Anda di halaman 1dari 14

TUGAS–1 Geodesi Satelit (TG-621041)

Sistem Penentuan Posisi Berbasiskan Satelit

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Geodesi Satelit

Dosen Pengampu:
Dr.Ir. Sukanto Hadi, MT.

Disusun oleh:
Hilman Taufiq Akbar
2250241001

PROGRAM TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
TAHUN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr.Ir. Sukanto Hadi, MT. sebagai
dosen pengampu mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Bandung, 20 Februari 2024

Hilman Taufiq Akbar

ii
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 1
BAB II: PEMBAHASAN 2
2.1 Sistem Penentuan Posisi Berbabiskan Satelit…………………………... 2
2.2 Beberapa Sistem Penentuan Posisi……………………………………... 3
2.2.1 Satelit Fotografi………………………………………………….. 4
2.2.2 Transit ( Doppler )……………………………………………….. 5
2.2.3 SLR ( Satelit Laser Ranging )……………………………………. 6
2.2.4 GPS ( Global Positioning System )……………………………….
7
2.2.5 LLR ( Lunar Laser Ranging )…………………………………….
2.2.6 VLBI ( Very Long Baaseline Interferometry )…………………... 8

2.2.7 Astronimi Geodesi.………………………………………………. 9

BAB III: PENUTUP 10


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geodesi Satelit adalah subbidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit
(alam ataupun buatan manusia) untuk menyelesaikan problem-problem geodesi,
yaitu yang terkait dengan berbagai aspek (ilmiah maupun praktis) yang terkait
dengan penentuan posisi, penentuan medan gaya berat, serta penentuan variasi
temporal dan spasial dari posisi dan medan gaya berat. Saat ini tidak dapat
dipungkiri bahwa pemanfaatan satelit dalam bidang Geodesi sudah sangat
berkembang, termasuk di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Apa saja jenis sistem – sistem penentuan posisi ?
b. Apa karakteristik dari setiap sistem – sistem penentuan posisi ?
c. Apa parameter dari setiap sistem – sistem penentuan posisi ?
d. Apa besaran yang diukur pada setiap sistem – sistem penentuan posisi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Memberikan beberapa jenis sistem – sistem penentuan posisi ?
b. Menjelaskan karakteristik dari setiap sistem – sistem penentuan posisi ?
e. Menjelaskan parameter dari setiap sistem – sistem penentuan posisi ?
c. Menjelaskan besaran yang diukur pada setiap sistem – sistem penentuan
posisi ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Penentuan Posisi Berbasiskan Satelit


Geodesi Satelit adalah subbidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit
(alam ataupun buatan manusia) untuk menyelesaikan problem-problem geodesi,
yaitu yang terkait dengan berbagai aspek (ilmiah maupun praktis) yang terkait
dengan penentuan posisi, penentuan medan gaya berat, serta penentuan variasi
temporal.

2.2 Beberapa Sistem Penentuan Posisi

2.2.1 Satelit Fotografi


- Karakteristik
Metode fotografi satelit ini berbasiskan pada pengukuran ke arah
satelit, yaitu denganpemotretan satelit berlatar belakang bintang-
bintang yang telah diketahui koordinatnya.Metode fotografi satelit
digunakan antara tahun 1964 sampai 1975 untuk pembentukan
jejaring geometrik regional, kontinental, dan global, dalam proyek-
proyek nasional daninternasional. Dengan menggunakan jaringan
kamera Baker-Nunn, metode ini telahdimanfaatkan untuk menjejak
satelit-satelit buatan generasi awal seperti Sputnik-1 dan
2,Vanguard-1, dan GEOS-1 pada era 1957 sampai awal 1960-an;
dan telah berhasil mengestimasi penggepengan serta bentuk “pear-
shape” 7 dari Bumi. Pengorganisasian, realisasi, dan reduksi
pengamatan satelit fotografi dengan kamera sangatmenyita
waktu dan membutuhkan usaha yang besar. Langkah-langkah
fundamentalnya:
-Pengamatan kamera
-Perhitungan dan koreksi koordinat
-Plate reduction

2
- Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem satelit fotografi, parameter
yang harus diketahui adalahsudut azimuth, sudut waktu, distorsi
radial, distorsi tangensial, refraksi satelit, aberasi satelit,phase
satelit, orientasi kamera, dan deklinasi.

