BAB I
LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
1.3.2. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini, harus didatangkan
dalam keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalam
persyaratan kontrak ini.
1.4 JENIS DAN MUTU BAHAN
a) Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri
Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 80/2003 dan Keppres
No.61/2004.
b) Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari bahan yang berkualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-
syarat kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu
termasuk bahan-bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
c) Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar Peraturan yang berlaku
adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam
peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat
persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.
d) Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari
agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.
e) Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/setempat yang memenuhi syarat
teknis sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan
dengan mendapatkan ijin tertulis dari Pimpro/Konsultan Pengawas.
f) Bila bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan dipilih satu jenis.
g) Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan
tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk
dilaksanakan dipergunakan yang meiliki mutu/kualitas kelas I (KW. 1).
h) Bila Rekanan/Kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu
bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan,
harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi Kegiatan paling lambat 24 jam setelah -
ditolak atas biaya/tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
i) Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Kontraktor harus
segera disediakan tanpa keterlambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai
dengan contoh/sample, contoh tersebut diambil disimpan sebagai dasar penolakan,
bila ternyata barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh .
1.11.7 Kecelakaan.
a) Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, pemborong
harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan
biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong dan harus
segera melaporkan kepada jawatan perburuhan dan MK.
b) Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama
yang selalu tersedia setiap saat dan berada di tempat Pengawas Keet/Bouwkeet.
I. Bahan Bangunan
Bahan untuk beton dalam pekerjaan konstruksi harus memenuhi syarat-syarat yang
berlaku dan ditetapkan dalam spesifikasi bahan. Berikut adalah uraian mengenai
beberapa bahan penyusun beton dalam pekerjaan konstruksi :
a. Air
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran
organik atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton dan besi. Air untuk
adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua kotoran yang
dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.
b. Semen
Semen yang digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan diisyaratkan
memenuhi ketentuan yang tercantum dalam NI-18.
Berikut adalah persyaratan semen untuk pekerjaan beton :
Semen yang dipakai adalah Semen Portland type L dan merk yang Gresik dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi yang memenuhi syarat PBI-
1971.
Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh terkena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh tertutup rapat.
Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang stingginya tidak kurang
dari 30 cm dari lantai.
Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya
semen ditempat penyimpanan.
Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air tanah
mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen type
khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V).
c. Agregat
Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu
pecah. Agregat berfungsi dalam memperkuat beton saat mengering.
d. Pasir
Penggunaan pasir untuk pekerjaan beton haarus memenuhi syarat sebagai berikut :
Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur
semen yang telah menjadi keras.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
Tidak menganduk bahan-bahan organik.
Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi Analisa kerja
(PBI-1971).
e. Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan besar
butir lebih dari 5 mm.
Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif
alkali.
Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI-1971).
f. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk
mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah “Sika”
atau bahan lain dan sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merugikan sifat beton bertulang.
g. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Seksi Standar
Rujukan.
V. Pengecoran Beton
a. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
b. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih dari kotoran
seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan
tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada
cetakan tersebut.
c. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
dan Direksi. Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan
Konsultan Pengawas dan Direksi, maka kerugian akibat pembongkaran, sepenuhnya
menjadi tanggungan Pemborong.
d. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan
dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e. Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
dan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar beton yang baru dicorkan
tidak dirusak oleh air.
f. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
lebih dari 2 meter.
1. Lingkup Pekerjaan
1 Pembuatan Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
2 Spanduk (Banner)
3 Pembatas Area (Restricted Area)
4 Topi Pelindung (Safety Helmet)
5 Tameng Muka (Face Shield)
6 Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
7 Sarung Tangan (Safety Gloves)
8 Sepatu Keselamatan (Rubber Shoes)
9 Rompi Keselamatan (Safety Vest)
10 Asuransi BPJS
11 Petugas Keselamatan Konstruksi
12 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban) dan Peralatan /
Perlengkapan untuk Pencegahan COVID-19
13 Rambu Larangan
14 Rambu Kewajiban
15 Bendera K3
2. Umum
Kepala manusia merupakan bagian tubuh yang krusial dan sangat penting karena
didalamnya terdapat otak yang merupakan tempat menyimpan memori dan informasi
serta organ yang mengendalikan organ lainnya. Untuk itu kepala perlu mendapatkan
perlindungan ekstra terutama jika Anda bekerja di tempat yang beresiko tinggi terkena
benturan.
