PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan diadakan praktikum survei hidrografi & topografi ini antara
lain sebagai berikut :
dimana:
d = kedalaman hasil ukuran
v = kecepatan gelombang akustik pada medium air
Δt = selang waktu sejak gelombang dipancarkan dan diterima
kembali
belakang
2.4 Penentuan Posisi Menggunakan GPS
GPS (Global Positioning System), atau nama formalnya NAVSTAR GPS
(Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System) adalah
sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh
Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga
dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa
tergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada saat ini,
sistem GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di Indonesia pun
GPS sudah banyak diaplikasikan, terutama terkait dengan aplikasi-aplikasi yang
menuntut informasi tentang posisi.
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak ke
beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui) sekaligus, yang tidak lain
merupakan kombinasi dari beberapa permukaan posisi bola konsentrik dalam
ruang. Dibandingkan dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, GPS
memiliki banyak kelebihan dan menawarkan lebih banyak keuntungan, baik
dalam segi operasional maupun kualitas posisi yang diberikan.
Titik P adalah titik dimana alat GPS diset, misal koordinat P (xp,yp,zp)
yang akan dicari harganya. S1, S2, S3 dan S4 adalah posisi sebagian satelit
yang sedang mengorbit di angkasa, dimana posisinya diketahui (dari sinyal
yang dipancarkan ke alat GPS). Jarak dari titik GPS ke masing-masing satelit
adalah d1,d2,d3 dan d4, dimana jarak-jarak tersebut akan diukur dan dihitung
oleh alat GPS di titik P. Persamaan jarak dari satelit ke alat GPS dapat ditulis
sebagai berikut :
1). Jarak S1-P = {(x1-xp)2 + (y1-yp)2 + (z1-zp)2 }0.5 + Δt
2). Jarak S2-P = {(x2-xp)2 + (y2-yp)2 + (z2-zp)2 }0.5 + Δt
dst sampai satelit ke-n
n). Jarak Sn-P = {(xn-xp)2 + (yn-yp)2 + (zn-zp)2 }0.5 + Δt
1. Navigasi yang aman pada alur pelayaran yang sempit dan strategis, contoh
Selat Malaka dimana sekitar 75 ribu kapal berlalu lalang setiap tahunnya
2. Tata pelabuhan serta metode pengoperasiannya secara efisien
3. Pengembangan daerah tambak untuk budidaya berbagai komoditas
perikanan
1. Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih
tergenang oleh air.
2. Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah
aliran sungai (aliran debit air).
Pengamatan pasut dilakukan untuk mendapatkan model tinggi muka air laut di
suatu titik dengan mengambil contoh data tinggi muka air laut pada selang waktu
tertentu. Pada dasarnya pengamatan pasut dilakukan dengan cara mengukur tinggi
muka air laut terhadap suatu acuan tertentu, yaitu stasiun pengamat pasut. Oleh
karena itu harus dilakukan pengikatan palem dengan stasiun pengamat pasut.
Pengikatan pengamatan pasut ditujukan untuk menentukan posisi horisontal titik
pengamat pasut dan utamanya selisih tinggi palem terhadap titik ikat (BM).
Selisih tinggi palem terhadap BM nantinya akan digunakan untuk mendefinisikan
tinggi BM itu sendiri setelah bidang referensi kedalaman ditentukan dari
pengamatan pasut.
Gaya sentrifugal bumi dan gravitasi bulan dan matahari pada bumi adalah
gaya-gaya utama yang berpengaruh pada pasang surut air laut. Dengan adanya
perputaran tersebut maka pada setiap titik di bumi bekerja gaya sentrifugal
(Fc) yang sama besar dan arahnya. Arah gaya tersebut adalah berlawanan
dengan posisi bulan. Selain itu karena pengaruh gravitasi bulan, setiap titik di
bumi mengalami gaya tarik (Fg) dengan arah menuju pusat massa bulan,
sedang besar gaya tergantung pada jarak antara titik yang ditinjau dan pusat
masa bulan. Seperti gambar di bawah ini.
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide). Dalam satu hari terjadi
dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi yang hampir sama dan
pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut
rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terjadi di Selat
Malaka sampai Laut Andaman.
dimana:
O1 = Amplitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan
K1 = Amplitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan dan matahari
M2 = Amplitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan
S2 = Amplitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik matahari
F = bilangan Formahzl. Nilai F berada antara:
< 0,25 : Pasut bertipe ganda (semi diurnal)
0,25 – 1,25 : Pasut bertipe campuran condong ke ganda
1,25 – 3,00 : Pasut bertipe campuran condong ke tunggal
>3,00 : Pasut bertipe tunggal (diurnal)
1. Gerakan angin yang tetap arahnya sepanjang tahun. Misalnya angin pasat
yang berhembus di wilayah tropis.
4. Perbedaan suhu. Arus laut yang dingin memiliki massa jenis lebih besar
daripada air laut yang panas. Air laut di daerah kutub bersuhu dingin,
sehingga memiliki massa jenis lebih besar daripada air laut yang panas.
