Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERHITUNGAN PERENCANAAN TEBAL LAPISAN


PERKERASAN JALAN RAYA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Kontruksi Jalan dan Jembatan

Yang dibina oleh Drs. H. Sugiyanto, S.T., M.T.

Oleh :

Fian Muslim Aditya 170522526533

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

17 Oktober 2018
1. Perhitungan Susunan Ketebalan Lapisan Perkerasan Jalan
Perhitungan Perencanaan Susunan Lapisan Perkerasan Jalan Lentur
1) Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data lalu lintas tahun 2008 seperti di
bawah ini,dan umur rencana 10 tahun (i 10 tahun = 8% per tahun)
jalan dibuka tahun 2013 (i selama pelaksanaan = 5% per tahun)
CBR tanah dasar = 3,4%

2) Data-data tahun 2008


• kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 1533 kend
• bus 8 ton (3+5) = 333 kend
• truck 2 as 13 ton (5+8) = 53 kend
• truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 33 kend
• truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 13 kend+
LHR (Lintas Harian Rata2) 2008 = 1965 kend/hari/ 2 jalur

Perkembangan lalu lintas (i)

Untuk 10 tahun = 8%

Bahan-bahan perkerasan:

- LASTON (Ms 340) >a1 = 0,3

- Batu pecah kelas A (CBR 100) >a2 = 0,14

- sirtu kelas B (CBR 50) >a3 = 0,12


 PENYELESAIAN
- LHR pada tahun 2013 (awal umur rencana) dengan rumus (1+i)ᶯ
Dengan ketentuan n = Selisih Tahun
n = 2013-2008 = 5 tahun i = 0,05
(1+i)ᶯ =(1+0,05)5 =1,276

 Kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 1533 x 1,276 = 1.956 kendaraan


 Bus 8 ton (3+5) = 333 x 1,276 = 425 kendaraan
 Truck 2 as 13 ton (5+8) = 53 x 1,276 = 68 kendaraan
 Truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 39 x 1,276 = 50 kendaraan
 Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 13 x1,276 = 17 kendaraan
LHR (Lintas Harian Rata2) 2013 = 2.516 kend/hari/ 2 jalur

- LHR pada tahun ke 10 rumus (1+i)ᶯ

i = 8% = 0,08 n = 10
(1+i)ᶯ =(1+0,08)10 =2,158

 Kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 1.956 x 2,158= 2.496 kendaraan


 Bus 8 ton (3+5) = 425 x 2,158 = 917 kendaraan
 Truck 2 as 13 ton (5+8) = 68 x 2,158 = 215 kendaraan
 Truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 50 x 2,158 = 108 kendaraan
 Truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 17 x 2,158 = 37 kendaraan
LHR (Lintas Harian Rata2) 2023 = 3.773 kend/hari/ 2 jalur

Kesimpulan perhitungan LHR :

Nilai LHR sangat bergantung kepada tahun yang direncanakan, dan


faktor nilai i (prosentase pertumbuhan kendaraan).Cara menghitung
pertumbuhan kendaraan menggunakan rumus (1+i)ᶯ =X Setiap model kendaraan
dan jenisnya mempunyai koefisien pembebanan tersendiri, dan hal itu akan
mempengaruhi pembebanan pada lapisan perkerasan
Tabel Penentuan Angka Ekivalen Kendaraan

- Setelah dihitung angka ekivalen (E) masing- masing kendaraan sebagai


berikut:
 kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
 bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,141 = 0,1593
 truck 2 as 13 ton (5+8) = 0,141 + 0,9238 = 1,0648
 truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 0,293 + 0,7452 = 1,0375
 truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 1,0375 + 2(0,1410) = 1,3195

Kesimpulan perhitungan E (Angka Ekivalen Kendaraan) :

Setiap jenis dan model kendaraan mempunyai angka ekivalen masing-


masing, sesuai dengan jenisnya. Dan dipengaruhi juga oleh perletekan
tumpuan beban, yang dalam kendaraan mobil terletak pada ban kendaraan
tersebut yang disebut dengan sumbu kendaraan

