Anda di halaman 1dari 20

REKAYASA PONDASI II 2013/2014

1 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)



TURAP

1. Pendahuluan
Turap merupakan struktur sheet piles yang dipancang secara kontinu kedalam tanah
sehingga membentuk dinding vertikal yang menerus dan digunakan untuk menahan tanah
yang berbeda elevasinya.

1.1 Jenis dan fungsi turap

Tiang-tiang turap (Sheet piles) sering digunakan untuk membangun sebuah dinding
yang berfungsi sebagai penahan tanah, yang biasa berupa konstruksi berskala besar maupun
kecil. . Turap dapat dibagi menjadi :
- Turap Baja
Ukurannya bisa dibuat panjang sehingga konstruksi yang memerlukan turap yang
panjang cocok memakai turap baja. Tetapi bila digunakan untuk konstruksi yang terkena air
laut langsung, misalnya di pelabuhan laut, maka turap baja sangat jarang, bahkan hampir
tidak pernah digunakan karena turap baja tidak bisa terkena air laut yang dapat membuatnya
menjadi berkarat
- Turap Beton
Turap beton adalah turap yang paling sering digunakan arena turap beton dapat
dipakai untuk konstruksi yang besar maupun yang kecil. Turap beton biasanya dibuat di
pabrik (prefabricated), sehingga kekuatannya dapat dikontrol dengan baik. Turap beton juga
lebih murah daripada turap baja. Tapi turap baja mempunyai masalah dengan ukurannya yang
terbatas.
- Turap Kayu
Turap kayu hanya digunakan untuk struktur yang kecil saja. Keuntungan turap kayu
adalah pengerjaan / instalasinya yang simple serta tidak memerlukan alat-alat berat pada saat
instalasi. Tapi turap kayu memiliki kekuatan yang paling kecil dibandingkan dengan turap
baja maupun turap beton dan turap kayu tidak begitu tahan terhadap perubahan suhu/iklim.

1.2 Dinding turap
Dinding turap adalah konstruksi dinding penahan tanah lentur yang dapat menahan
tekanan tanah di sekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, Di dalam konstruksi
dinding penahan tanah, dikenal konstruksi dinding penahan tanah kaku dan lentur. Dinding
penahan tanah lentur biasa disebut konstruksi dinding turap atau dinding turap saja. Dengan
tidak memakai jangkar/angkur, dinding turap juga bisa disebut dinding turap kantilever.




REKAYASA PONDASI II 2013/2014

2 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

1.3 Metode Pembangunan Dinding turap (sheet pile)
Dinding sheet pile bisa digunakan kembali dan bisa menjadi 2 kategori dasar, yaitu :
a. Dinding sheet pile kantilever
b. Dinding sheet pile berjangkar
Dalam membangun dinding sheet pile, sheet pile bisa dipancang ke tanah dan
selajutnya ditempatkan pada sisi tanah. (Belakang dinding) atau sheet pile dikeruk/digali.
Pada beberapa kasus, tanah yang digunakan urugan dibelakang sheet pile adalah butiran.
Tanah dibawah garis keruk bisa berpasir atau tanah lempung.



Gambar 1. Tahapan Pekerjaan Dinding Turap.
1.4 Gaya-gaya yang bekerja pada turap
Pada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
Tekanan tanah aktif (Pa)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum
yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi tanah
dibelakangnya (Hary Christady, 1996)

Tekanan tanah pasif (Pp)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum
yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug
(Hary Christady, 1996)
REKAYASA PONDASI II 2013/2014

3 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

1.5 Analisis Gaya yang Bekerja pada Turap
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa turap mengalami gaya-gaya, yaitu
tekanan aktif dan tekanan tanah oasif. Gaya-gaya inilah yang selalu bekerja pada sebuah
konstruksi turap. Koefisien tekanan tanah dapat dilihat pada rumus dibawah ini





Dimana :
Ka = koefisien tekanan tanah aktif
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
= sudut geser dalam

Sementara itu tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari
diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya. Contoh
Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segiempat :




Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segitiga :





Dimana :
= berat volume tanah
H = kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka = koefisisen tekanan tanah aktif

Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan
rumus tekanan tanah pasif.
Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah yang terjadi pada sebuah
konstruksi turap.
REKAYASA PONDASI II 2013/2014

4 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)



