:
:
:
:
:
Page 1 of 72
Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan ketentuan-ketentuan lain
yang sah berlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya
yang biasa diperbandingkan dapat dipergunakan sebagai pengganti standar
yang telah diperinci di atas dan harus dengan persetujuan Kuasa Pengguna
Anggaran.
h. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini harus didatangkan
dalam keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat sesuai spesifikasi terkecuali
ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini.
i. Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk pekerjaan struktur dan di
uraikan secara terperinci terpisah dalam spesifikasi terpisah.
1.3. RENCANA KERJA
Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang,
kontraktor harus menunjukan rencana kerja atau action plan tertulis lengkap
dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender,
menjelaskan secara rinci urusan pekerjaan dan tata cara melaksanakan pekerjaan
tersebut termasuk hal-hal khusus yang diperlukan, persiapan-persiapannya,
perawatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup
lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan, dan pihak-pihak atau instansi
yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut diatas.
1.4. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib memeriksa kekuatan/kualitas
konstruksi yang akan dilaksanakan dan harus berkonsultasi dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), atau Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan
yang timbul akibat kelalaian kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan
konstruksi akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Pada keadaan apapun,
dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan tidak berarti membebaskan
kontraktor atas tanggungjawab pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
1.5. TENAGA KERJA
Tenaga kerja yang digunakan hendaknya tenaga yang sudah terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai ketentuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan.
Adalah sebagai berikut :
1. Site Manajer
: Site Manajer adalah Tenaga Ahli
yang memiliki pengalaman minimal 3 tahun dengan
kualifikasi Ijazah min S1/D3 Elektro, dan Sertifikat
Keahlian (SKA) Teknik Tenaga Listrik kode AE100.
2. Pelaksana Elektrikal : Pelaksana Elektrikal adalah
Tenaga Terampil yang memiliki pengalaman minimal 3
tahun dengan Kualifikasi Ijazah min STM/SMK
Listrik/Elektro dan Sertifikat Ketrampilan (SKT) Teknisi
Instalasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) kode
TE060 atau Teknisi Instalasi Penerangan dan Daya
Fasa Satu kode TE021.
Page 2 of 72
Page 3 of 72
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Umum
Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
1. Mengadakan pengaman lokasi dari segala gangguan.
2. Mengadaan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu pekerjaan
guna menjamin kelancaran pekerjaan.
3. Melaksanakan pengukuran guna menentukan duga lapangan dan ukuranukuran lainnya yang berhubungan dengan.
4. Menyediakan kotak P3K dan perlengkapannya
2.2. Pengukuran dan Pasang Bowplang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Page 4 of 72
Page 5 of 72
BAB IV
PEKERJAAN PENGAMAN FASILITAS PLAYGOUND
4.1. Umum
Bagian ini adalah membuat pagar pengaman disekeliling area yang akan
dikerjakan dengan ukuran dan titik titik yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar. Bahan yang dipakai adalah Pipa Besi Diameter 8 Cm sebagai rangka
dengan dikombinasi Besi Hollw 2 Cm X 4 Cm sebagai rangka pengisi Pagar
serta finishing berupa cat besi.
4.2. Metode Pekerjaan :
1. Pipa Besi diameter 8 Cm dirakit sedemikian rupa menjadi Rangka Pagar
dimana di dalam rangka pagar diisi dengan Besi Hollow 2 X 4 Cm dengan
Jarak antar Besi sekitar 10 Cm. Pengukuran dilakukan dengan melihat
kondisi lapangan dengan gambar rencana
2. Sambungan antar besi dilakuka dengan las dimana semua bagain yang
tersambung harus dilas penuh agar tidak terjadi rongga udara yang bisa
membuat bagian dari besi menjadi korosi karena aliran udara
3. Setelah pabrikasi pagar selesai dilakukan pekerjaan finishing dengan
memberikan lapisan pertama berupa meni besi dan dilanjut dengan finishing
cat besi sampai dengan 2 Lapis agar tertutup dengan rapi dan baik
4. Setelah Pagar selesai maka bisa dilakukan pemasangan di titik yang telah
ditentukan dengan cara dilakukan pemasangan dengan menggunakan
Dynabolt ke lantai area taman Existing tempat titik yang telah ditentukan
Page 6 of 72
BAB V
PEMBUATAN PAGAR PENGAMAN GENSET
5.1. Umum
Bagian ini adalah membuat pagar pengaman disekeliling area yang akan
dikerjakan dengan ukuran dan titik titik yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar. Bahan yang dipakai adalah Pipa Besi Diameter 8 Cm sebagai rangka
dengan dikombinasi Besi Hollw 2 Cm X 4 Cm sebagai rangka pengisi Pagar
serta finishing berupa cat besi.
5.2. Metode Pekerjaan :
1. Pipa Besi diameter 8 Cm dirakit sedemikian rupa menjadi Rangka Pagar
dimana di dalam rangka pagar diisi dengan Besi Hollow 2 X 4 Cm dengan
Jarak antar Besi sekitar 10 Cm. Pengukuran dilakukan dengan melihat
kondisi lapangan dengan gambar rencana
2. Sambungan antar besi dilakuka dengan las dimana semua bagain yang
tersambung harus dilas penuh agar tidak terjadi rongga udara yang bisa
membuat bagian dari besi menjadi korosi karena aliran udara
3. Setelah pabrikasi pagar selesai dilakukan pekerjaan finishing dengan
memberikan lapisan pertama berupa meni besi dan dilanjut dengan finishing
cat besi sampai dengan 2 Lapis agar tertutup dengan rapi dan baik
4. Setelah Pagar selesai maka bisa dilakukan pemasangan di titik yang telah
ditentukan dengan cara dilakukan pemasangan dengan menggunakan
Dynabolt ke lantai area taman Existing tempat titik yang telah ditentukan
Page 7 of 72
BAB VI
PENINGKATAN FASILITAS TOILET
6.1. Umum
Bagian ini dari pekerjaan ini adalah :
1. Pengurasan Septic Tank
2. Pengurasan Resapan
3. Penggantian Tutup bak kontrol.
6.2. Metode Pekerjaan :
1. Secara umum Pengurasan Septic tank dan resapan dapat dilakukan
dengan bantuan aplikator yang merupakan spesialis pekerjaan penguranan
tersebut diatas. Yang perlu diperhatikan adalah setelahs selesai dilakukan
pengurasan maka area lokais harus kembali bersih dan rapi seperti kondisi
semula.
