1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pemborongan dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong
dalam Melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultasi Ded Mini Food Estate termasuk pula
pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, alat - alat dan segala keperluan yang berhubungan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun ruang atau gedung yang akan dikerjakan dalam
pekerjaan ini meliputi :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN TANAH
C. PEKERJAAN BETON
D. PEKERJAAN DINDING
E. PEKERJAAN PLESTERAN
F. PEKERJAAN LANDSCAPE
G. PEKERJAAN PLAFOND
H. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
I. PEKERJAAN PINTU & JENDELA
J. PEKERJAAN PENGECATAN
K. PEKERJAAN SANITASI
L. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
M. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
3. URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.
4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan
kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah atau menambah
tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut
tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
8. JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari
Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal
pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu
yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam
kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna
merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah
untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
9.2.1 Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan pemborong
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang keahliannya,
yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.
9.2.2 Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
9.2.4 Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong
harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.
11.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada
waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
13.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defiktif.
14.2 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.
14.3 Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan
perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
15.2. Pengalihan Pekerjaan hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara tertulis
dari Direksi. Pengalihan Pekerjaan yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
B. Tulangan
1.Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan polos Ø10 mm, Ø12 mm dan Ø8 mm
dengan mutu baja rencana fy 240 Mpa, didalam gambar perencanaan ditandai dengan
Ø sebagai kode diameternya untuk tulangan polos.
2.Baja tulangan yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus dilakukan
pengujian laboratorium lebih dahulu menurut prosedur teknis yang berlaku, dan biaya
C. Adukan Beton
1.Adukan beton harus memenuhi mutu karakteristik beton fc 21,7 Mpa sesuai dengan
rekomendasi di dalam SKSNI 03 2001.
2.Sebelum mix design dilakukan, Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengujian agregat di
laboratorium. Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix
design) harus telah mendapatkan rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai
tolak banding pemeriksaan dengan agregat yang didatangkan di lapangan.
3.Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan
pekerjaan ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan satuan
volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran bahan di lapangan.
4.Kontraktor juga harus menyediakan beton molen dengan kapasitas memadai dan dalam
kondisi baik serta harus dijamin dapat berfungsi baik selama masa pelaksanaan
pekerjaan. Bila terjadi beton molen tidak dapat berfungsi dengan baik/rusak, maka
kontraktor berkewajiban untuk segera memperbaikinya atau mengganti dengan yang
baru sepanjang tidak mengganggu jadual waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran.
5.Penggunaan beton molen dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Penggunaan molen adalah apabila dianggap penggunaan
ready mixed tidak memungkinkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton di lokasi proyek,
atau volume yang akan di cor terlalu sedikit.
D. Pengecoran Beton
E. Pemeliharaan Beton
1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur
sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya permukaan plat
lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
4. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi/Konsultan Pengawas bahwa
beton tersebut belum cukup mengeras.
F. Pembongkaran Bekisting
1. Yang dimaksud dengan beton-beton praktis adalah semua elemen konstruksi beton yang
bukan merupakan elemen struktural. Persyaratan campuran untuk beton-beton praktis
ini adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr atau minimal memenuhi mutu beton fc 175 Mpa.
2.Meskipun di dalam gambar perencanaan tidak menyebutkan beton-beton praktis seperti yang
disebutkan dibawah ini, tetapi tetap harus dilaksanakan dan dianggap sudah
diperhitungkan oleh Kontraktor Pelaksana di dalam penawaran pekerjaan ini. Beton-
beton praktis tersebut adalah :
a. Kolom-kolom praktis dan ring balok praktis, yang oleh sendirinya atau bersama-sama
dengan beton-beton struktur membentuk frame pasangan dinding batu bata untuk
setiap lembar bidang datar dinding batu bata (jadi pada setiap pertemuan dua bidang
dinding harus ada kolom praktisnya) atau pada dinding yang lebar dengan maksimum
luas bidang 12 m2. Dimensi kolom praktis 15 cm x 15 cm dengan penulangan 4 – Ø10
mm, begel/sengkang Ø 8-15 cm.
b. Balok ring dengan dimensi 15/20, untuk konstruksi ringan atau tidak menopang sebagai
struktur utama.
