Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FISIKA BANGUNAN
DEFINISI SOLAR CHART & SPSM
Dosen Pengajar : Bapak Tri Kuncoro

Oleh :
FERDIAN FEBRIYANTO (180522529536)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN VOKASI
PRODI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
OFFERING A
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
fisika bangunan.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan yang
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT.
2. Bapak Tri Kuncoro selaku dosen pengajar yang memberikan arahan dan
bimbingan kepada saya setiap saat.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang banyak memberikan dorongan,
semangat dan doanya.
4. Teman-teman offering A prodi D3 Teknik Sipil dan Bangunan
Universitas Negeri Malang.
Saya sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
meminta maaf dikarenakan masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Malang, 28 Agustus 2018

Ferdian Febriyanto

i
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Solar Chart
2.2 Fungsi Solar Chart
2.3 Komponen Solar Chart
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertumbuhan manusia semakin meningkat di seluruh penjuru dunia, banyak
manusia yang berbondong-bondong melakukan pembangunan tanpa memerhatikan
setiap aspek-aspek yang dibutuhkan untuk memberikan aspek kenyamanan dalam
bangunan yang dihasilkan. Seperti di Negara kita, yaitu Indonesia. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berada dalam masa
pembangunan untuk menjadi negara yang lebih maju. Indonesia memperbanyak
pembangunan-pembangunan yang dilakukan di berbagai daerah.
Energi surya merupakan sumberdaya alternatif yang prospektif karena
energi surya merupakan sumber energi yang dapat diperbarui dan tidak
menimbulkan polusi. Potensi energi surya di Indonesia yang berada dijalur
khatulistiwa memungkinkan penggunaan secara langsung dalam bangunan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Penggunaan energi surya umumnya dibedakan antara pemanfaatan secara
tidak langsung, yaitu dengan mengolah pergerakan angin sebagai efek tidak
langsung energi surya, maupun pemanfaatan secara langsung. Dalam sistim ini
dibedakan antara sistim thermosyphoning, yang memanfaatkan panas radiasi
matahari melalui benda padat, cair, udara, dan sistim foto-voltaik (PV system) yang
meng konversikan panas matahari langsung menjadi arus listrik dengan bantuan sel
surya (PV cell).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
rumusan masalah dalam kaitan.
1. Jelaskan yang dimaksud dengan solar chart!
2. Jelaskan fungsi solar chart!
3. Jelaskan komponen solar chart dan fungsinya masing-masing!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan local time dan solar time!
5. Bagaimana cara perhitugan konversi waktu suatu lokasi?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuan
penulisan makalah.
1. Agar pembaca dapat memahami solar chart dengan baik.
2. Agar pembaca dapat memahami fungsi solar chart dengan mudah.
3. Agar pembaca dapat memahami komponen solar chart dan fungsinya
masing-masing dengan baik
4. Agar pembaca dapat memahami perhitungan konversi waktu suatu lokasi
dengan tepat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pada bagian ini
disajikan tentang (1) pengertian solar chart (2) fungsi solar chart (3) komponen
solar chart dan fungsinya masing-masing (4) pengertian local time dan solar time
(5) perhitungan konversi waktu suatu lokasi.

2.1 DEFINISI SOLAR CHART


Diagram matahari (solar chart) adalah diagram yang merupakan pola
lintasan matahari (sunpath) di langit. Berdasarkan perbedaan posisi garis lintang,
setiap lokasi di bumi akan memiliki pola lintasan matahari yang spesifik. Maka,
ketika lintasan tersebut diproyeksikan, akan tergambar garis-garis proyeksi dengan
kelengkungan dan kerapatan masing-masing.
Garis lintang di bumi terbentang dari garis khatulistiwa di tengah
permukaan bumi ke arah Kutub Utara dan sebaliknya ke arah Kutub Selatan. Garis
khatulistiwa adalah 0º Lintang Utara (LU) atau 0º Lintang Selatan (LS). Secara
teoretis ke arah utara terhitung sampai 90º LU dan sebaliknya ke arah selatan
terhitung sampai 90º LS.
Dengan banyaknya posisi garis lintang maka dibuat solar chart dengan
ketelitian untuk kovensional setiap 2º. Untuk keakuratan, sangat disarankan tidak
menggunakan yang konvensional, tetapi menggunakan software (contohnya
Ecotect) yang dapat mengakomodasi posisi koordinat di bumi dengan ketelitian
hingga 0,1º atau sepersepuluh derajat.
Pada solar chart 0º, garis-garis proyeksi lintasan matahari (sunpath) terlihat
simetris antara bagian atas dan bawah. Makin ke arah utara posisi garis lintang maka
garis-garis proyeksi pada bagian atas makin lengkung. Sebaliknya makin ke arah
selatan posisinya maka garis-garis proyeksi pada bagian bawah yang terlihat makin
lengkung. Berikut contoh solar chart kelipatan 2º pada Gambar 3.4 s/d 3.6.
Ada beberapa metode penggambaran proyeksi pola lintasan matahari
(sunpath) pada solar chart, yaitu spherical projection (kelengkungan garis proyeksi
cembung), equidistant projection (kelengkungan garis proyeksi normal), dan
stereographic diagram (kelengkungan garis proyeksi cekung). Dari ketiga metode

3
ini, stereographic diagram yang paling umum digunakan. Berikut contoh solar
chart untuk posisi lintang di Bandung (6,9º LS) dari ketiga metode tersebut, yang
diperoleh menggunakan software Ecotect v5.20.