Untuk itu, jangan abaikan keselamatan Anda terutama jika Anda adalah seorang
pekerja lapangan. Helm safety adalah salah satu alat perlindungan diri yang sangat
penting dan wajib digunakan oleh para pekerja lapangan/pekerja proyek. Bekerja di
lapangan tentu sangat membutuhkan proteksi yang tinggi mengingat resikonya yang
dihadapi juga besar.
Awal mula penggunaan helm safety yaitu pada jaman dulu, para pekerja yang bekerja
di galangan kapal menggunakan aspal kering atau yang sudah mengeras setelah
dijemur dibawah terik matahari sebagai pelindung kepala agar kepala mereka tidak
tertimpa benda-benda yang berada di atas geladak kapal yang sedang mereka
bangun. Hingga akhirnya secara resmi helm safety pertama kali dikembangkan pada
tahun 1912 oleh Worker’s Accident Insurance Institute Kerajaan Bohemia.
Jika Anda perhatikan, helm safety memiliki berbagai warna yang mencolok. Fungsinya
adalah agar para pekerja yang memakainya mudah terlihat terutama jika ada
kendaraan atau alat berat yang lewat sehingga tidak terlindas atau tertabrak. Selain itu,
warna-warni yang mencolok pada helm safety juga memiliki arti tersendiri yang
berkaitan dengan jabatan pekerja di proyek. Berikut adalah penjelasan arti warna helm
safety :
Helm safety warna putih digunakan oleh manajer, pengawas, insinyur, dan
mandor
Helm safety warna biru digunakan oleh electrical contractor dan site supervisor
Helm safety warna kuning digunakan oleh subcontractor maupun pekerja umum
Helm safety warna hijau digunakan oleh pengawas lingkungan
Helm safety warna merah muda digunakan oleh pekerja baru atau magang
Helm safety warna orange digunakan oleh tamu perusahaan
Helm safety warna merah digunakan oleh safety officer atau orang yang
bertugas memeriksa sistem keselamatan
Pada dasarnya arti warna pada setiap helm safety tersebut tidak sama di setiap negara
maupun proyek. Misalnya saja di proyek pertambangan minyak, helm safety berwarna
kuning digunakan oleh divisi yang paling tinggi seperti operator department yang terdiri
dari engineer dan tata ahli. Berbeda dengan di proyek konstruksi, helm safety
berwarna kuning digunakan untuk pekerja yang golongannya paling rendah.
Dalam pemakaian helm safety pasti tidak terhindar dari kerusakan atau benturan. Helm
safety yang mengalami kecacatan atau kerusakan sedikit saja harus segera diganti
dengan helm safety yang baru untuk kepentingan keselamatan. Rata-rata umur
penggunaan helm safety adalah 5 tahun tergantung pada bahan pembuat helm safety
tersebut
Sarung tangan ( Glove ) merupakan salah satu kebutuhan didalam bidang pekerjaan.
Alat ini berguna untuk melindungi tangan dari benda – benda tajam dan mencegah
cidera saat sedang bekerja. Ketika memilih glove ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan antara lain bahaya jika terpapar bahan – bahan kimia yang bersifat
korosif, panas, dingin, tajam atau kasar karena alat pelindung tangan berbeda – beda
dapat terbuat dari karet, kulit maupun kain katun.
Sepatu Safety (Safety Shoes) adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang harus
dipakai oleh seseorang ketika bekerja guna menghindari resiko kecelakaan. Bukan
sekedar membuat perlindungan bagian tubuh pekerja pada adanya resiko kecelakaan
saja, tetapi dengan memakai sepatu Safety pekerja akan lebih leluasa bergerak hingga
dapat meningkatkan efektivitas dan hasil produksi yang diharapkan.
Sepatu ini terbuat dari kulit dipadukan dengan metal, di bagian bawahnya terbuat dari
karet yang tebal. Dengan bahan itu, pekerja akan aman dari berbagai kecelakaan pada
kakinya. Sangat banyak manfaat yang diperoleh dengan memakai sepatu Safety,
berikut ulasannya.
