Anda di halaman 1dari 16

NAMA : Muhammad Rafiq Khairi

NIM : 2021223020035

KELAS : 1A TRKJJ

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )

SYARAT- SYARAT DANKETENTUAN TEKNIS

BAB I LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWABKONTRAKTOR


1.1.DATA PROGRAM

Nama Kegiatan: PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PERDESAAN

Nama Pekerjaan: PERENCANAAN (DED) PEMBANGUNAN JALANLINGKUNGAN WILAYAH III

Tahun Anggaran: 2012

Pemilik Program : PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

1.2.LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGANKegiatan Tahun An
ggaran 2012 yang dilaksanakan sesuai gambar terlampir.Uraian/Jenis Pekerjaan:

1.Pekerjaan Persiapan dan Sasaran Utama Penunjang Pekerjaan.

2.Pekerjaan Tanah.

3.Pekerjaan Jalan Paving (Kanstin dan/atau Beton Rabat).

4.Pekerjaan Jalan Telford.

5.Pekerjaan Jalan Lapis Penetrasi (Aspal).

6.Pekerjaan Pelat Beton.

7.Pekerjaan Gorong-gorong.

8.Pekerjaan Tembok Penahan Tanah.9.Pekerjaan Plengsengan.

1.3. PERATURAN TEKNIS YANG DIGUNAKAN

1.3.1. Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umumditentukan pada
patokan dan kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan lain-lain petunjuk yang berhubungan
dengan peraturan pembangunan yang sah berlaku

di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak ini, harus betul-betul ditaati dandilaksanakan
sebagai tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal yang diuraikan.Pada khususnya peraturan-
peraturan berikut berkenaan dengan hal terserbut diatas:

i.Pedoman Pelaksanaan APBN/ Perpres 54 tahun 2010.


ii.Pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yangdikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum (Dit. Jen. CIPTA KARYA).

iii.Pemeriksaan umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan bangunan : H.I 3 PUBB –1966; NI-33, PUBB-
1966.

iv.Peraturan Beton Indonesia; PBI.Ni-2/ 1955; PBI.NI-2/1971.

v.Peraturan Muatan Indonesia; PMI,.NI-18/1969.

vi.Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8

vii.Peraturan perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antaralain tentang


larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.

viii.Dan peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitandengan pekerjaan
ini.Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan kertentuan-ketentuan lain yang
sahberlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasadiperbandingkan,
dapat dipergunakan sebagai pengganti standar yang telah diperincidi atas dan harus dengan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.

1.3.2.Semua bahan–bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini, harus didatangkan


dalamkeadaan baru sama sekali dan tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalampersyaratan
kontrak ini.

1.3.3.Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk spesifikasi pekerjaan strukturdiuraikan


secara terperinci dalam spesifikasi terpisah.

1.4. RENCANA KERJA

Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang. Kontraktorharus


mengajukan rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung
metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaaan
sepertiyang disebutkan dalam Dokumen Lelang, menjelaskan secara terperinci urusanpekerjaan dan
cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus biladiperlukan, persiapan-
persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauhmana hal tersebut mencakup lingkup
dari pekerjaannya.

1.5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

Sebelum pelaksanaan pekejaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi yangakan


dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Pejabat Pembuat Komitmenatau PPTK atau
Pengawas Lapangan. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibatkelalaian kontraktor tidak
melaksanakan pemeriksaan kekuatan konstruksi menjaditanggung jawab Kontraktor. Pada keadaan
apapun, dimana pekerjaan yangdilaksanakan telah mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitm
en, PPTK,Pengawas Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab
ataspekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
1.6. TENAGA KERJA

Tenaga-tenaga yang yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli / terlatihdan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan ketentuan/ petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, PengawasLapangan.

1.7. SATUAN UKURAN

Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini yang digunakan dalampekerjaan adalah
standar meter dan Kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksudadalah satu ton yang bernilai 1000
kilogram.

