Gelombang Linier
12
pantai, perencanaan bangunan-bangunan pantai seperti pelabuhan, dermaga,
pemecah gelombang (breakwater) dan lain-lain.
Gelombang menjadi penting untuk alat analisa karena diperlukan data-data
mengenai berapakah tinggi gelombang yang terjadi di sekitar daerah pantai dan
bangunan pantai?, berapa tekanan hidrostatik serta tekanan hidrodinamiknya?,
bagaimana pola penyebaran gelombang di sekitar daerah pantai, dan sekitar
bangunan pantai seperti tiang pondasi, dan-lain-lain. Bagaimana pola transformasi
seperti refraksi, difraksi, dan tinggi gelombang pecahnya. Bagaimana gaya
gelombang yang terjadi dan pengaruhnya terhadap kekuatan struktur pemecah
gelombang dan bangunan pantai lainnya.
Disamping itu, gelombang yang dibangkitkan oleh angin akan mempunyai
frekuensi dan tinggi gelombang yang bervariasi sehingga perlu pemodelan
masalah statistik gelombang untuk menentukan tinggi gelombang rencana (wave
height design). Dan terakhir, bagaimana pengaruh gelombang dalam
membangkitkan arus dan mekanisme angkutan sedimen pantai serta proses
terjadinya erosi dan abrasi pada pantai.
13
Gambar 2.2. Ilustrasi profil gelombang sinusoidal sederhana
Puncak
L
gelombang
x
H
a
Lembah h
gelombang
Pada Gambar 2.3. dapat dijelaskan beberapa paramater dan definisi yang
perlu diketahui dalam memahami pengertian gelombang laut.
14
a. Gelombang laut (ocean wave) adalah rambatan massa air laut yang
berfluktuasi naik turun akibat dibangkitkan terutama oleh angin di daerah
pembangitan di laut dalam.
b. Panjang gelombang (L) didefinisikan sebagai jarak dari satu puncak
gelombang ke puncak gelombang berikutnya. Bisa juga disebutkan sebagai
jarak antara dua puncak atau jarak antara dua lembah.
c. Periode gelombang (T) didefinisikan sebagai waktu yang ditempuh untuk
mencapai jarak satu panjang gelombang,
d. Cepat rambat gelombang (c) adalah cepat rambat gelombang yang dapat
dihitung dengan hubungan persamaan berikut
c = L/T
e. Puncak gelombang adalah bagian dari gelombang yang permukaan airnya
paling tinggi membentuk pola cembung yang menghadap ke bawah (convex
upward shape) .
f. Lembah gelombang adalah bagian dari gelombang yang permukaan airnya
paling rendah membentuk pola cekungan yang menghadap ke atas (concave
upward shape).
g. Tinggi gelombang (H) adalah jarak vertikal dari puncak gelombang ke
lembah gelombang.
h. Amplitude gelombang (a) adalah jarak vertikal dari puncak gelombang atau
lembah gelombang ke muka air rata-rata (mean water level) atau muka air
diam (still water level). Amplitudo gelombang juga sering disebut sebagai
setengah dari tinggi gelombang (= H/2).
i. Kedalaman gelombang (h) adalah jarak vertikal dari dasar laut ke muka air
rata-rata (mean water level) atau muka air diam (still water level).
j. Frekuensi gelombang (f) adalah 1/T yaitu jumlah gelombang yang melalui
suatu lokasi atau titik pada suatu waktu tertentu
k. Angka gelombang (k) disebut juga sebagai wave number adalah 2π T .
l. Laut dalam (deep water) adalah daerah laut dimana tidak dipengaruhi oleh
kecepatan gelombang dan hanya tergantung pada periode dan panjang
gelombang.
15
m. Laut transisi (Transisional water) adalah daerah antara gelombang laut
dalam dan laut dangkal yang kecepatannya tergantung pada periode dan
panjang gelombang.
n. Laut dangkal (shallow water) adalah daerah laut yang kecepatannya
tergantung hanya pada kedalamannya dan tidak dipengaruhi oleh periode
gelombang.