Tabel Koefisien Distribusi Arah Kendaraan


- Menghitung LEP :
Rumus = LEP = Koefisien Jalur X LHR saat jalan dibuka X E
Untuk jalan 2 arah, koefisien = 0,5 (didapat dari tabel distribusi arah kend)
 kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 0,5 x 1.956 x 0,0004 = 0,3912
 bus 8 ton (3+5) = 0,5 x 425 x 0,1593 = 33,851
 truck 2 as 13 ton (5+8) = 0,5 x 68 x 1,0648 = 36,203
 truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 0,5 x 50 x 1,0375 = 25,937
 truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 0,5 x 17 x 1,3195 = 11,215+
LEP = 107,597
- Menghitung LEA :
Rumus = LEP = Koefisien Jalur X LHR saat jalan 10 tahum X E
Untuk jalan 2 arah, koefisien = 0,5
 kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 0,5 x 2.496 x 0,0004 = 0,4992
 bus 8 ton (3+5) = 0,5 x 917 x 0,1593 = 73,039
 truck 2 as 13 ton (5+8) = 0,5 x 215 x 1,0648 = 114,466
 truck 3 as 20 ton (6+7.7) = 0,5 x 108 x 1,0375 = 56,025
 truck 5 as 30 ton (6+7.7+5+5) = 0,5 x 37 x 1,3195 = 24,410+
LEA = 268,440

Kesimpulan perhitungan LEP dan LEA :

Perhitungan LEP dan LEA sangat dipengaruhi oleh angka koefisien jalur,
LHR jalan (saat dibuka dan tahun rencana), dan angka ekivalen kendaraan (E).
Angka perkalian dari rumus LEP = Koefisien Jalur X LHR X E, akan
mempengaruhi nilai LET dan LER
- Menghitung LET10 = LET = (LEP + LEA) / 2

= ½(107,597+268,440)

= 188,01
- Menghitung LER10 = LET x UR/10
= LET10 X 10/10
= 188,01 X 1
= 188,01
- Mencari ITP
 CBR = 3,4% (given)
 DDT = 4,3 x Log CBR + 1,7

= 4,3 x Log 3,4 + 1,7

=4

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒆𝒏𝒅𝒂𝒓𝒂𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕


 FR = X 100%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐝𝐚𝐫𝐚𝐚𝐧
432
= X 100%
1965

= 21,98%

Maka faktor regional yang didapat = 0,5

FR = 0,5
 IP
(Indeks

Permukaan)

Klasifikasi jalan kolektor :

LER10 = 188,01 = 100 – 1000 = IP = 2

Maka IP = 2

 ITP ( Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana)

ITP10 = 8,75 (Ipo = 3,9-3,5)

UR = 10 Tahun

 - CBR Tanah Dasar = 3,4% - DDT = 4 - IP = 2,0 FR = 0,5


 - LER10 = 188,7 - ITP10 = 8,75 (Ipo = 3,9-3,5)
 - UR ( Umur Rencana ) = 10 Tahun
 Menetapkan Tebal Perkerasan
Tabel Koefisien Kekuatan Relatif

Untuk 10 Tahun
Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabel koefisien relatif
- Lapisan permukaan : LASTON (Ms 340) >a1 = 0,3
- Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A (CBR 100) >a2 = 0,14
- Lapisan Pondasi bawah : sirtu kelas B (CBR 50) >a3 = 0,12
Tabel Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan Utuk Lapisan
Lapis Permukaan

Tabel batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis pondasi

Tabel lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,75

Untuk 10 Tahun

Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabel koefisien relatif

- Lapisan permukaan : LASTON (Ms 340) >D1 = 7,5 cm

- Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A (CBR 100) >D2 = 20 cm

- Lapisan Pondasi bawah : sirtu kelas B (CBR 50) >D3 = 10 cm


 Menghitung ITP
ITP = a₁xD₁ +a₂xD₂ +a₃xD₃
- Nilai (a) : Untuk 10 Tahun
- Lapisan permukaan : LASTON (Ms 340) >a1 = 0,3
- Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A (CBR 100) >a2 = 0,14
- Lapisan Pondasi bawah : sirtu kelas B (CBR 50) >a3 = 0,12

