Anda di halaman 1dari 20

U

3.4.1. Teori gelombang Airy


Dalam anak sub bab ini
hanya diberikan beberapa
gelombang Airy yang nantinya karakteristik
uunyat berkaitan outum hitungan-hituns_
an perencanaan pelabuhan.
Bagi pembaca yang ingin
mendalam tentang teori mengehhui lebih
e"r:Tb?.nl
ku lain, diantaranya adatatr
a"p"*emperajarinya dari buku_bu-
remik;";;i;reh
penuris yang sama.
Gambar 3.r0. menunjukkan
suatu gelombang yang
sistem koordinat x,y. Gerombang berada pada
menjalar pada arah sumbu
r.

-\;;; H---- r__


diam

Gambar 3.10. Definisi gelombang


Beberapa notasi yang
digunakan adalah :
d : jarak antara muka
air rerata dan dasar Iaut
q(x'r) : fluktuasi muk a airi".rruoup
muka air diam
i : amplitudo gelombang
y : tinggi gelomba ng: i,a
: panjang gelombilg --
L
T : periode,s3rolban;
intervar waktu yang diperrukan
oleh parriker
f,ada k"J;d;;yans sama dengan
H;Haernbari kedudukan
: kecepatal rambar gelomborg:
9
k : g_ska gelomban g"2or/t L/T
o : frekuensi gelomda ng 2nn_
?:filf Hf;:To],S:p*b,une.b-oeerakdengancepatrambat
'ff[-+[::jj,JeHffi?r;
hanya bentuk (pronr)
fi;il*-?t.T,*iff
',1;"'il":;tri;:;i1ffi ;;*;:,i:i;tr :al;ffi,fff:il1"fTl*iT]
IIT. ANGIN,
"N' ot
ngai di mana partikel (massa) air bergerak se arah aliran, pada gelombang
partikel air bergerak dalam satu orbit tertutup sehingga tidak bergerak
maju ke arah sumbu x. Suatu pelampung yang berada di laut hanya ber-
gerak naik tur-un mengikuti gelombang dan tidak berpindah (dalam arah
penjalaran) dari tempatnya semula. Posisi partikel setiap saat selama ge-
rak orbit tersebut diberikan oleh koordinat horisontal (O dan vertikal (e)
terhadap pusat orbit. Komponen kecepatan vertikal pada setiap saat ada-
lah a dan t o dan elevasi muka air terhadap muka air diam (sumbu r) di se-
tiap titik adalah 17.

a. Profil muka air


Profil muka air merupakan fungsi ruang (r) dan waktu (t) yang
mempunyai bentuk berikut ini.

ry.. ..r) : +cos (kr -


2
ot) (3. I )

Persamaan (3.1) menunjukkan bahwa fluktuasi.muka air adalah


r
periodik terhadap dan t, dan mempakan gelombang sinusoidal dan
progresif yang menjalar dalam arah sumbu x positip.
Gambar 3.1 I . adalah bentuk gelombang dari Persalnaan (3.1) untuk
empat nilai t yaitu /o:0, t-Tl&, t2:T/4, tt:378; den3m T adalah periode
gelombang. Kurva 1,2,3 dan 4 adalah bentuk muka air pada keempat
nilai I tersebut. Gambar tersebut menunjukkan bahwa sesuai dengan peru-
bahan waktu gelombang menjalar dalarrf arah sumbu x dengan cepat ram-
bat C:L/T, dengan Z adalatr panjang gelombang. Penjalaran tersebut terli-
hat dari bergesernya puncak gelombffig, dari kiri ke kanan sesuai dengan
perubahan waktu

b. Cepat rambat dan panjang gelombang


Cepat rambat (C) dan panjang gelombang (L) diberikan oleh persa-
maan berikut ini.
gT gT
c= tunhld = ailtkd (3.2)
2r L Ztt

L=
gT2
,rrrhzd =
gT' tanhkd (3.3)
, Ztt ,, L 2n ,,:
denga[ k = Znll
,i

$
,:
PWENCANAAT{ ruLAFUHAN d
*
,- -___:.T::?!@!11?18

a\
tta

\u2
\
\
\
\

Gambar 3.11. Profil muka air karena adanya gelombang

Jika kedalaman air dan periode gelombang diketahui, maka de-


ngan cata coba-bandipg (iterasi) akan didapat panjang gelombang L.