- Besaran yang Diukur


Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem satelit
fotografi adalah tekananatmosfer, temperatur, jarak pengamatan ke
satelit, dan jarak geosentris stasiun pengamat.

- Cara Mendapatkan Posisi Titik


Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas
adalah dengan menghitung jarak dan sudut dari satelit ke objek.
Diberikan elemen orbit awal dari satelit, serta diberikanbesaran dan
arah tenaga dari tiap tempat dan waktu. Dari parameter diatas kita
dapatmenentukan orbit dengan mengacu pada geosentriknya. Waktu
observasi dicocokkan dengan jarak ke ground station sehingga
menghasilkan koordinat stasiun dengan kerangka acuanyang sama.
Sehingga observasi ke ground station tidak perlu dilakukan secara
bersamaan. Hasil dari tiap hitungan tersebut kita masukan ke
persamaan observasi.

2.2.2 Transit ( Doppler )


- Karakteristik
Transit Doppler merupakan salah satu sistem satelit yang digunakan
untuk menentukan posisidengan menunjukkan perbedaan antara
frekuensi radiasi yang diterima disuatu titik danfrekuensi radiasi di
sumbernya. Ketika pengamat dan sumber bergerak terhadap satu
samalain. Posisi satelit dapat diketahui dengan menganalisis
Doppler shift sinyal radionya. Jika posisisatelit diketahui, maka
Doppler shift dapat digunakan untu menentukan posisi receiver di

3
Bumi. Ide ini memulai perkembangan sistem navigasi satelit yang
pertama, yaitu NavyNavigation Satellite System(NNSS), juga
dikenal sebagai sistem NAVSAT atau TRANSIT.Semua satelit yang
mentransmisikan frekuensi yang stabil dapat digunakan
untukperhitungan Doppler. Prinsip Doppler bekerja secara terbalik,
yaitu receiver di bumimentransmisikan frekuensi yang stabil, dan
receiver di satelit menghitung perhitunganDoppler.

- Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem transit(doppler), parameter
yang harus diketahuiadalah nilai frekuensi satelit yang konstan,
kecepatan cahaya, koordinat satelit pada orbitnya,kecepatan satelit,
dan interval waktu pendengaran frekuensi yang dipancarkan.

- Besaran yang Diukur


Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem Transit
Doppler adalah nilaifrekuensi yang diterima pada stasiun pengamat,
jarak dari stasiun ke satelit, sudut antarasatelit dengan pengamat, dan
perbedaan frekuensi satelit yang diterima dengan yangdipancarkan.

- Cara Mendapatkan Posisi Titik


Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas
adalah dengan prinsip yangdigunakan adalah cepat rambat
gelombang dan trilaterasi. Sedangkan parameter yangdiketahui
adalah kecepatan cahaya dan panjang gelombang yang diterima.
Besaran yangdiukur adalah frekuensi fs,yang diperoleh dari
electromagnetic wave yang bergerak dengankecepatan V mendekati
penerima stasioner di bumi yang diterima dalam arah radial
berupafrekuensi yang telah berubah yaitu frekunsi fr yang memiliki
hubungan fr = fs + V/λ dimana λ = c / fs dan c adalah kecepatan
merambatnya sinyal. Perubahan V/ λ dinamakan Doppler Shift.

4
2.2.3 SLR ( Satelit Laser Ranging )
- Karakteristik
Sistem SLR (Satellite Laser Ranging) adalah salah satu system
penentuan posisi absolut yangpaling teliti saat ini. Sistem SLR mulai
dikembangkan NASA pada tahun 1964 denganpeluncuran satelit
Beacon Explorer B. Sistem ini berbasiskan pada pengukuran jarak
denganlaser ke satelit yang dilengkapi dengan retro reflector laser.
Prinsip kerja dari SLR adalahmenggunakan pengukuran jarak
dengan pulsa laser yang ditembakkan dari stasiun bumi kesatelit
yang dilengkapi dengan sejumlah retro-reflektor laser yang
kemudian dipantulkankembali ke stasiun yang bersangkutan. Untuk
dapat menentukan koordinat dari stasiun bumi,maka dilakukan
pengukuran jarak ke satelit yang dilakukan ketika satelit melintas
diatasstasiun pengamat dan juga perlu diketahui informasi mengenai
orbit satelit tersebut.

- Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem satelit SLR, parameter yang
harus diketahui adalahkecepatan cahaya, frekuensi sinar yang
digunakan, panjang gelombang yang digunakan, danorbit satelit.

- Besaran yang Diukur


Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem
SLR adalah waktu tempuh bolak-balik yang diperlukan oleh sinar
laser dari Bumi ke Satelit.

- Cara Mendapatkan Posisi Titik


Dengan ini, jarak ke satelit (d) dapat ditentukan dengan persamaan:
d = c.Δt / 2 di mana Δt adalah waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke
satelit dan kembali lagi ke stasiun Bumi, dan c adalah kecepatan cahaya.

5
2.2.4 GPS ( Global Positioning System)
- Karakteristik
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit. Nama formalnyaadalah NAVSTAR GPS
(Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning
system ).Satelit GPS bisa dianalogikan sebagai stasiun radio di
angkasa yang diperlengkapi dengan antenna–antenna untuk
mengirim dan menerima sinyal gelombang, yang kemudian sinyalini
diterima oleh receiver GPs di permukaan bumi.

- Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem GPS, parameter yang harus
diketahui adalah posisisatelit dan datum yang digunakan.

- Besaran yang Diukur


Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem GPS
adalah jarak antara satelitdengan titik yang akan ditentukan
posisinya di Bumi.

- Cara Mendapatkan Posisi Titik


Receiver GPS menggunakan pesan-pesan yang dikirimkan oleh
satelit untuk menentukanposisi satelit dan waktu kirim pesan
tersebut. Dari pesan-pesan tersebut, jarak dari satelit kereceiver
dapat dihitung. Posisi receiver dapat ditentukan dari data jarak dan
posisi satelitdengan metode trilaterasi. Secara geometrik, tiga satelit
sudah cukup untuk menentukanposisi di Bumi. Tetapi, satelit
keempat dapat dibutuhkan, karena jam di receiver dan di satelitbisa
berbeda.

6
2.2.5 LLR ( Lunar Laser Ranging )
- Karakteristik
Pada dasarnya, sistem kerja LLR sama dengan SLR. Hanya saja, jika
pada SLR retro-flektorditempatkan di satelit, pada LLR retro-flektor
ditempatkan di permukaan bulan. Reflektor-reflektor LLR
ditempatkan di bulan pada misi Apollo (USA) dan Luna (Rusia).

- Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem LLR, parameter yang harus
diketahui adalah koordinatteleskop dalam sistem CTS(rE),
koordinat reflector di bulan dalam sistem barisentris(mR),koordinat
teleskop dalam sistem barisentris(r0), koefisien bulan, dan
kecapatan cahaya.

- Besaran yang Diukur


Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem LLR
adalah jarak bumikebulan tetapi harus mengalami koreksi karena
adanya pasang surut, abrasi efek relativitas,dan pergeseran lempeng.

- Cara Mendapatkan Posisi Titik


Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas
seperti yang telahdisebutkan sebelumnya, bahwa prinsip kerja
sistem LLR yaitu dengan menembakkan sinarlaser dari stasiun di
Bumi kepada raflektor yang terletak di bulan, kemudian sinar
tersebutakan dipantulkan kembali ke Bumi.Perlu diketahui disini,
bahwa sistem CST berbeda dengan sistem barisentris karena
adanyapengaruh rotasi bumi, pergerakan kutub, presesi dan nutasi.
Selain itu, pengamat juga harusmempertimbangkan beberapa
fenomena alam yang mempengaruhi ukuran jarak tersebutdengan
memberikan koreksi pada hitungan jarak tersebut. Selanjutnya,
dengan menganalisadata ukuran dari bumi ke bulan para ahli dapat
mengetahui parameter rotasi bumi ke bulan,dinamika sistem bumi-

7
bulan, serta parameter relativitas. Selain itu juga dapat
ditentukankoordinat stasiun pengamat , koordinat reflektor, posisi
bulan dan banyak hal lainnya yangberhubungan dengan posisi.

