Anda di halaman 1dari 16

1

“ SOLAR CHART DAN SPSM ”

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Fisika Terapan
Yang dibina oleh Bapak Dr. H.Tri Kuncoro, S.T, M.Pd

Oleh :

Iqbal Fandana 170522526541

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
September 2017

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam mendesain sebuah bangunan perlu diperhatikan hal-hal mendasar


tapi bersifat penting, seperti halnya kenyamanan. Agar bangunan bisa
dikatakan nyaman maka bangunan harus memenuhi unsur-unsur
kenyamanan, terutama yang berkaitan dengan kenyamanan termal, salah
satu cara mencapai kenyamanan termal adalah dengan memasang Sirip
Penangkal Sinar Matahari (SPSM). SPSM sendiri merupakan metode
pengendalian termal dengan cara membentuk pembayangan pada
bangunan sehingga suhu di dalam bangunan masih dapat stabil atau
menghasilkan kenyamanan termal saat terkena paparan sinar matahari.
Supaya pembayangan pada bangunan bisa tepat maka diperlukan
pengukuran paparan sinar matahari pada desain SPSM baik pengukuran
periode penyinaran, arah datang, periode pembayangan maupun posisi
matahari yaitu dengan menggunakan solar chart.
Solar chart atau yang biasa disebut diagram matahari ialah grafik
berbentuk elips atau lingkaran yang memetakan pola garis lintasan
matahari berdasarkan perbedaan posisi garis lintang. Solar chart terdiri dari
berbagai komponen seperti, titik pengamat, garis jam, dan garis tanggal.
Pada Solar chart juga dilakukan perhitungan konversi waktu untuk
menentukan waktu matahari (Solar time). Perhitunga konversi waktu pada
Solar chart juga melibatkan posisi garis bujur, garis lintang dan juga peta
daerah waktu di dunia. Selain itu juga menentukan sudut apa saja dalam
desain SPSM agar terbentuk pembayang yang sesuai dengan bangunan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi solar chart ?
1.2.2 Apa saja fungsi dari solar chart ?
1.2.3 Apa saja komponen dari solar chart ?
1.2.4 Bagaimana cara perhitungan konversi waktu solar chart ?
1.2.5 Apa saja sudut pada desain SPSM ?
1.2.6 Bagaimana pengaplikasian solar chart pada desain SPSM ?

3
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi solar chart
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi dari solar chart
1.3.3 Untuk mengetahui komponen dari solar chart
1.3.4 Untuk mengetahui cara perhitungan konversi waktu solar chart
1.3.5 Untuk mengetahui sudut pada desain SPSM
1.3.6 Untuk mengetahui pengapalikasian solar chart pada desain SPSM

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Solar Chart

Solar chart atau yang biasa disebut diagram matahari ialah grafik
berbentuk elips atau lingkaran yang memetakan pola garis lintasan matahari
berdasarkan perbedaan posisi garis lintang. Juga dapat membentuk garis-garis
proyeksi lintasan dengan kelengkungan dan kerapatan yang berbeda jika pola
lintasan matahari (sunpath) diproyeksikan.

 Gambar 2.1 & 2.2 Diagram matahari (Solar chart)

(Latifa 2015, 92) Pada


solar chart semakin ke arah
utara garis lintang maka garis
proyeksi akan semakin
lengkung ke atas. Begitu pula
sebaliknya, semakin ke arah
selatan garis lintang maka
garis proyeksi akan semakin
lengkung ke arah bawah.
Untuk menggambar pola
lintasan matahari pada solar
chart terdapat beberapa
metode, yaitu spherical
projection (kelengkungan garis proyeksi cembung ), equldistant projection (
kelengkungan garis proyeksi normal ), dan yang paling banyak digunakan ialah
stereographic diagram ( kelengkungan garis proyeksi cekung ).

5
2.2 Fungsi Solar Chart
Informasi yang dapat diketahui dengan menggunakan solar chart antara lain
1. Posisi Matahari
Dengan menggunakan solar chart kita bisa mengetahui letak atau
posisi matahahari yang biasanya dinyatakan dengan sudut azimuth
atau sudut latitude.