c- Klasifikasi gelombang menuntt kedalaman relatif


Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan antana keda-
laman air d dan panjang gelombang L, (d/L), gelombang dapat diklasi-
fikasikan menjadi tiga macam yaitu:
l. gelombang di laut dangkal jika d/L < U2O
2. gelombang di laut transisi jika l/20 < d/L < llz
3. gelombang di laut dalam jika d/L > t/2
Klasifikasi ini dilakukan untuk menyederhanakan mmus-rumus
gelombang. Apabila kedalaman relatif d/L adalah lebih besar dari 0,5; ni-
lai tanh (Znd/L): 1,0 sehingga persamaan (3.2.) dan (3.3.) menjadi (untuk
f9,81 m/d2):
co =
*=\s6r (3.4)

h =*=\5612 (3.5)

Indeks 0 menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut adalah untuk kon-


disi di laut dalam. Di laut dalam, cepat rambat dan panjang gelombang
hanya tergantung pada periode gelombang 2"

III. ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG


Apabila kedalaman relatif kurang dari UzA, nilai tanh (hdtt) :
(zncd/L) sehingga Persama an (3 .2.) dan (3.3) menjadi :

C=JA (3.6)

t=Jgdr (3.7\
Di laut dangkal, cepat rambat gelombang hanya tergantung pada kedalam-
an.
Untuk gelombang di laut transisi, yaitu apabila lt20 < d/L < l/2, ce-
pat rambat dan panjang gelombang dihitung dengan menggunakan
Persamaan (3.2) dan (3.3).
Terdapat hubungan antara panjang gelombang di laut dalam dan di
suatu lokasi yang ditinjau, yaitu:

*:i,*(+)
(3.8)
Persamaan
(3.8)

dapat digunakan untuk menghitung panjang ge-


lombang di setiap kedalaman, apabila panjang gelombang di laut dalam
diketahui. Penyelesaian Persamaan (3.8) sangat sulit karena diperlukan
iterasi yang panjang. Untuk memudahkan hitungan telah dibuat tabel yang
disusun berdasarkan persamaan tersebut, sqrcrti disajikan dalam
Lampiran A-l pada Lampiran A. Dalam tabel tersebut juga diberikan
beberapa fungsi yang akan banyak digunakan dalam hitruigan gelombang.

d. Kecepatan partikel air


Komponen horisontal dan vertikal dari kece'patan dan percepatan
partikel mempunyai bentuk berikut ini.
*'n,ol1i'l
. =(+)
I f ,/ sinh /cd
cos(kr - ot) (3.e)

( nA\ sinh &(d + v)


v=l-l sin (/<x - ot) (3.10)
\r) sinh /cd

dx=(+Yffisin(er-a) (3.1l)

84 P E RE N CANA,AN P E LAB UHAN


(
zo'a ) sintr k(d + y)
oy=-[7)fficos(/cr-ot) (3. r 2)

Kecepatan partikel maksimum terjadi pada permukaan air dan


berkurang dengan kedalaman sampai akhirnya nol pada kedalaman relatif
d/L:0,5; seperti terlihat dalam Gambar 3.12.
e. Perpindahan partikel
Ordinat horisontal dan vertikal dari gerak orbit partikel terhadap
pusat orbit diberikan oleh bentuk berikut ini.

I2 ""'h=k!d=I isin (Ir ot)


r- = -
sinh /rd
- (3.13)

Y) cos (ftr
"
= !"ifr!!d=\
2 sinh lcd - ot) (3.14)

y=0
--+-

Gambar 3.12. Distribusi kecepatan partikel pada kedalaman

Selama penjalaran gelombang dari laut dalam ke laut dangkal, orbit


partikel mengalami penrbahan bentuk seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 3.13. Orbit perpindahan partikel berbentuk lingkaran pada selu-
ruh kedalaman di laut dalam. Di laut transisi dan dangkal lintasan partikel
berbentuk ellips. Semakin besar kedalaman bentuk ellips semakin pipih,
dan di dasar gerak partikel adalah horisontal.

III. ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG 85


t

Laui dangkal Laul transisi Laut dalam

!.L- 20
1
1d1 _< _
_<
20L2
d1
L2
Gambar 3.13. Gerak orbit partikel air di laut dangkal, transisi dan dalam

f. Tekanan gelombang
Tekanan yang disebabkan oleh gelombang merupakan gabungan
dari tekanan hidrostatis dan dinamis yang disebabkan oleh gelombang,
dan mempunyai bentuk berikut ini. Gambar 3.14. menunjul&an distribusi
tekanan tersebut.