16
Ilustrasi dari Tabel 2.1. di atas dapat dilihat secara lebih baik pada Gambar
2.4 yang menunjukkan masing-masing karakteristik gelombang dan bentuk gerak
orbital partikel gelombang pada masing-masing kedalaman.
Sesuai dengan asumsi dasar teori gelombang linier, pola gerakan partikel
gelombang linier adalah irotasional sehingga membentuk trayektori lingkaran
partikel yang tertutup dan membentuk lintasan orbital dan tidak bergerak maju ke
depan.
17
Gelombang acak
18
Penjelasan skema pada Gambar 2.5 masing-masing akan dijelaskan pada bab 2
sub bab 2.6 mengenai gelombang linier, bab 3 mengenai gelombang nonlinier,
dan bab 7 mengenai statistik gelombang.
Berdasarkan pendekatan teori gelombang linier dan nonlinier, maka profil
masing-masing gelombang linier dan nonlinier dapat dilihat pada Gambar 2.6. di
bawah ini.
a.
b.
c.
d.
Pada Gambar 2.6. (a) adalah bentuk gelombang linier, sedangkan 3.4 (b),
(c) dan (d) adalah bentuk gelombang nonlinier. Pendekatan berdasarkan
penyederhanaan analisa gelombang secara statistik terdiri dari model gelombang
reguler dan gelombang ireguler.
Gambar 2.7. berikut ini adalah contoh ilustrasi dari beberapa gelombang
regular yang membentuk gelombang ireguler dan acak.
19
Gelombang
sinusoidal
individual
(regular)
Gelombang
laut yang
acak
(irregular)
20
2.5. Batasaan Penggunaan Teori Gelombang
Penggunaan pendekatan teori gelombang linier dan teori gelombang
nonlinier sebagai alat analisa sangat tergantung pada beberapa parameter,
diantaranya adalah berdasarkan pada kedalaman laut (h), tinggi gelombang (H),
dan panjang gelombang (L) serta periode (T), yang dapat dilihat pada Gambar 2.8
dan Gambar 2.9.
Pada Gambar 2.8 terlihat bahwa teori gelombang Stokes cocok digunakan
pada perairan laut dalam dan laut transisi (intermediate). Sedangkan gelombang
cnoidal dan solitary cocok untuk laut dangkal. Stream function cocok untuk laut
transisi dan teori gelombang linier Airy cocok digunkan untuk laut dalam dan
transisi. Yang menarik, semua teori gelombang mempunyai batasan yang sama
untuk kecuraman gelombang (H/ L) dimana merupakan syarat batas gelombang
akan mengalami peristiwa gelombang pecah (wave breaking).
21
Gambar 2.8 adalah kesesuaian teori gelombang berdasarkan fungsi
parameter tinggi gelombang (H), kedalaman (d), dan periode (T). Pada gambar
2.8. juga dijelaskan masing masing orde untuk teori Stokes dimana berlaku untuk
laut dalam hingga laut transisi. Kecuraman gelombang maksimum adalah 0.14
dimana merupakan batas gelombang untuk mulai terjadi gelombang pecah.
Pada Gambar 2.9. juga merupakan pembagian penggunaan teori
gelombang berdasarkan kedalaman yang mengakomodasi teori gelombang
nonlinier untuk gelombang solitar (solitary wave). Pada Gambar 2.9 juga
diberikab ilustrasi bentuk muka air gelombang untuk gelombang linier dan
nonlinier dimana untuk gelombang linier berbentuk sinusoidal dan untuk
gelombang nonlinier berbentuk trokoidal atau runcing di puncak dan landai di
lembah.
22
2.6. Persamaan Laplace
Sebelum memahami gelombang linier, perlu dipelajari proses penurunan
persamaan gelombang linier yang akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
Untuk dapat menganalisa suatu gelombang laut yang sangat komplek dan rumit
harus memodelkan persamaan gelombang ke dalam bentuk yang sederhana. Salah
satu pemodelan gelombang yang sederhana adalah model gelombang amplitudo
kecil (small amplitude wave) berdasarkan pada persamaan kontinuitas berikut ini.