2. Turap kantilever

Dinding Turap kantilever biasanya direkomendasikan untuk dinding dengan
ketinggian sedang, sekitar 6 m atau kurang diatas garis galian. Pada dinding ini, turap
berprilaku seperti sebuah balok lebar kantilever diatas garis galian. Prinsip dasar untuk
menghitung distribusi tekanan tanah lateral tiang turap kantilever dapat dijelaskan dengan
bantuan gambar 6, yang menunjukan prilaku leleh dinding kantilever yang tertanam pada
lapisan pasir dibawah garis galian. Dinding berputar pada titik O. Oleh karena ada nya
tekanan hidrostatik pada masing-masing sisi dinding, maka tekanan ini akan
salingmenghilangkan., dengan demikian Yang diperhitungkan hanya tekanan tanah lateral
evektif saja. Pada zona A, tekanan tanah hanya lah tekanan tanah aktif saja yang berasal dari
tanah sebelah diatas garis galian. Sementara pada zona B, oleh karena pelenturan dinding
didaerah ini, maka bekerja tekanan tanah lateral aktif dari bagian tanah sebelah atas garis
galian dan tekanan tanah pasif dibawah garis galian disebelah air. Kondisi pada zona $B$ ini
akan berkebalikan dengan zona C, yaitu dibawah titik rotasi O. Distribusi tekanan tanah
bersih ditunjukan pada gambar 6(b), namun untuk penyederhanaan biasanya gambar 6(c)
akan digunakan dalam perencanaan.


Gambar 6 Tiang turap kantilever tertanam pada pasir
REKAYASA PONDASI II 2013/2014

5 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

2.1 Turap kantilever pada tanah pasir

Untuk mengembangkan hubungan untuk kedalaman penanaman tiang turap yang
dibutuh kan kedalam didalam tanah granular perhatikan gambar 7(a). Tanah yang akan
ditahan oleh dinding turap, brada diatas garis galian, adalah juga tanah granular.
Permukaanair yanah berada pada kedalaman L1 dari puncak tiang. Ambillah sudut geser
pasir sebagai . Intensitas tekanan aktif pada kedalaman Z=L1 dapat dinyatakan sebagai ;

P
1
= L
1
K
a

Dimana ;
K
a
= koefisien tekanan aktif Rankine = tan
2
(45 - /2)
= berat isi tanah diatas muka air


Gambar 7. Tiang turap kantilever tertanam pada pasir

Dengan cara yang sama, tekanan aktif pada kedalaman Z = L1+L2(pada kedalaman
mika galian) adalah sama dengan ;

P
2
= (L
1
+L
2
)K
a


Perlu dicatat bahwa pada kedalaman garis galian, tekanan hidrostatis dari kedua arah
didning adalah sama dan oleh karena itu, akan saling menghilangkan.

Untuk menentukan tekanan tanah bersih dibawah garis galian hingga pada titik rotasi
O, seperti ditunjukan pada gambar 6(a) sebelumnya, harus lah dipertimbangkan bahwa
tekanan pasif bekerja dari sebelah kiri (sebelah air) kearah sebelah kanan(sebelah tanah) dan
juga tekanan aktif bekerja dari sebelah kanan ke sebelah kiri dinding. Tekanan aktif pada
kedalaman Z dapat diberikan sebagai ;

P
a
= [ L
1
+ L
2
+ (z - L
1
- L
2
) ]K
a

Juga tekanan pasif pada kedalaman z adalah sama dengan ;

P
p
= ( z - L
1
- L
2
) K
p

REKAYASA PONDASI II 2013/2014

6 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


Dimana, Kp = koefisien tekanan pasif rankine = tan
2
(45 + /2)

Maka dengan mengkombinasikan Pers. Diatas, tekanan lateral bersih dapat ditentukan
sebagai berikut ;

P = P
a
P
p
= (L
1
+ L
2
) K
a
- ( z - L
1
- L
2
)(K
a
K
p
) = P
2
(z L)( K
a
K
p
)

Dimana ; L = L
1
+ L
2


Tekanan bersih P menjadi sama dengan 0 pada kedalaman L3 dibawah garis galian,
atau ;

P
2
- ( z - L )( K
p
- K
a
) = 0
Atau :
( z - L ) = L3 = P
2
/ (K
p
- K
a)

2.1 Turap kantilever pada tanah Lempung



- Menghitung Dteoritis dengan persamaan:
D
2
[4.C (. L
1
+ .L
2
)] 2.D.P -
C L L
Z C P P
. 2 ) 2 '. 1 . (
) . . 12 .(
+ +
+