2. Penggantian Tutup bak kontrol dapat dilakukan pabrikasi diluar lokasi
dengan terlebih dahulu melakukan pengukuran di lapangan dengan
memperhatikan gambar rencana untuk selanjutnya dilakukan pabrikasi
sesuai dengan hasil pengukuran tersebut diatas.
3. Setelah selesai dilakukan pabrikasi, maka pekerjaan dapat dilakukan
pemasangan tutup plat bak kontrol tersebut di lokasi yang telah ditentukan
Page 8 of 72
BAB VII
PENGECATAN WAHANA
7.1. Umum
Bagian ini dari pekerjaan ini adalah :
1. Pengecatan Wahana Staberry
2. Pengecatan Wahana Apel
3. Pengecatan Wahana Botol Susu
4. Pengecatan Wahana Wortel
5. Pengecatan Wahana Apel Air Mancur
7.2. Metode Pekerjaan :
1. Secara garis Besar pengecatan wahan dilakukan dengan bantuan alat
bantu berupa skafolding yang dirakit sedemikian rupa di wahana yang akan
dikerjakan.
2. Pengamanan K3 wajib diperhatikan untuk para pekerja seperti Sabuk
pengaman, Topi Pelindung, Karung Tangan, Sepatu Khusus agar tidak licin
pijakan kaki, serta sabuk peralatan harus tetap tersedia dan dipakai oleh
para pekerja. Disamping itu jaring pengaman harus dipasang vertikal agar
bagian bagian bongkaran / Bekas Cat tidak terjatuh kemana mana.
3. Sebelum dilakukan pengecatan maka terlebih dahulu harus dilakukan
pengerokkan cat existing, beru kemudain dapat dilakukan pengecatan
dimana disini faktor Art / seni sangat berpengaruh dengan hasil yang akan
dicapai dimana hasil pengecatan tidak sama dengan hasil pengecatan biasa
4. Khusus area apel air mancur, maka bahan yang dipakai adalah cat duco
dengan finishing pernis untuk lapisan penutup akhir
5. Area yang telah selesai dilakukan pengecatan harus bersih dari segala
bekas bekas kotoran atau sisa sisa dari cat tersebut diatas.
Page 9 of 72
BAB VIII
PEMBUATAN LOGO TULISAN ALUN ALUN KOTA BATU
8.1. Umum
Bagian ini dari pekerjaan ini adalah :
1. Pembuatan Pedestal Tulisan
2. Finishing pedestal Tulisan
3. Pemasangan Logo Tulisan Acrilic Include dengan lampu LED
8.2. Metode Pekerjaan ( Umum ) :
1. Secara garis besar dilakukan pekerjan pembuatan pedestal dimana
pedestal ini dibuat dari pasangan bata dengan ada ikatan kolom serta sloof
dan ring balok sebagai pengunci.
2. Finishing dari pedestal ini dipasang batu andesit dengan finishing akhir dari
batu andesit itu adalah dilakukan coating dengan corak Hitam Doff
3. Logo tulisan alun alun kota batu dibuat fabrikasi tersendiri dengan terbuat
dari rangka yang ditutup dengan bahan acrilic serta ada instalasi lampu led
di dalamnya yang mana akan menjadi satu kesatuan. Setelah fabrikasi
selesai dapat dilakukan pemasangan diatas pedestal yang telah dibuat
dengan dibantu pengaman khusus agar tulisan tetap aman diatas pedestal
tersebut
Page 10 of 72
BAB IX
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PASANGAN BATA MERAH
9.1. Umum
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah sebagaimana dituntut oleh
gambar dan dokumen kontrak.
b. Sebelum pekerjaan pengukuran dan galian dimulai, kontraktor berkewajiban
untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, pemeriksaan
kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi
yang ada, melakukan pengukuran ulang dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan
kegiatan.
c. Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan dan perubahan yang
mungkin terjadi pada kondisi lapangan, walaupun telah dilakukan
penyelidikan kontur tanah oleh konsultan perencana bilamana perlu,
berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawabnya, Kontraktor
diperkenankan untuk melaksanakan penyesuaian rencana tambahan atas
persetujuan tertulis dari direksi teknik dan konsultan pengawas.
d. Tanah atau site diserahkan kepada Kontraktor dalam rangka pelaksanaan
pembangunan ini seperti apa adanya seluruh pekerjaan ini dan dapat
dilakukan penyesuaian ketinggian-ketinggian drainase, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
9.2. Uraian
a. Pekerjaan galian
Galian tanah untuk saluran drainase dan pasangan bata merah struktur
nya, serta bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pekerjaan pasangan bata merah
Pekerjaan pasangan bata merah bata di kiri kanan galian saluran
sepanjang Ukuran yang telah ditentukan
Urugan tanah bekas lubang galian dan di bawah lantai untuk peninggian
permukaan.
Urugan pasir di bawah pasangan bata merah bata
c. Pekerjaan plesteran
Plesteran digunakan sebagai penutup pasangan bata.
Menggunakan campuran 1 : 4 dan tidak dilakukan acian.
d. Pekerjaan penutup saluran
Penutup saluran terbuat dari plat beton K175.
Menggunakan wire mesh sebagai struktur.
Dikerjakan dengan cara pra cetak untuk memudahkan perawatan
darainase.
Perhatikan gambar teknis.
Page 11 of 72
9.3. Bahan-bahan
a. Umum
Semua bahan konstruksi yang akan digunakan berupa bahan kualitas baik
dan sebelum digunakan dan atau dikerjakan harus seijin direksi.
b. Bata merah
Bata merah yang dipakai harus berkualitas baik dengan ciri visual matang
pembakaran dan memiliki sudut bagus. Apabila di bagi dua memiliki tekstur
bagus dan tidak mudah pecah, hingga mengurangi faktor buangan.
c. Pasir pasang
Pasir untuk pekerjaan pasangan dan plesteran menggunakan pasir yang
berstekstur bagus dan tidak mengandung lumpur. Bisa menggunakan pasir
pasang lokal.
d. Pasir cor
Pasir ini digunakan untuk pekerjaan plat beton penutup saluran darainase.