1.8. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Pejabat Pembuat Komitmen,PPTK,
Pengawas Lapangan bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuk itu harusditurut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau oleh orang-orang yang ditunjuk untuk ituoleh Kontraktor.Orang-
orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh PejabatPembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan, atau Kontraktor akan menyediakanpenterjemah khusus untuk keperluan
tersebut.

1.9. LAPORAN

a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan

pekerjaan untuk setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi

kemajuan pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,

Pengawas Lapangan. Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan

cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat

yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi

pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang

timbul dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja minggu berikutnya.

b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada

setiap akhir pekan untuk dievaluasi

c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan

uraian dalam syarat-syarat umum kontrak.


1.10. GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN

a.Gambar-gambar yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan adalah:

1. Gambar yang termasuk dalam dokumen Lelang

2. Gambar perubahan yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,

Pengawas Lapangan.

3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen,

PPTK, Pengawas Lapangan.

b.Kalkir asli dari gambar-gambar Kegiatan disimpan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Kontraktor diberi 2 (dua) set cetak biru dari

semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan kontraktor akan

tambahan cetak biru dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.

c.Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk

dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.

d.Gambar-gambar pelaksanaan (Shop drawing) dan detailnya harus mendapat

persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan sebelum

dipergunakan dalam pelaksanaan Kegiatan.

e.Pada penyerahan akhir pekerjaan (Penyerahan Pertama dan Terakhir) harus

disertai Gambar hasil pelaksanaan “ (as built drawings)”.

f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistim matrik.

1.11. WILAYAH KERJA

a.Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan

bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja

Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Pejabat Pembuat

Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

b.Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau

menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi Kegiatan, maka bahan

bangunan harus didatangkan dari Gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari

dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.

c.Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi

yang terkait, apabila di dalam lokasi Kegiatan terdapat jaringan pekerjaan yang
tidak berhubungan dengan kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,

Pengawas Lapangan ataupun kontraktor pelaksana.

1.12. BAHAN –BAHAN MUTU PEKERJAAN

a. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan

produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian

dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16/1994

dan Keppres No. 24/1995.

b.Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan

harus terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat

kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu

termasuk bahan-bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Pejabat Pembuat

Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

c.Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum

dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang

berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur

dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis,

d.Untuk bahan yang mutunya yang masih berdasarkan standar internasional,

apabila diperlukan, Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dapat

meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang

menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.

e.Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/ setempat yang memenuhi syarat

teknis sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan

untuk dengan mendapatkan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,

Pengawas Lapangan.

f. Bila bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi terdapat beberapa/

bermacam-macam jenis merk diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan

dipilih satu jenis.

g.Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan

tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk

dilaksanakan dipergunakan yang mutu/ kwalitas kelas I (KW. I).


h.Bila Rekanan/ kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan

mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang

ditetapkan, harus ditolak atau dikeluarkan dari lokasi Kegiatan paling lambat 1 x 24

jam setelah ditolak atas biaya/ tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

i. Contoh/sampel yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,

Pengawas Lapangan, Kontraktor harus segera menyediakan tanpa kelambatan atas

biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan ketetapan (RKS).

j. Bila dalam uraian dalam syarat-syarat disebutkan nama pabrik/produk dari suatu

barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari

barang-barang yang dikehendaki Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas

Lapangan.

k.Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga-harga barang/bahan tersebut

sesuai RKS dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan bahan yang

ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan atau harga satuan bahan/upah

adalah mengikat.

l. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim kel okasi Kegiatan, Kontraktor harus

menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

1.13. PEMBONGKARAN STRUKTUR YANG ADA

Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian,

pemindahannya dan struktur lain yang diperlukan untuk dibongkar untuk

memungkinkan pembangunan atau perpanjangan atau perbaikan dari struktur yang

memiliki fungsi yang sama seperti struktur yang tua (atau bagian dari struktur) yang

akan dibongkar.

