASS / JIDAR UNTUK MENGONTROL
8. DIHARAPKAN PADA POSISI – POSISI SUDUT TEMBOK KERATAAN PERMUKAAN KERAMIK YANG TERPASANG
MERUPAKAN DAERAH BUANGAN KERAMIK YANG 7. AIR YANG DIGUNAKAN TIDAK BOLEH MENGANDUNG
SIMETRIS ASAM (BEBAS DARI PENGARUH ASAM).
9. LEBAR SISA BUANGAN A = LEBAR SISA BUANGAN B

ALAT YANG DIGUNAKAN :


- CANGKUL
KAPASITAS PRODUKSI : 20 m2 / Hari
- 2 TUKANG
- SARINGAN AYAKAN - 1 KENEK
- SENDOK ADUKAN
- EMBER
- JIDAR
- BENANG
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Keramik

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Keramik adalah sebagai berikut :

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : keramik 20x20 cm dan ukuran lain yang dipersyaratkan dalam dokumen teknis,
semen PC, pasir, semen grouting nat, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass, benang, selang dan air.

Pengukuran
1. Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk kesikuan ruang, level tinggi keramik
dan star pemasangan dinding keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik


1. Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah terpasang.
2. Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
3. Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
4. Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
5. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
6. Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan perekat menggunakan acian.
Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah
dibuat.
7. Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan yang rata.
8. Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan keramik mudah pecah.
9. Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
10.Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan
pasangan keramik. Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.
FLOW CHART PEMASANGAN DINDING KERAMIK

START

PILIH SALAH SATU DINDING YANG


DIJADIKAN ACUAN AWAL

TENTUKAN CENTER LINE DARI


TEMBOK

BUAT KEPALAAN DENGAN CARA


MEMASANG KERAMIK DENGAN BIDANG
SIMETRIS TEGAK BERHIMPIT DNG CENTER
LINE

PASANG DINDING KERAMIK SELALU


DIMULAI DARI CENTER LINE DENGAN
DIBUANG KERAH KIRI DAN KANAN
BIDANG CENTER LINE

FINISH
PEKERJAAN COR NAD
a. Alat yang digunakan :
1. Busa/ spon basah atau kain/ lap basah.
2. Busa/ spon keras atau karet Hitam tebal 1.5 cm.
3. Sikat kawat.
4. Kawat yang ditekuk membentuk setengah lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau
dengan memakai kepala paku yang sesuai ukurannya.
5. Skrap.
6. Sapu.
7. Ember dan gayung.

b. Pelaksanaan :
1. Tentukan lahan keramik yang sudah berumur 3 s/d 4 hari & tentukan lahan yang
akan dikerjakan, sesuaikan dengan kapasitas tukang per hari.
2. Korek lubang alur nad keramik dengan sikat kawat sampai
3. sedalam ketebalan keramik atau 5 s/d 10 mm
4. Sapu/ bersihkan alur lubang nad & permukaan keramik dari kotoran dan spesi.
5. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
6. Tuang adonan semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan lantai
keramik yang luasannya telah ditentukan dengan tahapan per 3x3 meter.
7. Arahkan atau alirkan adonan tersebut tepat kemasing-masing alur nad
8. Tekan adonan acian yang sudah setengah kering pada posisi di atas masing-masing
alur nad,supaya meresap ke celah nad dan padat.
9. Bersihkan sisa-sisa adonan semen pada permukaan keramik tersebut dengan busa/
spon basah atau kain/ lap basah.
10. Ratakan alur nad dengan permukaan keramik, dengan cara menekan memakai alat
busa/ spon keras atau karet hitam tebal 1.5 cm.
11. Cekungkan alur nad tersebut dengan alat kawat yang sudah ditekuk membentuk
setengah lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau dengan memakai kepala paku
yang sesuai ukurannya.
12. Rapihkan pinggir keramik dengan memakai skrap, jangan sampai tertutup dengan
isian nad.
13. Setelah itu sapu / bersihkan seluruh permukaan keramik yang telah diisi nad.
Persiapan material.
Yang dibutuhkan adalah paku (biasanya paku beton) dan tali untuk acuan atau istilahnya tarik
benang, supaya dalam pemasangan batu alamnya nanti hasilnya rapi dan siku. Semen dan
pasir sebagai perekat, pelapis/coating untuk menjaga penampilan permukaan batu alam agar
tidak berlumut dan kusam. Dan tidak lupa, batu alamnya itu sendiri.

Keramik disamping Setelah diberi tanda, baru Hasilnya batu alam


adalah acuannya. dipotong sisinya. dengan sisi yang siku.

Karena batu alam bukan buatan pabrik maka pada persiapannya harus dibuat siku terlebih
dulu sisi-sisinya. Bisa memakai keramik yang siku sebagai acuannya.
Persiapkan lokasi kerja.
Untuk tembok yang masih baru atau belum diaci, bisa langsung tarik benang dan lanjut ke
pemasangan. Tetapi untuk tembok yang sudah jadi dan dicat seperti ini maka temboknya
harus dibobok terlebih dahulu atau dirusak/dibuat cacat.

Contoh : Lantai yang


Contoh : Tembok yang
dipasang batu alam.
akan dipasang batu
alam.

Hal ini supaya adukan semen nanti bisa menempel / menyatu dengan baik dengan lapisan
semen sebelumnya. Karena sebenarnya sifat cat dan semen tidak senyawa atau menempel
dengan baik.
Tarik benang sebagai acuan.
Ambil salah satu sisi yang siku untuk awal pemasangan, jadi batu alam yang utuh mulai
dipasang dari sana. Jangan lupa basahi dulu tembok sebelumnya, agar lapisan semennya agak
lembab dan lunak sehingga bisa menyatu dengan lapisan semen yang baru.

Paku acuan bagian atas.

Paku acuan bagian bawah.


Pemasangan.
Untuk pemasangan maju mundur maka pemasangan dimulai dari bawah
ke atas. Agar batu alam tidak merosot ke bawah, maka harus diberi
pengganjal.

Awal pemasangan batu alam Diberi pengganjal


Cara pemasangannya kurang lebih sama dengan cara pasang keramik. Setelah diberi lapisan
semen pada bagian belakang, batu alam lalu diletakkan pada posisinya dan diketuk-ketuk
dengan palu agar lapisan semennya menyebar dan menjadi padat/mengisi ruang kosong di
belakang batu alam tersebut.

Bersihkan sisa semen yang keluar

Batu alam diberi Disesuaikan tinggi Diketuk-ketuk


adukan semen pasir permukaannya, dengan palu agar
seberapa maju yang sesuai tinggi
diinginkan permukaannya

Pada proses ini biasanya ada semen yang berlebih dan keluar
melalui sisi samping keramik,cukup bersihkan kelebihan
semen ini dengan menggunakan kuas dan air. Batu alam lebih
rentan daripada keramik karena pori-porinya lebih besar.
Maka itulah, harus rajin-rajin dibersihkan agar tidak ada sisa
Agar cepat kering, diberi bubuk
semen yang meninggalkan noda nantinya. semen untuk menyerap kadar air
pada adukan
Pelapis atau coating.
Setelah selesai dipasang dan jika permukaan batu alam sudah agak kering, bisa langsung
dilapisi dengan cairan pelapis atau coating dengan kuas. Jika prosesnya memakan waktu
lebih dari 1 hari dan dalam kondisi hujan maka tutupi batu alam yang sudah terpasang
tersebut dengan terpal agar air tidak dapat masuk dan membasahi lapisan semen lagi. Jika
tidak, hal ini bisa menyebabkan lapisan semen lama mengering dan batu alam bisa lepas dari
posisinya. Bisa juga membuat penampilan batu alam menjadi kotor karena adanya semen
yang merembes keluar terbawa oleh air. Biasanya pelapisan diberikan sebanyak 3 kali agar
lebih bagus hasilnya dan tahan lama.

Bersihkan permukaannya dari sisa bagian sisinya


semen
Persiapan
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja, antara lain : Granit, semen PC, pasir, dll.
e. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, alat
potong, peralatan tukang dll.

Cara Pemasangan
1. Dasar plestern sebaiknya sudah rata, sehingga sangat membantu bagi hasil pemasangan yang rata.
2. Untuk:

Standard ukuran (istilah Tanpa nat, maka dianjurkan 3


umum kepalan) harus dibuat baris memanjang.
1 keping memanjang, jika
menghendaki pemasangan
yang nyaris.
Sistem pemasangan diharuskan kearah keluar atau samping, sehingga sisa potongan dapat diarahkan ke bidang luar (sama sekali
tidak dianjurkan pemasangan dari samping yang nantinya bertemu di tengah).

yang benar yang salah

1. Jika menggunakan semen campur pasir, maka dianjurkan campur 1:3 (semen pasir) yang sudah dibersihkan dari unsur
batu-batuan (diayak)
2. Jika menggunakan lem semen/semen instan, maka diatur sesuai standard yang diberikan oleh masing-masing pabrik
pembuat semen tersebut.
3. Menyusut kadar air harus sangat sedikit/ tampak agak kering, sehingga pada saat menyusut tidak beresiko terlalu banyak.

Bagian granite tile boleh diberikan campuran semen dengan air yang cukup kental.
Campuran semen dan pasir dibuat merata dipermukaan yang akan dipasang, disarankan menggunakan trawl.

1 2 3
Sebelum granite tile dipasang, maka bagian paling pinggir dari campuran semen pasir dibuang selebar 1-1,5 cm sepanjang granite
tile (untuk mengakomodasi tekanan ke samping dari kelebihan semen dan pasir).

Untuk pemasangan yang nyaris tanpa nat maka bagian samping dari granite tile yang sudah terpasang maupun yang akan dipasang
harus dibersihkan total, sehingga tidak ada material yang membentuk nat.
Saat dipasang diutamakan kerataan permukaan, dengan bantuan potongan granite tile sebagai patokan da juga water pass panjang.
Setelah terpasang bagus, maka permukaan granite tile tidak boleh disentuh/ diinjak selama 4 hari (untuk semen pasir) dan 2 hari
(untuk lem semen).
Jika memasang marmer dalam ukuran slabs, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Usahakan memilih marmer dalam kesatuan block, dengan nomor slab yang masih berurutan karena hal ini memudahkan untuk
mengatur motif urat pada waktu pemasangannya.
2. Dalam satu ruangan, kebutuhan marmer harus terpenuhi dengan slabs marmer dari block yang sama.
3. Utamakan memilih atau menyediakan marmer untuk ruangan yang terbesar, baru sisanya dipilih untuk ruangan yang lebih kecil.
Karena jauh lebih sulit untuk menyerasikan warna dan motif untuk ruangan yang besar.
4. Khusus cara memasang marmer dengan motif garis, seperti serpegiante, maka pemasangan slab no. 2 bukan di samping slab no.
1, tetapi di atas slab no. 1...slab no. 3 di atas slab no. 2 dst.
5. Gunakan coating marmer yan baik, untuk menjaga agar tidak timbul flek atau noda pada marmer yang terpasang.
6. Tidak disarankan, menggunakan pasir putih + semen putih, karena hal ini tidak ada faedahnya, hanya membuang-buang biaya.
7. Jika memasang marmer travertine dan yang sejenis, maka di sisi belakang atau bagian bawah harus di tutup serapat mungkin
menggunakan resin / lem putih + semen putih, karena travertine adalah batu yang banyak mengandung lubang-lubang kecil,
sehingga sering terjadi air semen masuk dan keluar dari lubang di atasnya, sehingga sisi luar kadang-kadang terlihat kotor.
8. Untuk memotong marmer disarankan menggunakan pisau yang tajam dengan merk yang terbaik. Hal ini untuk mendapatkan hasil
potong yang rapi. Pisau potong yang bagus adalah pisau potong yang tajam dan bukan pisau potong yang awet.
9. Untuk adukan mortar (semen + pasir) tidak boleh terlalu banyak air, karena setelah kering marmer akan kurang melekat terhadap
mortar tersebut (biasanya disebut kopyor / terdengar kosong jika diketuk).
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM DAN ACP
Mencakup semua pekerjaan pemasangan langit-langit (plafond) sesuai yang ditunjukkan pada gambar
kerja dan RKS.

Bahan:
1. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah papan kalsiboard dan Gypsum produk Jaya Board atau
setara.
2. Rangka Plafond menggunakan Rangka Hollow 40x40 mm dan 20x40 mm dengan ketebalan 0,7 mm
atau yang sesuai di persyaratkan.
3. Bahan list plafond dari gypsum uk. 70x70 atau sesuai yang dipersyaratkan.

Langkah Kerja:
 Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat penggantung/pengait rangka
plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau dak beton.
 Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan plafond yang rata
air.
 Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau lembaran
plafond dapat dipasangkan.
 Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir bahan penutup pada
setiap rangkaian rangka plafondnya.
 Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan base bond
dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup langit-langit .
 Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond dengan
cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.
A
MULAI

MARKING ELEVASI PASANG PANEL GYPSUM


DAN TITK PENGGANTUNG

PERBAIKI
RATAKAN SAMBUNGAN GYPSUM
TIDAK
CEK ELEVASI &
JARAK TITK

MARKING POSISI ACCESSORIES M/E


OK

PASANG PENGGANTUNG
DAN RANGKA TEPI
TIDAK CEK POSISI
ELEVASI & JARAK

TARIKAN BENANG ACUAN ELEVASI & OK


KELURUSAN PLAFOND
LUBANGI POSISI
ACCESSORIES M/E

PASANG RANGKA PLAFOND


PERBAIKI
FINISHING PERMUKAAN

TIDAK
CEK ELEVASI &
JARAK
PASANG ACCESSORIES M/E

OK

A SELESAI
PEKERJAAN PLAFOND GIPSUM
a. Peralatan Yang Digunakan
1. rol meter
2. benang
3. screw driver
4. ceiling net/ lakban
5. waterpass
6. amplas
7. hand sander
8. grit paper 150/120
9. kuas
10. rol cat

b. Bahan Yang Digunakan


1. panel gypsum
2. paku kait / penggantung
3. rod (penggantung rangka plafond)
4. hanger
5. clip adjuster (ex. boral type 223)
6. steel hollow
7. wallen cle profil l 20 x 20 mm/ moulding profil w
8. to/5 cross rail atau rangka utama (ex. boral type 201)
9. furing chanel atau rangka pembagi (ex. boral type 204)
10. locking clip (ex. boral type 210)
11. skrup ceiling
12. paper tape
13. compound
14. cat
15. plamur
TENTUKAN/MARKING ELEVASI PASANG PAKU KAIT PASANG PENGGANTUNG
PLAFOND DAN TITIK-TITIK PAKU
RANGKA PLAFOND
KAIT SESUAI SHOP DRAWING.

PASANG RANGKA TEPI TENTUKAN JARAK PASANG TARIKAN BENANG


PENEMPATAN KAIT SEBAGAI PEDOMAN PENENTU
PENGGANTUNG. KELURUSAN DAN KETINGGIAN
RANGKA PLAFOND.
PASANG RANGKA - PASANG RANGKA PASANG PANEL GYPSUM
UTAMA/TOP CROSS RAIL PEMBAGI/FURING CHANEL DAN SAMBUNGAN HARUS
TEPAT PADA RANGKA.
- CEK ELEVASI DAN JARAK
RANGKA PLAFOND.
- CEK SPARING, DUCTING
DAN PERLENGKAPAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PEKERJAAN PLAFOND GRC DAN GYPSUM
Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plafond Gypsum dan GRC

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plafond Gypsum dan GRC adalah sebagai berikut:

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 & 4/4, sekrup
gypsum, textile tape, compound, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda, gergaji
besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

Pengukuran
1. Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan selang air.
2. Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom dengan
ketinggian 1 m dari lantai.

Pasang rangka hollow


1. Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow pada bagian
tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
2. Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan menggunakan
paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan menggunakan sekrup gypsum.
3. Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
4. Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan tarikan
benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
1. Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah terpasang semua,
maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
2. Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
3. Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala sekrup hanya
masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
4. Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum menjalankan
mesin bor untuk memasukkan sekrup.
5. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
6. Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Finishing plafond gypsum dan GRC


1. Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di compound kemudian
digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
2. Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas halus.
3. Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond gypsum. Untuk List
plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan
compound jenis casting + lem.
A
MULAI

MARKING ELEVASI PASANG PANEL GYPSUM


DAN TITK PENGGANTUNG

PERBAIKI
RATAKAN SAMBUNGAN GYPSUM
TIDAK
CEK ELEVASI &
JARAK TITK

MARKING POSISI ACCESSORIES M/E


OK

PASANG PENGGANTUNG
DAN RANGKA TEPI
TIDAK CEK POSISI
ELEVASI & JARAK

TARIKAN BENANG ACUAN ELEVASI & OK


KELURUSAN PLAFOND
LUBANGI POSISI
ACCESSORIES M/E

PASANG RANGKA PLAFOND


PERBAIKI
FINISHING PERMUKAAN

TIDAK
CEK ELEVASI &
JARAK
PASANG ACCESSORIES M/E

OK

A SELESAI
TENTUKAN/MARKING ELEVASI PASANG PAKU KAIT PASANG PENGGANTUNG
PLAFOND DAN TITIK-TITIK PAKU
RANGKA PLAFOND
KAIT SESUAI SHOP DRAWING.

PASANG RANGKA TEPI TENTUKAN JARAK PASANG TARIKAN BENANG


PENEMPATAN KAIT SEBAGAI PEDOMAN PENENTU
PENGGANTUNG. KELURUSAN DAN KETINGGIAN
RANGKA PLAFOND.
PASANG RANGKA - PASANG RANGKA PASANG PANEL GYPSUM
UTAMA/TOP CROSS RAIL PEMBAGI/FURING CHANEL DAN SAMBUNGAN HARUS
TEPAT PADA RANGKA.
- CEK ELEVASI DAN JARAK
RANGKA PLAFOND.
- CEK SPARING, DUCTING
DAN PERLENGKAPAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Cat Dinding Emultion, adalah sebagai berikut:

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer, alkali (anti jamur), ampelas,
air , dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.

Pekerjaan pengecatan
1. Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan kuas.
2. Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
3. Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
4. Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat kawat atau gurinda
jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
5. Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-pori/lubang-lubang kecil dan
retak-retak halus tertutup.
6. Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan permukaan yang bersih/halus.
7. Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat). Apabila setelah disealer
timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan diampelas.
8. Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut. Kemudian dilakukan
pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.
9. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
LINGKUP PEKERJAAN

Persiapan permukaan yang akan diberi cat.


Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi, epoxy, enamel, dan cat manie, Polyurethane.
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan
yang sesuai dengan petunjuk Perencana.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

 Pekerjaan Langit-langit dan partisi gypsum board (kecuali Gypsum Tile).


 Pekerjaan Langit-langit Gypsum Water Resistant
 Pekerjaan Pasangan Bata
 Pekerjaan Kayu
 Pekerjaan Pintu dan Jendela

STANDARD

a. PUBI : 54, 1982


b. PUBI : 58, 1982
c. NI :4
d. ASTM : D - 361.
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K-41

PERSETUJUAN

Standard Pengerjaan (Mock-up)


Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
Contoh dan Bahan untuk Perawatan

 Menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada
bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formila cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat
dasar s/d lapisan akhir).

 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut
telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Direksi Lapangan, barulah pemborong melanjutkan dengan pembuatan
mock-up seperti tersebut diatas.

 Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas
minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas indentitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan, oleh pemberi tugas.
PELAKSANAAN

PEKERJAAN DINDING

 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yaang
ditentukan gambar.

 Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-retak dan Pemborong meminta
persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.

 Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan menggunakan Roller.

 Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan dengan finish texture spray paint, digunakan
Texture Finish Pasta texture dengan bahan dasar emulsi acrylic ini disemprotkan dengan alat penyemprot compressor.

 Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar digunakan plesteran 1 pc : 5 ps dengan pasir diayak halus,
disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran 1 pc : 5 ps yang rata. Setelah kering dan keras baru
disemprot dengan alkali resistance sealer dan dicat emulssi. Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis
dengan kekentalan sama setiap lapisnya.

 Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis
emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :

 Lapis I encer ( tambahan 20 % air )


 Lapis II kental
 Lapis III encer.

 Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch
number) yang sama.

 Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan
bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
PEKERJAAN CAT LANGIT-LANGIT

 Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gypsum board, pelat beton atau bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.

 Cat yang digunakan merk yang ditentukan dalam dokumen teknis, warna ditentukan perencana setelah melakukan
percobaan pengecatan.

 Plamur yang digunakan adalah plamur gypsum.

 Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal 13 kecuali tidak digunakannya lapis
alkali resistance sealer pada pengecatan langi-langit ini.

 Sambungan-sambungan gypsum board harus rata agar tidak terlihat sebagai retakan sesudah dicat.

PEKERJAAN CAT KAYU

 Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah kosen dan daun pintu panil, dan/atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.

 Cat yang digunakan adalah jenis Synthetic enamel, warna ditentukan perencana setelah melakukan percobaan
pengecatan.

 Bidang yang akan dicat diberi manie kayu merk Patna, warna merah 1 lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu
sampai lubang-lubang//pori-pori terisi sempurna.

 Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplass besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kwas.

 Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, tata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan
bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
PEKERJAAN FINISHING MELAMIC

 Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat didalam bangunan utama,
termasuk kosen, panil-panil lis-lis, railing kayu, pekerjaan interior dan mebel, plant, serta bagian-bagian lain yang
ditentukaan dalam gambar.

 Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu minyak dan kotoran yang mungkin melekat disitu.

 Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh permukaan kayu rata d an licin, tidak lagi
terdapat serat kayu yang tidak rata pada permukaan kayu tersebut.

 Apabila seluruh permukaaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan melamic wood filler secukupnya,
kemudian digosok dengan kain sampai halus dan rata.

 Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut, dihaluskan dengan amplas Duco yang halus, kemudian
debu bekas amplas tersebut dibersihkan.

 Pembuatan wood filler dilakukan dengan mencampur 10 bagian sanding sealer 4421-2917 dengaan bagian hardener
8873-0801 dan ditambahkan dengan talk secukupnya. wood filler diaplikasikan dengan kape sampai pori-pori tertutup
sempurna dengan diamplas Duco yang haluss untuk setiap lapisan.

 Pewarna dipakai dari produksi yang sama daya sebar mencapai 8 - 10 m2 perliter satu lapis. Warna akan ditentukan
kemudian oleh Perencana.

 Sanding sealer 421 - 2917 sebagai cat dasar dicampur dengan hardener 873-0802 serta diencerkan dengan thinner
803-0030. Perbandingan campuran adalah 10 bagian Sanding Sealer + 1 bagian hardener + Thinner secukupnya.
 Dibutuhkan 2 - 3 lapis cat dasar setiap lapisan haruss diamplas sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus dan
rata.

 Cat akhiran dipakai Plastofix 241 dengan 421-1512 ulasan Plastofix lapis 1 dengan rata dan sempurna dan amplas
sempurna kemudian ulasan Plastomix lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu diamplas.
Jenis Plastomix akan ditentukan kemudian oleh Perencana.
PEKERJAAN CAT BESI

 yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi
tulang-tulang dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar.

 Cat yang dipakai adalah merk ICI / Danapaint jenis Syntetic enamel, Vinilex atau setara merk lainnya.

 Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.

 Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan ujung yang tajam diberi ‘touch up’
dengan dua lapis U-pox Red lead primer 520-1130 setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.

 Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplass kembali maka disemprot 1 lapis. Setelah 48 jam mengering baru lapisan
akhir U-pox enamel 103 disemprot 2 lapis.

 Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.

 Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.
PEKERJAAN MENI KAYU

 Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan multiplex plywood yang akan dicat, rangka langit,
rangka-rangka pintu dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

 Meni yang digunakan adalah menie kayu merk Patna warna merah.

 Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

 Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan
dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.

 Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kwas, dilakukan lapis, sedemikan rupa sehingga bidang kayu tertutup
sempurna dengan lapisan menie.
Cat Plafond Gypsum dan GRC, adalah sebagai berikut :

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan GRC.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.

Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC


1. Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
2. Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk menghindari
tumpahan cat.
3. Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
4. Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
5. Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond minimal 2 (dua)
lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
6. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium

Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah


bangunan. Pada proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu
yang banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan
metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan
pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen
dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium
frame, hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor,
gergaji, waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang
air, cutter, dll.

Pengukuran
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang
akan dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar
kerja atau belum.
 Fabrikasi kusen alumunium
 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk
memudahkan apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.
Pemasangan kusen alumunium dan frame
 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah
kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian
sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu
elevasi dan kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu
waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan
lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara
alumunium dengan dinding di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan
pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere.
Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan
benar-benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

Proteksi
 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium
dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan sudah benar-benar
bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.
KUSEN & JENDELA KAYU

PEKERJAAN KUSEN KAYU


a. Alat yang digunakan
1. Meteran minimal 2m
2. Lot
3. Waterpass
4. Palu

b. Bahan yang digunakan


1. Kusen
2. Kusen telah dibuat di workshop sesuai ukuran
3. dalam gambar kerja.
4. Kayu 3/5cm & 4/6 cm (untuk skur/penyangga sementara)
5. Paku
6. Papan

c. Pelaksanaan :
1. Sebelum kusen pintu/ jendela kayu dipasang cek
2. Sudah betulkah ukuran tinggi & lebar kusen
3. Apakah terdapat cacat atau tidak
4. Sponeng :
a. Sudahkah sesuaikah ukuran sponeng de-ngan rencana daun pintu/ jendela

b. Untuk kusen gendong apakah sudah betulkah letak sponeng bukaan daun pintu
dengan daun jendela/ kaca mati
KUSEN & JENDELA KAYU

c. Bagaimana sudut sponeng apakah sudah 90º


d. Sudah adakah sponeng tali air/ tali kapur tiangnya

4. Periksa angkur
Apakah material yang digunakan sudah benar
Apakah posisi angkur pada tiang kusen sudah benar
KUSEN & JENDELA KAYU
5. Apakah ketinggian kusen pintu sudah diperhitungkan terhadap ketinggian neut/ locis

 Jika sudah ok semua, ukur posisi kusen di lokasi yang akan dipasang sesuai gambar kerja.
 Pasang kusen pintu/ jendela kayu pada lokasi sesuai ukuran yang telah ditentukan, dengan bantuan skur/ penyangga
sementara (skur/ penyangga jangan dimatikan terlebih dahulu)
 Pasang kusen sesuai shop drawing dengan dasar elevasi & absis/ ordinat pinjaman
KUSEN & JENDELA KAYU

 Pasang 2 buah lot untuk mencecek posisi/ kevertikalan masing- masing ambang samping, apakah betul-betul tegak
lurus.
 Bila posisi & elevasi sudah betul, skur/ penyangga sementara dimatikan untuk menghindari kusen berubah posisi &
elevasi.
 Pasang batu bata penjepit pada tepi kusen.
 Pasang bekisting pada masing-masing posisi angkur, kemudian cor pada masing-masing angkur kusen.
 Pasang 2 buah lot untuk mengetahui posisi kusen apakah betul-betul tegak lurus.
 Pasang batu baia sekitar kusen yang tersisa.
 Cor balok lantai dan neut/ locis.
METHODE KERJA KUSEN PINTU KAYU
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

PARIKASI KAYU
PEMBETUKAN KUSEN DAN FINISHING

TAHAP 5 TAHAP 6

PENGELOMPOKAN KUSEN
DAN PENOMORAN KUSEN

PEMASANGAN KUSEN PINTU KUSEN PINTU TELAH TERPASANG


Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum

dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan ketinggian

dan jarak sedemikian rupa kemudian dipasangkan kunci sesuai dengan

peruntukannya pada posisi yang ditunjukkan pada gambar ketinggian pemasangan

lubang kunci.

Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan lubang sekrup

tidak menggunakan paku untuk memperkuat dudukan kuncinya.

Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun dipasangkan

espagnolet di salah satu sisi.

Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan dan grendel pengunci.
UMUM

LINGKUP PEKERJAAN
 Pintu kayu panil.
 Pintu rangka kayu dengan penutup teakwood dilapisi bahan plastic laminated untuk toilet.
 Penyediaan kisi/louver untuk aliran udara untuk toilet.
 Penyediaan 'vision panel' dari kaca pada pintu tertentu.
 Penyediaan lubang dan perkuatan-perkuatan untuk Ironmongery.
 Pekerjaan Kosen Kayu, yaitu kosen pintu dan daun pintu.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN


 Pekerjaan Ironmongery.
 Pekerjaan Pengecatan.

STANDARD
 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia.
 AWI : Architectural Wood Work Institute, USA.
PERSETUJUAN
Shop Drawing.
Shop drawing harus memperlihatkan cara konstruksi, cara-cara hubungan, lokasi hard ware, lokasi vision, dan
lokasi louver.
Contoh Bahan.
Semua bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan untuk disetujui Direksi dan Perencana.

BAHAN/PRODUK
RANGKA KAYU.
Kayu yang digunakan seluruh pekerjaan pintu panel adalah kayu Kamper Samarinda mutu terbaik.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang
tertulis dalam bab material kayu.
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak,
mata kayu dan cacat lainnya.
Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 % - 14 %
Tebal daun pintu minimum 4,00 cm.
BAHAN PEREKAT :
Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk Aica Aibon atau dengan merek lain yang setara.
Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
BAHAN DAUN PINTU

Daun pintu dengan konstruksi teak plywood / plastic laminated dengan bahan-bahan :

1. Teak plywood dengan urat kayu yang baik tanpa terlihat tambalan mata kayu dan difinish dengan melmic spray.
2. Plastic laminated 1,2 mm, HPL. (merk : Wilson art, formica, decopal)
3. Plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri merek Singalaut atau yang setara, untuk pintu-pintu toilet.
4. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.

PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada kondisi dilapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penem-patan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah
dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan
dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci. Semua


daun pintu dan jendela dipasang alat penggantung dan kunci yang
sesuai.

Bahan:
 Kunci tanam untuk daun pintu eks lokal (CISA, KEND
WILKA,DEKSON atau setara).
 Engsel menggunakan engsel stainless steel setara stanley, uk. 10
cm, warna sesuai dengan warna kusen.

Langkah Kerja:
 Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya
dalam kondisi belum dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan
engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan ketinggian dan jarak
sedemikian rupa kemudian dipasangkan kunci sesuai dengan
peruntukannya pada posisi yang ditunjukkan pada gambar
ketinggian pemasangan lubang kunci.
 Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai
dengan lubang sekrup tidak menggunakan paku untuk
memperkuat dudukan kuncinya.
 Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun
dipasangkan espagnolet di salah satu sisi.
 Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan
dan grendel pengunci.
ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu
kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam
detail gambar.

2. PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

 Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium


 Pekerjaan Pintu Kayu
 Pekerjaan Kusen dan Pintu Besi

3. PERSYARATAN BAHAN

 Semua 'hardwere' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku Spesifikasi
Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardwere' akibat material yang ditunjuk sudah tidak
diproduksi lagi oleh Pabrik yang bersangkutan, maka dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan
hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan ulang.
ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

BAHAN/PRODUK

1. PEKERJAAN KUNCI DAN PEGANGAN PINTU.

 Semua pintu menggunakan peralatan kunci sbb. : ( lihat tabel gambar)


 Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi yang dipakai sesuai yang dipersyaratkan dalam
dokumen teknis.
 Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain.
 Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk CISA, KEND WILKA,DEKSON Handle atau setara
atau sesuai yang dipersyaratkan dalam dokumen teknis.
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari
lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Konsultan Management Konstruksi.

2. PEKERJAAN ENGSEL.

 Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk CISA, KEND WILKA,DEKSON,
warna S/S 4”x3”x3 mm, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.

 Untuk pintu2 aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge) double action, merk
Dekkson atau setara dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya,
dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.

 Untuk jendela digunakan engsel merk Dekkson atau setara .

 Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Dekkson atau setara disertai pada posisi single
action.

 Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-masing pintu.
ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

3. PEKERJAAN DOOR CLOSER, DOOR STOPPER DAN DOOR HOLDER.

 Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu formica, menggunakan Door Closer merk CISA,
KEND WILKA,DEKSON atau setara warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus terpasang
dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan disetel sedemikian rupa
sehingga pintu selalu menutup rapat kusen pintu.

 Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stoper merk CISA, KEND WILKA,DEKSON
atau setara. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali pintu-pintu
toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi. Door holder dengan injakan karet dan spring pen release
atau yang setara.
ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

PELAKSANAAN

 Engsel atas dipasang +/- 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.


 Engsel bawah dipasang +/- 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
 Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +/- 28 cm dari permukaan pintu, engsel tengah dipasang di
tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

 Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

 Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi
yang telah ditentukan oleh Konsultan Management Konstruksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib
memperbaiki tanpa tambahan biaya.

 Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada saat
pintu terbuka.

 Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus baik sehingga pada saat
ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya
pada pintu yang tidak menggunakan door closer.

 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

 Membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
 Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak,
sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.

 Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Management Konstruksi/Perencana.
A. U M U M

LINGKUP PEKERJAAN
Pintu besi standard dengan permukaan tanpa las.
Pelapisan bahan anti karat pada daun pintu dan kusen.
Kelengkapan penggantung dan kunci.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN


Pekerjaan Pasangan Bata.
Pekerjaan Kaca dan Cermin.
Pekerjaan Ironmongery
Pekerjaan Gypsum
Pekerjaan Plester dan Screeding.

STANDAR
SDI : Steel Door Institute, USA
SDI - 100 - Recommended Spesification Standard Steel Door and Frames.

UL : Under Writers, Laboratorium Inc. USA.


untuk Pintu Tahan Api.

ASTM, USA.
A 366 - Steel Carbon, Cold Rooled Sheet.

PERSETUJUAN.

SHOP DRAWING.
Shop drawing harus memperlihatkan General Construction, Configurations, Jointing Methods, perkuatan-perkuatan
untuk ironmongery, cara pengangkuran, Detail Instalasi dan lokasi-lokasi kaca atau louver.

PRODUCT DATA.
Serahkan 2 copy spesifikasi pabrik untuk fabrication, shop painting, dan instalasi-instalasi pemasangan.
B. BAHAN/PRODUK

BAHAN YANG DIPAKAI SETARA DENGAN BUATAN PT. BOSTINCO.

PINTU BESI STANDARD.

Kusen terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50 x 150 mm. Bagian bawah kusen diperkuat dengan door sill
dari baja siku, setelah kusen terpasang, door sill dihilangkan.
Daun pintu terbuat dari pelat baja tebal 1,5 mm, pelat baja pelapis daun pintu ini tidak ada sambungan las.
Tebal daun 55 mm.
Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover tersebut harus dibuat dari bahan dan
ketebalan yang sama dengan daun pintu.

PINTU BESI TAHAN API.

Fire rating : 2 jam.

Kusen, terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50 x 150 mm.