4
2.2 FUNGSI SOLAR CHART
Informasi yang dapat diperoleh menggunakan solar chart antara lain:
1) Posisi matahari (sun position)
Posisi matahari di langit dinyatakan dalam sudut azimuth dan sudut altitude,
yang besarnya berubah tergantung waktu (tanggal dan jam)
2) Periode fasad tersinari matahari
3) Sudut datang horizontal (SDH)
4) Sudut datang vertikal (SDV)
5) Periode pembayangan SPSM berdasarkan sudut bayangan
Periode fasad tersinari matahari, SDH, SDV, dan periode pembayangan
SPSM adalah informasi yang diperlukan dalam desain SPSM. Seluruh informasi ini
dapat diperoleh dengan bantuan pengukur sudut bayangan (protractor).
Pada solar chart konvensional, informasi sudut azimuth dan sudut altitude
dapat diketahui setelah melalui proses perhitungan konversi waktu dan
penggambaran pada solar chart. Pada solar chart software, informasi sudut-sudut
tersebut dapat diketahui setelah diinput data koordinat lokasi dan data waktu.
Sudut-sudut posisi matahari (sun position) di langit yaitu:
1) Sudut azimuth (ψ)
 Baca: Psi
 Sudut deklinasi/ penyimpangan matahari dari utara, diukur pada bidang
datar dengan arah pengukuran dari utara searah jarum jam
 Skala 0º- 360º
2) Sudut altitude (α)
 Baca: Alpha
 Sudut tinggi matahari, diukur dari horizon ke arah zenith (titik tertinggi
di bola langit) setelah ditentukan sudut azmuth
 Skala 0º- 90º

5
2.3 KOMPONEN SOLAR CHART
Untuk menggunakan solar chart, berikut komponen yang harus dipahami
fungsinya
1) Titik pengamat (observer point)
Posisi tepat di tengah solar chart sebagai titik posisi pengamat melihat
langit.
2) Garis tanggal (date lines)
Proyeksi garis lintasan matahari sejak terbit di timur hingga terbenam di
barat. Proses ini terjadi pada tanggal tertentu dari masing-masing 2 periode
per setengah tahun. Ada perbedaan tanggal antara solar chart konvensional
dan software Ecotect.
3) Garis jam (hour lines)
Garis untuk menunjukkan posisi matahari pada jam tertentu per 1 jam dari
waktu lintasan matahari.
4) Garis waktu tengah hari
Garis vertikal tepat di tengah solar chart (melalui titik pengamat). Waktu
disebut tengah hari apabila posisi matahari berada tepat pada garis ini.
5) Skala sudut azimuth
Skala 0º- 360º pada keliling lingkaran solar chart yang diukur dari utara
searah jarum jam. Pada solar chart konvensional tertera per 10º, sedangkan
pada solar chart software Ecotect per 15º.
6) Skala sudut altitude
Skala 0º- 90º (tertera per 10º) pada garis waktu tengah hari yang diukur dari
tepi lingkaran solar chart ke arah titik pengamat. Pada solar chart software
Ecotect, dilengkapi garis-garis lingkaran.

Periode garis tanggal solar chart konvensional yaitu sebagai berikut (lihat
Gambar 3.13):
1) Periode pertama Desember-Juni (notasi tanggal di kanan solar chart)
22 Desember, 21 Januari, 9 Februari, 23 Februari, 8 Maret, 21 Maret, 3
April, 16 April, 1 Mei, 21 Mei, dan 22 Juni
2) Periode kedua Juni-Desember (notasi tanggal di kiri solar chart)

6
22 Juni, 24 Juli, 13 Agustus, 28 Agustus, 11 September, 23 September, 6
Oktober, 20 Oktober, 4 November, 22 November, dan 22 Desember

Garis tanggal dan garis jam pada kedua periode solar chart konvensional
berimpit. Dengan jumlah garis-garis yang terbatas maka untuk waktu lain yang tak
tercantum harus dilakukan estimasi terskala dengan penggambaran secara manual,
sehingga hasilnya tidak akurat.
Periode garis tanggal solar chart software Ecotect yaitu:
1) Periode pertama Januari-Juni (garis kontinu, notasi tanggal di kanan solar
chart)
1 Januari, 1 Februari, 1 Maret, 1 April, 1 Mei, dan 1 Juni
2) Periode kedua Juli-Desember (garis putus-putus, notasi tanggal di kiri solar
chart)
1 Juli, 1 Agustus, 1 September, 1 Oktober, 1 November, dan 1 Desember