Pekerjaan harus juga meliputi pemindahan yang memenuhi syarat dari material

bongkaran dari pasal ini, yang meliputi baik pembuangan maupun penyelamatan,

penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan terhadap kerusakan dari

material yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
1.14. PENGATURAN PEMBUANGAN SISA–SISA

Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan pemilik tanah

dan memikul seluruh biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk pembuangan

material sisa dan untuk pernyimpanan dari material yang diselamatkan

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SARANA UTAMA
PENUNJANG PEKER JAAN
2.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu kesatuan

pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana

Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Surat Perjanjian/ kontrak, yang meliputi:

a. Sewa Kantor Kegiatan/ Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas

Lapangan yang dilengkapi meja, kursi, dan papan tulis.

b. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan kerja.

c. Pembuatan foto dokumentasi.

Pengambilan Foto Dokumentasi.

- Permulaan pekerjaan ( 0 % )

- Setiap Jenis/ Item Pekerjaan (proses dan finish )

- Setiap Pengajuan Pembayaran Angsuran

- Setelah masa pemeliharaan berakhir.

Foto harus berwarna ukuran postcard sebanyak masing-masing 3 (tiga) lembar.

Disusun dalam album dan diberi keterangan. Kontraktor/Rekanan harus

menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang baik,

sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk alat-alat pembantu

yang dipergunakan seperti Concrete Mixer (Beton Molen), Penggetar Beton

(Vibrator), Pompa Air, Pemadat (Compactor), alat pengangkat (Hoist) dan

sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

2. Pekerjaan Pengukuran adalah suatu pekerjaan pemasangan patok kayu meranti

sebagai patokan/ pengukuran awal untuk menetukan peil/ elevasi.

3. Pembersihan lokasi awal, dilaksanakan untuk memudahkan pekerjaan pengukuran


2.2. PEMBERSIHAN LAPANGAN

Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari

pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua.

BAB III
PEKERJAAN TANAH
3.1. UMUM

Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan lapangan,

termasuk pekerjaan peralatan tanah, galian tanah, serta penanganan, penghamparan

dan pemadatan material timbunan yang diperlukan, pembuangan semua material sisa

galian, pengeringan (bila diperlukan), perlindungan terhadap daerah di sekitarnya,

urugan kembali, pengupasan muka tanah, timbunan tanah pada alur dan elevasi sesuai

yang ditunjukkan pada gambar.

Khusus pekerjaan perataan dan galian tanah harus menggunakan alat berat atau

secara mekanis. Kebutuhan alat berat untuk penggalian dan pengangkutannya serta

kombinasi dari kedua alat dan metode kerjanya harus dihitung berdasarkan jadwal

atau waktu yang dibutuhkan untuk penggalian dan harus disetujui oleh Pejabat

Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Bila terjadi kesalahan hitung atau

metode kerja sehingga mengakibatkan waktu penyelesaian Kegiatan menjadi mundur

atau terjadi penambahan biaya, maka segala akibat tersebut di atas harus ditanggung

sepenuhnya oleh Kontraktor.

Bila tidak langsung digunakan penyimpanan bahan galian yang akan digunakan tidak

diperbolehkan diletakkan di jalan. Batu besar yang tidak diperkenankan untuk material

timbunan dapat disimpan/ dicadangkan bagi keperluan pasangan batu, sesuai dengan

spesifikasi. Penggunaan semua material galian untuk keperluan tertentu ditentukan

oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Kontraktor tidak

diperkenankan menghamburkan atau dengan kata lain membuang material galian yang

berguna. semua galian akan dilaksanakan dengan batasan dan sesuai kebutuhan yang

diperlihatkan pada pasal-pasal dari spesifikasi ini berkenaan dengan masalah

pengendalian air. Tidak diperbolehkan menebang tanpa ijin dari Pejabat Pembuat

Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dan Instansi yang terkait.


Pekerjaan perataan, galian dan urugan harus benar-benar rata menurut gambar-

gambar potongan memanjang dan potongan melintang dengan permukaan dan

kemiringan yang rapi dan benar-benar rata dan teratur. Apabila tidak disebutkan lain,

semua rumput tanaman dan semua bahan-bahan yang merusak harus dibuang

sebelum bahan urugan diletakkan pada tempatnya. Semua bahan-bahan yang lemah.