Memiliki syarat tekstur kasar dan bersih lumpur dan segala jenis kotoran.
e. Air kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak tercemar zat lain yang dapat
mengurangi kekuatan struktur.
9.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan galian
Sebelumnya dilakukan pekerjaan pengukuran menentukan peil yang
menjadi titik acuan dasar nol.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat galian secara
baik dan rapi sesuai profil terlihat pada gambar.
Selama pelaksanaan penggalian, harus diperhatikan benda-benda
yang dapat menggangu konstruksi.
Galian tanah harus dibuang ke luar bowplang dan diratakan di luar
sedemikian rupa hingga tidak mudah jatuh kembali ke dalam lubang
drainase.
Kedalaman galian minimal sesuai gambar.
Karena ini adalah galian dangkal, maka diharapkan tidak terjadi
genangan air pada galian sehingga tidak memerlukan adanya pompa
air.
b. Pekerjaan pasangan bata merah
Sebelumnya dilakukan pekerjaan pengukuran menentukan peil yang
menjadi titik acuan dasar nol.
Bata merah yang akan digunakan sebelumnya harus disiram dengan
air agar monilit
Pemasangan Bata Merah harus disesuaikan dengan gambar dan
spesifikasi teknis
Campuran yang dipakai untuk perekat antar bata merah adalah 1 PC
( Portland Cement ) : 6 Pasir
Pemasangan Bata Merah dipasang lapis demi lapis dimana setelah
lapis pertama, maka pemasangan lapis kedua dipasang dengan poisisi
bata merah as tengah bata merah sejajar dengan ujung lapis bata
merah bertama sehingga setelah terpasang maka akan membentuk
ikatan saling bersinggungan antara lapis pertama dengan lapis
berikutnya.
Page 12 of 72
BAB X
PEKERJAAN BETON
10.1. Umum
1. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut
dokumen kontrak. Kecuali untuk ketentuan lain, maka untuk ketentuan
pekerjaan beton ini dipakai SNI 2002
2. Beton Bertulang (struktural)
3. Pekerjaan beton struktural terdiri dari : pondasi, kolom-kolom konstruksi,
sloof, plat lantai, duiker (plat penutup drainase), yang tercantum dalam
gambar rencana.
4. Mutu beton struktural adalah K175 dengan tegangan izin 60kg/cm2
untuk pekerjaan konstruksi yang harus megikuti persyaratan-persyaratan
yang tercantum dalam SNI 2002 dengan pengawsan yang ketat terhadap
mutu dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara
kontinue berupa pemeriksaan benda-benda uji melakukan laboratorium
yang ditunjuk atas biaya Kontraktor.
5. Sebagai pedoman, maka campuran minimal untuk beton struktural
adalah 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil, apabila dari hasil mix desain untuk mutu K
175 didapatkan kurang dari campuran 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil.
6. Beton tidak bertulang
Beton tidak bertulang seperti beton lantai kerja dan rabatan dibuat
dengan campuran 1 PC : 3 PS : 5 KR.
7. Pengujian pekerjaan beton
Pada prinsip pengujian beton mengikuti persyaratan yang ditentukan
dalam SNI 2002 dan sesuai petunjuk/instruksi dari Direksi.
8. Dalam hal penggunaan beton fabrikasi atau ready mix concrete,
diperbolehkan, namun harus seizin tertulis kepada Direksi dan Konsultan
pengawas dengan menyebutkan dimana dan kapan serta dengan
spesifikasi apa beton tersebut dibuat, untuk memudahkan pengawasan
mutu beton yang dibuat.
10.2. Bahan-bahan
Bahan bahan campuran beton berupa PC, agregat halus dan agregat kasar.
Kontraktor harus mengajukan lebih dulu contoh-contoh yang memenuhi
syarat-syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan).
1. Semen
a. Jenis semen PC yang dipakai memenuhi ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI. 81969 dan
sebagai pedoman dalam memakai semen merek PC type 1
produksi Gresik/setaraf dan seusia standar SNI.
Page 13 of 72
2.
3.
4.
5.
Page 14 of 72
Page 15 of 72
Page 16 of 72
5.
6.
7.
8.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Page 19 of 72
BAB XI
PEKERJAAN BATU ALAM
1.1. Umum
Pekerjaan Pemasangan Batu Alam antara lain :
BAB XII
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL ( ME )
1.1. Spesifikasi Teknis
No.
1
2
Uraian Item
Lighting dan Armature
Panel Maker
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Spesifikasi Teknis
Trafo, Tube, Lamp
Panel dibuat dari plat baja serta definishing
dengan powder coating yang dikeringkan dengan
sistim oven.
Warna Panel harus mendapat persetujuan
Pimpinan Kegiatan.
Harus tersedia sarana pendukung kabel dan
busbar untuk pentanahan (grounding) yang
berfungsi
untuk
dudukan
ujung
kabel
pentanahan.
Pada dinding samping harus tersedia lubang
ventilasi udara secukupnya. Konstruksi ventilasi
sedemikian rupa sehingga tusukan benda logam
lurus tidak dapat langsung
menyentuh
komponen bertegangan.
Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel
incoming,
dan
outgoing
serta
terminal
penyambungan
kabel
harus
diberi
indikasi/label/sign plates mengenai nama beban
atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya.
Label itu harus terbuat dari plat aluminium atau
sesuai standard DIN 4070.
Pintu panel dilengkapi dengan kunci jenis masterkey.
Ukuran panel sebagaimana sesuai gambar.
Ukuran panel harus mampu menampung seluruh
Page 21 of 72
Page 22 of 72
Lampu Pohon
Simulation Tree
10
11
Circuit
Breaker
Asesoris
LED
dan
Page 23 of 72
Power Amplifier
Page 24 of 72
Page 25 of 72
perubahan / perbaikan.
15. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Pemborong wajib menyerahkan
Gambar-Gambar Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh
persetujuan dari Pemberi Tugas. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas minimal dalam waktu 2 (dua) minggu
sebelum instalasi dilaksanakan.
16. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat peralatan tersebut. Untuk itu, Pemborong harus membuat
dan menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci sebelum
melaksanakan pekerjaan.
17. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin
menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik, maka Pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan / perbaikan. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian
yang mungkin ditimbulkannya.
18. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Pemborong harus memberi
tanda-tanda (misalnya dengan pensil atau tinta merah) pada dua set
gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada rancangan instalasi
semula.
1.2.
c.
d.
e.
f.
g.
pelaksana.
3. Klaim atau tuntutan.
a. Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya,
PEMBERI TUGAS harus bebas dari segala tuntutan / klaim atas hak
hak khusus seperti hak patent, lisensi dan sebagainya.
b. Bila ada hal hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib mengurus
dalam arti menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang
berhubungan dengan hal tersebut diatas beban biaya ditanggung
kontraktor.
4. Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat menunjukkan :
a. Sertifikat Keaslian Barang ( Original )
b. Sertifikat Mutu dan Kualitas Barang ( Quality )
c. Sertifikat Keamanan ( Safety Inspector )
d. Sertifikat Welding Inspector
e. Garansi material, Service dan Sparepart serta Surat Dukungan
dari Agen Tunggal di Indonesia ( Bermeterai cukup )
5. Hal hal yang berkaitan tersebut diatas harus disertakan bukti data ( 1
kopi dilampiri Data Asli )
1.6.Kelengkapan Yang Harus Diserahkan
Harus diserahkan sebelum dimulai pekerjaan, sebagai berikut :
1. Selambat lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum dimulai pelaksanaan dalam
arti pemesanan barang atau pembuatan barang / instalasi atau
pemasangan, kontraktor harus menyerahkan barang-barang yang diuraikan,
antara lain :
a. Katalog, Data teknis dan test Report untuk persetujuan material.
b. Instalasi Instruction (Buku Petunjuk manual Pengoperasian) untuk
persetujuan terhadap cara - cara pemasangan.
c. Shop drawing untuk persetujuan terhadap rencana instalasi dan cara cara peasangan yang akan dilakukan / dikerjakan / dilaksanakan.
d. Contoh contoh bahan dan barang - barang untuk persetujuan terhadap
bahan dan barang-barang yang diperoleh / didapat secara lokal seperti
misalnya armature lampu, tabung lampu, starter, saklar, kabel, pipa,
pompa dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan dari Konsultan
Pengawas.
e. Yang selanjutnya kepada Pemilik / Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka kontraktor
harus segera mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada
Pemilik / Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
1.7.Sistem Koordinasi
1. Kontraktor harus mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pekerjaan
Kontraktor lain (Struktur & Arsitektur) untuk menghindari pekerjaan
pembongkaran / pekerjaan ulang dan gangguan yang dapat memperlambat
Page 30 of 72
jalannya pekerjaan.
2. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus menempatkan
seorang atau lebih pemimpin lapangan perpengalaman, dapat
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta
mewakili kontraktor, menerima perintah dan petunjuk Pemberi Tugas /
Pengawas lapangan dan segera melaksanakannya bila diperlukan.
3. Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala ( harian / mingguan )
yang memberikan gambaran tentang kegiatan proyek. Misalnya :
a. Jadwal waktu pelaksanaan
b. Kegiatan pelaksanaan
c. Prestasi kegiatan fisik
d. Catatan perintah / petunjuk Pemberi Tugas /
pengawas lapangan yang disampaikan secara
lisan maupun tertulis.
e. Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.
4. Kontraktor juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang berupa fotofoto pelaksanaan pekerjaan, dibuat berwarna, minimal ukuran postcard dan
disusun dalam album. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan hendaknya dibuat berdasarkan petunjuk dari
Pemberi Tugas dan minimal dilakukan sebanyak 4 (empat) kali setiap
peristiwa selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor harus menempatkan seorang Penanggung jawab Pelaksanaan
(Mekanikal & Elektrikal) yang ahli dan berpengalaman dan yang
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan serta harus selalu berada di Site Proyek.
6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ini menghalangi pekerjaan lain,
maka sesuai akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
Proteksi
1.11.
2.
3.
5.
6.
1.12.
Pengecatan
1. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena
pengangkutan / pengapalan atau pemasangan harus segera diperbaiki
dan dicat dengan warna aslinya sehingga nampak seperti baru
kembali.
Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng
yang di galvanis harus dicat dasar dan cat finish.
Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease,
minyak dan segala kotoran yang melekat.
4. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat
finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer.
Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam
pengangkutan, penyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali
sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pihak Owner.
Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
Sleeve, Peralatan Yang Tertanam
Page 32 of 72
Penjagaan
Penyimpangan di Lapangan
Pengujian di Pabrik
1.19.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama harus selalu ada di tempat pekerjaan.
1.20.
Testing & Comissioning
1. Petunjuk Umum
a Prosedur Pengujian
Page 35 of 72
e. Biaya
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua biaya dan
fasilitas yang diperlukan untuk pengetesan dan pengujian.
f.
Pengujian Ulang
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan
yang ada, kemudian melakukan pengujian berhasil dengan baik.
Masa Pemeliharaan
1. Semua pekerjaan elektrikal termasuk bahan dan peralatan harus
dipelihara Kontraktor Pelaksana selama masa pemeliharaan, sejak
penyerahan pertama dari pekerjaan.
Page 36 of 72
5. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti bukti hasil
pemeriksaan baik (goed keuring) yang ditanda tangani bersama oleh
instalatir yang melaksanakan pekerjaan tersebut juga Konsultan Pengawas
serta perlu disyaratkan juga oleh jawatan keselamatan kerja.
6. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, kontraktor pekerjaan instalasi ini
tidak melaksanakan teguranteguran atau perbaikanperbaikan terhadap
kekurangan selama masa pemeliharaan, maka konsultan Konsultan
Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut
kepada pihak lain atas biaya kontraktor pekerjaan instalasi tersebut.
7. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, kontraktor harus medidik / melatih
karyawan / petugas dari pemilik sehingga mengenai sisten instalsi dan
dapat menjalankan serta melaksanakan pemeliharaannya.
8. Pemeriksaan rutin selama masa pemeliharaan ini, dilaksanakan
tidak kurang dari 2 (Dua) minggu sekali.
1.22.
Judul dokumen
Nama Proyek
Page 37 of 72
i.
j.