= 0


REKAYASA PONDASI II 2013/2014

7 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

- Mencari L
4
:
L
4
=
C
P L L C D
. 4
)] 2 '. 1 . ( . 4 .[ +


- Menghitung P
6
dan P
7
:
P
6
= 4.C (. L1 + . L2)
P
7
= 4.C + (. L1 + . L2)
- Kedalaman penetrasi sesungguhnya:
D aktual = 1,4 1,6 . D teoritis
- Mencari Z dan M max dengan persamaan:
Z =
6 P
P

- M max = P(Z + Z) -
Z
Z P 2 ' . 6


3. Turap berjangkar

Ada dua metode dasar pelaksanaan dinding sheeet pile berjangkar :
1. Metode dukungan tanah bebas (Free Earth Support Methode)






REKAYASA PONDASI II 2013/2014

8 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

2. Metode dukungan tanah terjepit (Fixed Earth Support Methode)

3.1 Jangkar
Jenis umum jangkar yang digunakan pada dinding sheet pile adalah sebagai berikut :
Anchor Plates dan Beams (Deadman). Anchor plates dan beams umumnya dibuat dari balok
cetak. Jangkar dipasangkan pada sheet pile oleh tic rods. Wale ditempatkan disisi depan atau
belakang suatu sheet pile untuk mempermudah pemasngan tic rods ke dinding, untuk
melindungi tic rods dari karat, umumnya dilindungi dengan cat atau bahan aspal.



REKAYASA PONDASI II 2013/2014

9 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)




- Tie Backs


- Vertical anchor piles




REKAYASA PONDASI II 2013/2014

10 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

- Anchor Beam Supported By Bakter pile
.

3.2 Turap berjangkar tumpuan bebas pada tanah pasir





P
1
= LK
a


Pada kedalaman Z = L1 + L2

P
2
= [ L
1
+ L
2
] K
a


Dibawah garis galian, tekanan netto akan nol pada z = L
1
+ L
2
+ L
3


O
REKAYASA PONDASI II 2013/2014

11 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

Hubungan L
3
diberikan oleh ;

L
3
= P
2
/ (K
p
K
a
)

Pada kedalaman z = L
1
+ L
2
+ L
3
+L
4


P
3
= ( K
p
K
a
) L
4


Untuk kesetimbangan gaya-gaya horizontal pada sheet pilew H
F
= 0 dan M pada
titik O = 0. Julmah gaya horizontal perunit panjang sheet pile adalah ;

Luas diagram tekanan ACDB area EBF F = 0

Dimana F adalah gaya tarik batang angkur perdiameter panjang dinding sheet pile
atau ;


Ra 1/2P
3
L
4
F = 0 atau

F = Ra [(K
p
K
a
)]L
4

Sekarang ambil momen pada titik O akan memberikan

- Ra[(L1 + L2 + L3) ( Z + l1)] + [(K
p
- K
a
)] L
4
2
(l
2
+ L
2
+ L
3
+ 2/3 L
4
) = 0 atau

L
4
3
+ 1,5 L
4
2
(l
2
+ L
2
+ L
3
) 3Ra[(L
1
+ L
2
+ L
3
) ( Z + l1)] / (K
p
K
a
) = 0

Persamaan diatas dapat diselesai kan dengan coba-coba untuk menentukan kedalaman
teoritis L
4
.

D
teoritis
= L
3
+ L
4

Untuk perencanaan konstruksi, kedalaman teoritis dapat ditambah sekitar 30-40%
atau ;

D
desain
= 1,3 + 1,4 D
teoritis

Momen maksimum teoritis dapat terjadi pada kedalaman z = L
1
dan z = L
1
+ L
2
.
Momen maksimum dapat dihitung pada suatu kedalaman z dimana gesersama dengan
0 yaitu ;

P
1
L
1
F + P
1
(z L
1
) + 1/2K
a
(z L
1
)
2
= 0

Ketika z diketahui, maka momen maksimum dapat dihitung.

Sheet pile adalah fleksible. Perpindahan (displacement) yang terjadi skibat
distribusi tekanan tanah cenderung mengurangi besar nya momen lentur maksimum.
Untuk alasan inilah Rowe (1952-1957) menyarankan suatu prosedur reduksi momen
desain maksimum pada sheet pile yang didapat metode tumpuan tanah bebas.

