Penyelesaian :
b. Menghitung LHR pada tahun 2030 (akhir umur rencana), dengan rumus : ( 1 + i ) n
Mobil penumpang = 1,393.7 kendaraan
Bus = 26.1 kendaraan
Truk 2 as 13 ton = 67.8 kendaraan
Truk 3 as 20 ton = 73.0 kendaraan
c. Menghitung angka ekivalen (E) masing-masing kendaraan :
Mobil penumpang = 0.0002 + 0.0002 = 0.0004
Bus = 0.0183 + 0.1410 = 0.1593
Truk 2 as 13 ton = 0.1410 + 0.9238 = 1.0648
Truk 3 as 20 ton = 0.2923 + 0.7452 = 1.0375
LEP = 48.349
j=1
Mobil penumpang = 0.3 x 0.0004 x 1,393.7 = 0.167
Bus = 0.45 x 0.1593 x 26.1 = 1.869
Truk 2 as 13 ton = 0.45 x 1.0648 x 67.8 = 32.474
Truk 3 as 20 ton = 0.45 x 1.0375 x 73.0 = 34.075
LEA = 68.585
LEA = 137.002
f. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET)
LEP + LEA
LET =
2
48.349 x 68.585
LET = = 58.467
2
LER = LET x FP
UR
FP = = 1
10
LER = 58.467 x 1 = 58.467
12
10
90
8
0
0 2 4 3,2 6 8 10 12
CBR %
b. Indeks Permukaan
Þ Indeks Permukaan Awal (IPo)
Direncanakan lapisan permukaan laston dengan roughness > 1000 mm/km, maka dari Daftar VI.
Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) (SKBI 2.3.26.1987) diperoleh IPo = 3,9 - 3,5
maka ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
Dalam perhitungan tebal perkerasan lentur, biasanya lapisan permukaan ditetapkan tebalnya terlebih
dahulu sesuai persyaratan tebal minimum, karena lapisan semakin keatas (lapisan permukaan dan lapis
pondasi atas) nilai biayanya relatip mahal. Dalam perhitungan ini, lapis permukaan menggunakan paving
block dengan tebal = 8,0 Cm, dan lapisan pondasi bawah yang dihitung ketebalannya, berdasarkan
Daftar VIII Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
D1 = 8.0 Cm
D2 = 20 Cm
karena lapisan pondasi bawah menggunakan material berbutir kasar, dipakai lapis pondasi atas dengan
ketebalan minimum :
karena lapisan pondasi bawah menggunakan material berbutir kasar, dipakai lapis pondasi atas dengan
ketebalan minimum :
D1 = 8.0 Cm
D2 = 15 Cm
CBR 3,2%
karena lapisan pondasi bawah menggunakan material berbutir kasar, dipakai lapis pondasi atas dengan
ketebalan minimum :
D2 = 20 Cm
D3 = 25 Cm
5 D1
20 D2
25 D3
CBR 3,2%
CONTOH SOAL PERKERASAN JALAN
Diketahui
Akan direncanakan tebal perkerasan untuk jalan baru secara bertahap dengan ketentuan :
- Peranan Jalan : Jalan Kolektor
- Tipe Jalan : 4 lajur 2 arah terbagi (4/4 D)
- Umur Rencana : 8 tahun + 12 tahun
- Rencana Jenis Perkerasan : Lentur (Flexible)
- Awal Pembangunan : Tahun 2017
- Rencana Selesai Pembangunan : Tahun 2021
- Tingkat pertumbuhan lalulintas selama
pembangunan diprediksikan sebesar (i) : 5% / tahun
- Rencana lapisan perkerasn jalan
Lapis Permukaan = Laston (MS 590)
Lapis Pondasi Atas = Batu pecah kelas A (CBR 100)
Lapis Pondasi Bawah = Sirtu/pitrun kelas B (CBR 50)
Penyelesaian :
A. LALU LINTAS RENCANA :
a. Menghitung LHR pada tahun 2017 (awal umur rencana), dengan rumus : ( 1 + i ) n
Mobil penumpang = 972.4 kendaraan
Bus = 24.3 kendaraan
Truk 2 as 13 ton = 46.2 kendaraan
Truk 3 as 20 ton = 54.7 kendaraan
b. Menghitung LHR pada tahun 2025 (akhir umur rencana), dengan rumus : ( 1 + i ) n
Mobil penumpang = 1,670.8 kendaraan
Bus = 41.8 kendaraan
Truk 2 as 13 ton = 79.4 kendaraan
Truk 3 as 20 ton = 94.0 kendaraan
c. Menghitung LHR pada tahun 2037 (akhir umur rencana), dengan rumus : ( 1 + i ) n
Mobil penumpang = 3,762.9 kendaraan
Bus = 94.1 kendaraan
Truk 2 as 13 ton = 178.7 kendaraan
Truk 3 as 20 ton = 211.7 kendaraan
d. Menghitung angka ekivalen (E) masing-masing kendaraan :
Mobil penumpang = 0.0002 + 0.0002 = 0.0004
Bus = 0.0183 + 0.1410 = 0.1593
Truk 2 as 13 ton = 0.1410 + 0.9238 = 1.0648
Truk 3 as 20 ton = 0.2923 + 0.7452 = 1.0375
LEP2008 = 49.528
f. Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA) = 8 Tahun
n
LEA = S LHRj(1+i)UR x Cj x Ej
j=1
Mobil penumpang = 0.3 x 0.0004 x 1,670.8 = 0.200