Indonesia kepada Pemilik, dan sebuah singkatan dari buku petunjuk harus
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding
dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas.
d. Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog Suku
Cadang
Kontraktor harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas
Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barangbarang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu
180 (seratus delepan puluh) hari setelah proyek ini diserahkan terimakan.
Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja selama
masa perawatan untuk mengoperasikan / merawat peralatan dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk melakukan
pemeriksaaan selama masa pemeliharaan.
Apabila terjadi gangguan dan atau kerusakan selama masa garansi, maka
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam Pemborong harus dapat
mendatangkan tenaga ahlinya untuk mengatasi gangguan tersebut setelah
mendapatkan laporan / konfirmasi dari pemilik proyek.
2. Perijinan.
a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan
dan biaya Kontraktor.
b.
c.
Pasal 2
Instalasi Penerangan dan Tenaga
Page 40 of 72
2.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik adalah pemasangan dan pengadaan termasuk
testing dan comissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahanbahan pembantu dan lain-lainnya seperti yang diterangkan dalam Bab
terdahulu, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama siap untuk digunakan, baik instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
1. Panel
a. Panel Utama Gedung ( MDP )
b. Panel Pembagi ( PP-Panel Pembagi )
2. Kabel
a. Pemasangan kabel daya dari Panel Utama Tegangan Rendah
( PTUR ) Gedung ke Panel Utama Gedung (MDP) termasuk
seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi.
b. Kabel daya dari Panel Utama Gedung (MDP) ke seluruh Panel Pembagi
(PP)
termasuk seluruh peralatan - peralatan
dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.
bantu yang
harus
6. Semua material yang terbuat dari besi (Armatur) dan pipa yang dipergunakan
untuk konstruksi, penyangga, penggantung dan lain-lain harus diproses
sebagai berikut :
a. Disikat dengan sikat kawat / dibersihkan hingga mengkilat dan bebas
dari karat.
b. Dicat dasar / meni anti karat (Zincromate) kualitas baik 2 kali.
c. Dicat akhir dengan cat berkualitas baik 2 kali dengan warna yang akan
ditentukan kemudian / sesuai dengan penggunaan.
d. Kecuali material yang terbuat dari plastik, Satinless stell dan alumunium
tidak perlu dicat, cukup dibersihkan saja.
2.6. Konstruksi Panel Listrik
1. Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau
besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish
dengan cat bakar powder coating warna abu-abu.
2. Ketebalan plat baja harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
Panel
Panel Utama
Panel Pembagi & Sub.
Panel
Dinding
2.0 mm
1.6 mm
Pintu
2.0 mm
2.0 mm
3. Karakteristik panel :
a. Tegangan kerja
: 220-415 Volt
b. Tegangan Uji
: 3.000 Volt
c. Tegangan Uji impuls : 20,Kv
d. Frekuensi
: 50 Hz.
4. Panel harus dilengkapi dengan master key.
5. Setiap panel harus dilengkapi dengan label, yang memberi nama pada
setiap panel.
6. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter ukur
Type Moving Iron Typedengan ukuran yang proporsional dan peralatan lain
misalnya lampu Indikator dan Minifuse.
7. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang ventilasi
dengan dibagian dalamnya diberi plat / lapisan pelindung, sehingga dapat
dicegah kemungkinan terjadinya tusukan secara langsung terhadap bagianbagian dalam panel yang bertegangan.
8. Konstruksi dalam panel-panel serta tata letak komponen harus diatur
sedemikian sehingga, apabila perlu dilaksanakan perbaikan perbaikan,
penyambungan kabel ke terminal CB dapat dilakukan dengan mudah tanpa
mengganggu komponen yang lain.
9. Pengaturan komponen panel, posisi dan ukuran ventilasi harus tidak
menyebabkan temperatur didalam panel 5 derajat lebih tinggi dari urara diluar
Page 44 of 72
panel.
10. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal
penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat
dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel incoming itu datang dan
kabel outgoing itu meninggalkan panel.
11. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti
pada gambar perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan
dudukan konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atai dinabolt
sehingga tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
12. Panel jenis wall mounting dipasang flush mouting pada dinding tembok
dengan lokasi sesuai Gambar perencanaan. Pemasangan panel pada
dinding harus diperkuat dengan baut tanah (anchor bolt) sehingga tidak
tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
13. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada
disekitar panel harus dihubungkan ke sistem pengaman pentanahan
gambar skema rangkaian listrik panel harus dilengkapi dengan
gambar-gambar skema rangkai listrik, lengkap dengan keterangan
mengenai bagian - bagian intalasi yang diatur oleh panel tersebut.
Gambar skema rangkai listrik dibuat dengan baik dan dilaminasi
plastik. Ditempatkan pada panel bagian dalam.
14. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi
dengan kunci dan handle pintu. Handle itu dipasang baik untuk tutup
bagian dalamnya panel maupun tutup bagian luar (pintu) panel.
15. Pada bagian diatas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm
dibawah ambang atas panel) harus disediakan tempat untuk
pemasangan lampu, indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut
merupakan bagan terpisah dari pintu panel dan kedudukannya menetap
(fixed). Ukuran panel tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan
ukuran komponen yang dipilih dan standard pabrik pembuat.
16. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram sistim instalasi
panel tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.
17. Ukuran panel disesuaikan dengan kebutuhan sirkit atau disesuaikan
dengan lapangan.
18. Perletakan komponen didalam panel harus mudah dilihat, mudah dilepas
dan dipasang pada saat penggantian komponen. Setiap kabel harus
dipasang tanda warna phasa (marking colour end cup).
19. Pembuat panel harus memperhitungkan kemampuan panel menahan
arus hubung singkat berdasarkan level arus hubung singkat yang
mungkin terjadi ( short circuit prospective ).
20. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan gambar /
diagram panel. Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam
sampul plastik atau dilaminating.
Page 45 of 72
g. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari
jenis cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk
rangkanya harus dibersihkan dari karat, bila perlu digunakan bahan
kimia penghilang karat (RUST REMOVER).
h. Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal
pentanahan, baut terminal harus dilas penuh pada
rangka panel. Ukuran mur-baut 3/8.
i.
j.
ini, termasuk pula bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel
dan lain-lain.