REKAYASA PONDASI II 2013/2014

12 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

Beberapa notasi yang digunakan dalam perhitungan reduksi momen adalah :

H adalah panjang total sheet pile yang terpasang = L
1
+ L
2
+ D
desain

Kekakuan relatife sheet pile, = (H
4
/EI)10,91x10
-7


H = Panjang total sheet pile (m)
E = Modulus material sheet pile(MN/m
2
)
M
d
= Momen desain
M
max
= Momen maksimum teoritis






































REKAYASA PONDASI II 2013/2014

13 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


Berikut adalah beberapa contoh konstruksi dinding turap kantilever dengan
material baja yang kebetulan merupakan material dikerjakan pada tugas terstruktur ini
:













































REKAYASA PONDASI II 2013/2014

14 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


PERENCANAAN TURAP


A. Data
1. Tinggi eksisting : h
1
= 1 m h
2
= 3,5 m
2. Tanah lapisan : = 7
o
= 1,5 ton/m
3

3. Jenis turap : Baja







Dredged Line
h1 = 1 m
I

h2 = 3,5 m
II
REKAYASA PONDASI II 2013/2014

15 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


B. Perhitungan
Ka = tg
2
(45
2
|
) = tg
2
(45
2
7
) = 0,783
Kp = tg
2
(45 +
2
|
) = tg
2
(45 +
2
7
) = 1,278


1 1 1 1
' Ka h P =
1745 , 1 783 , 0 1 5 , 1 '
1
= = x x P ton/m
2

( ) | | ( )
1 2 1 1 2 1 1 1 2
' ' h h Ka h h h P
W
+ + =
( ) | | ( ) 611 , 6 1 5 , 3 0 , 1 783 , 0 1 5 , 3 5 , 1 1 5 , 1 '
2
= + + = x P ton/m
2


( ) Ka Kp
P
L

=
2
2
3
'
'


( )
904 , 8
783 , 0 278 , 1 5 , 1
611 , 6
3
=

= L m

( ) ( )( )
3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1
'
2
1
' '
2
1
' '
2
1
L P L L P P L L P L P Ra + + + =
( ) ( )( ) 904 , 8 611 , 6
2
1
1 5 , 3 1745 , 1 611 , 6
2
1
1 5 , 3 1745 , 1 1 1745 , 1
2
1
x x x x Ra + + + =
751 , 39 = Ra ton/m


Ra
M
Z
E
=
( )
(

|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
+ +
|
.
|

\
|
+ = =


3
2
x x '
2
1

3
1
x ' '
2
1
2
1
x '
1
3 3 2 1 3 1 1 2 1 3 1 1
L L p L L L p p L L L p
Ra Ra
M
z
E
( )
m 4,767

3
2
x 8,904 x8,904 611 , 6
2
1

3
1
x 1 904 , 8 1 1745 , 1 611 , 6
2
1
2
1
x 1 904 , 8 1 . 1745 , 1
751 , 39
1
=
(

|
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ + |
.
|

\
|
+ =
z
z

( ) ( )
a p p
K K L K L L p + + =
3 1 1 5
' ' '
( ) ( )
2
5
ton/m 10,445 783 , 0 278 , 1 8,904 . 5 , 1 278 , 1 1 . 5 , 1 1 . 5 , 1 ' = + + = p

REKAYASA PONDASI II 2013/2014

16 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


( ) ( ) 783 , 0 278 , 1 5 , 1
445 , 10
'
'
5
1

=
x Ka Kp
P
A


067 , 14
1
= A


( ) ( ) 783 , 0 278 , 1 5 , 1
751 , 39 8
'
8
2

=
x
Ka Kp
Ra
A


29 , 428
2
= A



( ) | |
( )
2 2
5
3
'
' ' 2 6
Ka Kp
P Ka Kp Z Ra
A

+
=



( ) | |
( )
2 2
3
783 , 0 278 , 1 5 , 1
445 , 10 783 , 0 278 , 1 5 , 1 767 , 4 2 751 , 39 6

+
=
x
x x x x x
A

227 , 7581
3
= A



| |
( )
| |
( )
2 2 2
2 2
2
2
5
4
783 , 0 278 , 1 5 , 1
751 , 39 4 445 , 10 767 , 4 6 751 , 39
'
4 ' 6

+
=

+
=
x
x x x x
Ka Kp
Ra P Z Ra
A


422 , 33005
4
= A


0 . . .
4 4 3
2
4 2
3
4 1
4
4
= + A L A L A L A L
0 422 , 33005 227 , 7581 29 , 428 067 , 14
4
2
4
3
4
4
4
= + L L L L

Dengan cara coba-coba di dapat 5961 , 22
4
= L m 596 , 22
4
= L m

5 , 31 596 , 22 904 , 8
4 3
= + = + = L L D
teo
m

95 , 40 3 , 1 5 , 31 = = x D
desain
m

45 , 44 5 , 3 95 , 40
2
= + = + = h D L
desain
m L = 44,5 m > 12 m


Karena L sheet pile terlalu panjang lebih dari 12 m, maka perencanaan selanjutnya
digunakan jangkar. Adapun posisi jangkar dan diagram tekanan adalah sebagai
berikut :



