Anda di halaman 1dari 40

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL. 1
LINGKUP KEGIATAN

Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini adalah :
Kegiatan : Fasilitas Pengembangan Program Nasional/Regional
Pekerjaan : Pengurukan Tanah dan Prasarana Rusunawa Baru
Lokasi : Pengurukan Tanah dan Prasarana Rusunawa Baru Kota Probolinggo
Sumber Dana / TA : DIPA Tahun 2019

PASAL. 2
JENIS DAN MUTU BAHAN

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi Dalam Negeri,
sesuai dengan keputusan bersama Mentri Perdagangan dan Koperasi, Mentri Perindustrian dan Mentri
Penerbitan Aparatur Negara Tanggal 3 Mei 2000 dan Keppres No. 80/2003 Tanggal 03 Nopember 2003
serta Keppres No. 61 Tahun 2004 serta Peraturan Lanjutannya.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan
dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapat ijin dari direksi (secara tertulis)
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/macam-macam
jenis/merk diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
d. Bahan-bahan yang telah ditetapkan jenisnya, dan bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa
macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan 1 (satu) mutu untuk dipergunakan.
e. Bila rekanan telah mendatangkan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak
sesuai dengan yang telah ditetapkan, bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.
f. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus segera disediakan tanpa
kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh-contoh tersebut diambil
dengan cara begitu hingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut disimpan sebagai dasar penolakan,
bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh kualitas maupun
sifat-sifatnya.
g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang maka ini
hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang-barang yang memuaskan
pemberi tugas.
PASAL. 3
URAIAN PEKERJAAN

3.1. Pengadaan Peralatan / Alat Bantu


Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksankan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, pabrik-pabrik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan
selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
3.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS). Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) atau gambar dan kontrak itu harus sesuai pula,
bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi pengetrapan atau
interprestrasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari gambar
dan uraian dan syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya
diperbaikai dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.
c. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjan yang ingin sewaktu-waktu diberikan pada
pemborong tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini harga-harga yang dimuat dalam
daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidaksesuaian antara harga-harga itu dengan
apa yang tercantum dalam perkiraan manapun.
d. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain menuruti
ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, segala kekeliruan baik mengenai
hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua
belah pihak yang bersangkutan.

PASAL. 4
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar
situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh konsultan perencana telah disampaikan kepada
rekanan beserta dokumen yang lainnya. Rekanan tidak boleh mengubah atau menambah tanpa
mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan/Direksi. Gambar-
gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan pemborong ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
4.2. Gambar-gambar Tambahan
Bila Direksi menganggap perlu makan konsultan Pengawas harus membuat tambahan gambar detail
(gambar penjelasan) yang diperiksa dan disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik
direksi.
4.3. Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan
Rencana harus menyimpan ditempat pekerjaan/gambar diharuskan ditempel dipapan atau dinding
yang mana agar terlihat para pekerja gambar-gambar tersebut rangkap dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS). Berita Acara Aanwijzing Time Schedule, dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan
jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika
pemberi tugas atau wakil-wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
4.4. As Built Drawing
Gambar-gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan untuk semua pekerjaan yang belum
terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpanan atas perintah pemberi tugas atau tidak,
pemborong harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (as Built
Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang
dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh rekanan.
4.5. Contoh Barang/Bahan yang ditawarkan
a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaam pembangunan, bahan-bahan/barang yang akan digunakan
harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
b. Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan bahan/upah adalah mengikat, rekanan
harus menawarkan harga-harga tersebut sesuai dengan RAB.
c. Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak boleh dipasang/dipergunakan bila belum
mendapat persetujuan dari redaksi secara tertulis.

PASAL. 5
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR (PERBEDAAN)

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang
dipakai/diikuti.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka dalam
gambar yang diikuti.
c. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang yang dipakai dalam RKS tidak
sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
d. Bila Rekanan meragukan tentang perbedaaan gambar-gambar yang ada mengenai mutu yang dipakai
maupun konstruksi dengan RKS, maka rekanan berkewajiban untuk menanyakan kepada
pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan secara tertulis.
e. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal tersebut diatas. Setelah rekanan
menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan dan hal tersebut akan
dibahas dalam rapat penjelasan.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada
untuk disesuaikan degan berita acara rapat penjelasan .

PASAL. 6
JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan meminta pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari Pejabat
Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa
pembuatan jadwal pelaksanaan berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan,
waktu yang direncanakan dan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak dan harus
disahkan Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan. Bar Chart tersebut harus sesuai dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah.
Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk
penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

PASAL. 7
KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN

Pengawas dan Prosedur Pelaksanaan


Pemborong/rekanan harus mendapatkan seorang pelaksanan dilapangan dan harus disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan. Pelaksana tersebut harus mempunyai kecakapan
dan perhatian sepenuhnya. Ia harus semata-mata bertanggungjawab untuk semua alat-alat
konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian
pekerjaan yang berada didalam kontrak.
Pegawai pemborong Yang Melaksanakan
a. Sebagai Pemimpin Pelaksanaan Proyek sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan, pemborong
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksana ahli, cakap sesuai dengan bidang
keahliannya, yang diberi tugas / kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada
ditempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab dilapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-
kesalahan baik konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan Konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila
ada ijin turtulis dari pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan berdasarkan
rapat proyek.
d. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong, untuk melaksanakan
sesuai gambar dan bestek.
e. Pengawas berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong
berdasarkan pendidikan tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong harus segera
menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

PASAL. 8
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

8.1. Keamanan dan Kesejahteraan


Selama Pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan sekitarnya, juga diwaibkan memenuhi segala
peraturan, tata tertib, Pemerintah atau pemda setempat.
8.2. Terhadap Wilayah Orang Lain
Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi dan harus mencegah para
pekerjanya melanggar orag lain yang berdekatan.
8.3.Terhadap Milik Orang Lain
Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari bahan-
bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan
maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air,
listrik dan sebaginya yang disebabkan oleh operasi-operasi pemborong, maka biaya pemasaran
kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.
8.4. Tahap bangunan Yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembangunan dan sebagainya
ditapak kerusakan-kerusakan sejenis disebabkan dalam arti kata yang luas, itu semua diperbaiki
(pemborong) hingga dapat diterima pemberi tugas.
8.5. Keamanan Terhadap Pekerja
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerja termasuk bahan-bahan bangunan
dan perlengkapan instalasi tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh direksi.
Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dan segala kemungkinan kerusakan,
kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan
oleh pekerja dan menjaga agar pekerjaan terbebas dari air hujan dengan melindungi memakai
penutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

PASAL. 9
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UMUM
Uraian Pekerjaan

a) Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan
lingkungan sekitar tempat kerja.
b) Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
c) Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manjemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan perubahan-
perubahannya serta peraturan terkait lainnya.

SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI

a) Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana
K3 Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam
Seksi 1.2 Mobilisasi.

b) Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh
tahapan pekerjaan.

c) Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh pengguna jasa sesuai ketentuan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan perubahan-perubahannya.
d) Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi
atau sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang
dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna
Jasa.

e) Penyedia Jasa harus membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila:

 Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100
orang atau nilai kontrak di atas Rp 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau sesuai
dg ketentuan yg berlaku.

 Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan
terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja
sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan
puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.

f) Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan
tembusannya disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.

g) Penyedia Jasa harus melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

h) Penyedia Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.

i) Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi.

