MODEL TRANSHIPMENT
7.1
Konsep Transhipment
s1
t1
d1
-D1
S2
s2
t2
d2
-D2
Penawaran
(supply)
S1
Permintaan
(demand)
(0)
(0)
Gambar 7.1
Proses distribusi dari pusat-pusat penawaran dapat melalui singahan-singahan
atau langsung menuju pusat-pusat permintaan. Notasi panah dua arah menunjukan
dimungkinkannya proses distribusi yang lebih luas, dalam artian bahwa arah distribusi
dapat lebih beragam.
Pengunaan singgahan akan mengakibatkan terbentuknya beberapa rute
pengiriman dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Dengan demikian, permasalahan
yang harus dijawab adalah bagaimana menentukan rute pengiriman yang terdekat
dengan biaya yang terkecil.
7.2
i 1
j 1
ij X ij
48
CONTOH 7.1
Sebuah perusahaan konstruksi sedang melaksanakan 3 buah proyek pada lokasi yang
berbeda yaitu Ulee Lheue, Lhoknga, dan Jantho, dengan kebutuhan masing-masing
1000.000, 800.000, dan 700.000 m3. Ketiga proyek tersebut menggunakan agregat
sebagai salah satu material. Agregat tersebut diambil dari 2 sumber utama yaitu Sibreh
dan Indrapuri dengan jumlah penawaran masing-masing 1.000.000 dan 1.500.000 m3.
Sebelum mencapai lokasi proyek, material tersebut terlebih dahulu dikumpulkan pada 2
stock pit utama yaitu Lambaro dan Seulimum. Proses distribusi dari ketiga material untuk
keempat lokasi proyek diperlihatkan dalam skema jaringan dan tabel biaya distribusi
Gambar 7.2 dan Tabel 7.1.
Ulee Lheue
(5)
1.000.000
(m3)
1.500.000
(m3)
Sibreh
(1)
Indrapuri
(2)
-800.000
(m3)
Lambaro
(3)
Seulimum
(4)
Lhoknga
(6)
-1000.000
(m3)
Jantho
(7)
-700.000
(m3)
Gambar 7.2
49
Noda
Sumber
1
2
3
4
5
7.2.1
3
3
6
0
7
-
Tabel 7.1
Noda Tujuan
4
5
6
5
7
0
0
6
9
8
7
8
3
-
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Perubahan batasan singgahan dilakukan dengan menambahkan variabel Xii pada kedua
ruas sama. Bentuk perubahan untuk masing-masing noda adalah sebagai berikut.
Noda 3 X33 + X13 + X23 + X43 = X33 + X35 + X37
Noda 4 X44 + X14 + X24 = X44 + X43 + X46 + X47
Noda 5 X55 + X35 = X55 + X56 - 800
Setiap noda singgahan, akan menerima jumlah masukan baik dari satu sumber atau
beberapa sumber. Agar noda singahan mampu manampung seluruh jumlah masukan,
maka seluruh noda singgahan harus mempunyai kapasitas tampungan (Buffer, B) paling
sedikit adalah jumlah dari seluruh penawaran atau permintaan. Dengan demikian, jumlah
tampungan dapat dituliskan sebagai berikut.
B > (penawaran/permintaan)
Atau
B > 1000 + 1500 = 2500
Penambahan komponen B pada persamaan-persamaan singgahan pada kedua ruas
sama dengan, akan menghasilkan persamaan batasan baru, yaitu :
X13 + X23 + X33 + X43 > B = 2500
(8)
X33 + X35 + X37 > B = 2500
(9)
Buku Ajar Penelitian Operasional
50
(10)
(11)
(12)
(13)
Berdasarkan hasil perubahan di atas, maka persamaan batasan yang akan dipakai dalam
analisa adalah persamaan 1 sampai dengan persamaan 13. proses analisa untuk dengan
menggunakan formulasi linear programming dapat dilakukan dengan menggunakan tabel
simplex.
7.2.2
Noda
Sumber
(i)
1
2
3
m
2
c11
X11
3
c12
X12
c21
X21
X13
X22
X31
C33
c3n
X3n
cm2
T2 + B
c2n
X2n
X33
Xm2
T1
c23
c32
cm1
c1n
X1n
X23
X32
Xm1
c13
c22
c31
cm3
Xm3
cmn
Xmn
B
S1
S2 + B
B
Sm
Tn
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penawaran dan permintaan dari
masing-masing baris dan kolom adalah sebagai berikut :
Untuk
baris/kolom
penawaran/permintaan
sekaligus
singgahan,
jumlah
penawaran/permintaan sesuai dengan jumlah yang diterima atau dikelurkan noda
yang bersangkutan ditambahkan dengan jumlah tampungan atau buffer (perhatikan
baris 2 dan kolom 2).
51
Untuk contoh kasus yang ditinjau, tabel transportasi dapat disusun sebagaimana
diperlihatkan dalam tabel transhipment (Tabel 7.3). berdasarkan tabel tersebut,
penggunaan notasi M sebagai unit biaya dilakukan karena berdasrkan gambar jaringan
distribusi, tidak ada pengiriman yang berasal dari noda-noda tersebut. Agar proses iterasi
dapat dilakukan, maka unit biaya M harus dimasukkan ke dalam tabel tersebut. M sendiri
merupakan sebuah bilangan imajiner yang bernilai sangat besar, sehingga tidak akan
memungkinkan proses pengiriman dilakukan melalui jalur dengan unit biaya ini.
Noda
Sumber
3
3
1
2
3
4
5
Jumlah
Permintaan
Tabel 7.3
Noda Tujuan
4
5
6
M
Jumlah
Penawaran
7
M
B
(2500)
B
(2500)
800 + B
(3300)
1000
1000
1500
B
(2500)
B
(2500)
B
(2500)
700
3
3
800
6
(-)
0
1700
7
(-)
M
Tabel 7.4
Noda Tujuan
4
5
6
6
M
M
200
5
M
M
1500
M
7
M
800
0
M
9
800
1000
M
0
8
2500
(-)
Suppl
y
7
M
M
8
(-)
3
700
M
B
(2500)
B
(2500)
800 + B
(3300)
1000
700
3|3|3|3
|3|3
3
5|5|5|5
|5|1
6
7|7|-||-|10
1|1|M-9
|M-9|-|15
5|5|M-3
|-|-|9
1000
1500
B
(2500)
B
(2500)
B
(2500)
Penalti
3|3|3|3
|3|3
1|1|1|1
|1|1
7|7|-||-|3|3|3|7
|7|8|-|-|-|-|
-
ui
0
-1
-3
-6
-10
52
Lambaro
(3)
Lhoknga
(6)
Indrapuri
(2)
Seulimum
(4)
Jantho
(7)
Gambar 7.3
Jumlah dan biaya pengiriman yang dibutuhkan untuk jalur pengiriman yang dipilih
diperlihatkan dalam Tabel 7.5.
Tabel 7.5
Noda Pengiriman
Dari
1
1
2
3
4
4
Ke
3
4
4
5
6
7
Biaya Minimum (Z)
Jumlah
(m3)
800.000
200.000
1.500.000
800.000
1.000.000
700.000
Biaya
Pengiriman
(Rp. ribuan)
2.400.000
1.200.000
7.500.000
5.600.000
9.000.000
2.100.000
27.800.000
53