3.Tebal plat untuk plat leuvel 10 cm tulangan engkel Ø12 – 150 mm.
B. Bahan – Bahan
Untuk pekerjaan pasangan bata merah, pasangan dinding partisi, dan pasangan batu andhesit,
bahan-bahan yang diperlukan :
a. Batu bata
Bata merah harus berkualitas baik, ukuran minimal sesuai yang ada di pasaran.
Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya datar, padat dan tidak menunjukkan
retak-retak.
A. Plesteran Beton
1. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata.
Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan rata,
maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang
dimaksudkan di dalam Gambar Rancangan Pelaksanaan.
2. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan pekerjaan
pendahuluan berurutan sebagai berikut :
permukaan dibuat kasar dengan betel
dibasahi dengan air
disaput air semen (PC)
3. Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 pc : 3 ps yang diaduk secara benar hingga
menjadi homogen.
4. Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.
5. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
6. Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah plesteran pada bagian dinding atau kolom beton
yang mengalami pembongkaran atau pemotongan.
1. Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus menghasilkan
permukaan yang halus dan rata dengan diplester hingga menghasilkan permukaan seperti
yang dimaksudkan di dalam Gambar Rancangan Pelaksanaan.
2. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang tersebut di bawah ini
harus sudah selesai terlebih dahulu :
a. Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan.
b. Seluruh jaringan perpipaan yang tertanam didalamnya telah terpasang sempurna.
c. Pasangan telah mengering.
d. Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
3. Sebelum diplester permukaan batu bata harus disiram air hingga jenuh.
4. Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama dengan spesi
pasangan dindingnya.
5. Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata dan halus.
6. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
7. Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah sisa bagian dinding yang mengalami
pembongkaran, pemotongan, atau perbaikan.
8. Campuran plesteran 1 Pc : 5 Ps
2. Bahan-Bahan
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian dan
pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan
Pengawas secepatnya secara tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan
kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut
harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah
ini :
c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan.
Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi
juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemedatan. Untuk
menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan agar
sumber dari pasir tersebut adalah satu.
Paving Block dengan tebal 6 Cm, natural dan warna merah, untuk jalan atau sirkulasi
kendaraan. Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki mutu beton K-200.
3. Pelaksanaan
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat
mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan
timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus
dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk
itu. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan-tahapan
persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan
pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau
disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh
lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya
telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan
a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan
harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai ketebalan
4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan yang dihasilkan harus
rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata
maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai
diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan
yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang lepas /
belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari
ketebalan padat yang disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan
pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk
pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama. Bila
ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk dan
diratakan. Waktu penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak
terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari
yang sama.
a. Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya
dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan
tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini
harus merupakan garis lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar
pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block
dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain,
dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang
masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar
dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10
mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang
c. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator",
dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan pemasangan
block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding
sand segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir
yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan
baik atau adanya air yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada
daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada
hari sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak
selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti dengan yang
baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block
ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi
sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan ini
bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus segera
dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan jalan atau trotoar dan
dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-
benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan dengan
mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan
kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
B. PEKERJAAN KANSTIN
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam detail yang
disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas
Pekerjaan. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.
2. Bahan
Material yang dipergunakan adalah kanstin ukuran t = 20 cm, l = 40 cm, tebal =
10 cm mutu beton K-250
Untuk bahan campuran semen, pasir, air pasangan adalah sama dengan yang
ditentukan dalam pekerjaan beton. Adukan yang dipakai untuk pasangan kanstin
adalah dengan campuran 1 PC : 3 Psr.
3. Pemasangan
B. Bahan–bahan
1. Rangka plafond menggunakan rangka metal furing.
2. Penutup plafond menggunakan gypsum board dengan ketebalan 9 mm.
3. Penutup plafond menggunakan gypsum board akustik dengan ketebalan 9 mm.
4. List plafond keliling menggunakan cornis gypsum atau list gypsum yang dimasak dan
diprofilkan, kualitas baik.