7
Garis tanggal dan garis jam pada masing-masing periode solar chart
software Ecotect tidak berimpit. Garis jam putus-putus untuk pembacaan periode
kedua Juli-Desember. Dengan input data pada software, informasi untuk waktu lain
yang tak tercantum tetap dapat diperoleh dengan hasil akurat. Ketelitian tanggal
adalah per hari dari setahun, dan ketelitian jam sampai per menit sejak matahari
terbit hingga tenggelam.
Terkait perbedaan lokasi pengamat (garis bujur di bumi), ada 2 istilah waktu
pada solar chart, yaitu:
1) Local time (waktu setempat)
Waktu yang tertera pada notasi jam di solar chart. Waktu ini sesuai dengan
zona waktu (time zone), yaitu waktu negara/ daerah setempat berdasarkan
pembagian daerah setempat berdasarkan pembagian daerah waktu di dunia,
yang mengacu pada waktu di kota Greenwich (lokasi di koordinat 0º garis
bujur). Arloji menunjukkan waktu local time.
2) Solar time (waktu matahari)
Waktu tengah hari dimana sudut altitude matahari tertinggi dalam suatu
hari.
Waktu untuk waktu matahari (solar time) tidak selalu sama berimpit dengan
pukul 12.00 waktu setempat (local time). Artinya waktu tengah hari yang dialami
pengamat, dimana matahari berada pada posisi tertinggi di lintasan, tidak selalu
tepat pukul 12.00 seperti yang ditunjukkan oleh arloji, bisa lebih atau kurang.
Dengan perbedaan waktu satu jam setiap berbeda posisi pada kelipatan 15º
garis bujur di bumi, berarti pencantuman notasi jam seperti pada Gambar 3.14 di
atas, dimana waktu untuk solar time tepat pukul 12.00 waktu setempat (local time),
berlaku HANYA jika posisi pengamat berada di daerah yang dilalui garis bujur
(longitude) kelipatan 15º. Bila posisi pengamat TIDAK berada di daerah dengan
garis bujur kelipatan 15º maka untuk mendapatkan informasi posisi matahari
menggunakan solar chart konvensional, harus dilakukan terlebih dahulu
perhitungan konversi waktu.

8
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan bahasan yang telah diuraikan pada Bab II, maka dapat kita
ambil beberapa hal sebagai berikut.
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan paparan bahasan pada Bab II, berikut ini disajikan beberapa
simpulan yang linier mengenai definisi solar chart dan SPSM.
1) Dari Solar Chart didapatkan informasi:
 Posisi matahari
 Periode fasad tersinar matahari
 Sudut datang horizontal
 Sudut datang vertikal
 Periode pembayangan SPSM berdasarkan sudut bayangan
2) Terdapat dua sudut posisi matahari:
 Sudut Azimuth
Sudut penyimpangan arah matahari dari utara.
Memiliki skala 0º -360º.
 Sudut Altitude
Sudut tinggi matahari,diukur dari horizon ke arah zenith setelah
ditentukan sudut azimuth.
Memiliki skala 0º-90º.
Informasi dua sudut posisi matahari dapat diketahui melalui dua macam
solar chart yaitu, solar chart konvensional dan software.
3) Komponen Solar Chart
 Titik pengamat
 Garis tanggal
 Garis jam
 Garis waktu tengah hari
 Skala sudut Azimuth
 Skala sudut altitude

9
3.2 SARAN
Sebelum melakukan pembangunan sebaiknya kita harus memperhatikan
aspek-aspek penting yang menjadi penunjang kenyamanan dalam bangunan.
Faktor-faktor seperti iklim dan cuaca daerah yang akan kita bangun, orientasi
bangunan dan bukaan, bentuk volume dn fasad bangunan, bentuk dan lokasi
bukaan udara, jenis dan ketebalan material kulit bangunan, konstruksi bangunan
serta site plan. Kita juga harus memikirkan konsep bangunan yang akan kita
bangun sesuai dengan lingkungan sekitar yang tidak membahayakan serta
merusak lingkungan juga tidak meninggalkan unsur keindahan dan keselarasan
sehingga menghasilkan bangunan yang sempurna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Olgay & Olgay (1980); Solar Control and Shading Devices.


Anderson, Bruce (1977); Solar Energy, Fundamentals in Building Design, Mc.
Graw Hill Company.
Mas Santoso, Dr; Diktat Kuliah Building Science, ITS, Surabaya.
Energy in Architecture – The European Passive Solar Handbook, Chapter on the
prediction of solar geometry, Publication Noo. EUR 13446, Commision of the
European Communities, 1992.
https://jotracey.com.au/find-your-way-around/solar-astrology/

11

Anda mungkin juga menyukai