(3.1s)

SWL

Gambar 3.14. Tekanan gelombang

86 PERENCANAAN PELABUHAN
Y
g. Kecepatan kelompok gelombang

Kecepatan kelompok gelombang mempunyai bentuk berikut


:

Ce=;+(,.#)=,, (3.16)

n:!(r* 2H \
\ (3. l7)
2 sinh2kd )
h. Energi dan tenaga gelombang
Energi total gelombang adalah jumlah dari energi kinetik
dan
energi potensial gelombang. Energi kinetik adalah energi yang
disebabkan
oleh kecepatan partikel air karena adanya gerak g"to*uurg. Energi
potensial adalah energi yang dihasilkan oleh p"rpi"a"frL muka
air karena
adanya gelombang. Tenaga gglombang adalah energi gelombang
tiap satu
satuan waktu yang menjalar dalam arah penjalaran gelombang.
Energi kinetik gelombang : .

Energi potensial gelombang :

E =( *'\)
'c'P-(.
" J
Energi total gelombang :

Et=E*+Ep=* (3. l8)


Tenaga gelombang :

I
,-nE (3.1e)
--
T
dengan :

t'l:-t
r(. I J--
zkd \ I
:i.
(3.20)
&::
LL:
tiE
2 \ sinh2kd )
**
is4
gl
s::
s
trt'
frf III. ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMEM
ffi
Eq
87
&,
Contoh 1

Gelombang dengan periode l0 detik terjadi di laut dengan keda-


laman 30 m.,Hitung panjang dan cepat rambat gelombang. Hitung pula
panjang dan cepat rambat gelombang pada kedalamu"
V.
Penyelesaian
Panjang gelombang dapat dihitung dengan menggunakan Persa-
maan (3.3) atau Lampiran A-l dalam Lampiran A. Penyelesaian berdasar
Persamaan (3.3) dilakukan dengan cara iterasi (coba banding). Dalam
contoh hitungan ini digunakan Lampiran A- I dengan prosedur hitungan
berikut ini.
.
Panjang gelombang di laut dalam (Persamaan 3.5) :

Lo = 1,56T2 = 1,56 x 102 =156 m


Untuk kedalaman 30 m :

d 30
-- = o-1g23
r{ 156
Dengan Lampiran A-1 trntuk nilai d/Lo didapat nilai "d/L (dengan
interpolasi):
,/'
!: oigr'
o,zt839 + to ,ztgz3 - o,zl839) = o,2ltlrrtz
L 0,001

Panjang gelomban g; L=#=137,2m


Cepat rarnbat gelomban g i C=
+
=# =13,72 m/d

Untuk d=5m:
d :
I4 - 156=0,032
--+ 4=0,07385
L

Panjang gelomban g: L= = 67,6 m


#
Cepat rambat gelomban g: C =u!! = 6,77 m/d
l0

88 PERENCANAAN PELABUHAN
Contoh 2
suatu gelombang dengan period. jg!*, di air dengan keda_
tg
laman Fls m dan tinggi gelomban g 2,0 m. Hiffi
kecepatan dan perce-
patan horisontal dan vertikal il, v, a*, avpadaposisi-x
=lom dany:'lJrn
di bawah muka air untuk r 0. :
Penyelesaian
Untuk x: l0 m
Hitungan dilakukan dengan menggunakan Lampiran
A-l dalam Lampiran
A. Dihitung panjang gelomb*g puoa kedaraman d: rs m.
L0 : 1,5672 = 1,56 (10)2 = 99,g4 m --+
!Lo=g
gg,g4 =
0,1502

Dari Lampiran A-l dengan interpolasi :

d)
i = o,rg33 +
frto,t
B4t4_ 0,1833) = 0,183468 t = J5
oJ8m- =81'76 m
Kecepatan dan percepatanpartikel pada posisix: l0 m dant:g(persa-
maan 3.9).

":(f,#cos(rr-ot)
_( n 2l
-t s;ffi"o',.6-f,rul
x
2a(tS:5)/8
^ 2n xt0 2, 1|)
cosh 1,76 _(

_ zr cosh(0,7695) ( Z *1g0" x l0
4'@"*(.n.*--o) ^^^ ^.\

Dari Lampiran A-l untuk zn/L:0,76g5 dan dengan interpolasi didapat:

cosh(0,7685) = 1,3,.
- r,3r) = l,3l0t
sinh(0,7685) = 0,8463
ffi(1,3r49
1
sinh(I,I5 27) = l,4il3g+ -0'00lo (l'4329
,p* -1,4238) =1,4255
sehingga :
za lJ l0l
u =7mcos(44'03") = 0,519 m/d

III. ANGTN, prtstttc suffitrfi GELIMBANI 89


1

Dengan cara yang sama, komponen kecepatan vertikal adalah (persamaan


3. l0) :

( at\ sinh k(d + /)


'=(. ,j si trhkd
sin (/<r - ot)