1. Pekerjaan Alumunium
Pembuatan dan pemasangan kusen pintu/jendela alumunium
warna coklat.
Pembuatan dan pemasangan daun jendela kaca bahan
alumunium warna coklat.
B. Bahan–bahan
1. Alumunium
a. Kusen alumunium eks. YKK berwarna coklat.
b. Alumunium profil (1,5 x 4”), (1 x 4”) eks. YKK/setara berwarna coklat.
b. Kaca
Pemasangan kaca pada daun jendela harus menggunakan list kayu, bentuk dan ukuran
sesuai gambar.
B. Bahan-bahan
Warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh Direksi Teknik.
(a) Cat Kayu
(i) Cat penutup (Mowilex)
(ii) Plamir kayu
(iii) Meni Kayu (al-Tex)
(iv) Minyak cat
(b) Cat Tembok
(i) Cat penutup tembok (Catylac)
(ii) Plamuur tembok buatan sendiri.
(c) Cat Meni Besi
(i) Cat Penutup (avian)
(ii) Meni besi (al-Tex)
(d) Plituran.
Untuk plituran dapat memakai buatan sendiri dengan kwalitas baik.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
(a) Pekerjaan Kayu
(i) Setelah semua pekerjaan kayu yang akan dicat diberi dasaran cat meni maka semua celah
retak dan lobang harus dibersihkan, diplamir rata dan halus.
(ii) Setelah plamiran kering betul, maka bidang yang akan dicat diamplas dengan amplas besi
halus sampai halus dan rata, kemudian dibersihkan dari debu, dan terakhir dicat 3 (tiga) kali
dengan menggunakan kuas sampai rata.
(iii)Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara. Bidang cat dijaga terhadap pengotoran- pengotoran.
(b) Pengecatan Tembok atau Plafon
(i) Pengecatan baru bisa dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar-benar sudah
kering.
(ii) Permukaan-permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki ter!ebih dahulu
dengan bahan-bahan yang sama dengan dindingnya, baru dilaksanakan plamuran tembok
dengan bahan yang telah disetujui oleh Direksi sampai rata dan halus.
(iii) Setelah plamuran betul-betul kering, maka plamuran diamplas sampai halus dan
dibersihkan dari debu yang menempel.
B. Persyaratan Bahan
1. Afoer Stainless
a. Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk kelas 1, metal verchroom,
lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan telah disetujui
oleh Pemilik Pekerjaan.
d. Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
ukuran floor drain tersebut.
2. Kran Air 1/2
a. Semua keran yang dipakai adalah semutu merk kelas 1 dengan chormed finish Ukuran
disesuaikan dengan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-
alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang
dihalaman harus mempunyai ulir untuk sambungan selang. Selang-selang untuk metal
sink diruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extension).
b. Stop keran yang dapat digunakan merk kelas 1, bahan kuningan, diameter dan
penempatan sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
4. Afoer Stainless
a. Afoer dipasang pada pipa pembuangan air kotor pada kamar mandi WC.
b. Setelah kedudukan siphon afoer kuat, maka saringan dipasang,
c. Permukaan saringan harus rata dengan permukaan lantai kamar mandi/WC
d. afoer harus segera dapat membuang air kotor dalam kamar mandi/WC.
5. Kran ½’
a. Kran dipasang pada tempat - tempat yang Ditetukan dalam gambar perencanaan atau
dokumen pelaksanan.
b. Penyambungan kran dengan instalasi perpipaan, ulir kran dipasang scaling tape/rami
agar tidak mudah bocor.
B. Persyaratan Bahan
a. Perpipaan
1. Pipa air bersih menggunakan pipa PEX
2. Fiiting air bersih digalvanis, ketebalannya menyesuaikan ketebalan pipa medium
class
3. Fiiting pipa PVC AW
b. Roof Tank (Tanki Air PVC)
Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
1. Tangga monyet
2. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
3. water Level control
4. Pipa peluap
5. Pipa penguras
6. Pressure tank
7. Kapasitas Roof tank 1000 liter
c. Pompa Transfer
1. Pompa transfer harus mampu memasok kebutuhan air pada Roof tanki variasi laju
aliran pada setiap saat secara otomatis.