2. Periode Fasad Disinari Matahari


Dengan solar chart kita juga dapat mengetahui periode atau selang
waktu bagian fasad bangunan yang terkena sinar matahari. Untuk
mengetahui periode fasad teradiasi matahari dalam desain SPSM
(Sirip Pelindung Sinar Matahari) dibutuhkan komponen-komponen
guna mendapat informasi yang diperlukan antara lain, periode
pembayangan,SDH, dan SDV

3. Sudut Datang Horizontal (SDH)


Menentukan sudut datang horizontal (SDH)

4. Sudut DatangVertikal (SDV)


Menentukan sudut datang vertikal (SDV)

5. Periode pembayangan SPSM berdasarkan sudut bayangan

2.3 Komponen-Komponen Solar Chart

Berikut komponen-komponen solar chart dan fungsinya,

1) Titik Pengamat ( Observer Point )


Posisi berada di tengan solar chart sebagai tempat pengamat melihat
langit.

2) Garis Tanggal ( Date Lines )


Proyeksi garis lintasan matahari mulai terbit di timur sampai
terbenam di barat. Proses ini terjadi hanya pada tanggal-tanggal
tertentu dari masing-masing 2 periode per setengah tahun.

3) Garis Jam ( Hour Lines )


Menentukan posisi matahari pada jam tertentu per 1 jam dari waktu
lintasan matahari.

6
4) Garis Waktu Tengah Hari
Garis vertikal tepat di tengah solar chart ( melalui titk pengamat ).
Waktu disebut tengah hari saat posisi matahari tepat berada pada
garis ini.

5) Skala Sudut Azimuth


Skala 0˚ - 360˚ pada keliling lingakaran solar chart yang diukur dari
utara searah jarum jam. Pada solar chart konvensional tertera per
10˚, sedangkan pada solar chart software ecotect per 15˚.

6) Skala Sudut Altitude


Skala 0˚- 90˚ (tertera per 10˚) pada garis waktu tengah hari yang
diukur dari tepi lingkaran solar chart ke arah titik pengamat.

 Gambar 2.3 Diagram matahari (Solar chart) dan komponen-komponennya

(Ibid, 95) Untuk menentukan sudut azimuth dan altitude pada solar chart
konvensional harus melalui proses perhitungan dan penggambaran pada solar
chart telebih dahulu, sedangkan pada solar chart software informasi tersebut
dapat dipeoleh dengan memasukan data koordinat dan data waktu.

7
2.4 Perhitungan Konversi Waktu Solar Chart

(Ibid, 103) Perhitungan konversi waktu hanya dilakukan saat mengunakan


solar chart konvensional, sebab pada solar chart konvensional berlaku
penyataan seperti berikut,

1. Waktu untuk solar time tepat pukul 12.00 waktu setempat (local
time), hanya berlaku saat posisi pengamat berada di daerah atau
wilayah yang dilalui garis bujur (longitude) kelipatan 15˚.

2. Untuk daerah yang tidak dilewati garis bujur kelipatan 15˚ akan
terjadi selisih waktu solar time sebelum atau setelah pukul 12.00
waktu setempat (local time).

3. Selisih waktu matahari (solar time) dapat mempengaruhi seluruh


waktu pada jam solar chart, sehingga posisi garis jam dapat bergeser
dari posisi semula.

4. Sudut datang vertikal (SDV) dan sudut datang horizontal (SDH)


yang diperlukan dalam desain SPSM hanya dapat diperoleh jika
posisi garis jam digeser tepat sesuai dengan perhitungan.

Untuk mengetahui posisi garis bujur kita dapat menggunakan peta pembagian
daerah waktu dunia. Seperti gambar dibawah ini,

 Gambar 2.4 Peta pembagian waktu dunia

8
(Ibid, 105) Terdapat 2 istilah pada solar chart yang berkaitan dengan waktu
dan posisi pengamat berdasarkan garis bujur bumi.
1. Waktu Setempat (local time)
Waktu yang tertera pada notasi solar chart yang sesuai dengan zona
waktu (time zone) di daerah setempat yang berdasarkan pembagian
daerah waktu di dunia.

2. Waktu Matahari (solar time)


Waktu tengah hari dimana sudut altitude berada pada posisi
tertinggi pada suatu hari. Pada waktu matahari (solar time) waktu
tengah hari yang dialami pengamat tidak selalu tepat pukul 12.00
bisa lebih atau kurang.
Di indonesia sendiri terdapat tiga pembagian waktu setempat (local time)
berdasarkan posisi garis bujur.