∂u ∂v ∂w
+ + =0 (2.1)
∂x ∂y ∂z
Untuk dapat menyelesaikan persamaan gelombang yang sederhana, salah
satu syarat yang harus dipenuhi adalah asumsi bahwa aliran bersifat tidak
rotasional sehingga muncul konsep mengenai potensial kecepatan φ .
Potensial kecepatan didefinisikan sebagai kecepatan aliran pada suatu arah
yang tergantung pada perbedaan potensial. Komponen kecepatan dalam arah x, y,
z sebagai fungsi kecepatan adalah sbagai berikut.
dφ dφ dφ
u= , v= , w= (2.2)
dx dy dz
Substitusi komponen kecepatan ke dalam persamaan kontinuitas untuk
aliran permanen dan tak kompresibel akan diperoleh persamaan berikut ini.
∂ 2φ ∂ 2φ ∂ 2φ
+ + =0 (2.3)
∂x 2 ∂y 2 ∂z 2
persamaan ini disebut sebagai persamaan Laplace untuk tiga dimensi. Persamaan
gelombang linier diturunkan berdasarkan pada persamaan Laplace dua dimensi
berikut ini.
∇2 φ = 0 (2.4)
23
dengan φ adalah potensial kecepatan. Untuk menyelesaikan persamaan Laplace
agar dapat digunakan sebagai persamaan gelombang dibutuhkan penerapan
kondisi batas sebagaimana terdapat dalam Gambar 2.10. berikut ini.
w Kondisi
Kondisi
batas
batas
samping
samping
u
24
H g cosh k (h + z )
φ= cos kx sin σ t (2.6)
2σ cosh kh
H
η= cos (kx − σ t ) (2.7)
2
Maksud dari Pers. 2.7. artinya adalah gelombang berjalan ke arah kanan
sumbu x dengan kecepatan fase (kx- σ t ). Fluktuasi gelombang linier pada Pers.
2.7 dapat digambarkan dalam bidang dua dimensi arah x- z, dimana penjalaran
gelombang arah horizontal adalah searah sumbu x dan fluktuasi naik turun
permukaan gelombang adalah searah dengan sumbu z. (Lihat Gambar 2.11).
+z η
a x
H z=0
a
-z
h
Apabila gelombang tersebut berjalan ke arah kiri maka Pers. 2.7 akan
berubah menjadi seperti berikut ini.
25
H
η= cos (kx + σ t ) (2.8)
2
σ 2 = gk tanh kh (2.9)
⎛ 2π ⎞ 2π
2
L
⎜ ⎟ =g tanh kh , c = (2.10)
⎝ T ⎠ L T
26
Hasil dari subsitusi di atas adalah persamaan untuk mencari kecepatan gelombang
seperti ini.
g
c2 = tanh (kh) (2.11)
k
atau
g
c= tanh (kh) (2.12)
k
gT 2 2π h
L= tanh (2.13)
2π L
gT 2
L0 = (2.14)
2π
atau
L0 = 1.56 T2 (2.15)
sedangkan kecepatan gelombang di laut dalam adalah
gT
c0 = (2.16)
2π
atau
c0 = 1.56 T (2.17)
27
Parameter gelombang laut dalam bisanya disimbolkan dengan subscript O
di bawah simbolnya (contohnya L0 atau c0 atau h0).
L = gh T (2.19)
⎛σ 2 ⎞
σ 2 = g k tanh ⎜⎜ h ⎟⎟ (2.22)
⎝ g ⎠
Persamaan ini langsung dapat mencari nilai k karena periode T sudah
diketahui dengan σ = 2π T , sehingga persamaan ini tidak perlu iterasi
atau trial and error.
28
Atau dapat dirubah menjadi persamaan berikut untuk mencari panjang
gelombang L.
