PENDAHULUAN
Awal gerak butir sedimen dasar merupakan awal terjadinya angkutan sedimen di suatu
sungai atau saluran terbuka, dan oleh karenanya merupakan hal penting dalam perhitungan
Sedimen secara alami diuraikan oleh proses pelapukan dan erosi kemudian diangkut oleh
tindakan cairan seperti angin, es, gletser atau air dan atau gaya gravitasi yang bekerja pada
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil rombakan
batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun organisme yang
diendapkan pada cekungan sedimentasi yang kemudian mengalami pembatuan. Dalam batuan
sedimen dapat dijumpai fragmen batuan maupun mineral. Mineral – mineral yang umumnya
ditemukan dalam batuan sedimen antara lain : kuarsa, feldspar, kalsit, dolomite, mika, dan
mineral lempung. Batuan sedimen terjadi dari pembatuan atau litifiksi hancuran batuan lain atau
litifikasi hasil reaksi kimia atau biokimia. Sedangkan litifikasi sendiri berarti proses terubahnya
materi pembentuk batuan yang lepas – lepas ( consolidated/coherent rocks ). Lithifikasi tersebut
air dari pori – pori karena pemadatan atau penguapan ( dessication ), pengkristalan
(crystallization).
1.2 Rumusan Masalah
b) Rumus apakah yang dapat digunakan untuk menentukan awal gerak butir sedimen?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Butir sedimen dikatakan bergerak apabila terjadi perpindahan tempat yang biasanya dipengaruhi
oleh air, angin , gletser maupun gaya gravitasi. Awal gerak butir sedimen sangat penting dalam
kaitannya studi tentang transport sedimen, degradasi dasar sungai, desain saluran stabil, dsb.
Karena pergerakan butir sedimen sangat tidak teratur, maka sangat sulit untuk
mendefinisikan dengan pasti sifat atau kondisi aliran yang menyebabkan butir sedimen mulai
bergerak kondisi kritis ( awal gerak vutir sedimen ). Beberapa pendekatan dalam mendefinisikan
4. Terjadi pergerakan butir sedimen dan awal gerak sedimen adalah situasi saat jumlah
Gaya – gaya hidrodinamik yang timbul sebagai akibat adanya aliran, bekerja pada material
sedimen dasar yang cenderung menyebabkan butiran sedimen tersebut bergerak. Kondisi dimana
gaya-gaya hidrodinamika yang bekerja menyababkan suatu butiran mulai bergerak disebut
kondisi kritis atau gerak awal butiran sedimen. Hasil dari penelitian tentang gerak awal suatu
butiran sedimen menunjukkan sangat subjektif sekali karena sifat fisik dari material sedimen
tidak sama. Seperti material yang mempunyai kandungan fraksi lanau atau lempung 4 yang
cenderung mempunyai sifat kohesif, gaya-gaya yang melawan gaya hidrodinamik lebih
disebabkan oleh sufat kohesifitasnya. Berbeda dengan material yang sifat kohesifnya kecil
seperti pasir atau batuan, gaya perlawanan terhadap gaya hidrodinamik lebih disebabkan oleh
Gerak awal butiran dasar dapat dijelaskan dengan cara seperti (Graf, 1984):
2. Dengan kondisi tegangan gesek kritis yakni dengan mempertimbangkan hambatan gesek
Gaya-gaya yang bekerja pada suatu butiran dasar terdiri dari gaya hambat, FD, gaya angkat, FL,
dan gaya berat, W. Hjulstrom (1953) dalam Graf (1984) mengadakan penelitian dan membuat
laporan tentang garis batas erosi, transportasi dan deposisi. Dalam analisis data yang lebih luas,
untuk pergerakan material dasar lepas dengan ukuran seragam, Hjulstrom menggunakan
kecepatan rerata sebagai pengganti kecepatan dasar. Dengan alasan ini, dianggap bahwa
kecepatan rerata 40% lebih besar dari kecepatan dasar untuk aliran yang kedalamannya melebihi
1,00 m.
Akibat adanya aliran air, timbul gaya-gaya aliran yang bekerja pada butir sedimen.
sedimen.