3.2. PENGENDALIAN AIR

Kontraktor harus menyediakan, memasang dan mengoperasikan semua peralatan yang

diperlukan untuk menjaga galian bebas dari air/genangan selama pelaksanaan

konstruksi dan harus membuang air hingga pekerjaan tidak menimbulkan kerusakan

terhadap benda-benda disekitarnya, atau menyebabkan gangguan atau mengancam

umum. “Interceptor Drain” perlu untuk menjaga air permukaan jangan sampai masuk

ke lubang galian konstruksi. Untuk penggalian di bawah air, Kontraktor harus

mengusahakan melaksanakan pengeringan disekitar lokasi galian dengan metode yang

harus diusulkan oleh kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat

Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

Tanggul akan sangat baik digunakan mencegah kerusakan akibat erosi selama

pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kerusakan yang ditimbulkan diperbaiki atas biaya

Kontraktor.

3.3. PEKERJAAN GALIAN

a. Uraian

1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material

lain baik dari tempat kerja atau sekitarnya, yang perlu untuk menyelesaikan

yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.

3.4. URUGAN DAN TIMBUNAN TANAH DIPADATKAN

a. Umum

Semua pengurugan, dan timbunan tanah, harus dilakukan di tempat kering yang

disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

Penggunaan peralatan bagi pelaksanaan penimbunan dan pengurugan kembali

sehingga dapat memperoleh hasil pemadatan sesuai dengan spesifikasi, jenis dan

kapasitas sesuai dengan yang diminta dan telah disetujui Pejabat Pembuat

Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.


Melindungi semua daerah kerja dari kerusakan yang diakibatkan oleh air atau

dengan cara lain membuat sistem drainase yang baik untuk menjaga jangan

sampai air berada di atas tanah urugan dan daerah pengurugan. Alat berat tidak

boleh beroperasi dalam jarak 1 m dari bangunan dan “Vibrating Rollers” dalam

jarak 1,5 m dari bangunan.

b. Timbunan/ Urugan

Timbunan tidak boleh diletakkan hingga galian yang telah dilakukan dan pekerjaan

pondasi yang telah diselesaikan diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat

Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Penimbunan diletakkan mendatar lapis

demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan peralatan

c. Pemadatan

Pelaksanaan semua penimbunan tidak kurang 90% dari maksimum dry density.

Semua timbunan harus dilembabkan sebesar 2% daripada optimum dan kemudian

dipadatkan. Distribusi kelembaban yang seragam dapat diperoleh dengan metode

yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan bagi

pemadatan lapisan. Bila lapisan teratas (dari lapisan sebelumnya) dan timbunan

yang dipadatkan atau tanah pondasi menjadi kering atau basah untuk memperoleh

ikatan yang baik perlu dilakukan penorehan dan pelembaban dengan menggunakan

pancaran air untuk memperoleh kadar air yang yang baik bagi peletakan lapisan

selanjutnya.

3.5. KELEBIHAN GALIAN DAN PEMBUANGAN SISA GALIAN

Semua bahan hasil dari galian yang berlebihan yang dianggap perlu oleh Pejabat

Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan harus dipindahkan/dibuang dari lokasi

pekerjaan dan biaya untuk itu ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus

menyediakan lokasi buangan akhir untuk sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai, di

luar lokasi pekerjaan atau sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,

Pengawas Lapangan.

BAB IV

PEKERJAAN JALAN PAVING

4.1. GALIAN TANAH

Pekerjaan galian tanah adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan kansteen,


ukuran galian tanah dengan kedalaman 10 cm dan lebar 15 cm, atau untuk pekerjaan

penyiapan badan jalan yang ukurannya akan disesuaikan dengan kebutuhan atau atas

petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

4.2. URUGAN PASIR

Pekerjaan urugan pasir adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan paving. Bahan

urugan pasir adalah pasir hasil tambang/ galian. Ketebalan urugan pasir 10 cm atau

sesuai dengan gambar. Pelaksanaan pekerjaan urugan pasir di sini dengan cara

meratakan permukaan dan disiram air serta dipadatkan dengan baby roller sampai

mencapai kepadatan yang diinginkan.

