5.1 PENDAHULUAN
1
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
2
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Sumber Tujuan
a2 i=2 j=2 b2
Unit Unit
j=3
Persediaan . Permintaan
. .
. .
.
am i=m
cmn ; xmn j=n
bn
Keterangan :
Masing-masing sumber mempunyai kapasitas ai, dengan
i = 1,2,3,…,m
Masing-masing tujuan membutuhkan komoditas sebanyak bj, dengan
j = 1,2,3,…,n
Jumlah satuan (unit) yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan j adalah
sebanyak Xij
Ongkos pengiriman per unit dari sumber i ke tujuan j adalah Cij
3
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Sebagai ilustrasi, jika ada 2 sumber dan 3 tujuan (m =2 dan n =3), maka :
Sumber Tujuan
C11 ; X11
a1 b1
b2
a2 b3
C23 ; X23
Dengan formulasi :
Pembatas :
-Non negatif : x 11, x12 , x13, x21 , x22 , x23 ≥ 0 …………. (5.2)
4
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Pembatas 0 1 1 b1
tujuan
0 1 1 b2
0 1 1 b3
Dari tabel 5.1 diatas, semua koefisien teknologis akan berharga nol
atau satu, dan ini merupakan karakter atau sifat dari model transportasi. Kita
juga tidak dapat melihat solusi awal secara jelas, karena itu pada persoalan
transportasi tidak lagi digunakan tabel seperti table 5.1 diatas.
Untuk menyelesaikan iterasi model transportasi, tidak perlu
menggunakan tabel simpleks. Sebagai gantinya dapat digunakan tabel
matrik transportasi yang lebih sederhana yaitu :
Tujuan ( j ) Supply
1 2 3
c11 c12 c13
Demand b1 b2 b3
5
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Dalam persoalan yang sebenarnya, batasan ini tidak selalu terpenuhi atau
dengan kata lain, total jumlah persediaan/sumber yang tersedia mungkin lebih besar
atau lebih kecil daripada jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model
persoalannya disebut sebagai model yang tidak seimbang (unbalanced). Model
transportasi dapat dibuat seimbang dengan cara memasukkan variabel semu
(artificial).
Jika jumlah permintaan/tujuan (demand) melebihi jumlah persediaan/sumber
(supply), maka untuk menyeimbangkan kekurangan tersebut dibuat suatu sumber
dummy, yaitu sebanyak :
∑ bj - ∑ aj , ………………………………………………………………..(5.4)
j i
6
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Tujuan ( j ) Supply
1 2 3
c11 c12 c13
0 0 0 a dummy
Dummy = ∑ bj - ∑ aj
J i
Demand b1 b2 b3
∑ ai - ∑ bj , ……………………………………………………………….…(5.5)
i j
Demand b1 b2 b3 b dummy
=∑ ai - ∑ bj
i j
7
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Contoh 5.1
Pertamina memiliki tiga daerah penambangan minyak di Pulau Jawa, yaitu di
Cepu, Cilacap dan Cirebon dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar
600.000 galon, 500.000 galon dan 800.000 galon setiap harinya. Dari tempat-
tempat tersebut minyak kemudian diangkut ke daerah-daerah pemasaran yang
terpusat di Semarang, Jakarta, dan Bandung, dengan daya tampung masing-
masing sebanyak 400.000 galon, 800.000 galon dan 700.000 galon per hari.
Ongkos pengangkutan per 100.000 galon adalah :
Dari Cepu ke Semarang dan Jakarta masing-masing Rp.120.000,- dan Rp.
180.000,-. Dari Cepu ke Bandung tidak dilakukan pengiriman.
Dari Cilacap ke Semarang, Jakarta dan Bandung masing-masing Rp.300.000,- ,
Rp.100.000,- dan Rp.80.000,-.
Dari Cirebon ke Semarang, Jakarta dan Bandung masing-masing Rp.200.000,- ,
Rp.250.000,- dan Rp.120.000,-.
Buatlah diagram transportasi pengiriman minyak. Buat pula tabel
transportasinya.
Jawab :
Diagram transportasi :
Supply Demand
Cirebon Bandung
800.000 galon 700.000 galon
8
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Tabel transportasi :
Satuan supply & demand dalam “gallon”, ongkos pengangkutan dalam
“Rp./gallon”.