Daun pintu dari pelat baja tebal 1,5 mm, diisi dengan bahan mineral fiber. Tebal daun pintu 55 mm, pelat daun pintu
tidak ada sambungan las.

Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover tersebut harus dibuat dari bahan dan
ketebalan yang sama dengan daun pintu.

Pintu dan Kusen harus memenuhi persyaratan Under Writer's Laboratories (UL).

KONSTRUKSI PINTU.

Pelat daun pintu harus diperkuat/dengan diperkaku profil baja.

Tepi atas dan bawah harus ditutup dengan besi kanal yang tersembunyi dalam pelat baja.

Daun pintu harus disiapkan dan diperkuat untuk penempatan Ironmongery.


C. PELAKSANAAN

INSTALASI :
Pemasangan pintu hanya boleh dilaksanakan jika door closers, door stops, dan/atau door holders bisa dipasang
langsung setelah pemasangan pintu, guna mencegah pintu dari kerusakan.

Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan distorsi diagonal maksimal 2 mm.

Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan distorsi diagonal maksimal 2 mm.

Pastikan kusen telah diangkurkan dengan aman dan rigid pada tempat tumpuannya.
Setelah Pembuatan Sponning Keramik selesai dan setelah Daun Pintu PVC tersedia (lihat Pekerjaan Persiapan sebelum

Pemasangan Pintu PVC Kamar Mandi), selanjutnya kita dapat Memasang Pintu PVC Kamar Mandi.

Pelaksanaan :

 Cek dahulu apakah Ukuran Daun Pintu PVC tersebut telah sesuai Ukurannya dengan keadaan Sponning Pintu Keramik

yang ada, dengan cara meletakkan daun pintu pada posisi yang akan dipasang. Cek Lebar dan Tinggi daun pintu PVC

apakah telah memiliki space/jarak yang cukup dengan sponning keramiknya. Jarak/space ini sebaiknya pas (tidak

terlalu besar dan tidak terlalu kecil), agar Daun Pintu nantinya dapat mudah dibuka-tutup.

 Kalau Space/Jaraknya terlalu sempit atau rapat dengan Sponning Keramik (daun pintu PVC kebesaran), sebaiknya Daun

Pintu PVC tersebut kita perbaiki dahulu dengan cara "memperkecil ukurannya". Untuk melakukan ini, kita butuh alat:

Gergaji, Cutter, dan Lem PVC. Setelah ukurannya menjadi pas, baru kita dapat melanjutkan Proses Pemasangan.

 Setelah ukuran Daun Pintu PVC pas/ideal, kita dapat melakukan Proses Pemasangan Daun Pintu PVC dengan

menggunakan Engsel yang telah tersedia (catatan: Engsel Daun Pintu PVC biasanya cukup 2 buah saja untuk 1 unit

Daun Pintu).
Pemasangan Daun Pintu PVC ini dilakukan dengan cara 5 tahap, yaitu:

1. Tahap Pertama: Pasang kedua Engsel pada Daun Pintu terlebih dahulu (ini dapat

dilakukan di daerah "bebas".

2. Tahap Kedua: Daun Pintu PVC yang telah terpasang Engsel 2 buah tadi diletakkan pada

posisi Sponning Pintu Keramik Kamar Mandi, dipas-kan keempat sisinya (atas, bawah,

kiri, kanan). Lalu dengan menggunakan Pensil/Spidol, kita tandai posisi Engsel di

Sponning Keramik tersebut, berikut dengan posisi Lubang Sekrup Engselnya.

3. Tahap Ketiga: Untuk penyekrupan Engsel pada dinding keramik sebaiknya

menggunakan Sekrup dan Fisher (6mm). Caranya dinding keramik terlebih dahulu di bor

dengan menggunakan Mesin Bor (memakai mata bor beton ukuran 6mm). Dibor tepat

pada titik Lubang Engsel yang telah kita tandai sebelumnya. Setelah dibor, masukkan

Fisher 6 mm tersebut kedalam lubang tersebut.

4. Tahap Keempat: Gantungkan (pasang) Daun Pintu PVC pada posisi kembali, dan lakukan

Penyekrupan pada semua Lubang Engsel (seperti terlihat pada Gambar disamping)

5. Tahap Kelima: Lakukan Pemasang Gerendel pada Pintu bagian dalam Kamar Mandi, juga

dengan Sekrup yang menggunakan Fisher.

6. Pemasangan Daun Pintu PVC Selesai.


METHODE PARTISI

1. Pasang Rangka Vertikal dan 2. Check Kerataan sisi Luar 3. - Pasang bahan penutup
Horizontal pada lokasi yang Rangka Partisi partisi dalam dua sisi.
ditentukan sesuai dengan shop
drawing - Finish Permukaan Partisi

RANGKA PARTISI RANGKA PARTISI

BENAR PARTISI SALAH PARTISI


METHODE PARTISI
TATA LETAK PEMASANGAN PARTISI
METHODE PARTISI
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
dimaksud sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi gypsum board rangka aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

Pekerjaan Misscelaneous Metal


Pekerjaan Pengecatan

STANDARD

ASTM : C126 - Aplication and Finishing of Gypsum Board.

PERSETUJUAN

Kontraktor perlu menyerahkan contoh bahan dan shop drawing untuk disetujui Perencana/Direksi.

BAHAN/PRODUK

Gypsum Board :
Boral gypsum
Australian gypsum, (KNAUF).
Jayaboard

Bahan rangka :

Double Metal hollow 40x40 mm / Metal Furring yang disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi.

Tebal bahan minimum 9 mm, masing-masing dipasang muka dan belakang.


Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.

Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan.

Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
METHODE PARTISI
Bahan Pelapis :

 Dari bahan gypsum board produk yang disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi, tebal bahan 12 mm sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar. Pemasangan pada bagian luar/dalam difinish, ketebalan dinding partisi 2 sisi 10,4 cm.

Accessories

 Angkur, sekrup, pelat, baut jika ada harus digalvanis.

 Untuk rangka induk/pokok, angker dipakai galvanis steel plate ketebalan 2 mm.

 Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran panel dan material rangka panel yang dipasang.

Bahan finishing

 Finishing gypsum board dicat dengan Emulsi Acrylic.


METHODE PARTISI
PELAKSANAAN

 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangaan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

 Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.

 Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai dan dipasang.

 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas penyetelan.

 Desain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari Perencana/Konsultan Management Konstruksi.

 Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.

 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Perencana / Konsultan Management Konstruksi.

 Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan
dari masing-masing bahan yang digunakan.

 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar,
Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi.

 Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.

 Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay out.

 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.
METHODE PARTISI
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 & 40/40, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting, gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.

Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai (marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.

Pemasangan rangka hollow


 Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
 Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak rangka 60x60 cm.
 Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
 Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan sekrup gypsum.
 Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal
terpasang baru lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
 Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar permukaan rata.
 Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan metal dalam hal ini meliputi :


 Pekerjaan Rangka Langit-langit Gypsum Tile / Metal Furring.
 Pekerjaan Besi, meliputi :
 Railing Tangga
 Tiang
 Kosen dan Pintu Besi.
 Pekerjaan Ducting Tata Udara.
 Pekerjaan Talang.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

 Pekerjaan Tata Udara.


 Pekerjaan Langit-langit.

STANDARD

 ASTM - C 635 Metal Suspension for Acoustic Tile lay in Panel.


 A 108 Specification for Steel Bar, Carbon, Cold Finished.
 PUBI 1982 Pasal 81 dan SII. 0137-80 untuk talang.
BAHAN/PRODUK

 Rangka Langit-langit dan Rangka Partisi Metal Furring

 Mutu dan kualitas rangka langit-langit, rangka partisi yang memenuhi syarat dan dapat dipakai pada produk dari
Gypsum Tiles yang dipilih.

 Penggantung rangka langit-langit Gypsum Tile atau Gypsum Board yang digunakan adalah besi 6 mm galvanized
dilengkapi dengan adjuster pada tiap penggantung.

 Penggantung rangka langit-langit yang digunakan besi beton dia. 8 mm.

 Besi

 Pipa besi yang digunakan adalah GIP dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera pada gambar.

 Baja profil yang digunakan adalah baja dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera pada gambar.
PELAKSANAAN

PEKERJAAN RANGKA LANGIT-LANGIT GYPSUM TILE 60 X 120

 Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu diperhatikan pekerjaan lain yang erat hubungannya
dengan pekerjaan ini, seperti penerangan, AC, Exhaust Fan, dan lainnya.

 Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak tercantum pada Gambar Rencana Langit-langit, harus diteliti dahulu
pada Gambar Instalasi pekerjaan yang dimaksud (elektrikal, mekanikal dengan Konsultan Pengawas/Perencana).

 Pola pemasangan ukuran 60 x 120 dan 30 x 120 atau polos disesuaikan dengan Gambar Rencana yang ada.

 Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang akan dipergunakan.

 Pada waktu pemasangan rangka langit-langit harus diperhatikan ketinggian ceiling sesuai dengan gambar.

 Sebelum pemasangan, Kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.

 Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan (0,5 cm untuk setiap 2
m2).
PELAKSANAAN
PEKERJAAN BESI
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan.
 Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan berhubungan dengan
udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
 Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan mengikuti semua petunjuk
Gambar Rencana secara seksama.
 Menyiapkan shop drawing/gambar kerja untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu dengan petunjuk Konsultan
Pengawas/Perencana.
 Pemotongan dengan membakar di bengkel harus dilakukan dengan mesin potong pembakar yang standar.
 Pembakaran di bengkel atau di lapangan harus disetujui Konsultan Pengawas.
 Semua Pekerjaan metal yang terpotong harus disetujui Konsultan Pengawas.
 Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
 Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
 Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.
 Pekerjaan Pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan elektroda tersebut.
 Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
 Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan berputar atau
membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas).
 Cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas tanggung jawab Kontraktor.
 Tambahan dan angkur yang perlu harus digunakan walaupun tidak termasuk dalam gambar (lengkap dengan
pemakaian ramset untuk beton) meliputi dan tidak terbatas pada dudukan fixtures (toilet dan cermin).
PELAKSANAAN
PEKERJAAN KAWAT PENGGANTUNG RANGKA LANGIT-LANGIT

 Sistem penggantung langit-langit adalah dengan menyediakan angker besi beton dia. 10 mm pada pelat beton
pada jarak 60 x 60 m. Pola disesuaikan dengan pola langit-langit dan persyartan pabrik pembuat rangka
langit-langit, kecuali dinyatakan lain dalam gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN TALANG

 Semua bahan sebelum dikerjakan, harus ditunjukkan kepada Perencana / Konsultan Pengawas, untuk
mendapatkan persetujuan. Dilengkapi dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
TAHAPAN PELAKSANAAN : Dinding
1. Marking as & elevasi utk posisi railing tangga sesuai shop drawing
2. Tentukan letak tiang railing sesuai gbr kerja
3. Pasang tiang railing pada awal trap tangga & pada bordes lantai atasnya Bordes
4. Tarik benang antara kedua tiang railing
5. Pasang tiang railing sesuai jarak yg telah ditentukan
6. Matikan dudukan tiang railing naik
Tentukan as
7. Pasang railing horisontal dng menumpu pd tiang As tiang tangga
8. Sambung railing horisontal utk trap berikutnya
9. Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yh telah terpasang Trap tangga

A. Cek ketegakan tiang, kemudian matikan dengan dynabolt dan perhatikan sistem
joint bagian bawah ( plat tangga dng cover plat )

Tarikan Tiang railing


benang Plat dudukan
tiang

Unting unting

Trap tangga
B. Pasang tiang railling diantara kedua tiang yang telah dipasang

Tarikan benang
Tiang railing
Plat dudukan
tiang

Unting unting

Trap tangga

C. Pasang hand rail dengan las titik. Setelah fix, las secara penuh. Hand rail
Tiang railing
Plat dudukan
tiang

Unting unting

Trap tangga

D. Pasang assesories dan cat sesuai design. Setelah selesai railing harus
dilindungi dari kotoran menggunakan plastik.
Hand rail
Assesories Tiang railing
Plat dudukan
tiang

Unting unting

Trap tangga
Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji produk
Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di workshop bengkel las/bengkel pembuatan kusen pintu,
jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih dahulu diajukan spek yang digunkan berupa data tempat pemesanan dan
spesifikasi, setelah mendapatkan persetujuan di ajukan sampel bahan yang digunakan untuk diadakan pemeriksaan langsung oleh
direksi.

Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembali


Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan ke work shop tempat perakitan, setelah
material sampai ke work shop diadakan pemeriksaaan oleh pihak direksi baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar kerja, perlengkapan
keselamatan kerja dan tenaga ahli yang digunakan dalam perakitan.

Tahapan Fabrikasi di work shop


Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan yaitu pemotongan, penyetelan, pembentukan,
pengelasan dan proses penyatuan yang di akhiri dengan proses pengemasan bahan dan difinish dengan proses pengecatan dengan air
kompresor.

Tahapan Pengemasan.
Bahan yang sudah jadi diperiksa kembali oleh direksi baik dimensi dan bentuknya, setelah mendapatkan persetujuan barulah bahan jadi
tersebut di beripengaman dari busa disetip sudutnya dan diberi pelindung dan dikemas/dipacking guna melindungi dari krosi dan cacat
karena benturan, jatuh, proses penumpukan dan lainnya. Kusen-kusen yang sudah dipacking dibawa kegudang penyimpanan untuk
menunggu proses pemasangan.

Tahapan Pengangkutan dan Pemasangan.


Semua bahan-bahan yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana lapangan setelah acc, diangkat dari gudang dan
di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat pemindahan dari gudang ke teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat
penumpukan di bak truck terlebih dahulu pada dasar bak truck diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak
truck dan ujung pintu. Setelah itu dibawa ke lokasi pemasangan.
Metode atau tatacara pelaksanaan pekerjaan Alumunium Composite Panel di lapangan adalah sebagai berikut :

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite panel.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant,
steiger, dll.

Pengukuran
1. Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan dipasang alumunium composite panel.

Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel


1. Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
2. Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
3. Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt..
4. Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.
5. Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.
6. Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan sekrup.
7. Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.
8. Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.
9. Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium composite panel.
1:
Hitung dan belilah talang setidaknya dari total panjang yang dibutuhkan, dan juga belilah pipa vertikal
serta penggantung talang. Talang harus dipasang pada lisplang dan di sepanjang tiris atap, serta
berakhir pada pipa vertikal (pipa buangan) pada ujung talang. Jika ukuran talang yang akan dipasang
lebih dari 40 kaki (12 m), talang harus dipasang dengan posisi menurun dari tengah yang bertujuan
agar aliran air dapat mengarah ke pipa vertikal yang terletak pada masing-masing ujung. Sebuah
penggantung talang akan dipasang di setiap usuk, atau kira-kira di setiap 32 inci (81 cm).
2:
Periksa lisplang Apakah pemasangan talang bisa baik jika lisplang yang digunakan untuk menahan.
3:
Ukur dan membuat rancangan garis tata letak talang menggunakan kapur garis. agar talang bekerja dengan
baik, dan untuk itu talang harus dipasang agak menurun ke sudut bawah agar dapat mengalirkan air
menuju pipa vertikal.
4:
Tentukan titik awal, atau titik tertinggi pada pemasangan talang. Jika papan lisplang lebih panjang dari 35
kaki (10,6 m), titik awal Anda akan berada di tengah-tengah papan lisplang. Jika papan lisplang lebih
pendek dari 35 kaki (10,6 m), talang akan dipasang dari satu ujung ke ujung yang lain.
5:
Kemudian tentukan titik ujung atau lokasi pipa vertikal. Lokasi titik ujung tersebut akan berada pada sudut
sebuah papan lisplang, dan memungkinkan untuk satu pipa vertikal dialiri oleh dua talang yang
berbeda.
6:
Cari titik ujung dari pemasangan talang dengan menggunakan kemiringan ke bawah sebesar ½ inci (635
cm). Mulai dari titik tinggi, lalu turunkan ½ inci untuk setiap 10 kaki (3m) talang.
7:
Buat sebuah garis kapur antara titik tinggi dan titik rendah. Gunakan sebuah alat perata atau tongkat
pengukur untuk membuat sebuah garis lurus. Garis ini akan menjadi petunjuk untuk .
8:
Ukurlah talang sesuai ukuran. Gunakan gergaji logam atau gunting besi untuk memotong talang dengan
pengukuran yang tepat. Mungkin perlu memotong talang dengan sudut 450 derajat jika dua talang
bertemu di suatu sudut.
9:
Pasang penggantung talangnya pada setiap usuk. [5] Tentukan masing-masing usuk - biasanya berjarak
setiap 16 inci (40,6 cm) - dengan cara mencari kepala paku-pakunya yang terlihat jelas. Setelah
menandai lokasi masing-masing usuk pada papan lisplang, maka membuat lubang pada papan yang
telah ditandai tersebut dengan menggunakan bor untuk membuat pemasangan penggantung talang
menjadi lebih mudah.
10 :
Tandai lokasi untuk bukaan pada talang guna menyambung ke pipa vertikal. Gunakan gergaji ukir untuk
memotong sebuah bukaan persegi di tempat yang tepat pada talang.
11 :
Pasang penyambung pipa vertikal dan penutup talang menggunakan sealant silikon dan sekrup logam yang
berukuran pendek. Sebuah penutup talang harus dipasang pada setiap ujung talang yang terbuka.
12 :
Pasang talangnya. Pasang talang dengan cara memiringkan talangnya ke atas sampai ujung belakang talang
terpasang pas di tempatnya, yakni pada bagian atas penggantung talang. Talang harus terpasang pas
di tempatnya atau setidaknya kelihatan sudah cukup bagus posisinya.
13 :
Lapisi talang dengan menggunakan sebuah potongan aluminium tipis di sekitar bagian bawah pada setiap
sudut talang, lalu kelinglah potongan alumunium tersebut di tempatnya. Untuk menjaga air dari
kebocoran melalui retakan kecil atau bukaan di sudut-sudut yang digabung, eratkan potongan
aluminiumnya menggunakan pelapis anti air.
14 :
Pasang pipa vertikal pada talang melalui penyambung pipa (shock pipa). Pastikan bagian drat pipa vertikal
menghadap ke bawah dan ditujukan ke arah yang tepat.
Agar pipa vertikal terhubung dengan pipa saluran keluar (corong), tekuk sedikit pipa vertikal bagian atas
ke arah luar dengan menggunakan tang.
Kencangkan pipa vertikal pada talang dan pipa vertikal pada pipa saluran keluar (corong) baik dengan paku
keling pop atau sekrup yang sesuai.
Rekatkan setiap kelim sambungan talang dengan sealant dan biarkan kering semalaman.
1:
Pasang reng pada lapisan talang melalui dudukan yang sudah dipersiapkan. Pastikan bagian horizontal
menghadap ke bawah dan ditujukan ke arah yang tepat.
Agar talang horizontal terhubung dengan pipa saluran keluar (corong), tekuk sedikit pipa vertikal bagian
atas ke arah luar.
Mengukur Kembali dengan waterpass apabila sudah terpasang alas talang guna untuk memastikan
kemiringannya.
Kencangkan pada talang dan kaso alas horizontal pada talang saluran keluar (corong) baik dengan paku
keling pop atau sekrup yang sesuai.
Rekatkan setiap kelim sambungan talang dengan sealant dan biarkan kering semalaman.
PELAKSANAAN :
TENAGA KERJA :
1. Pekerja
2. Tukang Kayu
3. Kepala Tukang
4. Mandor

PERALATAN :
1. Gergaji besi
2. Gergaji Kayu
3. Meteran
4. Waterpass
5. Palu
6. Obeng

BAHAN :
1. Talang PVC
2. Alat Penyambung
3. Sealent
4. Lem

WAKTU PELAKSANAAN SELAMA 2-3 HARI


Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Meja Beton

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Meja Beton adalah sebagai berikut :

Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan meja beton.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : multiplek, kaso, besi beton, kawat beton, paku, semen PC, split, pasir, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, selang air, raskam, benang, gergaji, dll.

Pengukuran
1. Lebih dahulu juru ukur menentukan dan menandai pada bagian area yang akan dibuat meja beton.
2. Pelaksanaan pekerjaan meja beton
3. Pasang bata yang elevasinya disesuaikan dengan tinggi meja dapur.
4. Pasang bekesting multiplek dan diberi perkuatan dengan kaso. Beri lubang pada bekesting untuk sparing penempatan alat sanitair.
5. Bekesting untuk plat untuk meja beton dibuat dengan ketebalan 10 cm.
6. Fabrikasi besi beton dengan perkuatan kawat beton.
7. Letakkan besi beton yang sudah difabrikasi diatas bekesting. Apabila diperlukan, pasang stek besi pada bagian dinding.
8. Pasang beton decking sesuai dengan kebutuhan.
9. Cek elevasi dan kerataan meja beton sebelum di cor.
10. Setelah bekesting dan pembesian siap, tuang adukan beton cor kedalam bekesting secara merata dan dipadatkan.
PEKERJAAN SCREED LANTAI
a. Peralatan yang digunakan
1. Selang air.
2. Waterpass.
3. Sapu.
4. Compressor.
5. Paku.
6. Benang nylon / sknar.
7. Meteran.
8. Jidar aluminium.
9. Roskam kayu
10.Molen untuk mengaduk mortar kapasitas 150 liter
11.Lift untuk menaikan mortar (bangunan bertingkat) kapasitas 1 ton
12.Gerobak uintuk mengangkut mortar (dua roda)
13.Sendok tembok
14.Drum air
15.Ember

b. Bahan yang digunakan


1. Pasir pasang/ extra beton.
2. Semen (pc).
3. Air.
c. Pelaksanaan :
1. Buat marking untuk elevasi screed dengan selang air / waterpass.
2. Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing dengan sapu/ compressor.
3. Siram permukaan lantai dengan air sampai lembab.
4. Pasang benang pada jalur kepalaan (elevasi sesuai dengan marking)
5. Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing lantai.
6. Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m, elevasi sesuai benang. pada bagian atas caplaan diberi triplek 5x5 cm

7. lsi adukan dengan campuran 1:4 diantara caplaan, elevasi sesuai benang, demiklan seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain
8. Dengan jarak antar kepalaan 1,5m s/d 2m sejajar kepalaan pertama.
9. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara 2 kepalaan. dan ratakan dengan jidar aluminium lalu haluskan dengan roskam kayu.

10.Aci permukaan bidang screed setelah umur screed 2-3 hari (khusus finishing lantai keramik, permukaan screed tidak perlu di aci
tetapi di kasarkan).
Pekerjaan Marka Jalan Thermoplastis (Cat-catan).

Pekerjaan ini meliputi pengecatan tanda-tanda lalulintas yang berada pada lingkungan proyek jalan.

Cara Pelaksanaan ;

 Sebelum dicat harus dibersihkan dari segala kotoran yang ada.

 Pengecatan dilakukan pada permukaan kering dan bersih , cuaca tidak terlampau berangin, berdebu atau berkabut.

 Sebelum pengecatan harus dengan persetujuan Direksi.

 Cat pencampurannya sesuai dengan instruksi dari Pabrik.

 Pengecatan dengan menggunakan mesin 0,8 kg per m2, bila dengan sikat harus persetujuan direksi.

 Pengecatan dilakukan lapis demi lapis, lapis pertama harus kering terlebih dahulu sebelum lapisan kedua dilaksanakan.

 Sesudah pelaksanaan pengecatan , semua marking harus dilindungi sementara cat belum kering.

Peralatan yang dipakai :

 Mesin cat sprayer/ compressor


 Dump truk
 Alat bantu

Material yang diperlukan :

 Bahan cat berwarana putih atau kuning seperti Spesifikasi AASHTO M249-79, dan harus mendapat persetujuan Direksi.
 Thinner, Blass Bit
Pekerjaan Paving Block dan Kanstin

Secara umum yang dimaksud dengan pekerjaan blok beton terkunci ( paving blok ) adalah pemasangan paving baru, bongkaran paving
lama, perataan / leveling tanah dasar bawah lapisan pasir, penyediaan alat bantu, bahan, tenaga kerja dan uji laboratorium dipandang
perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan (kelas paving block).

Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat pengiriman unit–unit paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak,
patah dan rusak pada sudut, tepi/lingir, dan bersih.

Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume pekerjaan;
b. Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran
c. sementara;
d. Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi belum sempat terisi dengan pasir pengisi.

Peralatan dan Bahan

Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan blok beton terkunci ( paving block ) adalah :
1. Benang kasur atau benang Plastik ;
2. Sapu lidi;
3. Sikat ijuk;
4. Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
5. Lori dengan bangku kayu;
6. Alat potong block mekanis atau hidrolis;
7. Waterpass atau selang plastik transparan;
8. Palu kayu;
9. Pemadat pengetar ( vibro compactor );
10.Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk membantu menggeser-geserkan blok pada waktu
penyesuaian celah;
11.Jidar kayu panjang 2-3 m.
Bahan

Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah ini :

Pekerjaan Persiapan

a. Pemeriksaan Pondasi

Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :

 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh
digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan
 2,5% untuk trotoar 2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong b. Lokasi Titik Awal

Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan tanah miring, pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar
paving block yang telah terpasang tidak bergeser. Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan hindarkan pemasangan
secara acak.

c. Benang Pembantu

Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu
dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi
lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.

Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong

Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit
dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton
pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas.
Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka- ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor
ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan
dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas
harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah
tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :

1. Tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;


2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan
kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’
17,5 MPA;
5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila
pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda
kendaraan.Penebaran Pasir Alas Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok. Pasir
alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari
lumpur, garam atau kotoran lain;
 Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan bersifat gembur;
 Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang
seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar
memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
 Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
 Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai Untuk jalan
dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
 Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara tahap;
 Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak
terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
 Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
 Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
 Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;
 Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;
 volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap 100m2 paving blok.
Pemasangan Pola

Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti
benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila
pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan
pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.PolaPemasangan Paving BlockPola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya. Pola yang umum
dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar (basket wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan
diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.
1. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.

2. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang

tidak bergeser.

3. Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan

menggunakan jidar kayu.

4. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang

paving berada diatas paving yang telah terpasang.

5. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving

block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.

6. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat

paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.

7. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper

kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama

lainnya.

8. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
Pasangan Topi Uskup
Material yang digunakan untuk setiap m' topi uskup adalah sbb :
 Topi Uskup

Peralatan Inti yang digunakan


 Peralatan pertukangan manual seperti cangkul, sekop, sapu, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya

Urutan Pelaksanaan Pekerjaan (Metode Kerja)


 Pekerjaan Topi Uskup dilakukan minggu ke enam sampai dengan minggu ke sembilan yaitu : dipasang agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya .Topi Uskup dipasang menyesuaikan
sisi-sisi tepi pola block paving yang terpasang sesuai dengan yang disyaratkan dalam petunjuk teknis dan
gambar.
Kanstin
Material yang digunakan untuk setiap m' topi uskup adalah sbb :
 Kanstin

Peralatan Inti yang digunakan


 Peralatan pertukangan manual seperti cangkul, sekop, sapu, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya

Urutan Pelaksanaan Pekerjaan (Metode Kerja)


 Dipasang sesuai dengan ketinggian dan lebar galian yang sesuai dengan direncanakan
 Bagian tepi batas paving digali untuk kedalaman pondasi kanstin yang tertanam
 Selanjutnya kanstin dipasang dengan diberi nat-nat dan setiap sambungannya diisi dengan
 Bagian tepi luar kanstin diurug dengan tanah urug agar kanstin posisinya tidak bergeser
 Pekerjaan dilaksanakan sampai panjang yang ditentukan
 Pekerjaan ini dilakukan minggu ke delapan sampai dengan minggu ke sebelas
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan pengajuan dan persetujuan material Plambing ( Pipa, Valve, Tanki, Sanitary dll. )
2. Pengajuan dan persetujuan shop drawing plambing.
3. Dalam pembuatan shop drawing ( gambar kerja ), untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan instalasi terlebih dahulu dibuatkan gambar
koordinasi , setelah itu dibuat shop drawing perbagian pekerjaan.
4. Alat kerja.
5. Tempat Kerja.
6. Lahan Kerja.
7. Tenaga kerja sesuai kebutuhan.
8. Power dan Air untuk kerja.

PEKERJAAN PABRIKASI

1. Pemotongan pipa sesuai dengan ukuran di Shop drawing.


2. Pabrikasi sambungan pipa.
3. Pembuatan gantungan / support untuk instalasi pemipaan sesuai dengan ketentuan / spesifikasi.
4. Pengecatan pipa dasar.

PEMASANGAN INSTALASI

1. Pekerjaan marking untuk sparing dan jalur pipa air bersih, kotor, air kotor, air hujan dan vent.
2. Dalam pekerjaan penentuan titik sanitary di dinding atau di lantai, dilakukan koordinasi dengan pihak sipil untuk mengetahui start point
pemasangan keramik.
3. Pekerjaan pemasangan sparing pada saat diadakan pengecoran plat lantai atau dinding.
4. Pengeboran titik gantungan pipa instalasi pada jalur yang telah di marking sebelumnya. Dalam marking jalur pipa mempergunakan
Benang.
5. Pemasangan pipa instalasi pada jalur horizontal maupun vertikal.
6. Penyambungan pipa jalur horizontal maupun vertikal.
7. Pengecatan pipa , warna sesuai ketentuan spesifikasi.

PENGETESAN PIPA

1. Dalam pengetesan pipa, tekanan baja disesuaikan spesifikasi, dan alat kerja sudah dikalibrasi dan berfungsi dengan baik.
PEKERJAAN EQUIPMENT

PEMASANGAN POMPA

1. Pembuatan pondasi
2. Setting pompa pada pondasinya.
3. Penyambungan discharge dan suction pompa dengan pipa instalasi.
4. Pemasangan valve untuk pompa.

PEMASANGAN TANKI

1. Pembuatan pondasi
2. Setting tanki pada pondasinya.
3. Penyambungan inlet dan outlet tanki dengan pipa instalasi.
4. Pemasangan valve untuk tanki.
5. Test genang air air dalam tanki

PEMASANGAN SANITARY

1. Setting sanitary pada sparing pipa yang ada


2. Penyambungan sanitary dengan pipa instalasi.
3. Test fungsi alat sanitary.

PEKERJAAN TESTING COMMISIONING

1. Periksa ulang unit – unit yang sudah terpasang.


2. Periksa ulang power kerja pompa dengan spesifikasi.
3. Periksa ulang putaran pompa.
4. Start Up unit pompa satu persatu dan di data hasilnya.
TAHAP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan pengajuan dan persetujuan material Plambing ( Pipa, Valve, Tanki, Sanitary dll. )
2. Pengajuan dan persetujuan shop drawing plambing.
3. Dalam pembuatan shop drawing ( gambar kerja ), untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan instalasi terlebih dahulu dibuatkan gambar
koordinasi , setelah itu dibuat shop drawing perbagian pekerjaan.
4. Alat kerja.
5. Tempat Kerja.
6. Lahan Kerja.
7. Tenaga kerja sesuai kebutuhan.
8. Power dan Air untuk kerja.

PEKERJAAN PABRIKASI

1. Pemotongan pipa sesuai dengan ukuran di Shop drawing.


2. Pabrikasi sambungan pipa.
3. Pembuatan gantungan / support untuk instalasi pemipaan sesuai dengan ketentuan / spesifikasi.
4. Pengecatan pipa dasar.

PEMASANGAN INSTALASI

1. Pekerjaan marking untuk sparing dan jalur pipa air bersih, kotor, air kotor, air hujan dan vent.
2. Dalam pekerjaan penentuan titik sanitary di dinding atau di lantai, dilakukan koordinasi dengan pihak sipil untuk mengetahui start point
pemasangan keramik.
3. Pekerjaan pemasangan sparing pada saat diadakan pengecoran plat lantai atau dinding.
4. Pengeboran titik gantungan pipa instalasi pada jalur yang telah di marking sebelumnya. Dalam marking jalur pipa mempergunakan
Benang.
5. Pemasangan pipa instalasi pada jalur horizontal maupun vertikal.
6. Penyambungan pipa jalur horizontal maupun vertikal.
7. Pengecatan pipa , warna sesuai ketentuan spesifikasi.
PENGETESAN PIPA

Dalam pengetesan pipa, tekanan kerja disesuaikan spesifikasi, dan alat kerja sudah dikalibrasi dan berfungsi dengan baik.

PEKERJAAN EQUIPMENT

PEMASANGAN POMPA

1. Pembuatan pondasi
2. Setting pompa pada pondasinya.
3. Penyambungan discharge dan suction pompa dengan pipa instalasi.
4. Pemasangan valve untuk pompa.

PEMASANGAN TANKI

1. Pembuatan pondasi
2. Setting tanki pada pondasinya.
3. Penyambungan inlet dan outlet tanki dengan pipa instalasi.
4. Pemasangan valve untuk tanki.
5. Pengetesan Tanki

PEMASANGAN SANITARY

1. Pasang sanitary pada sparing pipa yang ada


2. Penyambungan sanitary dengan pipa instalasi.
3. Test fungsi alat sanitary.

PEKERJAAN TESTING COMMISIONING

1. Periksa ulang unit – unit yang sudah terpasang.


2. Periksa ulang power kerja pompa dengan spesifikasi.
3. Periksa ulang putaran pompa.
4. Start Up unit pompa satu persatu dan di data hasilnya, periksa ulang dengan data perencana.
Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi air bersih dan air kotor.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.

5. Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air


6. Pemasangan package booster pump (pararel 3 pompa), kapasitas 120 ltr/mnt berikut accesoriesnya.
7. Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas evektive 8 m3 berikut accesoriesnya.
Pekerjaan instalasi plumbing air bersih
1. Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
2. Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories
lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
3. Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50
cm supaya tidak mudah pecah.
4. Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan
dapat lengket dengan kuat.
5. Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan seal tape
baru disambungkan ke alat sanitair.

Pekerjaan instalasi plumbing air kotor, air bekas dan vent


1. Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar, penyambungan
pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
2. Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
3. Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories
lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
4. Pasangan clean out dan accessories lainnya.
5. Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa diikat pada
besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
6. Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum diplester + aci. Pipa
yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
7. Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup,
minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
8. Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan
dapat lengket dengan kuat.
9. Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak kendor akibat
beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
10.Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
11.Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
12.Buat sumur resapan dan bak kontrol.
Testing dan commissioning
1. Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan menggunakan tekanan
hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
2. Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran
yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean out.
3. Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada
kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
4. Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

Pengadaan Pompa :
Lift Pump / Transfer Pump 200 Ltr/menit
Head : 40 mtr
Speed : 3000 rpm

Pompa Seubmersible
Rincian Pipa dan Assesories yang di gunakan :
1. Pipa Gip Med dia. 15
2. Pipa Gip Med dia. 20
3. Pipa Gip Med dia. 25
4. Pipa Gip Med dia. 50
5. Pipa Gip Med dia. 65
6. Pipa PVC AW dia. 32
7. Pipa PVC AW dia. Sesuai yang dipersyaratkan
8. Ball Valve
9. Gate Valve
10. Katup-katup
11. Tanki Air Kap. 5 m3
12. Septictank kap. 10 m3/day
13. Septictank kap. 5 m3/day
14. Septictank kap. 1 m3/day
15. Septictank kap. 2 m3/day

Aksesoris Pompa :
1. Check Valve dia. 50
2. Strainer dia. 50
3. Flexible Joint dia. 50
4. Foot Valve dia. 50
5. Pressure Gauge
6. Gip Med. Dia. 100
7. Fitting-fitting & support
PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN

 Peraturan Daerah (PERDA) setempat.


 Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
 Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang & Morimura.
 Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
 Standard Nasional Indonesia Th. 2000
 SNI 03-6481-2000, Sistem Plumbing 2000

PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan sistem Plumbing adalah Sistem Plumbing pada areal Pengembangan Pusdiklat
Dept. Perdagangan sawangan Depok, meliputi dan tidak terbatas pada penguraian tersebut dibawah ini, antara lain adalah
sebagai berikut :

1. Pengadaan dan pemasangan Pompa Delivery air bersih, Pompa Penguras, pompa sirkulasi, drain pump, Sand & carbon Filter,
Elektrik Water Heater pada gedung Asrama Existing lengkap dengan pemipaan dan peralatan pemipaan (gate valve, check
valve, strainer, dll.).
2. Pengadaan dan pemasangan pemipaan dari Pipa Induk PDAM ke Ground Water Tank (GWT)
3. Pengadaan dan pemasangan Booster Pump tipe Packaged dengan kapasitas sesuai dengan gambar perencanaan, lengkap
dengan panel kontrol pemipaan dan valve-valve.
4. Pengadaan dan pemasangan Deepwell kapasitas ±150 lt/mnt, lengkap dengan pompa submersible, casing, bak control,
valve-valve, meter air dan peralatan Bantu lainnya.
5. Pengadaan dan pemasangan jaringan pemipaan air bersih lengkap dengan flange, elbow, reducer, dan lain-lain sampai ke
setiap fixtures outlet serta pengadaan dan pemasangan faucet.
6. Pengadaan dan pemasangan fondasi pompa, penggantung dan support pipa dan peralatan penunjang lainnya.
7. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan air kotor, pipa air hujan, pipa ventilasi, roof drain, floor drain, clean out,
instalasi buangan air bekas/air kotor, sistem drain, U-trap dan dan peralatan penunjang lainnya.
8. Pengadaan dan pemasangan sistem Sewage Treatment Plan tipe Packaged lengkap dengan fondasi/pekerjaan fan/blower,
pompa submersible, panel kontrol dan accessories lainnya.
9. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi listrik dari setiap peralatan pompa sampai ke panel termasuk unit
panelnya.
10. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh peralatan maupun pekerjaan dalam paket pekerjaan
plumbing ini hingga berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan/standard yang telah ditentukan didalam
spesifikasi teknis ini.
PEMIPAAN DAN PERALATAN PEMIPAAN AIR BERSIH

Pemipaan Air Bersih / Air Panas

1. Bahan : GIP, Medium Clss, / Copper pipe ASTM B.88


2. Standard : Standard yang berlaku umum

Pipa Air Kotor/buangan

1. Bahan : PVC, Klas AW, 10 kg/cm2


2. Standard : Standard Industri Indonesia (SII) 034 -82/ISO - 4065, JIS.K.674 979 dan JIS.K.6742-1979.

Valve - valve
Working Pressure : 100 psi

1). Gate Valve :

a. Tipe bronze body non rising stem screwed bonnet solid wedge disk screwed end untuk valve sampai dengan Diam.
50 mm danbisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter 12 s/d 25 mm

b. Tipe flanged or lugged body stainless steel disk stainless steel shaft hand wheel operated with position indicator untuk
valve lebih besar dari 50 mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi.

2). Check Valve :

a. Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50
mm.

b. Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi dan carbon
steel untuk tekanan 200 psi.

c. Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate water type check valve.
3). Strainer :

a. Tipe bronze body screwed cap stainless steel mess end untuk strainer sampai dengan diameter 50 mm

b. Tipe : Y pattern stainless steel perforated screen bolted bonnet flanged end untuk strainer lebih besar dari diameter 50
mm.

4). Flexible Connection

a. Flexible connection memakai model double sphere dengan material Neoprene Rubber yang dapat menahan tekanan
sampai 10 kg/cm2.

b. Tekanan kerja valve-valve untuk peralatan pompa delivery adalah minimum 220 psi.
c. Tekanan kerja valve-valve untuk pipa-pipa distribusi selain tersebut di atas bisa dipakai valve dengan tekanan kerja
150 psi.
PERSYARATAN UMUM

1. Membuat jadwal/schedule waktu yang terperinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada pemilik
proyek/Pengawas/ Perencana atau pihak yang ditunjuk untuk mendapatkan per-setujuannya.

2. Melaporkan hasil kemajuan peker-jaannya setiap minggu serta perbandingannya dengan jadwal yang telah tersusun.
Bilamana terjadi perbedaan harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-cara penanggula-ngannya.

3. Bagi setiap tahap-tahap instalasi yang telah selesai dikerjakannya harus mendapat-kan pernyataan tertulis dari pihak
pemilik proyek/Pengawas/ Perencana dan pihak yang ditunjuk bahwa tahap instalasi ini telah selesai dikerjakan
sesuai dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap instalasi ini ditentukan kemudian berdasarkan jadwal perincian wakta
yang diserah- kan oleh Pemborong.

4. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan trial run sistem instalasi ini haruslah pula dihadiri pihak pemilik
proyek/Pengawas /Perencana dan Ahli serta pihak-pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan pula
sertifikat pernyataan hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.

5. Wajib melaporkan kepada pemilik proyek/Pengawas/ Perencana atau Ahli yang ditugaskan bilamana sekiranya terjadi
kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin ada.

6. Air kerja dan listrik kerja untuk keperluan test merupakan tanggung Pemborong dan sudah termasuk dalam item
penawarannya.

7. Lapangan yang dipergunakan setiap hari harus dibesihkan setelah selesai bekerja. Pemborong hendaknya menghubungi
pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan.

8. Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaannya dan peralatannya
kecuali yang masih diperlukan selama pemeliharaan.
PEMASANGAN PERALATAN UTAMA

1. Sebelum unit-unit pompa dipasang pada lokasi yang telah ditentukan, membuat gambar shop-drawing yang menunjukkan
detail penempatan, detail pemasangan, potongan-potongan gambar. Shop-drawing tersebut harus dimintakan
persetujuannya kepada Pengawas dan Perencana.

2. Seluruh unit pompa harus di pasang pada dudukan/fondasi dan diberi peredam getaran pada bagian baseplate pompa.

3. Alignment antara motor dan pompa harus betul-betul segaris sehinggan dapat memperkecil proses keausan dan getaran
yang ditimbulkan akibat dari perputaran motor pompa.

4. Pemasangan pengkabelan dari Panel pompa ke tiap-tiap unit harus menggunakan konduit dari jenis high-impact

5. Pada masing-masing fondasi pompa harus dibuatkan tali air untuk menampung drainase dari tetesan-tetesan yang mungkin
timbul dari pompa.

6. Pemborong harus membuat pemipaan dari pompa penguras sampai ke saluran pembuangan
INSTALASI PEMIPAAN
a. Sistem Penyambungam Pipa
1.) Pipa Air Bersih

a. Memakai sambungan ulir/secrewed atau las untuk pipa berdiameter 32 mm ke bawah dan menggunakan
sambungan flanged untuk diameter pipa 75 mm ke atau dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya.

b. Pembuatan ulir harus dengan peralatan tap dan dies berpresisi tinggi (bermesin) pada sambungan ulir yang sering kali
dibuka harus dipasang water mour.

c. Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang pipa pada pipa lurus.

d. Untuk memperkuat terhadap kebocoran penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih dulu diberi lapisan red lead
cement atau pintalan khusus dari asbes.

e. Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring seal dari karet secara homogen.

2). Pipa Air Kotor/Buangan, Air Hujan dan Ventilasi :


a. Memakai sistem lem/solvens cemend untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang atau pipa yang berdiameter
kecil.

b. Sistem penyambungan uPVC harus memenuhi standard JIS 101 1967 dimana untuk ukuran nominal pipa 50 mm
kebawah menggunakan solvens cement dan untuk pipa 65 mm keatas menggunakan solvens cement Joint.

c. Khususnya untuk pemakaian di-lapangan (site) jumlah maupun takaran solvens cement harus memenuhi antara lain :

d. Pada penggunaan pipa 50 mm kebawah dipakai minimaì sebanyak 20 gram pada setiap penyam-bungan.

e. Untuk pemipaan 65 mm keatas dipakai bahan solvens cement minimal sebanyak 120 gram pada setiap
penyambungan.

f. Pemakaian bahan perekat pada sistem penyambungan pipa uPVC ini harus benar-benar mengikuti petunjuk pabrik dan
minimal pada pelaksanaannya dilapangan Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli/supervisor dari pabrik
pembuatnya.

g. Sistem penyambungan pipa induk dan pipa cabang (Jointing pipe) uPVC menggunakan sistem Flanged diberi rubber
ring set gasket dan di-bout .Hal ini berlaku pula untuk sistem pencabangan pipa air hujan dan ventilasi.
b. Penggantung / Penumpu Pipa

a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibout dengan kuat lengkap dengan penggantung atau angker yang kokoh
(rigid) agar inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya getaran Standard merk yang dipersyaratkan harus buatan
pabrik .

b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak maksimum tidak lebih dari 2,0
meter.

c. Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga 10 mm. Rongga pipa karena adanya sleeve
harus diberi bahan khusus rubber eal yang elastis.

d. Pemasangan pipa harus rata dan rapih serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem pemipaan
vertikal.

e. Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet getas.

f. Penggantung atau penumpu pipa adalah product pabrik dan harus disekrup/terikat pada konstruk-si bangunan dengan
insert angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.

g. Pipa-pipa ditumpu dengan clem clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap clam.
c. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya

a. Semua fixture harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan mengganggu aliran atau
kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

b. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu pemasangan-
pemasangan/dinding porselen dan sebagainya.

c. Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi juga kuat kedudukannya untuk komponen misalnya fixtures, fittings
dan sebagainya.

d. Bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.

e. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk dipasang balok-balok dari beton dengan campuran yang kuat dan
dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
d. Pipa-pipa Dalam Tanah

a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan ke dalamam 60 cm untuk pipa diameter 100 mm ke bawah dan 80 -100
cm untuk pipa diameter 125 mm keatas.

b. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.

c. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lu-bang yang sama.

d. Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Pengawas/Perencana yang di-tunjuk semua
kotorar dibuang dari lubang galian ditimbun kembali dengan baik pasir urug atau tanah bekas galian atau dengan
bahan yang di tentukan Pengawas/Perencana dengan mendapatkan izin tertulis.

e. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah pipa (as pipa) sampai
kepermukaan jalan/tanah asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut
buku petunjuk Pedoman Plumbing Indonesia Tahun 1971 untuk dalamnya galian.
f.
g. Pipa-pipa yang melewati jalan ditambah lapisan beton tebal 10 cm.

h. Harus dibuat tanda-tanda dari balok beton atau tanah untuk memudahkan Indentifikasi pipa di dalam tanah.
PEKERJAAN AIR KOTOR

a. Air Kotor dan Buangan

Diadakan pemisahan antara air kotor, buangan dari closed/WC dan air buangan dari urinoir dengan air buangan dari
Wastafel atau floor drain. Pengumpulan digunakan sistem bercabang yang berupa pipa-pipa horizontal kemudian disalur-kan
ke Sewage Treatment Plant.

b. Pipa Ventilasi

Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter pipa 25 mm - 65 mm. Pada akhir pipa ventilasi
dipa-sang vent cup pada lokasi paling atau (ceiling lantai atap atau di atap bangunan). Instalasi harus rapih tidak bocor
dan untuk sis-tem maupun layoutnya bisa dilihat pada detail gam-bar perencanaan.
PENGUJIAN INSTALASI DISTRIBUSI AIR BERSIH

a. Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi air bersih ke tiap-tiap bangunan,
Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap perlalatan utama (pompa-pompa, panel listrik,
dan panel kontrol, pressure tank, dll.).

b. Pengujian yang harus dilakukan minimum antara lain : putaran pompa, arus kerja motor, cut-in/cut-off Pressure Tank.

c. Hasil pengujian ini, harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas/MK untuk dimintakan persetujuannya.

d. Bersama-sama Pengawas/MK, Pemilik Proyek dan Perencana, Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap
performasi peralatan utama dengan sistem telah di fungsikan secara penuh.

e. Pengujian ini meliputi : kapasitas pompa, arus kerja motor, kerja Pressure Tank, tekanan air pada fixture terjauh, dan
lain-lain.

f. Hasil pengujian ini, harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas/MK untuk dimintakan persetujuannya.

g. Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 10 kg/cm² untuk pipa air
bersih sedangkan untuk pipa air kotor dengan tekanan 5 kg/cm² tanpa mengalami kebocoran dalam waktu
minimum 24 jam tekanan ter sebut tidak turun/berubah. Pada prinsipnya pe- ngetesan dilakukan dengaa cara bagian
demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.

h. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong/Kontraktor Pengetesan
pipa harus dilaksanakan dengan disaksi-kan oleh pemilik proyek/Pengawas/Perencana dan selanjutnya apabila telah
diterima/ memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.
PEKERJAAN M/E
FLOW CHART PLUMBING

START

PEKERJAAN PERSIAPAN
- Lahan kerja
- Alat kerja
- Fasilitas kerja
- Material yang telah disetujui
- Shop Drawing yg disetujui
- Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


- Gantungan pipa - Jalur pipa
- Pembuatan Ulir pipa - Titik Sanitary
- Pengecatan Dasar

PEKERJAAN BOBOKAN
- Jalur pipa ke titik Sanitary
- Jalur pipa tembus dinding

PEKERJAAN INSTALASI
- Pasang Gantungan
NOTE - Pasang pipa
Dalam pekerjaan bobokan harus - Pengecatan Finish
kordinasi dengan Sipil untuk start point
keramik dinding & lantai toilet. PERBAIKAN
PENGETESAN
Pemasangan : PIPA
- Pompa No
- Tanki
Yes
- Pemasangan Valve
TESTING No PERBAIKAN - Pemasangan Aksesori
Sanitary
Yes

TEST COMMISSIONING

FINISH
PEKERJAAN M/E
FLOW CHART SPRINKLER DAN HYDRANT
START

PEKERJAAN PERSIAPAN
- Lahan kerja
- Alat kerja
- Fasilitas kerja
- Material yang telah disetujui
- Shop Drawing yg disetujui
- Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


- Gantungan pipa - Jalur pipa
- Pembuatan Ulir pipa
- Pengecatan Dasar
PEKERJAAN BOBOKAN
- Jalur pipa tembus dinding

PEKERJAAN INSTALASI
- Pasang Gantungan
- Pasang pipa Riser &
Pipa Utama
- Pengecatan Finish
NO

PENGETESAN
PIPA

YES
PEKERJAAN MARKING
- Titik Sprinkler
- Titik Box Hydrant

PEKERJAAN PEMASANGAN
- Pipa Droper Sprinkler
- Pipa Ke Box Hidrant
- Box Hidrant
Sanitary
NO

PENGETESAN
PIPA

YES
PEKERJAAN PEMASANGAN
- Titik Sprinkler
- Valve
Sanitary

TEST

FLASING

TES
COMMISIONING

FINISH
PEKERJAAN M/E
FLOW CHART ELEKTRONIK
( MATV, TELEPHONE, SOUND SYSTEM , NURSE CALL, DATA, CCTV )

START

PEKERJAAN PERSIAPAN
- Lahan kerja
- Alat kerja
- Fasilitas kerja
- Material yang telah disetujui
- Shop Drawing yg disetujui
- Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


- Cable Tray - Jalur pipa dalam dinding
- Penggantung Kabel Tray - Titik peralatan ( outlet telpon,
- Dudukan Equipment ( panel dll ) outlet speaker, dll. )

PEKERJAAN BOBOKAN PEMASANGAN PERALATAN


- Jalur kabel tembus dinding - Outlet telpon
- Peralatan - Outlet Speaker
- dll.

PEKERJAAN INSTALASI
- Conduit , Kabel
- Grouping & labeling
PASANG CEILING

PEKERJAAN MARKING NO
- Aksesori di Ceiling YES
TEST
CONTINUITAS
PEKERJAAN PEMASANGAN
- Aksesori di Ceiling
YES

CONNECTION CONNECTION

NO
TES
COMMISIONING

YES

FINISH
PEKERJAAN M/E
FLOW CHART ELEKTRIKAL

START

PEKERJAAN PERSIAPAN
- Lahan kerja
- Alat kerja
- Fasilitas kerja
- Material yang telah disetujui
- Shop Drawing yg disetujui
- Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


- Cable Ladder - Jalur pipa dalam dinding
- Penggantung Kabel ladder - Titik peralatan ( saklar ,
- Dudukan Equipment ( panel dll ) stop kontak dll. )

PEKERJAAN BOBOKAN PEMASANGAN PERALATAN


- Jalur pipa tembus dinding - Panel
- Peralatan - Stop Kontak
- Saklar

PEKERJAAN INSTALASI
- Conduit , kabel
- Grouping NO
- Labeling TEST FUNGSI

PASANG CEILING
TEST MEGER NO YES
KABEL

PEKERJAAN MARKING YES


- Titik Lampu
CONNECTION

PEKERJAAN PEMASANGAN
- Lampu
CONNECTION

PENGETESAN NO
NYALA

YES

CONNECTION CONNECTION

TES
COMMISIONING

FINISH
FLOW CHART GAS MEDIK
START

PEKERJAAN PERSIAPAN
- Lahan kerja
- Alat kerja
- Fasilitas kerja
- Material yang telah disetujui
- Shop Drawing yg disetujui
- Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


- Penggantung pipa - Jalur pipa dalam dinding
- Titik Outlet Gas

PEKERJAAN BOBOKAN
- Jalur pipa tembus dinding

PEKERJAAN PEMASANGAN
- Conduit ( dlm dinding )
- Pasang pipa
- Labeling pipa

NO
TEST
KEBOC0RAN
PEMASANGAN MESIN
- Vakum YES
- Compresor
- O2
- N2O
FLASING

PEMASANGAN OUT LET


- FLASING
- Tambahan Chemical

TES
COMMISIONING

FINISH
PEKERJAAN M/E
FLOW CHART PIPA AC

START

PEKERJAAN PERS I APAN


- Lahan kerja
- Alat kerja
- Fasilitas kerja
- Material yang telah disetujui
- Shop Drawing yg disetujui
- Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRI KAS I PEKERJAAN MARKI NG


- Gantungan pipa - Jalur pipa
- Pipa

PEKERJAAN BOBOKAN
- Jalur pipa tembus dinding

PEKERJAAN I NS TALAS I
- Pasang Gantungan
- Pasang pipa

NO
PENGETES AN
PI PA
PEKERJAAN MARKI NG
- Pasang Equipment
YES
Sanitary
PEKERJAAN PEMAS ANGAN
- Isolasi Pipa
- Valves
- Alat Ukur
Sanitary

- FLASING
- Tambahan Chemical

TES
COMMI S I ONI NG

FINISH
PEKERJAAN M/E
FLOW CHART DUCTING

START

PEKERJAAN PERS I APAN


- Lahan kerja
- Alat kerja
- Fasilitas kerja
- Material yang telah disetujui
- Shop Drawing yg disetujui
- Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRI KAS I PEKERJAAN MARKI NG


- Gantungan Ducting - JalurDucting
- Ducting

S ETTI NG DUCTI NG PEKERJAAN BOBOKAN


- Jalur Ducting tembus dinding

I S OLAS I DUCTI NG

PEKERJAAN PEMAS ANGAN


- Pemasangan Ducting

PEKERJAAN MARKI NG &


BOBOK DI NDI NG
PENGETES AN NO
DUCTI NG

PEKERJAAN PEMAS ANGAN YES


- Pemasangan Grille , Diffuser.
- Pemasangan Equipment CONNECTING

TES T NO
COMMI S S I ONI NG

YES

FINISH
Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain, clean out dan metal sink.

Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Waterproofing
b. Pekerjaan Plumbing

Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui Perencana/Konsultan
Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang dilakukan Kontraktor.

BAHAN/PRODUK
1. Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk TOTO, AMERICAN STANDARD dalam negeri atau setara.
2. Floor drain dan clean out : TOTO, AMERICAN STANDARD/Viega, atau setara.
PELAKSANAAN

Sebelum pemasangan dimulai, Meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk,
pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi.

Tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.

Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

Wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
Pekerjaan Wastafel
1. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO,
AMERICAN STANDARD ex dalam negeri atau
setara lengkap dengan segala accessoriesnya
seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type
yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair
terlampir.

2. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang


adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat
lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Management Konstruksi.

3. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus


disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produksennya dalama brosur.
Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan
penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
Pekerjaan Urinal
1. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan
adalah merk TOTO, AMERICAN STANDARD type
yang dipakai adalah : dengan fitting standard.

2. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah


diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-bagian
yang gompal, retak dan cacaat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Management Konstruksi.

3. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan


Baut Ficher atau stainless steel dengan ukuran
yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg
tiap baut.

4. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian


pemasangan harus sesuai gambar untuk itu, baik
waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin
ada antara dinding dengan urinal ditutup dengan
semen berwarna sama dengan urinal sempurna.
5. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak
ada kebocoran-kebocoran air.
Pekerjaan Kloset
1. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah TOTO, AMERICAN STANDARD/American standard
ex dalam negeri, type yang dipakai dapat dilihat pada skedule sanitair terlampir.

2. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk TOTO, AMERICAN STANDARD ex dalam negeri. Type-type yang
dipakai termasuk kran tekan, warna akan ditentukan Perencana.

3. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Management Konstruksi.

4. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan telah dicelup dalam larutan pengawet tahan air,
dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.

5. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda harus
dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
Pekerjaan Keran
1. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk TOTO, AMERICAN STANDARD dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding
type T.23 B 13 V 7 (N).
2. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat disambung dengan pipa
leher angsa (extention). Keran untuk sink di ruang saji type T. 30 AR 13 V 7 (N).
3. Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa atau setara dengan bahan kuningan dengan putaran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
4. Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-
gambar untuk itu.
Floor Drain dan Clean Out
1. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron dengan draad untuk clean out merk setara TOTO, AMERICAN
STANDARD.

2. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.

3. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Management Konstruksi.

4. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapih, menggunakan
pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.

5. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air Embeco ex. MTC dan pada lapis
teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit ex. Ciba.

6. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan
tidak ada kebocoran.
Pekerjaan Metal Sink
1. Metal sink yang digunakan ialah merk Diethelm type 46/107 atau setara tebal minimum 1 mm, bahan stainless steel,
jenis satu basin untuk ruang saji dan dua basin untuk dapat dengan kran khusus untuk itu.

2. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak ada bagian yang cacat dan
direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai dengan gambar untuk itu.

3. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu, baik waterpassnya dan
bebas dari kebocoran-kebocoran air.
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan material kaca dan cermin.

Bahan
Produksi : Asahimas atau setara
Jenis : Float glass
Warna : Sesuai rencana
Tebal : 5 mm atau sesuai dengan gambar rencana & BQ.

Spesifikasi bahan
1. Kaca tidak bergelombang, retak dan baur.
2. Memiliki bidang yang licin, sejajar, tidak bergelombang, tidak menunjukkan effek lensa.
3. Untuk cermin mempunyai lapisan perak cukup tebal dan mempunyai lapisan penahan kelembaban.
4. Tidak menunjukkan ada cacat, gelembung dan sebagainya.
5. Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
6. Kesikuan kaca lembaran yang berbentuk segi empat mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi
kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
7. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah dipasang harus mendapatkan persetujuan Perencana / Manajemen
Konstruksi.
8. Sisi kaca yang nampak maupun yang tidak nampak akibat pemotongan, harus dihaluskan sampai membentuk permukaan kaca
yang halus.

Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan pemasangan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat kaca. Semua bahan yang akan
dipasang melalui persetujuan Manajemen Konstruksi. Pemotongan kaca rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat
pemotong kaca. Pemotongan ukuran kaca disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca pada kosen.
Pembersihan akhir untuk membersihkan permukaan kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan cairan khusus pembersih
kaca. Kaca-kaca yang telah dipasang dilindungi dari kerusakan dan benturan serta diberi tanda agar dapat terlihat bahwa pada
area tersebut telah dipasang kaca.

Kaca cermin
Keliling kaca cermin dibuat bevel 3 cm
• Pemasangan kaca menggunakan skrup stainless steel
• Tebal kaca minimal 5 mm atau sesuai gambar
• Kaca yang sudah terpasang dibersihkan dengan pembersih kaca.
PELAKSANAAN

Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar.

Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.

Semua bahan yang telah terpasang harus disetujuai oleh Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi.

Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda
tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.

Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.

Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk kedalam alur kaca pada kosen.

Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.

Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa malalui kosen, harus diisi dengan lem silikon produk setara GE.
Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenan-kan retak dan pecah pada sealant/tepinya,
bebas dari segala noda dan bekas goresan.

Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang terpasang harus disetujui
Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi.

Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.

Pemasangan Cermin :

Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos-klos di dinding, kemudian dilapis dengan plastik
busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang mempunyai dop
penutup stainless steel.

Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih.


PEMASANGAN AC CENTRAL

Material
1. Chiller
2. AHU/FCU
3. BJLS
4. Pipa Gip/ Black Steel
5. PipaPVC
6. Bahan isolasi
7. Diffuser dan grill
8. Material bantu

Peralatan
1. Mesin las
2. Gerinda tangan
3. Bor duduk & bor tangan
4. Gunting seng
5. Takel
6. Kunci pas, obeng, tang dsb

Urutan pelaksanaan
Pemasangan Ducting
1. Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan dipasang
2. Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di workshop)
3. Buat fitting (elbow percabangan) ducting
4. Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan aluminium foil
5. Marking jalur ducting
6. Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya
7. Pasang ducting
8. Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari
9. Pasang isolasi pada sambungan ducting
Pemasangan Pipa Chiller
PIPA INDOOR
1. Marking jalur pipa
2. Pasang gantungan pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya
3. Pasang pipa pada gantungannyasambung pipa dengan las
4. Test pipa dengan cornpresor
5. Pasang isolasi pipa per satuan panjangnya

PIPA OUT DOOR


1. Marking jalur pipa
2. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya
3. Sambung pipa di atas galian
4. Lakukan test tekan pipa
5. Pasang isolasi pipa
6. Beri lapisan pasir pada dasar galian
7. Turunkan pipa ke dalam galian
8. Lapis kembali galian dengan pasir
Pemasangan AHU/FCU
1. Marking lokasi penempatan AHU/FCU
2. Pasang gantungan
3. Pasang AHU/FCU
4. Pasang kare mounting dan kencangkan bautnya
5. Sambung pipa chiller & draint serta duet ke unit
6. Pasang instalasi listriknya

Pemasangan Chiller
1. Marking pondasi chiller
2. Buat pondasi chiller
3. Letakkan chiller pada pondasinya
4. Pasang spring mounting chiller
5. Sambung instalasi pipa chiller lengkap dengan valvenya
6. Sambung instalasi listriknya

Pemasangan Pompa Chiller


1. Marking pondasi pompa chiller
2. Buat pondasi pompa chiller
3. Letakkan pompa chiller pada pondasinya
4. Pasang mounting chiller
5. Sambung instalasi pipa ke pompa chiller lengkap dgn valvenya
6. Sambung instalasi listriknya
PEMASANGAN AC SPLIT
Material
1. Chiller
2. AHU/FCU
3. BJLS
4. Pipa Gip/ Black Steel
5. PipaPVC
6. Bahan isolasi
7. Diffuser dan grill
8. Material bantu

Peralatan
1. Mesin las
2. Gerinda tangan
3. Bor duduk & bor tangan
4. Gunting seng
5. Takel
6. Kunci pas, obeng, tang dsb

Urutan pelaksanaan
Pemasangan Ducting
1. Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan dipasang
2. Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di workshop)
3. Buat fitting (elbow percabangan) ducting
4. Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan aluminium foil
5. Marking jalur ducting
6. Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya
7. Pasang ducting
8. Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari
9. Pasang isolasi pada sambungan ducting
Pemasangan Pipa Refrigerant
1. Marking pipa / rak pipa
2. Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya
3. Pasang rak pipa ( untuk satu jalur lebih dari 2 pipa)
4. Pasang isolasi pipa copper per satuan panjangnya
5. Pasang pipa pada rak / gantungannya
6. Sambung pipa dengan las tembaga
7. Test pipa dengan compresor
8. Rapikan isolasi pipa

Pemasangan Indoor Unit


1. Marking lokasi penempatan indoor unit
2. Pasang gantungan
3. Pasang indoor unit
4. Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
5. Sambung pipa copper dan ducting ke unit
6. Pasang instalasi listriknya

Pemasangan Outdoor unit


1. Marking pondasi outdoor unit
2. Buat pondasi outdoor unit
3. Pasang dinabolt pada pondasi
4. Pasang outdoor unit lengkap dengan mountingnya
5. Sambung pipa ke outdoor unit
6. Sambung instalasi listriknya
MULAI A

APPROVAL MATERIAL DAN


SHOP DRAWING PEMASANGAN OUT DOOR UNIT DAN
INDOOR UNIT LENGKAP ACCESSORIES

N
PERSET- KOREKSI
UJUAN
N
OK KOREKSI

Y
Y
PENGADAAN UNIT,
MATERIAL DAN LISENSI
PENYAMBUNGN PIPA REFRIGENT DI OUT
DOOR UNIT DAN INDOOR UNIT LENGKAP
ACCESSORIES

SELEKSI MATERIAL DAN


CEK KESIAPAN DI
LAPANGAN
N
OK KOREKSI

N Y
OK TUNGGU

1. PENYAMBUNGAN & PEMASANGAN

Y PIPA DRAINASE

2. PEMASANGAN DIFUSERLENGKAP
1. FABRIKASI DUCTING AC, FRESH AIR
ACCESSORIES BERSAMAAN
DAN EXHAUST FAN
PASANG PLAFOND
2. PEMASANGAN GANTUNGAN DUCTING

SUPPORT DAN BRUCKET OUT DOOR


N
OK KOREKSI
UNIT

N
KOREKSI Y
OK

Y TESTING DAN COMMISSIONING

1. PEMASANGAN DUCTING AC, FRESH

AIR & EXHAUST FAN

N
2. PEMASANGAN IN DOOR UNIT & PIPA
CEK/ PERBAIKAN
OK
REFRIGERENT

N
KOREKSI DITERIMA
OK

SELESAI
A
1. Bor lubang yang sudah ditentukan dan tandai langit-langit. Gunakan bor listrik dan gunakan
sekop yang ekstra panjang 1,9 cm untuk mengebor lubang di langit-langit, dimana bermaksud
meletakkan kipas. Ukur ventilasi kipas.
2. Temukan lubang yang diinginkan dan bersihkan penyekat yang mengelilinginya. Gunakan
ukuran kipas rumahan untuk memastikan kipas akan pas pada tempat yang sudah dipilih, di
antara 2 titik.
3. Ukur sisi pipa kipas yang masuk. Akan butuh dimensi ini untuk memotong ukuran lubang
dengan tepat pada langit-langit.
4. Gunakan kotak pemasangan dan pensil untuk menandai garis luar dari sisi pipa kipas yang
masuk ke langit-langit, gunakan ukuran yang dipakai.
1. Potong lubang pipa yang masuk. Gunakan gergaji untuk melubangi bagian langit-langit yang
ditandai.
2. Jangan biarkan bagian yang terpotong dari langit-langit jatuh ke lantai setelah pelubangan,
sebisa mungkin tambahkan pelapis atau plester.
3. Gunakan tangan untuk mendukung bagian persegi panjang dari langit-langit dan pelan-pelan
turunkan itu ke lantai.
4. Menggunakan kacamata keselamatan dan respirator ketika memotong plester dan pelapis
untuk melindungi mata dan paru-paru.
1. Letakkan kipas di posisi. Sebelum memasang kipas ke lubang yang baru dibuat, satukan pipa
siku 90 derajat (ke pipa saluran yang Anda akan satukan nanti) untuk memasang dengan tepat
bagian luar dengan menggunakan selotip pipa kertas.
2. Tambahkan kabel konektor menembus lubang pada sisi kipas, lalu potong kurungan logam
yang menyokongnya.
3. Letakkan kipas di posisi tengah dari lubang langit-langit dan pasang di tempatnya, pastikan
setiap titik koneksi diarahkan dengan tepat.
1. Amankan kipas ke kasau. Saat kipas berada pada posisi tepat, perpanjang setiap kurungan
logam hingga mencapai kasau pada setiap sisi unitnya. Gunakan sekrup dinding untuk
memperkuat setiap ujung kurungan ke kasau.
2. Ambil pipa saluran panjang yang fleksibel dan satukan satu dari pipa siku 90 derajat yang
menonjol dari kipas menggunakan selotip pipa kertas.
3. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menggunakan kabel listrik bekas atau baru menembus
konektor pada kipas. Bisa mengamankan kabel dengan mengencangkan sekrup pada konektor.
Hati-hati, akan butuh 3 kabel jika kipas baru memiliki lampu.
1. Temukan titik keluar yang baik untuk pipa saluran. Langkah selanjutnya adalah menemukan
rute terpendek, terlurus dari kipas untuk keluar. Pipa saluran yang lebih panjang, akan kurang
efisien.
2. Penting untuk membuang udara kipas ke luar. Membuang udara langsung ke loteng atau
tempat lain yang ditentukan, akan meningkatkan pertumbuhan jamur dan berpotensi
menyebabkan timbulnya jamur.
3. Dapat membuat ventilasi menembus dinding samping atau atap, di mana ini akan sangat cocok.
Hanya pastikan bahwa pipa saluran itu lurus dan tidak terikat dengan erat.
1. Satukan tutup ventilasi. Proses menyatukan tutup ventilasi akan sangat tergantung pada bagian
untuk keluar dari atap atau dinding samping.
2. Jika titik keluar terletak pada dinding samping, pilih titik antara 2 dinding yang kuat dan ambil
beberapa referensi ukuran pada “bagian dalam” sehingga bisa melokasikan titik yang sama
pada “bagian luar”. Gunakan gergaji lubang 10 cm untuk melubangi dinding dari luar, lalu
amankan tutup ventilasi.
3. Jika titik keluar di atap, gambar lingkaran dengan ukuran yang tepat pada bagian dalam
menggunakan gergaji untuk melubangi itu. Lalu naik ke atap (membawa peralatan keamanan)
dan hilangkan sirap yang menutupi lubang yang baru dipotong. Pasang tutup ventilasi,
menggunakan semen atap dan paku atap, lalu tutup semua sirap yang berlubang.
4. Satukan bagian ujung pipa saluran ke konektor tutup ventilasi saluran menggunakan selotip
kertas saluran.
1. Sambung koneksi. Tergantung pada jenis kipas, kabel untuk koneksi dari loteng atau dari
kamar mandi. Pastikan membaca panduan pabrik dan cek kembali apakah aliran listrik sudah
mati saat proses berlangsung.
2. Gabungkan kabel dengan warna sama (biasanya putih dan hitam atau merah dan hitam) dan
tambahkan konektor. Ikat bagian tembaga kawat di sekililing klip hijau atau sekrup dan
kencangkan supaya aman.
3. Letakkan kabel kembali ke bagian elektrik dan lepaskan tutupnya.
4. Hati-hati juga kabel aluminium (dibanding tembaga) membutuhkan penanganan khusus dan
pekerjaan listrik jenis kabel ini harus dilakukan oleh profesional.
1. Satukan kisi-kisi. selesai. Tancapkan mesin blower ke stop kontak dan amankan itu dengan
sekrup.
2. Pasang plastik kisi-kisi dengan memasukkan ujung kabel ke tempat yang tersedia pada bagian
rumah. Pastikan itu terpasang rapi membelakangi langit-langit -- sebarkan sedikit ujung kabel
untuk membuat kerenggangan lebih, jika dibutuhkan.
3. Nyalakan dan uji kipas baru untuk memastikan kipas itu bekerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memasang sendiri
pompa air adalah :
1. Ketahui jenis pompa airnya.
Ada beberapa jenis pompa air diantaranya,
 Pompa sumur dangkal non otomatis / otomatis.
 Pompa sumur dalam (jet pump) non otomatis / otomatis
2. Peletakan pompa.
yang harus diperhatikan adalah bahwa semua pompa
mempunyai 2 hal dalam mendistribusikan air, yaitu
menghisap air kemudian memancarkan air. Untuk jenis jenis
pompa sentrifugal (yang menggunakan kipas)
biasanya mempunya spesifikasi sebagai berikut :
-Daya listrik : (dalam watt/Kw)
JENIS POMPA YANG DIPERSYARATKAN :
-Daya hisap : maximum =9 meter atau dalam teori daya hisap
Kapasitas : 46 L/m Panasonic, Sanyo, Simizu,
maximum pompa adalah 1 atm (atmosfere) Groundfos
Total Head : 39 m
=10,4 meter , tetapi pada kenyataanya jarang pompa yang bisa
Kapasitas : 48 L/m Panasonic, Sanyo, Simizu,
menghisap pada kondisi maximum, maka Groundfos
Total Head : 30 m
sebaiknya letakkan pompa kurang dari 9 meter dari permukaan
Kapasitas : 35 L/m Panasonic, Sanyo, Simizu,
air. Groundfos
Total Head : 32 m
-Daya Pancar, biasanya berbanding lurus dengan kekuatan
Kapasitas : 33 L/m Panasonic, Sanyo, Simizu,
daya (watt) pompa. dan berbanding terbalik Groundfos
Total Head : 24 m
dengan penampang diameter saluran (pipa). semakin besar
Kapasitas : 30 L/m Panasonic, Sanyo, Simizu,
daya pompa maka akan semakin tinggi daya Groundfos
Total Head : 16 m
pancarnya, begitu juga apabila saluran outletnya pipa
Pressure control Nagano, VPG, Sekualitas
diperkecil. Yamamoto
-Kapasitas (liter per menit, lt/m) akan dipengaruhi oleh
Pompa Kolam
peletakan pompa dan daya / kekuatan pompa.
Kapasitas : 65 L/mnt
Hayward
Total Head : 18 m
Kelengkapan pokok instalasi.
1. pompa komplit dengan kabel listriknya
2. pipa hisap + foot klep yang dipasang pada ujung bawah pipa hisap
3. pipa pengeluaran

