Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang meliputi (a) Tebal perencanaan perkerasan kaku


dengan metode Bina Marga 2017, (b) Tebal perencanaan perkerasan paving block
dengan metode analisa komponen, (c) Perbandingan perencanaan tebal dan umur
rencana pada perkerasan kaku dan paving block.

4.1 Tebal Perencanaan Perkerasan Kaku Metode Bina Marga 2017


Perencanaan perkerasan kaku diperoleh dari penentuan kriteria jalan dan
umur rencana, penghitungan data CBR dari pengujian DCP, penghitungan data
LHR, penghitungan JSKN kendaraan, penghitungan repetisi beban sumbu
kendaraan, penentuan jenis struktur perkerasan dan pondasi jalan, penentuan daya
dukung efektif tanah dasar, penentuan struktur lapisan jalan dan penghitungan
jenis sambungan perkerasan untuk menentukan tebal perkerasan.
4.1.1 Data Umum Perencanaan Perkerasan Kaku Metode Bina Marga 2017
Diketahui parameter perencanaan perkerasan kaku sebagai berikut:
1) Lokasi : Ruas Jalan Desa Selorejo, Kec. DAU, Malang
2) Jumlah lajur : 1 lajur
3) Panjang jalan : 2,9 km
4) Lebar jalan :3m
5) Peranan jalan : Jalan lokal kelas III
6) Tipe jalan : 1 lajur, 2 arah
7) Kuat lentur rencana : 40 kg /cm2 (4,4 MPa)
8) Kuat tekan rencana : 350 kg /cm2 (29 MPa)
9) Umur rencana : 10, 20, 30, dan 40 tahun
10) Bahan lapis pondasi : Agregat kelas A
11) Bahu jalan : Tidak
12) Ruji/dowel : Tidak
13) Rencana perkerasan : Perkerasan kaku bersambung dengan tulangan (BBDT)

43
4.1.2 Perhitungan CBR
Untuk perhitungan data CBR dari Pengujian DCP selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 6 poin a dan b. Persamaan yang terdapat pada Gambar 4.1
digunakan untuk menghitung CBR % dengan menggunakan konus 60°
dikarenakan tanahnya yang berbutir halus. Hasil dari perhitungan masing-masing
titik yang dikumulatifkan dan dirata-rata sehingga menghasilkan nilai CBR rata-
rata sebesar 7.18%.

Gambar 4.1 Korelasi Pengujian DCP dengan CBR

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui nilai CBR rata-rata dari


pengujian DCP.

44
4.1.3 Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN)
1) Nilai JSKN Umur Rencana 10 Tahun
Untuk perhitungan JSKN kendaraan umur rencana 10 tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 poin a dan b. Hasil dari
perhitungan masing-masing JSKN kendaraan akan dikumulatifkan sehingga diperoleh JSKN total sebesar 24775774.76.
Tabel 4.1 JSKN Kendaraan Umur Rencana 10 Tahun dalam Analisa Lalu Lintas

Jumlah LHR Hari JKSNH LHR Hari JSKNH Kumulatif


No. Jenis Kendaraan Kelompok Sumbu JSKN
ke 1 Hari ke 1 ke 2 Hari ke 2 JSKNH
1 Sedan, jeep, wagon 2 974 1948 978 1956 3904 14908234.38
2 Opelet, pick-up 2 200 400 517 1034 1434 5476026.666
3 Mobil hantaran 2 227 454 296 592 1046 3994368.126
4 Bus kecil 2 14 28 4 8 36 137473.4728
5 Truk 2 sumbu 2 15 30 19 38 68 259672.1153
Total JSKN 24775774.76

2) Nilai JSKN Umur Rencana 20 Tahun


Untuk perhitungan JSKN kendaraan umur rencana 20 tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 poin a dan b. Hasil dari
perhitungan masing-masing JSKN kendaraan akan dikumulatifkan sehingga diperoleh JSKN total sebesar 52143643.74.
Tabel 4.1 JSKN Kendaraan Umur Rencana 20 Tahun dalam Analisa Lalu Lintas