4.3. PASANGAN KANSTEEN

a. Pasangan Kansteen untuk pendukung pasangan paving ukuran 10 X 20 X 40 cm

dengan mutu baik (K300) disertai uji laboratorium test kokoh tekan kubus / silinder

pada laboratorium yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,

Pengawas Lapangan.

b. Pemasangan Kansteen harus lurus/rapi mengikuti kelurusan badan jalan (smooth)

dan setiap sambungan kansteen dipasang spesi 1 PC : 3 Psr.

4.4. BETON RABAT

a. Pekerjaan pasangan paving dikancing dengan beton rabat dengan lebar 20 cm dan

T=16 cm (sesuai dengan gambar).

b. Pekerjaan pasangan paving dikancing dengan beton rabat agar diberi tali air.

4.5. PASANGAN PAVING

1. Bahan

a. Pasir

BAB V
PEKERJAAN JALAN ASPAL
5.1. GALIAN TANAH

Pekerjaan galian tanah adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan batu tepi

pasangan telford/onderlaag, ukuran galian tanah dengan kedalaman 10 cm dan lebar

15 cm. Galian tanah juga dilaksanakan selebar tipe jalan dengan kedalaman sesuai

dengan gambar agar permukaan jalan rata/tidak bergelombang sehingga perlu


diadakan pengeprasan dan pengurukan (cut and fill) pada tempat-tempat tertentu

sesuai dengan kondisi di lapangan dan dipadatkan dengan kemiringan dari as jalan

2%.

5.2. PEKERJAAN ONDERLAAG/TELFORD

1. Pasangan Onderlaag/ Telford Badan Jalan

Pasangan Telford dilaksanakan di atas badan jalan yang telah dipadatkan. Badan

jalan yang sudah dipadatkan dihampar pasir urug dengan tebal 5 cm (kemiringan

2% ke arah kiri kanan dari as jalan) kemudian pasangan batu pecah 10 - 15 cm

disusun rapi dan beraturan, dikancing rapat batu 5-7 cm dan 3-5 cm digilas padat

(kemiringan 2 % dari as jalan) menggunakan Three Wheel Roller 6-8 ton atau

Tandem Roller 6-8 ton, cara pemasangan setiap batu pecah harus tegak/berdiri (15

cm) dan hasil seluruh pasangan Onderlaag/Telford permukaannya harus berbentuk

puncak di tengah dan membuat kemiringan ketepi jalan 2% (geger sapi).

2. Pasangan Onderlaag/ Telford Batu Tepi

a. Pasangan batu tepi dari batu pecah 15-20 cm (sesuai gambar), cara

pemasangannya harus ditanam dan dilaksanakan dalam keadaan tegak/ berdiri

(820 mm’)

b. Pasangan batu tepi, pemasangannya harus dibuat lurus (Smooth) dengan

cara ditarik benang sesuai lebar jalan yang ditentukan.

5.3. PASANGAN LAPIS PENETRASI (Lapen)

1. Bahan

a. Agregat

Agregat yang dipergunakan terdiri dari Agregat pokok, Agregat pengunci dan

Agregat penutup yang bersih, keras, bersudut dan bebas lempung serta bahan

yang lain tidak dikehendaki.

Agregat pokok dan Agregat pengunci dapat diperoleh dari hasil / pecah tangan

(pecah lokal), sedangkan Agregat penutup dapat digunakan batu pecah mesin.

b. Bahan Pengikat.

Bahan aspal harus dari jenis aspal semen Pen. 60/70 produk ex. pertamina.