4. Pemasangan kabel pada busbar dan terminal penyambung harus disusun
dan dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan
elektron mekanikal force akibat arus hubungan singkat terbesar yang
mungkin terjadi.
5. Penyusunan busbar diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
perawatan, penambahan breaker dan kegiatan lainnya dimasa yang akan
datang.
6. Busbar harus memiliki kemurnian tembaga diatas 95%, dan harus tidak
menyebabkan keretakan permukaan jika ditekuk 90.
7. Bus-bar terbuat dari tembaga dengan kemurnian tinggi dengan kemampuan
arus minimum 1,5 kali kapasitas / kemampuan pengaman utamanya,
kecuali Bus-bar PE yang ukurannya lebih kecil dan disesuaikan kawat
tanahnya. Dimensi dan kemampuan rel dapat dilihat pada gambar.
8. Semua Bus-bar harus ditopang kokoh pada rangka Konstruksi dengan
menggunakan penyangga atai dijepit partinax pada beberapa tempat
sehingga Konstruksi Bus-bar cukup kuat dan tidak lentur / bergetar. Tahanan
isolasi terhadap Body / rangka minimum 50 M Ohm.
9. Bus-bar untuk pertanahan/penghantar pembumian / di klem dengan baik ke
rangka panel, cat pada bagian rangka yang menempel Bus-bar pentanahan
harus dihilangkan.
2.8.Circuit Breaker
1. Peralatan pengaman / Circuit Breaker (MCCB / MCB) yang
dipasang pada Base Plate atau plat dasar yang terpasang kuat
pada rangka panel.
2. Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada setiap MCCB / MCB
dan peralatan penting yang lain harus diberi nama / nomor saluran yang
dapat dibaca dengan jelas / mudah.
3. Circuit breaker yang digunakan dari type MCCB dan MCB yang dilengkapi
dengan thermal overcurrent release dan electromaghnetic overcurrent
release yang rating ampere trip dapat disetel ( adjustable ) untuk jenis
MCCB. Komponen Panel produksi ex. ABB, LS, Schneider atau setara.
4. Circuit breaker harus mampu mengamankan beban apabila terjadi arus
lebih, hubung singkat, tegangan sangat rendah, tegangan sangat tinggi,
hilang salah satu fasa. Circuit breaker harus dilengkapi dengan kendali
motor (motorized) seperti pada gambar peleksanaan.
5. Setiap circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dan
proteksi arus hubung singkat.
6. Pada circuit breaker dan terminal penyambung harus diberi indikasi /
Page 47 of 72
label / sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang
dicatat daya listriknya. Label itu harus harus dibuat dari plat aluminium
atau standar DIN 4070.
7. Sekering/Fuse (jika ada) harus tipe HRC/HHC dan mampu menahan
arus hubung singkat diatas 100 kA. Fuse harus dilengkapi dengan
dudukan dan rumah sekering (Safety Fuse Holder).
8. Magnetik Kontaktor harus memiliki kemampuan sesuai dengan daya beban
dan tidak kurang dari yang tercantum pada gambar perencanaan.
9. Magnetik kontaktor harus mampu menahan arus gangguan sebelum
peralatan pengaman gangguan bekerja.
10. Outgoing circuit breaker dari Main Distribution Switch Board harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phase.
11. Cirkuit Breaker untuk proteksi motor motor listrik harus menggunakan
Cirkuit Breaker yang dirancang khusus untuk pengamanan.
12. Breaking Capacity dan rating Cicuit Breaker yang digunakan harus sebesar
yang tercantum dalam gambar Perencanaan.
13. Semua Circuit Breker harus diidentifikasi dengan jelas. Identifikasi ini
meliputi Breaking Capacity-nya, Voltage Rating dan Ampera Trip-nya
sesuai dengan dinyatakan dalam gambar perencanaan.
14. Pemasangan MCB harus menggunakan omega rail sedangkan MCCB
dan komponen-komponen lain seperti relay contractor, time switch lain
harus menggunakan dudukan plat.
15. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh
sehingga tidak akan lepas oleh gangguan mekanis dan thermis.
16. Jika dalam gambar perencanaan dinyatakan ada spare tersebut harus
terpasang secara lengkap. Semua CB harus diberi label / sign plate
yang terbuat dari bahan yang sudah disetujui oleh Pengawas / Direksi.
2.9.Alat Ukur / Indikator
1. Panel dilengkapi dengan alat alat ukur seperti
a.
b.
c.
d.
Volt meter
Ampere meter pada masing masing phase
Frekuensi Meter
KW meter
diproteksi
dengan
Sistem Pentanahan
1. Penghantar Pengaman yang biasa digunakan adalah : kawat
tembaga telanjang atau BC (Bare Conductor).
2. Pembumian biasanya dilakukan pada :
-
Page 49 of 72
Kabel Instalasi
1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
a. Kabel daya
Page 50 of 72
Page 51 of 72
2. Kabelkabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku
yang diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang
digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah
direkomendasi oleh LMK
a. Inti Tembaga
b. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus
ada surat keterangan dari distributor / pabrik.
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark
yang jelas dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
e. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000
pasal 7.2.
f.
Penyambungan :
-
Page 52 of 72
3. Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang
umum digunakan pada bangunan tinggi adalah solasi PVC High
Impact (HI)yang khusus digunakan untuk instalasi penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan sudah direkomendasi oleh LMK, bila
diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1
(satu) konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
berlaku faktor pengisian maksimum = 50 %.
Luas penampang luar kabel
Faktor pengisian : --------------------------------------- x 100%
Luas penampang dalam konduit
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm
harus diberi klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan
pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
Page 53 of 72
Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus
menggunakan hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.
g. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel
dan harus yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M atau
setara.
4. Tahanan Isolasi
a. Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai pasal 213 sub pasal
213.B.2 PUIL 1987 adalah minimum 1000OHM per satu volt tegangan
nominal.
b. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel.
Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat.
5. Kabelkabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan
lokasi pemasangannya seperti table dibawah ini / sesuai dengan gambar
Perencanaan :
Pemakaian
Instalasi penerangan didalam
bangunan
Instalasi penerangan diluar bangunan
Instalasi kabel tenaga didalam
bangunan
Instalasi kabel daya didalam
bangunan
Instalasi kabel daya diluar bangunan
Jenis Kabel
NYM
NYM, NYY,
NYFGbY
NYM, NYY
NYY
NYFGbY
6. Sebagai pengenal untuk inti kabel atau rel digunakan warna, lambang atau
huruf seperti yang terdapat dalam tabel Tabel : 701 - 1, PUIL 1987.