Jumlah LHR Hari JKSNH LHR Hari JSKNH Kumulatif


No. Jenis Kendaraan Kelompok Sumbu JSKN
ke 1 Hari ke 1 ke 2 Hari ke 2 JSKNH
1 Sedan, jeep, wagon 2 974 1948 978 1956 3904 31376199.93
2 Opelet, pick-up 2 200 400 517 1034 1434 11524966.88

45
Lanjutan Tabel 4.1 JSKN Kendaraan Umur Rencana 20 Tahun dalam Analisa Lalu Lintas

Jumlah LHR Hari JKSNH LHR Hari JSKNH Kumulatif


No. Jenis Kendaraan Kelompok Sumbu JSKN
ke 1 Hari ke 1 ke 2 Hari ke 2 JSKNH
3 Mobil hantaran 2 227 454 296 592 1046 8406635.535
4 Bus kecil 2 14 28 4 8 36 289329.7125
5 Truk 2 sumbu 2 15 30 19 38 68 546511.6792
Total JSKN 52143643.74

3) Nilai JSKN Umur Rencana 30 Tahun


Untuk perhitungan JSKN kendaraan umur rencana 30 tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 poin a dan b. Hasil dari
perhitungan masing-masing JSKN kendaraan akan dikumulatifkan sehingga diperoleh JSKN total sebesar 82374797.34.
Tabel 4.3 JSKN Kendaraan Umur Rencana 30 Tahun dalam Analisa Lalu Lintas

Jumlah LHR Hari JKSNH LHR Hari JSKNH Kumulatif


No. Jenis Kendaraan Kelompok Sumbu JSKN
ke 1 Hari ke 1 ke 2 Hari ke 2 JSKNH
1 Sedan, jeep, wagon 2 974 1948 978 1956 3904 49567079.04
2 Opelet, pick-up 2 200 400 517 1034 1434 18206760.08
3 Mobil hantaran 2 227 454 296 592 1046 13280523.74
4 Bus kecil 2 14 28 4 8 36 457073.4747
5 Truk 2 sumbu 2 15 30 19 38 68 863361.0079
Total JSKN 82374797.34

4) Nilai JSKN Umur Rencana 40 Tahun

46
Untuk perhitungan JSKN kendaraan umur rencana 40 tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 poin a dan b. Hasil dari
perhitungan masing-masing JSKN kendaraan akan dikumulatifkan sehingga diperoleh JSKN total sebesar 115768798.5.
Tabel 4.4 JSKN Kendaraan Umur Rencana 40 Tahun dalam Analisa Lalu Lintas

Jumlah LHR Hari JKSNH LHR Hari JSKNH Kumulatif


No. Jenis Kendaraan Kelompok Sumbu JSKN
ke 1 Hari ke 1 ke 2 Hari ke 2 JSKNH
1 Sedan, jeep, wagon 2 974 1948 978 1956 3904 69661126.58
2 Opelet, pick-up 2 200 400 517 1034 1434 25587616.68
3 Mobil hantaran 2 227 454 296 592 1046 18664328.48
4 Bus kecil 2 14 28 4 8 36 642366.9459
5 Truk 2 sumbu 2 15 30 19 38 68 1213359.787
Total JSKN 115768798.5

4.1.4 Perhitungan Repetisi Sumbu Kendaraan


1) Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 10 Tahun
Untuk perhitungan repetisi sumbu kendaraan umur rencana 10 tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 poin c dan d . Hasil
dari perhitungan masing-masing repetisi kendaraan berdasarkan konfigurasi sumbunya dikumulatifkan sehingga diperoleh repetisi
sumbu kendaraan total sebesar 127558274572.88.