K3 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA

a) Fasilitas Pencucian
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas
dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini:
- Jika pekerja berisiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang
menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
- Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin;
- Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
- Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada
kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan
seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air (shower) dengan
jumlah yang memadai;
- Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk mandi dengan
jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

b) Fasilitas Sanitasi
a) Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria
maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat
kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.

b) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah:
i) Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih
dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah
satu peturasan;

ii) Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah
pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus
ditambah satu kloset.
c) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas
pembuangan pembalut wanita.
d) Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus
mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung
dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki yang baik
dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet harus dibuat
dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang
menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
e) Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap
jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benar-benar tertutup; mempunyai kunci
dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat urinal di
dalam toilet tersebut.
f) Dalam segala hal toilet harus menyediakan se-kurang2nya air bersih dengan debit
yang cukup dan lancar, plumbing system yang memisahkan air bersih dan air kotor
serta pembuangannya melalui saluran drainase dengan sanitasi baik.
2) Air Minum

Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja
dengan persyaratan:
- Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum;
- Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku;
- Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari
kontaminasi dan panas; harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari
sumber yang memenuhi standar kesehatan.
3) Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)

a). Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat
kerja. Standar isi kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER. 15 / MEN / VIII /
2006 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.

b). Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
4) Akomodasi untuk Makan dan Baju
a) Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa sebagai
tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
b) Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi,
serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat makan dan
perlindungan dari cuaca.
c) Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik.
d) Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak
digunakan selama bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus disediakan lemari
penyimpan pakaian (locker).
5) Penerangan
a) Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan,
jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan
ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b) Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya,
atau jika menggunakan mesin.
c) Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.
6) Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh
pekerja.
7) Ventilasi
a) Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
b) Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator
dan pelindung mata.

KETENTUAN BEKERJA PADA TEMPAT TINGGI


1) Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
2) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman,
sistem penangkap jatuh.
3) Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja

a) Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau
tempat kerja yang terbuka sesuai dengan pasal 4 sub seksi ini.

b) Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada
bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau
dapat digunakan jaring pengaman.
4) Terali pengaman lokasi kerja

Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap,
lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
- 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
- Mempunyai batang tengah (mid-rail);
- Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat risiko jatuhnya alat kerja atau
material dari atap/tempat kerja.
5) Jaring pengaman

a) Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.
Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang
jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia
maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman
(safety harness) atau menggunakan perancah (scaffolding).
b) Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
c) Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan
lantai/tanah sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi
kontak dengan permukaan lantai/tanah.
6) Sistem pengaman jatuh individu ( individual fall arrest system)

a) Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem
rel inersia (inertia reel system), safety harness dan tali statik. Pekerja yang
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.
b) Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.
c) Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri.
Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan
selama-lamanya 20 menit sejak terjatuh.
d) Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia,
dan/atau jaring pengaman.
7) Tangga

Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus:


- Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
- Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
- Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga;
- Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
- Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga
berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja;

8) Perancah (scaffolding)

a) Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun
oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
b) Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat:
sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan,
setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya,
jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama. Hasil inspeksi
harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi. Catatan
tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi.
c) Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa:
- Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
- Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan
dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara
lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
- Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat
sehingga dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar
ikatannya cukup kuat.
- Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka
ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
- Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin
stabilitas.
- Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
- Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari
cacat dan telah tersusun dengan baik.
- Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
- Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang
dapat jatuh.
- Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material,
pastikan bahwa bebannya disebarkan secara merata.
- Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang
menggunakan perancah yang tidak lengkap.

ELEKTRIKAL
1) Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang
memenuhi syarat:
- Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor
tidak lebih dari 230 volt.
- Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan
secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth.
- Alat mempunyai insulasi ganda.
- Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa
sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC; atau mempunyai alat
pengukur arus sisa (residual).
2) Supply Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian
utama dan harus:
- Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
akan terganggu oleh cuaca.
- Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel
sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung
dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis. Pintu
harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
- Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
- Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khusus untuk
ini.
- Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.
3) Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk
pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan
perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan
tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
4) Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah
tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari
pemilik saluran listrik.

MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA


1) Alat Pelindung Diri
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi
pekerjanya dengan ketentuan:
- Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan
alat pelindung diri dan harus memahami alasan penggunaannya.
- Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada risiko
terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan
seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya. Gunakan
helm pelindung minimal setara MSA Lokal SNI.
- Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata
akibat pekerjaan las, atau dari serpihan material seperti potongan gergaji kayu,
atau potongan beton.
- Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja.
Gunakan Sepatu safety merk setara King’s atau cartepilar, untuk sepatu boot
minimal setara AP Boot Terra Eco 3.
- Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi.
- Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan, gunakan sarung
tangan safety standart SNI.
- Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada
bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.
- Pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan, gunakan rompi/pakaian
pelindung minimal berbahan parasit tebal dan harus dilengkapi illuminator suatu
bahan yang terpendal ketika terkena cahaya
2) Bahaya pada Kulit
- Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di
tangan akibat penggunaan bahan berbahaya.

- Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.
Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim
pelindung dapat mengurangi risiko kerusakan kulit.
- Sedapat mungkin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian
ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu pelindung.
- Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti
pakaian seperti tertulis pada seksi 1.19.3.
- Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton
dimana debu mulai terbentuk.
3) Penggunaan Bahan Kimia
a) Penyedia Jasa harus mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani
bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara
pembuangan limbah.
b) Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat
yang aman dan berventilasi baik.
c) Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya
termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah.
d) Penyedia jasa yang menggunakan material mengandung B3 pada pekerjaan jalan
dan/atau jembatan wajib menyusun dokumen pengelolaan, termasuk di
dalamnya adalah pengangkutan, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan,
dan/atau pengolahan material tersebut, dan diajukan kepada Kementerian
Lingkungan Hidup atau BLHD.
e) Daftar B3 yang dapat dipergunakan, dilarang, maupun terbatas penggunaannya
mengacu pada Lampiran I dan II Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
4) Asbestos
a) Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai
atau overall yang dapat dicuci ulang.
b) Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.
c) Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum
menggunakan daerah kerja.
6) Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi
a) Penyedia Jasa harus memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut:
- Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya
dari kerusakan pada selang atau pada sambungan selang.
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar
pemotong.
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.
b) Penanganan tabung
- Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani
dengan kasar. Jika memungkinkan, gunakan troli dengan mengikat
tabung dengan rantai.

- Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah


jatuhnya tabung.
- Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri
sebelum digunakan.
c) Penyimpanan
- Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan
selesai dan disimpan jauh dari tabung.
- Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar
dan sumber api.
d) Peralatan
- Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang
harus diperiksa setiap hari untuk memeriksa tanda kerusakan.
- Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus
disambung akibat adanya bagian yang rusak, gunakan hose coupler dan
hoseclamps.
- Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus
dipindahkan ke tempat aman dan dalam udara terbuka dan segera
kontak suppliernya.
e) Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung
- Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat
pemadam yang memadai harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung
untuk melindungi dari api.

PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERMESIN


1) Umum

Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan


keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator atau pengawas
lapangan.
2) Alat Pemaku dan Stapler Otomatis dan Portabel

Jika Penyedia Jasa menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka
ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi:
a) Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki
pengaman.
b) Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat
diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.
c) Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda.
d) Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga
pnematik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang berbahaya dan
mudah terbakar.
e) Alat yang rusak tidak boleh digunakan.

f) Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat
menggunakan alat tersebut.
3) Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)
a) Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin
lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu.
b) Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan keselamatan berikut:
- Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-alat
tersebut di atas.
- Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan
yang dilakukan.
- Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.
- Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.
- Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus
digunakan saat menggunakan alat tersebut.
- Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.
- Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar
terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material.
- Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau
mesin tersebut.
4) Alat kerekan (hoist) pengangkat material dan orang
a) Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang
berkompeten.
b) Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk
mengoperasikan alat.
c) Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada
bangunan atau struktur.
d) Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman.
e) Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan
pintu tertutup penuh (solid) atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter
kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm. Keranjang alat
pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu
atau plywood dengan tebal minimal 18 mm.
f) Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu
solid harus mempunyai panel yang tembus pandang.
g) Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm.
h) Kerangjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci elektro-
mekanik yang hanya dapat dibuka dari keranjang dan hanya dapat dibuka ketika
keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah beroperasinya alat
pengangkat ketika keranjang sedang dibuka.
i) Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat.
j) Semua bagian dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth).
k) Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau
bergerak terlalu cepat.
l) Keterangan pabik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam
keranjang.
m) Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk
mengeluarkan orang yang terjebak dalam keranjang.
n) Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang.
o) Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang
bekerja.
5) Crane / excavator dan Alat Pengangkat
a) Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan pemindahan atau pengangkatan
barang/material dengan risiko gangguan fisik terhadap pekerja tanpa
menggunakan alat pengangkat.
b) Pekerjaan pemindahan atau pengangkatan barang-barang/material dengan
perbedaan ketinggian lebih dari 5 m dan berat lebih dari 500 kg harus
menggunakan crane, excavator atau forklift.
c) Crane / excavator harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa secara
menyeluruh setiap 12 bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil inspeksi harus
dicatat.
d) Harus tersedia sertifikat pengujian alat yang terbaru.
e) Operator harus terlatih, kompeten dan berusia di atas 18 tahun.
f) Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus diberi keterangan yang jelas.
g) Sebelum dilakukan pengangkatan, beban yang dapat diangkat hanya ditentukan
oleh operator.
h) Setiap jib Crane / excavator dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai
indikator beban aman (safe load indicator) yang diperiksa setiap minggu.
i) Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh.
j) Harus disediakan ruang yang cukup untuk pelaksanaan pengangkatan yang
aman.
k) Asisten operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator dan untuk
mengikatkan beban secara benar dan mengetahui kapasitas pengangkatan
crane.
l) Crane / excavator harus secara rutin menjalani pemeliharaan menyeluruh.
m) Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara
menyeluruh.

PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


1. Keamanan dan kesejahteraan: selama pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa diwajibkan
mengadakan segala yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan
pertama, sanitasi air minum, dan fasilitas – fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi
segala peraturan dan tata tertib, ordonansi pemerintah atau pemerintah daerah setempat.
2. Terhadap wilayah orang lain : Penyedia Jasa diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar
lokasi dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
3. Terhadap milik umum: Penyedia Jasa harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak
pemakaian jalan, bersih dari bahan – bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran
lalu lintas, baik kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Pemborong juga
bertanggungjawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum, seperti
saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan penyedia jasa, maka biaya
pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggungjawab peyedia Jasa.
4. Terhadap bangunan yang ada: selama masa-masa pelaksanaan proyek, pemborong
bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas jalan-jalan, saluran-
saluran pembuangan dan sebagainya, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena
kegiatan penyedia jasa dalam arti kata yang luas. Itu semua diperbaiki oleh pemborong hingga
dapat diterima pemberi tugas.
5. Keamanan terhadap pekerjaan: Penyedia jasa bertanggungjawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi tapak, hingga kontrak selesai dan
diterima baik oleh direksi. Ia harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagain-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan, dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.
6. Apabila diperlukan kerja pada malam hari, maka rekanan harus memberitahukan kepada Pejabat
Pembuat Kometmen atau Konsultan Pengawas.

PASAL. 10
LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN

Pemborong harus membuat laporan harian/mingguan mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan
pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai keterangan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian
selama 1 (satu) bulan dimana disediakan disalah satu kemajuan sebagai berikut :
a. Jumlah pegawai/tenaga kerja yang dipekerjakannya selama satu bulan itu.
b. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
c. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima ditempat pekerjaan.
d. Keadaan Cuaca
e. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
f. Kunjungan tamu-tamu lain.
g. Kejadian khusus
h. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk pengawas.
i. Pengesahan pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan.
PASAL. 11
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
10.1. Air Minum dan Air Untuk Pekerjaan
a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan
untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau menyambung
pipa air yang ada dengan meteran air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila ini meragukan
pengawas harus memeriksakan pada laboratorium.
10.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, pemborong harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-
lain menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada jawatan perburuan
dan direksi.
10.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan peti obat-obatan untuk pertolongan pertama
Yang selalu tersedia didalam setiap saat dan berada ditempat pengawas keet/Bow keet.

PASAL. 12
PEKERJAAN TIDAK BAIK

a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan apa yang telah
ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-
barang, baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-
pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang sesuai dengan kontrak. Pemberi tugas boleh (tetapi
tidak dengan adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja
dari pekerjaan.

PASAL. 13
PEKERJAAN TAMBAH KURANG/CCO (CONTRACT CHANGE ORDER)

a. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV-41 pasal 2
ayat 3 dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh bagian-bagian menurut
persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
b. Untuk pekerjaan tambahan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan atau dasar harga yang disetujui oleh kedua
belah pihak.
c. Pekerjaan tambah kurang yang dikerjakan tidak seijin direksi secara tertulis dan tidak sah dan menjadi
tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

PASAL. 14
PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi sebelumnya harus memenuhi prosedur
tentang tata cara perijinan berkenaan untuk memulai pekerjaan dengan persiapan-persiapan
pembangunan kepada Pemerintah Daerah setempat dan Instalasi-instalasi yang terkait dengan proyek
ini.
b. Pada saat pengadaan persiapan dan pengukuran, Direksi Lapangan harus sudah mulai aktif dilapangan
untuk mengadakan pengawasan sesuai tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada tiap-tiap bagian pekerjaan pelaksanaan,
diharuskan mendapat ijin dari pekerjaan tersebut secara berkala.
13.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan persiapan adalah :
a. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi
Syarat-syarat Pelaksanaan
 Sebelum Kontraktor memulai pekerjaan pembongkaran, terlebih dahulu meminta petunjuk
atau memberitahukan kepada konsultan pengawas.
 Sebelum pekerjaan pembongkaran dilaksanakan Kontraktor harus terlebih dahulu mendata
jumlah/volume seluruh bagian konstruksi, instalasi atau alat-alat serta mengambil gambar
foto pada keadaan sebelum dibongkar, dan dilengkapi dengan berita acara bongkaran.
 Pekerjaan pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk menghindari adanya
kerusakan pada bagian-bagian yang tidak termasuk dibongkar, juga menjaga keutuhan
barang-barang bongkaran yang diharapkan masih bisa digunakan untuk konstruksi lagi.
 Barang bekas bongkaran yang menurut pemeriksaan Konsultan Pengawas masih bisa
dipergunakan lagi, maka bisa dipakai lagi dimana pengguanaan barang bekas bongkaran
hanya bisa dilaksanakan setelah ada perintah/persetujuan tertulis dari pengawas lapangan.
 Barang bekas bongkaran yang menurut pemeriksaan pengawas tidak dapat atau tidak boleh
digunakan lagi menjadi milik negara.
 Barang-barang bongkaran yang tidak digunakan, selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah
selesai dibongkar harus diserahkan kepada proyek dengan diketahui oleh pengawas lapangan
dan dilengkapi dengan berita acara bongkaran.
b. Pembuatan Direksikeet, sebagai kantor dan tempat penyimpanan barang / bahan
bangunan dan tempat pengendalian proyek di lapangan
c. Pembuatan Papan Nama Proyek,
Pemborong harus memasang papan nama proyek dilokasi pekerjaan dengan ukuran 0.80 x 1.2
m2 , warna dasar papan adalah putih dengan cat tulisan warna hitam. Selambat-lambatnya 1
(satu) bulan terhitung sejak tanggal dikeluarkannya SPK.

a. Papan Nama ukuran 60 x 90 cm Tulisan yang harus tertera adalah :


NAMA KEGIATAN : ………………………………………………….
PEKERJAAN : ………………………………………………….
ANGGARAN/SUMBER DANA : Rp…………….(……………………………..)
KONTRAKTOR PELAKSANA : CV ………………………………….
MULAI PEKERJAAN : TANGGAL, ……………………………..
SELESAI PEKERJAAN ( P 1 ) : TANGGAL, ……………………………..
KONSULTAN PENGAWAS : ……………………………………………..