Kelengkapan tambahan jika diperlukan


1. tandon air.
2. kran.

untuk otomasi pompa ada beberapa macam


 dengan limit switch pressure yang dipasang pada tabung bertekanan yang dihubungkan
dengan saluran pengeluaran sehingga jika keran ditutup maka tekanan pada tabung akan
naik sehingga elektrik switch akan terputus.
 dengan elektrik limit switch pada tandon air, ini dapat menggunakan tekanan pada tandon
air ataupun menggunakan sensor ketinggian air dalam tandon.

 untuk jenis pompa sumur dalam (jet pump) sebenarnya daya hisapnya sama dengan
pompa-pompa air lainnya yaitu teorinya =10,4 meter 1 atm, tetapi implentasinya mesin
pompa jet pump bukan di disain untuk menyedot air tetapi lebih pada mendorong air
dengan mengatur sirkulasi air sedemikian rupa sehingga air yang didorongkan dari
impeller pompa disirkulasikan ke bawah mendekati pipa hisap yang berada di bawah
permukaan air kemudian dialirkan lagi ke atas melalui percepatan nozzle sehingga
membawa (mendorong) air di dalam pipa hisap ke atas. Dengan demikian letak mesin
pompa tidak tergantung dengan kedalaman air, tetapi yang menjadi faktor terpenting
adalah kekuatan/daya mesin pompa tersebut
 Penampung air di bawah permukaan tanah.

 Posisi ketinggian tangki air


1. Jarak 2 ~ 3 meter.

Tekanan air yang dihasilkan sangat rendah. Bisa


dikatakan hanya berguna pada skala membasuh atau
membuat sesuatu menjadi basah. Bukan mencuci atau
membersihkan sesuatu dari kotoran. Walau pun bisa
digunakan untuk keperluan mencuci, tetap dibutuhkan
bantuan tenaga manusia agar kotoran dapat terlepas
dengan mudah. Keuntungan yang bisa diperoleh dari
tekanan air seperti ini adalah jumlah pemakaian air
relatif lebih sedikit. Atau bisa disebut dengan “hemat
air”, karena jumlah keluaran air yang dihasilkan berada
pada kisaran 3 – 5 liter per menit.

2. Jarak 4 ~ 6 meter.

Tekanan air pada rentang jarak ini bisa disebut ideal.


Tingkat kekuatan tekanan air yang dihasilkan mampu
untuk “melontarkan” air (menggunakan nozzle) hingga
jarak 5 – 6 meter dari titik keluaran keran air. Kekuatan
seperti itu akan memudahkan saat air digunakan untuk
keperluan mencuci mobil atau membersihkan /
menyapu kotoran di sekitar area bagian luar rumah.
Disamping itu, karena tekanan yang dihasilkan tanpa
menggunakan bantuan pompa air, maka jumlah air
yang dikeluarkan pun relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan menggunakan pompa air. Namun demikian,
meski memiliki kekuatan, tekanan air pada rentang
jarak ini tidak dapat diandalkan untuk menghidupkan
pemanas air (water heater).
 Tangki Air di atas Permukaan Tanah.
3. Jarak 7 meter – di atasnya.

Mulai jarak ketinggian tangki 7 meter dari posisi letak keluaran


air, kekuatan tekanan air yang dihasilkan mampu untuk
menyalakan water heater. Sangat menyenangkan memiliki
kondisi tekanan air seperti ini, karena kekuatan tekanan air
bisa digunakan untuk hampir segala kebutuhan tanpa bantuan
pompa air. Tetapi, harus kita ingat juga, bahwa semakin tinggi
tekanan air yang dihasilkan, maka semakin banyak jumlah liter
air per menit yang dikeluarkan. Jadi, kita harus menyikapi
dengan bijaksana pemakaian air pada tingkat kekuatan ini,
karena memiliki kecenderungan membuat pemakaian air
menjadi boros.
 Tangki Air di area bagian atas.
Water Supply Diagram

Other Facilities

Exit Gate House Power House For Vessel

Elevated
Gate Valve Water
Tank

M Gate Valve Gate Valve


Meter air

Public Toilet Canteen Truck Scale Guard House


Gate Valve

Passenger Terminal Building

Gate Valve Gate Valve Gate Valve

Toilets Wudlu R. Toilet / Pantry

Ground
tank
Gate Valve
Foot
Valve

Pump
Tank
Pump Room
Lorry Gate Valve
PDAM

To Gutter
Outlet Telephone Installation

To IDFT / Key Telephone

Cable
Conduit

In bow dos
Outlet Telp
Cable
Telephone System Diagram

Extension Line

Public Telp. Coin


Junction Box Telkom IDFT Extension Line
Office

MDF IDFT Extension Line


Telephone Travel Agent - 1 Direct Line

IDFT
grounding Direct Line
Travel Agent - 2

Public Telp. Coin

Public Telp. Coin

Extension Cable

Direct line
Sound System Diagram

Ceilings Speaker 6 w
4 x for Waiting Hall
POWER SUPPLY Passenger Building

Ceilings Speaker
4 x for Public Hall
Passenger Building
Main Equipments
AM / FM Ceilings Speaker
4 x for Waiting Hall
Passenger Building
TAPE DECK MIXER

HornSpeaker 25 w
REMOTE MIC
2 x for Parking Area
POWER AMP

HornSpeaker 25 w
2 x for Queuing Area
SELECTOR

HornSpeaker 25 w
2 x for Moveable Bridge

grounding
Sound System Instalation
PEMASANGAN SOUND SYSTEM
a. Material
1. Peralatan utama sound system
2. Speaker
3. Kabel instalasi
4. Konduit
5. Terminal box
6. Material Bantu

b. Peralatan
1. Tang, Obeng, Dll
2. Waterpass
3. Kunci Pas

c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan instalasi konduit
2. Pemasangan instalasi kabel sound system
3. Pemasangan instalasi rak kabel
4. Pemasangan terminal box
5. Pemasangan Ceiling Speaker
6. Pemasangan Horn Speaker
7. Pemasangan wall Speaker
8. Pemasangan Volume kontrol
9. Pemasangan Peralatan utama
Sound System Instalation

Urutan Pelaksanaan Pemasangan Ceiling Speaker


1. Markingplafon dengan kapur/ spidol
2. Lubangi plafond sesuai marking untuk akustik
3. koordinasikan dengan rangka plafond
4. Pasang ceiling speaker & sambung kabel instala-
sinya
5. Kencangkan speaker dengan disekrupkan pada
ceil¬ing
6. Lindungi speaker dengan masking tape untuk men-
cegah kotoran & debu
7. Urutan Pelaksanaan Pemasangan Horn Speaker
8. Marking & tandai lokasi horn speaker
9. Buat pondasi speaker lengkap angkurnya
10.Pasang tiang speaker
11.Pasang horn speaker & sambung instalasinya
12.Lindungi speaker dari kotoran cat & debu
MULAI A

APPROVAL MATERIAL DAN


SHOP DRAWING PENYAMBUNGAN SEMUA
SPEAKER, VOLUME CONTROL
DAN TERMINAL BOX

N
PERSET- KOREKSI
UJUAN N
OK KOREKSI
Y
Y
PENGADAAN UNIT,
MATERIAL DAN PEMASANGAN PERALATAN
LISENSI UTAMA SS. & CAR CALL
LENGKAP ACCESSORIES
SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN DI
LAPANGAN
N
OK KOREKSI

N Y
OK TUNGGU
PENYAMBUNGAN PERALATAN UTAMA
DENGAN TERMINAL BOX UTAMA/MDFSS,
Y
LENGKAP ACCESSORIES

PEMASANGAN PIPA
SPARING DAN PIPA
INSTALASI/ KONDUIT N
OK KOREKSI

Y
N
OK KOREKSI TESTING DAN COMMISSIONING

PENARIKAN KABEL,
PEMASANGAN TERMINAL, N
OK CEK/
BOX, MDFSS LENGKAP PERBAIKAN
ACCESSORIES
Y

DITERIMA
N
OK KOREKSI

Y
SELESAI
PEMASANGAN CEILING
SPEAKER, HORN SPEAKER,
VOLUME CONTROL
Diagram Instalasi Sound System

N
OK KOREKSI

A
CCTV Instalation
METODE PEMASANGAN CCTV
a. Material
1. TV Monitor
2. Camera
3. Kabel instalasi
4. Konduit
5. Terminal Box
6. Material Bantu

b. Peralatan
1. Tang, Obeng, dll
2. Waterpass
3. Bending conduit

c. Urutan Pemasangan
1. Pemasangan instalasi konduit
2. pemasangan instalasi kabel CCTV
3. Pemasangan instalasi rak kabel
4. Pemasangan terminal box
5. Pemasangan peralatan CCTV
6. Urutan Pelaksanaan Pemasangan CCTV
7. Marking lokasi penempatan TV monitor dan Camera
8. Pasang TV Monitor
9. Pasang Camera
Wash Waste Diagram
Guard House

Closed FD

Canteen Kitchen Sink

Grease Trap

Toilets

CO

Closed

Urinoir
Septic Tank

LV

FD

Gutter
Electrical Installation
Tray Cable Installation

Steel Structure

Hanger

Level adjustment

. .
Joint grounding cable (NYA 2,5 mm)

Step :
• Marking tray cable & hanger position
• Install hanger
• Install tray cable
• Install Cable NYA 2.5 mm for grounding junction
Fire Extinguisher Installation

Ramset / Dynabolt

Ramset / Dynabolt

150 cm
120 cm

Dry Chemical Fire Extinguisher CO2 Fire Extinguisher

1. Marking position of hanger


2. Install hanger
3. Place Fire Extinguisher at hanger
Exhaust Fan Installation

Ceiling
Exhaust Air flow
grille

Exhaust fan
Wall Mounted

Step :
1. Fabrication ducting & hanger
2. Install ducting
3. Install exhaust grille
4. Install exhaust Fan
5. Install fan grille
Exhaust Fan Installation

Exhaust
grille
Ceiling

Wall Mounted
Exhaust fan

Air flow

Step :
1. Fabrication ducting & hanger
2. Install ducting
3. Install exhaust grille
4. Install exhaust Fan
5. Install fan grille
Electrical System Diagram
LVMDP / MVMDP
DB PTB DB TA 1 & 2
Lighting & Socket outlet
PLN DB CT 2 DB CT 1
House Lighting & Socket outlet
DB TS DB OL 1
Lighting & Socket outlet
CTM Lighting & Socket outlet
DB EG
DB GH (Existing)
DB MB DB CTP
TRAVO
DB PT Lighting & Socket outlet DB HP

LVMDP DB LLSDP
DB CS

DB OL.1 Lighting & Socket outlet


DB OL 3
Panel Genset
DB PWR Lighting & Socket outlet
DB STP
DB ASDP
Generator Pump 2 x
set
DB PMP
DB LPM
DB DH
Water Supply Diagram

Other Facilities
Exit Gate House Power House For Vessel
Elevated
Gate Valve Water
Tank
M Gate Valve Gate Valve
Meter air
Public Toilet Canteen Truck Scale Guard House
Gate Valve

Passenger Terminal Building

Gate Valve Gate Valve Gate Valve

Toilets Wudlu R. Toilet / Pantry

Ground
tank
Gate Valve
Foot
Valve
Tank Pump
Lorry Gate Valve
PDAM Pump Room

To Gutter
Sanitary Installation

Squatting Closet Installation

. Hanger pipe

Ceiling

Gip Installation

Hanger pipe

Clean Water

Faucet Faucet

Closet Closet
From other Closet & CO
CO

To Septic Tank Waste Water


To Septic Tank
Electrical Installation
Generator Set Accessories Installation
1. Install Attenuator 6. Install Exhaust pipe
2. Install Flexible duct for attenuator 7. Install Tank Fuel
3. Install ducting for jointing atternuator with genset unit 8. Install Fuel pipe
4. Install Attenuator grille 9. Install pump & Valve
5. Install Silencer
Roof Genset room

Daily
Tank

Electric
pump
Manual
Pump

Monthly
Tank
Lightning Protection Installation (Penangkal Petir)

Grounding position

Control Box
Of grounding system

Step :
1. Take a location for grounding system
2. Install casing pipe with Gip dia. 1.5”
3. Install Copper rod inside Gip casing
Copper rod 4. Connect copper rod to BC Cable
from Lightning protection head

Mencapai muka air tanah +/- 6.00 m

Tahanan max 3 Ohm


Lightning Protection Installation (Penangkal Petir)
MULAI A

PEMASANGAN PENANGKAL PETIR APPROVAL MATERIAL DAN

a. Material
1. PEMASANGAN PENANGKAL PETIR
SHOP DRAWING

1. Konduit pvc
TYPE NON RADIOAKTIF LENGKAP

2. Tiang penangkal petir


TIANG PIPA GALVANIS & MOUNTING
N
PERSET- KOREKSI
UJUAN
3. Kabel coaxial/kc/nyy RING.

4. Copper rod
Y 2. PENARIKAN KABEL NYA
OK 1 X 70MM2 KOREKSI

PENGADAAN UNIT,

5. Head penangkal petir MATERIAL DAN LISENSI Y

PENYAMBUNGAN SELURUH
SYSTEM PENAMGKAL PETIR
LENGKAP ACCESSORIESNYA

b. Peralatan SELEKSI MATERIAL DAN

1. Grounding test
CEK KESIAPAN DI
LAPANGAN

2. Tang, obeng, gergaji besi N


KOREKSI
OK

3. Bending conduit N
TUNGGU
OK Y

PEMBUATAN BAK KONTROL UKURAN


c. Urutan Pelaksanaan Y

1. Tentukan lokasi grounding


40 X 40 X 40 CM

1. PENGEBORAN UNTUK PEMASANGAN

2. Pantek grounding dengan copper rod ELEKTRODA N

3. Buat bak kontrol OK KOREKSI

2. PEMASANGAN FONDASI TIANG

4. Rangkai penangkal petir dan PENANGKAL PETIR


Y

5. Lampu pada tiang penangkal petir


N
OK KOREKSI
TESTING DAN
COMMISSIONING

6. Pasang penangkal petir pada Y

7. Lokasi sesuai gambar PEMASANGAN PIPA GALVANIS,


PENARIKAN KABEL BC 70 MM2, N

8. Tarik kabel & sambung dengan pantekan LENGKAP ACCESSORIES OK CEK/


PERBAIKAN

9. Finish arsitektur Y

DITERIMA

N
OK KOREKSI

Y SELESAI

A
Grounding Panel

PEMASANGAN GROUNDING PANEL


a. Material
1. Kabel bc
2. Plat tembaga
3. Isolator
4. Copper rod
5. Mur baut

b. Peralatan
1. Bor tangan
2. Tang, obeng dll
3. Gergaji besi

c. Urutan Pelaksanaan
1. Marking jalur grounding, jarak antar isolator 50 cm
& tinggi 30 cm dari lantai
2. Pasang isolator, gunakan dynabolt 8 mm
3. Pasang plat tembaga memutar ruang panel hingga
bak kontrol grounding
4. Sambungkan antar plat tembaga dengan jointing
dari dahan tembaga
METODE MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
INSTALASI AIR BERSIH & KOTOR
•Urutan Instalasi Pemasangan Pipa Air Bersih
•Pemasangan Pipa Indoor

1.Marking jalur pipa sesuai shop


drawing dan koordinasikan
dengan jalur pekerjaan lain seperti
jalur Tray Cable dll.

2 2. Bor plat lantai untuk memasang


gantungan pipa air bersih.
1.Pasang gantungan pipa sesuai
dengan jalur marking yang telah
dibuat.
3

•Potong pipa sesuai dengan


kebutuhan.

4
PROSES 5.Snai pipa yang telah dipotong,
SNAI 5 untuk ukuran diameter pipa paling
besar 2,5”

HASIL
SNAI

6. Cat Pipa GIP dengan warna


Biru.

7. Pasang pipa sesuai


ukuran pada shop drawing,
pemasangan menggunakan
gantungan untuk pipa
dalam posisi horizontal dan
7 menampel pada dinding
shap dengan diklem untuk
pipa pada posisi vertikal
8.Sambung pipa yang telah terpasang
pada gantungan , penyambunngan pipa
diameter kurang dari 2,5 ichi dengan
drat dan diameter 2,5 inchi ke atas
8
dengan las.

DRAT
LAS

PIPA
PIPA


2.5”
2.5”

9. Gunakanbenang / water pass untuk


mengukur kelurusan pipa.

MENGUKUR
KELURUSAN
PIPA
DG
WATERPASS
10. Lakukan
pekerjaan pengecatan untuk
daerah sambungan pipa.
1
0

PROSES
CAT PD
DRAT

DRA
T

11.Lakukan test tekan pipa dengan


tekanan sesuai spesifikasi yang
berlaku.
1
1

PROSES
TEST
TEKAN
URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI PIPA AIR
KOTOR DAN AIR BEKAS
•Pemasangan Pipa Indoor

•Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan


1 koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain
seperti jalur Tray Cable, jalur pipa air bersih, dll.

2
2.Bor plat lantai untuk memasang
ganrtungan pipa air kotor dan air
bekas.
3. Pasang gantungan pipa sesuai
dengan jalur marking yang telah
dibuat.dan perhatihan level
kemiringan pemasangannya (1-2%).

4. Potong pipa sesuai dengan


kebutuhan.

4
5. Pasang pipa PVC pada
gantungan yang telah
disediakan untuk posisi
horizontal dan menampel
pada dinding shap dengan
diklem untuk pipa pada posisi
vertikal.
5
5
6
6. Sambung pipa yang
telah terpasang pada gantungan
dengan menggunakan lem.

7. Gunakan benang
/ water pass untuk mengukur
MENGUKUR kelurusan dan elevasi kemiringan
KELURUSAN PIPA
DG WATERPASS pipa.
8. Lakukan test rendam
8 pipa untuk menguji kebocoran pipa.
PELAKSANAAN INSTALASI VALVE

•Check lokasi penempatan valve (apakah space/ukuran valve cukup untuk dipasang
)
•Siapkan valve lengkap dengan flangenya.
•Pasang valve, dan kencangkan bautnya.

PELAKSANAAN PEMASANGAN & INSTALASI POMPA

•Marking lokasi penempatan pompa.


•Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
•Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
•Pasang Pompa dan valve-valvenya.
•Sambung instalasi daya ke unit pompa.
•Lakukan running test pompa.

Testing Commisioning
•Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem
(pipa, valve dan pompa).
•Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam
instalasi dan kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa
kotoran.
•Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi
dengan baik.

Prosedur testing
•Tes pada pipa :
-Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa
terhadap tekanan
a. Partial Test :

Test dilakukan pada sebagian sistem, misal pada satu toilet

b. System Test :

Test dilakukan pada seluruh sistem

2. Tes pada Valve :

-Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa


terhadap tekanan
3. Tes pada Pompa :

-Running tes pompa untuk mengetahui fungsi pompa


•Pipa
•Pompa
•Fittings
•Water Meter
•Check Valve
1 •Strainer
•Pressure Gauge
•Gate Valve
•Packaged Booster Pump
•Deep Well Pump

5
4
3

1
0

6
8
7

9
•Welding Machine e. Chain Hoist i. Electric Hand Drills
•Cut Off Machine f. Pipe Wrenches j. Plumbing
Tool set
•Drilling Machine g. Angle Grinder
•Threading Machine h. PVC Cutter
1. Metode Pemasangan Panel
Daya

Kabinet Panel Daya.

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1.7
mm.
Kabinet untuk panel daya/kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya
menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai
tidak perlu sesak. Frame/rangka panel harus ditanahkan. Pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel
daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat – kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi
dan benar.

a. Finishing.

Semua rangka, penutup, cover palte dan pintu panel listrik seluruhnya harus
dibuat tahan karat dengan diberi cat dasar atau primecoating dan diberi
pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek cat
sebelumnya harus dimintakan persetujuannya ke Direksi/Pengawas.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium
plating atau dengan zinc chromate primer dan dicat dengan cat akhir sistem
bakar ( oven ).

b. K u n c i

Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “cath and flat key lock”. Jenis
kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe “common key”, sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus
disediakan dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel.

Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam


panel dengan mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe/macam
panel, bila dibutuhkan alas/ pondasi/penumpu/penggantung, Kontraktor
harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.
d. L a b e l.

Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch
group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label
sesuai dengan fungsinya untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan
penggunaan/nama alat tersebut. Label ini terbuat dari bahan logam anti
karat dengan huruf /huruf hitam.
a. Cable Ladder dan Cable Tray
Cable ladder dipasang di dinding shaft dengan menggunakan 3 buah
dynabolt sedangkan cable tray digantung pada dak beton menggunakan
bunder berulir anti karat.
Ukuran dan type cable ladder dan cable tray disesuaikan dengan yang
tercantum dalam gambar rencana dan harus dihubungkan dengan
Grounding.
2. Metode Instalasi Kabel Listrik

URUTAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENERANGAN INDOOR

1. Pemasangan Instalasi Kabel Listrik

2. Pemasangan Instalasi Lampu / Armature

3. Pemasangan Instalasi Saklar Dan Stop Kontak

•Pemasangan Instalasi Kabel Listrik

•Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan sebagai jalur instalasi sound system.

3. Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat dengan
menggunakan klam yang berwarna sesuai dengan jenis pekerjaannya.
4. Masukkan kabel pancing untuk menarik
kabel

5. Sambung ujung kabel dengan ujung


kawat pancing, kemudian tarik kawat
pancing untuk menarik kabel instalasi
tersebut.

6. Potong kabel listrik sesuai


dengan kebutuhan

7. Hubungkan jalur instalasi titk


peracabangan didalam tee-dos, lalu
tutup sambungan dengan
menggunakan lasdop.
8. Marger resistansi kabel instalasi
yang telah terpasang, termasuk
kualitas sambungan pada tiap tee-
dos

9. Setelah semua jalur instalsi


selesai dipasang dan hasil marger
diperoleh hasil yang baik, rapikan
semua jalur instalasi dan tutup
semua tee-dos yang ada.
1. Pastikan instalasi listrik sudah
terpasang dengan baik.

2. Marking lokasi penempatan armatur


pada celling sesuai dengan
shopdrawing dan jenis lampu yang
digunakan
3. Cutter celling yang telah
dimarking

4. Bor lokasi tempat gantungan


(suport) armatur
5. Pasang gantungan (suport)
armatur

6. Sambungkan instalasi yang telah


tersedia dengan armatur.
7. Pasang armatur pada lokasi yang
telah disiapkan pada celling dengan
cara menggantungkannya pada kawat
gantungan.

8. Rapikan posisi armatur dan kondisi


celling.
3. Pemasangan Saklar Dan Stop Kotak

1. Marking jalur instalasi saklar


dan stop kontak dengan level
ketinggian dari lantai 150 cm
untuk saklar dan 30 cm untuk
stop kontak.

2.Cutter jalur marking yang yang


telah dibuat dengan
menggunakan mesin cutter.
3. Bobok jalur instalasi saklar
dan stop kontak

4. Pasang konduit dan inbow-


dos

5. Tutup tembok jalur instalasi


dengan plester kembali, serta
bersihkan lokasi kerja .

6. Pasang kawat pancing


7. Tarik kabel instalasi dengan
kawat pancing.

8. Potong kabel instalasi sesuai


dengan kebutuhan
9. Sambungkan instalasi kabel pada
tee-dos, kemudian tutup sambungan
dengan lasdop, lalu tutup tee-dos.

10. Lakukan test konektifitas


sambungan dan tahanan isolasi
kabel instalasi yang telah terpasang.

11. Setelah hasil tes dinyatakan baik,pasangkan saklar dan


stop kontak pada lokasi yang telah disediakan saat proses
finishing telah selesai.
PEMASANGAN KONDUIT OUTBOW
a. Material
 Konduit PVC / Steel
 Tee Dos, Sock dan klem konduit
 Fisher

b. Peralatan
 Bending Konduit
 Bor Tangan
 Tang, Obeng dll
 Benang
 Cat, Kapur & Spidol

c. Pelaksanaan Pemasangan Konduit Outbow


 Plat Lantai bersih dari bekisting
 Marking Jalur Instalasi
 Tandai Lokasi Klem
 Bor Lokasi Klem
 Pasang Konduit
PEMASANGAN KONDUIT INBOW
a. Material
 Konduit PVC / Steel
 Tee dos, Sock
 Kawat bendrat
 Paku

b. Peralatan
 Palu
 Tang, Obeng dll
 Bending konduit
 Benang
 Cat, kapur dan Spidol

c. Pemasangan konduit dalam plat lantai (Inbow)


 Marking jalur instalasi
 Tandai lokasi tee dos
 Wire mesh Layer 1
 Pasang Konduit
 Wire mesh layer 2
 Ikat konduit pada layer 2
PEMASANGAN KABEL TRAY DAN LADDER
a. Material
1. Kabel Tray
2. Kabel Ladder
3. Gantungan
4. Kabel NYA
5. Fitting dan Jointing

b. Peralatan
1. Kunci Pas
2. Tang, Obeng
3. Bor Tangan
4. Kapur Tulis

c. Pelaksanaan
1. Lantai bersih daribekisting
2. Marking Jalur Kabel tray
3. Tandai lokasi gantungan
4. Bor lubang untuk dinaset gantungan
5. Pasang gantungan
6. Pasang tray
7. Hubungkan tray satu denganyang lain dengan kabel NYA 2,5 mm

URUTAN PELAKSANAAN KABEL TRAY


1. Marking jalur tray sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran untuk
gantungan
2. Bor lokasi gantungan
3. Pasang gantungan tray sesuai dengan ketinggian yang diminta
4. Tray dengan lebar 100 cm ke atas harus dipasang support pada tiap
balok struktur atasnya
5. Pasang kabel tray
6. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan kabel
NYA 2,5 mm.

URUTAN PELAKSANAAN KABEL LADDER


1. Marking jalur ladder sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran
untuk gantungan
2. Bor lokasi gantungml support
3. Pasang gntung & nl support ladder
4. Pasang kabel ladder
5. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan kabel
NYA 2.5 mm.
PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK
a. Material
1. Kabel NYA/ NYMNYFBGY
2. Las Dop

b. Peralatan
1. Kawat Pancingan
2. Tang, Obeng
3. Lakban Kertas & Spidol

URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI INDOOR


1. Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya
2. Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
3. Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
4. Sambungan kabel banya boleh pada tee dos dan dengan las dop
5. Merger kabel yang telah terpasang

URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI OUTDOOR


1. Marking jalur inscalasi
2. Tandai lokasi tiang lampu
3. Gali jalur yang relah demarking
4. Gelar kabel NYLBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya
5. Timbun dengan pasir
6. Urug galian dengan tanah kembali
METODE PEMASANGAN KABEL
a. Material b. Peralatan
● Kabel Power ● Tang, Obeng
● Kabel skun ● Kabel ties
● Tali ● Tang pre

c. Urutan Pelaksanaan

KABEL PADA TRAY


1. Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
3. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
4. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
5. Kabel siap disambung dengan panel

KABEL PADA LADDER


1. Pastikan lebar ladder cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
3. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
4. Gunakan tali jika kabel akan dipasang vertikal
5. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
6. Kabel siap disambung dengan panel
MULAI A

APPROVAL MATERIAL
DAN SHOP DRAWING TEST TAHANAN ISOLASI

N
PERSET- KOREKSI
UJUAN N
OK KOREKSI
Y
Y
PENGADAAN UNIT,
MATERIAL DAN PENGUKURAN KEMBALI
LISENSI GALIAN KABEL TEGANGAN
RENDAH

SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN
DI LAPANGAN
N
OK KOREKSI

N Y
OK TUNGGU

PENYAMBUNGAN KABEL-KABEL
TEGANGAN RENDAH LENGKAP
Y
ACCESSORIESNYA

PEMASANGAN PIPA
SPARING DAN GALIAN
KABEL-KABEL TEGANGAN N
MENENGAH & RENDAH OK KOREKSI

N
OK KOREKSI TESTING DAN COMMISSIONING

PEMASANGAN/PENARIKAN
KABEL TEGANGAN RENDAH N
OK CEK/
DARI LVMDP KE GEDUNG PERBAIKAN
BAPPEDA & BAWASDA
Y

DITERIMA
N
OK KOREKSI

Y
SELESAI
PENARIKAN DARI LOW
VOLTAGE DISTRIBUSI PANEL
(LVMDP) KESUB PANEL TIAP
LANTAI

N
OK KOREKSI

A
PEKERJAAN PEMASANGAN PANEL LISTRIK
a. Material
1. panel
2. dynabolt
3. bahan pondasi

b. Peralatan
1. bor tangan
2. kunci pas, obeng dll
3. waterpass

c. Pelaksanan
d. PEMASANGAN PANEL FREE STANDING
1. Pastikan pondasi panel telah dibuat benar
2. Marking lokasi penempatan panel
3. Bor lubang dynabolt
4. Letakan panel diatas pondasi
5. Kencangkan baut dynabolt
PEMASANGAN PANEL SEMI INBOW
1. Marking lokasi panel dengan
2. Ketinggian rata atas 180 cm
3. Bobok dinding bata
4. Pasang dynabolt
5. Pasang panel jika dinding sekeliling telah diplester di finish
PEMASANGAN PANEL WALL MOUNTED
1. Marking lokasi panel dengan ketinggian rata atas 180 cm
2. Pasang dynabolt
3. Pasang panel
Flow Chart Pekerjaan Pemasangan Panel Listrik
A
MULAI

APPROVAL MATERIAL DAN PENGETESAN PANEL


SHOP DRAWING TEGANGAN MENENGAH DAN
RENDAH DIPABRIK

N
PERSET- KOREKSI
UJUAN N
OK KOREKSI
Y
Y
PENGADAAN UNIT,
MATERIAL DAN LISENSI
PEMASANGAN PANEL TM, LVMDP
DAN SUB PANEL PADA TIAP
LANTAI DIPASANG DIDINDING
LENGKAP ACCESSORIES

SELEKSI MATERIAL DAN


CEK KESIAPAN DI
LAPANGAN

N
OK KOREKSI
N
OK TUNGGU
Y

Y PENYAMBUNGAN SEMUA PANEL DENGAN


INSTALASI LENGKAP ACCESSORIESNYA

FABRIKASI PANEL DI
PABRIK ATAU BENGKEL

N
OK KOREKSI
N
OK KOREKSI
Y
Y
TESTING DAN
PEMERIKSAAN PANEL DI COMMISSIONING
PABRIK/WORK SHOPE
SEBELUM DIKIRIM KE
PROYEK

N
OK CEK/
PERBAIKAN
N
OK KOREKSI Y

Y DITERIMA

SELESAI
PEMASANGAN TRANSFORMER
a. Material
1. Transformator
2. Besi siku 5 cm
3. Bahan pondasi

b. Peralatan
1. Tang, obeng
2. Kunci pas
3. Bor tangan

c. Urutan pelaksanaan
1. Buat pondasi transformator sesuai shopdrawing Masing-
masing sisi dilebihkan lebar 20 cm
2. Letakkan transformator diatas pondasi
3. Ganjal roda transformator dengan besi siku 5 cm
4. Pasang grounding transformator
Flow Chart Pemasangan Transformator

MULAI

APPROVAL MATERIAL
DAN SHOP DRAWING

TEST TAHANAN ISOLASI

N
PERSET- KOREKSI
UJUAN N
OK KOREKSI
Y
Y
PENGADAAN UNIT,
MATERIAL DAN
PEMASANGAN
LISENSI
TRANSFORMATOR DAN
CUBICLE PANEL LENGKAP
ACCESSORIES

SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN
DI LAPANGAN
N
OK KOREKSI

N Y
OK TUNGGU

1. PENYAMBUNGAN KABEL TM DAN TR

Y LENGKAP ACCESSORIES

2. PEMASANGAN INST. PENERANGAN


PEMASANGAN SPARING
DAN PIPA
INSTALASI/KONDUIT & LENGKAP ARMATUR & ACCESSORIES
RAK KABEL N
OK KOREKSI

N
OK KOREKSI TESTING DAN
COMMISSIONING
Y

1. PEMASANGAN FONDASI TRANSFORMATOR


N
OK CEK/
DAN DUCKT KABEL
PERBAIKAN
2. PEMASANGAN KABEL DARI TRAFO KE Y

PANEL TM & TR
DITERIMA

N
OK KOREKSI

Y SELESAI

A
PEMASANGAN GENSET
a. Material
1. Genset
2. Spring mounting
3. Silencer
4. Tangki solar
5. Pompa solar
6. Exhaust radiator
7. Fitting, valve dan gantungan

b. Peralatan
1. Fork lift/ pipa gip
2. Dongkrak
3. Bor tangan
4. Kunci pas, obeng dll
5. Balok

c. Pelaksanaan pemasangan genset


Pemasangan Genset
1. Pastikan pondasi genset telah dibuat benar
2. Marking lokasi penempatan spring mounting
3. Bor lokasi penempatan spring mou-nting
4. Letakan genset diatas pondasi
5. Gunakan dongkrak untuk pemasang-an spring mounting
6. Siap di-install dengan accessories-nya.