2
⎛ ⎡ 2 34 ⎤ ⎞ 3
⎜ ⎛σ h ⎞ ⎥⎟
L = L0 ⎜ tanh ⎢⎜⎜ ⎟
⎢⎝ g ⎟⎠ ⎥ ⎟
(2.23)
⎜ ⎢⎣ ⎥⎦ ⎟⎠
⎝
dengan :
L0 = 1.56 T2 , yang merupakan panjang gelombang di laut dalam.
(kh)2 = y 2 + 6
y
1+ ∑ d n y n
n =1
29
pi = 22 / 7
T = 14
Lo = 1.56 * T ^ 2
co = Lo / T
For i = 1 To imax
For j = 1 To jmax
K0 = 2 * pi / Lo
Y = K0 * dalam(i, j)
YE = 0
D(1) = 0.6666666667
D(2) = 0.3555555556
D(3) = 0.1608465608:
D(4) = 0.0632098765
D(5) = 0.0217540484
D(6) = 0.0065407983
For K = 1 To 6
YE = YE + D(K) * Y ^ K
Next K
X = Y ^ 2 + Y / (1 + YE)
If dalam(i, j) = 0 Then
EN(i, j) = 0
Else
PANJG(i, j) = 2 * pi * dalam(i, j) / Sqr(X)
DUAKH = 4 * PI / PANJG(i, j) * dalam(i, j)
SINH = 0.5 * (Exp(DUAKH) - Exp(-DUAKH))
EN(i, j) = 0.5 * (1 + DUAKH / SINH)
End If
C(i, j) = PANJG(i, j) / t
Next j
Next i
Disamping rumus dari Hunt, ada juga rumus dan program Fortran yang
diusulkan oleh Dean (1979) dengan metode Newton Raphson untuk mencari nilai
k berikut ini.
30
Sub iterasik(i, j, dalam(), k(), pi, t, g)
End Sub
Berikut ini juga akan ditampilkan contoh subroutine dengan metode iterasi
yang konsepnya adalah berdasarkan prinsip trial and error dengan menggunakan
bahasa Visual Basic 6.0. Maksud dari menampilkan tiga metode subroutine ini
adalah untuk memberikan tambahan informasi mengenai teknik-teknik iterasi
yang digunakan dalam program komputer untuk persamaan yang bersifat implisit.
Waktu hitungan iterasi ketiga contoh subroutine di atas sulit untuk dicari
kelemahannya karena dengan kemampuan hardware komputer di zaman sekarang
yang semakin cepat, ketiganya dapat mencari nilai atau variabel yang belum
diketahui dalam waktu yang sekejap saja.
31
For I =1 to imax
For j = 1 to jmax
If H(i,j) = 0 then goto 25
L1 = L0
15 kh=2* pi*H(i,j)/L1
TANH = (Exp(kh) - Exp(-kh)) / (Exp(kh) + Exp(-kh))
LL1 = L0 * TANH
If Fix(LL1*1000) = Fix(L1*1000) then goto 20
L1 = (LL1+L1)/2
Goto 15
20 LL2 (i,j) = LL1
CC(i,j) = LL2(i,j) /T
kh = 2*pi*H(i,j)/LL2(i,j)
nn(i,j) = 0.5+1 kh / (Exp(2*kh) – (Exp(-2*kh))*2
25 next j
next i
32
⎛ 0.33116 − 0.33025 ⎞
h/L = 0.33025 + ⎜⎜ ⎟⎟ . (0.3205 − 0.3200 ) = 0.330925
⎝ 0.3210 − 0.3200 ⎠
, untuk h/L0 = 0.3205 maka h/L = 0.330925,:
L = h/0.330925. sehingga L = 50/0.330925 = 151.09 m
⎛ 0.16573 − 0.16489 ⎞
h/L = 0.16489+ ⎜⎜ ⎟⎟ . (0.1282 − 0.12800 ) = 0.165058
⎝ 0.12900 − 0.12800 ⎠
33
Sumber : Parsons, 2000
Gambar 2.15. Foto lintasan orbital tertutup partikel gelombang linier
34
Pada Gambar 2.17 berikut ini merupakan gambar kecepatan partikel
maksimum vertikal dan horisontal untuk gelombang berjalan (progessive wave)
pada kondisi laut dangkal (shallow water) atau model gelombang panjang (long
wave).