47
Tabel 4.5 Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 10 Tahun
Beban Jumla
Konfiguras Proporsi Propors Lalu Lintas Repetisi yang
Sumb h
i Sumbu Beban (kN) i Sumbu Rencana Terjadi
u Sumbu
24775774.7
2 34 137.29 19 6 23772355885
24775774.7
2 34 137.29 19 6 23772355885
24775774.7
4 18 49.03 11.8 6 14334123592.16
24775774.7
2 18 49.03 11.8 6 14334123592.16
Sumbu
24775774.7
Tunggal
2 523 21.77 16.5 6 8899582173.70
Roda
24775774.7
Tunggal
2 523 21.77 16.5 6 8899582173.70
(STRT)
24775774.7
2 717 20.44 16.5 6 83558877796.53
24775774.7
2 717 20.44 16.5 6 83558877796.53
24775774.7
2 1952 20.59 16.5 6 8417197839.07
24775774.7
2 1952 20.59 16.5 6 8417197839.07
Total 6488 324.66
127558274572.8
Kumulatif 8

2) Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 20 Tahun


Untuk perhitungan repetisi sumbu kendaraan umur rencana 20 tahun
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 poin c dan d. Hasil dari
perhitungan masing-masing repetisi kendaraan berdasarkan konfigurasi
sumbunya dikumulatifkan sehingga diperoleh repetisi sumbu kendaraan total
sebesar 268461966945.35.
Tabel 4.6 Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 20 Tahun
Beban Jumla
Konfiguras Proporsi Propors Lalu Lintas Repetisi yang
Sumb h
i Sumbu Beban (kN) i Sumbu Rencana Terjadi
u Sumbu
Sumbu 52143643.7
Tunggal 2 34 137.29 19 4 50031826169
Roda 52143643.7
Tunggal 2 34 137.29 19 4 50031826169
(STRT) 52143643.7
4 18 49.03 11.8 4 30167913660.44
2 18 49.03 11.8 52143643.7 30167913660.44
4

48
52143643.7
2 523 21.77 16.5 4 18730257549.68
52143643.7
2 523 21.77 16.5 4 18730257549.68
52143643.7
2 717 20.44 16.5 4 17585965287.81
52143643.7
2 717 20.44 16.5 4 17585965287.81
52143643.7
2 1952 20.59 16.5 4 17715020806.06
52143643.7
2 1952 20.59 16.5 4 17715020806.06
Total 6488 324.66
268461966945.3
Kumulatif 5

3) Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 30 Tahun


Untuk perhitungan repetisi sumbu kendaraan umur rencana 30 tahun
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 poin c dan d. Hasil dari
perhitungan masing-masing repetisi kendaraan berdasarkan konfigurasi
sumbunya dikumulatifkan sehingga diperoleh repetisi sumbu kendaraan total
sebesar 424107303092.13.
Tabel 4.7 Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 30 Tahun
Beban Jumla
Konfiguras Proporsi Propors Lalu Lintas Repetisi yang
Sumb h
i Sumbu Beban (kN) i Sumbu Rencana Terjadi
u Sumbu
82374797.3
2 34 137.29 19 4 79038618046
82374797.3
2 34 137.29 19 4 79038618046
82374797.3
4 18 49.03 11.8 4 47658268498.98
82374797.3
Sumbu 2 18 49.03 11.8 4 47658268498.98
Tunggal 82374797.3
Roda 2 523 21.77 16.5 4 29589439077.73
Tunggal 82374797.3
(STRT) 2 523 21.77 16.5 4 29589439077.73
82374797.3
2 717 20.44 16.5 4 27781724150.15
82374797.3
2 717 20.44 16.5 4 27781724150.15
82374797.3
2 1952 20.59 16.5 4 27985601773.56
2 1952 20.59 16.5 82374797.3 27985601773.56