Pemasangan Accessories Genset


1. Pastikan posisi genset telah rata
2. Pasang attenuator
3. Pasang flexible duct
4. Pasang ducting BJLS untuk penghubung ke attenuator
5. Pasang grill attenuator
6. Pasang silencer genset
7. Pasang pemipaan exhaust
8. Pasang tangki solar
9. Pasang pemipaan bahan bakar
10. Pasang pompa dan valve-valve
Flow Chart Pelaksanaan Pemasangan Generator
MULAI
A

APPROVAL MATERIAL
DAN SHOP DRAWING
1. PEMASANGAN KABEL DARI

GENSET KE PANEL GENSET

N 2. TEST TAHANAN ISOLASI


PERSET- KOREKSI
UJUAN
N
OK KOREKSI
Y

PENGADAAN UNIT,
Y
MATERIAL DAN
LISENSI
PEMASANGAN TANKI
BULANAN DAN HARIAN
LENGKAP INSTALASI BAHAN
SELEKSI MATERIAL BAKAR ACCESSORIES
DAN CEK KESIAPAN
DI LAPANGAN
N
OK KOREKSI

N Y
OK TUNGGU

PENYAMBUNGAN KABEL DARI GENERATOR


SET KE PANEL KONTROL GENSET LENGKAP
Y ACCESSORIES

1. PEMASANGAN FONDASI

GENSET DAN PANEL


N
OK KOREKSI
2. PEMASANAGAN DUCT KABEL

Y
N
OK KOREKSI
TESTING DAN
COMMISSIONING
Y

1. PEMASANGAN GENERATOR & PANEL

GENSET LENGKAP ACCESSORIES N


OK CEK/
PERBAIKAN
2. PEMASANGAN TANKI BAHAN BAKAR
Y
LENGKAP INSTALASI & ACCESSORIES

N DITERIMA
OK KOREKSI

SELESAI
A
PEMASANGAN BUSDUCT
a. Material
1. Bus duct
2. Fitting-fitting bus duct

b. Peralatan
1. Waterpass
2. Tang, obeng dll
3. Benang / kawat baja

c. Urutan Pelaksanaan
1. Bus duct vertical / horizontal
2. Marking jalur penempatan bus duct
3. Pasang bracket dengan jarak max 2 meter dan tidak kurang
30 cm dari sambungan
4. Check kondisi isolator bus duct dengan merger test
5. Pasang bus duct dan accessories-nya
6. Lakukan penutupan pada tiap sambungan
7. Test bus duct dengan tegangan 2,5 kv, frequency 45-65 hz
selama 60 detik.
PEMASANGAN GROUNDING PANEL
a. Material
1.Kabel bc
2.Plat tembaga
3.Isolator
4.Copper rod
5.Mur baut

b. Peralatan
1.Bor tangan
2.Tang, obeng dll
3.Gergaji besi

c. Urutan Pelaksanaan
1.Marking jalur grounding, jarak antar
isolator 50 cm & tinggi 30 cm dari lantai
2.Pasang isolator, gunakan dynabolt 8 mm
3.Pasang plat tembaga memutar ruang panel
hingga bak kontrol grounding
4.Sambungkan antar plat tembaga dengan
jointing dari dahan tembaga
PEMASANGAN ARMATURE
a. Material
1. Armatur
2. Kawat gantungan

b. Peralatan
1. Tang, Obeng dll

c. Urutan Pelaksanaan
TL recessed mounted
1. Marking plafon dengan kapur / spidol
2. Lubangi plafon scsuai marking, untuk akustik
3. Koordinasikan dg rangka plafon
4. Pasang kawat gantungan
5. Pasang lampu dengan melepas kap lampu
6. Kencangkan kawat gantungan
7. Sambung ke instalasi
8. Pemasangan tl setelah kondisi proyek aman dari pencurian

TL ceiling mounted
1. Marking plafon dengan kapur / spidol, dan pasang kawat
gantungan
2. Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
3. Pasang lampu jika plafon telah finish
4. Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi

Lampu Taman & Jalan


1. Marking posisi lampu
2. Buat pondasi tiang lampu
3. Dirikan tiang lampu
4. Pasang lampu pada tiangnya
5. Sambung ke instalasi
PEMASANGAN SAKLAR DAN STOP KONTAK
a. Material
1. Saklar
2. Stop kontak
3. Grid switch

b. Peralatan
1. Bor tangan
2. Tang, obeng dll
3. Waterpass

c. Urutan Pelaksanaan
1. Marking jalur konduit pada dinding
2. Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
3. Pasang konduit dan inbow dos
4. Tunggu sampai dinding plester akhir
5. Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
6. Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata
Flow Chart Pemasangan Saklar Dan Stop Kontak
A
MULAI

APPROVAL MATERIAL TEST TAHANAN ISOLASI


DAN SHOP DRAWING PADA BANGUNAN KANTOR

N
PERSET- KOREKSI
UJUAN N
OK KOREKSI
Y
Y
PENGADAAN UNIT,
MATERIAL DAN
PENYAMBUNGAN DAN
LISENSI
PEMASANGAN ARMATUR,
STOP KONTAK DAN SAKELAR

SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN
DI LAPANGAN
N
OK KOREKSI

N Y
OK TUNGGU

PENYAMBUNGAN DAN PEMASANGAN


PANEL PENERANGAN DAN STOP
Y KONTAK

PEMASANGAN PIPA
SPARING DAN
INSTALASI/KONDUIT
N
OK KOREKSI

N
OK KOREKSI TESTING DAN
COMMISSIONING
Y

PEMASANGAN/PENARIKAN KABEL
PENERANGAN DAN STOP KONTAK N
PADA BANGUNAN KANTOR OK CEK/
PERBAIKAN

DITERIMA
N
OK KOREKSI

Y
SELESAI

A
PEMASANGAN PENANGKAL PETIR
a. Material
1. Konduit pvc
2. Tiang penangkal petir
3. Kabel coaxial/kc/nyy
4. Copper rod
5. Head penangkal petir

b. Peralatan
1. Grounding test
2. Tang, obeng, gergaji besi
3. Bending conduit

c. Urutan Pelaksanaan
1. Tentukan lokasi grounding
2. Pantek grounding dengan copper rod
3. Buat bak kontrol
4. Rangkai penangkal petir dan
5. Lampu pada tiang penangkal petir
6. Pasang penangkal petir pada
7. Lokasi sesuai gambar
8. Tarik kabel & sambung dengan pantekan
9. Finish arsitektur
Flow Chart Pekerjaan Pemasangan Penangkal Petir
MULAI A

APPROVAL MATERIAL
1. PEMASANGAN PENANGKAL PETIR
DAN SHOP DRAWING
TYPE NON RADIOAKTIF LENGKAP

TIANG PIPA GALVANIS & MOUNTING


N
PERSET KOREKSI RING.
-UJUAN
2. PENARIKAN KABEL NYA 1 X 70MM2
N
Y OK KOREKSI

PENGADAAN UNIT,
Y
MATERIAL DAN
LISENSI
PENYAMBUNGAN SELURUH
SYSTEM PENAMGKAL PETIR
LENGKAP
ACCESSORIESNYA
SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN
DI LAPANGAN

N
OK KOREKSI
N
OK TUNGGU
Y

PEMBUATAN BAK KONTROL


Y UKURAN

40 X 40 X 40 CM
1. PENGEBORAN UNTUK PEMASANGAN

ELEKTRODA
N
OK KOREKSI
2. PEMASANGAN FONDASI TIANG

PENANGKAL PETIR Y

N
OK KOREKSI TESTING DAN
COMMISSIONING
Y

PEMASANGAN PIPA
GALVANIS, PENARIKAN N
KABEL BC 70 MM2, OK CEK/
LENGKAP ACCESSORIES PERBAIKAN

DITERIMA

N
OK KOREKSI

Y SELESAI

A
Pondasi Tiang PJU
a. Uraian Pekerjaan
Pemasangan pondasi tiang beton campuran 1pc:2ps:3kr dibuat umpak dengan pekerjaan finishing plesteran dan acian
b. Bahan Material
Besi beton, pasir, semen, batu split, material bekisting dan lain-lain serta angkur tiang c. Metode Pelaksanaan
Pemasangan Pondasi tiang dipasang sampai kedalaman 120 cm dibawah permukaan tanah/ trotoar, dengan diberi umpak
ketinggian 30 cm diatas permukaan tanah dasar sebagai ground.
d. Kriteria Kinerja Produk
Didasarkan unit terpasang dengan ukuran dan sesuai butir dengan encana.

Tiang PJU
a. Bahan Material
GIP dengan ketebalan plate minimal 2,80 mm dan 3 mm
b. Metode Pelaksanaan
Pemasangan Tiang Bulat PJU type tanam Galvanis harus tegak lurus/vertical. Dengan kedalaman pondasi sesuai gambar rencana.
c. Waktu Pelaksanaan
Dipersiapkan setelah penggalian dan pemasangan pondasi beton, sebelum memulai pekerjaan Pasangan Armatur.
d. Kriteria Kinerja Produk
Didasarkan unit terpasang dengan ukuran dan bahan sesuai butir (a), (b) & (c). dan gambar rencana
URUTAN PELAKSANAAN :
1. Pengecekan lapangan sesuai dengan desain gambar yang sudah ada.
2. Untuk lokasi yang tidak ada tiang bantu dapat segera ditarik jaringan kabel LVTC 3 x 10 mm dengan memasang bracket pada tiap
tiang PLN yang dilanjutkan dengan pemasangan J4 sebagai pengikat kabel LVTC.
3. Pemasangan Box APP,Ground rod,Pipa inforing yang dilanjutkan pengukuran grounding dan tahanan isolasi. Kemudian
dilanjutkan dengan penyambungan ke jaringan TR(tegangan Rendah) PLN. Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap jaringan
yang telah terpasang
4. Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan stang lampu dan lampu induksi yang dilanjutkan dengan penyambungan ke jaringan
yang sudah ditarik.
5. Jika diperlukan adanya tiang bantu, maka pertama-tama dibuat lubang dengan menggunakan diger sesuai ukuran tiang dan
pengecorannya. Setelah lubang siap, angkur dapat ditanam. Untuk menjamin bahwa tiang benar-benar pada posisi tegak, diukur
dengan menggunakan water pas. Selanjutnya dilakukan pengecoran pada angkur.
6. Setelah pengecoran benar-benar kering dan tiang dipasang pada base plate.
7. Selanjutnya dilanjutkan sesuai tahapan pada nomor 2).

Perijinan ke PLN sebaiknya diajukan sebelum pekerjaan dilapangan dikerjakan, dengan melampirkan data-data yang diperlukan
sesuai persyaratan PLN. Diharapkan material di PLN (KWH meter) sudah tersedia, sehingga ijin pasang secara bertahap dapat
dikeluarkan dalam waktu 10 hari setelah pengajuan.
INSTALASI INDOOR

 Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa konduit sesuai groupnya


 Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
 Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
 Sambungan kabel hanya boleh pada tee dos dan dengan las dop
 Merger kabel yang telah terpasang

INSTALASI OUTDOOR

 Marking jalur instalasi


 Tandai lokasi tiang lampu
 Gali jalur yang telah dimarking
 Gelar kabel sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya
 Timbun dengan pasir
 Urug galian dengan tanah kembali
KABEL PADA TRAY

 Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
 Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
 Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
 Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
 Kabel siap disambung dengan panel

.. ..
LAMPU TAMAN DAN JALAN

 Marking posisi lampu


 Buat pondasi tiang lampu
 Dirikan tiang lampu
 Pasang lampu pada tiangnya
 Sambung ke instalasi

TL RESSECED MOUNTED

 Marking plafon denngan kapur / spidol


 Lubangi plafon sesuai marking, untuk akustik koordinasikan dg rangka plafon
 Pasang kawat gantungan
 Pasang lampu dengan melepas kap lampu
 Kencangkan kawat gantungan
 Sambung ke instalasi
 Pemasangan TL setelah kondisi proyek aman dari pencurian

plat lantai Pipa konduit

Kawat gantungan

TL Resseced Mounted Ceilling gipsum


TL CEILLING MOUNTED

 Marking plafon denngan kapur / spidol, dan pasang kawat gantungan


 Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
 Pasang lampu jika plafon telah finish
 Gunakan skrup untuk pengikat lampu
 Sambung ke instalasi

plat lantai Pipa konduit

kawat gantungan
fisher

Ceilling gipsum
TL 36 Ceilling Mounted
INSTALASI SAKLAR DAN STOP KONTAK

1. Marking jalur konduit pada


dinding

bobok jalur
konduit
saklar

2. Bobok dinding bata, jangan


bobok jalur
konduit
lupa gunakan cutter
stop kontak

150 cm

30 cm
URUTAN PELAKSANAAN PEMASANGAN SAKLAR DAN STOP KONTAK

3. Pasang konduit & inbow dos


dinding

konduit
kabel
instalasi

Ceiling

4. Tunggu sampai dinding


difinish arsitek

inbow dos
saklar

150 cm

inbow dos 3
stop kontak 0
c
m
URUTAN PELAKSANAAN PEMASANGAN SAKLAR DAN STOP KONTAK

5. Sambungkan saklar, stop


dinding
kontak dengan instalasinya
konduit kabel
instalasi

Ceiling

6. Pasang saklar & stop kontak,


gunakan waterpas agar rata

saklar

150 cm
stop kontak 3
0
c
m
ELECTRICAL SYSTEM

SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK GEDUNG SEKOLAH TK

PANEL PENERANGAN

PLN
BEBAN
LVMDP

PANEL AC CONTOH
BEBAN

PP P AC

LANTAI 4
SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK GEDUNG SD DAN SMP PP P AC

PANEL PENERANGAN LANTAI 3


PP P AC
PLN
LVMDP
LANTAI 2
PANEL POMPA PP P AC
PENERANGAN LUAR
PANEL AC

LANTAI 1

R. ELEKTRIKAL LT 1
ELECTRICAL SYSTEM

Peralatan Utama di Basement 1

PLN

CONTOH
MVMDB

Trafo 800 KVA


LVMDB 1

KE
PANEL DISTRIBUSI

Trafo 800 KVA

LVMDB 2

Genset
660 KVA KE
PANEL DISTRIBUSI
Genset
660 KVA
Panel
Genset
PEMASANGAN PANEL FREE STANDING

1. Pastikan Pondasi Panel Telah dibuat


benar

2. Marking lokasi penempatan panel

3. Bor lubang dinabolt

4. Letakkan Panel diatas pondasi

5. Kencangkan baut dynabolt


Pemasangan Instalasi Outbow

1. Plat Lantau bersih dari


bekisting
2. Marking Jalur Instalasi
3. Tandai lokasi klem
4. Bor lokasi klem
5. Pasang Konduit
Pemasangan Instalasi Dalam Plat Lantai
1. Marking Jalur Instalasi
2. Tandai lokasi TeeDos
3. Wiremesh Layer 1
4. Pasang Konduit
5. Wiremesh layer 2
6. Ikat konduit pada layer 2
Pemasangan Kabel Tray/Ladder

1. Marking jalur tray/ladder sesuai shop


drawing
2. Tandai lokasi pengeboran untuk
gantungan
3. Bor lokasi gantungan/support
4. Pasang gantungan/support ladder
5. Pasang kabel ladder
6. Pada setiap sambungan pasang
penghubung grounding
BUSDUCT VERTICAL

• Marking jalur penempatan busduct


• Pasang bracket dengan jarak max 2 meter & tidak kurang 30 cm dari
sambungan
• Cek kondisi isolator busduct dengan merger test
• Pasang busduct & accessoriesnya
• Lakukan penutupam pada tiap sambungan
• Test busduct dengan tegangan 2,5 KV, frekuensi 45-65 Hz selama 60 detik

BUSDUCT HORIZONTAL
• Marking jalur penempatan busduct
• Pasang bracket dengan jarak max 2 meter & tidak kurang 30 cm dari
sambungan
• Cek kondisi isolator busduct dengan merger test
• Pasang busduct & accessoriesnya
• Lakukan penutupam pada tiap sambungan
• Test busduct dengan tegangan 2,5 KV, frekuensi 45-65 Hz selama 60 detik
FOTO PELAKSANAAN
MAIN MATERIAL
• TR = Transformator
• SB = Switchboards
 HVSB
 MSB
TR  DSB
SB

INSTALLATION MATERIAL
1. Kabel power
2. Kabel tray
3. Konduit
4
4. Saklar
5. Kotak kontak

1 2
3
5
TOOLS
1. Tang cramping
3
2. Tang hidrolik
1
3. Tang
2
4. Obeng
5. Multimeter dan Clampmeter
QUALITY CONTROL :

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu
(quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mengontrol :
 Seluruh material yang digunakan
 Tenaga kerja yang dipilih
 Perawatan alat
 Test material di laboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan – bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada yang
bertanggung jawab langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian
teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan secara sistematik dan terencana, yang diterapkan
sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek berjalan secara
terkendali dan konsisten, agar dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam spesifikasi
kontrak, yang terdiri dari spesifikasi dan gambar-gambar pelaksanaan.

Untuk mencapai sasaran pengendalian mutu di pelaksanaan, diperlukan adanya :


 Sasaran mutu yang jelas.
 Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas.
 Organisasi proyek yang handal
 Sistem dan prosedur mutu yang baku
 Penerapan manajemen mutu yang konsisten
PERSIAPAN/PRELIMINARY

Pekerjaan Pembersihan
Pelaksanaan
 Sebelum mulai pekerjaan pelaksanaan Landscape membersihkan terlebih dahulu area pekerjaan
 Membersihkan semua sampah dan bahan bangunan dari pekerjaannya dan setiap hari harus meninggalkan
seluruh lahan dari pekerjaan dalam keadaan bersih.
 Pada proses pekerjaan diserah-terimakan, kontraktor harus segera memindahkan semua bahan dan peralatan
miliknya dari lahan kerja, kecuali bahan dan peralatan yang diminta Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
untuk disimpan selama jangka waktu pemeliharaan. Demikian juga selama pelaksanaan pekerjaan
kontraktor harus menjaga kebersihan di luar lingkungan tapak Jalan, trotoar, dan sebagainya.
 Membersihkan lapangan kerja dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan termasuk
semua sisa –sisa puing yang ada di lapangan disingkirkan dan diratakan, kemudian permukaan tanah
disesuaikan dengan level yang diserah -terimakan.
MOBILISASI

1. Mobilisasi yang dimaksud adalah hal-hal sebagai berikut

2. Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-barang yang diajukan dalam penawaran, dari
tempat pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan digunakan.

3. Pembuatan kantor pemborong, gudang dan lain-lain dilokasi pekerjaan untuk keperluan pekerjaan

4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan memulai kerja, akan menyerahkan program mobilisasi kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.

RENCANA KERJA

1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, membuat rencana kerja pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan
berupa Bar- Chart dan S-Curve Bahan dan tenaga kerja

2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima.

3. Memberikan salinan rencana keja rangkap 4 kepada Direksi Pekerjaan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel
pada dinding ruang kerja Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.

4. Selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana Kerja tersebut di atas.

5. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan berdasarkan rencana kerja tersebut.
TENAGA DAN SARANA KERJA

Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan- bahan, peralatan berikut alat Bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-
bagian pekeoaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alatalat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan beriangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan
sempuma sampai dengan diserah terimakan pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan.

TENAGA KERJA/TENAGA AHLI


 Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis danvolume pekerjaan yang akan
dilaksanakan

PERALATAN
 Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan
lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan ini

PENYEDIAAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


 Tenaga Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor selama masa
 pekerjaan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Hadan mengenai segala hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan/pekedaan, baik teknis maupun Administratif

2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan
keadaan Sebenamya

3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin

4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk bahan monitoring dan proses
pembayaran pekerjaan.
PEKERJAAN TANAMAN
Umum
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi
- Pekerjaan Galian,
- Pekerjaan Penahan sementara tanaman
- Pekerjaan Pengadaan dan penanaman Pohon dan Rumput
- Pemeliharaan
- Penyiraman
- Pemupukan

Pengukuran Peil
(Levelling)
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00
Bangunan existing.
Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum
ilaksanakan.
Pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrumen)
yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk itu, dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara
kira- kira.
Pekerjaan Galian

Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai
dengan peil-peil yang tercantum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang
terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas- bekas pipa saluran yang
tidak dipakai harus disumbat.

Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan
sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau instansai
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan- kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian
tersebut.

Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka harus mengisi/mengurangi daerah
tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pond
asi.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longosoran
tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa),
sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai denga spesifikasi.

Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk
sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.
Pekerjaan Tanaman

Persyaratan :

 Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/Sub Pelaksana Pekerjaan yang berpengalaman sesuai
dengan bidangnya.

 Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dengan masa
pemeliharaan sesuai RKS ini dan tanaman dapat hidup dengan subur.

 Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman dimaksud.

 Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu sebagai penambah elemen penghijauan pada area
lansekap lokasi dan dapat juga memperindah lingkungan.

 Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi


o Pengolahan tanah
o Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
o Pemberian air (pengairan yang baik)
o Penggunaan dosis pupuk yang tepat
o Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman.

Persyaratan Bahan Taman

 Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum dalam gambar, memenuhi standart
spesifikasi bahan tanaman yang telah dipilih dan disetujui oleh pimpinan proyek.

 Bahan tanaman yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada pengawas untuk disetujui.
PERSYARATAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN.

1. Pengadaan / Penyediaan Bibit Tanaman


2. Kualitas Dan Ukuran
 Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok nursery yang sudah dalam keadaan yang
telah di check ketersediaan tanaman tersebut di pasaran agar tidak terjadi perubahan jenis tanaman karena
tidak tersedia, serta tidak menunjukan gejala-gejala tanaman akan mengering dan mati.

 Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap tanam, siap untuk dipindahkan dan bola
akar tanaman masih dalam keadaan terbungkus atau dalam wadah/polybag tanaman pada saat
tanaman disimpan atau belum ditanam.

 Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis atau varietas tanaman itu sendiri. Semua
tanaman memiliki bentuk percabangan yang normal, serta dengan tinggi sekitar 3meter batang keras
dengan diameter
 7cm. Tanaman yang berasal dari nursery yang baik yang telah diperiksa dan disetujui pengawas.

 Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana tanaman tersebut berdiri pada posisi alamiah. Tidak
diperkenankan melakukan penyamaan tinggi tanaman dengan menaikan atau menurunkan bola akar pada
lubang tanaman.

 Untuk tanaman rumput dipergunakan jenis rumput gajah mini ditanam dengan cara pasang karpet/rapat.
2). Pengiriman Tanaman

Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik uktuk mengurangi kerusakan tanaman maka beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian depan dan samping, sedangkan dibagian belakang dan
bagian atas terbuka.

 Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya kemudian diikat supaya tidak rusak. Perakaran
dibungkus dengan karung dan diikat dengan kuat, jika dibungkus dengan bahan plastik maka bahan itu harus dilepas
sebelum tanaman ditanam.

 Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan dengan posisi berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang
menantang arah angin, tetapi posisi yang diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun mengarah ke
bibir bak kendaraan sebelah belakang, atau searah dengan arah angin.

 Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang cukup dan mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau
memungkinkan) sebaiknya pengangkutan dilakukan malam hari.

 Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai rusak baik tanaman maupun tanahnya.

 Keteledoraan dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi standart umum dapat membuat tanaman tidak diterima di
lapangan, karena dapat memungkinkan tanaman rusak atau mati.
Pekerjaan Persiapan Tanah

 Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan, pembersihan tempat kerja dari benda /
bekas tanah asal (tanah sub soil, benda/bekas bangunan /struktur bangunan yang tidak berguna lagi, yang dapat
mengganggu pelaksanaan dan kelancaran kerja di tempat tersebut.

 Tanah disiram merata diseluruh area penanaman agar dapat diketahui rata tidaknya permukaan tanah, jika didapat
permukaan tanah yang tidak rata, segera diisi kembali tanah baru dengan olahan yang sama.

 Khusus untuk area rumput atau ground cover dibiarkan saja karena kondisi eksisting sudah tertanam dengan baik.

 Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik-titk mula /peil dasar yang diperlukan di tempat kerja.
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN TANAMAN

Tanaman
Menyiapkan jadual perawatan/ maintenance kepada pemilik / Konsultan Pengawas. Pemilik / Konsultan Pengawas akan meminta
pertanggungjawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman, pemupukan, penyemprotan, pencabutan tanah liar,
penggemburan, penyulaman tanaman dan sebagainya.
Harus memperhatikan site selama masa pemeliharaan.

Masa Pemeliharaan
Seluruh tanaman di jamin tetap hidup dan subur setelah masa pemeliharaan dan setelah dilakukan penyerahan Pekerjaan
FHO. Penggantian tanaman/Penyulaman sebaiknya termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan.
Penyulaman ini merupakan penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan jenis, ukuran yang sama pada posisi yang sama.
Apabila ada tanaman yang mati/rusak selama masa pemeliharaan, maka kontraktor wajib untuk menggantinya dengan tanaman
baru yang sama dengan spesifikasi yang sama.

Masa Awal Pemeliharaan.


Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa pemeliharaan dilakukan oleh pelaksana lansekap, tetapi sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum kontraktor melakukan pemeriksaan sendiri. Tiap-tiap fase pengecekan berikutnya akan
dilakukan secara terpisah.

Pemeriksaan akhir dan penyulaman.


Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat menutup masa pemeliharaan akan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas. Seluruh tanaman harus diserahkan dalam keadaan hidup dan subur. Kontraktor mengganti tanaman yang
mati atau perubahan lainnya. Biaya penggantian seluruhnya menjadi tanggungan kontraktor, yang telah termasuk dalam
perhitungan biaya perawatan.
PELAKSANAAN TANAMAN

Pelaksanaan :

1. Pengolahan tanah untuk jenis tanaman yaitu dengan mencangkul dan membuat lubang penanaman dengan kedalaman
sesuai panjang akar, sekitar 40 cm, dimana tanah dibalik dan digemburkan serta diratakan dan diberi unsur hara (humus).

2. Jarak tanam antar tanaman rata-rata berkisar 30-60 cm atau sesuai dengan kondisi lapangan.

3. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada waktu pagi dan sore hari sebelum matahari hampir terbenam, untuk menjaga
penguapan (respirasi) daun.

4. Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea, pupuk NPK atau TSP/DAP dengan dosis :

* Pupuk Urea : 0,5 sdt/pohon sehari sebelum ditanam


: 0,5 sdt/pohon setelah berumur 21 hari
* Pupuk NPK : 7,5 gr/pohon sehari sebelum ditanam
* Pupuk TSP : 2,5 gr/pohon setelah berumur 1 bulan

6. Pemberantasan hama/penyakit yang menyerang pada tanaman umumnya dilakukan dengan memotong bagian-bagian
tanaman yang terserang hama/penyakit dan atau menyemprotnya dengan insektisida, herbisida dan fungisida.
PEMELIHARAAN PASCA TANAM
Maksud
Maksud Tata Cara Pemeliharaan Tanaman pasca penanaman dimaksudkan sebagai acuan bagi Pelaksana dalam melaksanakan
kewajibannya sebagai pelaksana pekerjaan .
Tujuan untuk menyeragamkan metoda pemeliharaan sehingga didapatkan suatu hasil yang baik.

Ruang Lingkup
Tata cara pemeliharaan tanaman lansekap jalan ini mencakup deskripsi, persyaratan- persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara
pengerjaan dan jadwal tentang pemeliharaan tanaman lansekap.

Pengertian
Pupuk Organik, ialah pupuk alam yang dihasilkan dan kotoran hewan ternak dan pupuk hijau dari sisa-sisa tanaman.
Pupuk Anorganik, ialah pupuk buatan yang dibuat di pabrik. Pupuk ini dapat digolongkan berdasarkan jenis dan kandungan hara
dalam pupuk tunggal dan majemuk.
 Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara. Dikenal pupuk Nitrogen (N), pupuk fosfat (P)
dan pupuk kalium (K). Pada pupuk Nitrogen (N) di kenal pupuk Urea, Amonium Sulfat dan Amonium Chlorida.
 Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung dua atau lebih jenis unsur hara.
 Dikenal pupuk NP, pupuk PK,pupuk NK dan pupuk NPK.

Pestisida ialah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas/ mematikan
hama tanaman misalnya
 Insektisida (untuk membunuh hama yang disebabkan oleh serangga)
 Rodentisida (untuk membunuh hama yang disebabkan oleh binatang pengerat).
Fungisida ialah senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas/ membunuh
cendawan yang menyebabkan penyakit.

Unsur Hara Tanah ialah unsur yang paling menentukan pertumbuhan tanaman, biasanya ada 3 (tiga) unsur hara makro
yaitu nitrogin, fosfor dan kalium. Umumnya unsur ini terdapat dalam jumlah kurang dalam tanah dan perlu ditambah
dengan melakukan pemupukan.

Pemeliharaan Pasca Tanam yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap tanaman sejak selesai ditanam sampai batas
waktu minimal 3 (tiga) bulan dan dilaksanakan secara intensif agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Pemeliharaan Rutin yaitu kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan terhadap semua tanaman yang berada di median
dan jalur tepi di dalam Daerah Milik Jalan (DAMIJA) dengan mengikuti tahapan dan jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan
kondisi daerah setempat.
Pemeliharaan Tanaman

1). Penyiraman
Penyiraman dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan.

2). Pendangiran dan penyiangan


Pendangiran dilakukan untuk penggemburan tanah dan
pembersihan tanaman/rumput liar di sekitar tanaman.

3). Pemangkasan

(1) Pemangkasan pada pemeliharaan Pasca Tanam dilakukan :

 Untuk tanaman pohon dan semak/perdu dengan memangkas daun atau ranting yang patah, mati/ kering, agar pertumbuhan
tanaman tidak terganggu.

 Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena penyakit setelah dipangkas harus segera dibuang agar
tidak menular ke bagian tanaman lainnya

(2) Pemangkasan pada pemeliharaan rutin dilakukan :

 Untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur dan mengganggu lingkungan/penglihatan pemakai
jalan.

 Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena penyakit, jamur atau parasit lainnya, perlu segera
dipangkas agar tidak meluas ke bagian tanaman lainnya.

 Untuk menghilangkan dahan/ranting yang tua/rusak dan mati.

 Untuk mempertahankan bentuk atau dimensi dan ukuran tanaman.

 Untuk mengurangi penguapan pada musim kemarau panjang sehingga tanaman tidak mati kekeringan (dilakukan pada
akhir musim hujan).
 Untuk mengurangi jumlah dadaunan sehingga dahan tidak patah pada musim hujan.

 Untuk menjaga pertumbuhan tanaman dengan baik, waktu pemangkasan perlu diatur dengan tepat yaitu ;
 x setelah musim berbunga/berbuah, x pada akhir musim hujan, X untuk membuat bentuk pohon/tanaman yang
ideal seperti yang rencanakan pemangkasan harus dilakukan pada saat tanaman sedang berdaun lebat.
Pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan :
(1) Pada pemeliharaan pasca tanam untuk mempercepat pertumbuhan akar dan pertumbuhan vegetatif seperti daun/ dahan
(2) Pada pemeliharaan rutin untuk :

 Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan pupuk organik dan anorganik
 Memperbaiki keadaan fisika tanah antara lain kedalaman efektif tanah yaitu dalamnya lapisan tanah dimana
perakaran tanaman dapat berkembang dengan bebas, teksture, kelembab dan tata udara tanah.
 Memperbaiki keadaan kimia tanah antara lain melakukan pemupukan, mengamati reaksi tanah dan
tersedianya unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dan untuk memperbaiki pH tanah sehingga mencapai pH
sekitar 6,5 (pH netral).
 Memperbaiki keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikrobia tanah sebagai bahan organik tanah, humifikasi,
mineralisasi dan pengikatan nitrosin udara.

Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit

Pencegahan dan pemberantasan hama atau penakit tanaman diperlukan untuk menjaga agar tanaman tidak
terserang oleh hama/penyakit yaitu dengan penyemprotan pestisida ke arah batang, daun serta semua percabangan.

Penggantian Tanaman/Penyulaman
Tanaman Lansekap jalan yang perlu diganti adalah :
 Tanaman yang mati/hilang
 Tanaman yang rusak (dapat karena tertabrak)
 Tanaman yang terkeha serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke tanaman lain.
Material :

1). Air.
Air yang dipergunakan untuk menyiram tanaman harus bebas dari segala kotoran minyak, zat kimia atau lainnya
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan temperatur air antara 15 C - 25 Celcius.

2). Pupuk Kandang/Organik.


Pupuk kandang adalah 'pupuk yang diperoleh dari kotoran padat dan kotoran cair dan hewan ternak.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang bermutu baik, sudah matang/kering yang telah mengalami
penimbunan cukup lama dan sudah tidak mengalami proses kimia lagi (biasanya sudah berumur sekitar 6 bulan).