2.2.6 VLBI ( Very Long Baseline Interferometry )


- Karakteristik
Very Long Baseline Interferometry atau VLBI pertama kali
dikembangkan dalam bidangastronomi radio dengan objektif untuk
mempelajari secara rinci struktur sumber-sumbergelombang radio di
luar angkasa dengan resolusi ketinggian angular yang tinggi.Teknik
VLBI dapat dipandang sebagai teknik penentuan posisi relative
dengan menggunakandata fase darigelombang radio yang
dipancarkan oleh kuasar, yaitu benda langit pemancargelombang
radioalamiah. Dalam geodesi satelit, VLBI adalah teknik penentuan
posisi relativeyang paling telitiuntuk baseline (jarak antar titik) yang
relative panjang.

- Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem VLBI, parameter yang harus
diketahui adalah kecepatancahaya, vektor koordinat kuasar, dan
vektor koordinat relatif antara kedua stasiun.

- Besaran yang Diukur


Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem VLBI
adalah perbedaan waktutempuh sinyal dari kuasar ke dua sistem
stasiun, perbedaan fase dari kedua sinyal, dan lajudari kedua delay.

- Cara Mendapatkan Posisi Titik


Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas
dengan mengetahuiparameter dan besaran diatas, kita dapat
menghitung posisi dari stasiun. Sesuai denganprinsip kerja kuasar,

8
yang memanfaatkan pemantulan frekuensi gelombang radio dari
2stasiun pemancar.

2.2.7 Astronomi Geodesi


- Karakteristik
Sistem geodesi satelit tertua adalah sistem astronomi geodesi yang
berbasiskan pada pengamatanbintang, dan sampai saat ini masih
digunakan meskipun terbatas pada aplikasi-aplikasitertentu saja.
Sebagai contoh metode ini telah digunakan sejak 1884 untuk
penentuan lintangsecara teliti di Potsdam. Disamping itu metode
astronomi geodesi ini juga sudah berkontribusidalam pengamatan
pergerakan kutub (polar motion) sejak tahun 1890. Pengukuran
lintangdan bujur astronomi dapat dilakukan secara simultan, yaitu
dengan menggunakan metodesummer atau intercept. Dalam
pengukuran penentuan posisi dngan sistem astronomi
geodesimembutuhkan primer ansiorekta dan deklinasi bintang yang
dapat diperoleh lewat katalogbintang.Dalam hal penggunaan alat
untuk menentukan posisi dengan sistem satelit geodesiastronomi
tidak memerlukan alat yang canggih dan modern.

- Parameter
Pada sistem penentuan posisi dengan sistem astronomi geodesi,
parameter yang harusdiketahui adalah lintang geografis, bujur
geografis, deklinasi, jari-jari bumi, assensiorekta, dantinggi
pengamatan.

- Besaran yang Diukur


Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan
sistem astronomi geodesi adalah sudutzenith bintang, sudut waktu,
waktu, tekanan udara, dan temperartur yang pada akhirnya
digunakan untuk menghitung posisi pengamat.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terdapat berbagai macam sistem penentuan posisi yang berbasiskan satelit,
diantaranya :
- Satelit Fotografi
- Transit atau Doppler
- SLR atau Satelit Laser ranging
- GPS atau Global Positioning System
- LLR atau Lunar Laser Ranging
- VLBI atau Very Long Baseline Interferometry
- Astronomi Geodesi

10
DAFTAR PUSTAKA

Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya by Hasanuddin Z. Abidin,


Pradnya Paramita.

Penginderaan jarak jauh dan pengenalan sistem informasi geografis untuk bidang
ilmu kebumian Pengarang : Sri Hartati Soenarmo

Kahar, Joenil, Geodesi, Penerbit ITB, Cetekan 1, Bandung 2008

Survei dengan GPSPengarang : Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin

Steven Lumbantoruan. 2014. http://geostev.blogspot.com/2014/11/sistem-


penentuan- posisi-berbasis-satelit.html

Nabila. 2012. https://tujuhmei.wordpress.com/2012/09/09/sistem-penentuan-


posisi-berbasiskan-satelit

11

Anda mungkin juga menyukai