REKAYASA PONDASI II 2013/2014

17 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


GambarTekananDenganJangkar


Jadi untuk mengetahui panjang h
4
dapat digunakan rumus sebagai berikut :

( ) ( )
( ) ( ) | |
( )
0
'
3
5 , 1
1 3 2
3 1 2 2
2
4
3
4
=

+ +
+ + +
Ka Kp
l Z L L Ra
L L L l L L


( ) ( )
( ) ( ) | |
0
) 783 , 0 278 , 1 ( 5 , 1
5 , 0 767 , 4 904 , 8 50 , 3 751 , 39 3
904 , 8 00 , 1 50 , 3 5 , 0 5 , 1
2
4
3
4
=

+ +
+ + +
x
x
L L

Dengan cara coba-coba di dapat 8162 , 6
4
= L m
720 , 15 8162 , 6 904 , 8
4 3
= + = + = L L D
teo
m

436 , 20 3 , 1 720 , 15 = = x D
desain
m

= + = + = 5 , 3 436 , 20
2
h D L
desain
23,936 m 24 m
B
Dredged Line
h1 = 1 m
d
I
II
P'2
P'1
Ra
h2 = 3,5 m
h3
h4
A
C
D
E
F
H
P'3
Z
Z
F
l1 = 0,5 m
l2 = 0,5 m
REKAYASA PONDASI II 2013/2014

18 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


Gaya yang bekerja pada jangkar :
( ) | |
2
4 2
1
' h Ka Kp Ra F =
( ) | | 503 , 22 8162 , 6 783 , 0 278 , 1 5 , 1 751 , 39
2
2
1
= = x x F ton/m

Untuk gaya geser sama dengan nol, maka :
( ) ( ) 0 ' ' '
2
1 1 1 2
1
1 1 1 1 2
1
= + + h Z Ka h Z P F h P

Misalkan Z h
1
= n, maka:

0 ' ' '
2
2
1
1 1 1 2
1
= + + n Ka n P F L P

0 5 , 1 783 , 0 1745 , 1 503 , 22 00 , 1 1745 , 1
2
2
1
2
1
= + + n x x n x x

0 916 , 21 1745 , 1 587 , 0
2
= + n n

( ) ( ) ( )
027 , 5
587 , 0 2
916 , 21 587 , 0 4 1745 , 1 1745 , 1
2
=

=
x
x x
n m

027 , 6 00 , 1 0274 , 5
1
= + = + = h n Z m

Momen maksimum terjadi pada gaya geser sama dengan nol, maka :

( )
3
'
2
'
3
'
2
1 1 2
1
2
1 2
1
1 1 2
1
max
n
n Ka
n
P l n F
h
n h P M + + |
.
|

\
|
+ =

( )
3
027 , 5
027 , 5 5 , 1 783 , 0
2
027 , 5
1745 , 1
5 , 0 027 , 5 503 , 22
3
0 , 1
027 , 5 0 , 1 1745 , 1
2
2
1
2
2
1
max
x x x x x
x x x x M

+ +
|
.
|

\
|
+ =

519 , 81
max
= M ton.m/m







REKAYASA PONDASI II 2013/2014

19 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)

Dimensi :




Menggunakan Tipe AU-25






Plat Angkur
Sehubungan dengan = 15
o
, sehingga untuk mencari nilai variasi Kp cos tidak
diperoleh akibat dari grafik Ovesen & Stromann (1972) tersebut nilai terkecil = 25
o
.
Untuk peencanaan plat angkur digunakan metode Ghaly (1997) dengan rumus sebagai
berikut :
REKAYASA PONDASI II 2013/2014

20 M. TAUFIK HARIADY (D121 12 064)


AH
A
H
P
u 1
28 , 0
2
1
tan
4 , 5

|
|
|
.
|

\
|
= ton.m/m
230 , 30 1 5 , 1 5 , 1 5 , 1
5 , 1 5 , 1
0 , 1
15 tan
4 , 5
28 , 0
2
=
|
|
.
|

\
|
= x x x x
x
P
o
u
ton/m
076 , 18
3
230 , 30
= = =
SF
P
P
u
izin
ton/m > F = 13,018 ton/m ok

Batang Angkur
Direncanakan jangkar Tie Rod di pasang setiap jarak 2 m, maka gaya tarik yang bekerja
pada angker adalah:

036 , 26 2 018 , 13 = = = x FS P
tarik
ton

Anda mungkin juga menyukai