PASAL. 15
CARA-CARA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Harga Satuan dan Harga Penawaran


a. Dalam formulir saat penawaran, penawaran harus melengkapi daftar harga satuan. Tiap harga
satuan harus meliputi segala perongkosan (overhead) keuntungan dan segala biaya, namun
yang digunakan untuk pekerjaan semacam itu.
b. Harga Penawaran yang dicantumkan (disebut) dalam ribuan kebawah.

Permohonan Untuk Pembayaran


Setelah pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan menerima suatu
permohonan untuk membayar suatu Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk setiap tahap
pembayaran yang tersebut diatas dikeluarkan oleh pengawas Lapangan dan disahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen setempat, apabila kemajuan fisik pekerjaan telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan kontrak.
PASAL. 16
PEKERJAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA

a. Pembongkaran ini meliputi pembongkaran Paving Existing serta pembongkaran Pagar Lama. Untuk
Pemmbongkaran paving existing harus dilakukan secara hati-hati dan cermat dikarenakan paving lama
akan dipasang kembali disisi barat bangunan rusunawa baru
b. Pada proses pembongkaran ini harus dilaksanakan oleh orang yang sudah ahli dalam hal itu.
c. Bahan bongkaran harus di simpan serta tidak boleh digunakan lagi untuk proses pembangunan
bangunan yang baru.
d. Pekerjaan bongkaran dapat dilakukan setelah pihak pemborong ( Rekanan ) mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas serta Pejabat Pembuat Komitmen.

PASAL. 17
PAPAN BOUWPLANK

a. Tiang Bouwplank menggunakan kayu meranti 5/7 cm serta papannya dengan ukuran 2/20 cm diketam
halus bagian atasnya harus dipasang datar dengan waterpas instrumen.
b. Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2.00 m dari as bangunan
c. Bouplank tidak boleh dibongkar/dilepas dan harus berdiri tegak pada tempatnya hingga selesai
pemasangan tasram tembok.
d. Pemasangan Papan Bouplank pada bagian atasnya sama dengan duga nol bangunan sama dengan
lantai bangunan, terkecuali bila gambar menunjukkan lain lagi, tanahnya tidak datar.
e. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas/letak tanah yang tersedia dengan apa yang terlukis
dalam gambar maka pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan/direksi untuk mendapatkan keputusan.

PASAL. 18
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

a. Tanah dimana akan didirikan bangunan harus dibersihkan dari segala kotoran, sisa-sisa tumbuhan,
akar-akar dan lain sebagainya.
b. Dalamnya galian harus disesuaikan dengan gambar bestek dan gambar detail.
c. Galian tanah untuk pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan gambar baik ukuran maupun
kedalamnya.
d. Dibawah lantai gedung setebal 20 cm per lapis dengan tanah asli dilaksanakan selapis demi selapis
kemudian ditumbuk dan disiram air hingga padat.
e. Urugan pada bawah pondasi batu kali dilaksanakan dengan pasir urug, sedangkan untuk samping
pondasi dilaksanakan dengan urugan sirtu dilaksanakan sesuai gambar.
f. Pelaksanaan pengurukan bawah lantai hingga tanah asli dilaksanakan lapis demi lapis dan dipadatkan
dengan air hingga kenyang dilaksanakan disesuaikan dengan gambar.

PASAL. 19
PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT

a. Pekerjaan galian tanah diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan dalam pekerjaan persiapan tersebut adalah pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang
oleh kontraktor pelaksana dengan tujuan pengecekan ulang pengukuran dengan menggunakan alat
ukur (waterpass/theodolit) yang selanjutnya dipasang patok-patok pengukuran untuk acuan galian
setiap jarak 10 meter.
b. Galian tanah untuk pondasi Plengsengan, serta bagian bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta
elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan
d. Pekerjaan galian tanah pada lokasi dan kedalaman sesuai gambar rencana dan hasil galian dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan/diangkut keluar proyek.
e. Kedalaman galian pondasi minimal sesuai gambar rencana
f. Selama pelaksanaan penggalian, harus dibersihkan juga bekas bekas akar, pokok kayu, longsoran atau
benda benda yang dapat menggangu konstruksi bangunan.
g. Dalam pelaksanaan penggalian, pemasangan pondasi dan pekerjaan lain di dalam galian harus
dihindarkan dari genangan air.
h. Tanah bekas galian dirapikan dan diratakan dibelakang pasangan batu kali, dengan menyesuaikan
kondisi dilapangan
i. Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan pembersihan yang
bertujuan untuk membersihkan lokasi dari semak-semak dan akar-akar pohon.
j. Tanah hasil galian dan pembersihan lokasi langsung dibuang keluar proyek.
k. Permukaan tanah yang telah dipotong dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller.

PASAL. 20
PEKERJAAN URUGAN SIRTU

a. Pada pekerjaan urugan ini material yang digunakan adalah sirtu yang dipadatkan dengan alat berat.
Pekerjaan urugan sirtu diawali dengan pemadatan permukaan tanah bekas galian sebelumnya dengan
maksud untuk memadatkan tanah dasar sebelum melakukan proses penghamparan material urugan
sirtu untuk memenuhi kepadatan 100%, dengan menggunakan alat berat seperti Vibrator Roller.
b. Sebelum mendatangkan material sirtu ke lokasi proyek (pengurukan), pihak pelaksana/kontraktor
diwajibkan untuk melakukan test CBR terlebih dahulu terhadap material sirtu yang akan digunakan
untuk pengurukan yang harus sesuai dengan campuran test CBR design yang harus memenuhi
Spesifikasi kelas C.
Tabel 1. Persyaratan Gradasi Lapis Pondasi Agregat
UKURAN SARINGAN BUTIR-BUTIR YANG LOLOS (%)
ASTM mm KELAS C
3” 75 100
2” 50 75 – 100
1½” 37,5 60 – 90
1” 25,0 45 – 78
3/8” 9,50 25 – 55
No.4 4,75 13 – 45
No.10 2,00 8 – 36
No.40 0,425 3 – 23
No.200 0,075 0 - 10

Tabel 2. Persyaratan Lapis Pondasi Agregat


SIFAT - SIFAT KELAS C
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990) Maks. 40%
Indek Plastis (SNI-03-1966-1990) dan (SNI-03-1967-1990) 4-9
Batas Cair (SNI 03-1967-1990) Maks. 35
Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam Maks. 1%
agregat (SNI-03-4141-1996)
CBR (SNI 03-1744-1989) Min. 35%
Perbandingan persen lolos #200 dengan persen lolos #40 Maks. 2/3

c. Mengangkut material sirtu dari tempat pengambilan (tambang) menuju lokasi dengan menggunakan
Dump Truck.
d. Menumpahkan material sirtu pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan urugan.
e. Meratakan material sirtu menggunakan Bulldozer sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai
panduan operator Bulldozer dan Vibrator Roller maka dipasang patok tiap jarak 10 m yang ditandai
sesuai dengan tinggi hamparan.
f. Pemadatan urugan sirtu dengan menggunakan Vibrator Roller yang dimulai dari tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah area urugan selanjutnya sampai selesai, pemadatan tersebut dipadatkan
dengan 6 pasing (12 x lintasan) hingga didapatkan tebal urugan sirtu yang sesuai dengan rencana.
g. Pemadatan dilakukan pada awal pengurukan sampai mencapai kepadatan yang maksimal dan pada
saat semua urugan sudah sesuai rencana dipadatkan kembali supaya tidak ada penurunan lagi atau
mencapai kepadatan yang maksimal.
h. Semua urugan sirtu pemadatan harus dengan penyiraman air, sehingga mendapatkan angka kepadatan
maksimal.
i. Hasil akhir pekerjaan disesuaikan dengan rencana pada gambar.
PASAL. 21
PONDASI