35
Untuk melihat pengaruh perbedaan bentuk orbit partikel gelombang pada
saat berjalan di laut dangkal dan pada saat di laut dalam akan disimulasi dua
kedalaman lagi yaitu pada kedalaman 20 meter dan 50 meter.
Pada gelombang berjalan untuk kedalaman 20 meter maka terlihat ada
perbedaan pada bentuk orbital partikel yang menjadi lebih bulat dibandingkan
dengan gelombang yang berjalan pada kedalaman 5 meter seperti terlihat pada
Gambar 2.18 berikut.
36
Gambar 2.19. Kecepatan horisontal dan vertikal partikel pada h = 50 m, H = 2m
dan periode T= 10 detik
∂φ H cosh k (h + z )
a) u = − = σ cos (kx − σ t ) (kecepatan horisontal) (2.24)
∂x 2 sinh kh
atau
∂φ gHk cosh k (h + z )
u=− = cos (kx − σ t ) (2.25)
∂x 2σ cosh kh
∂u H 2 cosh k (h + z )
b) = σ sin (kx − σ t ) (percepatan horisontal) (2.26)
∂t 2 sinh kh
∂φ H sinh k (h + z )
c) w = − = σ sin (kx − σ t ) (kecepatan vertikal) (2.27)
∂z 2 sinh kh
∂w H sinh k (h + z )
d) =− σ 2 cos (kx − σ t ) (percepatan vertikal) (2.28)
∂t 2 sinh kh
37
Pola dan arah kecepatan dan percepatan gerak orbital partikel gelombang
dapat dilukiskan dalam gambar 2.20. di bawah ini.
kecepatan
Arah rambat gelombang
kecepatan
percepatan
38
Mengecilnya diameter gerak orbit partikel gelombang disebabkan akibat
adanya gesekan dengan dasar laut sehingga kecepatan dan percepatan partikel
gelombang juga semakin mengecil.
H sinh k (h + z )
ξ= cos (kx − σt ) (perpindahan vertikal) (2.31)
2 sinh kh
39
Trayektori partikel gelombang dapat dituliskan sebagai berikut.
⎛ς ⎞ ⎛ξ ⎞
2 2
⎜ ⎟ + ⎜ ⎟ =1 (2.32)
⎝ A⎠ ⎝ B ⎠
dengan
H cosh k (h + z )
A= (2.33)
2 sinh kh
H sinh k (h + z )
B= (2.34)
2 sinh kh
Sehingga persamaan untuk gelombang laut dalam (h/L > ½) bentuk trayektori
partikel gelombang menjadi
H kz
A =B e (2.35)
2
Sedangkan untuk gelombang laut dangkal (h/L < 1/20) sebagai berikut
H HT g
A= = (2.36)
2 kh 4π h
H ⎛ z⎞
B= ⎜1 + ⎟ (2.37)
2 ⎝ h⎠
2.10. Gelombang Berjalan dan Gelombang Berdiri
Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai disebut sebagai
gelombang berjalan (progressive wave). Gelombang berjalan merupakan fungsi
dari waktu akan mempunyai rumus sebagai berikut
cos (kx + σ t )
H
η= (2.38)
2
Maksud dari Pers. 2.31. yaitu gelombang berjalan ke arah kiri dri sumbu x.
Sedangkan gelombang yang berjalan ke arah kanan sumbu x mempunyai
persamaan gelombang seperti ini.
cos (kx − σ t )
H
η= (2.39)
2
Apabila gelombang berjalan dan membentur suatu dinding, maka gelombang akan
dipantulkan kembali (reflection). Apabila pantulan gelombang memantul
40
seluruhnya, maka akan terjadi gelombang berdiri (standing wave) yang
mempunyai persamaan seperti di bawah ini.
η = H cos kx cos σ t (2.40)
Gambar 2.23. di bawah ini merupakan contoh dari bentuk gelombang yang
terefleksi sempurna akibat membentur dinding yang tegak lurus.
