Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. METODE AASHTO 1986

4.2. METODE PERKERASAN LENTUR BINA MARGA 1987

Perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode analisa komponen

adalah aturan yang dipakai untuk menentukan tebal perkerasan pada jalan raya.

Adapun data-data yang digunakan untuk menganalisa Ruas Jalan Kumai – Kubu Kec.

Arut Selatan Pangkalan Bun sebagai berikut:

4.2.1.Data-Data Jalan

Data-data konstruksi jalan yang ada :

Sub grade : Tanah Timbunan

Sub base : Sirtu / Pitrun (CBR 70 % )

Base : Stab. Tanah denga semen (Kt 22 kg/cm)

Surface : Laston 744 MS (kg)

4.2.2.Data CBR Lapangan

4.2.3.Data Curah Hujan

Tabel 4.1. Data Curah Hujan

DATA CURAH HUJAN


NO TAHUN
(mm)

1 2014 2342,2
2 2015 2172,2
3 2016 3152,4
4 2017 2520,6
5 2018 2311,5
n=5 12498,9
Sumber: Statisium Meteorologi Kotawaringin Barat

Sehingga dari data curah hujan tersebut untuk periode ulang 5 tahun :
12498,9
∑XT = = 2499,78 mm/th
5

1. Lebar badan jalan 5,5 m

2. Lajur yang ada pada lokasi terdapat 1 jalur 2 lajur 2 arah

3. Jarak perencanaan yang di survey dari STA 0+00 – 1+100

4.2.4.Hasil Perhitungan LHR

Dalam perhitungan LHR diperlukan data survey lalu lintas yang langsung

diperoleh dari lokal studi. Dalam survey lalu lintas ini dilakukan selam 4 (empat) hari.

Data hasil survey perhitungan lalu lintas sebagai data yang mewakili perhitungan LHR

terlampir. Berdasarkan survey lalu lintas pemakai jalan digolongkan menjadi 2 jenis

yaitu kendaraan ringan (≤ 5 ton) dan kendaraan berat (≥ 5 ton).

Tabel 4.2. Hasil Survey Lalu lintas Harian Rerata (LHR)

Jenis Kendaraan LHR (2 arah)


Sepeda Motor 5710
Sedan/Angkot/Pickup/Station
1444
Wagon
Bus kecil Golongan 5a 4
Bus besar Golongan 5b 2
Truk 2 sumbu Golongan 6a.1 29
Truk 2 sumbu Golongan 6a.2 42
Truk 2 sumbu Golongan 6b1.1 23
Truk 2 sumbu Golongan 6b1.2 602
Truk 2 sumbu Golongan 6b2.1 40
Truk 2 sumbu Golongan 6b2.2 45
Truk 3 sumbu Golongan 7a1 18
Truk 3 sumbu Golongan 7a2 16
Sumber: Hasil Survey 2019

4.2.5.Perhitungan Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR

Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi. Yang

dimaksud dengan harga CBR disini adalah harga CBR lapangan.

4.2.6.Perhitungan Desain Konstruksi Perkerasan

Perhitungan perencanaan ini didasarkan pada kondisi yang ada dilapangan,

sehingga saya menggunakan perhitungan dengan menggunakan perencanaan

perkerasan jalan baru. Untuk merencanakan Lapisan Tebal Perkerasan pada

perencanaan konstruksi jalan raya, data –datanya yaitu :

a. Klasifikasi Jalan
 Jalan = kolektor
 Lebar Jalan = 5,5 m
 Arah = 1 lajur 2 jalur 2 arah
b. Umur Rencana 10 Tahun
c. Pertumbuhan Lalu lintas = 6% selama pelaksanaan
d. Curah hujan rata – rata = 2499,78 mm/th
e. Kelandaian < 6 %
f. Jenis lapisan perkerasan yang ada :
Pondasi bawah : Tanah Timbunan
g. Jenis perencanaan lapisan perkerasan :
Lapisan permukaan : Laston (MS 744)
Pondasi atas : Batu Pecah (CBR 100%)
Pondasi bawah : Sirtu kelas A ( CBR 50% )

Dari data-data yang ada kemudian dapat dihitung lapisan perkerasan jalan

yang ditinjau

1. Data-data kendaraan:

a Mobil Penumpang = 7154 Kendaraan


b Bus 8 ton = 6 Kendaraan
c Truck 2 as 10 ton = 696 Kendaraan
d Truck 2 as 13 ton = 85 Kendaraan
e Truck 3 as 20 ton = 34 Kendaraan

LHR 2019 = 7975 Kend/hari/2 Jalur

2. Menghitung ( Lintasan Harian Rata – Rata )

a. Komposisi kendaraan awal umur rencana (2019)

1 Mobil Penumpang = 7154 Kendaraan


2 Bus 8 ton = 6 Kendaraan
3 Truck 2 as 10 ton = 696 Kendaraan
4 Truck 2 as 13 ton = 85 Kendaraan
5 Truck 3 as 20 ton = 34 Kendaraan

LHR 2019 = 7975 Kend/hari/2 Jalur

b. Perhitungan LHR pada tahun ke 10 Tahun ( 2028 )