1. Waktu Indonesia Barat (WIB)


Yang mengacu pada garis bujur (longitude) 105˚ BT, sehingga
berlaku time zone GMT +7

2. Waktu Indonesia Tengah (WITA)


Mengacu pada garis bujur (longitude) 120˚ BT. Berlaku time
zone GMT +8

3. Waktu Indonesia Timur (WIT)


mengacu pada garis bujur (longitude) 135˚ BT. Berlaku time
zone GMT+9

Gambar 2.5 Peta pembagian waktu di Indonesia

Karena bumi berotasi 360˚ dalam sehari (24 jam) maka setiap selisih 15˚
pada garis bujur (longitude) terjadi selisih waktu 1 jam dan jika selisih 1˚
pada garis bujur maka terjadi selisih waktu 4 menit.

9
CONTOH KASUS

DATA
 Lokasi Dar Es Salam,
Tanzania
 Garis lintang (latitude) =
7˚LS
 Garis bujur (longitude) =
39˚BT
Dari data di atas dengan solar chart
dan peta waktu dunia tentukan solar
time dan posisi garis jam yang tepat
pada solar chart.

Gambar 2.5 Peta letak wilayah


Dar Es Salanm,Tanzania

LANGKAH
1. Menentukan solar chart yang tepat
2. Melakukan perhitungan konversi waktu berdasarkan peta waktu
dunia
3. Menentukan garis jam berdasarkan perhitungan yang tepat
JAWAB
1. Karena wilayah Dar Es Salam terletak pada 7˚LS maka dapat
digunakan solar chart 6 ˚LS atau solar chart 8 ˚LS
2. Letak wilayah Dar Es Salam, Tanzania terletak di GMT +3, maka
garis bujur (longitude) kelipatan 15˚ yang menjadi acuan adalah
45˚BT.
Jadi waktu acuan pada pukul 12.00 waktu setempat terletak pada
45˚BT.
Untuk menentukan solar time ada beberapa catatan penting seprti
dibawah ini,
Karena bumi berotasi dari barat ke timur maka,
 Jika letak garis bujur wilayah di sebelah kiri garis bujur
acuan, maka waktu solar time setelah 12.00 local time.
 Jika letak garis bujur wilayah di sebelah kanan garis bujur
acuan, waktu solar time sebelum 12.00 local time.

10
Posisi garis bujur Dar Es Salam terletak pada 39˚BT dan garis
bujur acuan 45 ˚BT.
selisih garis bujur Dar Es Salam dengan garis bujur acuan
= 45˚-39˚
=6˚

Karena 1 ˚ = 4 menit maka, selisih waktu Dar Es Salam dengan


waktu acuan
= ( 6 ˚ x 4 menit)
= 24 menit

Waktu solar time


Posisi wilayah Dar Es Salam 6˚ di sebelah kiri garis bujur acuan
maka waktu solar chart di Dar Es Salam adalah setelah 12.00 (+)
= 12.00 + (selisih waktu dengan waktu acuan)
= 12.00 + 24 menit
= 12.24

Jadi waktu solar time di Dar Es Salam adalah 12.24

Gambar 2.6 Solar chart Dar Es Salam

Pada solar chart pembacaan dimulai dari kanan karena matahari


mulai terbit dari timur dan kemudian terus bergerak ke arah barat.

3. Menentukan garis jam solar chart


Sebelum melakukan pergeseran garis jam pada solar chart
harus ditentukan pembulatan selisih waktu terlebih dahulu, karena
pergeseran garis jam harus terskala dengan tepat dan proposional
bedasarkan jarak garis-garis jam sebelumnya.
Berikut pembulatan selisih waktu solar time terkait
pergeseran garis jam.

11
o 1/10 jam = 6 menit
1 menit ≤ x ≤ 7 menit = dibulatkan menjadi 6 menit = 1/10
jam
o 1/5 jam = 12 menit
8 menit ≤ x ≤ 13 menit = dibulatkan menjadi 12 menit = 1/5
Jam
o 1/4 jam = 15 menit
14 menit ≤ x ≤ 17 menit = dibulatkan menjadi 15 menit =
1/4 jam.
o 1/3 jam = 20 menit
18 menit ≤ x ≤ 25 menit = dibulatkan menjadi 20 menit =
1/3 jam
o 1/2 jam = 30 menit
26 menit ≤ x ≤ 30 menit = dibulatkan menjadi 30 menit =
1/2 jam

Selisih waktu Dar Es Salam dengan waktu acuan adalah 24


menit maka dibulatkan menjadi 20 menit dan garis jam digeser 1/3
ke kanan dari posisi garis jam semula.