Bus = 0.45 x 0.1593 x 41.8 = 2.994
Truk 2 as 13 ton = 0.45 x 1.0648 x 79.4 = 38.027
Truk 3 as 20 ton = 0.45 x 1.0375 x 94.0 = 43.877
LEA8 = 85.099
g. Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA) = 20 Tahun
n
LEA = S LHRj(1+i)UR x Cj x Ej
j=1
Mobil penumpang = 0.3 x 0.0004 x 3,762.9 = 0.452
Bus = 0.45 x 0.1593 x 94.1 = 6.744
Truk 2 as 13 ton = 0.45 x 1.0648 x 178.7 = 85.644
Truk 3 as 20 ton = 0.45 x 1.0375 x 211.7 = 98.820
LEA20 = 191.659
h. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET) = 8 Tahun
LEP + LEA8
LET8 =
2
49.528 x 85.099
LET8 = = 67.314
2
i. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET) = 20 Tahun
LEP + LEA20
LET20 =
2
49.528 x 191.659
LET20 = = 120.594
2
j. Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Alternatif I
Þ Diperkirakan pada akhir tahap I kerusakan mencapai kurang lebih 60 %, sehingga sisa umur tahap I
tinggal kurang lebih 40%
LER8 = LET8 x FP
UR
FP = = 0.8
10
LER8 = 67.314 x 0.8 = 53.851
1,67 LER8 = 89.931
LER20 = LET20 x FP
UR
FP = = 1.2
10
LER20 = 120.594 x 1.2 = 144.713
2,5 LER20 = 361.782
Alternatif II
Þ Diperkirakan pada akhir tahap I kerusakan mencapai kurang lebih 40 %, sehingga sisa umur tahap I
tinggal kurang lebih 60%
LER8 = LET8 x FP
UR
FP = = 0.8
10
LER8 = 67.314 x 0.8 = 53.851
2,5 LER8 = 134.627
Alternatif III
Þ Diperkirakan pada akhir tahap I kerusakan mencapai kurang lebih 80 %, sehingga sisa umur tahap I
tinggal kurang lebih 20%
LER8 = LET8 x FP
UR
FP = = 0.8
10
LER8 = 67.314 x 0.8 = 53.851
1,25 LER8 = 67.314
b. Indeks Permukaan
Þ Indeks Permukaan Awal (IPo)
Direncanakan lapisan permukaan laston dengan roughness > 1000 mm/km, maka dari Daftar VI.
Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) (SKBI 2.3.26.1987) diperoleh IPo = 3,9 - 3,5
Þ Indeks Permukaan Akhir (IPt) Alternatif I
Dari data peranan jalan : kolektor, LER(8+12) = 361,782, maka dari Daftar V. Indeks Permukaan Pada
Akhir Umur Rencana (IPt) (SKBI 2.3.26.1987) diperoleh IPt = 2,0
Þ Indeks Permukaan Akhir (IPt) Alternatif II
Dari data peranan jalan : kolektor, LER(8+12) = 241,67, maka dari Daftar V. Indeks Permukaan Pada Akhir
Umur Rencana (IPt) (SKBI 2.3.26.1987) diperoleh IPt = 2,0
Þ Indeks Permukaan Akhir (IPt) Alternatif III
Dari data peranan jalan : kolektor, LER(8+12) = 723,563, maka dari Daftar V. Indeks Permukaan Pada
Akhir Umur Rencana (IPt) (SKBI 2.3.26.1987) diperoleh IPt = 2,0
Alternatif II
Dengan data umur rencana 8 Tahun (Tahap I) :
Þ IPo = 3,9 - 3,5
Þ IPt = ###
Þ LER8 = 134.627
Þ DDT = 3.95%
Þ FR = 2.0
Alternatif III
Dengan data umur rencana 8 Tahun (Tahap I) :
Þ IPo = 3,9 - 3,5
Þ IPt = ###
Þ LER8 = 67.314
Þ DDT = 3.95%
Þ FR = 2.0
Dari Nomogram 4 Lampiran 1 (4) (SKBI 2.3.26.1987) diperoleh ITP = 7.90
maka ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
Karena konstruksi bertahap, maka dalam perhitungan ini lapisan permukaan yang akan dihitung
ketebalannya, dan lapis pondasi ditetapkan berdasarkan Daftar VIII Batas-batas Minimum Tebal Lapisan
Perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
Alternatif I
Þ ITP(8+12) = 10.6
ditetapkan :
D2 = 20 Cm
D3 = 20 Cm
Þ ITP8 = 8.3
ditetapkan :
D2 = 20 Cm
D3 = 20 Cm
jadi lapisan perkerasan konstruksi bertahap alternatif I (60% rusak tahap I) sebagai berikut :
6.5
Laston (MS 590)
9.0
CBR 3,2%
Alternatif II
Þ ITP(8+12) = 9.9
ditetapkan :
D2 = 20 Cm
D3 = 20 Cm
jadi lapisan perkerasan konstruksi bertahap alternatif I (40% rusak tahap I) sebagai berikut :
3.0
Laston (MS 590)
10.5
CBR 3,2%
Alternatif III
Þ ITP(8+12) = 11.9
ditetapkan :
D2 = 20 Cm
D3 = 20 Cm
Þ ITP8 = 7.9
ditetapkan :
D2 = 20 Cm
D3 = 20 Cm
jadi lapisan perkerasan konstruksi bertahap alternatif I (80% rusak tahap I) sebagai berikut :
11.5
Laston (MS 590)
8.0
mur tahap I
i Daftar VI.
3,9 - 3,5
ukaan Pada
ukaan Pada
akan dihitung
m Tebal Lapisan