49
4
Total 6488 324.66
424107303092.1
Kumulatif 3

4) Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 40 Tahun


Untuk perhitungan repetisi sumbu kendaraan umur rencana 40 tahun
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 poin c dan d. Hasil dari
perhitungan masing-masing repetisi kendaraan berdasarkan konfigurasi
sumbunya dikumulatifkan sehingga diperoleh repetisi sumbu kendaraan total
sebesar 596036585116.91.
Tabel 4.8 Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 40 Tahun
Jumla
Konfigurasi Beban Proporsi Proporsi Lalu Lintas Repetisi yang
h
Sumbu Sumbu Beban (kN) Sumbu Rencana Terjadi
Sumbu
2 34 137.29 19 115768798.5 1.1108E+11
Sumbu 2 34 137.29 19 115768798.5 1.1108E+11
Tunggal
4 18 49.03 11.8 115768798.5 66978501434.93
Roda
Tunggal 2 18 49.03 11.8 115768798.5 66978501434.93
(STRT) 2 523 21.77 16.5 115768798.5 41584731257.47
2 523 21.77 16.5 115768798.5 41584731257.47
Lanjutan Tabel 4.8 Nilai Repetisi Sumbu Kendaraan Umur Rencana 40 Tahun

Konfigurasi Beban Jumlah Proporsi Proporsi Lalu Lintas Repetisi yang


Sumbu Sumbu Sumbu Beban (kN) Sumbu Rencana Terjadi
Sumbu 2 717 20.44 16.5 115768798.5 39044184974.86
Tunggal 2 717 20.44 16.5 115768798.5 39044184974.86
Roda
Tunggal 2 1952 20.59 16.5 115768798.5 39330712751.09
(STRT) 2 1952 20.59 16.5 115768798.5 39330712751.09
Total 6488 324.66
Kumulatif 596036585116.91

4.1.5 Penentuan Struktur Fondasi Jalan dan Daya Dukung Efektif Tanah
Dasar
Untuk penentuan struktur fondasi jalan dan daya dukung tanah dasar untuk
masing-masing umur rencana dapat dilihat pada Lampiran 7, 8, 9, 10 poin e dan f.
Berdasarkan penentuan korelasi CBR tanah dasar dan jumlah repetisi kendaraan
yang terjadi diperoleh tebal minimum untuk lapis pondasi sebesar 125 mm,
sedangkan nilai CBR tanah dasar efektif yang ditentukan dengan pengkorelasian

50
antara nilai CBR tanah dasar dengan tebal minimum lapis pondasi diperoleh
sebesar 31 %.

4.1.6 Perencanaan Tebal Permukaan Perkerasan Kaku


1) Tebal Permukaan Perkerasan Kaku Umur Rencana 10 Tahun
Untuk perencanaan tebal permukaan perkerasan kaku umur rencana 10
tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 poin g. Berdasarkan pedoman
Bina Marga 2017 yang mengacu pada nomogram ketentuan Pd T-14-2003 dapat
diketahui bahwa tebal pelat beton pada perencanaan perkerasan kaku umur
rencana 10 tahun ialah sebesar 190 mm, sebagaimana dilihat pada Gambar 4.2.
Adapun pengecekan tebal permukaan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 7 poin i, dalam hal ini analisa fatik dan erosi memperoleh nilai <100 %
sehingga tebal permukaan 190 mm dapat dilaksanakan.

Gambar 4.2 Nomogram Penentuan Tebal Permukaan UR 10 Tahun

51
2) Tebal Permukaan Perkerasan Kaku Umur Rencana 20 dan 30 Tahun
Untuk perencanaan tebal permukaan perkerasan kaku umur rencana 20 dan
30 tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 dan 9 poin g. Berdasarkan
pedoman Bina Marga 2017 yang mengacu pada nomogram ketentuan Pd T-14-
2003 dapat diketahui bahwa tebal pelat beton pada perencanaan perkerasan kaku
umur rencana 20 dan 30 tahun ialah sebesar 210 mm, sebagaimana dilihat pada
Gambar 4.3.
Adapun pengecekan tebal permukaan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 8 dan 9 poin i, dalam hal ini analisa fatik dan erosi memperoleh nilai
<100 % sehingga tebal permukaan 210 mm dapat dilaksanakan.