Pada butir sedimen kasar (pasir dan batuan), gaya untuk melawan gaya-gaya aliran tsb
Pada butir sedimen halus yang mengandung fraksi lanau (silt) atau lempung (clay) yang
cenderung bersifat kohesif, gaya untuk melawan gaya-gaya aliran lebih disebabkan oleh
Kohesi butir sedimen halus merupakan fenomena yang kompleks; pengaruh kohesi bervariasi dan
bergantung kandungan mineral.
Pada waktu gaya-gaya aliran (gaya hidrodinamik) yang bekerja pada butir sedimen mencapai
suatu nilai tertentu, yaitu apabila gaya sedikit ditambah maka akan menyebabkan butir sedimen
Bila gaya-gaya aliran berada di bawah nilai kritisnya, maka butir sedimen tidak bergerak;
Bila gaya aliran melebihi nilai kritisnya, butir sedimen bergerak; dasar saluran dikatakan
Gaya-gaya yang bekerja pada aliran permanen seragam dapat dikategorikan sebagai gaya
pendorong berupa gaya tekan hidrostatis yang saling meniadakan, gaya tekan atmosfir, gaya
berat, dan gaya penghambat yang merupakan gaya perlawanan terhadap gaya pendorong. Gaya
hambat biasa disebut dengan gaya gesek dasar. Berdasarkan prinsip kesetimbangan gaya atau
hukum Newton tentang gerak, maka penurunan kedua jenis gaya diatas pada saluran lebar
τo = ρ g h Sf
dimana:
Sf = gradien hidraulis,
h = kedalaman aliran.
Aplikasi dari persamaan tegangan gesek ke persamaan koefisien sedimen didapat persamaan
A” = (τo)cr / (γs – γ) d
Shields (1936) memasukkan kecepatan gesek dasar, U* = (τo / ρ)1/2, yang digunakan dalam
Kurva hubungan tegangan gesek kritis dengan bilangan Reynolds tersebut, oleh shields (1936)
(dU*/v) = 11,6 (d / δ)
Rumus yang bisa digunakan untuk menentukan permulaan gerak butiran ini, diantaranya
Sumbu Y dari grafik tersebut merupakan tegangan tak berdimensi (dimensionless stress), dengan
Pada Aliran Seragam, tegangan gesek dasar (τo) dapat didefinisikan dengan persamaan sebagai
τo = ρ. g. D. So = ρ.u*2
Permulaan Gerak Butiran biasanya dicari dengan pendekatan ekstrapolasi critical tractive force.
Dengan melakukan regresi linear (least square fitting method) dari data τo, vs. qb' (berat kering
sedimen/satuan waktu = qb/dt), didapat nilai τoc. Dari τoc inilah dapat dihitung nilai kedalaman
τocr = γ. D . S = ρ. g. hcr. So
dengan:
So = kemiringan dasar
Kedalaman aliran, h = 2 m
Kemiringan dasar saluran, So = 10-4
Butir material dasar seragam d = 4 mm dan rapat massa s =2800 kg/m3
Air T = 12oC, w = 1000 kg/ m3, g = 10 m/s2
Hitunglah
Penyelesaian :
d = 4 mm
2
1
ρs = 3000 kg/m³
ρw = 1000 kg/m³
T air = 20 ℃ = v = 10̅⁶m2 /s
τc
d = 4 mm , dari diagram Shield diperoleh ∶ (ρs− ρ) gd
= 0.05 ( NO.2 )
τc = 0.05 x ( 3000 − 1000 )x 9,8 x 0.004 = 3.92 N/m²
τc 3,92
U ∗ c = √ρw = √1000 = 0.0626
U∗c d 0.0626
Re = = = 6260
v 10 X 10̅⁶
MAKALAH
AWAL GERAK BUTIR SEDIMEN
DOSEN PENGAJAR
Achmad Rusdi ST.,MT.
DISUSUN OLEH
1. Dayu Sukma Sejati ( 2014 7011 063 )
2. Dwi Tita An Nuur ( 2014 7011 075 )
3. Hamdan Malawat ( 2017 7011 081 )
4. Muhammad Fadhilah Derajat ( 2014 7011 091 )
5. Rudi Tirsa Ambasalu ( 2014 7011 052 )