7t 0-8463
= =0'3241 m/d
7'ffi;sin(44'03")
Percepatan partikel dalam arah horisontal dan vertikal (Persamaan
3. I I
dan 3. 12) :

ax-(+)#sin(ftr-ot)
:
(zr'r2)t:ror
= o'3e4 m/d
[]z-
)ffi"in(44'o3")
-,tol1
-
a
), = -[4]
')' l. Tz
) sinh td
vvu \M _u'ot)
]acos(kr )

:-r( 2rz *z ) o.8a6r = 4'263tt'/d2


\ 8' )',**cos(44'03")
Contoh3 l.- . r
Gelombang dengan ting St 2 mdan periode l0 detik berada di laut de-
ngan kedalaman -15 m. Hitung perpindatran horisontal dan vertikal parti-
kel air terhadap posiii reratany";if.u O dany = y:
m; untpk x 0 dan -15 :
c0.
Penyelesaian

La=1,5672 =1,56 (10)2 =t56m -+ 0,0962


*=#=
Dari Lampiran A-l :

4=O,l3lill
L
+ /L=108,96m
''b

90 PERENn /N/ NN PFI /PTruI/^I


0,",0.+ffi(0,e83
"*(Tl = t..0,s754) = 0,e76e4

*,n{+) =r,rszgs

Untuk y:0
Perpindahan partikel horisontal dan vertikal :

. HcoshZr(d+0)/L-.-(2nxO 2zzx0'\ n
' 2 sinh
orrrl
&d
I
\ 108,96
-
l0 ) - -

l'3g7gl - -
- -z2 0,97694
sin (o) = o
'
= T2 "tol1 1o) cos(0) =o'?!y1cos(0) = 1,0 m
" sinh ftd 0,97694

Untuky-l5m:
cosh '"!'^1 ^l' = cosh (o) = I .
l0g,96

= sinh (0,86s) = o,e76e4


"*#f#
2"r(11
si"rr -rts) = sinh (o) = o
108,96
2 cosh/c(Is
- 15) sin(0) = _ ,?ll!o]=. sin(0) = e
€=
2 sinh /r(15) ' ' sinh(0,865)
2 sinh(o)
cos(o) -,2
o
-
" 2 sinh(0,865) 2 0,97694
cos(o) = o

3.4.2. Refraksi gelomban3f

Refraksi terjadi karena adanya pengamh perubahan kedalaman la-


ut. Di daerah di mana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang
gelombang, yaitu di laut dalam, gelombang menjalar tanpa dipenganrhi
ii:'
.ii:
dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi
t':
:!.
i: gelombang. Di daeratr ini, apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang,
bagian dari puncak gelombang yang berada di air yang lebih dangkal akan
u'
:::

::1.

i:. '91
III. ANGIN, PASANG SURW DAN GELOMBANG
L2"
,!:,
menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil daripada bagian di air yang
lebih dalam. Akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan
berusaha untuk sejajar dengan garis kedalaman laut. Garis ortogonal
gelombang, ypitu garis yang tegak lurus dengan garis puncak gelombang
dan menunjukkan arah penjalaran gelombang, juga akan membelok; dan
berusaha untuk menuju tegak lurus dengan garis kontur dasar laut.
Gambar (3.15) menunjukkan contoh refraksi gelombang di daerah
pantai yang mempunyai garis kontur dasar laut dan garis pantai yang
tidak teratur. Suatu deretan gelombang yang di laut dalam mempunyai
panjang gelombang Lo dan garis puncak gelombang sejajar bergerak me-
nuju pantai. Terlihat dalam gambar bahwa garis punc4k gelombang ber-
ubah bentuk dan berusaha untuk sejajar garis kontur dan garis pantai. Ga-
ris ortogonal gelombang membelok dalam aratr menuju tegak lurus garis.
kontur. Pada lokasi l, garis ortogonal gelombang menguncup sedang di
lokasi 2 garis ortogonal gelombang menyebar. Karena energi di antara
dua garis ortogonal adalah konstan sepanjang lintasan, berarti energi ge-
lombang tiap satuan lebar di lokasi I adalah lebih besar daripada di lokasi
2 Qarak antara garis ortogonal di lokali I lebih kecil daripada di laut da-
lam sedang 4i lokasi 2 jarak tersebut lebih besar). Apabila akan direnca-
nakan suatu pelabuhan di daerah pantai tersebut, maka lokasi 2 adalah
lebih cocok daripada lokasi l, karena bangunan-bangunan yang direnca-
nakan akan menahan energi gelombang yang lebih kecil.
Dipandang dua garis ortogonal yang melintas dari laut dalam me-
nuju pantai dan dianggap tidak ada energi yang merambat ke arah garis
puncak gelombang (Gambar 3.16). Tenaga yang terkandung di antara dua
garis ortogonal dapat dianggap konstan. Apabila jarak antara garis orto-
gonal adalah D, maka tenaga gelombang di laut dalam dan di suatu titik
yang ditinjau adalah :