52
Gambar 4.3 Nomogram Penentuan Tebal Permukaan UR 20 dan 30 Tahun

3) Tebal Perkerasan Kaku Umur Rencana 40 Tahun


Untuk perencanaan tebal permukaan perkerasan kaku umur rencana 10
tahun selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 poin g. Berdasarkan pedoman
Bina Marga 2017 yang mengacu pada nomogram ketentuan Pd T-14-2003 dapat
diketahui bahwa tebal pelat beton pada perencanaan perkerasan kaku umur
rencana 40 tahun ialah sebesar 270 mm, sebagaimana dilihat pada Gambar 4.4.
Adapun pengecekan tebal permukaan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 10 poin i, dalam hal ini analisa fatik dan erosi memperoleh nilai <100%
sehingga tebal permukaan 270 mm dapat dilaksanakan.

Gambar 4.4 Nomogram Penentuan Tebal Permukaan UR 40 Tahun

53
4.1.7 Perencanaan Tulangan Bersambung Perkerasan Kaku
Untuk perhitungan perencanaan tulangan bersambung perkerasan kaku
untuk keseluruhan umur rencana selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
Berdasarkan pedoman Bina Marga 2017 yang mengacu pada ketentuan Pd T-14-
2003 dapat diketahui rincian perencanaan tulangan bersambung.
a. Tulangan memanjang digunakan tulangan diameter 12 mm dengan jarak 50
mm.
b. Tulangan melintang digunakan tulangan diameter 12 mm dengan jarak 90 mm.
c. Sambungan memanjang dengan tie bars diameter 16 mm dengan jarak antar
batangnya 750 mm dan panjang batangnya 700 mm.

4.2 Tebal Perencanaan Perkerasan Paving Block Metode Analisa Komponen


Perencanaan perkerasan paving block diperoleh dari penentuan kriteria
jalan dan umur rencana, penghitungan data CBR dari pengujian DCP, penentuan
nilai Daya Dukung Tanah (DDT), penghitungan data LHR dan analisa lalu lintas,
penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dan penentuan serta penghitungan nilai
koefisien kekuatan relatif bahan (a) untuk menentukan tebal perkerasan.
4.2.1 Data Umum Perencanaan Perkerasan Paving Block Metode Analisa
Komponen
Diketahui parameter perencanaan perkerasan paving block ialah sebagai
berikut:
1) Lokasi : Ruas Jalan Desa Selorejo, Kec. DAU, Malang
2) Jumlah lajur : 1 lajur
3) Panjang jalan : 2,9 km
4) Lebar jalan :3m
5) Peranan jalan : Jalan lokal kelas III
6) Tipe jalan : 1 lajur, 2 arah
7) Umur rencana : 10, 20, 30, dan 40 tahun
8) Kuat tekan rencana paving : K.350 (29.05 MPa)
9) Bahan lapis pondasi atas : Batu pecah kelas A CBR 100%
10) Bahan lapis pondasi bawah: Sirtu CBR 30%

54
4.2.2 Perhitungan CBR dan Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT)
Untuk perhitungan data CBR dari Pengujian DCP selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 6 poin a dan b. Persamaan yang terdapat pada Gambar 4.5
digunakan untuk menghitung CBR dengan menggunakan konus 60° dikarenakan
tanahnya yang berbutir halus. Hasil dari perhitungan masing-masing titik yang
dikumulatifkan dan dirata-rata sehingga menghasilkan nilai CBR rata-rata sebesar
7.18%.

Gambar 4.5 Grafik Korelasi Pengujian DCP dengan CBR

Apabila nilai CBR telah didapatkan maka dapat ditentukan nilai Daya
Dukung Tanah (DDT) untuk keseluruhan umur rencana dengan cara menarik garis
pada nomogram korelasi seperti yang tertera pada Lampiran 12, 13, 14, dan 15
poin b yang mana didapatkan nilai DDT sebesar 5.3.

