Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31dari 77 17 Februari 2017

BAB II
BILANGAN KARDINAL

A. Deskripsi singkat
Mahasiswa memahami pengertian bilangan himpunan ekivale n,
himpunan tak hingga biasa dan tak hingga Dedekind, himpunan
terbilang dan him-punan tak terbilang, sifat-sifat , himpunan
terbilang dan himpunan tak terbilang.
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Aspek Kognitif
1. Mahasiswa dapat menuliskan pengertian: Himpunan ekivalen,
Himpunan tak hingga biasa dan tak hingga Dedekind, himpunan
terbilang dan himpunan tak terbilang,
2. Mahasiswa dapat menunjukkan sifat-sifat himpunan terbilang dan
himpunan tak terbilang
Aspek Proses
1. Mempresentasikan ide, melakukan diskusi, berargumentasi,
menyempurnakan gagasan, bekerja keras dan sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dosen.
Aspek Skills
1. Terampil menyampaikan gagasan, berargumentasi dan
menyampaikan pertanyaan.
Aspek Sikap
1. Menunjukkan sikap santun, demokratis, dan toleran dalam
menyampaikan pendapat
C. Isi Materi perkuliahan
1. Himpunan ekivalen, himpunan tak berhingga biasa, dan
himpunan tak berhingga Dedekind
Ingat kembali:
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 77 17 Februari 2017

Suatu fungsi akan memenuhi kondisi dan


Suatu fungsi , fungsi kepada (surjektif) akan memenuhi
kondisi dan
Suatu fungsi , fungsi satu-satu (injektif) jika memenuhi
kondisi
Suatu fungsi , fungsi korespondensi satu-satu atau satu-satu
kepada (bijektif) jika f satu satu (injektif) dan kepada (surjektif) dari A
ke B

Menggunakan istilah korespondensi satu-satu, kita dapat


mengkarakteristikkan kesamaan ukuran yang juga disebut ekivalen .
Untuk himpunan yang berhingga, istilah ekivalen secara intuitif jelas. Jika
suatu himpunan memiliki k-elemen, maka himpunan tersebut akan
ekivalen dengan himpunan lain yang juga memiliki k-elemen. Himpunan A
memiliki k elemen jika dan hanya jika A ekivalen dengan bilangan k.
Dengan kata lain himpunan dikatakan berhingga apabila ekivalen dengan
bilangan asli tertentu.
Definisi Himpunan tak berhingga biasa
S suatu himpunan. Himpunan S dikatakan tak berhingga jika tidak
ekivalen dengan sebarang bilangan asli.
Contohnya
Misalkan, N adalah himpunan bilangan asli maka N himpunan tak
berhingga karena tidak ekivalen dengan sebarang bilangan asli.

Definisi himpunan ekivalen pada himpunan tak berhingga


Misalkan A dan B himpunan tak berhingga. dibaca A ekivalen B jika
ada korespondensi satu-satu antara A dan B.

Contoh himpunan ekivalen pada himpunan tak berhingga


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 77 17 Februari 2017

Menggunakan definisi himpunan ekivalen di atas, N (himpunan bilangan


asli) ekivalen dengan N itu sendiri dengan cara membentuk suatu fungsi
satu-satu pada yaitu
.

Ekivalensi diantara himpunan tak berhingga merupakan sesuatu


yang ajaib. Misalkan, setiap himpunan bagian tak berhingga dari N
ekivalen dengan N. Ini merupakan karakteristik umum himpunan tak
berhingga. Himpunan tak berhingga memiliki himpunan bagian sejati yang
sama ukurannya.

