Abstrak
Definisi peta menurut Erwin Raisz (1948), adalah ” Gambaran konvensional daripada
permukaan bumi seperti kenampakannya kalau dilihat tegak lurus dari atas dan diberi tulisan
serta keterangan bagi kepentingan pengenalan”. Menurut Sudiharjo (1977, hal.1), definisi dari
Erwin Raisz tersebut pada waktu sekarang tidak dapat memenuhi semua macam peta, terutama
sebagian besar dari pada peta-peta tematik dan peta-peta yang menyangkut tubuh-tubuh atau
benda-benda ruang angkasa. Sedangan definisi peta menurut I.C.A (International Cartographic
Assosiation) ialah: ”Peta adalah gambaran konvensional dan selektif yang diperkecil, biasanya
dibuat pada bidang datar, dapat meliputi perujudan-perujudan (features) dari pada permukaan
bumi atau benda angkasa, letak maupun data yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda angkasa”.
Abstract
Definition of a map according to Erwin Raisz (1948), is "A conventional representation of the
Earth's surface as it would appear if viewed vertically from above and provided with writing
and explanations for identification purposes". According to Sudiharjo (1977, p.1), Erwin
Raisz's definition cannot now fulfill all types of maps, especially most thematic maps and maps
involving spatial bodies or objects. Meanwhile, the definition of a map according to the
International Cartographic Association (ICA) is: "A map is a conventional and selective
representation that is reduced in size, usually made on a flat plane, may include manifestations
of the Earth's surface or celestial bodies, as well as data related to the Earth's surface or
celestial bodies".
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari berbagai definisi yang ada maka pengertian peta dapat disederhanakan sebagai berikut:
”Peta adalah gambaran dari permukaan bumi dengan ukuran yang lebih kecil biasanya dengan
skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar dalam bentuk simbol-simbol yang sifatnya
selektif serta melalui suatu sistem proyeksi tertentu”.
Pada umumnya peta mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Peta berisikan suatu informasi.
2. Informasi ditampilkan dalam bentuk gambar.
3. Tujuan umum dari semua peta adalah memberikan informasi yang ditampilkan dalam
bentuk gambar kepada pengguna peta. Dengan kata lain semua peta berisikan sejumlah
informasi tertentu yang ditampilkan dalam bentuk gambar, dan si pengguna peta dapat
dengan mudah mengerti informasi tersebut. Informasi yang disampaikan kepada
pengguna peta atau yang diperlukan oleh si pengguna peta akan sangat menentukan isi
peta.
3.1 Perbedaan antara peta topografi, peta hidrografi, peta batimetri, dan peta navigasi
pelayaran
Peta Topografi:
• Mewakili fitur fisik permukaan bumi, seperti gunung, lembah, sungai, hutan, dan
struktur buatan manusia seperti jalan dan bangunan.
• Biasanya digunakan untuk navigasi darat, perencanaan perkotaan, analisis lingkungan,
dan berbagai tujuan lain yang terkait dengan aktivitas berbasis daratan.
Peta Hidrografi:
• Berfokus pada penampakan tubuh air, termasuk danau, sungai, aliran sungai, dan garis
pantai, serta karakteristiknya seperti kedalaman, fitur garis pantai, dan bahaya
tenggelam.
• Utamanya digunakan untuk navigasi, keselamatan maritim, pengelolaan sumber daya
laut, dan pemantauan lingkungan di lingkungan perairan.
Peta Batimetri:
• Dirancang khusus untuk menggambarkan topografi bawah air, kontur, dan fitur-fitur
dasar laut, laut, dan tubuh air lainnya.
• Memberikan informasi tentang kedalaman air, medan bawah air, fitur kapal selam
seperti punggungan, parit, dan gunung berapi yang tenggelam.
• Penting untuk eksplorasi laut, oseanografi, pengelolaan sumber daya laut, dan navigasi
kapal selam.
• Peta khusus yang digunakan oleh pelaut dan navigator untuk navigasi maritim yang
aman dan efisien.
• Termasuk informasi rinci tentang kedalaman air, arus, pola pasang surut, bantuan
navigasi seperti pelampung dan mercusuar, rute pelayaran, bahaya navigasi, dan
informasi regulasi.
• Vital untuk navigasi kapal, perencanaan rute, menghindari tabrakan, dan memastikan
keselamatan maritim.
Secara ringkas, sementara peta topografi berfokus pada fitur permukaan daratan, peta
hidrografi berkonsentrasi pada tubuh air, peta batimetri menggambarkan medan bawah air, dan
peta navigasi pelayaran menyediakan informasi komprehensif untuk navigasi maritim yang
aman. Setiap jenis peta melayani tujuan yang berbeda dan sangat penting untuk berbagai
aktivitas dan industri yang terkait baik dengan daratan maupun laut.
DAFTAR PUSTAKA
Basith, Abdul. 2014.Tantangan Dalam Akuisisi Data Hidrografi Di Zona Interdal Untuk
Pemetaan Lingkungan Pantai Indonesia Skala 1:10.000. Program Studi Teknik
Geodesi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Retnaningsih, Tri Soeprobowati. 2012. Peta Batimetri Danau Rawapening. Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Diponegoro. Semarang.
Rostianingsih, Silvia Dan Kartika Gunadi. 2004. Pemodelan Peta Topografi Ke Objek Tiga
Dimensi. Jurusan Teknik Informatka, Fakultas Indristri. Universitas Kristen Petra.
Utami, Westi Dan Indardi. 2019. Kartrografi. Program Diploma I Pengukuran Dan Pemetaan
Kadastral. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta.
https://pushidrosal.id/berita/5213/kapushidrosal-:layaknya-makhluk-hidup--peta-laut-itu-
hidup/ ( Kapushidrosal : Layaknya Makhluk Hidp, Peta Laut Itu Hidup. Diakses pada
tanggal 26 Maret 2024. Pada pukul 14.00)