!E\,
l.T) =(gj\r
(
= konstan
\T)
.,. Apabila energi gelombang seperti yang diberikan oleh Persamaan
(3.1 8) disubstitusikan tp dalam persamaan di atas maka :

fi- =!o no Lo
HE 4ry Lr

92 PERENCANAAN PEI.AB UHAN


x
* AX
X
3r
\i:
I
Gelombang *'-2 -.
pecah \.
iii +-t r -:i
ll
a'8,
--- d/Lr=Q.1
-4 ,--' , *,LY
T. .t4 \.\-. o
E
(o
(g
,.t t' N .0.3
E
5
(E
J
k 0.4

T \ 0.5
Kontur
\r --' dasar aut
Ortogonal
Ls gelombang

Bs Punca
gelombang

Gambar 3.15. Refraksi gelombang


Hr u0
(3.21)
Ho bl
suku pertama dari persamaan (3.21) adalah pengaruh pendang-
kalan sedang suku kedua adalah pengaruh garis ortlgonal menguncup
(konvergen) atau menyebar (divergen) yang disebabkari oleh refralksi ge-
lombang. Kedua suku tersebut dikenal sebagai koefisien pendangkalan Kg
- dan koefisien refraksi Kr, sehingga persama an (3.21) menjadi :

Ht = KrKrHs
e.2Z)
Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi cahaya
yang terjadi karena cahaya melintasi dua media perantara berbeda.
De-
ngan kesamaan tersebut maka pemakaian hukum Snell pada optik
dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah refraksi gelombang yang
dise-
babkan
f;ilffi ,llil :::.ffiombans
ngan kedalaman ds menuju kedalaman d1, dengan perubahan kedalaman
yans -"rr* .*, ;, ..
mendadak (seperti anak tangga) dan dianggap liaul ada refleksi gelom-
bang pada perubahan tersebut. Karena adanya perubahan kedalaman
maka
cepat rambat da1 nanjang gelombang berkurang dari
G dan Z6 menjadi
Cr dan I1. Sesuai dengan hukum Snell, berlaku:

III. ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOI,TBANG


Ortogonal
gelombang

'..,,L0

Te__) --- d/Ls=9.5


Kontur
kedalaman
Fr.
-j- -\
L1
I I

Garnbar 3.16. Refraksi gelombang pada kontur lurus dan sejajar

sin a1 =[*)',^oo (3.23)

dengan :

Ao : sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar di


mana gelombang melintas.
dri sudut yang sama yang diukur saat garis puncak gelombang
melintasi kontur dasar berikutlrya.
co : kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur pertama
C, : kecepatan gelombang pada kedalaman kontur berikutnya.
Seperti terlihat dalam Gambar 3.16, jarak antara ortogonal di laut
dalam dan di titik I adalah Ds dan 01. Apabila kontur dasar laut adalah
lurus dan sejajar maka jarak x di titik 0 dan I adalah sama sehingga :

,- bo 4
=
CoS dg COS d1

dan koefisien refraksi adalah :

94 PERENCANAAN PELABUHAN
(3.24)

Analisis refraksi dapat dilalcukan secara analitis apabila garis kon-


tur lurus dan saling sejajar dengan menggunakan hukum Snell secara
langsung (Persamaan 3 .24).

Contoh 5
Suatu deret gelombang merambat dari laut dalam menuju pantai
yang mempunyai kontur dasar laut lurus dan sejajar dalam arah barat- ti-
mur. Di laut dalam tinggi gelombang adalah 2,0 m; periode g,0 detik dan
arah gelombang adalah dari barat laut (oo:45o). Tentukan tinggi dan su-
dut datang gelombang pada kedalaman 3,0 m.

Penyelesaian

Lo = 1,5672 = 1,56 (8)2 = 99,84 m Co : + = 12,48 m/d


T
d_ 3 0,03
Lo gg,g4 =
untuk nilai d/Lo di atas, dengan Lampiran A-l didapat :
-+ L: 3
4L = 0,o7t3s
0,07135 - 42.05 m
c -!-42'05 -5,26m/d
T8
Arah datang gelombang pada kedalaman 3,0 m dihitung dengan
Persamaan (3.23) :

sinal=
(c ) 5'26
[t" ,Jsrnao - 12,49
.in 45o = o,Z98o

dl = 17 ,34

Koefisien refraksi :

K--@=
' cosdl
I
trII. ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG
95
q,i
$
!