Teorema Dedekind
Misalkan S adalah himpunan. S dikatakan himpunan tak berhingga
Dedekind apabila S ekivalen dengan suatu himpunan bagian sejati dari S

2. Himpunan terbilang
Definisi
Suatu himpunan dikatakan terbilang (denumerable) apabila ekivalen
dengan N. Ingat bahwa setiap himpunan yang terbilang, pasti tak
berhingga.
Contohnya
a. himpunan bagian sejati terbilang dari N adalah himpunan bilangan
genap, himpunan bilangan ganjil, dan himpunan bilangan prima. N
juga menjadi himpunan bagian sejati terbilang dari himpunan bilangan
bulat, himpunan bilangan rasional.
b. , m sebarang bilangan asli.
Untuk menunjukkan himpunan A terbilang cukup dengan membuat
suatu korespondesi satu-satu (fungsi bijektif dari , misalkan
)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34dari 77 17 Februari 2017

N:1 2 3 4 5 …

A : m+1 m+2 m+3 m+4 m+5 ...


c. A himpunan. A himpunan kelipatan m, dengan m sebarang bilangan
asli. A terbilang
, fungsi bijektifnya

Teorema
Setiap himpunan terbilang merupakan himpunan tak berhingga

3. Bilangan Kardinal
Kardinal digunakan untuk menyatakan ukuran “seberapa besar
himpunan”. Kardinalitas himpunan A berarti seberapa besar A atau berapa
banyak elemen di A. Notasi yang digunakan adalah ‘#(A)’, banyaknya
elemen di A
Perhatikan bahwa dibaca kardinalitas A =0 jhj A
memiliki 0 elemen (tidak punya elemen)
, dibaca kardinalitas A = 1 jhj A memiliki satu anggota
Dsb
Secara intuitif dikatakan bahwa A himpunan, kardinalitas (ukuran A)
adalah n jhj A memiliki n elemen dituliskan ,

Kita secara intuitif telah mengetahui bahwa suatu himpunan


memiliki m elemen jika dan hanya jika berukuran sama dengan bilangan
m. Bagaimana mendefinisikan kesamaan ukuran? Biasanya kita
menentukan apakah himpunan A dan B memiliki ukuran yang sama
dengan cara menghitung banyaknya anggota himpunan A dan banyaknya
anggota himpunan B kemudian dibandingkan besarannya. Jadi kita bisa
mengatakan A dan B berukuran sama jika keduanya sama-sama
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 77 17 Februari 2017

himpunan kosong, keduanya sama-sama memiliki satu elemen, keduanya


sama-sama memiliki dua elemen, dsb. Jadi kita menggunakan banyaknya
elemen untuk menyatakan kesamaan ukuran dua himpunan. Selain
menghitung untuk menentukan kesamaan ukuran dua himpunan, kita
dapat membandingkan secara langsung. Misalkan akan dibandingkan
banyaknya jari di tangan kiri dan tangan kanan tanpa menghitung. Apa
yang dapat dilakukan? Ternyata kita dapat memasangkan masing-masing
jari di tangan kiri dengan jari di tangan kanan untuk menentukan bahwa
kedua tangan memiliki jari yang sama banyaknya. Yang telah kita lakukan
adalah mengkorespondensikan satu-satu tangan kiri (sebagai himpunan
dan jari-jarinya sebagai anggota himpunan) dengan tangan kanan
(sebagai himpunan dan jari-jarinya sebagai anggota himpunan).
Ide memasangkan elemen-elemen dua himpunan digunakan untuk
mendefinisikan kesamaan ukuran.

Definisi 1
A dan B himpunan. A dan B berukuran sama jika ada fungsi bijektif (satu-
satu kepada) dari A ke B atau sebaliknya dari B ke A. Hal ini berarti A dan
B equipollence, ditulis
Berdasarkan definisi 1 di atas, maka setiap bilangan asli n
memiliki/merepresentasikan ada n elemen. Oleh karena itu jika A dan B
himpunan yang sama-sama memiliki n elemen maka dikatakan A dan B
berukuran sama.
Di tulis sebagai dibaca sebagai jika banyaknya
elemen di A sama banyak dengan banyaknya elemen di B maka A dan B
equipollen.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 36dari 77 17 Februari 2017