3). Pupuk Anorganik.


Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur Nitrogen (N), unsur fosfat (P) dan unsur
kalium (K) yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah disekitar tanaman. Contoh : - NPK
20420+20
Perbandingan ini merupakan suatu perbandingan prosentase kandungan antara unsur unsur 20% N + 20% P +
20% K dalam pupuk

4). Obat Pemberantas Hama dan Penyakit Tanaman


Pemberian obat pemberantas hama dan penyakit tanaman sangat ditentukan oleh jenis hama/penyakit dan
tanaman yang diserangnya. Memilih pestisida yang efektif terhadap hama atau penyakit tanaman sebaiknya
dipilih pestisida rendah (mudah terurai), dan telah direkomendasikan untuk jenis tanamannya.
Tenaga Kerja yang dibutuhkan

1). Tenaga Pengendali


Keahlian : minimal SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) atau sederajat dan berpengalaman
Tugasnya :
 menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan
 mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan;
 memberikan petunjuk cara pengerjaan yang benar untuk setiap tahapan pekerjaan, termasuk
mengatur dosis pupuk anorganik yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dipupuk.

2). Tenaga Penyiram


 Bila menggunakan mobil tanki dibutuhkan 1 (satu) orang pengemudi dan 2 (dua) orang untuk
penyemprot air
 Bila menggunakan peralatan lainnya jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan areal yang akan dikerjakan

3). Tenaga Pendangir dan penyiang :


 tenaga kerja kasar yang berpengalaman

4). Tenaga Pemangkas Tanaman :


 tenaga kerja dengan berpengalaman Pangkas Tanaman

5). Tenaga Pemupuk/penyemprot hama dan penyakit


 tenaga kerja kasar dengan pengalaman memupuk tanaman/ memberi pestisida, fungisida, insektisida
 tenaga lulusan SPMP atau sederajat dan berpengalaman.
Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan

1). Penyiraman

Peralatan yang dipergunakan :


 Mobil tangki air
 Slang air
 Ceret siram
 Ember
 Peralatan pengaman lalu-lintas
 Pakaian seragam yang berwama mencolok dan menggunakan topi.

Bahan :
 Air yang bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman
 Jumlah air yang dibutuhkan ; untuk pohon : + 10 l/ pohon untuk semak : + 5
l/pohon untuk rumput/penutup tanah + 5 l/m2
Pendangiran dan penyiangan

Pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali dengan peralatan :


 Garpu tanah
 Sekop
 Serok taman Cangkul
 Kereta dorong untuk mengangkut sampah
 Sapu lidi
 Peralatan pengaman lalu-lintas
 Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.

3). Pemangkasan

Jadwal pemangkasan untuk setiap jenis tanaman tidak sama dan disesuaikan dengan proporsi bentuk tanaman yang
diharapkan (sesuai dengan rencana).

Peralatan :
 Gergaji dahan
 Gunting rumput
 Gunting ranting
 Golok/sabit
 Tali tambang
 Karung untuk pengumpul sampah
 Kereta dorong
 Peralatan pengaman lalu-lintas
 Sapu lidi
 Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
Pemupukan

Pemberian pupuk terhadap tanaman perlu ada kesesuaian antara jenis tanaman dengan jenis pupuk dan
dosis yang perlu diberikan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman

Peralatan :
 Cerek siram
 Ember
 Cangkul
 Sekop
 Alat penyemprot
 Peralatan pengaman lalu-Iintas
 Tongkat pelubang tanah
 Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.

Bahan :

Pupuk organik :
 pupuk hewan temak yang telah matang (+ 6 bulan). Pupuk ini arus bersih dad rumput liar atau
tanaman liar lainnya.

Pupuk anorganik :
 Jenis pupuknya adalah NPK atau TSP dengan dosis untuk pohon 25 gram/pohon, untuk
perdu/semak 2 , 5 gram/pohon untuk rumput 2 . 5 g r a m p e r M2 (Urea).
Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit
Peralatan :
 Alat penyemprot hama
 Masker
 Sarung tangan
 Kaca mata
 Pakaian seragam dengan wama mencolok dan menggunakan topi.

Penggantian Tanaman I Penyulaman


Peralatan :
 Garpu tanah
 Sekop
 Serok taman
 Cangkul
 Kereta dorong
 Peralatan pengaman lalu-Iintas
 Linggis, alat pemotong, sapu lidi
 Pakaian seragam dengan warna mencolok clan menggunakan topi.

Bahan :
 Tanaman pengganti
 Tanah subur (top soil)
 Pupuk kandang/ pupuk anorganik
 Penopang tanaman (Bambu, kayu atau besi)
 Tali
CARA PENGERJAAN

Jenis Pemeliharaan

Untuk dapat menentukan tahapan dan jadwal pemeliharaan terhadap tanaman lansekap jalan, perlu diadakan pengamatan/evaluasi
terhadap kondisi tanaman yang tumbuh di lokasi yang akan ditangani pemeliharaan lansekap jalan antara lain

Pasca Tanam – 3 bulan dihitung sejak selesai Penanaman.


Pemeliharaan Rutin Baru ditanam (masa pertumbuhan).
Tanaman yang ada (tanaman lama dan tanaman baru
Pohon, semak rumput/penutup tanah.
Pohon, semak Penutup tanah/ rumput.

Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeliharaan

Pemeliharaan Pasca Tanam

Pekerjaan pemeliharaan pasca tanam meliputi pekerjaan pemangkasan dahan yang kering/mati, penggemburan tanah dan
membersihkan tanaman/rumput liar di sekitar tanaman pokok, perbaikan saluran-saluran yang tererosi, penggunaan fasilitas
perlindungan bagi tanaman, memperbaiki/mengganti daerah-daerah di mana lempengan rumput tidak tumbuh dengan balk dan
penggantian tanaman yang mati serta penyiraman secara teratur sampai tanaman tumbuh dengan subur. Secara terinci jadwal
pemeliharaan pasca tanam dapat dilihat pada tabel 1.
Cara Pemangkasan :

Pohon/perdu dan semak.

Dilakukan miring (450) dan rata agar air hujan tidak tergenang dan
dapat mengakibatkan pembusukan batang.

Arah memangkas dari bawah ke atas, dan setelah tanaman dipangkas sebaiknya
dilakukan pemupukan agar tunas yang baru dapat terbentuk kembali.
Rumput

 Dipangkas dengan ketinggian/tebal rumput + 5 cm dari permukaan tanah.

 Untuk perapihan rumput pada daerah tepi dilakukan pengetrekan dengan


alat cangkul kecil atau gunting rumput.
Cara Pemupukan :

 Diberi dengan cara menabur pada tanah yang telah didangir sedalam 15 -
 20 cm di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk, kemudian pupuk ditutup tanah kembali dan disiram
dengan air agar cepat larut.

 Pupuk kandang diberikan dengan ditaburkan di tanah kemudian dicampur dengan tanah subur (top soil).

 Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan air yang kemudian disiramkan di
sekeliling perakaran tanaman, sedangkan untuk pupuk daun disemprotkan pada daun.

 Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan setelah penanaman dan setelahnya dilakukan
minimal 1 bulan sekali.
Cara Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit :

Pemberantasan hama dilakukan dengan insektisida secara berulang- ulang tiap 1 minggu sekali, sampai tanaman bebas dari
hama yang menyerang. Apabila serangan cukup berat, penyemprotan dapat dilakukan
2 kali seminggu.

Untuk pemberantasan penyakit tanaman, digunakan fungisida tiap 1 (satu) minggu sekali. Apabila cukup parah sebaiknya
tanaman dibongkar dan bekas lubang tanaman dibiarkan terbuka dan disinari matahan untuk beberapa lama, baru
ditanam kembali.

Apabila serangan bersama-sama, dapat dilakukan penyemprotan secara berganti- ganti menggunakan insektisida dan
fungisida, atau dapat keduanya dicampur pada pemakaiannya. Penyemprotan jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar
dengan terik karena dapat menimbulkan terbakamya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh bagian tanaman.

Hama perusak tanaman yang dapat diberantas oleh pestisida digolongkan :

 Hama perusak akar; nematoda, larva kumbang, larva lalat, kepik akar, kutu akar, rayap dan semut.
 Hama perusak batang/cabang ; binatang pengerek, tikus.
 Hama perusak daun; bangsa ulat, kumbang, belalang, thrips, kutu tumbuh- tumbuhan, kepik, sikeda dan tungau.
 Hama perusak buah; binatang pengerek buah, kepik, tikus.
Cara Penggantian Tanaman :

Tanaman yang mati atau rusak dicabut kemudian siapkan lubang


tanaman dengan ukuran :

 pohon, l m u l m × l m
 semak, 60cm × 40cm u panjang (m')

Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah subur dan pupuk kandang dengan perbandingan = 3 : 2 ,
masukkan tanaman pengganti secara hati-hati, setelah kaleng atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan dibuang
keluar lokasi. Kemudian media tanam dipadatkan

Untuk menjaga agar perakaran tanaman tidak patah, perlu ditunjang dengan bambu penahan (steger) sampai pohon
tumbuh dengan baik

Untuk penggantian rumput dilakukan setelah area dibersihkan dan rumput yang mati dan tanahnya
digemburkan lalu dicampur dengan tanah subur dan upuk urea dengan komposisi 2 : 1.

Rumput yang digunakan dapat berbentuk gebalan/ lempengan, tunas atau biji. setelah selesai penanaman perlu
dilakukan penyiraman dengan jumlah air yang dibutuhkan :
Untuk pohon : +U 10 l/pohon
Untuk semak : +U 5 l/pohon
Untuk rumput /penutup tanah : + 5 l/m2
PEMELIHARAAN

Pemeliharaan Pasca Tanam

Pemeliharaan pasca tanam dilakukan sejak selesai penanaman tanaman lansekap jalan dan berlangsung minimal
selama 3 (tiga) bulan. Pemeliharaan ini merupakan pemeliharaan selama masa tumbuh dan dilakukan secara intensif
dengan memperhatikan jenis tanamannya. Setiap jenis tanaman mempunyai perlakukan penanganan yang berbeda
dan untuk memberikan kemudahan, jadwal pemeliharaan dibedakan menurut pembagian sebagai berikut :
 Jenis Tanaman Pohon
 Jenis Tanaman Semak/Perdu
 Jenis Tanaman penutup tanah/rumput.

Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan Rutin pada lansekap jalan dilakukan balk pada tanaman lama yang sudah ada maupun merupakan
kegiatan lanjutan setelah selesai pemeliharaan pasca tanam. Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dengan tahapan
dan jadwal kegiatan
PELAKSANAAN :
KEBUTUHAN TENAGA KERJA, ALAT DAN BAHAN :

TENAGA KERJA :

1. Pekerja

2. Tukang Taman

3. Tukang Batu

4. Kepala Tukang

5. Mandor

PERALATAN :

1. Cangkul

2. Pengki

3. Sendok

4. Gembor Siram

5. Benang

6. Kayu
METODA PEKERJAAN
BAJA
Pekerjaan Baja
I. BAHAN
1.1. Baja Profil WF dan H Beam = Gunung Garuda Steel
1.2. Baja Pelat = Gunung Garuda Steel
1.3. Baja Siku = Ispat Bukit Baja (IBB)
1.4. Angkur-Baut dan Mur = HTB
1.5. Cross Bracing + Turn Buckle dia. 12mm
1.6. Kawat Las = Nikko Steel RD-360 / Kobe Steel Lb 52
1.7. Thinner Synthectic 1000
1.8. Cat Dasar anti karat zinc-chromate = Amcoat ZINC PHOSPHATE PRIMER 1102-155
1.9. Cat Finishing Baja (Top-Coat) = Amcoat SYNTHETIC TOP COAT 1400-Series
1.10. Material Grouting = Sika Grout

II. TENAGA KERJA


Welder = 3 org
Installer = 12 org
Helper = 7 org
Total = 20 org per section
Syarat :
2.1. Tukang mengerti dalam hal pemasangan baja
2.2. Memiliki peralatan kerja komplit.
2.3. Dapat membaca gambar/mudah diberi penjelasan.
2.4. Tukang terampil.

III. PERALATAN
3.1. Alat Ukur :
3.1.1. Rol meter
3.1.2. Waterpass.
3.1.3. Benang lot, bandul, dan lain-lain.
3.2. Alat Kerja Tukang :
3.2.1. Trafo Las.
3.2.2. Meteran 5 m.
3.2.3. Blander potong.
3.2.4. Palu kecil.
3.2.5. Sikuan.
3.2.6. Kedok Las.
3.2.7. Benang.
3.2.8. Kunci Pas, Kunci Sock
3.2.9. Media Cat dan Roller
3.2.10. Sarung Tangan Las.
3.2.11. Waterpass tangan 60 cm.
3.2.12. Apar ( untuk safety )
3.2.13. Safety belt ( untuk safety )
3.3. Alat Ringan dan lain-lain :
3.3.1. Kapur Besi.
3.3.2. Benang
3.3.3. Selang air.
3.3.4. Tambang.
Pekerjaan Baja
IV. METODE PELAKSANAAN
4.1. Pekerjaan Persiapan
4.1.1. Ada gambar kerja / shop drawing.
4.1.2. Mempelajari gambar kerja.
4.1.3. Menyiapkan lahan / pembersihan.
4.1.4. Menyiapkan alat ukur.
4.1.5. Menyiapkan bahan-bahan/alat kerja/sarananya.
4.2. Pekerjaan lain yang terkait
4.2.1. Pengenalan lokasi kerja.
4.2.2. Pembersihan lokasi kerja,agar lokasi kerja nyaman dan aman.
4.3. Pelaksanaan
4.3.1. Check dan survey kondisi, posisi dan elevasi pedestal dan angkur yang nantinya akan
dipasang pelat baja sebagai Base-Plate supaya tidak ada kesalahan pemasangan.

4.3.2. Buat mal posisi angkur yang sudah terpasang dengan bahan kardus atau triplek yang
nantinya akan dibuat sbg acuan untuk melubangi Base Plate agar presisi dengan tetap
selalu memperhatikan marking posisi as pedestal sesuai gambar rencana.
4.3.3. Secara simultan, pabrikasi Kolom dan Balok baja dapat dilakukan terpisah dengan
mengacu pada gambar kerja dan cutting-list dengan pekerjaan berupa pemotongan,
pelubangan posisi baut dan pemasangan/pengelasan pelat stiffener, endplate, voute
sesuai gambar. Setelah pabrikasi selesai sudah dapat dilakukan pengecatan dasar
dengan cat anti karat (zinc-chromate).
Pekerjaan Baja

4.3.4. Setelah Base Plate dilubangi sesuai posisi angkur, kemudian pelat tsb dipasang
dengan metode pemasangan double mur ( di atas dan di bawah base plate ) dimana
mur posisi bawah berfungsi utk melakukan setting kerataan dan water-pass maupun
pegangan sementara base plate sebelum di grouting, dan mur atas digunakan sebagai
pengunci kedudukan base plate termasuk dlm hal ini waterpass dan verticality.
4.3.5. Setelah pelat base plate sudah cukup kuat, kaku dan rata, kemudian dapat dimulai
instalasi atau pemasangan kolom baja dengan menggunakan baja H Beam 250.
Pekerjaan ini dapat dilakukan secara simultan dengan pekerjaan grouting pedestal
pada posisi bottom base plate.
4.3.6. Pemasangan kolom menggunakan box tackle agar mudah untuk penyetelannya.
4.3.7. Setelah kolom H Beam sudah diposisinya, kemudian di cek vertikality nya dengan
menggunakan benang lot sambil di las secara temporary dan dilakukan pengecekan
kembali untuk memastikan vertikality nya, dan setelah fixed kemudian dilakukan
pengelasan secara full. Pada Base Plate maupun area las-an dilakukan pengecatan
dasar dengan Zinc-chromate.
4.3.8. Beberapa kolom yg terpasang sudah dapat dilakukan instalasi pemasangan balok
portal sesuai dengan elevasi rencana, termasuk bracing baja siku dan ikatan
angin+turn buckle dengan sistem las dan pemasangan mur+baut.
4.3.9. Saat proses instalasi berlangsung, secara simultan dapat dilakukan pula pengecatan
dasar zinc-chromate pada area las-an, mur+baut maupun pada permukaan baja yg
kondisi zinc-chromate nya rusak akibat pekerjaan maupun saat distribusi (langsir)
material.
4.3.10. Setelah instalasi, inspeksi dan cat dasar zinc-chromate selesai, kemudian mulai
dilakukan pekerjaan finishing cat terakhir ( Top-Coat ) sebanyak 2 layer.

V. LINGKUNGAN
5.1. Lokasi pabrikasi dan instalasi harus bersih dan aman.
5.2. Penerangan cukup.

VI. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGELASAN


Pekerjaan Baja

Pengelasan (welding) adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan menggunakan
proses pemanasan setempat, sehingga terjadi ikatan metalurgi antara logam-logam yang disambung.
Proses penyambungan logam dewasa ini banyak dipakai di industri untuk pekerjaan konstruksi,
pembuatan mesin, peralatan pabrik, konstruksi perpipaan serta pekerjaan lain yang memerlukan
sambungan.

Dalam konstruksi baja kita mengenal 2 (dua) jenis bentuk las yaitu :
1. Las Sudut : ini tidak membutuhkan pekerjaan pendahuluan
2. Las Tumpul : bentuknya tergantung dari tebal bagian yang akan disambung

Keterangan 1. LAS SUDUT terdiri dari :


a. Las sudut pipih/datar (paling banyak digunakan)
b. Las sudut cekung
c. Las sudut cembung
Dengan ketentuan tebal las sudut sesuai dengan ketebalan pelat tertipis.
Pekerjaan Baja

Keterangan 2. LAS TUMPUL :


a. Tebal pelat max. 4mm : digunakan las sebelah, tanpa pekerjaan pendahuluan. Kedua pelat dilekatkan
satu sama lain, selanjutnya di las.
b. Tebal pelat 4 – 8 mm : diadakan las dua belah, tanpa pekerjaan pendahuluan. Mula-mula pengelasan
dilakukan di bagian atas, kemudian dibalik dan di las.
Las ini disebut las – I

c. Tebal pelat 4 – 20 mm : karena tidak bisa dibalik, maka digunakan las – V, perlu pekerjaan
pendahuluan.
Ujung-ujung pelat dipotong sehingga membuat sudut : 70o – 90o C.

Jika benda kerja (pelat) dapat dibalik, maka dari yang 4 – 12 mm dipergunakan las –V dengan las lawan.
Pekerjaan Baja

d. Pelat tebal 12 – 30 mm : Jika benda kerja tidak bisa dibalik, dilakukan las-V (las dari sebelah).
Jika benda kerja bisa dibalik, digunakan las – X (las dari 2 belah).
Pekerjaan Baja
Pekerjaan Baja

VII. STANDARD HASIL


Menghasilkan instalasi baja sesuai perencanaan, aman dan kuat, hasil pekerjaan yang bersih ,rapi,
dengan mutu yang baik.
Pekerjaan Baja
VIII. FLOW CHART

Mulai

Pelajari Shop Drawing

Persiapan bahan, tenaga, alat & sarana

Pekerjaan persiapan &


pembersihan lokasi

Survey & Marking

Tarik benang untuk


kelurusan

Tidak
Check
apakah sudah
benar ?

Ya

Pasang Base-Plate

Pasang kolom baja

Cek level,dan vertikality

cek kekuatan erection baja

Tidak

Ya

Pengelasan & Pemasangan


Mur + Baut

Pengecatan Dasar dan finishing


Permukaan baja

Selesai
Pekerjaan Baja

IX. Uji Tidak Merusak Material (Non Destructive Test)

• Radiography (X – Ray Test)


X – Ray Testing merupakan test pada hasil lasan yang bertujuan untuk mengetahui struktur bagian dalam
dari lasan. X – Ray Test ini dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya cacat lasan pada bagian dalam dari
lasan itu sendiri, misalnya porosity dan crack. Pemeriksaan struktur bagian dalam lasan ini dilakukan
dengan media sinar X. Dan hasilnya dapat dilihat pada artifak/film dimana seluruh struktur dari bagian
dalam lasan dapat terlihat.

Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah hasilnya berupa film fotografi yang premanen. Film yang
digunakan tersebut diletakan pada bagian yang yang berlawanan pada bagian sambungan terhadap
sumber sinar-X. teknik ini memberikan gambar dengan kualitas yang lebih baik dari sambungan, tetapi
metode inspeksi ini memiliki kekurangan yang berbeda jika dibandingkan denganUltrasonic Test (UT) :
1. Lebih mahal tiap satuan panjang dari sambungan (weld).
2. Sangat berbahaya untuk pekerjaan struktur karena adanya radiasi.
3. Tidak dapat digunakan untuk mencari keretakan pada bagian bersudut.

• Dye Penetrant
Dye Penetrant merupakan test untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld(hasil lasan). Test ini
sangat mudah dilakukan dan pelaksanaannya juga sangat singkat. Dye Penetrant terdiri dari :
1. Pre – Treatment.
2. Penetrant.
3. Cleaning.
4. Developer.
Dye Penetrant Test memiliki beberapa prosedur untuk dilakukan :
1. Pre – Treatment (dapat berupa perlakuan panas terhadap hasil lasan yang harus dilakukan
sebelum test dilakukan)
Pekerjaan Baja

2. Cleaning, yakni proses pembersihan pada daerah yang akan diperiksa dengan tujuan agar
kotoran yang ada pada daerah tersebut tidak mengalangi cairan Penetrant (warna merah)
danDeveloper (warna putih).
3. Penyemprotan Penetrant pada salah satu sisi dan kemudian dilanjutkan dengan
penyemprotan Developer pada sisi yang lainnya.
4. Terakhir, akan terlihat hasil dari test yang dilakukan. Jika terdapat/muncul warna merah seperti
warna Penetrant pada sisi yang disemprotkan oleh Developer, berarti weld (hasil lasan) tidak
bagus karena ditemukan adanya crack. Jika tidak muncul warna merah tersebut, maka hasil
lasan tersebut sudah baik. Hasil test ini didapatkan setelah kurang – lebih 10 sampai 20 menit
setelah proses penyemprotan Penetrant dan Developer.

• PWHT ( Post Weld Heat Treatment )


PWHT merupakan perlakuan panas yang dilakukan untuk mengetahui besarnya suhu sebelum
dilakukannya proses welding. Hal ini dimaksudkan agar pada saat dilakukan welding, suhu pada baja
telah sesuai dengan standar yang digunakan. Untuk mengetahui berapa besar suhu pada baja dilakukan
dengan cara menempelkan kapur khusus untuk PWHT. Jika kapur tersebut mencair pada saat
ditempelkan pada pelat yang sebelumnya dipanaskan berarti suhu pada pelat tersebut sudah sesuai untuk
dilakukan proses welding.

• MPI ( Magnetic Particle Inspection )


Merupakan testing yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya crack padaweld. Magnetic Particle
Inspection dapat dilakukan pada daerah yang tidak datar seperti pada pipa. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan menggunakan pemancaran gelombang elektromagnetik. Dalam melakukan MPI kita harus
melakukan beberapa langkah :
1. Membersihkan area atau daerah weld ( lasan ) sebelum ditest.
2. Setelah dibersihkan, daerah yang akan diperiksa tersebut diberikan sejenis penetrant ( warna
putih ).
3. Kemudian magnet ditempelkan di atasnya.
4. Jika ditemukan adanya garis – garis seperti retak dan berwarna hitam atau gelap maka dapat
dipastikan bahwa hasil dari lasan tersebut terdapat cacat crack.
Pekerjaan Baja

Magnetic particle inspection

• Ultrasonic Thickness Test

Pemeriksaan dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasonic dengan frekuensi
tinggi yang dipancarkan, biasanya pada frekuensi sekiar 2 MHz. Gelombang yang tidak diteruskan
(dipantulkan) dari dalam pelat akan memberikan reaksi balik untuk diperiksa. Waktu yang dibutuhkan
untuk pemancaran ke dan dari dalam pelat tersebut dapat ditampilkan dalam layar detektor dalam arah
sumbu x. Ukuran dari sinyal yang kembali memberikan beberapa indikasi dari kualitas pelat tidak
diteruskannya gelombang. Hal ini akan ditampilkan dalam sumbu y.

Prinsip yang sama dapat digunakan untuk sambungan las. Perbedaannya hanya pada ukurannya yang
membatasi lokasi yang akan diperiksa, dimana harus selalu pada tempat yang permukaannya halus untuk
meyakinkan terpancarkannya gelombang unltrasonic. Pada sambungan unjung (butt weld) dapat diperiksa
dengan menggunakan metode ini dan untuk memeriksa pada bagian dengan bentuk yang tidak merata
sudah dikembangkan dengan menggunakan system komputerisasi. Metode inspeksi ini sangat sensitive
dan merupakan teknik yang baik untuk inspeksi.

Ultrasonic Thickness Gouging Test.


Ultrasonic Thickness Gouging Test atau UT Gouging Test merupakan tes yang dilakukan pada pelat.
UT Gouging Test ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau ukuran dari pelat yang diperiksa.
Pekerjaan Baja

Besarnya toleransi atau batas minimum dari pelat yang diperbolehkan sangat tergantung pada badan atau
biro klasifikasi.

Pada test ini digunakan alat khusus yang mengahasilkan gelombang ultrasonic. Dengan mengunakan alat
tersebut akan didapat berapa besar ketebalan dari pelat yang diminta. Kemudian hasilnya dapat diberikan
secara stastistik melalui laporan UT Gouging, dimana kita dapat melihat besarnya ketebalan pelat yang
diperiksa.

Ultrasonic Thickness Flow Test.


Ultrasonic Thickness Flow Test atau UT Flow Test hampir sama dengan UT Gouging Test, tetapi pada
UT Flow Test ini kita dapat mengetahui ada tidaknya cacat pada hasil lasan ( welding ).
Kinerja pada alat UT Flow Test juga hampi sama dengan alat yang digunakan pada UT Gouging Test,
dimana pada alat tersebut menghasilkan gelombang ultrasonic. Tetapi pada alat UT Flow kita dapat
mengetahui jika di dalam lasaan (welding) terjadi porosity atau crack. Alat tersebut akan memperlihatkan
pada ketebalan berapa dalam sambungan (welding) yang terdapat porosity atau crack.

• Vacuum Test
Vacuum Test merupakan test yang dilakukan pada daerah jalur lasan (welding seams) untuk mengetahui
ada tidaknya kebocoran atau crack. Vacuum Test ini dilakukan hanya pada welding seams yang
ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada

pipa.
Setelah proses welding, untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran maka dilakukanvacuum test, yakni
pada daerah welding seams yang baru tersebut dipasangvacuum tester (alat untuk Vacuum Test). Setelah
alat tersebut terpasang, alat tersebut kemudian di vakumkan (disedot udara di dalamnya) sehingga
menghasilkan daya hisap yang tinggi.
Pekerjaan Baja

• Air Test
Untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada tangki dapat dilakukan Air Test(dengan tekanan udara).
Misalnya, jika terjadi proses perbaikan atau repair pada sebuah tangki dimana terjadi
proses welding maka untuk mengetahui apakah hasil welding dari proses repair tersebut mengalami
kebocoran atau tidak.
Dalam melakukan Air Test, pertama – tama ruang tangki dipastikan sudah kedap udara. Kemudian tangki
tersebut diberikan pressure/tekanan dengan udara. Jika tekanan udara di dalam tangki tersebut
mengalami penurunan maka dapat dipastikan bahwa tangki tersebut mengalami kebocoran dan perlu
untuk diperbaiki.
Adapun Air Test ini merupakan general test yang dilakukan hanya untuk mengetahui adanya kebocoran
atau tidak, tetapi tidak mengetahui letak kebocoran pastinya dimana.

• Hydro Test
Test lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada tangki adalah Hydro
Test (dengan air). Langkah – langkah dalam melakukan Hydro Test hampir sama dengan Air Test.
Pertama – tama tangki sudah dipastikan kedap udara dan air (tidak ada lubang baik pada pelat
maupun welding seams). Kemudian tangki diisi dengan air. Setelah itu tangki deberikan tekanan udara,
jika ditemui adanya semburan air yang keluar dari tangki maka dapat dipastikan bahwa tangki tersebut
mengalami kebocoran dan perlu segera diperbaiki.
METODA PEKERJAAN
LIFT / ELEVATOR
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB I
PENDAHULUAN

Masa kini pekerjaan instalasi lift bukan lagi merupakan monopoli perusahaan
agen merk dagang lift. Sepanjang pengalaman penulis ada beberapa pribadi yang
berani memasang lift tanpa dasar pengetahuan, walaupun sebagai sub-
kontraktor. Kontraktor instalasi lift harus memperoleh izin operasi dari
Departemen Tenaga Kerja sebelum mulai usahanya dan telah lulus dari bimbing
teknis.

Sasaran dari pemasangan lift adalah mencapai hasil kerja yang berkualitas, tepat
waktu dengan biaya sesuai anggaran (budget). Banyak pihak yang terlibat dan
memberi dukungan mulai dari saat penjualan, perencanaan dan fabrikasi, namun
hanya beberapa orang tertentu saja yang terlibat langsung dalam kualitas
pekerjaan dilapangan. Beberapa orang inilah yang bertanggung jawab atas
kualitas pemasangan dan sekaligus merupakan faktor penentu kualitas seluruh
sistem lift. Bagaimana pendapat orang jika lift pada awal operasi sudah terasa
bergetar, berbunyi, mengejut (jerk) dan sebagainya. Banyak faktor yang sulit
untuk menyelesaikan dan memperbaikinya jika lift tersebut telah terpasang kecuali
dengan biaya yang sangat besar. Misalnya, pemasangan rail tidak lurus dan tidak
vertikal yaitu rail yang bengkok atau terpuntir (pada waktu handling dan
transportasi), sambungan rail tidak cocok, jarak DBG (distance between guides)
tidak tepat, rail bracket terlalu lemah, karena jarak rentang terlalu jauh. Sebab-
sebab lain buruknya hasil pemasangan, ialah static balance diabaikan, rope
tension dilupakan atau tidak diulang dan sebagainya.

Sebaliknya, jika dari awal pemasangan dilakukan dengan baik dan mengikuti
prosedur dan metode yang cocok, maka sepanjang pemakaiannya akan tetap
baik. Tentunya harus disertai dengan perawatan yang baik dan teratur pula.
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pemasangan lift, terutama untuk lift-
lift berkecepatan tinggi pada gedung-gedung bertingkat (high rise), adalah
pemasangan rail. Oleh karena itu disediakan jatah waktu minimal kurang lebih
20% dari seluruh jatah waktu khusus untuk pemasangan rail. Bahkan perlu
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

dilakukan pengecekan ulang sepanjang rail yang telah terpasang dari bawah
sampai paling atas pada tahap akhir pemasangan.

Gambar 1.1.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB II
PERSIAPAN LAPANGAN

Persiapan (job site preparation) merupakan kunci dari suksesnya pemasangan lift.
Dengan mempersiapkan lokasi kerja dengan baik, maka pemasanganpun akan
dimulai sesuai rencana tanpa keterlambatan.
Yang perlu menjadi perhatian didalam mempersiapkan lokasi kerja adalah
kejelasan lingkup kerja dari masing-masing pihak kontraktor terkait yang
ditetapkan didalam kontrak kerja.

Hal ini perlu dipertegas dengan pihak kontraktor utama atau manajemen
konstruksi (CM) dan dalam suatu notulen rapat resmi, meliputi :

1. Master schedule dari proyek gedung, termasuk jadwal-jadwal penting, yaitu


tersedianya tenaga listrik, gudang dilokasi, saat balok beton dan hoisting
hook atau hoisting beam boleh dibebani, dan sebagainya.

2. Pemahaman gambar-gambar tata letak lift, terutama hubungannya dengan


as bangunan.

3. Jadwal tibanya barang (Material delivery schedule), yaitu dukungan positif


dari bagian popular, serta kepastian acces masuk proyek.

4. Handling system dilapangan, yaitu sarana tower-crane, forklift dsb,


seberapa jauh fasilitas ini dapat dimanfaatkan.

5. Perlindungan terhadap lubang-lubang pada ruang luncur (barikade), untuk


mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan terjatuh.

6. Kebutuhan gudang kerja dan lokasi penyimpanan material yang terbaik /


menguntungkan.

7. Jalan masuk (access) kelokasi kerja. Keamanan jalan masuk.

8. Penyelesaian ruang luncur dan kamar mesin sesuai dengan gambar layout
dan kemungkinan perbaikan-perbaikan, termasuk grouting, patching dan
finishing.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

9. Penyediaan tenaga listrik untuk alat-alat kerja dan tenaga listrik untuk
menjalankan lift.

10. Ketegasan menggunakan air, wc, iuran kebersihan, iuran keamanan dan
sebagainya.

Supervisor menyusun NWP (Net Work Planing) dan Bagan Urutan Kerja (Gantt
Barcharts) seperti contoh pada lampiran. NWP dan Barcharts tersebut perlu
disampaikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan termasuk CM dengan tanda
terima. Lebih baik lagi, jika diperoleh persetujuan dari CM. Hal ini penting untuk
evaluasi keterlambatan kerja pemasangan yang disebabkan oleh pihak-pihak
kontraktor lain atau oleh sebab keterlambatan pemborong utama (main
contractor).
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB III
SUSUNAN PELAKSANA

3.1 Supervision

Supervisor sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan


dan penyelesaian pekerjaan pemasangan lift, bertugas dan bertanggung
jawab atas :

 Pengelolaan Material, alat-alat kerja, dan orang-orang yang bekerja


dibawah perintahnya,

 Koordinasi lapangan dengan kontraktor, konsultan, pemilik dan pihak-


pihak lain.

 Pelaporan proses pemasangan, pekembangan proyek dan masalah


yang timbul kepada atasanya.

 Pengontrolan mutu dan keselamatan ditempat kerja.

Seorang supervisor memegang 3 sampai 4 proyek sekaligus dalam waktu


yang sama. Pada tiap-tiap proyek ditempatkan regu-regu pemasang yang
tiap regunya terdiri dari seorang kepala regu (charge hand), seorang
mechanic dan dua orang helper. Jumlah empat orang per regu. Tergantung
pengalamannya dan volume pekerjaan, maka tiap proyek dapat
ditempatkan satu atau lebih regu pemasang.

Regu khusus lainnya ialah tukang listrik (wireman) 2 orang yang menyusul
setelah tiba waktunya memasang wiring; dan adjuster 2 orang setelah lift
siap untuk dicoba, ditest dan diuji dengan disaksikan oleh construction
management (CM) dan kontraktor utama.