a. Pasangan pondasi adalah pondasi batu kali belah dilaksanakan sesuai dengan gambar, dengan
campuran perekat 1 Pc : 5Ps kemudian diplester beraben dengan perekat 1Pc : 5 Ps pada bawah
pondasi dipasang batu kosongan (aanstzmpeng) tebal 15 cm dan pada dasarnya diberi lapisan pasir
setebal 5 cm begitu juga dengan sela-selanya diisi dengan pasir urug kemudian disiram dengan air dan
dipadatkan.
b. Untuk pondasi pagar menggunakan bahan pasir beton sedangkan untuk pondasi bangunan pos jaga
menggunakan pasir local dengan spesifikasi campuranperekat 1 Pc : 5 Ps.
c. Batu-batu pondasi tidak boleh saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya dan celah-celah
yang besar antara batu diisi dengan batu kerikil yang dicocok padat.
d. Batu belah yang digunakan harus berbentuk bidang-bidang persegi, berwarna abu-abu kehitam-
hitaman,keras dan tidak berpori.
e. Sebelum btu kali dipasang terlebih dahulu harus dibuat profil-profil dari kayu untuk kepala pasangan
batu kali yang disetujui Direksi.

PASAL. 22
PASANGAN BATU BATA/TEMBOK

a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan kontraktor wajib menunjukkan contoh bahan yang akan digunakan
untuk mendapat persetujuan Direksi.
b. Pekerjaan pemasangan batu-bata harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan cukup
berpengalaman didalam pemasangan dinding.
c. Batu bata yang dipergunakan harus berukuran sama dengan kualitas baik dari hasil pembakaran yang
matang, sebelum dipasang batu bata merah harus direndam air dulu hingga kenyang dan tidak boleh
memakai batu merah yang pernah dipakai (bekas), ketinggian pemasangan tidak boleh lebih 1 m/ hari,
pasangan tembok harus tegak lurus, siku dan rata .
d. Adukan spesi Trasram 1 Pc : 3 Ps digunakan untuk pemasangan bata biasa diatas 100 cm dari lantai.
Untuk pasangan bata diatas pasangan trasram menggunakan campuran spesi 1 Pc : 5 Ps.
e. Peracah/andang tidak boleh dipasang dengan menembus tembok
f. Pasangan tembok bata dipasang luas maksimum 12 m2, bila lebih harus dipasang beton-beton praktis.
g. Pemasangan batu bata untuk dinding 1 Bt dan ½ batu harus menghasilkan dinding finis setebal 15 cm
setelah diplester.
h. Bata Merah berasal dari hasil pembakaran, berukuran sama dengan maksimum pecah 20%.
PASAL. 23
BAHAN-BAHAN PASANGAN DAN BETON

Bahan-bahan pasangan dan beton pada umumnya menggunakan bahan lokal yang memenuhi syarat teknis
yang sebelumnya harus mengajukan contoh-contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi :
a. Structure beton bertulang.
Bahan - bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan
SNI/SKNNI/SKBI yang berlaku.
b. Kerikil Beton
Berasal dari kerikil bulat padat ukuran 1 – 2 cm dan bersih dari segala kotoran dalam hal ini agregat
kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu (stone Chruicer).
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dan harus bersifat kekal, artinya
tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari, hujan dan tidak
boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali, adapun dalam pemakaian dalam pekerjaan ini kerikil yang
dipergunakan yaitu harus batu pecah ukuran 2/3 dengan pemecah mesin ( Stone Chruiser ).
c. Pasir Pasang
Untuk semua pekerjaan pasangan dan plesteran harus memakai pasir pasangan (bukan pasir urug)
berbutir kasar/keras, tajam, bersih dan tidak mengandung tanah atau lumpur.
d. Pasir Cor
Berbutir kasar, tajam dan bersih dari segala kotoran/debu dan khusus untuk pasir cor lihat PBI 1971 /
Lumajang.
e. Semen PC
Hasil produksi dalam negeri dan tidak boleh memakai semen PC yang sudah mengeras (swiping).
Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu dan merk yang sejenis dipakai
semen Gresik.
f. Batu Pondasi
Berasal dari batu kali (tidak bulat) keras dan padat bersih dan tidak mengandung dari segala kotoran.