Bahan aspal harus mempunyai titik lembek minimum 48ºC, yang ditentukan

sesuai dengan SNI 06-2434-1991(AASHTO T53). Pengambilan contoh bahan


aspal harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO T40. Sebagai tambahan,

pengambilan contoh bahan aspal dari tiap truk tangki harus dilaksanakan pada

bagian atas, tengah, bawah. Contoh pertama yang harus diambil harus

langsung diuji di laboratorium lapangan untuk memperoleh nilai penetrasi dan

titik lembek. Bahan aspal di dalam truk tangki tidak boleh dialirkan ke dalam

tangki penyimpan sebelum hasil pengujian contoh pertama tersebut memenuhi

ketentuan dari spesifikasi ini. Bilamana hasil pengujian contoh pertama tersebut

lolos pengujian, tidak berarti bahan aspal dari truk tangki yang bersangkutan

diterima secara final kecuali bahan aspal dari contah yang mewakili telah

memenuhi semua sifat–sifat bahan aspal yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.

Bahan aspal yang diperoleh kembali dari benda uji pada rumus perbandingan

campuran harus mempunyai nilai penetrasi tidak kurang dari 55% nilai

penetrasi aspal sebelum pencampuran dan nilai daktilitas tidak kurang dari 40

cm, bila diperiksa masing–masing dengan prosedur SNI-06-2456-1991 dan SNI-

06-2432-1991.

BAB VI
PEKERJAAN PELAT BETON
6.1. U m u m

a. Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton termasuk beton tak

bertulang, beton bertulang dan bagian beton dari struktur komposit, sesuai dengan

spesifikasi ini serta elevasi, kelandaian dan ukuran yang tercantum dalam gambar

rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Lapangan/PPTK.

Pemborong sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan memeriksa

gambar/perhitungan konstruksi beton bertulang. Bila Pengawas Lapangan/PPTK

menganggap perlu maka dibuatkan perhitungan / gambar beton dengan mendapat

persetujuan perencana teknis.

b. Standar-standar yang dipakai

Pada setiap tahapan pekerjaan beton, yakni perencanaan, pelaksanaan dan

pemeliharaannya berlaku ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan

Beton Bertulang Indonesia, yang selanjutnya disingkat dengan PBI. Hal-hal yang
belum diatur dalam ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam PBI, maka dipakai

standard SKSNI-T15,ACI, ASTM dan AASTHO.

c. Mutu beton

Mutu beton yang dikehendaki untuk semua pekerjaan beton biasa (praktis) adalah

K 225 kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan/PPTK dengan campuran

beton 1pc : 2ps : 3kr, ukuran beton dan penulangannya sesuai dengan gambar.

d. Pengajuan

1. Pemborong harus mengajukan contoh semua bahan yang hendak digunakan

dengan data pengujian, yang harus memenuhi spesifikasi.

2. Pemborong harus mengajukan desain campurannya untuk setiap jenis

pekerjaan pengecoran beton.

3. Pemborong harus mengajukan gambar terinci dari semua perancah yang akan

digunakan, mendiskusikan metode konstruksi dan program kerjanya serta memperoleh

persetujuan Pengawas Lapangan, PPTK sebelum memasang setiap perancah atau memulai

pekerjaan beton lainnya. Persetujuan tersebut tidak akan membebaskan Pemborong dari

tanggung jawabnya pada setiap struktur.

BAB VII
PEKERJAAN GORONG-GORONG
1. Gorong-gorong dibuat pada saluran yang melintasi jalan. Gorong-gorong terbuat dari

buis beton bulat dengan ukuran diameter 20 cm sesuai dengan yang ada pada garnbar

perencanaan.

2. Sambungan buis beton satu dengan lainnya diberi pasangan batu merah dengan spesi

1 pc : 4 pasir dipasang mernbentuk cincin (sehingga mengelilingi buis beton).

3. Pada hubungan ini sambungan harus benar-benar rapat, sehingga tidak bisa merembes

ke jalan.

BAB VIII
PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN TANAH
a. Bahan yang diperlukan batu kali yang bersih serta homogen, pasir pasang yang

mempunyai gradasi yang baik, semen yang digunakan harus mempunyai standar SNI.

Bahan pasangan batu kali adalah batu kali yang dibelah terlebih dahulu dengan luas

permukaan pecah minimal 50%, ukuran batu kali yang akan dipasang minimal 10-15
cm maksimal 30-40 cm.

b. Pelaksanaan pembuatan bangunan tembok pendukung atau penahan tanah.

