Anda di halaman 1dari 4

BAB II

SIKLUS HIDROLOGI

2.1. Definisi Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi merupakan proses kontinyu di mana air bergerak dari
bumi ke atmosfer dan kemudian kembali lagi ke bumi. Jumlah air yang ada di
planet bumi ini relatif tatap dari masa ke masa. Bumi kita terdapat sejumlah 1,3
sampai dengan 1,4 milyar km3 air 97,5% diantaranya berupa air laut 1,75%
berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah
dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di udara (Sosrodarsono, 1976).

Sungai & Danau


Air di udara 0.001%
0.001%
Air Tanah
Es & salju 0.72%
1.75%

Air laut
97.5%
Sumber: Comprehensive Assessment of the Freshwater Resources of the World: WMO

Gambar 2.1 Distribusi Pembagian Air di Permukaan Bumi

2.2. Proses Siklus Hidrologi

Air yang ada di bumi mengalami proses perulangan secara terus menerus
atau bersirkulasi. Matahari merupakan sumber tenaga bagi alam. Dengan adanya
tenaga matahari, maka seluruh permukaan bumi akan mengalami penguapan baik

SIKLUS HIDROLOGI hal. 3


dari muka tanah, permukaan tanaman (transporation) maupun permukaan air
(Water body). Akibat terjadinya penguapan, dalam kondisi tertentu di atmosfer
massa uap air akan semakin meningkat dan membentuk awan. Dalam kondisi
tertentu apabila diameter butirannya kurang dari satu mm awan yang terbentuk
dari uap air tersebut akan melayang-layang di udara, hal ini terjadi karena berat
butir uap air masih kurang dari gaya tekan keatas. Apabila berat butir uap air
sebanding dengan gaya tekan keatas maka uap air tersebut akan berpotensi
menjadi awan pembawa hujan (rain cloud).
Akibat berbagai sebab klimatologis, awan tersebut dapat menjadi awan
yang berpotensi menyebabkan hujan. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi besar
kemungkinan akan teruapkan kembali, dalam ilmu hidrologi peristiwa ini sering
di sebut sebagai evaporasi. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi dapat kita ukur
melalui alat pengukur atau pencatatan data hujan guna keperluan pengembangan
analisa hidrologi. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dikategorikan menjadi
dua bagian , pertama sebagai aliran limpasan (overland flow) yang akan mengisi
tampungan atau cekungan-cekungan di wilayah yang lebih rendah menuju ke
sungai sampai dengan pertemuan atau muara sungai. Bagian kedua sebagai air
yang terinfiltrasi akibat sistem atau tata guna lahan yang dapat menyebabkan
perjalanan air yang melimpas menjadi tertahan, kondisi hujan yang semakin besar
akan menyebabkan kelembaban tanah meningkat sehingga butir-butir air akan
dengan mudah masuk dan mengisi di antara sela-sela butiran tanah. Dengan teori
keseimbangan air (water balance), semakin besar air mengalami overland flow
maka semakin sedikit air yang terinfiltrasi begitu pula sebaliknya. Selama perjalan
air penuju permukaan yang lebih rendah aliran limpasan berikutnya akan mengisi
tampungan (depression storage). Apabila tampungan tersebut telah terpenuhi
maka air akan menjadi limpasan permukaan (surface run off) sebagai contoh air
yang melimpas melalui bendung. Sedangkan air yang terinfiltrasi akan
meneruskan perjalanannya dengan mengalir lateral di lapisan tidak kenyang air
sebagai aliran antara (sub surface flow/ interflow) dan sebagian lagi akan
mengalir vertikal sebagai air perkolasi yang akan mencapai lapisan kenyang air
atau kedap air sebagai graund water flow/ base flow yang akan berakhir menuju

SIKLUS HIDROLOGI hal. 4


laut (Sri Harto, BR., 2000). Poses perjalanan air sering dikenal sebagai daur atau
siklus hidrologi seperti ditunjukan pada Gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.2 Siklus Hidrologi

2.3. Soal Latihan


1. Setelah mempelajari materi pada BAB II, untuk mengingat kembali
tentang siklus hidrologi cobalah review kembali proses perjalanan air dari
awal hingga akhir lengkapi penjelasan dengan gambar sketsa dan
keterangan masing-masing proses kejadiannya!
2. Dalam mentransformasikan masukan (Input) dalam suatu sistem DAS
menjadi suatu keluaran (Output) dapat didekati dengan model hidrologi,
dipikirkan urutan prosesnya sebagai berikut: setelah hujan dikurangi oleh
kehilangan air akibat depression storage, kelebihanya akan jatuh di tanah.
Selanjutnya akan terbentuk overland flow, yang apabila jumlahnya lebih
besar dari interception storage akan terjadi surface runoff. Air yang
terinfiltrasi, apabila melewati lapisan unsaturated akan dapat terjadi
groundwater flow, sedangkan air yang terperkolasi selanjutnya menambah

SIKLUS HIDROLOGI hal. 5


potensi air tanah dan menyumbang aliran ke sungai sebagai interflow.
Benarkah proses alam itu seperti diskripsi tersebut di atas ? Jika tidak
benar, bagaimana yang benar ?

Referensi :

Gupta, R.S., 1989, “Hydrology and Hydraulic Systems”, Prentice Hall,


Englewood Cliffs, New Jersey.
Linsley, R.K, 1982, Hidrology for Engineers, Mc Grow-Hill Book Company,
New York.
Ponce, V.M., 1989, “Engineering Hydrology Principles and Practices”, Prentice
Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Sri Harto BR, 2000, “Hidrologi” (Teori, masalah, penyelesaian), Nafiri Offset.
Suripin, 2004, “Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan”, Andi,
Yogykarta.
Triatmodjo, B., 2008, “Hidrologi Terapan”, Beta Offset.
Ven Te Chow, et al., 1988, “Applied Hydrology”, McGraw-Hill Int’l edition.
Wanielista, M, et al., “Hydrology Water Quantity and Quality Control”, John
Wiley & Sons, Inc.
Wigati., R, 2011, “Laporan Hidrologi”, Laporan Akhir Hidrologi dan
Klimatologi Pengendalian Banjir Sungai Cisangu, CV. Cipta Tirta Marga.

SIKLUS HIDROLOGI hal. 6

Anda mungkin juga menyukai