4. Himpunan berhingga dan himpunan tidak berhingga


Definisi
A himpunan. A dikatakan himpunan berhingga jika A memiliki n elemen,
untuk suatu n bilangan asli. Atau A equipollent dengan suatu bilangan asli.
A dikatakan tidak berhingga apabila A tidak equipollen dengan suatu
bilangan asli

Beberapa teorema berkaitan dengan himpunan berhingga


1. Sebarang himpunan bagian dari himpunan berhingga adalah
himpunan berhingga
2. Himpunan kuasa dari himpunan berhingga adalah berhingga
3. Gabungan dua himpunan berhingga adalah berhingga
4. Perkalian Kartesius dua himpunan berhingga adalah berhingga
5. Gabungan berhingga koleksi himpunan berhingga adalah berhingga

Himpunan terhitung dan tidak terhitung

Himpunan tak berhingga yang tak terbilang. Himpunan demikian


merupakan himpunan tidak terhitung (uncountable) (termasuk tidak dapat
dihitung tak berhingga dan tak terbilang (nondenumerable))

A himpunan.
(i) A berhingga jika dan hanya jika A equipollent dengan suatu n
bilangan asli
(ii) A tidak berhingga jika dan hanya jika A tidak equipollent dengan
sebarang bilangan asli
(iii) A terbilang jika dan hanya jika A equipollent dengan
(iv) A terhitung jika dan hanya jika A berhingga atau terbilang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 37dari 77 17 Februari 2017

(v) A tidak terhitung (tidak terbilang) jika dan hanya jika A tak berhingga
tetapi tidak terbilang

Lemma 1
Misalkan A dan B himpunan. himpunan bagian dari A yang
saling lepas sehingga
Misalkan himpunan bagian dari B yang saling lepas sehingga
maka

Lemma 2
Misalkan A himpunan. X dan Y himpunan bagian dari A, dan f sebarang
fungsi di A. Berlaku:

Lemma 3 (kesimpulan Lemma 2)


Misalkan A dan B himpunan, f sebarang fungsi dari A ke B, g sebarang
fungsi dari B ke A (into), X dan Y himpunan bagian A, maka:

Lemma 4
Jika f fungsi satu-satu dan

Teorema Fundamental Bilangan Cardinal


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 38dari 77 17 Februari 2017

D. Rangkuman
1. S suatu himpunan. Himpunan S dikatakan tak berhingga jika tidak
ekivalen dengan sebarang bilangan asli.
2. Misalkan A dan B himpunan tak berhingga. dibaca A ekivalen
B jika ada korespondensi satu-satu antara A dan B.
3. Suatu himpunan dikatakan terbilang (denumerable) apabila
ekivalen dengan N
4. A dan B himpunan. A dan B berukuran sama jika ada fungsi bijektif
(satu-satu kepada) dari A ke B atau sebaliknya dari B ke A. Hal ini
berarti A dan B equipollence, ditulis

E. Pertanyaan/Diskusi
1. Show that if a set S has cardinality m, where m is a positive integer,
then there is a one-to-one correspondence between S and the set
{1, 2, . . . , m}. Then Show that if S and T are two sets each with m
elements, where m is a positive integer, then there is a one-to-one
correspondence between S and T .
2. Give an example of two uncountable sets A and B such that
is finite, countable infinite, uncountable
3. Give an example of two uncountable sets A and B such that

is finite, countably infinite, uncountable

DAFTAR PUSTAKA
1. Sugiarto, 2010, Pengantar Dasar Matematika. Jurusan Matematika
UNNES, Semarang
2. Kam-Tim Leung. 1992. Elementary Set Theory. Hongkong University
Press.
3. Bartle, Robert Gardner. 2000. Introduction to Real Analysis. Singapore:
McGraw Hill Book Company (Chapter 1 to 2.13 only)
4. Rosen, K. H. 2007. Discrete Mathematics and Its Application. The McGraw
Hill Company.

Anda mungkin juga menyukai