1. Tembok pendukung dibangun sepanjang 25 meter dengan ukuran sesuai dengan

gambar perencanaan.

2. Pasangan batu kali baru boleh dilaksanakan setelah kedalaman dan lebar galian

diperiksa oleh KPA, PPTK, Pengawas dan sesuai ketentuan dalam gambar. Pada

seluruh pasangan pondasi batu kali harus didahului dengan urugan pasir yang

dipadatkan, dan pasangan batu kosong dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam

gambar. Pemasangan batu belah untuk pasangan pondasi harus berdiri.

3. Pasangan batu kali menggunakan spesi 1 pc : 4 ps dan permukaan yang terlihat

diplester dengan spesi 1 pc : 3 ps.

4. Pengadukan spesi dengan menggunakan beton molen. Penggunaan terlalu banyak

adukan untuk menutup rongga atau celah tidak dibenarkan. Rongga atau celah

harus diisi dengan batu yang lebih kecil. Daya dukung maksimum yang diijinkan

dari pasangan batu belah yang sudah selesai dikerjakan adalah 50 Kg/Cm2.

5. Jika pekerjaan pasangan batu kali terpaksa dihentikan maka permukaan

perhentian harus bergerigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang

kokoh dan sempurna. Di dalam pasangan tidak boleh ada rongga-rongga atau

celah-celah yang kosong.

6. Permukaan atas dan bagian dalam diplester halus dengan campuran 1 pc : 3 ps.

Campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan. Pekerjaan

plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm.

BAB IX
PEKERJAAN PLENGSENGAN
a. Bahan yang diperlukan batu kali yang bersih serta homogen, pasir pasang yang

mempunyai gradasi yang baik, semen yang digunakan harus mempunyai standar SNI.

Bahan pasangan batu kali adalah batu kali yang di belah terlebih dahulu dengan luas

permukaan pecah minimal 50%, ukuran batu kali yang akan dipasang minimal 10-15

cm maksimal 30-40 cm.

b. Pelaksanaan pembuatan bangunan plengsengan.


1. Pasangan batu kali baru boleh dilaksanakan setelah kedalaman dan lebar galian

diperiksa oleh KPA, PPTK, Pengawas dan sesuai ketentuan dalam gambar. Pada

seluruh pasangan pondasi batu kali harus didahului dengan urugan pasir yang

dipadatkan, dan pasangan batu kosong dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam

gambar. Pemasangan batu belah untuk pasangan pondasi harus berdiri.

2. Pasangan batu kali menggunakan spesi 1 pc : 4 ps dan pemukaan yang terlihat

diplester dengan spesi 1 pc : 3 ps.

3. Pengadukan spesi dengan menggunakan beton molen. Penggunaan terlalu banyak

adukan untuk menutup rongga atau celah tidak dibenarkan. Rongga atau celah

harus diisi dengan batu yang lebih kecil. Daya dukung maksimum yang diijinkan

dari pasangan batu belah yang sudah selesai dikerjakan adalah 50 Kg/Cm2.

4. Jika pekerjaan pasangan batu kali terpaksa dihentikan maka permukaan

perhentian harus bergerigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang

kokoh dan sempurna. Di dalam pasangan tidak boleh ada rongga-rongga atau

celah-celah yang kosong.

5. Permukaan atas dan bagian dalam diplester halus dengan campuran 1 pc : 3 ps.

Campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan. Pekerjaan

plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm.

BAB X
PEKERJAAN LAIN-LAIN
10.1. PERUBAHAN-PERUBAHAN

Apabila ada perubahan dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas karena sesuatu hal

harus seijin Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

10.2. PENUTUP

Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tidak disebutkan hal-hal yang

dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan

hal ini menjadi bagian yang nyata dilaksanakan dan disediakan oleh Rekanan, harus

dianggap sebagai telah dibuat didalam spesifikasi ini jadi tidak terhitung sebagai

pekerjaan tambah/ meer werk

Anda mungkin juga menyukai