4.2.3 Perhitungan Lalu Lintas Harian (LHR) Awal Umur Rencana


Untuk perhitungan LHR awal masing-masing umur rencana selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 12, 13, 14, dan 15 poin b.
Tabel 4.9 LHR Awal Umur Rencana
Pertumbuhan
No. Jenis Kendaraan Lalu Lintas LHR Pakai LHR Awal
(i) %
1 Sedan, jeep, wagon 3.98 978
2 Opelet, pick-up 2.01 517 527.3917
3 Mobil hantaran 2.01 296 301.9496
4 Bus kecil 2.01 4 4.0804
5 Truk 2 sumbu 5.52 343 20.0488

55
4.2.4 Perhitungan Lalu Lintas Harian (LHR) Akhir Umur Rencana
1) LHR Akhir Umur Rencana 10 Tahun
Untuk perhitungan LHR akhir umur rencana 10 tahun selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 12 poin c.
Tabel 4.10 LHR Akhir Umur Rencana 10 Tahun
Pertumbuhan
No. Jenis Kendaraan Lalu Lintas LHR Akhir
(%)
1 Sedan, jeep, wagon 3.98 1502.404234
2 Opelet, pick-up 2.01 643.5180995
3 Mobil hantaran 2.01 368.4358945
4 Bus kecil 2.01 17.42602204
5 Truk 2 sumbu 5.52 34.31122382

2) LHR Akhir Umur Rencana 20 Tahun


Untuk perhitungan LHR akhir umur rencana 20 tahun selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 13 poin c.

Tabel 4.11 LHR Akhir Umur Rencana 20 Tahun


Pertumbuhan
No. Jenis Kendaraan Lalu Lintas LHR Akhir
(%)
1 Sedan, jeep, wagon 3.98 2219.652201
2 Opelet, pick-up 2.01 785.2143755
3 Mobil hantaran 2.01 449.5618088
4 Bus kecil 2.01 21.26305852
5 Truk 2 sumbu 5.52 58.71972787

3) LHR Akhir Umur Rencana 30 Tahun


Untuk perhitungan LHR akhir umur rencana 30 tahun selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 14 poin c.
Tabel 4.12 LHR Akhir Umur Rencana 30 Tahun
Pertumbuhan
No. Jenis Kendaraan Lalu Lintas LHR Akhir
(%)

56
1 Sedan, jeep, wagon 3.98 3279.314436
2 Opelet, pick-up 2.01 958.1107602
3 Mobil hantaran 2.01 548.5508415
4 Bus kecil 2.01 25.94497223
5 Truk 2 sumbu 5.52 100.4920856

4) LHR Akhir Umur Rencana 40 Tahun


Untuk perhitungan LHR akhir umur rencana 40 tahun selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 15 poin c.
Tabel 4.13 LHR Akhir Umur Rencana 40 Tahun
Pertumbuhan
No. Jenis Kendaraan Lalu Lintas LHR Akhir
(%)
1 Sedan, jeep, wagon 3.98 4844.859552
2 Opelet, pick-up 2.01 1169.077207
3 Mobil hantaran 2.01 669.3362731
4 Bus kecil 2.01 31.6577967
5 Truk 2 sumbu 5.52 171.9806892

4.2.5 Perhitungan Lintas Ekivalen Kendaraan


1) Lintas Ekivalen Kendaraan Umur Rencana 10 Tahun
Untuk perhitungan lintas ekivalen umur rencana 10 tahun selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 12 poin d-h dan didapat hasil lintas ekivalen ialah
sebagai berikut:
a. Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) didapatkan hasil sebesar 19.9869.
b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) didapatkan hasil sebesar 28.44154.
c. Lintas Ekivalen Tengah (LET) didapatkan hasil sebesar 24.21421693.
d. Lintas Ekivalen Rencana (LER) didapatkan hasil sebesar 24.21421693.