Page 54 of 72
Pengenal
Page 55 of 72
Pengganti Inti
Atau Rel
1
A. Instalasi arus bolak-balik :
Fase Satu
Fase Dua
Fase Tiga
Netral
B. Instalasi perlengkapan listrik :
Fase satu
Fase dua
Fase tiga
C. Instalasi arus searah :
Positif
Negatif
Kawat tengah
D. Penghantar Pembumian
Dengan
huruf
2
Dengan
lamban
g
3
Dengan warna
4
L 1/R
L 2/S
L 3/T
N
Merah
Kuning
Hitam
Biru
U/X
V/Y
W/Z
Merah
Kuning
Hitam
L+
LM
+
-
Tidak
ditetapkan
Tidak
ditetapkan
Biru
HB
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning /
hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel
harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
7. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman
kabel
tidak dapat dilaksanakan dengan kedalaman 1,20 meter, maka pelaksanaannya
sebagai berikut :
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang
dilewati kendaraan .
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang
tidak dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa
galvanized dengan penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi
dan kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas
kabel PLN dengan jarak minimum 50 cm.
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil
salah satu tindakan pengamanan, kecuali jika salah satu kabel tanah
yang bersilangan itu terletak di dalam saluran pasangan batu, beton
atau semacam itu yang mempunyai tebal dinding sekurang-kurangnya
6 cm.
Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung
Page 56 of 72
dari lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau sekurangkurangnya dari bahan tahan lama atau yang sederajat.
Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton
belah atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api. Pipa
belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter
dari kabel yang terletak di bawah diukur kabel sisi luar.
e. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel
tanah harus dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau
pipa dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar.
f.
8. Rak Kabel
a. Rak kabel digunakan untuk menunjang kabel-kabel utama (feeder
cable), atau kabel lainnya yang berada dalam jumlah yang cukup
banyak.
b. Rak kabel umumnya buatan pabrik yang telah digalvanized dan
dalam pemasangannya harus dibumikan.
c. Dimensi rak kabel harus mencukupi kebutuhan kabel yang akan
dilayaninya. Seluruh kabel yang ada diatas rak kabel harus
diikat dengan pengikat kabel (cable ties).
d. Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling
menyilang.
9. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus
ditanahkan secara sempurna, pada sambungan rak kabel dimana
sambungan tersebut tidak menggunakan las maka kedua bagian rak harus
jumperdengan konduktor tembaga minimal berpenampang 2,5mm2.
10. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama harus dikerjakan
dengan extra hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena
Page 57 of 72
terkena peralatan gali (pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel
tersebut tanpa adanya tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja
yang mengalamai kecelakaan hingga sembuh benar.
11. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN)
merupakan Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.
12. Motor
a. Motor dengan kapasitas sama atau lebih kecil 5,5 Kw yang distart
secara langsung atau Direct On Line (DOL) starters.
b. Motor dengan kapasitas lebih besar 5.5 KW distart secara star
delta (Y-) starters.
2.12.
Armatur Lampu
1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti
yang dilukiskan dalam gambar-gambar detail Elektrikal.
a. Semua rumah lampu khususnya untuk kebutuhan penerangan general
harus produksi di pabrik yang berada di dalam negeri serta mempunyai
jaringan distribusi penjualan atau kantor cabang resmi yang berada
disetiap wilayah kota di Indonesia.
b. Pabrikan rumah lampu bersedia memberi jaminan atas tersedianya
barang dalam jangka waktu minimal 5 tahun kedepan sehingga apabila
ada beberapa produk membutuhkan sperpat pengganti maka barang
tersebut masih tersedia dan terjamin kontinuitasnya.
c. Pabrikan rumah lampu yang diguanakan adalah pabrikan yang dapat
memberikan garansi atas produk yang dikeluarkanya minimal 3 tahun
sejak barang terpasang di proyek.
d. Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan (grounding).
e. Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus
dikompensasi dengan kapasitor yang cukup untuk mencapai faktor
daya 90% - 95%.
f.
Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi
mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
Fitting/Lamp Holder dan starter holder ( sockets ) produksi ex. Vossloh atau
setara. Material dari white plastic polycarbonate dengan proteksi Uncorosive
dan Touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vibrator contact.
Page 59 of 72
pengikat
pipa
conduit
tidak
2.13.
Emergency Battery
1. Komponen lampu Emergency yang dilengkapi Battery charger harus
dipasang pada rumah lampu jenis TL dan PLC yang diletakan pada
daerah yang membutukan
penerangan atau area evakuwasi bila terjadi lampu mati atau kebakaran
dan berfungsi sebagai penerangan darurat sesrta berfungsi sebagai
penunjuk jalan pada saat terjadi pemadaman listrik.
2. Lampu Emergency harus berfungsi menyala minimal 2 jam saat terjadi
pemadaman listrik.
3. Tegangan input pada komponen Emergency adalah 220 V, n 10 % 50
Hz, phase, dilenkapi dengan indicator LED dan peralatan push to
Check battery.
2.14.
Page 60 of 72
: 250 volt
: 10 A, 13A, 16A
Saklar yang digunakan sesuai dengan standard PLN atau SII atau
standard lain yang berlaku dan diakui di
Indonesia. Saklar harus mempunyai spesifikasi :
Rated Voltage
: 250 volt
Rated Current
: minimal 10 / 16 A
5. Persyaratan pemasangan saklar dan stop kontak :
a. Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam (In-Bow) rata dengan permukaan plesteran dinding atau
didalam partisi dengan konstruksi tersendiri / khusus.
b. Kotak kontak yang dipergunakan adalah jenis in-bow / rata dengan
permukaan plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
tersendiri / khusus dengan menggunakan In-Bow doos yang terbuat dari
bahan yang sama dengan kotak kontaknya. Pemasangan kotak kontak
pada doosnya menggunakan sekrup.
c. Kotak kontak 1 phase dipasang setinggi 30 cm dari lantai / sesuai
permintaan user (disesuaikan dengan alat) dengan pasangan
terpendam (In-Bouw) rata dengan permukaan plester dinding atau
didalam partisi dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari
Pengawas.
d. Kotak kontak 1 phase Khusus untuk Televisi Posisi Atas
dipasang setinggi 210 cm dari lantai / sesuai permintaan user
(disesuaikan dengan alat) dengan pasangan terpendam (InBouw) rata degnan permukaan plester dinding atau didalam
partisi dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari
Pengawas.
e. Kotak kontak 3 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai atai
disesuaikan dengan kondisi ruang dan perlatan terpasang dengan
pasangan menempel dinding ( out-bouw ) dan harus terpasang kuat,
tidak boleh goyang/miring sesuai petunjuk pengawas.
f.
