Anda di halaman 1dari 9

METODE BINA MARGA

DIKETAHUI

1. Data lalu lintas


a. ADT dua Jurusan pada tahun ke 0
- Sedan : 2260 Kendaraan
- Truck Tunggal 8 T : 1300 Kendaraan
- Truck Tandem 20 T : 340 Kendaraan
- Truck Gandengan 25 T : 120 Kendaraan
b. Pertumbuhan lalu lintas pertahun : 8 %
c. Single Axle load limit : 18 .000 lbs
d. GVW Rata – rata : 25.000 lbs
2. Umur rencana : 20 Tahun
3. Penampang jalan :
a. Lebar bahu/berm/Shoulders : 2.00 m
b. Lebar Jalur lalu lintas : 7.50 m
4. Bahan bahu/berm/shoulder : Sub base klas A
5. CBR Sub Grade : 6,5 %

Di minta merencanakan konstruksi perkerasan lentur dengan metode bina marga 1983

Penyelesaian :

1. LHR pada awal umur rencana (LHRo) :


Sedan : 2260 Kendaraan
Truck Tunggal 8 T : 1300 Kendaraan
Truck Tandem 20 T : 340 Kendaraan
Truck Gandengan 25 T : 120 Kendaraan
LHR pada tahun ke 20 (akhir dari umur rencana ) LHR 20
LHR20 = LHR0 ( 1 + I ) 20
Sedan = 2260 (1 + 0,08 ) 20 =10533,7 Kendaraan
Truck Tunggal 8 T = 1300 (1 + 0,08 ) 20 =6059,2 Kendaraan
Truck Tandem 20 T = 340 (1 + 0,08 ) 20 =1584,7 Kendaraan
Truck Gandengan 25 T = 120 (1 + 0,08 ) 20 =559,3 Kendaraan

2. Menghitung Angka Ekivalen (E) Untuk Masing-masing kendaraan


Sedan ( 1 + 1 ) = 0,0002 + 0,0002
= 0,0004
Truck Tunggal 8 T (3 + 5) = 0,0183 + 0,1410
= 0,1593
Truck Tandem 20 T (6 + 7,7) = 0,2923 + 0,7452
= 1,0375
Truck Gandengan 25 T(6 +7,7 + 2,5 +2,5) = 0,2923 + 0,7452 + 0,0705 + 0,0705
= 1,1785
Gambar Jenis Tipe Kendaraan
Tabel Angka Ekivalen (AE)

3. Koefisien distribusi kendaraan ( C )


Kendaraan ringan = 0,5 dan kendaraan berat = 0,5
Untuk 2 jalur 2 arah.

4. Menghitung LEP :
trailer
Hitung LEP = ∑ ❑LHR o xCxE
m. p

Sedan = 0,5 x 2260 x 0,0004 = 0,452


Truck Tunggal 8 T = 0,5 x 1300 x 0,1593 =103,545
Truck Tandem 20 T = 0,5 x 340 x 1,0375 =176,375
Truck Gandengan 25 T = 0,5 x 120 x 1,1785 = 70,71
LEP = 351,082

Tabel Penetapan Jumlah Jalur

Tabel Koefisien Distribusi Kendaraan dalam Jalur (C)

5. Menghitung LEA
trailer
Hitung LEP = ∑ ❑LHR 20 xCxE
m. p

Sedan = 0,5 x 10533,7 x 0,0004 = 2,1067


Truck Tunggal 8 T = 0,5 x 6059,2 x 0,1593 = 482,6153
Truck Tandem 20 T = 0,5 x 1584,7 x 1,0375 = 822,0631
Truck Gandengan 25 T = 0,5 x 559,3 x 1,1785 = 329,5675
LEA =1636,353
6. Menghitung LET :
1
LET = ( LEP+ LEA )
2
1
= ( 351,082+ 1636,353 )
2
= 1169,258
7. Hitung Faktor penyesuaian (FP):
UR 20
FP= = =2
10 10
8. Hitung LER :
LER = LET x FP
LER = 1169,258 x 2
= 2338,516 ≈ 2339
9. CBR Rata-rata = 6,5 %
10. DDT = 5,15
11. Indeks permukaan akhir umur rencana (IPt) :
LER = 2339 Interval >1000
Kelas jalan : Kolektor / Arteri / Tol
Di rencanakan : Arteri
Di pilih IPt=2,5
HRA di pilih IPo = ≤ 4 dan IPo = 3,9-3,5
Dipilih IPo = 3,9 – 3,5
Nomogram kombinasi dari IPt = 2,5
Tabel Indeks Permukaan Akhir
Bahan-bahan perkerasan :

o Asbutton (MS 744), a 1 = 0.40


o Batu pecah (CBR 100), a 2 = 0.14
o Sirtu (CBR 50), a 3 = 0.12
Dari table indeks permukaan awal, IPo = ≤ 4 dan IPo = 3,9-3,5

Dipilih IPo = 3.9 – 3.5

Tabel Indeks Permukaan Awal


Daftar Koefisien Kekuatan Relatif

12. Dengan melihat jenis kondisi curah hujan (lokasi proyek di Cilegon dengan curah
hujan 1722mm/tahun), persentase kelandaian < 6% dan persentase kendaraan
berat > 30%, diperoleh dari tabel FR = 2.0 – 2.5, dipilih 2.5

Tabel Faktor Regional


13. Dari pasangan harga DDT = 5,15 dan LER =2339, diperoleh ITP = 10,5 Dari
pasangan harga ITP dan FR = 2,5 diperoleh ITP = 12,5

14. Untuk ITP = 10,5, tebal minimum lapisan perkerasan ditentukan berdasarkan tabel
lapis permukaan dan tebal lapis pondasi dibawah ini :

Tabel Batas Minimum Tebal Lapis Permukaan


Tabel Batas Minimum Tebal Lapis Pondasi

o Surface, Laston (MS 744), D 1 = 10 cm, a 1 = 0.40


o Base, Batu pecah (CBR 100), D 2 = 20 cm, a 2 = 0.14
o Sub Base, Sirtu (CBR 50), D3 = 15 cm, a 3 = 0.12

15.Menentukan tebal sub base ( D3) sesuai persamaan :


ITP = a 1 . D 1+ a2 . D2 +a 3 . D3
12,5= 0.40x10+ 0.14x20 + 0.12. D 3
12,5−4−2,8
D3 = =47.5 cm
0,12

Anda mungkin juga menyukai