Gambar 2.7 pergeseran garis jam pada solar chart

12
Posisi garis jam setelah digeser,

Gambar 2.6 Solar chart Dar Es Salam setelah garis jam digeser

3.5 Sudut-Sudut Pada Desain SPSM

Terdapat 2 pasang sudut terkait desain SPSM yaitu

1. Sudut Datang
(Ibid, 111). Sudut datang adalah sudut arah datangnya sinar matahari pada
desain SPSM, yang besarnya berubah-ubah tergantung pada orientasi
fasad juga lintasan matahari yang terkait waktu dan lokasi di bumi. Secara
manual tanpa software. Sudut Datang Vertikal (SDV) dan Sudut Datang
Horizontal (SDH) hanya dapat ditentukan dengan solar chart
konvensional dengan bantuan pengukur sudut bayangan (protactor).

2. Sudut Bayangan
(Ibid, 112). Sudut bayangan
adalah yang dibentuk oleh
desain SPSM untuk menunjukan
sudut perlindungan
(pembayangan) bagi fasad, yang
besarnya tetap dan tidak
bergantung pada orientasi fasad.
Besarnya sudut perlindungan
suatu SPSM dapat digambarkan
pada shading mask, yaitu
proyeksi dari bola langit yang
terhalang oleh SPSM.

13
3. Kaitan Sudut Datang dengan Sudut Bayangan
Berikut sifat dan fungsi sudut datang dan sudut bayangan.

o Sifat Sudut Datang


 Besar sudut berubah-ubah
 Bergantung pada orientasi fasad
 Bergantung pada lintasan matahari yang terkait waktu dan lokasi
di bumi

o Fungsi
 Mendapatkan bayangan sesuai desain SPSM

o Sifat Sudut Bayangan


 Bentuk sudut tetap selama desain SPSM tidak diubah
 Tidak tergantung orientasi fasad
 Tidak tergantung sudut datang sinar matahari

o Fungsi
 Mendapatkan periode pembayangan SPSM

3.6 Aplikasi Solar Chart Pada Desain SPSM

Berikut contoh-contoh pengaplikasian solar chatr pada desain SPSM

1. Posisi matahari
2. Kemungkinan periode penyinaran matahari
3. SDV dan SDH
4. Bayangan yang terbentuk pada fasad
5. SBH dan SBV oleh SPSM
6. Periode pembayangan oleh SPSM pada fasad
7. SBH dan SBV oleh bangunan
8. Periode pembayangan oleh bangunan pada fasad

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam mendesain sebuah SPSM solar chart merupakan komponen


penting yang tidak boleh terlewatkan karena berbagai aspek penting
dalam merancang atau mendesain sebuah bangunan agar tercapai
kenyamanan termal dengan menjadikan SPSM sebagai salah satu
strategi dalam melakukan pengendalian termal terdapat pada solar
chart.

Berdasarkan makalah di atas, dijelaskan berbagai solar chart seperti


menentukan posisi matahari, menentukan sudut datang baik vertikal
maupun horizontal, menghitung periode penyinaran dan pembayangan
selain itu juga dijelaskan komponen-komponen apa saja yang ada pada
solar chart antara lain, titik pengamat, garis tanggal, garis, garis waktu
tengah hari,skala sudut azimuth, dan juga skala sudut altitude. Pada
makalah diatas juga dijelaskan cara perhitungan konversi waktu,
melakukan pergeseran garis jam pada solar chart, menentukan sudut-
sudut pada SPSM dan juga aplikasi solar chart pada SPSM.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Latifah, Nur Laela. 2015. Fisika Bangunan 1. Jakarta: Griya Kreasi


https://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/reading-sun-path-diagrams
diakses 14 september 2017
https://www.esru.strath.ac.uk/courseware/Design_tools/Sun_chart/sun-chart.htm
diakses 15 september 2017

16

Anda mungkin juga menyukai