Page 61 of 72
2.15.
Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.
Jalur kabel diatas rak kabel harus rapi dan diusahakan posisi rak
kabel diatas instalasi pipa atau duct VAC untuk menghindari adanya
tetesan air.
Sambungan dan terminasi kabel pada panel atau beban harus rapi
dan tersambung dengan kuat. Kabel serabut atau berurat banyak
(multicore) harus dilengkapi dengan sepatu kabel (cable shoe).
Page 62 of 72
Tegangan Nominal
V
Resistans
Isolasi
MOhm
0,25
2. Setelah semua instalasi selesai dipasang dan aliran listrik telah dimasukan,
maka jaringan instalasi harus dites terhadap group group yang dipasang
apakah telah sesuai dengan gambar.
3. Setelah jaringan dibebani dengan beban penuh, maka perlu diadakan
balancing beban terhadap masing masing fase.
4. Fungsi komponen-komponen panel antara lain :
a. Volt meter
b. Ampere meter
c. Frekwensi meter
d. Lampu indikator
e. Saklar pilih (selector switch)
f.
Page 63 of 72
5. Semua bahan bahan peralatan dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3
( tiga ) mengenai hal hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran pengukuran dan lain - lain
7. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik.
Page 64 of 72
BAB XIII
PEKERJAAN LANDSCAPE DAN TAMAN
13.1.
UMUM
Page 65 of 72
MATERIAL
13.2.1. Media Tanam
A. Tanah taman (Top soil)
Alami, subur, tanah remah bebas kerikil, biji-bijian, gulma dan akarakaran.
B. Campuran media tanam
Media tanam untuk pohon, palm, semak dan penutup tanah terdiri
dari:
3 bagian tanah taman (top soil)
1 bagian pasir saring/ayak
1 bagian pupuk kandang/kompos (pupuk organik)
C. Lapisan di bawah media tanam (pada area basement)
Untuk mendapatkan ketinggian tanah yang dikehendaki, lapisan
sirtu diletakkan di bawah media tanam sebelum melakukan
penanaman di atas area basement.
13.2.2. Pemupukan awal tanam: Rock Phosphate
Pohon
: 500 gr/nos
Semak/groundcover/rumput : 100 gr/m2
13.2.3. Pestisida awal: Furadan 3 G
Butiran Furadan 3 G dicampurkan ke dalam area lubang tanam pohon
atau palem sesuai dengan konsentrasi dan dosis yang
direkomendasikan.
13.2.4. Material Tanaman
A. Jumlah
Menyediakan jumlah yang cukup dari material tanaman yang
dibutuhkan dalam pekerjaan seperti dalam rencana penanaman
(planting plan). Bill of quantities (BOQ) harus mendahului gambar
rencana penanaman.
B. Penamaan
Nama tanaman harus sesuai dengan nama yang diketahui
pedagang tanaman lokal dan nama yang diketahui arsitek
lansekap. Dalam perselisihan, keputusan arsitek lanskap adalah
final.
C. Syarat
1. Semua pohon, palem, semak, dan tanaman penutup tanah
harus memiliki pertumbuhan yang normal, sehat, kuat dan
bebas hama.
Page 67 of 72
PELAKSANAAN
13.3.1. Pembersihan
a. Membersihkan semua area penanaman dari vegetasi yang ada (existing),
yang tidak sesuai dengan rencana dan semua sampah dan material asing
lainnya yang dianggap halangan untuk pelaksanaan penanaman dan atau
tidak terlihat baik.
b. Memelihara bentukan lahan/grade yang telah terbentuk sebelumnya (hanya
pada area grading yang sudah selesai).
c. Kontraktor utama harus bertanggung jawab untuk pembersihan bak
tanaman dan menyerahkannya kepada Pelaksanadalam keadaan siap
ditanami. Adalah tanggung jawab Pelaksanamemastikan hal ini dikerjakan.
Jika gagal, pekerjaan pembersihan dan persiapan bak tanaman menjadi
tanggung jawab Kontraktor Lansekap.
d. Mengatur semua material yang sudah disiapkan ke area dalam tapak
sebagaimana diarahkan oleh Manajer Konstruksi.
Page 68 of 72
Page 69 of 72
13.3.10.
Pemeliharaan Tanaman
A. Pemeliharaan akan meliputi, namun tak terbatas pada:
Page 70 of 72
Penyiraman
Pembersihan gulma
Forking bedeng tanaman
Edging
Pemupukan
6. Penyemprotan hama penyakit
dibutuhkan
7. Pemangkasan rumput
8. Perapian/trimming semak dan
penutup tanah
9. Penggantian tanaman dan
perbaikan kecil bedeng tanaman
10. Pemberian penunjang untuk
mengatur pertumbuhan pohon dan
tanaman
C. Tenaga kerja
Pengawas
Tim pekerja pemeliharaan
Frekuensi
Harian
Harian dan jika dibutuhkan
Bulanan
Bulanan
2 kali/bulan
Bulanan
atau
jika
dengan adanya hama dan
penyakit
Sekali/bulan
Sekali/bulan dan atau jika
dibutuhkan
Jika dibutuhkan
Jika dibutuhkan
Page 71 of 72
atau jenis pupuk yang dipakai serta jumlah dan pembagian tenaga
pemeliharaan harian kepada
Manajer Konstruksi untuk dimintakan
persetujuannya sebelum dimulainya pelaksanaan masa pemeliharaan.
Batu,__________________2015
Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. DEKA KHARIESMA
Page 72 of 72