Untuk menghitung koefisien pendangkalan, dicari nilai n da,'i Lam-


piran A-l berdasar nilai d/Lo di atas, didapat 11:0,9388. Di laut dalam
nilai ns:0,5i sehingga koefisien pendangkalan adalah :

K.r='W= 0,5 x 99,84


0,9388 x42,05
= 1.1245

Tinggi gelombang pada kedalaman 3,0 m adalah :


I{t - KrK,.IIs *1,1245 x 0,86 x2=1,93 m

3.4.3. Difraksi gelombang

Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan seperti


pemecah gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut akan membe-
lok di sekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung di bela-
kangnya; seperti terlihat dalam Gambar 3.17 . Fenomena ini dikenal de-
ngan difraksi gelombang. Dalam difraksi gelombang ini terjadi transfer
energi dalam arah tegak lurus penjalaran gelombang menuju daerah ter-
lindung. Seperti terlihat dalam gambar 3.17 , apabila tidak terjadi difraksi
"gelombatrg, daerah di belakang rintangan akan tenang. Tetapi karena ada-
nya proses difraksi maka daerah tersebut terpengaruh oleh gelombang da-
tang. Transfer energi ke daerah terlindung menyebabkan terbentuknya ge-
lombang di daerah tersebut, meskipun tidak sebesar gelombang di luar
daerah terlindung. Garis puncak gelombang di belakang rintangan mem-
punyai bentuk busur lingkaran. Dianggap bahwa kedalaman air adalah
konstan. Apabila tidak maka selain difraksi juga terjadi refraksi gelom-
bang. Tinggi gelombang berkurang di sepanjang puncak gelombang di
daerah terlindung. Difraksi gelombang ini penting di dalam perencanaan
pelabuhan dan pemecah gelombang sebagai pelindung pantai.

3.4.4. Hitungan difraksi gelombang


Pada rintangan (pemecah gelombang) tunggal, tinggi gelombang
di suatu tempat di daerah terlindung tergantung pada jarak titik tersebut
terhadap ujung rintangan r, sudut antara rintangan dan garis yang menghu
bungkan titik tersebut dengan ujung rintangan B , dan sudut antarV arah
penjalaran gelombang dan rintangan 0 (Gambar 3.17). Perbandingan an-
tara tinggi gelombang di titik yang terletak di daerah terlindung dan tinggi
gelombang datang disebut koefisien difraksi K'.

P ERE NCANAAN P E I.AB UHAN


HA=K'Hp (3.2s)

K,=f(0,p,rlL)
,
A
,r;,

dengan titik yang ditinjau di belakang rintangan dan P adalah


adalah
ujung pemecah gelombang. Nilai K'= -f (0,8,r lL) untuk e, P dan
r I L te*entu diberikan dalam Tabel 3.5. yang didasarkan pada penyelesai-
an matematis untuk difraksi cahaya (Panny and Price, t952; dalam Soren-
sen, 1978). Difraksi gelombang air ini analog dengan difraksi cahaya, se-
hingga Tabel 3.5. juga dapat digunakan untuk memperkirakan pola garis
puncak gelombang dan variasi tinggi gelombang yang mengalami di-
fraksi.
Puncak
gelombang

Arah
I gelombang
Kedalaman
konstan

Titk yang
ditinjau
6:.,
tr::;,1

Gambar 3.17. Difraksi gelombang di belakang rintangan

Contoh 6

Suatu deret gelombang dengan periode 8 detik menuju pemecatr


gelombang dengan membentuk sudut 0 = 6O'. Kedalaman air di belakang
.!,:..

pemecah gelombang adalah l0 m dan dianggap konstan. Hitung tinggi


gelombang di titik A yang be{arak 140 m dari ujung pemecatr gelombang
dan membentuk sudut F = 3O" terhadap pemecah gelombang gelombang.
Tinggi gelombang di ujung rintangan adalatr 2 m.

III, ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG 97


sumbu absis dan ordinat serta lebar celah
berdimensi yaitu x/L, y/L dan B/L.
Apabila diinginkan hasil yang lebih teliti di dalam menentukan
koefisien difraksi untuk gelombang datang membentuk sudut terhadap
sumbu pemecah gelombang, maka dapat digunakan Gambar 3.20.a.
sampai 3.20.c.; yaitu bila sudut datang gelombang adalah 75o, 60o, 45o,
30o, l5o dan 0o. Gambar tersebut berlaku untuk nilai B/L:|.