Safety vest atau rompi keselamatan kerja merupakan salah satu Alat Pelindung Diri
(APD) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak / kecelakaan, sedikit berbeda
dengan APD lain yang bermanfaat untuk mengurangi dampak bila terjadi kecelakaan
akibat kontak dengan benda yang berbahaya.
Safety vest di rancang secara khusus dan dilengkapi dengan reflector atau pemantul
cahaya untuk memberikan perlindungan optimal bagi para penggunanya. Safety vest
diperuntukkan bagi pekerja yang lokasi kerjanya di jalan atau berdekatan dengan jalan,
di area dengan aktivitas lalu lalang kendaraan atau alat berat, di area yang memiliki
mesin, roda gigi atau motor yang bergerak, dan pekerja yang terlibat dalam pekerjaan
konstruksi, yang sangat perlu untuk dideteksi oleh pihak lain yang menggunakan mesin
pemindah (crane) yang berpotensi berbahaya. Selain itu safety vest digunakan juga
oleh pekerja pelayanan darurat seperti kebakaran, pencarian dan penyelamatan
P3K dilakukan dengan maksud memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
Adapun tujuan P3K antara lain :
a) Menyelamatkan nyawa
b) Meringankan penderitaan korban, seperti meringankan rasa nyeri
c) Mencegah cedera/penyakit bertambah parah, seperti mencegah perdarahan
d) Mempertahankan daya tahan korban
e) Menunjang upaya penyembuhan
f) Mencarikan pertolongan lebih lanjut
8. Rambu Peringatan
Rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan alat bantu yang
bermanfaat untuk membantu menginformasikan bahaya dan untuk melindungi
kesehatan dan keselamatan para pekerja atau pengunjung yang berada di tempat
kerja tersebut.
Fungsi dari rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), antara lain :
Warna yang menarik perhatian yang dipakai pada rambu-rambu keselamatan kerja
juga untuk keperluan lainnya yang menyangkut keselamatan pekerja. Misalnya, warna
untuk menginformasikan isi aliran dalam suatu pipa dan bahaya yang terkandung di
dalam aliran tersebut.
Pemilihan warna pada rambu-rambu keselamatan kerja juga menuntut perhatian dari
kemungkinan terdapat potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka, misalnya
potensi akan adanya bahaya dapat digambarkan dengan menggunakan warna kuning.
Bila mana pekerja menyadari adanya potensi bahaya di sekitarnya, kemudian pekerja
dapat melakukan tindakan pencegahan dini agar tidak terjadi kecelakaan. Oleh sebab
itu resiko kemungkinan terjadinya kecelakaan, luka, cacat atau kerusakan lainnya
dapat diperkecil.
Masker adalah alat bantu yang biasa digunakan sebagai pelindung diri yang biasanya
untuk menutupi mulut hingga bagian hidung. Masker sendiri biasa dipakai oleh seorang
pekerja untuk membuat perlindungan atau menghindari dan mengurangi kemungkinan
dirinya akan tercemar debu yang membahayakan pernafasan atau tercemar infeksi atau
keracunan udara di lingkungan areal tempatnya bekerja.
PENUTUP
3.1. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA
Apabila dalam jangka waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat
perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, Pemborong harus
segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada
Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis dan Pengawas Lapangan/Direksi berkewajiban
:
Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborong.
Menanggapi / melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen tentang hasil pekerjaan
pemborong tersebut, maka hal tersebut akan diadakan rapat mengenai pekerjaan
penyerahan berdasarkan :
a. Kontrak pemborongan .
b. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong.
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan tersebut.
3.3. PENUTUP
Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) tidak disebut hal yang dipasang,
dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan harus dikerjakan oleh
rekanan, harus dianggap sebagai telah dibuat didalam spesifikasi ini, jadi tidak terhitung
sebagai pekerjaan tambah ( Meer werk )
S U B A N D R I O, SE
NIP. 19620302 198503 1 021
EKO BAGUS WICAKSONO, ST
NIP. 19700518 199803 1 005
Disetujui,
DYAH ERMITASARI, ST.MT Penjabat Pembuatan Komitmen (PPKm)
NIP. 19721105 199803 2 012 Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan ermukiman
Kota Pasuruan