2) Lintas Ekivalen Kendaraan Umur Rencana 20 Tahun


Untuk perhitungan lintas ekivalen umur rencana 20 tahun selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 13 poin d-h dan didapat hasil lintas ekivalen ialah
sebagai berikut:
a. Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) didapatkan hasil sebesar 19.9869.

57
b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) didapatkan hasil sebesar 41.20092.
c. Lintas Ekivalen Tengah (LET) didapatkan hasil sebesar 30.5939066.
d. Lintas Ekivalen Rencana (LER) didapatkan hasil sebesar 61.1878132.

3) Lintas Ekivalen Kendaraan Umur Rencana 30 Tahun


Untuk perhitungan lintas ekivalen umur rencana 30 tahun selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 14 poin d-h dan didapat hasil lintas ekivalen ialah
sebagai berikut:
a. Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) didapatkan hasil sebesar 19.9869.
b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) didapatkan hasil sebesar 60.74052.
c. Lintas Ekivalen Tengah (LET) didapatkan hasil sebesar 40.3637064.
d. Lintas Ekivalen Rencana (LER) didapatkan hasil sebesar 121.0911192.

4) Lintas Ekivalen Kendaraan Umur Rencana 40 Tahun


Untuk perhitungan lintas ekivalen umur rencana 40 tahun selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 14 poin d-h dan didapat hasil lintas ekivalen ialah
sebagai berikut:
a. Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) didapatkan hasil sebesar 19.9869.
b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) didapatkan hasil sebesar 91.0672.
c. Lintas Ekivalen Tengah (LET) didapatkan hasil sebesar 55.52704616.
d. Lintas Ekivalen Rencana (LER) didapatkan hasil sebesar 222.1081847.

4.2.5 Perencanaan Tebal Perkerasan Paving Block


1) Tebal Perkerasan Paving Block Umur Rencana 10 Tahun
Untuk penentuan dan perhitungan perencanaan tebal perkerasan paving block
umur rencana 10 tahun didapat hasil sebesar 4.625 cm, perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 poin i-m. Berdasarkan pedoman
SKBI 1987 dapat diketahui bahwa untuk merencanakan tebal perkerasan
memerlukan penentuan aspek-aspek yang disesuaikan dengan kondisi jalannya.
a. Nilai Indeks Tebal Permukaan (ITP) untuk umur rencana 10 tahun yang
didapatkan dari hasil penarikan nomogram antara aspek DDT, LER dan FR
ialah sebesar 6.5.
b. Perhitungan nilai tebal lapis permukaan umur rencana 10 tahun ialah sebagai
berikut:

58
ITP =a 1 D 1 + a 2 D 2 + a 3 D3+ a 4 D4
6.5 = 0.4 x D1 + (0.14 x 20) + (0.11 x 15) + (0.04 x 5)
=0.4 x D1 + 2.8 + 1.65 + 0.2
= 0.4 x D1 + 4.65
6.5-4.65 = 0.4 x D1
1.85/0.4 = D1
4.625 = D1

2) Tebal Perkerasan Paving Block Umur Rencana 20 Tahun


Untuk penentuan dan perhitungan perencanaan tebal perkerasan paving block
umur rencana 20 tahun didapat hasil sebesar 3.875 cm, perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 poin i-m. Berdasarkan pedoman
SKBI 1987 dapat diketahui bahwa untuk merencanakan tebal perkerasan
memerlukan penentuan aspek-aspek yang disesuaikan dengan kondisi jalannya.
a. Nilai Indeks Tebal Permukaan (ITP) untuk umur rencana 20 tahun yang
didapatkan dari hasil penarikan nomogram antara aspek DDT, LER dan FR
ialah sebesar 6.2.
b. Perhitungan nilai tebal lapis permukaan umur rencana 20 tahun ialah sebagai
berikut:
ITP =a 1 D 1 + a 2 D 2 + a 3 D3+ a 4 D4
6.2 = 0.4 x D1 + (0.14 x 20) + (0.11 x 15) + (0.04 x 5)
=0.4 x D1 + 2.8 + 1.65 + 0.2
= 0.4 x D1 + 4.65
6.2-4.65 = 0.4 x D1
1.55/0.4 = D1
3.875 = D1