'l
Rintangan

Lebar celah imajiner

Puncak gelombang

Gambar 3.19" Gelombang datang membenhrk sudut terhadap celah

dengan :

H'o : tinggi gelombang laut dalam ekivalen


Ho : tinggi gelombang laut dalam
K, : koefisien refraksi
Konsep tinggi gelombang laut dalam ekivalen ini digunakan dalam anali-
' sis gelombang pecah, kenaikan (runup) gelombang, limpasan gelombang
dan proses lain.

III. ANGIN,.PASANG SURUT DAN GELOMBANG 99


Tabel 3.5. Koefisien difraksi gelombang , K', dari gelombang datang
p (derajad)

l5 30 45 75 90 105 120 t35 t50 165 t80

0: 15"
v2 a.49 0.79 0.83 0.90 0.97 r.01 r.03 t.a2 l.0t 0.99 0.99 1.00 1.00
r 0.38 4.73 0.83 0.95 1.04 1.04 0.99 0.98 r.0r l.0l 1.00 1.00 I _00
2 0.21 0.68 0.86 r .05 1.03 0.97 1.02 0.99 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
5 0.13 0.63 0.99 I .04 1.03 t.02 0.99 0.99 1.00 l.ol 1.00 r.00 1.00
l0 0.35 0.58 I l0 I.05 0.98 0.99 t.0l
_ r.00 t.00 1.00 1.00 I.00 1.00

0:30"
U2 0.6t 0.63 0.68 0.76 0.87 4.97 r.03 1.05 l.o3 l.0r 0.99 0.95 1.00
r' 0.50 0.53 0.63 0.78 0.95 l.06 l.os 0.98 0.98 t.0l l.0l 0.97 1.00
2 0.40 0.44 0.59 0.84 t.o7 r.03 0.96 t.02 0.98 r.0l 0.99 0.95 1.00
5- 0.27 0.32 0.55 t.o0 r.04 1.04 t.oz 0.99 0.99 1.00 r.dr a.s7 1.00
l0 0.20 o.24 0.54 l.l2 l:06 0.97 0.99 l.0l 1.00 1.00 1.00 0.98 1.00
0:45"
v2 0_49 0.50 0.55 0.63 0.73 0.85 0.96 l.()4 1.04
l.06 1.00 0.99 1.00
r 0.38 0.40 0.47 0.59 0.76 0.95 1.07 1.06 0.98 o.97 l.0l l.0l 1.00
2 0.29 0.3r 0.39 0.56 0.83 1.08 1.04 0.96 1.03 0.98 l.0l r.00 1.00
5 0.18 0.20 4.29 0.54 t.0l r.04 1.05 1.03 1.00 o.99 l.0l 1.00 1.00
r0 0.13 0.15 0.22 0.53 t.l3 1.07 0.96 0.98 t.w 0.99 1.00 1.00 1.00

0:6Oo
v2 0.40 0.41 0.45 0.52 0.60 o.72 0.8-s l.13 1.04 l.06 l-03 l.0l 1.00
I 0.3r 0.32 0.36 o.44 A.57 o.75 0.96 1.08 1.06 0.98 0.98 l.ot 1.00
2 0.22 o.23 0.28 0.37 0.55 0.83 1.08 l.o4 0.96 l.o3 0.98 r.0r r.00
5 0.r4 0. r 5 0.18 6.28 0.53 l.0l 1.04 1.05 1.03 0.99 0.99 1.00 1.00
l0 0.10 0-t r 0.13 a.zt 0.52 l.14 1.07 0.96 0.98 lot l-00 1.00 1.00
0:75"
v2 0.34 0.35 0.38 0.42 0.50 0.59 0.71 0.85 0.97 1.04 1.05 1.02 1.00
r 0.25 0.26 0.29 0.34 0.43 0.56 0.75 0.95 t.a2 1.06 0.98 0.98 1.00
2 0.18 0.te 0.22 0.26 0.36 0.54 0.E3 r.09 1.04 0.96 1.03 0.99 r.00
5 0.r2 0.12 0.13 0.r7 0.27 0.52 l.0l 1.04 t.05 1.03 0.99 o.99 r.00
l0 0.08 0.08 0.10 0.13 0.20 0.52 l.l4 t.07 0.96 0.98 1.01. 1.00 r.00
0=9O" :

t/2 0.31 0.3r 0.33 0.36 0.41 o.49 0.59 0.7r 0.85 0.96 1.03 1.03 1.00
I 0.22 0.23 0.24 0.28 0.33 0.42 0.56 0.75 0.96 1.07 1.05 0.99 1.00
2 0.16 0.16 0.18 0.20 0.26 0.35 0.54 0.69 1.08 1.04 0.96 t.o2 1.00
5 0.10 0.10 0.1I 0.r 3 0.16 a.27 0.53 l.0l 1.04 1.05 t.oz 0.99 1.00
l0 0.07 0.07 0.08 0.09 0.r 3 0.20 0.52 l.l4 t.o7 0.96 0.99 l.0l 1.00