LHR 2019 ( 1 + i )n

Mobil 7154 x (1 +
1 = = xxx Kendaraan
Penumpang 0,06)10
= 6 x (1 + xxx
2 Bus 8 ton = Kendaraan
0,06)10
Truck 2 as 10 = 696 x (1 + xxx
3 = Kendaraan
ton 0,06)10
Truck 2 as 13 = 85 x (1 + xxx
4 = Kendaraan
ton 0,06)10
Truck 3 as 20 = 34 x (1 + xxx
5 = Kendaraan
ton 0,06)10
LHR 2028 = Kend/hari/2 Jalur
c. Menentukan Angka Ekivalen
Berdasarkan tabel didapat angka ekivalen :
1 Mobil Penumpang (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
2 Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
3 Truck 2 as 10 ton (4+6) = 0,0577 + 0,2923 = 0,3500
4 Truck 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
5 Truck 3 as 20 ton ( 6 + 14 ) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375

d. Menentukan LEP
LEP = ∑𝑛𝑗 = i x cj x Ej
Dari data yang telah didapat, dapat dihitung nilai LEP yaitu :
1 Mobil Penumpang = 0,5 x 7154 x 0,0004 = 1,4308
2 Bus 8 ton = 0,5 x 6 x 0,1593 = 0,4779
3 Truck 2 as 10 ton = 0,5 x 696 x 0,3500 = 121,8
4 Truck 2 as 13 ton = 0,5 x 85 x 1,0648 = 45,254
5 Truck 3 as 20 ton = 0,5 x 34 x 1,0375 = 17,6375

e. Menentukan LEA
LEA = ∑𝑛𝑗 = i LHRj ( 1 + 1 )n x cj x Ej
Perhitungan LEA untuk 10 tahun ( 2028 )

1 Mobil Penumpang = 0,5 x ? ? ? x 0,0004 = ???


2 Bus 8 ton = 0,5 x ? ? ?x 0,1593 = ???
3 Truck 2 as 10 ton = 0,5 x ? ? ? x 0,3500 = ???
4 Truck 2 as 13 ton = 0,5 x ? ? ? x 1,0648 = ???
5 Truck 3 as 20 ton = 0,5 x ? ? ? x 1,0375 = ???

f. Menentukan LET

LET = 1/2 ( LEP + LEA )

Dari data, dapat dihitung LET yaitu :


LET15 = 1/2 ( LEP15 + LEA15 ) = 1/2 (? ? ? + ? ? ? ) = ? ? ?

Menentukan LER
LER = LET15 x UR/10
LER15 = ? ? ? x ? ? ? /10 = ? ? ?
Menentukan Faktor Regional ( FR )
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
1. Kendaraan ringan = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
???
= 𝑥 100%
???

= ??? %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
2. Kendaraan berat = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑥 100%
???
= 𝑥 100%
???

=???%
Dari data yang diketahui :
- Curah hujan 2499,78 mm/thn = iklim I > 900 mm/thn
- Landai jalan < 6 % = Kelandaian I ( < 6 % )
Nilai FR dapat kita lihat pada tabel terlampir :
Maka faktor regional (FR) yang didapat 0,5
a. Indeks Permukaan ( IP )
Untuk mendapat nilai IP dapat dilihat dari nilai LER dan tabel indeks
permukaan terlampir.
LER15 = 132,579
Didapat IP = 2,0
Jadi, IP yang digunakan 2,0
b. Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana ( ITP )
ITP dapat ditentukan melalui grafik nomogram. Untuk menentukan ITP dari
grafik nomogram diperlukan data sebagai berikut, IP, IPO, DDT, LER dan FR.
Untuk mendapat angka IPo, dapat dilihat pada tabel.
Dari tabel dan grafik nomogram didapat hasil :
IP = 2,0
IPo = 3,9 – 3,5
DDT = 4,5
LER15 = 132,579
FR = 0,5
Maka diperoleh hasil ITP = 6,5
c. Menetapkan tebal perkerasan
Variabel – variabel untuk menetapkan lapisan tebal perkersan pada untuk 15
tahun .
- Lapisan permukaan: Laston, MS 744 a1 = 0,40
- Lapis pondasi atas : Batu Pecah (CBR 100%) a2 = 0,14
- Lapis pondasi bawah: Sirtu kelas A ( CBR 50% ) a3 = 0,12
Jadi di peroleh pada nilai CBR tanah dasar = 4,6% ; DDT = 4,5 ;
IP = 2,0
LER15 = 134,829 ; ITP15 = 6,5 ( IPo = 3,9 – 35 )

d. Menentukan tebal lapisan tambahan :


Kekuatan jalan lama :
- Laston ( MS 744 ) 10,5 cm = 80% x 6,5 x 0,40
= 2,08
- Batu Pecah (CBR 100%) 20 cm = 100% x 20 x 0,15
= 3
- Sirtu kelas A ( CBR 70% ) 10 cm = 100% x 10 x 0,13
= 1,3
ITPada = 6,38
UR 15 tahun
Δ ITP = ITP15 - ITPada
= 7,4 – 6,38
= 1,02
ITP = a1 . D1
1,02 = 0,40 . D1
1,02
D1 =
0,40

= 2,55 5 cm
Digunakan tebal 5 cm karena merupakan tebal minimum berdasarka ITP dari
tabel 2.8 Batas – batas minimum tebal perkerasan.

Anda mungkin juga menyukai