Tujuan
Semarang Jakarta Bandung Supply
1.2 1.8 0
Cepu 600.000
Cirebon 800.000
5.2.3 Iterasi
9
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
10
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Contoh 5.2
Tujuan ( Penawaran )
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
00
1 15
12 7 9 20
Sumber
2 25
0 14 16 18
3 5
(Permintaan) bj 5 15 15 10
11
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Jawab :
a. Cara pojok kiri atas
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
00
1 5 10 15 10 0
12 7 9 20
Sumber 2 25 20 5 0
5 15 5
0 14 16 18
3 5 5 0
bj 5 15 15 10
0 5 0 5
0 0
Z = 10.5 + 0.10 + 7.5 + 9.15 + 20.5 + 18.5 = 410
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
00
1 15 15 0
12 7 9 20
Sumber
15 10
2 25 10 0
0 14 16 18
3 5 555 5 0
bj 5 15 15 10
0 0 0 0
Z = 0.15 + 9.15 + 20.10 +0.5 = 335
12
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Tujuan (penalty)
1 2 3 4 ai
10 0 20 (10) (11) (11) (11) (0) (0)
11
1 00
5 10 15 15 15 15 5 (0)
0 14 16 18
(14) (0) … … … …
5
3 555 5 0 … … … …
Setelah solusi basis awal (solusi fisibel dasar) ditentukan oleh salah
satu dari ketiga metode penentuan solusi awal, langkah selanjutnya adalah
menyelesaikan model untuk mendapatkan solusi minimal (yaitu, total biaya
minimum). Solusi basis dinyatakan optimal apabila dilakukan perubahan
peubah basis sudah tidak memberikan penurunan harga lagi atau solusi
tujuan sudah minimal. Hal ini bisa ditunjukkan dengan angka perubahan
ongkos (∆cij). Bila belum optimal, maka harus dilakukan iterasi. Terdapat dua
metode solusi dasar untuk menghitung angka perubahan ongkos, yaitu :
metode stepping-stone (batu loncatan) dan metode modified distribution
/ MODI (distribusi yang dimodifikasi).
13
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Sebagai contoh, diambil solusi awal yang diperoleh pada contoh 5.2.a
dengan cara pojok kiri atas. Untuk loop yang ditunjukkan pada tabel
berikut ini, besarnya angka perubahan ongkos adalah :
1 2 3 4
10 0 20 11
00
1 B B
(-) (+)
12 7 9 20
2
B B B
(-) (+)
0 14 16 18
3 B
-15 (+) (-)
14
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
1 2 3 4
10 0 20 11
00
1 B B
+18 -2
12 7 9 20
2
B B B
-5
- 0 14 16 18
3 B
-15 +9 +9
ui + vj = cij …………………………………………………...(5.7)
15
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Perhitungan angka pengali dan angka perubahan ongkos pada contoh 5.2
sebagai berikut :
1 2 3 4
v1 = 10 v2 = 0 v3 = 2 v4 = 13
10 0 20 11
00
1 u1 = 0 B B
+18 -2
12 7 9 20
2 u2 = 7
B B B
-5
- 0 14 16 18
3 u3 = 5 B 555
-15 +9 +9
16
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Contoh 5.3
Selesaikan soal pada contoh 5.2 terdahulu, sampai ditemukan solusi
optimalnya menggunakan tabel transportasi.
Jawab :
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
5 00 10
1 15
+18 -2
12 7 9 20
Sumber 2 5 15 5
25
-5
-
0 14 16 18
3 5 5
-15 +9 +9
bj 5 15 15 10
17
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Iterasi 1 :
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
0 00 15
1 15
+18 -2
12 7 9 20
Sumber 2 0 15 10
25
-5
-
0 14 16 18
3 5 5 5
+24 +24 +15
bj 5 15 15 10
Iterasi 2 :
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
00 15
1 15
+5 +18 -2
12 7 9 20
Sumber 2 0 0 15 10
25
-
0 14 16 18
3 5 5 5
+19 +19 +10
bj 5 15 15 10
18
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Iterasi 3 :
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
00 5 10
1 15
+5 +18
12 7 9 20
Sumber 2 0 10 15
25
+2
-
0 14 16 18
3 5 5
+19 +19 +13
bj 5 15 15 10
Solusi akhir :
Sumber 1 ke Tujuan 2 = 5 unit, ongkos = 5 unit x Rp. 0,- = Rp. 0,-
Sumber 1 ke Tujuan 4 =10 unit, ongkos = 10 unit x Rp. 11,- = Rp. 110,-
Sumber 2 ke Tujuan 2 =10 unit, ongkos = 10 unit x Rp. 7,- = Rp. 70,-
Sumber 2 ke Tujuan 3 =15 unit, ongkos = 15 unit x Rp. 9,- = Rp. 135,-
Sumber 3 ke Tujuan 1 = 5 unit, ongkos = 5 unit x Rp. 0,- = Rp. 0,-
5.2.4 Degenerasi
Solusi basis awal yang didapat dari metode pojok kiri atas pada
contoh 5.1 adalah 6 (enam) sel. Dikatakan memenuhi ketentuan m + n – 1,
dimana jumlah baris adalah 3 (m = 3) dan jumlah kolom adalah 4 (n = 4); jadi
3 + 4 – 1 = 6 sel dengan alokasi.
Tabel tersebut akan selalu mempunyai enam sel dengan alokasi, jadi
kondisi untuk mendapatkan normal solusi terpenuhi. Jika kondisi ini tidak
19
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
20
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Tujuan
T1 T2 T3 ai
S1 10 20 30 100
Sumber 20 50 40
S2 200
Tujuan
S1 S2 T1 T2 T3 ai
10 20 30
S1 15 100+B
20 50 40
S2 25 200+B
Sumber T1 555 5 B
T2 B
Su S
T3 B
21
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Tujuan
S1 S2 T1 T2 T3 ai
0 80 10 20 30
S1 400
10 0 20 50 40
S2 500
-
20 30 0 40 10
Sumber T1 0 300
0
0
40 20 10 0 20
0
0
T2 300
60 70 80 20 0
Su S
T3 300
Latihan
22
ANALISA SISTEM Modul 5 – Model Transportasi dan Transshipment
Daerah Distribusi
1 2 3
1 120 180 -
Pengilangan 2 300 100 80
3 200 250 120
23