PASAL. 24
PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG

a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan kontraktor wajib menunjukkan contoh bahan yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
b. Pekerjaan Beton dilaksanakan pada ukuran balok Ring dilaksanakan sesuai dengan gambar.
c. Pelaksanaan balok ring harus menyatu dengan struktur/bangunan lama dengan memberikan angker
atau pengaku besi beton ke dalam struktur/bangunan lama.
d. Untuk ukuran beton dilaksanakan sesuai dengan gambar.
e. Campuran beton dipakai 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dilaksanakan untuk beton Struktural,untuk beton Struktur
disyaratkan bermutu K 175.
f. Pengaduk dipakai mesin pengaduk (mesin molen/mixer) dengan penggerak motor yang masih baik dan
putarnya normal.
g. Air digunakan air PAM/sumur atau air tanah/pengeboran yang memenuhi syarat PBI 1971.
h. Pengecoran kembali pada kolom struktur pada prinsipnya pengecoran harus dilaksanakan sekaligus
untuk satu bagian tertentu, untuk kolom struktur dilakukan minimal 2 tahap sesuai kekuatan begesting
pada bagian pertemuan kolom dengan konsol harus dilakukan pengecoran sekaligus.
i. PC (semen) dipakai jenis Ex Produksi Nasional sesuai SNI asalkan sejenis (satu merk) untuk satu
kesatuan struktur, dan semua betul-betul baru belum ada tanda-tanda mengeras.
j. Besi tulangan dipakai besi polos ex lokal, baru bersih dari kerat, toleransi ukuran maxsimal 5 % dan
dilaksanakan sesuai dengan gambar adapun cara pembesian tulangan mengenai sambungan ataupun
pembengkokan tulangan harus berpedoman pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBI 1971).
k. Pemborong tidak boleh mengecor beton sebelum bekesting dan pasangan besi beton diperiksa dan
disetujui secara tertulis oleh Direksi.
l. Pemasangan bekesting dipakai papan meranti 2 cm untuk tiang peyangga dipakai kayu 4/6, 5/7, 5/10,
6/12, 8/12 dan bahan lain yang memenuhi persyaratan begesting, jarak tiang penyangga diatur
sedemikian rupa sehingga setelah pengecoran bentuk struktur tidak mengalami perubahan.
m. Pembongkaran begesting dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Direksi.
n. Setelah begesting dibongkar, semua bidang yang terlihat ada lubang-lubang/tidak rata harus segera
ditutup dengan spesi 1 Pc : 2Ps.
o. Melaksanakan pekerjaan beton harus mengikuti PBI 1971.
p. Pemborong sebelum melaksanakan, wajib memeriksa gambar/perhitungan konstruksi beton bertulang.
q. Kerikil beton untuk semua pekerjaan beton-beton bertulang dapat memakai kerikil ukuran ½ cm padat
bersih, tidak keropos, bersih dari debu dan sebelum dipakai harus dicuci atau disiram terlebih dahulu
dengan air.
r. Pasir Cor harus dipakai pasir khusus untuk beton, berbutir tajam, bersih dari segala kotoran dan tidak
boleh tercampur dengan bahan lain.
s. Kontruksi Pondasi setempat harus dipasang dengan lantai kerja karena terletak diatas tanah, adapun
lantai kerja dikerjakan yang rata dengan ketabalan 5 cm dengan campuran nominal 1Pc : 3Psr : 5 Kr.
t. Pembengkokan Tulangan :
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan
itu.
2. Batang-batang tulangan yang telah diprofil, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok kembali lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian didalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan
dilapangan dalam keadaan beton dalam kondisi belum kering benar dapat dikerjakan dengan jalan
pemanasan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850
derajat, tetapi pendinginan besi tidak boleh disiram dengan air.
u. Pemasangan Tulangan :
1. Tulangan harus bebas dari kotoran lemak, kulit giling dan karat lepas, serta bahan-bahan lain
yang mengurangi daya lekat.
2. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa disesuaikan dengan diameter dan jarak sesuai dengan
gambar rencana dan selama pengecoran tidak boleh berubah pada tempatnya.
3. Perhatian Khusus yaitu untuk ketebalan beton, maka perlu diperhatikan untuk tebal selimut beton
dan dalam hal ini perlu dipasang beton ducking dari beton dengan mutu sama dengan mutu yang
akan di cor dan harus dipasang sebanyak 4 buah setiap m2, beton ducking dipasang harus tersebar
merata.
4. Penyambungan Tulangan beton dengan minimal panjang 30 x diameter pengenal atau minimal 30
cm.
v. Pengecoran dan Pemadatan.
1. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuan terachir karena untuk mencegah pemisahan bahan-
bahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan.
2. Pekerjaan pengecoran dimulai dan dikerjakan tidak boleh berhenti sampai mencapai siar-siar
pelaksanaan atas perintah pengawas lapangan.
3. Dalam pelaksanaan siar-siar dibuat sedemikian rupa hingga tidak mengurnagi kekuatan konstruksi
dan dalam batas pemberhentian pengecoran harus disetujui oleh Direksi lapangan.
4. Antara pengecoran balok dan pelat dan pengakiran pengecoran kolom harus ada waktu antara
yang cukup, untuk memberikan kesempatan pada beton dari kolom untuk mengeras.Balok,
pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistim
lantai dan harus dicor secara monolit.
5. Dalam pemadatan beton untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil adukan harus dipadatkan selama pengecoran dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk
adukan atau memukul-mukul cetakan, khusus pekerjaan untuk sructure atau bangunan
bertingkat diharuskan memakai alat-alat penggetar (veberator) adapun dalam pelaksanaan
harus :
- Jarum penggetar yang dimasukkan kedalam adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-
keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat.
- Selama penggetar, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal ini akan
menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
- Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai
mengeras.Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari
beton yang sudah mengeras.Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum,
agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
- Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak
boleh lebih tebal dari 30 a 50 cm.Berhubung dengan itu, maka pengecoran dari bagian-
bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis
dapat dipadatkan dengan baik.
- Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar
jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah
maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga
bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
- Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah
pengaruhnya saling menutupi.
w. Penyambungan beton lama dan Baru (untuk Bangunan Structure).
Apabila dengan terpaksa pengecoran dihentikan oleh karena pekerjaan yang belum terselesaian
ataupun sudah terencanakan dalam pekerjaan pengecoran harus berhenti dimana tempat-tempat
pemberhentian yang sudah dapat petunjuk Direksi lapangan, dan untuk semua kelanjutan atau
sambungan beton, dalam penyambungannya syarat-syarat yang harus dikerjakan yaitu :
a. Permukaan beton yang lama harus dibersihkan dari segala kotoran.
b. Bila terdapat butiran – butiran kerikil yang menonjol pada permukaan beton yang lama
harus dilepas atau dibersihkan untuk semua bidang penyambungan beton.
c. Bilamana permukaan beton lama yang dimaksud sudah bersih dari segala kotoran-
kotoran dan butiran-butiran kerikil yang menonjol dimana penyambung harus memakai
material cair yaitu Bonding Agent (sambungan beton), yang harus dilakukan dalam
pekerjaan Beton structure.
d. Pemakaian Bonding Agent dilakukan biasanya pada penyambungan kolom, balok induk,
balok anak, dan plat lantai.
e. Yang dimaksud item 1 s/d 4 yaitu beton lama sudah keadaan mengering dan akan
melanjutkan pengecoran yanag berhubungan dengan beton yang sudah mengering yang
dimaksud.
x. Perawatan
1. Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling sedikit dua minggui beton harus
dibasahi terus menerus antara lain dengan menutupi dengan karung-karung basah. Pada pelat lantai
pembasahan harus terus menerus dilakukan dengan merendamnya (menggenanginya) dengan air.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu, dan
sangat dilarang untuk menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai penimbunan bahan-
bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan yang berat.
Bila perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-
proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai. Cara-cara ini harus disetujui
terlebuh dahulu dengan seijin/konsultasi dengan PU setempat.

PASAL. 25
PEKERJAAN ATAP BESI / KUDA-KUDA

Untuk rangka (kuda-kuda) dilaksanakan khususnya rangka baja.


- Terbuat dari baja ringan mutu tinggi Hi-Ten G550 sebagai bahan dasar kekuatan struktur dengan
mutu yang konsisten dan merata dengan tegangan maksimum 550 Mpa yang telah di proses
pelapisan tahan karat, di produksi dengan mesin khusus dengan tingkat presisi yang tinggi dan
hasil bentuk dimensi material yang lebih akurat sebagai penunjang penggunaan sistem struktur
rangka atap kuda - kuda yang lebih inovatif untuk solusi " Rayap & Karat ". Dengan pilihan bahan
material sebagai berikut

Bahan Atap Baja Ringan dari bahan Zink Alum dan Galvanis :

 Kuat dan tahan lama


 Anti Rayap
 Tahan Karat
 Tahan Cuaca
 Ramah Lingkungan
 Design Atap Fleksible
 Struktur Lebih Ringan
 Invest Jangka Panjang
 Tidak Merambatkan Api

Mengapa harus memakai rangka atap baja ringan?

 Karena bobot konstruksi atap baja ringan yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus
ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah.
 Rangka atap Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
 Rangka atap baja ringan tidak dimakan rayap.
 Pemasangan Rangka atap baja ringan relatif sangat cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
 Atap nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut.
 desain atap baja ringan fleksibel mengikuti desain atap yang ada
 Harus presisi sebab standar bentuk sama sehingga atap baja ringan lebih rata
 Batang harus mempunyai kuat tarik yang besar yaitu 550 MPa
 Hasil terpasang atap baja ringan harus rata atau flat jadi pemasangan penutup atap lebih rapi dan
lebih bagus

Sehubungan pelaksanaan kontruksi baja ringan tidak dilaksanakan sendiri melainkan di sub kontrakkan
pada rekanan/perusahaan /pabrik yang ahli dibidangnya maka persyaratan-persyaratan tertentu harus
dipenuhi antara lain :

1. Spek pekerjaan harus sesuai dengan brosur atau aplikasi pabrik yang telah ditawarkan sebelumnya
pada saat penawaran
2. Ketebalan material yang terpasang minimal 0.75 mm
3. Surat jaminan yang menerangkan bahwa kontruksi baja yang terpasang bisa mencapai waktu minimal
10 tahun kecuali bila keadaan force majure
4. Perusahaan/pabrik yang mengerjakan pekerjaan tersebut menerangkan bahwa kontruksi yang
terpasang sanggup dan mampu menahan beban mati serta beban hidup yang telah direncanakan
sebelumnya
5. Perusahaan / pabrik memberikan jaminan bilamana terjadi kegagalan pada kontruksi atap sebelum
mencapai waktu 10 tahun maka menjadi tanggung jawab dan memperbaiki sepenuhnya dari
perusahaan / pabrik yang mengerjakan.
6. Sebelum pekerjaan pemasangan atap baja ringan pihak pemborong harus menyerahkan perhitungan
struktur serta gambar pelaksanaan kepada pihak konsultan pengawas serta Pejabat Pembuat
Komitmen.
7. Jarak Minimal kuda-kuda rangka atap baja ringan adalah 1 meter dengan konfigurasi bentuk rangka
kuda-kuda sesuai dengan perhitungan dari pihak aplikator baja ringan.