- Nilai (d): Untuk 10 Tahun

- Lapisan permukaan : LASTON (Ms 340) >d1 = 7,5 cm


- Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A (CBR 100) >d2 = 20 cm
- Lapisan Pondasi bawah : sirtu kelas B (CBR 50) >d3 = 10 cm
ITP = a₁xD₁ +a₂xD₂ +a₃xD₃
8,75= 0,30xD1+ 0,14x20 +0,12x10
8,75= 0,3D1 + 2,8 + 1,2
8,75= 0,3D1 + 4
D1 = (8,75 – 4)/0,3
=15,83 cm
Dikarenakan Lapisan Permukaan LASTON mempunyai harga yang tinggi, maka di
rekayasa dengan mempertebal lapisan pondasi bawah dengan perhitungan sebagai
berikut

ITP = a₁xD₁ +a₂xD₂ +a₃xD₃


8,75= 0,30x7,5 + 0,14x20 +0,12xD3
8,75= 2,25 + 2,8 + 0,12D3
8,75= 0,12D3 + 5,05
D3 = (8,75 – 5,05)/0,12
=30,8 cm

 MAKA DIPEROLEH
- LASTON (Ms 340) = 7,5 cm
- Batu pecah kelas A (CBR 100) = 20 cm
- sirtu kelas B (CBR 50) = 30,8 cm
 VOLUME MATERIAL YANG DIBUTUHKAN
V=TXLXP
- LASTON (Ms 340) = 0,075 x 7 x 100 = 7,5 m3
- Batu pecah kelas A (CBR 100) = 0,20 x 7 x 100 = 140 m3
-
sirtu kelas B (CBR 50) = 0,30 x 7 x 100 = 210 m3

Gambar Potongan Memanjang

7,5 cm
20 cm

30,8 cm

Gambar Potongan Melintang

7,5 cm
20 cm
30,8cm
KESIMPULAN

Perhitungan lapisan perkerasan lentur jalan raya sangat diperngaruhi


oleh banyak aspek yang saling berhubungan dalam rumus perhitungan. Yang
pertama adalah nilai LHR (Lintas Harian Rata-rata Kendaraan), Nilai LHR sangat
bergantung kepada tahun yang direncanakan, dan faktor nilai i (prosentase
pertumbuhan kendaraan).Cara menghitung pertumbuhan kendaraan
menggunakan rumus (1+i)ᶯ =X Setiap model kendaraan dan jenisnya mempunyai
koefisien pembebanan tersendiri, dan hal itu akan mempengaruhi pembebanan
pada lapisan perkerasan. Berikutnya dipengaruhi oleh nilai E (Angka Ekivalen
Kendaraan). Setiap jenis dan model kendaraan mempunyai angka ekivalen
masing-masing, sesuai dengan jenisnya. Dan dipengaruhi juga oleh perletekan
tumpuan beban, yang dalam kendaraan mobil terletak pada ban kendaraan
tersebut yang disebut dengan sumbu kendaraan.

Faktor yang mempengaruhi bagian ketiga adalah LEP dan LEA,


Perhitungan LEP dan LEA sangat dipengaruhi oleh angka koefisien jalur, LHR
jalan (saat dibuka dan tahun rencana), dan angka ekivalen kendaraan (E). Angka
perkalian dari rumus LEP = Koefisien Jalur X LHR X E, akan mempengaruhi
nilai LET dan LER. Dari perhitungan- perhitungan tersebut makan akan diperoleh
angka-angka dari CBR Tanah Dasar, LER, DDT, IP, ITP, FR, dan Ipo. Angka-
angka tersebut akan diaplikasikan pada tabel nomogram sesuai dengan angka
yang diperoleh tersebut

Setelah diperoleh angka-angka tersebut maka selanjutnya adalah


menghitung tebal lapisan perkerasan jalan yang direncakan agar mampu menahan
beban dan kondisi sesuai perhitungan dan dari data tersbut seorang engineer dapat
berspekulasi tentang material yang dibutuhkan, mulai dari jenis material, volume
dan banyak material yang dibutuhkan, tebal lapisan perkerasan atas, tengah dan
fondasi, tebal lapisan yang akan ditambah tingginya agar mempengaruhi aspek
harga, dan mampu menghitung harga kebutuhan total

Anda mungkin juga menyukai