5. Perbedaan kadar garam atau salinitas. Air laut akan mengalir dari laut
yang berkadar garam tinggi menuju laut yang berkadar garam rendah.
Jenis arus laut dapat dibedakan menurut temperatur dan letaknya. Berdasarkan
temperaturnya, arus laut ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Arus panas, yang merupakan arus laut dengan temperatur airnya lebih
tinggi (panas) daripada temperatur air laut yang didatangi. Seperti contoh:
Arus Teluk dan Kuroshiwo. Arus ini datang dari daerah tropis menuju
daerah yang sedang.
2. Arus dingin, merupakan arus laut yang temperatur airnya lebih rendah
(dingin) daripada temperatur air laut yang didatangi. Contohnya: Arus
Labrador, Arus Benguela, Arus Peru dan Arus Oyashiwo.
Adapun jenis arus laut berdasarkan letaknya terbagi menjadi empat macam,
yaitu:
1. Arus atas (arus permukaan), merupakan arus laut yang bergerak sebagai
arus yang berada di permukaan laut. Contohnya: semua arus laut yang
disebabkan oleh angin.
2. Arus bawah, yakni air yangbergerak sebagai arus laut berada di dasar laut.
Jika arah gerakannya berubah kearah vertikal, arus ini akan menjadi up
welling dan sinkin pada beberapa daerah pantai.
3. Long Shore Current merupakan arah aliran arus yang sejajar dengan garis
pantai.
A
Pemeruman / Sounding bathimetri
1. Perahu Nelayan 1
2. Pelampung 10
3. GARMIN GPS map EchoSounder 1 set
4. GPS Handheld 1
B. Pengukuran Pasung
1. Rambu ukur 1
C. Pengukuran Topografi
1. GPS 2
2. HT 2
3. Total Station 2
D. Pengamatan Arus
1. Alat ukur arus 1
2. Perahu Nelayan 1
3. GPS Handheld 1
3.2.3 Bahan
Pemasangan Pemasangan
rambu ukur Alat Optik dan
Penentuan
BM
Pengamatan
pasut dengan
rambu ukur Pengukuran
pasut Elevasi
Pengaturan
Echosounder
Sounding
Bathimetri
Pengolahan data
Penggambaran
Laporan Akhir
Kelompok : 1 - 8
Kelompok 1A :
Tina (D081181003)
Dirham Brahmana Bachtiar (D081181011)
Rini Juniana Ridwan (D081181017)
Kartika Sulistyo (D081181301)
Rahmatullah Muhtar (D081181311)
Abd. Nasser (D081181323)
Ni Wayan Elmy Diahutari (D081181327)
Y X Z
9411015.984816 61173.613096 -0.450621
9411018.917499 61171.974082 -1.807235
9411064.170098 61207.188748 -2.988366
9411055.052678 61213.767124 -2.112718
9411051.378028 61216.749107 -0.420961
9410979.453803 61271.990371 -0.574802
9411046.604287 61274.562875 -0.386451
9411039.986091 61226.899831 -0.484405
9411062.000222 61229.696271 -0.730189
9411079.509381 61248.761533 -0.773032
9411082.876504 61244.429308 -2.304238
9411025.438040 61296.922105 -0.867057
9411105.086341 61279.503816 -0.900377
9411046.716630 61274.572367 -0.985279
9411111.720195 61273.302215 -3.361223
9411117.520417 61278.436949 -3.633313
9411108.846771 61280.680475 -1.017984
9411089.134099 61297.961931 -1.130962
9411090.240680 761302.100415 -2.638315
Y X Z
9410910.561590 761039.787512 -0.205080
9410973.906390 760939.295126 -1.517694
9410948.694610 760956.902370 0.143022
9410845.980281 761033.237445 0.586722
9410870.168175 761014.131294 -0.329642
Y X Z
9411013.958213 761171.092457 -0.080241
9411001.276913 761158.053625 -0.086594
9410999.506938 761148.075458 -1.090194
9410925.173658 761225.541183 -0.094944
9410988.129784 761271.086060 -0.115837
9410951.111957 761195.229422 -0.479041
Y X Z
9411054.036892 761214.632601 0.497055
9411018.507567 761243.453336 0.278984
9411030.013773 761293.858826 0.559707
9410988.273778 761271.164351 0.906211
9411075.685366 761307.127674 1.103651
9411031.234339 761294.213434 1.256656
9411078.775396 761311.196045 1.346249
9411079.715936 761316.471666 2.946895
9411073.145667 761314.305321 2.930455
Data bathmetri ini harus diikat dengan elevasi pasang surut (dikoreksi) dengan
selisih permukaan pasut pada awal-akhir pengukuran,dan kenaikan/penurunan
rata-rata permukaan air laut, dan hasilnya di dapatkan data di bawah ini :
5.2 Saran
- Yuwono. 2005. Buku Ajar Hidrografi-1. Program Studi Teknik Geodesi ITS.
Surabaya.