∂u H 2 cosh k ( h + z )
= σ sin kx cos σ t (percepatan arah horisontal) (2.43)
∂t 2 sinh kh
41
∂w H sinh k (h + z )
=− σ 2 cos kx cos σ t (percepatan arah vertikal) (2.44)
∂t 2 sinh kh
suku tekanan
hidrodinamis
dengan menghilangkan suku nonlinier orde kedua, maka medan tekanan (pressure
field) pada gelombang berjalan (progressive wave) dapat dituliskan dalam
persamaan berikut ini.
ρgH cosh k (h + z )
p = − ρgz + cos(kx − σ t ) (2.48)
2 cosh kh
Suku pertama pada ruas kanan dari persamaan tersebut adalah tekanan
hidrostatis, sedang suku kedua adalah tekanan dinamis yang disebabkan oleh
percepatan partikel. Tekanan hidrostatis dan dinamis untuk gelombang berjalan
(progressive wave) dapat dilihat pada Gambar 2.24 di bawah ini.
42
z
η ( x, t ) x
Arah rambatan gelombang
dinamik hidrostatik
dinamik
hidrostatik
hidrostatik
sehingga tinggi gelombang menjadi dua kali lipat besarnya. Rumus gelombang
Tekanan dan gaya gelombang yang terjadi pada gelombang berdiri adalah sebagai
berikut:
ρgH cosh k (d + h)
p = − ρgh + cos kx cos σ t (2.50)
2 cosh kd
g h2 tanh kh
F =ρ +ρ gh η (2.51)
2 kh
43
2.13. Energi Gelombang
Salah satu ciri gelombang adalah mempunyai energi. Gelombang
mempunyai dua macam energi, yaitu energi kinetik dan energi potensial. Energi
kinetik disebabkan oleh gerakan partikelnya sedangkan energi potensial
gelombang disebabkan oleh perubahan muka airnya dan letak posisinya pada
suatu ketinggian atau datum tertentu. Energi kinetik gelombang dan energi
potensial dalam hal ini mempunyai rumus yang sama, sebagai berikut.
ρ gH2 L
Es = (2.52)
16
Energi total gelombang tiap satuan luas adalah jumlah dari energi kinetik
dan potensial gelombang. Tiap satuan luas maksudnya adalah satuan panjang
gelombang dikalikan 1m panjang, sehingga L pada Pers. 2.44 menjadi hilang dan
persamaan energi menjadi seperti berikut ini.
ρgH2
Es = (2.53)
8
Satuan energi gelombang dalam SI unit adalah Joule/m2. Energi gelombang
merambat bersama – sama dengan kelompok gelombang (wave group) yang
mempunyai kecepatan kelompok gelombang (wave group celerity, cg).
Gelombang muncul
Dan menghilang
di belakang
di sini
44
Pada Gambar 2.25. di atas, selama proses penjalaran gelombang pendek
(short wave) di laut dalam maka akan selalu muncul gelombang baru di ujung
belakang kelompok gelombang, gelombang yang baru terbentuk tersebut akan
mengejar kelompok gelombang hingga menghilang di ujung depan kelompok
gelombang. Munculnya gelombang baru ini disebabkan oleh karena kecepatan
kelompok gelombang lebih kecil dai kecepatan jalar gelombang sehingga
tertinggal di belakang dan seolah-olah membentuk gelombang baru.
Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju laut dangkal berjalan
dalam suatu kelompok gelombang (wave group). Penjalaran gelombang (wave
train) dalm suatu kelompok gelombang membentuk suatu envelope dari rangkaian
banyak gelombang. Berikut ini adalah contoh gambar suatu kelompok gelombang
yang terdiri dari dua gelombang.