PASAL. 26
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

a. Penutup atap menggunakan genteng ex.ambulu


b. Sebelum dipasang kontraktor diwajibkan mengajukan contoh genteng kepada Konsultan
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
c. Penutup Nok dipakai bubungan bubung genteng ex.ambulu.
d. Penutup atap genteng yang dipasang rapat sedemikian rupa sehingga betul-betul tersusun rapi dalam
segala arah, kaitan dan saling menutupnya harus cocok dan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran
apabila terkena hujan.
e. Penutup Nok dipasang lurus, rapat dan rapih.
f. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar, harus diikuti
ketentuan dari pabrik penutup tersebut dan harus sesuai dengan gambar rencana

PASAL. 27
PEKERJAAN PLAFOND

Pekerjaan ini menggunakan Plafond Rangka besi hollow meliputi :


a. Pemasangan rangka plafond baja ringan menggunakan Hollow 2/4 dengan ketebalan 0,3 – 0,4mm.
b. Tepi rangka plafond harus di beri list siku aluminium dengan ketebalan 0,3mm.
c. Penggantung rangka plafond menggunakan besi hollow.
d. Penutup rangka plafond menggunakan Calsiboard 3-4 mm dengan ukuran 120cmx240cm.
e. Pemasangan skrup gypsum jaraknya 30cm.
f. Penutup antara gypsum board yang satu dengan yang lain menggunakan tekstil tape/perban kemudian
di kompon.
g. Untuk pekerjaan kompon menggunakan casting+alkasit.

PASAL . 28
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING

a. Keramik lantai ukuran 40 x 40 warna putih dipasang pada ruangan sesuai dengan gambar rencana..
b. untuk dinding KM/WC memakai keramik dinding ukuran 25/40 dengan kombiinasi list keramik ukuran
8/25, untuk lantai KM/WC menngunakan kermaik ukuran 25/25
c. Warna keramik disesuaikan dengan keinginan pejabat pembuat komitmen
d. Sebelum memasang tegel keramik Pemborong harus menunjukkan contoh lebih dahulu kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum mengadakan pemesanan.
e. Perekat untuk lantai tegel keramik dipakai perekat halus dari 1 Pc : 2 Ps, sedangkan nat dari tegel
keramik dibuat dengan warna gelap (coklat/hitam) sebelum memasang keramik dibawah lantai harus
dipasang rabatan tebal 6 cm, kol-kolan diatas lantai dikerjakan dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps setinggi 7
cm s/d 10 cm masuk pada ketebalan plesteran tembok kemudian dicat warna gelap.
f. Pemborong bertanggung jawab atas kerapian pasangan tegel dan kesamaan warna dan kualitas dari
ubin menurut pendapat dan telah disetujui oleh Direksi dan sebelum pemasangan urugan pasir
bawahnya harus disiram dengan air hingga kenyang dan padat.

PASAL 29
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

a. Pekerjaan pintu dan jendela dibuat dari Kayu Jati Super dengan kwalitas I dan terdiri dari
beberapa type yang mana semua ini terlihat dalam gambar-gambar rencana.Bila terdapat kelalaian
bentuk antara gambar dan gambar detail pemborong harus melaporkan kepada Direksi. Semua
ukuran kayu kusen pintu dan jendela dibuat 15 cm sesuai dengan RAB dan berkualitas baik.
b. Rangka daun pintu dibuat dari Kayu Jati Super dengan kwalitas I dengan ukuran dan model seperti
dalam gambar rencana.
c. Pekerjaan kusen maupun jendela serta daun pintu/jendela harus dilaksanakan dengan halus, rapi
dan siku-siku dan baik hingga dapat dipasang secara weterpass dan tegak lurus.
d. Semua kusen dapat dipasang setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi dalam keadaan
sebelum dimensi dan semua kusen tidak boleh tergores sampai dengan selesainya pekerjaan.
e. Pemasangan kusen harus dipasang ditengah-tengah tebal tembok hingga mendapat ikatan benangan
luar dan dalam.
g. Demikian pula untuk rangka daun jendela dipakai Kayu Jati Super dengan kwalitas I dengan komplit
dengan aksesorisnya.

PASAL. 30
PEKERJAAN PENGGANTUNG / PENGUNCI

Untuk semua pekerjaan menggunakan material kaca dan penggantung mempunyai beberapa kreteria
antara lain :
1. Kaca.
- Semua kaca yang dipergunakan yaitu Kaca Rayben dengan ketebalan 5 mm untuk Jendela serta
pintu
- Pemasangan kaca harus mempunyai gap / jarak yaitu 1 mm dari sponeng jendela maupun pintu
demikian juga jarak dari lis 1 mm, dengan maksud apabila terkena sinar matahari dan terjadi
pemuaian kondisi kaca tidak pecah.Pemasangan kaca dimana lis kayu yang dipergunakan ukuran
1 x 3 cm sama ukuran dengan ukuran sponeng dan sebelum pengecatan pada sambungan-
sambungan harus diplamuer rata dan digosok sampai halus.
2. Slot / Kunci Tanam.
- Pemakaian Merk untuk kunci Tanam disesuaikan dengan keinginan PPK
- Untuk pekerjaan tertentu sesuai dengan bestek dan .
3. Engsel .
- Pekerjaan engsel pintu dan engsel Jendela harus dibedakan dimana , untuk engsel pintu dipakai
ukuran besar dan setiap pintu dipasang 3 buah, adapun untuk engsel jendela dipasang ukuran
kecil dan dipasang 2 buah adapun merk dipakai yaitu “ARCH”/setara
4. Hanger/sikutan.
Material hanger/sikutan yang dipergunakan yaitu yang berbentuk plat dan dengan warna
kuning/putih

5. Door closer.
Material Door closer yang dipergunakan yaitu yang kwalitas I

PASAL. 31
PEKERJAAN PENGECATAN

a. Menggunakan cat buatan pabrik : merk paragon, ICI Catylac, Decolith dll. Yang termasuk pada
pekerjaan pengecatan ini adalah semua dinding tembok yang tampak dari luar dan dalam, maupun
plafond.
b. Sebagai dasar pengecatan Plafond harus diplameur sehingga warna merata dan halus
c. Bahan plamir yang dipergunakan dalam 1 kg cat emulsion ditambah 1 kg semen putih dan air
secukupnya.
d. Cat ditentukan kemudian oleh Direksi, Rekanan / Pemborong dilarang diijinkan memakai cat diluar
ketentuan dari yang telah ditentukan oleh direksi.