100 P ERENCANA/N PEI.AB UHAN


dengan sudut 0, sebagai fungsi rll dan/ (Wiegel, dalam Sorensen, 1978)

f (dqajad'l

0' t5 75 105 t20 135 150 165 r80

0= 105"
U2 0.28 0.28 0.29 0.32 0.35 0.41 O.49 0.59 0.72 0.85 0.97 l.0l 1.00
I 0.20 0.20 0.24 0.23 0.27 0.33 0.42 0.56 0.75 0.95 1.06 1.04 1.00
2 0.14 0.14 0.13 0.17 0.20 0.25 0.35 0.54 0.83 1.08 1.03 0.n 1.00
5 0.09 0.09 0.10 0.1I 0.13 a.n 0.27 0.52 r.02 1.04 1.04 t.02 1.00
l0 o.o7 0.06 0.08 0.08 0.09 0.12 0.20 0.52 l.l4 1.07 0.97 0.99 1.00

0: l2O"
rn 0.25 0.26 0.27 0.28 0.31 0.35 0.41 0.500.60 0.73 0.87 0.97 1.00
I 0.18 0.19 0.19 a.2t 0.23 0.27 0.33 0.430.57 0.76 0.95 1.04 1.00
2 0.13 0.13 0.14 0.14 0.r7 020 0.26 0.160.55 0.83 1.07 1.03 ' 1.00
5 0.08 0.08 0.08 0.(x) 0.1I 0.13 0.16 0.270.53 t.0l 1.04 1.03 1.00
l0 0.06 0.06 0.06 0.07 0.07 0.09 0.13 020 a.52 l.l3 1.06 0.98 1.00

0:135"
tn o24 424 0.25 0.26 028 0-32 0.36 A.42 0.52 0.63 0.76 0.90
1.00
I 0.18 0.17 0.18 0.19 021 o23 028 034 0.4 0.s9 0.78 0.95 1.00
2 a.tz 0.12 0.13 0.14 0,14 a)7 020 026 037 0.56 0.M 1.05 1.00
5 0.08 0.m 0.08 0.08 0.(D 0.ll 0.13 0.t7 028 0.54 1.00 1.04 1.00
l0 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07 0.08 0.(x) 0.13 021 0.53 t.tz 1.05 1.00
0: 15ff
tf2 o.23 0.23 024 025 027 0.2g 0.33 0.38 035 0.55 0.68 0.83 1.00
I 0.16 0.t7 0.17 0.18 0.19 0.22 024 029 0.36 0.47 0.63 0.83 1.00
2 aJz 0.t2 0.12 0.13 0.14 0.15 0.18 022 028 0.39 0.59 0.86 1.00
5 o.ffi o.ffi 0.08 0.08 0J8 0-10 0.1I 0.13 0.18 029 0.55 0.99 1.00
l0 0.05 o.05 0.05 0.06 0.06 0.07 0.08 0.10 0.13 022 0.54 l.l0 1.00
0= 165"
tn 023 0.23 0.23 024 026 028 0.31 O3s 0.41 0.50 0.63 0.79 1.00
I 0.16 0.16 0.17 0.17 0.19 020 023 026 0.32 0.40 0.53 0.73 1.00
2 0.ll o.ll o.tz 0.12 0.13 0.14 0.16 o.t9 023 0.31 o.4 0.68 1.00
5 0.07 o.ffi 0.07 0.07 0.08 0.09 0.10 0.12 0.15 020 0.32 0.63 1.00
l0 0.05 0.05 0.05 0.06 0.06 0.06 0.n 0.08 0.1I 0.1I o.zt 0.58 1.00

0= 180"
U2 0.20 0.25 0.23 0.24 0.25 0.28 0.31- 034 0.40 0.49 0.61 0.78 1.00
I 0.10 0.17 0.16 0.18 0.18 023 022 025 0.31 0.38 0.50 0.70 1.00
2 0.02 0.(D 0.12 0.t2 0.13 0.18 0.16 0.18 022 029 0.40 0.60 1.00
5 0.02 0.06 0.07 0.07 0.07 0.08 0.10 0.12 0.14 0.18 0.27 0.K 1.00
l0 0.01 0.05 0.05 0.04 0.06 0.07 0.w 0.08 0.10 0.13 0.20 0.36 1.00

III. ANGIN, PASANG S IOI

Anda mungkin juga menyukai