Supervisor harus mampu menyiapkan keterampilan (skill) untuk dapat


memenuhi jadwal waktu, biaya yang dianggarkan dan mutu. Dia
memastikan bahwa orang-orang yang bekerja dibawah perintahnya telah
mendapat material dan alat kerja yang memadai untuk pekerjaannya dan
agar dapat bekerja dengan benar tanpa membuang waktu.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Koordinasi lapangan sangat penting, mengingat sebuah gedung didirikan


atas usaha gabungan dari banyak pihak yang saling bersaing untuk
mendapatkan ruang dan sumber daya yang terbatas, guna dapat
memenuhi jadwal dan anggaran masing-masing. Untuk itu, sejak awal
supervisor sudah harus mengadakan kontak secara kontinu dengan pihak
lain yang secara langsung terkait dalam pelaksanaan pemasangan lift.

Koordinasi adalah tanggung jawab seorang supervisor, dia mengikuti rapat-


rapat proyek, dimana permasalahan dapat dibahas bersama. Dia
memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan / persyaratan pemasangan lift
telah diketahui dan sesuai dengan pihak terkait, misalnya metode
pemasangan yang akan diterapkan, kebutuhan sarana kerja dan lain-lain.
Keuntungan dari koordinasi awal sering kurang disadari, padahal
sebenarnya waktu yang disisihkan untuk itu tidaklah terbuang sia-sia,
karena hasilnya sangat efektif. Sedangkan kepala regu tidak perlu
mengikuti rapat-rapat proyek karena hal ini hanya akan merusak efisiensi
kerjanya sehari-hari.

3.2 Susunan Organisasi

MNG
OPLAP

ADM P2K3

LOGISTIK SUP.IT* ENGINEER

WIRE SUP. SUP.* SUP. ADJ*

OPLAP Operasi Lapangan (field operation)


ADJ Adjuster
SUP.IT Superintendent
SUP Supervisor
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Pelaporan mencakup kegiatan-kegiatan administrasi rutin dari pekerjaan,


agar atasan dapat mengikuti perkembangan serta masalah-masalah
penting. Semua kegiatan diproyek agar dicatat dalam buku harian,
penggunaan jam kerja, instruksi-instruksi kontraktor, kesalahan atau cacat
material yang sekecil apapun agar dilaporkan.

Pengontrolan (pengawasan) ditempat kerja yang juga merupakan tugas


utama dari seorang supervisor, meliputi : penyediaan material tepat waktu,
kebersihan lingkungan dan keamanan.

Terlampir disajikan contoh uraian kerja (Job description) masing-masing


bagian dari Manajer sampai Helper.

3.3 ALAT-ALAT KERJA


Sebagai panduan, dicantumkan daftar alat-alat kerja dan perkakas yang
diperlukan agar hasil kerja mencapai optimum. Tergantung dari besar
kecilnya proyek maka daftar tersebut mungkin terasa agak berlebih-
lebihan. Semua itu kembali kepada pengalaman atasan (superintendant)
atau kepala regu sendiri.
Alat kerja dibagi 3 (tiga) golongan, yaitu alat kerja khusus lift, alat kerja
perkakas umum dan set pekakas pribadi.

Golongan 1
Alat kerja Umum (dapat disewa)
a. Takel (chain hoist atau chain block), 3-ton
b. Mesin pengangkat (winch machine), 5-ton
c. Mesin las listrik dengan diesel agregat atau trafo
d. Mesin bor portable (electric drill), macam-macam
ukuran
e. Dongkrak hidrolis (hydraulic jack)
f. Kompor (burner) minyak tanah, portable
g. Gerobak dorong roda empat (platform trolley)
h. Palu godam , 6 kg
i. Mesin gerenda portable (grinding machine)
j. Gunting tali baja (rope cutter)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Golongan 2
Alat kerja Khusus lift
a. Gergaji kayu (carpenter saw)
b. Gergaji besi (hacksaw)
c. Palu 0.5 dan 0.9 kg
d. Palu karet (rubber mallet)
e. Pahat baja dan beton ( opular)
f. Sikat kawat (wire brushes)
g. Penjepit C (C-clamp)
h. Penjepit B (cross B-clamp)
i. Lampu center
j. Walky-talky
k. Tali sling, macam-macam jenis dan ukuran
l. Siku pengukur, sigmat, water pas dan alat-alat
ukur lain
m. Bandul lood atau unting-unting (plumb-bob)

n. Clip pelurus rel


o. Alat tera untuk rel (rail gauge)
p. Kikir panjang bergagang
q. Kunci pas (spanner), macam-macam jenis dan
ukuran
r. Waterpas (leveling gauge)

Golongan 3
Set Alat-alat perkakas pribadi (hand tool kit)
a. Obeng + dan -, mechanical dan electrical screw
driver
b. Tang buaya ,tang listrik (snipper) tang potong dan
tang kupas (stripper)
c. Tang mekanik/ tang bebek (mechanical pliar)
d. Kunci inggris (adjustable wrench)
e. Kunci pas (spanner)
f. Pisau saku, kombinasi
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

g. Meteran (measuring tape), 2 M dan 5 M


Perkakas khusus pekerjaan, field wiring dan testing :
Kikir halus, kawat jumper, test pen, lampu senter (saku), batang solder
listrik, multi tester, tapset, dan tikar tatakan dari karet. Ampere tester,
tachometer, pengukur tegangan tali-baja.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB IV
GAMBAR KERJA

Dasar tata letak dan ruang komponen-komponen lift digambar secara lengkap
dan jelas dengan ukuran (dimensi) dalam mm, yaitu terdiri dari :

1. Gambar denah

Menyatakan letak dan ukuran dari rel-rel pemandu, DBG (Distance Between
Guides), luang gerak (running clearance) landas kereta (platform), bobot
pengimbang (bandul), pintu, tali, roda puli, pengindra kecepatan. Semua
komponen dari tiap-tiap satuan lift, serta susunan tata letak keseluruhan lift
terhadap as bangunan.

2. Gambar tata ruang kamar mesin

Menyatakan letak mesin, pengindra kecepatan (governor), alat pengendali


(controller), panel distribusi tenaga, lokasi popular cable, hoisting hook,
hoisting beam, jendela ventilasi, trapped door dan pintu masuk.

3. Gambar irisan vertikal

Menyatakan dalamnya sumur dasar, tingginya kereta dan pintu, tinggi ruang
atas (overhead), lintasan ruang luncur, tinggi kamar mesin, bobot
pengimbang, jarak rentang braket dan jarak-jarak luang gerak.

R/L perlu disurvey untuk memastikan posisi lift dalam lubang luncur yang
paling menguntungkan dan hubungannya dengan as bangunan, serta
kondisi popular dari dinding-dindingnya. Jika posisi kurang menguntungkan
karena dinding tidak vertikal sehingga ada daerah kritis, maka perlu
dirundingkan dengan CM, mencari penyelesaian kompromis, agar posisi
digeser dan agar memperlonggar ruang yang kritis. Perubahan posisi
terhadap as-bangunan harus mendapat persetujuan tertulis dari CM.

Lubang R/L harus dapat menampung pada kiri kanan ruang untuk rel,
bagian belakang ruang untuk bobot imbang dan bagian depan pintu-pintu
lantai. Luang gerak (Running clearance) pintu (sill dengan kereta) tetap
harus 31 mm. Luang gerak kereta dengan bobot imbang minimal 5 cm.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 4.1.
Tata letak lift 1150 kg @ 105 m/m.
Dimensi Kritis ialah : DBG main rail = 2165 mm, DBG CWT rail = 1000 mm,
antara sumbu rail 1004 mm, antara sumbu dengan sill = 720 mm, perhatikan
center of grafity (CG) pada garis center line (CL)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 4.2.
Kamar mesin lift, 1150 kg @ 105 m/m
Perhatikan : jarak sumbu-sumbu = 1004 mm posisi supporting beam
terhadap CL 410 mm dan 180 mm reaksi balok depan; D + B = 4800 kg, balok
belakang; A + C = 6800 kg
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 4.3.
Irisan Vertikal
(Perhatikan : dalamnya pit = 2150 mm, tinggi overhead = 5100 mm,
tinggi kamar mesin = 2200 mm
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar-gambar tersebut harus telah disetujui oleh perencana bangunan pada


tingkat awal sebelum barang diproduksi oleh pabrikan. Kemudian gambar-gambar
tersebut harus disetujui atau paling tidak, diserahkan (untuk disetujui) kepada
pihak yang berwenang di Departemen Tenaga Kerja cq. Direktorat Bina K3
sebelum pekerjaan pemasangan secara fisik dimulai.

Oleh karena terlalu banyak variasi tata ruang dan letak komponen lift, maka tidak
mungkin dijelaskan semuanya disini. Sebagai petunjuk umum hanya dibicarakan
tata ruang yang paling popular, yaitu :

Letak mesin diatas ruang luncur, bobot pengimbang terletak dibelakang kereta,
dan jumlah satuan lift 2 atau 3 buah berderet dalam satu ruang luncur.
Selanjutnya akan disinggung sedikit perihal yang penting-penting atas variasi lain
macam tata ruang dan letak yang umum dipakai.

Ukuran (dimensi) yang penting dan perlu diperhatikan, ialah :

1. Jarak antara sepasang rel (Distance Between Guides, DBG), yaitu :


masing-masing dari rel kereta (main rail) dan rel bobot imbang (cwt rail)

2. Jarak antara as (CL) rel kereta dengan as rel bobot imbang

3. Jarak antara as rel kereta dengan sisi pinggir ambang pintu lantai (door sill)

4. Jarak antara as rel kereta dengan as (marking) bangunan yang disetujui


oleh pimpinan proyek atau construction manager (CM).

Diagram dalam lampiran menunjukkan pembagian ruang luncur satu unit lift serta
jarak-jarak yang dimaksud diatas.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 4.4.
Contoh layout lift 1650 kg @ 240 m/m.
Ruang luncur : L x D = 2.5 x 2.5 = 6.25 m2, Luas lantai : l x d = 1.92 x 1.64 = 3.15 m2
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB V
JADWAL (TIME SCHEDULE)

1. Jadwal penyelesaian pekerjaan pemasangan tercantum dalam surat


perjanjian dengan pihak pemilik (investor, developer) atau dengan
pemborong utama. Seringkali jadwal yang dituntut terlalu singkat. Oleh
karena itu harus jelas tanggal patokan dimulainya, yaitu saat serah terima
lapangan, dimana ruang luncur, pit dan kamar mesin telah siap dan bersih.
Kemudian saat dimulainya uji coba, yaitu setelah tenaga listrik yang
permanen telah tersedia pada MCB.
Contoh :
Satu unit lift 8 lantai perlu 30 hari pekerjaan fisik dan 7 hari uji-coba.
Setelah pekerjaan fisik selesai dilakukan pemeriksaan bersama dengan
CM, dan dibuat berita acara dengan beberapa catatan / nasehat. Setelah
sumber tenaga siap tersedia dilakukan pemeriksaan bersama lagi, atas
tegangan dan sebagainya. Jika memenuhi syarat, baru dimulailah jadwal
uji-coba. Sementara itu dibuat janji temu untuk pemeriksaan final dengan
inspektur dan petugas dari Depnaker.

2. Jika jadwal terlalu ketat, maka tahapan- tahapan pekerjaan dapat dilakukan
dalam waktu bersamaan antara dua jenis pekerjaan, dengan menambah
beberapa regu pelaksana.
Contoh - contoh jenis pekerjaan yang dilakukan bersamaan,ialah :
a. Pemasangan braket rel bersamaan dengan pemasangan ambang pintu
lantai, dengan mengandalkan masing-masing tali lood (plumb-line kawat
piano).
b. Pemasangan rel pemandu bersamaan dengan pemasangan rangka
pintu (entrance frame) dan pintu lantai.
c. Pemasangan (perakitan) kereta dapat dikerjakan bersamaan dengan
pemasangan pintu-pintu lantai.
d. Pentalian (roping) kereta dengan bobot imbang dapat dilakukan
bersamaan dengan pemasangan penyangga (buffer) di pit.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

e. Pemasangan mesin bersamaan dengan dimulainya pengawatan (wiring)


dan pemasangan fixtures (tombol, dsb).

Semua pekerjaan yang dilakukan bersamaan mengandung resiko insiden


atau kecelakaan, maka perlu pengawasan yang ketat oleh supervisor agar
tidak ada kesalahan atau kekeliruan hubungan tahapan demi tahapan.

3. Tiap-tiap unit pekerjaan pemasangan ada jatah jumlah jam kerja,


berdasarkan rata-rata angka pengalaman masa lalu.
Contoh :
Memasang door frame dan door hanger disediakan jumlah 4 jam kerja (2
jam, 2 orang). Secara teoritis dalam satu hari dapat diselesaikan 8 / 2 = 4
unit. Jika ternyata selesai cuma 3 unit, maka perlu diperhitungkan faktor
efisiensi kedalam jatah jam kerja sebesar 1.33
Pada tahapan-tahapan tertentu dibutuhkan sedikit pelaksana, tetapi pada
tahapan-tahapan lain perlu penambahan pelaksana. Hal ini tergantung dari
tingginya bangunan. Oleh karena itu kebutuhan orang-orang pelaksana
untuk menyelesaikan pekerjaan harus dianalisa oleh seorang pimpinan
bersama supervisor yang berpengalaman.
Berikut ini adalah patokan/panduan jumlah jam kerja yang dijatahkan dan
jumlah regu pelaksana. Satu regu terdiri dari dua orang, yaitu satu
mechanic (fitter) dan satu helper (kenek) dan jam kerja = 2 x 8 = 16 jam
kerja.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

TABEL 5.1: Jatah jam kerja


Lift duty dan jam kerja jumlah regu diluar
jumlah lantai (man hour) regu
wiring & testing

Satu (1) unit lift


900 kg @ 60 m/m
10 lantai 1000 Jam kerja 2 regu

Tambahan per lantai 80 Jam kerja


(inclusive : blind H/W)

Satu (1) unit lift


1150 kg @ 120 m/m
10 lantai 1120 Jam kerja 2 regu

Tambahan per lantai 100 Jam kerja


(inclusive : blind H/W)

Satu (1) unit lift


1600 kg @ 150 m/m
10 lantai 1600 Jam kerja 2 regu

Tambahan per lantai 110 Jam kerja


(inclusive : blind H/W)

TABEL 5.2 : Jumlah regu untuk lift-lift dalam kelompok

Jumlah lift Jumlah regu Jam kerja / hari


dalam kelompok

2 - Car group 3 (= 6 orang) 48 jk / hari


3 - Car group 5 (= 10 orang) 80 jk / hari
4 - Car group 6 (= 12 orang) 96 jk / hari
5 - Car group 8 (= 16 orang) 128 jk / hari
6 - Car group 10 (= 20 orang) 160 jk / hari
7 - Car group 11 (= 22 orang) 176 jk / hari
8 - Car group 12 (= 24 orang) 192 jk / hari
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB VI
REL PEMANDU

1. Pendahuluan

Metoda pemasangan rails ada beberapa (masing-masing ada untung


ruginya), diantaranya metoda “false car” untuk high rise, metoda perancah
(scaffolding, steiger) untuk medium dan low rise. Dan untuk menekan
waktu serta biaya, dikembangkan cara baru yang disebut metoda NR (New
Rail methodeoleh Nippon Otis).

Urutan-urutan kerja secara tradisional akan dijelaskan lengkap dengan


contoh-contoh skematik, planning diagram yang dapat dipakai sebagai alat
bantu bagi supervisor (mandor) dan juga bagi pemimpin regu (charge
hand) untuk memandu proses kerja agar berkualitas dan selesai tepat
waktu. Pemasangan rail bracket tidak mungkin dilaksanakan sebelum
shaft lift selesai. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua aktifitas
tersebut harus dilakukan secara berurutan. Peralatan pit misalnya, dapat
dipasang kapan saja setelah rail terpasang dan sebelum car frame dirakit.
Dalam situasi tertentu diterapkkan program CPM (Critical Path Method).
Pemasangan pintu-pintu lantai (pintu ruang luncur) dapat dilaksanakkan
hampir bersamaan dengan pemasangan rel. Hal ini perlu dikembangkan
pengendalian tahap demi tahap.

2. Fungsi Rel

Fungsi rel ada empat, yaitu :

1. Sebagai pemandu jalannya kereta dan bobot imbang lurus vertikal

2. Sebagai penahan agar kereta tidak jomplang atau miring saat pemuatan
dan akibat beban tidak merata.

3. Sebagai sarana tempat memasang saklar, pengungkit (cam) dan puli


penegang.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

4. Sebagai penahan saat kereta dihentikan oleh pesawat pengaman


(safety device/gear).

Ukuran rel dan jarak rentang braket pengikat rel hanya ditentukan oleh
fungsi no. 4, yaitu tegangan tekuk (buckling stress) pada saat pesawat
pengaman bekerja. Tegangan tekuk terjadi pada daerah paling rawan
dimana rel tidak cukup kaku diikat braket. Oleh karena itu jarak maksimal
rentang braket sangat penting disamping besaran ukuran rel.

3. Ukuran Rel dan Rentang braket

Dalam BS5655 ada 3 macam “rumus-praktis” menentukan ukuran rel,


masing-masing untuk 3 macam pesawat pengaman, yaitu :

1. Pesawat pengaman mendadak (instanteneous), saat mana terjadi


perlambatan 40 m/s/s

T = 25 (P+Q) w /A

2. Pesawat pengaman agak luwes (captive roller), saat mana terjadi perlambatan
20 m/s/s

T = 15 (P+Q) w /A

3. Pesawat pengaman berangsur (gradual clamp), saat mana terjadi


perlambatan 10 m/s/s kira-kira sama dengan gravitasi bumi.

T = 10 (P+Q) w /A

T : Tegangan tekuk maksimal 140 N/mm2 untuk baja liat (ductile),

mutu 370 N/mm2

P+Q : Bobot berat kereta ditambah beban muatan maksimal, dalam kg

w : Faktor tekuk (buckling factor), korelasinya dengan  =l/r,

nilai kelangsingan.

A : Luas penampang rel, dalam mm2


Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Sebagai pegangan dapat diperiksa daftar penggunaan rel kereta untuk


beban-beban muatan tertentu, sedangkan besaran dan ukuran rel bobot
imbang yang tidak dilengkapi pesawat pengaman, lebih kecil dari pada rel
kereta dan jarak rentang braketnya pun dibolehkan maksimal 4.0 m,
kecuali untuk maksud ketahanan akibat getaran gempa bumi, maka jarak
braket ialah 2.0 m.

PETUNJUK PEMILIHAN REL PEMANDU


 Lift dengan sepasang pesawat pengaman
 Asumsi berat kereta kosong = 2 kali kapasitas

Kapasitas Berat Jarak * Keterangan : T dalam


maksimal rel rentang N/mm2
lift nominal Braket type pesawat pengaman
(kg/m) maks #1 atau #2
(m)
450 8.60 2.20 #1 T = 95
8.60 2.40 #2 = 49

600 9.30 2.20 #1 140


8.60 2.20 #2 55
9.30 2.50 #2 56

750 12.30 2.60 #1 122


10.65 3.00 #2 87
12.30 3.30 #2 78

1000 9.30 2.20 #1 138


12.30 2.40 #1 102
12.30 2.60 #1 140
9.30 2.60 #2 131
12.30 3.0 #2 86

1350 17.80 3.60 #1 140


17.80 3.80 #2 62
22.70 4.00 #2 53

1600 22.70 3.80 #1 146


18.0 3.80 #2 76
22.70 4.00 #2 63

* Keterangan : mengacu pada BS 5655 part1, carbon steel st 370


#1 = Pesawat pengaman
mendadak (instantenous)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

untuk lift berkecepatan


maksimal 60 m/m
Tmax = 140 N/mm2 = 25 (P+Q)  / A ; atau
memakai captive roller safety, untuk berkecepatan maksimal 90 m/m.
Tmax = 140 N/mm2 = 15 (P+Q)  / A
#2 = Pesawat pengaman
berangsur (gradual clamp),
untuk lift berkecepatan 105 m/m
keatas
Tmax = 140 N/mm2 = 10 (P+Q)  / A

Catatan :
Setelah ditetapkan rentang 2 braket maksimal, umpama l = 3.50 m, maka dibuat
perencanaan gambar skets posisi braket sepanjang jalur rel. Mengingat panjang
tiap batang rel ialah 5.0 meter, maka perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi 2
sambungan rel dalam jarak dua rentang berturut-turut, dimana jarak antara
sambungan rel dengan braket paling luar melebihi 1/3 l (dalam hal ini 1/3 x 3.50 m
= 1.16 m).

Contoh gambar 1 : tidak bermasalah, 1.0 m < 1.16 m

Contoh gambar 2 : braket A (paling luar) dipindah mendekati sambungan


rel X, dari 1.50 m menjadi 1.16 m.

4. Prosedur
Braket pertama dimulai dipasang pada posisi kira-kira 0.5 m dibawah
permukaan lantai terbawah (atau lobby) sebagai daerah rel paling sering
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

mendapat gaya tekan dan puntir saat bongkar dan muat dan saat start stop
kereta. Lihat daftar petunjuk pemilihan rel pemandu.

Salah satu ujung rel “dimatikan” (diikat) dengan struktur bangunan.


Biasanya ujung rel paling bawah yang dimatikan didasar pit (supported
rails). Sebaliknya untuk lift kecil dan kecepatan rendah, ujung atas rel yang
dimatikan, atau ikut di-cor beton lantai kamar mesin (suspended rails).

Kedua ujung jalur rel tidak boleh dimatikan sekaligus pada struktur
bangunan, agar rel tidak bengkok atau berubah bentuk jika terjadi
pergeseran relative posisi bangunan (building compression) terhadap rel.

Cara mematikan ujung rel pada struktur dapat dengan fixed clip pada rel
dengan braket. Ujung lain dari jalur rel bebas tidak menyentuh lantai kamar
mesin, yaitu pada sistim supported rails. Atau tidak menyentuh dasar (pit)
pada sistim suspended rail. Biasanya berjarak kira-kira 10 cm.

a. Cara menetapkan as atau sumbu (center line) dari rel-rel titik pusat
kereta dan ambang pintu dengan cara memasang bidang pola
(template), satu diujung pada lantai K/M dan satu lagi dibawah pada pit.
Kemudian dijatuhkan kawat-kawat lood (unting-unting) atau plumbline.
Pastikan titik-titik kerja (TK) (working point) pada template, dan kawat-
kawat lood yang telah vertikal dimatikan pada TK tersebut. Dalam
praktek banyak cara untuk mematikan kawat-kawat lood pada papan
kayu di template atas dan bawah, agar tidak bergerak. Pastikan dulu
posisi satu rel yang dianggap sebagai patokan kemudian TK lain
mengikutinya.

b. Jika lift yang akan dipasang ada 2 (dua) buah atau lebih dan berjejer,
perhatikan garis-garis sumbu (center line) dari semua rel dalam satu
garis dan harus tegak lurus dengan sumbu-sumbu kolom bangunan.
Lihat gambar skema.

c. Langkah berikutnya ialah pemasangan braket dari rel kereta dan


sekaligus, bersamaan pada level sama braket dari rel bobot-imbang.
Bidang muka braket telah lebih dulu digores dengan kapur tulis
kemudian digores dengan paku tepat ditengah-tengah antara dua lubang
murnya. Usahakan kawat lood hampir bersinggung tepat dengan garis
tersebut.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

d. Braket pertama dipasang pada posisi kira-kira 1.0 m dibawah lantai


dasar. Ikut pemasangan braket-braket lain sampai kira-kira 0.3 m
dibawah lantai kamar mesin.

e. Giliran memasang rel, pindahkan dulu kawat lood (plumbline) masih


digaris sumbu rail arah mendekat, yaitu pada posisi 10 mm dimuka
kepala rel.

f. Pemasangan rel mulai dari bawah satu persatu disusun keatas.


Gunakan slip clip dan kepingan shim pada waktu diikut dengan baut
pada braket. Gunakan fish plate untuk menyambung rel satu dengan
yang lain. Pilih kepingan shim berbagai ukuran ketebalan agar
permukaan kepala rel tepat berjarak 10 mm dari kawat lood. Gunakan
klip pelurus rail. Gunakan “rail-gauge” pada saat mengencangkan baut-
baut.

Catatan :
1. Jarak rentang braket boleh lebih pendek (lebih dekat) dari pada
ketentuan dalam layout drawing.
2. Ujung-ujung satuan rail-rail sebelah kiri dan kanan harus beda, jika
kiri male maka yang kanan harus female menghadap keatas (lihat
gambar).
3. Rel-rel yang tidak lurus dan terpintir jangan sekali-kali digunakan.
Harus dikirim dulu ke bengkel untuk diperbaiki.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 6.1.
Template (pola) atau target board
Jatuhkan plumbline dari titi-titik a, b, c, d untuk memasang braket.
Plumline tersebut, dimatikan diujung bawah pada template lain, dipit.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 6.2.
3 unit lift berjejer, seluruh rel dalam satu garis sumbu dan berjarak tertentu

Gambar 6.3.
1) Setelah braket terpasang, maka plumbline dipindah 2 cm dimuka posisi
rel yaitu titik a, b, c, dan d yang semula ada dibelakang posisi rel
2) 3 lembar plumbline dipasang 30 mm dimuka landing sill
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 6.4.
Posisi 3 kawat plumbline g, f, e, 30 mm dimuka sill

Gambar 6.5.
Contoh bentuk braket untuk bobot imbang (cwt rails) dibuat dari besi siku
diangker, kiri dan kanan dengan 2 buah baut ke dinding beton
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB VII
PEMASANGAN PINTU LANTAI

Pintu lantai atau landing entrances adalah komponen yang sering diklasifikasikan
sebagai bagian dari ruang luncur, bukan bagian dari pesawat lift. Hal itu mungkin
saja, jika pintu lantai dari jenis sederhana seperti manual swing door.

Bagaimanapun jika pintu lantai harus berfungsi sinkrun dengan operasi lift, oleh
karena itu harus dipasang dengan presisi. Pintu lantai harus sama jenis dan
dimensi dengan pitnu kereta yang berfungsi sebagai penggerak pintu.

Komponen pintu lantai, ialah :

1. Daun pintu (door panel)

2. Ambang pintu (door sill)

3. Rangka pintu (door frame)

4. Penggantung pintu (hanger assembly)

5. Kunci kait (interlock)

6. Kusen Pintu (jamb and header)

1. Ambang Pintu

Peletakan ambang pintu yang betul adalah kunci sukses pemasangan


seluruh satuan pintu. Sill dapat dipasang bersamaan dengan memasang
braket rel, dengan berpatokan pada 3 lembar kawat lood pada posisi
khusus untuk itu lihat gambar. Seperti halnya rel, garis sumbu rel semua
deretan lift-lift harus terletak pada satu garis, begitu pula semua sill dan
deretan beberapa lift harus lurus dan sejajar, tegak lurus dengan as
bangunan.

2. Selanjutnya pemasangan tiang-tiang tegak rangka pintu dan besi siku,


dibaut pada ujung-ujung kiri dan kanan sill, dan diangker ke dinding.
Kemudian dipasang penggantung pintu pada bagian atas rangka.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 7.1.

Toleransi yang diijinkan atas pemasangan rangka (kusen) pintu (door


entrances) yaitu side jamb : Vertical kiri-kanan = + 1.0 mm

Vertical muka-belakang = + 1.0 mm, Melengkung = + 2.0 mm

3. Penggantung pintu merupakan rakitan yang siap, terdiri dari rel (track)
roda-roda penggantung, roda-roda tali penggerak, kunci kait dan excentric
roller dan bandul pemberat yang memaksa pintu selalu menutup rapat
(alternatif : menggunakan pegas).

4. Penyetelan perlu dilakukan, yaitu :

a. Excentric roller terhadap rel (track) bercelah 0,1 mm, lihat gambar.

b. Celah dasar pintu terhadap permukaan kusen (side jamb) maksimal 4


mm.

c. Celah bidang daun pintu terhadap kusen (side jamb) maksimal 4 mm.

d. Pintu harus vertikal dengan penyetelan pada mur tiap-tiap roda


penggantung.

e. Pintu harus bertendensi menutup rapat. Caranya : pintu ditahan saat


mau merapat pada jarak 7 cm, kemudian dilepas. Jika tidak mau rapat
dengan sendirinya, maka pegas pada kunci kait perlu di setel.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

5. Kusen pintu terdiri dari sepasang side jamb dan header. Keduanya harus
dirakit ditempat. Mula-mula side jamb dipasang dengan baut pada sill.
Kemudian gunakan mistar siku agar posisi lintang dan bujurnya benar, dan
segera matikan sementara dengan klem dan pasak, selanjutnya header
dipasang. Kemudian kencangkan baut-baut dan braket-braket di las pada
rangka bangunan.

Catatan :

Cara paling aman pemasangan sill dan seluruh entrance ditunda sampai
landas kereta terpasang, maka sill kereta dapat dipakai sebagai patokan
posisi-sill lantai. Jatuhkan kawat lood (plumbline) 3 lembar tepat pada sisi
pinggir sill pintu untuk patokan bagi sill lantai-lantai berikutnya yang lain,
yang berjarak 30 mm (sebagai running clearance). Cara lain, tanpa
menggunakan tali lood ialah menggunakan 2 batang pengukur jarak antara
rel dan sill (sill distance gauge). Lihat gambar.

Kedua cara tersebut biasanya untuk instalasi sampai setinggi 10 lantai


saja. Lebih dari 10 lantai, pemasangan sill tidak dapat menunggu sampai
rel terpasang.

Tindakan hati-hati.

1. Mintakan nasehat kepada CM tinggi sill yang benar terhadap permukaan


lantai bangunan (finished/final) dan dipertegas terhadap “level marking”
pada dinding beton (dicat warna merah). Pernah kejadian sill yang telah
terpasang sebanyak 4 x 10 lantai harus dibongkar semua karena posisi
kurang tinggi sebesar 30 mm.

2. Perhatikan pada saat mengelas side jamb, perikan api las tidak merusak
cat finish dari side jamb. Setelah jamb selesai terpasang harus segera
dilindungi dengan kertas minyak atau bahan lain.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 7.2.
Atas : Contoh model door hanger 2-speed door atau telescopic “fast door”
menarik “slow door” dengan tali yang diikat pada “hitch A”, melalui roda B
ujung tali lain diikat pada “hitch C”
Bawah : contoh model door hanger center opening
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB VIII
KERETA dan BOBOT IMBANG

8.1 Rangka Kereta


Rangka kereta terdiri dari :
a. Cross head channel atau disebut “car sling, yaitu rangka atas tempat
tarikan oleh mesin dan dudukan sepatu luncur.
b. Bottom channel, rangka bawah, tempat benturan buffe, (disebut safety
plank).
c. Tiang tegak kiri, kanan (2 buah). (up-right channels atau stiles).
Ke empat bagian tersebut membentuk segi-empat kokoh dengan plat baja
penguat pada sudut-sudutnya. Perhatikan pemasangannya tidak boleh
tertukar posisi, karena telah diberi nomor kode oleh pabrik.
Bagian lain dari rangka ialah : rangka landas konstruksi besi siku
merupakan bidang pendukung beban muatan. Rangka ini harus menyatu
dengan rangka kereta dan batang pengencang silang (brace) muka-
belakang dan kiri-kanan. Lihat gambar.

Prosedur pemasangan :
a. Pasang “meja” konstruksi kayu di lantai bawah sebagai dudukan bottom
chanel. Pasang bottom channel lurus, siku dan datar (waterpas).
Gunakan plumbob saat memasang upright channel. Kencangkan semua
baut pada rangka.
b. Pasang pesawat pengaman (safety block) periksa batang tarik pasak
pengaman apakah telah satu garis vertikal dengan tali governor.
c. Pasang safety plank, yakinkan datar arah muka belakang dan arah kiri
kanan, serta posisi center dengan garis sumbu rel ke rel.
d. Pasang platform diatas safety plank dengan bantalan karet (4 buah)
pada pojok-pojoknya. Sisa muka platform telah dilengkapi oleh pabrik
dengan car-sill. Gunakan shim untuk menyetel kerataan. Kemudian
matikan dengan baut.
e. Diatas platform dipasang bangunan badan kereta sesuai gambar
petunjuk.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

f. Lakukan statis balance badan kereta setelah motor penggerak pintu


terpasang. Kemudian badan kereta perlu ditahan dengan roller karet
pada ujung atas dan upright channel (stiles), seolah-olah badan kereta
bersender pada rangka kereta dengan bantalan karet, lihat gambar.
g. Terakhir dipasang roller guide atau pada cross head dan sepasang
dibawah pada bottom channel.

8.2 Bobot Imbang


a. Gunakan tabel untuk menggantungkan rakitan rangka dan memasukan
kedalam posisinya diantara rel-rel pemandu.
b. Pasang roller guide atau sepatu luncur.
c. Rangka diisi bobot (fillerweight) hanya sampai 50% dari kebutuhan
sebenarnya. Kemudian ditarik ke lantai teratas dengan takel untuk
maksud penyambungan tali baja tarik antara kereta dan bobot imbang.
Lihat bab 9 tali baja tarik. Alternatif lain kereta ditarik ke lantai paling
atas, sedangkan bobot imbang tetap dilantai terbawah.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 8.1. Rangka (sling) kereta


(1. Crosshead channel, 2. Pendukung motor penggerak pintu (door operator)
3. Stiles (upright channel), 4. Brace (batang pengikat), 5. Tiang pendukung door
operator, 6. Landas, 7. Rangka landas, 8. Bottom – channel (safety plank)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 8.2.
Atap badan kereta “bersandar” pada tiang rangka (stiles, upright channel)
dengan 3 buah roller karet
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB IX
TALI BAJA (STEEL WIRE ROPE)

1. Rangka kereta telah diangkat keatas dengan takel. Posisinya rata dengan
lantai teratas. Bobot imbang ada dilantai terbawah posisinya berjarak 41
cm dari ujung atas penyangga pegas (untuk lift berkecepatan 60 m/m) lihat
daftar runby pada pelajaran pemeriksaan uji coba.
Siapkan gulungan (reel) tali baja pada lantai teratas, tarik ujungnya ke roda
puli, kemudian tarik turun secukupnya sampai tempat ikatan pada rangka
bobot imbang. Pada ujung tali tersebut telah dipasang lebih dahulu soket
(thimble rod).

Tindakan hati-hati :
a. Tali baja harus diikat dengan kawat pada dua tempatnya sebelum
dipotong, untuk menghindari lilitan/pintalan terurai/terlepas.
b. Usahakan pada waktu menarik tali jangan sampai terjadi tekukan
(kinking), menjadikan tali tersebut cacat.
c. Jika tali baja dalam gulungan (reel), maka pada roda gulungan dipasang
balok kayu tirus dibawahnya sebagai rem, untuk menghindari berat tali
yang terulur diruang luncur menyebabkan gulungan berputar tanpa
kendali (lihat gambar jarak-jarak pengikatan kawat pada ujung-ujung tali
dan cara pengikatannya).