2. Pompa transfer mempunyai paling sedikit 1 unit pompa. Sedangkan laju aliran
masing-masing pompa berdasarkan standard pabrik perakit, Kapasitas pompa 100
liter/menit.
3. Peralatan kendali untuk laju aliran menggunakan Water level control.
4. Setiap pompa transfer terdiri dari peralatan sebagai berikut :
a. End suction self priming lengkap dengan motor
b. Inlet (food valve) and outlet valves
C. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan perpipaan didalam / menembus dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
pelapis dinding.
b. Pemasangan perpipaan dibawah lantai dilaksanakan sebelum pemasangan keramik /
rabatan / paving stones, kecuali instalasi yang melewati "pipe duct" (saluran perpipaan).
c. Penanaman pipa dibawah tanah, minimal tanah digali sedalam 50 cm.
d. Pada jarak 3 m pada pipa yang ditanam dibawah tanah atau ditikungan harus diberi
pendukung pipa dari pasangan batu merah.
e. Sebelum diurug dengan tanah, pipa diurug dengan pasir disekitarnya, minimal tebal 25 cm.
f. Pipa air bersih tidak boleh ditanah dalam satu lubang dengan pipa air kotor / kotoran.
g. Apabila harus sejajar dalam lubang yang lain minimal berjarak 50 cm,
h. Apabila harus bersilangan, maka letak pipa air bersih harus diatas dari pipa air kotor /
kotoran,
i. Apabila instalasi perpipaan lewat diatas plafon harus digantung pada plat beton dengan
menggunakan beugel plat besi.
D. Pengujian
a. Umum.
1. Setelah pemasangan perpipaan dan alat plambing selesai, maka sistem perpipaan harus
dilakukan uji coba untuk mengetahui kelayakan operasi dan tidak bocornya perpipaan.
2. Pengujian perpipaan air bersih sebaiknya dilaksanakan sebelum ditutup dengan plester,
tegel atau urugan.
3. Pengujian dilaksanakan oleh Pelaksana Ahli, dan disaksikan oleh Pihak proyek, Perencana
dan pihak yang berwenang.
4. Hasil pengujian dibuat Berita Acara pengujian perpipaan sebagai kelengkapan penyerahan
pekerjaan yang pertama.
D. Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca
dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian
peralatan yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah
masuknya kotoran.
- Tanda Pengenal
Pada sheath dari kabel harus ada tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage.
b. Type
c. Ukuran nominal
d. Tahun pembuatan
e. Nama pabrik pembuat / merk dagang
- Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
Pemeriksaan secara visual (appearance inspection)
Pengujiaan tahanan dari penghantar.
Pengujiaan tahanan insulasi
Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo, tranka atau
setara.
- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage
b. Type
c. Ukuran nominal penghantar.
d. Tahun pembuatan
e. Nama pembuat/merk dagang
- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai berikut :
1. Nominal voltage.
2. Type.
3. Ukuran nominal penghantar.
4. Tahun pembuatan.
5. Nama pembuat/merk dagang.
- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai berikut :
f. Nominal voltage
g. Type
Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2. Dengan kode warna kabel harus mengikuti
ketentuan dalam PUIL 2000. Sebagai berikut :
- fasa : R : merah
- fasa : S : kuning
- fasa : T : hitam
- netral : N : biru
- tanah (ground) : 0 : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka atau setara.
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu
sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah menyerahkan
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara tertulis
dan pengawas berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborongan.
- Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil pekerjaan pemborong
tersebut secara tertulis.
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan
tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak pemborong
b. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.
Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah terima
yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya, antara lain :
- Penyempurnaan dan pemeliharaan
- Pembersihan
- Keamanan dan penjagaan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada
penyerahan pekerjaan yang pertama.
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-
pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong " maka
hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya
yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan
dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan
dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/
Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.
KONSULTAN PERENCANA
PT. NUPHIDAMA GRAHA