Lg
η1
η = η1 + η 2
cg
η2
45
∆ σ ∂σ
cg = = (2.54)
∆k ∂k
1⎛ 2 kh ⎞
cg = ⎜⎜1 + ⎟c , (2.55)
2 ⎝ sinh 2 kh ⎟⎠
dengan
1⎛ 2 kh ⎞
n= ⎜⎜1 + ⎟ (2.56)
2 ⎝ sinh 2 kh ⎟⎠
jadi
cg = n . c (2.57)
Energi flux gelombang dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari Gambar dan dari persamaan fluks energi kelompok gelombang dapat
diketahui bahwa kecepatan ujung depan gelombang (wave front) mempunyai
kecepatan yang sama dengan kecepatan energi gelombang dan kecepatan
kelompok gelombang.
c wave front = cg (2.59)
46
Gambar 2.27. Tampilan muka software sederhana untuk analisa Pantai
47
Input data gelombang
Gambar 2.29. Tampilan input data dan Hasil Hitungan yang masih kosong untuk
analisa parameter gelombang
48
Kemudian klick pada tombol Hitung untuk mengetahui parameter gelombang
yang dapat dilihat pada Gambar 2.30 di bawah ini.
Gambar 2.30. Tampilan input data dan Hasil Hitungan yang sudah di-jalankan
Pada Gambar 2.29 dan 2.20 ada beberapa parameter gelombang yang akan
diterangkan pada Bab 4 mengenai transformasi gelombang, yaitu refraksi,
shoaling, perhitungan tinggi gelombang setelah mengalami refraksi dan shoaling,
dan gelombang pecah dan tipe-tipe gelombang pecah.
49
2.17. Soal –soal Teori Gelombang Linier
1. Suatu gelombang dari laut dalam dengan periode T = 10 detik menjalar tegak
lurus arah pantai. Hitunglah variabel pada kedalaman 100 m, 50 m, 20 m, 10
m, 5 m, 2 m.
a. panjang gelombang L,
b. k (wave number)
c. cepat rambat gelombang c,
d. n
e. kecepatan kelompok gelombang cg
f. tentukan tipe gelombangnya apakah kategori gelombang laut dalam,
laut transisi atau laut dangkal
Jawaban:
Data yang dipunyai adalah:
T = 10 detik
θ = 00 (arah gelombang tegak lurus pantai)
Dan dengan menggunakan rumus
gT 2 2π h
L= tanh
2π L
k = 2π / L
c=L/T
1⎛ 2 kh ⎞
n= ⎜⎜1 + ⎟
2 ⎝ sinh 2 kh ⎟⎠
cg = n . c
50
melalui cara coba-coba (trial and error) nilai L diperoleh sehingga nilai k dan c ,
n dan cg dapat dihitung:
L k c n cg keterangan
h = 100 m 155.96965 0.04030 15.59696 0.50254 7.83819 Laut dalam
h = 50 m 151.25149 0.04155 15.12514 0.56515 8.54798 transisi
h = 20 m 121.22191 0.05185 12.12219 0.76483 9.27142 transisi
h = 10 m 92.36849 0.06805 9.23684 0.87352 8.06858 transisi
h=5m 67.67855 0.09287 6.76785 0.93474 6.32622 transisi
h=2m 43.69906 0.14384 4.36990 0.97344 4.25385 Laut dangkal
tercatat sebesar 1.5 x 104 N/m2 and 2.0 X104 N/m2. Periode gelombang 1
detik. Hitunglah :
a. panjang gelombang, L
b. kedalaman laut, h
c. tinggi gelombang, H
Sensor 2
Sensor 1 h
7.62 m
Jawaban.
T = 10 detik
51
ρgH
Pada z1 = -h, P1 = 1.5 x 104 =
2 cosh kh
ρ g H cosh ( 7.62 k )
Pada z2 = -(h-7.62), P2 = 2.0 x 104 =
2 cosh kh
Sehingga,
2.0
Cosh (7.62 kh) = → k = 0.104 → L = 60.29 m (panjang gelombang)
1.5
dengan
L = 1.56T2 tanh (kh) → h = 3.9 m (kedalaman air laut)
maka :
ρgH 9806 H
P1 = 1.5 x 104 = =
2 cosh kh 2 cosh ( 0.104 )( 3.9 )
H = 3.31 m (tinggi gelombang)
RANGKUMAN
52