PASAL. 32
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Menurut keperluan ini, Rekanan / Pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatur) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
pengawas. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut harus membuat gambar/diagram
instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan Direksi. Pelaksanaan pekerjaan instalasi
harus :
b. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
c. Menurut segala petunjuk dari Direksi dan selalu memperlihatkan bahan-bahan yang akan dipasang.
d. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia (PUIL) tahun 1987.
e. Memakai bahan-bahan/barang baru yang tidak cacat, berkualitas baik dan memenuhi syarat aman.
f. Menggunakan kawat/kabel standart yang telah ditetapkan PLN dan tiap kawat memakai las dop.
g. Tarikan kawat diatas harus cukup tegang tanpa merusak isolasi (ukuran 0,5 s/d 0,3 ohm) dan semua
kawat yang masuk kedalam pipa tidak boleh ada sambungan titik.
h. Pemasangan saklar berkekuatan 6 A-250 V, stop kontak 15 AMP dari ebonite putih merek Vimar,
Legran/Bronco harus dipasang rapi dengan satu warna, tidak boleh dicat/duco dengan pemasangan
dalam (linbownounting), untuk saklar seri dipasang double truinel dengan tinggi saklar, stop kontak dari
lantai menurut petunjuk PLN setempat (ketentuan AVE) atau 1,50 m dari lantai.
i. Jenis lampu yang dipergunakan, apabila jenis HE 18 watt (philips) dipasang menempel plafond sedang
jenis lain letaknya sesuaikan gambar. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian
j. rupa sehingga apabila salah satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak tidak padam
seluruhnya.
k. Papan sekring (panel) terbuat dari metal; clad, plat baja dengan ukuran sesuai perencanaan dengan
frame yang kuat, sedang panel distribusi utama dilengkapi copper dusbar atau sesuai kebutuhan.
l. Sambungan pengaman tanah (Arde) dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Batang-batang yang
ditanam jenis kuningan diameter 25 mm panjang + 3m ditanam lurus kebawah. Elektroda yang ditanam
harus disambungkan dengan kawat kuningan garis tengah 50m/m2 pada bagian ke batang panel
distribusi yang ditanam semua sambungan harus memakai alat penghubung atau baut-baut, dilarang
memakai ikatan pemijaknya ground elektroda tergantung tahanan yang tidak boleh lebih dari 5 ohm.
m. Jumlah titik lampu, stop kontak, skakelar yang dibutuhkan dan jenisnya disesuaikan gambar/RAB.
n. Untuk kabel instalasi listrik menggunakan merk SUPREME atau setara dengan dimensi kabel 2x2.5 mm
o. Pengujian seluruh instalasi yang sudah terpasang dengan memakai syarat-syarat yang ditentukan dalam
peraturan PLN setempat.

PASAL. 33
PEKERJAAN PAVING

a. Paving yang digunakan adalah paving existing yang telah dibongkar diawal pekerjaan. Lokasi
pemasangan paving berada di sisi barat bangunan rusunawa baru atau sesuai dengan gambar
perencanaan/gambar perubahan terakhir ( kalau ada )
b. Pemasangan paving harus rapid an teratur pola pemasangannya
c. Sebelum pemasangan paving harus diberi lapisan pasir dibawah paving
d. Setelah paving terpasang harus diberi pemadatan berupa stemper plat supaya menghasilkan pasangan
paving yang rata dan padat serta tidak ada penurunan level pasangan paving.
PASAL. 34
PEKERJAAN PAGAR PRECAST BETON

a. Pemasangan Kolom Beton


Kolom pagar dipasang setelah lubang/sparing pada pondasi batu kali dan sloof yang telah tersedia,
dengan uraian metode kerja sebagai berikut :
 Kolom diangkat dengan menggunakan Tripod, kemudian dimasukkan ke dalam lubang/sparing
yang telah disediakan
 Cek kelurusan Horisontal dan Vertikal kolom agar posisi kolom presisi dengan kolom lainnya
 Setelah kolom terpasang/berdiri lurus, maka lubang/sparing akan di tutup dengan memasang
batu kali dan cor pada Sloof sesuai dengan gambar
b. Panel Pagar Beton
Setelah Kolom dan Sloof terpasang, selanjutnya adalah melaksanakan pemasangan Panel Pagar Beton
sebagai berikut :
 Panel Beton diangkat dengan menggunakan Tripod, kemudian dimasukkan ke dalam celah yang
telah tersedia pada Kolom
 Pekerjaan pemasangan Panel Beton dilaksanakan sesuai gambar kerja, baik tinggi maupun
jumlah lembar Panel Betonnnya

PASAL. 35
PEKERJAAN PAGAR BESI

a. Pekerjaan Pintu Besi Pagar menggunakan Pipa hollow 5/5 dan 2/4 dengan ketinggian sesuai gambar
rencana
b. Untuk rangka/bingkai pagar menggunakan 5/5 dan jerujinya menggunakan 2/4
c. Sistem pemotongan dan penyambungan besi di usahakan memakai alat pemotong cutting weel dan
apabila hasil pemotongan kurang sempurna maka hasil pemotongan harus di grenda halus, baru dapat
diteruskan pekerjaan penyambungan
d. Finishing Pintu Pagar Besi menggunakan Cat Besi yg sebelumnya di cat dasar meni

PASAL. 36
PEKERJAAN LAMPU PENERANGAN
a. Pekerjaan Lampu Penerangan terdiri dari tiang penyangga dan lampu penerangan.
b. Untuk spesifikasi tiang penyangga lampu :
- Tinggi 7 meter
- Octogonal
- Finishing Hotdip Galvanis
- Tebal Baseplate 14 mm
- Lubang Angkur diameter 22 mm
- Single Ornament
c. Untuk spesifikasi lampu penerangan :
- LED Chip : Bridgelux 160 Lm/W
- LED Output : 60 W
- Nominal Power : 60 Watt
- Solar Panel Spec : 80 WP ( Mono-Crystalline Silicon )
- Lithium Battery Spec : 12V / 40 Ah LifePO4 Battery
- Lamp Body Materil : Alumunium Alloy
- View Angle : 65-148ᵒ
- Charge Time : 6 Hours ( In Strong Enough Sunshine )
- Working Temperature : -20ᵒC-+60ᵒC
- Motion Sensor : Microwave Sensor / Infrared Sensor
- Discharge Time : 30-40 Hours
- Luminous Flux : 150 Lm/W
- Ligh Type : 1S
- CCT : 7000 K
- Installation Hight : 9 – 10 M
- Pole Distance : 30 – 35 M
- Control : Remot Control
d. Sebelum dipasang pekerjaan lampu penerangan komplit harus sudah mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan

PASAL. 37
PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN KE – I (Pertama)

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai
dengan Addendum kontrak telah berakhir, maka pemborong segera menyerahkan hasil pekerjaannya
selesai dengan baik sesuai dengan kontrak kepada pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana
Kegiatan secara tertulis dengan tembusan kepala Direksi dan Konsultan Pengawas
Dengan Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong tersebut konsultan pengawas berkewajiban :
1. Membuat Evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak pemborong
2. Menanggapi/melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan/Direksi tentang sikap
Konsultan Pengawas berdasarkan hasil evaluasi pekerjaan tersebut secara tertulis
Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan mengadakan rapat Direksi mengenai penyerahan
pekerjaan tersebut diatas berdasarkan
1. Kontrak Pemborong
2. Surat Penyerahan pekerjaan dari pemborong
3. Surat Tanggapan dari konsultan pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut

PASAL. 38
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KE – II
Terhitung mulai diterimanya penyerahan pekerjaan yang ke I hingga masa pemeliharaan sesuai dengan
dokumen kontrak adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan
3. Pembersihan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang
pertama. Sesuai dengan A.V. pasal 49 kontraktor/rekanan bertanggung jawab selama 5 (lima) tahun mulai
dari penyerahan pekerjaan untuk seluruh pekerjaan, bagian-bagian pekerjaan atau untuk pekerjaan yang
meliputi kerusakan-kerusakan atau cacat yang berakibat pada bangunan-bangunan sebagai akibat dari
bahan-bahan dan atau pelaksanaan yang tidak baik, kecuali mengenai soal-soal kerusakan atau cacat yang
disebabkan oleh keadaan yang kontraktor sebelum atau sewaktu pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak
dapat mengetahui sebelumnya.

PASAL. 39
BENDA-BENDA BERSEJARAH/PURBAKALA

a. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan atau sebagian bangunan terdapat benda-benda
purbakala dan sebagainya, maka untuk sementara pekerjaan tersebut harus segera dihentikan dan
melaporkan hal tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan atau pejabat daerah
setempat yang berwenang
b. Rekanan tetap bertanggung jawab tentang hal tersebut diatas apabila terjadi penyimpangan dari
semua peraturan yang ada.

Probolinggo, 2019

Mengetahui / Menyetujui, Di buat oleh,


Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
(PPK) CV. RONGGOLAWE CONSTAMA

Ir. ABDUL KHOLIQ, MM PURWANTO, ST


NIP. 19700508 199803 1 009 Direktur

Anda mungkin juga menyukai