3) Tebal Perkerasan Paving Block Umur Rencana 30 Tahun


Untuk penentuan dan perhitungan perencanaan tebal perkerasan paving block
umur rencana 30 tahun didapat hasil sebesar 6.625 cm, perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 poin i-m. Berdasarkan pedoman

59
SKBI 1987 dapat diketahui bahwa untuk merencanakan tebal perkerasan
memerlukan penentuan aspek-aspek yang disesuaikan dengan kondisi jalannya.
a. Nilai Indeks Tebal Permukaan (ITP) untuk umur rencana 30 tahun yang
didapatkan dari hasil penarikan nomogram antara aspek DDT, LER dan FR
ialah sebesar 7.3.
b. Perhitungan nilai tebal lapis permukaan umur rencana 30 tahun ialah sebagai
berikut:
ITP =a 1 D 1 + a 2 D 2 + a 3 D3+ a 4 D4
7.3 = 0.4 x D1 + (0.14 x 20) + (0.11 x 15) + (0.04 x 5)
=0.4 x D1 + 2.8 + 1.65 + 0.2
= 0.4 x D1 + 4.65
7.3-4.65 = 0.4 x D1
2.65/0.4 = D1
6.625 = D1

4) Tebal Perkerasan Paving Block Umur Rencana 40 Tahun


Untuk penentuan dan perhitungan perencanaan tebal perkerasan paving block
umur rencana 40 tahun didapat hasil sebesar 8.375 cm, perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 poin i-m. Berdasarkan pedoman
SKBI 1987 dapat diketahui bahwa untuk merencanakan tebal perkerasan
memerlukan penentuan aspek-aspek yang disesuaikan dengan kondisi jalannya.
a. Nilai Indeks Tebal Permukaan (ITP) untuk umur rencana 40 tahun yang
didapatkan dari hasil penarikan nomogram antara aspek DDT, LER dan FR
ialah sebesar 8.
b. Perhitungan nilai tebal lapis permukaan umur rencana 40 tahun ialah sebagai
berikut:
ITP =a 1 D 1 + a 2 D 2 + a 3 D3+ a 4 D4
8 = 0.4 x D1 + (0.14 x 20) + (0.11 x 15) + (0.04 x 5)
=0.4 x D1 + 2.8 + 1.65 + 0.2
= 0.4 x D1 + 4.65
8-4.65 = 0.4 x D1
3.35/0.4 = D1

60
8.375 = D1

4.3 Perbandingan Perencanaan Tebal dan Umur Rencana Pada Perkerasan


Kaku dan Paving Block
Dalam perencanaan perkerasan kaku metode Bina Marga 2017 dan
perencanaan perkerasan paving block metode analisa komponen terdapat
perbandingan antara tebal dan umur rencananya, adapun rincian perbandingan
kedua perkerasan ialah seperti yang ditunjukkan pada Grafik 4.1 sebagai berikut:
Grafik 4.1 Perbandingan Perencanaan Tebal dan Umur Rencana
30

25

Tebal Perkerasan (cm) Lapis


20 Permukaan Kaku
Tebal Perkerasan (cm) Lapis
Permukaan Paving
15 Tebal Perkerasan (cm) Lapis
Pondasi Kaku
Tebal Perkerasan (cm) Lapis
10 Pondasi Atas Paving
Tebal Perkerasan (cm) Lapis
Pondasi Bawah Paving
5
Berdasarkan Grafik 4.1 dapat diketahui perbandingan antara tebal dan
0
umur rencana
10 tahun
pada masing-masing
20 tahun
perencanaan40perkerasan
30 tahun tahun
untuk ruas Jalan Desa
Selorejo.

61

Anda mungkin juga menyukai