2. Cara pengikatan baut (socketing)


Yang dibicarakan disini ialah cara pengikatan yang paling populer yaitu
dengan thimble rod. Sifat khas thimble rod ialah bentuk pot yang tirus.
a. Masukkan ujung tali yang baru dipotong kedalam pot dari lubang ujung
bawah.
b. Buka dua ikatan kawat.
c. Tekuk kedalam lilitan-lilitan yang telah terurai.
d. Tarik tali sehingga lilitan yang telah tertekuk sepenuhnya masuk ke pot,
dan ikatan kawat nampak pada bagian luar pot.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

e. Tuang timah hitam (babbit) panas dan cair kedalam pot dari atas. Ujung
tekukan harus kelihatan (tidak tenggelam semua dalam timah) sebagai
syarat pemeriksaan oleh inspektur.
Timah cair tidak boleh terlalu panas, menyebabkan struktur baja dari tali
rusak, dan melemahkan kekuatannya sampai 10%.

Gambar 9.1.
Dua cara mengulur gulungan tali baja dari lantai atas
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 9.4. Rakitan bobot imbang


(1. Kaleng pelumas, 2. Sepatu luncur, 3. Pegas pengikat tali baja, 4. Rangka bobot imbang, 5.
Filler weight, 6. Rel Pemandu, 7. Sepatu luncur, 8. Peredam pegas spiral)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB X
PELETAKAN MESIN TRAKSI

Pemasangan mesin traksi mencakup pemasangan batang profil baja pendukung


mesin, peletakan mesin pada posisinya dan penyetelan posisi roda penyimpang,
jika posisi bobot imbang berubah oleh sebab keadaan lapangan.

1. a. Batang profil baja pendukung (machine supporting beams) dapat


dipasang
diatas permukaan lantai kamar mesin, jika beton lantai tersebut telah
terlanjur dicor. Jika lantai beton belum dicor, batang profil dipasang lebih
dulu pada posisi dibagian bawah lantai. Hanya sebagian kecil termasuk
flens atas dari profil (INP) tersebut yang ikut masuk menjadi satu dengan
beton lantai. Lihat gambar .

b. Posisi dan jarak-jarak batang profil baja harus sesuai dengan gambar
tata letak peralatan kamar mesin. Prosedur pemasangan sebagai
berikut:
Pasang lebih dulu satu batang sebagai patokan (king beam) bagi dua
batang (batang-batang) lainnya. Pastikan dengan perhitungan, jarak-
jarak as tengah batang terhadap titik berat kereta, atau garis sumbu rel
kereta, sesuai gambar. Gunakan tali lood (plumbline). Cermatkan
posisinya sampai tali lood tenang (tidak goyang), jatuh tepat digaris as
atau titik pusat berat (central of gravity). Gunakan shim untuk menyetel
kerataan, kemudian matikan (dilas) ke struktur bangunan. Ikuti
pemasangan batang-batang lain merujuk pada posisi batang king beam
tadi.

c. Ujung batang duduk pada balok struktur bangunan dengan dilandasi


oleh plat baja (bed plates). Hal ini untuk mengurangi tekanan terhadap
struktur bangunan sebelum dilakukan pengecoran beton lantai, dipasang
pocket atau pipa-pipa pada posisi lubang-lubang tempat lalu, tali tarik,
tali governor, selector tape dan kabel riser (raceways) yang berasal dari
ruang luncur.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

d. Sebagai patokan tinggi batang baja dari profil INP minimal satu per
sepuluh (1/10) dari jarak bentangannya, untuk mencegah lendutan dan
getaran. Contoh : Jika jarak bentangan balok dari muka ke belakang 2,0
meter, maka gunakan profil INP 20.
Tindakan hati-hati :
Saat penanganan dan penempatan batang-batang baja pendukung,
senantiasa mengandung resiko batang tersebut terjatuh. Oleh karena itu
ruang luncur harus dikosongkan dan hentikan semua kegiatan
sementara waktu.

2. a. Penempatan Mesin (machine setting)


Setelah umur beton lantai mencapai 10 hari, dimulai pelaksanaan
penempatan mesin, didudukan pada posisinya, sesuai gambar tata
letak. Yang dimaksud dengan mesin disini ialah termasuk kesatuan
dengan motor listrik penggerak, tabung rem, dan roda-penyimpang
(deflector sheave), duduk pada satu bed-plate yang kokoh. Alignment
atas poros (shaft) motor mesin sudah di set dipabrik.

b. Posisi roda penyimpangan (deflector sheave) harus disetel dilapangan,


menyesuaikan posisi bobot imbang, agar tepat vertikal plumb (lood)
dengan titik beratnya.
Gunakan tali lood (plumb line) untuk memastikan posisi roda puli, siku
terhadap garis sumbu rel, dan ujung keluar tali baja dan puli tepat
vertikal plumb dengan titik berat kereta. Jika tidak digunakan roda
penyimpang, maka ujung lain dari puli harus tepat vertikal diatas titik
berat bobot imbang (Diameter puli sama dengan jarak antara garis-garis
sumbu kedua pasang rel).
Jika diameter puli lebih kecil dari pada jarak garis-garis sumbu kedua
pasang rel (rel kereta dan rel bobot imbang), maka terjadi “off set” antara
kedua titik berat beban terhadap garis tarikan tali baja. Lihat gambar
10.2.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 10.1.
Pengaturan pendukung mesin dipasang dibawah lantai beton

Gambar 10.2.
Pengaturan baja pendukung mesin dipasang diatas lantai beton
(1. Motor, 2. Bed plate mesin, 3. Kanal penguat bed plate, 4. Karet peredam, 5. Baja
pendukung mesin, 6. Puli penarik, 7. Tali baja, 8. kanal penguat bed plate, 9. Roda
penyimpang, c.g. central of gravity kereta & bobot imbang (2 garis sumbu rel)
dimensi ada di layout)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

c. Off set diperkenankan maksimal 1 : 20.


Contoh :
Diameter puli 600 mm. Jarak sumbu rel kereta ke rel bobot imbang =
800 mm, selisih 200 mm, atau masing-masing tali off set 100 mm. Saat
kereta berhenti dilantai teratas, panjang tali penggantung antara roda
puli dan soket di sling kereta = 4200 mm, maka off set = 100 : 4200 = 1:
42 lebih kecil dari ketentuan maksimal 1 : 20. Off set sebaiknya
dihindari karena mengurangi efisiensi motor (walaupun kecil) dan
terutama karena mempercepat keausan sepatu luncur dari kereta dan
bobot imbang.

d. Gunakan takel (chain block) atau hoisting beam dengan troli angkat, dan
dongkrak (jack) untuk meringankan pekerjaan, saat mengangkat /
memindahkan mesin.
Gunakan shim pada bagian bawah bantalan karet peredam, agar mesin
duduk horisontal (waterpas). Bantalan karet peredam harus dipasang
minimal berjumlah 4 buah, pada sudut bedplate. Jika digunakan
deflector sheave, maka perlu dipasang satu lagi bantalan karet dengan
kick-plate untuk menahan gaya reaksi horisontal. Lihat gambar

Tindakan hati-hati
Demi keselamatan, periksa alat-alat pengangkat seperti takel (chain
block), hoist, dongkrak (jack) besi kait / beam pada atap dak kamar
mesin, agar yakin berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika ragu-ragu atas kekuatan besi kait yang disediakan oleh kontraktor
utama, mintakan nasehat atau konfirmasi tertulis kepada CM, Kenyataan
besi kait dapat patah saat mengangkat mesin, mengakibatkan
kecelakaan.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 10.3.
Tidak digunakan roda penyimpang menyebabkan terjadi “off set” terhadap
tali baja terhadap vertical off set maksimal 1 : 20
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB XI
PENGAWATAN (FIELD WIRING)

1. Instalasi kawat / kabel listrik adalah bagian dari instalasi lift keseluruhan.
Istilah “field-wiring” mempunyai arti luas, yaitu seluruh pekerjaan sistem
kelistrikan yang harus dipasang oleh teknisi lapangan termasuk kanal-
saluran kabel (troughing, trunking atau ductwork, konektor, pulboks,
junction boks, braket, sadel, klem, pipa-pipa dan flexible (piable) conduit.
Pekerjaan pemasangan instalasi kawat listrik dibagi menjadi sebagai
berikut :
a. Pengawatan di kamar mesin
b. Pengawatan di ruang luncur (raceways)
c. Instalasi kabel lari (travelling cables)
d. Pemasangan tombol-tombol sinyal dan indikator posisi (fixtures)
e. Kabel tenaga dan MCB
Instalasi pengawatan tersebut bermuara pada controller, interkoneksi
sesuai dengan daftar panduan dari pabrik dan gambar straight wiring
diagram. Pemasangan harus mengikuti peraturan yang berlaku termasuk
PUIL.

2. Aturan Umum
a. Pipa saluran kawat (konduit) sedapat mungkin lurus, minimal sepanjang
4,0 m. Tiap-tiap jarak tersebut dipasang kotak inspeksi.
b. Tekukan konduit sebaiknya dua kali saja, dalam satu batas jarak kotak
inspeksi.
c. Tekukan siku hanya pada ujung kawat keluar, dan/atau masuk kotak
saklar.
d. Saluran lemas (flexible conduit) hanya untuk ujung akhir, dimana kawat
listrik disambung ke alat / aparatus atau lokasinya yang sulit dijangkau
atau selalu bergetar atau perlu penyetelan.
e. Saluran kanal (trunking troughing) lebih baik digunakan untuk sejumlah
kawat atau kabel dari pada menggunakan beberapa saluran pipa atau
konduit. Konduit menghubungkan saluran kanal dengan bagian alat,
dengan sambungan konektor khusus.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

f. Konektor berupa locknut sehingga hubungan konduit dan kanal


kencang.
g. Braket digunakan untuk memasang saluran kanal pada dinding. Sadel
digunakan untuk memasang konduit pada jarak-jarak tertentu.
h. Kapasitas kanal dan konduit harus longgar minimal 40% (60% untuk
menampung luas penampang kabel). Lihat tabel kabel PVC dengan
ukuran konduit yang sesuai.

TABEL 11.1: Kapasitas Pipa saluran listrik (konduit)


Ukuran Kabel Ukuran diameter konduit (cm)

Total Jumlah 2,0 2,5 3,2 3,8 5,1


kawat
penampu diameter Jumlah kabel yang diizinkan
ng (mm) Instalasi dengan PVC
(mm2)
1,0 1 - 1.13 12 19 33 - -

1,5 1 - 1.38 10 17 31 - -
7 - 0.5 10 16 28 - -
2,5 1 - 1.78 8 13 24 - -

4 7 - 0.85 5 9 16 - -

6 7 - 1.04 4 7 12 - -

10 7 - 1.35 2 4 7 - -

16 7 - 1.70 - 3 5 8 15

25 7 - 2.14 - 2 3 5 10

Tindakan hati - hati


a. Yakinkan kabel-kabel dalam kanal dan konduit lurus tidak gelombang
atau keriting.
b. Gunakan pelumas pada saat kawat menekuk dalam konduit siku atau
elbow.
c. Gulungan kabel panjang (reel) harus dilengkapi rem, pada waktu
menarik kebutuhan kabel. Begitu kabel ditarik dari rel, langsung ditandai
kode.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

d. Sekrup harus menghadap keluar dari kanal, sehingga tidak mengganggu


jalannya penarikan kabel.

3. Persiapan
Sebelum mulai pekerjaan, pelajari gambar yang disediakan oleh produsen,
yaitu :
a. Diagram garis tunggal (straight wiring diagram).
b. Diagram susunan pengkabelan (wiring arrangement drawing).
Pelajari keadaan ruang luncur dan kamar mesin. Buat gambar ke-3 yaitu
perencanaan lokasi larinya kanal sepanjang ruang luncur (raceways), juga
konduit junction box, dan sebagainya. Sebaiknya persiapkan material yang
diperlukan berlebih 10% sebagai cadangan.
Selama pelaksanaan pekerjaan ducting dan konduit, gantungkan kabel
yang diperlukan dari lantai teratas, terurai sampai bawah untuk
membebaskan kabel (juga travelling cable) dari lekukan-lekukan akibat
penyimpanan terlalu lama. Berkas kabel diikat dengan cable ties
dibeberapa tempat (tiap-tiap jarak + 2,5 cm) dan diikatkan agar kabel tidak
tegang. Semua kawat punya nomor kode, memudahkan penyambungan
pada terminal di controller.

4. Penyambungan
Kabel kontrol dari kereta bermuara di junction box (dibawah landas atau
diatas atap kereta) disambung dengan travelling cable dan lari ke junction
box. Kemudian dari junction box disambung ke terminal di kontroler.
Hubungkan kabel antara kontroler dengan motor mesin tarik. Hubungkan
kabel antara kontroler dengan governor. Hubungkan kabel antara kontroler
dengan tombol-tombol, indikator, sinyal dan kontak-kontak pintu (raceway
connection).
Pasang kabel tenaga antara kontroler dengan panel distribusi MCB. Lihat
daftar besaran arus (ampere) saat beban penuh sebagai patokan ukuran
penampung kawat.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Catatan :
Kanal saluran kawat dikamar mesin sebaiknya ditanam dibawah
permukaan lantai, sehingga tutup kanal sama rata dengan
permukaan lantai.
Cara lain, jika lantai telah dicor, maka kanal dipasang diatas
permukaan, yaitu sepanjang tepi-tepi dinding, untuk menghindari
orang tersandung. Trunking arah vertikal dimulai dekat dengan
aparatus sampai terminal box setinggi + 2,0 m, dan dilanjutkan
dengan flexible conduit.

Daftar Besaran Sekering dan Transformotor untuk satu unit lift


Arus Listrik
Power Output Sekering Kapasitas Trafo
beban penuh
Motor Lift (kW) Pemutus Arus (A) (kVA)
keatas (A)
3.7 13 30 7.5
4.5 16 30 9.1
5.5 20 30 11.0
7.5 25 30 13.7
9.5 33 50 15.5
11.0 37 50 17.3
13.0 44 50 21.7
15.0 50 75 22.4
18.5 54 75 23.3
22.0 59 75 27.5

Catatan : Jika jumlah unit lift lebih dari satu dalam group operation, maka
besaran Ampere sekering dikalikan dengan jumlah lift kemudian
dikalikan dengan angka probability berkisar 0.8 (2 unit) s/d 0.65
(8 unit).
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 11.1.
Menarik Kabel keatas, kabel keluar dari bagian bawah gulungan cara lain,
kabel diulur dari kamar mesin
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 11.2.
Roda pengantung pintu (hanger roller) satu unit dengan roda excentric
dibawah rel sebagai safety retainer, penahan pintu kemungkinan loncat ke
atas. Celah excentric roller dengan rel penggantung 0,1 mm.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Gambar 11.3.
Door operator (motor penggerak pintu) satu daun pintu dilengkapi dengan
tuas pengungkit (door vane atau cam) berfungsi membuka kunci kait
(interlock)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

BAB XII
PERCOBAAN JALAN (TEST RUN)

1. Pendahuluan

Sebelum melaksanakan langkah-langkah percobaan untuk menjalankan


lift, setelah lift tersebut selesai terpasang, perlu diperiksa secara fisik oleh
supervisor agar yakin bagian-bagian komponen telah terpasang dengan
benar. Pemeriksaan harus dilakukan bersama kepala regu pemasang dan
pertanyaan-pertanyaan yang timbul harus dijawab kepala regu secara jujur.

Umumnya kebersihan pada bagian-bagian yang bergerak sangat dituntut


diantaranya alur pada ambang pintu (door sill) dimana sepatu pintu
bergerak, sepatu pemandu rel, teromol (tabung) rem dan motor perlu
disemprot dengan blower. Lift digerakkan dengan engkol, setelah rem
dibuka, untuk meyakinkan rotor bergerak bebas tanpa suara. Pada saat itu
terasa perbedaan tenaga mengengkol keatas dengan mengengkol ke
bawah.

Sebaiknya kereta kosong dan bobot imbang kira-kira sama berat, sehingga
tidak terasa beda mengengkol keatas maupun kebawah.

Dalam praktek mula-mula pada bobot imbang tidak diisi penuh dengan
“filler weight” sehingga diperoleh keseimbangan kereta kosong dengan
bobot imbang.

Hendaknya alat komunikasi atau interphone telah terpasang dan berfungsi


dengan baik selama melakukan testing.

2. Prosedur Mekanis

a. Static balance. Setel keseimbangan dudukan kereta diatas platform


frame dengan memasang counter balance weight. Jika pekerjaan ini
telah dilaksanakan pada saat memasang atau merakit bangunan kereta
dan motor penggerak pintu, maka tinggal mengencangkan steadying
braket dengan roller-rollernya.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Kemudian setel sliding guide shoe atau roller guide. Yakinkan roller
guide tidak harus menekan pada rel pada saat kereta dalam keadaan
kosong (dan telah balance). Check dengan menyuruh seorang masuk
kereta berdiri diujung belakang, maka roller depan-atas akan menekan
rel, begitu pula pada roller belakang-bawah. Suruh dia berdiri ditengah-
tengah kereta, maka semua roller akan bebas dapat diputar (dengan
tenaga ringan).

b. Periksa semua pintu-pintu lantai, yaitu gerakan bebas buka tutup tidak
bergetar. Periksa kunci kait (door interlock) dimana kaitnya akan masuk
dengan sendirinya karena tekanan pegas, tanpa didorong (pada saat
posisi pintu 5 cm mau merapat). Jika pintu bergetar, periksa dan setel
excentric roller, dan door hanger roller serta bersihkan dan lumasi. Jika
cacat harus diganti dengan yang baru. Toleransi excentric roller dengan
bagian bawah rail penggantung tidak boleh lebih dari 0,1 mm. Gunakan
feetergauge.

c. Periksa pesawat penggerak pintu pada kereta (door closer linkages)


lumasi pen-pennya, setel posisi motor penggerak. Setel pengungkit
(retiring cam) posisi vertikal-nya dan juga horizontalnya.

d. Periksa pesawat-pesawat pengaman (kiri dan kanan) posisi harus


center. Baji-baji (pasak) dapat bergerak bebas dalam rumahnya dan
bergerak serempak pada kiri dan kanan bersama-sama.

e. Setel tegangan tali baja semua lembar harus seragam, yaitu pada sisi
kereta dan pada sisi CWT, kemudian kencangkan mur kedua (counter
nut) dan pasang cotter pin atau splitpen. Ulangi penyetelan tegangan
sekali lagi setelah kereta dijalankan beberapa kali naik turun, karena
kemungkinan sekali tegangan tali-tali berubah.

f. Periksa jarak luang lari (runby) dari kereta sebesar 23 cm. Periksa luang
lari CWT sebesar 23 cm ditambah kemuluran tali baja minimal 0.5%.
Jika jarak lintas lift (rise) sebesar 40 m panjang tali baja + 50 m, maka
dapat diperkirakan tali tersebut akan mulur sepanjang 3 cm. Maka luang
lari CWT sebaiknya disetel 26 cm atau lebih sedikit.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

g. Lumasi rel pemandu (guide rails) kecuali jika digunakan roller guide
dengan ban karet, maka rel harus bersih dan kering dari minyak.

h. Pasang label pada cross head channel. Contoh label tersebut seperti
terlampir. Pasang label instruksi dan peringatan penumpang didalam
kereta.

i. Setel tegangan tali pengaman (governoor rope) dengan menambah


bobot dibawahnya roda penegang (tension sheave) di pit. Lumasi poros
dari roda tersebut.

3. Prosedur Urutan Uji Coba

a. Periksa sambungan-sambungan kabel listrik sumber tenaga 3 Phase


(R,S,T) pada panel utama, dan yakinkan tegangan line to line seimbang
380 V. Periksa besaran nilai breaker MCB/NFB atau sekering (fuses)
sesuai dengan ketentuan.

Catatan : toleransi voltage maksimal hanya + 5%.

b. Periksa pemasangan arde (earthing) pada motor lift, panel utama,


governor dan pada kereta lift.

c. Uji tahanan isolasi dari kumparan 3 Phase motor lift, dengan megger,
minimal 0.5 mega ohm.

d. Isi atau tuangkan minyak pelumas untuk gear box mesin dan minyaki
rumah bantalan (bearing) mesin dengan minyak pelumas yang sesuai.

e. Buka dan lumasi mekanis rem mesin bersihkan sedapat mungkin dan
kemudian disetel. Rem dicoba dengan tenaga listrik, yakinkan dapat
membuka dan menutup.

f. Coba putaran motor, tanpa beban, untuk memastikan arah putaran,


sesuaikan dengan relay, untuk arah naik dan turun. Bobot CWT kira-kira
seimbang dengan kereta kosong.

g. Periksa rangkaian kontak pengaman listrik seutuhnya yang terdapat


dalam R/L, yaitu final limit switch, stopping switch, rope tension sheave
switch, dsb. Kemudian pengaman kontak pada kereta, seperti
inspection, emergency exit, stopping switch, emergency stop switch
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

(ES), broken tape switch (TES), safety linkage switch (SOS). Periksa
kontak keamanan pada mesin dan pada governor overspeed cutoff
switch (SO), dan terakhir semua door-contact dan gate-contack pada
pintu kereta. Semua kontak berfungsi dengan baik yaitu dapat
memutuskan arus dimana diperlukan dan secara normal dapat
sempurna mengantar arus tenaga listrik.

h. Fungsikan tombol-tombol “inspection mode” yang terdapat diatas atap


kereta lift. Pastikan tombol dilengkapi dengan pegas dan hanya bekerja
jika ditekan terus menerus baik untuk turun, maupun untuk naik.

i. Sekarang seorang diatas atap kereta dapat mulai jalankan lift dengan
menggunakan tombol-tombol inspection tersebut pada point 2.8.
Jalankan lift beberapa saat dulu, naik dan kemudian turun. Perhatikan
bila ada bagian-bagian kereta yang terganggu atau suara-suara yang
aneh. Hubungi rekan kerja yang ada di kamar mesin dengan intercom
atau walkie-talkie, apakah semua peralatan berjalan normal.

j. Setel (adjust) posisi slow-down switch, limit switch, final cutoff switch
dengan posisi sesuai petunjuk dan ketentuan, yaitu pada saat kereta
berada dilantai teratas dan lantai terbawah.

k. Pasang bendera metal (metallic vane) di R/L dari atas kereta dan setel
jarak-jarak badan inuction switch sesuai dengan ketentuan pabrikan
untuk setiap pintu/lantai perhentian, satu per satu berturut - turut.

l. Pasang proximity switch pada crosshead diatas atap kereta lift dengan
jarak terhadap vane maximum 10 mm atau sesuai dengan ketentuan
pabrikan.

m. Fungsikan motor penggerak pintu kereta, dan coba buka dan tutup.
Kemudian fungsikan safety shoe, setel microswitch sampai kerja pintu
membuka kembali dengan memuaskan. Fungsikan light ray atau
photocell. Setel buka tutup secara otomatis.

n. Jalankan kereta dan berhenti pada posisi ditengah-tengah R/L.


Sekarang rubah saklar “inspection mode” menjadi normal mode
(automatic). Seorang didalam kereta mencoba car call. Seorang dikamar
mesin mengamati controller.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

Lakukan penyetelan aselerasi dan decelerasi untuk long run dan juga
untuk short run dan “one floor flight”.

o. Lakukan penyetelan leveling pada tiap-tiap lantai dengan lift kecepatan


normal, yaitu perhentian jika lift turun, dan ulang perhentian jika lift naik.

p. Fungsikan semua tombol panggilan lantai (hall call). Juga indicator, hall
lantern dan arrival chime (jika ada) pada semua lantai.

q. Fungsikan load detector switch ada di bagian platform, intercom, alarm


bell, dan emergency lighting serta sinyal-sinyal yang termasuk dalam
kontrak.

4. Uji Coba Pesawat Pengaman

a. Lakukan uji coba dropped test, yaitu dalam keadaan kereta turun,
rahang governor dilepaskan (dengan cara melepaskan kaitnya secara
manual). Perhatikan pesawat pengaman kiri dan kanan bekerja
serempak. Ukur jarak kemerosotan kereta saat mulai pasak menggigit
sampai berhenti. Periksa jarak kemerosotan dengan daftar yang
diizinkan. Jika perlu setel tekanan pegas pada governor dan pesawat
pengaman. Periksa posisi lantai platform dengan waterpas. Kemiringan
tidak boleh lebih dari 5%.

b. Uji coba Rem motor

Beban kereta dengan test weight sampai 125% dari kapasitas lift.
Jalankan lift menurun dengan kecepatan penuh sesuai kontrak. Matikan
sumber tenaga listrik saat lift sedang melaju. Perhatikan lift berhenti
diam, atau merosot. Jika ragu-ragu maka pintu dibuka dan seorang
masuk kedalam kereta. Seharusnya lift tetap diam (tidak bergerak). Jika
perlu ulangi sekali lagi pengujian tersebut diatas dengan mematikan
sumber tenaga listrik saat kereta mendekati lantai terbawah dan
berangkatnya dari lantai teratas. Hal ini perlu jika motor lift dilengkapi
dengan roda gila (fly wheel). Harus ada waktu mulai saat rem bekerja
sampai kereta berhenti total untuk menghindari kejutan, minimal 3
detik.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

c. Pengujian overbalance.

Pada point 2.6 disebutkan bahwa bobot imbang (CWT) masih kira-kira
seimbang dengan kereta kosong. Sekarang tiba saatnya bobot imbang
diisi tambahan beban agar seimbang dengan kereta yang dimuati beban
sebesar 45% overbalance. (Jika kapasitas lift 1000 kg, maka kereta
dimuati 450 kg). Jalankan lift naik turun dan ukur arus listrik pada kawat
umpan. Setel (tambah atau kurangi) beban pada bobot imbang sampai
diperoleh arus tersebut sama besar saat lift jalan dengan kecepatan
normal naik maupun turun.

Catatan : Pastikan bahwa interior kereta tidak dirubah dengan


menambah beban seperti marmer.

d. Pengujian langkah peredam (buffer stroke) kereta dimuati penuh sesuai


kapasitas kontrak dan dibiarkan merosot sampai menekan peredam
dengan cara men-jumper stopping contact dan limit switch. Setelah
kereta kembali merata dengan lantai, peredam hidrolis harus mampu
mendorong kembali toraknya ke posisi normal.

Uji coba pada a, b dan d sebaiknya disaksikan oleh pihak yang


berwenang yaitu pegawai pengawas dari Depnaker dan juga wakil dari
Construction Management (CM).
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Rangkuman

RANGKUMAN

Pelaksanaan pekerjaan suatu instalasi adalah pada dasarnya memasang tiap-tiap


komponen pada tempatnya dan mengikuti urutan-urutannya serta
menghubungkan satu sama lain sesuai panduan sehingga berfungsi. Banyak
teknik (tata cara) yang dikembangkan oleh para produsen agar memudahkan
pelaksanaan. Tetapi teknik-teknik apapun tidak terlepas dari peraturan (basic
field practice) dan standar yang berlaku yang harus dipahami oleh pelaksana.

Setelah mengikuti pelajaran ini, peserta akan mampu menjelaskan urutan-


urutan kerja, pemasangan lift, menyusun jadwal dan regu pelaksana pemasangan
serta memahami prosedur pelaksanaan pemasangan lift.

Dan peserta diharapkan mampu. :


1. Menjelaskan lingkup pekerjaan pemasangan lift.
2. Menyusun jadwal tepat waktu tiap-tiap tahapan pekerjaan.
3. Menyusun regu pelaksana kompetensi pada bidang keterampilan tertentu.
4. Melakukan persiapan lapangan dan penanganan bahan (material handling).
5. Memahami prinsip metode pekerjaan pemasangan tiap-tiap komponen sesuai
persyaratan.
6. Menjaga keselamatan atau menghindari kecelakaan selama pelaksanaan
pekerjaan pemasangan.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1

Lampiran - 1

URAIAN TUGAS (Job description)

 SUPERVISOR

A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM atau Politeknik bagian mesin atau listrik
2. Kursus tambahan : Training khusus dan management lapangan.
3. Pengalaman : 6 (enam) tahun pengalaman kerja, termasuk 2 tahun
kerja
dilapangan sebagai Charge hand (kepala regu)

B. Bawahan yang dipimpin


1. Kepala Regu (charge hand) 4 sampai 6
2. Teknisi mekanik (fitter)
3. Teknisi listrik (wireman)
4. Adjuster

C. Tugas pokok
Bertanggung jawab atas penyelesaian tugas pemasangan (instalasi) lift,
testing dan adjusting dengan mutu standard, tepat waktu dan sesuai
anggaran.

D. Tugas terperinci
1. Menelaah jadwal waktu yang dijatahkan.
2. Mengawasi tahapan-tahapan kerja secara berkala.
3. Mengatur pertemuan dengan pihak lain atau mengikuti rapat berkala.
4. Mengatur persiapan lapangan proyek
5. Mengikuti prosedur administrasi proyek
6. Memberikan motivasi dan bantuan kepada bawahan (pengetahuan,
metode dsb)
7. Tanggap atas kemungkinan jadwal tidak tercapai dengan membuat laporan
kepada atasan (mendeteksi adanya rintangan).
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1

8. Memecahkan persoalan / kesulitan yang dihadapi bersama-sama dengan


bawahan dan atasan.
9. Mencatat jumlah manhour, menentukan efficiency hasil kerja dan membuat
evaluasi untuk perbaikan efficiency.
10. Tanggap atas metode kerja yang perlu disempurnakan.

 KEPALA REGU (chargehand)

A. Syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian mesin atau listrik
2. Kursus tambahan : Training khusus
3. Pengalaman : 3 Tahun pengalaman kerja lapangan memasang lift

B. Bawahan yang dipimpin


1. Teknisi mekanik (fitter)
2. Teknisi listrik (wireman)

C. Tugas pokok :
Seorang kepala regu adalah senior mekanik yang berbakat dan
berpengalaman dan dapat diandalkan. Disamping ikut bekerja juga
bertanggung jawab memimpin bawahannya 3 sampai 7 orang, menyelesaikan
tugas pemasangan.

D. Tugas terperinci :
1. Melakukan persiapan : mempelajari gambar layout, gambar teknis
pemasangan, daftar barang, spesifikasi lift dan jatah waktu penyelesaian.
2. Mempersiapkan kondisi lapangan.
3. Menyusun kebutuhan tenaga kerja sesuai besarnya proyek dan jatah
waktu.
4. Mengecek struktur bangunan R/L kalau-kalau ada yang menyimpang dan
mungkin dapat berpengaruh atas proses pemasangan.
5. Sewaktu-waktu lapor dan berunding dengan atasan untuk pemecahan
persoalan, kesulitan dan sebagainya.
6. Mengecek barang kemungkinan salah kirim, rusak, atau kurang lengkap
(keterlambatan dan sebagainya).
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1

7. Membimbing dan mendidik bawahan.


8. Menjaga keselamatan, mengikuti aturan prosedur kerja, mengevaluasi dan
membuat usulan.

 TEKNISI MEKANIK
A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian mesin
2. Latihan : Orientasi
3. Pengalaman : 3 Tahun dilapangan sebagai helper-mekanik pemasang
lift.

B. Bawahan yang dipimpin.


Seorang Helper

C. Tugas Pokok
Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua kegiatan mekanikal dalam
pemasangan lift.

D. Tugas-tugas terperinci :
1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur instalasi yang digariskan.
2. Mengecek barang yang harus dipasang, tersedianya barang yang akan
dipasang dan bahan pembantu, peralatan dan perkakas.
3. Menempatkan dan merapikan barang yang akan dipasang agar
memudahkan proses pemasangan.
4. Bekerja sama dengan teknisi listrik dalam mengatur pemasangan bagian-
bagian tertentu.
5. Turut menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan (tanggap).
6. Bertanggung jawab atas alat perkakas yang dipakai diproyek.

 TEKNISI LISTRIK

A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian listrik
2. Latihan : Orientasi
3. Pengalaman : 3 Tahun dilapangan sebagai helper mekanik atau listrik.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1

B. Bawahan yang dipimpin.


Seorang Helper

C. Tugas Pokok
Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua kegiatan
perlistrikan dalam pemasangan lift.

D. Tugas terperinci
1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur instalasi yang digariskan.
2. Mempersiapkan kabel listrik (wire harness)
3. Memasang saluran-saluran kabel (cable throwing)
4. Mengecek barang yang akan dipasang, termasuk jumlah persediaannya
dan kesesuaian dengan spesifikasi.
5. Bekerja sama dengan teknisi mekanik dalam mengatur pemasangan
bagian-bagian tertentu.
6. Turut menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan (tanggap) dan
bertanggung jawab atas alat perkakas dan instrumen yang dipakai.

 HELPER

A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian mesin atau listrik
2. Latihan : Orientasi
3. Pengalaman : 1 Tahun dilapangan

B. Tugas Pokok
Membantu teknisi mekanik atau teknisi elektrik menyelesaikan tugas-tugas
dalam rangka pemasangan lift.

D. Tugas-tugas lain
1. Membantu pekerjaan lain yang ditugaskan oleh atasan.
2. Menjaga keamanan barang dari kerusakan dan lain-lain.
3. Turut menjaga keamanan dan keselamatan diri sendiri dan lingkungan.
4. Menjaga keamanan alat-alat perkakas proyek.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 3

Lampiran – 3
Network Planning (NWP)
Lampiran – 4

TANDA UJI KESELAMATAN KERJA


UU NO.1/1970.Jo.Permenaker 03/MEN/1999

No. Reg : .........................................................................


Jenis Pesawat Lift : .........................................................................
Merk/Buatan : ....................................... No. Serie ..................
Beban Maksimal
Kelajuan : .........................................................................
Berlaku s/d : .........................................................................
Diuji oleh : .........................................................................
Perusahaan Jasa Instalasi : .........................................................................
No. Telpon / Fax : .........................................................................
PT. GUMILANG SAJATI

PENUTUP
DEMIKIAN METODA KERJA INI DIURAIKAN DENGAN HARAPAN DAPAT MEMBERIKAN GAMBARAN
TENTANG PROSES MAUPUN SYSTEM PELAKSANAAN PROYEK INI. DISINI TERLIHAT JELAS URUTAN
PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN TERLEBIH DAHULU DAN SELANJUTNYA. DENGAN DEMIKIAN
TIDAK AKAN TERJADI TUMPANG TINDIH DALAM PELAKSANAAN, SEHINGGA DIDAPAT HASIL
PEKERJAAN YANG OPTIMAL, BAIK DARI SEGI MUTU MAUPUN WAKTU.

BANDUNG, DESEMBER 2018


PT. GUMILANG SAJATI TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai